tugas mata kuliah pengantar amdal

Upload: neetaaa

Post on 15-Oct-2015

75 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

amdal

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAHPENGANTAR AMDAL

Disusun Oleh :Ernita SariNIM. 101314353012

Program Magister Kesehatan LingkunganFakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Airlangga SurabayaTahun 2013/ 2014

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR AMDALPRODI S2 KESEHATAN LINGKUNGAN MINAT ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGANFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNAIR TAHUN AKADEMIK 2013/2014

NAMA: ERNITA SARINIM: 101314353012

PERTEMUAN KE-11. Apa latar belakang diberlakukannya NEPA di Amerika ?Jawab :NEPA (National Environmental Policy Act) merupakan cikal bakal terbentuknya AMDAL (Analisis Mengendai Dampak Lingkungan) yang diundangkan di Amerika Serikat pada tahun 1969 dan mulai efektif berlaku tanggal 01 Januari 1970. NEPA merupakan suatu reaksi terhadap kerusakan lingkungan oleh aktivitas manusia yang semakin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh pestisida serta limbah industri dan transportasi. Rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka, serta rendahnya nilai estetika alam (Suparni,1994:89).NEPA muncul karena adanya keprihatinan publik terhadap ekologi dan satwa liar yang semakin rusak akibat tumpahan minyak Santa Barbara tahun 1969, selain itu latar belakang terbentuknya NEPA adalah pemberontakan terhadap pembangunan jalan bebas hambatan Interstate Highway System yang dibangun selama tahun 1960 yang diperkirakan menyumbang terhadap kerusakan alam yang terjadi di lingkungan proyek. Oleh karena itu, para pemerhati lingkungan dan masyarakat mulai tergerak untuk membentuk suatu aturan tentang pentingnya mengkaji dampak lingkungan sebelum melakukan suatu aktivitas atau pembangunan.

2. Bagaimana caranya memusnahkan benih yang mengandung pestisida?Jawab :a. Dekomposisi thermal yaitu dengan menggunakan incenerator hanya untuk bahan yang tidak mengandung air raksa, arsen, timah hitam, dan senyawa analogb. Netralisas bahan kimia dengan menggunakan asam nitrat atau asam sulfur (hanya untuk pestisida golongan organophosphat dan carbamatc. Landfill dengan minimal 3 tahun penimbunand. Degradasi biologis

3. Jelaskan tentang GHS!Jawab :GHS (Global Harmonize System) adalah sistem pengklasifikasian keselamatan bahan kimia yang dikeluarkan oleh United Nation. Sampai saat ini UN telah melakukan 3 kali revisi terhadap sistem GHS yang dikeluarkan, sistem GHS yang dikeluarkan dikenal dengan Purple Book. Menurut Kepmenperin no 87/M-IND/PER/9/2009 bahwa semua bahan kima yang dipasarkan di Indonesia wajib mengikuti klasifikasi dan label yang ditetapkan oleh sistem GHS. Maksudnya adalah semua bahan kimia harus memiliki Material Safety Data Sheet (MSDS) atau dalam peraturan ini disebut Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) yang mengacu pada sistem pengklasifikasian yang ditetapkan oleh sistem GHS. Demikian pula halnya dengan label bahan kimia harus mengacu pada sistem GHS yang sama.UN mecoba untuk menyamakan klasifikasi bahan kimia diseluruh dunia. Karena selama ini masing-masing negara memiliki klasifikasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, suatu bahan kimia dikategorikan bersifat high toxic disuatu negara akan tetapi dinegara lain bisa jadi bersifat low toxic, atau suatu produk dikategorikan bersifat flammable disuatu negara dan tidak bersifat flammable dinegara lain. Dampaknya adalah, negara-negara yang mengklasifikasikan produk tersebut sebagai high toxic atau flammable akan membuat berbagai peraturan untuk mengontrol produk tersebut, sementara negara yang mengkategorikan produk tersebut low toxic / tidak flammable akan membiarkan penjualan secara bebas tanpa kontrol. Hal ini juga akan menyulitkan negara pengimpor atau pengekspor bahan kimia karena berbedanya klasifikasi bahan kimia antara negara pengekspor dan pengimpor. Perbedaan ini juga berdampak pada MSDS dan sistem pelabelan bahan kimia tersebut yang nantinya akan menyulitkan negara pengimpor karena mereka harus merevisi MSDS dan melakukan pelabelan ulang sesuai dengan klasifikasi yang mereka miliki. Berdasarkan hal ini UN menguarkan sistem GHS untuk memudahkan dunia industri dalam melakukan perdagangan bahan kimia dan juga untuk melindungi lingkungan dan manusia dari dampak penggunaan bahan kimia. Didalam purple book disebut bahwa tujuan dari GHS adalah sebagai berikut: Untuk lebih meningkatkan perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dengan menyediakan sistem yang lebih komprehensif secara internasional untuk mengkomunikasikan bahaya bahan kimia. Menyediakan framework untuk negara-negara yang belum memiliki sistem klasifikasi dan label bahan kimia. Mengurangi kebutuhan akan pengujian dan evaluasi bahan kimia. Memfasilitasi perdagangan internasional bahan kimia dimana bahaya bahan kimia tersebut sudah dikaji dan diidentifikasi dengan basis internasional.Ada beberapa jenis produk kimia yang tidak termasuk dalam ruang lingkup ini, yaitu farmasi, additif untuk bahan makanan, kosmetik, dan residu pestisida didalam bahan makanan. Untuk mengaplikasikan GHS di Indonesia tentu saja mengacu pada peraturan menteri perindustrian nomor 87/M-IND/PER/9/2009. Disana sudah ditetapkan format LDKB atau MSDS dan persyaratan untuk label. Namun untuk klasifikasi bahan kimia mengacu pada purple book revisi 2, hal ini disebutkan dalam keputusan dirjen industri Agro dan Kimia kementerian perindustrian no 21/IAK/PER/4/2010 tentang petunjuk teknis penerapan sistem harmonisasi global klasifikasi dan pelabelan bahan kimia. Namun dalam petunjuk ini tidak disebutkan tentang teknis building blok yang harus diadopsi, ini berarti Indonesia mengadopsi 100% building blok yang ditetapkan pada purple book revisi 2. Berdasarkan peraturan menteri perindustrian tersebut diatas, sistem GHS untuk kimia tunggal sudah mulai berlaku sejak bulan Maret 2010 sementara untuk bahan kimia campuran masih bersifat sukarela dalam penerapannya, dan mulai berlaku efektif untuk bahan kimia campuran pada awal tahun 2014.Untuk mengklasifikasikan bahan kimia sesuai dengan klasifikasi GHS diperlukan training dan keahlian khusus. Meskipun didalam purple book sudah dijelaskan secara rinci bagaimana cara melakukan klasifikasi setiap bahaya bahan kimia tersebut, namun diperlukan keahlian dan pengetahuan yang baik tentang bahan kimia dan bahayanya dalam melakukan klasifikasi tersebut agar tidak terjadi kekeliruan. Menurut peraturan menteri perindustrian tentang GHS, semua bahan kimia harus diklasifikasikan berdasarkan kriteria bahaya GHS yang terdiri dari bahaya fisik, bahaya terhadap kesehatan dan bahaya terhadap lingkungan akuatik. Bahaya fisik misalnya eksplosive, gas mudah menyala, cairan pengoksidasi, korosif pada logam, dan lain-lain. Bahaya terhadap kesehatan misalnya toksisitas akut, korosi/iritasi kulit, karsinogenisitas, dan lain-lain.Dan setiap bahan kimia tersebut juga harus diberi label sesuai dengan GHS yang ditetapkan, dimana label tersebut harus mengandung unsur penanda produk, piktogram bahaya, kata sinyal, pernyataan bahaya, identifikasi produsen dan pernyataan kehati-hatian. Label tersebut juga harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, tidak mudah lepas dari kemasannya dan tidak mudah luntur karena pengaruh sinar, udara atau lainnya. Piktogram yang digunakan juga harus sesuai dengan peraturan GHS yang terdapat pada lampiran I dari peraturan menteri tentang GHS.Bahan kimia juga harus dilengkapi dengan MSDS (LDKB), didalam peraturan menteri tentang GHS bahwa MSDS dan Label wajib berbahasa Indonesia. Informasi yang terkandung didalam GHS adalah informasi bahaya fisik, bahaya terhadap kesehatan dan bahaya terhadap lingkungan akuatik yang sudah diklasifikasikan sesuai dengan kriteria bahaya GHS, dan informasi lainnya sesuai dengan format yang sudah ditetapkan. Format MSDS/LDKB sesuai dengan peraturan menteri tentang GHS (lampiran II) terdiri dari 16 section, yaitu:1. 2. Identifikasi senyawa (Tunggal atau Campuran)3. Identifikasi bahaya4. Komposisi/Informasi tentang bahanpenyusun senyawa tunggal5. Tindakan pertolongan pertama6. Tindakan pemadaman kebakaran7. Tindakan penanggulangan jika terjadi kebocoran8. Penanganan dan penyimpanan9. Kontrol paparan/perlindungan diri10. Sifat fisika dan kimia11. Stabilitas dan Reaktifitas12. Informasi Toksikologi13. Informasi Ekologi14. Pertimbangan pembuangan / pemusnahan15. Informasi transportasi16. Informasi yang berkaitan dengan regulasi17. Informasi lain termasuk informasi yang diperlukan dalam pembuatan dan revisi SDS.

4. Apakah perbedaan sarana dan prasarana?Jawab :Sarana ialah sesuatu yang dapat digunakan sebagai angkat/peralatan dalam pencapaian maksud dan tujuan sedangkan prasarana ialah sesuatu yang merupakan faktor penunjang terlaksananya suatu proses kegiatan sehingga dapat diklasifikasikan hal-hal yang termasuk dalam sarana dan prasarana

PERTEMUAN KE-21. Mengapa dalam UU Lingkungan Hidup yang terbaru ada tambahan kata-kata PERLINDUNGAN?Jawab :Tanggal 8 september 2009 DPR dan Pemerintah mengesahkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH). Terhadap Undang-Undang ini tentunya banyak perubahan. Dari segi judulnya, jelas sudah berubah dengan ditambahkannya klausul kata perlindungan selain kata pengelolaan. Dalam pengelolaan lingkungan hidup untuk mencegah kerusakan lahan perlu dilakukan penegakkan peraturan perundangan-undangan untuk melindungi lingkungan hidup itu sendiri. Ruang lingkup UU 32 tahun 2009 ini adalah perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Dari ruang lingkup tersebut dapat kita simpulkan bahwa UU ini memang mengatur manusia untuk tidak hanya mengelola lingkungan hidup tapi juga melindungi lingkungan hidup itu sendiri, ketika lingkungan hidup menurun kualitasnya karena oknum tertentu, maka oknum tersebut bisa dipidanakan, sehingga kelestarian lingkungan hidup dapat tetap terjaga.

2. Sebutkan UU tentang perhitungan dampak secara kuantitatif pada pengerjaan AMDAL!Jawab :Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan yang di dalamnya mencakup AMDAL, UKL/UPL, dan SPPLH.

3. Sebutkan nama bisa yang terkandung pada lebah dan lintah!Jawab :a. Bisa yang terkandung pada lebah (Bee venom) :1) Melittin: zat yang utama dalam racun lebah, adalah salah satu zat anti-peradangan yang paling kuat (100 kali lebih kuat dibandingkan hydrocortisol). Melittin juga menstabilkan membran sel lisosom untuk melindungi terhadap peradangan.2) Apamin: menghambat aktivitas komplemen C3, dan blok saluran kalium dan kalsium -dependent, sehingga meningkatkan transmisi saraf. Melittin dan Apamin: ditemukan dalam racun lebah untuk merangsang kelenjar hipofisis pada manusia dan hewan, melepaskan hormon yang menyebabkan kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol sebagai salah satu zat anti-inflamasi utama tubuh3) Adolapin: merupakan zat anti-inflamasi yang kuat, dan menghambat siklooksigenase, sehingga mempunyai aktivitas analgesik juga.4) Peptida 401 (MDC peptida): menghambat asam arakhidonat dan menghambat sintesis prostaglandin.5) Protease inhibitor: menghambat karagenan, prostaglandin E1, bradikinin, dan radang yang diinduksi histamin.

b. Bisa yang terkandung pada lintahSalah satu zat yang dikeluarkan saat lintah menghisap darah adalah enzim hirudin. Hirudin adalah adalah zat yang dapat menghalang pembekuan darah. Umumnya digunakan untuk membuat darah tetap mengalir dan tidak membeku ataupun mengental. Hirudin terdiri dari 65 Asam amino yang berpotensi, menghambat pendarahan atau pembekuan darah. Hirudin akan mengurangi gumpalan darah yang terbentuk dan meningkatkan aliran darah pada bagian-bagian tertentu dalam tubuh kita.c. Zat pada bisa ular yang dapat menurunkan tekanan darah adalah PHOSPODIESTERASE

4. Sistem Penyimpanan Beras di gudang BULOGJawab :Fumigasi dilakukan degan cara menutup stapelen bahan pangan dengan plastik kemudian dilanjutkan dengan pemberian gas yang dilepaskan oleh fumigan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Dengan fumigasi serangga hama gudang yang berada di dalam gudang dan di dalam butiran biji-bijian diharapkan dapat terbunuh.Penyemprotan insektisida pada permukaan luar stapelan bahan pangan dilakukan dengan maksud untuk mencegah serangan kembali (reinfestasi) serangga hama gudang setelah fumigasi. Sehubungan dengan itu jenis-jenis pestisida yang digunakan untuk usaha pemberantasan serangga hama gudang di BULOG hanya terbatas pada penggunaan metil bromida dan gas "phosphine" untuk fumigasi serta "pirimiphosmethyl" dan "dichlorvos" untuk penyemprotan. Aplikasi fumigan metil bromida harus lebih berhatihati oleh karena gas ini tidak menimbulkan bau dan sukar diketahui apabila ada kebocoran. Akan tetapi oleh karena paparan relatif singkat (1 x 24 jam) metil bromida banyak digunakan untuk fumigasi kapal. Penggunaan fumigan phosphine dalam bentuk tablet lebih praktis dan aman walaupun waktu paparan lebih lama (3 x 24 jam).Apabila akan dikendalikan dengan cara kimiawi, bisa dilakukan melalui fumigasi misal dengan fumigan Aluminium phopspide. Selain itu bisa juga menggunakan insektisida jenis sentuh seperti Malathion, Fenitrothion, Pyrethrin atau dengan Delta methrin. Caranya: insektisida tersebut disemprotkan pada lantai, dinding gudang dan permukaan kemasan beras. Tapi harus diingat, penyemprotan dengan insektisida ini jangan disemprotkan langsung pada butiran beras.

5. Cara logam masuk dalam tubuh manusia.Jawab :1. BioakumulasiSel beraktivitas menyerap senyawa yang ada di lingkungannya, sehingga senyawa yang terserap tersebut akan mengalami proses reaksi. Senyawa yang dibutuhkan akan diserap demi kelangsungan sel tersebut sedangkan senyawa seperti xenobiotik akan dikeluarkan atau diubah menjadi senyawa lain yang tidak membahayakan, atau diakumulasikan di dalam dan dibagian tertentu dalam sel sebagai mekanisme sel bertahan hidup. Jadi senyawa xenobiotik dan yang tidak berguna dari luar atau lingkungan sekitar akan diubah atau ditimbun sehingga menjadi akumulasi zat pencemar yang tersimpan dalam sel atau tubuh.

2. BiokonsentrasiBioakumulasi sangat tergantung oleh besar biokonsentrasi suatu senyawa dalam sel. Biokonsentrasi adalah perpindahan senyawa kimia xenobiotik dari berbagai sumber dari lingkungan hidup sekitar ke dalam organisme yang menghasilkan suatu kepekatan yang umumnya lebih tinggi dalam organisme tersebut dibanding pada sumbernya. Jadi biokonsentrasi adalah banyaknya konsentrasi polutan yang ada dilingkungan sekitar yang kemudian akan diserap oleh suatu organisme. Sehingga meningkatkan kadar bioakumulasi dalam suatu organisme.3. BiomagnifikasiProses biomagnifikasi menggambarkan adanya suatu organisme yang bertindak sebagai produsen yang sebelumnya telah menyerap suatu senyawa xenobiotik, kemudian akan dimangsa oleh organisme lain sehingga senyawa tersebut akan berpindah padanya sedangkan organisme itu juga tanpa sengaja menyerap senyawa xenobiotik yang masih dilingkungan yang sama, dan akan berlanjut seperti itu. Dengan begitu senyawa xenobiotik tersebut akan semakin terakumulasi hingga pada konsumen tertinggi.Contoh : Senyawa DDT yang mengalir pada rantai makanan.

Pertemuan ke-3

1. Mengapa Executive summary dihapus pada aturan AMDAL yang terbaru?Jawab :Peraturan Menteri LH No 27 tahun 2012 tentang Izin lingkungan menyatakan bahwa penyusunan AMDAL dituangkan ke dalam kumpulan dokumen AMDAL yang terdiri atas Kerangka Acuan, ANDAL, dan RKL-RPL (pasal 5). Executive summary tidak disebutkan lagi dalam peraturan ini, sehingga penyusun dokumen AMDAL bisa membuat ringkasan executive dan juga bisa tidak membuatnya (tidak wajib). Executive summary merupakan ringkasan dari keseluruhan dokumen AMDAL, sehingga ditakutkan para komisi penilai atau pemrakarsa atau pengguna dokumen AMDAL yang lain hanya melihat bagian executive summary saja tanpa melihat penjelasan di dalamnya, sehingga kurang begitu memahami apa masalah sebenarnya jika hanya menyimpulkan di RE. Oleh karena itu, executive summary tidak lagi menjadi kewajiban para penyusun AMDAL.

2. Kapan BAPEDAL dihapus dan mengapa?Jawab :BAPEDAL dihapus pada tahun 2002 tepatnya pada saat diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2002 yang diterbitkan 7 Januari 2012 yang menyatakan penggabungan BAPEDAL dengan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. Hal ini dianggap menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk melaksanakan good environmental governance, selain untuk memperkuat lembaga Kementerian Lingkungan Hidup menghadapi masalah lingkungan yang semakin berat. Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan efisiensi karena terjadinya dobel anggaran untuk dua lembaga yang dikepalai oleh orang yang sama.

3. Bagaimana cara mengumumkan hasil penilaian dokumen AMDAL?Jawab :Berdasarkan KeputusanKepala BAPEDAL Nomor 08/2000, pemrakarsa wajib mengumumkan rencana kegiatannya selama waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut, menanggapi masukan yang diberikan, dan kemudian melakukan konsultasi kepada masyarakat terlebih dulu sebelum menyusun KA-ANDAL. Pengumuman pada masyarakat dilakukan melalui media cetak maupun elektronik.

4. Jika suatu usaha tidak masuk dalam lampiran daftar usaha yang wajib AMDAL akan tetapi usaha tersebut dapat menimbulkan dampak penting, maka apa yang harus dilakukan?Jawab :Pemrakarsa usaha tersebut tetap harus membuat dokumen AMDAL karena salah satu kriteria dari syarat pembuatan dokumen AMDAL adalah ketika suatu kegiatan/usaha dapat menimbulkan dampak besar dan penting, apalagi ketika usaha tersebut terletak dalam kawasan lindung. Maka, usaha tersebut tetap wajib menyusun dokumen AMDAL (Permen LH no 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL).