tugas kelompok mi (perusahaan jasa asuransi)

27
TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN INDUSTRI Perusahaan Jasa Asuransi Kelompok V PTI Kelas F: Mirza H (10520244033) Lilik A.P (10520244034) Dian Puspitasari (10520244035) Cahyaningtyas R (10520244036) Yulianti (10520244037) Rizqi Haqsari (10520244038) Setyo Artanto (10520244040) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

Upload: lilik-aji-if

Post on 30-Dec-2014

220 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Perbandingan JasaRaharja dan Jamsostek

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN INDUSTRI

Perusahaan Jasa Asuransi

Kelompok V PTI Kelas F:

Mirza H (10520244033)

Lilik A.P (10520244034)

Dian Puspitasari (10520244035)

Cahyaningtyas R (10520244036)

Yulianti (10520244037)

Rizqi Haqsari (10520244038)

Setyo Artanto (10520244040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

Page 2: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

A. Profil Perusahaan Jasa Asuransi

1. Jasa Raharja

a. Sejarah

Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk

melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan milik Belanda dengan

diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi

Perusahaan Belanda.Penjabaran dari Undang-Undang tersebut dalam bidang

asuransi kerugian, pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan

asuransi kerugian Belanda berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.6 tahun

1960 tentang Penentuan Perusahaan Asuransi Kerugian Belanda yang dikenakan

Nasionalisasi.Peraturan Pemerintah tersebut ditetapkan tanggal 16 Januari 1960,

namun berlaku sampai tanggal 3 Desember 1957.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961 tentang

Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Eka Karya, keempat PNAK

(Perusahaan Negara Asuransi Kerugian) yang semula berdasarkan Pengumuman

Menteri Keuangan (Badan Penguasa Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian

Belanda) No.12631/B.U.M. II. tanggal 9 Februari 1960 yang nama perusahaannya

disebut dengan “Ika” menjadi “Eka”.Berdasarkan Peraturan Pemerintah itu pula,

keempat PNAK yaitu Eka Bhakti, Eka Dharma, Eka Mulya dan Eka Sakti pada

tanggal 1 Januari 1961 dilebur untuk menjadi satu perusahaan dengan nama

PNAK Eka Karya. Dengan peleburan tersebut, maka segala hak dan kewajiban,

kekayaan, pegawai dan usaha keempat perusahaan tersebut beralih kepada PNAK

Eka Karya.

Namun dalam Pengumuman Menteri Keuangan (Badan Penguasa Perusahaan-

perusahaan Asuransi Kerugian Belanda) No.: 29495%/B.U.M.II tanggal 31

Desember 1960, penyebutan nama perusahaan-perusahaan tersebut kembali

menggunakan “Ika” termasuk perusahaan yang baru didirikan yaitu “Ika Karya”.

Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena Pengumuman Menteri Keuangan

tersebut diterbitkan mendahului diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 15

Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Eka Karya

yaitu pada tanggal 24 Maret 1961.

PNAK Eka Karya yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan

dapat mempunyai kantor cabang, kantor perwakilan, agen atau koresponden di

dalam dan/atau di luar negeri, bergerak dalam bidang usaha perasuransian yaitu:

Page 3: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

mengadakan dan menutup segala macam asuransi termasuk reasuransi,

kecuali pertanggungan jiwa.

memberi perantaraan dalam penutupan segala macam asuransi.

Pada tahun 1965, terbit Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1965 tentang

Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Djasa Rahardja, mulai 1 Januari

1965 PNAK Eka Karya dilebur menjadi perusahaan baru dengan nama

“Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja”dan seluruh kekayaan,

pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya dialihkan kepada PNAK

Jasa Raharja.

Sebagaimana PNAK Eka Karya, PNAK Jasa Raharja pun berkedudukan dan

berkantor pusat di Jakarta dan dapat mempunyai kantor cabang, kantor

perwakilan, sedangkan untuk agen atau koresponden hanya diperkenankan di

dalam negeri.Berbeda dengan PNAK Eka Karya yang memberikan pertanggungan

yang bersifat umum untuk segala jenis asuransi, maka PNAK Jasa Raharja

didirikan dengan kekhususan memberikan pertanggungan dalam bidang asuransi

tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang termasuk

reasuransi dan perantaraan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan

bermotor dan kecelakaan penumpang.Beberapa bulan sejak pendirian PNAK Jasa

Raharja, tepatnya tanggal 30 Maret 1965 Pemerintah menerbitkan Surat

Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan No.

B.A.P.N. 1-3-3 yang menunjuk PNAK Jasa Raharja untuk melaksanakan

penyelenggaraan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana

Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sesuai Undang-Undang Nomor 33 dan Undang-

Undang Nomor 34 tahun 1964.

Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi Perusahaan

Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam Surat

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.750/KMK/IV/II/1970

tanggal 18 November 1970, yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya

Undang-Undang Nomor 9 tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 Tentang Bentuk-Bentuk Usaha

Negara Menjadi Undang-Undang. Pasal 2 ayat 2 dari UU tersebut menyatakan

bahwa PERUM adalah Perusahaan Negara yang didirikan dan diatur berdasarkan

Page 4: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang No. 19 Prp tahun

1960.

Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan PP No.34 tahun 1978 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan

Umum Asuransi Kerugian “Jasa Raharja”, selain mengelola pelaksanaan UU.

No.33 dan UU. No. 34 tahun 1964, Jasa Raharja mendapat mandat tambahan

untuk menerbitkan surat jaminan dalam bentuk Surety Bond. Penunjukan tersebut

menjadikan Jasa Raharja sebagai pionir penyelenggara surety bond di Indonesia,

di saat perusahaan asuransi lain umumnya masih bersifat fronting office dari

perusahaan surety di luar negeri sehingga terjadi aliran devisa ke luar negeri untuk

kepentingan tersebut.Kemudian sebagai upaya pengemban rasa tanggung jawab

sosial kepada masyarakat khususnya bagi mereka yang belum memperoleh

perlindungan dalam lingkup UU No.33 dan UU No.34 tahun 1964, maka

dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka.

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mengingat usaha yang ditangani

oleh Perum Jasa Raharja semakin berkembang sehingga diperlukan pengelolaan

usaha yang lebih terukur dan efisien, maka pada tahun 1980 berdasarkan PP

No.39 tahun 1980 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Asuransi

Kerugian “Jasa Raharja” menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) tanggal 6

November 1980, status Jasa Raharja diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan

(Persero) dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja.

Pada tahun 1981, anggaran Dasar Jasa Raharja yang semula diatur dalam

Peraturan Pemerintah pendiriannya disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

No.12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO) sehingga

pengaturan anggaran dasar harus dipisahkan. Anggaran Dasar Jasa Raharja

tersebut selanjutnya dituangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah, SH No.49

tahun 1981 tanggal 28 Februari 1981.Dengan adanya perubahan nomenklatur

kementerian, pada tahun ini pula, Pemerintah melalui Menteri Keuangan

memperbaharui penunjukan Jasa Raharja dengan menerbitkan Keputusan Menteri

Keuangan No: 337/KMK.011/1981 tanggal 2 Juni 1981 tentang Penunjukan

Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja untuk

Menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana

Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

Page 5: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

Pada tahun 1994, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 73

Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagai penjabaran

UU No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Peraturan Pemerintah tersebut

mengatur antara lain ketentuan yang melarang Perusahaan Asuransi yang telah

menyelenggarakan program asuransi sosial untuk menjalankan asuransi lain selain

program asuransi sosial.

Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari

1994 hingga saat ini Jasa Raharja melepaskan usaha asuransi non wajib dan surety

bond untuk lebih fokus dalam menjalankan program asuransi sosial yaitu

menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang

sebagaimana diatur dalam UU. No.33 tahun 1964 dan Dana Kecelakaan Lalu

Lintas Jalan sebagaimana diatur dalam UU. No.34 tahun 1964.

b. Visi dan Misi

Visi

Menjadi perusahaan terkemuka di bidang Asuransi dengan mengutamakan

penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan

kebutuhan masyarakat.

Misi

Catur Bakti Ekakarsa Jasa Raharja

Bakti kepada Masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan

pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat.

Bakti kepada Negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai

penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta Badan

Usaha Milik Negara.

Bakti kepada Perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan

agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan

Perusahaan.

Bakti kepada Lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi

keseimbangan dan kelestarian lingkungan.

Page 6: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

2. JAMSOSTEK

a. Sejarah

Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab

dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada

masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia

seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program

jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang

didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal.

Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang,

dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja,

Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang

pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP

No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang

pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU

No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja, secara kronologis proses lahirnya

asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan

hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977

diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan

Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial

tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta

dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang

pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995

ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga

Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi

kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan

kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai

pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor

40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan

dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal 34 ayat 2, dimana

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan Amandemen

Page 7: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

tersebut, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi

seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat

memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam

meningkatan motivasi maupun produktivitas kerja.

Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normative

Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek

(Persero) memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua

(JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan

keluarganya.

Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak hanya

bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam

meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan

perkembangan masa depan bangsa.

b. Visi dan Misi

Visi

Menjadi Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya,

bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan.

Misi

Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi

perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi:

Tenaga Kerja: Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan

keluarga

Pengusaha: Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan

kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas

Negara: Berperan serta dalam pembangunan

B. Layanan Asuransi

1. Jasa Raharja

Untuk Jasa Raharja lingkup jaminannya mengikuti UU No 33 Tahun 1964 Jo PP

No 17 Tahun 1965 :

a. Korban yang berhak atas santunan

Page 8: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

Setiap penumpang sah dari alat angkutan penumpang umum yang mengalami

kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama

penumpang yang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik

dari tempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan.

b. Jaminan ganda

Kendaraan bermotor Umum (bis) berada dalam kapal ferry, apabila kapal ferry

di maksud mengalami kecelakaan, kepada penumpang bis yang menjadi korban

diberikan jaminan ganda.

c. Korban yang mayatnya tidak diketemukan

Penyelesaian santunan bagi korban yang mayatnya tidak diketemukan dan

atau hilang didasarkan kepada Putusan Pengadilan Negeri.

2. JAMSOSTEK

JAMSOSTEK memiliki beberapa program asuransi sebagai berikut :

a. Program Jaminan Hari Tua (JHT)

Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya

penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan

diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua. Program Jaminan Hari Tua

memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga

kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu.

b. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Pemeliharaan kesehatan adalah hak tenaga kerja. JPK adalah salah satu

program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi

masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah

sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan,

secara efektif dan efisien. Setiap tenaga kerja yang telah mengikuti program JPK

akan diberikan KPK (Kartu Pemeliharaan Kesehatan) sebagai bukti diri untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

c. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang harus

dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi

hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko-

risiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik

maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja. Kesehatan

Page 9: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha sehingga

pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan kerja

yang berkisar antara 0,24% - 1,74% sesuai kelompok jenis usaha.

d. Jaminan Kematian (JK)

Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program

Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian

diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya

pemakaman maupun santunan berupa uang. Pengusaha wajib menanggung iuran

Program Jaminan Kematian sebesar 0,3% dengan jaminan kematian yang

diberikan adalah Rp 21.000.000,- terdiri dari Rp 14.200.000,- santunan kematian

dan Rp 2 juta biaya pemakaman* dan santunan berkala .

e. TK-LHK

Memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja yang melakukan

pekerjaan di luar hubungan kerja pada saat tenaga kerja tersebut kehilangan

sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko antara

lain kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

f. Jasa Konstruksi

Adalah Program Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan

dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada Sektor Jasa Konstruksi yang diatur

melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-196/MEN/1999 Tanggal

29 September 1999

3. Perbandingan Jasa Raharja dengan JAMSOSTEK

Kalau Jasa Raharja lebih fokus dalam menjalankan program asuransi sosial yaitu

menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang sebagaimana

diatur dalam UU. No.33 tahun 1964 dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

sebagaimana diatur dalam UU. No.34 tahun 1964. Sedangkan kalau JAMSOSTEK

lebih fokus kepada perlindungan tenaga kerja dan menjadi mitra pengusaha.

C. Analis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk

mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan

ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.

Page 10: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

1. Jasa Raharja

a. Kekuatan Jasa Raharja

Jaringan pelayanan/distribusi yang tersebar diseluruh tanah air

Laporan Keuangan selalu mendapat opini wajar

Kinerja Keuangan dengan predikat minimal sehat

Integritas, dedikasi, loyalitas dan kejujuran SDM

Hubungan kemitraan yang harmonis

Sistem pelayanan Iuran Wajib dan Sumbangan Wajib yang terintegrasi

Citra Perusahaan

b. Kelemahan Jasa Raharja

Produk image belum memasyarakat

Struktur organisasi belum sepenuhnya menunjang aktifitas pemasaran atau

penjualan

Pola karir pegawai belum dilaksanakan secara konsisten

Pegawai yang mempunyai gelar profesi masih belum memadai

Perusahaan belum memiliki basis data korporasi dan sistem informasi yang

terpadu

Pegawai yang berjiwa kewirausahaan masih belum berkembang

Equity yang dimiliki masih rendah

Hasil investasi belum cukup menutup biaya overhead

Budaya kerja yang inovatif dan kreatif belum berkembang

Program kegiatan Litbang masih kurang berorientasi kepada kebutuhan Pasar

Sistem remunerasi masih belum sesuai dengan resiko dan beban kerja

Beban dan pengaturan kerja masih belum optimal

c. Peluang Jasa Raharja

Kecenderungan permintaan terhadap produk asuransi semakin meningkat

Peraturan perundangan yang mendukung

Kondisi ekonomi yang cenderung kondusif

d. Ancaman Jasa Raharja

Persaingan bisnis asuransi pasca AFTA

Implementasi UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan UU No.25

tahun 1999 tentang Perimbangan keuangan pusat dan daerah

Kemungkinan revisi UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

Page 11: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan persaingan

usaha tidak sehat

UU No. 14 tahun 1992 tentang Lalu lintas angkutan jalan

Ketergantungan dukungan dari mitra kerja yang tinggi

Kondisi politik yang kurang menentu

Adanya rekomendasi dari IMF kepada pemerintah untuk melakukan merger

perusahaan asuransi

2. JAMSOSTEK

a. Kekuatan JAMSOSTEK

Kerjasama kelompok yang dinamis dan harmonis

Perbaikan dan pembelajaran yang terus menerus

Kepemimpinan yang efektif

Sadar biaya

Berbasis pada kompetensi

b. Kelemahan JAMSOSTEK

Masih kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Jamsostek tentang berbagai

pelayanan yang terdapat dalam programnya membuat sebagian besar tenaga

kerja peserta Jamsostek belum dapat menikmati pelayanan yang seharusnya

bisa mereka peroleh

c. Peluang JAMSOSTEK

Peraturan perundangan yang mendukung

Tidak hanya melayani kepentingan pekerja sektor formal namun juga

informal

d. Ancaman JAMSOSTEK

Anggapan bahwa PT Jamsostek kurang memperhatikan kesejahteraan peserta

UU RI No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara

UU RI No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

UU RI No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

UU RI No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Page 12: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

3. Perbandingan Jasa Raharja dengan JAMSOSTEK

Pada analisis SWOT merupakan pencarian strategi dalam perkembangan

perusahaan. Jasa Raharja yang telah berdiri terlebih dahulu memiliki kekuatan pada

jaringannya yang lebih luas, tapi karena merasa aman dibidannya yang ditandai

dengan banyaknya UU yang melatarbelakanginnya maka perkembangannya

cenderugn statis dan kurang inovatif. Berbeda dengan JAMSOSTEK tergolong

perusahaan baru yang dinamis dan kompetitif sehingga jasa yang ditawarkan lebih

inovatif.

D. Manajemen Pemasaran

1. Jasa Raharja

a. Promosi

Promosi dan periklanan merupakan upaya untuk menginformasikan kepada

masyarakat luas tentang profil Perseroan atau produk/jasa yang dapat diberikan

Perseroan khususnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan program asuransi

sosial. Program promosi dan periklanan dirancang untuk untuk mendekatkan diri

kepada pelanggan atau masyarakat pada umumnya sesuai dengan tagline Jasa

Raharja ’Asuransinya Masyarakat Indonesia’.

Komitmen dalam Pelayanan

Layanan jemput bola disertai dengan penerapan PRIME (Proaktif, Ramah,

Ikhlas,Mudah, Empati) merupakan sebuah inovasi layanan yang memiliki

fokus creating value services untuk memenuhi kebutuhan dan memberi nilai

tambah sendiri bagi masyarakat(customer experience). Beragamnya

kebutuhan masyarakat membuat layanan ini menjadi solusi bagi berbagai

macam kebutuhan PT Jasa Raharja (Persero) dalam mempertahankan dan

meningkatkan kinerja perusahaan jangka panjang.

Jaringan Pelayanan

Salah satu strategi dari perusahaan jasa yang sangat signifikan adalah

mendekatkan saluran layanan dengan masyarakat. PT Jasa Raharja (Persero)

tahun 2011 memperluas jaringan layanan dengan menambah lima kantor

pelayanan, sehingga keseluruhan PT Jasa Raharja (Persero) memiliki 28

Kantor Cabang, 62 Kantor Perwakilan dan 32 Kantor pelayanan yang tersebar

di seluruh Indonesia. Masyarakat dalam menyelesaikan pengurusan santunan

Page 13: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

agar lebih cepat dan tepat, dapat dilakukan diseluruh Kantor PT Jasa Raharja

(Persero) baik Kantor Cabang, Kantor Perwakilan dan Kantor Pelayanan yang

tersebar di seluruh Indonesia.

Mengadakan hubungan dengan Mitra Kerja dan Pemasok

Berdasarkan Keputusan Bersama Komisaris dan Direksi No

KEB/K/1/2006 dan No KEB/2/2006 tentang Pedoman Tata Kelola

Perusahaan dan Pedoman Perilaku, hubungan dengan Mitra Kerja dijabarkan

sebagai interaksi yang terjadi karena adanya hubungan kerja baik berdasarkan

ikatan perjanjian maupun tidak dengan tujuan memudahkan kelancaran usaha

Perseroan. Insan Jasa Raharja menjaga hubungan yang harmonis dan kondusif

dengan Mitra Kerja sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku

serta menghindari penyalahgunaan hubungan kemitraan.

Mengadakan hubungan dengan Masyarakat

Perusahaan mendefinisikan kemitraan sebagai bentuk interaksi perusahaan

dengan pihak luar yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Kebijakan

kemitraan setiap lini operasi perusahaan dengan masyarakat berorientasikan

pada upaya untuk menjalin hubungan baik dan berinteraksi dengan

masyarakat setempat serta membantu pengembangan masyarakat. Perusahaan

sangat memperhatikan masalah-masalah masyarakat, khususnya yang tinggal

di dalam wilayah sekitar operasi perusahaan. Perusahaan senantiasa

menegakkan komitmen bahwa dimanapun unit kerja perusahaan beroperasi,

hubungan baik serta pengembangan masyarakat sekitar merupakan landasan

pokok bagi keberhasilan jangka panjang perusahaan.

Mengadakan hubungan dengan Pemegang Saham

Keterlibatan pemegang saham dalam usaha perusahaan adalah melalui

Rapat Umum Pemegang Saham yang dilaksanakan setiaptahun dan dalam

waktu tertentu untuk melakukan pengesahan RKAP sebagai tolok ukur

keberhasilan Direksi dalam mengelola perusahaan dan Laporan tahunan

sebagai bentuk dan pelepasan tanggungjawab Dewan komisaris dan direksi

atas pengeloalan perusahaan.

Mengadakan hubungan dengan Pemerintah dan Legislatif

Keterlibatan Pemerintah sebagai regulator pelaksana peraturan perundang-

undangan dan DPR selaku pencipta dan pengawas atas pelaksanaan peraturan

Page 14: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

perundang-undangan,dimana regulasi yang terkait dengan PT Jasa Raharja

(Persero) telah diterbitkan Undang-Undang No. 33 tahun 1964 tentang Dana

Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang-Undang No. 34

tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

Mengadakan hubungan dengan media massa

Keterlibatan media masa untuk meningkatkan citra perusahaan dengan

menekankan kepada ketepatan dan keterbukaan sejalan dengan kode etik

jurnalistik, dan perusahaan menjadikan media massa sebagai mitra dalam

menciptakan suasana kondusif, membangun image positif perusahaan dengan

prinsip saling menghormati kedudukan masing-masing.

b. Penetapan harga

Segmen yang dipilih PT.JASA RAHARJA adalah semua golongan ekonomi,

baik yang menengah kebawah maupun menengah keatas.

Tugas pokok PT Jasa Raharja (Persero) adalah menghimpun dan memupuk

dana masyarakat melalui iuran dan sumbangan wajib, untuk selanjutnya

menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang berwujud santunan jasa

raharja, terhadap korban kecelakaan lalu lintas. PT Jasa Raharja (Persero) dalam

melaksanakan kegiatannya berdasar atas Iuran wajib yang dijamin oleh Undang-

undang No. 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan

Penumpang jo. PeraturanPemerintah No. 17 Tahun 1965 tentang Ketentuan-

Ketentuan Pelaksanaan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang.

Sumbangan wajib yang dijamin oleh Undang-undang No. 34 Tahun1964 tentang

Dana kecelakaan Lalu Lintas Jalan jo. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1965

tentang Ketentuan-KetentuanPelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu Lintas.

Dengan demikian maka PT Jasa Raharja adalah Perusahaan Asuransi. Menurut

pendapat Sri Redjeki Hartono Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang secara

profesional menyediakan diri untuk mengambil alih dan menerima risiko pihak-

pihak lain. Dengan pembayaran tertentu, risiko yang menjadi tanggungjawabnya

itu kemudian dikelola sedemikian rupa dalam suatu rangkaian kegiatan yang

berlanjutan, sebagai kegitan perusahaan. Oleh sebab itu PT Jasa Raharja (Persero)

dalam kegiatannya adalah memupuk dana Iuran Wajib dan Sumbangan Wajib dari

masyarakat untuk selanjutnya disalurkan melalui santunan kecelakaan lalu lintas.

Undang-undang No. 33 Tahun 1965 Pasal 3ayat (1) a. Tiap penumpang yang sah

dari kendaraan bermotor umum, kereta api, pesawat terbang, perusahaan

Page 15: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

penerbangannasional dan kapal perusahaan perkapalan/pelayaran nasional, wajib

membayar iuran melalui perusahan yang bersangkutan untuk menutup akibat

keuangan disebabkan kecelakaan penumpang dalam perjalanan. Undang-undang

No. 34 Tahun 1964 Pasal 2 ayat (1)Pengusaha Pemilik alat angkutan lalu lintas

jalan diharuskan memberi Sumbangan tiap tahun kepada Dana sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 ( Dana ialah dana yang terhimpun dari sumbangan wajib

yang dipungut dari para pemilik/pengusaha alat angkutan lalu lintas jalan dan

yang disediakan untuk menutup akibat keuangan karena kecelakaan lalu lintas

jalan korban/ahli waris yang bersangkutan). Pasal 4 ayat (1) setiap orang yang

menjadi korban mati atau cacat tetap akibat kecelakaan yang disebabkan oleh alat

angkutan lalu lintas jalan tersebut dalam Pasal 1, akan memberi kerugian

kepadanya atau kepada ahli warisnya sebesar jumlah yang ditentukan berdasarkan

Peraturan Pemerintah. Selanjutnya PT Jasa Raharja (Persero) untuk dapat

mengatur penggunaan tersebut dana terhimpun tersebut secara efektif dan efisien,

perlulah dana-dana yang dapat diinvestasikan itu, dipusatkan dalam suatu badan

Pemerintah cq. Suatu Perusahaan Negara ( PT Jasa Raharja (Persero)) yang harus

mengadministrir dana-dana tersebut secara baik sehingga terjaminlah kedua tujuan

dari pemupukan dana-dana tersebut, yaitu :

a. untuk sewaktu-waktu dapat menutup akibat keuangan disebabkan kecelakaan

penumpang dalam perjalanan;

b. untuk sewaktu-waktu dapat menutup akibat keuangan disebabkan kecelakaan

lalu lintas jalan;

c. Tetap tersedianya “ investible-funds” yang dapat dipergunakan oleh

Pemerintah untuk tujuan produktif yang non-inflatoir78.

2. JAMSOSTEK

a. Promosi

Personal Selling merupakan salah satu kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT.

Jamsostek (persero) dalam usahanya untuk meningkatkan pendapatan iuran.

Bentuk Personal Selling yang dilakukan adalah:

Kunjungan Rutin secara Langsung ke Perusahaan

Petugas operasional mendatangi langsung perusahaan sasaran untuk

kemudian menjelaskan kepada pengusaha atau wakil pengusaha( biasanya

personalia), mengenai manfaat program jamsostek bagi Perusahaan dan

Page 16: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

tenaga kerja. Dalam melaksanakan kegiatan kunjungan tersebut ditentukan

oleh waktu (hari kerja) yang tersedia selama setahun.

Presentasi Berkelompok

Presentasi berkelompok merupakan salah satu kegiatan personal selling

yang dilakukan PT. Jamsostek dengan cara mengundang 20 sampai 50

perusahaan sasaran yang potensial di hall hotel atau restoran, untuk kemudian

mempresentasikan program jamsostek.

Presentasi dihadapan tenaga kerja

Merupakan presentasi dihadapan tenaga kerja. Kegiatan ini dilakukan atas

undangan dari perusahaan calon peserta atau perusahaan peserta, dengan

harapan para karyawan dapat menerima penjelasan yang benar mengenai

manfaat dari program jamsostek dan menjawab setiap pertanyaan yang

diajukan oleh para tenaga kerja secara langsung

Persentasi teknis

Merupakan presentasi yang oleh para petugas operasional yang dilakukan

untuk kasus-kasus tertentu, misalnya apabila ada unjuk rasa, masalah klaim

atau kesulitan dan masalah konsumen terhadap program jamsostek, sehingga

diperlukan penjelasan secra teknis dan detail

Presentasi insidentil

Merupakan presentasi petugas operasional yang dilaksanakan dengan cara

sisipan pada acara-acara tertentu.

b. Penetapan harga

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992

pengertian jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan terhadap tenaga

kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari

penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa

atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit,

hamil,bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Tenaga kerja adalah setiap orang

yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja,

guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pengusaha adalah

a. Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu

perusahaan milik sendiri;

Page 17: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

b. Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri

menjalankan perusahaan bukan miliknya.

c. Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia,

mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b yang

berkedudukan diwilayah Indonesia. Perusahaan adalah setiap bentuk

badan usaha yang mempekerjakan tenaga kerja dengan tujuan mencari

untung atau tidak, baik milik swasta maupun milik Negara.

Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja dalam Undang-Undang ini

meliputi : (a) Jaminan kecelakaan kerja; (b) Jaminan kematian; (c)Jaminan hari

tua; (d) Jaminan pemeliharaan kesehatan. Besarnya iuran program jaminan sosial

tenaga kerja adalah sebagai berikut :

a. Jaminan kecelakaan yang perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok

jenis usaha adalah sebagai berikut :

Kelompok I : 0,24 % dari upah sebulan;

Kelompok II : 0,54 % dari upah sebulan;

Kelompok III : 0,89 % dari upah sebulan;

Kelompok IV : 1,27 % dari upah sebulan;

Kelompok V : 1,74 % dari upah sebulan;

b. Jaminan hari tua, sebesar 5,70 % dari upah sebulan;

c. Jaminan kematian, sebesar 0,30 % dari upah sebulan;

d. Jaminan pemeliharaan kesehatan, sebesar 6 % dari upah sebulan bagi

tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3 % dari upah sebulan bagi

tenaga kerjayang belum berkeluarga. Iuran jaminan kecelakaan kerja,

jaminan kematian dan jaminan pemeliharaan kesehatan ditanggung

sepenuhnya oleh pengusaha. Iuran jaminan hari tua sebesar3,70 %

ditanggung pengusaha dan 2 % ditanggung oleh tenaga kerja. Dasar

perhitungan iuran jaminan pemeliharaan kesehatan dari upah sebulan,

setinggi-tingginya Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).

e. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Skema ini mencakup kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan di

tempat kerja juga sewaktu perjalanan dari atau ke tempat kerja. Hal ini

diwajibkan bagi semua “badan hukum” yang mempekerjakan minimal 10

orang pekerja atau dengan upah bulanan minimal Rp 1 juta. Iuran

pengusaha sebesar 0,24%-1,74%dari upah kotor, tergantung sektor

Page 18: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

ekonominya. Skema ini mencakup biaya transportasi, pemeriksaan

kesehatan, layanan medis dan perawatan, biaya rehabilitasi, tunjangan atas

kecacatan, hilangnya fungsi tubuh dan kematian. Tenaga kerja yang

tertimpa kecelakaan kerja berhak atas (1) penggantian biaya, dan (2)

santunan berupa uang. Penggantian biaya Penggantian biaya meliputi

biaya transportasi, biaya pengobatan dan perawatan, serta biaya

penggantian membeli alat bantu. Biaya transportasi tenaga kerja yang

bersangkutan ke rumah sakit ditetapkan dengan tarif maksimum sebesar

Rp 100.000,- untuk transportasi darat, Rp 200.000,-untuk transportasi

laut, danRp 250.000,- untuk transportasi udara. Penggantian biaya

pengobatan dan perawatan mehputi biaya obat, dokter, operasi, rontgen,

laboratorium, perawatandi Puskesmas, RSU pemerintah, tabib tradisional,

dan sinshe yang memiliki izin resmi dari pemerintah. Tarif maksimum

penggantiannya adalah Rp 4.000.000,- berdasarkan bukti pengeluaran.

Penggantian membeli alat bantu (othose) dan alat pengganti (prothose)

diberikan sekali per kasus dengan ketentuan maksimum 40%dari harga di

Pusat Rehabilitasi Rumah Sakit Prof.DR.Suharso, Solo. Santunan berupa

uang Santunan sementara tidak mampu bekerja adalah sebesar 100% upah

selama kuartal pertama, 75% upah selama kuartal kedua, dan 50% selama

kuartal ketiga dan seterusnya. Santunan cacat total dibayar

sekaligus(lumpsum) 70% x 60 bulan upah ditambah santunan berkala Rp

25.000,. selama24 bulan. Santunan cacat sebagian tubuh atau cacat

kekurangan fungsi, dibayar sekaligus (lumpsum) sebesar persentase

tertentu (berdasarkan tabel) dari 60 bulan upah. Santunan kematian karena

kecelakaan kerja dibayar sekaligus (lumpsum) sebesar 36 bulan upah,

ditambah santunan berkala Rp 25.000,- selama 24 bulan,dan biaya

pemakaman Rp 200.000,-

f. Jaminan Hari Tua

Hari tua dapat mengakibatkan terputusnya upah karena karyawan tidak

lagi bekerja. Akibatnya dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja

dan mempengaruhi ketenangan hati sewaktu mereka masih bekerja.

Terutama sekali bagi mereka yang berpenghasilan rendah, maka jaminan

hari tuamemberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan

sekaligus dan/atau secara berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55

Page 19: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

tahun.Jaminan Hari Tua adalah jaminan yang memberikan kepastian

penerimaan penghasilan yang diberikan sekaligus atau berkala pada saat

tenaga kerja mencapai hari tua (usia 55 tahun) atau memenuhi persyaratan

tertentu. Pembayarannya dilakukan sekaligus atau berkala, atau sebagian

dan berkala kepada tenaga kerja, karena telah mencapai usia 55 tahun atau

cacat total tetap setelah ditetapkan dokter. Menurut pasal 14 UU No.

3/1992 dalam Prinst (1994) bahwa: “Dalam hal tenaga kerja meninggal

dunia, atau anak yatim piatu”. Atau jaminan hari tua juga dapat

dibayarkan sebelum tenaga kerja mencapai usia 55tahun, yakni setelah

mencapai masa kepesertaan (Pasal 32 ayat 1 PP. No.14/1993). Besarnya

Jaminan Hari Tua adalah keseluruhan iuran yang disetor,beserta hasil

pengembangannya. Sesuai pasal 24 (1) PP RI No. 14/1993 (Prinst1994)

bahwa jumlah Jaminan Hari Tua bagi tenaga kerja yang telah mencapai

usia55 tahun atau cacat total selama-lamanya dan dapat dilakukan:

1. sekaligus, apabila jumlah seluruh Jaminan Hari Tua yang harus

dibayar kurang dari Rp. 3.000.000,-

2. Secara berkala, apabila seluruh jumlah Jaminan Hari Tua telah

mencapai Rp.3.000.000,- atau lebih dan dilakukan paling lama lima

(5) tahun.

g. Jaminan Kematian

Jaminan Kematian adalah jaminan yang diberikan kepada

keluarga/ahliwaris tenaga kerja yang meninggal bukan akibat kecelakaan

kerja, guna meringankan beban keluarga dalam bentuk santunan kematian

dan biaya pemakaman. Bagi tenaga kerja yang meninggal dunia, bukan

akibat kecelakaan kerja maka keluarganya berhak atas Jaminan Kematian,

yang meliputi:

1. Biaya pemakaman

2. Santunan kematian berupa uang

Jaminan kematian (JK) dibayarkan kepada ahli waris tenaga kerja dari

peserta yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja, sebagai

tambahan bagi jaminan hari tua yang jumlahnya belum optimal. Keluarga

dimaksud dalam pasal 12 UU No. 3/1992 adalah istri atau suami,

keturunan sedarah dari tenaga kerja menurut garis lurus ke bawah dan ke

atas, dihitung sampai derajat kedua,termasuk anak yang disahkan. Apabila

Page 20: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

keturunan dalam garis lurus ke bawah atau ke atas tidak ada, maka

diambil garis ke samping dan mertua. Dalam tenaga kerja tidak

mempunyai ahli waris maka hak atas Jaminan Kematian dibayarkan

kepadapihak yang mendapat surat wasiat dari tenaga kerja bersangkutan

atau perusahaan pemakaman.

h. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas

tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan

merupakan upaya kesehatan di bidang penyembuhan (kuratif). Oleh

karenanya, upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan

memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah selayaknya

diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat melalui program

jaminan social tenaga kerja. Disamping itu pengusaha tetap berkewajiban

mengadakan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya

peningkatan (promotif), pencegahan(preventif), penyembuhan (kuratif),

dan pemulihan (rehabilitatif). Dengan demikian diharapkan tercapainya

derajat kesehatan tenaga kerja yang optimal sebagai potensi yang

produktif bagi pembangunan. Jaminan pemeliharaan kesehatan selain

untuk tenaga kerja yang bersangkutan juga untuk keluarganya. Orang

yang berhak memperoleh Jaminan Pemeliharaan Kesehatan sepertiyang

disebutkan dalam pasal 16 UU No. 3/1992 (Prinst) adalah tenaga kerja

atausuami atau istri dan anak, yang meliputi:

1) Rawat Jalan Tingkat Pertama

2) Rawat Jalan Tingkat Lanjutan

3) Rawat Inap

4) Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan

5) Penunjang diagnostik, dan

6) Pelayanan gawat darurat

Untuk itu Badan Penyelenggara wajib memberikan kepada setiap anggot:

1) Kartu pemeliharaan kesehatan, dan

2) Keterangan yang perlu diketahui peserta mengenai paket pemeliharaan

kesehatan yang diselenggarakan.

Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan ini diatur berdasarkan

perjanjian secara tertulis dengan Badan Penyelenggara. Untuk

Page 21: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

penyelenggara melakukan pembayaran kepada pelayanan kesehatan secara

praupaya dengansistem kapitalisasi. Pelayanan kesehatan dilaksanakan

oleh pelaksana dilakukan sesuai dengan kebutuhan medis yang nyata dan

standard, dengan tetap memperhatikan mutu pelayanan.Perbedaan lain

program JPK dengan 3 program lain adalah dalam penyelenggaraannya,

antara lain kepesertaan 3 program Jamsostek (JHT, JKK danJK) bersifat

wajib bagi seluruh perusahaan dan tenaga kerja dengan iuran (premi)yang

ditentukan secara persentasi dari upah yang diterima, sedangkan

kepesertaan program JPK mencakup tenaga kerja beserta keluarganya

dengan jumlah anakmaksimal 3 orang berusia di bawah 21 tahun dan

belum menikah. Program JPK bersifat wajib bersyarat, artinya perusahaan

dapat tidak mengikut sertakan tenaga kerjanya dalam program JPK

sepanjang telah memberikan pelayanan kesehatan dengan benefit atau

manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan ketentuan dalam Undang-

Undang nomor 3 tahun 1992. Hal ini disebutkan dalam Peraturan

Pemerintah nomor 14 tahun 1993 (Bab II, Pasal 2, ayat 4). Disamping itu

iuran dalam program JPK Jamsostek ditetapkan berdasarkan persentasi

dari upah yang dibedakan atas tenaga kerja lajang sebesar 3 % dantenaga

kerja berkeluarga 6% dari upah yang diterima, namun untuk upah

maksimal dibatasi (ceiling) sebesar Rp. 1.000.000,-. Sebagai upah

minimal tidak disebutkan, namun karena hak normatif tenaga kerja adalah

upah minimal Regional/Propinsi, maka sebagai upah minimal ditentukan

UMR/UMP yang berlaku dan ditetapkan oleh Keputusan Gubernur.

3. Perbandingan Jasa Raharja dengan JAMSOSTEK

Jasa Raharja melakukan kegiatan promosi dengan berbagai cara yaitu

menetapkan komitmen dalam pelayanan yang PRIME (Proaktif, Ramah,

Ikhlas,Mudah, Empati), memperluas jaringan pelayanan, dan mengadakan berbagai

hubungan dengan Mitra Kerja dan Pemasok, Masyarakat, Pemegang Saham,

Pemerintah dan Legislatif, serta media massa. Sedangkan JAMSOSTEK menerapkan

Personal Selling dengan beberapa bentuk yaitu kunjungan rutin secara langsung ke

perusahaan, presentasi berkelompok, presentasi dihadapan tenaga kerja, persentasi

teknis, dan presentasi insidentil.

Page 22: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

Segmen pasar yang dipilih PT.JASA RAHARJA adalah semua golongan

ekonomi, baik yang menengah kebawah maupun menengah keatas. Sedangkan untuk

JAMSOSTEK menerapkan beberapa jenis layanan asuransi untuk menampung

berbagai jenis permasalahan tenaga kerja berkenaan dengan asuransi sosial.

E. Segmen Pasar

1. Jasa Raharja

Setiap perusahaan memerlukan strategi pemasaran yang efektif dalam

memasarkan produknya. Konsep yang terkait dengan strategi pemasaran adalah target

pasar, keinginan konsumen dan bauran pemasaran.Strategi pemasaran yang

digunakanPT Jasa Raharja meliputi segmenting, targeting, positioning, dan

dikembangkan dengan marketing mix. Dalam memasarkan produknya PT Jasa

Raharja menggunakan strategi pemasaran yang terarah yaitu STP yang meliputi

segmenting, targeting, positioning dan strategi marketing mix. Pengaruh segmenting

pasar terhadap pemasaran adalah memfokuskan pasar yang dipilih, target pasar

menentukan segmen pasar yang dituju, positioning mempunyai keunggulan bersaing

sedangkan kombinasi marketing mix yang tepat akan dapat meningkatkan volume

penjualan. Segmen yang dipilih adalah semua golongan ekonomi, baik yang

menengah kebawah maupun menengah keatas. Saat ini Jasa Raharja berada pada

tahap kedewasaan. Peningkatan pelayanan kepada konsumen dan peningkatan

kegiatan promosi sangatlah diperlukan.

2. JAMSOSTEK

Segmen pasar PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah tenaga kerja baik itu

formal maupun informal. Secara nasional, PT Jamsostek telah memiliki sekitar 16

unit KUP di berbagai daerah, Sampai saat ini, jutaan pekerja yang terlindungi

program Jamsostek antara lain tenaga kerja mandiri dan tenaga kerja luar hubungan

kerja. Segmen pasar peserta PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) tercatat

mencapai 47 juta pekerja formal dan 70 juta pekerja informal. PT Jamsostek

menargetkan pangsa pasar dari Usaha Kecil Menengah (UKM)seperti mini market

dan laundry. Usaha yang memiliki tenaga kerja minimal 10 orang atau pekerja yang

digaji minimal Rp. 1 juta perbulan wajib menjadi peserta Jamsostek. Ditempat seperti

mini market yang di dalamnya ada tenaga kerja, tiga atau lima orang saja wajib jika

Page 23: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

gaji satu juta. Perusahaan wajib mendaftarkan tenaga kerjanya menjadi peserta

jamsostek. Hal ini sudah diatur oleh undang-undang.

Upaya meningkatkan kepesertaan PT Jamsostek terus dilakukan, termasuk

menjangkau pekerja sektor usaha kecil, di antaranya tukang parkir, nelayan, pedagang

pasar, dan pekerja serabutan atau musiman. Kanwil PT Jamsostek menargetkan 9.716

orang tenaga kerja mandiri dan 21.500 orang tenaga kerja luar hubungan kerja untuk

menjadi peserta Jamsostek pada tahun 2011. Yang menjadi sasaran mereka adalah

tenaga kerja sektor konstruksi dan pekerja musiman, di antaranya tebang tebu.

3. Perbandingan Jasa Raharja dengan JAMSOSTEK

Perbandingan Jasa Raharja dengan JAMSOSTEK adalah segmen pasar yang

dipilih PT Jasa Raharja yaitu semua golongan ekonomi, baik yang menengah

kebawah maupun menengah keatas, sedangkan PT Jamsostek menargetkan segmen

pasar dari Usaha Kecil Menengah (UKM) atau perusahaan kecil dan menengah.

F. Strategi Pemasaran

1. Jasa Raharja

Kebijaksanaan pemasaran PT. Asuransi Jasa Raharja dilakukan dengan

pertimbangan dan memperhatikan kemauan calon nasabah yang berbeda-beda sesuai

dengan pendapatannya, dan persaingan yang semakin tajam dalam bidang industri

jasa asuransi. Strategi yang digunakan adalah dengan mengkombinasikan variabel

harga, promosi dan distribusi.

Untuk itu perusahaan akan melakukan berbagai strategi, diantaranya penetrasi

pasar melalui saluran distribusi inovatif, mengembangkan bisnis syariah,

pengembangan produk baru sesuai dengan tuntutan pasar, melaksanakan strategi

investasi yang prudent, secure dan yield yang optimal serta meningkatkan investasi

dari aset properti. Hal ini perlu dilakukan di tengah kondisi perusahaan yang semakin

berat khususnya secara eksternal dikarenakan persaingan di industri asuransi semakin

tajam, baik dari pemain lokal maupun patungan serta untuk meningkatkan

pendapatan perusahaan khususnya di sektor investasi.

Untuk meningkatkan Customer Satisfaction bagi nasabah maupun pemegang

polis, Asuransi Jasa Raharja telah memiliki tambahan layanan dengan fasilitas Call

Centre 24 Hours Jasa Raharja. Fasilitas ini membuktikan bahwa pelayanan Asuransi

Jasa Raharja menjadi semakin modern dan praktis, karena nasabah bisa mendapatkan

Page 24: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

informasi mengenai segala sesuatu terkait dengan kepesertaan mereka sebagai

nasabah dengan cepat dan praktis, tanpa harus datang langsung ke kantor pelayanan

Jasa Raharja terdekat.

Adapun layanan modern Jasa Raharja lainnya adalah program auto debet yang

memudahkan nasabah Jasa Raharja melakukan transaksi melalui layanan perbankan

Bank Mandiri maupun SMS Insurance untuk memudahkan dan mempercepat

komunikasi dan penyampaian informasi kepada nasabah. Saat ini Jasa Raharja juga

sudah menjalin kerjasama dengan Citibank dalam bentuk premium collection

melalui kartu kredit maupun virtual account.

2. JAMSOSTEK

Setelah jadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) pada 1 Januari 2014

mendatang maka pengelolaan jaminan sosial pekerja tetap dilaksanakan dengan

pendekatan independen yang meletakkan dasar-dasar entrepreneurship, korporasi,

Good Corporate Governance (GCG) yang didukung sistem korporasi yang akuntabel.

Sasaran strategis transformasi Jamsostek yang telah dijalankan meliputi,

pembenahan dan pengelolaan kepesertaan data, penguatan fungsi pemasaran dan

kolaborasi. Selain itu, Jamsostek melakukan redefinisi bisnis proses dan teknologi

informasi, inovasi produk dan layanan, restrukturisasi organisasi, optimalisasi

pengelolaan keuangan dan investasi serta perencanaan korporat.

Kemudian akan diterapkan birokrasi yang besar, tapi akan menjalankan sistem

less birocratic, yaitu melakukan perampingan organisasi yang efisien dan menyebar.

Misalnya segera akan dilaksanakan penataan organisasi dengan pembentukkan tiga

Kantor Wilayah (Kanwil) baru di Serang (Banten), Pekanbaru dan Ambon. Selain

menambah tiga Kantor Wilayah, Jamsostek juga telah membuka 56 Kantor Cabang

Pembantu (KCP) dan kerjasama dengan BRI membuka 500 service point atau outlet

dimana bisa melakukan registrasi dan menerima pembayaran iuran kepesertaan.

JAMSOSTEK juga akan melaksanakan integrasi data kepesertaan dengan data

Adminduk (adminisrtasi penduduk). Disamping itu juga dilakukan pengembangan

Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) ke smart card. Nantinya, utilisasi smart card untuk

mendukung penerapan nomor indentitas tunggal, layanan multi fungsi dan

pengembangan manfaat untuk peserta.

Page 25: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

3. Perbandingan Jasa Raharja dengan JAMSOSTEK

Strategi yang digunakan Jasa Raharja adalah dengan mengkombinasikan variabel

harga, promosi dan distribusi. Jasa Raharja juga menerapkan beberapa layanan

modern seperti fasilitas Call Centre 24 Hours Jasa Raharja dan auto debet. Saat

ini Jasa Raharja juga sudah menjalin kerjasama dengan Citibank dalam bentuk

premium collection melalui kartu kredit maupun virtual account.

Sedangkan JAMSOSTEK melakukan redefinisi bisnis proses dan teknologi

informasi, inovasi produk dan layanan, restrukturisasi organisasi, optimalisasi

pengelolaan keuangan dan investasi serta perencanaan korporat. Selain itu,

JAMSOSTEK akan melakukan perampingan organisasi yang efisien dan menyebar.

JAMSOSTEK juga akan melaksanakan integrasi data kepesertaan dengan data

Adminduk (adminisrtasi penduduk). Disamping itu juga dilakukan pengembangan

Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) ke smart card.

G. Kemampuan Bertahan

1. Jasa Raharja

Asuransi Jasa Raharja akan selalu diminati masyarakat di indonesia karena

memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi, kekuatan financial, serta pengalaman

yang bertahun-tahun dalam membantu dan memberikan pelayanan yang berkualitas

tinggi dalam produk-produk yang dihasilkan sebagai perusahaan asuransi yang

terbesar dan cabang-cabangnya tersebar di kota-kota besar di Indonesia PT. Asuransi

Jasa Raharja tentu sangat menaruh pehatian besar terhadap peranan tenaga

pemasarannya, dalam hal ini adalah agen asuransi dalam penjualan kepada para

konsumen nasabah. Selain itu Jasa Raharja selalu meningkatkan kualitas pelayanan

terhadap masyarakat dengan tambahan layanan berupa fasilitas Call Centre 24 Hours

Jasa Raharja. Layanan modern Jasa Raharja lainnya adalah program auto debet yang

memudahkan nasabah Jasa Raharja melakukan transaksi melalui layanan perbankan

Bank Mandiri maupun SMS Insurance untuk memudahkan dan mempercepat

komunikasi dan penyampaian informasi kepada nasabah. Fasilitas ini membuktikan

bahwa pelayanan Asuransi Jasa Raharja menjadi semakin modern dan praktis, oleh

karena itu perusahaan jasa raharja mampu bertahan dengan peningkatan-peningkatan

pelayanan terhadap nasabahnya

Page 26: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

2. JAMSOSTEK

JAMSOSTEK akan mampu bertahan karena pada dasarnya program Jamsostek

merupakan sistem asuransi sosial, karena penyelenggaraan didasarkan pada sistem

pendanaan penuh (fully funded system), yang dalam hal ini menjadi beban pemberi

kerja dan pekerja. Sistem tersebut secara teori merupakan mekanisme asuransi.

Penyelengaraan sistem asuransi sosial biasanya didasarkan pada fully funded system,

tetapi bukan harga mati. Dalam hal ini pemerintah tetap diwajibkan untuk

berkontribusi terhadap penyelengaraan sistem asuransi sosial, atau paling tidak

pemerintah terikat untuk menutup kerugian bagi badan penyelengara apabila

mengalami defisit. Di sisi lain, apabila penyelenggara program Jamsostek

dikondisikan harus dan memperoleh keuntungan, pemerintah akan memperoleh

deviden karena bentuk badan hukum Persero.

Jamsostek juga akan selalu diminati karena perseroan ini mengedepankan

kepentingan dan hak normative Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai

saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang

mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM),

Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh

tenaga kerja dan keluarganya.

3. Perbandingan Jasa Raharja dengan JAMSOSTEK

Jasa Raharja memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi, kekuatan financial,

serta pengalaman yang bertahun-tahun sehingga kemampuan bertahannya untuk

beberapa tahun kedepan tidak diragukan lagi. Apalagi berbagai pembenahan selalu

dilakukan dan ada upaya untuk terus memperbaharui layanan menjadi modern dan

praktis yang akan memudahkan para pengguna asuransi.

Sedangkan untuk JAMSOSTEK akan mampu bertahan karena pada dasarnya

program Jamsostek merupakan sistem asuransi sosial, karena penyelenggaraan

didasarkan pada sistem pendanaan penuh (fully funded system), yang dalam hal ini

menjadi beban pemberi kerja dan pekerja. Jamsostek juga akan selalu diminati karena

perseroan ini mengedepankan kepentingan dan hak normative Tenaga Kerja di

Indonesia.

Page 27: TUGAS KELOMPOK MI (Perusahaan Jasa Asuransi)

H. Sumber

http://www.jasaraharja.co.id/

http://www.jamsostek.co.id/

Murdiati, Eni. 2012. Analisis SWOT. Diambil dari

http://enimurdiati.blogspot.com/2012/06/analisis-swot.html pada Kamis, 9 Mei 2013

Chilla, Stiady. 2010. Analisis SWOT. Diambil dari http://cilapop-

chilla.blogspot.com/2010/04/peluang-o-pt-jasa-raharja-persero.html pada Kamis, 9 Mei

2013

Laporan Tahunan 2009 Annual Report. Diambil dari

http://www.jamsostek.co.id/content_file/file47_annual_report_2009.pdf pada Kamis, 9

Mei 2013

Sari. 2011. Pelayanan JAMSOSTEK Belum Maksimal. Diambil dari

http://www.tubasmedia.com/berita/pelayanan-jamsostek-belum-maksimal/ pada Kamis, 9

Mei 2013

Gunarto. 2011. PT Jamsostek Dinilai Kurang Perhatikan Peserta. Diambil dari

http://www.wartatv.com/index.php?view=video&id=1914:pt-jamsostek-dinilai-kurang-

perhatikan-peserta&option=com_jomtube&Itemid=160 pada Kamis, 9 Mei 2013

a.n. 2004. Jamsostek Layani Pekerja Sketor Informal. Diambil dari

http://www.bumn.go.id/20878/publikasi/berita/jamsostek-layani-pekerja-sektor-informal/

pada Kamis, 9 Mei 2013

Yanto, Andi. 2012. Rencana Strategis Jasa Raharja. Diambil dari

http://www.slideshare.net/Aandri212WiroSableng/manajement-strategi-jr pada Kamis, 9

Mei 2013

Angga. 2012. PT Asuransi Jasa Raharja. Diambil dari

http://anggaharpeges.blogspot.com/2012/03/pt-auransi-jasa-raharja.html pada Kamis, 9

Mei 2013

Nawali, Feriolus. 2013. BPJS Ketenagakerjaan Teruskan Sistem Korporasi Modern

Jamsostek. Diambil dari http://ekbis.rmol.co/read/2013/04/20/107225/BPJS-

Ketenagakerjaan-Teruskan--Sistem-Korporasi-Modern-Jamsostek- pada Kamis, 9 Mei

2013

http://www.jamsostek.co.id/content/news.php?id=3077 pada Sabtu, 11 Mei 2013