tugas mandiri (ipaddress & subnet mask)

54
TUGAS MANDIRI IP Address Dan Subnet Mask Mata Kuliah: Jaringan Kompuer Dan Internet Nama Mahasiswa : Yuni Susanti NIM : 110210103 Kode Kelas : 121-IS003-M6 Dosen : Realize S.kom, M.si UNIVERSITAS PUTERA BATAM

Upload: shanty-mahica

Post on 06-Aug-2015

197 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

TUGAS MANDIRI

IP Address Dan Subnet Mask

Mata Kuliah: Jaringan Kompuer Dan Internet

Nama Mahasiswa : Yuni Susanti

NIM : 110210103

Kode Kelas : 121-IS003-M6

Dosen : Realize S.kom, M.si

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

2012

Page 2: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

KATA PENGANTAR 2

BAB I PENDAHULUAN 3

1.1 Latar Belakang 3

BAB II PEMBAHASAN 4

IP ADDRESS DAN SUBNET MASK 4

A. IP ADDRESS 4

1. Representasi Alamat 5

2. Sistem Pengalamatan 5

2.1 IP Versi 4 (IPv4) 6

2.1.1 Jenis-jenis Alamat IPv4 6

2.1.2 Alamat IP lainnya 12

2.2 IP Versi 6 (IPv6) 14

2.2.1 Format Alamat 16

2.2.2. Format Prefix 17

2.2.3 Jenis-Jenis Alamat IPv6 18

3. Perbandingan Alamat IPv4 dan IPv6 23

B. SUBNET MASK 24

1. Default Gateway 25

2. DNS 26

3. Representasi Subnet Mask 27

3.1 Desimal bertitik 27

3.2 Representasi Panjang Prefix (Prefix Legth 28

4. Menentukan Alamat Network Identifier 29

5. Tabel Pembuatan Subnet Mask 31

1

Page 3: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

5.1 Subnetting Alamat IP kelas A 31

5.2 Subnetting Alamat IP kelas B 31

5.3 Subnetting Alamat IP kelas C 32

6. Variable- Variable Subnetting 32

BAB III PENUTUP 34

DAFTAR PUSTAKA 35

2

Page 4: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka

penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “IP ADDRESS DAN

SUBNET MASK”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah Jaringan Komputer Dan Internet di universitas putera batam.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki

penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

khususnya,kepada ibuk Realize S.kom,M.si yang telah memberikan materi pembelajaran.

Penulis berharap semoga Tuhan YME memberikan imbalan yang setimpal pada

mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai

ibadah, Amin .

3

Page 5: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

IP address merupakan alamat logika yang di berikan ke semua perangkat jaringan

yang menggunakan protocol TCP/IP. IP address memungkinkan host pada jaringan yang

berbeda maupun pada jaringan yang sama untuk bias saling berkomunikasi walaupun dalam

platform yang berbeda. Untuk mengatasi kesulitan berkomunikasi dalam perhitungan alamat

IP munculah suatu metode yang dinamakan subnetting yang berfungsi memperbanyak

Network ID dimiliki dengan cara mengorbankan sebagian Host ID untuk membuat Network

ID tambahan.

Berdasarkan hal tersebut maka akan di bangun sebuah software aplikasi yang dapat

membantu seorang user dalam menentukan IP Address host yang ada pada suatu jaringan

secara efektif dengan pertimbangan banyaknya jumlah host yang ada pada masing-masing

divisi/depatement.

Penelitian ini memiliki batasan sebagai berikut:

1. Aplikasi akan menampilkan hasil dari proses subnetting yang dari masing-masing

divisi/departemen.

2. Rentang IP Address pada setiap divisi/department bias berbeda-beda berdasarkan

jumlah host yang telah user inputkan sebelumnya.

3. Jumlah divisi/department dibatasi maksimal 10.

4. IP yang digunakan adalah IPv4 (IP version 4).

5. Kelas IP yang digunakan adalah kelas A,B,dan C

6. Aplikasi ini dijalankan dalam system operasi Microsoft Windows.

4

Page 6: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

BAB II

PEMBAHASAN

IPADDRESS DAN SUBNET MASK

A.IP ADDRESS

Alamat IP (Internet Protocol Address) atau sering disingkat IP adalah deretan angka

biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap

komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4) dan

128-bit (untuk IPv6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet

berbasis TCP/IP. Internet Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi

alamat IP global.

Dalam pengertian lain, Internet Protocol (IP) Address dapat diartikan alamat numerik

yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang

memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya.

Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar

memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001:

db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data

5

Page 7: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

antara jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam

topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan

untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang

ditambahkan ke alamat IP, misalnya: 208.77.188.166/24.

Pengiriman data dalam jaringan TCP/IP berdasarkan IP address komputer pengirim

dan komputer penerima.ip address memiliki dua bagian,yaitu alamat jaringan (network

address) dan alamat komputer lokal (host address) dalam sebuah jaringan.

Alamat jaringan digunakan oleh router untuk mencari jaringan tempat sebuah

komputer lokal berada, semantara alamat komputer lokal digunakan untuk mengenali sebuah

komputer pada jaringan lokal.

1. Representasi Alamat

Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-

decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa

buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka

nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet

mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:

Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan

khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada

Template:BrSemua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki

alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik

dalam sebuah internetwork. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.

Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk

mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh

bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia

berada.

2. Sistem pengalamatan

Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:

2.1 IP versi 4 (IPv4)

6

Page 8: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

2.2 IP versi 6 (IPv6)

Informasi ini bisa diketahui dengan mengkombinasikan IP address dengan 32-bit angka

subnet mask. IP address memiliki beberapa kelas berdasarkan kapasitasnya, yaitu Class A

dengan kapasitas lebih dari 16 juta komputer, Class B dengan kapasitas lebih dari 65 ribu

komputer, dan Class C dengan kapasitas 254 komputer

2.1 Alamat IP versi4 (IPv4)

Alamat IP versi 4 (IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan

di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya

adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih

tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia.

Jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4 (karena terdapat

4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255

dimana nilai dihitung dari nol.Sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah

256x256x256x256=4.294.967.296 host. Jadi bila host yang ada diseluruh dunia melebihi

kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.

2.1.1Jenis-jenis alamat IPv4

Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

A. Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah

antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat

Unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.

B. Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh

setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan

dalam komunikasi one-to-everyone.

C. Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh

satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda.

Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

A.Alamat Unicast IP versi 4

Dalam RFC 791, alamat Unicast IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari

oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP

7

Page 9: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit

awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan

menggunakan representasi desimal.

Kelas

Alamat

IP

Oktet pertama

Template:

Br(desimal)

Oktet pertama

Template:Br(biner)

Digunakan oleh

Kelas A 1–126 0xxx xxxx Alamat unicast untuk

jaringan skala besar

Kelas B 128–191 1xxx xxxx Alamat unicast untuk

jaringan skala

menengah hingga skala

besar

Kelas C 192–223 110x xxxx Alamat unicast untuk

jaringan skala kecil

Kelas D 224–239 1110 xxxx Alamat multicast

(bukan alamat unicast)

Kelas E 240–255 1111 xxxx Direservasikan;umumn

ya digunakan sebagai

alamat percobaan

(eksperimen); (bukan

alamat unicast)

Kelas A

Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit

tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya

untuk melengkapi oktet pertama akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau

tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki

hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127

tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di

dalam mesin yang bersangkutan.

8

Page 10: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

Kelas B

Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga

skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan

biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah

network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas

B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.

Kelas C

Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di

dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk

melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya

(sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan

total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.

Kelas D

Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga

berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke

bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk

mengenali host.

Kelas E

Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau

percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset

kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan

untuk mengenali host.

Kelas Nilai Bagian untuk Bagian Jumlah Jumlah host

9

Page 11: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

Alamat oktet

pertama

Network

Identifier

untuk Host

Identifier

jaringan

maksimum

dalam satu

jaringan

maksimum

Kelas A 1–126 W X.Y.Z 126 16,777,214

Kelas B 128–191 W.X Y.Z 16,384 65,534

Kelas C 192–223 W.X.Y Z 2,097,152 254

Kelas D 224-239 Multicast IP

Address

Multicast IP

Address

Multicast IP

Address

Multicast IP

Address

Kelas E 240-255 Dicadangkan;

eksperimen

Dicadangkan;

eksperimen

Dicadangkan;

eksperimen

Dicadangkan;

eksperimen

Penggunaan kelas alamat IP sekarang tidak relevan lagi, mengingat sekarang alamat

IP sudah tidak menggunakan kelas alamat lagi. Pengemban otoritas Internet telah melihat

dengan jelas bahwa alamat yang dibagi ke dalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak

mencukupi kebutuhan yang ada saat ini, di saat penggunaan Internet yang semakin meluas.

Alamat IPv6 yang baru sekarang tidak menggunakan kelas-kelas seperti alamat IPv4. Alamat

yang dibuat tanpa mempedulikan kelas disebut juga dengan classless address.

B. Alamat Broadcast IP versi 4

Alamat broadcast IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-

untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan

alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan

menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat

IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga

tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.

Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni:

1. Network broadcast,

2. Subnet broadcast,

3. All-subnets-directed broadcast, dan

4. Limited Broadcast.

10

Page 12: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan

kepada lapisan antarmukia jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh

teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan

Toke Ring , semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast, Ethernet dan

Toke Ring yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.

1. Network Broadcast

Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset

semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful).Contohnya

adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat

network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang

terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-

paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.

2. Subnet broadcast

Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit

host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai

contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255. Alamat

subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan

yang telah dibagi dengan cara subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan

paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet broadcast.

Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan

kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di dalam sebuah

jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.

3. All-subnets-directed broadcast

Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit

network identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan dengan

alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan

disampaikan ke semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer yang

berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network identifier

131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast untuknya adalah 131.107.255.255.

11

Page 13: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

Dengan kata lain, alamat ini adalah alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat

berbasis kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan

alamat kelas B, yang secara default memiliki network identifer 16, maka alamatnya adalah

131.107.255.255.

Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan

memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP

untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan

berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.

Dengan banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun

tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat

jenis ini telah ditinggalkan.

4. Limited broadcast

Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi

4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255). Alamat ini

digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone

di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya. Contoh

penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan

Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP).Sebagai contoh,

dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas

yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.

Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses

paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan

alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata

hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router

IP, mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya,

alamat ini disebut sebagai limited broadcast.

C. Alamat Multicast IP versi 4

Alamat IP Multicast (multicast IP address) adalah alamat yang digunakan untuk

menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki

12

Page 14: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan

diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam

kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut.

Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket

data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast

didefinisikan dalam RFC 1112

Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni

224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255.Prefiks alamat 224.0.0.0/24

(dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk

digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal.

2.1.2Alamat IP lainnya

Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke internet, semua alamat IP dapat

digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing)

atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat

yang dapat digunakan di dalam internet, yaitu public address (alamat publik) dan private

address (alamat pribadi).

1. Alamat public

Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi

beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang

menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.

Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram

ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat

mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai,

selama masih terkoneksi dengan internet.

2. Alamat illegal

Intranet - Intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan

intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun

menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi

13

Page 15: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke internet, skema alamat yang

digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh

InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu

dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh

host lainnya.

3. Alamat Privat

Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap

internetwork IP. Pada kasus internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke

internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap internet. Karena

perkembangan internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan

internet miliknya ke internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam

intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang

unik secara global.

Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah

organisasi, para desainer internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi,

kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung

ke internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan internet, seperti halnya akses

terhadap web atau email, biasanya mengakses layanan internet tersebut melalui gateway yang

berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server . Hasilnya, kebanyakan

organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya

digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy,router,firewall, atau translator) yang

terhubung secara langsung ke internet.

Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung

ke internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan

mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer internet

mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan

alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan

digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat

pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi. Karena di antara ruangan alamat publik dan

ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan

menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya.

14

Page 16: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam

tiga blok alamat berikut:

10.0.0.0/8

172.16.0.0/12

192.168.0.0/16

10.0.0.0/8

Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network identifier

kelas A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Private

network 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di

dalam sebuah organisasi privat.

172.16.0.0/12

Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16

network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang

dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema

subnetting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 17.16.0.0/12

mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.

192.168.0.0/16

Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256

network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang

dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema

subnetting apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat private network 192.168.0.0/16

dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.

2.2 Alamat IP versi 6

Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang

dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4,

meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat,

karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa

15

Page 17: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin

hingga 2128=3,4 x 1038 alamat.Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan

ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk

infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses

routing dan tabel routing. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang

mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk

menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan

membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hirarki, sehingga mengurangi

kompleksitas proses routing dan tabel routing.

Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit)

sebagai alamat jaringan. Sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat

host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan

digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP).

Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix. Pengalamatan IPv6

didefinisikan dalam RFC 2373.

IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika

dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat

dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration,

sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless

address configuration.

16

Page 18: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

2.2.1 Format Alamat

Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat

dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan

heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi

yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda

dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.

Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:

001000011101101000000000110100110000000000000000001011110011101100000010101

01010000000001111111111111110001010001001110001011010

Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-

angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:

0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011

0000001010101010 0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010

Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan

heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan

tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:

21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A

Penyederhanaan bentuk alamat

Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal

setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan

membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:

21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A

Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh

lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-

nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format

mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0,maka alamat tersebut dapat

17

Page 19: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (::). Untuk menghindari

kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali

saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan

berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (::) yang terdapat

dalam alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.

Alamat asli Alamat asli yang

disederhanakan

Alamat setelah

dikompres

FE80:0000:0000:0000:02AA:00FF:F

E9A:4CA2

FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9

A:4CA2

FE80::2AA:FF:FE9A:

4CA2

FF02:0000:0000:0000:0000:0000:000

0:0002

FF02:0:0:0:0:0:0:2 FF02::2

Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan

tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa

banyak blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka

8, dan angka tersebut dikalikan dengan 16.

Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan

blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.

2.2.2 Format Prefix

Dalam IPv4,sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat

direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet

mask.IPv6 juga memiliki angka prefiks,tapi tidak didugnakan untuk merujuk kepada subnet

mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.

Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang

tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks

dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu

[alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks mementukan jumlah bit terbesar paling

kiri yang membuat prefiks subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat

direpresentasikan sebagai berikut:

3FFE:2900:D005:F28B::/64

18

Page 20: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks

alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.

2.2.3 Jenis-jenis Alamat IPv6

IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:

A. Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara

langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.

B. Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah

paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini

digunakan dalam komunikasi one-to-many.

C. Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada

anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi

one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan

(destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-

host biasa.

Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat

berikut:

1. Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah

komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu

subnet.

2. Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah

komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah

intranet.

3. Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah

komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet

IPv6.

A.Unicast Address

Alamat unicast IPv6 dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:

a. Alamat unicast global

19

Page 21: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

b. Alamat unicast site-local

c. Alamat unicast link-local

d. Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)

e. Alamat unicast loopback

f. Alamat Unicast 6to4

g. Alamat Unicast ISATAP

a. Unicast global addresses

Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal

juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang

dapat secara global dirujuk oleh host-host di internet dengan menggunakan proses routing,

alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi

menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).

Field Panjang Keterangan

001 3 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa

alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.

Top Level

Aggregation

Identifier (TLA

ID)

13 bit Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki

routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned Name

Authority (IANA),yang mengalokasikannya ke dalam

daftar Internet registry, yang kemudian mengolasikan

sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.

Res 8 bit Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang

akan datang (mungkin untuk memperluas TLA ID

atau NLA ID).

Next Level

Aggregation

Identifier (NLA

ID)

24 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site)

kustomer tertentu.

Site Level

Aggregation

Identifier

16 bit Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah

situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah

site. ISP tidak dapat mengubah bagian alamat ini.

Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam

subnet yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).

20

Page 22: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

b. Unicast site-local addresses

Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup

dari sebuah alamat terdapat pada internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi.

Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah

mungkin. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini adalah FEC0::/48.

Field Panjang Keterangan

1111111011000000000

0000000000000000000

0000000000

48 bit Nilai ketetapan alamat unicast site-local

Subnet Identifier 16 bit Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam

sebuah struktur subnet datar. Administrator juga

dapat membagi bit-bit yang yang memiliki nilai

tinggi (high-order bit) untuk membuat sebuah

infrastruktur routing hierarkis.

Interface Identifier 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam

subnet yang spesifik.

c. Unicast link-local address

Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet

yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol

Addressing) dalam system operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di

dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat

berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut dengan

Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini adalah FE80::/64.

21

Page 23: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

Field Panjang Keterangan

11111110100000000000

00000000000000000000

00000000000000000000

0000

64 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat unicast

link-local.

Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam

subnet yang spesifik.

d. Unicast unspecified address

Alamat Unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh

seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat.

Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini

dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).

e. Unicast Loopback Address

Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme

interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan

adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.

f. Unicast 6to4 Address

Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam

internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti

alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan

tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-

bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah

representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari

alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat 157.60.91.123 diterjemahkan menjadi

2002:9D3C:5B7B::/48. Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6

Unicast global address, 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.

22

Page 24: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

g. Unicast ISATAP Address

Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4

dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini

menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-local atau alamat unicast

global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP

Identifier (0000:5EFE), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface

atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengan subnet prefix.

Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat

menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.

B. Multicast Address

Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket

yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang

dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6

adalah FF00::/8.

Field Panjang Keterangan

1111

1111

8 bit Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.

Flags 4 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat

transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat

transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang

ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah

alamat transient.

Scope 4 bit Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti

halnya interface-local, link-local, site-local, organization-local atau

global.

Group

ID

112 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast

23

Page 25: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

C.Anycast Address

Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi

diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya,

alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien.

Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda

daripada alamat unicast.

IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang

berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast

ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat

multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat anycast akan

menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.

3.Perbandingan Alamat IPv6 dan IPv4

Tabel berikut menjelaskan perbandingan karakteristik antara alamat IP versi 4 dan

alamat IP versi 6.

Kriteria Alamat IP versi 4 Alamat IP versi 6

Panjang alamat 32 bit 128 bit

Jumlah total host

(teoritis)

232=±4 miliar host 2128

Menggunakan

kelas alamat

Ya, kelas A,B,C,D,dan E.

Template:BrBelakangan tidak digunakan lagi,

mengingat telah tidak relevan dengan

perkembangan jaringan Internet yang pesat.

Tidak

Alamat multicast Kelas D, yaitu 224.0.0.0/4 Alamat multicast

IPv6, yaitu FF00:/8

Alamat broadcast Ada Tidak ada

Alamat yang

belum ditentukan

0.0.0.0 ::

Alamat loopback 127.0.0.1 ::1

Alamat IP publik Alamat IP publick IPv4, yang ditetapkan oleh

otoritas Internet (IANA)

Alamat IPv6

unicast global

24

Page 26: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

Alamat IP pribadi Alamat IP pribadi IPv4, yang diterapkan oleh

otoritas Internet

Alamat IPv6

unicast site-local

(FEC0::/48)

Konfigurasi

alamat otomatis

Ya (APIPA) Alamat IPv6

unicast link-local

(FE80::/64)

Representasi

tekstual

Dotted decimal format notation Colon hexadecimal

format notation

Fungsi Prefiks Subnet mask atau panjang prefiks Panjang prefiks

Resolusi alamat

DNS

A Resource Record (Single A) AAAA Resource

Record (Quad A)

B. SUBNET MASK

Subnet Mask merupakan istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang

mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan

host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.

RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai

sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network

identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP.Bit-bit subnet mask yang

didefinisikan, adalah sebagai berikut:

Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke

nilai1.

Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.

Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan

sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja.

Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis

kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah

subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.

1.Default Gateway

25

Page 27: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

Gateway adalah komputer yang memiliki minimal 2 buah network interface untuk

menghubungkan 2 buah jaringan atau lebih. Di Internet, suatu alamat bisa ditempuh lewat

gateway-gateway yang memberikan jalan/rute ke arah mana yang harus dilalui supaya paket

data sampai ke tujuan.

Kebanyakan gateway menjalankan routing daemon (program yang mengupdate secara

dinamis tabel routing). Karena itu gateway juga biasanya berfungsi sebagai router.

Gateway/router bisa berbentuk Router Box seperti yang di produksi Cisco, 3COM, dll atau

bisa juga berupa komputer yang menjalankan Network Operating System plus routing

daemon. Misalkan PC yang dipasang Unix FreeBSD dan menjalankan program Routed atau

Gated.

Namun dalam pemakaian Natd, routing daemon tidak perlu dijalankan, jadi cukup

dipasang gateway saja. Karena gateway/router mengatur lalu lintas paket data antar jaringan,

maka di dalamnya bisa dipasang mekanisme pembatasan atau pengamanan (filtering) paket-

paket data. Mekanisme ini disebut Firewall.

Sebenarnya Firewall adalah suatu program yang dijalankan di gateway/router yang

bertugas memeriksa setiap paket data yang lewat, kemudian membandingkannya dengan rule

yang diterapkan dan akhirnya memutuskan apakah paket data tersebut boleh diteruskan atau

ditolak. Tujuan dasarnya adalah sebagai security yang melindungi jaringan internal dari

26

Page 28: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

ancaman dari luar. Namun dalam tulisan ini Firewall digunakan sebagai basis untuk

menjalankan Network Address Translation (NAT).

Dalam FreeBSD, program yang dijalankan sebagai Firewall adalah ipfw. Sebelum

dapat menjalankan ipfw, kernel generic harus dimodifikasi supaya mendukung fungsi

firewall. Ipfw mengatur lalu lintas paket data berdasarkan IP asal, IP tujuan, nomor port, dan

jenis protocol. Untuk menjalankan NAT, option IPDIVERT harus diaktifkan dalam kernel.

Alamat ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh

seluruh host yang ada pada suatu jaringan. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header

alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan

adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket tersebut, sedangkan

host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada

seluruh host yang ada pada jaringannya? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket

sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth/jalur akan meningkat dan beban kerja

host pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama.

Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat

broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut.

Konsekuensinya, seluruh host pada jaringan yang sama harus memiliki broadcast address

yang sama dan alamat tersebut tidak boleh digunakan sebagai nomor IP untuk host tertentu.

Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 alamat untuk menerima paket: pertama adalah

nomor IP yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada jaringan tempat host

tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada nomor IP

menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast

addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat

berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi

yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.

2.DNS

DNS (Domain Name System) atau Sistem Penamaan Domain merupakan sebuah

sistem yang menyimpan informasi tentang nama host maupun nama domain dalam bentuk

basis data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer, misalkan: Internet.

DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiap server transmisi

surat (mail exchange server) yang menerima surat elektronik (email) untuk setiap domain.

27ANDA DNS SERVER

Page 29: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

Pada proses ini biasanya

Terjadi kegagalan sifat Botleneck

Bypass permintaan

DNS server

DNS menyediakan servis yang cukup penting untuk Internet, bilamana perangkat

keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas seperti

pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia pada umumnya lebih memilih untuk

menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah penunjukan sumber universal

(URL) dan alamat e-mail. DNS menghubungkan kebutuhan ini.

3. Representasi Subnet Mask

Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:

Notasi Desimal Bertitik

Notasi Panjang Prefiks Jaringan

3.1 Desimal Bertitik

Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted

decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network

identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal

bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik,

subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.

28

Page 30: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam

jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini

menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik.

Formatnya adalah:

<alamat IP www.xxx.yyy.zzz>, <subnet mask www.xxx.yyy.zzz>

Address class Bit Used for Subnet Mask Dotted Decimal

Notation

Class A 11111111 00000000 00000000 00000000 255.0.0.0

Class B 11111111 11111111 00000000 00000000 255.255.0.0

Class C 11111111 11111111 11111111 00000000 255.255.255.0

Nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat

melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat

138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa

subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai

host identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke

dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat

digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-

subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan

dengan menggunakan notasi sebagai berikut:

138.96.58.0, 255.255.255.0

3.2 Representasi panjang prefiks ( prefix length ) dari sebuah subnet mask

Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang

berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk

merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan

network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix

seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan

29

Page 31: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR) yang didefinisikan di dalam RFC

1519. Formatnya adalah sebagai berikut:

<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>

Kelas

alamat

Subnet mask(Biner) Subnet mask

(Desimal)

Prefix

Length

Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0 /8

Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 /16

Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 /24

Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask

255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.

Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network

identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus

menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama

pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan

kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier

138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga

138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP

yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.

4. Menentukan alamat Network Identifier

Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan

sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi

matematika,yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND

comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan

akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah

satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika

kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang

diperbandingkan bernilai 0.Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison

30

Page 32: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan

operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet

mask itulah yang disebut dengan network identifier.

Contoh:

Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)

Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)

Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)

5. Tabel Pembuatan subnet

5.1 Subnetting Alamat IP kelas A

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network

identifier kelas A.

Jumlah subnet

(segmen

jaringan)

Jumlah

subnet bit

Subnet mask(notasi decimal

bertitik/notasi panjang prefiks)

Jumlah host tiap

subnet

1-2 1 255.128.0.0 atau /9 8388606

3-4 2 255.192.0.0 atau /10 4194302

5-8 3 255.224.0.0 atau /11 2097150

9-16 4 255.240.0.0 atau /12 1048574

17-32 5 255.248.0.0 atau /13 524286

33-64 6 255.252.0.0 atau /14 262142

65-128 7 255.254.0.0 atau /15 131070

129-256 8 255.255.0.0 atau /16 65534

257-512 9 255.255.128.0 atau /17 32766

513-1024 10 255.255.192.0 atau /18 16382

1025-2048 11 255.255.224.0 atau /19 8190

2049-4096 12 255.255.240.0 atau /20 4094

31

Page 33: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

4097-8192 13 255.255.248.0 atau /21 2046

8193-16384 14 255.255.252.0 atau /22 1022

16385-32768 15 255.255.254.0 atau /23 510

32769-65536 16 255.255.255.0 atau /24 254

65537-131072 17 255.255.255.128 atau /25 126

131073-262144 18 255.255.255.192 atau /26 62

262145-524288 19 255.255.255.224 atau /27 30

524289-1048576 20 255.255.255.240 atau /28 14

1048577-

2097152

21 255.255.255.248 atau /29 6

2097153-

4194304

22 255.255.255.252 atau /30 2

5.2 Subnetting Alamat IP kelas B

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network

identifier kelas B.

Jumlah subnet/

segmen jaringan

Jumlah

subnet

bit

Subnet mask(notasi desimal bertitik/notasi

panjang prefiks)

Jumlah host tiap

subnet

1-2 1 255.255.128.0 atau /17 32766

3-4 2 255.255.192.0 atau /18 16382

5-8 3 255.255.224.0 atau /19 8190

9-16 4 255.255.240.0 atau /20 4094

17-32 5 255.255.248.0 atau /21 2046

33-64 6 255.255.252.0 atau /22 1022

65-128 7 255.255.254.0 atau /23 510

129-256 8 255.255.255.0 atau /24 254

257-512 9 255.255.255.128 atau /25 126

513-1024 10 255.255.255.192 atau /26 62

1025-2048 11 255.255.255.224 atau /27 30

2049-4096 12 255.255.255.240 atau /28 14

4097-8192 13 255.255.255.248 atau /29 6

32

Page 34: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

8193-16384 14 255.255.255.252 atau /30 2

5.3 Subnetting Alamat IP kelas C

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network

identifier kelas C.

Jumlah subnet

(segmen

jaringan)

Jumlah subnet

bit

Subnet

mas1265132185131813k

(notasi desimal bertitik/

notasi panjang prefiks)

Jumlah host tiap

subnet

1-2 1 255.255.255.128 atau /25 126

3-4 2 255.255.255.192 atau /26 62

5-8 3 255.255.255.224 atau /27 30

9-16 4 255.255.255.240 atau /28 14

17-32 5 255.255.255.248 atau /29 6

6. Variable-length Subnetting

Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap

(fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host

yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu.

Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan

beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.

Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang

sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut

memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat.

Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen

jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak.Untuk memaksimalkan penggunaan

ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk

beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang

sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. Subjaringan-

subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai

Variable-length Subnet Mask (VLSM).

33

Page 35: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet

tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang

dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut

dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.

Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang

dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan

subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut

melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan menentukan

berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap

segmennya.

Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan

secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan

kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan

subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host.

Tentu saja, teknik ini pun membutuhkan protokol routing baru. Protokol-protokol routing

yang mendukung variable-length subnetting adalah Routing Information Protocol (RIP) versi

2 (RIPv2), Open Shortest Path First (OSPF), dan Border Gateway Protocol (BGP versi 4

(BGPv4). Protokol RIP versi 1 yang lama, tidak mendukungya, sehingga jika ada sebuah

router yang hanya mendukung protokol tersebut, maka router tersebut tidak dapat melakukan

routing terhadap subnet yang dibagi dengan menggunakan teknik variable-length subnet

mask.

33-64 255.255.252 atau /302

PENUTUP

34

Page 36: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

Demikianlah hal yang dapat di uraikan oleh penulis. Semoga bisa memberi manfaat

kepada para pembaca. Penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik atau saran untuk

melancarkan atau kesempurnaan makalah ini. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis

Yuni Susanti

35

Page 37: Tugas Mandiri (Ipaddress & Subnet Mask)

DAFTAR PUSTAKA

Maslan Andi.,”Jaringan Komputer”,Penrbit Baduose,Jakarta,2012.

Sugeng Winarno,010,”Jringan Komputer Dngan TCP/IP”,Modula Bandung.

Sukmaji Anjik.,”Jaringan Komputer Konsep Dasar Pengembangan Jaringan dan Keamanan

Jaringan”,Penerbit Andi,Yogyakarta,2008.

__________(2010).microsoft.com

__________(2010)id.Wikipedia.org

__________www.subnet-calculator.com

36