tugas kelompok 10 ta resume fix
DESCRIPTION
dgdbdvdTRANSCRIPT
TUGAS TEORI AKUNTANSI“RESUME KESELURUHAN MATERI ”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Teori Akuntansi
Dosen : Dr. Acep Edison.,S.E.,M.M.,Ak.
Oleh :
KELOMPOK 10
Marina Sri Utami 0109U135
Rezki Aviantika 0109U435
Singgih Hadiyanto 0109U188
Kelas: J
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2012
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sebelumnya penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah yang telah mememberikan hidayah dan taufik kepada kita semua. Amin. Sholawat serta salam kepada Nabi kita Muhammah, SAW, semoga di hari akhir kelak kita mendapatkan izin dari beliau untuk masuk ke surga Allah. Amin.
Buku Teori Akuntansi ini terdiri dari empat belas bagian. Mengingat waktu tidak lama mungkin sangat banyak sekali kesalahan-kesalahan. Insya Allah, semoga penulis diberi kesempatan untuk membuat tulisan yang sekiranya lebih pantas. Amin.
Sebagai penutup kalimat, penulis sangat mengharapkan masukan-masukan untuk memperbaiki tulisan ini. Dan penulis mengucapan terima kasih kepada bapak Dr. Acep Edison.,S.E.,M.M.,Ak. Dosen Teori Akuntansi yang telah memberikan amanah untuk melaksanakan tugas ini, serta banyak memberi dorongan dan nasehat yang sangat berarti untuk kemajuan penulis.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Januari 2013
2
DAFTAR ISI
Lembar judul............................................................................................................................1
Kata pengantar..........................................................................................................................2
Daftar isi....................................................................................................................................3
Pendahuluan..............................................................................................................................4
Filsafat dan Ilmu Teori...............................................................................................................5
Sejarah Perkembangan Akuntansi.............................................................................................7
Pendekatan Teori Akuntansi......................................................................................................9
Kerangka Konseptual...............................................................................................................12
Lingkungan Ekonomi Akuntansi..............................................................................................15
Pengambilan Keputusan..........................................................................................................18
Kebijakan Akuntansi................................................................................................................23
Aset, Kas, Kapital, dan Laba....................................................................................................29
Liabilitas...................................................................................................................................36
Ekuitas......................................................................................................................................48
Laba..........................................................................................................................................52
Pendapatan dan Biaya..............................................................................................................55
Laporan Posisi Keuangan dan Perubahan Harga.....................................................................59
Pengungkapan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan...........................................................63
Kesimpulan...............................................................................................................................66
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi dibagi dalam tiga periode: tahun 4000 SM-1300 M, tahun 1300-1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang. Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi.
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi yang berguna dalam membantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
Seperti ilmu-ilmu lainnya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.
Teori akuntansi dikembangkan dan disaring lewat sebuah proses riset akuntansi. Hasil riset pertama dari akuntan publik, dan pihak lain dari organisasi pembuatan kebijakan, kantor akuntan publik, dan sektor industri swasta yang ikut berperan penting dalam peran proses riset akuntansi. Standar dan pernyataan dan ketetapan yang dihasilkan oleh organisasi pembuat kebijakan akan di interpretasikan dan diterapkan dalam praktek pada tingkat organisasi.
Teori akuntansi itu sendiri dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara : menurut tingkatannya (sintaksis, semantis, pragmatis) ; menurut dasar pemikirannya (deduktif, induktif); atau menurut sikap pendiriannya (normatif, positif). Selain itu, para akuntan telah mencoba banyak pendekatan untuk memecahkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengakuan pendapatan. Ada 6 pendekatan dalam teori akuntansi yaitu pendekatan pajak, legal, etika, ekonomi, perilaku, dan struktural.
4
PERTEMUAN KE-1
FILSAFAT ILMU DAN TEORI
Filsafat diambil dari potongan kata yang berasal dari bahasa yunani yaitu philos yang
berarti cinta, philia yang berarti persahabatan dan sophos yang berarti kebijaksanaan,
pengetahuan, intelegensi.
Filsafat ilmu merupakan suatu system atau rerangka cara berfikir menyangkut suatu
pengetahuan yang digunakan dalam kehidupan manusia di dalam menjalani fitrahnya sebagai
manusia. Terdapat tiga istilah di dalam filsafat ilmu dan penerapannya di dalam teori
akuntansi diantaranya :
1. Ontologi Syarat menjadi suatu ilmu harus ada sesuatu.
Contoh : Rerangka pikir akuntansi yang didasarkan pada adanya atau terjadinya
transaksi atau adanya pengakuan terhadap harta dan kewajiban suatu entitas.
2. Epistemology Jika sesuatu itu sudah ada, untuk apa dan apa makna sesuatu
tersebut.
Contoh : Setiap transaksi merupakan suatu kejadian yang bermakna. Pemaknaan
berkaitan dengan perlakuan terhadap transaksi, harta dan kewajiban suatu entitas
yang dimaknai berdasarkan prinsnip, standard dan kebijakan.
3. Aksiologi Jika sesuatu itu telah bermakna, apakah sesuatu itu dapat berguna
atau digunakan ?
Contoh : Berdasarkan perlakuan serta penggunaan prinsip, standard dan kebijakan
akuntansi transaksi menjadi dasar dalam proses atas berfungsinya ilmu akuntansi
yakni dari mulai transaksi dan dihasilkan pelaporan akuntansi dari harta dan
kewajiban.
Teori dideskripsikan dan dijelaskan berdasarkan pada hukum-hukum dan kausalistik
yang berasal dari konfirmasi dari hasil pengalaman (empiris) dan percobaan (eksperimen).
Sedangkan teori akuntansi itu sendiri adalah suatu penalaran logika dalam seperangkat
konseptual, azas hipotesis, postulat, aksiomatik, prinsip dan pragmatis yang membentuk
5
kerangka acuan dalam ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam penilaian praktik
akuntansi.
Pendekatan Teori Akuntansi
Banyak pendekatan digunakan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi.
Diantaranya:
1. Pendekatan pajak
2. Pendekatan legal
3. Pendekatan etika
4. Pendekatan ekonomi
5. Pendekatan perilaku
6. Pendekatan structural
Setiap pendekatan terhadap teori akuntansi memiliki manfaat tertentu dalam membantu
menetapkan dan mengevaluasi prinsip dan prosedur akuntansi. Misal pendekatan
ekonomi dan perilaku membantu membentuk pentas untuk menjelaskan lingkungan
tempat akuntansi beroperasi dan untuk memilih data mana yang harus dilaporkan.
Pendekatan etika memberikan tujuan fundamental dalam menetapkan standar akuntansi.
Pendekatan sosial dan makroekonomi menambah kontroversi dalam pengembangan dan
penerapan teori, dan seterusnya.
6
PERTEMUAN KE-2
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
1. Evolusi Pembukuan Berpasangan (double entry bookkeeping)
Para ahli sejarah sebagian besar mengakui bahwa sistem pencatatan telah ada pada
peradaban kurang lebih 3000 sM. Bentuk pembukuan pada peradaban itu berkaitan dengan
faktor-faktor, antara lain sistem penulisan, pengenalan angka arab dan desimal, aljabar,
bahan-bahan penulisan yang murah, meningkatnya literasi, dan adanya medium pertukaran
yang baku.
Orang pertama yang dikenal mengkodifikasikan akuntansi dengan mengulas tata buku
berpasangan yang disebut Particularis de Computis et Scripturis adalah Luca Pacioli karena
inilah tulisan pertama kali yang diterbitkan dan dipublikasikan dan masih relevan sampai
sekarang. Kendatipun demikian peran para pedagang khususnya dari bangsa Arabia dan
Mesir dalam penemuan akuntansi pertama kali tidak dapat diabaikan dengan bukti adanya
praktik sistem buku berpasangan oleh pemerintahan islam pada abad ke-10.
Sumbangan masa Renaisans pada akuntansi, antara lain munculnya istilah-istilah
akuntansi yang dipakai sampai saat ini, antara lain debt, debtor, debenture, debit, kredit,
creed, dan credere. Selain itu mereka telah memulai pengembangan akuntansi biaya, accrual,
deffered, dan audit neraca.
2. Perkembangan Akuntansi di Amerika Serikat
Empat fase perkembangan akuntansi di Amerika Serikat yang dapat diidentifikasi adalah
sebagai berikut :
1. Fase pertama (1900-1933) manajemen sepenuhnya mengendalikan pemilihan
informasi keuangan yang harus diungkapkan dalam laporan t Tahunan.
2. Fase kedua (1933-1959).
3. Fase ketiga (1959-1973) lembaga-lembaga profesional memainkan peranan signifikan
dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi.
4. fase keempat (1973-sekarang) Financial Accounting Standards Board (FASB) dan
berbagai kelompok penekan mendorong terjadinya politisasi akuntansi. 7
Fase-fase tersebut mencerminkan dinamika penetapan standar akuntansi mulai dari
ketergantungan pada inisiatif manajemen, kemudian peran aktif lembaga-lembaga profesional
yang menerbitkan regulasi-regulasi sehingga sampai pada Financial Accounting Standards
Board (FASB) yang mengutamakan pendekatan politis dalam akuntansi.
3. Perkembangan Teori Akuntansi di Indonesia
Sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia tidak terlepas dari nuansa sejarah politik
dan perdagangan di Indonesia. Pada dekade zaman penjajahan sampai 1955 cara untuk
memperoleh gelar akuntan melalui pendidikan formal dan nonformal (kursus-kursus). Pada
dekade 1955 sampai dengan 1979 gelar akuntan mulai diberikan. Berdasarkan UU No. 34
Tahun 1954, diawali dengan pembukaan jurusan akuntansi di UI Tahun 1955 lulusan
akuntansi pertama pada Tahun 1957.
8
PERTEMUAN KE-3
PENDEKATAN TEORI AKUNTANSI
Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakan suatu hasil
rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial tertentu. praktik akuntansi
tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti faktor sosial, ekonomi,
politis, dsb. dan hal itu menyebabkan praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu
bisa tidak sama dengan praktik akuntansi di negara lainnya. Untuk melaksanakan suatu
praktik akuntansi yang baik, tidak cukup hanya mempelajari akuntansi secara praktik saja.
Karena dibalik praktik akuntansi terdapat berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep,
penjelasan, dsb, yang semuanya terangkum dalam teori akuntansi.
Para akuntan telah mencoba banyak pendekatan untuk memecahkan pertanyaan-
pertanyaan seperti pertanyaan mengenai pengakuan pendapatan. Pendekatan teori akuntansi
dibagi menjadi dua yaitu :
1. Pendekatan non teoritis dibagi menjadi dua yaitu :
1. P. pragmatis : terdiri atas penyusunan suatu teori yg ditandai oleh kesamaannya dg
prakter dunia nyata yg berguna dlm artian memberikan solusi yg sifatnya praktis.
2. P. kekuasaan : untuk perumusan suatu teori akuntansi yg digunakan oleh
organisasi professional.
2. Pendekatan teoritis dibagi menjadi lima kelompok yaitu :
2.3.1. P. deduktif : pendekatan ini dimulai dg dalil akuntansi dasar/ premis &
dilanjutkan dg menurunkan prinsip” akuntansi melalui cara” logis yg dipakai sbg
pedoman &dasar bagi pengembangan teknik” akuntansi.
2.3.2. P. Induktif : Pendekatan ini diawali dg observasi mengenai informasi
keuangan dari perusaan bisnis & dilanjutkan dg menyusun generalisasi & prinsip”
akuntansi dari observasi tsb berdasarkan kpd hub yg berulang kembali.
2.3.3. P. etis : Inti dasar dari pendekatan etis terdiri atas konsep kewajaran, keadilan,
ekuitas, &kenyataan.
9
2.3.4. P. Sosiologi : Prinsip/teknik akuntansi yg ada dievaluasi untuk penerimaan
dari dasar pengaruh laporannya thdp seluruh kelompok dalam komunitas.
2.3.5. P. Ekonomi : berfokus pada suatu konsep dari kesejahteraan akonomi umum.
2.3.6. P. Eklektik : gabungan dari berbagai pendekatan.
Teori akuntansi dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan diantaranya :
A. Teori Sintaksis
Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan
keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang
berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi
tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu.
B. Teori Interpretasional (semantik)
Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara gejala (obyek atau kejadian) dan istilah
atau simbol yang menunjukkannya. Teori-teori yang berhubungan dengan interpretasi
(semantik) diperlukan untuk memberikan pengertian dalil-dalil akuntansi yang
bertujuan meyakinkan bahwa penafsiran konsep oleh para akuntan sama dengan
penafsiran para pemakai laporan akuntansi.
C. Teori perilaku (pragmatis)
Teori ini menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap
perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah
penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan.
Teori akuntansi memiliki enam karakteristik diantaranya :
4. Memiliki body of knowledge
5. Konsisten secara internal
6. Menjelaskan dan/atau memprediksi fenomena
7. Menyajikan hal-hal yang ideal
8. Membahas masalah dan memberikan solusi10
Terdapat dua metodologi penyusunan terori akuntansi diantaranya :
Metode Normatif : akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yg harus diikuti
apakah berlaku/ dipraktikkan skrng/tidak.
Metode deskriptif : Dalam metode ini kauntansi dianggap sbg seni yg tdk dapat
dirumuskan &karenanya metode perumusan teori akuntansi harus bersifat
menjelaskan.
11
PERTEMUAN KE-4
KERANGKA KONSEPTUAL
• Pengertian
FASB menyatakan bahwa kerangka konseptual akutansi merupakan suatu sistem yang
koheren, sub-sub sistemnya adalah tujuan (objectives) dan Konsep fundamental yang saling
terkait. Bisa disimpulkan bahwa kerangka konseptual adalah struktur teori akuntansi yang
didasarkan pada penalaran logis yang menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan
apa yang harus dilakukan apabila ada fakta atau fenomena baru. Sedangkan yang dimaksud
dengan konsep-konsep yang mendasari akutansi keuangan yakni yang menuntun kepada
pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan,
pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.
• Hierarki Elemen
Kerangka konseptual digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki beberapa
tingkatan diantaranya :
- Pada tingkatan teori yang tinggi
kerangka konseptual mengindentifikasi ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan.
- Pada tingkatan selanjutnya
karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen keuangan didefinisikan.
- Pada tingkatan operasional
kerangka operasional berkaitan dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan tentang
pengakuan dan pengukuran elemen laporan keuangan.
12
• Struktur Teori Akuntansi
Struktur teori akuntansi Belkaoui seperti yang tergambar pada maupun seperti yang
tercantum pada tiga level kerangka konseptual FASB menunjukkan bahwa tujuan pelaporan
dan laporan keuangan merupakan dasar dari penyusunan prinsip akuntansi yang pada
akhirnya diturunkan pada aturan atau teknik akuntansi.
• Tujuan Akuntansi
Tujuan akuntansi dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Tujuan umum laporan keuangan, diantaranya :
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber
ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber ekonomi neto suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas
usaha dalam tangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di
dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-
sumber ekonomi dan kewajiban.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan.
b. Tujuan akuntansi menurut A Statement Of Basic Accounting Theory (ASOBAT) :
a) Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang
terbatas dan untuk menetapkan tujuan
b) Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan
faktor produksi lainya.
c. Tujuan akuntansi menurut Accounting Principle Board ada dua yaitu :
13
a) Tujuan Khusus, Untuk menyajikan laporan posisi keuangan,
Hasil usaha, dan Perubahan posisi keuangan lainya secara wajar sesuai dengan
GAAP
b) Tujuan Umum, Memberikan Informasi yang terpercaya
tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan.
14
PERTEMUAN KE-5
LINGKUNGAN EKONOMI AKUNTANSI
a) Perekonomian swasta
Akuntansi di barat berlangsung dalam kerangka perekonomian swasta yang kapitalis
yang mengizinkan penggunaan harga-harga pertukaran sebagai ukuran nilai ekonomis.
Pemakai akuntansi banyak dan bervariasi tetapi tampaknya mempunyai kepentingan yang
sama dalam meramalkan arus kas masa depan.
Suatu perusahaan swasta dapat merubah perusahaannya menjadi perusahaan yang go
public melalui beberapa proses diantaranya :
A. Tahap persiapan
B. Pengajuan pernyataan pendaftaran
C. Penawaran saham
D. Pencatatan di bursa efek
Pihak-pihak yang terkait dalam proses go public adalah :
1. Underwriter (penjamin)
2. Emiten
3. Wali amanat
4. Avokat
Peran akuntan dalam proses go public adalah untuk menentukan harga saham perdana
atau pada saat IPO.
b) Pasar modal
Analsis empiris memperlihatkan bahwa pasar saham Amerika efisien secara semikuat.
Arti efisiensi. Efisiensi pasar merupakan harga sekuritas di pasar sepenuhnya mencerminkan
semua informasi yang tersedia dengan cara yang tidak memihak. Dalam bentuk teoritisnya,
syarat-syarat yang harus ada dalam pasar yang efisien adalah :
15
1. Tidak ada biaya transaksi dalam memperdagangkan sekuritas.
2. Semua informasi yang ada sama tersedianya bagi semua pedagang tanpa biaya.
3. Semua pedagang mempunyai harapan yang homogen mengenai implikasi informasi
yang tersedia.
Terdapa tiga bentuk pada efisiensi pasar diantaranya :
• EMH (Efficient-Market Hypothesis) bentuk lemah
EMH bentuk lemah menyatakan bahwa harga-harga ekuritas sepenuhnya
mencerminkan informasi yang disiratkan oleh urutan harga historis.
• EMH (Efficient-Market Hypothesis) bentuk kuat
EMH bentuk kuat menyatakan bahwa semua informasi relevan yang tersedia
tercermin dalam harga-harga sekuritas. Ini berarti harga-harga sekuritas sepenuhnya
mencerminkan informasi istimewa (orang dalam) dan juga semua informasi yang
tersedia bagi public.
• EMH (Efficient-Market Hypothesis) bentuk semikuat
EMH bentuk semikuat mengambil posisi diantara bentuk yang lemah dan yang kuat.
Bentuk ini menyatakan bahwa harga-harga sekuritas mencerminkan semua informasi
yang tersedia bagi public. Ini berarti mencakup informasi mengenai harga-harga
sekuritas sekarang dan sebelumnya, tetapi tidak termasuk informasi orang dalam.
c) CAPM (Capital Asset Pricing Model)
CAPM merupakan model penetapan harga aktiva modal. CAPM menunjukkan bahwa
imbalan yang diharapkan untuk sekuritas tertentu sama besar dengan imbalan atas suatu
aktiva bebas risiko ditambah risiko relative sekuritas tersebut dikalikan dengan selisih lebih
antara hasil imbalan yang diharapkan dari portofolio pasar dan hasil imbalan atas aktiva
bebas risiko. CAPM dapat ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
16
= imbalan yang diharapkan atas sekuritas i
= imbalan atas sekuritas bebas risiko
= imbalan yang diharapkan atas portofolio pasar
= risiko relative sekuritas i
d) Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan memainkan peran utama dalam teori akuntansi, arti pentingnya
telah berkali-kali ditekankan dalam definisi-definisi akuntansi. Misalnya: American
Accounting Association menyatakan akuntansi adalah “…proses mengidentifikasikan,
mengukur, dan mengkomunikasikaninformasi ekonomi untuk memungkinkan dilakukannya
pertimbangan dan keputusan yang matang oleh para pemakai akuntansi.”
Dalam mempelajari keputusan yang diambil pemakai, serta dampak keputusan itu pada
penyedia informasi, para ahli teori akuntansi menganut suatu strategi yang berujung dua.
Yang satu menanyakan bagaimana orang seharusnya mengambil keputusan, berarti suatu
pendekatan normatif. Yang lainnya menanyakan bagaimana orang sebenarnya mengambil
keputusan, berarti, suatu pendekatan positif.
17
PERTEMUAN KE-6
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan memainkan peran utama dalam teori akuntansi, arti pentingnya telah
berkali-kali ditekankan dalam definisi-definisi akuntansi. Misalnya:
American Accounting Association menyatakan akuntansi adalah “…proses
mengidentifikasikan, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk
memungkinkan dilakukannya pertimbangan dan keputusan yang matang oleh para pemakai
akuntansi.”
Dalam mempelajari keputusan yang diambil pemakai, serta dampak keputusan itu pada
penyedia informasi, para ahli teori akuntansi menganut suatu strategi yang berujung dua.
Pertama adalah menyatakan bagaimana orang lain seharusnya mengambil keputusan, berarti
pendekatan normatif. Kedua adalah menyatakan bagaimana orang sebenarnya mengambil
keputusan, berarti pendekatan positif.
Terdapat tiga pendekatan dalam pegambilan keputusan diantaranya :
1. PendekatanPreskriptif (Normatif)
a. Analisis Parsial (Partial Analysis)
Pengambilan keputusan yang menggunakan alat analisis biaya-volume-laba, analisis
biaya relevan, analisis regresi, pemrograman linier, dan model-model alokasi biaya.
Alat-alat ini disebut model parsial karena hanya mencoba menganalisis satu bagian
dari masalah yang besar.
b. Teori Pilihan (Choice Theory)
Individu-individu diasumsikan menyortir semua alternatif yang terbuka bagi mereka
dan memilih tindakan, yang memberikan konsekuensi yang lebih disukai lebih tinggi
daripada yang kurang disukai, dan memaksimalkan utilitas.
c. Ekonomi Informasi (Information Economics)
18
Ekonomi informasi merupakan pengkayaan diri dari model teori pilihan dengan
menambahkan suatu probabilitas kondisi terbaik dan terburuk untuk memberikan nilai
pada informasi yang relevan, tepat waktu, dan handal untuk menghindari risiko.
d. Teori Keagenan (Agency Theory)
Salah satu cara untuk lebih memahami ekonomi informasi adalah dengan memperluas
model tersebut dari satu individu menjadi dua individu. Salah satu dari dua individu
ini menjadi agen untuk yang lain yang disebut prinsipal--inilah yang mendasari judul
teori keagenan. Analoginya mungkin seperti antara pemilik perusahaan dan
manajemen perusahaan itu. Para pemilik disebut evaluator informasi yang
bertanggung jawab memilih sistem, dalam konteks khusus ini, agen-agen mereka
disebut pengambil keputusan. Teori keagenan memberikan tiang pokok bagi peranan
penting akuntansi dalam menyediakan informasi setelah suatu kejadian biasa disebut
peranan pasca keputusan.
Teori keagenan memfokuskan pada masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
informasi yang tidak lengkap, yaitu ketika tidak semua keadaan diketahui oleh kedua
belah pihak dan, sebagai akibatkanya keadaan-keadaan tertentu tidak
dipertimbangkan oleh pihak-pihak tersebut. Situasi seperti ini disebut asimetri
informasi (information asymetries).
e. Teori Keputusan Multipribadi (Multiperson Decision Theory)
Teori keputusan multipribadi berfokus pada kumpulan individu. Pengambilan
keputusan dan permintaan akan informasi yang dihasilkannya difokuskan pada
pilihan-pilihan oleh sekumpulan individu.
2. Pendekatan Deskriptif (Positif)
a. Kebijakan Pelaporan Korporasi (Corporate Reporting Policies)
Bahasa yang digunakan dalam akuntansi positif adalah bahasa kontrak atau perjanjian
(covenant). Para investor, konsumen, manajemen, pegawai, dan pihak-pihak lainnya
19
diasumsikan membuat kontrak yang eksplisit ataupun implisit satu dengan lainnya.
Pendekatan ini kadang disebut teori ekonomi hak properti (property right). Salah satu
sumbangan yang penting dari akuntansi positif adalah peringatannya yang tepat waktu
bahwa kontrak-kontrak dibuat dalam konteks pasar.
Kontrak antara manajemen dan pemilik. Bidang yang diteliti oleh akuntansi positif
ini sangat erat berkaitan dengan teori keagenan.
Kontrak antara manajemen dan kreditor. Bidang yang menyangkut perjanjian
utang. Manajemen yang memaksimalkan utilitas, khususnya jika mereka memiliki
saham dalam perusahaan, tidak selalu mengambil keputusan demi kepentingan
terbaik para pemberi utang. Oleh karena itu, kreditor seringkali meminta
manajemen untuk menandatangani kontrak yang melindungi kepentingan kreditor.
Kontrak antara manajemen dan masyarakat. Para akuntansi positif telah meneliti
hubungan antara korporasi dan berbagai badan politik, dan pengaruh hubungan ini
pada keputusan korporasi.
b. Analisis Keuangan Individual (Individual Financial Analysis)
Kemampuan individu yang terbatas untuk memroses informasi dalam lingkungan yang
kompleks, maka wajar individu ingin menyerdehanakan situasi yang kompleksitas
dengan menggunakan atueran praktis (heuristik).
Penjangkaran (Anchoring), dimana individu membuat prediksi dengan mengambil
suatu data sebagai titik awal dan membuat penyesuaian sesuai dengan informasi
yang tersedia lainnya.
Fiksasi Fungsional (Functional Fixation), individu mengasumsikan bahwa simbol-
simbol, agregasi, atau pengganti yang mereka gunakan dalam melakukan
pertimbangan tentang masa depan mempunyai arti dan relavansi yang sama dari
waktu ke waktu, walaupun terjadi perubahan dalam apa yang diwakili oleh simbol
tersebut atau dalam cara perhitungan.
c. Sintesis (Synthesis)
Pendekatan deskriptif masih dipengaruhi oleh asumsi politik dan perilaku normatif
sehingga mempunyai kecenderungan untuk membentuk sintesis yang menyebabkan
teori tidak dapat dibuktikan salah.
20
3. Pendekatan Etika
Pendekatan deontologis berfokus pada motif untuk mencapai tujuan akhir. Pendekatan
teleologis berfokus pada akhir itu sendiri.
a. Utilitarianisme (Utilitarianism)
Teori utilitas merupakan pendekatan teleological. Dampaknya terhadap akuntansi ialah
informasi akuntansi mempengaruhi transfer kekayaan dari suatu grup ke grup lainnya.
b. Hak-hak Manusia (Human Right)
Individu mempunyai hak alami sebagai akibat dari keberadaannya sebagai manusia.
Salah satunya ialah hak untuk mengetahui informasi.
c. Keadilan dan Kewajaran (Justice and Fairness)
Teori keadilan menyatakan bahwa perilaku yang benar harus diarahkan bukan oleh
tujuannya maupun individu, melainkan oleh keadilan. DR Scott, mendasarkan
staandar-standar akuntansi pada prinsip-prinsip berikut:
Keadilan, perlakuan yang adil harus diberikan pada semua kepentingan yang terlibat
dalam situasi keuangan yang dicakup oleh akun-akun.
Kebenaran, akun-akun tidak boleh menjadi alat untuk melakukan kesalahan
penyajian.
Kewajaran, aturan akuntansi, prosedur, dan sebagainya tidak boleh hanya melayani
kepentingan tertentu.
d. Pendekatan Positif terhadap Etika
Etika dapat menjadi suatu pelajaran tentang kebiasaan yang sebenarnya mengatur
perilaku masyarakat. Etika mempunyai peran yang secara potensial penting dalam
memperdalam pemahaman tentang sifat akuntansi.
Adapun beberapa hal permasalahan yang selalu terjadi dalam pengambilan keputusan
diantaranya :
21
Menyetujui budaya perusahaan yang tidak etis
Salah menafsirkan harapan masyarakat
Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan dampak pada pemegang saham
Berfokus hanya pada legalitas
Batas keberimbangan
Batas untuk meneliti hak
Konflik kepentingan
22
PERTEMUAN KE-7
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan akuntansi merupakan kebijakan yang dirumuskan oleh badan pemerintah, yaitu
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Keuangan yang bekerjasama
dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang memberikan cara dalam hal mengatur
aktivitasaktivitas ekonomi, khususnya mengenai informasi keuangan.
Pengertian kebijakan akuntansi menurut Elden S Hendriksen diterjemahkan oleh Marianus
Sinaga (1996:109) mengatakan bahwa : “ Kebijakan akuntansi adalah proses pemilihan
metode pelaporan, alternatif, sistem pengukuran dan teknik pengungkapan tertentu diantara
semua yang mungkin tersedia untuk pelaporan keuangan oleh suatu perusahaan”.
Sedangkan kebijakan akuntansi menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002:1) adalah : “
Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip - prinsip, dasar - dasar, konvensi, peraturan dan
prosedur yang digunakan manajemen untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan”.
Proses penetapan kebijakan ekonomi dan sosial dimana suatu kebijakan itu akan beroperasi.
Sasaran pilihan kebijakan akuntansi yang paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi
perusahaan industri secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan hasil operasi. Dengan
demikian kebijakan akuntansi mempunyai peranan penting dalam membantu organisasi
perusahaan industri dalam menjalankan kegiatannya, yaitu mencapai tujuan perusahaan
dengan memperoleh pendapatan yang optimal guna kelangsungan hidup perusahaan.
Tujuan Kebijakan Akuntansi
Penetapan kebijakan akuntansi menurut penetapan sasaran (good), penggunaan metode
pengukuran, aturan pengungkapan dan bentuk penyajian saja tidak cukup sebagai sasaran,
karena keputusan alternatif akan menimbulkan konsekuensi ekonomi dan sosial. Beberapa
teori akuntansi dapat berfokus pada tujuan khusus, seperti pendapatan manajemen, akuntansi
individu, pasar atau kelompok lain dimasyarakat. Namun demikian, kebijakan akuntansi
nasional harus dipertimbangkan terhadap kesejahteraan sosial yang lebih luas, termasuk
pendapatan kelompok tertentu di masyarakat. Faktor-faktor lainnya yang harus
dipertimbangkan dalam bentuk kerangka kebijakan akuntansi hanyalah salah satu informasi
23
keuangan bagi individu. Keputusan mengenai kebijakan akuntansi harus mempertimbangkan
sumber-sumber alternatif diluar akuntansi yang menyajikan informasi yang tersedia secara
lebih efisien dan dengan biaya yang lebih rendah bagi perusahaan dan investor. Secara
singkat tujuan kebijakan akuntansi berfokus pada para pemakai informasi keuangan.
Akan tetapi hal ini hanya mungkin dilakukan melalui cara umum dengan menggunakan cara
parsial dari teori - teori induktif deduktif atau dari analisa penelitian dalam bentuk
pemrosesan informasi individu. Kesulitannya adalah bahwa pendapatan individu, badan
(perusahaan) dan kelompok tidak dapat dikombinasikan untuk membentuk suatu pendapatan
secara keseluruhan yang unik. Alternatifnya adalah memfokuskan tujuan kebijakan akuntansi
pada konsekuensi yang menguntungkan dan merugikan ini bukanlah hal yang mudah, tetapi
paling tidak penyeimbang. Ini menetapkan tujuan yang benar bagi penetapan kebijakan
akuntansi.
Pertimbangan pemilihan penerapan kebijakan akuntansi
Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepat dalam
penyiapan laporan keuangan oleh manajemen:
1. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya diakui dalam
penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadangan
rahasia atau disembunyikan.
2. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai dengan
hakekat transaksi dan realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hukum
transaksi atau kejadian.
3. Materialitas
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material yang
mempengaruhi evaluasi atau keputusan-keputusan.
24
Kebijakan-kebijakan Akuntansi :
1. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Bapepam
dan LK). Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya
perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan
pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun
tersebut, antara lain persediaan yang dinyatakan sebesar nilai uang lebih rendah antara
biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value).
Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus
kas. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang
pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata
uang Rupiah (Rp).
2. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak
perusahaan yang dikendalikannya, dimana perusahaan memiliki lebih dari 50 %, baik
langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan
kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari
aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan
apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut
diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada
pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk
memindahkan dananya ke Perusahaan.
Saldo atas transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belu direalisasi atas
transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil
usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang
sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak
25
perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi
yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang
diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut. Hak minoritas atas laba
bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham
minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan presentase
kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut. Kerugian yang
menjadi bagian pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi
bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang
menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham
mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk
menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi
kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka
laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas
sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada
pemegang saham mayoritas dapat ditutup.
Pada saat akuisisi, aktiva dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya
pada tanggal akuisisi. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian perusahaan atas nilai
wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal transaksi,
maka nilai wajar aktiva non moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara
proporsional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah
penurunan nilai wajar aktiva dan kewajiban nonmoneter tersebut diakui sebagai goodwill
negative, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai
pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun.
3. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali Mayora Nederland B.V,
diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi–transaksi selama tahun berjalan
dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.
Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan
untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian
kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun
yang bersangkutan.
26
4. Transaksi Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:
a. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan atau dikendalikan
oleh atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk
holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries;
b. Perusahaan asosiasi
c. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu
kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan
anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga
dekat adalah mereka yang dapat diharapaka mempengaruhi atau dipengaruhi
perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);
d. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempengaruhi wewenang dan
tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan
Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manager dari
Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
e. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau
(4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan
tersebut
5. Pajak Penghasilan
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial
telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam
laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke
ekuitas.
6. Laba per Lembar
Laba perlembar dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
27
7. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan
segmen adalah segmen usaha sedangkan segemen sekunder adalah segmen geografis.
28
PERTEMUAN KE-8
ASET, KAS, KAPITAL, DAN LABA
A. Definisi
FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya (SFAC No. 6, prg. 25) sebagai
manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau
dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
IASC juga mendefinisi aset sebagai suatu sumber daya yang dikendalikan oleh
perusahaan sebagai hasil kejadian masa lalu yang mana manfaat ekonomis masa depan
diharapakan didapatkan oleh perusahaan.
AASB, mendefinisi aset sebagai potensial jasa atau manfaat ekonomis yang dikendalikan
oleh pelaporan entitas sebagai hasil transaksi masa lalu atau kejadian masa lalu lainnya
B. Karakteristik
Pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama yang harus
dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset, yaitu:
1. Manfaat ekonomik yang datang cukup pasti
2. Dikuasai atau dikendalikan entitas
3. Timbul akibat transaksi masa lalu
C. Pengakuan
Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi, kejadian,
atau keadaan tersebut. Disamping memenuhi definisi aset, kriteria keterukuran,
keterpautan, dan keterandalan harus dipenuhi pula. Adapun kondisi perlu dan kondisi
cukup yang merupakan penguji yang cukup rinci untuk mengakui aset:
1. Deteksi adanya aset. Untuk mengakui aset, harus ada transaksi yang menandai
timbulnya aset.
2. Sumber ekonomik dan kewajiban. Untuk mengakui aset, suatu objek harus merupakan
sumber ekonomik yang langka, dibutuhkan, dan berharga.
29
3. Berkaitan dengan entitas. Untuk mengakui aset, kesatuan usaha harus mengendalikan
atau menguasai objek aset.
4. Mengandung nilai. Untuk mengakui aset, suatu objek harus mempunyai manfaat yang
dapat ditentukan besarnya secara moneter.
5. Berkaitan dengan waktu pelaporan. Untuk mengakui aset, semua penguji di atas harus
dipenuhi pada tanggal pelaporan.
Apa yang dikemukakan diatas sebenarnya adalah apa yang disebut dengan kaidah
pengakuan yang merupakan petunjuk teknis atau prosedur untuk menerapkan empat
kriteria pengakuan FASB yaitu definisi, keterukuran, keberpautan, dan keterandalan.
Masalah akuntansi yang menyangkut pengakuan biasanya berkaitan dengan masalah
apakah suatu kos atau jumlah rupiah yang terlibat dalam transaksi, kejaian, atau keadaan
tertentu dapat diasetkan. Hal ini biasanya berkaitan dengan antara lain: sewaguna, bunga
selama masa konstruksi aset tetap, riset dan pengembangan, eksplorasi minyak dan gas
bumi, rugi selisih kurs valuta asing, dan sumber daya manusia.
D. Pengukuran
Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar yang mengatur
tiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi berterima umum memberi pedoman penyajian
dan pengungkapan aset sebagai berikut:
a. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformatakun atau di bagian atas
dalam neraca berformat laporan.
b. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan aset tetap.
c. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling
lancar dicantumkan pada urutan pertama.
d. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan
(misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian sediaan barang.
E. Pengungkapan
30
Prinsip akuntansi berterima umum, terutama standar akuntansi menetapkan penyajian dan
pengungkapan tiap pos-pos aset. Walaupun aset didefinisi secara umum sebagai manfaat
ekonomik di masa datang yang dikuasai kesatuan usaha dan yang benar-benar timbul dari
transaksi yang sah, tiap pos aset didefinisi lebih lanjut atau spesifik sesuai dengan sifat pos
tersebut. secara umum, prinsip akuntansi berterima umum memberi pedoman penyajian dan
pengungkapan aset sebagai berikut:
1. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau di bagian atas
dalam neraca berformat laporan.
2. Aset diklasifikasikan menjadi aset lancar dan tetap.
3. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling
lancar dicantumkan pada urutan pertama.
4. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan
(misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian sediaan barang).
KAS
A. Definisi
Menurut IAI (2007:2) : Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro
setara kas adalah investasi yang sifatnya likuid berjangka pendek dan dengan cepat
dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai
yang signifikan.
Menurut Zaki Baridwan (2003 :85) “ kas merupakan suatu alat pertukaran dan
digunakan sebagai suatu ukuran dalam akuntansi”. Dalam neraca kas merupakan
aktiva yang paling sering berubah. Hampir dalam setiap transaksi dengan pihak luar
selalu mempengaruhi kas.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan, kas merupakan alat pertukaran dan alat pembayaran yang
diterima untuk pelunasan hutang, dan dapat diterima sebagai setoran dengan jumlah
sebesar nilai nominalnya, juga simpanan bank atau tempat lain yang dapat diambil
sewaktu-waktu.
B. Karakteristik
31
1. Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.
2. Kas merupakan harta yang siap dan muda untuk digunakan dalam transaksi serta
ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik.
3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.
C. Pengakuan dan Pengukuran suatu kas diantaranya :
1. Transaksi kas diakui sebesar nilai nominal.
2. Penempatan pada Bank Indonesia diakui sebesar nilai nominal.
3. Transaksi giro pada bank lain diakui sebesar nilai nominal. Transaksi giro pada bank
lain dalam valuta asing diukur berdasarkan kurs pembukuan pada saat terjadinya.
4. Pendapatan Bonus atas penempatan pada Bank Indonesia diakui pada saat diterima
sebesar nilai nominal yang diterima.
5. Penempatan pada bank lain diakui pada saat penyerahan sebesar jumlah yang
diserahkan.
6. Pendapatan jasa giro pada bank umum konvensional diakui sebagai penerimaan dana
kebajikan pada laporan sumber dan penggunaan dana qardh pada pos penerimaan non
halal sebesar nilai nominal yang diterima.
7. Pendapatan bonus atas giro pada bank umum syariah diakui pada saat diterima
sebesar nilai nominal yang diterima.
D. Pengungkapan
Pengungkapan kas di Catatan atas Laporan Keuangan harus menunjukkan posisi kas pada
tanggal laporan keuangan dan menunjukkan asal usul kas.
KAPITAL
A. Definisi
Kapital atau yang biasa disebut dengan kata modal menurut IAI adalah bagian hak
pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih antara aset dan utang, sehingga bukan
merupakan nilai jual perusahaan.
32
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, modal merupakan uang pokok atau
uang yang dipakai sebagai induk untuk berniaga, melepas uang sebagainya.
B. Karakteristik
Ekuitas mungkin disubklasifikasian dalam neraca. Misalnya, entitas yang berbentuk
Perseroan Terbatas, subklasifikasi dapat meliputi dana yang dikontribusikan oleh
pemegang saham, saldo laba dan keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung
dalam ekuitas
C. Pengakuan
Biasanya modal diakui pada saat para pemodal mentransfer sumber daya, biasanya berupa
kas, kepada sebuah perusahaan sebagai imbalan atas bagian kepemilikan dalam
perusahaan.
D. Pengukuran
Pengukuran modal ini biasanya selalu disangkutpautkan dengan pemeliharaan modal dan
penetapan laba yang ada. Di dalam KDPPLK dalam SAK yang diterbitkan oleh IAI,
dinyatakan ada dua konseppemeliharaan modal, yaitu :
Konsep pemeliharaan modal keuangan
Konsep pemeliharaan modal fisik
E. Pengungkapan
1. Peraturan, perikatan, batasan dan jumlah batasan di sekitar saldo laba, harus
diungkapkan. Misalnya, selama perjanjian kredit berlangsung, perusahaan tak
diizinkan membagi saldo laba tanpa seijin kreditor.
2. Perubahan saldo laba karena penggabungan usaha dengan metode penyatuan
kepentingan (pooling of interests).
3. Koreksi masa lalu, baik bruto maupun neto setelah pajak.Pengungkapan harus
dilakukan dengan penjelasan bentuk kesalahan laporan keuangan terdahulu, dampak
koreksi terhadap laba usaha, laba bersih dan nilai saham per lembar.
33
LABA
A. Definisi
Dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, (IAI,1994)
mengartikan income (laba) yakni laba (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari konstribusi
penanam modal.
B. Karakteristik
Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik
antara lain sebagai berikut:
1. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan
pada periode tertentu
2. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi
3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus
tentang definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan
4. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang
dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu
5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya
yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
C. Pengakuan
Dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI (1994)
menyebutkan bahwa, laba (income) akan diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi di
masa mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban
telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan andal. (paragrap 92).
D. Pengukuran
1. PendekatanTransaksi
34
Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva/hutang (laba) terjadihanya
karena adanya transaksi, baik internal maupun eksternal.
2. Pendekatan Kegiatan
Laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba bisa timbul
pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan pengumpulan kas.
3. Pendekatan Mempertahankan Kapital/Kemakmuran (Capital Maintenance)
Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat
dipertahankan.
E. Pengungkapan
Karena banyaknya kategori yang berbeda yang tampak dalam laporan laba rugi,
diperlukankesepakatan penyajiannya sehingga memudahkan penafsirannya. Laporan rugi
laba kompositmungkin terlihat sebagai berikut :1.Laba dari operasi
berkelanjutan2.Kurang : Provisi pajak penghasilan, untuk operasi
berkelanjutan3.Ditambah : Ekuitas dalam laba anak perusahaan yang tidak
dikonsolidasi4.Dikurang : Laba dari operasi yang tidak berkelanjutan, laba bersih setelah
manfaat pajakpenghasilan.5.Ditambah : Estimasi kerugian penjualan operasi yang tidak
berkelanjutan, setelah pajakpenghasilan.6.Pos luar biasa (uraian), setelah pajak
penghasilan7.Efek kumulatif perubahan akuntansi, setelah pajak penghasilan8.Laba
bersih.
35
PERTEMUAN KE- 9
LIABILITAS
6. Definisi dan Karakterstik Liabilitas
6.1 Definisi Liabilitas
FASB mendefinisi liabilitas dalam kerangka konseptualnya sebagai berikut
(SFAC No. 6, prg. 35):
Liabilities are probablefuture sacrifices of economic benefits arising from present
obligations of a particular entity to transfer assets or provide services to other entities
in the future as a result of past transactions or events.
(Liabilitas adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer asset atau
menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain dimasa datang sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu.
Dengan makna yang sama, IASC mendefinisi liabilitas sebagai berikut :
A liability is a present obligation of the enterprise arising from past events, the
settlement of which is excepted to result in an outflow from the enterprise resource
embodying economic benefit.
Dalam statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standards
Board (AASB) mendifinisi liabilitas sebagai berikut (prg. 12) :
Liabilities are the future sacrifices of services potential or future economic benefits
that the entity is presently obliged to make to other entities as a resul of past
transaction or other past events.
Definisi-definisi diatas memisahkan antara makna atau pengertian dan pengukuran
serta pengakuan sehingga definisi tersebut lebih bersifat semantic daripada structural.
Definisi IASC dan AASB menanggalkan kata probable karena dianggap bahwa tiap
criteria pengakuan bukan sifat dari pengakuan.
36
Definisi-definisi liabilitas diatas sangat menekankan konsep kesatuan usaha dengan
dinyatakan secara eksplisit ungkapan kesatuan usaha (entitas/entity atau
perusahaan/enterptise) di dalamnya unutk menunjukkan pihak yang mempunyai
keharusan untuk melakukan pengorbanan ekonomik. Selain definisi APB, definisi
liabilitas selalu memuat pula ungkapan manfaat ekonomiik, sumber ekonomik, atau
potensi jasa. Ini berarti bahwa pengertian liabilitas tidak dapat dipisahkan dengan
pengertian asset. Asset dapat menimbulkan liabilitas dan sebaliknya timbulnya
liabilitas dapat dibarengi dengan pengakuan asset.
6.2 Karakteristik Liabilitas
Liabilitas mempunyai tiga karakteristik utama yaitu:
5. Pengorbanan Manfaat Ekonomik Masa Datang
Untuk dapat disebut sebagai liabilitas, suatu objek harus memuat suatu
tugas (duty) atau tanggung jawab (responsibility) kepada pihak lain yang
mengharuskan suatu kesatuan usaha untuk melunasi, menunaikan, atau
melaksanakannya dengan cara mengorbankan manffat ekonomik yang cukup
pasti di masa datang. Pengorbanan manfaat ekonomik diwujudkan dalam
bentuk transfer atau penggunaan asset kesatuan usaha. Cukup pasti di masa
datang mengandung makna bahwa jumlah rupiah pengorbanan dapat
ditentukan dengan layak. Demikian juga, saat pengorbanan manfaat ekonomik
dapat ditentukan atas dasar kejadian tertentu atau atas permintaan pihak lain
(on demand).
Transfer manfaat ekonomik kepada pemilik (pemegang saham) tidak
termasuk dalam pengertian pengorbanan sumber ekonomik masa datang yang
membentuk liabilitas karena untuk menjadi liabilitas pengorbanan tersebut
harus bersifat memaksa (nondiscretionary) dan bukan atas dasar kebijakan
atau keleluasaan manajemen untuk memutuskan (discretieonary) baik dalam
hal jumlah rupiah maupun dalam saat transfer. Secara umum, keharusan
mengorbankan sumberekonomik masa datang tidak dapat menjadi liabilitas
kalau keharusan tersebut bersifat terbuka atau tidak pasti (open-ended).
Kesatuan usaha tidak mempunyai keharusan untuk mentransfer asset ke
pemilik kecuali dalam hal kesatuan usaha dilikuidasi. Walaupun secara
konseptual (dari sudut konsep dasar kesatuan usaha) ekuitas juga merupakan
37
liabilitas bagi perusahaan, pengorbanan sumber ekonomiknya tidak cukup
pasti baik dalam jumlah maupun saat sehingga liabilitas harus dibedakan dan
dilaporkan secara terpisah dengan ekuitas.
Bahwa pengorbanan ekonomik harus dikaitkan dengan pihak lain
berarti bahwa liabilitas hanya dapat terjadi antarkesatuan usaha atau paling
tidak melibatkan kesatuan usaha yang lain. Liabilitas tidak timbul dari
kejadian internal misalnya adanya keharusan membentuk dana asuransi diri
(self-insurance) guna mengantisipasi pengorbanan sumbwer ekonomik untuk
mengganti fasilitas fisis yang sewaktu-waktu rusak atau menutup rugi akibat
musibah.
6. Keharusan Sekarang Untuk Mentransfer Asset
Untuk dapat disebut sebagai liabilitas, sutau pengorbanan ekonomik
masa datang harus timbul akibat keharusan (obligations atau duties) sekarang.
Pengertian “sekarang” (present) dalam hal ini mengacu pada dua hal : waktu
dan adanya. Waktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan(neraca). Artinya,
pada tanggal neraca kalau perlu atau kalau dipaksakan (secara yuridis, etis,
atau rasional) pengorbanan umber ekonomik harus dipenuhi karena keharusan
untuk itu telah ada. Tentu saja jumlah rupiah pengorbanan yang dipaksakan
pada tanggal neraca tidak akan sebesar jumlah rupiah yang akan dibayar
dimasa datang (setelah tanggal neraca). Perbedaan ini terjadi akibat sifat yang
melekat pada liabilitas yaitu bunga yang bermakna sebagai nilai waktu uang
atau harga penundaan ( the time value of money or rhe price of delay).
Menurut Kam (1990. Hlm. 111-112), pendefinisian liabilitas sebagai
pengorbanan sumber ekonmik masa datang tidak menunjuk pada sesuatu yang
belum terjadi. Dengan kata lain, pengorbanan tersebut tidak nyata pada saat
sekarang. Objek yang nyata (real-world-object) sebenarnya adalah keharusan
yang sekarang ada. Jadi, keharusan sekarang seharusnya menjadi focus atau
kata kunci definisi. Lebih dari itu, pengorbanan sumber ekonomik masa
datang sebenarnya sama maknanya dengan transfer asset atau penyerahan jasa
di masa datang sehingga definisi FSAb berlebihan (redundant). Oleh karena
itu, Kam mengusulkan pemfrasaan kembali definisi liabilitas sebagai berikut :
38
Liabilities are obligations of a particular entity which necessitate the entity to
transfer assets or render services to other entities in the future, and are the
results of past transactions or events.
Keharusan mengorbankan sumber ekonomik dapat timbul akibat
perjanjian (kontrak) antara dua kesatuan usaha, pengenaan/pemaksaan
(imposition) pada entitas oleh pemerintah atau pengadilan, atau kondisi
lingkungan bisnis (sosial,politik, dan ekonomik). Pengertian liabilitas
mencakupi:
Keharusan Kontraktual adalah keharusan yang timbul akibat perjanjian
atau peraturan hukum yang didalamnya liabilitas bagi suatu kesatuan
usaha dinyatakan secara eksplisit atau implisit dan mengikat. Liabilitas ini
muncul karena aspek hukum sebagai lingkungan eksternal yang tidak
dapat dihindari (unavoidable) dan yang dapat memaksakan secara hokum
untuk memenuhinya (legally enforceable. Penghindaran liabilitas dari
keharusan kontraktual menimbulkan sanksi atau hukuman (penalty).
Pihak yang harus dilunasi pada umumnya sudah jelas (identifiable0 dan
bukti tentang adanya keharusan ini biasanya didukung oleh dokumen
tertulis sehingga keterverifikasiannya tinggi. Utang pajak, utang bunga,
utang usaha, utang wesel, dan utang obligasi merupakan liabilitas yang
berkaitan dengan keharusan kontraktual.
Keharusan Konsruktif atau Bentukkan adalah keharusan yang timbul
akibat kebijakan kesatuan usaha dalam rangka menjalankan dan
memajukan usahanya untuk memenuhi apa yang disebut praktik usaha
yang baik (best business practices) atau etika bisnis (business ethics) dan
bukan untuk memenuhi liabilitas yuridis. Kebijakan tersebut menimbulkan
liabilitas karena kesatuan usaha sengaja member, mengkonstruksi, atau
membentuk hak bagi pihak lain (misalnya, pelanggan, pemasok, pegawai,
atau perusahaan lain) tanpa harus melalui perjanjian tertulis yang
disepakati kedua belah pihak. Contah liabilitas yang masuk dalam kategori
ini antara lain adalah kebersediaan perusahaan untuk untuk membayar atau
membeli kembali botol gelas minuman dengan harga yang ditentukan
(misalnya botol Coca-cola), servis gratis yang dijanjikan oleh dealer
39
sepeda motor, pengembalian uang (refund) untuk barang yang ternyata
cacat atau rusak, pengantian harga film oleh toko cuci-cetak bila film
hilang atau rusak, dan tunjangan hari raya untuk karyawan.
Keharusan Demi Keadilan adalah keharusan yang ada sekarang yang
menimbulkan liabilitas bagi perusahaan semata-mata karena panggilan etis
atau moral daripada karena peraturan hokum atau praktik bisnis yang
sehat. Keharusan ini muncul dari tugas (duties) kepada pihak lain untuk
melaksanakan sesuatu yang dipandang wajar, adil, dan benar menurut hati
nurani (conscience) dan rasa keadilan (sense of justice). Tidak ada sanksi
hukum untuk tidak memenuhi keharusan ini tetapi liabilitas ini mengikat
lantaran sanksi social atau moral. Liabilitas ini memberi donasi untuk
badan amal tiap akhir tahun dan liabilitas memberi hadiah kepada
penduduk yang tinggal disekitar pabrik karena ketidaknyamanan yang
ditimbulkannya merupakan contih liabilitas yang dilandasi oleh keharusan
demi keadilan ini. Keharusan konstruktif dan demi keadilan merupakan
keharusan karena kehendak sendiri atau pertimbangan internal walaupun
bentuk konsekuensi keuangannya sama seperti keharusan kontraktual.
Keharusan Bergantung atau Bersyarat adalah keharusan yang
pemenuhannya (jumlah rupiahnya atau jadi tidaknya dipenuhi) tidak pasti
karena bergantung pada kejadian masa datang atau terpenuhinya syarat-
syarat tertentu dimasa datang. Kebergantungan adalah suatu kondisi,
situasi, atau serangkaian keadaan yang melibatkan ketidakpastian yang
menyangkut laba atau rugi yang mungkin terjadi. Munculan yang harus
dikonfirmasi dengan kejadian atau syarat masa datang untuk kedua
kebergantungan tersebut adalah :
1. Yang berkaitan dengan kebergantungan laba : perusahaan mungkin
memperoleh asset atau tidak tergantung pada ejadian masa datang.
2. Yang berkaitan dengan kebergantungan rugi : hilangnya atau turunnya
nilai suatu asset atau tidak atau timbulnya suatu liabilitas atau tidak.
Keharusan bergantung merupakan salah satu bentuk
kebergantungan yang berkaitan dengan rugi selanjutnya FASB
40
menjelaskan bahwa bila terdapat kebergantungan rugi, kemungkinan atau
kebolehjadian bahwwa suatu atau beberapa kejadian masa datang akan
akan memastikan munculan di atas dapat berkisar dari cukup pasti sampai
jauh dari pasti dengan agak pasti diantara keduanya didefinisikan
sebagai berikut :
d. Cukup pasti : Suatu atau beberapa kejadian masa datang boleh jadi
terjadi.
e. Agak pasti : Kemungkinan bahwa suatu atau beberapa kejadian masa
datang terjadilah adalah lebih dari jauh dari pasti tetapi kurang dadi
cukup pasti.
f. Jauh dari pasti : Kemungkinan bahwa suatu atau beberapa kejadian
masa datang terjadi adalah kecil atau tipis.
Keharusan sekarang merupakan karakteristik dari liabilitas.
Keempat keharusan diatas merupakan keharusan sekarang yang memenuhi
kritaria liabilitas. Untuk keharusan kontraktual, konstruktif, dan demi
keadilan pengorbanan sumber ekonomik masa datang pada umumnya
dianggap cukup pasti karena kesepakatan telah dicapai atau kebijakan
telah diputuskan sehingga sudah cukup jelas jumlah dan waktu
pengorbanannya. Untuk keharusan bergantung, pengorbanan sumber
ekonomik masa datang belum pasti baik jumlah rupiah maupun jadi
tidaknya.oleh karena itu, tidak semua liabilitas yang timbul akibat
keharusan sekarang tersebut dapat diakui sebagai liabilitas.
7. Timbul Akibat Transaksi Masa Lalu
Transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi
definisi tetapi bukan kriteria untuk pengakuan. Jadi, adanya pengorbanan
manfaat ekonomi masa datang tidak cukup untuk mengakui suatu objek
kedalam liabilitas kesatuan usaha untuk dilaporkan via statemen keuangan.
41
7. Pengakuan dan Pengukuran
7.1 Pengakuan
Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat
transaksi yang sebelumnya telah terjadi. Mengikatnya suatu keharusan harus
dievaluasi atas dasar kaidah pengakuan. Kam (1990, hal 109) membedakan antara
kaidah pengakuan dan criteria pengakuan. Criteria pengakuan lebih berkaitan dengan
pedoman umum dalam rangka memenuhi karakteristik kualitatif informasi sehingga
elemen statetment keuangan hanya dapat diakui bila criteria definisi, keberpautan,
keterandalan, dan keterukuran dipenuhi. Criteria umum ini tidak operasional sehingga
diperlikan kaidah pengakuan sebagai penjabaran teknis kriterria pengakuan umum.
Jadi, kaidah pengakuan merupakan prosedur aplikasi untuk menandai adanya elemen
dan saat dpenuhinya criteria pengakuan umum. Dalam hal kewajiban kaidah
pengakuan berkaitan dengan saat atau apa yang menandai bahwa kewajiban lagi telah
mengikat sehingga suatu kewajiban dapat diakui. Kam mengajukan empat kaidah
pengakuan untuk menandai kewajiban yaitu (hal 119-120) :
a. Ketersediaan dasar hukum
Kalau terdapat bukti yuridis yang kuat tentang adanya daya paksa untuk
memenuhi keharusan, jelas tidak dapat disangkal bahwa suatu kewajiban memang
ada. Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan informasi.
Faltur pembelian dan tanda penerimaan barang merupakan dasar hokum yang
cukup meyakinkan untuk mengakui kewajiban. Telah disebutkan bahwa
ketersediaan dasar hokum yang menimbulkan daya paksa hanya merupakan
karakteristik pendukung definisi kewajiban. Jadi, kaidah ini tidak mutlak sehingga
kewajiban juga dapat diakui bila terdapat bukti substantive adanyha keharusan
konstruktif atau demi keadilan.
b. Keterterapan konsep dasar konservatisma
Kaidah ini merupakan penjabaran teknis criteria keterandalan. Keadaan keadaan
tertentu yang menjadikan konsep koservatisma tertetapkan dapat memicu
pengakuan kewajiban. Implikasi dianutnya konsep konservatisma adalah rugi
dapat segera di akui sedangkan asset tidak. Gigatan perdata terhadap suatu
42
perusahaan yang boleh jadi menimbulkan rugi baginya dapat memicu pencataatn
kewajiban atas dasar penerapan konsep konservatisma.
c. Ketertentuan substansi ekonomik traansaksi
Substansi suatu transaksi dapat memicu pencatatan seluruh kewajiban yang timbul
ketika transaksi terjadi meskipun secara yuridis/kontraktual kewajiban baru akan
mengikat secara berkala pada saat keharusan berkala muncul. Kaidah ini berkaitan
dengan masalah relevansi informasi. Utang sewaguna dapat diakui pada saat
transaksi meskipun tidak ada transfer hak milik dalam transaksi sewaguna
tersebut. Dalam hal ini, kewajiban dapat atau bahkan harus diakui kalau secara
substantive sewaguna tersebut sebenarnya adalah pembrlian angsuran.
d. Keterukuran nilai kewajiban
Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas keterandalan
informasi. Definisi kewajiban mengandung kata cukup pasti yang mengacu tidak
hanya pada terjadinya pengorbanan sumber ekonomik masa datang tetapi juga
pada jumlah rupiahnya. Oleh karena itu, adanya kepastian mengenai jumlah
rupiah dapat memicu diakuinya suatu kewajiban, kalau pengukuran suatu pos
kewajiban bersifat sangat subjektif dan arbiter, pada umumnya pos tersebut tidak
diakui.
Yang menjadi masalah adalah kapan keempat kaidah diatas terpenuhi. Hal ini
berkaitan dengan penentuan saat pengakuan kewajiban. Pada umumnya saat
pengakuan terjadi sangat jelas karena kebanyakan kewajiban timbul dari kontrak yang
menyebutkan secara tegas saat mengikatnya kontrak, jumlah rupiah pembayaran
kewajiban, dan saat pembayaran. Akan tetapi untuk beberapa kasus, jumlah rupiah
kewajiban bergantung pada kewajiban dimasa datang meskipun cukup pasti bahwa
keharusan membayarr dimasa datang tidak dapat dihindari. Hendriksen dan Van Breda
(1991, hal 675-676) menunjukkan saat saat untuk mengakui kewajiban :
a. Pada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak dan kewajiban telah
mengikat. Dalam hal kontrak eksekutori, pengakuan menunggu sampai salah
satu pihak memanfaatkan/ menguasai manfaat yang diperjanjikan atau
memenuhi kewajibannya.
43
b. Bersamaan dengan pengakuan biaya bila barang dan jasa yang menjadi biaya
bila barang dan jasa yang menjadi biaya belum dicatat sebagai asset
sebelumnya.
c. Bersamaan dengan pengakuan asset. Kewajiban timbul ketika hak untuk
menggunakan barang dan jasa diperoleh.
d. Pada akhir periode karena penggunaan asas akrual melalui proses
penyesuaian. Pengakuan ini menimbulkan pos utang atau kewajiban akruan.
Keempat kaidah sebagai bukti teknis dan ketentuan saat pencatatan
sebagaimana diuraikan diatas pada umumnya mudah diidentifikasi dan diterapkan
untuk keharusan kontrajtual, konstruktif, dan demi keadlan. Untuk ketiga keharusan
tersebut, pengorbanan sumber ekonomik masa datang pada umumnya dianggap cukup
pasti karena kesempatan telah dicapai atau kebijakan telah diputuskan sehingga sudah
cukup jelas jumlah dan waktu pengorbanannya.
7.2 Pengukuran
Pengakuan dilakukan setelah suatu kewajiban pengukuran dengan cukup pasti.
Penentuan kos kewajiban pada saat terjadinya parallel dengan pengukuran asset.
Terjadinya kewajiban pada umumnya disertai dengan pemerolehan asset atau
timbulnya biaya.
Untuk kewajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap tidak cukup
material sehingga jumlah rupiah kewajiban yang diakui akan sama dengan junlah
rupiah pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Dengan kata lain, untuk
kewajiban jangka pendek, kos pendanaan atau kos penundaan kewajiban jangka
pendek, kos pendanaan atau kos penundaan dianggap tidak material.
Penghargaan sepakatan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai
sekarang kewajiban yiatu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik seandainya
kewajiban dilunasi pada saat terjadinya. Dengan demikian, basis pencatatan
kewajiban adalah nilai setara tunai nilai nominal utang. Misalnya saja, kalau suatu
utang usaha diakui sebesar Rp 1.000.000 padahal disepakati secara tegas dan
diketahui bersama bahwa utang tersebut dapat dilunasi setiap saat dalam waktu
kurang dari sepuluh hari dengan jumlah Rp 970.000, maka dengan dasar nilai setara
44
tunai utang tersebut sebenarnya tidak melebihi RRp 1.000.0000 maka jelas utang
tersebut akan terjadi lebih.
Pencatatan utang sebesar nilai pelunasan (Rp1.000.000) dapat didukung atas
dasar konsep konservatisme. Jumlah rupiah ini merupakan jumlah rupiah yang
diperlukan untuk melunasi utang dalam keadaan yabg paling tidak mengutungkan
yaitu melewatkan kesempatan mendapatkan potongan. Sebaliknya, kalau ditinjau atas
dasar konsep pengelolaan perusahaan yang baik dan konsep kontinuitas usaha, ,maka
jelas akan merupakan praktik akuntansi yaitu Rp 970.000. Utang tersebut akan tetap
dicatat sebesar Rp 970.000 sampai hak untuk memperoleh potongan tersebut sudah
habis dan tambahan utang sebesar Rp 30.000 timbul. Imbangnya adalah biaya berupa
rugi diskun terlewatkan . Nilai ketara tunai lebih cepat mengukur kewajiban karena
asset yang bersangkutan juga diukur dengan jumlah tersebut.
8. Penyajian
Kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban jangka
panjang. Ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas
perusahaan. Dari segi ururtan perlindungan dan jaminan, utang yang diajmin pada
umumnya disajikan lebih dahulu untuk menunjukkan bahwa dalam hal terjadi likuiditas
utang ini harus dibayar lebih dahulu. Juga dari sudut urutan perlindungan, kewajiban
disajikan lebih dahulu daripada ekuitas.
PSAK no.1 menetukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria
sebagai kewajiban jangka pendek harus diklasifikasi sebagai kewajiban jangka panjang.
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek bila :
c) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal
operasi perusahaan
d) Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca
Waktu satu tahun dianggap sebagai siklus operasi normal perusahaan karena tidak
terlalu singkat juga tidak terlalu lama. Kriteria (a) sebenarnya digunakan untuk menjaga
kemungkinan kalau ada siklus operasi suatu perusahaan yang melebihi satu tahun. Waktu
satu tahun sudah menjadi konvensi akuntansi sehingga kriteria (a) sebenanya tidak
pernah diterapkan.
45
Walaupun memenuhi kriteria (b) di atas, suatu kewajiban tetap dapat diklasifikasi
sebagai kewajiban jangka panjang jika kewajiban tersebut tidak akan dilunasi tetapi
didanai kembali atau diperbarui. Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasi
sebagai kewajiban jangka panjang, walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam
jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca, apabila:
a. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua
belas bulan
b. Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannnya dengan
pendanaan jangka panjang
c. Maksud tersebut pada (b) didukung dengan perjanjian pembiayaan
kembali atau penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum
laporan keuangan disetujui
Penyajian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam kewajiban lancar akan
mempengaruhi likuiditas. Oleh karena itu, syarta diatas diperlukan agar kewajiban
jangka pendek tidak diklasifikasi sebagai utang jangka panjang.
Standart akuntansi yang berkaitan dengan berbagai jenis kewajiban dan kontrak
biasanya menetapkan hal-hak yang harus diungkapkan. Dalam hal sewaguna misalnya,
jumlah pembayaran minimum masa datang untuk sewaguna operasi harus diungkapkan.
Dalam SFAS No. 47 misalnya, FASB memberi pedoman tentang pengungkapan unutk
keharusan pembelian tak bersyarat jangka panjang ( long term unconditional purchase
obligation) dan pinjaman saham tertebus jangka panjang (long term borrowings and
redeemable stock). Saham tertebus adalah saham yang pemegangnya dapat meminta
penerbit untuk menebusnya secara tunai pada saat tertentu sehingga statusnya menjadi
kewajiban.
9. Pengungkapan
Liabilitas tidak disajikan pada neraca, namun demikian harus mengungkapkan
liabilitas pada catatan atas laporan keuangan untuk setiap jenis liabilitas pada tanggal
neraca. Pengungkapan tersebut dapat meliputi:
4. Karakteristik liabilitas
5. Estimasi dari dampak financial yang diukur
46
6. Indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu arus keluar
sumber daya
7. Kemungkinan penggantian oleh pihak ke tiga
47
PERTEMUAN KE-10
EKUITAS
1. Pengertian Ekuitas
Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva
dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan
tersebut. Pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan.
Ekuitas akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh
pemilik, pembagian keuntungan atau karena kerugian. Ekuitas terdiri atas setoran pemilik
yang seringkali disebut modal atau simpanan pokok anggota untuk badan hukum koperasi,
saldo laba, dan unsur lain.
2. Teori-Teori tentang Ekuitas
3. Proprietary Theory (Teori Pemilikan)
Menurut proprietary theory, perusahaan dimiliki oleh beberapa orang atau
kelompok tertentu. Kepentingan kepemilikan mungkin diwakili oleh pemilik tunggal,
persekutuan, atau Teori ini bergantung pada semua keuntungan dan kerugian yang secara
langsung menjadi kekayaan dari pemilik, bukan perusahaan, baik dibagikan maupun tidak.
Karena itu badan usaha berdiri semata-mata untuk menjadi alat melaksanakan transaksi bagi
para pemilik dan kekayaan bersih atau bagian ekuitas dalam neraca harus dianggap sebagai:
Assets – Liabilities = Proprietorship
beberapa pemegang saham.
1. Entity Theory (Teori Entitas)
Timbulnya organisasi bentuk korporasi, (1) diikuti oleh pemisahan antara kepemilikan
dan manajemen, (2) membatasi kewajiban pemilik dan (3) dari definisi bahwa suatu
korporasi adalah sebagai suatu pribadi, merupakan faktor pendorong evolusi teori baru
pemilikan, salah satunya entity theory. Entity theory dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut : Assets = Equities
4. Fund Theory
Teori dana berupaya meninggalkan hubungan pribadi yang dianjurkan oleh teori
pemilikan dan personalisasi badan usaha yang dianjurkan teori entitas. Pada teori dana,
48
pengukuran penghasilan bersih merupakan masalah kedua dibandingkan dengan pemenuhan
kepentingan khusus manajemen, lembaga-lembaga pengawasan masyarakat (seperti instansi-
instansi pemerintah), dan keseluruhan proses perluasan kredit dan investasi. Teori dana
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
Aset = Pembatasan Terhadap Aset
3. Commander Theory
Pendekatan commander ditawarkan sebagai pengganti teori proprietary dan equity
karena teori ini membantah bahwa tujuan manajer (commander) adalah pada sedikit
kesamaan penting untuk pemilik atau entitas. pendekatan proprietary, entity, dan fund
menekankan pada orang, personalisasi, dan dana, masing-masing, tetapi teori commander
menekankan pada pengendalian. Setiap orang yang memiliki sumber daya yang digunakan
dipandang sebagai seorang pemimpin.
reaksi terhadap siklus akuntansi.
5. Enterprise Theory
Berdasarkan teori enterprise, unit bisnis, kebanyakan yang tercatat pada bursa
nasional atau regional, dipandang sebagai institusi sosial, menciptakan sumbangan modal
memiliki “tujuan umum atau tujuan-tujuan dan, kepastian luasnya, peranan umum.”
Manajemen di dalam kerangka kerja ini pada dasarnya memperbaiki hubungan arm’s-length
dengan pemilik dan memiliki tanggung jawab utama (1) mendistribusikan dividend yang
layak (2) mempertahankan keakraban dengan pekerja, konsumen, dan unit pemerintahan.
Karena teori ini hanya dapat digunakan pada isu perdagangan nasional dan regional, biasanya
dianggap hanya memiliki dampak minimum dalam teori akuntansi, atau pengembangan
prinsip dan praktik akuntansi.
6. Residual Equity Theory
Di sini, pemegang saham biasa mempertahankan ekuitas sisa dalam perusahaan
dengan kebaikan yang memiliki klaim terakhir dari pendapatan, namun mereka adalah pihak
yang pertama menanggung kerugian. Pemegang ekuitas sisa keberadaannya vital bagi
perusahaan dalam menanngung risiko dan menyediakan jumlah modal yang substansial
selama perusahaan berada pada level berkembang. Teori residual equity dirumuskan sebagai
berikut: Assets – specific equities = residual equities
49
3. Ekuitas dan pengukurannya
2.3.7. Sifat dasar ekuitas
Ekuitas = mencakup semua yang meminjamkan uang ke perusahaan
Aktiva = ekuitas, karenanya mereka akan menganggap akuitas kreditor dan
ekuitas pemilik sebagai dua jenis ekuitas.
Ekuitas = mencakup hanya ekuitas pemilik dan menyebutkan ekuitas ekuitas kreditor sebagai
kewajiban
D. Laba ditahan
FASB berpegang teguh pada teori ekuitas residual manakala dampai pada ekuitas
pemilik, yang didefiniskannya sebagai ”kepentingan tersisa dari aktiva suatu entitas yang
tertinggal setelah dikurangi dengan kewajibannya”.
Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan
langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar sumber. Dan
dapat pula disajikan dengan memerincinya atas dasar tujuan dengan cara yang disebut
apropriasi dan pembatasan. Dengan dasar ini, laba ditahan dapat dirinci menjadi laba ditahan
yang berasal dari operasi normal atau rutin dan yang berasal dari laba luar biasa.
Ada dua pendekatan yang dianut yaitu :
1. Laba Kinerja Sekarang.
Pendekatan ini hanya memasukkan kedalam statemen laba-rugi pos-pos operasi yang
dianggap bertalian dengan tahun berjalan dan pengguanaan aset untuk mencapai tujuan
utama.
2. Laba Semua-Termasuk.
Pendekatan ini menekankan pemisahan secara tegas transaksi operasi dalam arti luas dan
transaksi modal.
9. Pengakuan dan Pengukuran Modal50
2.4.1 Pengakuan modal
Di dalam pengakuan modal, biasanya modal diakui pada saat para pemodal
mentransfer sumber daya, biasanya berupa kas, kepada sebuah perusahaan sebagai imbalan
atas bagian kepemilikan dalam perusahaan. Investasi-investasi oleh pemilik meningkatkan
jumlah aktiva perusahaan, dan dengan demikian pula meningkatkan ekuitas pemilik.
Pengakuan ekuitas dalam bentuk ini biasanya terjadi dan digunakan di dalam perusahaan
yang berbentuk Perseorangan maupun Partnership. Setiap anggota partnership dapat
menginvestasikan aktiva dan utangnya dalam perusahaan partnership. Kontribusi tersebut
dimasukkan dan dicatat dengan cara yang sama dengan pencatatan perusahaan perseorangan
2.4.2 Pengukuran modal
Pengukuran modal berhubungan erat dengan konsep pemeliharaan modal dan
penetapan laba yang ada. Konsep pemeliharaan modal mendasari salah satu interpretasi laba
akuntansi, begitu juga dalam hal pengukuran ekuitas yang terjadi. Konsep ini juga merupakan
prasyarat untuk membedakan antara imbalan modal perusahaan dan pengembalian modal,
hanya arus masuk aktiva yang melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk memelihara modal
dapat dianggap laba dan karenanya merupakan imbalan modal.
Terdapat 4 konsep pemeliharaan modal yang berkaitan erat dengan pengukuran
modal, yaitu:
1. Pemeliharaan uang: modal keuangan yang diukur dalam unit uang.
2. Pemeliharaan daya beli umum uang: modal keuangan yang diukur dalam unit daya
beli umum sama.
3. Pemeliharaan kapasitas produktif: modal fisik diukur dengan unit uang.
4. Pemeliharaan kapasitas produktif daya beli umum: modal fisik dihitung dalam unit
daya beli umum sama.
PERTEMUAN KE-11
51
LABA
2.A. DEFINISI LABA
Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara akrual.
Laba merupakan selisih pendapatan atau keuntungan setelah dikurangi beban atau
kerugian.
Akuntan mendefinisikan laba dari sudut pandang perusahaan sebagai satu kesatuan.
Laba akuntansi (accounting income) secara operasional didefinisikan sebagai
perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu
periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Konsep laba menurut Sofyan S. Harahap dalam buku “Teori Akuntansi” terdiri dari
beberapa macam bentuk atau jenis diantaranya adalah :
Konsep laba akuntansi, dimana konsep ini menyatakan lima ciri khas laba akuntansi
diantaranya adalah :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan
oleh perusahaan (terutama pendapatan yang timbul dari penjualan
barang atau jasa dikurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut).
2. Didasarkan pada postulat periodik dan hubungan dengan prestasi
keuangan perusahaan selama periode tertentu.
Didasarkan pada prinsip pendapatan dan membutuhkan definisi,
pengukuran dan pengakuan pendapatan.
4. Membutuhkan pengukuran biaya dalam bentuk biaya historis yang
dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
5. Didasarkan pada prinsip “matching“ artinya hasil dikurangi biaya
yang diterima atau dikeluarkan dalam periode yang sama. 52
Konsep laba ekonomi, yang menyatakan bahwa laba adalah kenaikan dalam
kekayaan dan dikaitkan dengan praktik bisnis. Menurut Fisher seperti dikutip oleh
belkaoui laba ekonomi sebagai deretan peristiwa yang dihubungkan dengan tiga
tahapan, yaitu :
1. Physical income
2. Real income
3. Money income
2.B. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN LABA
Secara konseptual ada 3 (tiga) pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur laba :
1. Pendekatan Transaksi
Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva/hutang (laba) terjadi
hanya karena adanya transajksi, baik internal maupun eksternal.
2. Pendekatan Kegiatan
Laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba bisa timbul
pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan pengumpulan kas.
3. Pendekatan Mempertahankan Kapital/ Kemakmuran (Capital Maintenance)
Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat
dipertahankan. Dalam konsep mempertahankan kemakmuran, kapital disini
dimaksudkan sebagai kapital dalam arti kekayaan bersih dalam artian luas dan dalam
berbagai bentuknya. Jadi kapital diartikan sebagai sekelompok kekayaan tanpa
memperhatikan siapa yang memiliki kekayaan tersebut.
2.C. PENYAJIAN LABA
53
Masalah yang dibahas dalam penyajian laba ini lebih difokuskan pada masalah konseptual
tentang apa yang disebut laba. Masalah yang erat kaitannya dengan penyajian adalah
pemisahan pelaporan pos-pos transaksi operasi dan pos-pos transaksi dengan pemilik
(transaksi modal). Pos-pos operasi dalam arti luas (transaksi non pemilik) pada umumnya
dilaporkan melalui statemen laba-rugi, sedangkan pos-pos yang merupakan transaksi modal
dilaporkan melalui statemen laba ditahan atau statemen perubahan ekuitas.
2.D. ELEMEN LABA
Laba dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan perusahaan. Pengukuran terhadap
laba tidak akan memberikan informasi yang bermanfaat bila tidak menggambarkan sebab-
sebab timbulnya laba. Ada dua konsep yang digunakan untuk menentukan elemen laba
perusahaan, yaitu:
e) Konsep Laba Periode (Earnings)
Konsep laba periode dimaksudkan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan. Efisiensi
berhubungan dengan penggunaan sumber-sumber ekonomi perusahaan untuk memperoleh
laba. Konsep laba periode memusatkan perhatiannya pada laba operasi periode berjalan yang
berasal dari kegiatan normal perusahaan.
Laba Komprehensif (Comprehensif Income)
FASB dalam SFAC No. 3 dan 6 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan laba
komprehensif adalah total perubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selama satu periode,
yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain sumber yang berasal
dari pemilik. Atau dengan kata lain, laba komprehensif terdiri atas seluruh perubahan aktiva
bersih yang berasal dari transaksi operasi. FASB menjelaskan bahwa alasan utama
digunakannya istilah laba komprehensif adalah untuk membedakan laba komprehensif
dengan laba periode.
PERTEMUAN 12
54
PENDAPATAN DAN BIAYA
PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN
Pendapatan (revenue) dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu perusahaan, biasanya
diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan harus diakui setelah kejadian
penting atau setelah proses penjualan pada dasasrnya telah diselesaikan.
BEBAN DAN KERUGIAN
Beban adalah biaya yang terjadi untuk menghasilkan pendapatan tersebut, yang harus diakui
pada saat yang sama dengan pendapatan yang dihasilkan. Beban dikur baik dengan harga
historis dan harga pertukaran yang berlaku.
SIFAT PENDAPATAN
FASB, menyatakan: “Pendapatan adalah arus masuk atau penambahan lainnya pada aktiva
suatu satuan usaha atau penyelesaian kewajiban-kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari
pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan lain yang merupakan
kegiatan utama atau pusat dari satuan usaha yang berkesinambungan.”
APB Statement No. 4, menyatakan: “Pendapatan adalah kenaikan bruto atau penurunan bruto
dalam kewajiaban yang diaku dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum yang dihasilkan dari jenis-jenis kegiatan yang mencari laba itu...dari suatu peeusahaan
yang dapat mengubah ekuitas pemilik.”
Bagaimana Pendapatan Harus Diukur?
Kriteria bahwa pendapatan harus diukur dengan nilai sekarang dari uang atau ekivalen uang
yang akhirnya diterima menunjukan bahwa semua retur, potongan, dan pengurangan lain dari
harga yang dikenakan harus dikurangi dari pendapatan yang dihasilkan dari transaksi-
transaksi tertentu.
Tujuan utama dari potongan tunai adalah untuk mengurangi kerugian piutang tak tertagih.
55
Kapan Pendapatan Diakui?
FASB memberikan saran untuk pengakuan pendapatan. Menurut mereka, pendapatan tidak
boleh diakui sampai:
1. dihasilkan (earned)
2. direalisasi atau dapat direalisasi
Pelaporan pendapata n selama produksi
Jasa biasanya dilaksanakan berdasarkan waktu dan pelaksanaan jasa dapat diasumsikan
merupakan kejadian yang penting sekali. Jumlah pendapatannya telah ditetapkan menurut
kontrak atau perjanjian sebelumnya. Beban yang berhubungan biasanya dapat ditentukan
secara bersamaan dengan pendapatan. Disamping itu klaim yang sah timbul terhadap
pelanggan atau klien meskipun jumlahnya belum ditagih dan pembayaran tidak diharuskan
sampai tanggal tertentu.
Kontrak jangka panjang
Metode persentase penyelesaian yang biasanya digunakan untuk membandingkan biaya yang
terjadi dalam suatu periode akuntansi tertentu dengan total biaya yang diestimasikan.
Laba yang diharapkan pada kontrak kemudian dialokasikan pada setiap periode. Prosedur ini
mempunyai dua kesulitan, yang membuat laba periodik yang dihasilkan diragukan:
5. Total biaya proyek sulit untuk diestimasikan secara akurat.
6. Mengasumsikan laba perusahaan diperoleh begitu biaya terjadi.
Pertumbuhan
56
Pelaporan pendapatan selama produksi adalah pengakuan nilai yang meningkat dari
pertumbuhan alami atau proses penuaan. Pendapatan dari pertumbuhan dapat diakui hanya
dengan melakukan penilaian persediaan yang dapat dibandingkan.
Pelaporan pendapatan pada penyelesaian produksi
Pertimbangan yang baik untuk melaporkan pendapatan haruslah mampu untuk mendapatkan
pengukuran pendapatan dan biaya tambahan yang dapat diandalkan dan dapat diuji.
Pelaporan pendapatan pada saat penjualan
Praktik bisnis yang diterima mengizinkan pengembalian semua atau sebagian barang
dagang,sehingga membatalkan kontrak penjualan.
Beban dapat meningkat dari yang diharapkan, ini akan mencakup beban penagihan tidak
normal dan beban memenuhi jaminan pelanggan secara cepat. Akan tetapi, biasanya piutang
yang tidak tertagih dan beban tambahan bisa diestimasikan.
Pelaporan pendapatan sesudah penjualan
Penangguhan pelaporan pendapatan sah terhadap pelanggan timbul dalam penjualan produk
atau jasa sejenis telah diselesaikan, dapat dibenarkan jika salah satu dari dua kriteria tersebut
terpenuhi:
4. Jika tidak mungkin mengukur aktiva yang diterima dalam pertukaran dengan tingkat
ketepatan yang wajar.
5. Jika beban tambahan yang material secara langsung berhubungan dengan transaksi
dan jika hal itu tidak dapat diestimasikan dengan ketepatan yang wajar.
Beban dan kerugian
57
Beban menunjukkan perubahan yang tidak menguntungkan dalam sumber daya perusahaan,
yaitu penurunan dalam laba. Akan tetapi tidak semua perubahan yang tidak menguntungkan
dalam sumber daya adalah beban.
Bagaimana beban harus diukur?
pengukuran yang tepat tidak mengarah pada pemecahan, khususnya karena pendukung dari
sudut pandang yang berbeda mempunyai tujuan yang berbeda yang secara umum tidak
dinyatakan secara jelas.
Dari sudut pandang laba tujuannya adalah mengukur jumlah yang dapat dibebankan pada
periode berjalan dan menangguhkan ke periode yang masa datang .
Waktu Terjadinya Beban
Beban terjadi ketika barang dan jasa dikonsumsi atau digunakan dalam proses perolehan
pendapatan.
Pelaporan beban sendri bisa bersamaan dengan kegiatan penggunaan barang atau jasa. Waktu
atau pada saat pelaporan beban sendiri dilakukan dengan mencatatnya ke dalam akun atau
meyertakannya dalam laporan keuangan.
58
PERTEMUAN 13
LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
SIFAT PERUBAHAN HARGA
Perubahan harga terjadi bila harga barang dan jasa berbeda dari sebelumnya ada pasar yang
sama. Kenyataannya bahwa perusahaman membeli komoditi dalam pasar pada satu harga dan
menjual kepada pelanggannya pada harga yang lebih tinggi tidak berarti bahwa harga
komoditi itu telah berubah. Perubahan terjadi jika harga naik atau turun baik dalam pasar
masukan ataupun keluaran, atau keduanya.
Perubahan harga dapat diklasifikasi sebagai salah satu dari tiga jenis , meskipun diklafikasi
ini saling tergantung dan tidak saling menyingkirkan. Ini adalah:
Perubahan harga umum
Perubahan harga spesifik
Perubahan harga relatif
Perubahan Tingkat Harga Umum
Perubahan tingkat harga umum terjadi sebagai hasil dari perubahan nilai unit moneter selama
priode inflasi. Dengan tidak adaya pergerakan harga struktual atau relatif, semua harga akan
bergerak bersama dengan persentase yang sama. Akantetapi, jika harga bergerak pada tingkat
yang berbeda , yang merupakan kusus yang biasa, ukuran perubahan harga umum dapat
diperoleh haya dengan menghitung rata-rata atau indeks harga atau menyatakan tingkat
umum harga kini dibanding kan dengan beberapa priode dasar.
Perubahan Harga Spesifik
Perubahan harga dalam suatu pasar masukan menimbulkan kenaikan atau penurunan dalam
biaya atau beban perusahaan, dan perubahan harga menimbulkan pergeseran pendapatan
59
(dengan sumsi perubahan harga itu tidak mempengaruhi kuantitas yang dijual).
Perubahan Harga Relatif
Dalam situasi yang biasa, haraga barang dan jasa yang bergerak pada tingkat berbeda, dan
beberapa bahkan pada arah yang berbeda. Sejauh mana harga spesifik bergerak pada tingkat
yang berbeda atau pada arah yang berbeda dari indeks seluruh harga menggambarakn
perubahan harga relatif.
KLASIFIKASI MONETER DAN NONMONETER
Aktiva moneter adalah klaim pada kuantitas tetap dari unit moneter (misalnya, dolar)
yang menggambarkan daya beli umum. Meskipun harga barang dan jasa bisa berubah,
klaim yang dinyatakan dalam sejumlah dollar tertentu tidak berubah, yang berubah adalah
daya beli, atau kemampuan untuk mengubah klaim ini menjadi barang dan jasa.
Aktiva moneter mencakup kas, klaim kontraktual pada sejumlah uang tertentu dimasa
depan, seperti piutang usaha dan wesel tagihan; dan investasi yang memberikan sejumlah
bunga atau deviden yang tetap dan akan dilunasi pada jumlah yang tetap dimasa depan,
meski tanggal pembayaran tidak perlu ditentukan sepeti dalam kasus saham preferen.
Pos-pos seperti sewa dan royalti yang diterima dimuka bersifat nonmoneter karena
merupakan jumlah yang harus dibayarkan dalam bentuk barang dan jasa yang harganya
bisa berfluktuasi.
Kesulitan dalm mengidentifikasi aktiva dan kewajiban moneter dan non moneter pada
dasarnya karena perbedaan itu bersifat arbiter. Hanya dalma kasus yang sangan ekstrem
harga suatu aktiva akan berubah dengan presentase yang tepat sama seperti perubahan
dalam tingkat harga umum.
Keuntungan dan Kerugian pada Pos-pos Moneter
Keuntungan atau kerugian juga terjadi kerena penahanan aktiva moneter jangka panjang,
60
seperti piutang jangka panjang dan investasi dalam obligasi pemerintah dan saham preferen,
dan juga karena uatnag jangka panjang yang beredar.
Perhitungan keuntungan dan kerugian daya beli pada pos-pos moneter melibatkan dua
langkah yang berbeda :
Jumlah klaim pertama-tama ditetapkan kembali untuk perubahan dalam daya beli dolar
selama periode akuntansi bersangkutan, atau selama periode hal itu ditahan atau beredar jika
kurang dari satu tahun.
Jumlah yang ditetapkan kembali kemudian dibandingkan dengan nilai kini dari aktiva atau
kewajiban pada akhir periode atau pada waktu pos-pos itu berkurang. Perbedaannya adalah
keuntungan atau kerugian dalam daya beli.
PENETAPAN KEMBALI UNTUK PERUBAHAN DAYA BELI
Penetapan kembali Pos-pos Nonmoneter
Aktiva moneter yang diperoleh dalam asatu periode dan ditahan untuk dijual dan digunakan
padda periode mendatang dapat diukur berdasarkan harga tukar yang ebrlaku saat aktiva itu
diperoleh atau berdasarkan haga tukar pada tanggal pelporan atau pada tanggal lainnya.
Evaluasi atas Penetapan kembali Tingakt Harga
Daya beli umum
Daya beli pemegang saham
Daya beli investasi dari perusahaan
AKUNTANSI UNTUK BIAYA KINI
Biaya kini (current value) mencerminkan harga yang haarus dibayarkan untuk suaatu aktiva
atau penggunannya pad tanggla neraca atau tanggal penggunaan atau penjualannya jika
61
aktiva itu belum dimiliki saat ini.
Konsep Pemeliharaan Modal
Salah satu interpretasi dari laba akuntansi adalah bahwa hal itu berdasarkan pada konsep
pemeliharaan modal. Yaitu, laba ditentukan sebagai jumlah yang dapat dibagikan sauatu
perusahaan kepada pemegang sahamnya dan sama baik pada akhir periode seperti padda awal
periode.Dalam konsep pemeliharaan modal keuangan, laba yang berasal dari kenaikan dalam
jumlah dollar nominal mencerminkan modal.
PENGAKUAN
Bila suatu sumberdaya atau kewajiban muncul di dalam laporan posisi keuangan,
sumberdaya atau kewajiban itu disebut diakui. Pengakuan tidak secara otomatis
mengikuti definisi, kita tidak dapat mencatat suatu elemen bila kita tidak dapat mengukur
elemen itu. Banyak yang berpendapat bahwa hanya sedikit perbedaan antara mengakui
suatu sumberdaya atau kewajiban dan mengungkapkannya dalam catatan kaki.
Jika definisi kontinjensi digabungkan dengan definisi kewajiban, suati kontinjensi
kerugian dapat didefinisikan sebagai kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi masa
depan yang timbul dari kewajiban satuan usaha tertentu pada saat ini untuk menyerahkan
aktiva atau memberikan jasa kepada satuan usaha lain di masa depan sebagai hasil atau
transaksi dari masa lalu.
KLASIFIKASI
Klasifikasi diperlukan dalam penelitian dan pengkomunikasian informasi yang relevan dalam
semua ilmu fisika dan sosial. Demikian pula dalam akuntansi. Jika data yang belum
diklasifikasikan disajikan kepada mereka yang memiliki kepentingan dalam perusahaan,
mereka terpaksa harus membuat ikhtisar mereka sendiri. Suatu klasifikasi alternatif
ditawarkan dengan didasarkan pada dasar-dasar penilaian.
62
PERTEMUAN 14
PENGUNGKAPAN ATAS CATATAN LAPORAN KEUANGAN
Pengertian Pengungkapan
Evans (2003) :
Penyediakan informasi dalam laporan keuangan, termasuk laporan sendiri, dan
pengungkapan tambahan terkait dengan pernyataan tersebut.
Ini tidak mencakup pernyataan publik atau privat yang dibuat oleh Manajemen atau informasi
yang diberikan di luar laporan keuangan
Wolk, Tearney, dan Dodd (2001) :
Berkaitan dengan informasi baik dalam statemen keuangan maupun komunikasi tambahan
termasuk catatan kaki, peristiwa-peristiwa setelah tanggal statemen, diskusi dan analisis
manajemen, prakiraan keuangan dan operasi, dan statemen keuangan tambahan yang meliputi
pengungkapan segmental dan informasi pelengkap lebih dari kos historis.
Dalam SFAC No. 1, FASB
Membedakan antara pelaporan keuangan (financial reporting) dan statemen keuangan
(financial statements). Beberapa informasi lebih baik (efektif) disediakan melalui sarana
selain statement keuangan
Pengungkapan berkaitan dengan sarana selain statemen keuangan
METODA PENGUNGKAPAN
Pos statemen keuangan
Catatan kaki
Penjelasan dalam kurung
Istilah teknis
63
Lampiran
Komunikasi manajemen
Catatan laporan auditor
POS STATEMEN KEUANGAN
Merupakan pengungkapan yang menjadi ciri central pelaporan keuangan.
Untuk dilaporkan melalui statemen keuangan, suatu objek atau pos harus memenuhi
kriteria pengakuan.
Umumnya bersifat kuantitatif.
Termasuk catatan atas statemen keuangan
CATATAN KAKI
Dapat digunakan selain yang telah disebutkan dalam catatan atas statemen keuangan.
Mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Banyak standar akuntansi yang menetapkan perlunya catatan kaki (sebagai catatan atas
statemen keuangan).
PENGUKURAN
Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang akan diletakkan
pada suatu objek (elemen atau pos) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau
keadaan untuk merepresentasi makna atau atribute objek tersebut. Pengertian pengukuran
diatas bersifat umum atau luas tidak dibatasi untuk pengukuran pada saat suatu objek terjadi
(diperoleh) atau pada saat suatu objek.
PENGAKUAN
Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen
keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan.
64
Secara teknis, pengakuan merupakan pencatatan secara resmi (penjurnalan) suatu
kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam system akuntansi sehingga jumlah
rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos terefleksi ke dalam statemen keuangan.
Rerangka konseptual harus menetapkan kriteria pengakuan umum untuk dijadikan dasar
bagi penyusun standar untuk menentukan teknik atau prosedur pengakuan dalam bentuk
standar akuntansi.
FASB menetapkan empat kriteria pengakuan fundamental (konseptual) sebagai berikut :
Definisi (definitions) -- Suatu pos harus memenuhi definisi elemen statemen keuangan.
Keterukuran (measureability) -- Suatu pos harus mempunyai atribut yang berpaut
dengan keputusan dan dapat diukur dengan tingkat keterandalan yang cukup.
Keberpautan (relevance) -- Informasi yang dikandung suatu pos mempunyai daya
untuk membuat perbedaan dalam keputusan pemakai.
Keterandalan (reliability) -- Informasi yang dikandung suatu pos secara tepat
menyimbolkan fenomena, teruji (terverifikasi), dan netral.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Mengungkapkan informasi tambahan yang disajikan dalam laporan keuangan, yang
berisi informasi narasi atau rincian jumlah atau informasi yang tidak memenuhi
kriteria pengakuan.
Mengungkapkan dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang
digunakan termasuk dasar pengukuran.
Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK ETAP
Memberikan informasi tambahan yang relevan, namun tidak disyaratkan SAK ETAP.
Informasi tentang sumber utama ketidakpastian estimasi.
65
KESIMPULAN
Setelah melakukan pembelajaran dan pengamatan secara keseluruhan maka dapat diambil kesimpulan beberapa diantaranya sebagai berikut ini :
1. Filsafat diambil dari potongan kata yang berasal dari bahasa yunani yaitu
philos yang berarti cinta, philia yang berarti persahabatan dan sophos yang
berarti kebijaksanaan, pengetahuan, intelegensi. Filsafat ilmu merupakan suatu
system atau rerangka cara berfikir menyangkut suatu pengetahuan yang
digunakan dalam kehidupan manusia di dalam menjalani fitrahnya sebagai
manusia.
2. Sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia tidak terlepas dari nuansa
sejarah politik dan perdagangan di Indonesia. Pada dekade zaman penjajahan
sampai 1955 cara untuk memperoleh gelar akuntan melalui pendidikan formal
dan nonformal (kursus-kursus). Pada dekade 1955 sampai dengan 1979 gelar
akuntan mulai diberikan. Berdasarkan UU No. 34 Tahun 1954, diawali dengan
pembukaan jurusan akuntansi di UI Tahun 1955 lulusan akuntansi pertama
pada Tahun 1957.
3. Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakan suatu
hasil rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial
tertentu. praktik akuntansi tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan, seperti faktor sosial, ekonomi, politis, dsb. dan hal itu
menyebabkan praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu bisa tidak
sama dengan praktik akuntansi di negara lainnya. Untuk melaksanakan suatu
praktik akuntansi yang baik, tidak cukup hanya mempelajari akuntansi secara
praktik saja. Karena dibalik praktik akuntansi terdapat berbagai gagasan,
asumsi dasar, konsep, penjelasan, dsb, yang semuanya terangkum dalam teori
akuntansi.
4. FASB menyatakan bahwa kerangka konseptual akutansi merupakan suatu
sistem yang koheren, sub-sub sistemnya adalah tujuan (objectives) dan
Konsep fundamental yang saling terkait. Bisa disimpulkan bahwa kerangka
konseptual adalah struktur teori akuntansi yang didasarkan pada penalaran
logis yang menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan apa yang
66
harus dilakukan apabila ada fakta atau fenomena baru. Sedangkan yang
dimaksud dengan konsep-konsep yang mendasari akutansi keuangan yakni
yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan
yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara
meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
5. Tujuan karakteristik kualitatif yaitu agar berguna dalam pengambilan
keputusan (decision unsefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua
kualitas, kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat kendala
untuk mencapai dua kualitas tersebut.
6. Akuntansi di barat berlangsung dalam kerangka perekonomian swasta yang kapitalis yang mengizinkan penggunaan harga-harga pertukaran sebagai ukuran nilai ekonomis. Pemakai akuntansi banyak dan bervariasi tetapi tampaknya mempunyai kepentingan yang sama dalam meramalkan arus kas masa depan.
7. Kebijakan akuntansi merupakan batang tubuh standar akuntansi, pendapat, penafsiran, aturan dan regulasi yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam pelaporan keuangan mereka. Beberapa pilihan kebijakan dibuat oleh.
8. Aset lancar (Inggris: current asset) dalam akuntansi adalah jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun perusahaan dalam batasan alternative yang tersedia bagi mereka. Menurut IAI (2007:2) : Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro setara kas adalah investasi yang sifatnya likuid berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
9. Menurut PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual atas aktiva
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisi sebagai hak
residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti
ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Karena didefinisi
atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada bagaimana
aset dan kewajiban diukur.
10. FASB mendefinisikan kewajiban dalam rerangka konseptualnya
sebagai berikut(SFAC No. 6, prg. 35)
Liabilities are probable future sacrifice of economic benefits
arising from present obligations of a particular entity to transfer assets or
67
provide services to other entities in the future as a result of past
transactionsevents.
11. Commite on Terminology (Sofyan Syafri H.2004) dalam Aliyal Azmi (2007:12) mendefinisikan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi,biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi
68