tugas kelompok ! akn fix.doc

33
Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode Etik Penerimaan Penungasan dan Perencanaan dalam Pemeriksaan Keuangan Negara Disusun oleh: Nola Yenisa Putri (1202112852) Rika Maya Sari (1202112920) Widya Astuti (1202 TAHUN AJARAN 2014-2015 JURURAN AKUNTANSI-FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU

Upload: widya

Post on 16-Feb-2016

40 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode Etik

Penerimaan Penungasan dan Perencanaan dalam Pemeriksaan Keuangan Negara

Disusun oleh:

Nola Yenisa Putri (1202112852)

Rika Maya Sari (1202112920)

Widya Astuti (1202

TAHUN AJARAN 2014-2015

JURURAN AKUNTANSI-FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS RIAU

Page 2: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang”Standar Perilaku

Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode Etik, Penerimaan Penungasan dan Perencanaan

dalam Pemeriksaan Keuangan Negara” .Penuisan Penulisan makalah ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntasi Keuangn Negara yang telah diberikan oleh

dosen kepada penulis.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada teman-teman

yang telahmemberikan partisipsasinya dalam pembuatan makalah ini dan kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuannya. Tanpa adanya dukungan dan bantuan tersebut

makalah ini mungkin tidak akan dapat diselesaikan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.

Oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca untuk dapat memberikan kritik dan sarannya

demi kesempurnaan dari makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca.

Pekanbaru, 10 Oktober 2015

Penulis

Page 3: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

Statement of Authorship

Saya/ kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK/ makalah/

tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/ kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang

lain yang saya/ kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/

tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/ kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/ kami

menggunakannya.

Saya/ kami memahami bahwa tugas yang saya/ kami kumpulkan ini dapat

diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Negara

Judul RMK/ Makalah/Tugas : Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/

Kode Etik, Penerimaan Penungasan dan Perencanaan

dalam Pemeriksaan Keuangan Negara

Tanggal : 10 Oktober 2015

Dosen : DR.H.M.Rasuli, SE,. M.Si,.Akt,. CA.

Nama dan Nim : Nola Yenisa Putri (1202112852)

Rika Maya Sari (1202112920)

Widya Astuti (1202120470)

Tanda tangan:

Page 4: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

BAB I

PENDAHULUAN

Kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi ditentukan oleh keandalan, kecermatan,

ketepatan waktu, dan mutu jasa atau pelayanan yang dapat diberikan oleh profesi yang

bersangkutan. Kata ”kepercayaan” demikian pentingnya karena tanpa kepercayaan

masyarakat maka jasa profesi tersebut tidak akan diminati, yang kemudian pada gilirannya

profesi tersebut akan punah. Untuk membangun kepercayaan perilaku para pelaku profesi

perlu diatur dan kualitas hasil pekerjaannya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu

dibutuhkan penetapan standar tertentu, sehingga masyarakat dapat meyakini kualitas

pekerjaan seorang profesional.

Pekerjaan audit adalah profesi. Auditor yang bekerja di sektor publik selain dituntut

untuk mematuhi ketentuan dan peraturan kepegawaian sebagai seorang pegawai negeri sipil,

ia juga dituntut untuk menaati kode etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) serta

Standar Audit APIP atau standar audit lainnya yang telah ditetapkan. Sehingga bagaimana

seharusnya perilaku seorang auditor Pemerintah serta apa saja yang harus dilakukan agar

hasil pekerjaannya memenuhi standar mutu yang harus dicapai, perlu diketahui oleh

setiap mereka yang berprofesi sebagai aparat pengawasan intern pemerintah.

Makalah Kode Etik dan Standar Audit ini dimaksudkan dan diharapkan untuk

memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang seharusnya dimiliki dan dilaksanakan

oleh seorang mahasiswa yang sedang mempelajari, mendiskusikan dan mempresentasikan

dengan suatu harapan yang besar agar mahasiswa pada kelak nanti menjadi seorang auditor

yang diharapkan tentunya pada aparatur pengawasan intern pada khususnya.

Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (SA-APIP) merupakan revisi atas

Standar Audit Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah yang disusun oleh Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tahun 1996. Di dalam Undang-undang

Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggungjawab Keuangan

Negara, diatur tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab Keuangan Negara yang

dilakukan oleh dan atau atas nama Badan Pemeriksa Keuangan.

Page 5: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

BAB II

Pembahasan

A. Pengertian etik dan kode etik

Kamus besar bahasa indonesia, Departemen pendidikan dan Kebudayaan, 1988,

mendefenisikan etik sebagai (1) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. (2)

nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat, sedangkan etika

adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral

(akhlak). Menurut Eric L.Kohler dalam buku A dictionary for accountants. edisi ke lima,

1979- ethic, adalah

A system of moral principles and their application to particular problems of conduct

specially, the rules of conduct of a profession imposed by a professional body governing the

behavior of its member.

Etika menurut Dictionary of accounting karangan Ibrahin Abdullah Assegaf, cetakan 1

tahun 1991 adalah sebagai berikut:

Disiplin pribadi dalam hubungannya dengan lingkungan yang lebih dari pada apa yang

sekedar ditentukan oleh undang-undang.

Jadi kode etik pada prinsipnya merupakan nilai-nilai, norma-norma, atau kaidah-kaidah

untuk mengatur perilaku moral dari suatu profesi melalui ketentuan-ketentuan tertulis yg

harus dipenuhi dan ditaati setiap anggota profesi.

Kode etik suatu profesi merupakan ketentuan perilaku yang harus dipatuhi oleh setiap

mereka yang menjalankan tugas profesi tersebut, seperti dokter, pengacara, polisi,akuntan,

penilai dan profesi lainnya.

Tujuan Utama Kode Etik

• Terdapat dua tujuan utama dari kode etik.

– Kode etik bertujuan melindungi kepentingan masyarakat dari kemungkinan

kelalaian, kesalahan atau pelecehan, baik disengaja maupun tidak disengaja oleh

anggota profesi.

Page 6: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

– Kode etik bermaksud melindungi keluhuran profesi dari perilaku perilaku menyimpang

oleh anggota profesi.

B. Dilema Etika

Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang di mana keputusan mengenai

perilaku yang pantas harus dibuat. Auditor banyak menghadapi dilema etika dalam

melaksanakan tugasnya. Bernegosiasi dengan auditan jelas merupakan dilema etika.

Terdapat dua faktor utama yang mungkin menyebabkan orang berperilaku tidak etis, yakni:

a. Standar etika orang tersebut berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Misalnya, seseorang menemukan dompet berisi uang di bandar udara (bandara). Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat terbuka. Pada kesempatan berikutnya, pada saat bertemu dengan keluarga dan teman-temannya, yang bersangkutan dengan bangga bercerita bahwa dia telah menemukan dompet dan mengambil isinya.

b. Orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk keuntungan diri sendiri. Misalnya, seperti contoh di atas, seseorang menemukan dompet berisi uang di bandara. Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat tersembunyi dan merahasiakan kejadian tersebut.

Dorongan orang untuk berbuat tidak etis mungkin diperkuat oleh rasionalisasi yang dikembangkan sendiri oleh yang bersangkutan berdasarkan pengamatan dan pengetahuannya. Rasionalisasi tersebut mencakup tiga hal sebagai berikut:

a. Setiap orang juga melakukan hal (tidak etis) yang sama. Misalnya, orang mungkin berargumen bahwa tindakan memalsukan perhitungan pajak, menyontek dalam ujian, atau menjual barang yang cacat tanpa memberitahukan kepada pembelinya bukan perbuatan yang tidak etis karena yang bersangkutan berpendapat bahwa orang lain pun melakukan tindakan yang sama.

b. Jika sesuatu perbuatan tidak melanggar hukum berarti perbuatan tersebut tidak melanggar etika. Argumen tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa hukum yang sempurna harus sepenuhnya dilandaskan pada etika. Misalnya, seseorang yang menemukan barang hilang tidak wajib mengembalikannya kecuali jika pemiliknya dapat membuktikan bahwa barang yang ditemukannya tersebut benar-benar milik orang yang kehilangan tersebut.

Page 7: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

c. Kemungkinan bahwa tindakan tidak etisnya akan diketahui orang lain serta sanksi yang harus ditanggung jika perbuatan tidak etis tersebut diketahui orang lain tidak signifikan. Misalnya penjual yang secara tidak sengaja terlalu besar menulis harga barang mungkin tidak akan dengan kesadaran mengoreksinya jika jumlah tersebut sudah dibayar oleh pembelinya. Dia mungkin akan memutus kan untuk lebih baik menunggu pembeli protes untuk mengoreksinya, sedangkan jika pembeli tidak menyadari dan tidak protes maka penjual tidak perlu memberitahu.

Pemecahan Dilema Etika

• Pendekatan enam langkah berikut ini merupakan pendekatan sederhana untuk memecahkan dilema etika:

1. Dapatkan fakta-fakta yang relevan

2. Identifikasi isu-isu etika dari fakta-fakta yang ada

3. Tentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilema etika

4. Identifikasi alternatif-alternatif yang tersedia bagi orang yang memecahkan dilema etika

5. Identifikasi konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap alternatif

6. Tetapkan tindakan yang tepat.

Kode Etik Akuntan Indonesia

Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia ditetapkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia dan disebut dengan Kode Etik Akuntan Indonesia.

Dalam hubungan ini perlu diingat bahwa IAI adalah satu-atunya organisasi profesi

akuntan di Indonesia. Anggota IAI meliputi auditor dalam berbagai jenisnya (auditor

independen/publik, auditor intern dan auditor pemerintah), akuntan manajemen, dan akuntan

pendidik. Oleh sebab itu, kode etik IAI berlaku bagi semua anggota IAI, tidak terbatas pada

akuntan anggota IAI yang berpraktik sebagai akuntan publik.

Kode Etik Akuntan Indonesia mempunyai struktur seperti kode etik AICPA yang

meliputi prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan etika yang diikuti dengan tanya

jawab dalam kaitannya dengan interpretasi aturan etika.

Prinsip-prinsip etika dalam Kode Etik IAI ada 8 (delapan), yaitu:

Page 8: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

1. Tanggung Jawab

2. Kepentingan Umum (Publik)

3. Integritas

4. Obyektivitas

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

6. Kerahasiaan

7. Perilaku Profesional

8. Standar Teknis

C. Perlunya kode etik bagi profesi

Kode etik yang mengikat semua anggota profesi perlu ditetapkan bersama. Tanpa kode etik, maka setiap individu dalam satu komunitas akan memiliki tingkahlaku yang berbeda-beda yang dinilai baik menurut anggapannya dalam berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Kepercayaan masyarakat dan pemerintah atas hasil kerja auditor ditentukan oleh keahlian, independensi serta integritas moral/kejujuran para auditor dalam menjalankan pekerjaannya. Kode etik atau aturan perilaku dibuat untuk dipedomani dalam berperilaku atau melaksanakan penugasan sehingga menumbuhkan kepercayaan dan memelihara citra organisasi di mata masyarakat.

Tidak dapat dibayangkan betapa kacaunya apabila, misalnya, setiap orang dibiarkan

dengan bebas menetukan mana yang baik dan mana yang buruk menurut kepentingannya

masing-masing, atau bila menipu dan berbohong dianggap perbuatan baik, atau setiap orang

diberi kebebasan untuk berkendara disebelah kiri atau kanan sesuai keinginannya. Oleh

karena itu nilai etika atau kode etik diperlukan oleh masyarakat, organisasi, bahkan negara

agar semua berjalan dengan tertib, lancar, teratur dan terukur.

Dasar pikiran yang melandasi penyusunan kode etik dan standar setiap profesi adalah

kebutuhan profesi tersebut akan keprcayaan masyarkat terhadap mutu jasa yang diberikan

oleh profesi. Setiap profesi yang menjual jasanya kepada masyarakat memerlukan

kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya.

Pada umumnya tidak semua jasa audit memahami hal-hal yang berkaitan dengan

auditing. Oleh karena itu profesi tersebut perlu mengatur dan menetapkan ukuran mutu yang

harus dicapai oleh para auditornya. Aturan yang ditetapkan oleh profesi ini menyangkut

aturan perilaku, yang disebut dengan Kode Etik, yang mengatur perilaku auditor sesuai

Page 9: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

dengan tuntutan profesi dan organisasi pengawasan serta standar audit yang merupakan

ukuran mutu minimal yang harus dicapai auditor dalam menjalankan tugas auditnya.Apabila

aturan ini tidak dipenuhi berarti auditor tersebut bekerja dibawah standar dan dapat dianggap

melakukan malpraktik.

D. KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT APIP

Auditor APIP adalah pegawai negeri yang mendapat tugas antara lain untuk melakukan audit. Auditor APIP meliputi :

1. Auditor lingkungan BPKP

2. Inspektorat Jenderal Departemen

3. Unit Pengawasan LPND

4. Ins[pektorat Propinsi, Kabupaten, dan Kota.

Dalam menjalankan tugas auditnya wajib mentaati kode etik APIP yang berkaitan dengan statusnya sebagai pegawai negeri dan standar auditor APIP sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatu Negara No. PER/M. PAN/03/2008 M. PAN/03/2008 dan No. PER/05/M. PAN/03/2008 Tanggal 31 Maret 2008.

Disisi lain terdapat pula auditor pemerintah khususnya auditor BPKP adalah akuntan anggota IAI yang dalam keadaan tertentu melakukan audit atas entitas yang menerbitkan laporan keuangan yang disusun berdasar PABU (BUMN/BUMD) sebagaimana diatur dalam PSAK. Karena itu auditor pemerintah tersebut wajib mengetahui dan mentaati kode etik akuntan Indonesia dan standar audit yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI.

Auditor APIP adalah pegawai negeri yang mendapat tugas antara lain untuk

melakukan audit. Oleh karena itu, auditor pemerintah dapat diibaratkan sebagai seseorang

yang kaki kanannya terikat pada ketentuan-ketentuan sebagai pegawai negeri sedangkan kaki

kirinya terikat pada ketentuan-ketentuan profesinya.

Auditor APIP yang meliputi auditor dilingkungan BPKP, Inspektorat Jenderan

Departemen, Unit Pengawasan, LPND, dan Inspektorat Provinsi, Kabupaten, dan kota dalam

menjalankan tugas auditnya wajib mentaati kode etik APIP yang berkaitan dengan statusnya

sebagai pegawai negeri dan standar audit APIP sebagaimana diatur dalam peraturan menteri

pendayagunaan aparatur negara nomor PER/04/M.PAN/03/2008 dan

No.PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008. Kode etik harus ditaati oleh setiap

Page 10: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

auditor baik itu dilingkungan swasta maupun dilingkungan pemerintah yang sebagaimana

telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Isi dari kode etik APIP ini memuat 2 komponen yaitu :

1. Prinsip-prinsip perilaku auditor yang merupakan pokok-pokok yang melandasi perilaku

auditor:

a. Integritas

Auditor dituntut untuk memiliki kepribadian yang dilandasi oleh sikap jujur,

berani, bijaksana, dan bertanggungjawab untuk membangun kepercayaan guna

memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang handal.

b. Objektivitas

Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan profesional dalam

mengumpulkan, mengevaluasi, dan memproses data/ informasi audit. Auditor

APIP membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak

dipengaruhioleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan.

c. Kerahasiaan

Auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan

tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa otoritas yang memadai, kecuali

diharuskan oleh peraturan perundang-undangan.

d. Dalam melaksanakan tugasnya, auditor dituntut untuk memiliki pengetahuan,

keahlian pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan

tugas.

2. Aturan perilaku yang menjelaskan lebih lanjut prinsip-prinsip perilaku auditor. Aturan

perilaku mengatur setiap tindakan yang harus dilakukan oleh auditor dan merupakan

pertanggungjawaban prinsip-prinsip perilaku auditor. Dalam pinsip ini auditor dituntut

agar:

a. integritas

Dapat melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggungjawab dan

bersungguh-sungguh.

Dapat menunjukan kestiaan dalam segala hal yang berkaitan dengan profesi dan

organisasi dalam melaksanakan tugas.

Dapat mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dan

mengungkapkan segala hal yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan

dan profesi yang berlaku

Dapat menjaga citra dan mendukung visi dan misi organisasi.

Page 11: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

Tidak menjadi bagian kegiatan ilegal atau mengikatkan diri pada tindakan-

tindakan yang dapat mengdiskreditkan profesi APIP atau organisasi.

Dapat mengggalang kerjasama yang sehat antara sesama auditor dalam

pelaksanaan audit.

Saling mengingatkan, membimbing, mengoreksi perilaku sesama auditor.

b. Obyektivitas

Dalam prinsip ini auditor dituntut agar :

Mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya, yang apabila tidak

diungkapkan mungkin dapat mengubah pelaporan kegiatan-kegiatan yang diaudit.

Tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan hubungan yang mungkin

mengganggu atau dianggap mengganggu penilaian yang tidak memihak atau yang

mungkin menyebabkan terjadinya benturan kepentingan dan

Menolak suatu pemberian dari audit yang terkait dengan keputusan maupun

pertimbangan profesionalnya.

c. Kerahasiaan

Dalam prinsip ini auditor dituntut agar:

Secara hati-hati menggunakan dan menjaga segala informasi yang diperoleh

dalam audit, dan

Tidak akan menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan

pribadi/golongan diluar kepentingan organisasi atau dengan cara yang

bertentangan dengan peraturan perundang undangan.

d. Kompetensi

Dalam prinsip ini auditor dituntut agar:

Melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan standar audit

Terus menerus meningkatkan kemahiran profesional, keefektifan dan kualitas

hasil pekerjaan.

Menolak untuk melaksanakan tugas apabila tidak sesuai dengan pengetahuan,

keahlian, dan keterampilan yang dimiliki.

Kode etik APIP dimaksudkan sebagai pegangan atau pedoman bagi para pejabat dan

audiotr APIP dalam bersikap dan berperilaku agar dapat memberikan citra APIP yang baik

serta menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap APIP.

E. Landasan Hukum Kode Etik dan Standar Audit APIP

Page 12: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

Landasan hukum kode etik APIP yang ditetapkan oleh peraturan menteri negara

pendayagunaan aparatur negara nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008

dilandasi oleh ketentuan hukum sebagai berikut :

1. Undang-undang RI nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggraan negara yang bersih dan

bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme

2. Undang-undang RI nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara

3. Undang-undang RI nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara

4. Undang-undang RI nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan

tanggungjawab keuangan negara

5. Peraturan Presiden RI nomor 7 tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka

menengah

6. Peraturan Presiden RI nomor 9 tahun 2005 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan

organisasi. Dan tata kerja Kementrian Negara RI sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan peraturan Presiden nomor 94 tahun 2006

7. Intruksi Preiden nomor 5 tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan korupsi

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor :

PER/03.1/M.PAN/03.2007 tentang kebijakan pengawasan nasional aparat pengawasan

interen pemerintah tahun 2007-2009

D. Pelanggaran

Kebijakan atas pelanggaran kode etik APIP sesuai dengan pernyataan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menetapkan sebgai berikut:

1. Tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik tidak dapat diberi toleransi, mes kipun dengan alasan tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan organisas i atau diperintahkan oleh pejabat yang lebih tinggi.

2. Auditor tidak diperbolehkan untuk melakukan atau memaksa karyawan lain melakukan tindakan melawan hukum atau tidak etis.

3. Pimpinan APIP harus melaporkan pelanggaran kode etik oleh auditor kepada pimpinan organisasi.

4. Pemeriksaan, investigasi dan pelaporan pelanggaran kode etik ditangani oleh Badan Kehormatan Profesi, yang terdiri dari pimpinan APIP dengan anggota yang

Page 13: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

berjumlah ganjil dan disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota Badan Kehormatan. Profesi diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan APIP.

E. Pengecualian

Terdapat bebrapa pengecualian atas pelanggaran kode etik profesi karena dalam penerapan kode etik profesi berkaitan dengan peran manusia yang lingkungannya tidak selalu normal. Dalam hal-hal tertentu seorang auditor dimungkinkan untuk tidak menerapkan aturan perilaku tertentu. Oleh karena itu, terdapat beberapa aturan pengecualian sebagai berikut:

1. Permohonan pengecualian atas penerapan kode etik tersebut harus dilakukan secara tertulis sebelum auditor terlibat dalam kegiatan atau tindakan yang dimaksud.

2. Persetujuan untuk tidak menerapkan kode etik hanya boleh diberikan oleh pimpinan APIP. Pengecualian untuk tidak menerapkan kode etik hanya dilakukan atas situasi yang telah direncanakan, bukan secara spontan pada saat kejadian itu berlangsung.

3. Pengecualian tidak diperkenankan ketika pelanggaran atas kode etik telah dilakukan baru kemudian diajukan permohonan.

F. Sanksi Atas Pelanggaran

Auditor APIP yang terbukti melanggar Kode Etik APIP akan dikenakan sanksi oleh pimpinan APIP atas rekomendasi dari Badan Kehormatan Profesi. Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik oleh pimpinan APIP dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bentuk-bentuk sanksi tersebut antara lain berupa:

1. Teguran tertulis;

2. Usulan pemberhentian dari tim audit; dan

3. Tidak diberi penugasan audit selama jangka waktu tertentu.

G. Penerimaan Penugasan dan Perencanaan Audit

1. Penerimaan penugasan

Tahap awal adalah mengambil keputusan untuk menerima atau menolak kesempatan untuk

menjadi auditor klien baru atau melanjutkan sebagai audior untuk klien yang sudah ada.

Pertimbangan sebelum menerima penugasan:

Page 14: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

• Tanggung jawabnya terhadap publik

• Tanggung jawabnya terhadap klien

• Tanggung jawabnya terhadap rekan seprofesi

Enam langkah dalam mempertimbangkan penerimaan penugasan :

A. Mengevaluasi integritas manajemen.

Komunikasi dengan Auditor Pendahulu

Sebelum menerima penugasan, PSA No. 16, Komunikasi Antara Auditor Pendahulu dengan

Auditor Pengganti (SA 315.02), mengharuskan auditor pengganti untuk mengambil inisiatif

untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu, baik secara lisan maupun tertulis.

Komunikasi harus dilakukan dengan persetujuan klien, karena kode etik profesi melarang

auditor untuk mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam audit tanpa ijin klien.

Mengajukan Pertanyaan pada Pihak Ketiga

Informasi tentang integritas manajemen dapat diperoleh dari orang-orang yang mengenal

klien, seperti penasehat hukum klien, bankir, dan pihak–pihak lain dalam lingkungan bisnis

dan keuangan yang memiliki hubungan bisnis dengan calon klien. Sumber informasi

potensial lainnya, adalah mereview berita yang berkaitan dengan penggantian manajemen

puncak di majalah atau surat kabar dan seandainya calon klien adalah perusahaan terbuka

yang menjual saham- sahamnya dipasar modal dan pernah diaudit auditor lain, informasi bisa

diperoleh dengan membaca laporan klien ke Bapepam tantang penggantian auditor.

Mereview Pengalaman Masa Lalu dengan Klien

Auditor harus mempertimbangkan secara cermat pengalaman berhubungan kerja dengan

manajemen klien di waktu yang lalu, seperti auditor harus mempertimbangkan semua

kekeliruan dan ketidak beresan material, serta tindakan melawan hukum yang ditemukan

dalam audit yang lalu. Auditor juga mengajukan pertanyaan kepada manajemen mengenai

berbagai hal seperti ada tidaknya kewajiban bersyarat ( contingencies ), lengkap tidaknya

notulen rapat dewan komisaris, dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Kebenaran

Page 15: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

jawaban manajemen atas pertanyaan- pertanyaan tersebut dalam audit yang lalu harus

dipertimbangkan dengan cermat dalam mengevaluasi integritas manajemen.

B. Mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko yang tidak biasa.

Mengidentifikasi Pemakai Laporan Keuangan Auditan

Auditor harus mempertimbangkan apakah klien merupakan perusahaan publik ( menjual

saham- sahamnya kepada masyarakat ) atau perusahaan privat, kepada siapa saja atau kepada

pihak ketiga mana diperkirakan klien berpotensi mempunyai kewajiban sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku. Auditor harus mempertimbangkan apakah laporan audit

yang biasa akan cukup untuk memenuhi kebutuhan semua pemakaian laporan atau apakah

perlu dibuat laporan khusus.

Memperkirakan Adanya Persoalan Hukum dan Stabilitas Keuangan Klien

apabila penggugat bisa menemukan alasan bahwa ia dirugikan karena keputusan yang

diambilnya didasarkan pada laporan keuangan , maka situasi demikian sangat mungkin akan

melibatkan auditor. Bila hal itu terjadi , maka auditor terancam untuk membayar denda atas

putusan pengadilan. Oleh karena itu, auditor harus berusaha untuk mengidentifikasi dan

menolak calon klien yang memiliki risiko tinggi terkena gugatan hukum. Hal yang sama juga

perlu diperhatikan auditor, apabila calon klien menunjukkan ketidakstabilan keuangan ,

seperti tidak mampu membayar utang yang jatuh temp

seperti : investigasi aparat pemerintah mengenai hasil produksi, dan ketidakstabilan

keuangan.

Bahkan apabila tidak terdapat petunjuk adanya kesulitan yang sedang dihadapi

perusahaan, auditor harus mempertimbangkan timbulnya masalah seperti itu di masa datang

bersamaan dengan menurunnya kondisi perusahaan. Prosedur yang dapat digunakan auditor

untuk mengidentifikasi hal- hal semacam itu adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada

manajemen, menganalisa laporan keuangan yang pernah diterbitkan baik yang diaudit

maupun tidaki diaudit, dan apabila memungkinkan dengan mereview laporan- laporan yang

disampaikan kepada berbagai instansi.

Mengevaluasi Auditabilitas Perusahaan Klien

Page 16: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kondisi- kondisi lain yang menimbulkan

pertanyaan mengenai auditabilitas klien. Kondisi- kondisi tersebut antara lain misalnya

perusahaan tidak memiliki catatan akuntansi atau catatan akuntansinya buruk sekali,

perusahaan tidak memiliki struktur pengendalian intern yang memadai, atau kemungkinan

adanya pembatasan dari klien atas audit yang akan dilakukan. Bila auditor berhadapan

dengan situasi demikian, maka sebaiknya ia menolak untuk menerima penugasan, atau klien

harus diberi pengertian mengenai kemungkinan adanya pengaruh dari kondisi demikian

terhadap laporan auditor.

C. Menilai Kompetensi staf audit yang ada.

Standar umum yang pertama dalam standar auditing menyatakan bahwa :

“Audit harus dilaksankan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis

cukup sebagai auditor”. Jadi Auditor harus memastikan apakah mereka memiliki kompetensi

professional untuk menyelesaikan penugasan sesuai dengan standar auditing. Hal ini

menyangkut penentuan berapa jumlah amggota tim audit dan mempertimbangkan kebutuhan

bantuan dari knsultan atau spesialis pada waktu audit berlangsung.

Penetapan Tim Audit

Tujuan elemen pengendalian mutu ini adalah untuk melihat bahwa tingkat keahlian teknis

dan pengalaman tim audit akan dapat memenuhi keburuhan untuk menangani penugasan

secara profesional. Dalam menetapkan anggota tim, perlu dipertimbangkan pula sifat dan

luasnya supervisi yang harus dipersiapkan. Tim audit pada umumnya terdiri dari :

Seorang partner yang bertanggung jawab penuh dan merupakan penanggung jawab akhir

dari suatu penugasan.

Seorang manajer atau lebih yang mengkoordinasi dan melakukan supervisi pelaksanaan program audit.

Seorang senior atau lebih yang bertanggung jawab atas sebagian program audit dan melakukan supervisi serta mereview pekerjaan staf asisten.

Staf asisten yang mengerjakan berbagai prosedur audit yang diperlukan.

Mempertimbangkan Kebutuhan Konsultasi dan Penggunaan Spesialis

Page 17: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

Auditor perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan konsultasi dan spesialis untuk

membantu tim audit dalam melaksanakan audit. Elemen pengendalian mutu yang berkaitan

dengan konsultasi menyatakan bahwa kantor akuntan publik harus memiliki kebijakan dan

prosedur untuk memperoleh jaminan memadai bahwa personil kantor akuntan publik

membutuhkan bantuan, sepanjang diperlukan, dari orang atau orang- orang yang memiliki

tingkat pengetahuan, integritas, kebijaksanaan, dan otoritas yang sesuai . PSA No. 39,

Penggunaan Pekerjaan Spesialis (SA 336), menyatakan bahwa auditor bisa menggunakan

pekerjaan spesialis untuk mendapatkan bukti kompeten. Contoh spesialis, antara lain :

Penilai (appraiser) untuk mendapatkan bukti tentang penilaian atas barang seni.

Insinyur tambang untuk menentukan jumlah cadangan atau deposit barang tambang yang ada di suatu pertambangan.

Aktuaris untuk menentukan jumlah rupiah program pensiun yang akan digunakan dalam akuntasi.

Penasehat hukum untuk memperkirakan hasil akhir dari suatu perkara pengadilan yang masih berjalan.

Konsultan lingkungan untuk menentukan pengaruh undang- undang dan peraturan tentang lingkungan.

D. Menilai independensi staf auditor yang ada. (Mengevaluasi Indepedensi)

Standar auditing kedua menyatakan bahwa

”Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan independensi dalam sikap mental

harus dipertahankan oleh audit”.

Selain diatur dalam standar auditing, independensi dalam penugasan audit juga diwajibkan

oleh Kode Etik IAI, disamping merupakan salah satu elemen dari elemen-elemen

pengendalian mutu. Salah satu prosedur yang ditempuh adalah mengirim surat edaran kepada

semua staf profesional KAP yang bersangkutan dengan menyebut nama calon klien, untuk

mengidentifikasi kemungkinan adanya hubungan keuangan atau bisnis dengan calon klien

tersebut. Bila disimpulkan syarat independensi tidak dipenuhi, maka penugasan harus ditolak

atau calon klien harus memberi informasi apabila audit tetap dilaksanakan, maka auditor akan

memberikan pendapat ” menolak memberi pendapat ”.

E. Menentukan kemampuan untuk bekerja dengan cermat dan seksama

Standar auditing ketiga menyatakan bahwa

Page 18: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

”Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan

kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama”.

Saat Penunjukan

Penunjukan auditor secara dini oleh klien dan penerimaan penugasan oleh auditor akan

berpengaruh pada perencanaan audit, Sebaliknya apabila penerimaan penugasan terjadi pada

saat mendekati / sesudah akhir tahun buku , auditor bisa mendapat berbagai hambatan dalam

perencanaan audit dan pelaksanaan pekerjaan lapangan , termasuk kemungkinan auditor

harus menggeser ke belakang prosedur-prosedur yang seharusnya dilakukan pada tanggal

neraca.

Penjadwalan audit.

Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan umumnya dibagi menjadi dua kategori berikut :

Pekerjaan interim yaitu pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam kurun waktu

antara tiga sampai empat bulan sebelum tanggal neraca.

Pekerjaan akhir tahun yaitu pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam kurun waktu

tidak lama sebelum tanggal neraca sampai kira-kira tiga bulan setelah tanggal neraca.

-Penaksiran Kebutuhan Waktu.

Dalam mempertimbangkan penerimaan penugasan, auditor biasanya membuat suatu taksiran

kebutuhan waktu audit. Pembuatan taksiran kebutuhan waktu meliputi estimasi tentang

jumlah jam yang diperkirakan dibutuhkan setiap tingkat staff ( partner, manager, senior,

dsb )untuk menyelesaikan setiap bagian audit dengan cermat dan seksama. Angka taksiran ini

akan digunakan oleh kantor akuntan sebagai bahan diskusi dengan calon klien dalam

menetapkan honorarium tertentu yang telah ditentukan jumlahnya berdasarkan kesepakatan

dengan klien ( fixed-fee basis ), tapi honorarium audit.

Personal Klien.

Penggunaan personal klien juga mempunyai dampak besar dalam penentuan staff dan

penjadwalan, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada honorarium audit, pengaruh ini

berkaitan dengan tiga kategori prosedur auditing, yaitu: prosedur untuk memperoleh

pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien, pengujian pengendalian, dan

pengujian substantif.

Page 19: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

F. Menyiapkan surat penugasan

Langkah terakhir dalam tahap penerimaan penugasan adalah penyusunan surat penugasan.

Bentuk dan isi surat penugasan berbeda-beda untuk setiap klien, namun secara umum setiap

surat penugasan hendaknya berisi hal-hal:

- menyebutkan dengan jelas nama perusahaan atau satuan organisasi dan laporan keuangan

yang akan diperiksa

- menyebutkan tujuan audit

- menyebutkan bahwa audit akan dilakukan berdasarkan standar profesional

- menjelaskan tenteng sifat dan lingkup audit dan tanggung jawab auditor

- menyebutkan bahwa walaupun audit telah dirancang dan dilaksanakan dengan baik

- mengingatkan manajemen

- menyebutkan bahwa manajemen akan diminta untuk mmberikan representasi tertulis kepada

auditor.

- menjelaskan mengenai dasar perhitungan honorarium audit dan cara penagihan honorarium.

- meminta klien untuk mnegaskan kesepakatannya atas berbagai hal yang tercantum dalam

surat penugasan dengan menandatangani surat penugasan tersebut dan mengirimkan kembali

salinannya kepada auditor.

2. Perencanaan audit audit

Merupakan tahap yang vital bagi pelaksanaan audit yang Luas perencanaan audit yang

dipengaruhi oleh :

a) Ukuran dan kompleksitas perusahaan klien

b) Pengalaman auditor dengan klien

c) Pengetahuan dan kemampuan auditor beserta seluruh stafnya

Dalam perencanaan audit diperlukan :

1. Pemahaman Bisnis dan industri klien

2. Prosedur analitik

Page 20: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

3. Mempertimbangkan materialitas awal

4. Mempertimbangkan resiko audit

5. Mempertimbangkan saldo awal

6. Mengembangkan strategi audit awal

7. Review informasi yang berhubungan dengan kewajiban klien

8. Memahami struktur pengendalian intern

BErbagai prosedur bisa digunakan untuk mendapatkan pengetahuan tersebut . Beberapa prosedurnya antara lain :

• Mereview kertas kerja tahun lalu

• Mereview data industry dan bisnis klien

• Melakukan peninjauan ke tempat operasi klien

• Mengajukan pertanyaan kepada komite audit

• Mengajukan pertanyaan kepada manajemen

• Menentukan adanya hubungan istimewa

• Mempertimbangkan dampak dari pernyataan akuntansi dan auditing tertentu yang relevan

3. Memperoleh pemahaman bisnis dan industri klien

a. Jenis bisnis dan produk klien

b. Lokasi dan karakteristik (produksi dan pemasaran)

c. Jenis dan karakteristik industri klien

d. Eksistensi ada tidaknya hubungan istimewa

e. Regulasi pemerintah yang mempengaruhi bisnis dan industri klien

f. Karakteristik laporan yang harus diberikan kepada badan regulasi

Mereview Kertas Kerja Tahun Lalu

Dalam penugasan audit ulangan, auditor bisa memperoleh pengetahuan tentang klien dengan

mereview kertas kerja tahun lalu. Selain itu, kertas kerja menunjukkan masalah-masalah yang

mucul dalam audit pada tahun lalu yang mungkin akan berlanjut pada tahun-tahun

Page 21: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

selanjutnya. Bagi klien baru, kertas kerja yang disusun auditor pendahulu bisa membantu.

Klien harus memberi ijin pada auditor pengganti untuk mereview.

• Mereview Data Industri dan Bisnis Klien Untuk memperoleh pengetahuan tentang bisnis

klien, auditor bisa:

a. mereview anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan

b. membaca notulen rapat dewan komisaris dan dewan direksi untuk mendapatkan

informasi-informasi tertentu

c. analisis laporan keuangan tahunan dan interim, laporan pajak penghasilan, dan laporan ke

instansi-instansi terkait

d. mempelajari berbagai peraturan pemerintah yang relevan

e. membaca kontrak-kontrak yang belanjut

f. membaca publikasi-publikasi yang berkaitan dengan industri dan perdagangan untuk

mempelajari perkembangan bisnis dan industri mutahir.

• Melakukan Peninjauan Ke Tempat Operasi Klien

Dari peninjauan langsung ke pabrik, auditor akan mengetahui tata-letak pabrik, proses

operasi ( produksi ), fasilitas pergudangan, dan hal-hal yang bisa menimbulkan masalah.

Selama peninjauan ke kantor, auditor akan mendapat pengetahuan tentang jenis dan lokasi

catatan akuntansi dan fasilitas PDE, dan kebiasaan kerja para karyawan.

• Mengajukan Pertanyaan Kepada Komite Audit

Komite audit dari dewan komisaris bisa memberi penjelasan penting kepada auditor

mengenai bisnis dan industri klien. Komite audit juga bisa memberi informasi kepada auditor

tentang perubahan-perubahan penting dalam manajemen perusahaan dan struktur organisasi.

• Mengajukan Pertanyaan Kepada Manajemen

Pertanyaan yang diajukan kepada manajemen bisa menyangkut mengenai luas dan saat

keterlibatan personil klien dalam pembuatan daftar-daftar dan analisis untuk auditor.

• Menentukan Adanya Hubungan Istimewa

Page 22: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

Prinsip akuntansi yang berlaku umum mencakup keharusan membuat pengungkapan khusus

dan dalam hal tertentu menetapkan perlakuan akuntansi khusus, untuk transaksi-transaksi

dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. PSA 34, Pihak Yang memiliki

Hubungan Istimewa ( SA 334.07 ) menyatakan bahwa prosedur audit khusus, termasuk yang

disebutkan dibawah ini, harus digunakan untuk menentukan adanya transaksi yang memiliki

hubungan istimewa lainnya:

4. MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS

PSA No. 22, Prosedur Analitis (SA 329.02), merumuskan prosedur analitis sebagai “evaluasi

informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data

keuangan yang satu dengan data keuangan yang lainnya, atau antara data keuangan dengan

data nonkeuangan”.

Penggunaan prosedur analitis dalam auditing dengan tujuan-tujuan :

Tahap perencanaan audit, membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan luas prosedur audit lainnya.

Tahap pengujian, pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu (berhubungan dengan saldo rekening atau jenis transaksi)

Tahap review akhir audit, review menyeluruh informasi keuangan dalam laporan keuangan setelah diaudit.

Prosedur analitis dapat membantu auditor dalam perencanaan dengan cara :

Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien

Mengidentifikasi hubungan-hubungan yang tidak biasa dan fluktuasi yang tidak diharapkan dalam data yang bisa menunjukkan bidang-bidang yang kemungkinan mencerminkan resiko salah saji.

Penggunaan prosedur analitis dalam tahap perencanaan :

Mengidentifikasi perhitungan atau perbandingan yang akan dibuat

a. Perbandingan data absolute

Page 23: TUGAS KELOMPOK ! AKN FIX.doc

b. Analisis vertical (Common-size financial statements)

c. Analisa rasio

d. Analisis trend

Mengembangkan ekspektasi atau harapan

a. Informasi keuangan klien periode-periode yang lalu dengan mempertimbangkan

perubahan yang diketahui

b. Hasil antisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan

c. Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan pada suatu periode

d. Data industry

e. Hubungan antara informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang relevan

Melakukan perhitungan atau perbandingan

Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan

Menyelidiki perbedaan signifikan yang tak diharapkan

Menentukan pengaruhnya terhadap perencanaan audit.