tugas lapsus wulan morbili

27

Click here to load reader

Upload: anakagung-andika-putra

Post on 07-Dec-2015

271 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

makalah morbilli wulan pada anak

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Lapsus Wulan Morbili

BAB I

TINJAUAN KASUS

1.1 Identitas Pasien

Nama : An. A

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 7 bulan

Berat Badan : 6,1 kg

Alamat : Kampung baru 002 sidowayah - Pasuruan

Agama : Islam

Tanggal MRS : 1 November 2014

Tanggal KRS : 4 November 2014

No. Medrec : 00 - 24 – 34 - 84

1.2 Anamnesis

A. Keluhan Utama

Bercak kemerahan di seluruh tubuh.

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang diantar ibu nya dengan keluhan bercak kemerahan di

seluruh tubuh ke rumah sakit. Bercak kemerahan muncul diwajah lalu

menyebar ke seluruh tubuh sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah

sakit. Bercak kemerahan timbul disertai keluhan panas sejak 3 hari yang

lalu. Ibu pasien mengatakan keluhan disertai lemas, batuk berdahak dan

pilek sejak 2 hari yang lalu serta sesak dan muntah mulai pagi tadi.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah sakit seperti ini.

Sebelum ke rumah sakit diberi obat penurun panas oleh ibu.

Tidak ada alergi obat, tidak ada alergi makanan.

D. Riwayat Penyakit Keluarga

1

Page 2: Tugas Lapsus Wulan Morbili

Tidak ada riwayat alergi

Tidak ada riwayat Asma, TB

E. Riwayat Kehamilan

Lahir spontan dibidan, berat lahir ±3000gr.

F. Riwayat Sosial

Tetangga sekitar rumah ada yang sakit seperti ini.

G. Riwayat Tumbuh Kembang

Tidak ada data dari keluarga. Ibu pasien mengatakan tumbuh kembang

anak normal.

H. Riwayat Nutrisi

Pasien mendapatkan Asi sampai umur 6 bulan. Selanjutnya pasien diberi

susu botol dan makanan tambahan seperti bubur dan buah. Pada umur 11

bulan mulai diberi makanan padat seperti nasi dan sayur.

I. Riwayat Imunisasi

Pasien pernah mendapatkan imunisasi pada usia 1 bulan dan 2 bulan tetapi

ibu pasien lupa pasien telah mendapatkan imunisasi apa saja.

1.3 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Lemas, tampak sesak

Kesadaran : Composmentis

GCS : 4-5-6

Vital Sign

2

Page 3: Tugas Lapsus Wulan Morbili

Pernapasan : 35 x/menit

Nadi : 130 x/menit (kuat,reguler)

Suhu : 38,9oC

Kepala : 1. Ubun-ubun datar

2. Anemis -

Icterus -

Cyanosis -

Dyspneu +

3. Mata cowong (-)

4. Air Mata (+)

5. Mukosa bibir kering

Leher : Tidak ada pembesaran KGB, JVP (-)

Thorax : 1. Retraksi otot bantu nafas (+)

2. Bentuk dada simetris

3. Pulmo wh - - ,rh + +

4. Cor : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : Flat, supel, meteorismus (-)

Bising Usus : Normal

Genitalia : Dalam Batas Normal

Extremitas : Akral Hangat ++, Oedema - -

+ + - -

CRT < 2detik

1.4 Status Antopometri

BB : 6,2 kg

TB : 83 cm

Z-score WHO

TB/U : -2SD sd

0 SD

BB/U : -2SD sd

0 SD

BB/TB : -1 SD

BBI : 12,5 kg

3

Page 4: Tugas Lapsus Wulan Morbili

%BBI :10

12,5x100 %=80 %

Kesimpulan : Gizi cukup

1.5 Pemeriksaan Penunjang

Foto thorax : cor : dalam batas normal tidak ada pembesaran. Pulmo :

corakan bronnkovaskuler bertambah. Tampak bercak infiltrat pada

suprahiler kedua lapang paru , sinus costophrenicus tajam.

Darah Lengkap

WBC : 9,3

LYM : 44,9%

MID : 8,6 %

GRA : 46,5 %

RBC : 4,57

HGB : 12,0

HCT : 37,3

MCV : 81,7

MCH : 26,3

MCHC : 32,2

RDW : 12,7

PLT : 375

4

Page 5: Tugas Lapsus Wulan Morbili

MPV : 6,9

1.6 Daftar Masalah

Bintik kemerahan

Panas 3 hari

Batuk, pilek 2 hari

Sesak

Muntah

1.7 Diagnosis Kerja

Morbili

1.8 Diagnosis Banding

Rubela

Roseola infantum

Alergi obat.

Demam skarlatina

1.9 Terapi

O2 1 tpm

Infus D5 ½ S 600cc/24 jam

Inj. Viccilin 4 x 300mg

Inj. Genta 1 x 30mg

Inj. Aminophilin 3x 25mg

Vitamin A 100.000 IU

Nebul PZ + Ventolin / 6 jam

FOLLOW UP PASIEN SELAMA DIRAWAT

PEMERIKSAAN FISIK

FOLLOW UP

2-11-2014

S: demam - , batuk +, sesak +, rash seluruh tubuh +, makan minum baik , BAB BAK +

5

Page 6: Tugas Lapsus Wulan Morbili

O: TTV: Suhu : 36,9oC

Nadi : 120x/menit

RR : 48x/menit

Kepala : UUB tidak cekung

a/i/c/d -/-/-/-

Leher : dbn

Thorax : Paru : simetris, retraksi -/-, ronki+/+ kasar, wheezing -/-

Cor : dbn

Abdomen : dbn

Ekstrimitas : dbn

A : Morbili

Bronkiopneumonia

P : Tx : O2 Nasal

Infus : D5 ½ S 600cc /24 Jam

Injeksi :

Vicciline 4x150mg

Aminophilin 3x25mg

Gentamicin 1x40mg

PO :

Zinc 1x20mg

Vit A 100.000 IU

Ambroxol syrup 3xcth 1

Lacbon 2x

Nebulaiser PZ ventolin ½ respul tiap 6 jam

FOLLOW UP

3-11-2014

S: demam - , batuk +, sesak -, rash seluruh tubuh +, makan minum baik , BAB BAK +

O: TTV: Suhu : 36,4oC

Nadi : 118x/menit

RR : 30x/menit

6

Page 7: Tugas Lapsus Wulan Morbili

Kepala : UUB tidak cekung

a/i/c/d -/-/-/-

Leher : dbn

Thorax : Paru : simetris, retraksi -/-, ronki+/+ kasar, wheezing -/-

Cor : dbn

Abdomen : dbn

Ekstrimitas : dbn

A : Morbili

Bronkiopneumonia

P : Tx : O2 Nasal

Infus : D5 ½ S 600cc /24 Jam

Injeksi :

Vicciline 4x150mg

Aminophilin 3x25mg

Gentamicin 1x40mg

PO :

Zinc 1x20mg

Vit A 100.000 IU

Ambroxol syrup 3xcth 1

Lacbon 2x

Nebulaiser PZ ventolin ½ respul tiap 6 jam

FOLLOW UP

4-11-2014

S: demam - , batuk +, sesak -, rash seluruh tubuh +, makan minum baik , BAB BAK +

O: TTV: Suhu : 36,2oC

Nadi : 116x/menit

RR : 32x/menit

Kepala : UUB tidak cekung

a/i/c/d -/-/-/-

Leher : dbn

Thorax : Paru : simetris, retraksi -/-, ronki+/+ kasar, wheezing -/-

7

Page 8: Tugas Lapsus Wulan Morbili

Cor : dbn

Abdomen : dbn

Ekstrimitas : dbn

A : Morbili

Bronkiopneumonia

P : Tx : O2 Nasal

Infus : D5 ½ S 600cc /24 Jam

Injeksi :

Vicciline 4x150mg

Aminophilin 3x25mg

Gentamicin 1x40mg

PO :

Zinc 1x20mg

Vit A 100.000 IU

Ambroxol syrup 3xcth 1

Lacbon 2x

Nebulaiser PZ ventolin ½ respul tiap 6 jam

1.10 Prognosis

Pada pasien ini prognosis baik.

8

Page 9: Tugas Lapsus Wulan Morbili

BAB II

PENDAHULUAN

Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium,

yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalesensi, yang

dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik. Cara penularan penyakit

ini melalui droplet dan kontak dengan penderita.

Penyakit morbili atau campak memiliki beberapa komplikasi yang harus

diwaspadai, karena dapat menyebabkan kematian pada anak. Morbili sering timbul pada

masa kanak-kanak dan dapat menyebabkan kekebalan seumur hidup.

Campak ada penyakit yang sangat menular yang dapat menginfeksi anak anak

pada usia dibawah 15 bulan, anak usia sekolah atau remaja dan kadang kala orang dewasa.

Campak endemis di masyarakat metropolitan dan mencapai proporsi untuk menjadi epidemik

pada setiap anak usia 2-4 tahun yang 30-40% anak rentan terinfeksi dan belum mendapatkan

vaksinasi.

9

Page 10: Tugas Lapsus Wulan Morbili

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Morbili

Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia dan rubeola

(bahasa Latin), yang kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama

masern, dalam bahasa Islandia dikenal dengan nama mislingar dan measles

dalam bahasa Inggris.

Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan

gejala – gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam,

scarlet, pembesaran serta nyeri kelenjar getah bening.

Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3

stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium

konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak

koplik.

3.2 Agen Infeksi

Agent campak adalah measles virus yang termasuk dalam famili

paramyxoviridae anggota genus morbilivirus. Virus campak sangat sensitif

terhadap temperatur sehingga virus ini menjadi tidak aktif pada suhu 37 derajat

Celcius atau bila dimasukkan ke dalam lemari es selama beberapa jam.

Dengan pembekuan lambat maka infektivitasnya akan hilang

3.3 Epidemiologi

Penyakit campak dapat terjadi dimana saja. Vaksinasi telah menurunkan

insiden campak tetapi upaya eradikasi belum dapat direalisasikan. Di Amerika

pernah ada peningkatan insiden campak pada tahun 1989-1991. Kebanyakan

kasus terjadi pada anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi, termasuk

anak-anak dibawah umur 15 bulan. Di Afrika dan Asia, campak masih dapat

menginfeksi sekitar 30 juta orang setiap tahunnya dengan tingkat kefatalan

900.000 kematian.

10

Page 11: Tugas Lapsus Wulan Morbili

3.4 Patofisiologi

Virus campak ditularkan melalui infeksi droplet lewat udara, menempel dan

berbiak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi dan

kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang

pertama.

Virus menyebar pada semua sistem retikulo endotel dan menyusul viremia

kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Giant cells dan proses keradangan

merupakan dasar patologi ruam dan infiltrat peribronchial paru, juga terdapat

edema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak.

Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek

mata merah (3C : Coryza, cough, dan conjungtivitis) dan demam yang makin

lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek, makin lama memberat dan pada

hari ke 10 sejak awal infeksi mulai timbul ruam makulopapuler warna

kemerahan.

Virus dapat berkembang biak juga pada susunan syaraf pusat dan

menimbulkan gejala klinik ensefalitis. Setelah masa konvalesen, panas turun,

hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap,

berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan pada

awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit.

3.5 Gejala Klinis

Penyakit campak terdiri dari 3 stadium, yaitu:

3.5.1 Stadium kataral (prodormal)

Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari dengan gejala demam,

malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza. Menjelang akhir stadium

kataral dan 24 jam sebelum timbul eksantema, timbul bercak Koplik. Bercak

Koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum timbul pertama kali pada

mukosa bukal yang menghadap gigi molar dan menjelang kira-kira hari ke 3

atau 4 dari masa prodormal dapat meluas sampai seluruh mukosa mulut.

Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influenza dan sering didiagnosis

sebagai influenza.

11

Page 12: Tugas Lapsus Wulan Morbili

3.5.2 Stadium erupsi

Stadium ini berlangsung selama 4-7 hari. Gejala yang biasanya terjadi

adalah koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul eksantema di palatum

durum dan palatum mole. Kadang terlihat pula bercak Koplik. Terjadinya

ruam atau eritema yang berbentuk makula-papula disertai naiknya suhu badan.

Mula-mula eritema timbul di belakang telinga, di bagian atas tengkuk,

sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat

perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam kemudian akan

menyebar ke dada dan abdomen dan akhirnya mencapai anggota bagian bawah

pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya yang

berakhir dalam 2-3 hari.

3.5.3 Stadium konvalesensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua

(hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan menghilang sendiri. Selain

hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang

bersisik. Selanjutnya suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada

komplikasi.

3.6 Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

- Darah tepi : Jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada

komplikasi infeksi bakteri

- Pemeriksaan antibodi IgM anti campak

- Pemeriksaan untuk komplikasi :

1. Ensefalopati/ensefalitis : CSS, kadar elektrolit darah

dan analisis gas darah.

2. Enteritis : Feses lengkap

3. Bronkopneumonia : Dilakukan pemeriksaan foto thorax

dan analisis gas darah

12

Page 13: Tugas Lapsus Wulan Morbili

3.7 Diagnosis

Tanda klinis khas. Konfirmasi melalui sel raksasa multinuklear pada

pulasan mukosa hidung, isolasi virus pada biakan dan antibodi diagnostik yang

meningkat pada serum konvalesen. Ruam harus dibedakan dengan eksantem

subitum, rubela, infeksi enterovirus, sindrom Kawasaki, ruam obat. Kumpulan

gejala seperti demam, ruam, batuk, dan konjungtivitis juga bernilai untuk

diagnostik campak.

3.8 Diagnosis Banding

1. Rubela

2. Roseola infantum

3. Ruam oleh karena alergi

4. Erupsi Obat

3.9 Komplikasi

1. Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak yang

lebih kecil

2. Diare dapat diikuti dehidrasi

3. Otitis media

4. Laringotrakeobronkitis

5. Bronkopneumonia

6. Ensefalitis akut

7. Reaktivasi TB

8. Malnutrisi pasca serangan campak

3.10 Penatalaksanaan

Tatalaksana medik

1. Pemberian cukup cairan

2. Kalori dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat

kesadaran dan komplikasi

3. Suplemen nutrisi

4. Simptomatik

5. Pemberian vitamin A (100.000 IU – 200.000 IU)

13

Page 14: Tugas Lapsus Wulan Morbili

Indikasi rawat inap : Hiperpireksia (Suhu > 39,0), dehidrasi, kejang,

asupan oral sulit atau ada komplikasi.

Campak tanpa komplikasi :

1. Hindari penularan

2. Tirah baring tempat tidur

3. Vitamin A 100.000 IU, apabila disertai malnutrisi dilanjutkan

1500 IU tiap hari.

4. Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis

makanan disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan

komplikasi

Campak dengan komplikasi :

1. Ensefalopati/Ensefalitis

a. Antibiotik, antivirus, atau kortikosteroid bila diperlukan

b. Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan

sera koreksi terhadap gangguan elektrolit

2. Bronkopneumonia :

a. Antibiotik bila diperlukan

b. Oksigen nasal atau masker

c. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa, gas darah

dan elektrolit

3. Enteritis : Koreksi dehidrasi sesuai derajatnya

4. Pada kasus campak dengan komplikasi bronkopneumonia dan

gizi kurang, perlu dipantai terhadap infeksi TB laten. Pantau

gejala klinis serta lakukan uji Tuberkulin setelah 1-3 bulan

penyembuhan.

5. Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk.

3.11 Pencegahan

14

Page 15: Tugas Lapsus Wulan Morbili

1. Imunisasi aktif : Vaksin campak hidup mencegah infeksi dan harus

diberikan pada anak saat usia 12-15 bulan dan 4-6 tahun. Tetapi di

daerah endemis morbili dan banyak terdapat tuberkulosis dianjurkan

pemberian vaksinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi dilakukan pada

umur 15 bulan. Di Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan

vaksinasi morbili pada bayi berumur 9 bulan. Vaksin hidup

dikontraindikasikan pada wanita hamil, anak dengan imunodefisiensi

atau imunosupresi. Dosis yang biasa diberikan sebanyak 0,5 ml pada

umur 9 bulan secara subkutan.

2. Imunisasi pasif : Globulin serum imun dapat mencegah atau

memperbaiki campak jika diberikan dalam 5 hari pasca pemajanan.

Proteksi diindikasikan untuk anak sakit kronik, imunosupresi, atau

imunodefisiensi. Dosis yang biasa diberikan adalah 0,25 mL/kg atau 0,5

mL/kg untuk anak dengan imun lemah. Dosis maksimum 15 mL.

3.12 Prognosis

Prognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi

prognosis buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita

penyakit kronis atau bila ada komplikasi. Angka kematian kasus di Amerika

Serikat telah menurun pada tahun-tahun ini sampai tingkat rendah pada semua

kelompok umur, terutama karena keadaan sosioekonomi membaik. Campak

bila dimasukkan pada populasi yang sangat rentan, akibatnya bencana.

Kejadian demikian di pulau Faroe pada tahun 1846 mengakibatkan kematian

sekitar seperempat, hampir 2000 dari populasi total tanpa memandang umur.

BAB IV

15

Page 16: Tugas Lapsus Wulan Morbili

PEMBAHASAN

Pada kasus ini an. N datang ke poli anak dengan keluhan bercak kemerahan di wajah.

Lesi bercak kemerahan di wajah pada pasien ini adalah makulopapuler, Selain itu terdapat

panas disertai batuk dan pilek selama 4 hari. Untuk menegakkan diagnosis morbili, terdapat 3

gejala khas yaitu : Coryza, Conjungtivitis dan Cough. Dalam kasus ini pada pasien terdapat

Coryza (bercak kemerahan yg lesinya makulopapuler) dan Cough (batuk).

Selain itu pada morbili terdapat 3 stadium gejala klinis yaitu stadium kataral, stadium

erupsi, dan stadium konvalensi. Pasien ini termasuk dalam stadium erupsi karena demam hari

ke 4, timbul eritema, batuk dan pilek, eritema yang timbul diwajah sampai belakang telinga.

Setelah 3 hari dirawat eritema menghilang dan berubah menjadi makula berwarna gelap

(hiperpigmentasi) dan mengelupas. Ini menandakan gejala klinis mulai masuk ke stadium

konvalensi.Pada pasien ini juga dicurigai terdapat komplikasi bronkopneumonia, karena

pasien mengeluh sesak, dan dari foto thorax terlihat corakan infiltrat pada kedua paru.

BAB V

16

Page 17: Tugas Lapsus Wulan Morbili

KESIMPULAN

1. Campak adalah penyakit infeksi virus akut dan menular melalui droplet. Gejala klinis

campak terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium

konvalesensi.

2. Menurut etiologinya campak disebabkan oleh virus RNA dari famili paramixoviridae, genus

Morbillivirus.

3. Diagnosis ditegakkan dari gambaran klinis, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan

penunjang.

4. Komplikasi dari morbili adalah diare, otitis media, laringotrakeobronkitis,

bronkopneumonia, ensefalitis akut, reaktivasi tuberkulosis, dan malnutrisi pasca serangan

campak

5. Prognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis buruk bila

keadaan umum buruk.

6. Pengobatan yang dilakukan hanya terapi simptomatik dan pemberian vitamin A.

7. Pencegahan morbili dapat dilakukan dengan imunisasi aktif, imunisasi pasif dan isolasi.

BAB VI

17

Page 18: Tugas Lapsus Wulan Morbili

DAFTAR PUSTAKA

Behrman, E. R, et al. 2010. Nelson Essential of Pediatrics. EGC, Jakarta. (hal 486-487)

Burnett, M., 2007. Measles, Rubeola. http://www.e-emedicine.com.

Darmowandowo,W, dan Parwati,S.B. Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu Kesehatan

anak. Panita Revisi PDT Panita Medik Farmasi dan Terapi RSU Dr. Soetomo, Surabaya. (hal

71-75)

Rahayu, T, dan Alan, R.T. 2002. Jurnal Sari Pediatri, Vol. 4, No. 3, Desember 2002: 104 –

113.

Barus, N. 2010. Morbili. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20116/4.pdf

Lampiran

18

Page 19: Tugas Lapsus Wulan Morbili

Grafik TB/U

Grafik BB/U

Grafik BB/TB

19

Page 20: Tugas Lapsus Wulan Morbili

Foto keadaan pasien

20