tugas mandiri (ipaddress & subnet mask)
TRANSCRIPT
TUGAS MANDIRI
IP Address Dan Subnet Mask
Mata Kuliah: Jaringan Kompuer Dan Internet
Nama Mahasiswa : Yuni Susanti
NIM : 110210103
Kode Kelas : 121-IS003-M6
Dosen : Realize S.kom, M.si
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
KATA PENGANTAR 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
BAB II PEMBAHASAN 4
IP ADDRESS DAN SUBNET MASK 4
A. IP ADDRESS 4
1. Representasi Alamat 5
2. Sistem Pengalamatan 5
2.1 IP Versi 4 (IPv4) 6
2.1.1 Jenis-jenis Alamat IPv4 6
2.1.2 Alamat IP lainnya 12
2.2 IP Versi 6 (IPv6) 14
2.2.1 Format Alamat 16
2.2.2. Format Prefix 17
2.2.3 Jenis-Jenis Alamat IPv6 18
3. Perbandingan Alamat IPv4 dan IPv6 23
B. SUBNET MASK 24
1. Default Gateway 25
2. DNS 26
3. Representasi Subnet Mask 27
3.1 Desimal bertitik 27
3.2 Representasi Panjang Prefix (Prefix Legth 28
4. Menentukan Alamat Network Identifier 29
5. Tabel Pembuatan Subnet Mask 31
1
5.1 Subnetting Alamat IP kelas A 31
5.2 Subnetting Alamat IP kelas B 31
5.3 Subnetting Alamat IP kelas C 32
6. Variable- Variable Subnetting 32
BAB III PENUTUP 34
DAFTAR PUSTAKA 35
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “IP ADDRESS DAN
SUBNET MASK”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Jaringan Komputer Dan Internet di universitas putera batam.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
khususnya,kepada ibuk Realize S.kom,M.si yang telah memberikan materi pembelajaran.
Penulis berharap semoga Tuhan YME memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amin .
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
IP address merupakan alamat logika yang di berikan ke semua perangkat jaringan
yang menggunakan protocol TCP/IP. IP address memungkinkan host pada jaringan yang
berbeda maupun pada jaringan yang sama untuk bias saling berkomunikasi walaupun dalam
platform yang berbeda. Untuk mengatasi kesulitan berkomunikasi dalam perhitungan alamat
IP munculah suatu metode yang dinamakan subnetting yang berfungsi memperbanyak
Network ID dimiliki dengan cara mengorbankan sebagian Host ID untuk membuat Network
ID tambahan.
Berdasarkan hal tersebut maka akan di bangun sebuah software aplikasi yang dapat
membantu seorang user dalam menentukan IP Address host yang ada pada suatu jaringan
secara efektif dengan pertimbangan banyaknya jumlah host yang ada pada masing-masing
divisi/depatement.
Penelitian ini memiliki batasan sebagai berikut:
1. Aplikasi akan menampilkan hasil dari proses subnetting yang dari masing-masing
divisi/departemen.
2. Rentang IP Address pada setiap divisi/department bias berbeda-beda berdasarkan
jumlah host yang telah user inputkan sebelumnya.
3. Jumlah divisi/department dibatasi maksimal 10.
4. IP yang digunakan adalah IPv4 (IP version 4).
5. Kelas IP yang digunakan adalah kelas A,B,dan C
6. Aplikasi ini dijalankan dalam system operasi Microsoft Windows.
4
BAB II
PEMBAHASAN
IPADDRESS DAN SUBNET MASK
A.IP ADDRESS
Alamat IP (Internet Protocol Address) atau sering disingkat IP adalah deretan angka
biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap
komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4) dan
128-bit (untuk IPv6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet
berbasis TCP/IP. Internet Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi
alamat IP global.
Dalam pengertian lain, Internet Protocol (IP) Address dapat diartikan alamat numerik
yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang
memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya.
Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar
memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001:
db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data
5
antara jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam
topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan
untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang
ditambahkan ke alamat IP, misalnya: 208.77.188.166/24.
Pengiriman data dalam jaringan TCP/IP berdasarkan IP address komputer pengirim
dan komputer penerima.ip address memiliki dua bagian,yaitu alamat jaringan (network
address) dan alamat komputer lokal (host address) dalam sebuah jaringan.
Alamat jaringan digunakan oleh router untuk mencari jaringan tempat sebuah
komputer lokal berada, semantara alamat komputer lokal digunakan untuk mengenali sebuah
komputer pada jaringan lokal.
1. Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-
decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa
buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka
nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet
mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan
khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada
Template:BrSemua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki
alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik
dalam sebuah internetwork. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk
mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh
bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia
berada.
2. Sistem pengalamatan
Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
2.1 IP versi 4 (IPv4)
6
2.2 IP versi 6 (IPv6)
Informasi ini bisa diketahui dengan mengkombinasikan IP address dengan 32-bit angka
subnet mask. IP address memiliki beberapa kelas berdasarkan kapasitasnya, yaitu Class A
dengan kapasitas lebih dari 16 juta komputer, Class B dengan kapasitas lebih dari 65 ribu
komputer, dan Class C dengan kapasitas 254 komputer
2.1 Alamat IP versi4 (IPv4)
Alamat IP versi 4 (IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan
di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya
adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih
tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia.
Jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4 (karena terdapat
4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255
dimana nilai dihitung dari nol.Sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah
256x256x256x256=4.294.967.296 host. Jadi bila host yang ada diseluruh dunia melebihi
kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
2.1.1Jenis-jenis alamat IPv4
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
A. Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah
antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat
Unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
B. Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh
setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan
dalam komunikasi one-to-everyone.
C. Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh
satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda.
Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
A.Alamat Unicast IP versi 4
Dalam RFC 791, alamat Unicast IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari
oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP
7
versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit
awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan
menggunakan representasi desimal.
Kelas
Alamat
IP
Oktet pertama
Template:
Br(desimal)
Oktet pertama
Template:Br(biner)
Digunakan oleh
Kelas A 1–126 0xxx xxxx Alamat unicast untuk
jaringan skala besar
Kelas B 128–191 1xxx xxxx Alamat unicast untuk
jaringan skala
menengah hingga skala
besar
Kelas C 192–223 110x xxxx Alamat unicast untuk
jaringan skala kecil
Kelas D 224–239 1110 xxxx Alamat multicast
(bukan alamat unicast)
Kelas E 240–255 1111 xxxx Direservasikan;umumn
ya digunakan sebagai
alamat percobaan
(eksperimen); (bukan
alamat unicast)
Kelas A
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit
tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya
untuk melengkapi oktet pertama akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau
tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki
hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127
tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di
dalam mesin yang bersangkutan.
8
Kelas B
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga
skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan
biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah
network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas
B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
Kelas C
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di
dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk
melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya
(sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan
total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga
berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke
bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk
mengenali host.
Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau
percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset
kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan
untuk mengenali host.
Kelas Nilai Bagian untuk Bagian Jumlah Jumlah host
9
Alamat oktet
pertama
Network
Identifier
untuk Host
Identifier
jaringan
maksimum
dalam satu
jaringan
maksimum
Kelas A 1–126 W X.Y.Z 126 16,777,214
Kelas B 128–191 W.X Y.Z 16,384 65,534
Kelas C 192–223 W.X.Y Z 2,097,152 254
Kelas D 224-239 Multicast IP
Address
Multicast IP
Address
Multicast IP
Address
Multicast IP
Address
Kelas E 240-255 Dicadangkan;
eksperimen
Dicadangkan;
eksperimen
Dicadangkan;
eksperimen
Dicadangkan;
eksperimen
Penggunaan kelas alamat IP sekarang tidak relevan lagi, mengingat sekarang alamat
IP sudah tidak menggunakan kelas alamat lagi. Pengemban otoritas Internet telah melihat
dengan jelas bahwa alamat yang dibagi ke dalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak
mencukupi kebutuhan yang ada saat ini, di saat penggunaan Internet yang semakin meluas.
Alamat IPv6 yang baru sekarang tidak menggunakan kelas-kelas seperti alamat IPv4. Alamat
yang dibuat tanpa mempedulikan kelas disebut juga dengan classless address.
B. Alamat Broadcast IP versi 4
Alamat broadcast IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-
untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan
alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan
menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat
IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga
tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni:
1. Network broadcast,
2. Subnet broadcast,
3. All-subnets-directed broadcast, dan
4. Limited Broadcast.
10
Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan
kepada lapisan antarmukia jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh
teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan
Toke Ring , semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast, Ethernet dan
Toke Ring yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
1. Network Broadcast
Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset
semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful).Contohnya
adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat
network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang
terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-
paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.
2. Subnet broadcast
Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit
host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai
contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255. Alamat
subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan
yang telah dibagi dengan cara subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan
paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet broadcast.
Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan
kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di dalam sebuah
jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.
3. All-subnets-directed broadcast
Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit
network identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan dengan
alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan
disampaikan ke semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer yang
berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network identifier
131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast untuknya adalah 131.107.255.255.
11
Dengan kata lain, alamat ini adalah alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat
berbasis kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan
alamat kelas B, yang secara default memiliki network identifer 16, maka alamatnya adalah
131.107.255.255.
Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan
memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP
untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan
berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.
Dengan banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun
tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat
jenis ini telah ditinggalkan.
4. Limited broadcast
Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi
4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255). Alamat ini
digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone
di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya. Contoh
penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan
Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP).Sebagai contoh,
dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas
yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.
Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses
paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan
alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata
hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router
IP, mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya,
alamat ini disebut sebagai limited broadcast.
C. Alamat Multicast IP versi 4
Alamat IP Multicast (multicast IP address) adalah alamat yang digunakan untuk
menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki
12
alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan
diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam
kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut.
Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket
data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast
didefinisikan dalam RFC 1112
Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni
224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255.Prefiks alamat 224.0.0.0/24
(dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk
digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal.
2.1.2Alamat IP lainnya
Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke internet, semua alamat IP dapat
digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing)
atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat
yang dapat digunakan di dalam internet, yaitu public address (alamat publik) dan private
address (alamat pribadi).
1. Alamat public
Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi
beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang
menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.
Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram
ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat
mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai,
selama masih terkoneksi dengan internet.
2. Alamat illegal
Intranet - Intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan
intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun
menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi
13
selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke internet, skema alamat yang
digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh
InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu
dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh
host lainnya.
3. Alamat Privat
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap
internetwork IP. Pada kasus internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke
internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap internet. Karena
perkembangan internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan
internet miliknya ke internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam
intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang
unik secara global.
Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah
organisasi, para desainer internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi,
kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung
ke internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan internet, seperti halnya akses
terhadap web atau email, biasanya mengakses layanan internet tersebut melalui gateway yang
berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server . Hasilnya, kebanyakan
organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya
digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy,router,firewall, atau translator) yang
terhubung secara langsung ke internet.
Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung
ke internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan
mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer internet
mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan
alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan
digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat
pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi. Karena di antara ruangan alamat publik dan
ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan
menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya.
14
Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam
tiga blok alamat berikut:
10.0.0.0/8
172.16.0.0/12
192.168.0.0/16
10.0.0.0/8
Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network identifier
kelas A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Private
network 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di
dalam sebuah organisasi privat.
172.16.0.0/12
Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16
network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang
dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema
subnetting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 17.16.0.0/12
mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.
192.168.0.0/16
Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256
network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang
dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema
subnetting apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat private network 192.168.0.0/16
dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
2.2 Alamat IP versi 6
Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang
dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4,
meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat,
karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa
15
ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin
hingga 2128=3,4 x 1038 alamat.Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan
ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk
infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses
routing dan tabel routing. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang
mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk
menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan
membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hirarki, sehingga mengurangi
kompleksitas proses routing dan tabel routing.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit)
sebagai alamat jaringan. Sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat
host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan
digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP).
Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix. Pengalamatan IPv6
didefinisikan dalam RFC 2373.
IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika
dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat
dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration,
sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless
address configuration.
16
2.2.1 Format Alamat
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat
dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan
heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi
yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda
dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
001000011101101000000000110100110000000000000000001011110011101100000010101
01010000000001111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-
angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011
0000001010101010 0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan
heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan
tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Penyederhanaan bentuk alamat
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal
setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan
membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh
lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-
nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format
mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0,maka alamat tersebut dapat
17
disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (::). Untuk menghindari
kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali
saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan
berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (::) yang terdapat
dalam alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.
Alamat asli Alamat asli yang
disederhanakan
Alamat setelah
dikompres
FE80:0000:0000:0000:02AA:00FF:F
E9A:4CA2
FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9
A:4CA2
FE80::2AA:FF:FE9A:
4CA2
FF02:0000:0000:0000:0000:0000:000
0:0002
FF02:0:0:0:0:0:0:2 FF02::2
Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan
tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa
banyak blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka
8, dan angka tersebut dikalikan dengan 16.
Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan
blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.
2.2.2 Format Prefix
Dalam IPv4,sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat
direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet
mask.IPv6 juga memiliki angka prefiks,tapi tidak didugnakan untuk merujuk kepada subnet
mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.
Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang
tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks
dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu
[alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks mementukan jumlah bit terbesar paling
kiri yang membuat prefiks subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat
direpresentasikan sebagai berikut:
3FFE:2900:D005:F28B::/64
18
Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks
alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.
2.2.3 Jenis-jenis Alamat IPv6
IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:
A. Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara
langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
B. Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah
paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini
digunakan dalam komunikasi one-to-many.
C. Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada
anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi
one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan
(destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-
host biasa.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat
berikut:
1. Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah
komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu
subnet.
2. Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah
komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah
intranet.
3. Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah
komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet
IPv6.
A.Unicast Address
Alamat unicast IPv6 dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:
a. Alamat unicast global
19
b. Alamat unicast site-local
c. Alamat unicast link-local
d. Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)
e. Alamat unicast loopback
f. Alamat Unicast 6to4
g. Alamat Unicast ISATAP
a. Unicast global addresses
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal
juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang
dapat secara global dirujuk oleh host-host di internet dengan menggunakan proses routing,
alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi
menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).
Field Panjang Keterangan
001 3 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa
alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.
Top Level
Aggregation
Identifier (TLA
ID)
13 bit Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki
routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned Name
Authority (IANA),yang mengalokasikannya ke dalam
daftar Internet registry, yang kemudian mengolasikan
sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.
Res 8 bit Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang
akan datang (mungkin untuk memperluas TLA ID
atau NLA ID).
Next Level
Aggregation
Identifier (NLA
ID)
24 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site)
kustomer tertentu.
Site Level
Aggregation
Identifier
16 bit Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah
situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah
site. ISP tidak dapat mengubah bagian alamat ini.
Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam
subnet yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).
20
b. Unicast site-local addresses
Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup
dari sebuah alamat terdapat pada internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi.
Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah
mungkin. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini adalah FEC0::/48.
Field Panjang Keterangan
1111111011000000000
0000000000000000000
0000000000
48 bit Nilai ketetapan alamat unicast site-local
Subnet Identifier 16 bit Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam
sebuah struktur subnet datar. Administrator juga
dapat membagi bit-bit yang yang memiliki nilai
tinggi (high-order bit) untuk membuat sebuah
infrastruktur routing hierarkis.
Interface Identifier 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam
subnet yang spesifik.
c. Unicast link-local address
Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet
yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol
Addressing) dalam system operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di
dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat
berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut dengan
Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini adalah FE80::/64.
21
Field Panjang Keterangan
11111110100000000000
00000000000000000000
00000000000000000000
0000
64 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat unicast
link-local.
Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam
subnet yang spesifik.
d. Unicast unspecified address
Alamat Unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh
seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat.
Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini
dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).
e. Unicast Loopback Address
Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme
interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan
adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.
f. Unicast 6to4 Address
Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam
internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti
alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan
tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-
bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah
representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari
alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat 157.60.91.123 diterjemahkan menjadi
2002:9D3C:5B7B::/48. Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6
Unicast global address, 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.
22
g. Unicast ISATAP Address
Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4
dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini
menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-local atau alamat unicast
global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP
Identifier (0000:5EFE), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface
atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengan subnet prefix.
Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat
menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.
B. Multicast Address
Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket
yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang
dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6
adalah FF00::/8.
Field Panjang Keterangan
1111
1111
8 bit Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
Flags 4 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat
transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat
transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang
ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah
alamat transient.
Scope 4 bit Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti
halnya interface-local, link-local, site-local, organization-local atau
global.
Group
ID
112 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast
23
C.Anycast Address
Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi
diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya,
alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien.
Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda
daripada alamat unicast.
IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang
berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast
ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat
multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat anycast akan
menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.
3.Perbandingan Alamat IPv6 dan IPv4
Tabel berikut menjelaskan perbandingan karakteristik antara alamat IP versi 4 dan
alamat IP versi 6.
Kriteria Alamat IP versi 4 Alamat IP versi 6
Panjang alamat 32 bit 128 bit
Jumlah total host
(teoritis)
232=±4 miliar host 2128
Menggunakan
kelas alamat
Ya, kelas A,B,C,D,dan E.
Template:BrBelakangan tidak digunakan lagi,
mengingat telah tidak relevan dengan
perkembangan jaringan Internet yang pesat.
Tidak
Alamat multicast Kelas D, yaitu 224.0.0.0/4 Alamat multicast
IPv6, yaitu FF00:/8
Alamat broadcast Ada Tidak ada
Alamat yang
belum ditentukan
0.0.0.0 ::
Alamat loopback 127.0.0.1 ::1
Alamat IP publik Alamat IP publick IPv4, yang ditetapkan oleh
otoritas Internet (IANA)
Alamat IPv6
unicast global
24
Alamat IP pribadi Alamat IP pribadi IPv4, yang diterapkan oleh
otoritas Internet
Alamat IPv6
unicast site-local
(FEC0::/48)
Konfigurasi
alamat otomatis
Ya (APIPA) Alamat IPv6
unicast link-local
(FE80::/64)
Representasi
tekstual
Dotted decimal format notation Colon hexadecimal
format notation
Fungsi Prefiks Subnet mask atau panjang prefiks Panjang prefiks
Resolusi alamat
DNS
A Resource Record (Single A) AAAA Resource
Record (Quad A)
B. SUBNET MASK
Subnet Mask merupakan istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang
mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan
host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai
sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network
identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP.Bit-bit subnet mask yang
didefinisikan, adalah sebagai berikut:
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke
nilai1.
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan
sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja.
Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis
kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah
subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
1.Default Gateway
25
Gateway adalah komputer yang memiliki minimal 2 buah network interface untuk
menghubungkan 2 buah jaringan atau lebih. Di Internet, suatu alamat bisa ditempuh lewat
gateway-gateway yang memberikan jalan/rute ke arah mana yang harus dilalui supaya paket
data sampai ke tujuan.
Kebanyakan gateway menjalankan routing daemon (program yang mengupdate secara
dinamis tabel routing). Karena itu gateway juga biasanya berfungsi sebagai router.
Gateway/router bisa berbentuk Router Box seperti yang di produksi Cisco, 3COM, dll atau
bisa juga berupa komputer yang menjalankan Network Operating System plus routing
daemon. Misalkan PC yang dipasang Unix FreeBSD dan menjalankan program Routed atau
Gated.
Namun dalam pemakaian Natd, routing daemon tidak perlu dijalankan, jadi cukup
dipasang gateway saja. Karena gateway/router mengatur lalu lintas paket data antar jaringan,
maka di dalamnya bisa dipasang mekanisme pembatasan atau pengamanan (filtering) paket-
paket data. Mekanisme ini disebut Firewall.
Sebenarnya Firewall adalah suatu program yang dijalankan di gateway/router yang
bertugas memeriksa setiap paket data yang lewat, kemudian membandingkannya dengan rule
yang diterapkan dan akhirnya memutuskan apakah paket data tersebut boleh diteruskan atau
ditolak. Tujuan dasarnya adalah sebagai security yang melindungi jaringan internal dari
26
ancaman dari luar. Namun dalam tulisan ini Firewall digunakan sebagai basis untuk
menjalankan Network Address Translation (NAT).
Dalam FreeBSD, program yang dijalankan sebagai Firewall adalah ipfw. Sebelum
dapat menjalankan ipfw, kernel generic harus dimodifikasi supaya mendukung fungsi
firewall. Ipfw mengatur lalu lintas paket data berdasarkan IP asal, IP tujuan, nomor port, dan
jenis protocol. Untuk menjalankan NAT, option IPDIVERT harus diaktifkan dalam kernel.
Alamat ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh
seluruh host yang ada pada suatu jaringan. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header
alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan
adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket tersebut, sedangkan
host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada
seluruh host yang ada pada jaringannya? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket
sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth/jalur akan meningkat dan beban kerja
host pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama.
Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat
broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut.
Konsekuensinya, seluruh host pada jaringan yang sama harus memiliki broadcast address
yang sama dan alamat tersebut tidak boleh digunakan sebagai nomor IP untuk host tertentu.
Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 alamat untuk menerima paket: pertama adalah
nomor IP yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada jaringan tempat host
tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada nomor IP
menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast
addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat
berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi
yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.
2.DNS
DNS (Domain Name System) atau Sistem Penamaan Domain merupakan sebuah
sistem yang menyimpan informasi tentang nama host maupun nama domain dalam bentuk
basis data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer, misalkan: Internet.
DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiap server transmisi
surat (mail exchange server) yang menerima surat elektronik (email) untuk setiap domain.
27ANDA DNS SERVER
Pada proses ini biasanya
Terjadi kegagalan sifat Botleneck
Bypass permintaan
DNS server
DNS menyediakan servis yang cukup penting untuk Internet, bilamana perangkat
keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas seperti
pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia pada umumnya lebih memilih untuk
menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah penunjukan sumber universal
(URL) dan alamat e-mail. DNS menghubungkan kebutuhan ini.
3. Representasi Subnet Mask
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
Notasi Desimal Bertitik
Notasi Panjang Prefiks Jaringan
3.1 Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted
decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network
identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal
bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik,
subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
28
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam
jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini
menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik.
Formatnya adalah:
<alamat IP www.xxx.yyy.zzz>, <subnet mask www.xxx.yyy.zzz>
Address class Bit Used for Subnet Mask Dotted Decimal
Notation
Class A 11111111 00000000 00000000 00000000 255.0.0.0
Class B 11111111 11111111 00000000 00000000 255.255.0.0
Class C 11111111 11111111 11111111 00000000 255.255.255.0
Nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat
melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat
138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa
subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai
host identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke
dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat
digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-
subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan
dengan menggunakan notasi sebagai berikut:
138.96.58.0, 255.255.255.0
3.2 Representasi panjang prefiks ( prefix length ) dari sebuah subnet mask
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang
berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk
merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan
network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix
seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan
29
sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR) yang didefinisikan di dalam RFC
1519. Formatnya adalah sebagai berikut:
<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>
Kelas
alamat
Subnet mask(Biner) Subnet mask
(Desimal)
Prefix
Length
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0 /8
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 /16
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 /24
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask
255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network
identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus
menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama
pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan
kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier
138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga
138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP
yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.
4. Menentukan alamat Network Identifier
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan
sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi
matematika,yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND
comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan
akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah
satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika
kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang
diperbandingkan bernilai 0.Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison
30
dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan
operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet
mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
5. Tabel Pembuatan subnet
5.1 Subnetting Alamat IP kelas A
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas A.
Jumlah subnet
(segmen
jaringan)
Jumlah
subnet bit
Subnet mask(notasi decimal
bertitik/notasi panjang prefiks)
Jumlah host tiap
subnet
1-2 1 255.128.0.0 atau /9 8388606
3-4 2 255.192.0.0 atau /10 4194302
5-8 3 255.224.0.0 atau /11 2097150
9-16 4 255.240.0.0 atau /12 1048574
17-32 5 255.248.0.0 atau /13 524286
33-64 6 255.252.0.0 atau /14 262142
65-128 7 255.254.0.0 atau /15 131070
129-256 8 255.255.0.0 atau /16 65534
257-512 9 255.255.128.0 atau /17 32766
513-1024 10 255.255.192.0 atau /18 16382
1025-2048 11 255.255.224.0 atau /19 8190
2049-4096 12 255.255.240.0 atau /20 4094
31
4097-8192 13 255.255.248.0 atau /21 2046
8193-16384 14 255.255.252.0 atau /22 1022
16385-32768 15 255.255.254.0 atau /23 510
32769-65536 16 255.255.255.0 atau /24 254
65537-131072 17 255.255.255.128 atau /25 126
131073-262144 18 255.255.255.192 atau /26 62
262145-524288 19 255.255.255.224 atau /27 30
524289-1048576 20 255.255.255.240 atau /28 14
1048577-
2097152
21 255.255.255.248 atau /29 6
2097153-
4194304
22 255.255.255.252 atau /30 2
5.2 Subnetting Alamat IP kelas B
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas B.
Jumlah subnet/
segmen jaringan
Jumlah
subnet
bit
Subnet mask(notasi desimal bertitik/notasi
panjang prefiks)
Jumlah host tiap
subnet
1-2 1 255.255.128.0 atau /17 32766
3-4 2 255.255.192.0 atau /18 16382
5-8 3 255.255.224.0 atau /19 8190
9-16 4 255.255.240.0 atau /20 4094
17-32 5 255.255.248.0 atau /21 2046
33-64 6 255.255.252.0 atau /22 1022
65-128 7 255.255.254.0 atau /23 510
129-256 8 255.255.255.0 atau /24 254
257-512 9 255.255.255.128 atau /25 126
513-1024 10 255.255.255.192 atau /26 62
1025-2048 11 255.255.255.224 atau /27 30
2049-4096 12 255.255.255.240 atau /28 14
4097-8192 13 255.255.255.248 atau /29 6
32
8193-16384 14 255.255.255.252 atau /30 2
5.3 Subnetting Alamat IP kelas C
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas C.
Jumlah subnet
(segmen
jaringan)
Jumlah subnet
bit
Subnet
mas1265132185131813k
(notasi desimal bertitik/
notasi panjang prefiks)
Jumlah host tiap
subnet
1-2 1 255.255.255.128 atau /25 126
3-4 2 255.255.255.192 atau /26 62
5-8 3 255.255.255.224 atau /27 30
9-16 4 255.255.255.240 atau /28 14
17-32 5 255.255.255.248 atau /29 6
6. Variable-length Subnetting
Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap
(fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host
yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu.
Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan
beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang
sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut
memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat.
Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen
jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak.Untuk memaksimalkan penggunaan
ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk
beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang
sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. Subjaringan-
subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai
Variable-length Subnet Mask (VLSM).
33
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet
tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang
dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut
dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang
dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan
subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut
melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan menentukan
berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap
segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan
secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan
kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan
subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host.
Tentu saja, teknik ini pun membutuhkan protokol routing baru. Protokol-protokol routing
yang mendukung variable-length subnetting adalah Routing Information Protocol (RIP) versi
2 (RIPv2), Open Shortest Path First (OSPF), dan Border Gateway Protocol (BGP versi 4
(BGPv4). Protokol RIP versi 1 yang lama, tidak mendukungya, sehingga jika ada sebuah
router yang hanya mendukung protokol tersebut, maka router tersebut tidak dapat melakukan
routing terhadap subnet yang dibagi dengan menggunakan teknik variable-length subnet
mask.
33-64 255.255.252 atau /302
PENUTUP
34
Demikianlah hal yang dapat di uraikan oleh penulis. Semoga bisa memberi manfaat
kepada para pembaca. Penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik atau saran untuk
melancarkan atau kesempurnaan makalah ini. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
Yuni Susanti
35
DAFTAR PUSTAKA
Maslan Andi.,”Jaringan Komputer”,Penrbit Baduose,Jakarta,2012.
Sugeng Winarno,010,”Jringan Komputer Dngan TCP/IP”,Modula Bandung.
Sukmaji Anjik.,”Jaringan Komputer Konsep Dasar Pengembangan Jaringan dan Keamanan
Jaringan”,Penerbit Andi,Yogyakarta,2008.
__________(2010).microsoft.com
__________(2010)id.Wikipedia.org
__________www.subnet-calculator.com
36