tugas fiswan ridwan

13
 A. FUNGSI DAN STRUKTUR MEMBRAN 1) STRUKTUR MEMBRAN 1. Lipida Membran Sel Lipida pada membran sel terdiri atas dua lapisan. Seti ap molekul lipida bersifat amfifatik. Lipida amfifatik mengandung komponen yang bersifat hidrofobik (non  polar/tidak suka air) dan komponen yang bersifat hidrofilik(polar/suka air). Lipida membran terdiri dari 4 kelas utama, yaitu (i) Fosfolipida, (ii) Sfingolipida, (iii) Glikolipida, dan (iv) Sterol. Keempat kelas lipida tersebut bersifat amfifatik. Lapisan lipida bilayer. Lapisan ini terdiri atas molekul yang bersifat amfifatik. Lipida amfifatik mengandung komponen yang bersifat hidrofobik (non polar/tidak suka air) dan komponen hidrofilik (polar/suka air)(Adnan,2011). .a. Fosfoli pida Fosfolipida pada umumnya mengandung gliserol. Gugus hidroksil 1 dan 2 diesterifikasi dengan asam lemak dengan rentang karbon 12-24. Esterifikasi dengan rentang karbon 16 dan 18 paling umum dijumpai pada hewan berdarah panas. Suatu kelompok fosfat terikat secara kuat pada posisi karbon 3, dan pada posisi tersebut ia dapat berikatan dengan salah satu molekul seperti residu kolin, serin, etaol amin atau inositol. Fosfolifida meliputi (i) asam fosfatidat dan fosfatidilgliserol, (ii) fosfatidilkolin, (iii) fosfatidiletanolamin, (iv) fosfatidil-inositol, dan (v) fosfatidilserin Fosfatidilkolin atau lesitin mengandung gliserol dan asam lemak serta asam fosfat dan kolin. Tersebar luas di dalam selsel tubuh dan mempunyai fungsi metabolik dan struktural yang sangat  penting pada membran sel. Fosfatidiletanolamin atau sefalin mirip dengan fosfatidilkolin, hanya kolinnya diganti dengan etanolamin. Seperti halnya fosfatidilserin dan fosfatidiletanolamin, fosfatidilinositol juga merupakan komponen membran yang sangat  penting. Fosfatidilserin mengandung asam amino serin sebagai pengganti etanolamin. Sfingomielin merupakan jenis fosfolipida yang banyak dijumpai pada jaringan otak dan saraf Asam fosfatidat penting sebagai perantara pada sintesis triasilgliserol dan fosfolipida, tetapi tidak banyak ditemukan di dalam jaringan. Kardiolipin adalah fosfolipida yang ditemukan dalam membran mitokondria yang diben-tuk dari fosfatidilgliserol .dalam membran plasma hepatosit(Adnan,2011).  b. Sfingolipida

Upload: uppy-lioner

Post on 15-Jul-2015

48 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS FISWAN ridwan

5/13/2018 TUGAS FISWAN ridwan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-fiswan-ridwan-55a75223f1573 1/13

A.  FUNGSI DAN STRUKTUR MEMBRAN

1)  STRUKTUR MEMBRAN

1. Lipida Membran Sel

Lipida pada membran sel terdiri atas dua lapisan. Setiap molekul lipida bersifat

amfifatik. Lipida amfifatik mengandung komponen yang bersifat hidrofobik (non

  polar/tidak suka air) dan komponen yang bersifat hidrofilik(polar/suka air). Lipida

membran terdiri dari 4 kelas utama, yaitu (i) Fosfolipida, (ii) Sfingolipida, (iii)

Glikolipida, dan (iv) Sterol. Keempat kelas lipida tersebut bersifat amfifatik. Lapisan

lipida bilayer. Lapisan ini terdiri atas molekul yang bersifat amfifatik. Lipida amfifatik 

mengandung komponen yang bersifat hidrofobik (non polar/tidak suka air) dan

komponen hidrofilik (polar/suka air)(Adnan,2011).

.a. Fosfolipida

Fosfolipida pada umumnya mengandung gliserol. Gugus hidroksil 1 dan 2

diesterifikasi dengan asam lemak dengan rentang karbon 12-24. Esterifikasi dengan

rentang karbon 16 dan 18 paling umum dijumpai pada hewan berdarah panas. Suatu

kelompok fosfat terikat secara kuat pada posisi karbon 3, dan pada posisi tersebut ia

dapat berikatan dengan salah satu molekul seperti residu kolin, serin, etaol amin atau

inositol. Fosfolifida meliputi (i) asam fosfatidat dan fosfatidilgliserol, (ii) fosfatidilkolin,

(iii) fosfatidiletanolamin, (iv) fosfatidil-inositol, dan (v) fosfatidilserin Fosfatidilkolinatau lesitin mengandung gliserol dan asam lemak serta asam fosfat dan kolin. Tersebar 

luas di dalam selsel tubuh dan mempunyai fungsi metabolik dan struktural yang sangat

 penting pada membran sel. Fosfatidiletanolamin atau sefalin mirip dengan fosfatidilkolin,

hanya kolinnya diganti dengan etanolamin. Seperti halnya fosfatidilserin dan

fosfatidiletanolamin, fosfatidilinositol juga merupakan komponen membran yang sangat

  penting. Fosfatidilserin mengandung asam amino serin sebagai pengganti etanolamin.

Sfingomielin merupakan jenis fosfolipida yang banyak dijumpai pada jaringan otak dan

saraf Asam fosfatidat penting sebagai perantara pada sintesis triasilgliserol dan

fosfolipida, tetapi tidak banyak ditemukan di dalam jaringan. Kardiolipin adalah

fosfolipida yang ditemukan dalam membran mitokondria yang diben-tuk dari

fosfatidilgliserol.dalam membran plasma hepatosit(Adnan,2011).

 b. Sfingolipida

Page 2: TUGAS FISWAN ridwan

5/13/2018 TUGAS FISWAN ridwan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-fiswan-ridwan-55a75223f1573 2/13

Sfingolipida merupakan lipida yang tidak mengandung gliserol amfifatik, terutama

  berlimpah di dalam jaring-an otak dan saraf. Lipida ini diturunkan dari sfingosin.

Sfingolipida yang paling berlimpah, yaitu sfingomyelin yang terdapat di dalam jaringan

otak dan saraf(Adnan,2011).

c. Glikolipida

Glikolipida mengandung seramida dan galaktosa. Oleh sebab itu, sfingolipida

dapat dikelompokkan ke dalam glikolipida. Glikolipida sederhana hanya mengandung

galaktosa, asam lemak dengan berat molekul besar, dan sfingosin atau serebrosida.

Masing-masing serebrosida dibedakan oleh jenis asam lemak dalam molekulnya.

Glikolipida hanya dijumpai pada permukaan luar sel. Pada sel hewan dibentuk dalam

  jumlah yang banyak dari sfingosin, jarang dari gliserol. Ada dua kelas utama yaitu

gangliosida dan serebrosida, keduanya secara khusus penting dalam system saraf 

 pusat(Adnan,2011).

d. Steroid

Semua steroid memiliki inti siklik serupa yang menyamai fenanteren (cincin A, B,

dan C) yang merupakan tempat  perlekatan cincin siklopentana (D). Posisi karbon pada

inti.Kandungan lipida membran dapat bervariasi pada satu. jenis sel pada spesies yang

 berbeda, misalnya eritrosit pada tikus, sapi liar, babi, dan biri-biri(Adnan,2011).

2. ProteinProtein plasma memiliki fungsi yang sangat luas, antara lain sebagai protein

 pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran plasma, menerima isyarat ( signal )

hormonal, dan meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya.

Protein membran plasma juga berfungsi sebagai pangkal pengikat komponen-komponen

sitoskeleton dengan senyawa-senyawa ekstraseluler. Molekul-molekul protein permukaan

luar memberikan ciri-ciri individual tiap sel dan macam protein dapat berubah sesuai

dengan differensiasi sel. Protein perifer tidak berinteraksi dengan bagian tengah membran

hidrofobik, tetapi terikat secara langsung melalui asosiasi dengan protein integral

membran atau secara langsung berinteraksi dengan bagian polar lipida membran.

Misalnya protein sitokeleton, protein kinase (pada permukaan sitoplasmik membran), dan

  protein matriks ekstraseluler (permukaan eksoplasmik). Protein transmembran

mengandung segemen panjang asam-asam amino hidrofobik yang tertanam padabilayer 

Page 3: TUGAS FISWAN ridwan

5/13/2018 TUGAS FISWAN ridwan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-fiswan-ridwan-55a75223f1573 3/13

lipida. Ada dua tipe interaksi yang menstabilkan protein integral membran, yaitu interaksi

ionic dengan daerah kepala yang bersifat polar dan interaksi hidrofobik dengan bagian

tengah yang bersifat hidrofobik, misalnya glikoforin. (Anonim, 2007c). Beberapa protein

integral berikatan dengan membrane melalui ikata koovalen pada rantai hidrokarbon.

Dikenal ada tiga tipe protein integral berdasarkan perlekatannya pada rantai hidrokarbon,

yaitu Glycosyl-phosphatidylinositol-Proteins, Myristate-Proteins, dan Farnesyl-

 Proteins. Kedudukan dan orientasi protein pada membrane   bervariasi sesuai macam

membran, sel dan jaringan. Ia dapat berupa protein integral atau protein perifer.

Glikoprotein pada membran eritrosit merupakan suatu protein yang menembus membran

sel. Protein integral membran terdiri atas empat kelas, yaitu protein tipe A, protein tipe B,

  protein tipe C, dan protein tipe D. Protein tipe A dan C secara struktural sama, tetapi

tertanam pada setengah lapisan membran yang berbeda. Contoh protein tipe A adalah

Cytochrom b5   pada reticulum endoplasma. Protein B adalah kompleks protein yang

 berperan dalam sistim transpor. Protein D adalah protein trans membran. Protein tipe B

merupakan kumpulan molekul yang memiliki struktur yang terdiri atas Na+, K+, ATP-

ase dan suatu anion protein transpor. Contoh protein tipe D adalah glikoforin pada

membran eritrosit. Pada uraian terdahulu telah diuraikan bahwa protein membran plasma

dapat berfungsi sebagai enzim. Enzim-enzim pada membran plasma dapat dikelompok-

kan menjadi dua kategori berdasarkan tempat aktivitas katalitiknya, yaitu:i.  Ektoenzim, yaitu enzim dimana aktivitas katalitiknya berlangsung pada

 permukaan luar membran plasma.

ii.  Endoenzim, yaitu enzim dimana aktivitas katalitiknya berlangsung pada

  permukaan dalam membrane plasma.Beberapa jenis enzim yang biasanya

dijumpai pada membranplasma, yaitu: Asetilfosfatase, Asetilkolinesterase, Asam

fosfatase, Adenil siklase, Alkalin fosfatase, Alklin fosfodiesterase,

Cellobiase,Kolesterol esterase, Guanilat siklase Laktase, Maltase,

3.  Karbohidrat

Karbohidrat pada membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam bentuk 

glikolipida dan glikoprotein. Glikolipida merupakan kumpulan berbagai jenis unit-unit

monosakarida yang berbeda seperti gula-gula sederhana D-glukosa, Dgalaktosa, D-

manosa, L-fruktosa, L-arabinosa, D-xylosa, dan sebagainya. Karbohidrat ini memegang

Page 4: TUGAS FISWAN ridwan

5/13/2018 TUGAS FISWAN ridwan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-fiswan-ridwan-55a75223f1573 4/13

 peranan penting dalam berbagai aktivitas sel, antara lain dalam sistim kekebalan. Karbo-

hidrat pada membran plasma merupakan hasil sekresi sel dan tetap berasosiasi dengan

membran membentuk glikokaliks(Adnan,2011).

2). FUNGSI MEMBRAN

(Anonim.2012), adapun beberapa fungus membrane yaitu :

1. Pembatas

lapisan yang bersinambungan

melingkupi sel, inti, organel

2.  pembatas yang bersifat selektif permeabel

mencegah pertukaran molekul dari satu sisi

ke bagian lainnya.

memungkinkan substansi tertentu masuk ke

sitoplasma dari lingkungan luar 

mencegahmasuknya senyawa tertentu

masuk ke sitoplasma

3. komunikasi antara sel

4. mendukung aktivitas biokimia yang berlangsung di dalam sel

Beberapa proses di dalam sel tergantung pada suatu serial reaksi yang dikatalis oleh

Enzim yang terdapat dalam membran, produk suatu reaksi akan bertindak sebagai reaktanuntuk reaksi selanjutnya. Jika enzim yang berbeda pada membran berada dalam susunan

yang berurutan, produk suatu reaksi dapat dilepaskan ke dekat enzim untuk reaksi

 berikutnya.

5.  perpindahan suatu senyawa terlarut

6. Memberikan respons terhadap rangsangan luar 

7.  berperan dalam memberi respons terhadap rangsangan luar_ transduksi sinyal _reseptor +

ligand.

8. Tipe sel yang berbeda memiliki molekul reseptor yang berbeda

9. interaksi interselular 

10.membran plasma mengantarai interaksi antar sel dalam organisme multiselular 

11.Transduksi energy

12. terlibat dalam proses perubahan energy ke bentuk energi lain.

Page 5: TUGAS FISWAN ridwan

5/13/2018 TUGAS FISWAN ridwan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-fiswan-ridwan-55a75223f1573 5/13

 

B.  TRANSPOR MOLEKUL MELALUI MEMBRAN

1.  Transpor pasif 

Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi.

Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan.

Transpor pasif melalui peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu.

a. Difusi

Difusi dapat diartikan perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan

konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah (hipotenis).

Dengan kata lain setiap zat akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya. Hasil

dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara larutan tersebut dinamakan isotonis.

Kecepatan zat berdifusi melalui membran sel tidak hanya tergantung pada gradien

konsentrasi, tetapi juga pada besar, muatan, dan daya larut dalam lemak (lipid).

Membran sel kurang permeabel terhadap ion-ion (Na+, Cl±, K+) dibandingkan

dengan molekul kecil yang tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama molekul kecil

lebih cepat berdifusi melalui membran sel daripada molekul besar. Molekul-molekul

yang bersifat hidrofobik dapat bergerak dengan mudah melalui membran daripada

molekul-molekul hidrofolik. Molekul-molekul yang besar dan ion dapat bergerak 

melalui membran. b. Difusi terfasilitasi

Difusi terfasilitasi melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati

membrane dengan bantuan protein transpor. Protein transpor merupakan protein

khusus yang menyediakan suatu ikatan sik bagi molekul yang sedang bergerak.

Protein transpor juga merentangkan membran sel sehingga menyediakan suatu

mekanisme untuk pergerakan molekul. Difusi terfasilitasi juga merupakan transpor 

  pasif karena hanya mempercepat proses difusi dan tidak merubah arah gradien

konsentrasi.

c. Osmosis

Osmosis merupakan difusi air melalui selaput semipermeabel. Air akan bergerak 

dari daerah yang mempunyai konsentrasi larutan rendah ke daerah yang mempunyai

konsentrasi larutan tinggi. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang

Page 6: TUGAS FISWAN ridwan

5/13/2018 TUGAS FISWAN ridwan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-fiswan-ridwan-55a75223f1573 6/13

disebut osmometer. Air akan bergerak dari daerah dengan tekanan osmosisrendah ke

daerah dengan tekanan osmosis tinggi. Sel akan mengerut jika berada pada

lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena

air akan keluar meninggalkan sel secara osmosis. Sebaliknya jika sel berada pada

lingkungan yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel akan banyak menyerap air, karena

air berosmosis dari lingkungan ke dalam sel. Jika sel-sel tersebut adalah sel

tumbuhan, maka akan terjadi tekanan turgor apabila dalam lingkungan hipotonis.

Sebaliknya jika sel tumbuhan beradapada lingkungan hipertonis, dapat mengalami

 plasmolisis yaitu terlepasnya sel dari dinding sel.

2.Transport aktif 

Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien

konsentrasi. Transpor aktif sangat diperlukan untuk memelihara keseimbangan

molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi untuk transpor aktif adalah ATP

(adenosin trifosfat).

Transpor aktif primer dan sekunder

Transpor aktif primer membutuhkan energi dalam bentuk ATP, sedangkan

transpor aktif sekunder memerlukan transpor yang tergantung pada potensial

membran. Kedua jenis transpor tersebut saling berhubungan erat karena transpor aktif 

  primer akan menciptakan potensial membran dan ini memungkinkan terjadinyatranspor aktif sekunder.Transpor aktif primer dicontohkan pada keberadaan ion K+

dan Na+ dalam membran. Kebanyakan sel memelihara konsentrasi K+ lebih tinggi di

dalam sel daripada di luar sel. Sementara onsentrasi Na+ di dalam sel lebih kecil

daripada di luar sel.Transpor aktif sekunder dicontohkan pada asam amino dan

glukosa dengan molekul pengangkutannya berupa protein transpor khusus.

Pengangkutan tersebut bersama dengan pengangkutan Na+ untuk berdifusi ke dalam

sel. Pengangkutan Na+ adalah transpor aktif primer yang memungkinkan terjadinya

 pontensial membran, sehingga asam amino dan glukosa dapat masuk ke dalam sel.

Page 7: TUGAS FISWAN ridwan

5/13/2018 TUGAS FISWAN ridwan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-fiswan-ridwan-55a75223f1573 7/13

 

a.11 transpor aktif primer 

a.12 transpor aktif sekunder 

C.  KOMUNIKASI ANTAR SEL

Organisme haruslah mampu berkomunikasi. Umumnya komunikasi dilakukan

untuk memediasi perkawinan atau µmating¶. Dengan perkembangan organisme

multiseluler, kelompok sel yang berbeda memiliki fungsi yang berbeda dan menjadi

 penting bagi sel untuk mengkomunikasikan banyak aspek hidupnya. Beberapa kelompok 

sel juga berperan dalam memgontrol tingkah laku kelompok sel lain.

Terdapat tiga tipe intercellular signaling :

a.  Parakrin ± Sel mengsekresikan substansi yang mempengaruhi sel lain di sekitarnya

 b.  Sinaptik ± Pensinyalan pada sel saraf dimana sel saraf melepaskan molekul

neurotransmitter ke sinapsis

Page 8: TUGAS FISWAN ridwan

5/13/2018 TUGAS FISWAN ridwan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-fiswan-ridwan-55a75223f1573 8/13

c.  Endokrin/Hormonal ± Sel di satu bagian tubuh mengirimkan hormon melalui aliran

darah untuk mempengaruhi bagian lain

Melihat pembagian tipe diatas, jelas bahwa tipe signaling interseluler didefinisikan juga

 berdasarkan jarak antara sel yang sel yang menghasilkan dengan sel target. Signaling interseluler 

  juga dapat diklasifikasikan berdasarkan cara molekul pada sel penghasil sinyal mempengaruhi

sel target. Hal ini disebut µmodes of intercellular communication¶ yang dapat dibedakan menjadi:

y  Komunikasi melalui molekul yang dapat berdifusi

y  Komunikasi melalui kontinuitas seluler 

y  Komunikasi melalui kontak sel

y  Komunikasi melalui matriks ekstraseluler 

Molekul yang dapat berdifusi: Reseptor permukaan 

y  Molekul yang larut dalam air (tidak dapat berdifusi melalui lipid bilayer)

y  Contoh : hormon peptida & growth factors; neurotransmitters

y  Mengatur fisiologi sel dalam jangka pendek, mengatur aktivitas gendalam jangka panjang

y  Mengarah pada intracellular signaling dengan melibatkan ion kalsium, cAMP, fosforilasi

 protein, dll.

Molekul yang dapat berdifusi: Reseptor intraseluler 

y  Molekul yang larut dalam lipid yang dapat berdifusi melewati lipid bilayer 

y  Misalnya hormone sex: estrogen & progesteron; pheromon

Page 9: TUGAS FISWAN ridwan

5/13/2018 TUGAS FISWAN ridwan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-fiswan-ridwan-55a75223f1573 9/13

K ontinuitas Seluler

1. Yang tidak terspesialisasi: 

-plasmodesmata pada tumbuhan dan koneksi antara sel yang membelah pada perkembangan

embrio awal;

-dapat sangat besar pada tanaman sehingga sering organel sel dapat lewat dari sel yang satu ke

sel lainnya.

2. Yang terspesialisasi:

-merupakan Gap Junctions yang mengijinkan terjadinya coupling elektrik atau fisiologis sel

melalui difusi interseluler molekul-molekul kecil (seperti ion, cAMP, cGMP, dll.)

K omunikasi dimediasi oleh adanya kontak 

Adhesi sel menyebabkan terjadinya respon seluler 

Dimediasi ECM (ekstraseluler matriks)

Matrik ekstraseluler berpengaruh terhadap cara sel menjalani kehidupannya dan bagaimana sel

 berkomunikasi dengan sel lainnya. 

y  Matriks ekstraseluler terdapat di antara semua sel dan jaringan

y  Merupakan network proteins & karbohidrat

y  Terspesialisasi sebagai lamina basal, membrane basal

Page 10: TUGAS FISWAN ridwan

5/13/2018 TUGAS FISWAN ridwan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-fiswan-ridwan-55a75223f1573 10/13

y  Mengatur komunikasi interseluler 

Transduksi sinyal melalui reseptor permukaan

Ketika sebuah ligan yang tidak permeable terhadap membrane (misal hormone peptida)

  berikatan dengan reseptor, maka akan mengaktifkan reseptor tersebut. Aktivasi ini biasanya

melibatkan perubahan formasi protein. Perubahan ini memiliki implikasi yang berbeda

tergantung pada ligan dan reseptor. Misalnya dapat menyebabkan reseptor/ligan berikatan

dengan protein lain (misalnya enzim) menyebabkan kompleks reseptor teraktivasi. Kompleks

reseptor yang teraktivasi selanjutnya mengaktifkan efektor (enzim) yang mengakibatkan

  perubahan fisiologi sel. Atau dapat langsung mengakibatkan aktivasi faktor transkripsi yang

mengatur aktivitas gen.

Tipe reseptor permukaan

Terdapat beberapa tipe reseptor permukaan yaitu:

y  Reseptor yang berhubungan dengan ion channel

y  Resptor yang berkaitan dengan G-Protein

y  Reseptor yang berhubungan dengan tirosin kinase

Reseptor yang berhubungan dengan ion channelPada tipe ini reseptor adalah sebuah ion channel. Ligan berikatan pada reseptor dan membuka

channel. Akibatnya ion mengalir ke dalam sel, berikatan dengan berbagai protein dan

mengaktifkan berbagai protein.

Page 11: TUGAS FISWAN ridwan

5/13/2018 TUGAS FISWAN ridwan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-fiswan-ridwan-55a75223f1573 11/13

 

G-Protein Coupled Receptor (GPCR)

Reseptor ini juga disebut G-Protein Linked Receptor (GPLR). Pada tipe ini reseptor 

menggunakan G protein sebagai intermediet. Ligan berikatan dengan reseptor membentuk 

Ligand/Receptor complex binds G protein. G protein diaktifkan dan berikatan dengan efektor 

(dapat berupa enzim). Selanjutnya enzim menjadi aktif.

G Proteins dan Siklus G protein

G protein berada pada membrane sel dan memediasi fungsi G protein linked receptors (GPCRs).

G protein merupakan heterotrimeric karena terdiri dari tiga subunit yang berbeda. Subunit-

subunit tersebut adalah , , . Subunit merupakan komponen enzimatik. Subunit ini mengikat

GTP dan menghidrolisisnya menjadi GDP. Subunit dan tetap berikatan satu sama lain dan

 berasosiasi dengan subunit saat berikatan dengan GDP.

Page 12: TUGAS FISWAN ridwan

5/13/2018 TUGAS FISWAN ridwan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-fiswan-ridwan-55a75223f1573 12/13

 

Tipe G protein linked receptors ini berupa protein membrane yang bekerjasama dengan protein

G dan protein lainnya, biasanya sebuah enzim (atau disebut juga efektor). Jika tidak ada molekul

sinyal ekstraseluler spesifik untuk reseptor, protein berada dalam keadaan tidak aktif. Protein G

inaktif memiliki satu molekul GDP yang terikat padanya. Jika molekul sinyal terikat padareseptor, reseptor akan berubah bentuk sehingga reseptor ini mengikat dan mengaktifkan G

  protein. Satu molekul GTP menggantikan GDP pada protein G. Protein G aktif mengikat dan

mengaktifkan enzim dan memicu langkah selanjutnya dalam jalur dan menghasilkan respon sel.

Protein G kemudian mengkatalis hidrolisis GTP dan melepaskannya dari enzim, sehingga siap

digunakan kembali. Reseptor tirosin kinase Reseptor untuk faktor pertumbuhan sering berupa

reseptor tirosin kinase yaitu salah satu kelas reseptor membrane plasma yang dicirikan dengan

adanya aktivitas enzimatik. Bagian dari protein reseptor pada sisi sitoplasmik membrane

 berfungsi sebagai enzim yang disebut tirosin kinase yang mengkatalisis transfer gugus fosfat dari

ATP ke asam amino tirosin pada protein substrat. Reseptor tirosin kinase merupakan reseptor 

membrane yang melekatkan fosfat ke protein tirosin. Sebelum molekul sinyal terikat, reseptor 

merupakan polipeptida tunggal. Pengikatan molekul sinyal pada reseptor tidak mengakibatkan

  perubahan konformasi untuk mengaktifkan sisi sitoplasmik secara langsung. Aktivasi terjadi

karena pengikatan ligan menyebabkan dua polipeptida mengumpul membentuk dimer.

Pengumpulan ini mengaktifkan tirosin kinase dari kedua polipeptida yang kemudian

memfosforilasi tirosin pada ekor polipeptida lainnya

Page 13: TUGAS FISWAN ridwan

5/13/2018 TUGAS FISWAN ridwan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-fiswan-ridwan-55a75223f1573 13/13

 

DAFTAR PUSTAK A

Anonim. 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/fungsi_membran. Diakses pada tanggal 12 februari

2012 

Adnan. 2011. Fisiologi Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Campbell, N.A., reece, J. B., Mitchell, L. G. 2000. Biologi. Editor Safitri, A., Simarmata, L.,hardadi, H.W. Diterjemahkan oleh Penerbit Erlangga, Jakarta.

O¶Day, D. 2006. Advance Cell Biology. University of Toronto, Mississauga.