tugas rekam medik
TRANSCRIPT
TUGAS PEMBUATAN REKAM MEDIS
PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR)
Oleh :
1. Dhyaksa Cahya P. G1A009088
2. Maulana Rizqi Yuniar G1A009089
3. Saidatunnisa G1A009090
BLOK CHEM IIIJURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2010
MEDICAL RECORD
Seorang wanita bernama Ny. Waria Matalata dengan usia 47 tahun dan beralamat
di Desa Pesugihan RT 1/2 datang ke unit gawat darurat RSMS pada hari Jumat, 2
Januari 2009 jam 11.00 dengan keluhan sakit pada ulu hati dan muntah-muntah
selama 2 hari. Dari penuturan pasien, diperoleh informasi bahwa 2 hari sebelum
masuk RS pasien mengalami serangan mendadak berupa sakit berat pada sisi kiri atas
perutnya yang diikuti rasa mual dan muntah. Pasien menggambarkan sakitnya terasa
tajam dan tetap tanpa menyebar. Namun demikian, setelah muntah berulang, seluruh
perut mulai terasa tetap sakit, ditambah dengan timbulnya nyeri tumpul di bagian
punggung tengah belakang. Karena pasien merasa nyeri dan muntahnya tidak
berkurang dengan tiduran, pasien memutuskan pergi ke IGD RSMS. Di sana pasien
mendapatkan suntikan anti nyeri dan oleh dokter diizinkan untuk pulang. Ternyata,
suntikan anti nyeri yang diberikan hanya berefek membebaskan dari nyerinya untuk
beberapa saat saja, tak lama kemudian pasien muntah kembali dan sekali lagi dia
mencari pertolongan ke IGD RSMS. Pada kedatangannya untuk kedua kali, pasien
diberikan suntikan lainnya dan juga obat yang diberikan melalui dubur untuk
mengatasi mual dan muntah. Selain itu, juga diputuskan pasien dimondokkan. Setelah
mondok, pasien masih mengeluhkan nyeri, diffuse pada seluruh perut dan nyeri alih
sampai punggung belakang. Pasien merasa paling nyaman jika berbaring dengan kaki
ditekuk. Dia juga merasa panas tapi tidak dingin, sudah tidak mampu makan, tetapi
masih bisa minum sedikit-sedikit. Hal ini tidak membuat nyeri membaik atau
berkurang. Terakhir buang air besar (BAB) kemarin dan normal.
Satu bulan yang lalu pasien mengalami serangan yang sama dan sudah
mengalami 4x serangan dalam 1 tahun terakhir. Empat bulan yang lalu pasien pernah
mondok di RS Banyumas dan dikatakan menderita pancreatitis “trouble digesting her
food”. Dia tidak tahu test apa yang sudah dilakukan saat itu, tetapi dia mendapatkan
infus cairan selama 3-4 hari. Tahun 1972, pasien pernah menjalani cholecystectomy
di RSCM karena batu empedu. Dia merasa nyerinya seperti yang pernah dialami
dahulu. Menurut pengakuan pasien pula, dia tidak pernah mengkonsumsi alkohol,
memiliki penyakit hati, jaundice, diabetes, peptic ulcer disease, indigestion, berat
badan turun atau perubahan makan, disfagia, atau perubahan BAB. Pasien juga tidak
pernah muntah darah atau menderita melena dan tidak memiliki batu ginjal. 6 tahun
yang lalu, oleh dokter di RS Banyumas pasien diminta untuk diet rendah tepung
(starch), rendah gula, dan tanpa kuah karena pasien memiliki kadar kolesterol darah
yang tinggi. Akan tetapi, diet tersebut tidak dilanjutkan oleh pasien dan sejak saat itu
pula pasien mengaku tidak pernah melakukan check up lagi. Pasien juga menyangkal
memilki lesi kulit yang tidak biasanya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Dari penuturan pasien, didapatkan riwayat penyakit yang pernah diderita oleh
pasien sejak masa anak-anak hingga sekarang. Pada waktu masih anak-anak, pasien
pernah menderita penyakit cacar air, seperti lazimnya anak-anak kecil lainnya.
Riwayat imunisasi yang pernah diterima juga tidak diketahui, pasien hanya
mengingat bahwa 6 tahun yang lalu ia pernah mendapat suntikan anti tetanus. Setelah
pasien dewasa, pasien juga tercatat pernah mengalami beberapa masalah kesehatan
antara lain masalah pada kelenjar tiroid yang kemudian diatasi dengan thyroid
replacement dan pancreatitis yang menyebabkan pasien pernah dirawat di rumah
sakit selama beberapa waktu. Selain itu, pasien juga pernah mengalami beberapa kali
operasi antara lain:
1. Cholecytectomy (1972)
2. Veins stripped (1969)
3. Hemorrhoidectomi (1968)
4. Histerektomi karena tumor jinak (1967)
5. Tiroidektomi sebagian (1963)
6. Biopsi payudara (1958)
7. Pengangkatan ganglion dari pinggul kiri (1951)
Pasien tidak memiliki riwayat trauma, namun mempunyai riwayat alergi
dermatitis atopik. Pasien diketahui pernah memiliki riwayat pengobatan antara lain
pil tiroid 1x sehari semenjak operasi tiroid usia 30 tahun, estrogen 3-4 tahun sejak
hysterectomy, dan valium (kadang-kadang). Pasien mendapat menstruasi untuk
pertama kalinya saat berusia 13 tahun dan tidak menstruasi sejak 34 tahun setelah
hysterectomy. Pasien mengaku heteroseksual oriented, tidak pernah berhubungan
seksual dan tidak pernah melahirkan. Tidak ada komplikasi yang diderita pasien.
Pasien tidak memiliki dokter/tenaga medis pribadi, namun tercatat pernah melakukan
upaya pemeliharaan kesehatan, antara lain :
1. Screening cancer : tidak melakukan pap smear sejak hysterectomy
2. Exercise : tidak teratur
3. Diet : kadang-kadang
4. Domestic violence : tidak ada
Riwayat keluarga
Genogram
Dalam keluarga pasien terdapat riwayat penyakit yang pernah dialami oleh
beberapa anggota keluarga, diantaranya adalah penyakit tiroid dan penyakit hepar.
Orang tua pasien telah meninggal, ibu pasien meninggal pada usia 66 tahun karena
permasalahan tiroid dan operasi sedangkan ayah pasien meninggal pada usia 68 tahun
karena pengerasan pembuluh darah. Saudara perempuan pasien berusia 42 tahun dan
diketahui memiliki kista pada kakinya. Sedangkan saudara laki-laki pasien berusia 45
tahun dan saat ini dalam kondisi sehat. Pasien diketahui tidak mempunyai pasangan
dan keturunan.
Riwayat Sosial
Pasien tinggal sendiri di Desa Pesugihan RT 1/2. Pasien mengaku memiliki
sejumlah kerabat dekat seperti bibi, paman dan sepupu yang tidak tinggal serumah
namun tinggal satu daerah. Mereka juga sering dimintai bantuan oleh pasien saat
pasien membutuhkan bantuan meskipun bantuan yang diberikan tidak teratur. Adik
ipar dan adik perempuan pasien membantu mengantarnya dari rumah ke RS. Pasien
tidak mempunyai asuransi kesehatan, namun mendapat jaminan pengangguran dan
ada sedikit tabungan yang cukup untuk keperluannya. Pasien merupakan lulusan
SLTA dan tidak melanjutkan ke PT. Pasien pernah bekerja sebagai karyawan di
bagian tata usaha pada salah satu supermarket lokal di dekat tempat tinggalnya, tetapi
sejak 6 bulan yang lalu pasien tidak bekerja lagi karena diberhentikan dari tempatnya
bekerja semula. Pasien tidak pernah menikah, tetapi pernah mempunyai hubungan
yang dekat, lama, dan intim dengan seorang pria. Akan tetapi, karena pasien mersasa
dingin akibat sesuatu hal yang kurang diketahui, pasien memutuskan untuk
mengakhiri hubungannya dengan pria tersebut dan sejak saat itu pasien tidak pernah
mempunyai hubungan asmara yang serius dengan siapapun. Pasien merasa memiliki
pemahaman yang kurang baik terhadap penyakit dan mengalami kesulitan dengan
istilah medis. Hal ini mungkin berpengaruh positif terhadap kepatuhan terapi jangka
panjang karena sikap terhadap sakitnya yang mulai menerima dan relatif optimis.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tampak kesakitan dan lemah
2. Vital Sign
a. Tensi : 150/90 mmHg
b. Nadi : 90x/ menit
c. RR : 20x/ menit
d. Suhu : 37,9˚C
3. Abdomen
Inspeksi : bekas operasi (+) di suprapubik, datar, venektasi
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Perkusi : tympani seluruh lapang perut
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), Nyeri ketok CV (-), Hepar dan limpa
dbn
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tidak tersedia
DAFTAR MASALAH
Nama Pasien : Ny. Waria Matalata Alamat: Desa Pesugihan RT 1/2
Tanggal periksa : 2 Januari 2009 Jam : 11.00
Daftar Masalah
No Tanggal onset
Tanggal masalah tercatat
Masalah aktif Masalah tidak aktif Tanggal penyelesaian masalah
1 31/12/200
8
2/01/2009 Abdominal Pain 2/01/2009
2/01/2009 pancreatitis 09/2008
2/01/2009 Diabetes 2009
2/01/2009 Peptic ulcer disease 2009
2 2/01/2009 High blood
cholesterol
2003
3 2/01/2009 Multiple surgery cholecytectomy 1972
veins stripped 1969
hemorrhoidectomy 1968
hysterectomy 1967
partial thyroidectomy 1963
breast biopsy 1958
ganglion removed
from left wrist
1951
4 2/01/2009 cacar air Semasa kecil
RENCANA BERDASARKAN MASALAH
1. Diagnostik
a. Tes Lab (Pemeriksaan GDS dan Urin) EKG
b. Pemeriksaan Abdomen
c. Pengawasan lanjutan
2. Terapeutik
a. Istirahat
b. Medikasi
c. Stabilisasi, berupa :
1) Memperbaiki sistem sirkulasi darah
2) Menormalkan suhu tubuh
3. Edukasi Pasien : Nasehat untuk pasien dan keluarganya, baik mengenai tujuan
terapi maupun prognosisnya.
DIAGNOSIS DAN TERAPI ( termasuk differensial diagnosis)
1. Diagnosis : H i pertensi
Terapi :
Obat-obat antihipertensi bekerja sebagai agen diuretik dan Beta Bloker
dalam tubuh. Pada sebagian besar pasien, penatalaksaan dengan obat
antihipertensi mula-mula diberikan dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan
secara titrasi sesuai dengan umur kebutuhan dan usia. Kombinasi pada obat
antihipertensi dengan dosis rendah memberi efektifitas tambahan serta
mengurangi efek samping.
2. Diagnosis : Diabetes Melitus
Terapi :
Terapi yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi diabetes melitus yang
dialami oleh pasien. Apabila pasien menderita diabetes melitus tipe 2, maka
dapat diberikan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) untuk menstabilkan kadar gula
darah. Akan tetapi, jika yang diderita adalah diabetes melitus tipe 1 untuk
sementara pemberian OHO dihentikan terlebih dahulu dan digantikan dengan
injeksi insulin sampai pada kondisi pasien dapat menerima kembali pemberian
OHO.