tugas olahrag klipping voli

Upload: harman-kamil

Post on 19-Jul-2015

50 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TUGAS OLAHRAGA

Klipping VoliErlangga NurghanaX-E [Pick the date]

Putri Antiklimaks, Putra Hat-trick

HANYA PERAK: Pevoli pantai Indonesia Dhita Juliana melakukan smes saat melawan pasangan Thailand Kamoltip Kulna/ Varapatsorn Radaro. Dhita Juliana/Ayu Siam kalah 20-22,15-21 dan hanya meraih medali perak. PALEMBANG Perjuangan tim putri voli pantai Indonesia berakhir antiklimaks. Hasil pahit itu harus dialami oleh pasangan Ayu Cahyaningsiam/ Dita Juliana yang menyerah di tangan Kamoltip Kulna/Varapatsorn Radarong dengan skor 0-2 (20-22,15- 21) di lapangan voli pantai Jakabaring Sport City kemarin (19/11). Meski tampil di depan ribuan pendukung, tim tuan rumah tidak mampu berbuat banyak. Bahkan, di set pertama, duet Indonesia itu mengawali pertandingan dengan buruk dan langsung teringgal 2-8. Meski mencoba bangkit, pertandingan berakhir dengan skor 22-20 untuk keunggulan lawan. Kondisi buruk itu tidak berubah di babak selanjutnya. Seakan tidak bergairah, Ayu dan Dita terus melakukan kesalahan sendiri yang mengakibatkan poin lawan bertambah. Medali emas akhirnya milik Thailand setelah menutup pertandingan dengan skor 21-15. Ini kesalahan strategi. Anak-anak tak mau nurut dan bermain sesuka hati. Pada semifinal, kami bisa menang karena strateginya bagus, tapi ini jauh dari strategi, ujar pelatih timnas voli pantai putri Agus Salim. Menurut Agus, seharusnya tim Indonesia tidak melulu mengandalkan smes untuk mencari poin. Sebab, pertahanan para pemain Thailand itu sudah terkenal di atas rata-rata. Meski kalah, Ayu mengatakan bahwa hasil itu sudah cukup. Sebab, mereka tidak ditargetkan untuk meraih medali emas. Kami bersyukur bisa mendapat medali dan melangkah ke final,: kata Ayu setelah pertandingan. Sementara itu, di final putra, tim Indonesia I Koko Prasetyo/Andi Syahputra mengalahkan rekan senegaranya, Ade Chandra/Dian Putra, dua set langsung 21-17, 21-17

Voli Putra Amankan Tiket Final

TAK TERBENDUNG: Pemain Indonesia Bagus Wahyu Ardyanto (kiri) dan Andri Widiatmoko berusaha menahan smes pemain Vietnam. PALEMBANG Peluang Indonesia untuk meraih emas voli indoor masih terbuka. Tim putra Merah Putih menang telak atas Vietnam 3-1 di Palembang Sport Convention Center kemarin (17/11). Dengan hasil itu, tuan rumah mengamankan tiketkefinal. Sebenarnya Indonesiamenyisakan satu pertandingan lagi melawan Thailand dalam penyisihan grup pada Sabtu (19/11), tapi laga tersebut tak menentukan lagi. Dalam laga tadi malam, Andri Widiatmoko dan kawan-kawan tampil dengan penuh percaya diri. Smes keras dari Andri yang berada di barisan depan cukup merepotkan pertahanan Vietnam. Tanpa perlawanan berarti, Indonesia menutup set pertama dengan 25-18. Memasuki babak kedua, kombinasi bertahan dan serangan yang sama baiknya kembali diperagakan. Vietnam pun menyerah 25-21. Vietnam mampu bangkit dan membalik keadaan di set ketiga. Babak ketiga berakhir dengan skor 23-25 untuk keunggulan Vietnam. Pada set keempat Indonesia menyudahi perlawanan Vietnam dengan skor 25-17. Malam ini anak-anak main cukup bagus, walau kondisi beberapa pemain tidak seratus persen, kata asisten pelatih timnas voli Indonesia Dadang Sudrajat setelah pertandingan. Dia menambahkan, peluang di final melawan Thailand tidak bisa diprediksi sejak dini. Sebab, kekuatan kedua negara sama-sama kuat. Sayang, sukses tim putra tidak diikuti tim putri. Kemarin Maya Kurnia Indri dkk dikalahkan Vietnam dengan 1-3.

Agung Seganti Cs Matangkan Strategi Baru

STRATEGI BARU : Timnas bola voli SEA Games saat latihan di padepokan bola voli di Sentul, Jawa Barat. Agung dkk tengah mengembangkan strategi baru yang diperoleh dari try out Tiongkok JAKARTA-Satu minggu sudah Agung Seganti cs menjalani pemusatan latihan di Padepokan Bola Voli Sentul, usai menjalani try out di Tiongkok. Jelang keberangkatan tim ke Palembang, awal November nanti, tim yang ditukangi Head Coach Li Qiujiang ini terus memantapkan teamwork, dan pola main atau strategi baru yang didapatkan selama di luar negeri. Ada pola main baru diatur oleh Mister Li (panggilan sang head coach). Sekarang semua posisi, terbuka lebar untuk menyerang.Ayip Rizal (all round) yang biasanya main di posisi satu, sekarang di tarik ke belakang di posisi 5 atau 6. Di posisi 1, bisa Agung atau Rudi (Tirtana), beber Asisten Pelatih Timnas, Dadang Sudrajat, kemarin (21/10). Dadang menilai, strategi baru ini salah satunya dikreasikan Mister Li untuk memberi alternatif serangan. Selama ini, dengan strategi lama, tentunya kompetitor serius bola voli SEA Games XXVI seperti Vietnam dan terutama Thailand , sudah membaca dengan baik kekuatan Indonesia sebagai pemegang tradisi emas. Dua kali sudah Merah Putih kalah langsung dari Thailand, yakni saat Kejuaraan Antar Klub Asia di Palembang (akhir Juli) dan Kejuaraan Asia di Iran (September). Itu tentunya membuat Agung cs harus cepat bebenah. Strategi itu memang sengaja diolah setelah Kejuaraan Asia di Iran, dan kemudian try out di China. Sebenarnya sudah lama ingin dimainkan Mister Li, namun kami berpikir ini cocoknya dijabarkan di saatsaat akhir jelang SEA Games. Agar Vietnam dan terutama Thailand tidak tahu dengan kekuatan terbaru Indonesia , jelas Dadang.

Soal adaptasi dengan strategi baru ini, Dadang sangat yakin para pemain bisa dengan cepat memahami dan menjabarkannya di lapangan. Sebab, dalam latihan strategi baru ini sudah pernah coba dilakukan, namun belum pernah dipakai dalam pertandingan resmi. Sekarang hanya masalah penajaman dan penguatan team work saja. Nanti rencananya, tim putra akan berangkat ke Palembang tanggal 4 atau 6 November. Lihat perkembangan nanti. Soal adaptasi lapangan di Palembang , saya pikir tidak begitu masalah, ujar Dadang. Sementara di luar masalah strategi, kabar gembira didapatkan timnas yakni dengan sembuhnya cedera yang sebelumnya dialami open spike Septio Hadi. Cedera kaki kiri Tio (panggilan Septio Hadi) didapatkan saat latihan hari terakhir di Tiongkok. Sudah sembuh. Tio sudah bisa melakukan lompatan. Dia sudah kembali latihan. Huda (Ramzil Huda) juga sedang bagus. Persaingan di open spike dan di semua posisi saat ini semakin kompetitif dan semakin dalam, pungkas Dadang.

Sebulan, Dua Minggu Timnas Voli Masuk Pelatnas

GAGAL EMAS: Penampilan para pemain voli indoor Indonesia di SEA Games 2011 di Palembang pada November lalu. JAKARTA Kegagalan timnas voli indoor Indonesia dalam merebut emas SEA Games 2011 memberikan tamparan keras kepada PP PBVSI. Ini kemunduran jika dibandingkan dengan dua SEA Games sebelumnya. Tak ingin hal tersebut terjadi pada masa mendatang, PP PBVSI berniat mengubah kebijakan penyelenggaraan pelatnas. Nanti, dalam sebulan, para pemain yang terpilih masuk pelatnas dua minggu. Selebihnya, mereka berlatih di klub masing-masing. Ini harus dijalankan, terang Victor Laiyan, pelatih kepala timnas voli indoor putri Indonesia.

Jika kebijakan tersebut benar-benar terlaksana, tentu hal itu merupakan langkah revolusioner. Ini kali pertama pelatnas memberlakukan kebijakan seperti itu. Selama ini pola pelatnas memang sering dikeluhkan para pelatih. Alasannya, waktu yang dimiliki para pelatih dan pemain sangat sempit karena pelatnas selalu digeber terlalu dekat dengan event resmi. Mau tak mau itu harus dilakukan. Semua harus berkorban untuk voli Indonesia. Jangan sampai nanti yang disalahkan selalu pelatih dan pemain, tambah Victor. Tim Indonesia sendiri akan diterjunkan dalam berbagai event selama 2012. Gelaran yang terdekat ialah Kejuaraan Asia di Vietnam pada pertengahan Januari mendatang. Selain itu, masih ada Piala Raja di Thailand pada Juni mendatang. Victor juga berencana merombak susunan pemain. Beberapa pemain yang dianggap sudah tua akan didegradasi. Victor berencana mengorbitkan para pemain muda. Mereka bisa tetap ada di tim. Tapi mungkin hanya sebagai motivator, sebut Victor.

Voli Pantai Mundur Sebulan

BERLATIH DI DAERAH: Ayu Cahyaningsiam/Dhita Juliana saat tampil pada SEA Games 2011. JAKARTA Pelatnas voli pantai proyeksi pra Olimpiade 2012 mundur dari rencana awal. Sebelumnya, PP PBVSI berencana menghelat pelatnas pada Januari. Kali ini mereka memilih memundurkan pelatnas pada Februari. Alasannya, PP PBVSI belum menemukan tempat yang cocok untuk pelaksanaan agenda tersebut. PP PBVSI tengah menimbang tiga daerah yang akan digunakan sebagai lokasi pelatnas. Yakni, Solo, Sidoarjo, serta Jakarta. Pertengahan Januari mendatang kami baru bisa memutuskan, terang Ketua Bidang Voli Pantai PP PBVSI Slamet Mulyanto kemarin (23/12).

Hal tersebut dianggap tidak akan mengurangi persiapan Indonesia untuk menghadapi pra Olimpiade. Slamet menyatakan, para atlet tengah berlatih di daerah masing-masing. Pola desentralisasi tersebut dilakukan untuk menjaga kondisi para atlet setelah berjibaku di SEA Games 2011. Kebijakan itu memang selalu diambil PP PBVSI jika pola sentralisasi belum diputuskan. Walau berlatih di daerah, para atlet tidak bisa seenaknya. PP PBVSI memiliki patokan program latihan yang mesti dijalani Andy Ardiansyah dkk. Program tersebut diawasi secara langsung oleh para pelatih yang ditunjuk di daerah masing-masing. Jadi, setelah SEA Games, kondisi anak-anak tidak akan drop. Mereka tetap memiliki acuan yang baik saat menjalani latihan, papar lelaki asal Sidoarjo, Jatim, itu. Rencananya, pelatnas diikuti enam pasangan. Yakni, tiga pasangan putra dan putri. Jumlah itu merupakan 200 persen, seperti yang ditetapkan Program Indonesia Emas (Prima).

Berjaya di Empat Cabor

RADAR SOLO/JPNN SUDAH MAKSIMAL: Timnas voli putri Indonesia saat berlaga di ajang ASEAN Para Games (APG) VI di Solo. SOLO Indonesia gagal menjadi juara umum ASEAN Para Games (APG) VI. Perolehan medali emas Thailand susah dikejar kontingen Merah Putih. Tetapi, Indonesia masih bisa menepuk dada. Sebab, kontingen tuan rumah mampu menjadi juara umum di empat cabang olahraga (cabor), yakni bulu tangkis, catur, renang, dan tenis meja, dalam pesta olahraga bagi penyandang difabel se-Asia Tenggara tersebut.

Tambahan empat emas dari bulu tangkis yang dihelat di Sritex Arena kemarin (19/12) membuat Indonesia kukuh sebagai juara umum dengan total raihan tujuh emas, empat perak, dan delapan perunggu. Merah Putih unggul atas kontingen Thailand yang merebut lima emas, lima perak, dan sepuluh perunggu di tempat kedua. Posisi ketiga diraih Malaysia dengan lima emas, empat perak, dan enam perunggu. Pasangan ganda campuran Indonesia Fredy Setiawan/Nur Juani memberi kejutan setelah mengalahkan pasangan Thailand Winai Vatjanaporn/Nipada Saensupa rubber game 16-21, 2119, 21-15. Selain ganda campuran, emas lainnya dihasilkan Hari Susanto yang mengalahkan Omar Bakri asal Malaysia (20-22, 21-12 dan 21-14) di nomor BMSTL3-MS, Ukun Rukendi yang mengalahkan pebulutangkis Vietnam Hoang Pham Thang (21-9 dan 21-11) di kelas BMSTL1-MS, serta ganda putra Hari Susanto-Tri Hono yang menghentikan perlawanan pasangan Malaysia Saaba Hairol Fozi-Michael Sydney 21-13, 21-8 di nomor BMSTL3-MD. Awalnya, kami menargetkan dapat meraih sembilan emas, tetapi hanya terealisasi tujuh. Namun, kami bersyukur target juara umum cabang bulu tangkis bisa tercapai, kata pelatih tim bulu tangkis Indonesia untuk APG VI M. Nurrahman kepada Radar Solo (Jawa Pos Group). Tidak hanya bulu tangkis, catur juga berjaya dengan torehan sebelas emas, tujuh perak, dan dua perunggu. Sementara tenis meja berhasil menjadi juara umum dengan raihan 14 emas, 16 perak, dan 18 perunggu. Di antara tiga cabang tersebut, prestasi yang paling fenomenal dicetak di cabor renang. Kolam renang Tirtomoyo, Manahan, kembali menjadi saksi kedigdayaan Indonesia dengan total 35 emas, 22 perak, dan 18 perunggu. Kontingen renang Indonesia unggul atas Thailand di tempat kedua dengan 33 emas, 33 perak, dan 33 perunggu. Peringkat ketiga cabang itu diraih oleh Vietnam dengan 22 emas, 20 perak, dan 8 perunggu.

Viktor Laiyan Siap Bertanggungjawab

MELESET: Timnas voli indoor putri gagal penuhi target medali di SEA Games 2011.

JAKARTA-Coaching staff timnas putri voli indoor di SEA Games XXVI lalu, mengaku siap mempertanggungjawabkan keseluruhan program dan hasil yang dicapai di pesta olahraga dua tahunan Asia Tenggara tersebut. Dibebani meraih perak, Berllian Marsheilla dkk harus puas dengan medali perunggu. Saya beserta jajaran pelatih timnas voli putri siap dievaluasi manajemen beserta pengurus (PP PBVSI). Saya yang paling bertanggungjawab atas program dan hasilnya, kata head coach timnas putri, Viktor Laiyan, kemarin (27/11). Viktor yang pada Proliga 2010-2011 meracik tim putra Jakarta Electric PLN tersebut tak mau berkilah bahwa timnya gagal memenuhi harapan insan bola voli nasional. Kami memang kalah dari Vietnam dan Thailand . Namun saya tetap memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pemain dan jajaran tim. Mereka sudah memberikan segalanya, kata Viktor. Selama SEA Games XXVI, timnas memenangkan pertandingan melawan Timor Leste dengan 3-0, kemudian Myanmar juga dengan 3-0. Lalu kalah melawan Vietnam dengan 1-3 dan terakhir kalah 0-3 dari sang peraih medali emas, Thailand . Di perebutan perunggu, Marsheilla dkk mengalahkan Myanmar 3-1 (25-19, 17-25, 25-16, dan 25-13). Raihan perunggu pada SEA Games 2011 tersebut sama dengan hasil yang diperoleh Indonesia pada SEA Games 2009 di Laos, dengan pelatih yang sama. Meski demikian, tetap saja tidak sesuai target 2011. Secara pribadi saya siap dievaluasi. Namun kalau boleh memberikan masukan, saya ingin tim yang sudah ada jangan dibubarkan. Para pemain hanya butuh penambahan latih tanding di luar. Mayoritas mereka masih muda dan potensial. Apalagi masih ada pemain seperti Sulis Sanbogo atau Yola yang belum masuk skuad timnas kemarin. Jika mereka tetap bersatu di pemusatan pelatihan dan try out jelang SEA Games 2013, saya yakin tim itu bisa menembus final, aku Viktor. Sebelumnya, Ketua Pembinaan Prestasi PP PBVSI, Heyzer Harsono menjelaskan, minggu ini seluruh hasil voli indoor maupun outdoor akan dievaluasi, termasuk jajaran pelatih berikut program training timnas ke depan. Dari Wakil Manajer Timnas, Zulfarsyah menjelaskan, apa yang diraih timnas putri mau pun putra sebenarnya sudah sangat maksimal. Yang kurang itu adalah masa persiapan (kurang lebih 4 bulan). Mungkin ke depan ini yang akan benar-benar dibenahi, ujar Zulfarsyah.

Mantapkan Satu Keping Emas

PELUANG EMAS: Duet Andi/Koko (biru) saat berlaga di partai final Asia Pacific Beach Volleyball International Tournament di Palembang, Minggu (16/10). JAKARTA-Indonesia hanya mampu menempatkan satu timnya di final Asia Pacific Beach Volleyball International Tournament, yang berlangsung di Palembang, 13-16 Oktober kemarin. Dalam test event SEA Games tersebut, cuma Andi Ardiansyah/ Koko Prasetyo Darkuncoro yang melenggang ke final dan berhasil menjadi kampiun. Di luar itu, Efa Sri Susilowati/Dita Juliana hanya menggapai semifinal dan kandas di peringkat empat pada bagian putri. Torehan Andi/Koko sepertinya tidaklah mengherankan. Duo yang sudah lima tahun sehati ini memang sudah sejak lama menempatkan kualitas atau level permainannya di tingkat dunia. Sayang memang, tanda-tanda kaderisasi masih belum nampak di camp pelatnas. Jika membuka peta kekuatan di Asia Tenggara untuk menghitung kans medali emas SEA Games nanti, level Andi/Koko memang masih sangat jauh lebih baik dibanding pasanganpasangan terkuat dari Thailand, Malaysia, dan Singapura. Mudah-mudahan medali emas SEA Games nanti bisa kami persembahkan. Sekarang (usai ikut test event) kami coba istirahat dulu untuk peak yang lebih segar di SEA Games, singkat Andi. Selain Andi/Koko, Merah Putih bakal menyertakan satu tim lagi buat SEA Games sesuai kuota peserta. Dian Putra Santosa/Ade Candra Rachmawan akan menjadi tim Indonesia 2. Target di SEA Games nanti di voli pantai (putra dan putri) adalah satu emas dan satu perak. Inginnya, di putra bisa tercipta all Indonesian final, ujar koordinator pelatih Slamet Mulyanto, kemarin (17/10). Sementara untuk tim putri, Efa/ Dita yang sejatinya adalah pasangan atau tim Indonesia 2, sudah mengamankan satu tempat di skuad inti SEA Games. Penampilan dan perkembangan terakhir pasangan itu membuat coaching staff berani menetapkan pilihan kepada mereka. Kalau untuk satu tim lagi, masih akan kami bicarakan besok (hari ini), ujar pelatih tim putri Agus Salim. Disebutkan Agus, saat ini Efa dan Dita lebih kompetitif bahkan dibandingkan

dengan pasangan Indonesia 1 Yokbeth Kapasiang/Ayu Cahyaning Siam. Belakangan, Yokbeth/Aning memang tak sepadu biasanya. Indonesia 2 (Efa/Dita) sudah bisa dibilang aman di skuad SEA Games. Tinggal sekarang menentukan pilihan satu tim lagi. Indonesia 1 atau Indonesia 3, ujar Agus. Indonesia 1 adalah Yokbeth dan Aning. Sementara Indonesia 3 adalah Fitri Wijayanti dan Putu Dini Jasita Utami. Fitri/ Putu juga terbilang tampil menjanjikan belakangan ini. Namun bila menganalisa peta voli pantai putri, harus diakui putri-putri Thailand dan Malaysia masih lebih apik. Thailand bahkan mempunyai dua pasangan kuat atas nama Usa Tenpaksee/ Jarunee Sannok, serta Kamoltip Kulna/Varapasorn Radarong yang sudah cukup jauh meninggalkan level permainan tim-tim Indonesia.

Sisakan Andi/Koko di Semifinal Putra

SEBUAH smes keras dari Koko Prasetyo yang tak mampu dibendung dengan baik oleh lawannya, mengantarkan Koko dan pasangannya Andi Ardiansyah ke semifinal Asia Pacific Beach Volleyball Tournament, di Komplek Jakabaring Sport City, Palembang. Pasangan Indonesia 1 itu menutup kemenangan 21-15, 21-15 atas pasangan Malaysia 1, Kiew Chiong Ung/Rafi Asruki Bin Nordin. Dalam game tersebut masih terlihat jelas level permainan Andi/Koko sedikit di atas lawannya. Smes keras dan cerdas, block ketat, penempatan bola yang pintar serta penguasaan lapangan yang dominan, membuat peraih medali emas SEA Games XXV/2009 di Laos itu terkesan tak terlalu direpotkan. Bahkan seringkali terlihat kedua pemain Merah Putih itu saling menebar senyum optimisme dapat melalui pertandingan itu dengan baik. Kami hanya berusaha menyelesaikan game dengan baik. Secara pribadi, saya memang ingin menyelesaikan laga dengan cepat mengingat Koko sedang sakit, ungkap Andi. Di semifinal hari ini, Andi/Koko akan berhadapan dengan pasangan Oman 1, Al Subhi Bader/Al Blushi Hassan yang di perempatfinal kemarin menyingkirkan tim Thailand 1, Kittipat Yungtin/Teerapat Polleung dengan 2-0 (21-15, 21-15).

Soal juara, siapa yang nggak pengen. Peak kami juga masih normal dan pastinya kami tidak ingin melepas kesempatan sekecil apapun. Harus tetap optimistis, kata Andi. Sementara pasangan Indonesia 2 Dian Putra Santosa/Ade Chandra Rachmawan gagal mengikuti Andi/Koko ke semifinal. Dian/Ade yang diplot dalam even ini berada di unggulan kedua, takluk dari pasangan Australia 1, Aaron Crook/Casey Grice dengan 0-2 (17-21,17-21). Di semifinal, Crook dan Grice akan berhadapan dengan unggulan ketiga, pasangan Oman 2, Al Shereiqi Haithem/Al Housni Ahmed yang berhasil mengalahkan pasangan Thailand 2, Sittichai Sangkhachot/Prathip Sukto, 2-0 (2119, 21-14). Usai semifinal, hari ini juga akan digelar partai puncak baik nomor putra maupun putri.