tugas kp 2010-2011

Upload: vgpizoel

Post on 12-Jul-2015

543 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

1LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Berawal dari dibangunya jalur jalan dan jembatan penghubung antara jawa barat dan jawa tengah yang menghubungkan antara Kab.Cilacap dan Kota banjar yang kemudian lebih spesifiknya menghubungkan Kecamatan Langensari di Kota banjar dengan Desa Madura di Kabupaten Cilacap, dimana dalam pembangunanya direncanakan sebagai jalur lintas Propinsi yang tentunya dalam perencanaanya dibutuhkan jalur jalan yang sesuai dengan standar nasional Indonesia, dimana jalur jalan yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan perencanaan. Jalur jalan yang ada memerlukan pelebaran badan jalan dan penguatan struktur jalanya yang sesuai dengan standar SNI, daereh Langensari dibelah oleh Jalur Lintasan Kereta api kebetulan jalur jalan yang akan direncanakan sebagai jalur lintas Propinsi ini melintas dijalur kereta api tersebut.

Oleh karena itu Pemerintah Kota Banjar merencanakan jalur jalan yang tidak terhambat oleh kereta api maka direncanakanlah jembatan layang yang menyebrangi jalur kereta api tersebut atau jembatan ini disebut fly over, kebetulan dalam Pembangunanya bertahap dan sekarang sudah mencapai tahap III, dimana dalam segi pembiayaan anggaran proyek menggunakan APBD Kota Banjar. Yang tentunya dalam proses pemilihan pelaksana proyek melalui proses tender yang sangat ketat, pembangunan fly over ini sangat strategis sekali demi kelancaran arus lalulintas terutama jalur jalan utama didaerah Langensari yang nantinya akan digunakan sebagai jalur lintas propinsi Jabar-Jateng.

Deni Herdiansyah 7011070005

2LAPORAN KERJA PRAKTEK

Fly over Langensari ini dibangun dengan konstruksi jembatan type Komposit, dalam pelaksanaan pembangunan proyek fly over langensari tahap III

(lanjutan) ini pemenang tender untuk Kontraktor adalah PT.Limus Nunggal Agung, sedangkan untuk pengawasanya oleh Konsultan pengawas CV. INDES Engineering.

Dalam perkembangan kemajuan zaman

dan teknologi yang semakin sangatlah penting bagi

meningkat, pembangunan sarana transportasi

penunjang kemajuan pembangunan di bidang transportasi dalam perpindahan dari satu tempat ke tempat lain yang berupa : jalan raya, jalan kereta api, kapal udara dan lain-lain.

Jembatan layang merupakan sarana pendukung jalan raya yang sangatlah penting untuk melalui rintangan yang berupa jalur jalan lain, pemukiman , maupun jalur kereta api. Pembuatan suatu jembatan layang haruslah disesuaikan dengan kapasitas jalan dan kelas jalan supaya tidak terjadi kemacetan akibat lebar jembatan yang terlalu kecil.

Pembangunan

jembatan

layang

adalah

merupakan

tanggung

jawab

pemerintah sebagai perencana dengan tujuan supaya jalur sarana transportasi aman dan lancar. Pemerintah biasanya membentuk suatu proyek dengan maasing-masing tugas dan pelaksananya.

Maka dalam hal ini desain suatu proyek sangatlah penting dan di butuhkan dalam suatu pembangunan khususnya di bidang transportasi, dengan harapan pelaksanaan pembangunan jembatan layang sesuai dengan ketentuan ketentuan yang direncanakan dengan perencanaan yang matang sesuai SNI.

Deni Herdiansyah 7011070005

3LAPORAN KERJA PRAKTEK

1.2.Lokasi Proyek Proyek pembangunan jembatan fly over ini berada ditengah Kecamatan Langensari melintas pada jalur selatan lintasan kereta api tepatnya disebelah timur stasiun kereta api Langensari Kota Banjar, atau sebelah utara pasar langen.

1.3.Identifikasi Proyek Nama Proyek Pekerjaan Alamat Pemilik Pelaksana Pengawasan Alokasi dana Sumber dana Tahun anggaran : Fly Over Langensari : Pembangunan Fly Over Langensari : Kecamatan Langensari Kota Banjar : Dinas PU Kota Banjar : PT. Limus Nunggal Agung : CV. Cipta Budaya Galuh : Rp. 4.425.000.000,00 : APBD Kota Banjar : 2010

Waktu pelaksanaan : 210 (dua ratus sepuluh hari kalender) Waktu pemeliharaan : 180 (seratus delapan puluh hari kalender )

Deni Herdiansyah 7011070005

4LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB II MANAGEMEN PROYEK

2.1

Pelaksana Pekerjaan Adapun pelaksana pekerjaaan dalam paket pekerjaan ini adalah: Kontraktor : PT. Limusnunggal Agung

Alamat perusahaan : Jl. Limusnunggal No. 40 Ciamis Nilai kontrak : Rp 4.425.000.000,00

Masa pelaksanaan : 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender Masa pemeliharaan : 180 (seratus delapan puluh hari) hari kalender

Secara umum pelaksanaan pekerjaan fisik konstruksi sesuai dengan gambar rencana yang tercantum dalam dokumen kontrak. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut: Mengisi rencana harian untuk diperiksa terlebih dahulu oleh koordinator lapangan dan disetujui oleh pemilik pekerjaan; Mengajukan request, soft drawing kepada koordinator lapangan dan disetujui oleh pemilik pekerjaan; Melaksanakan pekerjaan; Menghadiri rapat koordinasi dengan koordinator lapangan dan pemilik pekerjaan; Melaksanakan pembuatan sertifikat bulanan ( mounth certificate ) beserta back up dan kualitas maupun kuantitas untuk diperiksa terlebih dahulu oleh koordinator lapangan dan disetujui oleh pemilik pekerjaan.

3.1

Pemilik Pekerjaan Pemilik pekerjaan adalah suatu badan perorangan dan atau pemerintah yang memberikan tugas pekerjaan, dan membayar hasil pekerjaaan kepada pelaksana proyek dalam hal ini kontrakor.

Deni Herdiansyah 7011070005

5LAPORAN KERJA PRAKTEK

Pemilik proyek pada pekerjaan pembangunan Fly Over Langensari ini adalah Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjar Sub Bidang Bina Marga. Adapun kewajiban pemilik proyek dalam melaksanakan tugasnya antara lain adalah: Menyediakan tempat atau lahan untuk pelaksanaan pekerjaan; Menyediakan gambar dan biaya pekerjaan; Mengatur arus uang untuk pembayaran; Menyetujui dan menolak calon calon kontraktor yang diajukan; Menandatangani SPK ( Surat Perintah Kerja ) dan surat perjanjian kontrak dengan kontraktor; Menolak atau menyetujui pekerjaan tambah kurang yang diajukan oleh kontraktor; Menolak dan menyetujui perubahan pekerjaan; Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada pihak kontraktor.

2.3

Struktur Organisasi Proyek Untuk menjamin kelancaran berjalannya suatu proyek, sehingga bisa mencapai hasil yang sesuai dengan perencanaan, maka diperlukan suatu system organisasi yang tepat sehingga personil yang terlibat didalamnya dapat bekerja sesuai dengan kedudukan dan latar belakang yang dimilikinya.

Pada umumnya struktur organisasi ini terdiri dari pemilik proyek selaku kuasa pengguna anggaran, dan kontraktor selaku pelaksana paket pekerjaan. Hubungan kerja dari kedua unsur tersebut diatur dalam suatu perjanjian (kontrak). Dalam hal ini, kontraktor selaku pelaksana paket pekerjaan bertanggung jawab penuh atas prestasi pekerjaan kepada pemilik proyek selaku kuasa pengguna anggaran.

Deni Herdiansyah 7011070005

6LAPORAN KERJA PRAKTEK

Semua pihak tersebut membentuk suatu struktur proyek, yang bila semua dapat bekerja dan terkoordinasi dengan baik dapat mencapai hasil yang maksimal.Pejabat Pembuat Komitmen ( PjPK)

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan PPTK)

(

Koordinator Lapangan

Pejabat Penata Usaha Keuangan SKPD (PPK SKPD )

Pengawas lapangan

Gambar.2.3.1 Struktur Organisasi Pemilik Proyek

Direktur Utama Keuangan Proyek Administrasi Proyek

Penanggung Jawab TeknisPelaksana Teknis Quality Controll Quantity Controll

Gambar.2.3.2 Struktur Organisasi Kontraktor

Deni Herdiansyah 7011070005

7LAPORAN KERJA PRAKTEK

2.4

Jadwal Pelaksanaan Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagai mana mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah kegiatan dalam program mobilisasi telah selesai.

Kontraktor harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu 15 hari setelah surat penunjukan pemenang. Jadwal pelaksanaan itu harus diserahkan dan mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan. Dengan detail yang disyaratkan dari spesifikasi ini. Dimana detail tersebut harus menunjukan urutan kegiatan yang diusulkan oleh kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan.

Jika diperlukan oleh direksi pekerjaan, kontraktor harus menyediakan analisa jaringan yang menunjukan awal dan akhir setiap tanggal mulainya sutu kegiatan sehingga dapat diperoleh suatu jadwal jalur kritis (critical path schedule) dan dapat diperoleh jadwal untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam seluruh jadwal pelaksanaan.

2.5

Persiapan Pekerjaan Cakupan kegiatan persiapan yang diperlukan dalam kontrak ini akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dillaksanakan, dan secara umum harus memenuhi hal-hal berikut: Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp kontraktor dan kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi kepala pelaksana yang memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam kontrak .

Deni Herdiansyah 7011070005

8LAPORAN KERJA PRAKTEK

Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam penawaran, dari satu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut kontrak yang telah ditentukan.

Penyediaan dan pemeliharaan base camp kontraktor, jika perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.

2.6

Logistik Bahan harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin dan terpelihara serta siap untuk dipergunakan dalam pekerjaan. Bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga selalu siap pakai, dan mudah diperiksa oleh direksi pekerjaan. Tanah dan bangunan orang lain tidak boleh dipakai tanpa ijin tertulis dari pemilik atau penyewa.

Tempat penyimpanan di lapangan harus bebas dari tanaman dan sampah, bebas dari genangan air dan permukaannya harus lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Bahan yang langsung ditempatkan diatas tanah tidak boleh digunakan untuk pekerjaan, kecuali jika permukaan tanah tersebut telah disiapkan sebelumnya dan diberi lapis permukaan yang terbuat dari pasir atau kerikil dengan tebal sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Bahan harus disimpan sedemikian hingga dapat mencegah terjadinya kerusakan bahan dan menjamin gradasi yang sebagaimana mestinya, serta tidak terdapat kadar air yang berlebihan, atau terjadi karat pada bahan-bahan seperti besi. Tinggi maksimum dari penumpukan bahan harus dibatasi sampai maksimum lima meter.

Deni Herdiansyah 7011070005

9LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III METODE PELAKSANAAN PROYEK

3.1

Pondasi 3.1.1 Ketentuan Perencanaan Pondasi Dalam Umum Karena dalam pembangunan fly over ini menggunakan pondasi dalam, maka hanya akan dijelaskan mengenai ketentuan-ketentuan tentang pondasi dalam saja. Bagian ini mencakup perencanaan dalam yang berupa tiang pancang dan sistem tiang. Di mana semua beban harus dianggap dipindahkan secara keseluruhan oleh tiang-tiang ke lapisan tanah atau batuan, dengan mengakibatkan kontribusi daya dukung dari struktur pondasi.

3.1.2

Faktor-Faktor

yang

Perlu

Dipertimbangkan

Dalam

Perencanaan Pondasi Dalam Jenis Pondasi Dalam Jenis pondasi dalam yang merupakan tiang pancang dapat bersifat tiang gesek, tiang tumpu, atau tiang yang merupakan kombinasi, dan material tiang tersebut dapat terbuat dari beton, baja dan kayu.

Kedalaman Tiang Kedalaman tiang harus ditentukan dengan mempertimbangkan : - Daya dukung atau sifat kompresibilitas tanah atau batuan. - Penurunan yang diijinkan dari struktur. - Perkiraan kedalaman gerusan setempat. - Kemungkinan pergerakan tanah. - Penggalian badan sungai atau degradasi dasar sungai di kemudian hari yang berdekatan dengan pondasi. - Letak kedalaman pondasi dari struktur yang berdekatan. - Muka air tanah.

Deni Herdiansyah 7011070005

10LAPORAN KERJA PRAKTEK

Penentuan panjang tiang hendaknya didasarkan atas evaluasi yang cermat berdasar informasi karakteristik tanah yang tersedia, perhitungan kapasitas statik vertikal dan lateral, dan/atau

berdasarkan riwayat/pengalaman sebelumnya.

Jarak Tiang dan Kedalaman Tiang yang Masuk Kedalam Tanah Jarak dari tiang-tiang harus dipertimbangkan terhadap kondisi dari tanah dan harus dipilih dengan memperhatikan pemadatan dan metode pemasangan/pelaksanaannya. Jarak tiang harus diukur dari as ke as. Untuk tiang-tiang yang paralel, jarak minimum tiang adalah 5 kali diameter atau jarak terkecil dari tiang. Bila kepala tiang tergabung dalam suatu kumpulan kepala tiang (pile-cap) beton, jarak dari satu sisi tiang ke tepi terdekat dari kumpulan kepala tiang, tidak kurang dari 250 mm.

Kepala tiang harus tertanam ke dalam beton tidak kurang dari 300 mm sesudah semua material yang rusak akibat pemancangan dibuang. Untuk tiang-tiang beton dan pipa baja yang diisi beton harus dibuat kait angkur atau pembesian yang diperpanjang kedalam pilecap beton, maka masuknya kepala tiang dapat dikurangi sampai 100 mm.

Pergerakan Tiang Penurunan dari tiang-tiang yang dibebani secara aksial dan grup tiang pada beban yang diijinkan harus diperhitungkan. Analisis elastis, cara transfer beban dan/atau cara elemen hingga dapat digunakan. Penurunan dari tiang atau grup tiang tidak boleh melebihi batas pergerakan struktur yang diijinkan. Untuk perhitungan pergerakan tiang sebagaimana dalam Standar Perencanaan Teknis Pondasi Tiang untuk Jembatan SK SNI T-15-1993-03.

Deni Herdiansyah 7011070005

11LAPORAN KERJA PRAKTEK

Keawetan Tiang Untuk memenuhi persyaratan keawetan, pondasi tiang beton harus direncanakan berdasarkan ketentuan sebagai berikut - Pada lingkungan korosif, tiang harus dibuat dengan menggunakan rencana campuran beton kedap air. - Tebal minimum selimut beton adalah 45 mm untuk kondisi non korosif dan 55 mm pada kondisi korosif. - Tidak terdapat retak-retak pada beton yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pada baja tulangan.

Sebagai pertimbangan didalam pemilihan jenis tiang, khususnya tiang beton adalah terjadinya kebocoran pasta semen, atau pengaruh lain sebelum semen mengeras seperti air tanah yang mengalir bebas masuk ke dalam tiang yang dicetak di tempat.

Pengaruh dari Pemancangan Tiang dan Struktur yang Berdekatan Pemilihan dan pemancangan tiang perlu dipertimbangkan terhadap pengaruh pemadatan yang disebabkan oleh berpindahnya tanah terhadap tiang dan struktur yang berada di dekatnya. Dan perlu juga dilihat pengaruh timbal balik antara struktur dekat pondasi tiang serta pondasi tiang itu sendiri.

Gaya Akibat Pengangkatan Kekuatan struktural tiang harus cukup untuk menahan pengaruh beban yang dihasilkan akibat pengangkatan dan pemancangan. Ketahanan tiang tidak boleh melampaui kondisi perencanaan ultimit dan layanan akibat pengaruh beban-beban tersebut. Dalam memperhrtungkan tegangan akibat pengangkatan, maka beban statik harus ditingkatkan sebesar 50% sebagai akibat gaya tumbukan dan kejutan.

Deni Herdiansyah 7011070005

12LAPORAN KERJA PRAKTEK

Sambungan Apabila mungkin sambungan tiang dihindarkan. Jika tidak, maka sambungan harus direncanakan mempunyai kekuatan penuh pada penampang melintang tiang. Jika sambungan tidak dapat menahan momen lentur penuh, ma-ka kekuatan dan lokasi sambungan tidak boleh berada pada daerah yang mempengaruhi perilaku dan kinerja serama pengangkatan, pemancangaan atau dalam posisi akhir.

Pelindung Ujung tiang atau Sepatu Tiang Pancang Ujung atau sepatu tiang disarankan digunakan, kecuali jika diketahui dari pengalaman sebelumnya, penyelidikan khusus atau tiang uji bahwah hal ini memang tidak diperlukan. Penggunaan sepatu tiang dipertimbangkan untuk tiang yang bersifat tumpu, dan dipancang pada daerah permukaan batuan keras. Dan untuk tiang pancang yang terletakp ada suatu permukaan batuan keras miring di mana ujung tiang dipat tergelincir penggunaan sepatu tiang dihindarkan. Adanya kebutuhan ujung sepatu bisa digunakan untuk berbagai tipe tiang yaitu tiang beton, baja dan kayu.

3.1.3

Ketentua Perencanaan Berdasarkan PBL Beban layan untuk menghitung penurunan pondasih arus mencakup beban mati dan hidup yang tidak terfaktor untuk tiang di dalam tanah non-kohesif dan hanya beban mati tidak terfaktor untuk tanah kohesif. Perencanaan harus pergerakan pondasi tiang dan tidak mengakibatkan kerusakan lokal pada struktur jembatan.

Penurunan Penurunan dari satu tiang dapat ditentukan dengan analisis teori dengan menggunakan data investigasi lapangan, test beban atau kombinasi keduanya. Terdapat dua keadaan yang dapat digunakan untuk menghitung penurunanya yaitu :

Deni Herdiansyah 7011070005

13LAPORAN KERJA PRAKTEK

- Untuk tiang yang bersifat gesek yang tertanam dalam lapisan tanah yang seragam, dan : - Untuk tiang yang bersifat tumpu dan terletak pada lapisan yang kaku.

Lendutan Lateral dan Rotasi Lendutan lateral dan rotasi suatu tiang vertikal tunggal dengan memperhatikan kondisi modulus tanah yang seragam atau yang meningkat secara linier terhadap kedalaman dapat dihitung dengan rumus-rumus yang tersedia. Di sini perlu ditinjau kondisi kepala tiang apakah bebas atau terjepit.

Gesekan Permukaan Negatif Gesekan permukaan negatif pada tiang dianggap sama dengan kekuatan tanah tidak terfaktor. Gaya tarik gesekan negatif tidak terfaktor harus ditambahkan pada beban mati vertikal yang bekerja pada pondasi dalam untuk menghitung penurunan.

3.1.4

Ketentuan Perencanaan Berdasarkan PBKT Kapasitas Aksial Tiang Kapasitas ultimit rencana tiang dalam segala hal tidak boleh melebihi ketahanan struktural yang telah diberi faktor reduksi. Kapasitas aksial tiang harus dihitung dari nominal, kapasitas dan faktor reduksi kekuatan yang bersesuaian. Kapasitas nominal aksial dapat diukur secara langsung dengan uji pembebanan atau analisis dinamik, termasuk rumus pemancangan tiang. Dalam rencana awal kapasitas aksial ultimit rencana tiang dapat dihitung dengan rumus geoteknik yang menggunakan parameter kekuatan tanah terfaktor.

Deni Herdiansyah 7011070005

14LAPORAN KERJA PRAKTEK

Ketahanan ultimit dari rencana tiang harus ditentukan dengan salah satu atau lebih cara seperti tertera di bawah ini : - Analisis statis dengan menggunakan data investigasi lapangan dengan melihat dua kondisi yang ada tiang tunggal dan tiang dalam kelompok/grup, - Analisis dinamis dengan menggunakan data yang diperoleh sewaktu tiang dipancang yaitu rumus pemancangan tiang atau analisis persamaan gelombang atau solusi dinamik bentuk tertutup - Test pembebanan statis.

Ketahanan aksial tiang dapat pula ditentukan pada suatu proses perencanaan yang didasarkan daia atas hasil analisis statis atau yang uji

dikombinasikan

dengan

pemancangaan

pembebanan. Hasil uji beban dapat diekstrapolasikan kestruktur yang berdekatan dengan kondisi permukaan bawah yang mirip.

Beban Tegak dan Beban Mirng Pada Kelompok Tiang Perlu tidaknya reduksi dalam kapasitas total untuk pengaruh kelompok tiang dapat mengacu pada Standar Perencanaan Teknis Pondas Tiaang Untuk Jembatan SK SNI T-15-1993-03. Penjelasan dilakukan untuk beban aksial, eksentris dan miring.

Tahanan Lateral Tiang Tahananl ateral tiang ditentukan oleh uji beban lateral, secara empiris atau secara teoritis. Tahanan lateral tiang dari suatu ketompok tiang dapat diambil sebagai jumlah komponen horisontal dari gaya dalam tiang-tiang miring dan tahanan tanah pasif sekeliling kelompok tiang. Sebagai alternatif diberikan rumusan untuk menghitung tahanan lateral ultimit dari satu tiang berkepala bebas

Deni Herdiansyah 7011070005

15LAPORAN KERJA PRAKTEK

didalam tanah kohesif dan non kohesif. Pada kelompok tiang, pengaruh kelompok tiang perlu diperhitungkan pula.

Gaya angkat Pondasi tiang perlu dipertimbangkan untuk menahan gaya angkat jika ada pengangkuran pada ujung atas dan jika gesekan permukaan dihasilkan dengan cukup. Kapasitas angkat pondasi tiang berisi partikel tidak boleh melebihi 50% kapasitas gesek permukaan aksial terfaktor dari masing-masing tiang yang dihitung dengan rumusrumus geoteknik.

Pengaruh kelompok dapat diperhitungkan dengan menggunakan 50% blok ekivalen, apabila nilai yang dihrtung tidak melebihi 50% kapasitas angkat total masing masing tiang.

Tiang yang dilapisi maupun tianmg yang ujungnya lebih kecil dari kepala, tidak boleh digunakan untuk menahan gaya angkat.

Pada perhitungan kapasitas gaya angkat tiang tunggaldan kelompok tiang disyaratkan digunakan faktor-faktor kinerja, baik untuk kondisi tiang yang erletak pada tanah kohesif maupun non kohesif.

Tiang Tertekuk Beban tekuk kritis rencana dapat ditentukan dari beban tekuk kritis nominal dengan menggunakan faktor reduksi. Beban tekuk kritis nominal dapat dihitung dengan menggunakan rumusan yang diberikan dan dengan memperhatikan modulus reaksi tanah dasar apakah konstan atau meningkat secara linier terhadap kedalaman tiang. Stabilitas dari tiang perlu dipertimbangkan jika sebagian panjang tiang-tiang berada di air atau udara.

Deni Herdiansyah 7011070005

16LAPORAN KERJA PRAKTEK

Gesekan Permukaan Negatif Pada keadaan batas ultimit, gesekan permukaan negatif tidak erfaktor yang disebabkan oleh gaya negatif tiang-tiang polos (tidak dilapisi) sianggap sama dengan 1,25 kali kekuatan tanah terfaktor. Satu rumusan untuk menghitung gaya tarik gesekan negatif rencana dan penjelasan mengenai panjang tiang di mana gesekan permukaan negatis terjadi, dijelaskan dalam Standar Perencanaan Teknis Pondasi Tiang untuk Kembatan SK SNI T-15-1993-03.

Demikian juga penjelasan mengenai cara pencegahan/pengurangan gesekan negatif sebagaimana dijelaskan dalam SK SNI T-15-199303.

Gaya tarik gesekan negatif terfaktor harus ditambahkan pada beban mati vertikal terfaktor yang siaplikasikan pada pondasi dalam sewaktu menilai kapasitas dukung tiang.

3.2

Ketentuan Perencanaan Struktur Bangunan Bawah Umum Struktur bangunan bawah jembatan adalah bagian struktur jembatan atau komponen jembatan yang menahan beban secara umum diistilahkan sebagai kumpulan kepala tiang (pile cap), pilar, dinding penahan tanah, pondasi dan terminologi sejenis lainnya. Perencanaan berlaku untuk kepala jembatan, bangunan portal kaku dan gorong-gorong yang mana beban lateral dari tekanan tanah pada tiap-tiap ujung bangunan diseimbangkan dengan gaya tekan yang disalurkan melalui bangunan atas. Bagian ini tidak berlaku untuk struktur tanah baja fleksibel.

Deni Herdiansyah 7011070005

17LAPORAN KERJA PRAKTEK

3.2.1

Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Perencanaan Struktur Bangunan Bawah Ketentuan Beban Pilar jembatab dan pilar ang berupa kepala kumpulan tiang harus direncanakan untuk dapat menahan beban mati, beban pelaksanaan, beban hidup akibat laulintas, beban angin pada struktur atas, gayagaya akibat aliran air, pengaruh suhu dan sudut, tekanan lateral tanah, dan tekanan air, gerusan, tumbukan serta beban gempa bumi. Pertimbangan pada struktur perlu diberikan terhadap jenis tekanan tanah aktif, pasif dan at-rest yang ada. Jika gerusan atau penggalian dapat membuang bahan timbunan di atas satu kaki pondasi atau dinding miring, maka pengaruh stabilitas dari massa tanah harus diperhitungkan dan tahanan pasif tanah harus diabaikan.

Penurunan Penurunan yang diantisipasi dari kepala tiang dan pilar jembatan harus ditentukan dengan analisis yang cocok, untuk mana pengaruh dari penurunan diferensial perlu diperhitungkan dalam perencanaan struktur atas.

3.2.2

Ketentuan Perencanaan Pilar Jembatan Jenis Pilar Ada beberapa jenis pilar, antara lain pilar cap tiang sederhana, berdinding padat, pilar berdinding ganda, pilar membelok dan pilar kolom tunggal ataupun pilar berongga (tubular pier).

Beban Tumbukan Beban tumbukan dapat terjadi akibat tabrakan yang berasal dari lalulintas kendaraan, lalulintas sungai atau benda hanyutan. Analisis resiko yang pantas perlu dilakukan untuk menentukan derajat

Deni Herdiansyah 7011070005

18LAPORAN KERJA PRAKTEK

ketahanan tumbukan yang harus disediakan dan/atau untuk menentukan sistem proteksi yang cocok. Pilar yang mendukung jembatan harus diperiksa terhadap pengaruh tumbukan dari kendaraan agar menjamin bahwa struktur tidak akan runtuh oleh berat sendiri jika satu penunjang/perletakan berpindah.

Perlindungan Pilar Sambungan antara batang-batang struktur perlu direncanakan untuk menahan atau mengakomodasi pergerakan relatif tanpa harus runtuh. Jikalau tumbukan kendaraan terjadi, maka harus disediakan penghalang kaku atau pilar jembatan di cek terhadap beban-beban tabrakan yang disayaratkan pada Standar Perencanaan Pembebanan untuk Jembatan Jalan Raya.

Gerusan Perubahan morfologi sungai seperti gerusan setempat, penurunan badan sungai akibat penggalian dan degradasi dasar sungai yang diperkirakan akan terjadi harus diteniukan dan dalam perencanaan harus dikembangkan untuk meminimalisasi keruntuhan akibat kondisi ini.

Muka Pilar Bagian ujung depan pilar perlu didesain untuk memecah angkutan.

Pilar Berbentuk Tabung Karena kelemahannya terhadap beban lateral, maka pilar jenis ini harus mempunyai ketebalan dinding yang cukup untuk melawan gaya dan momen dari segala situasi pembebanan. Konfigurasi prismatis dapat berupa pracetak atau pratekan sewaktu pelaksanaan.

Deni Herdiansyah 7011070005

19LAPORAN KERJA PRAKTEK

Kapasitas dan Keamanan Struktural Pilar Jembatan Pilar jembatan harus direncanakan untuk mempunyai kapasitas struktural yang memadai, dengan pergerakan yang dapat diterima sebagai akibat dari kombinasi beban-beban, serta kapasitas dukungan pondasi yang aman dan penurunan yang dapat diterima.

Perencanaan struktur pilar jembatan dan pondasinya harus mengikuti standar perencanaan struktur beton bertulang sebagaimana diuraikan sebelumnya, berdasarkan cara Perencanaan berdasarkan Beban dan Kekuatan Terfaktor untuk penampang beton bertulang, termasuk pembatasan luas tulangannya.

Penurunan Penurunan dapat diperkirakan dari prosedur analisis geoteknik yang lazim.

Pergerakan yang Diijinkan Kriteria pergerakan yang diijinkan untuk pilar jembatan harus dihitung berdasarkan jenis dan kepentingan jembatan, umur layan yang diantisipasi, dan konsekuensi dari pergerakan yang tidak dapat diterima secara struktural.

Sambungan Harus disediakan sambungan kontraksi vertikal pada interval yang tidak lebih dari 8 meter pada pilar yang tinggi dan harus disediakan tulangan yang cukup untuk mencegah retak dan susut.

Penulangan Susut dan Akibat Suhu Semua muka/bagian yang terbuka dari pilar jembatan beton bertulang harus diberitulangan akibat pengaruh penyusutan dan suhus esuai persyaratan pada bagian 4.

Deni Herdiansyah 7011070005

20LAPORAN KERJA PRAKTEK

3.2.3

Ketentuan Perencanaan Kepala Jembatan Jenis-jenis Kepala Jembatan Jenis-jenis kepala jembatan antara lain tembok penahan gravitasi, tembok penahan kantilever, tembok penahan kontrafort, kolom terbuka (spill through abutment), balok cap tiang sederhana dan tanah bertulang.

Beban Pada kasus kepala jembatan terbuka, untuk mempehitungkan lengkungan timbunan atau gesekan pada sisi kolom, maka tekanan tanah pada kolom dianggap bekerja pada suatu lebar ekivalen.

Kepala tiang harus didesain untuk menanggung tekanan tanah, berat dari kepala tiang dan struktur atas jembatan, beban hidup di struktur atas atau timbunan, beban angin dan gaya-gaya longitudinal akibat friksi atau ketahanan geser dari perletakan. Kepala tiang jenis integral harus direncanakan untuk gaya-gaya yang diakibatkan oleh pergerakan panas dari struktur atas.

Stabilitas Kepala jembatan harus direncanakan terhadap kombinasi

pembebanan seperti yang disyaratkan : Kepala tiang diatas pondasi dangkal harus direncanakan untuk menahan berputarnya kepala tiang. Beban mati dan hidup diasumsikan terdistribusi secara merata sepanjang kepala tiang antara sambungan-sambungan ekspansi. Daya dukung pondasi yang diijinkan dan kapasitasnya harus ditentukan sesuai dengan analisis geoteknik. Tekanan tanah yang diakibatkan oleh timbunan didepan kepala tiang harus diabaikan.

Deni Herdiansyah 7011070005

21LAPORAN KERJA PRAKTEK

-

Beban gempa harus ditentukan sesuai dengan peraturan pembebanan akibat gempa.

-

Tekanan tanah yang diakibatkan oleh material timbunan harus diperhitungkan sesuai dengan analisis geoteknik.

-

Penampang dari dinding batuan atau kepala jembatan beton harus diproporsikan untuk menghindari timbulnya tegangan tarik didalam material.

Apabila bangunan bawah atau dinding penahan terletak pada lapisan tanah kohesif yang dalam, keseluruhan stabilitas massa tanah yang mendukung dinding sebaiknya diselidiki.

Apabila gerusan atau penggalian akan menghilangkan material timbunan di atas pondasi atau lereng, maka pengaruh stabilitas massa tanah dan tahanan pasif seharusnya diabaikan.

Penulangan Untuk Susut dan Suhu Semua muka/bagian yang terbuka dari bangunan bawah beton bertulang dan dinding penahan harus ditulangi akibat pengaruh penyusutan dan suhu sesuai persyaratan yang ada. Permukaan terbuka dari struktur beton penahan masif tidak memerlukan penulangan seperti di atas, tetapi dalam pengurangan retak seperti sambungan susut dengan jarak lebih rapat. Umumnya jarak as ke as 3 meter.

Drainase dan Timbunan Apabila mungkin, timbunan berdrainase bebas dapat digunakan langsung dibelakang kepala jembatan atau dinding penahan. Timbunan drainase bebas sebaiknya mempunyai sudut geser dalam tidak kurang dari 30.

Deni Herdiansyah 7011070005

22LAPORAN KERJA PRAKTEK

Material pengisi pada belakang kepala jembatan harus berdrainase bebas, bukan tanah ekspansif dan harus dialirkan oleh lubang-lubang weep dengan saluran drainase pada interval dan ketinggian yang pantas. Dalam hal ini, lanau dan lempung tidak boleh digunakan sebagai tmbunan (backfill). Kepala Jembatan Tipe Lntegral, Kepala Jembatan Pada Dinding Penahan yang Distabilkan Secara Mekanik, dan Kepala Jembatan Pada Sistem Modular Masing-masing jenis kepala jembatan harus dirancang secara berbeda karena kekhususan strukturalnya masing-masing.

Dinding sayap Dinding sayap harus mempunyai panjang yang cukup untuk menahan timbunan lalu-lintas pada kebutuhan ke depan dan menyiapkan proteksi terhadap kohesi. Panjang dari dinding wing harus dihitung dengan menggunakan kemiringan lereng yang dibutuhkan.

Penulangan Batang tulangan atau profil baja perlu dibentangkan melintang pada celah antara dinding sayap dan kepala jembatan untuk mengikat mereka secara bersama.

Ketentuan Perencanaan Berdasarkan PBKT Perencanaan kepala jembatan/abutmen berdasarkan faktor beban dapat mengacu pada Standar Perencanaan Pondasi Langsung untuk Jembatan SNI 03-3446-1994.

Pergerakan yang Diijinkan Kriteria pergerakan yang diijinkan untuk struktur bawah harus dihitung berdasarkan tipe dan fungsi dari struktur bawah, umur layan

Deni Herdiansyah 7011070005

23LAPORAN KERJA PRAKTEK

yang diantisipasdi, dan konsekuensi dari pergerakan yang dapat diterima baik oleh struktur atas maupun struktur bawah itu sendiri.

3.3

Ketentuan Perencanaan Dinding Penahan Tanah Umum Dinding penahan tanah harus direncanakan untuk menahan tekanan tanah lateral dan tekanan air, termasuk beban mati dan hidup, berat sendiri dinding, pengaruh suhu dan susut, dan beban gempa bumi yang sesuai dengan prinsip-prinsip umum yang dispesifikasikan. Untuk kebanyakan aplikasi dinding penahan yang bersifat permanen harus direncanakan untuk umur pelayanan minimum antara 50 sampai 100 tahun. Dinding penahan tanah harus direncanakan untuk bebas perawatan selama umur layan yang dirancang. Dinding penahan yang dibangun untuk maksud sementara biasanya perlu direncanakan untuk umur layan 36 bulan, atau kurang bila memang ditetapkan demikian.

3.3.1

Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Perencanaan Dinding Penahan Jenis-jenis Dinding Penahan Pasangan batu/bata dan dinding beton bertulang dan tak bertulang, dinding krib, dinding bronjong dan dinding tanah bertulang direncanakan sebagai bangunan gravitasi. Selain itu terdapat juga dinding tipis, dinding semi-gravitasi, dinding kantilever nongravitasi, dinding yang terangkur, dinding tanah yang disbilisasi secara mekanik dan dinding modul pracetak. Dinding sayap dan kepala jembatan harus cukup panjang untuk menahan tanggul jalan dan memberikan pengamanan erosi. Panjang sayap dihitung berdasarkan lereng tanggul.

Deni Herdiansyah 7011070005

24LAPORAN KERJA PRAKTEK

Pemilihan Jenis Dinding Pemilihan jenisi dinding harus didasarkan pada penilaiaan dan besarnya arah beban yang bekerja, tinggi yang cocok terhadap posisi pondasi, potensial terhadap beban gempa kehadiran faktor-faktor lingkungan yang merusak, kendala fisik, penurunan diferensial, penuruna ynang diijinkan, penampilan bagian muka dan kemudahan dan harga konstruksi.

Dinding tipis yang penggunaannya bertujuan sebagai penopang sementara selama konstruksi, dapat juga digunakan sebagai bangunan permanen di bawah kondisi-kondisi yang sesuai. Selain itu, jenis dinding ini dapat juga digunakan untuk menunjang secara langsung balok jembatan, untuk mengambil ban tanah horisontal sewaktu digunakan dalam kaitannya dengan jenis kepala jembatan konvensional, atau untuk konstruksi dinding sayap.

Stabilitas Stabilitas menyeluruh dari lereng di sekitar dinding harus dipertimbangkan. Kestabilan menyeluruh dari dinding penahan, tanah yang dilahan dan tanah yang mendukung harus dievaluasi. Untuk semua dinding dengan menggunakan analisis metode kesetimbagan terbatas. Analisis denganm etode Bishop yang dimodifikasi, Janbu yang disederhanakan, dan Spencer dapat digunakan. Eksplorashi khusus, percobaan dan analisis dibutuhkan untuk konstruksi dinding penahan dan kepala jembatan di atas deposit lunak di mana konsolidasi dan atau aliran lateral dari tanah lunak dapat mengakibatkan penurunan atau pergerakan horisontal janngka panjang yang tidak dapat diterima.

Deni Herdiansyah 7011070005

25LAPORAN KERJA PRAKTEK

Dalam meninjau stabilitas dinding, perlu secara terpisah ditinjau keamanan terhadap resiko kegagalan yang disebabkan oleh: Penurunan Pergerakanhorisontal Terguling (overtuming)

Dinding gravitasi, dinding semi gravitasi dan dinding kantilever harus didimensikan untuk menjamin stabilitas terhadap hal-hal di atas.

Apabila dinding penahan terletak pada lapisan tanah kohesif yang dalam, keseluruhan stabilitas massa tanah yang mendukung dinding sebaiknya diselidiki.

Apabila gerusan atau penggalian akan menghilangkan material timbunan di atas pondasi atau lereng , maka pengaruh stabilitas massa tanah harus dihitung secara teliti, dan tahanan pasif seharusnya diabaikan.

Tekanan Tanah Pengaruh timbunan berlereng yang disangga struktur perlu dipertimbangkan pengaruh gesekan antara tanah dan muka dinding juga perlu diperhitungkan. Apabila retak tarik akan terjadi pada tanah kohesif, maka pengaruh tekanan air didalam retak harus dipertimbangkan. Nilai koefisien tekanan tanah yang digunakan untuk menghitung tekanan tanah tergantung pada karakteristik pergeseran bangunan penahan dan metode pemadatan timbunan. Perlu diperhitungkan pula pengaruh pemadatan timbunan dibelakang dinding penahan terhadap tekanan lateral.

Deni Herdiansyah 7011070005

26LAPORAN KERJA PRAKTEK

Tekanan Air Tanah, Drainase dan Timbunan Bangunan penahan tanah perlu direncanakan terhadap pengaruh air tanah yang penuh, kecuali timbunan berdrainase bebas menurut ketentuan drainase dan timbunan, di mana dijelaskan kondisi dan persyaratan drainase bagi timbunan yang berada di belakang kepala jembatan dan dinding penahan. Persyaratan drainase ini dapat dikurangai, apabila kemungkinan pengumpulan tekanan air berkurang seperti pada kepala jembatan terbuka dengan kumpulan kepala tiang dangkal.

Dinding penahan harus direncanakan untuk menahan tekanan air maksimum yang diantisipasi. Pengaruh aliran air tanah perlu dipertimbangkan jika terdapat perbedaan tinggi air tanah pada dua sisi yang berbeda dari dinding.

Tekanan Gaya Gempa Untuk desain dinding kantilever terhadap beban gempa dapat digunakan cara Mononobe Okabe untuk menentukan gaya-gaya ekivalens tatik.

Kapasitas Dinding Dinding penahan harus direncanakan untuk mempunyai kapasitas struktural yang memadai dengan pergerakan yang dapat diterima, kapasitas dukungan pondasi yang memadai dengan penurunan yang dapat diterima, dan stabilitas menyeluruh lereng di dekat dinding yang dapat diterima.

Kapasitas Dukung Kapasitas dukung pondasi dinding dapat dihitung dari prosedur analisis geoteknik yang lazim.

Deni Herdiansyah 7011070005

27LAPORAN KERJA PRAKTEK

Penurunan Penurunan dapat diperkirakan dari prosedur analisis geoteknik yang lazim.

Pergerakan yang Diijinkan Kriteria pergerakan yang diijinkan untuk dinding penahan harus dihitung berdasarkan fungsi dan tipe dari dinding, umur layan yang diantisipasi, dan konsekuensi dari pergerakan yang tidak dapat diterima secara struktural.

Sambungan Sambungan kontraksi vertikal diberikan pada jarak yang tidak lebih dari 8 meter, sedangkan sambungan pengembangan disediakan pada interval tidak lebih d ari 30 meter, dan harus disediakan tulangan yang cukup untuk mencegah retak dan susut pada dinding penahan dan bangunan bawah beton yang panjang.

Penulangan Susut dan Akibat Suhu Semua muka/bagian yang terbuka dari bangunan bawah beton bertulang dan dinding penahan harus ditulangi akibat pengaruh penyusutan dan suhu.

3.3.2

Ketentuan perencanaan berdasarkan PBKT Kebutuhan kekuatan akan terkait dengan ketentuan pembebanan yang sesuai dengan Standar Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya, sedangkan dalam bagian ini dijelaskan prosedur untuk menghitung kekuatan nominal dan penjelasan mengenai faktorfaktor kinerja terkait.

Deni Herdiansyah 7011070005

28LAPORAN KERJA PRAKTEK

Keamanan Struktural Dinding Perencanaan struktur dari komponen dinding dan pondasi dinding harus mengikuti standar perencanaan struktur dinding beton bertulang dalam b again 5 pada standar ini, berdasarkan cara Perencanaan berdasarkan Beban dan Kekuatan Terfaktor untuk penampang beton bertulang, termasuk pembatasan luas rurangannya.

Keamanan Terhadap Kegagalan Tanah Di samping keamanan struktural dinding, perlu selalu ditinjau secara teliti aspek kegagalan tanah, yang bisa terdiri dari berbagai jenis kegagalan seperti di bawah ini : Penurunan; Pergerakanhorisontal; Terguling (oyerlumlrg).

Terhadap kasus kegagalan pertama, keamanan diperoleh dengan melakukan investigasi dengan cara menggunakan tekanan tanah terfaktor yang terdistribusi secara merata pada luasan dasar yang efektif, jika dinding didukung oleh tanah bukan batuan, alau dengan menggunakan tekanan tanah terfaktor yang bervariasi secara linier, jika dinding didukung oleh tanah batuan. Keamanan terhadap gelincir bisa diperiksa dengan melakukan penelitian sesuai prosedur yang ada pada struktur bawah. Sedangkan terhadap gulingan dinding (overtuning), dilakukan dengan membatasi lokasi dari resultante tekanan gaya-gaya terfaktor pada dasar dinding.

Deni Herdiansyah 7011070005

29LAPORAN KERJA PRAKTEK

3.3.3

Ketentuan Perencanaan Berdasarkan PBL Perencanaan dinding gravitasi kaku, dinding semi-gravitasi aupund indingk antilevenr on. gravitasi harus mempertimbangkan pada keadaan batas layan sebagai berikut : Pergerakan berlebihan dari dinding penahan dan pondasinya. Getaran berlebihan yang disebabkan beban dinamik. Kerusakan dari komponen/elemen strukutur penahan.

Pergerakan dari sistem dukungan pondasi dinding harus dihitung dengan prosedur yang dijelaskan pada bab ini pada pasal 7.1 baik untuk dinding yang didukung di atas pondasi dangkal, maupun diatas tiang pancang atau tiang bor. Metode-metode ini didasarkan atas parameter tanah yang dihasilkan dari pengujian di tempat atau laboratorium.

Kriteria pergerakan yang diijinkan untuk dindingdidasarkan pada fungsi dan jenis dinding, umur layanan yang diantisipasi dan konsekuensi dari pergerakan yang tidak bisa diterima. Kriteria ini harus ditetapkan sesuai ketentuan yang berhubungan dengan pondasi dan struktur bawah.

3.4

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Untuk metode pelaksanaan pekerjaan beserta foto-foto kegiatan di lapangan disertakan dalam lampiran.

Deni Herdiansyah 7011070005

30LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB IV PENGAWASAN PEKERJAAN

4.1

Umum Untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang sedang atau telah dilaksanakan oleh kontraktor diwakili oleh direksi teknis (Konsultan).

Dalam melaksanakan pengawasan terhadap pekerjaan, maka pengawas harus berpatokan pada bentuk dan gambar yang telah disetujui direksi proyek. Pihak kontraktor tidak boleh merubah-rubah ukuran yang sudah tercantum pada gambar, kecuali setelah mendapat persetujuan pengawas lapangan maupun direksi proyek.

Seluruh pekerjaan harus dibuat dokumentasi foto sebagai bukti pelaksanaan pekerjaan. Dokumentasi harus dilaksanakan pada saat fisik pekerjaan 0 % , 50 % dan 100 %. Kemudian harus dibuat back up data setiap pekerjaan yang dilaksanakan.

Selain hal tersebut, pihak kontraktor harus membuat laporan harian,laporan mingguan maupun laporan bulanan, tentang fisik pekerjaan yang dilaksanakan. Laporan-laporan tersebut harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

4.2

Pengawasan Teknis 4.2.1 Pengukuran/Uitzet Pada dasarnya pengawasan pekerjaan dimulai dari saat awal pelaksanaan pekerjaan atau 0% yaitu dimulai dari sejak pengukuran. Pengukuran dilakukan untuk menentukan titik-titik perletakan tiang pancang pada abutment, selain itu juga untuk menentukan titik central. 4.2.2 Pemancangan Pengawasan pemancangan dilakukan dari sejak pengadaan tiang pancang itu sendiri. Mobilisasi/pengadaan tiang pancang bulat berdiameter 40 cm yang diproduksi oleh PPI Jakarta dengan menggunakan truk trailer. Selain itu penempatan tiang pancang di lokasi pekerjaan juga harus strategis, jangan sampai menyulitkan dalam proses pekerjaan. Sebelum digunakan,

Deni Herdiansyah 7011070005

31LAPORAN KERJA PRAKTEK

tiang pancang tersebut di uji terlebih dahulu dengan menggunakan hammer test yang disaksikan oleh direksi dan konsultan pengawas. Proses pemancangan tiang pancang dilakukan dengan menggunakan alat dolly untuk memasukan kepala tiang pancang ke dalam tanah. Untuk perhitungan daya dukung tiang pancang ada pada lampiran.

4.2.3

Pembuatan Lantai Kerja Foot Abutment Proses pembuatan lantai kerja dimulai dari penggalian dengan

menggunakan alat berat backhoe, setelah itu dilanjutkan penggalian dengan menggunakan tenaga manusia untuk mencapai elevasi yang telah ditentukan. Setelah mencapai elevasi yang elah ditentukan selanjutnya dilakukan pembobokan kepala tiang pancang dengan menggunakan tenaga manusia dan dilanjutkan dengan proses pasangan bata sebagai bekisting foot abutment. Selanjutnya dilakukan pengecoran lantai kerja dengan menggunakan beton site mix mutu B-0.

4.2.4

Pekerjaan Abutment dan Wing Wall Proses pekerjaan abutment dimulai dari proses pembesian. Pertama proses pembesian foot abutment, pembesian pada tiang dan wing wall. Untuk data-data pembesian terlampir. Selanjutnya dilakukan pengecoran pada foot abutment dengan mutu beton K-300 dengan menggunakan mobile mixer dan concrete pump. Sebelum dilakukan pengecoran, beton terlebih dahulu dilakukan uji slump dengan ketentuan yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan proses pembekistingan pada bagian dinding abutment dan wing wall. Sebelum berlanjut ke proses pengecoran dinding abutment dan wing wall, terlebih dahulu dilakukan pekerjaan mobilisasi, penimbunan, dan pemadatan material pasir dan tanah untuk timbunan badan jalan oprit. Selanjutnya dilakukan pengecoran pada dinding, head abutment dan wing wall dengan menggunakan mobile mixer dan concrete pump.

4.2.5

Pekerjaan Dinding Penahan Tanah Proses pekerjaan dinding penahan tanah (DPT) diawali dari pekerjaan galian dan proses pasangan bata sebagai bekisting foot DPT, selanjutnya

Deni Herdiansyah 7011070005

32LAPORAN KERJA PRAKTEK

dilakukan proses pembesian foot dan dinding, dan dilanjutkan dengan pengecoran foot DPT. Setalah itu dilakukan proses pembekistingan untuk dinding penahan tanah, dan dilanjutkan dengan proses pengecoran dengan menggunakan mobile mixer dan concrete pump.

4.2.6

Pekerjaan Finising Pekerjaan finising meliputi pembukaan bekisting dan pembersihan area pekerjaan dari material-material yang sudah tidak digunakan lagi.

4.3

Evaluasi Pekerjaan Untuk mengatasi permasalahan yang timbul baik menyangkut teknis pekerjaan dilapangan maupun permasalahan administrasi serta konsolidasi unsur-unsur yang terkait dalam proyek, konsultan pengawasan mengadakan rapat evaluasi teknis lapangan mingguan serta rapat evaluasi bulanan yang dihadiri oleh kedua unsur terkait yaitu kontraktor dan pemilik. Dengan ini diharapkan proyek dapat berjalan dengan baik dan selesai pada waktunya dengan kualitas sesuai dengan yang disyaratkan.

4.4

Pengawasan Waktu Pengawasan waktu pelaksanaan dilakukan setelah adanya kontraktor yang dinyatakan sebagai pemenang tender dan akan mulai melaksanakan proyek, yang sudah disiapkan rencana kerja jauh sebelum pelaksanaannya. Adapun waktu yang dicapai harus sesuai dengan target yang telah ditentukan dalam kontrak.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan harus diatur sedemikian rupa agar direksi bisa mengontrol apa saja yang akan dikerjakan setiap harinya, sehingga pekerjaan dapat diawasi dengan mudah.

Biasanya rencana kerja dibuat secara Bar Chart, Net Work Planning, Kurva S dan lain sebagainya. Rencana kerja ini merupakan metode kerja yang harus disiapkan oleh kontraktor, sehingga direksi atau pengawas dapat mengawasi jalannya pekerjaan melalui administrasi maupun langsung terjun ke lapangan.

Deni Herdiansyah 7011070005

33LAPORAN KERJA PRAKTEK

Adapun

tugas

yang

terpenting

disini

adalah

bagaimana

mengarahkan,

membimbing, menasehati, menegur kontraktor dengan alasan yang dapat diterima dengan baik supaya tidak terjadi salah tanggap yang dapat menimbulkan perselisihan pendapat.

4.5

Pengawasan Kuantitas Pengawasan kuantitas dimaksudkan untuk mengontrol prestasi kemajuan pekerjaan. Cara mengontrolnya dapat dilakukan setiap minggu atau setiap bulan, tetapi jika diperlukan sewaktu-waktu untuk laporan bisa dibuat perhitungan persentasenya.

Persentase dihitung dari jumlah yang telah dikeluarkan setiap minggu ataupun setiap bulannya dibagi dengan jumlah rencana anggaran biaya proyek dikalikan dengan seratus persen. Jumlah anggaran yang digunakan, adalah sesuai dengan jumlah anggaran kontraktor yang tercantum dalam kontrak dan kemudian digambarkan dalam Kurva S yang telah disiapkan.

Sebelum pekerjaan dimulai, kurva S telah disiapkan oleh kontraktor dan telah disetujui oleh owner /direksi, kemudian untuk laporan setiap minggu dibuat kurva baru pada kertas yang sama tetapi arahnya biasanya dibawah kurva yang ada. Ada kalanya kurva berada diatas kurva rencana dan kemudian akan bertemu pada titik akhir yang sama.

Dalam hal ini berarti proyek selesai pada waktu yang telah direncanakan. Kalau garis kurva yang baru ini selalu berada dibawah kurva rencana yang ada, berarti proyek tidak akan selesai pada waktunya, dan akan ada penambahan waktu untuk menyelesaikannya.

4.6

Pengawasan Keamanan Selain diperlukan sistem untuk meningkatkan produksi, juga perlu sistem untuk melaksanakan pengawasan keamanan. Penggunaan bahan, peralatan menurut jadwal merupakan hal yang penting bagi kontraktor, maksudnya untuk mengawasi dengan ketat bahan yang masuk dan keluar serta peralatan yang digunakan selama pelaksanaan proyek.

Deni Herdiansyah 7011070005

34LAPORAN KERJA PRAKTEK

Lokasi pekerjaan umumnya sangat rawan terhadap kemungkinan kehilangan karena terbuang, pencurian, serta kerusakan dan bahkan sering kali timbul kekacauan antar pekerja, untuk itu perlu diadakan petugas keamanan.

4.7

Pengawasan Keselamatan Keselamatan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan proyek dilapangan. Dan tentu saja hal ini merupakan tanggung jawab kontraktor serta organisasi lainnya yang bekerja dilapangan untuk menjamin keselamatan para pekerjanya. Kesehatan dan keselamatan kerja harus menjadi pertimbangan penting pada setiap tahap proyek, dengan demikian standar keselamatan yang tinggi adalah tujuan yang harus dicapai dan dilaksanakan dengan baik.

4.8

Pembayaran Sertifikat Bulanan Setiap usulan sertifikat bulanan harus diberi tanggal menurut tanggal terakhir dari bulan kalender, tetapi jumlah tuntutan penagihan (claim) harus didasarkan atas nilai yang sudah diselesaikan sampai hari kedua puluh lima pada periode bulan yang bersangkutan. Usulan sertifikat bulanan yang telah disiapkan itu harus dikirimkan kepada direksi pekerjaan paling lambat pada hari terakhir dari setiap bulan kalender.

Usulan sertifikat bulanan harus merangkum ringkasan nilai semua jenis pekerjaan yang telah diselesaikan menurut masing-masing divisi dari spesifikasi ini terhitung sejak tanggal awal kontrak,dan juga harus menunjukan persentase pekerjaan yang telah diselesaikan dari setiap divisi, sebagai nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dibandingkan terhadap jumlah harga kontrak dari masing masing divisi yang bersangkutan. Jumlah kotor usulan sertifikat bulanan yang diperoleh harus dihitung dari jumlah nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dari masing-masing divisi, termasuk nilai material on site yang telah disetujui untuk dibayar dan juga setiap pekerjaan tambahan yang telah disahkan melalui variasi.

Nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dari setiap divisi, sebagaimana tercantum pada usulan sertifikat bulanan harus didukung penuh dengan lampiran dokumentasi yang menunjukan bagaimana setiap nilai itu dihitung.

Deni Herdiansyah 7011070005

35LAPORAN KERJA PRAKTEK

Bilamana kontraktor telah mengajukan usulan pembayaran terpisah pada suatu seksi atau bagian pekerjaan yang telah diselesaikan, maka baik usulan sertifikat bulanan maupun dokumen pendukungnya harus memuat perhitungan yang menunjukan nilai pekerjaan yang telah diselesaikan. Kontraktor harus memelihara semua arsip pengukuran yang sudah disetujui beserta data pendukung lainnya dan harus mengupayakan semua arsip ini tersedia setiap saat jika diperlukan oleh direksi pekerjaan dan wakil direksi pekerjaan untuk memeriksa ulang perhitungan kuantitas kontraktor dalam usulan sertifikat bulanan. Cara perhitungan yang

digunakan untuk menentukan kuantitas bagi pembayaran harus benar-benar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan pengukuran dan

pembayaran untuk tiap seksi dari spesifikasi ini.

Bilamana kuantitas tertentu yang ditagihkan telah dimasukan kedalam usulan sertifikat bulanan oleh kontraktor atau cara pengukuran yang diajukan belum dapat disetujui oleh direksi pekerjaan sebelum tanggal terakhir (closing date) penyerahan sertifikat bulanan kepada pemilik, maka mata pembayaran tersebut tidak boleh dimasukan dan disahkan dalam sertifikat bulanan ini,tetapi dapat dimasukan kedalam usulan sertifikat bulanan bulan berikutnya setelah diperoleh persetujuan. Persetujuan tersebut harus didasarkan atas hasil pengukuran ulang yang dilakukan bersama, atau melalui suatu pembuktian yang diajukan oleh kontraktor dan dapat diterima oleh direksi pekerjaan.

Dalam batas waktu seperti ditetapkan diatas,direksi pekerjaan harus menghitung jumlah neto sertifikat bulanan dengan cara pemotongan dari jumlah total (gross sum) yang diusulkan oleh kontraktor atau jumlah yang disetujui lain atau jumlah yang telah diubah sebagaimana ditetapkan oleh direksi pekerjaan dengan jumlah yang telah disyaratkan dalam spesifikasi ini. Usulan sertifikat bulanan yang telah lengkap akan disahkan untuk pembayaran oleh direksi pekerjaan, dan diteruskan kepada pemilik untuk pelaksanaan proses pembayaran, dan satu salinannya harus disampaikan kepada kontraktor

Deni Herdiansyah 7011070005

36LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Secara umum dari hasil pengamatan selama kerja praktek dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan berlangsung dengan baik, adapun kesimpulan yang dapat penulis uraikan antara lain adalah : 1. Pada dasarnya pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak sesederhana teori yang ada, selain cara pendekatan (approach) antara pemimpin terhadap pekerjaan memerlukan cara dan keluwesan tersendiri dalam memerintah dan memberi tahu. 2. Mutu pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan sangat mempengaruhi hasil / mutu pekerjaan, walaupun bahan yang akan digunakan telah ditest di laboratorium dan telah memenuhu syarat spesifikasi. 3. pemilik proyek dan kontraktor mempunyai hubungan kerja yang cukup baik dalam seminggu selalu diadakan meeting mingguan untuk mengetahui kemajuan pkerjaan dan untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul. 4. Persiapan pekerjaan(mobilisasi) yang meliputi penyediaan tempat untuk base camp kontraktor, personil inti,peralatan dan bahan dipersiapkan dengan baik.

5.2

Saran 1. Hubungan baik antara semua pihak dalam pelaksanaan pekerjaan hendaknya dipertahankan dan ditingkatkan. 2. Perlu adanya peningkatan sumber daya manusia yang memadai dari ketiga unsur, supaya sistem pelaporan baik kuantitas maupun kualitas tidak mengalami keterlambatan. 3. Kontrol maupun koreksi yang diberikan oleh konsultan supervise baik berupa teguran maupun saran hendaknya terus diperhatikan dan diadakan perbaikanperbaikan untuk keberhasilan proyek secara keseluruhan. 4. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang bermutu pengawasan dilapangan harus selalu ditingkatkan. 5. Penggunaan kombinasi alat berat yang sesuai akan menghasilkan efisiensi yang dapat meningkatkan pelaksanaan pekerjaan.

Deni Herdiansyah 7011070005

37LAPORAN KERJA PRAKTEK

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. 2000. Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan. Jakarta.

Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi Harga Satuan Pekerjaan Pembangunan Fly Over Langensari (lanjutan).

Dokumen Photo Pelaksanaan Pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pertambangan dan Energi Kota Banjar.

Deni Herdiansyah 7011070005