tugas operasional_kel 2_mrp edit

Upload: anonymous-e10hqguvx

Post on 02-Mar-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    1/38

    Tugas Manajemen Operasional

    Dosen :Dr. Yansor Djaya, SE, MA

    MATERIAL REQUIREMENT PLANNING(MRP)

    OLEH :

    MUHAMMAD JIHAD FIRMAN P2100215015

    MUH SHADRI KAHAR MUANG P2100215017

    UMAIRAH AMINA P2100215018

    RUSLAILY RAMADHANA P2100215019

    INDRA SEPTY TULAK P2100215021

    NUR NUBLI CAKRAMALINDA P2100215022

    JANSO SILAEN P2100215055

    A. ABD. GHAFUR AMIN P2100215059

    MAGISTER MANAJEMEN

    PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2015

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    2/38

    DAFTAR ISI

    Bab I 1

    Pendahuluan 1

    1.1 Latar belakang 1

    1.2 Rumusan masalah ... 2

    1.3 Tujuan 2

    Bab II

    3

    2.1 Pengertian dan Konsep Dasar Material Requirement Planning (MRP) .. 3

    2.2 Tujuan Material Requirement Planning (MRP) .. 8

    2.3 Peranan MRP dalam Proses Produksi.. 9

    2.4 Tiga Komponen Input MRP .. 10

    2.5 Proses Dalam MRP .. 14

    2.6 LOT SIZING .. 15

    2.7

    TIME-PHASING REQUIREMENT..

    20

    Bab III 23

    3.1Kasus , Isu / Tantangan Strategis Dalam MRP ... 23

    3.2Studi Kasus 28

    Bab IV . 35

    Daftar Pustaka . 36

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    3/38

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian suatu

    negara. Sedangkan perusahaan mempunyai kegiatan yang beragam, mulai

    perencanaan, proses produksi, personalia, pembelanjaan dan

    pendistribusian. Kegiatan-kegiatan tersebut berguna dalam pencapaian

    tujuan dari suatu perusahaan.Pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaanadalah keuntungan berupa uang, apapun bentuk jenis usaha yang dilakukan.

    Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka perusahaan harus

    melaksanakan aktivitasnya dengan lancar cepat dan hemat biaya, sehingga

    dapat memenuhi selera konsumen dan mendapat kepercayaan yang tinggi

    sebagai salah satu modal yang sangat vital. Dengan adanya kepercayaan

    dari konsumen maka dapat dipastikan bahwa produk yang dibuat akan

    dimanfaatkan oleh mereka. Untuk menjamin kebutuhan-kebuthan konsumen

    akan produk yang diproduksi oleh perusahaan maka perushaan perlu

    mengontrol persediaan yang ada agar siap menjawab kebutuhan konsumen

    setiap saat tepat pada waktunya, oleh karena itu perusahaan hendaklah

    menerapkan suatu sistem atau metode yang efektif guna merespon masalah-

    masalah yang ada. Salah satu cara untuk mengendalikan persediaan adalah

    dengan metode Material Requierment Planning (MRP). MRP merupakan

    teknik pendekatan yang bertujuan meningkatkan produktivitas perusahaan

    dengan cara menjadwalkan kebutuhan akan material dan komponen untuk

    membantu perusahaan dalam mengatasi kebutuhan minimum dari

    komponen-komponen yang kebutuhannya dependen dan menjamin

    tercapainya produksi akhir. Banyaknya metode dalam manajemen material

    yang dapat digunakan untuk menentukan waktu dan volume pengadaan

    material, mengharuskan para pengambil keputusan harus menguasai setiap

    metode pengadaan material dalam manajemen material, mengetahui

    kelebihan dan kekurangan setiap metode serta dapat menggunakan metode

    yang tepat sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Salah satu metode

    didalam manajemen material adalah Material Requirement Planning (MRP)

    yang pada mulanya adalah suatu metode pemesanan material, maka pada

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    4/38

    2

    saat ini metode tersebut telah digunakan sebagai alat perencanaan dan

    pengawasan terhadap fungsi manajemen. Material requirement planning juga

    merupakan konsep dari suatu mekanisme untuk menghitung material yang

    dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak.

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Apa yang dimaksud denganMaterial Requierment Planning (MRP) ?

    2. Apa tujuan dan penggunaan dari metode Material Requierment Planning ?

    3. Bagaimana Pengendalian persediaan barang bahan baku dengan metode

    Material Requirement Planning ?

    4. Apa keuntungan dan kerugian dengan menggunakan metode Material

    Requirement Planning ?

    1.3 Tujuan

    1. Mengetahui maksud dari Material Requierment Planning (MRP)

    2. Mengetahui tujuan dan penggunaan dari metode Material RequiermentPlanning (MRP)

    3. Mengetahui bagaimana pengendalian persediaan barang bahan baku

    dengan metode Material Requierment Planning (MRP)

    4. Mengetahui keuntungan dan kerugian dengan menggunakan metode

    Material Requierment Planning (MRP)

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    5/38

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian dan Konsep Dasar Material Requirement Planning (MRP)

    Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah

    metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned

    orders, kemudian diajukan untuk analisis lanjutan berkenaan dengan persediaan

    kapasitas dan keseimbangan menggunakan perencanaan kebutuhan kapasitas.

    Sistem MRP mengkoordinasikan pemasaran, manufacturing, pembelian, rekayasa

    melalui pengadopsian rencana produksi serta melalui penggunaan satu data base

    terintegrasi guna merencanakan, dan memperbaharui aktivitas dalam sistem

    industri modern secara keseluruhan.

    Salah satu alasan mengapa MRP digunakan secara cepat dan meluas

    sebagai teknik manajemen produksi, yaitu karena MRP menggunakan

    kemampuan komputer untuk menyimpan dan mengelola data yang berguna dalam

    menjalankan kegiatan perusahaan. MRP dapat mengkoordinasikan kegiatan dari

    berbagai fungsi dalam perusahaan manufaktur, seperti teknik, produksi, dan

    pengadaan. Oleh karena itu, hal yang menarik dari MRP tidak hanya fungsinya

    sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan, melainkan keseluruhan

    peranannya dalam kegiatan perusahaan.

    MRP sangat bermanfaat bagi perencanaan kebutuhan material untuk

    komponen yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh komponen lain

    (dependent demand). MRP memberikan peningkatan efisiensi karena jumlah

    persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan

    dengan lebih V-1baik, karena ada keterpaduan dalam kegiatan yang didasarkan

    pada jadwal induk. Moto dari MRP adalah memperoleh material yang tepat, dari

    sumber yang tepat, untuk penempatan yang tepat, dan pada waktu yang tepat

    (Gasperz, 2004)

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    6/38

    4

    Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu prosedur logis berupa

    aturan keputusan dan teknik transaksi berbasis komputer yang dirancang untuk

    mengolah jadwal induk produksi menjadi kebutuhan bersih untuk semua item

    (Baroto, 2002).

    Sistem MRP dikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur

    mengatasi kebutuhan akan item-item dependent secara lebih baik dan efisien.

    Disamping itu sistem MRP dirancang untuk membuat pesanan produksi dan

    pembelian untuk mengatur aliran bahan baku dan persediaan dalam proses

    sehingga sesuai dengan jadwal produksi untuk produk akhir. Hal ini

    memungkinkan perusahaan memelihara tingkat minimum dari item-item yang

    kebutuhannya dependent, tetapi tetap dapat menjamin terpenuhinya jadwal

    produksi untuk produk akhirnya. Sistem MRP juga dikenal sebagai perencanaan

    kebutuhan berdasarkan tahapan waktu (Time-phase requirement planning). Time

    phased MRP dimulai dengan mendaftar item pada MPS untuk :

    1) Menentukan semua komponen dan material yang dibutuhkan untuk

    produksi.

    2) Menentukan wwaktu komponen dan material dibutuhkan.

    MRP merupakan suatu konsep dalam sistem produksi untuk menentukan

    cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan material dalam proses produksi

    sehingga material yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang

    dijadwalkan.

    Material Requirement Planning (MRP) adalah prosedur logis, aturan

    keputusan dan teknik pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk

    menterjemahkan Jadwal Induk Produksi atau MPS (Master Production

    Schedulling) menjadi kebutuhan bersih atau NR (Net Requirement) untuk semua

    item (A.H. Nasution, Y. Prasetyawan, 2008).

    Sistem MRP dikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur

    mengatasi kebutuhan akan item-item dependent secara lebih baik dan efisien.

    Selain itu, sistem MRP didesain untuk melepaskan pesanan-pesanan dalam

    produksi dan pembelian untuk mengatur aliran bahan baku dan persediaan dalam

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    7/38

    5

    proses sehingga sesuai dengan jadwal produksi untuk produk akhir. Hal ini

    memungkinkan perusahaan memelihara tingkat minimum dari item-item yang

    kebutuhannya dependent, tetapi tetap dapat menjamin terpenuhinya jadwal

    produksi untuk produk akhirnya. Sistem MRP juga dikenal sebagai perencanaan

    kebutuhan berdasarkan tahapan waktu (time-phases requirements planning).

    Sistem MRP merencanakan ukuran lot sehingga barang-barang tersebut

    tersedia pada saat dibutuhkan. Ukuran lot adalah kuantitas yang akan dipesan

    untukmemenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan dengan kuantitas yang dapat

    meminimalkan biaya persediaan sehingga perusahaan akan memperoleh

    keuntungan.

    Sistem pengendalian dengan menggunakan metode MRP memang lebih

    kompleks pengelolaannya, namun mempunyai banyak kelebihan dibandingkan

    dengan sistem ukuran pesanan tetap untuk pengendalian barang-barang produksi.

    Tujuan utama dari MRP adalah merancang suatu sistem yang mampu

    menghasilkan informasi untuk melakukan aksi yang tepat (pembatalan pesanan,

    pesan ulang, penjadwalan ulang). Aksi ini sekaligus merupakan pegangan untuk

    melakukan pembelian atau produksi, yang merupakan keputusan baru atau

    merupakan perbaikan atas keputusan yang lain, ada empat kemampuan yang

    menjadi ciri utama MRP yaitu:

    Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat.

    Menentukan secara tepat kapan suatu pekerjaan harus sekali (atau material

    harus tersedia) untuk memenuhi permintaan atas produk akhir yang sudah

    direncanakan dalam Jadwal Induk Produksi.

    Pembentukan kebutuhan minimal setiap item

    Dengan diketahuinya kebutuhan akan produk akhir, MRP dapat

    menentukan secara tepat sistem penjadwalan (prioritas) untuk memenuhi

    semua kebutuhan minimal setiap item.

    Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan

    Memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus

    dilakukan. Pemesanan perlu dilakukan lewat pembelian atau dibuat di

    pabrik sendiri.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    8/38

    6

    MRP merupakan sistem yang dinamik, yang artinya bahwa rencana yang

    dibuat perlu disesuaikan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Kemampuan

    untuk melakukan penyeseuaian ini tegantung kepada kemampuan manajemen dan

    system informasi yang ada.

    EMPAT LANGKAH UTAMA SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS

    PLANNING (MRP)

    Sistem MRP memiliki empat langkah utama yang selanjutnya keempat

    langkah ini harus ditetapkan satu per satu pada periode perencanaan dan pada

    setiap item. Prosedur ini dapat dilakukan secara manual bila jumlah item yang

    terlibat dalam produksi relatif sedikit. Suatu program diperlukan bila jumlah item

    sangat banyak. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut (Baroto, 2002).

    1. Netting

    Merupakan suatu proses perhitungan kebutuhan bersih yang biasanya

    merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan persediaan di tangan dan

    yang sedang diproses (dipesan).

    2. Lotting

    Merupakan suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan

    optimal untuk setiap item secara individual berdasarkan pada hasil

    perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan. Beberapa teknik

    diarahkan untuk menyeimbangkan ongkos set up dan ongkos simpan. Ada

    juga teknik yang sederhana yang memakai jumlah pemesanan tetap atau

    periode pemesanan tetap.

    3. Off Setting

    Merupakan salah satu langkah pada MRP untuk menentukan saat yang

    tepat untuk rencana pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih.

    Rencana pemesanan didapat dengan cara V-2 menggabungkan saat awal

    tersedianya lot size yang diinginkan dengan besarnya waktu ancang.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    9/38

    7

    Waktu ancang ini sama dengan besarnya waktu saat barang mulai dipesan

    atau diproduksi sampai barang tersebut siap untuk dipakai.

    4. Explosion

    Yaitu proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat yang lebih bawah

    didasarkan atas rencana pesanan. Dalam proses explosion ini, data

    mengenai struktur produk sangat memegang peranan, karena atas dasar

    struktur produk inilah proses explosion akan berjalan dan dapat

    menentukan ke arah komponen mana yang harus diexplosion.

    ISTILAH - ISTILAH YANG DIGUNAKAN MATERIAL

    REQUIREMENT PLANNING (MRP)

    Sebelum memasuki lebih lanjut mengenai perencanaan kebutuhan material,

    terlebih dahulu menjelaskan tentang pengertian dari tabel untuk perhitungan

    MRP. Berikut ini dijelaskan tentang istilah-istilah yang biasa digunakan, yaitu:

    (Gasperz, 2004)

    1. Gross Requirement (GR, kebutuhan kasar)

    Adalah total dari semua kebutuhan, termasuk kebutuhan yang diantisipasi

    untuk setiap periode waktu. Berdasarkan pengertian tersebut gross

    requirement merupakan bagian dari keseluruhan jumlah item (komponen)

    yang diperlukan pada suatu periode.

    2. Schedule Receipts (SR, penerimaan yang dijadwalkan) Merupakan jumlah

    item yang akan diterima pada suatu periode tertentu berdasarkan pesanan

    yang dibuat.

    3. Begin Inventory (BI, inventori awal)

    Merupakan jumlah inventori di awal periode.V-3

    4. Net Requirement (NR, kebutuhan bersih)

    Merupakan jumlah aktual yang diinginkan untuk diterima atau diproduksi

    dalam periode bersangkutan.

    5. Planned Order Receipt (PORt, penerimaan pemesanan yang direncanakan)

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    10/38

    8

    Adalah jumlah item yamg diterima atau diproduksi oleh perusahaan

    manufaktur pada periode waktu terakhir.

    6. Planned Ending Inventory (PEI, rencana persediaan akhir periode)

    Merupakan suatu perencanaan terhadap persediaan pada akhir periode.

    7. Planned Order Releases (PORel, pelepasan pemesanan yang direncanakan)

    Adalah jumlah item yang direncanakan untuk dipesan agar memenuhi

    perencanaan pada masa yang akan datang atau order produksi yang dapat

    dilepas untuk dimanufaktur.

    8. Lead Time

    Adalah waktu tenggang yang diperlukan untuk memesan (membuat) suatu

    barang sejak saat pesanan (pembuatan) dilakukan sampai barang itu

    diterima (selesai dibuat).

    9. Lot Size (ukuran lot)

    Merupakan kuantitas pesanan dari item yang memberitahukan MRP

    berapa banyak kuantitas yang dipesan, serta lot sizing apa yang dipakai.

    10.Safety Stock (stok pengaman)

    Merupakan stok pengaman yang ditetapkan oleh perencana MRP untuk

    mengatasi fluktuasi dalam permintaan (demand) dan penawaran MRP

    untuk mempertahankan tingkat stok pada semua periode waktu.

    2.2 Tujuan Material Requirement Planning (MRP)

    Tujuan MRP dimaksudkan untuk memberikan;

    a) Kebutuhan-kebutuhan persediaan berkurang.

    Dengan MRP dapat ditentukan berapa banyaknya komponen yang

    diperlukan dan waktu pemenuhan terhadap jadwal induknya.

    b) Waktu tenggang (lead time) produksi dan waktu tenggang penyerahan

    yang dikurangi pada para pelanggan.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    11/38

    9

    Adanya MRP dapat diidentifikasikan bahan dan komponen yang

    diperlukan (jumlah dan waktunya) persediaan bahan dan tindakan yang

    diperlukan untuk memenuhi batas waktu penyerahan.

    c) Komitmen penyerahan yang realistis kepada pelanggan.

    Dengan menggunakan MRP bagian produksi dapat memberikan kepada

    bagian pemasaran informasi yang tepat waktu.

    d) Efisiensi operasi yang meningkat.

    Pada MRP dapat terjadi pengkoordinasian berbagai departemen dan pusat-

    pusat kerja ketika pembuatan produksi berlangsung melalui departemen

    pusat kerja tersebut. Akibatnya produksi dapat berjalan dengan personil

    lebih sedikit tidak langsung seperti ekspeditor bahan dan terjadinya

    gangguan produksi yang tidak direncanakan lebih kecil karena MRP

    mendorong dan mendukung efisiensi produksi.

    2.3 Peranan MRP dalam Proses Produksi

    Sebuah sistem Material Requirement Planning (MRP) bertanggung jawab

    untuk mengatur aliran material di luar batas-batas workstation. Sebuah Tarik

    adalah metode MRP manual sederhana untuk mengatur aliran material dan

    bekerja dengan baik ketika beberapa variasi dalam arus yang diperlukan.

    Kebutuhan untuk mengatur aliran material diluar batas-batas dari tanaman paling

    baik dilakukan dengan komunikasi elektronik. Biaya keseluruhan dari suatu

    produk tergantung pada biaya keseluruhan rantai pasokan. Yang efektif

    dikendalikan komputer sistem MRP orchestrates rantai pasokan dan oleh karena

    itu harus sejajar dengan lantai pabrik dan manual atau metode MRP adalah nilai

    kecil dan benar-benar dapat menambahkan biaya.

    MRP mengajar kelas alat dan metode untuk membantu individu

    memvisualisasikan dan memahami bagaimana sebuah rantai pasokan harus

    melihat dan mengukur daya saing.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    12/38

    10

    2.4 Tiga Komponen Input MRP

    1. The Master Production Schedule

    Jadwal produksi induk (MPS) adalah rencana produksi kepegawaian

    inventaris, dll. Hal ini biasanya terkait dengan rencana pembuatan tempat

    menunjukkan kapan dan berapa banyak dari masing-masing produk akan dituntut.

    Rencana ini signifikan quantifies proses, bagian, dan sumber daya lain untuk

    mengoptimalkan produksi, untuk mengidentifikasi kemacetan, dan untuk

    mengantisipasi kebutuhan dan barang-barang selesai. Karena sebuah drive MPS

    banyak aktivitas pabrik, keakuratan dan kelayakan secara dramatis mempengaruhi

    profitabilitas.

    Khas MPS yang diciptakan oleh pengguna perangkut lunak dengan

    tweaker.Karena keterbatasan perangkat lunak, tetapi terutama yang intens kerja

    yang dibutuhkan oleh "master produksi schedulers", jadwal tidak mencakup setiap

    aspek produksi, tetapi hanya unsur-unsur kunci yang telah terbukti efektifitas

    kendali mereka, seperti perkiraan permintaan, biaya produksi, biaya

    persediaan, lead time, jam kerja, kapasitas, tingkat persediaan, tersedia

    penyimpanan, dan bagian persediaan.

    Pilihan apa yang harus model bervariasi antara perusahaan dan

    pabrik. MPS adalah sebuah pernyataan dari apa yang perusahaan mengharapkan

    untuk memproduksi dan pembelian (mis. jumlah yang akan dihasilkan, tingkat

    kepegawaian, tanggal, tersedia untuk janji, proyeksi keseimbangan). MPS

    menerjemahkan rencana bisnis, termasuk perkiraan permintaan, menjadi rencana

    produksi menggunakan perintah direncanakan dalam multi-level sejati opsional

    penjadwalan komponen lingkungan. Menggunakan MPS membantu menghindari

    kekurangan, mahal memperlancar, menit terakhir penjadwalan, dan alokasi

    sumber daya yang tidak efisien. Bekerja dengan MPS memungkinkan perusahaan

    untuk mengkonsolidasikan direncanakan bagian, memproduksi master jadwal dan

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    13/38

    11

    prakiraan untuk setiap tingkat dari Bill of Material (BOM) untuk semua jenis

    bagian.

    Gambar 4.1

    2. The product structure file

    Struktur produk adalah dekomposisi hierarkis suatu produk, biasanya

    dikenal sebagai bill of material (BOM). Sebagai bisnis menjadi lebih responsif

    terhadap selera konsumen yang unik dan produk derivatif tumbuh untuk

    memenuhi konfigurasi unik, BOM manajemen dapat menjadi tidak dapat diatur.

    Teknik pemodelan lanjutan diperlukan untuk mengatasi produk dikonfigurasi

    mana mengubah bagian kecil dari suatu produk dapat memiliki beberapa dampak

    pada model struktur produk lain. Konsep-konsep dalam entry ini semua topi

    terkunci untuk menunjukkan konsep-konsep ini.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    14/38

    12

    Gambar 4.2

    3. The Item Master File

    Sebuah lead time adalah jangka waktu antara inisiasi dari setiap proses

    produksi dan selesainya proses itu. Sebagai contoh, lead time untuk memesan

    sebuah mobil baru dari pabrikan dapat di mana saja dari 2 minggu sampai 6

    bulan. Dalam bidang industri, pengurangan lead time adalah bagian penting dari

    lean manufacturing.

    RUMUS DALAM MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

    Melakukan proses perhitungan MRP, yaitu membutuhkan sebuah tabel yang

    didengan bantuan model tabel perhitungan MRP berikut. Model tampilan tabel ini

    merupakan mekanisme dasar dari proses MRP. Faktor-faktor yang membentuk

    dalam MRP dan rumus-rumus yang dipakai adalah sebagai berikut.

    1. Heading

    Bagian ini terdiri dari part number, part name, lot size, level, dan lead

    time.

    2. Time Periode

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    15/38

    13

    Merupakan periode perencanaan bisa dalam kurun waktu harian,

    mingguan, dan lain-lain.

    3. Gross Requirement (GR)

    Untuk finish product (end item) sama dengan Jadwal Induk Produksi

    (JIP).

    Untuk item level di bawahnya sama dengan part dari releases

    induknya.

    4. Schedule Receipt (SR)

    Material yang sudah dipesan dan akan diterima pada periode tertentu.

    5. Begin Inventory (BI)

    Jumlah persediaan di awal periode.

    BIt = (BI)t-1(GR)t-1 + (SR)t-

    Dimana :

    (BI)t = Begin Inventory pada waktu (t).

    (GR)t = Gross Requirement untuk waktu (t).

    (SR)t = Schedule Receipt dalam waktu (t).

    Jika Begin Inventory (BI) memberikan hasil negatif, maka

    BI =0.

    6. Net Requirement (NR)

    Jumlah aktual yang diinginkan untuk diterima atau diproduksi

    dalam periode yang bersangkutan.

    7. Planned Order Receipt (PORt)

    Jumlah item yang diterima atau diproduksi oleh periode waktu terakhir.

    PORt = NRt , untuk NRt > 0 = 0 , untuk

    - (SR)t - (BI)t

    8. Planned Ending Inventory (PEI)

    Merupakan fungsi dari NR dan GR.

    (PEI)t = (POR)t + (SR)t + (PEI)t - (GR)t

    9. Planned Order Release (PORel)

    Planned order release dipengaruhi oleh lead time.

    PORel = (PORt)t + L

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    16/38

    14

    2.5 Proses Dalam MRP

    a. BOM (Bill of Material)

    Bill of material (BOM) adalah daftar bahan baku, sub-majelis, majelis

    menengah, sub-komponen, komponen, bagian dan kuantitas masing-masing

    diperlukan untuk memproduksi sebuah item akhir (produk akhir).

    Ini dapat digunakan untuk komunikasi antara mitra manufaktur,atau terbatas

    padasatupabrik. Sebuah BOM dapat menentukan produk seperti yang dirancang

    (rekayasa bill of material), seperti yang diperintahkan (penjualan bill of material),

    karena mereka dibangun (manufaktur bill of material), atau ketika mereka

    dipelihara (layanan bill of material). Berbagai jenis BOMs tergantung pada

    kebutuhan bisnis dan penggunaan yang dimaksudkan mereka. Dalam proses

    industri, BOM ini juga dikenal sebagai rumus, resep, atau daftar bahan. Dalam

    elektronika, BOM mewakili daftar komponen yang digunakan pada kabel tercetakpapan atau Printed Circuit Board. Setelah desain rangkaian selesai, daftar BOM

    diteruskan ke layout PCB insinyur maupun insinyur komponen yang akan

    mendapatkan komponen yang diperlukan untukdesain. BOMs adalah hirarkis di

    alam dengan tingkat atas yang mewakili produk jadi yang mungkin sub-perakitan

    atau item yang sudah selesai. BOMs yang menggambarkan sub-majelis-majelis

    yang disebut sebagai BOMs modular. Contoh ini adalah NAAMS BOM yang

    digunakan dalam industri automative daftar semua komponen dalam perakitan.

    Struktur BOM adalah NAAMS Sistem, Line, Tool, Unit dan Detail.

    Database hierarkis pertama dikembangkan untuk mengotomatisasi tagihan bahan

    untuk organisasi manufaktur pada awal tahun 1960-an.

    A bill of material "ledakan" link komponen potongan untuk perakitan besar,

    sementara bill of material "ledakan" terpecah terpisah setiap perakitan atau

    sub-perakitan.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    17/38

    15

    Sebuah BOM dapat ditampilkan dalam format sebagai berikut:

    A single-level BOM yang menampilkan perakitan atau sub-perakitan dengan

    hanya satu tingkat anak-anak. Jadi langsung menampilkan komponen-komponen

    yang dibutuhkan untuk membuat perakitan atau sub-perakitan.

    Sebuah indentasi BOM yang menampilkan tingkat tertinggi item yang paling

    dekat dengan margin kiri dan komponen yang digunakan dalam item menjorok

    lagi ke kanan.

    b. Netting Out Inventory

    Netting out inventory(kebutuhan bersih) : Proses perhitungan kebutuhan

    bersih untuk setiap periode selama horison perencanaan.

    2.6 LOT SIZING

    Lot sizing decision adalah proses atau teknik yang digunakan untuk

    menentukan ukuran lot (urutan kuantitas atau jumlah produksi).Software MRP komersial pada umumnya memiliki beberapa pilihan teknik

    penentuan ukuran lot. Teknik-teknik tersebut yaitu :

    1. Lot-for-lot

    Lot-for-lot adalah sebuah teknik penentuan ukuran lot yang menghasilkan apa

    diperlukan untuk memenuhi rencana secara tepat. Lot-for-lot konsisten dengan

    sasaran system MRP, yaitu memenuhi kebutuhan permintaan yang terikat. Maka,

    sebuah system MRP harus menghasilkan unit hanya jika dibutuhkan, dengan tidak

    ada persediaan pengaman dan tidak ada antisipasi pesanan yang akan datang. Bila

    pesanan yang sering terjadi ekonomis dan teknik persediaan just-in-time

    diterapkan, maka lot-for-lotmenjadi sangat efisien. Meski demikian, bila biayaset

    up cukup besar atau manajemen tidak mampu untuk menerapkan JIT, maka lot-

    for-lotmenjadi mahal.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    18/38

    16

    Contoh 1 :

    Speaker Kits, Inc., ingin menghitung biaya pemesanan dan penggudangan

    persediaannya dengan criteria lot-for-lot selama 10 minggu. Speaker Kits telah

    menentukan bahwa untuk rakitan speaker/booster 12 inci, biaya setup adalah $100

    dan biaya penyimpanan adalah $1 per periode. Jadwal produksi, seperti yang

    digambarkan dalam kebutuhan bersih untuk perakitan, adalah sebagai berikut :

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Kebutuhan Kotor 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55

    Penerimaan yang

    dijadwalkan

    Persediaan di tangan

    yang diproyeksikan

    35 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Kebutuhan bersih 0 30 40 0 10 40 30 0 30 55

    Penerimaan pesanan

    terencana

    30 40 10 40 30 30 55

    Pelepasan pesanan terencana 30 40 10 40 30 30 55

    Kebutuhan kotor rata-rata perminggu = 27

    Lead time = 1 minggu

    Hal tersebut di atas adalah solusi penentuan ukuran lot menggunakan teknik lot-

    for-lot dan biayanya. Biaya penyimpanan nol, tetapi tujuh setup terpisah (yang

    saling terikat satu sama lain) menghasilkan biaya total sebesar $700.

    2. Kuantitas Pesanan Ekonomis

    EOQ adalah sebuah teknik statistic yang menggunakan rata-rata (seperti

    permintaan rata-rata untuk satu tahun) sedangkan prosedur MRP mengasumsikan

    permintaan (terikat) diketahui yang digambarkan dalam sebuah jadwal produksi

    induk. EOQ lebih disukai ketika terdapat permintaan bebas yang relative tetap,

    bukan disaat permintaan itu diketahui.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    19/38

    17

    Contoh 2 :

    Dengan biaya setup $100 dan biaya penyimpanan per minggu $1, speaker kits,

    Inc., menguji biaya yang dimiliki dengan ukuran lot berdasarkan kepada criteria

    EOQ. Dengan menggunakan kebutuhan yang sama seperti Contoh 1, kebutuhan

    bersih dan ukuran lot adalah sebagai berikut :

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Kebutuhan Kotor 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55

    Penerimaan yang

    dijadwalkan

    Persediaan di tangan

    yang diproyeksikan

    35 35 0 43 3 3 66 26 69 69 39

    Kebutuhan bersih 0 30 0 0 7 0 4 0 0 16

    Penerimaan pesanan

    terencana

    73 73 73 73

    Pelepasan pesanan

    terencana

    73 73 73 73

    Kebutuhan kotor rata-rata perminggu = 27

    Lead time = 1 minggu

    Pemakaian selama 10 minggu sama dengan kebutuhan kotor sejumlah 270 unit;

    oleh karena itu pemakaian mingguan sama dengan 27, dan 52 minggu (pemakaian

    tahunan) sama dengan 1.404 unit.

    EOQ model adalah Q*=

    dimana D = pemakaian tahunan = 1.404

    S = biaya tetap = $100

    H = biaya penyimpanan (penggudangan), per tahun per unit

    = $1 x 52 minggu = $52

    Q* = 73 unit

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    20/38

    18

    Setup = 1.404/73 = 19 per tahun

    Biaya setup = 19 x $100 = $1.900

    Biaya penyimpanan = x ($1 x 52 minggu) = $1.898

    Biaya setup + biaya penyimpanan = $1.900 + $1.898 = $3.798

    Solusi EOQ menghasilkan biaya 10 minggu adalah $730 [$3.798 x (10 minggu/52

    minggu) = $730].

    1. Penyeimbangan Sebagian Periode [PPB]

    Periode

    digabung

    Ukuran lot

    percobaan

    (kebutuhan

    bersih

    kumulatif)

    Sebagian periode

    Biaya

    Setup Penyimpanan Total

    2 30 040 unit disimpan untuk 1 periode =

    $40

    2,3 70 40 = 40 x 110 unit disimpan untuk 3 periode =

    $30

    2,3,4 70 40

    2,3,4,5 80 70 = 40x1 + 10x3 100 + 70 = 170

    2,3,4,5,6 120 230 = 40x1 + 10x3 + 40x4

    (Oleh karena itu periode gabungan 2 hingga 5; 70 sedekat dengan EPP 100 yang akan

    diperoleh)

    6 40 0

    6,7 70 30 = 30x1

    6,7,8 70 30 = 30x1 + 0x2

    6,7,8,9 100 120 = 30x1 + 30x3 100 + 120 = 220

    (Oleh karena itu periode gabungan 6 hingga 9; 120 sedekat dengan EPP 100 yang akan

    diperoleh)

    10 55 0 100 + 0 = 100

    300 + 190 = 490

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    21/38

    19

    PPB adalah sebuah teknik pemesanan persediaan yang menyeimbangkan

    biaya setup dan penyimpanan dengan mengubah ukuran lot untuk

    menggambarkan kebutuhan ukuran lot berikutnya di masa yang akan datang.

    Sebagian Periode Ekonomis [EPP] adalah periode waktu disaat perbandingan

    antara biaya setup dan biaya penyimpanan sama.

    Contoh 3 :

    Speaker Kits, Inc., menghitung biaya yang berhubungan dengan ukuran lot

    dengan menggunakan biaya setup $100 dan biaya penyimpanan $1. Data sbb :

    Perhitungan PPB

    Masalah Penentuan Ukuran Lot MRP : Teknik PPB

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Kebutuhan Kotor 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55

    Penerimaan yang

    dijadwalkan

    Persediaan di

    tangan yang

    diproyeksikan

    35 35 0 50 10 10 0 60 30 30 0

    Kebutuhan bersih 0 30 0 0 0 40 0 0 0 55

    Penerimaan pesanan

    terencana

    80 100 55

    Pelepasan pesanan

    terencana

    80 100 55

    Kebutuhan kotor rata-rata perminggu = 27

    Lead time = 1 minggu

    EPP adalah 100 (biaya setup dibagi dengan biaya penyimpanan =

    $100/$1). Lot yang pertama adalah untuk menutupi periode 1,2,3,4,5 dan

    berukuran 80.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    22/38

    20

    Biaya total adalah $490, dengan biaya setup total $300 dan biaya

    penyimpanan total $190.

    2. Algoritma Wagner-Whitin

    Ini adalah sebuah teknik perhitungan ukuran lot yang mengasumsikan

    sebuah horizon waktu terbatas diluar keadaan dimana tidak ada kebutuhan bersih

    tambahan untuk sampai pada sebuah strategi pemesanan.

    2.7 TIME-PHASING REQUIREMENT

    Waktu proses perencanaan kebutuhan bahan dan mengungkapkan

    permintaan, penawaran, dan persediaan oleh periode waktu. Tahapan waktu

    menunda pesanan untuk komponen sampai komponen tersebut dibutuhkan dan

    mmenuhi persyaratan dengan tenggang waktu (lead time offset). Perencanaan

    kebutuhan material/MRP dan Supply Chain Planning merencanakan tanggalpermintaan yang tepat, meskipun beberapa laporan dan penyelidikan

    menunjukkan persyaratan yang ditetapkan per minggu atau bulan.

    Jika Anda menjalankan proses perencanaan pada hari kerja yang tidak

    valid, proses perencanaan mempertimbangkan hari kerja berikutnya yang berlaku

    sebagai hari yang telah direncanakan

    Sebagai contoh, jika Anda menjalankan proses perencanaan pada hari

    Sabtu, proses perencanaan akan menghasilkan perintah yang direncanakan pada

    awal untuk Senin berikutnya.

    1. Penawaran dan Permintaan masa lalu

    Proses perencanaan masa lalu mempertimbangkan penawaran dan

    permintaan seolah-olah penawaran dan permintaan itu berlaku untuk hari ini

    (dengan kata lain, tanggal mula dari rencana). Laporan dan petanyaan on-line

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    23/38

    21

    pada kotak permintaan dalam minggu atau periode masa lalu menunjukkan

    permintaan pada kotak pertama.

    2. Metode Penjadwalan Material

    Metode penjadwalan materi mengendalikan bagaimana proses

    perencanaan yang tepat, menghitung tanggal permintaan: tanggal mulai operasi

    menghasilkan permintaan, atau tanggal permulaan untuk menghasilkan urutan

    permintaan.

    Untuk setiap bahan persyaratan, proses perencanaan bahan jadwal tiba di

    persediaan pada hari yang sesuai dengan metode yang Anda pilih. Ini

    mempengaruhi pentahapan waktu, diskrit tentang persyaratan pekerjaan, jadwal

    dan perencanaan permintaan berulang.

    3. Lead Time Percent

    Lead time persen digunakan ketika Anda memilih metode penjadwalan

    material Operasi tanggal mulai ketika meluncurkan proses perencanaan.Untuk

    operasi tertentu, waktu lead persen adalah persen dari total waktu dari awal

    operasi pertama di routing ke awal dari operasi saat ini. Sebagai contoh, jika saat

    memimpin perakitan 10 hari dan operasi ini dimulai setelah 2 hari (di hari 3)

    waktu lead persennya adalah 20%.

    Oracle Bills of Material menghitung lead time nilai persen ketika Anda

    menghitung lead time manufaktur.

    Perencanaan kebutuhan material / MRP dan Supply Chain

    Perencanaan lead time menggunakan persen untuk kebutuhan bahan

    jadwal pada operasi tertentu.

    Kapasitas oracle lead time menggunakan persentase untuk

    merencanakan kebutuhan kapasitas pada operasi tertentu.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    24/38

    22

    4. Perhitungan Lead Time Dinamis

    Oracle Bills of Material menghitung bagian tetap dan variabel waktu untuk

    item yang diproduksi. Anda dapat menggunakan dinamis lead time untuk secara

    akurat menghitung tanggal mula untuk pesanan yang dihasilkan oleh Perencanaan

    kebutuhan material / MRP dan Supply Chain Perencanaan.Dynamic lead time

    yang lebih akurat daripada lead time tetap karena lead time dapat berbeda

    berdasarkan pesanan kuantitas.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    25/38

    23

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 KASUS, ISU/TANTANGAN STRATEGIS DALAM MRP

    Kajian peningkatan efektifitas dan efisiensi operasional unit bisnis

    produksi sabun di pt. yupharin pharmaceutical/ -- 2005

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Industri farmasi dan kosmetik merupakan salah satu jenis industri

    manufaktur yang terdiri dari beberapa sub-sistem, diantaranya produksi sub-

    sistem produksi. Perubahan yang terjadi pada sub-sistem lain di luar sub-sistem

    produksi, akan berpengaruh terhadap sub-sistem produksi. Salah satu

    perubahannya adalah kondisi pasar global. Pasar global berimplikasi terjadinya

    persaingan ketat antara produk-produk hasil industri lokal dengan produk-produk

    impor. Pasar global juga memberikan implikasi terhadap transfer teknologi,

    kelestarian lingkungan, dan sosio-politik masyarakat. Industri farmasi dan

    kosmetik juga merasakan implikasi pasar global tersebut.

    Daya saing menjadi kata kunci dan isu strategis untuk industri secara

    umum. Peningkatan daya saing merupakan syarat keharusan agar industri mampu

    bersaing pada pasar khususnya pasar global. Berdasarkan riset yang dilakukan

    oleh Tim Majalah SWA (2002), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

    persaingan di dalam dunia bisnis. Tingkat kepentingan faktor - faktor tersebut dariyang tertinggi adalah kondisi keamanan, kebijakan pemerintah dan pelaksanaan

    AFTA, stabilitas sosial-politik, otonomi daerah, hukum, globalisasi,

    perkembangan teknologi dan informasi, ancaman perang, resesi ekonomi dunia,

    kemiskinan, kesehatan dan lingkungan hidup. Sebagai langkah untuk

    mengantisipasi ancaman yang muncul akibat isu-isu di atas, para pebisnis harus

    melakukan beberapa strategi meningkatkan efisiensi perusahaan, meningkatkan

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    26/38

    24

    kemampuan berinovasi, reposisi produk, ekspansi usaha dan penetapan fokus

    bisnis.

    Peningkatan efektifitas dan efisiensi unit bisnis produksi sabun di PT.

    Yupharin Pharmaceuticals, dengan pola permintaan yang berfluktuasi, pertama -

    tama adalah bagaimana unit bisnis dalam hal manajemen permintaannya (demand

    management). Manajemen permintaan akan menjaring informasi yang berkaitan

    dengan peramalan (forecasting), order entry, order promising, dll. Selanjutnya

    efektifitas dan efisiensi dari sistem manufacturing sangat tergantung pada

    efektifitas dan efisiensi dari production planning and inventory control (PPIC),

    yang sangat tergantung pada efektifitas dari manajemen permintaan itu. Sistem

    manufacturing harus mampu memenuhi kebutuhan permintaan malalui

    penggunaan sumber daya manufacturing secara efektif dan efisien. Sasaran ini

    dapat dicapai apabila ada keseimbangan operasional antara sisi permintaan

    (marketplace) yang dikelola melalui manajemen permintaan (demand

    management) dan sisi penawaran (manufacturing).

    Sasaran peningkatan efektifitas dan efisiensi melalui inventory control

    adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus perputaran modal (Capital Turnover

    Ratio). Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan minimum inventory

    melalui perencanaan material (material requirements planning / MRP) yang

    merupakan metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan

    manufactured planned order.

    Planned manufacturing orders selanjutnya diajukan untuk analisis lanjutan

    berkenaan dengan ketersediaan kapasitas. Menurut Gasper (1998), motto dari

    MRP adalah memperoleh material yang tepat, untuk penempatan yang tepat, pada

    waktu yang tepat.

    Permintaan pasar yang berfluktuasi sangat mempengaruhi pengelolaan

    pada unit bisnis produksi sehingga saat ini managemen PT. Yupharin

    Pharmaceuticals dihadapkan pada masalah - masalah (1) Rata - rata stock bahan

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    27/38

    25

    baku, bahan pengemas dan produk jadi sangat tinggi, sehingga PT. Yupharin

    Pharmaceutical harus meyediakan dana yang cukup besar terhadap barang -

    barang tersebut diatas, termasuk biaya bunga bila dana yang dipakai uang

    pinjaman. (2) Saat permintaan / target produksi bulanan meningkat, karyawan

    harus dimasukkan lembur, dilain pihak saat target produksi rendah karyawan

    menganggur / menunggu pekerjaan. (3) Saat ada peningkatan permintaan yang

    cukup signifikan, permintaan tidak terpenuhi seluruhnya karena stock produk jadi

    tidak cukup serta ada beberapa bahan baku, atau bahan pengemas yang kurang.

    Penelitian dilakukan di Kantor Pabrik PT. Yupharin Pharmaceuticals, Jl.

    Raya Bogor KM 51,5 Cimandala Bogor dengan menggunakan metode deskriptif

    berdasarkan studi kasus. Data yang dikumpulkan berupa data primer dari hasil

    pengamatan langsung dilapangan dan data sekunder dari data historis perusahaan

    serta studi literatur yang terkait dengan pokok bahasan dalam penelitian ini.

    Kajian dan analisis data dimulai analisis terhadap kapasitas lini produksi

    sabun dimana urutan prosesnya adalah pengerolan soap nodle, proses

    pencampuran (mixing), proses cetak (stamping) dengan menentukan bottleneck

    process. Hasil studi waktu (time motion study) dari setiap varian produk yang

    dibuat oleh bagian produksi menggunakan waktu proses yang berbeda - beda

    dapat disimpulkan bahwa penentu kapasitas lini produksi / bottle neck proses

    adalah pada proses cetak (stamping), dengan waktu proses per unit riil (unit cycle

    time) 0,84615 detik / unit. Kapasitas lini produksi sabun adalah 4254,56 unit per

    jam.

    Peramalan terhadap target penjualan untuk horison waktu 12 bulan

    kedepan (periode 35 sampai periode 46) menggunakan metode BOX dan Jenkin

    (ARIMA) dengan sofware Minitab. Hasil peramalan untuk periode 35 sampai

    periode 46 menggambarkan jumlah perkiraan permintaan unit sabun per bulan.

    Peramalan tersebut memberikan hasil perkiraan serta batas bawah dan batas atas

    yang mungkin terjadi. Hasil peramalan ini digunakan sebagai data melakukan

    perencanaan agregat dengan memperhatikan hasil upper peramalan untuk

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    28/38

    26

    mengantisipasi permintaan yang melonjak. Perencanaan agregat diarahkan untuk

    pengelolaan yang efektif dan efisien dengan meminimumkan biaya tambahan

    terhadap proses dan penyimpanan hasil produksi. Asumsi dari komponen biaya

    tambahan adalah biaya lembur karyawan diluar jam kerja normal dan biaya bunga

    terhadap harga pokok produksi dari jumlah inventori akhir bulan. Analisis

    terhadap minimisasi biaya tambahan, dibuat model minimisasi biaya tambahan.

    Model dibatasi dengan beberapa kendala (constraints), yaitu kendala jam kerja

    reguler perbulan, kebijakan jam kerja lembur, dan kendala pemenuhan terhadap

    permintaan per bulan. Model minimisasi tersebut dengan memakai software

    LINDO diperoleh hasil analisis tambahan biaya minimum, serta target unit

    produksi per bulan.

    Kajian terhadap sistem pengelolaan / kebijakan saat ini, target produksi

    sesuai permintaan pada bulan berjalan dan persediaan setiap akhir bulan rata - rata

    penjualan periode tahun sebelumnya sebesar +/- 730 000 unit. Hasil kajian

    diperoleh data bahwa tambahan biaya inventori sebesar Rp.289 080 000,-, biaya

    lembur Rp. 9 080 531,- , serta total biaya tambahan Rp. 298 160 531,- dengan

    service level 100 %. Hasil analisis dengan menggunakan model minimisasi biaya

    tambahan untuk perencanaan agregat sebesar Rp.240 130 400,-, didapatkan

    efisiensi biaya lembur dan sediaan 20 %.

    Perencanaan kebutuhan bahan baku utama dilakukan dengan menghitung

    target mingguan, serta kebutuhan bahan mingguan, dikurangi persediaan dan

    rencana kedatangan pesanan, sehingga didapatkan kebutuhan bahan baku netto

    pada setiap mingggunya. Selang waktu lead time ditarik mundur untuk

    menentukan waktu pemesanan, dan seterusnya. Hasil analisis dengan metode

    MRP secara detail disajikan pada bab VII dengan pelepasan order mingguan

    sebesar 20 ton bahan baku, sesuai kelipatan minimum order.

    Kebijakan terhadap pengelolaan bahan baku saat ini, pelepasan order

    dilakukan sekali dalam sebulan pada saat persediaan mencapai minimum level.

    Hasil kajian didapatkan rata - rata persediaan bahan baku 0,5 x (730 000 x 0,0855)

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    29/38

    27

    kg = 31 207,5 kg (31,2 ton), dengan servive level 98,68 %. Dengan sistem MRP

    (material requirement planning), dimana order dilakukan sejumlah miminum

    order 20 ton per order, rata - rata persediaan 10 000 kg (10 ton), sehingga

    didapatkan peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam hal pengelolaan bahan

    baku, dimana ada penurunan rata - rata persediaan sekitar 31,2 ton - 10 ton = 21,2

    ton (68%). Rata - rata harga bahan baku (soap nodle) adalah Rp.5 250,- / kg

    sehingga didapatkan penurunan biaya modal pengelolaan bahan baku Rp. 111 300

    000,-.

    Beberapa saran yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen PT Yupharin

    Pharmaceuticals adalah (1) Perusahaan harus memformulasikan strategi

    optimalisasi pemakaian lini produksi terintegrasi dengan bagian marketing

    misalnya denga menjadikan peluang pasar ekspor menjadi isu strategi perusahaan,

    berkaitan dengan pemakaian kapasitas lini produksi yang belum optimal.

    Perusahaan selanjutnya memformulasikan strategi pengembangan pasar ekspor

    yang efektif. (2) Perusahaan perlu memformulasikan strategi perubahan dalam

    penerapan sistem manajemen operasional yang terintegrasi dari input sampai

    output unit bisnis produksi sabun, dan mengelola perubahan dari beberapa

    aspeknya yaitu Strategy, Structure, System, Skill, Staff, Style, Shared value.

    Perusahaan akan memperoleh suatu peluang untuk meningkatkan efektifitas dan

    efisiensi operasional unit bisnis produksi sabun dengan menerapkan sistem

    tersebut. (3) Perusanaan perlu menerapkan sistem supply chain management

    terhadap penyediaan bahan baku dari para pemasok untuk kepastian pasokan,

    sebagai salah satu input produksi. ini akan Implementasi sistem MRP lebih efektifjika adanya kepastian. (4) Perusahaan perlu membuat sistem informasi

    manajemen dengan menggunakan sistem komputerisasi on-line untuk

    mengefektifkan penerapan sistem manajemen operasional yang terintegrasi antara

    peramalan target produksi, perencanaan agregat dan MRP.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    30/38

    28

    3.2 Studi Kasus

    Contoh Soal 1

    Dengan biaya setup $150 dan biaya penyimpanan per minggu $1,5 , Cesar Rogo

    Computer, Inc., menguji biaya yang dimiliki dengan ukuran lot berdasarkan

    kepada criteria EOQ. Dengan menggunakan kebutuhan yang sama seperti Contoh

    1, kebutuhan bersih dan ukuran lot adalah sebagai berikut :

    Kebutuhan kotor rata-rata perminggu = 40,5

    Lead time = 1 minggu

    Pemakaian selama 10 minggu sama dengan kebutuhan kotor sejumlah 405 unit;

    oleh karena itu pemakaian mingguan sama dengan 40,5, dan 52 minggu

    (pemakaian tahunan) sama dengan 2.106 unit.

    EOQ model adalah Q*=

    Dimana

    D = pemakaian tahunan = 2.106

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Kebutuhan Kotor 52,5 45 60 0 15 60 45 0 45 82,5

    Penerimaan yang

    dijadwalkan

    Persediaan di

    tangan yang

    diproyeksikan

    52,5 52,5 0 64,5 4,5 4,5 99 39 103,5 103,5 58,5

    Kebutuhan bersih 0 45 0 0 10,5 0 6 0 0 24

    Penerimaan pesananterencana

    109,5 109,5 109,5 109,5

    Pelepasan pesanan

    terencana

    109,5 109,5 109,5 109,5

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    31/38

    29

    S = biaya tetap = $150

    H = biaya penyimpanan (penggudangan), per tahun per unit= $1,5 x 52 minggu

    =$78

    Q* = 90 unit

    Setup = 2.106/90 = 23,4 per tahun

    Biaya setup = 23,4 x $150 = $3.510

    Biaya penyimpanan = x ($1,5 x 52 minggu) = $3.510

    Biaya setup + biaya penyimpanan = $3.510 + $3.510 = $7.020

    Solusi EOQ menghasilkan biaya 10 minggu adalah $1350[$7.020 x (10

    minggu/52 minggu) = $1350].

    Contoh Soal 2

    Sebuah item mempunyai LT (lead time) = 2 minggu dan LS (lot size) = 50 unit

    dengan SS (safety stock) = 0. Tunjukkan perhitungan MRP bila diketahui GR,

    POH0dan SR sebagai berikut:

    Perioda (minggu)

    0 1 2 3 4 5

    Gross requirements(GR) 50 60 40 20 40

    Scheduled receipts(SR) 50 50

    Projected on hand(POH) 70

    Net requirement(NR)

    Planned order receipts(PORec)

    Planned order release(PORel)

    Jawab:

    Bila pada Perioda 0 terdapat 75 unit persediaan dan pada Perioda 1 terdapat

    penerimaan terjadwal (SR) sebesar 50 unit, maka pada akhir Perioda 1 akan

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    32/38

    30

    tersisa (POH) sebesar 70 unit yang ditentukan dengan (70 unit + 50 unit - 50 unit).

    Sedangkan pada akhir Perioda 2 akan terdapat POH sebesar 60 unit yang

    ditentukan dengan (70 unit + 50 unit - 60 unit); pada akhir Perioda 3 akan terdapat

    POH=20, dan pada akhir perioda 4 akan terdapat POH=0. Selama interval dari

    Perioda 1 sampai Perioda 4, POH masih mencukupi untuk memenuhi GR. Tetapi,

    pada Perioda 5, terjadi kekurangan sejumlah 20 unit, yang dinyatakan sebagai

    kebutuhan bersih atau NR yang dihitung. Nilai 40 ini dihitung dengan rumusan

    NRt= GRt-(SS+SRt+ POHt-1), sehing diperoleh 40 unit - 0 unit - 0 unit - 0 unit.

    Nilai NR=40 ini kemudian dimodifikasi dengan ukuran lot (LS) yang besarnya 50

    unit untuk mengisi baris PORec. Nilai PORec kemudian ditempatkan sebagai

    PORel pada 2 perioda sebelum perioda PORec, sesuai dengan besarnya lead time

    (LT). Hasil lengkap dari mekanisme ini diperlihatkan pada tabel berikut:

    Perioda (minggu)

    0 1 2 3 4 5

    Gross requirements(GR) 50 60 40 20 40

    Scheduled receipts(SR) 50 50

    Projected on hand(POH) 70 70 60 20 0 10

    Net requirement(NR) 30

    Planned order receipts(PORec) 50

    Planned order release(PORel) 50

    Dari tabel tersebut terlihat bahwa untuk memenuhi GR dalam 5 perioda di atas

    dengan SS=0, maka diperlukan sekali pemesanan, yaitu pada Perioda 3, dengan

    ukuran order 50unit. Kondisi ini terjadi bila terdapat persediaan awal (initial

    inventory) sebesar 70 dan terdapat penerimaan terjadwal pada Perioda 1 dan

    Perioda 2 sebesar masing-masing 50 unit.

    Contoh Soal 3

    Fun Lawn Co. Memiliki permintaan untuk produk A sebesar 50 unit. Setiap unit

    A memerlukan 2 unit B dan 3 unit C. Setiap unit B memerlukan 2 unit D dan 3

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    33/38

    31

    unit E. Lebih jauh lagi, setiap unit C memerlukan 1 unit E dan 2 unit F. Kemudian

    setiap unit F memerlukan 1 unit G dan 2 unit D. Maka permintaan untuk produk

    B, C, D, E, F, dan G sangat dependent terhadap permintaan untuk A.

    a. Berdasarkan data-data tersebut diatas, susunlah struktur produk/Bill of

    Material (BOM) untuk produk A!

    b. Dari struktur produk yang telah dibuat, rincilah jumlah unit yang

    diperlukan untuk memenuhi permintaan produk A!

    c. Jika diketahui data lead time untuk setiap komponen. Susunlah kembali

    struktur produk tersebut secara horizontal berikut fase waktunya!

    No. Komponen Lead Timr (dalam minggu)

    1. A 1

    2. B 2

    3. C 1

    4. D 1

    5. E 26. F 3

    7. G 2

    d. Buatlah Tabel Rencana Kebutuhan Bahan Baku Bruto untuk 50 unit

    produk A!

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    34/38

    32

    JAWABAN

    a. Struktur Produk / Bill of Material (BOM) produk A

    Struktur produk untuk produk A

    A

    B (2) C (3)

    E (3) E (1) F (2)

    D (2) G (1)

    D(2)

    b. Rincian Jumlah unit yang diperlukan untuk memenuhi permintaan produk

    A :

    KOMPONEN JUMLAH UNIT

    Komponen A 50

    Komponen B 2 x jumlah A = (2)(50)= 100

    Komponen C 3 x jumlah A = (3)(50)= 150

    Komponen D 2 x jumlah B + 2 x jumlah F = (2)(100)+(2)(300)= 800

    Komponen E 3 x jumlah B + 1 x jumlah C = (3)(100)+(1)(150)= 450

    Komponen F 2 x jumlah C = (2)(150)= 300

    Komponen G 1 x jumlah F = (1)(300)= 300

    Dengan demikian, untuk memproduksi 50 unit produk A, dipergunakan 100 unit

    B, 150 unit C, 800 unit D, 450 unit E, 300 unit F, dan 300 unit G.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    35/38

    33

    c. Tabel Rencana Kebutuhan Bahan Baku untuk 50 unit produk A

    No

    .

    Leve

    l

    Produk/

    Kompone

    n

    Minggu Ke- Lea

    d

    Tim

    e

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1. 0 A

    RD5

    01

    OR

    D

    50

    2. 1 B

    RD10

    02

    OR

    D

    10

    0

    3. 1 C

    RD15

    01

    OR

    D

    15

    0

    4. 2 D

    RD30

    0

    15

    02

    OR

    D

    30

    0

    15

    0

    5. 2 E

    RD30

    0 3OR

    D

    30

    0

    6. 3 F

    RD60

    0

    20

    01

    OR

    D

    60

    0

    20

    0

    7. 3 G RD 30 2

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    36/38

    34

    0

    OR

    D

    30

    0

    Keterangan : RD= Required Date ORD = Order Release Date

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    37/38

    35

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Material Requirement Planning merupakan suatu sistem yang mengatur

    bahan-bahan material yang dibutuhkan untuk proses produksi karena dengan

    MRP perusahaan dapat mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah

    kemungkinan kehabisan bahan material atau suatu sistem penjadwalan kebutuhan

    bahan baku berdasarkan tahap waktu untuk operasi produksi.

    Material Requirement Planning merupakan suatu sistem yang mengatur

    bahan-bahan material yang dibutuhkan untuk proses produksi karena dengan

    MRP perusahaan dapat mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah

    kemungkinan kehabisan bahan material atau suatu sistem penjadwalan kebutuhan

    bahan baku berdasarkan tahap waktu untuk operasi produksi.

  • 7/26/2019 Tugas Operasional_kel 2_MRP Edit

    38/38

    DAFTAR PUSTAKA

    hierone1com/2012/12/contoh-makalah-mrp-material-requirement.html

    http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=96

    2:mrp-material-requirement-planning&catid=25:industri&Itemid=14

    http://dodogusmao.wordpress.com/2010/07/28/material-requirement-planning/

    http://sistemmanufaktur.blogspot.com/

    http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&qual=high&submitval=&fname=%2

    Fjiunkpe%2Fs1%2Feakt%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-32497042-1117-

    siantarjaya-chapter2.pdf

    Eddy Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Penerbit PT. Gramedia

    Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1999.

    http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&qual=high&submitval=&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feakt%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-32497042-1117-siantarjaya-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&qual=high&submitval=&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feakt%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-32497042-1117-siantarjaya-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&qual=high&submitval=&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feakt%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-32497042-1117-siantarjaya-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&qual=high&submitval=&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feakt%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-32497042-1117-siantarjaya-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&qual=high&submitval=&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feakt%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-32497042-1117-siantarjaya-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&qual=high&submitval=&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feakt%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-32497042-1117-siantarjaya-chapter2.pdf