tugas phbb fix

27
1. PENILAIAN Definisi : Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Menurut Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Menurut Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Menurut Akhmat Susrajat penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Kesimpulan : Penilaian adalah suatu tindakan untuk memberikan interpretasi terhadap hasil pengukuran dengan menggunakan norma tertentu untuk mengetahui tinggi-rendahnya atau baik- buruknya aspek tertentu. Hasil pengukuran tidak akan dapat dinilai jika tanpa menggunakan norma tertentu. Jadi semua usaha membandingkan hasil pengukuran terhadap suatu bahan pembanding atau patokan atau norma disebut penilaian. Penilaian pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan guru. penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk

Upload: misnawati

Post on 26-Nov-2015

54 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

1. PENILAIANDefinisi :Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.Menurut Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.Menurut Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai.Menurut Akhmat Susrajat penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.Kesimpulan :Penilaian adalah suatu tindakan untuk memberikan interpretasi terhadap hasil pengukuran dengan menggunakan norma tertentu untuk mengetahui tinggi-rendahnya atau baik-buruknya aspek tertentu. Hasil pengukuran tidak akan dapat dinilai jika tanpa menggunakan norma tertentu. Jadi semua usaha membandingkan hasil pengukuran terhadap suatu bahan pembanding atau patokan atau norma disebut penilaian. Penilaian pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan guru. penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik dengan memiliki beberapa tujuan. Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan berdasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dan sebagainyaContoh : Si pendidik melakukan pengolahan skor dengan pendekatan tertentu sehingga nilai-nilai itu memilki makna tidak menguasai, mengusai dan sangat menguasai. Dari 100 butir soal, 80 butir soal dijawab dengan benar oleh Ahmad, dengan demikian dapat ditentukan bahwa Ahmad termasuk anak yang pandai2. PENGUKURANDefinisi :Menurut Nunnally & Bernstein, 1994 Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap atribut dengan aturan-aturan yang terstandar atau yang telah disepakati untuk merepresentasikan atribut yang diukur.Menurut Mardapi 2004: 14 Pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan angka terhadap suatu obyek secara sistematis.Menurut Lien Pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis.Menurut Budi Hatoro Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.Menurut Akmad Sudrajat Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.Menurut Arikunto Suharsimi Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran.Menurut Pflanzagls Pengukuran adalah proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendiskripsikan suatu atribut empiri dari suatu produk atau kejadian dengan ketentuan tertentu.Menurut Djemari Mardapi 1999: 8 Penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran (Wikipedia).Pengukuran adalah sesuatu pemerhatian secara kuantitatif yang mengandungi dua bahagian: satu nilai bernombor dan satu unit http://juruteknologis-makmal.um.edu.Pengukuran adalah proses dimana angka atau simbol dinyatakan ke atribut-atribut entitasn (objek) dalam dunia nyata sedemikian rupa untuk menggambarkan objek berdasar aturan yang telah ditetapkan http://lecturer.ukdw.ac.id.Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Pengukuran merupakan upaya untuk mendeskripsikan sesuatu secara kuantitatif sesuai dengan hakiat dan sifat benda yang diukur. Misalnya, meter untuk panjang, kilogram untuk berat, derajat untuk panas, dan sebagainya.Pengukuran yang bersifat kuantitatif dapat dibedakan menjadi tiga macam : 1. Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu. Contoh, seorang penjahit yang mengukur ukuran baju pelanggannya.2. Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu. Contoh, pengukuran untuk menguji daya tahan nyala lampu pijar.3. Pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu. Misalnya, mengukur kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar. Maka pengukuran yang dilakukan guru lazimnya menggunakan tes sebagai alat pengukur.Hasil pengukuran tersebut berwujud angka ataupun pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa, yang dikenal dengan prestasi belajar. Contoh: untuk mengungkap kemampuan belajar siswa tentang matematika, dipergunakan tes matematika yang terdiri dari 10 butir soal, setiap butir soal yang dijawab benar di skor 1. Hasil yang diperoleh sebagai berikut:Anik mendapat skor 7 Dedi mendapat skor 6Beni mendapat skor 4 Ema mendapat skor 5Cica mendapat skor 10 Fani mendapar skor 6Langkah ini merupakan kegiatan pengukuran. Skor 7, 4, 10, 6, 5, 6 diatas merupakan hasil pengukuran. Seperti halnya contoh hasil pengukuran di atas, tidak ada artinya bila tidak dibandingkan dengan norma tertentu untuk memberikan penilaian. Misalnya dari hasil pengukuran tersebut diatas untuk memberikan penilaian dipergunakan norma yaitu skor 6. Skor 6 ini untuk menetapkan baik-buruknya atau tinggi-rendahnya kemampuan menguasai pelajaran matematika.Jadi apabila kita akan mengadakan penilaian, maka kita harus mempunyai norma sebagai pembanding terhadap hasil pengukuran.

3.NILAIDefinisi :Nilai dalam bahasa Inggris adalah value. Nilai masuk dalam bidang kajian filsafat, yaitu filsafat nilai. Istilah nilai dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjukan kata benda yang abstrak, yang artinya worlh (keberhargaan) atau goodness (kebaikan). Nilai sendiri memiliki banyak arti bagi beberapa tokoh. Diantaranya adalah sebagaimana uraian berikut ini:1. Menurut Ralp Perry: Value as any object of any interest. Maknanya adalah bahwa nilai sebagai suatu objek dari suatu minat individu.2. John Dewey menyatakan: ..value is any object of social interest. Maknanya adalah bahwa sesuatu bernilai apabila disukai dan dibenarkan oleh sekelompok manusia (sosial). Dalam hal ini Dewey mengutamakankesepakatan sosial (masyarakat, antar manusia, termasuk negara).3. Kupperman mendefinisikan nilai adalah patokan normatif yang memperngaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif.4. Gordon Allport mendefinisikan nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya.5. Hans Jonas berpendapat bahwa nilai adalah alamat sebuah kata Ya.6. Kluckhohn berpendapat bahwa nilai adalah konsepsi dari apa yang diinginkan, yang memperngaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir tindakan.7. Mulyana mengatakan bahwa nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan.8. Menurut Purwodarminto, nilai dapat diartikan dalam 5 hal. Lima hal itu adalah: harga dalam taksiran, harga sesuatu, angka kepandaian, kadar/mutu dan sifat-sifat yang penting.Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sesuatu yang penting, baik dan berharga. Dalam nilai terkandung sesuatu yang ideal, harapan yang dicita-citakan untuk kebajikan. Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan menghubungkan sesuatu dengan yang lain dan kemudian mengambil keputusan. Sesuatu dianggap punya nilai jika sesuatu itu dianggap penting, baik dan berharga bagi kehidupan umat manusia. Baik ditinjau dari segi religius, politik, hukum, moral, etika, estetika, ekonomi dan sosial budaya.Adapun yang dimaksud dengan nilai adalah angka (bisa juga huruf), yang merupakan hasil ubahan dari skor yang sudah dijadikan satu dengan skor-skor lainnya, serta disesuaikan pengaturannya dengan standar tertentu. Itulah sebabnya nilai sering disebut skor standar (standard score). Nilai melambangkan seberapa jauh atau seberapa besar kemampuan yang telah ditunjukan oleh testee terhadap materi atu bahan yang ditestkan, sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan.Definisi Nilai sebenarnya merupakan ungkapan kualitatif bukan kuantitatif, artinya nilai itu memiliki arti verbal (bahasa), pernyataan nilai diantaranya adalah: sangat kurang, kurang. Cukup, baik, sangat baik. Tidak kompeten, cukup kompeten, kompeten, sangat kompeten, Lulus, Gagal dll. Walaupun Nilai merupakan pernyataan kualitatif tetapi nilai dapat diungkapkan dengan pernyataan kuantitatif, tentunya dengan penjelasan dan kriteria yang ditetapkan, contohnya pada tingkat MTs dan SMK nilai dapat diungkapkan dengan rentang 0 sampai dengan 100 dipandang dalam ilmu statistik murni maka rentang tersebut dapat berarti :[ 0 sd 33 ] [ 34 sd 65 ] [ 65 sd 100 ]Kurang Cukup BaikAtau dapat juga berarti:[0 sd 20] [21 sd 40] [41 sd 60] [ 61 sd 80] [81 sd 100]Sangat Kurang Kurang Cukup baik sangat baikNah pernyataan diatas merupakan nilai yang diungkapkan secara empirik (kualitatif) dengan pendekatan proporsional dalam ilmu statistik murni tetapi dalam praktiknya didalam pendidikan sekarang diterapkan penilaian acuan kriteria artinya terdapat kriteria nilai minimum yang kita kenal dengan KKM maka secara penilaian hanya memiliki 2 kriteria yaitu kompeten (lulus) atau tidak kompeten (gagal)Misalnya KKM anda adalah 70 maka kriteria penilaian menjadi:[0 sd 69] [70-100]Gagal LulusContoh :Dari 40 soal PG andi dapat menjawab 30 soal. Diketahui KKM adalah 70Maka skor andi adalah?___________ Jawab: 30Nilai andi adalah?________________Jawab: (30/40)*100 = 74 (lulus/kompeten)

4. SKORDefinisi :Menurut Suharsimi (2005:235) bahwa skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoles dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang di jawab betul oleh siswa. Sedangkan nilai adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan norma atau acuan standar.Menurut Anas Sudijono (2007:309) bahwa skor merupakan hasil pekerjaan memberi angka yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang si testee telah menjawab dengan betul. Sedangkan nilai adalah angka ( bisa juga huruf), yang merupakan hasil ubahan dari skor. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan penskoran (scoring) dan penilaian merupakan satu rangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahakan. Penskoran merupakan kegiatan mengumpulkan data melalui tes maupun non-tes sehingga di peroles skor mentah (raw store) untuk kemudian diolah atau dikonversi (diubah).Cara pemberian skor terhadap hasil tes hasil belajar pada umumnya disesuaikan dengan bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes tersebut, tes uraian (essay) atau tes obyektif (objektive test).Didasarkan atas pertimbangan bahwa kadang-kadang orang menganggap bahwa skor itu sama dengan nilai, padahal pengertian seperti itu belum tentu benar. Skor adalah hasil pekerjaan menyekor (= memberikan angka) yang diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang oleh testee telah dijawab dengan betul, dengan memperhitungkan bobot jawaban betulnya. Contoh :Misalkan test hasil belajar dalam bidang studi bahasa inggris menyajikan 5 butir soal uraian dimana untuk setiap butir soal yang betul diberikan bobot 10. Siswa bernama Fatimah, untuk kelima butir soal test tersebut memberikan jawaban sebagia berikut: Untuk butir soal nomor 1 dapat dijawab dengan sempurna, sehingga kepadanya diberikan skor 10. Untuk butir soal nomor 2, hanya dijawab betul separuhnya, sehingga kepadanya diberikan skor 5. Untuk butir soal nomor 3 hanya sekitar seperempat bagian sja yang dijawab dengan betul, sehingga berikan skor 2,5. Untuk butir soal nomor 4, hanya dijawab betul separuhnya, sehingga kepadanya diberikan skor 5. Untuk butir soal nomor 5, dijawab betul sekitar tiga perempatnya, sehingga kepadanya diberikan skor 7,5.

Dengan demikian untuk kelima butir soal test uraian tersebut, siswa bernama Fatimah mendapatkan skor sebesar = 10+5+2.5+5+7.5=30. Angka 30 disini belum dapat disebut nilai,sebab angka 30 itu masih merupakan skor mentah (raw score), yang untuk dapat disebut nilai masih memerlukan pengolahan atau pengubahan (konversi).Skor berbeda dengan nilai. Nilaiadalah angka ( huruf ) yang merupakan hasil ubahan dari skor yang sudah dijadikan satu dengan skor-skor lain serta disesuaikan pengaturannya dengan standart tertentu. Sedangkan skor adalahhasil pekerjaan menyekor (memberikan angka) yang diperoleh dari angka-angka dar setiap butir soal yang telah di jawab oleh testee dengan benar, dengan mempertimbangkan bobot jawaban betulnya. Skor merupakan nilai mentah yang diperoleh oleh siswa. Skor ini diperoleh berdasarkan kriteria penilaian hasil evaluasi pembelajaran. Contoh: Dalam pelajaran bahasa Inggris diadakan uji kompetensi untuk listening skills. Ketercapaian kompetensi diukur berdasarkan pada skor total yang diperoleh oleh siswa. Kriteria pemberian skor pada uji kompetensi ini misalnya: Jawaban tepat skor 3 Jawaban kurang tepat skor 2 Jawaban salah skor 1 Jika soal uji kompetensi di atas berjumlah 10, maka skor maksimal yang diperoleh siswa adalah 30, sedangkan skor minimal adalah 3.Nilai merupakan hasil dari jumlah skor yang diperoleh siswa, dibagi jumlah skor maksimal, dikalikan seratus. Nilai bisa disebut sebagai nilai matang hasil evaluasi pembelajaran. Lebih jelasnya perbedaan Skor dan Nilai bisa diperhatikan melalui tabel penilaian pada sebuah uji kompetensi Listening Skills berikut ini:NoNamaSoal 1Soal 2Soal 3Soal 4Soal 5SkorNilai

1.Niko231321173.3

2.Ririn333231493.3

Kriteria penilaian yang dipakai untuk uji kompetensi di atas adalah: Jawaban benar skor 3 Jawaban kurang tepat skor 2 Jawaban salah skor 1 Jumlah soal ada 5 buah. Skor maksimal adalah 15. Nilai dihitung dari jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi skor maksimal dikalikan seratus. Maka nilai Andi = (11:15) x 100 = 73,3. Sedangkan nilai Retno = (14:15) x 100 = 93,3.

5. TESDefinisi : Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis dan tingkah laku individu. Menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of psychological Testing, tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Menurut F.L. Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau kelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain.Tes menurut bahasa berasal dari kata tes berasal dari bahasa Perancis Kuno: testum dengan arti: piring untuk menyisihkan logam mulia (maksud dengan menggunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi). Setiap orang mempunyai ciri dan kemampuan yang berbeda dalam menjalankan tugasnya baik dalam bekerja maupun dalam belajar, tidak ada dua individu yang mempunyai ciri fisik dan psikis yang sama persis. Oleh karena itulah perlu adanya alat yang berupa tes untuk mengetahui perbedaan-perbedaan diantara individu. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah serangkaian kegiatan pemberian tugas baik berupa tes tulis maupun tes lisan yang diberikan oleh tester (yang memberi tes) kepada testee (peserta tes) untuk mengukur dan menilai kemapuan yang dimiliki para peserta tes berdasarkan nilai dan prestasi yang dihasilkan ketika tes.

Istilah-istilah dalam Pelaksanaan Tes :Sebelum sampai pada uraian yang lebih jauh, maka akan di terangkan dahulu arti dari beberapa istilah-istilah yang berhubungan dengan tes ini. TesTes merupakan alat atau prosedur yang di gunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-atutran yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya: melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab secara lisan dan sebagainya. TestingTesting merupakan saat pada waktu tes di laksanakan. Dapat juga di katakan testing adalah saat pengambilan tes

TesteeTestee adalah responden yang sedang mengerjakan tes. Orang-orang inilah yang akan di nilai atau di ukur, baik mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian, dan sebagainya. TesterTester adalah prang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden. Dengan kata lain tester adalah subjek evaluasi (tetapi adakalanya hanya orang yang di tunjuk oleh subjek evaluasi untuk melaksanakan tugasnya).Tugas tester antara lain:a.Mempersiapkan ruangan dan perlengkapan yang di perlukan.b.Membagikan lembaran tes dan alat-alat lain untuk mengerjakan.c. Menerangkan cara mengerjakan tes.d. Mengawasi responden mengerjakan tes.e. Memberikan tanda-tanda waktu.f. Mengawasi responden mengerjakan tes.g. Mengisi berita acara atau laporan yang diperlukan

6. TESTEETestee adalah responden yang sedang mengerjakan tes. Orang-orang inilah yang akan di nilai atau di ukur, baik mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian, dan sebagainya. Tes sebagai salah satu teknik pengukuran dapat didefinisikan A test will be defined as a systematic procedure for measuring a sample of an individuals behaviour (Brown,1970:2). Definisi tersebut mengandung dua hal pokok yang perlu di perhatikan dalam memahami makna tes, yaitu Pertama adalah kata systematic procedure yang artinya bahwa suatu tes harus disusun, dilaksanakan (diadministrasikan) dan diolah berdasarkan aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan. Sistematis di sini meliputi tiga langkah, yaitu (a) sistematis dalam isi, artinya butir-butir soal (item) suatu tes hendaknya disusun dan dipilih berdasarkan kawasan dan ruang lingkup tingkah laku yang akan dan harus diukur atau dites, sehingga tes tersebut benar-benar tingkat validitasnya dapat dipertanggungjawabkan, (b) sistematis dalam pelaksanaan (administrasi) artinya tes itu hendaknya dilaksanakan dengan mengikuti prosedur dan kondisi yang telah ditentukan ; dan (c) sistematis di dalam pengolahannya, artinya data yang dihasilkan dari suatu tes diolah dan ditafsirkan berdasarkan aturan-aturan dan tolak ukur (norma) tertentu. Kedua adalah measuring of an individuals is behaviour yang artinya bahwa tes itu hanya mengukur suatu sampel dari suatu tingkah laku individu yang dites. Tes tidak dapat mengukur seluruh (populasi) tingkah laku, melainkan terbatas pada isi (butir soal) tes yang bersangkutan.Suatu tes akan berisiskan pertanyaan-pertanyaan dan atau soal-soal yang harus dijawab dan atau dipecahkan oleh individu yang dites (testee), maka disebut tes hasil belajar (achievement test). Hal ini sependapat dengan seorang ahli yang menyatakan bahwa The type of ability test that describes what a person has learned to do is called an achievement test (Thordike & Hagen, !975:5). Berdasarkan pendapat itu, tes hasil belajar biasanya terdiri dari sejumlah butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tertentu (ada yang mudah, sedang, dan sukar). Tes tersebut harus dapat dikerjakan oleh siswa dalam waktu yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, tes hasil belajar merupakan power test. Maksudnya adalah mengukur kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan atau permasalahan.

7. VALIDITASDefinisi :Menurut Gronlund dan Linn (1990) menyebutkan bahwa Validitas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi.Menurut Arikunto (1995) Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur.Sukadji (2000) mengambil pengertian bahwa Validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur.Azwar (2000) menyebutkan Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.Dari pengertian beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa Validitas adalah suatu derajad ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur.Kegunaan : Kegunaan validitas yaitu untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya yaitu agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.8. RELIABILITASDefinisi :Menurut Gronlund dan Linn (1990) Reliabilitas adalah ketepatan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran.Sedangkan menurut Sukadji (2000) Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefesien. Koefesien tinggi berarti reliabilitas tinggi.Anastasia dan Susana (1997) menyebutkan bahwa Reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbedaLain halnya dengan Sugiono (2005) dalam Suharto (2009) yang menyebutkan bahwa Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.Menurut Suryabrata (2004) Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya.Dari pengertian beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Reliabilitas data adalah derajat konsistensi data yang bersangkutan. Realibilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu data dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu data dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.Kegunaan :Kegunaan dari reabilitas data adalah untuk mengetahui atau menunjukkan keajekan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu dan kesempatan yang berbeda.9. KURVA NORMALDefinisi :Kurva normal adalah satu model distribusi dari sejumlah kemungkinan distribusi. Hal ini diseb abkan karena penggunaan konsep kurva normal sangat luas dan dijadikan sebagai alat yang sangat penting dalam pengembangan suatu teori, konsep kurva normal juga memberikan status khusus dalam pengembangan kaidah-kaidah ilmiah. Kurva normal bukan hanya satu kurva, melainkan mempunyai sejumlah kurva yang tidak terbatas yang mungkin dapat dibuat, dan semua itu dideskripsikan dengan suatu persamaan aljabar berikut.

Persamaan di atas dapat membuat para pelajar menjadi panik dan/atau mengalami kesulitan untuk memahami konsep kurva normal. Secara umum, pemahaman atas persamaan aljabar ini tidak menjadi kebutuhan atau diperlukan untuk mengapresiasi dan menggunakan kurva normal. Namun demikian persamaan ini perlu dijelaskan untuk memahami bagaimana konsep dan aplikasi suatu kurva normal.Pertama, penggunaan simbol-simbol dalam persamaan ini dimaksudkan untuk menyederhanakan proses perhitungan. Simbol-simbol itu termasuk 2". p, dan e. Lambang e untuk menunjukkan adanya perhitungan dengan bilangan irasional atau untuk menunjukkan batasan yang sangat panjang. Hal ini dimungkinakn untuk menunjukkan sejumlah keunikan, dalam kasus e ini, yang menunjukkan kekuatan khususKedua, adanya sekumpulan simbol yang menjadi kepedulian termasuk simbol X, yaitu melambangkan variabel responden untuk suatu skor nilai. Tinggi dari suatu kurva pada satu titik merupakan fungsi dari X (fx).Ketiga, dua simbol terakhir dalam persamaan adalah mu () lambang dari rata-rata dan sigma () lambang dari stadar deviasi kedua lambang ini disebut dengan parameter atau nilai-nilai. Kedua parameter ini memberikan kemungkinan pembuatan kurva normal menjadi tidak terbatas, yaitu dengan menghubungkan kedua parameter ini. Dalam hal ini konsep parameter menjadi sangat penting dan perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh.

Keluarga DistribusiKurva normal merupakan salah satu bentuk (anggota keluarga) dari sekian banyak (tidak terbatas) pola distribusi. Model setiap anggota keluarga ditentukan oleh seperangkat parameter ( dan ) dengan nilai (perhitungan) khusus. Sebab parameter dapat ditempatkan pada suatu nilai, posisitf atau negatif, dan parameter mempunyai nilai posisitf, hubungan dari kedua parameter ini membuat keluarga kurva normal menjadi luas sekali yang mempunyai anggota anggota tidak terbatas. Atas dasar itu, kurva normal diusulkan menjadi suatu model umum, karena asumsi kurva normal mampu menjelaskan sejumlah besar fenomena yang terjadi secara alami, mulai dari skor tes sampai ke fenomena bintang-bintang di langit.

Kesamaan Anggota Keluarga Kurva NormalAnggota keluarga kurva normal sangat bervariasi mempunyai perbedaan, akan tetapi mempunyai sejumlah sifat-sifat umum yang sama, sifat-sifat umum ini disebut juga dengan kesamaan anggota keluarga kurva normal. Kesamaan (sifat-sifat umum ini) mencakup: bentuk simetri, mendekat ke ujung tetapi tidak pernah bersentuhan dengan sumbu X (asimtot), dan mempunyai wilayah di bawah kurva.Dalam hal bentuk, semua anggota keluarga kurva normal mempunyai kesamaan yaitu berbentuk lonceng, kemudian sumbu X mempunyai kesamaan skala yang tepat. Sebagian besar wilayah di bawah kurva berada di sekitar titik tengan atau rata-rata. Ujung garis distribusi mendekat ke sumbu X tetapi tidak pernah menyentuh, dan luas wilayah di bawah kurvanya sangat kecil

Kesamaan dalam hal simetris, semua anggota keluarga kurva normal berada pada dua sisi sejajar dan simetris. Artinya, jika satu kurva normal digambarkan pada permukaan kertas dua dimensi, maka jika kertas itu dilipat pada garis tengahnya (garis rata-rata) maka kedua sisi kurva normal itu harus tepat sama. Keadaan simetris ini juga tergambar dalam struktur tubuh manusia, secara umum dalam posisi sejajar atau mendekati simetris antara sisi kiri dan kanan. Begitu juga dalam perkembangan kehidupan manusia baik individual maupun sosial.

Semua keluarga kurva normal mempunyai ekor mendekati sumbu X, tetapi tidak pernah menyentuhnya. Implikasinya, dibagian manapun suatu titik yang berada pada kurva (arah positif atau negatif) tetap saja mempunyai wilayah yang berada di bawah kurva normal. Oleh karena itu, gambar dari satu kurva normal harus mempunyai panjang garis yang tidak berhingga. Sehingga untuk mengeahui luas wilayah yang berada di bawah kurva normal harus dilihat dari suatu rentang yang dibatasi oleh sejumlah garis, hanya sebagaian kecil dari segmen garis yang digambarkan untuk kurva normal khusus.

Semua anggota keluarga kurva normal mempunyai total wilayah di bawah kurva sama dengan satu (1.00) , seperti yang terjadi pada model-model kemungkinan atau distribusi frekuensi. Sifat ini, menjadi tambahan pada sifat simetri, implikasinya bahwa wilayah pada setiap setengah dari distribusi adalah 0,50 atau setengah.

Rumus Rataan Hitung (Mean)Rata-rata hitung atau mean memiliki perhitungan dengan cara membagi jumlah nilai data dengan banyaknya data. Rata-rata hitung disebut dengan mean.

a) Rumus Mean dari Data Tunggal

b) Rumus Mean Untuk Data yang Disajikan Dalam Distribusi Frekuensi.

Dengan : fixi = frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian xi = data ke-i

c) Rumus Mean Gabungan

Rumus Modusa. Data yang belum dikelompokkanModus dari data yang belum dikelompokkan adalah ukuran yang memiliki frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan mo.b. Data yang telah dikelompokkanRumus Modus dari data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus:Dengan : Mo = ModusL = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi (kelas modus) i = Interval kelasb1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnyab2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya

Rumus Median (Nilai Tengah)a) Data yang belum dikelompokkanUntuk mencari nilai median, data harus dikelompokan terlebih dahulu dari yang terkecil sampai yang terbesar.

b) Rumus Data yang Dikelompokkan

Dengan : Qj = Kuartil ke-jj = 1, 2, 3i = Interval kelasLj = Tepi bawah kelas Qjfk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Qjf = Frekuensi kelas Qjn = Banyak data

Rumus Jangkauan ( J )Rumus jangkauan yaitu selisih antara nilai data terbesar dengan nilai data terkecil. Rumus Simpangan Quartil (Qd)Rumus simpangan quartil yaitu:

Rumus Simpangan baku ( S )Menentukan rumus simpangan baku yaitu dengan cara:

Rumus Simpangan rata rata (SR) Rumus Ragam (R)

Contoh soal statistikaTabel 1.1 dibawah ini:

Jawab :

Contoh soal sederhana:Berikut ini terdapat data nilai matematika siswa kls VII.A,andi 85audi 90dessy 75fany 68hariz 70joko 80sinta 75umaima 74zeckry 82Tentukan nilai mean, median, dan modus dari data tersebut.?

Penyelesaian:urutkan data-data tersebut terlebih dahulu berdasarkan nilai dari terendah hingga tertinggi,

687074757580828590diketahui jmlh anak (n)= 9 org, makajumlah nilai= 68+70+74+75+75+80+82+85+90= 699

Mean= 699/9 = 77,667Jadi, nilai rata-rata siswa kls VII.A untuk pelajaran matematika = 77,667

Median= nilai tengah dari kelompok data tersebut adalah nilai 75

Modus= terdapat 2 nilai 75 dalam kelompok data, sehingga modus= 75

Varian dan Standar Deviasi (Simpangan Baku) Varian dan standar deviasi (simpangan baku) adalah ukuran-ukuran keragaman (variasi) data statistik yang paling sering digunakan. Standar deviasi (simpangan baku) merupakan akar kuadrat dari varian.

Jadi jika salah satu nilai dari kedua ukuran tersebut diketahui maka akan diketahui juga nilai ukuran yang lain.

PenghitunganDasar penghitungan varian dan standar deviasi adalah keinginan untuk mengetahui keragaman suatu kelompok data. Salah satu cara untuk mengetahui keragaman suatu kelompok data adalah dengan mengurangi setiap nilai data dengan kelompok data tersebut, kemudian semua hasilnya dijumlahkan.

Namun cara seperti itu tidak bisa digunakan karena hasilnya akan selalu menjadi 0.

Oleh karena itu, solusi agar nilainya tidak menjadi 0 adalah dengan mengkuadratkan setiap pengurangan nilai data dan rata-rata kelompok data tersebut, kemudian dilakukan penjumlahan. Hasil penjumlahan kuadrat (sum of squares) tersebut akan selalu bernilai positif.

Nilai varian diperoleh dari pembagian hasil penjumlahan kuadrat (sum of squares) dengan ukuran data (n).

Namun begitu, dalam penerapannya, nilai varian tersebut biasa untuk menduga varian populasi. Dengan menggunakan rumus tersebut, nilai varian populasi lebih besar dari varian sampel. Oleh karena itu, agar tidak bias dalam menduga varian populasi, makan sebagai pembagi penjumlahan kuadrat (sum of squares) diganti dengan n-1 (derajat bebas) agar nilainya menjadi lebih besar dan mendekati varian populasi. Oleh karena itu rumus varian menjadi :

Nilai varian yang dihasilkan merupakan nilai yang berbentuk kuadrat. Jika satuan nilai adalah gram, maka nilai varian adalah gram kuadrat. Untuk menyeragamkan nilai satuannya maka varian diakarkuadratkan sehingga hasilnya adalah standar deviasi (simpangan baku).

Untuk mempermudah penghitungan, rumus varian dan standar deviasi (simpangan baku) tersebut bisa diturunkan :

Rumus varian:

Rumus standar deviasi (simpangan baku):

Contoh PenghitunganMisalkan dalam suatu kelas, tinggi badan beberapa orang siswa yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut.172, 167, 180,170, 169, 160, 175, 165, 173, 170Dari data tersebut dapat dihitung varian dengan menggunakan rumus varian di atas.

Dari penghitungan, diperoleh nilai varian sama dengan 30,22.Dari nilai tersebut bisa langsung diperoleh nilai standar deviasi (simpangan baku) dengan cara mengakarkuadratkan nilai varian.

Keterangan:s2= varians = standar deviasi (simpangan baku)xi = nilai x ke-i= Rata-Ratan = ukuran sampel