tugas phbb individu

24
TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH PENILAIAN DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI Soal : 1. Perbedaan pengukuran, penilaian, dan evaluasi minimal dari 2 pendapat ahli. 2. Perbedaan nilai dan skor 3. Perbedaan tes dan testee 4. Perbedaan tes objektif dan subjektif 5. Perbedaan validitas dan reliabilitas 6. Perbedaan kualitatif dan kuantitatif 7. Pengertian mean individu dan kelompok 8. Pengertian simpangan baku individu dan kelompok 9. Pengertian kurva normal dalam statistik 10. Pengertian dan tujuan tes lisan dan tes tertulis Jawaban : 1. Perbedaan Penilaian, Pengukuran dan Evaluasi a. Pengertian Pengukuran. 1.) Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan 1 | Page

Upload: evi-dwi-a

Post on 17-Feb-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas phbb individu

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH PENILAIAN DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

Soal :

1. Perbedaan pengukuran, penilaian, dan evaluasi minimal dari 2 pendapat ahli.

2. Perbedaan nilai dan skor

3. Perbedaan tes dan testee

4. Perbedaan tes objektif dan subjektif

5. Perbedaan validitas dan reliabilitas

6. Perbedaan kualitatif dan kuantitatif

7. Pengertian mean individu dan kelompok

8. Pengertian simpangan baku individu dan kelompok

9. Pengertian kurva normal dalam statistik

10. Pengertian dan tujuan tes lisan dan tes tertulis

Jawaban :

1. Perbedaan Penilaian, Pengukuran dan Evaluasi

a. Pengertian Pengukuran.

1.) Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement)

adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk

mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam

hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja

yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka

katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh,

mencium, dan merasakan.

2.) Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama

yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau

formula tertentu.

3.) Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performance

siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa

1 | P a g e

Page 2: tugas phbb individu

sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-

angka (Alwasilah et al.1996).

4.) Pernyataan definisi nomor 3 diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa

pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter

tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada

aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati

secara umum oleh para ahli (Zainul & Nasution, 2001).

5.) Secara lebih ringkas, Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian

pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan

satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.

Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut

atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik

tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya.

b. Pengertian Penilaian.

Penilaian adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti baik-buruk, efektif-

tidak efektif, berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya sesuai dengan kriteria atau tolak

ukur yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut para ahli, definisi penilaian yaitu:

1.) Menurut Buana (www.fajar.co.id/news.php). assessment adalah alih-bahasa dari

istilah penilaian. Penilaian digunakan dalam konteks yang lebih sempit daripada

evaluasi dan biasanya dilaksanakan secara internal. Penilaian atau assessment

adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti baik-buruk, efektif-tidak

efektif, berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya sesuai dengan kriteria atau tolak

ukur yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.) Menurut http://www.elook.org/dictionary/assessment.htm. Definition of

assessment : the classification of someone or something with respect to its worth.

( Definisi dari penilaian adalah penggolongan seseorang atau sesuatu berkenaan

dengan harganya.)

3.) Menurut Angelo (1991: 17) Classroom Assessment is a simple method faculty can use

to collect feedback, early and often, on how well their students are learning what they

are being taught. (Penilaian Kelas adalah suatu metode yang sederhana dapat

menggunakan fakultas (sekolah) untuk mengumpulkan umpan balik, awal dan

2 | P a g e

Page 3: tugas phbb individu

setelahnya, pada seberapa baik para siswa mereka belajar apa yang mereka

ajarkan.)

4.) Menurut Suharsimi yang dikutip oleh Sridadi(2007) penilaian adalah suatu usaha

yang dilakukan dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran

baik-buruk bersifat kualitatif.

5.) Menurut Depag yang dikutip Sridadi (2007) penilaian adalah suatu usaha untuk

mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh

tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui kegiatan

belajar mengajar yang ditetapkan sehingga dapat dijadikan dasar untuk

menentukan langkah selanjutnya.

6.) Menurut Rusli Lutan (2000:9) assessment termasuk pelaksanaan tes dan evaluasi.

Asessment bertujuan untuk menyediakan informasi yang selanjutkan digunakan

untuk keperluan informasi.

c. Pengertian Evaluasi.

Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti

penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut

Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating,

obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya

evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi

yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.

Berikut ini beberapa pengertian evaluasi menurut para ahli : 

1.) Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang

dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. 

2.) Menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai

berdasarkan hasil pengukuran. 

3.) Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai

suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang

diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes

maupun non tes.

4.) Menurut Bloom (1971), evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis

untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa

dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.

3 | P a g e

Page 4: tugas phbb individu

5.) Menurut Stufflebeam (1971), evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh,

dan menyajikna informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan. 

6.) Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang

ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.

7.) Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam

konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap

kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses

merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk

membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu

proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh

mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).

Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran

Berdasarkan pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian adalah suatu

proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui

pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah

membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif.

Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil

pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan

keputusan. Penilaian bersifat kualitatif.

Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk pengertian

masing-masing :

a. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai,

kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.

b. Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai

informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil

dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui

program kegiatan belajar.

c. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk

menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat

kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia

4 | P a g e

Page 5: tugas phbb individu

pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995:

21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.

2. Perbedaan Nilai dan Skor

Menurut Suharsimi ( 2005:235 ) bahwa skor adalah hasil pekerjaan menskor yang

diperoles dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang di jawab betul oleh

siswa. Sedangkan nilai adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan

tertentu, yakni acuan norma atau acuan standar.

Menurut Anas Sudijono ( 2007:309 ) bahwa skor merupakan hasil pekerajaan

memberi angka yang diperoles dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap batir item

yang siperoleh testee telah dijawab dengan betul, dengan memperhitungkan jawaban

betulnya. Sedangkan nilai adalah angka ( bisa juga huruf), yang merupakan hasil ubahan

dari skor.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan kata lain skor menjadi

bahan mentah yang akan diolah menjadi nilai. Kegiatan penskoran (scoring) dan penilaian

merupakan satu rangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahakan. Penskoran merupakan

kegiatan mengumpulkan data melalui tes maupun non-tes sehingga di peroleh skor mentah

(raw store) untuk kemudian diolah atau dikonversi (diubah) menjadi nilai.

3. Perbedaan Tes dan Testee

Perbedaan keduanya bisa dilihat dari pengertiannya masing-masing, yaitu

a. Pengertian tes :

1.) Allen dan Yen, 1979: 1. Mendefinisikan pengertian tes adalah alat untuk

memperoleh data tentang perilaku individu.

2.) Anastari, 1982:22. Menyatakan bahwa didalam tes terdapat sekumpulan pertanyaan

yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan, yang akan memberikan

informasi mengenai aspek psikologis tertentu (sampel perilaku) berdasarkan

jawaban yang diberikan individu yang dikenai tes tersebut.

3.) Menurut F.L. Goodeneough dalam Sudijono (2008: 67), tes adalah suatu tugas atau

serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu,

dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain.

5 | P a g e

Page 6: tugas phbb individu

4.) Menurut Norman dalam Djaali dan Muljono (2008: 7), tes merupakan salah satu

prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat

dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses pengajaran

yang dilakukan oleh guru.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat atau

prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,

dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

b. Pengertian testee :

Sedangkan pengertian testee berdasarkan buku Dasar-dasar Evaluasi

Pendidikan (Edisi Revisi) oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, menjelaskan bahwa testee

(dalam istilah Indonesia tercoba) adalah responden yang sedang mengerjakan tes.

Orang-orang inilah yang diukur atau dinilai, baik mengenai kemampuan, minat, bakat,

pencapaian, dan sebagainya.

4. Perbedaan Tes Subjektif dan Objektif

a. Pengertian tes subjektis

Secara ontologis tes subjektif adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya

terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan

menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan

berpikir siswa (Sukardi, 2008). Menurut Suherman (1993) tes subjektif adalah tes yang

menuntut siswa untuk dapat menyusun dan memadukan gagasan-gagasan tentang hal-

hal yang telah dipelajarinya, dengan cara mengekspresikan atau mengemukakan gagasan

tersebut secara tertulis dengan kata-kata sendiri.

b. Pengertian tes objektif

Sedangkan tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari

butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu

atau lebih jawaban di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan

pada masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawaban berupa

kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing-

masing butir item yang bersangkutan.

6 | P a g e

Page 7: tugas phbb individu

Perbedaan tes objektif dan tes subjektif

Tes objektif Tes subjektif

Aspek yang diukur •Sangat efisien untuk

mengukur pengetahuan

akan fakta

• Beberapa bentuk seperti

pilihan ganda dapat

menguku pemahaman,

kemampuan berpikir, dan

kemampuan kompleks

lainnya

• Kurang efisien atau tidak

tepat

untuk mengukur

kemampuan

memilih dan

mengorganisasikan

gagasan, kemampuan

menulis,

dan kemampuan problem

solving

• Sangat tidak efisien untuk

mengukur pengetahuan

fakta

•Dapat mengukur

pemahaman,

kemampuan berpikir, dan

kemampuan yang kompleks

lainnya

• Sangat efisien untuk

mengukur

kemampuan memilih dan

mengorganisasikan gagasan,

kemampuan menulis, dan

kemampuan problem solving

•Dapat mengukur

pemahaman,

kemampuan berpikir, dan

kemampuan yang kompleks

Persiapan membuat tes Sangat sukar untuk

menghasilkan

soal yang baik

Relatif mudah menghasilkan

soal yang baik

Cakupan materi Dapat mencakup materi dan

soal yang cukup banyak

Tidak dapat mencakup

materi atau soal yang cukup

banyak

Skoring Skoring sangat mudah

dilakukan dan objektif,

dengan dichotomously

scored item (Benar diberi 1

Skoring sangat sulit

dilakukan dan tidak objektif,

bersifat polytomously

scored item (Benar diberi

7 | P a g e

Page 8: tugas phbb individu

dan salah diberi 0) skor misalnya 1, sedangkan

salah tidak selalu diberi nilai

0; karena tergantung tingkat

kesalahan

Reliabilitas Sangat mungkin memiliki

reliabilitas yang baik/tinggi

Reliabilitas umumnya

rendah, karena skor yang

diberikan pada respon

belum tentu konsisten (lain

penilai lain skor)

5. Perbedaan Validitas dan Reliabilitas.

a. Pengertian validitas :

1.) Menurut Azwar (1986) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti

sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Menurut Arikunto (1999) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Menurut Nursalam (2003) validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen.

2.) Menurut Arikunto (1999) suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur

apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai

dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria.

b. Pengertian reliabilitas :

1.) Menurut Jogianto (2004:132), realibilitas adalah tingkat seberapa besar suatu

pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten.

2.) Menurut Mudrajad Kuncoro (2003:154) “Realibilitas menunjukkan konsistensi dan

stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran)”.

3.) Reabilitas didefinisikan sebagai keterandalan alat ukur yang dipakai dalam suatu

penelitian, apakah kita benar-benar dapat mengukur dengan tepat sesuai dengan

instrumen yang dimiliki.

4.) Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran

atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang

dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah

8 | P a g e

Page 9: tugas phbb individu

tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya

untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada

situasi yang berbeda-beda.

5.) Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes

mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam

bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi.

Menurut Nursalam (2003) Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau

pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali

dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama – sama

memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan.

Validitas Reliabilitas

• Validitas adalah sebuah proses

yang harus dilalui instrumen agar

dapat diketahui apakah

instrumen yang sudah

terkonstruksi telah mengukur

item yang seharusnya diukur.

• Validitas berhubungan dengan

ketepatan alat ukur untuk

melakukan tugasnya mencapai

sasaranya. Pengukuran dikatakan

valid jika mengukur tujuannya

dengan nyata atau benar.

• Validitas sifatnya tetap

• Reliabilitas adalah sebuah

proses yang harus dilalui

instrumen untuk mengetahui

kehandalan dari sebuah

instrumen.

• Reliabilitas menunjukkan

stabilitas dan konsistensi dari

suatu instrumen yang

mengukur suatu konsep. Suatu

pengukur dikatakan realibel

jika dapat dipercaya.

• Reliabilitas bersifat tepat

6. Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif

a. Pengertian data kualitatif dan penelitian kualitatif

Data kualitatif adalah data yg dihimpun berdasarkan cara-cara yg melihat

proses suatu objek penelitian. Data semacam ini lebih melihat kepada proses daripada

hasil karena didasarkan pada deskripsi proses dan bukan pada perhitungan matematis.

9 | P a g e

Page 10: tugas phbb individu

Teknik pengumpulan data meliputi pengamatan/observasi, wawancara, studi

literatur/pustaka, angket, dll.

Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja. Termasuk

dalam klasifikasi data tipe ini adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal.

Sebagai contoh adalah data kepuasan pelanggan (tinggi, sedang, rendah).

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-

penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-

prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)( Menurut Strauss

dan Corbin 1997: 11-13).

Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang

kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas

sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah

pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan

memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan

sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan.

b. Pengertian data kuantitatif dan penelitian kuantitatif

Data kuantitatif jelas mendasarkan hasil penelitian pada perhitungan-

perhitungan matematis yg kemudian memberikan gambaran atas suatu fenomena

kasus yg diajukan dalam penelitian. Data angka yg dihasilkan menjadi acuan atau

parameter tingkat atau level yg telah ditentukan sebelumnya. Cara-cara yg digunakan

bisa berupa tes (pra maupun pasca) yg kemudian melalui berbagai proses uji validitas

data.

Data kuantitatif adalah hasil pengamatan yang diukur dalam skala numerik

(bilangan), misalnya rerata penjualan surat kabar setiap hari, persentase penganggur

dalam sebuah kota, tingkat bunga deposito di bank, banyaknya kerusakan produksi

barang tertentu setiap hari, dan banyaknya kwh(kilo watt hour) listrik terpakai setiap

hari. Contoh lain dapat dilihat pada penjelasan tentang skala interval dan rasio. Data

kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Termasuk dalam klasifikasi data tipe ini

adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif

adalah data tinggi badab siswa, misalnya : 130 cm, 135 cm, 140 cm, dan sebagainya.

Kasiram (2008: 149) dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif, mendefinisikan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan

10 | P a g e

Page 11: tugas phbb individu

pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis

keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

Keduanya bisa jadi meneliti objek studi yg sama, dengan cara berbeda. Jadi kualitatif

bukan sekedar kualitas, dan kuantitatif bukan sekedar jumlah. Yg membedakan adalah cara

meneliti. Kualitatif berkutat pada proses,sebagai contoh, Efek Reflective teaching terhadap

kualitas pembelajaran siswa. Sedangkan  kuantitatif berkutat pada hasil, sebagai contoh,

Apakah Reflective teaching dapat meningkatkan prestasi siswa?

Perbedaan keduanya dapat diliat pada table berikut :

11 | P a g e

Page 12: tugas phbb individu

7. Mean Data Tunggal dan Mean Data Kelompok

a. Pengertian Mean Data Tunggal/Individu

Mean data tunggal merupakan jumlah nilai semua data dibagi dengan ukuran

data tersebut. Data Tunggal, Contoh : 3,3,4,6,7,7,8

12 | P a g e

Page 13: tugas phbb individu

Misalkan kita memiliki data berukuran n dengan nilai-nilai x1, x2, ..............., xn

maka :

x̄ =x1 + x2 + . . ..+ xn

n= 1n ( x1 + x2 +. .. . ..+xn )

sehingga,

b. Pengertian Mean Data Berkelompok.

Jika kita hanya mempunyai data berkelompok tanpa mengetahui detail setiap data

dalam kelompok tersebut, maka mean ditentukan dari nilai titik tengah kelompok-

kelompok tersebut.

Data kelompok adalah data seperti berikut ini :

Rataan (x̄ ) data berkelompok dihitung sebagai berikut :

x=rata−rata

x i=titik tengah

f i=Frekuensi

8. Simpangan Baku Individu/Tunggal dan Kelompok

a. Pengertian simpangan baku

13 | P a g e

x̄ = 1n

∑i= 1

n

xi

x=∑i=1

k

x i f i

∑i=1

k

f i

Page 14: tugas phbb individu

Dalam statistika dan probabilitas, simpangan baku atau deviasi standar adalah

ukuran sebaran statistik yang paling lazim. Singkatnya, ia mengukur bagaimana nilai-nilai

data tersebar. Bisa juga didefinisikan sebagai, rata-rata jarak penyimpangan titik-titik data

diukur dari nilai rata-rata data tersebut.

Simpangan baku didefinisikan sebagai akar kuadrat varians. Simpangan baku

merupakan bilangan tak-negatif, dan memiliki satuan yang sama dengan data. Misalnya jika

suatu data diukur dalam satuan meter, maka simpangan baku juga diukur dalam meter

pula.

Istilah simpangan baku pertama kali diperkenakan oleh Karl Pearson pada tahun

1894, dalam bukunya On the dissection of asymmetrical frequency curves.

Simpangan baku suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok

atau ukuran standar penyimpangan dari reratanya. Simbol simpangan baku

populasi/kelompok ( atau n) sedangkan untuk sampel/tunggal (s, sd atau n-σ σ σ 1)

1.) Simpangan baku tunggal

Merupakan simpangan baku untuk data yang berupa data tunggal. Adapun

rumus dari simpangan baku tunggal :

Simpangan Baku Data Tunggal

2.) Simpangan baku kelompok

Merupakan simpangan baku untuk data kelompok. Dan rumus simpangan baku

kelompok :

Simpangan Baku Data Berkelompok

9. Pengertian Kurva Normal dalam Statistik

Kurva normal adalah satu model distribusi dari sejumlah kemungkinan distribusi.

Hal ini diseb abkan karena penggunaan konsep kurva normal sangat luas dan dijadikan

14 | P a g e

Sd =

Sd =

Page 15: tugas phbb individu

sebagai alat yang sangat penting dalam pengembangan suatu teori, konsep kurva normal

juga memberikan status khusus dalam pengembangan kaidah-kaidah ilmiah.

Kurva normal adalah Suatu alat statistik yang sangat penting untuk menaksir dan

meramalkan peristiwa-peristiwa yang lebih luas. Suatu data membentuk distribusi normal

bila jumlah data di atas dan di bawah mean adalah sama.

Ciri-Ciri Kurva Normal

a. Bentuk Kurva Normal

Bentuk kurva normal menyerupai bentuk genta (bel). Kurva normal merupakan

suatu poligon yang dilicinkan yang mana ordinatnya memuat frekuensi dan

absisnya memuat nilai variabel. Bentuk kurva normal adalah simetris, sehingga

luas rata-rata (mean) ke kanan dan ke kiri masing-masing mendekati 50 %.

Memiliki satu modus, jadi kurva unimodal.

b. Daerah Kurva Normal

Ruangan yang dibatasi daerah kurva dengan absisnya disebut daerah kurva

normal. Luas daerah kurva normal biasa dinyatakan dalam persen atau proporsi.

Dengan kata lain luas daerah kurva normal adalah seratus per sen, apabila

dinyatakan dalam persen, dan apabila dinyatakan dengan proporsi, luas daerah

kurva normal adalah satu.

15 | P a g e

Page 16: tugas phbb individu

Kurva Normal Standar (Kurva Normal Baku)

Kurva normal standar atau kurva normal baku adalah kurva normal yang mana nilai

rata-ratanya sama dengan nol ( µ = 0) dan simpangan bakunya adalah 1 ( = 0). Dalamσ

kurva normal umum nilai rata-rata sama dengan x dan nilai simpangan baku 1s, 2s, 3s.

dengan kata lain dalam kurva normal umum nilai rata-ratanya tidak sama dengan nol (µ

≠ 0) dan nilai simpangan bakunya tidak sama dengan 1 ( ≠ 1). Kurva normal umumσ

dapat diubah kedalam kurva normal baku dengan menggunakan rumus :

z = nilai standard

X = Data ke i dari suatu kelompok data

= rata-rata kelompok

s = simpangan baku

16 | P a g e

Page 17: tugas phbb individu

10. Pengertian dan Tujuan Tes Lisan dan Tes Tertulis

a. Tes lisan

Tes lisan dilakukan dalam bentuk pertanyaan lisan di kelas yang dilakukan pada

saat pembelajaran di kelas berlangsung atau di akhir pembelajaran.

Tes lisan dilakukan melalui pertanyaan lisan untuk mengetahui daya serap siswa.

Tes lisan dilakukan secara verbal. Ini terutama bertujuan untuk:

1. Kemampuan memecahkan masalah.

2. Proses berpikir terutama melihat hubungan sebab akibat.

3. Menggunakan bahasa lisan.

4. Kemampuan mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang dikemukakan.

Tes lisan (oral tes) sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang terkait dengan

kemampuan komunikasi. Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa baik

secara individual ataupun kelompok.

Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Tes

lisan biasanya dilaksanakan dengan cara mengadakan percakapan antara siswa

dengan tester tentang permasalahannya yang diujikan. Tes lisan dapat digunakan untuk

mengungkapkan hasil belajar siswa, baik pada aspek kognitif maupun afektif. Tes lisan

sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang berkaitan dengan kemampuan

komunikasi (communicative skill). Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa,

baik secara individual maupun secara kelompok.

Pada dasarnya tes lisan sama dengan tes uraian, perbedaannya terletak pada

pelaksanaannya. Tes lisan dilakukan dalam suatu komunikasi langsung antara tester

dan testi. Tes lisan digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar berupa kemampuan

untuk mengemukakan pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan secara lisan. Jika

bahan ajar yang diajukan sama maka ideal sekali kalau siswa mendapat perangkat soal

yang sama, tetapi hal ini sulit untuk dilakukan secara serempak terhadap semua testi

oleh tester yang sama.

Dalam tes lisan, jawaban yang diberikan oleh testi dalam bentuk ungkapan lisan.

Instrumen yang digunakan disajikan dalam bentuk tulisan atau lisan. Pada umumnya

tes lisan berbentuk tanya jawab langsung secara lisan antara tester dengan testi. Tes

lisan ini sangat berguna bagi siswa untuk melatih diri dalam mengungkapkan pendapat

atau buah pikirannya secara lisan dan mengembangkan kemampuan berbicara.

17 | P a g e

Page 18: tugas phbb individu

Jadi tes lisan juga dapat diartikan sebagai suatu tes yang pelaksanaannya dilakukan

dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.

b. Tes tertulis

Tes tertulis adalah tes yang dilakukan tertulis, baik pertanyaan maupun

jawabannya. Sedangkan tes perbuatan atau tes unjuk kerja adalah tes yang

dilaksanakan dengan jawaban menggunakan perbuatan atau tindakan.

Tes tertulis dapat berbentuk uraian (essay) atau soal bentuk obyektif (objective tes).

Tes uraian merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes

uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawab dalam bentuk

menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan

bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-

kata dan bahasa sendiri.

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes

dimana soal dan jawaban yangdiberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.

Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis

jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai,

menggambar dan lain sebagainya.

Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada

peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tulis dapat mengukur kemampuan sejumlah

siswa dalam tempat yang terpisah dan dalam waktu yang sama. Obyektifitas hasil

penilaian lebih dapat dipertanggung jawabkan dari pada tes lisan ataupun tes

tindakan karena soalnya sama. Namun tes tertulis belum tentu cocok mengukur

psikomotorik dan mengukur ranah afektif pada tingkat karakteristik.

18 | P a g e