tugas pbl blok respirasi.doc

Upload: mil-ujir

Post on 03-Apr-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    1/36

    SKENARIO 2

    BATUK DARAH

    Seorang pemuda berusia 20 tahun datang ke poliklinik swasta dengan keluhan batuk

    dan mengeluarkan dahak bebercak darah sejak satu hari sebelumnya. Pemuda tersebut sudah

    batuk sejak sebulan terakhir, kadang berdahak tetapi lebih sering kering. Selain itu ia juga

    merasa nafsu makannya menurun, meriang serta keluar keringat dingin pada malam hari,

    tidak pernah nyeri dada ataupun sesak napas. Pemuda tersebut sudah merokok sejak SMP.

    Ayah pemuda tersebut juga pernah menderita batuk lama yang kemudian mendapat

    pengobatan selama 6 bulan dan sudah dinyatakan sembuh.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, takipneu, habitus

    asthenikus. Pada hemithoraks kanan didapatkan fremitus taktil dan vokal yang meningkat dan

    ronkhi basah halus yang nyaring pada apeks paru kanan.

    Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia, laju endap darah yang tinggi danditemukan bakteri tahan asam (BTA) pada pemeriksaan sputum. Hasil pemeriksaan foto

    rontgen thoraks ditemukan adanya tuberkulosis paru kanan.

    Dokter menyimpulkan bahwa pemuda tersebut menderita hemoptisis disebabkan

    tuberkulosis aktif pada paru kanan dan memberikan terapi obat anti tuberkulosis (OAT)

    segera dan menganjurkan skrining pada adik-adik pemuda tersebut yang tinggal serumah

    serta menunjuk seorang pengawas minum obat (PMO)

    1

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    2/36

    LO 1 Memahami dan menjelaskan Anatomi makroskopik saluran pernafasan bawah

    1. Trakea

    2

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    3/36

    Trakea adalah tuba dengan panjang 10 cm sampai 12 cm dan diameter 2,3 cm serta

    terletak di atas permukaan anterioresofagus . tuba ini merentang dari laring pada area

    vertebra serviks ke enam sampai area vertebra toraks kelima tempatnya berubah

    menjadi 2 bronkus utama .

    Trakea dapat tetap terbuka karena adanya 16-20 cincin kartilago berbentuk C .

    ujung posterior mulut di hubungkan oleh jaringan ikat dan otot sehingga

    memungkinkan ekspansi esofagus .trakea dilapisi epitelium respiratorik ( kolumnar

    bertingkat dan bersilia ) yang banyak mengandung sel goblet .

    2. Percabangan bronkus

    Bronkus primer ( utama ) kanan berukuran lebih pendek , lebih tebal , dan lebih

    lurus dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokkan trakra

    bawah kanan . objek asing yg masuk kedalam trakea kemungkinan ditempatkan dalam

    bronkus kanan . setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12x untuk membentuk

    bronki sekunder dan tersier dengan diameter yang semakin kecil .saat tuba makin

    menyempit , batang atau lempeng kartilago mengganti cincin kartilago . bronki di

    sebut ekstrapulmonal sampai memasuki paru2 , setelah itu disebut intrapulmonal .

    struktur mendasar dari kedua paru2 adalah percabangan bronchial yang selanjutnya :

    bronki , bronkiolus , bronkiolus terminalis , bronkiolus respiratorius , duktus alveolar ,

    dan alveoli .tidak ada kartilago dalam bronkiolus , silia tetap ada sampai bronkiolusterkecil .

    3. Paru-paru

    3

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    4/36

    Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besarterdiri dari sel-sel epitel

    dan dan endotel. O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Paru-paru dibagi

    menjadi dua, yakni :

    Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru):

    1. Lobus pulmo dekstra superior

    2. Lobus pulmo dekstra media

    3. Lobus pulmo dekstra inferior.

    Paru-paru kiri, terdiri dari:

    1. Pulmo sinister lobus superior

    2. Pulmo sinister lobus inferior.

    Tiap-tiap lobus terdiri atas belahan-belahan yang lebih kecil (segmentalis):

    Paru-paru kiri mempunyai 10 segment yaitu :

    5 buah segment pada lobus superior, dan

    5 buah segment pada inferior

    4

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    5/36

    Paru-paru kanan mempunyai 10 segmet yakni :

    5 buah segment pada lobus inferior

    2 buah segment pada lobus medialis

    3 buah segment pada lobus inferior

    Tiap-tiap segment ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahanyang bernama

    lobulus. Diantara lobulus yang satu dengan yang lainnyadibatasi oleh jaringan ikat yang

    berisi pembuluh-pembuluh darah geta hbening dan saraf-saraf, dalam tiap-tiap lobulus

    terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang - cabang banyak

    sekali, cabang-cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada

    alveolus yang diameternya antara 0,2 0,3 mm.

    Letak paru-paru

    Paru-paru terletak pada rongga dada, datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum

    mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada mediastinum

    depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oeh selaput selaput yang bernama pleura. Pleura

    dibagi menjadi dua :

    Pleura viseral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung

    membungkus paru-paru.

    Pleura parietal, yaitu selaput paru yang melapisi bagian dalam dinding dada.

    Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada

    keadaan normal kavum pleura ini vakum/hampa udara sehingga paru-paru dapat

    berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat).

    pleura parietalis berdasarkanletaknya terbagi atas:

    a. Pleura costalis

    b. Pleura diaphragmatica

    5

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    6/36

    c. Pleura mediatinalis

    d. Pleura cervicalis

    Pada hillus terdapat ligamentum pulmonale yng berfungsi untuk mengatur pergerakan alat

    dalam hillus selama proses respirasi.

    Alat yang masuk pada hillus pulmonalis: (brouncus primer, arteripulmonalis, arteri

    brounchialis, dan syaraf). Alat yang keluar pada hilluspulmonalis: (vena pulmonalis, vena

    bronchialis, dan vasa limfatisi)

    Persarafan Paru:

    Serabut aferrent dan eferrent visceralis berasal dari truncus sympaticus dan serabut

    parasympatiscus berasal dari nervus vagus.

    1. Serabut symphatis

    Truncus sympaticus kanan dan kiri memberikan cabang cabang pada paru membentuk

    plexus pulmonalis yang terletak didepan dan dibelakang broncus primer. Fungsi saraf

    sympatis untuk merelaxasitunica muscularis dan menghambat sekresi bron cus.

    2.Serabut para sympatikus

    Nervus vagus kanan dan kiri juga memberikan cabang cabang pada plexus pulmonalis

    kedepan dan kebelakang. Fungsi saraf parasympaticus untuk konstraksi tunica muscularis

    akibatnya lumen menyempit dan merangsang sekresi boncus.

    LO.2 Memahami dan menjelaskan anatomi mikroskopik saluran pernafasan bawah

    TRAKEA

    Memanjang dari larings ke bisfuskasio trakea, dimana trakea terbagi jadi bronkus

    cabang utama kanan dan kiri kedua paru. Pada orang dewasa, panjang nya 12cm dandiameternya 1,5cm. jaringan sedikit, tetapi tulang dindingnya mencegah terjadinya kolap.

    6

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    7/36

    Mukosa trakea berkaitan dengan laring bagian bawah. Epitel trakea adalah

    bertingkat torak dan terutama terdiri atas sel bersilia dan sel lendir. Terdapat sel basal dengan

    inti yang tersusun berderet dekat membran basalis.

    Iritasi epitel menyebabkan peningkatan jumlah sel-sel goblet dan dalam waktu yang

    lama akan menyebabkan perubahan epitel setempat menjadi epitel berlapis gepeng yang

    disebut epitel skwamosa yang tampak pada bronchitis kronis.

    Dengan mikroskop electron, epitel beringkat silia pada trakea, seperti umumnya

    terdapat pada traktus respiratorius tampak terdiri atas 8 jenis sel yang berbeda-beda.

    1. Sel-sel bersilia yang berisi sejumlah badan basal silia. Ujung silia menonjol ke

    Dalam lapisan lender yang dihasilkan oleh sel goblet.

    2. Sel lendir yang disebut juga sel goblet. Sel ini menghasilkan lendir yang melapisi

    ujung silia.

    3. Sel serosa berisi reticulum endoplasma kasar yang berkembang baik dan granula

    sekretoris padat electron di atas inti.

    4. Sel sikat mempunyai permukaan yang seperti sikat terdiri atas mikrovili. Beberapa

    sikat disebut tipe 1 dianggap sebagai reseptor sensorik karena tampak berhubungan

    dengan serat saraf aferen.

    5. Sel intermedia (sama dengan sikat tipe 2)

    6. Sel basal

    7. Sel clara berisi granula sekretoris di bagian apical, yang dilepaskan secara eksistosis ke

    permukaan epitel. Sel ini berperan dalam pembentukan surfaktan

    8. Sel endokrin disebut sel kultschitzky atau sel bergranula kecil. Sel ini sering tampak

    berkelompok dipersarafi oleh badan neuronepitelial dan berfungsi dalam penerimaan

    rangsang kimia dan dalam pengaturan pertumbuhan lobular.

    Lamina propia terdiri atas jaringan ikat jarang, yang banyak mengandung serat-serat

    elastin. Serat-serat elastin memadat membentuk membrane elastis pada bagian dalam lamina

    propia, sebagai batas terhadap submukosa.

    Submukosa terutama berisi serat-serat kolagen yang melekatkan membrane elastin ke

    perikondrium sekeliling tulang rawan.

    7

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    8/36

    Kelenjar trakealis terletak di submukosa dekat dengan tulang rawan dan jenisnya

    mukoserosa.

    Tulang rawanberbentuk tapal kuda melingkari mukosa bagian anterior dan lateral.

    Tulang rawan trakea adalah tulang rawan hialinyang pada proses penuaan berubah menjadi

    tulang rawan fibrosa.

    Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat berisi lemak. Di tempat ini berjalan

    pembuluh darah trakea dan saraf.

    PARU-PARU

    Adalah sepasang organ digantungkan pada akarnya dan ligamentum pulmonalis pada

    kedua belahan rongga toraks, dipisahkan satu sama lain oleh jantung dan struktur lain dalam

    mediastinum. Karena jantung lebih menonjol ke kiri, maka paru kanan lebih besar dan lebih

    berat daripada paru kiri. Kedua paru dibagi atas beberapa lobus paru kanan mempunyai 3lobi, paru kiri 2 lobi. Kedua lobus dipisahkan oleh celah yang dalam sampai sejauh bronkus

    prinsipalis. Selanjunya lobus dibagi menjadi unit yang lebih kecil disebut segmen

    bronkopulmonal, dan selanjutnya dibagi menjadi lobulus. Permukaan paru dibungkus oleh

    selaput serosa yang tipis disebut pleura viseralis.

    Saat lahir paru berwarna merah seiring bertambah nya umur, paru berwarna agak

    kelabu dan bahkan gelap karena penimbunan partikel karbon yang masuk melalui udara

    inspirasi dalam sel-sel fagositik di jaringan ikat terutama jelas pada penduduk perkotaan dan

    perokok berat.

    Percabangan Bronkus

    Dalam tiap paru, bronkus principalis bercabang menjadi sejumlah cabang-cabang

    disebut percabangan bronkus (Bronchial tree), timbul sekitar bagian respiratoris paru.

    Dalam tiap paru, arteri pulmonalis (yang berisi darah venosa), arteri bronkialis (berisi

    darah arteri dan dipercabangkan dari aorta), pembuluh limf dan saraf mengikuti percabangan

    bronkus sepanjang bagian respiratoris, dimana tiap pembuluh bercabang menjadi kapilar-

    kapilar. Vena pulmonalis berbeda dengan arteri pulmonalis, arteri bronkialis dan saraf

    umumnya terletak antara 2 sistem percabangan bronkus. Jaringan ikat sepanjang vena

    karenanya membentuk septa, yang terbesar septa berjalan dari hilus ke dasar celah lobus

    disebut septa interlobaris, membantu celah dalam pembagian paru menjadi septa. Septa yang

    lebih kecil memisahkan segmen broncopulmonal dan disebut septa intersegmental.

    Pola percabangan bronkus. Tiap segmen bronkopulmonal menerima bronkus

    segmental, yang berasa dari bronkus lobaris yang lebih besar. Di paru kana nada 3 segmen di

    lobus superior, 2 di lobus medius dan 5 di lobus inferior. Pada paru kiri, ada 5 segmen di

    lobus superior, 4 atau 5 di lobus inferior. Tiap segmen di kelilingi oleh septa jaringan ikat

    intersegmental.

    8

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    9/36

    Bronkus mencakup sekitar 12 generasi utama yang paling kecil mempunyai diameter

    sekitar 1mm. bronkiolus terdiri atas 12 generasi percabangan dan berakhir pada bronkiolus

    terminalis. Secara histology nya bronkus mempunyai tulang rawan dan kelenjar pada dinding

    nya sedangkan bronkiolus tidak mempunyai 2 komponen tersebut.

    BRONKUS

    Mempunyai struktur histology kedua bronkus principalis sangat menyerupai trakea,

    tetapi setelah masuk ke paru, tulang rawan bentukny menjadi tak beraturan dan otot polos

    menbentuk cincin yang melingkar terletak sebelah dalam tulang rawan. Tulang rawan pada

    potongan melintang bronki namapk seperti batang atau pulau.

    BRONKIOLUS

    Bronkus secara bertahap menjadi bronkiolu. Epitel bertingkat torak bersilia berubah

    menjadi epitel torak. Selanjutnya tidak diteukan tulang rawan maupun kelenjar, dan lapisanotot relative lebih tebal. Epitelnya terdiri atas sel bersilia dan sel clara, meskipun terdapat

    juga sedikit sel endokrin dan sel sikat. Selain itu terdapat sel intermedia yang tidak

    berdiferensiasi.

    Otot polosnya relative lebih tebal dibanding bronkus, karena otot ini bila berkontraksi

    memberi efek yang lebih besar.

    DINDING ALVEOLUS

    Adalah suatu septum jaringan tipis yang memisahkan 2 alveoli yang berdekatan.

    Dinding ini terdiri dari selapis jaringan ikat yang berisi udara, dan dibatasi oleh epitel.

    Lapisan jaringan ikat berisi serat kolagen dan elastin yang berbentuk jala-jala dan didalam

    nya berisi anyamankapilar paru-paru. Jaringan ikat itu sendiri berisi fibroblast, makrofag, sel

    mast, limfosit dan sel plasma. Epitel alveoli dibagi menjadi :

    1. Alveolar tipe I (sel alveolar kecil), mempunyai inti kecil dan gepeng.

    2. Alveolar tipe II (sel alveolar besar), mempunyai bentuk kubis inti relative besardan

    bulat, sitoplasmanya berisi sejumlah vakuol.

    PLEURA

    Dalah kantong tertutup yang mengelilingi paru. Pleura pada kedua sisi mediastinumdibagi menjadi 2 lapisan. Yang sebelah dalam lapisan viseralis disebut pleura pulmoner,

    membungkus paru-paru yang terdiri atas jaringan ikat padat yang tipis dan pleura parietalis

    yang membatasi permukaan dalam dinding dada dan sebagian besar diafragma. Kedua

    lapisan dibatasi oleh rongga pleura. (Geneser finn. Buku teks histology jilid 2 hal 185.

    Jakarta)

    LO.3 Memahami dan menjelaskan fisiologi pernapasan

    Sistem Respirasi

    9

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    10/36

    Respirasi adalah proses umum dimana organisma mengambil energi bebas dalam

    lingkungannya dengan mengoksidasi substrat organik. Untuk mencapai hasil tersebut,

    organisma tingkat tinggi memakan berbagai bahan makanan dan mengubah menjadi molekul

    sederhana melalui proses pencernaan dan molekul yang terbentuk masuk dalam sel-sel yangselanjutnya mengalami oksidasi dengan bantuan sejumlah molekul oksigen yang berasal dari

    sitem pernapasan. Produk dari oksidasi (CO2 dan H2O) dikeluarkan oleh sel ke dalam

    lingkungannya (Sonjaya, 2008).

    Tujuan dari pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen (O2) bagi seluruh jeringan tubuh

    dan membuang karbondioksida (CO2) ke atmosfir. Untuk mencapai tujuan ini, sistem

    pernapasan (respirasi) menjalankan fungs yaitu :

    1. Ventilasi paru, yaitu masuknya udara atmosfir kedalam paru sampai di alveoli dan

    keluarnya udara alveoli paru ke udara bebas/atmosfir lagi.

    2. Difusi O2 dan CO2 antara darah kapiler paru dan udara alveoli, hal ini terjadi karenaventilasi berlangsung terus-menerus yang dibarengi aliran perfusi darah ke dalam

    kapiler alveoli yang juga terus-menerus mengalir.

    3. Transpor O2 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel.

    4. Pengaturan ventilasi oleh sistem saraf dan hal-hal lain yang berhubungan dengan

    pernapasan.

    Mekanisme terjadinya respirasi adalah udara dari laur akan masuk lewat rongga hidung

    (cavum nasalis), dimana rongga hidung berlapis selaput lendir yang didalamnya terdapat

    klenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera), udara darirongga hidung akan masuk ke faring dan selanjutnya memasuki tenggorokan berupa pipa

    yang panjangnya kurang lebih 10 cm, terletak dileher dan sebagian dirongga dada (toraks).

    Tenggorokan bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Udara

    dari bronkiolus akan masuk ke dalam paru-paru yang terletak di dalam rongga dada bagian

    atas dan di bagian sampingnya dibatasi oleh otot dan rusuk dan dibagian bawah oleh

    diafragmayang berotot kuat.

    10

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    11/36

    Dalam proses respirasi terdapat beberapa tahapan-tahapan yaitu respirasi eksternal danrespirasi internal. Respirasi eksternal merupakan sebentuk pertukaran gas, sehingga oksigen

    (O2) dari paru-paru masuk kedalam darah, dan karbondioksida (CO2) dan air (H2O) keluar

    dari darah masuk ke paru-paru. Sedangkan respirasi internal merupakan proses pertukaran

    karbondioksida (CO2) dengan oksigen (O2) di tingkat sel.

    Inspirasi adalah proses yang aktif yang disebabkan oleh kontraksi otot-otot inspirasi yang

    penting adalah diafragma yang melekat pada tepi kaudal didaerah toraks. Bila relaksasi

    diafragma berebntuk kubah ke dalam toraks, bila serabut otot berkontraksi diafragma

    mengembang keluar sehingga terjadi peningkatan volume toraks. Jika tulang iga meningkat,

    diameter toraks akan meningkat. Gerakan ini bergantung terutamka pada otot-otot interkostal,

    internal dan eksternal. Pada manusia waktu inspirasi diafragma turun 1-5 cm menyebabkan

    rongga dada bertambah dan terjadi perbedaan tekanan lebih besar antara udara luar dan di

    rongga intratorak.

    Ekspirasi, bila tidak terjadi gerakan udara yang dimana tekanan bronkisama dengan tekanan

    atmosfir. Tekanan intratorak bertambah karena diafragma dan tulang rusuk kembali kepada

    kedudukan semula. Hal ini menyebabkan udara didalam paru-paru didorong keluar karena

    tekanan intratoraks bertambah dan elastisitas paru-paru itu sendiri. Pada saat otot-otot

    inspirasi rileks maka volume torak menurun, tetapi jumlah udara dalam paru-paru mulai tetap

    sama, oleh karena itu tekanan intrapulmonari meningkat di atas tekanan udara luar, darah

    mengalir dari paru-paru ke eksterna sampai tekanan sama. Dalam proses respirasi terdapat

    pigmen yang bertanggung jawab dalam proses inu yaitu hemoglobin yang berwarna merah

    dan akan berikatan dengan oksigen (O2) membentuk oksihemoglobin yang sifatnya lebih

    asam dari hemoglobin. Suatu protein yang mengandung senyawa dari hemin disebut

    hemoglobin dimana hemoglobin ini merupakan pigmen respirasi karena mempunyai peranan

    dalam mengangkut gas yang terlibat keseimbangan asam basa.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi yaitu pengaruh korteks cerebrasi karena

    adanya koneksi antara cerebrasi dengan pusat pernafasan. Ini berarti bahwa kita dapatmerubah corak pernafasan. Orang dapat menahan nafas menurut kemauannya tetapi

    kemampuan nafas dapat dibatasi oleh peningkatan kadar karbondioksida dan ion H+darah.

    Faktor yang kedua yaitu refleks inflasi, pada dinding bronki terdapat reseptor yang sensitive

    terhadap rangsangan yang disebut stretch reseptor

    Mekanika Pernafasan

    Merupakan hubungan timbal balik antara tekanan atmosfer, tekanan intra alveolus,

    dan tekanan intra pleura. Udara cenderung bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke

    daerah yang bertekanan rendah, yaitu menuruni gradien tekanan. Ada 3 stadium dalam

    11

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    12/36

    pernafasan. Stadium pertama adalah ventilasi, yaitu masuknya campuran gas kedalam paru

    dan keluar paru. Stadium ke-dua transportasi, yang harus di tinjau beberapa aspek ; 1. difusi

    gas gas antara alveolus dan kapiler paru (respirasi eksterna) dan antara darah sistemik dan

    sel sel jaringan; 2. distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal dan penyesuaiannya dengan

    distribusi udara dalam alveolus alveolus; dan 3. reaksi kimia fisik dari 2O

    dan 2CO

    dengan darah. Stadium ke-tiga respirasi sel atau respirasi interna merupakan stadium terakhir

    respirasi yaitu zat zat dioksida untuk mendapat energi dan 2CO terbentuk sebagai sampah

    proses metabolisme sel dan dikeluarkan paru.

    Ventilasi

    Udara bergerak masuk dan keluar paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara

    atmosfer dan alveolus akibat kerja mekanika otot otot. Perubahan tekanan intra pleura dan

    tekanan intra pulmonal dan perubahan volume paru semala ventilasi. Selama inspirasi,

    volume toraks bertambah besar karena diagfragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi

    beberapa otot. Otot sternokleidomastoideus mengangkat sternum ke atas dan oto seratus,

    skalenus dan interkostalis eksternus mengangkat iga iga. Toraks membesar ke tiga arah;

    anteroposterior, lateral, dan vertikal. Peningkatan volume ini menyebabkan penurunan

    tekanan intra pleura, dari sekitar -4mm Hg (relatif terhadap tekanan atmosfer) menjadi sekitar

    -8mm Hg bila paru mengembang pada saat inspirasi. Pada saat yang sama tekanan

    intrapulmonal atau tekanan jalan nafas mencapai -2mm Hg (relatif terhadap tekanan

    atmosfer) dari 0mm Hg pada waktu mulai inspirasi. Selisih tekanan antara jalan nafas paru

    sampai tekanan jalan nafas pada akhir inspirasi sama dengan tekanan atmosfer.

    Ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru. Pada waktu otot

    interkostalis eksternus relaksasi, rangka iga turun dan lengkungan diafragma naik ke atas ke

    dalam rongga toraks, menyebabkan volume toraks berkurang. Otot interkostalis internus

    dapat menekan iga ke bawah dan kedalam pada waktu ekspirasi kuat dan aktif, batuk,

    muntah, atau defaksi. Selain itu otot otot abdomen dapat berkontraksi sehingga tekanan

    intraabdominal membesar dan menekan diafragma ke atas.

    Trasnportasi

    Difusi merupakan

    Pada saat difusi berpengaruh adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas.

    Tekanan parsial 2O dalam atmosfer pada permukaan laut besarnya 159 mm HG (21% dari

    760 mm Hg). Namun pada saat 2O sampai ke trakea, tekanan parsial ini akan mengalami

    penurunan menjadi sekitar 149 mm Hg karena dihangatkan dan dilembabkan oleh jalan nafas.

    12

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    13/36

    Fungsi pernafasan adalah untuk memperoleh 2O agar dapat digunakan oelh sel sel tubuh

    dan mengeliminasi 2CO yang dihasilkan oleh sel. Pernafasan internal mengacu kepada

    reaksi metabolisme intrasel yang menggunakan 2O dan menghasilkan 2CO selama

    oksidasi molekul molekul nutrien penghasil energi. Pernafasan eksternal mencakup

    berbagai langkah yang terlibat dalam pemindahan 2O dan 2CO antara lingkungan

    eksternal dengan sel jaringan. Sistem pernafasan dan sirkulasi berfungsi bersama sama

    untuk melaksanakan pernafasan eksternal. Koefisien pernafasan (respiratory qoutient, RQ),merupakan perbandingan (rasio) 2CO yang di hasilkan terhadap 2O yang di konsumsi. RQ

    akan berbeda sesuai dengan apa yang kita konsumsi.

    1. RQ untuk karbohidrat adalah 1

    2. RQ untuk lemak adalah 0.7

    3. RQ untuk protein adalah 0.8

    ATPOHCOOOHC +++2226126

    666

    Respirasi eksternal mengacu pada keseluruhan rangkaian kejadian yang terlibat dalam

    pertukaran 2O dan 2CO antara lingkungan eksternal dan sel tubuh, ada empat langkah :

    1. Udara secara bergantian bergerak masuk keluar paru, sehingga dapat terjadi

    pertukaran antara atmosfer (lingkungan eksternal) dan kantung udara (alveolus).

    Proses ini dilakukan oleh mekanika pernafasan, atau ventilasi. Kecepatan ventilasi

    diatur sedemikian rupa, sehingga aliran udara antara atmosfer dan alveolus

    disesuaikan dengan kebutuhan metabolik tubuh untuk menyerap 2O dan

    mengeluarkan 2CO .

    2. Oksigen dan 2CO dipertukarkan antara udara di alveolus dan darah di dalam kapiler

    pulmonalis melalui proses diifusi.3. Oksigen dan 2CO diangkut oleh darah antara paru dan jaringan.

    13

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    14/36

    4. Pertukaran 2O dan 2CO terjadi antara jaringan dan darah melalui proses difusi

    melintasi kapiler sistemik (jaringan).

    Selain ke-empat langkah tadi sistem pernafasan juga melakukan fungsi non-respirasi :

    1. Menyediakan jalan untuk mengeluarkan air dan panas

    2. Meningkatkan aliran balik vena

    3. Berperan dalam memelihara keseimbangan asam basa normal dengan mengubah

    jumlah 2CO yang di keluarkan

    4. Membantu kita untuk berbicara

    5. Mempertahankan tubuh dari invasi benda asing

    6. Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan, atau meningkatkan berbagai bahan yang

    masuk saluran pernafasan.

    7. Sebagai organ penghidu

    1. Tidal volume merupakan volume udara yang masuk dan keluar dari paru selama satu

    kali nafas. Nilai rata rata pada keadaan istirahat adalah 500 ml

    2. Volume cadangan inspirasi merupakan volume tambahan yang dapat secara maksimal

    dihirup melebihi tidal volume. Dihasilkan oleh kontraksi maksimum diafragma, otoantariga eksternal dan otot inspirasi tambahanan. Nilai rata ratanya 3000 ml

    14

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    15/36

    3. Kapasitas Volume merupakan volume maksimum udara yang dapat dihirup pada

    akhir ekspirasi normal tenang (KI = VCI + TV) nilai rata ratanya 3500 ml

    4. Volume cadangan ekspirasi merupakan volume tambahan udara yang dapat secara

    aktif dikeluarkan oleh kontraksi maksimum melebihi udara yang dikeluarkan secara

    pasif, nilai rata ratanya 1000 ml

    5. Volume residual merupakan volume minimun udara yang tersisa di paru bahkansetelah ekspirasi maksimum. Nilai rata ratanya 1200 ml.

    6. Kapasistas residual fungsional merupakan volume udara di paru pada akhir ekspirasi

    pasif normal

    7. Kapasitas vital merupakan volume maksimal yang dapat dikeluarkan selama satu kali

    bernafas.

    8. Kapasitas paru total merupakan volume udara maksimal yang dapat ditampung oleh

    paru

    9. Volume ekspirasi paksa dalam satu detik merupakan volume udara yang dapat di

    ekspirasi semala satu detik pertama.

    LO.4 Memahami dan menjelaskan Mycobacterium tuberculosis

    1. Terminologi

    Mikobakterium tuberculosis berbentuk basil adalah bakteri aerobic yang tidak

    membentuk spora. Tidak terwarnai dengan baik, segera mempertahankan dekolorisasi

    asam atau alcohol maka disebut basil tahan asam. Mikobaakterium tuberculosis

    15

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    16/36

    menyebabkan TBC (sebagai pathogen manusia yang penting). Ada lebih dr 50 spesies

    mikobakterium termasuk beberapa seporofit.

    2. Klasifikasi

    Menurut Rynyon, yaitu :

    a. TB kompleks : - M. tuberculosis

    - M. africanum

    - M. bovis

    b. Fotokromogen : - M. asiaticum

    - M. kansasii

    - M.marinum

    - M. simiae

    c. Skotokromogen : - M. flavescens

    -M. gordonae

    - M. scrofulaceum

    - M. szilgai

    d. Nonkromogen : - M. auvim kompleks

    - M. celatum

    - M. haemophilium

    - M. gastri

    - M. malmocence

    - M. genavence

    - M. nonchromogenicium

    - M. shimoidei

    16

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    17/36

    - M. terrae

    - M. ulcerans

    - M. xenopi

    e. Tumbuh dg cepat : - M. abscenssus

    - Kelompok M. fortuitum

    - Kelompok M. chelonae

    - M. phlei

    - M. smegmatis

    - M. vaccae

    3. Morfologi

    a. Batang lurus

    b. Ukuran 0,4 3 m

    c. Bukan kelompok gram +

    d. Bakteri yang tahan asam dindng bakteri banyak mengandung lipid (asam

    lemak)

    e. Aerob apical paru memiliki tekanan oksigen yang lebuh tinggi tempat

    pridiklesi TB

    f. Sifat hidrofobik pada permukaan sel Mikobakterium tuberculosis menjadi lebih

    resisten terhadap agen fisis dan kimia

    g. Komponen dinding sel :

    1. Lipid

    Mikobakterium tuberculosis kaya akan lipid yang secara luas berikatan dengan

    protein dan polisakarida. Lipid bertanggung jawab atas ketahanan asam. Strain

    yang virulensi membentuk korda serpentin mikroskopik yang dimana basilcepat asam disusun dalam rantai parallel. Pembentukan korda dihubungkan

    17

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    18/36

    dengan virulensi. Sebuah factor korda (trehalosa-6, 6-dimikolat) diekstrak

    dari basil virulen dengan petroleum eter. Hal ini hambat migrasi leukosit

    granuloma kronik dan bertindak sebagai imunologi adjuvant.

    2. Protein

    Protein mendatangkan reaksi tuberculin. Ikatan protein dengan fraksi lilin

    menyebabkan sensitivitas tubekulin dan menimbulkan pembentukan antibody

    3. Polisakarida

    Peran polisakarida pada pathogenesis belum jelas, dapat menyebabkan reaksi

    hypersensitivitas tipe cepat dan dapat bertindak sebagai antigen dalam reaksi

    dengan serum orang yang terinfeksi

    4. Karakteristik Pertumbuhan

    a. Aerob obligat energi dari oksidasi senyawa karbon sederhana

    b. Kecepatan tumbuh lebih rendah dari bakteri lain (18 jam)

    c. Bentuk saprofit tumbuh lebih cepat

    d. Proliferasi terjadi pada suhu 22C - 23C

    LO.5 Memahami dan menjelaskan TBC

    Definisi

    Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium

    tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga

    sebagai Batang Tahan Asam (BTA).

    Epidemiologi

    Epidemiologi Global

    Pada bulan Maret 1993, WHO mendeklarasikan TB sebagaigl obal health emergency. TB

    dianggap sebagai masalah kesehatan dunia yang penting karena lebih kurang 1/4 penduduk

    18

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    19/36

    dunia terinfeksi olehmikobakterium TB. Pada tahun 1998 ada 4.617.047 kasus TB

    yangtercatat di seluruh dunia.

    Sebagian besar kasus TB ini (95%) dan kematiannya (98%) terjadidi Negara-negara

    yang sedang berkembang. Di antara mereka 75%berada pada usia produktif yaitu 20-49

    tahun. Karena penduduk yangpadat dan tingginya prevalensi maka lebih dari 65% dari kasus-

    kasus TByang baru dan kematian yang muncul terjadi di Asia.

    Alasan utama munculnya atau meningkatnya beban TB global iniantara lain disebabkan: 1.

    kemiskinan pada berbagai penduduk, tidakhanya pada Negarayang sedang berkembang tetapi

    juga pada penduduk perkotaan tertentu di Negara maju. 2. adanya perubahan

    demografikdengan meningkatnya penduduk dunia dan perubahan dari struktur usiamanusiayang hidup. 3. perlindungan kesehatan yang tidak mencukupipada penduduk di kelompok

    yang rentan terutama di negeri-negerimiskin. 4. tidak memadainya pendidikan mengenai TB

    di antara paradokter. 5. terlantar dan kurangnya biaya untuk obat, sarana diagnostic,dan

    pengawasan khusus TB dimana terjadi deteksi dan tatalaksana kasusyang tidak adekuat. 6.

    adanya epidemic HIV terutama di Afrika dan Asia.

    Epidemiologi TB di Indonesia

    Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi didunia setelah China

    dan India. Perkiraan kejadian BTA di sputum yangpositifdi Indonesia adalah 266.000 tahun

    1998. berdasarkansurveikesehatan rumah tangga tahun 1985 dan survey kesehatan

    nasional2001, TB menempati ranking nomor 3 sebagai penyebab kematiantertinggi di

    Indonesia. Prevalensi nasional terakhir TB paru diperkirakan0,24%. Sampai sekarang angka

    kejadian TB di Indonesia relative terlepasdari angka pandemic infeksi HIV karena masih

    relative rendahnya infeksiHIV, tapi hal ini mungkin akan berubah di masa dating melihat

    semakinmeningkatnya laporan infeksi HIV dari tahun ketahun.

    Etiologi

    Mycobacterium tuberculosis (tersering), Mycobacterium bovis, dan Mycobacterium

    africanum. Ketiganya merupakan anggota ordoActinomisetales dan familimicrobacteriaseae.

    Penularan penyakit lewat inhalasi (droplet nuclei), atau luka di kulit. Karena kuman TBC

    19

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    20/36

    merupakan bakteri aerob, ia menyukai jaringan yang kaya akan O2. Itulah alasan mengapa

    paru-paru merupakan daerah yang sering terkena.

    Klasifikasi

    Klasifikasi Tuberkulosis

    Berdasarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) tahun 2006, tuberkulosis dapat

    diklasifikasikan berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA) dan berdasarkan tipe penderita.

    Klasifikasi tuberkulosis berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, antara lain:

    1. Tuberkulosis paru Basil Tahan Asam (BTA) positif

    - Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif.

    - Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan kelainan radiologi

    menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.

    - Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif.

    2. Tuberkulosis paru BTA negatif

    - Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinis dan kelainan

    radiologi menunjukkan tuberkulosis aktif.

    - Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan M. tuberculosis

    positif.

    Klasifikasi berdasarkan tipe penderita ini ditentukan berdasar riwayat pengobatan

    sebelumnya. Ada beberapa tipe pasien yaitu:

    1. Kasus baru

    Adalah pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan Obat Anti-tuberkulosis

    (OAT) atau sudah pernah menelan OAT kurang dari 1 bulan.

    2. Kasus kambuh (Relaps)

    Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan

    telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan

    hasil pemeriksaan dahak positif atau biakan positif.Bila BTA negatif atau biakan negatif

    tetapi gambaran radiologi dicurigai lesi aktif/perburukan dan terdapat gejala klinis maka

    harus dipikirkan beberapa kemungkinan:

    - Lesi nontuberkulosis (pneumonia, bronkiektasis, jamur, keganasan, dll)

    - TB paru kambuh yang ditentukan oleh dokter spesialis yang berkompeten menangani

    20

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    21/36

    tuberkulosis.

    3. Kasus putus obat (default atau drop out)

    Adalah pasien yang telah menjalani pengobatan 1 bulan dan tidak mengambil obat 2 bulan

    berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai.

    4. Kasus gagal

    Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir

    bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan) atau akhir pengobatan.

    5. Kasus kronik

    Adalah pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif setelah pengobatan ulang denganpengobatan kategori 2 dengan pengawasan yang baik.

    6. Kasus bekas TB:

    - Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila ada) dan gambaran radiologi paru

    menunjukkan lesi TB yang tidak aktif, atau foto serial menunjukkan gambaran yang menetap.

    Riwayat pengobatan OAT adekuat akan lebih mendukung.

    - Pada kasus dengan gambaran radiologi meragukan dan telah mendapat pengobatan OAT 2

    bulan serta foto toraks ulang tidak ada perubahan gambaran radiologi.

    Tuberkulosis Ekstraparu

    Tuberkulosis ekstraparu adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru,

    misalnya kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, ginjal, saluran kencing dan lain-lain.

    Diagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur positif atau patologi anatomi dari tempat lesi.

    Untuk kasus-kasus yang tidak dapat dilakukan pengambilan spesimen maka diperlukan bukti

    klinis yang kuat dan konsisten dengan TB ekstraparu aktif.

    PATOGENESIS

    Tuberkulosis primer

    Mycobacterium tuberculosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di

    jaringan paru, dimana ia akan membentuk suatu sarang pneumonik yang disebut sarang

    primer atau afek primer atau sarang fokus Ghon. Sarang primer ini mungkin timbul di bagian

    mana saja dalam paru, berbeda dengan sarang reaktivitas. Dari sarang primer akan kelihatan

    peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis regional). Peradangan tersebut

    diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus (limfadenitis regional). Sarang primerlimfangitis lokal dan limfadenitis regional dikenal sebagai kompleks primer (Ranke). Semua

    21

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    22/36

    proses ini memakan waktu sekitar 3-8 minggu. Kompleks primer ini selanjutnya dapat

    menjadi :

    1. Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali

    2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (sarang Ghon, garis fibrotik, sarang

    perkapuran di hilus)

    3. Menyebar dengan cara:

    a. Perkontinuitatum (menyebar ke sekitarnya).

    b. Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun ke

    paru sebelahnya. Tertelannya dahak bersama ludah. Penyebaran juga terjadi ke

    dalam usus.

    c. Penyebaran secara hematogen dan Iimfogen. Sangat bersangkutan

    dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi basil. Sarang yang ditimbulkan

    dapat sembuh spontan, akan tetapi bila tidak terdapat imuniti yang adekuat,

    penyebaran ini akan menimbulkan keadan cukup gawat seperti tuberkulosis

    milier, meningitis tuberkulosa. Penyebaran ini juga dapat menimbulkan

    tuberkulosis pada alat tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal, anak ginjal,

    genitalia dan sebagainya.

    Tuberkulosis post-primer

    Dari tuberkulosis primer akan muncul bertahun-tahun kemudian tuberkulosis post-primer.

    Tuberkulosis post primer mempunyai macam-macam nama, tuberkulosis bentuk dewasa,localized tuberculosis, tuberkulosis menahun, dan sebagainya. Bentuk tuberkulosis inilah

    yang terutama menjadi problem kesehatan rakyat, karena dapat menulari sekitarnya.

    Tuberkulosis post-primer dimulai dengan sarang dini, yang umunya terletak di segmen apikal

    dari lobus superior maupun lobus inferior. Nasib sarang pneumonik ini akan mengikuti salah

    satu jalan:

    1. Diresorpsi kembali, dan sembuh kembali dengan tidak meninggalkan cacat

    2. Sarang tadi mula-mula meluas, tapi segera terjadi proses penyembuhan dengan

    penyebukan jaringan fibrosis. Selanjutnya akan membungkus diri menjadi lebih keras,terjadi perkapuran, dan akan sembuh dalam bentuk perkapuran. Sebaliknya dapat juga

    sarang tersebut menjadi aktif kembali, membentuk jaringan keju dan menimbulkan

    kaviti, bila jaringan keju dibatukkan keluar.

    3. Sarang pneumonik meluas, membentuk jaringan keju (jaringan kaseosa). Kaviti akan

    muncul dengan dibatukkannya jaringan keju tadi keluar. Kaviti awalnya berdinding

    tipis, kemudian dindingnya akan menjadi tebal (kaviti sklerotik). Nasib kaviti ini:

    a. Mungkin meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonik baru.

    Sarang pneumonik ini akan mengikuti pola perjalanan seperti yang sebutkan di

    atas.

    22

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    23/36

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    24/36

    timbul kembali. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat

    ringannya infeksi kuman TB yang masuk.

    4. Nyeri dada

    Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan

    pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik/melepaskan napasnya.

    5. Sesak napas

    Pada penyakit ringan belum dirasakan sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada

    penyakit yang sudah lanjut yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.

    6.Malaise

    Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia, badan makin kurus, sakit kepala, meriang,

    nyeri otot, keringat malam, dan lain-lain. Gejalamalaise ini makin lama makin berat dan

    terjadi secara tidak teratur.

    Diagnosis

    Diagnosis tuberkulosis paru masih banyak ditegakkan berdasarkan kelainan klinis danradiologis saja. Kesalahan diagnosis dengan cara ini masih banyak sehingga memberikan

    efek pengobatan yang sebenarnya tidak diperlukan. Oleh sebab itu, dalam diagnosis

    tuberkulosis paru, sebaiknya dicantumkan status klinis, status bakteriologis, status

    radiologis, dan status kemoterapi. WHO tahun 1991 memberikan kriteria pasien

    tuberkulosis paru.

    Pasien dengan BTA positif:

    a. Pasien pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopik ditemukan BTA, sekurang-

    kurangnya pada 2x pemeriksaan, atau

    b. Satu sediaan sputumnya positif disertai kelainan radiologis yangmengambarkan tuberkulosis aktif, atau

    c. Satu sediaan sputum positif disertai biakan yang positif.

    Pasien dengan biakan sputum BTA negatif:

    a. Pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopik tidak ditemukan BTA

    sedikitnya pada 2x pemeriksaan tetapi gambaran radiologis sesuai dengan gambaran

    TB aktif, atau

    b. Pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopik tidak

    ditemukan BTA sama sekali tetapi biakannya positif.

    Di luar pembagian tersebut di atas pasien digolongkan lagi berdasarkan riwayatpenyakitnya, yakni :

    24

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    25/36

    Kasus baru, yakni pasien yang tidak mendapatkan obat anti TB lebih dari 1 bulan.

    Kasus kambuh, yakni pasien yang oernah dinyatakan sembuh dari TB, tetapi timbul

    lagi TB aktifnya.

    Kasus gagal (smear positive failure), yakni:

    a. Pasien yang sputum BTAnya tetap positif setelah mendapat obat anti TB lebih

    dari 5 bulan, atau

    b. Pasien yang menghentikan pengobatannya setelah mendapat obat anti TB 1-5

    bulan dan sputum BTAnya masih positif.

    Kasus kronik, yakni pasien yang sputum BTAnya tetap positif setelah mendapat

    pengobatan ulang lengkap yang disupervisi dengan baik.

    1. Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan

    konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu demam (subfebris), badan

    kurus karena berat badan menurun. Secara anamnesis dan pemeriksaan fisik, TB paru sulit

    dibedakan dengan pneumonia biasa. Bila didapatkan cavitas yang cukup besar, perkusi akan

    memberikan suara hipersonor atau timpani dan pada auskultasi akan memberikan suara

    amforik. Dalam penampilan klinis, TB paru sering asimtomatik.

    2. Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan Radiologis

    Pada saat ini, pemeriksaan radiologis dada merupakan cara yang praktis untuk

    menemukan lesi TB. Namun, pemeriksaan ini memang membutuhkan biaya lebih

    dibandingkan pemeriksaan sputum, tetapi dalam beberapa hal pemeriksaan ini memberikan

    keuntungan seperti pada TB anak dan TB milier. Lokasi lesi TB umumnya di daerah apeks

    paru, tetapi dapat juga mengenai lobus inferior atau di daerah hilus menyerupai tumor paru

    (misalnya pada TB endobronchial).

    Perlu diingat faktor kesalahan dalam membaca foto. Faktor kesalahan ini dapat

    mencapai 25%. Oleh sebab itu, untuk diagnostik radiologi, sering dilakukan juga foto

    lateral, top lordotik, oblik, tomografi, dan foto dengan proyeksi densitas keras.

    Pemeriksaan Darah

    Pada awal TB paru, leukosit sedikit meninggi dengan hitung jenis shift to the left. Jumlah

    limfosit masih di bawah normal. LED meningkat. Hasil pemeriksaan darah lain juga

    didapatkan anemia ringan normositik normokrom, peningkatan kadar -globulin, dan kadar

    natrium darah yang menurun.

    Pemeriksaan Sputum

    Pada sputum ditemukan kuman BTA, diagnosis TB sudah dapat dipastikan. Di

    samping itu, pemeriksaan sputum juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan

    yang sudah diberikan. Pemeriksaan ini mudah dan murah sehingga dapat dikerjakan di

    lapangan (Puskesmas).

    Tetapi kadang-kadang tidak mudah untuk mendapat sputum, terutama pasien

    yang tidak batuk atau batuk non produktif. Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelumpemeriksaan sputum, pasien dianjurkan minum air sebanyak 2L dan diajarkan refleks

    25

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    26/36

    batuk. Dapat juga memberikan obat-obat tambahan ekspektoran atau dengan inhalasi

    larutan garam hipertonik selama 20-30 menit. Bila masih sulit, sputum dapat diperoleh

    dengan cara bronkoskopi dieambil dengan BAL.

    Selain itu, BTA dapat diambil dari cairan bilasan lambung. Hal ini sering

    dikerjakan pada anak-anak karena mereka sulit mengeluarkan dahaknya. Sputum yang

    akan diperiksa hendaknya sesegar mungkin.

    Bila sputum sudah didapat, kuman BTA pun kadang-kadang sulit ditemukan.

    Kuman baru dapat ditemukan bila bronchus yang terlibat proses penyakit ini terbuka ke

    luar sehingga sputum yang mengandung kuman BTA mudah keluar. Diperkirakan di

    Indonesia terdapat 50% pasien dengan BTA positif tetapi kuman tersebut tidak

    ditemukan dalam sputum mereka.

    Kriteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3

    batang kuman BTA pada satu sediaan. Dengan kata lain, diperlukan 5.000 kuman dalam

    1 mL sputum. Untuk pewarnaan sediaan, dianjurkan memakai cara Tan Thiam Hok yang

    merupakan modifikasi gabungan cara pulasan Kinyoun dan Gabbet. Cara pemeriksaan

    sputum yang dilakukan adalah:

    a. Pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop biasa

    b. Pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop fluoresens (pewarnaan khusus)

    c. Pemeriksaan dengan biakan (kultur)

    d. Pemeriksaan terhadap resistensi obat.

    Saat ini sudah dikembangkan pemeriksaan biakan sputum BTA dengan cara.

    Bactec (Bactec 400Radiometric System), di mana kuman sudah dapat dideteksi dalam 7-10 hari. Di samping itu, dengan teknikPolymerase Chain Reaction (PCR), dapat

    dideteksi DNA kuman TB dalam waktu yang lebih cepat atau mendeteksi M.

    tuberculosis yang tidak tumbuh pada sediaan biakan. Dari hasil biakan, biasanya

    dilakukan juga pemeriksaan terhadap resistensi obat dan identifikasi kuman. Kadang-

    kadang, dari hasil pemeriksaan mikroskopis biasa, terdapat kuman BTA (positif), tetapi

    pada biakan hasilnya negatif. Ini terjadi pada fenomena dead bacilli atau non-culturable

    bacilli yang disebabkan keampuhan panduan obat antituberkulosis (OAT) jangka pendek

    yang cepat mematikan kuman BTA dalam waktu yang singkat

    Untuk pemeriksaan BTA sediaan mikroskopis biasa dan sediaan biakan, bahan

    bahan selain sputum dapat juga diambil dari bilasan bronkus, jaringan paru, cairan pleura,

    cairan lambung, jaringan kelenjar, cairan seresbropinal, urin, dan tinja.

    Tes Tuberkulin

    Banyak digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis TB, terutama pada

    anak-anak/balita. Biasanya dipakai tesMantoux, yakni dengan menyutikkan 0,1 cc tuberkulin

    P.P.D (Purified Protein Derivative) intrakutan berkekuatan 5 T.U (intermediate strength).

    Bila ditakutkan reaksi hebat dengan 5 T.U, dapat dberikan dulu 1 atau 2 T.U (first strength).

    Kadang-kadang, bila dengan 5 T.U masih memberikan hasil negatif, dapat diulangi dengan

    26

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    27/36

    250 T.U (second strength). Bila dengan 250 T.U masih memberikan hasil negatif, berarti TB

    dapat disingkirkan. Umumnya, tes Mantoux dengan 5 T.U saja sudah cukup berarti.

    Tes tuberkulin hanya menyatakan apakah seseorang sedang atau pernah mengalami infeksiM. tuberculosis, M. bovis, vaksinasi BCG, dan Mycobacteria patogen lainnya. Dasar tes

    tuberkulin ini adalah reaksi alergi tipe lambat. Setelah 48-72 jam tuberkulin disuntikkan, akan

    timbul reaksi berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat. Berdasarkan hal-hal

    tersebut di atas, hasil tes Mantoux ini dibagi dalam:

    a. Indurasi dengan diameter 0-5 mm Mantoux negatif = golongan no sensitivity. Di sini

    peran antibodi humoral paling menonjol. Untuk pasien dengan HIV positif, tes Mantoux

    + 5 mm, dinilai positif.

    b. Indurasi berdiameter 6-9 mm hasil meragukan = golongan low grade sensitivity. Di

    sini peran antibodi humoral masih menonjol.c. Indurasi berdiameter 10-15 mm Mantoux positif = golongan normal sensitivity. Di

    sini peran kedua antibodi seimbang.

    d. Indurasi dengan diameter >15 mm Mantoux positif kuat = golongan hypersensitivity.

    Di sini peran antibodi selular paling menonjol.

    Biasanya hampir seluruh pasien TB memberikan reaksi Montoux yang positif

    (99,8%). Kelemahan tes ini juga terdapat positif palsu, yakni pada pemberian BCG atau

    terinfeksi Mycobacterium lain. Negatif palsu lebih banyak ditemui daripada positif palsu.

    Hal-hal yang memberikan reaksi tuberkulin berkurang (negatif palsu) antara lain sebagai

    berikut:

    a. Pasien yang baru 2-10 minggu terpajan TB

    b. Anergi, penyakit sistemik berat (Sarkoidosis, LE)

    c. Penyakit eksantematous dengan panas yang akut: morbili, cacar air, poliomielitis

    d. Reaksi hipersensitivitas menurun pada penyakit limforetikular (Hodgkins disease)

    e. Pemberian kortikosteroid yang lama, pemberian obat-obat imunosupresi lainnya

    f. Usia tua, malnutrisi, uremia, penyakit keganasan.

    Untuk pasien dengan HIV positif, tes Mantoux 5mm dinilai positif

    Penatalaksanaan TBC Paru

    Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita

    TBC) dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC

    tidak ada, radiologi tidak mendukung dan bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan

    dengan pemberian INH 510 mg/kgbb/hari.

    1. Pencegahan (profilaksis) primer

    Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+).

    INH minimal 3 bulan walaupun uji tuberkulin (-).

    Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau sumber

    penularan TB aktif sudah tidak ada.

    27

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    28/36

    2. Pencegahan (profilaksis) sekunder

    Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit TBC.

    Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.

    Tujuan pengobatan pada TB Paru selain untuk mengobati jugamencegah kematian,

    mencegah kekambuhan atau resistensi terhadapOAT serta memutuskan mata rantaipenularan.

    Pengobatan Tuberkulosis dilakukan dengan prinsip-prinsip sbb:

    OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat.Tidak OAT

    tunggal (monoterapi). Pemakaian OAT-Kombinasi DosisTetap (OAT-KDT) lebih

    menguntungkan dan sangat dianjurkan.

    Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukanpengawasan langsung

    (DOT = Directly Observed Treatment) olehseorang Pengawas Menelan Obat (PMO).

    Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif (2-3

    bulan) dan lanjutan (4-7 bulan)

    Tahap intensif: obat diberikan setiap hari,dan diawasi langsung untuk mencegah resistensi

    obat. Jika diberikan secara tepat, yang awalnya menular bisa men jadi tidak menular dalam

    kurun waktu2 minggu. Sebagian besar TB BTA positif menjadi BTA negatif dalam 2 bulan.

    Tahap lanjutan: diberikan obat lebih sedikit dengan jangka waktuyang lama. Tahap ini

    penting untuk membunuh kuman persistersehingga mencegah kekambuhan.

    Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok, yaitu:

    Obat primer / Lini pertama: Isoniazid (INH), Rifampisin, Etambutol,Streptomisin,

    Pirazinamid. Memperlihatkan efektifitas yang tinggidengan toksisitas yang masih

    dapat ditolerir, sebagian besar dapatdipisahkan dengan obat-obatan ini.

    Obat sekunder / Lini kedua: Etionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin,

    Amikasin, Kapreomisin, Kanamisin.

    Dosis obat antituberkulosis (OAT)

    Obat Dosis harian

    (mg/kgbb/hari)

    Dosis 2x/minggu

    (mg/kgbb/hari)

    Dosis 3x/minggu

    (mg/kgbb/hari)

    INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg)

    Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg)

    28

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    29/36

    Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g)

    Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g)

    Streptomisin 15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)

    Isoniazid (INH)

    Efek antibakteri: bersifat tuberkulostatik dan tuberkulosid. Efek bakterisidnya hanya

    terlihat pada kuman yang sedang tumbuh aktif. Isoniazid dapat menembus ke dalam

    sel dengan mudah. Mekanisme kerja: menghambat biosintesis asam mikolat (mycolic acid) yang

    merupakan unsur penting dinding sel mikobakterium.

    Farmakokinetik: mudah diabsorbsi pada pemberian oral maupun parenteral. Mudah

    berdifusi ke dalam sel dan semua cairan tubuh. Antar75-95% diekskresikan melalui

    urin dalam waktu 24 jam dan hampirseluruhnya dalam bentuk metabolit.

    Efek samping: reaksi hipersensitivitas menyebabkan demam, berbagai kelainan kulit.

    Neuritis perifer paling banyak terjadi. Mulut terasa kering,rasa tertekan pada ulu hati,

    methemoglobinemia, tinnitus, dan retensi urin.

    Sediaan dan posologi: terdapat dalam bentuk tablet 50, 100, 300, dan 400 mg serta

    sirup 10 mg/mL. Dalam tablet kadang-kadang telah ditambahkanB6. biasanya

    diberikan dalam dosis tunggal per orang tiap hari. Dosisbiasa 5 mg/kgBB, maksimum

    300 mg/hari. Untuk TB berat dapat diberikan10mg/kgBB, maksimum 600 mg/hari,

    tetapi tidak ada bukti bahwa dosis demikian besar lebih efektif. Anak < 4 tahun

    dosisnya 10mg/kgBB/hari.Isoniazid juga dapat diberikan secara intermiten 2 kali

    seminggu dengandosis 15 mg/kgBB/hari.

    Rifampisin

    Aktivitas antibakteri: menghambat pertumbuhan berbagai kuman gram-positif dan

    gram-negatif.

    Mekanisme kerja: terutama aktif terhadap sel yang sedang tumbuh. Kerjanya

    menghambat DNA-dependent RNA polymerase arimikrobakteria dan

    mikroorganisme lain dengan menekan mulaterbentuknya (bukan pemanjangan) rantai

    dalam sintesis RNA.

    Farmakokinetik: pemberian per oral menghasilakn kadar puncak dalam plasma

    setelah 2-4 jam. Setelah diserap dari saluran cerna, obat ini cepat diekskresi melalui

    empedu dan kemudian mengalami sirkulasienterohepatik. Penyerapannya dihambat

    oleh makanan. Didistribusi keseluruh tubuh. Kadar efektif dicapai dalam berbagai

    29

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    30/36

    organ dan cairantubuh, termasuk cairan otak, yang tercermin dengan warna merah

    jinggapada urin, tinja, ludah, sputum, air mata, dan keringat.

    Efek samping: jarang menimbulkan efek yang tidak diingini. Yang paling sering ialah

    ruam kulit, demam, mual, dan muntah.

    Sediaan dan posologi: tersedia dalam bentuk kapsul 150 mg dan 300 mg. Terdapat

    pula tablet 450 mg dan 600 mg serta suspensi yangmengandung 100 mg/5mL

    rifampisin. Beberapa sediaan telah dikombinasidengan isoniazid. Biasanya diberikan

    sehari sekali sebaiknya 1 jam sebelum makan atau dua jam setelah makan. Dosis

    untuk orang dewasadengan berat badan kurang dari 50 kg ialah 450 mg/hari dan

    untuk beratbadan lebih dari 50 kg ialah 60 mg/hari. Untuk anak-anak dosisnya 10-

    20mg/kgBB/hari dengan dosis maksimum 600 mg/hari.

    Etambutol

    Aktivitas antibakteri: menghambat sintesis metabolit sel sehingga metabolisme sel

    terhambat dan sel mati. Hanya aktif terhadap sel yang tumbuh dengan khasiat

    tuberkulostatik.

    Farmakokinetik: pada pemberian oral sekitar 75-80% diserap dari saluran cerna.

    Tidak dapat ditembus sawar darah otak, tetapi pada meningitis tuberkulosa dapat

    ditemukan kadar terapi dalam cairan otak.

    Efek samping: jarang. Efek samping yang paling penting ialah gangguan penglihatan,

    biasanya bilateral, yang merupakan neuritis retrobulbar yaituberupa turunnya

    ketajaman penglihatan, hilangnya kemampuanmembedakan warna, mengecilnyalapangan pandang, dan skotom sentralmaupun lateral. Menyebabkan peningkatan

    kadar asam urat darah pada50% pasien.

    Sediaan dan posologi: tablet 250 mg dan 500 mg. Ada pula sediaan yang telah

    dicampur dengan isoniazid dalam bentuk kombinasi tetap. Dosisbiasanya 15

    mg/kgBB, diberikan sekali sehari, ada pula yangmenggunakan dosis 25 mg/kgBB

    selama 60 hari pertama, kemudian turun menjadi 15 mg/kgBB.

    Pirazinamid

    Aktivitas antibakteri: mekanisme kerja belum diketahui.

    Farmakokinetik: mudah diserap usus dan tersebar luas ke seluruh tubuh. Ekskresinya

    terutama melalui filtrasi glomerulus.

    Efek samping: yang paling umum dan serius adalah kelainan hati. Menghambat

    ekskresi asam urat. Efek samping lainnya ialah artralgia, anoreksia, mual, dan

    muntah, juga disuria, malaise, dan demam.

    Sediaan dan posologi: bentuk tablet 250 mg dan 500 mg. Dosis oral 20-35 mg/kgBB

    sehari (maksimum 3 g), diberikan dalam satu atau beberapa kali sehari.

    30

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    31/36

    Streptomisin

    Aktivitas antibakteri: bersifat bakteriostatik dan bakterisid terhadap kuman TB.

    Mudah masuk kavitas, tetapi relatif sukar berdifusi ke cairan intrasel.

    Farmakokinetik: setelah diserap dari tempat suntikan, hampir semua streptomisin

    berada dalam plasma. Hanya sedikit sekali yang masuk kedalam eritrosit. Kemudian

    menyebar ke seluruh cairan ekstrasel.Diekskresi melalui filtrasi glomerulus.

    Efek samping: umumnya dapat diterima dengan baik. Kadang-kadang terjadi sakit

    kepala sebentar atau malaise. Bersifat nefrotoksik.Ototoksisitas lebih sering terjadi

    pada pasien yang fungsi ginjalnyaterganggu.

    Sediaan dan posologi: bubuk injeksi dalam vial 1 dan 5 gram. Dosisnya 20 mg/kgBB

    secara IM, maksimum 1 gr/hari selama 2 sampai 3 minggu. Kemudian frekuensi

    berkurang menjadi 2-3 kali seminggu.

    Etionamid

    Aktivitas antibakteri: in vitro, menghambat pertumbuhan M. Tuberculosis jenis

    human pada kadar 0.9-2.5g/mL.

    Farmakokinetik: pemberian per oral mudah di absorpsi. Kadar puncak 3 jam dan

    kadar terapi bertahan 12 jam. Distribusi cepat, luas, dan meratake cairan dan jaringan.

    Ekskresi cepat dalam bentuk utama metabolit 1%aktif.

    Efek samping: paling sering anoreksia, mual da muntah. Sering terjadi hipotensi

    postural, depresi mental, mengantuk dan asthenia.

    Sediaan dan posologi: dalam bentuk tablet 250 mg. Dosis awaln 250 mg sehari, lalu

    dinaikan setiap 5 hari dengan dosis 125 mg 1 g/hr. Dikonsumsi waktu makan untuk

    mengurangi iritasi lambung.

    Paraaminosalisilat

    Aktivitas bakteri: in vitro, sebagian besar strain M. tuberculosis sensitif dengan kadar

    1g/mL.

    Farmakokinetik: mudah diserap melalui saluran cerna. Masa paruh 1 jam. Diekskresi

    80% di ginjal dan 50% dalam bentuk asetilasi.

    Efek samping: gejala yang menonjol mual dan gangguan saluran cerna. Dan kelianan

    darah antara lain leukopenia, agranulositopenia, eosinofilia, limfositosis, sindrom

    mononukleosis atipik, trombositopenia.

    Sediaan dan posologi: dalam bentuk tablet 500 mg dengan dosis oral 8-12 g sehari.

    Sikloserin

    Aktifitas bakteri: in vitro, menghambat M.TB pada kadar 5-20g/mL denganmenghambat sintesis dinding sel.

    31

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    32/36

    Farmakokinetik: baik dalam pemberian oral. Kadar puncak setelah pemberian obat 4-

    8 jam. Ditribusi dan difusi ke seluruh cairan danjaringan baik. Ekskresi maksimal

    dalam 2-6 jam, 50% melalui urin dalambentuk utuh.

    Efek samping: SSP biasanya dalam 2 minggu pertama, dengan gejala somnolen, sakit

    kepala, tremor, vertigo, konvulsi, dll. Sediaan dan posologi: bentu kapsul 250 mg, diberikan 2 kali sehari. Hasil terapi

    paling baik dalam plasma 25-30g/mL.

    Kanamisin dan Amikasin

    Menghambat sintesis protein bakteri. Efek pada M. tb hanya bersifat supresif.

    Farmakokinetik: melalu suntikan intramuskular dosis 500 mg/12 jam (15mg/kgBB/hr,

    atau dengan intravena selama 5 hr/mgg selama 2 bulan,dan dilanjutkan dengan 1-1.5

    mg 2 atau 3 kali/mgg selama 4 bulan.

    Kapreomisin

    Efek samping: nefrotoksisitas dengan tanda nnaiknya BUN, menurunnya klirens

    kreatinin dan albuminuria. Selain itu bisa terjadi hipokalemia, uji fungsi hati buruk,

    eosinogilia, leukositosis, leukopenia, dan trombositopenia

    a) OAT kategori 1 (2HRZE/ 4H3R3)

    Panduan OAT ini diberikan untuk:

    Pasien baru TB paru BTA positif

    Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif

    Pasien TB ekstra paru

    b) OAT kategori 2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)

    Panduan OAT ini diberikan untuk BTA positif yang telah diobati

    sebelumnya:

    Kambuh

    Gagal

    Dengan pengobatan setelah putus berobat

    32

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    33/36

    Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) pertama kali diperkenalkan pada

    tahun 1996 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam sistem pelayanan kesehatan

    masyarakat. Sampai dengan tahun 2001, 98% dari populasi penduduk dapat mengakses

    pelayanan DOTS di puskesmas. Strategi ini diartikan sebagai "pengawasan langsung

    menelan obat jangka pendek oleh pengawas pengobatan" setiap hari.

    Indonesia adalah negara high burden, dan sedang memperluas strategi DOTS dengan cepat,

    karenanya baseline drug susceptibility data (DST) akan menjadi alat pemantau dan indikator

    program yang amat penting. Berdasarkan data dari beberapa wilayah, identifikasi dan

    pengobatan TBC melalui Rumah Sakit mencapai 20-50% dari kasus BTA positif, dan lebih

    banyak lagi untuk kasus BTA negatif. Jika tidak bekerja sama dengan Puskesmas, maka

    banyak pasien yang didiagnosis oleh RS memiliki risiko tinggi dalam kegagalan pengobatan,

    dan mungkin menimbulkan kekebalan obat.

    Akibat kurang baiknya penanganan pengobatan penderita TBC dan lemahnya implementasi

    strategi DOTS. Penderita yang mengidap BTA yang resisten terhadap OAT akan

    menyebarkan infeksi TBC dengan kuman yang bersifat MDR(Multi-drugs Resistant). Untukkasus MDR-TB dibutuhkan obat lain selain obat standard pengobatan TBC yaitu

    obatfluorokuinolon seperti siprofloksasin, ofloxacin, levofloxacin (hanya sangat disayangkan

    bahwa obat ini tidak dianjurkan pada anak dalam masa pertumbuhan).

    Prognosis

    Prognosis statistik untuk Tuberkulosis

    Berikut ini adalah statistik dari berbagai sumber tentang prognosis Tuberkulosis:

    70% dari konsultasi rumah sakit untuk tuberkulosis diperlukan masuk ke rumah sakit

    di Inggris 2002-03 (Hospital Episode Statistik, Departemen Kesehatan, Inggris, 2002-

    03)

    67% dari penerimaan rumah sakit tuberkulosis diperlukan darurat masuk ke rumah

    sakit di Inggris 2002-03 (Hospital Episode Statistik, Departemen Kesehatan, Inggris,

    2002-03)

    18.1 hari adalah rata-rata lama tinggal di rumah sakit untuk tuberkulosis di Inggris

    2002-03 (Hospital Episode Statistik, Departemen Kesehatan, Inggris, 2002-03)

    10 hari adalah median lama tinggal di rumah sakit untuk tuberkulosis di Inggris 2002-

    03 (Hospital Episode Statistik, Departemen Kesehatan, Inggris, 2002-03)

    33

  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    34/36

    8% rawat inap untuk TB adalah episode hari di Inggris 2002-03 (Hospital Episode

    Statistik, Departemen Kesehatan, Inggris, 2002-03)

    Prognosis Diskusi Tuberkulosis

    Ada kabar baik bagi orang dengan penyakit TBC!. penyakit TBC dapat hampir selalu dapatdisembuhkan dengan obat. Tetapi obat harus diambil sebagai dokter atau perawat

    memberitahu Anda. (Source: excerpt from Tuberculosis: NWHIC ) (Sumber: kutipan dari

    Tuberkulosis: NWHIC )

    Death Statistics for Tuberculosis Kematian Statistik untuk Tuberkulosis

    Berikut ini adalah statistik dari berbagai sumber tentang kematian yang berkaitan dengan

    Tuberkulosis:

    749 kematian di Amerika Serikat 2001 (Pusat Nasional Statistik Kesehatan, CDC)

    776 kematian di Amerika Serikat 2000 (Pusat Nasional Statistik Kesehatan, CDC)

    930 kematian di Amerika Serikat 1999 (Pusat Nasional Statistik Kesehatan, CDC)

    1.112 kematian di Amerika Serikat 1998 (Pusat Nasional Statistik Kesehatan, CDC)

    Tuberkulosis kematian statistik untuk berbagai negara:

    Komplikasi tuberculosis

    Penyakit tuberkulosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi

    dibagi atas komplikasi dini dan komplikasi lnajut yaitu :

    - Komplikasi dini :

    pleurutis efusi pleura, empiema, laringitis, usus, poncets arthropathy

    - Komplikasi lanjutan :

    obstruksi gagal napas atau SPOT (Sindrom obstruksi pasca tuberculosis) , kerusakan

    parenkim berat menyebabkan fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma

    paru , sindrom gagal napas dewasa(ARDS) hal ini sering terjadi pada tuberculosis

    miller

    Pencegahan tuberculosis

    34

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.wrongdiagnosis.com/artic/tuberculosis_nwhic.htm&prev=/search%3Fq%3Dprognosis%2Btuberculosis%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DZKQ%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjXQeUs_itwJXyS9VflNj3hkxOwgQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.wrongdiagnosis.com/artic/tuberculosis_nwhic.htm&prev=/search%3Fq%3Dprognosis%2Btuberculosis%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DZKQ%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjXQeUs_itwJXyS9VflNj3hkxOwgQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.wrongdiagnosis.com/artic/tuberculosis_nwhic.htm&prev=/search%3Fq%3Dprognosis%2Btuberculosis%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DZKQ%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjXQeUs_itwJXyS9VflNj3hkxOwgQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.wrongdiagnosis.com/artic/tuberculosis_nwhic.htm&prev=/search%3Fq%3Dprognosis%2Btuberculosis%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DZKQ%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjXQeUs_itwJXyS9VflNj3hkxOwgQ
  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    35/36

    Pencegahan tuberculosis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

    - Terapi pencegahan

    Dengan memberikan kemoprofilaksis diberikan pada pasien HIV / AIDS obatnya

    isoniazid (INH) dengan dosis 5 mg / bb perhari selama minimal 6 bulan , tetapi dosistersebut tidak boleh lebih dari 300 mg

    - Diagnosis dini

    Dengan diagnosis dan pengobatan tuberculisis paru dengan BTA positif untuk

    pencegahan penularan.

    DAFTAR PUSTAKA

    http://www.wrongdiagnosis.com

    mikrobiologi kedokteran, buku 1; jawetz dkk ; penerbit salemba medika ; 2001

    Sudoyo, Aru W, dkk. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta:

    InternaPublishing.

    http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm

    Atlas anatomi sobotta

    35

    http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htmhttp://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm
  • 7/28/2019 TUGAS PBL BLOK RESPIRASI.doc

    36/36

    Gunawan, Sulistia Gan. 2009. Farmakologi dan Terapi, Edisi V. Balai Penerbit

    FKUI : Jakarta

    Lauralee Sherwood, Fisiologi Manusia ed.2, EGC, 2001