tugas pengetahuan lingkungan rizki agusman pasaribu

11
TUGAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN DI SUSUN OLEH : RIZKI AGUSMAN PASARIBU 140405087 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: mia-yunita

Post on 10-Apr-2016

240 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

v

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pengetahuan Lingkungan Rizki Agusman Pasaribu

TUGASPENGETAHUAN LINGKUNGAN

DI SUSUN OLEH :RIZKI AGUSMAN PASARIBU

140405087DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015

Page 2: Tugas Pengetahuan Lingkungan Rizki Agusman Pasaribu

TENTANG SMOKE AND FOG

1. Pengertian Smoke and Fog ( Smog )Smoke and Fog ( Smog ) adalah istilah yg di adaptasi dari bahasa Inggris

yang artinya asap kabut ( asbut ). Smog ini adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan. Dibawah keadaan cuaca yang menghalang sirkulasi udara, smog bisa menutupi suatu kawasan dalam waktu yang lama.Smog ini merupakan koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair.

Istilah smog pertama kali dikemukakan oleh Dr. Henry Antoine Des Voeux pada tahun 1950 dalam karya ilmiahnya “Fog and Smoke” , dalam pertemuan di Public Health Congress. Pada 26 Juli 2005, surat kabar London, Daily Graphic mengutip istilah ini "[H]e said it required no science to see that there was something produced in great cities which was not found in the country, and that was “smoky fog”, or what was known as 'smog'." (Dr Henry Antoine Des Voeux menyatakan bahwa sebenarnya tidak diperlukan pengetahuan ilmiah apapun untuk mendeteksi keberadaan sesuatu yang telah diproduksi di kota besar tetapi tidak ditemukan di perkampungan, yaitu "smoky fog" ( kabut bersifat asap ) atau disebut juga dengan ‘smog’ ( asbut ) ).

Hari berikutnya surat kabar tersebut kembali memberitakan "Dr. Des Voeux did a public service in coining a new word for the London fog" ( Dr. Des Voeux menjalankan tugas pelayanan masyarakatnya dengan memperkenalkan istilah baru, asbut ).

2. Jenis-Jenis Asap KabutTerdapat dua jenis utama asbut, yaitu Asbut Fotokimia seperti kasus di Los Angelesdan Asbut Klasik seperti di London.a. Asap Kabut Fotokimia

Asap kabut jenis ini pada umumnya disebabkan oleh beberapa jenis hasil pembakaran bahan kimia yang dikatalisasi oleh kehadiran cahaya matahari. Asbut ini mengandung:- Hasil Oksidasi Nitrogen, misalnya Nitrogen dioksida

Oksida Nitrogen banyak dihasilkan oleh proses pembakaran dalam bahan bakar fosil seperti mesin mobil, pembangkit listrik, dan truk.

- Ozon Troposferik- VOCs (volatile organic compounds)

VOC's adalah hasil penguapan dari bahan bakar minyak, cat, solven, pestisida dan bahan kimia lain.

- Peroxyacyl Nitrat (PAN)Asbut fotokimia biasanya terjadi di daerah-daerah industri atau kota

padat mobil yang menghasilkan emisi berat dan terkonsentrasi. Tetapi asbut fotokimia tidak hanya menjadi masalah di kota-kota industri, sebab bisa menyebar ke daerah non industri.

Menurut Clean Water Action Council of Northeastern Wiscounsin, gasolin dan pelarut dan bahan kimia berbasis minyak seringkali menguap

Page 3: Tugas Pengetahuan Lingkungan Rizki Agusman Pasaribu

secara langsung ke udara, bergabung bersama ozon. Sumber utamanya adalah pemotong rumput berbahan bakar minyak dan cairan pemancing api pemanggang barbeque.

b. Asap Kabut KlasikMerupakan asbut yang terjadi diLondon setelah terjadinya Revolusi

Industri yang menghasilkan pencemaran besar-besaran dari pembakaran batu bara.Pembakaran ini menghasilkan campuran asapdan sulfur dioksida. Gunung berapi yang jugamenyebabkan berlimpahnya sulfurdioksida di udara menghasilkan asbut gunungberapi, atau Vog (Vulcanic Smog;AsbutVulkanis).

3. Dampak Asap Kabut Bagi LingkunganAsbut menjadi masalah bagi banyak kota di dunia dan terus mengancam

lingkungan. Menurut EPA U.S., udara dalam status bahaya karena problem kabut jika telah melewati batas 80 bagian persejuta (parts per billion (ppb)) atau 0.5 ppm ozone (komponen utama asbut) [1], melebihi dari 53 ppb nitrogen dioksida atau 80 ppb partikel.Asbut dalam keadaan berat merusak dan bahkan menyebabkan masalah pernapasan bagi manusia, termasuk penyakit emphysema, bronchitis, dan asma. Kejadian klinis sering terjadi saat konsentrasi ozone levels sedang tinggi.

Page 4: Tugas Pengetahuan Lingkungan Rizki Agusman Pasaribu

TENTANG PENCEMARAN LOGAM MERKURI DI TELUK MINAMATA KYUSHU JEPANG

1. Tentang Pencemaran yang TerjadiPencemaran air atau laut yang terjadi pada teluk Minamata (Jepang)

sangat banyak memakan korban.Pencemaran tersebut terjadi karena adanya logam berat merkuri yang mencemari lingkungan yang berasal dari PT Chisso yang memproduksi berbagai jenis produk dari pewarna kuku sampai peledak.Dengan dukungan militer, industri ini merajai industri kimia, dan dengan leluasa membuang limbahnya ke teluk Minamata.Diperkirakan 200-600 ton Hg dibuang selama tahun 1932-1968.Selain merkuri limbah PT Chisso juga berupa mangan.Thalium, dan Selenium, sehingga menyebabkan masalah yang sangat serius, terutama bagi masyarakat sekitar teluk tersebut.

Penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran oleh teluk Minamata ini dikenal dengan nama penyakit Minamata. Penyakit minamata pertama ditemukan di Kumamoto tahun 1956, dan tahun 1968 Jepang menyatakan penyakit ini disebabkan pencemaran pabrik Chisso Co. Ltd. Penyakit Minamata terjadi akibat banyak mengkonsumsi ikan dan kerang dari Teluk Minamata yang tercemar Methyl-Hg atau disebut metil merkuri (methylmercury). Metil merkuri yang masuk tubuh manusia akan menyerang sistem saraf pusat, akibatnya terjadi degenerasi sel-sel syaraf pada otak kecil, sarung selaput syaraf dan bagian otak yang mengatur penglihatan. Penderitanya mengalami kesemutan (paresthesia), gangguan bicara, hilang daya ingat, ataxia dan kelainan syaraf lainnya.

Gejala-gejala dapat berkembang lebih buruk menjadi seperti kesulitan menelan, kelumpuhan, kerusakan otak, dan kematian.Penderita kronis penyakit ini mengalami sakit kepala, sering lelah, hilang indera perasa dan penciuman, dan menjadi pelupa. Para penderita penyakit Minamata, menunjukan kadar Merkuri antara 200 sampai 500 mikrogram per liter darahnya. Sementara batasan aman menurut WHO antara lima sampai 10 mikrogram Merkuri per liter darah. Penelitian dr. Masazumi Harada pada tahun 1968, menunjukan timbunan logam berat Merkuri ini, diturunkan dari ibu kepada bayinya melalui plasenta. Yang juga menarik, kasus diturunkannya kadar Merkuri dari ibu ke anak, ternyata hanya terjadi di kawasan Minamata. Sangat tragis akibat yang terjadi karena pencemaran yang dilakukan oleh manusia itu sendiri, yang tak lain digunakan untuk mempertahankan hidup sehingga mengesampingkan hal-hal yang pada akhirnya akan berakibat sangat fatal. Imbas dari industrialisasi di Jepang, membuat Teluk Minamata menjadi bak sampah raksasa.Logam berat mencemari teluk cantik itu, termasuk di dalamnya tercemar pula oleh Methyl Mercury.Tak kurang, penduduk dari dua wilayah di pesisir Minamata, yaitu propinsi Kumamoto dan Kagoshima menjadi korban Mercury.

Page 5: Tugas Pengetahuan Lingkungan Rizki Agusman Pasaribu

2. Penyebab Terjadinya Peristiwa MinimataPenyakit Minamata pertama kali ditemukan di kota Minamata,

Prefecture/Provinsi Kumamoto Japan di tahun 1956 (Minamata Disease Research Group; 1968, Harada M; 1995), dan berikutnya di temukan di Kota Niigata City, Niigata Prefecture, Japan, di tahun 1965 (Tsubaki T & Irukayama K; 1977). Kedua kasus ini dihubungkan dengan Merkuri (Hydragyricum : Hg) sebagai katalis yang umumnya digunakan dalam proses produksi asetaldehida (acetaldehyde).

Asetaldehida (CH3COOH) digunakan sebagai bahan mentah untuk pembuatan produk seperti plastik, obat-obatan, cuka, fiber dan produk lain. Walaupun anorganik merkuri yang digunakan sebagai katalisator, namun sistemnya merubah bentuk anorganik merkuri tersebut menjadi organik (metil) merkuri. Dengan kata lain merkuri anorganik dapat termetilasi menjadi merkuri organik di sedimen perairan. Pada biota laut merkuri anorganik mengalami perubahan menjadi merkuri organik (metil merkuri).selain itu kondisi asam dan kadar ozon pada perairan mendorong aktivitas bakteri mengubah merkuri menjadi metil merkuri.

3. Dampak Pencemaran Teluk MinamataDengan demikian, organik (metil) merkuri telah terkontaminasi di

perairan sekalipun yang dibuang adalah anorganik merkuri (National Institute of Minamata Disease, 2001).Kasus ini merupakan kasus pertama dimana Merkuri ditransfer masuk dalam rantai makanan dari lingkungan laut yang tercemar.Metil merkuri dan substansi racun lainnya yang telah terakumulasi pada ikan dan moluska.Ikan-ikan yang telah terkontaminasi menjadi ancaman kesehatan serius bagi manusia ketika rantai makanan itu menyambung ke manusia.Sekali berada dalam tubuh, metal merkuri sangat lambat tercuci.

Oleh sebab itu, memakan ikan yang tercemar metil merkuri dengan dosis di bawah ambang pun, jika dilakukan dalam jangka waktu lama, akan meningkatkan jumlah merkuri di dalam tubuh. Pada tubuh manusia metil merkuri menyebar ke seluruh jaringan terutama darah dan otak.Sekitar 90 persen ditemukan dalam darah merah dan sisanya diekskresikan melalui empedu ke tinja juga urine. Metil merkuri memasuki tubuh manusia melalui tiga cara, yaitu melalui kulit, inhalasi (pernafasan) maupun lewat makanan. Bila masuk melalui kulit akan menyebabkan reaksi alergi kulit berupa iritasi kulit. Reaksinya tidak terlalu lama, cukup mandi beberapa kali pada air yang tercemar merkuri, kulit pun akan segera mengalami iritasi. Konsentrasi metil merkuri ditemukan pada ginjal, hati, dan otak.Selain itu juga nephritis, efek-efek saraf dan jantung.Pada keracunan akut dapat menimbulkan gangguan sistem saluran pencernaan dan pernafasan.

Metil merkuri juga dapat menembus blood brain barrier dan menimbulkan kerusakan di otak. (Jusak Ratundelang Pahlano DAUD, 2004) Metil merkuri yang masuk tubuh manusia akan menyerang sistem saraf pusat, akibatnya terjadi degenerasi sel-sel syaraf pada otak kecil, sarung

Page 6: Tugas Pengetahuan Lingkungan Rizki Agusman Pasaribu

selaput syaraf dan bagian otak yang mengatur penglihatan. Penderitanya mengalami kesemutan (paresthesia), gangguan bicara, hilang daya ingat, ataxia dan kelainan syaraf lainnya.Gejala-gejala dapat berkembang lebih buruk menjadi seperti kesulitan menelan, kelumpuhan, kerusakan otak, dan kematian.Penderita kronis penyakit ini mengalami sakit kepala, sering lelah, hilang indera perasa dan penciuman, dan menjadi pelupa.Penyakit Minamata tidak menular atau menurun secara genetis.Selain itu, penyakit Minamata juga tidak dapat diobati, usaha perawatan sebatas mengurangi gejala dan terapi rehabilitasi fisik. (Tri Wahyuni, 2008).

4. PenanggulanganMei 1956 secara resmi Direktur Rumah Sakit Chisso melaporkan ke pusat

Kesehatan Masyarakat Minamata banyaknya pasien dengan gejala kerusakan sistem saraf.Perempuan kakak beradik 5 dan 2 tahun yang tinggal di Minamata merupakan pasien pertama yang mengalami dyskinesia (kesulitan bergerak) dan kejang-kejang.Enam bulan kemudian, Tim peneliti dari Universitas Kumamoto membuktikan bahwa penyakit aneh tersebut disebabkan karena makan ikan dan moluska yang terdapat di teluk Minamata, teluk kecil di laut Shiranui.

Penelitian yang sama dengan didukung tim kementerian kesehatan Jepang di tahun 1957 juga memperkuat hasil penelitian ini. Walau demikian tidak ada langkah konkrit untuk mengatasi sumber masalah ini. 17 Januari 1957, Koperasi Perikanan Minamata meminta perusahaan Chisso untuk menghentikan buangan limbahnya, dan pada bulan yang sama para nelayan meminta pemerintah dalam hal ini Gubernur Kumamoto untuk segara mengambil langkah yang perlu mencegah pencemaran yang telah terjadi. Pada saat itu 54 korban telah teridentifikasi mendapat penyakit aneh karena pencemaran dan 17 diantaranya meninggal.Namun, pihak pemerintah Kumamoto dan Kementrian Perdagangan dan Industri tetap mengizinkan Chisso beroperasi dan membuang limbahnya dengan alasan penyakit aneh tersebut tidak ada hubungannya dengan pencemaran.

Pada saat bersamaan Kementrian Kesehatan menolak proposal untuk mengundang-undangkan peraturan sanitasi makanan dimana dilarang menjual ikan dan moluska dari teluk Minamata.Hal ini beralasan, karena terdapat keraguan yang mana ikan dan moluska di teluk Minamata telah tercemar atau tidak. Di lain pihak pemerintah berusaha mengabaikan berita bencana tersebut agar tidak tersebar luas. Limbah terus dibuang lewat kanal kecil yang bermuara ke teluk Minamata, tanpa larangan menangkap ikan disitu dan nelayan tetap melanjutkan kehidupannya dengan ikan hasil tangkapan mereka.Padahal limbah yang dibuang ke teluk itu telah terakumulasi di dalam tubuh ikan dan moluska.Karena sulitnya membedakan yang mana ikan yang terkontaminasi dan yang tidak, masyarakat tetap memakan ikan sampai gejala penyakit itu muncul.

Sejak September 1958, Chisso mengalihkan saluran buangannya ke laut Shiranui/Yatshusiro lewat kolam sedimentasi di delta sungai Minamata.Sejak

Page 7: Tugas Pengetahuan Lingkungan Rizki Agusman Pasaribu

April 1959, masyarakat pesisir sepanjang laut Shiranui, bukan hanya di Minamata merasakan gejala sakit aneh.Kondisi ini terlihat juga pada hewan, dimana banyak kucing mati di desa-desa nelayan sepanjang laut Shiranui.Hal ini jelas merupakan kesalahan Chisso selanjutnya setelah mengalihkan buangannya melalui sungai minamata, sehingga tersebar keseluruh perairan Shiranui / Yatsushiro.

Foto Tomoko Chang, seorang anak perempuan yang terkena cacat akibat pencemaran di Teluk Minamata tersebut. Foto ini adalah mungkin merupakan foto jurnalis tentang pencemaran lingkungan yang pertama.Tomoko Chang meninggal 6 tahun setalah foto ini diambil. Foto ini diambil oleh seorang fotografer bernama William Eugene Smith.

Page 8: Tugas Pengetahuan Lingkungan Rizki Agusman Pasaribu

TENTANG KONFERENSI PEMBANGUNGAN DAN LINGKUNGAN TAHUN 1972

UNCHE (United Nations Conference on the Human Environment) dilaksanakan pada tanggal 5-16 Juni 1972 di Stockholm Swedia. KTT ini merupakan pertemuan pertama kali yang berupaya mendorong paradigma pembangunan berkelanjutan dengan menghadirkan pemimpin-pemimpin dunia dan pakar-pakar lingkungan. Fokus pertemuan adalah evolusi bagi konsep perlindungan lingkungan hidup manusia sebagai elemen krusial dalam agenda pembangunan. Pada pertemuan ini sebenarnya sudah digali konsep keberlanjutan yang menyatakan hubungan antara pembangunan ekonomi, kualitas lingkungan, dan keadilan sosial, meskipun belum memberikan rumusan bagi pembangunan berkelanjutan itu sendiri. Hasil-hasil pertemuan UNCHE dikenal sebagai Stockholm Declaration, yang merumuskan 2 norma yaitu (1) prinsip 21 yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan lintas batas internasional dan (2) prinsip 24 yang berkaitan dengan kewajiban bekerjasama. Hasil monumental dari pertemuan ini adalah dibentuknya United Nations Environment Programme (UNEP) pada tahun 1975 yang dimaksudkan untuk mendorong kerjasama lingkungan internasional.

Konferensi yang mencetuskan Deklarasi Stockholm tersebut melahirkan konsep ecodevelopment. Pencetus konsep ini adalah Maurice Strong yang kemudian dipopulerkan oleh Ignacy Sachs yang memberikan definisi sebagai berikut: “…ecodevelopment is style of development that, in each ecoregion, calls for specific solutions to the particular problems of the region in the light of cultural as well as ecological data and long term as well as immediate needs. Accordingly, it operates with criteria of progress that are related to each particular case, and adaption to the environment plays and important role”. Sejalan dengan gagasan ecodevelopment tersebut maka pembentukan WCED (World Commission on Environment and Development) oleh PBB tahun 1983 mempunyai andil yang sangat besar dalam merumuskan wawasan lingkungan dalam pembangunan di semua sektor.

Setelah Konferensi Stockholm, problematika lingkungan hidup tidaklah surut, bahkan semakin parah. Masalah lingkungan hidup terjadi karena perilaku manusia selama ini telah mengubah keteraturan alam. Alam tidak lagi sepenuhnya dapat berkompromi dengan kebutuhan manusia dalam melangsungkan kehidupannya. Maka, kenestapaan manusia dengan mudah dapat ditemui di banyak sudut muka bumi.