tugas individu uts pola tanam (01)

7
TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH POLA TANAM “KONDISI FISIK, NON FISIK & POLA TANAM PADA DUSUN DADAPTULIS DALAM, KELURAHAN DADAPREJO, KECAMATAN JUNREJO, KOTA BATU” Disusun Oleh: Nama : Fadhilah Roviyanti NIM : 125040201111204 Kelas : E JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Upload: fadhilah-roviyanti

Post on 21-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tugas Individu UTS Pola Tanam

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Individu UTS Pola Tanam (01)

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH POLA TANAM

“KONDISI FISIK, NON FISIK & POLA TANAM PADA DUSUN DADAPTULIS

DALAM, KELURAHAN DADAPREJO, KECAMATAN JUNREJO, KOTA BATU”

Disusun Oleh:

Nama : Fadhilah Roviyanti

NIM : 125040201111204

Kelas : E

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Tugas Individu UTS Pola Tanam (01)

Kondisi Fisik Daerah

Daerah yang saya pilih adalah daerah yang berada di sekitar tempat tinggal saya yaitu

pada daerah Dusun Dadaptulis Dalam, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

Berikut adalah gambar lahan dan penjelasan tentang kondisi fisik di daerah tersebut.

Gambar1. Salah satu lahan di Dusun Dadaptulis Dalam, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan

Junrejo, Kota Batu

Topografi

Kota Batu yang terletak 800 meter di atas permukaan air laut ini dikarunia keindahan

alam yang memikat. Kemiringan lahan (slope) di Kota Batu berdasarkan data dari

peta kontur Bakosurtunal tahun 2001 diketahui bahwa sebagian besar wilayah Kota

Batu mempunyai kemiringan sebesar 25-40 % dan kemiringan >40 %. Gunung-

gunung di sekitar Kota Batu adalah Gunung Panderman (2010 m), Gunung Welirang

Page 3: Tugas Individu UTS Pola Tanam (01)

(3156 m), Gunung Arjuno (3339 m) dan masih banyak lagi lainnya. Keadaan

topografi wilayah ini termasuk pada daerah timur merupakan daerah yang relatif datar

meskipun berada pada ketinggian 800 – 3000 m dari permukaan laut.

Klimatologi

Kota Batu memiliki suhu minimum 18-24° C dan suhu maksimum 28-32° C dengan

kelembaban udara sekitar 75 – 98 % dan curah hujan rata-rata 875 – 3000 mm per

tahun. Temperatur rata-rata Kota Batu 21,5° C, dengan temperatur tertinggi 27,2° C

dan terendah 14,9° C. Rata-rata kelembaban nisbi udara 86′ % dan kecepatan angin

10,73 km/jam. Curah hujan tertinggi di Kecamatan Bumiaji sebesar 2471 mm dan hari

hujan mencapai 134 hari.

Geologi

Dilihat dari keadaan geografi-nya, Kota Batu dapat dibagi menjadi 4 jenis tanah.

Pertama jenis tanah Andosol, berupa lahan tanah yang paling subur meliputi

Kecamatan Batu seluas 1.831,04 ha untuk Kecamatan Junrejo seluas 1.526,19 ha.

Tanahnya berupa tanah mekanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari

ledakan gunung berapi, sifat tanah semacam ini mempunyai tingkat kesuburan yang

tinggi.

Hidrologi

Ketersediaan air hujan dapat dihitung dari ketersediaan air sungai berdasarkan curah

hujan. Ketersediaan air sungai diperoleh dari 5 sungai yang keseluruhannya bermuara

pada Sungai Brantas.

Kondisi Non Fisik Daerah

Meski Kota Batu kaya akan hasil bumi, namun perekonomian Kota Batu justru

bersandar pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebagai penyangga sekitar 45%

Page 4: Tugas Individu UTS Pola Tanam (01)

kegiatan ekonomi daerahnya. Keindahan alam dan berbagai tempat tujuan wisata di sekitar

Batu memang menjadi komoditas ekonomi yang mampu menyedot pemasukan tersendiri.

Sekitar 24 objek wisata resmi, mulai dari bumi perkemahan, pemandian air dingin dan panas,

agrowisata, hingga wisata paralayang yang tersebar di tiga kecamatan di Kota Batu

menghadirkan puluhan ribu wisatawan lokal dan mancanegara setiap bulannya. Pada wilayah

Junrejo sendiri mayoritas penduduk memiliki mata pencaharian sebagai petani.

Produk hortikultura yang merupakan unggulan Kota Batu harus mampu bertahan

sebagai ciri khas daerah, sehingga peningkatan daya saing melalui perbaikan kualitas dan

kuantitas menjadi suatu keharusan. Untuk mendukung program pengembangan menuju

pertanian organik secara nasional serta sebagai upaya pemecahan masalah terkait isu-isu

strategis yang berkembang seperti degradasi kualitas tanah pada lahan pertanian dan

tingginya pemakaian pestisida di Kota Batu, maka kebijakan pembangunan pertanian baik

tanaman pangan maupun hortikultura di Kota Batu diarahkan me-nuju pada penerapan sistem

pertanian organik (go organic). Karena semakin berkembangnya pariwisata di Kota Batu,

banyaknya pergeseran lahan pertanian menjadi lahan untuk pariwisata ataupun perumahan.

Sehingga menuntut petani untuk menggunakan pola tanam monokultur karena menurut petani

lebih banyak menghasilkan keuntungan ditambah dengan kebijakan pemerintah Kota Batu

tentang pertanian organik.

Pola Tanam yang Digunakan

Pada daerah tersebut menggunakan pola tanam monokultur. Petani jarang melakukan

tumpangsari, hal tersebut dikarenakan petani merasa lebih rumit dalam pemeliharaan lahan.

Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara  budidaya di lahan pertanian 

dengan menanam satu jenis tanaman  pada satu areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya

sejak paruh kedua abad ke-20 di dunia serta menjadi penciri  pertanian

intensif  dan  pertanian industrial. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena

memungkinkan  perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan

menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya

adalah keseragaman kultivar  mempercepat penyebaran organisme pengganggu

tanaman (OPT, seperti hama dan  penyakit tanaman).

Meskipun pola tanam yang digunakan adalah monokultur namun dalam

implemntasinya petani menggunakan rotasi tanam pada lahannya. Rotasi tanam adalah

pergiliran atau rotasi tanaman yang baik adalah bila jenis tanaman yang ditanam pada musim

berikutnya, dan jenis tanaman tersebut bukan merupakan inang hama yang menyerang

Page 5: Tugas Individu UTS Pola Tanam (01)

tanaman yang ditanam pada musim sebelumnya. Dengan pemutusan ketersediaan inang pada

musim berikutnya populasi hama yang sudah meningkat pada musim sebelumnya dapat

ditekan pada musim berikutnya. Rotasi tanaman paling efektif untuk mengendalikan hama

yang memiliki kisaran makanan sempit dan kemampuan migrasi terbatas terutama pada fase

yang aktif makan. Contoh rotasi tanaman misalnya pergiliran tanaman antara kedelai antara

tanaman bukan kacang-kacangan dapat mengendalikan hama-hama penting seperti lalat bibit

kacang (Agromyza phaseoli), kutu kedelai (Bemicia tabaci). Rotasi tanam yang dilakukan

oleh petani biasanya pada bulan Januari hingga Juni adalah penanaman tanaman padi dimana

masih berada pada musim penghujan lalu tanaman setelahnya adalah penanaman tanaman

sayur. Pada saat tersebut petani menanam kacang tanah untuk menggantikan unsur hara yang

telah digunakan pada saat penanaman tanaman padi. Kemudian penanaman tanaman sayur

yaitu kubis, bawang daun, cabai, tomat dan lain-lain. Berikut kalender tanam yang disajikan

dalam bentuk tabel.

Tanaman

yang

Ditanam

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Padi

Sayur

Sayur

REFERENSI

Anonymousa. 2015. Profil Kabupaten/ Kota Batu. (Online):

http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/batu.pdf. Diakses pada tanggal

6 April 2015

Anonymousb. 2015. Pengertian Pola Tanam dan Jenis-Jenis Pola Tanam. (Online):

http://www.mentari-dunia.com/2013/01/pengertian-pola-tanam-dan-macam-

macam.html. Diakses pada tanggal 6 April 2015

Fadlina, I. M, supriyono, B., dan Soeadiy, S. 2013. PERENCANAAN PEMBANGUNAN

PERTANIAN BERKELANJUTAN (Kajian tentang Pengembangan Pertanian

Organik di Kota Batu). Jurnal PAL (4) 1: 44-57