tugas makalah sosan model analisis perilaku konsumsi pangan anak
TRANSCRIPT
1. Menghabiskan makanan hingga piring bersih
Pada umumnya, anak-anak yang sehat akan makan ketika mereka merasa lapar dan berhenti sebelum
kekenyangan. Namun banyak orang tua yang secara tidak sadar mengacaukan hal ini dengan mengajarkan
anak untuk menghabiskan makanan sampai piring bersih.
Hal ini akan membuat anak bisa makan hingga terlalu kenyang. Sebaiknya sediakan porsi makan yang
sesuai untuk anak, tidak terlalu sedikit, juga tidak terlalu banyak.
2. Permen atau cokelat sebagai hadiah
Sudah merupakan hal yang biasa untuk kebanyakan orang tua membujuk anak-anak mereka agar mau
memakan buah-buahan atau sayur-sayuran dengan “sogokan” atau hadiah diberikan makanan penutup
yang manis seperti permen, cokelat es krim dan lain sebagainya.
Hal ini tentu saja tidak baik karena secara tidak langsung Anda mengajarkan anak berpikir bahwa makanan
manis adalah makanan paling enak daripada makanan utama. Akibatnya, anak akan terbiasa mengonsumsi
makanan penutup yang manis setelah mereka makan makanan seimbang yang sehat.
3. Memberikan cemilan terlalu banyak
Memberikan cemilan terlalu banyak kepada anak akan membuat anak kenyang dengan makanan yang
tidak mengandung nutrisi untuk tubuh mereka, sehingga mereka akan menolak untuk makan makanan
yang sehat. Selain itu, kebiasaan mengemil pada anak juga tentu saja akan memicu obesitas.
4. Kalori berlebih dari minuman
Minuman seperti soda, jus kalengan dan smoothies yang mudah ditemukan di mana-mana mengandung
kalori yang tinggi serta tidak memberikan vitamin atau nutrisi apapun untuk tubuh. Oleh karena itu
biasakan memberi Anak anda air putih, susu atau jus yang dibuat sendiri di rumah.
5. Memberi apa yang mereka inginkan
Ketika anak menolak untuk makan makanan yang tersedia dan justru merengek untuk makan makanan
favoritnya seperti junk food, Anda harus tegas dan jangan selalu menuruti permintaan mereka dengan
alasan Anda tidak ingin mereka tidur dengan perut kosong.
Ajarkan kepada anak untuk membedakan mana makanan sehat dan mana yang tidak. Walaupun begitu,
tidak apa jika sesekali memberikan apa yang mereka inginkan. Tetapi Anda harus tetap mengawasinya.
6. Membiarkan Anak terlalu lama di depan layar kaca
Tidak membatasi waktu anak di depan layar kaca juga dapat berdampak kepada berat badan mereka.
Jangan izinkan anak seharian berada di depan layar kaca seperti menonton televisi, bermain video games
atau komputer. Hindari menggunakan televisi atau media lainnya untuk menjadi pusat perhatian anak Anda
saat waktu makan dan bercengkrama dengan Anda.
7. Tak mengacuhkan waktu tidur
Kekurangan waktu tidur dapat menyebabkan keinginan untuk mengemil dan makan lebih banyak dari
biasanya karena mereka membutuhkan asupan ekstra energi untuk tidak tertidur. Oleh karena itu atur jam
tidur anak Anda 8-9 jam setiap hari
Model Analisis Perilaku Konsumsi Pangan Anak.
Para peneliti dari Michigan State University menemukan, bahwa anak yang memilki kebiasaan konsumsi makanan sehat di rumah ternyata mencontoh dari kebiasaan makan orang tuanya. Peneliti memantau setiap suapan dan mempelajari kebiasaan makan dari keluarga yang berpenghasilan rendah.
Mereka juga menemukan, bahwa ibu yang ingin anaknya makan dengan baik harus mencontohkan kebiasaan makan pada anak. Dengan cara itu akan mudah untuk mendorong anak-anak agar terbiasa konsumsi makanan sehat.
Orang tua yang menggunakan kekerasan, hadiah atau hukuman untuk membujuk dan mengancam anak yang tidak mau makan sayuran, hasilnya mengecewakan. Anak-anak justru menjadi lebih takut pada sayuran.
"Ibu harus berhenti memaksa, akan lebih baik jika anak mencontoh kebiasaan makan ibunya . Diam-diam mereka akan menjaga kualitas makanan dengan tidak membawa makanan yang tidak sehat ke dalam rumah," ungkap Prof. Sharon Hoerr, seorang ahli gizi.
Untuk para orang tua juga wajib menerapkan jam makan yang teratur termasuk pemberian camilan, jumlah porsi dan jenis makanan. Dengan membujuk atau merayu anak supaya makan adalah hal yang lebih baik dibandingkan berteriak dan memarahinya.
"Anak-anak yang suka bermain dengan makanannya atau si anak lebih menyukai junk food, para orang tua bisa merayunya dengan lembut tanpa berteriak," tambah Hoerr.
Agar anak tertarik dengan idet seimbang, para orang tua juga perlu membawa anak ke pasar swalayan atau pasar tradisional agar anak dapat memilih makanan barunya sendiri. Setelah itu orangtua juga bisa mengajaknya untuk membantu memasak di rumah.