tugas mandiri arsitektur dan organisasi komputer
DESCRIPTION
Makalah Tugas Mandiri Arsitektur dan Organisasi KomputerTRANSCRIPT
TUGAS MANDIRI
ARSITEKTUR DAN ORGANISASI
KOMPUTER
ANALISIS JURNAL ILMIAH
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2013
Nama : Asep Jaenudin
NPM : 120210034
Kode Kelas : 122-TI015-M2
Dosen : Nia Ekawati, S.Kom., M.S.I.
Mata Kuliah : Arsitektur dan Organisasi Komputer
KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap kehadirat Allah Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan salah satu Tugas Mandiri (sebuah
review/analisis terhadap jurnal ilmiah yang berjudul “MULTIPLEKSER
BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD)”, karya Muhammad
Irmansyah, Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang.
Adapun maksud dilaksanakannya penulisan analisis ini, tidak lain adalah
untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Arsitektur dan Organisasi
komputer, sehingga diharapkan kita akan lebih memahami tentang sistem
rangkaian digital pada multiplekser yang berbasis Programmable Logic Device
(PLD) dalam perancangan sebuah arsitektur teknologi Informasi.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Nia Ekawati, selaku
Dosen mata kuliah Arsitektur dan Organisasi komputer di Universitas Putera
Batam yang telah memberikan penjelasan terkait materi Tugas Mandiri ini. Serta
kepada orangtua yang telah memberi dukungan baik secara moril dan materiil,
dan kepada teman-teman serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan oleh
penulis. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, sudilah kiranya para pembaca memberikan masukan dan saran
sehingga isi makalah ini dapat lebih sempurna. Dan sebelumnya penulis
memohon ma’af yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan penulisan atau bahasa
yang kurang baku dalam Penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat
bagi siapa saja yang memerlukannya di masa yang akan datang.
Batam, 6 Juni 2013
Penulis
REVIEW JURNAL ILMIAH
MULTIPLEKSER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE
(PLD)
Karya: Muhammad Irmansyah
Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang
A. PENDAHULUAN
Beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi elektronika berlangsung
sangat cepat. Sebagian orang tidak hanya menyebutnya sebagai proses evolusi
tetapi lebih tepat disebut sebagai revolusi teknologi. Permulaan proses ini ditandai
dengan dikembangkannya piranti elektronika disebut sebagai “transistor”. Piranti
ini berdemensi kecil, sebagai penguat dengan power rendah menggantikan
generasi teknologi tabung yang kemudian ditinggalkan.
Pemikiran awal pada saat itu adalah bagaimana membuat komponen-
komponen elektronika dari bahan semikonduktor ini agar berdimensi kecil dan
lebih kompak. Jawaban dari pertanyaan ini adalah munculnya pemikiran
dibuatnya rangkaian semikonduktor terintegrasi. Kemudian bahan semikonduktor
seperti silikon dan germanium mulai diekploitasi untuk membuat transistor.
Resistansi semikonduktor itu sendiri bersama dengan kapasitansi sambungan pun
dapat dikombinasi dengan transistor pada semikonduktor yang sama untuk
menghasilkan transistor secara lengkap
Perkembangan selanjutnya didukung dengan adanya teknik untuk
mendifinisikan komponen elektronika disebut sebagai “fotolitografi” dan
dikembangkannya proses difusi untuk memasukkan impuritas membentuk
material tipe-p atau tipe-n. Dengan kedua teknologi ini transistor dapat dibuat
pada permukaan irisan silikon atau germanium yang disebut “wafer”, namun
dalam bentuk terpisah satu sama lainnya. Baru pada tahun 1959 antar komponen
transistor yang terpisah ini dan elemen yang lain dapat terhubung dan dibuat pada
permukaan wafer yang sama.
Akhirnya dengan semakin berkembangnya teknologi penumbuhan
material maupun pabrikasi piranti elektronika, dengan dimensi yang makin kecil
mampu menampung jumlah komponen per-rangkaian semakin besar. Ukuran
jumlah komponen per rangkaian ini kemudian dikenal kelompok SSI (small-scale
integration), MSI (medium-scale integration), LSI (large-scale integration) dan
akhirnya nanti sampai pada VLSI (very large-scale integration),
B. PEMBAHASAN
Dalam Me-review/menganalisa jurnal di atas, Penulis akan menyoroti
beberapa kata kunci (keyword) yang terdapat di dalam jurnal tersebut. Kata kunci
(keyword) tersebut adalah: Multiplekser, Programmable Logic Device (PLD) dan
IC PAL 22V10.
1. Multiplekser
Multiplekser atau sering dikenal dengan singkatan MUX
merupakan alat atau komponen elektronika yang bisa memilih
input (masukan) yang akan diteruskan ke bagian output
(keluaran). Pemilihan input mana yang dipilih akan ditentukan
oleh signal yang ada di bagian kontrol (kendali) Select.
Komponen yang berfungsi kebalikan dari MUX ini disebut
Demultiplekser (DEMUX). Pada Demux, jumlah masukannya
hanya satu, tetapi bagian keluarannya banyak. Signal pada
bagian input ini akan disalurkan ke bagian output (channel) yang
mana tergantung dari kendali pada bagian selectnya.
Multiplekser merupakan rangkaian logika yang menerima
beberapa input data digital dan menyeleksi salah satu dari input
tersebut pada saat tertentu, untuk dikeluarkan pada sisi output.
Seleksi data-data input dilakukan oleh selector line, yang juga
merupakan input dari multiplexer tersebut. Blok diagram sebuah
multiplexer ditunjukkan pada gambar berikut.
Secara sederhana MULTIPLEXER (MUX) dikatakan sebagai DATA
SELECTOR / pemilih data, mana yang akan dilewatkan dan mana yang akan
ditahan. MUX juga dapat dikatakan sebagai sebuah device digital yang memiliki
fungsi memilih salah satu dari sejumlah saluran input untuk ditransmisikan ke
satu output. Prinsipnya sama seperti saklar pemilih, dari 2n buah input dipilih
melalui n buah jalur pemilih (DATA SELECT), jalur mana yang akan disalurkan
ke output. Hal ini dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah.
MUX juga dilengkapi dengan ENABLE yang berfungsi untuk
mengaktifkan device.
Dalam elektronik, telekomunikasi, dan jaringan komputer,
multipleksing adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk ke
sebuah proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran
data digital digabungkan menjadi satu sinyal. Tujuannya adalah
untuk berbagi sumber daya yang mahal. Contohnya, dalam
elektronik, multipleksing mengijinkan beberapa sinyal analog
untuk diproses oleh satu analog-to-digital converter (ADC), dan
dalam telekomunikasi, beberapa panggilan telepon dapat
disalurkan menggunakan satu kabel.
Jenis-jenis Multiplekser (MUX) :
1. Mux inversi, dilengkapi path data antara komputer dan
mengambil jalur berkecepatan tinggi dan memisahkan
menjadi beberapa jalur yang berkecepatan rendah yang
akan dikombinasikan dengan mux inversi lain yang telah
tersambung dengan komputer lain.
2. Mux T-1, Mux khusus yang dikombinasikan dengan unit
pelayanan data berkapasitas tinggi yang mengoperasi-kan
ujung sambungan mux T-1 (sambungan komunikasi yang
bertransmisi pada 1,544 juta bps yang dibagi menjadi
sirkuit tingkat suara 24, 48, 96.
3. Mux multiport, mengkombinasikan modem dan peralatan
mux divisi waktu menjadi peralatan tunggal. Jalur input
modem mempunyai kecepatan transmisi beraneka ragam.
4. Mux Fiber Optik, berorientasi pada beberapa chanel data
dimana tiap channel bertransmisi pada 64000 bps per
channel dan melakukan multiplex pada channel menjadi 14
juta bps pada jalur fiber optik.
2. Programmable Logic Device (PLD)
Berdasarkan namanya, konsep Programmable Logic Device adalah
sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah
fungsi atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik
dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan,
menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR,
dan lain sebagainya.
3. Device, merupakan piranti/perangkat digital untuk melakukan proses logic
dalam program perancangan sebuah perangkat keras (hardware) sehingga
menghasilkan spesifikasi yang diinginkan.
Programmable Logic Devices (PLDs) diperkenalkan pada pertengahan
tahun 1970-an. Konsep dasar dari PLD sendiri adalah bagaimana membuat sebuah
sirkuit logika kombinasional yang bersifat programmable (mampu diprogram).
Perlu diingat, sirkuit kombinasional merupakan sirkuit yang di dalamnya
tidak memiliki elemen memori. Hal ini berbeda dengan microprocessor yang
mampu menjalankan sebuah program, namun nantinya mempengaruhi perangkat
keras yang telah sudah ditentukan terlebih dahulu. Sedangkan kemampuan
pemrograman PLD sudah direncanakan pada tingkat perangkat keras.
Dengan kata lain, PLD adalah sebuah chip yang memiliki tujuan utama
agar nantinya mampu mengatur perangkat keras sedemikian rupa sesuai dengan
spesifikasinya.
Programmable Logic Devices
Generasi PLD yang pertama dikenal dengan nama PAL (Programmable
Array Logic) atau PLA (Progrramable Logic Array), tergantung pada bentuk
skema pemrogramannya. PAL/PLA biasanya hanya menggunakan gerbang logika
(tidak ada flip flop), serta hanya memperbolehkan implementasi dari sebuah
sirkuit kombinasional saja. Untuk menyelesaikan masalah ini, maka dibuatlah
PLD yang telah memiliki sebuah flip-flop pada tiap output sirkuitnya. Dengan
demikian, fungsi sekuensial sederhana dapat diimplementasikan dengan baik
(bukan lagi hanya fungsi kombinasional saja).
Selanjutnya, pada awal tahun 1980-an, tambahan untaian logika
ditambahkan pada tiap-tiap output PLD. Output baru tersebut diberi nama
Macrocell yang diisi flip-flop, gerbang logika dan multiplekser. Selain itu,
Macrocell sendiri juga bersifat programmable. Apalagi pada cell tersebut
disediakan sinyal feedback yang berasal dari output sirkuit ke progrramable
array. Sinyal tersebut nantinya akan memberikan PLD tingkat fleksibilitas yang
lebih tinggi. Struktur baru dari PLD inilah yang kemudian secara umum diberi
nama PAL (GAL). Arsitektur yang serupa juga dikanal dengan sebutan PALCE
(PAL CMOS Electrically erasable/programmable). Semuanya (baik PAL, PLA,
PLD, maupun GAL/PALCE) secara umum kini lazim disebut sebagai SPLDs
(Simple PLDs).
Macrocell
Berikutnya, beberapa perlangkapan GAL dibuat pada chip yang sama
dengan menggunakan penjaluran (routing) yang lebih canggih, menggunakan
teknologi silikon yang lebih rumit serta beberapa tambahan yang menjadi ciri
khas, seperti dukungan JTAG, dan antar muka untuk beberapa standar logika.
Pendekatan ini kemudian dikenal dengan nama CPLD (Complex PLD). CPLD
saat ini lebih terkenal karena kepadatan (density) yang tinggi, hasil yang
memuaskan, dan biaya yang cukup rendah (CPLD dapat dibeli dengan harga
kisaran 1 dolar saja).
CPLD
Akhirnya, pada pertengahan 1980-an, FPGA (Field Programmable Gate
Arrays) mulai diperkenalkan. FPGA berbeda dari CPLDs dari segi arsitektur,
teknologi, ciri khas serta dari segi biaya. FPGA utamanya ditujukan untuk
implementasi yang membutuhkan ukuran besar besar, serta untuk sirkuit yang
memiliki kemampuan tinggi.
Dari penjelasan singkat di atas, dapat disingkat sejarah evolusi PLD pada
tabel berikut :
Perlu diingat, semua jenis PLD (baik simpel atau kompleks) bersifat non-
volatile. Mereka semua bersifat OTP (One-time programmable) atau hanya sekali
pemrograman saja. PLD dapat bersifat reprogrammable (dapat diprogram ulang)
dengan menggunakan EEPROM atau Flash memory (pada umumnya, sekarang
menggunakan flash memory). Di sisi lain, FPGA bersifat volatile sehingga
digunakan SRAM untuk menyimpan koneksi. Selain itu, dibutuhkan konfigurasi
ROM untuk mengisi koneksi antara satu dengan yang lain saat dihidupkan daya
listrik.
3. IC PAL 22V10
Berbagai teknologi terpadu digunakan sebagai proses submicron,
semiconductor, teknologi PCB dan pemaksimalan penggunaan permukaan PCB.
Penunjang design digunakan oleh para designer berupa Electronic Design
Automation (EDA) tools. Kondisi pasar ini membuat metodologi modern dalam
design dan tes digunakan, antara lain Programmable Logic Device (PLD).
IC (Integrated Circuit) adalah suatu chip/media yang berisi berbagai
macam komponen elektronika yang terintegrasi dan terhubung satu dengan
lainnya sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi tertentu. IC umumnya
berwarna hitam dengan kaki-kaki yang banyak sehingga kadang disebut dengan
komponen “kaki seribu”. Bila Anda pernah membuka casing komputer atau
peralatan elektronik lainnya dan melongok ke dalamnya, Anda akan melihat
banyak sekali benda segi panjang atau bujur sangkar berwarna hitam atau kadang
abu-abu dengan tulisan kode-kode tertentu di punggungnya, itulah yang
dinamakan dengan IC. Satu IC dapat berisi ribuan bahkan jutaan komponen
elektronika seperti resistor, capacitor dan transistor.
Salah satu IC yang digunakan pada perancangan Programmable Logic
Device (PLD) ini adalah IC PAL22V10 yang terdiri dari 24 pin. IC ini dapat
diaplikasikan untuk rangkaian digital diantaranya adalah Gerbang Logika Decoder
dan Multiplexer. IC PAL22V10 diaplikasikan untuk Gerbang logika yang terdiri
dari gerbang AND, gerbang OR, gerbang NAND, gerbang NOR, dan gerbang
NOT, Decoder 3 ke 8 dan Multiplexer 4 ke 1.
Berikut ini merupakan contoh IC PAL22V10:
3. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis jurnal, terdapat
kesimpulan bahwa dengan menggunakan IC PAL 22V10 dapat mengaplikasikan
teknologi Programmable Logic Device (PLD) untuk multiplekser 4 input 1 output
dan 2 selektor sebagai pengganti dari IC 74153.
Dengan demikian, IC PAL 22V10 yang merupakan Multiplekser 4 input 1
merupakan IC logic PLD (Programmable Logic Device). Kelebihan PLD adalah
sifatnya yang programable karena mengandung jenis dan jumlah gerbang lebih
banyak pada tiap-tiap chip nya. Pemakaian PLD dapat mengurangi jumlah chip
yang digunakan. Yang termasuk jenis IC PLD lainnya antara lain sebagai berikut:
PLA (Programmable Logic Array). Berisi sejumlah gerbang AND, OR,
NOT, yang masukan dan keluarannya dapat kita hubungkan sehingga
membentuk rangkaian yang diinginkan.
PAL (Programmable AND-Array Logic)
GAL (Generic Array Logic)
PALCE (PAL Configurable and Erasable). Yang koneksinya dapat
diprogram dan dihapus berulang kali. GAL dan PALCE dilengkapi dengan
flip-flop yang memudahkan kita untuk menyusun rangkaian logika
sekuensial seperti Counter dan Shift Register.
FPGA (Field Programmable Gate Array). Merupakan jenis PLD terbaru
yang mulai populer saat ini. FPGA mempunyai beberapa kelebihan,
diantaranya adalah jenis dan jumlah gerbangnya yang sangat banyak
(ribuan hingga ratusan ribu). Kecepatannya sangat tinggi, mudah
diprogram dan dapat diprogram berkali-kali.
DAFTAR PUSTAKA
Willa, Lukas. (2010). TEKNIK DIGITAL MIKROPROSESOR DAN
MIKROKOMPUTER EDISI REVISI. Bandung: Informatika.
http://mesinisthebest.blogspot.com/2011/10/multiplekserdemultiplexercounter-
dan.html. Diakes pada tanggal 6 Juni 2013, pukul 13.47 WIB.
http://en.wikipedia.org/wiki/Programmable_logic_device. Diakes pada tanggal 6
Juni 2013, pukul 10.23 WIB.