tugas gawat darurat 1

28
perdarahan pencernaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertolongan penderita gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik di dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit, dalam penanganannya melibatkan tenaga medis maupun non medis termasuk masyarakat awam. Pada pertolongan pertama yang cepat dan tepat akan menyebabkan pasien/korban dapat tetap bertahan hidup untuk mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut. Adapun yang disebut sebagai penderita gawat darurat adalah penderita yang memerlukan pertolongan segera karena berada dalam keadaan yang mengancam nyawa, sehingga memerlukan suatu pertolongan yang cepat, tepat, cermat untuk mencegah kematian maupun kecacatan. Untuk memudahkan dalam pemberian pertolongan korban harus diklasifikasikan termasuk dalam kasus gawat darurat, darurat tidak gawat, tidak gawat tidak darurat dan meninggal. Salah satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan segera dimana pasien berada dalam ancaman kematian karena adanya gangguan hemodinamik adalah trauma abdomen di mana secara anatomi organ-organ yang berada di rongga abdomen adalah organ-organ pencernaan. Selain trauma abdomen kasus- kasus kegawatdaruratan pada system pencernaan salah satunya perdarahan saluran cerna baik saluran cerna bagian atas ataupun saluran cerna bagian bawah bila hal ini dibiarkan tentu akan berakibat fatal bagi korban atau pasien bahkan bisa menimbulkan kematian. Oleh karena itu kita perlu memahami

Upload: eka-setiawan

Post on 29-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asd

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS gawat darurat 1

perdarahan pencernaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1                   Latar belakang

Pertolongan penderita gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik di dalam rumah

sakit maupun di luar rumah sakit, dalam penanganannya melibatkan tenaga medis maupun

non medis termasuk masyarakat awam. Pada pertolongan pertama yang cepat dan tepat akan

menyebabkan pasien/korban dapat tetap bertahan hidup untuk mendapatkan pertolongan yang

lebih lanjut.

Adapun yang disebut sebagai penderita gawat darurat adalah penderita yang

memerlukan pertolongan segera karena berada dalam keadaan yang mengancam nyawa,

sehingga memerlukan suatu pertolongan yang cepat, tepat, cermat untuk mencegah kematian

maupun kecacatan. Untuk memudahkan dalam pemberian pertolongan korban harus

diklasifikasikan termasuk dalam kasus gawat darurat, darurat tidak gawat, tidak gawat tidak

darurat dan meninggal.

Salah satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan segera dimana pasien berada

dalam ancaman kematian karena adanya gangguan hemodinamik adalah trauma abdomen di

mana secara anatomi organ-organ yang berada di rongga abdomen adalah organ-organ

pencernaan. Selain trauma abdomen kasus-kasus kegawatdaruratan pada system pencernaan

salah satunya perdarahan saluran cerna baik saluran cerna bagian atas ataupun saluran cerna

bagian bawah bila hal ini dibiarkan tentu akan berakibat fatal bagi korban atau pasien bahkan

bisa menimbulkan kematian. Oleh karena itu kita perlu memahami penanganan

kegawatdaruratan pada system pencernaan secara cepat,cermat dan tepat sehingga hal-hal

tersebut dapat kita hindari.

1.2         TUJUAN PENULISAN

1.1.1   TUJUAN UMUM

Untuk dapat memahami tentang Askep Gawat Darurat Pada Perdarahan Saluran Pencernaan

1.1.2   TUJUAN KHUSUS

Page 2: TUGAS gawat darurat 1

1.1.2.1                Mahasiswa dapat menjelaskan dengan tepat dan benar tentang definisi perdarahan saluran

pencernaan

1.1.2.2                Mahasiswa dapat menjelaskan dengan tepat dan benar tentang anatomi sistem pencernaan

1.1.2.3                Mahasiswa dapat menjelaskan dengan tepat dan benar tentang etiologi perdarahan saluran

pencernaan

1.1.2.4                Mahasiswa dapat menjelaskan dengan tepat dan benar tentang manifestasi perdarahan

saluran pencernaan

1.1.2.5                Mahasiswa dapat menjelaskan dengan tepat dan benar tentang diagnosa perdarahan saluran

pencernaan

1.1.2.6                Mahasiswa dapat menjelaskan dengan tepat dan benar tentang pengobatan perdarahan

saluran pencernaan

1.3         METODE PENULISAN

1.3.1   METODE PENULISAN.

Didalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan metode deskripsi.

1.3.2   TEKHNIK PENULISAN.

1.3.2.1                METODE OBSERVASI

Yaitu bentuknya langsung yang diajukan pada narasumber terhadap permasalahan yang akan

di bahas

1.3.2.2                METODE PERPUSTAKAAN

Yaitu diambil dari buku :

1.4         SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan Makalah Asuhan Keperawatan ini terdiri dari 3 bab, yang

mana dari perbab dan isi dalam bab tersebut diuraikan sebagai berikut:

BAB I    :   PENDAHULUAN

Bab yang memberikan gambaran awal dari Makalah Asuhan Keperawatan yang berisikan:

latar belakang, tujuan, metode penulisan, sistematika penulisan

BAB II  :   TINJAUAN TEORITIS

Page 3: TUGAS gawat darurat 1

Teori-teori tentang tugas keluarga dalam tahap perkembangan yang meliputi : Konsep

Medis : Definisi, Anatomi dan fisiologi, Etiologi, fatofisiologi, klasifikasi, komplikasi,

pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, Konsep Keperawatan : Pengkajian, Diagnosa ,

Intervensi.

BAB III :   PENUTUP

Berisikan kesimpulan dan saran

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1                   Definisi

Perdarahan bisa terjadi dimana saja di sepanjang saluran pencernaan, mulai dari mulut

sampai anus. Bisa berupa ditemukannya darah dalam tinja atau muntah darah,tetapi gejala

bisa juga tersembunyi dan hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan tertentu.

2.2                   Anatomi

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah

sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi

zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian

makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari :

a.            Mulut,

b.           Tenggorokan (faring),

c.            Kerongkongan,

d.           Lambung,

Page 4: TUGAS gawat darurat 1

e.            Usus halus,

f.            Usus besar,

g.           Rectum, dan

h.           Anus.

Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,

yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Gambar 1: Sistem Pencernaan

a.             Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.

Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem

pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem

pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh

organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari

manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih

rumit, terdiri dari berbagai macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi

belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah

dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-

enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim

Page 5: TUGAS gawat darurat 1

(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses

menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

Gbr 2 : Anatomi Mulut

b.             Tenggorokan ( Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa

yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring

                           Gambar 3 :Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring

Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak

mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak

bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan

rongga hidung, didepan ruas tulang belakang Keatas bagian depan berhubungan dengan

Page 6: TUGAS gawat darurat 1

rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan

dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium Tekak terdiri

dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang

sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring.

Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang

menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian

ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang

menghubungkan orofaring dengan laring

c.             Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu

makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui

kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari

bahasa Yunani: oeso “membawa”, dan phagus  “memakan”). Esofagus bertemu dengan

faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi. Esofagus dibagi menjadi tiga

bagian:

       Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

       Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

       Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

Page 7: TUGAS gawat darurat 1

Gambar 4 : Anatomi Esofagus

d.            Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.

Terdiri dari 3 bagian yaitu:

       Kardia.

       Fundus.

       Antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin

(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi

masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang

makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.

Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :

Page 8: TUGAS gawat darurat 1

       Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada

lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak

lambung.

       Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna

memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang

terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

       Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Gambar 5 : Anatomi Lambung

e.             Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara

lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat

yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi

usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding

usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan

usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan

otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ).

Page 9: TUGAS gawat darurat 1

Gambar 6 : Anatomi Usus

Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong

(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah

lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari

merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di

ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak

terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar

pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari

pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum

digitorum, yang berarti dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua

belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke

dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus.

Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan

makanan.

2. Usus Kosong (jejenum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus

halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia

dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.

Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang

memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas

jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan

Page 10: TUGAS gawat darurat 1

usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk

membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.

Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern.

Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.

3. Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan

manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum,

dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa)

dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

4.    Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.

Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari :

       Kolon asendens (kanan)

       Kolon transversum

       Kolon desendens (kiri)

       Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan

dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat

zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.

Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam

usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air,

dan terjadilah diare.

Gambar 10 : Anatomi Usus Besar

Page 11: TUGAS gawat darurat 1

5.    Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu

kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.

Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar

herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang

kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

6.    Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini

disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan

apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen).

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau

hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing

berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi

apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di

pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian

yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.

7.    Rektum dan anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang

berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini

berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena

tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens

penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar

(BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan

memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi

tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air

akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan

pengerasan feses akan terjadi.

Page 12: TUGAS gawat darurat 1

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang

lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda

BAB.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari

tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.

Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui

proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

2.3                   Etiologi

Penyebab perdarahan pada saluran pencernaan :

1.             Kerangkongan

a.             Robekan jaringan

Sindroma Mallory-Weiss adalah luka robek (lecet) pada bagian bawah kerongkongan

dan bagian atas lambung selama muntah-muntah atau cegukan yang sangat kuat. Gejala awal

biasanya berupa perdarahan karena pecahnya arteri. Sindroma Mallory-Weiss adalah

penyebab dari 5% perdarahan di saluran pencernaan atas. Diagnosis ditegakkan dengan

melakukan pemeriksaan esofagoskopi atau arteriografi. Luka robek (lecet) tidak dapat

dideteksi dengan foto rontgen biasa.

b.             Kanker kerongkongan

Jenis yang paling sering terjadi pada kanker kerongkongan adalah squamous sel

carcinoma dan adenocarcinoma, yang terjadi di dalam sel yang melewati dinding pada

kerongkongan. Kanker ini bisa terjadi dimana saja di dalam kerongkongan dan bisa terlihat

sebagai penyempitan pada kerongkongan (penyempitan), sebuah pembengkakan, daerah flat

yang tidak normal (plaque), atau jaringan yang tidak normal (fistula) di antara kerongkongan

dan saluran pernapasan yang mensuplai ke paru-paru.

2.             Lambung

a.             Luka kanker atau non-kanker

Tumor jinak di lambung agaknya tidak menimbulkan gejala atau masalah medis. Tetapi

kadang-kadang, beberapa mengalami perdarahan atau berkembang menjadi kanker ganas.

Sekitar 99% kanker lambung adalah adenokarsinoma. Kanker lambung lainnya adalah

leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma.

b.             Iritasi (gastritis) karena aspirin atau Helicobacter pylori

Page 13: TUGAS gawat darurat 1

Penggunaan aspirin harus dihindari karena dapat memperberat iritasi lambung hingga

menyebabkan perdarahan dilambung.

3.             Usus halus

a.             Luka usus dua belas jari non-kanker

Hal ini bisa terjadi akibat beberapa penyebab salah satunya adalah adanya infeksi,

trauma dan lain lain.

b.             Tumor ganas atau jinak

Tumor adalah semua pertumbuhan jaringan biologis secara abnormal yang terjadi pada

makhluk hidup.

c.             Kanker

Usus halus, terutama ileum, adalah bagian yang paling sering terkena tumor karsinoid.

Tumor bisa menyebabkan penyumbatan dan perdarahan ke dalam usus, yang bisa

menimbulkan gejala berupa darah dalam tinja, nyeri kram perut, perut menggelembung dan

muntah.

4.             Usus besar

a.             Kanker

Kanker usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus

besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak

ganas atau adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat

cepat).

b.             Polip non-kanker

c.             Penyakit peradangan usus (penyakit Crohn atau kolitis ulserativa)

Penyakit Crohn (Enteritis Regionalis, Ileitis Granulomatosa, Ileokolitis) adalah

peradangan menahun pada dinding usus. Penyakit ini mengenai seluruh ketebalan dinding

usus. Kebanyakan terjadi pada bagian terendah dari usus halus (ileum) dan usus besar, namun

dapat terjadi pada bagian manapun dari saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus,

dan bahkan kulit sekitar anus

d.            Penyakit divertikulum

Divertikula dalam bahasa latinnya (diverticulum) adalah Penonjolan keluar abnormal

berbentuk katong yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas sepanjang defek di lapisan

otot,merupakan penonjolan dari mukosa serta submukosa. Divertikula biasanya merupakan

manifestasi motalitas yang abnormal.Divertikulum dapat terjadi di mana saja sepanjang

saluran gastrointestinal.

e.             Pembuluh darah abnormal di dinding usus (angiodisplasia)

Page 14: TUGAS gawat darurat 1

Angiodysplasia dari usus besar adalah pembuluh darah membesar dan rapuh dalam

usus besar yang mengakibatkan kerugian kadang-kadang darah dari saluran gastrointestinal

(GI).

5.             Rektum

a.             Kanker

Kebanyakan kanker menyebabkan perdarahan, tapi biasanya perlahan. Pada kanker

rektum, gejala pertama yang paling sering adalah perdarahan selama buang air besar. Jika

rektum berdarah, bahkan bila penderita diketahui juga menderita wasir atau penyakit

divertikel, juga harus difikirkan kemungkinan terjadinya kanker.

b.             Polip non-kanker

Polip adalah pertumbuhan jaringan dari dinding usus yang menonjol ke dalam usus dan

biasanya tidak ganas.

6.             Anus

a.             Hemoroid

Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik

(vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Hemoroid bisa mengalami peradangan,

menyebabkan terbentuknya bekuan darah (trombus), perdarahan atau akan membesar dan

menonjol keluar. Wasir yang tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan

wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksterna (wasir luar).

b.             Robekan di anus (fisura anus)

Anus Fisura adalah sejenis penyakit yang mana adanya luka/robek bagian dinding

dubur, penyebab utamanya banyak disebabkan oleh terlalu kerasnya kotoran saat BAB,

disertai mengejen dengan kuat. Akibatnya dinding dubur robek, dan kadang2 disertai dengan

tetesan darah segar, juga dapat menyebabkan rasa nyeri/sakit yang berkepanjangan.

2.4          Manifestasi kinis

Gejalanya perdarahan pada saluran pencernaan adalah :

1.             Muntah darah (hematemesis)

2.             Mengeluarkan tinja yang kehitaman (melena)

3.             Mengeluarkan darah dari rektum (hematoskezia)

Tinja yang kehitaman biasanya merupakan akibat dari perdarahan di saluran

pencernaan bagian atas, misalnya lambung atau usus dua belas jari. Warna hitam terjadi

karena darah tercemar oleh asam lambung dan oleh pencernaan kuman selama beberapa jam

Page 15: TUGAS gawat darurat 1

sebelum keluar dari tubuh. Sekitar 200 gram darah dapat menghasilkan tinja yang berwarna

kehitaman.

Penderita dengan perdarahan jangka panjang, bisa menunjukkan gejala-gejala anemia,

seperti mudah lelah, terlihat pucat, nyeri dada dan pusing. Jika terdapat gejala-gejala tersebut,

dokter bisa mengetahui adanya penurunan abnormal tekanan darah, pada saat penderita

berdiri setelah sebelumnya berbaring.

Gejala yang menunjukan adanya kehilangan darah yang serius adalah denyut nadi yang

cepat, tekanan darah rendah dan berkurangnya pembentukan air kemih. Tangan dan kaki

penderita juga akan teraba dingin dan basah. Berkurangnya aliran darah ke otak karena

kehilangan darah, bisa menyebabkan bingung, disorientasi, rasa mengantuk dan bahkan syok.

Gejala kehilangan darah yang serius bisa berbeda-beda, tergantung pada apakah

penderita memiliki penyakit tertentu lainnya. Penderita dengan penyakit arteri koroner bisa

tiba-tiba mengalami angina (nyeri dada) atau gejala-gejala dari suatu serangan jantung. Pada

penderita perdarahan saluran pencernaan yang serius, gejala dari penyakit lainnya, seperti

gagal jantung, tekanan darah tinggi, penyakit paru-paru dan gagal ginjal, bisa bertmbah

buruk. Pada penderita penyakit hati, perdarahan ke dalam usus bisa menyebabkan

pembentukan racun yang akan menimbulkan gejala seperti perubahan kepribadian, perubahan

kesiagaan dan perubahan kemampuan mental (ensefalopati hepatik).

2.4                   Diagnosa

Adanya kehilangan darah yang serius, menyebabkan hasil pemeriksaan hematokrit

menunjukkan konsentrasi sel darah merah yang rendah. Penyebab perdarahan bisa ditentukan

dari gejala yang timbul. Nyeri perut karena makanan atau obat antasid, disebabkan oleh tukak

lambung (ulkus gastrikum), dan perdarahan pada tukak sering tidak menimbulkan nyeri.

Obat-obatan yang bisa merusak dinding lambung, seperti aspirin, bisa menyebabkan

perdarahan lambung berupa ditemukannya darah dalam tinja.

Penderita perdarahan saluran pencernaan yang sebabnya tidak diketahui, dengan nafsu

makan yang berkurang disertai penurunan berat badan, sebaiknya menjalani pemeriksaan

untuk kemungkinan adanya kanker. Bila terdapat kesulitan menelan, diperiksa kemungkinan

adanya kanker kerongkongan atau penyempitan kerongkongan. Diduga adanya sobekan di

kerongkongan bila timbul muntah yang sangat kuat tepat sebelum terjadinya perdarahan.

Sembelit atau diare yang menyertai perdarahan atau perdarahan yang tersembunyi dalam

tinja, mungkin disebabkan oleh kanker atau polip pada usus bagian bawah, terutama pada

Page 16: TUGAS gawat darurat 1

penderita yang berusia diatas 45 tahun. Darah segar di permukaan tinja, bisa berasal dari

wasir atau kanker rektum.

Pemeriksaan ditujukan untuk menemukan sumber perdarahannya. Pada permeriksaan

rektum, dicari adanya wasir, robekaan rektum (fisura) dan tumor. Kemudian pemeriksaan

dipilih berdasarkan pada apakah perdarahan ini dicurigai berasal dari saluran pencernaan

bagian atas (kerongkongan, lambung, dan usus duabelas jari) atau saluran pencernaan bagian

bawah (usus halus bagian bawah, usus besar, rektum dan anus).

Pada awalnya, kelainan pada saluran pencernaan bagian atas, biasanya diperiksa

dengan memasukkan tabung melalui hidung, menuju ke lambung dan mengeluarkan

cairannya. Cairan lambung yang seperti kopi disebabkan oleh pencernaan darah parsial, dan

menunjukan bahwa perdarahannya lambat dan telah berhenti. Darah yang berwarna merah

terang dan terus menerus, menunjukan perdarahan yang aktif dan berat.

Selanjutnya endoskopi sering digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung dan

usus dua belas jari, dan menemukan sumber perdarahannya. Jika tidak ditemukan gastritis

atau tukak pada lambung maupun usus dua belas jari, bisa dilakukan biopsi. Biopsi dapat

menentukan apakah perdarahannya berasal dari infeksi kuman Helicobacter pylori. Infeksi

yang ditemukan lalu diobati biasanya akan membaik bila diberikan antibiotic.

Rontgen dengan barium enema atau endoskopi dilakukan untuk mencari polip dan

kanker pada saluran pencernaan bagian bawah. Bagian dalam dari bagian bawah usus juga

bisa diperiksa dengan anaskopi, sigmoidoskopi atau kolonoskopi.

Bila pemeriksaan-pemeriksaan tersebut tidak berhasil menunjukan sumber perdarahan,

bisa dilakukan angiografi atau skening setelah penyuntikan sel darah merah radioaktif. Cara

ini terutama berguna untuk menyembuhkan perdarahan yang disebabkan oleh kelainan pada

pembuluh darahnya.

2.5                   Pengobatan

Pada lebih dari 80% penderita, tubuh akan berusaha menghentikan perdarahan.

Penderita yang terus menerus mengalami perdarahan atau yang memiliki gejala kehilangan

darah yang jelas, seringkali harus dirawat di rumah sakit dan biasanya dirawat di unit

perawatan intensif.

Bila darah hilang dalam jumlah besar, mungkin dibutuhkan transfusi. Untuk

menghindari kelebihan cairan dalam pembuluh darah, biasanya lebih sering diberikan

transfusi sel darah merah (PRC/Packed Red Cell) daripada transfusi darah utuh (whole

blood). Setelah volume darah kembali normal, penderita dipantau secara ketat untuk mencari

Page 17: TUGAS gawat darurat 1

tanda-tanda perdarahan yang berlanjut, seperti peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan

darah atau kehilangan darah melalui mulut atau anus.

Perdarahan dari vena varikosa pada kerongkongan bagian bawah dapat diobati dengan

beberapa cara. Diantaranya dengan memasukkan balon kateter melalui mulut ke dalam

kerongkongan dan mengembangkan balon tersebut untuk menekan daerah yang berdarah.

Cara lain ialah dengan menyuntikan bahan iritatif ke dalam pembuluh yang mengalami

perdarahan, sehingga terjadi peradangan dan pembentukan jaringan parut pada pembuluh

balik (vena) tersebut.

Perdarahan pada lambung sering dapat dihentikan melalui endoskopi. Dilakukan

kauterisasi pembuluh yang mengalami perdarahan dengan arus listrik atau penyuntikan bahan

yang menyebabkan penggumpalan di dalam pembuluh darah. Bila cara ini gagal, mungkin

perlu dilakukan pembedahan.

Perdarahan pada usus bagian bawah biasanya tidak memerlukan penanganan darurat.

Tetapi bila diperlukan, bisa dilakukan prosedur endoskopi atau pembedahan perut. Kadang-

kadang lokasi perdarahan tidak dapat ditentukan dengan tepat, sehingga sebagian dari usus

mungkin perlu diangkat.

Penatalaksanaan

1.             Resusitasi cairan

2.             Kumbah lambung dengan menggunakan normal saline

3.             Perdarahan dari pembuluh darah (varises, kelainan vaskuler) yang persisten:

               Vasopresin 20 unit/1,73m2 selama 20 menit atau ocreotide 25-30 g/m2/jam, keduanya dapat

diberikan selama 24 jam apabila diperlukan

               Pemasangan Sengstaken-Blakemore tube

               Skleroterapi

               Konsul bedah anak

4.             Perdarahan akibat ulkus : antasida, dekompresi gaster, elektrokauter, injeksi epinefrin lokal,

pembedahan darurat.

Page 18: TUGAS gawat darurat 1

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Perdarahan bisa terjadi dimana saja di sepanjang saluran pencernaan, mulai dari mulut

sampai anus. Bisa berupa ditemukannya darah dalam tinja atau muntah darah,tetapi gejala

bisa juga tersembunyi dan hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan tertentu. Perdarahan

pada system pencernaan antara lain dapat disebabkan oleh : Robekan jaringan, Kanker

kerongkongan, Luka kanker- non kanker, iritasi gastritis, luka pada usus, kanker pada usus,

tumor pada usus, penyakit divertikulum, pembuluh darah abnormal, hemoroid dan robekan

pada dianus.

     Pada penderita pendarahan saluran pencernaan, manifestasi klinis yang terlihat

antara lain:  Muntah darah (hematemesis), Mengeluarkan tinja yang kehitaman (melena) dan

Mengeluarkan darah dari rektum (hematoskezia). Selain itu juga menunjukkan gejala-gejala

anemia, seperti mudah lelah, terlihat pucat, nyeri dada dan pusing.

     Untuk pengobatan atau penatalaksanaan pada pasien gawat darurat dengan 

perdarahan saluran pencernaan dilakukan sesuai dengan penyebab terjadinya perdarahan.

Secara umum penatalaksanaan tersebut ilah dengan cara menghentikan perdarahan yang

terjadi.

3.2  Saran

Adapun saran – saran yang dapat penulis berikan dalam usaha keperawatan pada pasien

gawat darurat dengan perdarahan saluran pencernaan ini adalah :

1.Untuk Pasien

Pasien diharapkan harus senantiasa tetap memelihara kesehatannya,menjaga pola makan

dengan baik dan harus mengerti factor apa saja yang mencetuskan terjadinya perdarahan

saluran percernaan. Klien juga diharapkan mampu melakukan pencegahan dan tindakan

pengobatan awal jika terjadi perdarahan saluran pencernaan.

2.Untuk perawat

Page 19: TUGAS gawat darurat 1

Bagi teman sejawat, diharapkan benar-benar memahami konsep dasar penyakit perdarahan

saluran pencernaan, karena berdasarkan pengetahuan dan keterampilan itulah maka perawat

dapat menerapkan asuhan keperawatan yang komprehensif.

3.Untuk Pendidikan

Untuk institusi diharapkan lebih melengkapi literature yang berkaitan dengan masalah ini,

sehingga dalam penyusunan makalah ini lebih mempermudah penulis sehingga makalah yang

dihasilkan lebih bernilai.

    

DAFTAR PUSTAKA

Ambulan Gawat Darurat 118, Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Secara Terpadu.

Jakarta

Hudak and Gallo (1995). Keperawtan Kritis, Pendekatan Holistik, alih bahasa: Allenidekania,

Jakarta. EGC

Price, Sylvia, 1992. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed. 4 Mosby

Philadelphia.

RSHS, Tim PPGD, 2009. Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD Basic 2). RSHS

Bandung.

Page 20: TUGAS gawat darurat 1