tugas mandiri skenario 3 blok muskuloskeletal

Upload: monicanurliza

Post on 16-Oct-2015

150 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

muskulo

TRANSCRIPT

Monica Nurliza/1102012166

LI.1.MM Coxae dan Femur MakroskopikArticulatio coxae berada diantara caput femoris dan acetabulum. Jenis sendinya berupa Enarthrosis Spheroidea. Penguat dari sendi tersebut adalah tulang rawan pada facies lunata. Articulatio ini dibungkus oleh capsula articularis yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa. Ia berjalan dari pinggir acetabulum menyebar ke latero-inferior mengelilingi collum femoris dan akhirnya melekat pada linea intertrochanterica bagian depan dan pertengahan bagian posterior collum femoris (11 jari diatas crista intertrhrocanterica). Bagian lateral dan distal colum femoris adalah di luar capsula articularis. Ligamen- ligamen pada sendi ini ialah:1)Ligamentum iliofemorale yang berfungsi mempertahankan art. Coxae tetap ekstensi, menghambat rotasi femur, mencegah batang badan berputar ke belakang pada waktu berdiri sehingga mengurangi kebutuhan kontraksi otot untuk mempertahankan posisi tegak. 2)Ligamentum ischiofemorale yang berfungsi mencegah rotasi interna.3)Ligamentum pubofemorale berfungsi mencegah abduksi, ekstensi, dan rotasi externa. Selain itu diperkuat juga oleh Ligamentum transversum acetabuli dan Ligamentum capitisfemoris. Bagian bolong disebut zona orbicularis.Gerakan pada pinggul sangatlah luas, terdiri dari fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi, sirkumdiksi, dan rotasi. Panjang leher femur dan tubuh tulang tersebut memiliki efek besar dalam mengubah sudut gerakan fleksi, ekstensi, adduksi, dan abduksi sebagian ke dalam gerakan berputar di sendi. Jadi ketika paha melakukan fleksi maupun ekstensi, kepala femur, berputar di dalam acetabulum hanya dengan sedikit meluncur ke sana kemari. Kemiringan dari leher femur juga mempengaruhi gerakan adduksi dan abduksi. Sedangkan rotasi pada paha terjadi karena adanya gerakan meluncur / gliding dari kepala femur terhadap acetabulum.

Pada femur atau tulang paha terdiri dari bagian kepala dan leher pada bagian proksimal dan dua condylus pada bagian distal. Kepala tulang paha akan membentuk sendi pada pinggul. Bagian proksimal lainnya yaitu trochanter major dan trochanter minor menjadi tempat perlekatan otot.Pada bagian proksimal posterior terdapat tuberositas glutea yakni permukaan kasar tempat melekatnya otot gluteus maximus.Di dekatnya terdapat bagian linea aspera, tempat melekatnya otot biceps femoris. Salah satu fungsi penting kepala tulang paha adalah tempat produksi sel darah merah pada sumsum tulangnya. Pada ujung distal tulang paha terdapat condylus yang akan membuat sendi condylar bersama lutut.Terdapat dua condylus yakni condylus medialis dan condylus lateralis. Di antara kedua condylus terdapat jeda yang disebut fossa intercondylaris.

Vaskularisasi:1. Pembuluh darah yang melewati colum femoris bersama dengan retinacula kapsularis dan memasuki caput melalui foramina besar pada basis caput. Pembuluh darah ini berasal dari cabang a. sirkumfleksa femoralis melalu anastomiss dengan a. cruciate dan a. trochanterica.Pada orang dewasa ini merupakan sumber pasokan darah terpenting2. Pembuluh darah dalam lig teres yang memasuki caput melaluli foramina kecil pada fovea. Pembuluh ini berasal dari cabang a. obturatoria3. Melalui diafisis dari pembuluh darah femoralis nutrisia MikroskopikTulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular(type I collagen) yang disebut osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat. Secara histologis tulang dibedakan menjadi 2 komponen utama. Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer mempunyai serabut-serabut kolagen yang tersusun secara acak, sedang tulang sekunder tersusun secara teratur.

1. Tulang muda atau tulang primer Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan kerusakan tulang, maka tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara karena nantinya akan diganti dengan tulang sekunder 2. Tulang dewasa atau tulang sekunderJenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai lamellar bone karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen yang tersusun dalam lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamellae (lapisan) setebal 3-7m yang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris saluran di tengah yang dinamakan Canalis Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar.Keseluruhan struktur konsentris ini dinamai Systema Havers atau osteon. Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara lamellae atau kadang-kadang di dalam lamella.Di dalam setiap lamella, serabut-serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu osteon, tetapi serabut-serabut kolagen yang berada dalam lamellae di dekatnya arahnya menyilang.Di antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi amorf yang merupakan bahan perekat.

Susunan lamellae dalam diaphysis mempunyai pola sebagai berikut: Tersusun konsentris membentuk osteon Lamellae yang tidak tersusun konsentris membentuk systema interstitialis Lamellae yang malingkari pada permukaan luar membentuk lamellae circumferentialis externa Lamellae yang melingkari pada permukaan dalam membentuk lamellae circumferentialis interna

(Histologi tulang)

PERIOSTEUM Bagian luar tulang diselubungi oleh jaringan pengikat pada fibrosa yang mengandung sedikit sel. Pembuluh darah yang terdapat di bagian periosteum luar akan bercabang-cabang dan menembus ke bagian dalam periosteum yang selanjutnya samapai ke dalam Canalis Volkmanni. Bagian dalam periosteum ini disebut pula lapisan osteogenik karena memiliki potensi membentuk tulang. Oleh karena itu lapisan osteogenik sangat penting dalam proses penyembuhan tulang. Periosteum dapat melekat pada jaringan tulang karena: pembuluh-pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang terdapat serabut Sharpey ( serat kolagen ) yang masuk ke dalam tulang terdapat serabut elastis yang tidak sebanyak serabut Sharpey

KOMPONEN JARINGAN TULANG Sepertinya halnya jaringan pengikat pada umumnya, jaringan tulang juga terdiri atas unsur-unsur:sel, substansi dasar, dan komponen fibriler. Dalam jaringan tulang yang sedang tumbuh,dibedakan atas 4 macam sel:

1. OsteoblasBerguna untuk pembentukan matriks tulang. Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek, dengan inti terdapat pada bagian puncak sel. Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif mensintesis protein.

2. OsteositMerupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang.Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi. Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas.

3. OsteoklasSel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 m-100m dengan inti sampai mencapai 50 buah. Pada proses persiapan dekalsifikasi, osteoklas menyusut dan memisahkan diri dari permukaan tulang. Resorpsi osteoklatik berperan pada proses remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan tekanan mekanikal pada tulang. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah jangka panjang.

4. OsteoprogenitorSel tulang jenis ini bersifat osteogenik, karena itu dinamakan sel osteogenik. Sel-sel tersebut berada pada permukaan jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga endosteum. Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan mnghasilkan sel osteoblas yang kemudian akan akan membentuk tulang. Sebaliknya pada permukaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel-sel osteogenik menghasilkan osteoklas. Sel sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas juga berdiferensiasi menjadi khondroblas yang selanjutnya menjadi sel cartilago. Kejadian ini, misalnya, dapat diamati pada proses penyembuhan patah tulang.

(Histologi tulang)

KinesiologiArticulatio coxaeTulang: antara caput femoris dan acetabulumJenis sendi : enarthrosis spheroideaPenguat sendi : terdapat tulang rawan pada facies lunataCapsula articularis: membentang dari lingkar acetabulum linea intertrochanterica & crista intertrochanterica.Gerak sendi :1. Fleksi: M. Iliopsoas, M. Pectineus, M. Rectus femoris, M. Adductor longus,M. Adductor brevis, M. Adductor magnus pars anterior tensor fascia lata2. Ekstens: M. Gluteus maximus, M. Semitendinosus, M. Semimembranosus,M. Biceps femoris caput longum, M. Adductor magnus pars posterior3. Abduksi: M. Gluteus medius, M. Gluteus minimus, M. Piriformis, M. Sartorius,M. Tensor fascia lata4. Adduksi: M. Adductor magnus, M. Adductor longus, M. Adductor brevis, M. Gracilis,M. Pectineus, M. Obturator externus, M. Quadratus femoris5. Rotasi medialis: M. Gluteus medius, M. Gluteus minimus, M. Tensor fascia lata,M. Adductor magnus pars posterior6. Rotasi lateralis: M. Piriformis, M. Obturator internus, Mm. Gamelli,M. Obturator externus, M. Quadratus femoris, M. Gluteus maximus dan Mm. Adductores.Articulatio ini dibungkus oleh capusula articularis yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa. Capsula articularis ini berjalan dari pinggir acetabulum Os. Coxae menyebar ke latero-inferior mengelilingi colum femoris untuk melekat pada linea trochanterica bagian depan dan meliputi pertengahan bagian posterior colum femoris kira kira sebesar jari diatas crista intertrochanterica. Oleh karena itu bagian lateral dan distal belakang colum femoris adalah diluar capsula articularis. Sehubungan dengan itu fraktur colum femoris dapat extracapsular (diluar scapula) dan dapat pula intracapsular (diantara scapula).

LI.2.MM Fraktur DefinisiPutusnya kontinuitas tulang, tl rawan epifisis atau tl rawan sendi. EtiologiPenyebab fraktur adl trauma. Trauma apa dan bagaimana harus dijelaskan.Trauma-trauma lain adl jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, kecelakaan domestic dan kecelakaan/ceidera olahraga. Kita harus dapat membayangkan rekonstruksi terjadinya kecelakaan agar dapat menduga fraktur apa yg dpt tjd.Trauma langsung atau tidak langsung Trauma langsung: benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur ditempat itu Trauma tdk langsung: bilamana titik tumpu benturan dg tjdnya fraktur berjauhanFraktur yg diakibatkan trauma yg minimal atau tanpa trauma adl fraktur pathologis yaitu fraktur dari tulang yg patologik akibat suatu proses misalnya: pada osteogenesis imperfect, osteoporosis, penyakit metabolic atau penyakit-penyakit lain spt infeksi tl dan tumor tl. Klasifikasi1. Komplit-tidak komplit Fraktur komplit: bila garis patah melalui seluruh penampang tulang / melalui kedua korteks tulang Fraktur tdk komplit: garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang, seperti Hairline fracture (patah retak rambut) Buckle fracture atau Torus fracture (tjd lipatan dari 1 korteks dg kompresi tl spongiosa dibawahnya). Fraktur ini umumnya tjd pada distal radius anak-anak Greenstick fracture (fraktur tangkai dahan muda). Fraktur tidak sempurna, korteks tulangnya sebagian masih utuh, demikian juga periosteumnya. Sering terjadi pada anak-anak. Fraktur ini akan segera sembuh dan segera mengalami remodelling ke bentuk fungsi normal.

2. Bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma1) Garis patah melintang: trauma angulasi / lsg2) Garis patah oblique: trauma angulasi3) Garis patah spiral: trauma rotasi4) Fraktur kompresi: trauma axial-flexi pd tl spongiosa5) Fraktur avulsi: trauma tarikan/traksi otot pd tl, misalnya: fraktur patella

3. Jumlah garis patah1) Fraktur kominutifGaris patah lbh dr 1 dan saling berhubungan2) Fraktur segmentalGaris patah lbh dr 1 tapi tdk berhubungan. Bila 2 garis patah disebut fraktur bifokal3) Fraktur multipleGaris patah lbh dr 1 tapi pd tl yg berlainan tempatnya, misalnya: fraktur femur, fraktur cruris, fraktur tl blkg4. Bergeser-tidak bergeser (displaced-undisplaced) Fraktur bergeser (displaced)Tjd pergeseran fragmen fraktur yg disebut jg dislokasi fragmen1. Dislokasi ad longitudinal cum contraction (pergeseran searah sumbu dan overlapping)2. Dislokasi ad axim (pergeseran yg mbtk sudut)3. dislokasi ad latus (pergeseran dmn ke2 fragmen saling menjauhi) Fraktur tdk bergeser (undisplaced)Garis patah komplit tp ke2 fragmen tdk bergeser. Periosteumnya msh utuh5. Terbuka-tertutup Fraktur terbuka: tdp luka yg menghubungkan tl yg fraktur dg udara luar / perm. kulit Fraktur tertutup: tdk tdp luka yg menghubungkan tl yg fraktur dg udara luar / perm. kulitBila tdp luka mll kulit dan subkutis tapi fascia masih utuh disebut fraktur yg potensial terbuka. Bila fraktur & luka berada pd region yg berlainan / berjauhan tdk disebut fraktur terbuka. Misalnya: fraktur cruris 1/3 distal dg luka di 1/3 proksimal yg tdk berhubungan sama sekali dg hematoma fraktur tsb. PatofisiologiJika kadar Ca dan vitamin D memadai dan jaringan tulang sehat dan ujung-ujung yang retak dijaga secara berdekatan satu sama lain dan dengan sedikit ataupun tanpa gerak relatif, kebanyakan retak sembuh dalam masa berminggu-minggu atau berbulan-bulan melalui remodeling. Jaringan baru (callus) diproduksi dlm bbrp mgg, & tl mbtk kembali dlm laju bervariasi dlm mgg-mgg / bulan-bulan pertama. Akhirnya, remodeling yg optimal memerlukan penerusan gerak normal dan tekanan beban secara berangsur-angsur. Tapi, remodeling bisa terganggu dan refracture (retak kembali) bisa berlaku jika kekerasan diterapkan atau sendi bergerak prematur (sebelum waktunya), sehingga imobilisasi (cast, perban) diperlukan.Komplikasi serius tdk biasa tjd. Terkadang arteri terluka dalam retakan supracondylar tertutup di humerus dan femur, tapi jarang di retakan tertutup lainnya. Sindrom kompartemen atau cedera saraf dapat terjadi. Retakan terbuka menyebabkan rentan terhadap infeksi tulang (see Infections of Joints and Bones: Osteomyelitis), yang mana sulit disembuhkan. Retakan di tulang-tulang yang panjang bisa melepaskan lemak (dan isi sumsum lainnya) yang meng-emboli ke paru-paru dan menyebabkan komplikasi pernafasan (see Sidebar 1: Pulmonary Embolism: Nonthrombotic Pulmonary EmbolismSidebars). Retakan yang meluas ke sendi biasanya mengganggu tulang rawan artikular; tulang rawan artikular yang tidak sejajar biasanya meninggalkan bekas luka, menyebabkan osteoarthritis dan merusak gerak sendi. Terkadang, retakan tidak bisa sembuh (disebut nonunion); sangat jarang, nonunion terjadi bahkan ketika pengobatan yang cepat dan benar telah diterapkan. Jika pasokan vaskular terluka oleh cedera awal (seperti retakan schaphoid (skafoid?)), nekrosis aseptik dapat terjadi bahkan jika retakannya telah di-imobilisasi dengan benar, ATAU

Manifestasi klinis1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai tulang dimobilisasi2. Deformitas . Daya tarik kekuatan otot menyebbakan fragmen tulang berpindah dari tempatnya . perubahan kesimbangan dan kontur terjadi, seperti:a. Rotasi pemendekan tlb. Penekanan tulang3. Pemendekan tulang terjadi karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur4. Krepitasi, teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya5. Pembengkakan lokal dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur. Bengkak muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravasasi darah dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur6. Ekimosis dari perdarahan subculaneous7. Spasme otot (spasme involunters dekat fraktur)8. Kehilangan sensasi9. Pergerakan abnormal10. Syok hipovolemi

Diagnosis dan PemeriksaanHarus disebut jenis tl atau bagian tulang yg mempunyai nama sendiri, kiri atau kanan, bagian mana dari tulang 1/3 proksimal, tengah atau distal, komplit atau tidak, bentuk garis patah, jumlah garis atah, bergeser atau tdk, terbuka atau tertutup dan komplikasi bila ada. Misalnya :1. Fraktur femoris dextra 1/3 proximal garis patah oblique dislocation ad latus terbuka derajat satu neuro vaskuler distal baik.2. Fraktur condylus lateralis humerus sinistra, displace, tertutup dengan paralysis n. radialis.Diagnosa fraktur hrs ditegakkan bdsrkan :1. Anamnesa: ada traumaBilamana tdk ada riwayat trauma brrti fraktur patologis. Trauma hrs diperinci jenisnya, besar-ringannya trauma, arah trauma dan posisi penderita atau extremitas yang bersangkutan (mekanisme trauma).Dari anamnesa saja dpt diduga: Kemungkinan polytrauma Kemungkinan fraktur multiple Kemungkinan fraktur-fraktur ttt, misalnya: fraktur Colles, supracondylair humerus, collum femur Pada anamnesa ada nyeri tp bs tdk jelas pada fraktur inkomplit Ada gangguan fungsi, mislanya: fraktur femur, penderita tdk dpt berjalan. Kadang-kadang fungsi masih bertahan pd fraktur inkomplit & fraktur impacted (impaksi tulang kortikal ked lm tl spongiosa).2. Pemeriksaan umumDicari kemungkinan komplikasi umum, misalnya: shock pada fraktur multiple, fraktur pelvis atau fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis pada fraktur terbuka terinfeksi.3. Pemeriksaan status lokalisTanda-tanda fraktur yg klasik adl utk fraktur tl panjang. Fraktur tl-tulang kecil mislnya: naviculare manus, fraktur avulsi, fraktur intraartikuler, fraktur epifisis. Fraktur tulang-tulang yang dlm misalnya: odontoid-cervical, cervical, acetabulum, dll., mempunyai tanda-tanda tersendiri.Tanda-tanda fraktur yg klasik tsb adl:LOOKa. Deformitas Penonjolan yg abnormalMisalnya: fraktur condyles lateralis humerus Angulasi Rotasi Pemendekanb. Fungsio laesa Hilangnya fungsiMisalnya pd fraktur cruris tdk dapat berjalan dan pada fraktur anterbrachii tdk dpt mggnkn lenganFEELTdp nyeri tekan dan nyeri sumbu

MOVEa. KrepitasiTerasa krepitasi bila fraktur digerakkan, tp ini cara yg baik & kurang halus. Krepitasi timbul oleh pergeseran atau beradunya ujung-ujung tulang kortikal. Pada tulang spongiosa atau tl rawan epifisis tdk terasa krepitasib. Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakkan aktif maupun pasifc. Memeriksa sbrp jauh gangguan-gangguan fungsi, gerakan-gerakan yg tdk mampu dilkkn, range of motion dan kekuatand. Gerakan yg tdk normal: gerakan yg tjd tdk pada sendi, misalnya: pertengahan femur dpt digerakkan. Ini adl bukti paling ptg adanya fraktur yg membuktikan adanya putusnya kontinuitas tulang sesuai definisi fraktur. Hal ini pentiing untuk membuat visum, misalnya: bila tdk ada fasilitas pemeriksan rontgen.Pada look-feel-move juga dicari komplikasi-komplikasi local dan keadaan neurovascular distal.4. Pemeriksaan radiologisUtk fraktur-fraktur dg tanda-tanda klasik, diagnosis dpt dibuat scr klinis sedangkan pemeriksaan radiologis ttp diperlukan utk melengkapi deskripsi fraktur dan dasar untuk tindakan selanjutnya.Utk fraktur-fraktur yg tdk memberikan tanda-tanda klasik memang diagnose nya hrs dibantu pemeriksaan radiologis baik rontgen biasa atau pun pemeriksaan canggih spt MRI, misalnya utk fraktur tl belakang dg komplikasi neurologis. Foto rontgen minimal harus 2 proyeksi yaitu AP dan lateral. AP dan laterak hrs benar-benar AP dan lateral. Posisi yg salah akan memberikan interpretasi yg salah. Utk pergelangan tangan atau sendi panggul diperlukan posisi axial pengganti lateral. Untuk acetabulum diperlukan proyeksi khusus alar dan obturator.

DDx PenatalaksanaanPilihan adl terapi konservatif dan operatif. Pilihan hrs mengingat tujuan pengobatan fraktur yaitu: mengembalikan fungsi tl yg patah dlm jangka waktu sesingkat mgkn.1. Terapi konservatif1) Proteksi sajaMisalnya: mitella untuk fraktur collum chirurgicum humeri dengan kedudukan baik2) Immobilisasi saja tanpa reposisiMisalnya pemasangan gips atau bidai pada fraktur inkomplit dan fraktur dengan kedudukan baik3) Reposisi tertutup dan fiksasi dg gipsReposisi dapat dengan anestesi umum atau anestesi local dengan menyuntikkan obat anestesi dalam hemotoma fraktur. Fragmen distal dikembalikan pada kedudukan semula terhadap fragmen proksimal dan dipertahankan dalam kedudukan yang stabil dalam gips. Misalnya: fraktur distal radius, immobilisasi dlm pronasi penuh & fleksi pergelangan4) Traksi Traksi dapat untuk reposisi secara perlahan dan fiksasi hingga sembuh atau dipasang gips setelah tidak sakit lagi . pada anak-anak dipakai traksi kulit (traksi Hamilton russel / traksi Bryant).Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg, untuk anak-anak waktu dan beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai traksi definitive, bilamana tidak maka diteruskan dengan immobilisasi gips. Untuk prang dewasa traksi definitf harus traksi skeletal berupa balanced traction.

2. Terapi operatifTerapi operatif dengan reposisi secara terttutp dengan bimbingan radiologis:1) Reposisi tertutup Fiksasi eksternaSetelah reposisi baik berdasarkan control radiologi intraoperatif maka dipasang alat fiksasi externa. Fiksasi externa dapat model sederhana seperti Roger Anderson, Judet, screw dengan bone cement atau llizarov yang lebih canggih2) Reposisi tertutup dg kontrol radiologis diikuti fiksasi internaMisalnya: reposisi tertutup fraktur supra condylair humerus pada anak diikuti dg pemasangan parallel pins. Reposisi tertutup fraktur collum pada anak diikuti planning dan immobilisasi gips.Cara ini sekarang terus diekmbangkan menjadi close nailing: pada fraktur femur dan tibia, yiatu pemasnagan fiksasi interna intra meduller (pen) tanpa membuka frakturnyaTerapi operatif dengan membuka frakturnya1. Reposisi terbuka dan fiksasi interna ORIF (Open Reduction and Internal Fixation)Keuntungan cara ini adalah : Reposisi anatomis Mobilisasi dini tanpa fiksasi luarIndikasi ORIF:a. Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avasculair necrosis tinggiMisalnya: fraktur talus, fraktur collum femurb. Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutupMisalnya: fraktur avulsi, fraktur dislokasic. Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankanMisalnya: fraktur monteggia, fraktur galeazzi, fraktur antebrachii, fraktur pergelangan kakid. Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan operasiMislanya: fraktur femur2. Excisional ArthroplastyMembuang fragmen yang patah yang membentuk sendi. Misalnya: fraktur caput radii pada orang dewasa, fraktur collum femur yang dilakukan operasi Girldlestone3. Excise fragmen dan pemasangan endoprosthesisDilakukan excise caput femur dan pemasangan endoprosthesis Moore atau yang lainnya

KomplikasiKomplikasi fraktur yg penting adl1. Komplikasi dinia. Lokal Vaskuler:Compartment syndrome (Volkmans ischaemia)Trauma vaskuler Neurologis:Lesi medulla spinalis atau saraf periferb. Sistemik: emboli lemak2. Komplikasi lanjuta. Lokal Kekakuan sendi/kontraktur Disuse atrofi otot-otot Malunion Nonunion/infected nonunion Gangguan pertumbuhan (fraktur epifisis) Osteoporosis post traumaKomplikasi penyembuhan fraktur1. MalunionFraktur sembuh dg deformitas (angulasi, perpendekkan / roasi)2. Delayed UnionFraktur sembuh dlm jangka waktu yg lebih dari normal3. Nonunion Fraktur yg tdk menyambung yg juga disebut pseudathrosis. Disebut kehilangan fragmen sehingga ujung-ujung tulang berjauhan, maka dari awal sudah potensial mjd union dan boleh diberlakukan sbg nonunion (gap nonunion).

PrognosisProses penyembuhan tl: Pembentukan hematomFraktur merobek pembuluh darah dalam medulla, korteks dan periosteum sehingga timbul hematom OrganisasiDalam 24 jam, kapiler dan fibroblas mulai tumbuh ke dalam hematom disertai dengan infiltrasi sel sel peradangan. Dengan demikian, daerah bekuan darah diubah menjadi jaringan granulasi fibroblastik vascular Kalus sementaraPada sekitar hari ketujuh, timbul pulau pulau kartilago dan jaringan osteoid dalam jaringan granulasi ini. Kartilago mungkin timbul dari metaplasia fibroblas dan jaringan osteoid ditentukan oleh osteoblas yang tumbuh ke dalam dari ujung tulang. Jaringan osteoid, dalam bentuk spikula ireguler dan trabekula, mengalami mineralisasi membentuk kalus sementara. Tulang baru yang tidak teratur ini terbentuk dengan cepat dan kalus sementara sebagian besar lengkap pada sekitar hari ke25

Kalus definitiveKalus sementara yang tak teratur secara bertahap akan diganti oleh tulang yang teratur dengan susunan havers kalus definitive RemodelingKontur normal dari tulang disusun kembali melalui proses remodeling akibat pembentukan tulang osteoblastik maupun resorpsi osteoklastik. Keadaaan terjadi secara relatif lambat dalam periode waktu yang berbeda tetapi akhirnya semua kalus yang berlebihan dipindahkan, dan gambaran serta struktur semula dari tulang tersusun kembali

Daftar pustakahttp://www.merckmanuals.com/professional/injuries_poisoning/fractures_dislocations_and_sprains/fractures.html (26sept2013, 21:58 WIB)Kumpulan kuliah ILMU BEDAH Bagian Bedah Staf Pengajar FKUI, Cetakan pertama th199513