tugas keamanan jaringan (junifer)

12
TUGAS KEAMANAN JARINGAN Meringkas Jurnal Cornelis FJ Latupapua (14/371986/PPA/04626) PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015

Upload: noell-vb

Post on 30-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Resume Paper E-Government

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Keamanan Jaringan (Junifer)

TUGAS KEAMANAN JARINGAN

Meringkas Jurnal

Cornelis FJ Latupapua

(14/371986/PPA/04626)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Tugas Keamanan Jaringan (Junifer)

2

Strategi Keamanan Informasi Pada E-Government

Berbasis Perangkat Mobile

Abstrak

Mobile e-goverment adalah model aplikasi e-government baru yang dikembangkan berdasarkan pada

e-government tradisional. Hal ini sebagai akibat dari perkembangan teknologi perangkat mobile yang

memberikan beberapa keunggulan yaitu universalitas, kegunaan, efisiensi tinggi, ekonomi dan

individualisasi. Dengan e-government berbasis mobile, proses interaksi dan berbagi informasi antar

pemerintah dan masyarakat dapat berjalan dengan cepat, kapan saja dan dimana saja. Meningkatnya

layanan informasi yang diberikan melalui e-government, semakin besar tantangan keamanan informasi.

Pertukaran informasi yang terjadi harus didukung oleh mekanisme keamanan yang baik. Makalah ini

membahas tentang pengertian e-government, jenis-jenis layanan e-government, manfaat e-government

serta strategi keamanan informasi e-government berbasis perangkat mobile.

Kata Kunci : E-Goverments, Keamanan Informasi, Perangkat Mobile, Strategi

1. Pendahuluan

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin pesat dari waktu ke waktu

telah memberikan dampak yang sangat baik pada berbagai bidang kehidupan. Dengan adanya teknologi

informasi dan komunikasi maka dapat mempermudah banyak orang untuk bisa mendapatkan dan

memperoleh informasi. Salah satu bidang yang turut merasakan keuntungan dari perkembangan ini adalah

Pemerintahan. Dengan adanya e-government, telah memberikan kemudahan interaksi antara masyarakat

dengan pemerintahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan yang dibutuhkan. Dengan

menggunakan e-government maka masyarakat bisa mendapatkan informasi dan pelayanan yang baik,

akurat, serta dapat diakses kapan dan dimana saja tanpa melalui prosedure birokrasi yang bertele-tele.

Dengan kemuda

Semakin banyak pemerintah di seluruh dunia memperkenalkan e-government sebagai sarana untuk

mengurangi biaya, meningkatkan layanan bagi warga negara dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi

di tingkat nasional, regional dan lokal dari sektor publik. 179 dari 192 anggota PBB melaporkan bahwa

mereka mengembangkan strategi untuk menerapkan sistem e-pemerintah dan oleh karena itu e-

government telah diidentifikasi sebagai salah satu prioritas utama bagi pemerintah di seluruh dunia (PBB,

2008).

Page 3: Tugas Keamanan Jaringan (Junifer)

3

2. Definisi E-Government dan Mobile E-Government

Pemerintahan elektronik atau e-government (berasal dari kata Bahasa Inggris: electronics government,

juga disebut e-gov, digital government, online government atau dalam konteks tertentu transformational

government) adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan

pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-

Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan

efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis.

Tujuan utama dari e-Government, menurut Smith dan Jamieson (2005) digunakan untuk mendorong

munculnya layanan melalui berbagai saluran yang mungkin yang dapat dengan mudah diakses oleh

pemerintah, lingkungan bisnis dan masyarakat. Adapun tujuan pengembangan e-Government berdasarkan

instruksi Presiden no 3 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

Pembentukan jaringan informasi dan trasaksi pelayanan public yang memiliki kualitas dan lingkup

yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayan Indonesia pada

setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan perkembanan

perekomonian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan

perdagangan internasional.

Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga Negara serta

penyediaan fasilitas dialog public bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan

kebijakan Negara.

Pembentukan system manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta memperlancar

transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah otonom.

Adapun beberapa pendapat tentang definisi dari mobile e-government adalah sebagai berikut :

Ni Jiong (2004), menyatakan bahwa mobile e-government adalah perkembangan yang luar biasa

yang dihasilkan melalui pemanfaatan teknologi komunikasi selular modern dalam pembangunan

dan pengoperasian e-government dalam aspek seperti fungsi terminal, kecepatan akses, keamanan

akses, mobile internet melalui terminal mobile komunikasi, akses yang relevan, otentikasi,

teknologi protokol aplikasi, dll.

Li Mingsheng (2005), menyatakan bahwa mobile e-government mengacu pada kegiatan

pemerintah yang dilakukan dengan cara layanan data komunikasi bergerak. Artinya, pemerintah

Page 4: Tugas Keamanan Jaringan (Junifer)

4

dan industri masyarakat menggunakan teknologi data komunikasi bergerak untuk mewujudkan

dua fungsi: administrasi dan pelayanan.

menurut Li Nuowa (2006), mobile e-goverment mengacu pada fakta departemen seluruh

pemerintah menggunakan teknologi komunikasi bergerak untuk mewujudkan keefektifan,

transparan, normalisasi, electronized dan kerja jaringan internal kantor, terkoordinasi pekerjaan

kantor dan pekerjaan luar kantor.

Wang Tingfang (2008) dkk, menyatakan bahwa mobile e-Government berarti departemen

pemerintah menggunakan teknologi komunikasi informasi nirkabel untuk mewujudkan

electronization dan mobilitas administrasi pemerintahan dan pelayanan pemerintah melalui

aplikasi bersama jaringan komunikasi mobile dan internet.

3. Jenis-Jenis E-Government

E-Government menawarkan berbagai jenis layanan untuk mempermudah masyarakat dalam

mengakses informasi serta melakukan transaksi elektronik dengan pemerintah.

3.1. Government-to-citizen (G2C)

G2C merupakan aplikasi e-Government yang paling umum, dimana pemerintah membangun dan

menerapkan berbagai portofolio teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki

hubungan interaksi dengan masyarakat. Tujuan utama dari dibangunnya aplikasi e-Government

bertipe G-to-C adalah untuk mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya melalui kanal-kanal akses

yang beragam agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau pemerintahnya untuk pemenuhan

berbagai kebutuhan pelayanan sehari-hari. Contoh aplikasinya adalah sebagai berikut:

Pembuatan SIM dan perpanjangan STNK.

Pendaftaran ibadah Haji pada Departemen Agama.

3.2. Government-to-business (G2B)

G2B meliputi berbagai layanan dipertukarkan antara pemerintah dan sektor bisnis, termasuk

distribusi kebijakan, memo, aturan dan peraturan. Layanan bisnis yang ditawarkan meliputi

memperoleh informasi saat ini bisnis, peraturan baru, men-download formulir aplikasi, pajak

Penginapan, memperbaharui lisensi, mendaftarkan bisnis, izin memperoleh, dan banyak lainnya.

Layanan yang ditawarkan melalui transaksi G2B juga memainkan peran penting dalam

pengembangan bisnis, khususnya pengembangan usaha kecil dan menengah (Pascual, 2003).

Page 5: Tugas Keamanan Jaringan (Junifer)

5

Sistem ini menguntungkan pemerintah dari pengalaman bisnis secara online di berbagai bidang

seperti strategi e-marketing. Contoh aplikasi adalah sebagai berikut :

Pembayaran pajak online oleh perusahaan wajib pajak.

Proses tender proyek-proyek pemerintah yang dapat dilakukan secara online.

3.3. Government-to-government (G2G)

Tujuan penting dari pengembangan G2G adalah untuk meningkatkan dan memperbaiki proses

organisasi antar-pemerintah dengan mempersatukan kerjasama dan koordinasi serta memungkinkan

komunikasi dan pertukaran informasi online antar departemen atau lembaga pemerintahan melalui

basis data terintegrasi. Penggunaan teknologi informasi oleh lembaga pemerintah yang berbeda untuk

berbagi atau sentralisasi informasi, atau untuk mengotomatisasi dan merampingkan proses bisnis

antar pemerintah seperti kepatuhan terhadap peraturan, telah menghasilkan banyak contoh waktu dan

penghematan biaya dan layanan tambahan (Gregory, 2007). Contoh : Konsultasi secara

online,blogging untuk kalangan legislative, pendidikan secara online, pelayanan kepada masyarakat

secara terpadu.

3.4. Government-to-employee (G2E)

G2E mengacu pada hubungan antara pemerintah dan karyawan. Tujuan dari hubungan ini adalah

untuk melayani karyawan dan menawarkan beberapa layanan online seperti mendaftar secara online

untuk cuti tahunan, memeriksa saldo cuti, dan meninjau catatan pembayaran gaji, antara lain (Seifert,

2003). G2E memberikan kemudahan kepada karyawan untuk mengakses informasi yang relevan

mengenai manfaat kompensasi dan kebijakan, pelatihan dan kesempatan belajar, dan memungkinkan

karyawan untuk mengelola keuntungan mereka secara online dengan model komunikasi yagn mudah dan

cepat.

4. Manfaat E-Government.

Penerapan e-government dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi pemerintah dalam

penyampaian informasi dan layanan yang lebih efektif dan efisien untuk semua sektor e-government. Hal

ini memungkinkan instansi pemerintah untuk menyelaraskan upaya mereka yang diperlukan untuk

meningkatkan pelayanan dan mengurangi biaya operasi (Ndou, 2004). Adapun berbagai manfaat yang

diperoleh adalah sebagai berikut:

Page 6: Tugas Keamanan Jaringan (Junifer)

6

Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan

bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang

kehidupan bernegara.

Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam

rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan yang bebas korupsi, kolusi dan

nepotisme.

Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan

pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari.

Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru

melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab

berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang

ada.

Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses

pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.

5. Informasi

Menurut Abdul Kadir (2003:31) bahwa ”Informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa

sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut”. Seiring dengan

perkembangan teknologi, informasi sangat diperlukan dan memainkan peranan penting dalam

pengambilan suatu keputusan. Hasil dari suatu pengambilan keputusan sangatlah dipengaruhi oleh

kualitas informasi, informasi yang baik menghasilkan keputusan yang baik dan sebaliknya informasi yang

buruk akan menghasilkan keputusan yang buruk. James A O’Brien (2003) menyebutkan ada tiga dimensi

yang berkaitan dengan kualitas informasi.

1) Dimensi waktu yang meliputi :

Timeliness : Informasi harus tersedia saat diperlukan

Currency : Informasi harus up-to-date pada saat disediakan

Frequency : Informasi harus disediakan sesering mungkin

Time Period : Informasi harus menyangkut perioda lalu, kini dan besok

2) Dimensi isi yang meliputi :

Accuracy : Informasi harus terbebas dari kesalahan

Page 7: Tugas Keamanan Jaringan (Junifer)

7

Relevance : Informasi harus terkait dengan kebutuhan informasi pengakses atau terkait dengan

situasi tertentu

Completeness : Seluruh informasi yang diperlukan harus disediakan

Consiceness : Hanya informasi yang diperlukan yang disediakan

Scope : Informasi memiliki skop luas/ sempit, dan berfokut pada internal/eksternal

Performance : Informasi dapat menguak kinerja dengan mengukur aktivitas yang telah

diselesaikan, perkembangan yang sudah dikerjakan, dan sumber daya yang terlibat.

3) Dimensi bentuk yang meliputi :

Clarity : Informasi yang disediakan dalam bentuk yang mudah dipahami

Detail : Informasi yang disediakan dalam bentuk detail ataupun rangkuman

Order : Informasi dapat disusun dalam urutan tertentu

Presentation : Informasi dapat dipaparkan dalam bentuk narasi, numerik, grafik, ataupun

bentuk lain.

Media : Informasi dapat disediakan dalam bentuk kertas cetakan, dokumen, tayangan video

atau media lainnya.

6. Keamanan Informasi Pada E-Government

Informasi telah menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi masyarakat. Kemampuan untuk

mengakses dan menyediakan informasi secara tepat dan akurat menjadi penting bagi suatu organisasi atau

perusahaan. Pentingnya informasi menyebabkan perlu dilakukan pengamanan terhadap informasi untuk

menjaga keabsahan dan nilai yang dimiliki oleh informasi tersebut, agar tidak disalahgunakan oleh pihak

lain yang tidak bertanggungjawab.

Keamanan informasi adalah upaya untuk melindungi, mengamankan asset informasi dari ancamana

yang mungkin akan timbul yang dapat membahayakan asset informasi tersebut. Define lain menyebutkan

bahwa keamanan informasi merupakan penjagaan informas dari seluruh ancaman yang mungkin terjadi

dalam upaya untuk memastikan atau menjamin kelangsungan bisnis, meminimalisir risiko bisnis dan

memaksimalkan atau mempercepat pengembalian investasi dan peluan bisnis. Dalam hubungan dengan

organisasi pemerintah, keamanan informasi berarti perlindungan terhadap catatan dan data yang dimiliki

oleh instansi tersebut. Informasi keamanan juga terkait dengan pemantauan rekaman kebijakan,

administrasi dan tindakan dari instansi pemerintah untuk dokumen-dokumen yang penting (Wang, 2008).

Adapun tujuan keamanan informasi menurut Smith dan Jamieson (2005), untuk melindungi aset

informasi organisasi dan untuk melindungi proses bisnis organisasi serta pelestarian prinsip CIA, yaitu:

Page 8: Tugas Keamanan Jaringan (Junifer)

8

Kerahasiaan: memastikan bahwa informasi tersebut hanya diterima oleh mereka yang memiliki

otorisasi untuk menerimanya. Informasi dapat rahasia untuk alasan privasi, komersial atau politik.

Integritas: memastikan bahwa informasi hanya dapat diubah oleh sistem atau mereka yang

memiliki otorisasi untuk melakukannya.

Ketersediaan: memastikan bahwa informasi dan pengolahan sistem selalu tersedia ketika

informasi yang diperlukan. Menurut Alshboul (2012), kerentanan sistem dapat terjadi pada salah

satu dari empat bidang berikut, yaitu: program, peripheral, komunikasi, input dan output.

Menurut William Stalling (2001), ada terdapat empat layanan keamanan informasi yang terutama

disediakan/dibutuhkan :

Autentikasi : mekanisme pengujian bahwa yang akan mengakses data dan mengklain dirinya

sebagai X adalah benar-benar X dan berhak mengakses data.\

Konfidensilitas Data : mekanisme penyembunyian data sehingga hanya yang berhak (yang

memiliki kunci) saja yang dapat membacanya.

Integritas Data : mekanisme pengujian untuk meyakinkan apakah data sudah dimodifikasi ataukah

belum.

Non-Repudiation : mekanisme pembuktian bahwa pengirim pesat tidak dapat menghindar dari

fakta bahwa ia memang yang mengirim pesan.

Menurut Wimmer et al. (2008), dalam upaya untuk memberikan arah strategis untuk pengembangan

e-Government di negara-negara Uni Eropa, mulai Januari 2007 program eGovRTD2020 dalam bentuk

rencana strategis untuk pengembangan e-Government melalui 13 daerah penelitian diluncurkan. Dari

ketiga belas daerah penelitian, setidaknya ada empat daerah yang sama dapat dikelompokkan ke daerah

keamanan informasi, yaitu:

Kepercayaan dalam e-Government dengan satu dari masalah adalah tentang bagaimana

membangun dan meningkatkan konsep kepercayaan dalam lingkungan e-Government.

Kualitas informasi: ada beberapa masalah dalam topik ini, salah satunya adalah tentang bagaimana

kerangka kerja dapat dibentuk untuk memastikan kualitas informasi dan mekanisme sertifikasi

dapat dipercaya, maka bagaimana untuk memastikan kualitas informasi yang akan digunakan

untuk keperluan pengambilan keputusan.

Cyber Infrastruktur untuk eGovernment. Sejalan dengan perkembangan teknologi, platform

teknologi untuk e-Government akan melibatkan keterlibatan banyak platform sehingga

Page 9: Tugas Keamanan Jaringan (Junifer)

9

kehandalan harus dipertahankan. Standar yang disepakati, modul dan jasa yang disiapkan harus

memiliki interoperabilitas dengan satu sama lain dan mendukung pertumbuhan industri yang

mendukung bidang e-Government.

Data pribadi dan identitas pribadi. Data pribadi, jika digunakan dengan benar, akan meningkatkan

kualitas layanan e-Government, tetapi, di sisi lain, ada juga potensi penyalahgunaan. Oleh karena

itu, isu-isu yang berkaitan dengan kebijakan, protokol keamanan dan manajemen data akan hal-hal

yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan data pribadi untuk

kepentingan layanan e-Government dan perlindungan dari potensi penyalahgunaan.

Adapun terdapat beberapa masalah lain yang muncul pada system e-Government meliputi :

Kecurangan (Fraud) : Kecurangan IT hampir sama dengan kecurangan pada umumnya.

Kecurangan terjadi pada system yang mendukung transaksi bisnis (banking, ordering, e-

commerce).

Kesalahan (error) : Kesalahan dapat terjadi misalnya pemindahan oleh operator dari bentuk

kertas/formulir ke bentuk entry digital. Selain itu kesalah dapat berbentuk kesalah jumlah

pembayaran, kesalaha jasa/barang yang dikirim/order, kesalahan detail data konsumen/supplier,

transaksi bisnis yang tidak terlaksana, terjadi transaksi ganda, entry data tidak benar/tidak lengkap,

kesalahan prosesing, kesalahan output, dsb.

Kelambatan (delay) : kelambatan dalam pembayaran/penerimaan uang, kelambatan dalam

delivery/penerimaan barang/jasa. Ini dapat menyangkut contractual deadline sehingga dapat

berakibat denda/penalty.

Interupsi layanan : ini merupakan resiko yang paling ditakuti di dunia bisnis yang berimplikasi

pada kegagalan memenuhi tingkat layanan sesuai dengan ekspektasi konsumen, pemasok,

karyawan, pemegang saham, regulator, dsb.

Publikasi Informasi Rahasia : Semua bisnis mempunyai informasi rahasia misalnya rahasia

dagang, kekayaan intelektual, detail konsumen, informasi yang sensitive untuk financial market

(misalnya take -over, merger), informasi yang mempunyai keunggulan kompetitif, informasi yang

diatur oleh UU HAKI, posisi negosiasi.

Pencurian Kekayaan Intelektual : misalnya software code, dokumentasi yang terkait dengan hak

cipta dan paten.

Safety-Critical Dependence : kendali real-time terhadap proses control misalnya system kendali

pertahanan, pembangkit listrik, proses kimia dan sebagainya. Untuk pemerintah daerah misalnya

Page 10: Tugas Keamanan Jaringan (Junifer)

10

system sensor pencacah banyaknya bis yang masuk ke terminal, sensor pencacah banyaknya orang

yang masuk obyek wisata, system presensi dengan sidik jari.

Selain itu Kushchu (2003) terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah

umumnya menerapkan aplikasi mobile di layanan e-Government, yaitu: Pembangunan infrastruktur,

Infrastruktur Pembayaran, Privasi dan Keamanan, Aksesibilitas, Masalah Hukum dan Kompatibilitas. Ini

merupakan tantangan bagi para profesional e-government, praktisi, dan peneliti untuk menunjukkan

kontribusinya, solusi dan dukungan untuk membantu mewujudkan e-Government yang baik.

7. Strategi Keamanan Informasi

Solusi perangkat mobile untuk e-Government melalui penggunaan smartphone harus didukung oleh

proses komunikasi yang aman antara server e-Government dan perangkat smartphone. Setidaknya harus

ada dua sisi keamanan harus dipertimbangkan dengan baik. Yang pertama adalah dari sisi server layanan

e-Government, dan yang kedua adalah pada sisi perangkat smartphone yang digunakan. Informasi data

pribadi dan klasifikasi data/informasi merupakan hal yang sangat mendasar untuk diperhatikan pada

penerapan e-Government.

Terdapat empat strategi yang dapat digunakan sebagai acuan keamanan informasi pada e-Government

berbasis perangkat mobile, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Jenis data dan layanan.

Data dan informasi yang dibutuhkan dalam layanan e-Government harus diklasifikasikan

berdasarkan fungsi dan tujuan. Ada terdapat beberapa klasifikasi layanan e-Government yang

telah dijelaskan diatas.

Untuk data dan informasi yang bersifat pribadi dan rahasia, maka e-Government yang

dikembangkan harus didukung oleh infrastruktur yang dapat menjamin keamanan data dan

informasi tersebut.

2) Aspek Kebijakan

Dengan adanya beberapa layanan e-Government yang disajikan, maka diperlukan suatu

kebijakan terintegrasi terkait login user. User yang menggunakan lebih dari satu layanan

e-Government akan login dengan konsep single sign-on.

Perlunya suatu kebijakan terkait system keamanan informasi dan control layanan kepada

pengguna.

Kebijakan hukum yang didukung oleh undang-undang yang dapat mengantisipasi

kemungkinan penyalahgunaan data dan informasi pada e-Government.

Page 11: Tugas Keamanan Jaringan (Junifer)

11

3) Aspek Insfrastruktur dan Teknologi

Dukungan dan komitmen untuk pelaksanaan sejumlah standar keamanan seperti ISO 27001:

2009 untuk keamanan komputer dan ISO 14443 untuk standar interoperabilitas.

Kebijakan untuk mengontrol kualitas keamanan yang berlaku untuk berbagai jenis perangkat

mobile / smartphone yang digunakan secara luas di masyarakat.

4) Aspek Sumber Daya Manusia

Pendidikan berkelanjutan tentang pentingnya menjaga personal / identitas pribadi yang

disimpan di smartphone.

Pendidikan untuk memilih jenis perangkat smartphone yang mendukung teknologi

mendukung sistem keamanan yang diterapkan dalam e-Government.

Pendidikan tentang isu privasi dan keamanan.

8. Kesimpulan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan kemudahan pada pemerintah untuk

menerapkan system e-Government dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. e-Government

konvensional selanjutnya berkembang menjadi e-Government berbasis perangkat mobile. Hal ini terjadi

seiring dengan perkembangan teknologi perangkat mobile yang memberikan beberapa keunggulan yaitu

universalitas, kegunaan, efisiensi tinggi, ekonomi dan individualisasi. Akan tetapi, konsep layanan e-

Government berbasis perangkat mobile sangat tergantung pada kesiapan pemerintah dalam memberikan

jaminan infrastruktur yang baik dan aman terhadap data dan informasi yang dianggap penting.

Salah satu isu penting dari layanan e-Government berbasis perangkat mobile adalah keamanan data

dan informasi. Oleh karena itu perlu adanya strategi untuk menerapkan system keamanana yang aman dan

nyaman. Terdapat empat srategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keamanana data dan

informasi yaitu : pilihan layanan data dan, kebijakan yang tepat, adopsi teknologi dan aspek pendidikan

manusia.

Akhirnya dengan adanya layanan e-Government berbasis perangkat mobile yang baik dan aman,

proses layanan data dan informasi yang dibutuhkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat dapat

dilakukan dengan cepat, kapan saja dan dimana saja.

Page 12: Tugas Keamanan Jaringan (Junifer)

12

9. Referensi

Priyambodo, T. K. 2015. INFORMATION SECURITY STRATEGY ON MOBILE DEVICE

BASED eGOVERNMENT. Available at :

http://www.arpnjournals.com/jeas/research_papers/rp_2015/jeas_0215_1503.pdf

Istiyanto, J.E., 2005. Aspek-Aspek Keamanan pada Infrastuktur eGovernment. pp.1-12. Available

at: http://jazi.staff.ugm.ac.id/gamatech-Jazi.pdf.

Alshehri, M., and Drew, S. 2010. E-Government Fundamentals. In International Conference ICT,

Society and Human Beings (IADIS). Available at :

http://www98.griffith.edu.au/dspace/bitstream/handle/10072/37709/67525_1.pdf?sequence=1

Kumar, M. and Sinha, O.P. 2008. mGovernment – Mobile Technology for eGovernment.

Available at : www.csi-sigegov.org/2/32_343_2.pdf

Instruksi Presiden RI No 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan

E-Government

Wang, J. 2008. Design of eGovernment Security System based on Information Security Model.

International Conference on Information Management, Innovation Management and Industrial

Engineering. Available at : http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=4737663

Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta:Andi.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_elektronik diakses pada hari Senin 5 Oktober 2015