tugas pengantar ilmu lingkungan kelompok 1

17
Proyek pemasangan pipa jumper tersebut dimulai dari ORF Pertamina di Desa Permisan menuju ke Saluran Semambung di Desa Plumbon Soal : Dari Uraian kegiatan Proyek dibawah ini : Identifikasi dampak positif dan negatif potensial dari pekerjaan tersebut untuk setiap tahapnya (pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi/operasi) Tentukan dampak apa saja yang penting dan bagaimana menganalisa dampak tersebut. Rencanakan pengelolaan dampak negatif penting agar kerugian yang ditimbulkan dapat dimininalisir. Buat laporan dan presentasi Uraian Kegiatan : PT. PETROKIMIA GRESIK (PKG) adalah produsen pupuk terlengkap di Indonesia, yang berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan pupuk khususnya di Jawa Timur dan mendukung Program Swasembada Pangan Nasional. Sejak pecahnya pipa 28 inch milik PERTAMINA pada bulan November 2006 yang lalu akibat semburan lumpur di Sidoarjo, pasokan gas bumi ke PT. Petrokimia Gresik menjadi terbatas. Sampai dengan saat ini PT. Petrokimia Gresik hanya mendapat pasokan gas + 42 MMSCFD yang berasal dari : - Kangean Energi Indonesia dan melalui pipa Wunut sebesar 20-22 MMSCFD - Kodeco sebesar 10-12 MMSCFD.

Upload: youngky-riantara-putra

Post on 19-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan : Menganalisis dampak negatif dan cara penanggulangannya

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1

Proyek pemasangan pipa jumper tersebut dimulai dari ORF Pertamina di Desa

Permisan menuju ke Saluran Semambung di Desa Plumbon

Soal :

Dari Uraian kegiatan Proyek dibawah ini :

Identifikasi dampak positif dan negatif potensial dari pekerjaan tersebut untuk setiap

tahapnya (pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi/operasi)

Tentukan dampak apa saja yang penting dan bagaimana menganalisa dampak tersebut.

Rencanakan pengelolaan dampak negatif penting agar kerugian yang ditimbulkan dapat

dimininalisir.

Buat laporan dan presentasi

Uraian Kegiatan :

PT. PETROKIMIA GRESIK (PKG) adalah produsen pupuk terlengkap di

Indonesia, yang berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan pupuk khususnya di

Jawa Timur dan mendukung Program Swasembada Pangan Nasional.

Sejak pecahnya pipa 28 inch milik PERTAMINA pada bulan November 2006

yang lalu akibat semburan lumpur di Sidoarjo, pasokan gas bumi ke PT. Petrokimia

Gresik menjadi terbatas. Sampai dengan saat ini PT. Petrokimia Gresik hanya

mendapat pasokan gas + 42 MMSCFD yang berasal dari :

- Kangean Energi Indonesia dan melalui pipa Wunut sebesar 20-22 MMSCFD

- Kodeco sebesar 10-12 MMSCFD.

Dikarenakan hal tersebut pabrik amoniak hanya bisa berproduksi 85%, urea 90%

dan kehilangan produksi amonia 50.000 ton, urea 30.000 ton. PKG telah

membangun pipa gas dan dioperasikan sejak akhir tahun 2006 di daerah Wunut

Sidoarjo, namun berpotensi terjadi kerusakan pipa akibat adanya semburan lumpur.

Kondisi tersebut dapat mengakibatkan terhentinya pasokan gas.

Dalam rangka meningkatkan dan menjaga pasokan gas bumi ke PT.

Petrokimia Gresik (PKG) maka direncanakan dibangun pipa Jumper 12 inch

sepanjang 10,5 kilometer mulai dari ORF Pertamina Porong hingga ke pipa 28 inchi

EJGP KM 35-200. Pembangunan pipa jumper ini diharapkan dapat menggantikan

pipa gas yang dibangun di Wunut Sidoarjo apabila terjadi kondisi emergency. Selain

Page 2: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1

itu bisa mengalirkan seluruh gas dari Kangean Energi Indonesia (KEI) guna

mempercepat peningkatan suplai gas ke PT. Petrokimia Gresik.

Rencana lokasi pemasangan pipa jumper tersebut dimulai dari ORF

Pertamina di Desa Permisan menuju ke Saluran Semambung di Desa Plumbon. Alur

pipa searah dengan aliran Saluran Semambung melewati desa Sentul lalu ke Desa

Penatarsewu. Di Desa Penatarsewu Saluran bermuara di Kali Sangangewu. Di

pertemuan saluran dan sungai tersebut pipa dibelokkan mengarah sepanjang

Sungai Sanggangewu ke arah hulu melewati Desa Kalidawir. Kemudian pipa

diteruskan ke Kali Rowogedek melewati Desa Gempolsari, Desa Kalitengah, Desa

Kalisampurno dan Desa Kludan. Jadi jalur pipa mengikuti alur Saluran Semambung,

Kali Sangangewu dan Kali Rowogedek.

Kegiatan pemasangan dan pengoperasian pipa Gas Jumper ini berpotensi

menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Menyadari akan pentingnya

pembangunan yang berwawasan lingkungan, dan sejalan dengan makin

meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan hidup, PT. Petrokimia Gresik

menganggap perlu melakukan studi UKL-UPL untuk kegiatan pemasangan dan

pengoperasian pipa gas Jumper.

RENCANA KEGIATAN

Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah pemasangan jalur pipa gas

jumper mulai dari ORF Pertagas Porong ke pipa gas Pertamina 28” di KM 35-200.

Panjang pipa jumper ini adalah 10,5 km dengan diameter pipa adalah 12” dan tebal

9,5 mm. Tekanan desain pipa adalah 700 psi dan tekanan operasi 450 psi. Tie in

pipa di jembatan layang tol di Km 35-200.

2.2. LOKASI / RUTE PERPIPAAN

Rencana pemasangan jalur pipa gas jumper ini akan melalui sungai milik

Dinas Pengairan Kabupaten Sidoarjo dan melintasi 3 Kecamatan di Kabupaten

Sidoarjo yaitu Kecamatan Jabon, Kecamatan Porong, dan Kecamatan Tanggulangin.

Di Kecamatan Jabon desa yang dilalui adalah Desa Permisan sedangkan di

Kecamatan Porong desa yang dilalui adalah Desa Plumbon. Di Kecamatan

Page 3: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1

Tanggulangin, jalur pipa akan melintasi 7 (tujuh) desa yaitu: Desa Sentul, Desa

Penatarsewu, Desa Kalidawir, Desa Gempolsari, Desa Kalitengah, Desa Kludan dan

Desa Kedensari.

Jalur pipa dimulai dari ORF Pertamina di Desa Permisan menuju ke saluran

Semambung di Desa Plumbon. Alur pipa searah dengan aliran saluran Semambung

melewati Desa Sentul lalu ke Desa Penatarsewu. Di Desa Penatarsewu saluran

bermuara di Kali Sangangewu. Di pertemuan saluran dan sungai tersebut pipa jalur

pipa membelok searah dengan aliran sungai Sanggangewu melewati Desa

Kalidawir. Jalur pipa selanjutnya diteruskan ke Kali Rowogedek melewati Desa

Gempolsari, Desa Kalitengah, Desa Kludan dan Desa Kedensari. Lokasi / rute jalur

pipa diberikan dalam.

2.3. UMUR/JADWAL KEGIATAN

Umur/jadwal kegiatan pemasangan pipa gas jumper ini dilakukan selama

254 hari dan dimulai pada Maret 2008. Untuk tahap prakonstruksi meliputi kegiatan

pengukuran lapangan, disain / drawing, perijinan, tender pipa. Tahap ini

diprakirakan memerlukan waktu 4 bulan mulai Maret 2008 sampai Juli 2008

Dokumen Perijinan yang sudah ada sampai studi ini dilakukan

Pekerjaan konstruksi pemasangan pipa Gas Jumper direncanakan

dilaksanakan selama 5 (lima) bulan dan akan dilaksanakan mulai Juni 2008 sampai

Nopember 2008.

Umur operasi pipa atau kegiatan pengoperasian pipa gas jumper ini adalah 5

tahun mulai Desember 2008 sampai Desember 2013 dan tahap pasca operasi

adalah setelah tahun 2013

2.4. URAIAN PELAKSANAAN RENCANA KEGIATAN

Pelaksanaan rencana kegiatan pemasangan dan pengoperasian pipa gas

jumper ini dibagi dalam empat tahapan kegiatan yaitu pra konstruksi, konstruksi,

operasi dan pasca operasi. Uraian dari masing-masing tahapan kegiatan tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Tahap Prakonstruksi

Pada tahap pra konstruksi kegiatan yang potensial menimbulkan dampak

adalah sebagai berikut:

Page 4: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1

Publikasi rencana kegiatan

Publikasi rencana kegiatan merupakan kegiatan pemberian informasi

tentang tahapan kegiatan rencana pemasangan dan pengoperasian pipa gas

jumper kepada masyarakat yang diprakirakan terkena dampak dari rencana

kegiatan. Publikasi pemasangan pipa gas jumper ini dilakukan di 3 (tiga) Kecamatan

Yaitu :

- Tanggal 16 April 2008 Di Balai Desa Permisan Kecamatan Jabon

- Tanggal 21 April 2008 di Balai Desa Plumbon Kecamatan Porong

- Tanggal 22 April 2008 di Kantor Kecamatan Tanggulangin.

Dari hasil sosialisasi di Balai Desa Permisan atas usul warga dilakukan

perubahan jalur. Jalur semula dari ORF Porong langsung masuk saluran drainase

Desa Permisan dan Desa Kebo Guyang, namun lokasi tersebut dekat dengan

pemukiman penduduk. Penduduk memberikan usul agar dipindahkan ke arah utara

melalui sawah dan tambak lalu masuk saluran Semambung Desa Permisan. Usulan

tersebut dipenuhi oleh PT. Petrokimia Gresik, mengingat jalur tersebut lebih

pendek dan tidak melalui pemukiman penduduk. Sehingga rencana jalur pipa yang

dipakai dalam studi ini telah mengakomodir aspirasi dari masyarakat.

Pembebasan lahan :

Lahan rencana jalur pipa gas yang digunakan sebagian besar merupakan

sungai atau saluran dibawah kewenangan Dinas Pengairan Kabupaten Sidoarjo.

Khusus untuk jalur dari ORF Pertamina Porong sebelum masuk saluran Semambung

di Desa Sentul melalui tanah milik Pertamina yang digarap oleh masyarakat sebagai

lahan pertanian Lokasi yang berada di sungai atau saluran berada dibawah

kewenangan Dinas Pengairan Kabupaten Sidoarjo. Sewa lahan milik Pertamina

dilakukan dengan membuat kesepakatan tersendiri yang mana saat studi ini

disusun sedang dalam proses. Sedangkan tanaman milik masyarakat yang ada di

lahan pertamina akan diganti oleh PT. Petrokimia secara langsung kepada

masyarakat.

b. Tahap Konstruksi.

Page 5: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1

Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi.

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja atau pengadaan tenaga kerja untuk

kegiatan konstruksi pemasangan pipa jumper berpotensi menimbulkan dampak

peluang kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tahap konstruksi berjumlah

sekitar 50 orang. Seluruh tenaga kerja konstruksi disiapkan oleh kontraktor

pelaksana pekerjaan. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja, kontraktor harus

mengutamakan penggunaan tenaga kerja setempat, sesuai dengan standar

kompetensi yang dipersyaratkan.

Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan dan Material.

Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan merupakan

kegiatan transportasi pengadaan peralatan dan material seperti pipa untuk

rencana kegiatan pemasangan pipa gas jumper.

Material yang digunakan diantaranya adalah pipa, valve dan fitting, casing

pipa, coating, pipeline marking, sign post. Sedangkan peralatan yang digunakan

diantaranya adalah bulldoser, backhoe, grader, mesin las dan excavator .

Peralatan dan material tersebut direncanakan di datangkan dari

Cilegon dengan truk pengangkut kapasitas 10 ton dimana untuk sementara

dikumpulkan di 3 (tiga) tempat/Lay down area. Lay down area tersebut meliputi

tanah kosong warga dan lahan Desa Permisan(sewa); lapangan desa Penatar Sewu

(masih dalam negoisasi) dan lahan kosong milik Developer Perumahan Permata

Regency. Dari Lay down area peralatan dan material dibawa ke lokasi

sepanjang jalur pipa. Karena lokasi jalur pipa ini sebagian besar adalah di sungai

atau saluran dimana tidak semua section jalur pipa ini tersedia jalan maka

pengangkutan material ini dilakukan secara manual melalui jalan darat dan sungai.

Untuk pengangkutan di darat mengunakan gerobak sedangkan di sungai

Page 6: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1

menggunakan ponton. Rute lokasi pengangkutan material dan peralatan tersebut

dapat dilihat pada Lampiran 2 Gambar 2.12.

Pembersihan Lahan.

Kegiatan pembersihan lahan meliputi pembersihan lahan yang akan

digunakan untuk rencana kegiatan dari tumbuhan, dan material lain yang

tidak diperlukan. Kegiatan pembersihan lahan ini dilakukan di lokasi dari ORF

Pertamina Porong sampai sebelum masuk saluran Semambung di Desa Permisan.

Pembersihan lahan ini dilakukan di lokasi persawahan dan pertambakan.

Selanjutnya dilakukan pembersihan di pinggir saluran atau sungai yang dipakai

untuk rencana jalur pipa. Untuk lokasi jalur pipa yang berada dijalur intake air maka

akan dilakukan pemompaan.

Penggelaran Fisik Pipa.

Kegiatan penggelaran fisik pipa meliputi: Penumpukan pipa, Penggalian

dan penumpukan material galian, Penjajaran dan Penyambungan,

Pelapisan, Pengujian lapisan pelindung, serta Peletakan pipa dan

penggelaran utilitasnya. Pelaksanaan Penggelaran Pipa ini dilakukan

sesuai dengan KepMen Pertambangan dan Energi No. 300.K/38/M.PE/1997.

Mengacu pada peraturan tersebut, penggelaran pipa transmisi gas ini memiliki

klasifikasi kelas 2 karena tekanan operasi adalah 450 psi (+ 31 bar), Untuk pipa

diameter 12 inch dan tekanan antara 16 – 50 Bar) maka hak lintas pipa atau ROW

nya adalah 3,5 meter dengan klasifikasi kelas 4 serta faktor desain tidak lebih dari

0,3. Rencana jalur pipa gas jumper di lokasi sawah dan pertambakan ini akan

digelar pada kedalaman 1,5 -2 meter dari permukaan tanah.

Penggelaran pipa di saluran atau sungai adalah dengan ditanam di dasar

sungai dengan kedalaman minimal 2 meter dibawah dasar normalisasi sungai atau

saluran.

Penumpukan Pipa

Page 7: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1

Dari laydown area, pipa dibawa ke pinggir jalan yang terdekat dengan

lokasi penggelaran pipa menggunakan gerobak. Di lokasi yang tidak tersedia

jalan maka material pipa ini ditumpuk di bahu sungai

Penggalian Tanah / Penumpukan Material Galian

Kegiatan penggalian untuk penggelaran pipa di lokasi darat (areal

sawah dan tambak) dilakukan dengan kedalaman galian sekitar 1,5 – 2 meter

dengan lebar galian yang dibuat adalah 2 meter. Rencana jalur pipa yang digali

di lokasi darat kurang lebih sepanjang 500 m. Tanah hasil galian akan ditumpuk

di pinggir galian untuk kemudian digunakan kembali untuk penimbunan

pipa.

Untuk penggalian dasar sungai atau saluran dilakukan dengan cara terlebih

dahulu membendung sebagian penampang sungai atau saluran tersebut baru

dilakukan penggalian dengan kedalaman minimal 2 meter.

.

Penjajaran dan Penyambungan

Sebelum dilakukan kegiatan penyambungan, dilakukan kegiatan penjajaran

pipa. Beberapa batang pipa yang sudah dijajar dilas untuk dilakukan

penyambungan, kemudian dilakukan uji radiography. Apabila hasilnya

baik, sambungan yang telah dilas dibungkus dengan isolator (wrapping),

lalu ditanam pada galian yang telah disiapkan.

Peletakan Pipa

Alat yang digunakan untuk meletakan pipa pada lubang galian adalah chain

block, dimana pada bagian yang terkena rantai chain block dialasi dengan

kain agar lapisan pelindung pipa tidak rusak. Dasar galian pipa telah

dialasi dengan material sehingga rata dan padat, sehingga pipa tidak

melengkung atau mudah bergeser setelah dipasang. Pada bagian tertentu

dipasang blok penahan pipa, terutama dekat sambungan dan tikungan,

serta pada peralatan pipa seperti valve. Setelah pipa dilengkapi dengan

Page 8: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1

cover beton terpasang, dilakukan pemasangan utilitas pipa pada bagian yang

diperlukan. Pipa ditimbun dengan pasir dan kemudian ditimbun dengan

tanah hasil galian, lalu dilakukan pemadatan kembali. Sedangkan untuk

lokasi sungai atau aliran setelah pipa tertanam maka dilakukan pemulihan aliran

sungai atau saluran. Peletakan pipa di dasar galian untuk lokasi sawah atau tambak

dilakukan pada jarak 1-3 meter dari poros pipa ke tepi tanggul. Sedangkan

Peletakan pipa di dasar galian untuk lokasi sungai atau saluran dilakukan pada jarak

1-2 meter dari poros pipa ke tepi tanggul sungai atau saluran.

Kegiatan penggelaran pipa ini sebagian besar adalah melalui sungai atau

saluran dimana diatas sungai atau saluran tersebut di beberapa tempat terdapat

jembatan baik jembatan orang, jembatan kendaran, dan jembatan tol. Secara

umum metode pemasangan dan peletakan pipa untuk lokasi – lokasi tersebut

adalah sama seperti didasar sungai. Gambar peletakan dan pemasangan pipa di

sepanjang jalur pipa telah diberikan dalam Lampiran 2 Gambar 2.2 s/d 2.10.

Uji Hidrostatik Pipa

Kegiatan uji hidrostatik dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

kebocoran pada pipa. Rangkaian kegiatan uji hidrostatik terdiri dari beberapa

langkah, yaitu langkah pembersihan pipa dari kotoran, pengisian pipa dengan air,

penekanan air sampai 150 % dari tekanan desain, pengeluaran air, serta

pembersihan pipa dari air yang tersisa. Tahap inti dari uji hidrostatik

meliputi:

Pembersihan pipa

Proses pembersihan pipa (pigging) dilakukan setelah seluruh pipa

selesai dipasang. Pigging pertama ditujukan untuk membersihkan

berbagai kotoran pekerja saat pelaksanaan penyambungan pipa,

sedangkan pigging kedua dilakukan setelah uji hidrostatik, dan

bertujuan untuk membersihkan kotoran serta sisa-sisa air yang

belum terbuang pada hasil uji hidrostatik. Pigging pertama

menggunakan tiga jenis pig, yang pertama foam pig, selanjutnya

brush pig dan diakhiri dengan cup pig. Dengan proses pigging

Page 9: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1

pertama ini, maka diharapkan bagian dalam pipa menjadi bersih

sehingga tidak mengotori air bekas uji hidrostatik yang akan

dibuang. Pada pigging kedua dimasukkan foam pig berkali-kali ke

dalam ruas jalur pipa, sampai pig yang keluar dalam keadaan kering.

Uji hidrostatik

Pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat kelaikan pipa,

terutama untuk mendeteksi adanya kebocoran dan juga ketahanan

terhadap tekanan. Uji hidrostatik dimulai dengan memasukkan air ke

ruas dalam pipa. Setelah ruas pipa terisi penuh, kemudian ditekan

sebesar 150 % dari tekanan desain pipa 700 psi dengan menggunakan

pompa selama 24 jam. Pada titik awal dan akhir pipa, tekanan

dipantau dengan alat pressure gauge dan pressure recorder, untuk

melihat kestabilan tekanan di setiap titik pengamatan. Jika terjadi

perbedaan tekanan, maka patut diduga terjadi kebocoran. Air yang

digunakan untuk uji hidrostatik pipa berupa air bersih ( air PDAM).

Pengeringan pipa

Untuk menghilangkan sisa-sisa air dilakukan pigging kedua setelah

pengujian tekanan selesai. Foam pig diluncurkan dari ujung segmen

pipa dan keluar dari ujung lainnya. Jika pig keluar dalam keadaan

basah, maka proses pigging diulangi sampai didapatkan pig yang

keluar dalam keadaan kering. Pada saat tersebut pembersihan sudah

dapat diselesaikan.

Limbah Uji Hidrostatik Pipa

Limbah yang dihasilkan oleh aktifitas penggelaran pipa adalah air

bekas uji hidrostatik dan padatan, baik yang berasal dari dalam pipa

maupun di luar pipa.

Limbah cair hasil uji hidrostatik pipa

Page 10: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1

Volume limbah cair hasil uji hidrostatik sama dengan jumlah air yang

dimasukkan yang diperkirakan volumenya adalah + 765 m3. Limbah

cair hanya sekali dikeluarkan selama proyek berlangsung. Uji

hidrostatik ini ditahan minimal 1 x 24 jam. Dalam pelaksanaan uji

hidrostatik tidak ada aditif yang ditambahkan dan air yang dipakai

adalah air bersih. Limbah ini direncanakan akan dibuang ke Kali

Rowogedek.

Limbah padat hasil pembersihan pipa.

Limbah yang dihasilkan dari proses pigging ini adalah berupa

kotoran hasil pekerjaan penyambungan pipa, berupa benda-benda

padat seperti: kain lap, sarung tangan, potongan besi, dan berbagai

kotoran sisa proses pekerjaan saat penyambungan pipa dilakukan.

Limbah ini diperkirakan jumlahnya 1,2 m3, limbah padat ini direncanakan

akan dikumpulkan TPA yang kemudian dikelola bersama dengan limbah

padat domestik lainnya.

Rehabilitasi di SekitarJalur pipa.

Langkah rehabilitasi yang dilakukan adalah :

Penimbunan kembali lubang galian diikuti dengan pemadatan

Pembersihan lahan disekitar pipa dari tanah dan sampah yang

tercecer.

Pengembalian aliran sungai atau saluran

Rehabilitasi ini menjadi satu paket proyek yang menjadi tanggung jawab

kontraktor utama penggelaran pipa, dan diawasi langsung oleh pihak

PETROKIMIA GRESIK.

Pada jalur inspeksi pipa (ROW/Right of Way) selebar minimal 3,5

meter, masing-masing 1,75 meter di kanan dan kiri pipa dipasang rambu

dan marka sebagai tanda bahwa terdapat pipa gas tertanam di dalam

tanah.

Page 11: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1

Demobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi.

Setelah masa konstruksi berakhir, tenaga kerja dengan keahlian

yang hanya dibutuhkan pada masa konstruksi akan dilepas. Aktivitas

pelepasan tenaga kerja yang menangani tahap konstruksi dilakukan oleh

pihak Kontraktor. Proses pelepasan akan dijelaskan dalam dokumen

kontrak, dan dipahami bersama oleh Kontraktor dan tenaga kerja yang

bersangkutan.

c. Tahap Operasi

Pengoperasian Pipa Penyalur.

Penyaluran Gas dilakukan dengan pengaliran Gas dari KODECO ORF

Pertamina Porong ke ke pipa gas Pertamina 28” di KM 35-200. Tekanan dari gas

adalah 700 psi desain dan tekanan operasi 450 psi. Komposisi gas sebagian besar

adalah methana (CH4). Selengkapnya spesifikasi gas diberikan dalam Lampiran

51 Tabel 2.2.

Tidak ada rekruiting tenaga kerja untuk untuk operasional pipa gas ini.

Kebutuhan tenaga kerja dipenuhi oleh tenaga yang telah ada di PT PKG.

Pengoperasian pipa penyalur mengacu prosedur tertulis yang akan dibuat seperti :

o Prosedur pengoperasian dalam keadaan operasi normal dan dalam

keadaan reparasi.

o Program khusus operasi dalam perubahan tekanan.

Pemeliharaan Pipa.

Perawatan pipa terdiri dari perawatan bagian dalam (internal) dan perawatan

bagian luar. Perawatan internal dilakukan untuk mengetahui keperluan perawatan

luar yang didasarkan atas permasalahan yang ada. Pemeliharaan pipa penyalur

mengacu prosedur tertulis yang telah dibuat seperti :

o Program persyaratan inspeksi berkala dalam operasi;

o Program pengawasan pipa penyalur secara periodik;

Page 12: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1

Pemeliharaan ROW.

Ruang untuk Hak Lintas Pipa (Right of Way/ROW) yang disediakan selebar +

3,5 meter. Lahan pada ROW tidak boleh ada bangunan atau pohon yang tumbuh

diatasnya, oleh sebab itu ROW pipa dijaga dari kemungkinan timbulnya bangunan

liar diatasnya, tumbuhnya pohon, dan penggunaan lahan yang tidak sesuai,

misalnya sebagai tempat pembuangan sampah. Sehingga diatas lahan disekitar

ROW tersebut akan dipasang rambu-rambu. Marka dan rambu peringatan yang

telah dipasang dipelihara agar tetap dapat terlihat dengan jelas.

Sistem Penangan Keadaan Darurat.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan keadaan darurat adalah suatu kejadian

kebakaran, peledakan dan/atau kebocoran gas dalam skala besar yang

menimbulkan kerusakan dahsyat didaerah sekitar tempat kejadian dan dapat

mengancam keselamatan jiwa karyawan serta masyarakat disekitarnya. Penerapan

sistem penanganan keadaan darurat pada jalur pipa terintegrasi dengan penerapan

keadaan darurat pabrik yang mengacu pada prosedur tertulis, yaitu:

o Prosedur PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT PABRIK PR-28-0017

o Prosedur SISTEM KOMUNIKASI KEADAAN DARURAT PABRIK DI PETROKIMIA

GRESIK PR-28-0018

o Prosedur PENANGGULANGAN PELEDAKAN CAIRAN DAN GAS DAN/ATAU

KEBAKARAN PR-02-0059

o Prosedur PENANGGULANGAN KEBOCORAN CAIRAN DAN GAS PR-02-0060

d. Tahap Pasca Operasi

Umur/masa pemakaian pipa pemakaian pipa dan instalasinya adalah selama

5 tahun, yaitu sampai dengan pipa permanen milik PT Pertamina Gas dapat

dioperasikan. Pipa dikosongkan, diisi dengan gas N2 (blanket) dan ditutup untuk

ditinggalkan sesuai dengan standar perpipaan MIGAS yang berlaku. Sedangkan

lahan bekas jalur pipa akan dikembalikan ke fungsi asalnya seperti sebelum

penggelaran jalur pipa.

Page 13: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1
Page 14: Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan Kelompok 1

LAPINDO BLAST