tugas jarkom 5
TRANSCRIPT
Pembagian Kelas IP Address,Subnetting dan Supernetting
PengertianIP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di
internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interadce komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP address untuk komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya.
Konversi IP Address
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai subnetting kita harus memahami dulu Memahami Konversi IP Address Dari Binary Ke Decimal Dan Juga Konversi Dari Decimal Ke Binary karena merupakan Konsep Penting Dalam Design Jaringan .
Membuat design infrastrucktur jaringan komputer dalam suatu organisasi tidak lepas dari pemahaman masalah IP address, bagaimana melakukan konversi IP address dari biner ke decimal dan sebaliknya.
Class IP Address
Address Network dan Address host
Setiap Class IP address meliputi pembagian antara network ID dan host ID. Kita juga harus tahu mana bagian dari network IP dan mana bagian dari host.
Class A – 1 byte untuk network, 3 byte untuk (16,777,214) hosts
Class B – 2 byte untuk network, 2 byte untuk (65,534) hosts Class C – 3 byte untuk network, 1 byte untuk (254) hosts Class D – digunakan untuk multicast Class E – dicadangkan untuk experiment
Registrasi IP address
Seperti diketahui bahwa TCP/IP adalah protocol yang digunakan dalam komunikasi pada internet. Internet menghubungkan hosts dan jaringan diseluruh dunia kedalam suatu koneksi internetwork yang besar. Setiap device pada jaringan memerlukan suatu IP address yang unik, sehingga tidak saling konflik. Group berikut adalah yang bertanggungjawab dalam registrasi IP address public.
American Registry for Internet Numbers (ARIN) untuk wilayah Amerika utara dan selatan, Caribian, dan Afrika – Sahara
Reseaux IP Europeens (RIPE)- untuk wilayah Eropa Asia Pacific Network IUnformation Center (APNIC) untuk wilayah Asia Pacific
APNIC memberikan beberapa blok IP address kepada ISP, dan anda bisa mendapatkan IP address public dari ISP anda. Semua jaringan yang ingin dikoneksikan ke dalam jaringan internet harus mendapatkan IP address public setidaknya dari ISP dimana kita berlangganan Internet. Perlu diingat bahwa jika kita mendapatkan IP address dari ISP, maka jika kita berganti ISP – berganti pula IP yang kita daftarkan. Dan Jika anda ingin membangun suatu jaringan private akan tetapi tidak ingin dihubungkan ke internet maka anda bebas menggunakan IP address mana saja dan tidak perlu didaftarkan ke Internet. Akan tetapi untuk jaringan private kita gunakan IP private sebagai berikut :
Class Type Start Address End AddressClass A 10.0.0.0 10.255.255.254Class B 172.16.0.0 172.31.255.254Class C 192.168.0.0 192.168.255.25
4
Konversi Binary ke Decimal
IP address dapat direpresentasikan kedalam 2 macam cara:
Decimal (misal 131.107.2.200) Binary (misal 1000 0011. 01101011. 00000010. 11001000)
Manusia menggunakan IP address dengan menggunakan format notasi bertitik seperti 131.107.2.200, sementara computer secara internal menggunakan system binary untuk berkomunikasi antar hosts.
Jangan meremehkan kemampuan anda untuk melakukan konversi dari decimal ke binary atau sebaliknya. Kemampuan ini sangat berguna sekali untuk membuat custom network address pada jaringan anda.
Table berikut adalah patokan untuk mengkonversikan decimal ke binary. Baris pertama adalah posisi bit yang dari kanan menuju ke kiri dimulai dari nilai 0 sampai 7. Posisi bit pertama dengan nilai 0 dan sampai posisi bit terakhir (posisi ke 8 ) dengan nilai 7. Sementara nilai bit hanya 1 atau 0 sebagai bilangan binary.
Misalkan pada posisi bit ke 4 dengan nilai bit 1 memppunyai harga decimal (2 pangkat 3) = 8, dengan rumusan:
2 pangkat (n – 1) dimana n adalah posisi bit
Pada posisi bit ke 8 dengan nilai bit 1 mempunyai harga decimal (2 pangkat 7) = 128 dst.
Table Konversi Biner ke Desimal
Sebagai pedoman yang perlu kita hafalkan adalah angka 128 di sebelah kiri bawah table, posisi bit ke 8 dengan bit value 1 adalah 128 (2 pangkat 7). Untuk posisi bit ke 7 bagi saja dengan dua hasil tadi jadi (128 / 2) = 64, posisi bit ke 6 (64 / 2) = 32 dan seterusnya.
Dengan table ini akan sangat memudahkan kita untuk meng-konversikan nilai decimal ke binary. Misalkan saja untuk IP address dalam bentuk binary berikut:
11000000. 10101000. 11001000.11111110
Kita bisa mulai dari octet pertama 11000000, dengan melihat table diatas maka kita bisa menghitung nilai decimalnya sebagai berikut.
Posisi bit
8 7 6 5 4 3 2 1
Nilai bit 1 1 0 0 0 0 0 0Decimal
128 64 0 0 0 0 0 0
Nilai decimal di baris terakhir jumlahkan, maka binary 11000000 nilai decimalnya adalah (128+64) = 192
Untuk octet ke dua 10101000, dengan melihat table diatas kita bisa hitung nilai decimalnya sebagai berikut.
Posisi bit
8 7 6 5 4 3 2 1
Nilai bit 1 0 1 0 1 0 0 0Decimal
128 0 32 0 8 0 0 0
Nilai decimal di baris terakhir jumlahkan, maka binary 10101000 nilai decimalnya adalah (128+32+8) = 168
Untuk octet ke tiga 11001000, dengan melihat table diatas kita bisa hitung nilai decimalnya sbb
Posisi bit
8 7 6 5 4 3 2 1
Nilai bit 1 1 0 0 1 0 0 0Decimal
128 64 0 0 8 0 0 0
Nilai decimal di baris terakhir jumlahkan, maka binary 11001000 nilai decimalnya adalah (128+64+8) = 200
Untuk octet ke empat 11111110, dengan melihat table diatas kita bisa hitung nilai decimalnya sebagai berikut.
Posisi bit
8 7 6 5 4 3 2 1
Nilai bit 1 1 1 1 1 1 1 0Decimal
128 64 32 16 8 4 2 0
Nilai decimal di baris terakhir jumlahkan, maka binary 11111110 nilai decimalnya adalah (128+64+32+16+8+4+2) = 254
Akhirnya kita dapatkan nilai binary 11000000. 10101000. 11001000.11111110 sama dengan 192.168.200.254 dalam bentuk decimal.
Konversi Decimal ke Binary
Kebalikan dari diatas, konversi dari binary ke decimal bisa dijelaskan dengan menggunakan table berikut ini, dengan masih mengacu pada table konversi
diatas. Dimisalkan adalah konversi IP address 218.132.10.55 kedalam format bisanry bisa dijelaskan sebagai berikut.
Konversi IP address desimal ke biner
Untuk angka decimal pada octet pertama 218, kurangi 218 dengan 128. Jika bisa dikurangi, maka pada posisi bit ke 8 nilai binary nya dalah 1, dan sisa pengurangan = (218-128) = 90.
Begeser pada posisi bit ke 7, kurangi sisa tadi (90) dengan 64, karena bisa dikurangi nilai bit posisi ke 7 adalah 1, dan sisa pengurangan adalah (90-64) = 26.
Bergeser kekanan lagi ke posisi bit ke 6, kurangi angka sisa tadi (26) dengan angka 32, karena tidak bisa dikurangi (minus) maka posisi bit ke 6 adalah angka binary 0.
Geser lagi ke kanan ke posisi bit ke 5, kurangi angka sisa 26 dengan angka 16. Karena bisa dikurangi maka posisi bit ke 5 adalah 1.
Geser kekanan lagi ke posisi bit ke 4, kurangi angka sisanya tadi (10) dengan angka 8, karena bisa dikurangi maka posisi ke 4 adalah nilai bit 1.
Geser lagi kekanan ke posisi bit ke 3, kurangi angka sisa (2) dengan angka 4, karena tidak bisa maka posisi bit ke tiga ini adalah 0.
Geser lagi ke kanan ke posisi bit ke 2, kurangi angka sisa tadi (2) dengan angka 2, karena bisa dikurangi maka posisi bit ke dua ini adalah 1. Dan untuk posisi bit
terakhir ke 1 adalah angka sisa pengurangan posisi bit ke 2, yaitu 0, tidak ada sisa. Jadi angka decimal 218 = 11011010
Anda bisa menyelesakan dengan cara yang sama untuk angka decimal 132, 10, dan 55 seperti pada contoh table diatas. Sehingga akhirnya diketemukan angka decimal IP address
218.132.10.55 adalah 11011010. 10000100. 00001010. 00110111
Sebelum kita tahu bagaimana cara menghitung sebuah IP Address, ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui istilah-istilah umum dalam pengalamatan IP.
Beberapa istilah tersebut yaitu sebagai berikut :
Host IP Address = alamat IP klien Network Mask = seringkali disebut subnet mask, digunakan untuk
menentukan banyaknya jaringan yang dapat dicakup Network Address = alamat jaringan, digunakan sebagai pengenal sebuah
jaringan, selalu diperoleh dari alamat pertama dari sekumpulan alamat terdaftar dalam suatu jaringan
Network Broadcast Address = alamat broadcast, digunakan untuk melakukan broadcasting (penyebaran) paket data dalam satu jaringan, selalu diperoleh dari alamat terakhir dari sekumpulan alamat terdaftar dalam suatu jaringan
Total Number of Host Bits = jumlah total host yang dapat ditampung dalam bit, untuk mengetahui jumlah host/klien maksimal yang dapat diberi alamat IP pada sebuah jaringan
Number of Hosts =jumlah alamat yang dapat digunakan sebagai host, jumlah yang dapat digunakan merupakan jumlah alamat total dalam sebuah jaringan dikurangi dengan 2 (karena satu sebagai Network Address, dan satunya lagi untuk Broadcast Address)
Untuk memahami maksud istilah-istilah di atas, selanjutnya dapat disimak langkah-langkah berikut. Misal diketahui alamat sebagai berikut :
123
Host IP Address = 172.25.114.250 Network Mask = 255.255.255.0.0(/16)
Dari kedua alamat di atas, kita dapat mengetahui alamat-alamat yang lainnya melalui perhitungan, seperti Network Address, Network Broadcast Address, Total Number of Host Bits, dan Number of Hosts. Untuk mencari alamat-alamat tersebut, ikuti langkah sebagai berikut :
1. Ubahlah alamat-alamat tersebut (Host IP Address dan Network Mask) dalam bentuk biner
2. Penjumlahan biner antara IP Address dengan Network Mask akan menghasilkan Network Address
3. Menentukan Jumlah Host dan Broadcast Address dengan mengamati Network Address dan Network Mask.
Jumlah host dalam bit (Total Number of Host Bits) dimisalkan sebagai n. Nilai n diperoleh dengan menghitung jumlah nol yang ada di alamat Network Mask (dalam biner). Perhatikan nilai nol yang berwarna biru di atas, jumlahnya ada 16 nol, sehingga nilai Total Number of Host Bits = 16.
Jumlah host ditentukan dengan rumus 2^n. Nilai n merupakan Total Number of Host Bits. Jadi, jumlah host pada kasus di atas adalah 2^16 = 65536.
Broadcast address diperoleh dengan mengamati jumlah nol dalam Network Mask. Perhatikan nilai broadcast yang berwarna merah, nilai tersebut diperoleh dengan mengubah nilai Network Adress menjadi nilai 1 semua, sesuai dengan banyaknya nol pada Network Mask. Jika pada Network Address, nilai tersebut bernilai 0 semua (alamat paling awal), maka pada Broadcast Address, nilai tersebut bernilai 1 semua (alamat paling akhir).
SUBNETTING
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting. Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network. Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.
Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet mask ) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP Address yang “ditutupi” (masking) oleh bit-bit subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak aktif ( off ). Sebagai contoh kasus, mari kita ambil satu IP Address kelas A dengan nomor 44.132.1.20. Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut :
44 132 1 200 1 0 0
IP 255 255 0 0
1 1 0 0
Subnet 44 132 0 0
0 1 0 0
Network 44 132 255 255
0 1 1 1
Broadcast Subnetting 16 bit pada IP Address kelas A
Dengan aturan standard, nomor network IP Address ini adalah 44 dan nomor host adalah 132.1.20. Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 16 juta host yang terhubung langsung. Misalkan pada address ini akan akan diimplementasikan subnet mask sebanyak 16 bit 255.255.0.0.( Hexa = FF.FF.00.00 atau Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000 ). Perhatikan bahwa pada 16 bit pertama dari subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan 16 bit berikutnya 0. Dengan demikian, 16 bit pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai network bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.132 dan nomor host menjadi 1.20. Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada network menjadi sekitar 65 ribu host.
Subnet mask di atas identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan
menerapkan subnet mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan kapasitas masing-masing subnet setara network kelas B. Penerapan subnet yang lebih jauh seperti 255.255.255.0 ( 24 bit ) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih besar ( lebih dari 65 ribu network dengan kapasitas masing-masing subnet sebesar 256 host. Network kelas Cjuga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subnet dengan menerapkan subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit (255.255.255.128), 26 bit (255.255.255.192), 27 bit ( 255.255.255.224) dan seterusnya.
Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan Broadcast Address. Network address didefinisikan dengan menset seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit host berharga 1. Seperti yang telah dijelasakan pada bagian sebelumnya, network address adalah alamat network yang berguna pada informasi routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui address seluruh host yang ada pada network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari network yang akan dihubungi serta gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat pada Tabel di bawah. Dari tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet / subnet address melalui subnetting.
IP Address NetworkAddressStandard
Subnet Mask Interpretasi BroadcastAddress
44.132.1.20 44.0.0.0 255.255.0.0(16 bit)
Host 1.20 pada subnet44.132.0.0
44.132.255.255
81.150.2.3 81.0.0.0 255.255.255.0 (24 bit)
Host 3 pada subnet81.50.2.0
81.50.2.255
192.168.2.100 192.168.0.0 255.255.255.128 (25 bit)
Host 100 padaSubnet192.168.2.0
192.168.2.127
192.168.2. 130
192.168.0.0 255.255.255.192 (26 bit)
Host 130 pada subnet192.168.2.128
192.168.2.191
PENGHITUNGAN SUBNETTING
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet MaskNilai CIDR
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa:
192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan:
Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
1.
Subnet192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah:
Subnet Mask Nilai
CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252 /22
Subnet MaskNilai CIDR
255.255.255.0 /24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
.0
255.255.254.0
/23
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
Ok, kita coba satu soal untuk Class B dengan network address 172.16.0.0/18.
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16..255.255
Masih bingung? Ok kita coba satu lagi untuk Class B.Bagaimana dengan network address 172.16.0.0/25.
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128.4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0
172.16.0.128
172.16.1.0
…172.16.255.128
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.0.129
172.16.1.1
…172.16.255.129
Host Terakhir
172.16.0.126
172.16.0.254
172.16.1.126
…172.16.255.254
Broadcast
172.16.0.127
172.16.0.255
172.16.1.127
…172.16.255.255
Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C,
dan baca pelan-pelan
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa:
10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama
10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir
10.0.255.254
10.1.255.254
…10.254.255.254
10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255
10.1.255.255
…10.254.255.255
10.255.255.255
Mudah-mudahan setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan
subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2
Supernetting dan Subnetting
Supernetting adalah teknik penggabungan beberapa subnet. Manfaat dari supernetting adalah :
Mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori pada router tersebut.
Subnetting adalah teknik memecah sebuah IP Network menjadi beberapa subnet. Manfaat dari subnetting adalah :
Mengurangi network traffic
Kepadatan network traffic sering terjadi karena broadcast, dengan melakukan subnetting berarti kita memecah suatu broadcast domain yang besar menjadi beberapa broadcast domain sehingga kepadatan network traffic menjadi berkurang.
Mengoptimalkan network performance
Berkurangnya network traffic mengoptimalkan network performance.
Mempermudah pengelolaan network.
Lebih mudah mengelola beberapa network kecil daripada mengelola satu network yang besar.
Penghitungan Supernetting
Subnetting dilakukan untuk tujuan memadukan teknologi dari topologi jaringan yang berbeda, membatasi jumlah node dalam satu segmen jaringan dan mereduksi lintasan transmisi yang ditimbulkan oleh broadcast maupun tabrakan (collision) pada saat transmisi data. Subnetting dilakukan dengan mengambil beberapa bit HOST untuk dijadikan bit NETWORK, sehingga terjadi pemindahan “garis pemisah” antara bit-bit network dengan bit-bit host, dengan memperhatikan kebutuhan jumlah Nomor Host untuk setiap Subnet.
Namun adakalanya suatu network tidak mampu menampung sejumlah Host yang diperlukan (sebagai contoh, jumlah Host maksimum dari kelas C adalah 254 buah), dan jika hal ini terjadi (misalkan jumlah Host yang akan digabung >1000 buah), maka untuk mengatasinya dilakukanlah penggabungan dari beberapa jaringan kelas C.
Gambar : Supernetwork dengan anggota > 1000 workstation
Supernetting merupakan kebalikan dari Subnetting, dimana dalam hal ini penambahan jumlah Host dalam jaringan dilakukan dengan meminjam beberapa bit network untuk dijadikan bit Host dalam membentuk IP-Address pada Supernet, dengan memperhatikan jumlah Nomor Host yang akan digabung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar : Proses Subnetting dan Supernetting.
Pengaturan IP-Address pada super jaringan (supernet) ada prosedurnya tersendiri, yaitu sebagai berikut :Prosedur Supernetting
1. Pada Supernet bit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai Supernet Address, bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address.2. Pada proses netmasking, IP-Address untuk Supernet-mask ditentukan dengan
mengganti semua bit Network dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host (termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit 0. Contohnya pembentukan supernet dari gabungan 4 buah jaringan Kelas-C dengan meminjam 2 bit Network, maka komposisi bit 1 dan bit 0 pada proses netmasking :
Sebelum Subnetting : 110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnnn.hhhhhhhhProses netmasking : 11111111 . 11111111 . 11111111. 00000000Subnet-mask Kls-C : 255 . 255 . 255 . 0Setelah Supernetting : 110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnHH.hhhhhhhhProses netmasking : 11111111.11111111.11111100.00000000Supernet-mask : 255 . 255 . 252 . 0Untuk menghitung nilai desimal dari Subnet pada proses netmasking di atas, digunakan tabel konversi Biner (Tabel IX.1).
Contoh soal :Enam buah jaringan Kelas-C dengan Nomor Network 192.168.32, 192.168.33, 192.168.34, 192.168.35, 192.168.36 dan 192.168.37, yang masing-masing memiliki 254 Host, akan digabungkan membentuk suatu Supernet.a. Tentukan penambahan bit Host yang dibutuhkan, dan Supernet Mask dari gabungan jaringan tersebut !b. Tentukan jumlah Host maksimum yang bisa ditampung oleh Supernet tersebut !c. Tentukan Supernet ID (Address), Host Range dan Supernet Broadcast untuk Supernet tersebut !
Jawab :a. Jumlah bit Host yang dibutuhkan untuk menggabungkan 6 buah jaringan :- untuk 2 bit dapat menggabungkan maksimum 4 jaringan ( 22 = 4 ).- untuk 3 bit dapat menggabungkan maksimum 8 jaringan ( 23 = 8 ).Jadi jumlah bit Host tambahan yang diperlukan adalah 3 bit.Sebelum Supernetting : 110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnnn.hhhhhhhhSetelah Supernetting : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnHHH.hhhhhhhhProses netmasking : 11111111 . 11111111 . 11111000 . 00000000Supernet-mask : 255 . 255 . 248 . 0b. Untuk Supernet dari kelas C dengan penambahan 3 bit Host, maka :jumlah Host maksimum yang bisa ditampung adalah :2(8+n) - 2 = 2(8+3) - 2 = 2048-2 = 2046 Host.c. Supernet ID (Address), Host Range dan Subnet Broadcast untuk gabungan jaringan tersebut, adalah :Supernet Address : 192 . 168. 8 . 0(alternatif lain : 192.168.16.0; 192.168.24.0; 192.168....0;...; 192.168.248.0 )Broadcast Add: 192.168.15.255Catatan : Yang dibentuk hanya sebuah Supernet.Supernetmask : 255 . 255 . 248 . 0
Supernet ID: 192.168.8.0192.168.8.1.
.
.192.168.15.254Broadcast 192.168.15.255H o s t Range : 192 . 168. 8. 1 - 192 . 168. 8 . 255 = 255192 . 168. 9. 0 - 192 . 168. 9 . 255 = 256192 . 168. 10. 0 - 192 . 168. 10 . 255 = 256192 . 168. 11. 0 - 192 . 168. 11 . 255 = 256192 . 168. 12. 0 - 192 . 168. 12 . 255 = 256192 . 168. 13. 0 - 192 . 168. 13 . 244 = 245 +1524 hostCatatan: agar jumlah host bisa pas dipenuhi, maka bit yg terakhir bisa diubah-ubah sehingga menjadi pas...Supernet Broadcast : 192 . 168. 15 . 255Host-range yang tersedia : 2046 IP-Address.Host-range digunakan hanya : 6 x 254 = 1524 IP-Address.Hasil dari proses Supernetting ini mengubah komposisi antara bit Network dengan bit Host, dengan demikian hal ini akan mempengaruhi nilai Network Address, Broadcast Address dan Subnetmask Jaringan.Sebagai contoh untuk kasus di atas :Host dengan IP-Address 192.168.12.81/21 adalah Host yang terdapat pada baris ke 5 dari supernet yang terbentuk. Network Address = 192.168.8.0 ;Broadcast Address = 192.168.15.255 ;Subnetmask Jaringan = 255.255.248.0Hal ini bisa juga diperoleh melalui perhitungan sbb. :
Masking 21 bit untuk kelas-C : 192.168.12.81/21IP-Address192 168 12 811100000 10101000 00001100 0 1010001Supernet Mask255 255 248 011111111 11111111 11111000 00000000Network Address192 168 8 01100000 10101000 00001000 00000000Broadcast Address192 168 15 2551100000 10101000 00001111 11111111Gambar : Perhitungan Supernet Mask.
Contoh perhitungan Supernet Mask untuk IP-Address lainnya :Masking 13 bit untuk kelas-B : 144.132.28.49/13IP-Address144 132 28 4910010000 10000100 00011100 0 0110001Supernet Mask255 248 0 011111111 11111000 00000000 00000000
Network Address144 128 0 010010000 10000000 00000000 00000000Broadcast Address144 135 255 25510010000 10000111 11111111 11111111
Masking 20 bit untuk kelas-C : 203.172. 45.112/20IP-Address203 172 45 11210001011 10101100 00101101 0 1110000Supernet Mask255 255 240 011111111 11111111 11110000 00000000Network Address203 172 32 010001011 10101100 00100000 00000000Broadcast Address203 172 47 25510001011 10101100 00101111 11111111Gambar : Perhitungan Supernet Mask untuk kelas-B dan kelas-C
Referensi :http://idur.staff.uns.ac.id/2009/05/15/penghitungan-subnetting/http://blog.unsri.ac.id/R_Firnando/supernetting-dan-subnetting/sr/1174/http://septiantriharjanto.wordpress.com/2012/01/07/ip-version-4-plus-subnet-supernet-and-vlsm-2/