tugas kewarganegaraan

20
INDONESIA SEBAGAI NEGARA MARITIM Oleh: METRIZAL A.0910200 JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS AGRIBISNIS DAN TEKNOLOGI PANGAN

Upload: metrizalpoenya

Post on 24-Jul-2015

130 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS KEWARGANEGARAAN

INDONESIA SEBAGAI NEGARA MARITIM

Oleh:

METRIZALA.0910200

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK

FAKULTAS AGRIBISNIS DAN TEKNOLOGI PANGAN

UNIVERSITAS DJUANDA

2011

I. PENDAHULUAN

Page 2: TUGAS KEWARGANEGARAAN

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua pertiga wilayahya terdiri atas lautan dan

kaya akan sumberdaya alam laut. Kita sering melihat atau mendengar istilah kelautan, kemaritiman dan

bahari. Ada yang menganggap bahwa istilah kemaritiman, kelautan dan bahari mempunyai arti yang sama,

tetapi sementara ada pendapat bahwa pengertian kelautan mempunyai arti yang lebih luas daripada

pengertian kemaritiman dan bahari, sehingga masyarakat masih banyak yang belum memahami tentang

kelautan, kemaritiman dan bahari itu sendiri. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan pengertian

kemaritiman, kelautan dan bahari dapat diuraikan di bawah ini:

Istilah maritim berasal bahasa Inggris yaitu maritime, yang berarti navigasi, maritim atau bahari.

Dari kata ini kemudian lahir istilah maritime power yaitu negara maritim atau negara samudera.

Pemahaman maritim merupakan segala aktivitas pelayaran dan perniagaan/perdagangan yang

berhubungan dengan kelautan atau disebut pelayaran niaga, sehingga dapat disimpulkan bahwa maritim

adalah berkenaan dengan laut, yang berhubungan dengan pelayaran perdagangan laut.

Pengertian kemaritiman menurut kamus menunjukkan kegiatan di laut yang berhubungan dengan

pelayaran dan perdagangan, sehingga kegiatan di laut yang menyangkut eksplorasi, eksploitasi atau

penangkapan ikan bukan merupakan kemaritiman. Dalam arti lain kemaritiman berarti sempit ruang

lingkupnya, karena berkenaan dengan pelayaran dan perdagangan laut. Sedangkan pengertian lain dari

kemaritiman yang berdasarkan pada termonologi adalah mencakup ruang/wilayah permukaan laut, pelagik

dan mesopelagik yang merupakan daerah subur di mana pada daerah ini terdapat kegiatan seperti

pariwisata, lalulintas pelayaran dan jasa-jasa kelautan.

Laut merupakan kumpulan air asin yang luas di permukaan bumi memisahkan pulau dengan

pulau, benua dengan benua, misalnya Laut Jawa, dan Laut Merah sedangkan lautan merupakan laut yang

luas sekali, seperti Lautan Atlantik dan Lautan Pasifik. Lautan ini berarti menunjuk kata Ocean dalam

bahasa Inggris, seperti Pacific Ocean atau Atlantic Ocean, yang sering dikemukakan sebagai Samudera

Pasifik atau Samudera Atlantik, dengan demikian berarti kata Samudera sama dengan Lautan. Pengertian

laut ini sama dengan pengertian laut menurut kamus lain, yaitu bahwa laut merupakan kumpulan air asin

yang satu sama lain berkaitan. Dilihat dari aspek wilayah kedaulatan negara (yuridis), laut dapat di jadikan

sebagai pemersatu bangsa Indonesia, dan sebagai penghubung antara pulaupulau yang tersebar di

perairan Indonesia.

Menurut kamus bahasa Indonesia kata Bahari berarti dahulu kala, kuno, tua sekali, (contoh: zaman

bahari = zaman dahulu), indah, elok sekali, mengenai laut, bahari, atau yang dilindungi, misalnya raja

bahari berarti raja yang dilindungi (oleh dewa – dewa). Sedangkan Kebaharian adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan laut, dan kelautan. Orang yang bekerja di laut atau pelayaran, disebut pelaut. Kamus

ini menerangkan bahwa salah satu maksud dari kata bahari adalah laut, sehingga kalau orang mengatakan

Page 3: TUGAS KEWARGANEGARAAN

wisata bahari berarti wisata laut atau wisata yang berhubungan dengan laut atau wisata dengan objeknya

laut.

Berdasarkan pada pengertian di atas, maka pengertian bahari lebih sempit jika dibandingkan

dengan pengertian kemaritiman dan kelautan, karena arti dari bahari itu sendiri lebih cenderung pada hal-

hal yang berkaitan dengan budaya laut, misalnya bangsa Indonesia dikenal memiliki budaya bahari yang

kuat dan dikenal nenek moyangku seorang pelaut.

II. WILAYAH LAUT INDONESIA

Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan mempunyai luas wilayah laut sebesar 5.8 juta

km2, yang terdiri atas 3.1 juta km2 merupakan perairan territorial Indonesia dan 2.7 km2 merupakan

perairan laut Zona Ekonomi Eksklusif. Disamping itu Indonesia memiliki panjang pantai 95.181 km, yang

merupakan pantai terpanjang keempat di dunia setelah Rusia. Sesuai dengan Konvensi Hukum Laut 1982,

Indonesia memiliki beberaparejim laut yang dibedakan berdasarkan derajat dan tingkat kewenangan

Page 4: TUGAS KEWARGANEGARAAN

dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber daya kelautan, baik bagi Indonesia sendiri maupun negara

tetangga. Secara prinsip rejim laut tersebut meliputi 3 bagian yaitu:

1). Wilayah laut dengan hak kedaulatan penuh bagi Indonesia atau dikenal sebagai wilayah kedaulatan

Indonesia yang meliputi Laut Pedalaman, Laut Nusantara dan Laut Teritorial. Wilayah laut dengan hak

kedaulatan penuh berarti bahwa di wilayah ini Indonesia memiliki kedaulatan mutlak atas ruang udara

dan dasar laut serta tanah di bawahnya yang meliputi:

a) Laut Pedalaman

Merupakan bagian dari wilayah perairan Nusantara. Pada wilayah ini Indonesia memiliki

kedaulatan mutlak dan kapal-kapal asing tidak mempunyai hak lintas. Ketentuan mengenai

penetapan Pedalaman telah diatur di Konvensi HUKUM LAUT 1982, namun hingga saat ini

Indonesia belum menetapkan perairan Pedalaman tersebut.

b) Perairan Nusantara

Bagian luar perairan Pedalaman adalah perairan Kepulauan (Nusantara). Wilayah

perairan ini dapat dipahami sebagai laut yang terletak di antara pulau, dibatasi atau dikelilingi oleh

garis pangkal, tanpa memperhatikan kedalaman dan lebar laut tersebut. Pada wilayah perairan

Nusantara ini kapal asing memiliki hak lintas berdasarkan prinsip Lintas Damai (innocent passage)

dan bagi kepentingan pelayaran internasional kapal asing juga mempunyai hak lintas melalui sea

lanes atau lebih dikenal sebagai Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Indonesia telah

menetapkan 3 ALKI berdasarkan PP No. 37 tahun 2002. Adanya hak lintas kapal asing

berdasarkan prinsip Lintas Damai dan lintas ALKI ini, membedakan antara hak dan kewenangan

antara perairan Pedalaman dan perairan Nusantara.

c) Laut Teritorial

Adalah wilayah perairan di luar perairan Nusantara yang lebarnya tidak melebihi 12 mil

laut diukur dari garis pangkal. Di wilayah laut ini Indonesia memiliki kedaulatan penuh. Seperti

halnya yang berlaku di wilayah perairan Nusantara, kapal-kapal asing memiliki hak lintas

berdasarkan Lintas Damai dan hak lintas melalui ALKI yang merupakan kelanjutan ALKI yang

telah ditentukan pada perairan Nusantara.

2). Wilayah laut dengan hak berdaulat atas kekayaan alam yang dikandung serta memiliki kewenangan

untuk mengatur hal-hal tertentu yang meliputi wilayah perairan Zona Tambahan, Zona Ekonomi Ekslusif

(ZEE), dan Landas Kontinen Sedangkan jenis wilayah laut kedua bagi sebuah negara kepulauan

meliputi wilayah laut dengan hak berdaulat atas kekayaan alam yang dikandung serta memiliki

kewenangan untuk mengatur hal-hal tertentu yang mencakup:

a) Zona Tambahan

Page 5: TUGAS KEWARGANEGARAAN

Di luar laut Teritorial terdapat laut di mana Indonesia mempunyai kewenangan-

kewenangan tertentu. Zona Tambahan dapat ditetapkan sampai dengan 12 mil laut di luar laut

teritorial atau sampai dengan 24 mil laut diukur dari garis pangkal. Pada zona ini, Indonesia

memiliki hak untuk dapat melaksanakan kewenangan tertentu dalam mengontrol pelanggaran

terhadap aturan-aturan di bidang bea cukai/pabean, keuangan, karantina kesehatan, pengawasan

imigrasi, dan menjamin pelaksanaan hukum di wilayahnya. Pada saat ini sedang dibahas

rancangan pengaturan Zona Tambahan.

b) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Konvensi HUKUM LAUT 1982 pasal 55 dan 56 ayat 1a menyebutkan bahwa ZEE adalah

suatu daerah di luar dan berdampingan dengan laut Teritorial, lebar zona ini tidak lebih dari 200 mil

laut dari garis pangkal. Di perairan ZEE Indonesia memiliki hak berdaulat atas eksplorasi dan

eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati yang

terdapat di kolom air. Hak berdaulat lainnya adalah berkenaan dengan kegiatan untuk keperluan

eksplorasi dan eksploitasi ekonomi pada zona tersebut, seperti produk energi dari air, arus dan

angin. Di samping hak berdaulat atas kekayaan alam yang terkandung di kolom air, Indonesia di

zona ini mempunyai kewenangan untuk memelihara lingkungan laut, mengatur dan mengijinkan

penelitian ilmiah kelautan, serta memberikan ijin pembangunan pulau buatan, instalasi, dan

bangunan laut lainnya.

c) Landas Kontinen

Konvensi HUKUM LAUT 1982 telah menetapkan bahwa Landas Kontinen dengan

pengertian yuridis. Kewenangan suatu negara pantai atas kekayaan alam yang terkandung di

dasar laut dan tanah di bawahnya dari daerah di bawah permukaan yang terletak di luar laut

Teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah daratannya hingga pinggiran luar tepian kontinen

(continental margin), atau hingga suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal dari mana lebar Laut

Teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepian kontinen tidak mencapai jarak tersebut (pasal 76

ayat 1). Selanjutnya negara pantai memiliki kesempatan untuk menetapkan batasan luar Landas

Kontinen lebih lebar dari 200 mil laut diukur dari garis pangkal dengan ketentuan berikut:

1. Lebar maksimum tidak boleh lebih dari 350 mil laut diukur dari garis pangkal

2. Tidak melebihi 100 mil laut diukur dari garis kedalaman 2500 m

3. Tidak melebihi lebar 60 mil laut dari kaki lereng kontinen

4. Garis terluar dengan titik-titik ketebalan batu endapan adalah paling sedikit 1% dari jarak

terdekat antara titik-titik terluar dan kaki lereng kontinen

Page 6: TUGAS KEWARGANEGARAAN

Ketentuan tersebut di atas mengisyaratkan bahwa dalam penetapan batas Landas

Kontinen, Indonesia memiliki kepentingan menyangkut (1) batas landas kontinen dengan negara

tetangga yang berhadapan atau berdamping yang dilakukan dengan persetujuan atas dasar

hokum internasional, (2) batas landas kontinen hingga 200 mil dari garis pangkal dan (3)

kemungkinan dapat di ajukannya batas landas kontinen di luar 200 hingga maksimal 350 mil laut

dari garis pangkal atau 100 mil laut dari garis kedalaman 2500 m. Penambahan wilayah Landas

Kontinen ini tidak berlaku secara otomatis, akan tetapi perlu diajukan secara resmi oleh

Pemerintah Indonesia kepada Commission on the Limits of the Continental Shelf – PBB.

Pengajuan harus dilakukan dengan menyertakan peta-peta yang didukung argumentasi

berdasarkan riset ilmiah tentang geodesi, geofisika dan geologi untuk menentukan batas luar

paparan benua (Outer limit of the Continental Shelf) Indonesia. Terdapat 3 (tiga) kawasan di lepas

pantai laut dalam yang berpotensi untuk diajukan oleh Indonesia sebagai Indonesian Outer Limit of

the Continental Shelf (IOCS), 2 (dua) di antaranya berada di Samudera Hindia dan satu di Lautan

Pasifik. Berdasarkan UNCLOS, batas jatuh tempo pengajuan tersebut adalah bulan Mei tahun

2009.

3). Wilayah laut, di mana Indonesia memiliki kepentingan namun tidak memiliki kedaulatan kewilayahan

ataupun kewenangan dan hak berdaulat atas laut tersebut, meliputi wilayah perairan laut lepas dan

dasar laut internasional di luar Landas Kontinen Indonesia.

a) Laut Lepas

Di wilayah perairan Laut Lepas di luar batas ZEE Indonesia memiliki 2 (dua) kepentingan.

Pertama, di kolom air dalam kaitannya pengelolaan sumber daya hayati dan untuk menjaga

kelestarian sumberdaya tersebut, pasal 63 dan 64 Konvensi HUKUM LAUT 1982 menetapkan

adanya keterkaitan yang erat antara pengelolaan dan eksploitasi kekayaan hayati di ZEE dan di

Laut Lepas di luarnya. Pengaturan ini khususnya menyangkut jenis perikanan ‘mengembara’

(stradding stock) dan bermigrasi secara jauh (higly migratory species) seperti tuna. Dalam

kaitannya ini, Indonesia memiliki kepentingan secara pro aktif dalam mengelola perikanan di Laut

Lepas terutama di kawasan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Kedua, di daerah dasar laut

dan tanah di bawahnya di luar batas Landas Kontinen, terdapat Daerah Dasar Laut Internasional

yang pengelolaannya dilakukan oleh Badan Otorita Dasar Laut Internasional (International Seabed

Authority ISBA) yang berkantor di Kingston, Jamaica. Indonesia memiliki kepentingan untuk aktif

memantau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi penambangan dan prosesing mineral

di dasar laut di luar Landas Kontinen. Kepentingan saat ini difokuskan pada usaha melindungi agar

Page 7: TUGAS KEWARGANEGARAAN

produksi dan harga mineral khususnya tembaga dan nikel yang sebagian berasal dari darat, tidak

mendapatkan saingan yang mematikan dari mineral sejenis yangdihasilkan dari dasar laut.

Gambar. 1 Perairan Kedaulatan dan Yurisdiksi Nasional Indonesia

III. PEMAMFAATAN SUMBERDAYA ALAM LAUT

Manfaat sumberdaya laut bagi kehidupan manusia sangat banyak, antara lain sebagai sumber

bahan pangan, obyek wisata, media tranportasi, sumber bahan tambang dan sumber minyak dan gas

(migas). Untuk lebih jelasnya manfaatnya dapat dikemukakan seperti di bawah ini:

1). Sumber Pangan

Berbagai jenis biota laut telah menjadi bahan pangan manusia baik berupa tumbuhan (misalnya

rumput laut) maupun hewan (tripang, kerang, udang, penyu, cumi-cumi dan ikan). Berbagai jenis ikan

mulai dari ikan demersal (hidup di dekat dasar laut) sampai ikan pelagis (hidup di dekat permukaan)

banyak yang ditangkap nelayan untuk kemudian dijadikan bahan pangan manusia.

2). Obyek Wisata

Keindahan bentang alam laut yang dilengkapi dengan pemandangan pesisir pulau baik pulau kecil

maupun pulau besar, merupakan daya tarik wisata tersendiri. Perjalanan wisata menelusuri laut dengan

Page 8: TUGAS KEWARGANEGARAAN

berbagai jenis kapal pesiar, sangat menarik minat banyak wisatawan. Disamping keindahan alam di

atas permukaan laut, juga terdapat keindahan alam yang tersimpan di dasar laut dangkal, yakni berupa

keindahan terumbu karang. Wisata bahari bawah laut ini banyak digemari wisatawan asing terutama

yang memiliki kepandaian menyelam.

3). Media Transportasi

Di Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, transportasi laut memegang peranan penting. Transportasi

laut ini biasanya dilakukan dengan menggunakan sarana perahu dari berbagai jenis dan ukuran, serta

menggunakan kapal, baik berupa kapal penumpang maupun kapal barang. Salah satu alas an bahwa

penggunaan transportasi laut ini banyak laut ini banyak diminati orang, terutama untuk penghubung

kota-kota pelabuhan antar pulau yang berjauhan, ialah karena transportasi laut jauh lebih murah

dibandingkan dengan transportasi udara, oleh karena itu transportasi laut sangat penting terutama bagi

perjalanan yang tidak dikejar waktu.

4). Sumber Bahan Tambang

Ada beberapa jenis bahan tambang yang berasal dari laut, diantaranya ialah timah dan pasir.

Indonesia memiliki tambang timah (bauksit) yang diambil dari dasar laut di daerah pulau Bangka dan

pulau Belitung, sedangkan penambangan pasir laut berada di wilayah propinsi Riau. Penambangan

pasir yang tepatnya berada di kabupaten Karimun, kabupaten kepulauan Riau dan kota Batam, di

maksudkan untuk diekspor ke Singapur dan Malaysia. Pasir tersebut di gunakan untuk dijadikan bahan

reklamasi pantai atau menjadi bahan urugan. Reklamasi merupakan upaya teknologi yang di lakukan

oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi keterbatasan lahan. Dengan mengurug laut

sampai kedalaman tertentu, maka akan terbentuk lahan berupa daratan buatan yang dapat digunakan

untuk mendirikan berbagai bangunan seperti perumahan, perkantoran, pertokoan, taman, industri dan

lain sebagainya. Biasanya itu di lakukan dalam rangka mewujudkan konsep pembangunan kota pantai

(water front city).

IV. LANGKAH-LANGKAH PENGELOLAAN SDA BERBASIS MASYARAKAT

1. Pemetaan Lahan

Sebuah peta merupakan gambaran dengan skala tertentu suatu lokasi dengan aneka informasi

pendukungnya. Peta menyajikan informasi yang sangat padat dan mudah di pahami. Peta merupakan

alat komunikasi, sehingga peta harus bisa dipahami oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. Pembuatan

peta secara partisipatif sangat penting untuk membantu mengidentifikasi masalah di lapangan dan

mendiskusikan langkah pemecahannya. Hasil terpenting dari proses pemetaan partisipatif bukan

Page 9: TUGAS KEWARGANEGARAAN

gambar peta / sketsa, tetapi pemahaman dari semua pihak yang terlibat akan kondisi dan

permasalahannya.

1. Tata guna lahan.

Kondisi dimana masyarakat untuk mengetahui keberadaan status penggunaan lahan antara lain lahan

perhutanan, perkebunan, padang penggembalan, permukiman dan lain sebagainya.

2. Status Kepemilikan.

Lokasi yang menggambarkan keberadaan status kepemilikan lahan tersebut mana saja yang dikuasai

oleh orang perorang sebagai lahan hak milik yang disewakan, bagi hasil, atau milik negara. Dengan

melihat kondisi tersebut memungkinkan tidaknya dilakukan pengelolaan oleh masyarakat.

3. Penutupan Lahan

Lokasi yang menggambarakan kawasan tersebut seberapa banyak yang mampu dikelola atau

dimanfaatkan oleh masyarakat, masih memungkinkah untuk membuka lahan baru. bila dilihat dari sisi

non tehnis lainya seperti penambahan jumlah penduduk masyarakat yang terus meningkat sedangkan

lahan produksi makin hari telah diperuntukan yang lain (berkurang).

4. Kemiringan Lahan

Adanya gambaran yang jelas dari masyarakat dengan kondisi lahan yang terbatas, apa yang bisa

dilakukan pada lahan yang kondisi tingkat kemiringan lahan datar, lereng, tebing tersebut dengan

perencanaan kedepan yang akan dilakukan. Dengan melihat persoalan tersebut diatas, maka

masyarakat mampu merefleksikan diri dengan membuat beberapa peta antara lain:

Peta skala desa dibuat untuk menggambarkan situasi kurang lebih 25 tahun yang lalu;

Peta skala desa yang menggambarkan keadaan yang diharapkan untuk 10 tahun yang akan

datang.

Peta situasi saat ini pada skala DAS mikro (5-10 ha), sebagai data dasar sebelum melakukan

pengelolaan SDA, sebagai pembanding keadaan hasil Monev.

2. Transek

Transek merupakan pengamatan lapangan secara lansung dengan cara berjalan menelusuri

wilayah yang akan diamati, bila diperlukan melakukan wawancara dan diskusi spontan kepada

beberapa orang yang berkaitan langsung dengan obyek yang diamati. Transek ini selain dimaksudkan

untuk melihat kondisi lapangan secara detail, lebih detail dari pemetaan, juga dimaksudkan untuk

melakukan konfirmasi. Jalur lintasan (garis lurus atau zig-zag) mewakili setiap keadaan yang

diinginkan informasinya, hasil pengamatan kemudian dituangkan ke dalam bagan / gambar irisan muka

Page 10: TUGAS KEWARGANEGARAAN

bumi sebagai bahan diskusi lebih lanjut. Transek hanya dilakukan pada daerah DAS mikro yang akan

ditangani.

Vegetasi (tanaman dan pohon) Dominan,

Semua jenis tanaman dan pohon diidentifikasi, didiskusikan, dicatat dan digambarkan pada irisan

muka bumi (transek).

Tingkat Erosi

Diidentifikasi, didiskusikan, dicatat lalu digambarkan sejauh mana tingkat erosi pada DAS mikro.

Konservasi Yang Sudah Diterapkan,

Diidentifikasi, didiskusikan, dicatat lalu digambarkan jenis konservasi apa saja yang telah

diterapkan di DAS mikro yang ditransek.

Permasalahan

Diidentifikasi, didiskusikan, dicatat lalu digambarkan permasalahan di lokasi DAS Mikro. Pada

setiap tingkat kemiringan lahan, akan ada beragai permasalahan yang terjadi, masalah apa saja

yang terjadi pada kondisi lahan datar, lereng, dan tebing. Pada kondisi tersebut ada baiknya terjadi

dialog dengan masyarakat diwilayah itu untuk mengajak terjadi refleksi kondisi untuk

menumbuhkan terjadinya olah pikir dan olah rasa pada setiap masyarakat untuk mau dengan

sendiri melakukan perbaikan dari kondisi yang ada.

Potensi

Diidentifikasi, didiskusikan, dicatat lalu digambarkan potensi apa saja yang memungkinkan untuk

dikembangkan di daerah DAS mikro.

3. Kalender Musim

Kalender musim dibuat untuk mengkaji kegiatan-kegiatan dan keadaan yang terjadi berulang

dalam suatu kurun waktu tertentu (musiman) dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan dan keadaan

tersebut dituangkan dalam jangka waktu 1 tahun (12 bulan) yang meliputi:

Waktu Tanam

Digambarkan dengan simbul yang sesuai kebiasaan masyarakat dalam masa tanam dan masa

panen

Masa Paceklik

Digambarkan dengan simbul yang sesuai masa-masa pacekik di masyarakat

Musim tersedia tenaga kerja cukup

Terpetakannya kondisi dimana diketahui kebiasaan masyarakat pada bulan tertentu tersedianya

tenaga kerja yang cukup di masyarakat

Musim Kering

Page 11: TUGAS KEWARGANEGARAAN

Digambarkan dengan simbul yang sesuai musim kering di desa yang bersangkutan

Musim hujan

4. Jadwal Sehari

Jadwal sehari ini dibuat untuk mengetahui kondisi kehidupan masyarakat di rumah tangga

khususnya dalam hal:

Waktu Kerja

Untuk melihat penggunaan waktu efektif bekerja setiap individu masyarakat dalam seharinya.

Kapan (jam berapa) suatu pekerjaan dilakukan.

Alokasi Waktu kerja

Pada jam-jam tertentu siapa yang melakukannya pekerjaan dan berapa lama.

Pembagian Peran, untuk melihat bagaimana pembagian beban kerjanya tersebut dengan

kemampuan setiap individu yang ada.

Tugas Mata KuliahPendidikan Kewarganegaraan

WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)DAN PEMAMFAATAN SUMBER DAYA ALAM

UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT

Oleh:

METRIZALA.0910200

DAFIT SAYFRUDINA.0910350

Page 12: TUGAS KEWARGANEGARAAN

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK

FAKULTAS AGRIBISNIS DAN TEKNOLOGI PANGAN

UNIVERSITAS DJUANDA

2010