tugas hernia

Upload: ricco-aditya-pradana

Post on 19-Oct-2015

82 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui suatu defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia umumnya terjadi pada rongga abdomen. Hernia inguinalis merupakan salah satu masalah yang paling sering dijumpai oleh ahli bedah umum di Indonesia. Hernia inguinalis adalah kegagalan dinding kanalis inguinalis yang digambarkan sebagai cincin internal yang berdilatasi pada hernia indirek atau sebagai kelemahan dan penipisan difus pada hernia direk. Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali bawaan atau karena sebab yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada laki-laki ketimbang pada perempuan. Faktor yang dipandang berperankausal adalah prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

I. ANATOMI REGIO INGUINALIS(1)I.1 Lapisan Dinding AbdomenDinding abdomen dibentuk oleh lapisan-lapisan yang berturut-turut dari superfisial ke profundus yang terdiri atas kulit, jaringansubkutan, otot dan fasia, jaringan ekstraperitoneal dan peritoneum Susunan dinding abdomen :1. Kulit.2. Jaringan subkutis yang berisikan lemak Fasia camper (superfisialis), Lapisan membranasea yang terletak di anterior abdomen sebagai fasia scarpa dan lapisan membranasea pada perioneum disebut fasia colles. Lapisan lemak melanjutkan diri dengan lemak superfisial yang meliputi bagian tubuh lain dan mungkin dapat sangat tebal.Lapisanlemak akan menghilang pada dinding toraks dan di sebelahlateral linea aksilaris media. Fasia scarpa (profundus)Pada dinding anterior abdomen, fasia profunda semata-mata merupakan lapisan tipis jaringan areolar yang menutupi otot-otot.3. Otot-otot dinding abdomen-Muskulus oblikus eksternus abdominis- Muskulus oblikus internus abdominis- Muskulus transversus abdominis- Muskulus rektus abdominis4. PeritoneumPeritoneum merupakan satu selaput tipis dan mengkilap yang melapisi dinding kavum abdomen dari sebelah dalam. Pada tempat-tempat tertentu, peritoneum ini menonjol ke dalam kavum abdomen untuk menutupi sebagian atau keseluruhan organ visceral. Peritoneum melekat pada dinding abdomen disebut peritoneum parietal, sedangkan peritoneum yang menutupi organ-organ disebut peritoneum visceral. Peritoneum yang menghubungkan organ dan dinding abdomen secara umum disebut mesentrium.

I.2. Kanalis InguinalisKanalis inguinalis merupakan saluran oblik yang menembus bagian bawah dinding anterior abdomen dan terdapat pada kedua jenis kelamin. Pada laki-laki, saluran ini merupakan tempat lewatnya struktur-struktur yang berjalan dari testis ke abdomen dan sebaliknya. Pada perempuan, saluran ini dilalui oleh ligamentum teres uteri yang berjalan dari uterus ke labium makus pudenda.Selain itu, saluran ini dilewati oleh nervus ilioinguinalis baik pada laki-laki maupun perempuan.Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4 cm dan terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinal. Dinding yang membatasi kanalis inguinalis adalah : a. Anterior : Dibatasi oleh aponeurosis muskulus oblikus eksternus abdominis dan 1/3 lateralnya muskulus oblikus internus abdominis. b. Posterior : Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus abdominis yang bersatu dengan fasia transversalis danmem bentuk dinding posterior dibagian lateral. Bagian media dibentuk oleh fasia transversalis dan konjoin tendon, dinding posterior berkembang dari aponeurosis muskulus transversus abdominis dan fasia transversalisc. Superior : Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus oblikus internus abdominis dan muskulus transversus abdominis danaponeurosis.d. Inferior : Dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare. Kanalis inguinalis panjangnya sekitar 4 cm pada orang dewasa dan terbentang dari anulus inguinalis profundus, suatu lubang padafasia transversalis, berjalan ke bawah dan medial sampai annulus inguinalis superfisialis, yaitu suatu lubang pada aponeurosis oblikus eksternus abdominis. Kanalis inguinalis terletak sejajar dan tepat diatas ligamentum inguinale. Anulus inguinalis profundus adalah suatu lubang berbentuk oval pada fasia transversalis terletak sekitar 1,3 cm di atasligamentum inguinale. Pada pertengahan antara spina iliaka anterior superior dan simfisis pubis. Di sebelah medial anulus ini terdapatarteri dan vena epigastrika inferior yang berjalan ke atas dari arteri dan vena iliaka eksterna. Bagian pinggir anulus merupakan tempat melekatnya fasia spermatika interna (atau pembungkus bagian dalam ligamentum teres uteri) Anulus inguinalis superfisialis merupakan lubang berbentuk segitiga pada aponeurosis muskulus oblikus eksternus abdominis dan terletak tepat di atas dan medial terhadap tuberkulum pubikum. Bagian pinggir anulus, kadang-kadang disebut krura, yangmerupakan tempat melekatnya fasia spermatika eksterna.

Seluruh panjang dinding anterior kanalis inguinalis dibentuk oleh aponeurosis muskulus oblikus eksternus abdominis. Dinding anterior ini diperkuat di sepertiga lateralnya oleh serabut-serabut origo muskulus oblikus internus abdominis yang berasal dari ligamentum inguinale. Oleh karena itu, dinding ini paling kuat ditempat berhadapan dengan bagian paling lemah dari dinding posterior, yaitu anulus inguinalis profundus. Seluruh panjang dinding posterior kanalis inguinalis dibentuk oleh fasia transversalis. Dinding posterior ini diperkuat di sepertiga medialnya oleh tendo konjunctivus, yaitu gabungan tendo dari insersio muskulus oblikus internus abdominis dan muskulus transversus abdominis yang melekat pada krista pubis dan pectenossis pubis, oleh karena itu, dinding ini paling kuat di tempat berhadapan dengan bagian paling lemah dari dinding anterior yaituanulus inguinalis superfisialis. Dinding inferior atau dasar kanalis inguinalis dibentuk oleh lipatan pinggir bawah aponeurosis muskulus oblikus eksternus abdominis yang disebut ligamentum inguinale dan ujung medialnya disebut ligamentum lakunare. Dinding superior atau atap kanalis inguinalis dibentuk serabut-serabut terbawah muskulus oblikus internus abdominis dan muskulus transversus abdominis yang melengkung.

I.3. Trigonum HasselbachPembuluh darah arteri epigastrika inferior menjadi bata ssuperlateral dari trigonum Hasselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membran rektus sedangkan batas inferior dibentuk oleh ligamentum inguinal. Hernia yang melewati trigonum Hasselbach disebut sebagai hernia direk, sedangkan hernia yangmuncul lateral adalah hernia indirek.

II. DEFINISI HERNIAHernia berasal dari bahasa latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan sebagai penonjolan abnormal dari suatu organ atau jaringan melalui suatu defek pada suatu dinding.(2) Hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia. Menurut sifatnya, hernia disebu hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar ketika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika berbaring. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia irreponibel. Hernia disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata apabila isi hernia tersebut terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong hernia terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut.Secara klinis, istilah hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia irreponibel yang disertai dengan gangguan pasase usus, sedangkan istilah hernia strangulata digunakan untuk hernia yang irreponibel yang disertai gangguan vaskularisasi.(3)

III. HERNIA INGUINALISIII.1. Hernia Inguinalis Indirek dan direkHernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis laterlis karena keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari vasa epigastrika inferior. Hernia kemudian masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari annulus inguinalis eksternus dan apabila berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum sehingga disebut sebagai hernia skrotalis. Hernia inguinalis direk disebut juga sebagai hernia inguinali medialis, karena hernia menonjol langsung melalui trigoum hasselbach, trigonum hasselbach merupakan daerah yang dibatasi oleh ligamentum ingunale di bagian inferior, vasa epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus abdominis di bagian medial. Dasar trigonum hasselbach dibentuk oleh fasia transversalis yang diperkuat oleh serat aponeurosis muskulus transversus abdominis yang kadang tidak sempurna sehingga daerah ini berpotensi melemah.(3)Hernia disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral vasa epigastrika inferior, dan disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu, annulus dan kanalis inguinalis.Hernia inguinalis medialis atau hernia direk hamper selalu disebabkan oleh peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding abdomen di trigonum hasselbach. Oleh sebab itu, hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada laki-laki tua. Hernia ini jarang, bahkan hamper tidak pernah mengalami inkarserata dan strangulasi.(3)III.2. Komponen Hernia Inguinalis(1,3)Bagian-bagian dari hernia : 1. Kantung hernia merupakan kantong (divertikulum) peritonei dan mempunyai leher dan badan (korpus). 2. Isi hernia dapat terdiri atas setiap struktur yang ditemukan didalam cavitas abdominalis dan dapat bervariasi dari sebagian kecil omentum, usus 3. Cincin HerniaIII.3. EpidemiologiHernia merupakan masalah yang sering terjadi. 75% hernia paling sering terjadi pada region inguinal.(2,3,4) Dua pertiganya adalah hernia inguinal indirek dan sisanya adalah hernia inguinal direk. Hernia inguinalis 25 kali lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Pada laki-laki ratio terjadinya hernia inguinalis indirek dengan hernia inguinalis direk yaitu 2 : 1. Hernia inguinalis direk hampir jarang sekali terjadi pada wanita. Di belahan dunia bagian barat, insiden hernia inguinalis pada usia dewasa bervariasi antara10% - 15%. Insidens bervariasi antara 5% 8% pada usia 25 40 tahun. Pada usia 75 tahun atau lebih, insiden hernia mencapai 45% Prevalensi terjadinya hernia meningkat seiring bertambahnya usia. Hernia inguinalis indirek lebih sering terjadi pada sisi sebelah kanan, hal tersebut terjadi karena keterlambatan atrofi dari processus vaginalis setelah desensus testisculorum yang lambat secara normal pada masa perkembangan fetal. (2,3,4)III.4. Etiologi dan Faktor Resiko Hernia dapat merupakan kelainan kongenital atau kelainan yang didapat (acquired).(3,4) Meskipun ada perdebatan, kemungkinan besar, hernia inguinalis pada orang dewasa diperoleh akibat defek pada dinding perut. Sejumlah penelitian telah berusaha untuk menggambarkan penyebab yang tepat dari pembentukan hernia inguinal, didapatkan faktor-faktor risiko yang mungkin multifactorial yang terutama adalah kelemahan pada dinding otot-otot perut. Beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan resiko terjadinya hernia inguinal antara lain, yaitu ; Batuk, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Obesitas, Konstipasi, Penyakit prostat, kehamlian, Berat badan lahir < 1500 gram, Riwayat keluarga hernia, Valsava manuver, Ascites, posisi setengah duduk, Congenital Connective Tissue Disorder, gangguan sintesis kolagen, riwayat insisi pada kuadran kanan bawah, aneurisma arteri, merokok, mengangkat beban.(4) Menurut Marijata, proses terjadinya hernia inguinalis dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Adapun faktor faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap insidensi hernia inguinalis adalah sebagai berikut: 1. Kongenital Prosesus vaginalis persisten Kanalis nuck persisten Obliterasi umbilikus tidak sempurnaPada bulan kedelapan kehamilan, terjadi desensus testismelalui kanal inguinalis. Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun akibat beberapa faktor, kanalis ini tidak menutup, oleh karena testis kiri turun terlebih dahulu,maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.(3) 2. Luka operasi Luka yang didapat pasca melakukan operasi.3. Jenis kelaminFaktor jenis kelamin berhubungan dengan faktor kongenital. Hernia pada laki laki 95% adalah jenis inguinalis,sedangkan pada wanita 45-50%. Perbedaan prevalensi ini disebabkan karena ukuran ligamentum rotundum, dan presentase obliterasi dari processus vaginalis testis lebih kecil disbanding obliterasi kanalis nuck.4. Umur Pada usia lanjut terjadi perubahan fisiologi berupa melemahnya jaringan penunjang, salah satunya dinding abdomen. Keadaan ini sering disertai dengan timbulnya penyakit-penyakit yang meningkatkan tekanan intraabdomen.Tendensi hernia meningkat sesuai dengan meningkatnyaaktifitas, sekitar umur 26 50 tahun insidensi menurun dansetelah umur diatas 50 tahun insidensi meningkat lagi olehkarena menurunnya kondisi fisik.5. Obesitaslemak preperitoneal akan mendesak dinding abdomen dan menimbulkan lokus minoris atau kelemahan kelemahan otot serta terjadi relaksasi dari anulus. Bila lemak menginfiltrasi ke omentum dan mesenterium akan mengurang ivolume rongga abdomen sehingga terjadi peningkatan tekananintraabdomen Faktor-faktor presipitasi yang ikut berperan terhadap insidensi hernia inguinalis adalah sebagai berikut:1. Batuk KronikBatuk kronik adalah batuk yang tidak menghilang selam a8 minggu atau lebih. Batuk merupakan gejala dari suatu panyakit. Pada saat batuk terjadi peningkatan tekanan intraabdomen dan bila terjadi secara terus menerus akan meningkatkan risiko terjadinya hernia inguinalis.2. KonstipasiPada saat mengalami konstipasi, proses defekasi menjadisulit oleh sebab itu pasien harus mengejan lebih kuat. Prosesmengejan inilah yang akhirnya akan menyebabkan tekanan intraabdomen meningkat.3. Benigna Prostate Hyperplasia (BPH)BPH akan menyebabkan terjadinya tahanan saat miksi,sehingga penderita harus mengejan lebih kuat yang akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen.

4. PartusPada saat partus, ibu hamil akan mengejan untuk mengeluarkan bayinya yang mengakibatkan peningkatan tekanan intraabdomen.5. Angkat beban beratTidak ada batasan beban yang pasti untuk faktor ini. Pada saat mengangkat beban berat akan terjadi kontraksi di bagian perut dan juga akan ada refleks mengejan yang membantu memberikan tahanan saat akan mengangkat. Kedua hal inilah yang akan menyebabkan peningkatan tekanan abdomen.6. Asites7. Akumulasi dalam rongga abdomen bisa meningkatkan tekanan intraabdomen dan meningkatkan risiko terjadinya hernia inguinalis.Pada orang sehat, terdapat tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu (1) kanalis inguinalis yang berjalan miring, (2) struktur otot oblikus abdominis internus yang menutup kanalis inguinalis ketika berkontraksi, dan (3) fasia transversalis kuat yang menutupi trigonum hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot.(3) Pada keadaan normal, di saat batuk dan mengedan, seperti pada miksi, defekasi, dan partus, serabut-serabut paling bawahmuskulus oblikus internus abdominis dan muskulus transversusabdominis yang melengkung menjadi datar dan turun mendekatidasar. Bagian atas mungkin menekan isi kanalis inguinalis ke arahdasar sehingga kanalis inguinalis menutup. Bila diperlukan mengedan dengan kuat, seperti pada defekasi dan partus secara alamiah orang cenderung berada dalam posisi jongkok, fleksi pada ,dan permukaan anterior tungkai atas mendekati permukaan anterior dinding abdomen, dengan cara ini bagian bawah dinding anterior abdomen dilindungi oleh tungkai atas. Pada hernia inguinalis, terjadi perubahan fungsi dari serabut-serabut otot yang mempertahankan posisi kanalis inguinalis.(1)III.5. Klasifikasi1. Klasifikasi GilbertSistem klasifikasi Gilbert membutuhkan penilaian intraoperatif dan membagi hernia menjadi lima jenis, tiga indriek dan dua direk. Tipe 1 hernia indirek memiliki cincin internal kecil, tipe 2 memiliki cincin internal yang cukup melebar, dan tipe 3 memiliki cincin yang lebih besar dari dua jari. Jenis 4 hernia direk yang terlibat gangguan lengkap dari lantai inguinal, dan tipe 5 merupakan hernia direk dengan pembukaan divertikular kecil yang tidak lebih dari satu jari. Rutkow dan Robbins memperluas klasifikasi Gilbert untuk memasukkan tipe 6 pantaloon hernia yang merupakan kombinasi dari hernia direk dan indirek, dan tipe 7 hernia femoralis.(3)2. Klasifikasi Nyhus(1,3)Klasifikasi Nyhus lebih rinci dan menilai tidak hanya lokasi dan ukuran defek , tetapi juga integritas cincin inguinal dan lantai inguinal. Klasifikasi Nyhus adalah klasifikasi yang paling banyak digunakan . Sistem ini membagi hernia menjadi empat tipe , dengan tiga sub-kelompok untuk tipe III. Tipe I Hernia inguinalis indirek Cincin inguinal interna normal, biasanya pada bayi, anak-anak, dan dewasa mudaTipe IIHernia inguinalis indirek Pelebaran cincin inguinal interna tanpa mengenai dasar darikanalis inguinalis, tidak meluas ke skrotum.Tipe III AHernia inguinalis direk Tipe III BHernia inguinalis indirek yang cukup luas untuk lewat diata sdinding posterior inguinal (contoh : massive scrotal, sliding hernia)Tipe III CHernia femoralis tipe IVHernia yang kambuh, modifikasi A-D kadang ditambahkan, menunjukkan A=indirek, B=direk, C= femoralis dan D=campuran

III.6. Manifestasi KlinikGejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia, pada hernia reponibel, keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada saat berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri sering dijumpai, jika ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium waktu segemn usus halus masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul jika terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis. (2) Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri pada pangkal paha. Jarang terjadi, pasien mengeluhkan gejala extrainguinal seperti perubahan dalam kebiasaan buang air besar atau buang air kecil. hernia inguinal dapat memberikan tekanan ke saraf di dekat hernia tersebut, yang menyebabkan berbagai gejala. Gejalanya seperti tertekan, nyeri tajam lokal, dan rasa sakit di sekitar benjolan. Peraaan berat di lipat paha merupakan keluhan yang umum, terutama sore atau malam hari setelah beraktifitas sepanjang hari.. nyeri neurogenik dapat menjalar ke skrotum, testis, atau paha bagian dalam. Perubahan kebiasaan buang air besar atau buang air kecil dapat mengindikasikan terjadinya hernia geser yang terdiri dari isi usus atau kandung kemih yang masuk ke dalam kantung hernia.(3)III.7. DiagnosisAnamnesisAnamnesis yang terarah sangat membantu dalam menegakkan diagnosis. Uraian lebih lanjut tentang keluhan utama, misalnya bagaimana sifat keluhan, dimana lokasi dan kemana penjalarannya, bagaimana awal serangan dan urutan kejadiannya, adanya faktor yang memperberat dan memperingan keluhan, adanya keluhan lain yang berhubungan perlu ditanyakan dalam diagnosis. Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.(3) Pasien sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah inguinal, dan dapat dihilangkan dengan reposisi manual ke dalam kavitas peritonealis, tetapi dengan berdiri atau terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia muncul lagi.(2)Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik sangat penting untuk menegakkan diagnosis. Terdapat kelemahan yang signifikan pada pasien gemuk, di mana gambaran anatomi region inguinal eksternal sulit dan dapat mengaburkan temuan dari hernia inguinal. Idealnya, pasien harus diperiksa dalam posisi berdiri, dengan pangkal paha dan skrotum sepenuhnya terekspos. Posisi berdiri memiliki keuntungan lebih dibandingkan dengan posisi terlentang karena posisi berdiri menyebabkan tekanan intra-abdominal meningkat, dan dengan demikian, hernia dapat lebih mudah diperoleh. Pemeriksaan dilakukan pertama, dengan tujuan untuk mengidentifikasi sebuah tonjolan yang abnormal di sepanjang pangkal paha atau di dalam skrotum.(3)Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi saat pasien mengendan, dapat dilihat hernia inguinalis lateralis yang muncul sebagai penonjolan di region inguinalis yang berjalan dari atas ke medial bawah. Kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus dengan cara menggesek dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Semua hernia mempunyai tiga bagian yaitu kantong, isi dan cincin. Semua ini tergantung pada letak hernia, isi kantong hernia omentum yang terbanyak ditemukan. Kemudian ileum, jejunum, dan sigmoid. Appendiks bagian bagian lain dari kolon, lambung, dan bahkan hepar pernah dilaporkan terdapat di dalam kantong hernia yang besar. Omentum teraba relatif bersifat plastis dan sedikit noduler.Usus bisa dicurigai apabila kantong teraba halus dan tegang seperti hidrokel, tetapi tidak tembus cahaya. Kadangkadang pemeriksa bisa merasakan gas bergerak di dalam lengkung usus atau dengan auskultasi bisa menunjukkan peristaltik. Lengkung usus yang berisi gas akan timpani pada perkusi Pada pemeriksaan hernia lateralis, akan tampak tonjolan berbentuk lonjong, sedangakan hernia medialis berbentuk tonjolan bulat.1. InspeksiPembengkakan yang timbul mulai dari regio inguinalis dan mencapai labium majus atau sampai dasar skrotum, selalu merupakan hernia inguinalis lateralis. Kalau tidak ada pembengkakan yang dapat kila lihat, penderita disuruh batuk. Kalau pembengkakan yang kemudian terlihat kemudian berada di atas lipatan inguinal dan berjalan miring dan lateral atas menuju ke medial bawah, maka pembengkakan tersebut adalah hernia inguinalis lateralis, tetapi kalau pembengkakan itukelihatannya langsung muncul ke depan dan berbentuk bulat, maka kita berhadapan dengan hernia inguinalis medialis.2. Palpasiuntuk menentukan macam hernianya. Untuk memeriksa lipatan paha kiri digunakan tangan kiri, lipatan paha kanan dipakai tangan kanan. Caranya: Ziemans test Jari ke 2 diletakkan diatas annulus internus (terletak diatas ligamentum inguinale pada pertengahan spina iliaka anterior superior dan tuberkulum pubikum). Jari ke 3 diletakkan diatas anulus eksternus (terletak diatas ligamentum inguinale sebelah lateral tuberkulum pubikum). Jari ke 4 diletakkan diatas fossa ovalis (terletak dibawah ligamentum inguinale disebelah medial dari a.femoralis). Lalu penderita disuruh batuk atau mengejan, bila terdapat hernia akan terasa impuls atau dorongan pada ujung jari pemeriksa. Teknik ini dikerjakan bila tidak didapatkan benjolan yang jelas. Thaab test Teknik ini dilakukan bila benjolannya jelas. Benjolan dipegang di antara ibu jari dan jari lain, kemudian cari batas atas dari benjolan tersebut. Bila batas atas dapat ditentukan, berarti benjolan berdiri sendiri dan tidak ada hubungan dengan kanalis inguinalis (jadi bukan merupakan suatu kantong hernia). Bila batas atas tidak dapat ditentukan berarti benjolan itu merupakan kantong yang ada kelanjutannya dengan kanalis inguinalis), selanjutnya pegang leher benjolan ini dan suruh penderita batuk untuk merasakan impuls pada tangan yang memegang benjolan itu. Finger test Gunakan tangan kanan untuk hernia sisi kanan, pakai tangan kiri untuk hernia sisi kiri, dengan jari kelingking kulit skrotum diinvaginasikan, jari tersebut digeser sampai kuku berada diatas spermaticcord permukaan volar jari menghadap ke dindingventral skrotum. Dengan menyusuri spermatic cord ke arah proksimal maka akan terasa jari tersebut masuk melalui anulus eksternus, dengan demikian dapat dipastikan selanjutnya akan berada dalam kanalis inguinalis. Bila terdapat hernia inguinalis lateralis, terasa impuls pada ujung jari, bila hernia inguinalis medialis maka teraba dorongan pada bagiansamping jari.(3)3. PerkusiBila isinya gas pada usus akan terdengar bunyi timpani.4. AuskultasiTerdengar suara usus, bila auskultasi negatif maka kemungkinan isi hernia berupa omentum. Auskultasi juga bisa untuk mengetahui derajat obstruksi ususDiagnosis ditegakkan atas dasar benjolan dapat direposisi atau tidak, atas dasar tidak adanya batas yang yang jelas di sebelah kranial dan adanya hubungan ke kranial melalui annulus eksternus.(3)

III.8. Penatalaksanaan KonservatifPengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah di reposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia ingunalis strangulata, kecuali pada pasien anak. Reposisi dilakukan secara bimanual.. Tangan kiri memegang isi hernia sambil membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorong ke arah cincin hernia dengan sedikit memberi tekanan perlahan sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak reposisi spontan sering terjadi, gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi bila dibandingkan dengan orang dewasa.. hal ini disebabkan oleh karena cincin hernia pada anak-anak lebih elastis. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak mengguakan sedatif dan kompres es diatas hernia. Bila reposisi berhasil anak dipersiapkan operasi di hari berikutnya dan bila tidak berhasil reposisi maka harus segera dilakukan operasi dalam waktu 6 jam.Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan untuk menahan hernia yang telah di reposisi dan tidak pernah menyembuhkan, sehingga harus dipakai seumur hidup. Sebaiknya cara ini tidak dianjurkan karena menimbulkan komplikasi berupa atrofi testis akibat dari funikulus spermaticus yang tertekan.(3)OperatifPengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri atas herniotomi dan hernioplasti.Pada herniotomi, dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong dibuka da nisi hernia dibebaskan jika ada perlekatan, kemudian di reposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.Pada hernioplasti, dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih berperan mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan hernitomi. Dikenal berbagai metode hernioplasti seperti menjahit conjoint tendon ke ligamentum inguinale pouparti menurut metode bassini atau menjahitkan fasia transversa, otot trnsversus abdominis dan otot oblikus internus abdominis ke ligamentum cooper pada metode Lotheissen-McVay.Kelemahan teknik Bassini dan teknik lain yang berupa variasi teknik bassini adalah terjadinya regangan pada otot-otot yang dijahit. Sejak itu mulai dipopulerkan terknik operasi bebas regangan dengan menggunakan mesh. Pada teknik ini mesh protesis digunakan untuk memperkuat fasia transervalis yang membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa menjahitkan otot-otot ke ligamentum inguinale.(3)

DAFTAR PUSTAKA

1. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa. Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 2000.2. Towsend M. Sabiston Textbook of Surgery. 18th ed. Saunder Elsavier. USA : 2008.3. De jong, Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 2010.4. Brunicardi C.Schwartzs Priciples os surgery. 9th ed. The McGraw Hills Company.USA : 2010.

HERNIA INGUINALIS

Penguji : dr. Ade Sigit Sp.B

Ricco Aditya Pradana030.09.201

Kepanitraan KlinikRumah Sakit Umum Daerah KarawangFakultas Kedokteran Univestias Trisakti2014