tugas filsafat ilmu pak rudyanto.doc

19
MATA UJI : FILSAFAT ILMU DOSEN PENGAMPU : Dr. Ir. A. Rudyanto Soesilo, MSA Nama Mahasiswa : Dominiques R. M. Tinggogoy NIM : 10.93.0096 Kelas/ Angkatan : Jakarta/ VII JAWABAN WAJIB: 1. Fenomena Kesehatan Masyarakat Indonesia dalam konteks Indonesia sebagai Negara sedang berkembang dan dalam konteks Global. Kemenangan Filsafat Ekonomi Kapitalis. Pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yg filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan faham kebebasan. Sistem ini telah banyak melahirkan malapetaka terhadap dunia. Tetapi ia terus melakukan tekanan-tekanannya dan campur tangan politis sosial dan kultural terhadap bangsa-bangsa di dunia. Adapun prinsip-prinsip kapitalisme yaitu: Mencari keuntungan dgn berbagai cara dan sarana kecuali yg terang-terangan dilarang negara krn merusak masyarakat seperti heroin dan semacamnya. Mendewakan hak milik pribadi dgn membuka jalan selebar- lebarnya agar tiap orang mengerahkan kemampuan dan potensi yg ada utk meningkatkan kekayaan dan memeliharanya serta tidak ada yg menjahatinya. Karena itu dibuatlah peraturan-peraturan 1

Upload: dreggy77

Post on 29-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ilmu

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Filsafat Ilmu Pak Rudyanto.doc

MATA UJI : FILSAFAT ILMU

DOSEN PENGAMPU : Dr. Ir. A. Rudyanto Soesilo, MSA

Nama Mahasiswa : Dominiques R. M. Tinggogoy

NIM : 10.93.0096

Kelas/ Angkatan : Jakarta/ VII

JAWABAN WAJIB:

1. Fenomena Kesehatan Masyarakat Indonesia dalam konteks Indonesia sebagai

Negara sedang berkembang dan dalam konteks Global. Kemenangan Filsafat

Ekonomi Kapitalis.

Pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yg filsafat sosial dan politiknya

didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta

perluasan faham kebebasan. Sistem ini telah banyak melahirkan malapetaka terhadap

dunia. Tetapi ia terus melakukan tekanan-tekanannya dan campur tangan politis sosial

dan kultural terhadap bangsa-bangsa di dunia.

Adapun prinsip-prinsip kapitalisme yaitu:

Mencari keuntungan dgn berbagai cara dan sarana kecuali yg terang-terangan

dilarang negara krn merusak masyarakat seperti heroin dan semacamnya.

Mendewakan hak milik pribadi dgn membuka jalan selebar-lebarnya agar tiap orang

mengerahkan kemampuan dan potensi yg ada utk meningkatkan kekayaan dan

memeliharanya serta tidak ada yg menjahatinya. Karena itu dibuatlah peraturan-

peraturan yg cocok utk meningkatkan dan melancarkan usaha dan tidak ada campur

tangan negara dalam kehidupan ekonomi kecuali dalam batas-batas yg yg sangat

diperlukan oleh peraturan umum dalam rangka mengokohkan keamanan.

Perfect Competition

Price system sesuai dgn tuntutan permintaan dan kebutuhan dan bersandar pada

peraturan harga yg diturunkan dalam rangka mengendalikan komoditas dan

penjualannya.

1

Page 2: Tugas Filsafat Ilmu Pak Rudyanto.doc

Bentuk-bentuk dari kapitalisme:

Kapitalisme perdagangan yg muncul pada abad ke-16 setelah dihapusnya

sistem feodal. Dalam sistem ini seorang pengusaha mengangkat hasil

produksinya dari satu tempat ke tempat lain sesuai dgn kebutuhan pasar.

Dengan demikian ia berfungsi sebagai perantara antara produsen dan konsumen

Kapitalisme industri yg lahir krn ditopang oleh kemajuan industri dgn

penemuan mesin uap oleh James Watt tahun 1765 dan mesin tenun tahun 1733.

Semua itu telah membangkitkan revolusi industri di Inggris dan Eropa menjelang

abad ke-19. Kapitalisme industri ini tegak di atas dasar pemisahan antara modal

dan buruh yakni antara manusia dan mesin.

Sistem Kartel yaitu kesepakatan perusahaan-perusahaan besar dalam

membagi pasaran internasional. Sistem ini memberi kesempatan utk

memonopoli pasar dan pemerasan seluas-luasnya. Aliran ini tersebvar di Jerman

dan Jepang.

Sistem Trust yaitu sebuah sistem yg membentuk satu perusahaan dari berbagai

perusahaan yg bersaing agar perusahaan tersebut lbh mampu berproduksi dan

lbh kuat utk mengontrol dan menguasai pasar.

Dalam hal ini berkaitan dengan upaya pembangunan kualitas kesehatan masyarakat

Indonesia seutuhnya dan terpadu, sangat berkaitan erat dengan konsep pemikiran

ekonomi kapitalis. Hal ini disebabkan, era global saat ini menggunakan dan

mempercayakan serta mempertaruhkan kekuatan pembangunan ekonomi Negara dan

bangsa juga bahkan dunia/ global pada prinsip-prinsip dasar kapitalisme; yaitu

mengutamakan kekuatan ekonomi financial, individu, kekuatan modal, persaingan,

industrialisasi, jaringan global, yang tujuan awalnya mendapatkan keuntungan financial

yang semakin memperkaya dan mensejahterahkan manusia. Tetapi dampak dari prinsip

tersebut, yang tidak dapat dihindari dan dicegah secara sungguh-sungguh, adalah

kondisi, pihak kalah bersaing, eksploitasi tenaga kerja, upah minimum menekan biaya

operasional, pengangguran akibat kompetensi persaingan yang tidak dapat dipenuhi,

pada gilirannya adalah kemiskinan. Berdasarkan pendekatan teori ekonomi kapitalis

tersebut di atas, khususnya dampak bagi Negara Indonesia sebagai salah satu anggota

Negara berkembang di kancah global, memberikan dampak nyata terhadap rendahnya

2

Page 3: Tugas Filsafat Ilmu Pak Rudyanto.doc

kesejahteraan dan kualitas manusia Indonesia, terkait dengan rendahnya akses

terhadap pemenuhan derajat kesehatan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan

menurut pandangan saya, bahwa sebagai Negara berkembang yang tidak dapat lepas

dari ketergantungan kapitalisme Negara maju atau Negara industri, kesehatan

masyarakat yang rendah sebagai salah satu indikator yang kuat terhadap dampak

konsep pemikiran ekonomi kapitalis. Dan indikator yang kuat, bahwa Indonesia memiliki

Human Development Indicator yang rendah (untuk regional asia tenggara, Indonesia

saat ini memiliki HDI di bawah Vietnam, Forum Ilmiah PDUI, 9-11 Maret 2012, Jakarta).

Saran saya, untuk menghadapi kekuatan ekonomi kapitalis, adalah dengan membangun

ekonomi Negara yang mandiri atau istilah lazim yang sudah kita kenal bersama adalah

ekonomi masyarakat madani Indonesia.

2. Pada kasus peristiwa Ponari Sang Dukun Cilik, penjelasan yang dapat diberikan

adalah melalui pendekatan teori The Will and the Why to Believe,

Fenomena kemunculan dukun cilik Ponari merupakan kritik keras terhadap buruknya

kualitas kesehatan di Wilayah Jawa Timur. Karena itu, perbaikan pelayanan kesehatan

di Jawa Timur mendesak dilakukan.

Ponari dukun cilik asal Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh

Jombang mampu menyedot ribuan masyarakat untuk berobat. Sebagian pasien

meyakini dirinya sembuh, tapi pakar mengatakan itu hanya sugesti. Benarkah batu

Ponari bisa menyembuhkan penyakit? Bahkan saat Ponari sakitpun harus dibawa ke

Rumah Sakit di Jombang. Mengapa kesaktian Ponari tidak dapat menyembuhkan sakit

ringan yang ada pada dirinya?

Fenomena masyarakat tersebut bukanlah hal baru yang terjadi di Indonesia.

Pendekatan terapi alternatif meski tidak rasional dan tidak sesuai dengan kaidah medis

modern lebih sering dapat diterima oleh kelompok masyarakat tertentu. Fenomena ini

tampaknya mungkin hampir sama dengan kecenderungan yang ada dalam masyarakat

mengapa film atau cerita yang berbau mistis lebih laris dan diminati.

Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa terapi alternatif  masih menjadi primadona

masyarakat Indonesia. Faktor ekonomi, sosial, pendidikan dan pengetahuan masyarakat

sangat mempengaruhi perilaku tersebut. Faktor ekonomi sering disebut sebagai biang

keladi mengapa terapi alternatif tumbuh subur. Tetapi bila dicermati faktor ekonomi

3

Page 4: Tugas Filsafat Ilmu Pak Rudyanto.doc

sebenarnya bukanlah yang utama. Hal ini dapat dilihat sewaktu berobat ke Ponari

masyarakat harus menyumbang uang administrasi atau keamanan sebesar seribu

hingga lima ribu rupiah ditambah uang sukarela untuk keluarga sebesar sepuluh ribu

hingga duapuluh ribu rupiah. Belum lagi beberapa orang harus menggunakan biaya

transportasi yang jaraknya relatif jauh. Bandingkan dengan Rumah Sakit dan

Puskesmas terdekat yang relatif sudah menyediakan biaya gratis untuk pasien tidak

mampu. Bukan rahasia lagi bahwa banyak masyarakat berduit juga beralih ke terapi

alternatif.

Memang harus diakui terdapat beberapa terapi alternatif yang berguna bagi masyarakat.

Dalam kasus Ponari diungkapkan bahwa banyak pasien yang bisa disembuhkan oleh

batu saktinya. Benarkah bahwa batu sakti ponari menyembuhkan? Sebagai seorang

yang berpikiran rasional mungkin tidak percaya, meski mungkin juga mujizat itu ada 

namun perlu diteliti lebih jauh.

Tetapi masyarakat harus cermat dalam menerima informasi kesembuhan pasien Ponari.

Tidak seperti dalam terapi medis untuk menilai keberhasilan terapi harus dengan alat

ukur klinis dan laboratorium. Dalam terapi alternatif  biasanya alat ukur yang dibuat

adalah pengakuan penderita. Seringkali sugesti dan faktor kepercayaan membuat

nyaman secara psikologis sehingga keluhan penyakitnya sementara tertutupi. Hal ini

akan membuat lebih spektakular dan bombastis bila pengakuan tersebut beredar dari

mulut ke mulut.  Mungkin setelah air yang dicelup batu Ponari secara segesti membuat

badan nyaman, seorang penderita stroke mendapat dapat energi ekstra untuk berdiri

sesaat, tetapi berita yang keluar adalah seorang stroke bisa berjalan setelah diobati

Ponari. Isu kehebatan Ponari akan dihembuskan lebih hebat lagi oleh berbagai pihak

yang mengeruk keuntungan materi dari ribuan pasien yang berbondong-binding ke

desanya. Berbeda dengan pengakuan keberhasilan terapi alternatif, sebaliknya ketidak

berhasilannya tidak akan beredar dari mulut ke mulut. Hal inilah yang mengakibatkan

ketidakberhasilan, efek samping dan komplikasi yang ditimbulkannya dari terapi

alternatif jarang terungkap.

Teori fungsional, the why theisme, yaitu adanya uncertainity, ketidakberdayaan

manusia, liturgi agama dan ritual magis, ditangkapnya sinyal-sinyal ilahi dan ditafsirkan

secara situasional.

The will to believe (William James), menerangkan adanya dua kemungkinan, yaitu

pilihan percaya atau tidak percaya. Dalam hal ini, kebenaran teoritis tidak mungkin 4

Page 5: Tugas Filsafat Ilmu Pak Rudyanto.doc

tercapai atau terpenuhi, kemudian dari kedua pilihan tersebut di atas, dipilih mana yang

akan memberikan keuntungan atau manfaat.

JAWABAN PILIHAN:

3. Positivisme yang diperkenalkan oleh Auguste Comte dan diteruskan oleh para

pemikir lain kemudian memunculkan revolusi ilmu pengetahuan.

Abad kesembilanbelas menandai munculnya gerakan positivisme. Abad tersebut

menerima warisan pemikiran-pemikiran dari masa sebelumnya yang bersifat idealistis.

Aliran emprisme tetap kuat, akan tetapi dalam bentuk baru yang bernama positivisme.

Positivisme berbeda dengan empirisme abad sebelumnya, oleh sebab metode empiris

yang dahulu digunakan hanya suatu pengolahan ilmiah belaka. Perkembangan dan

perubahan-perubahan dalam masyarakat yang terjadi dalam abad kesembilanbelas itu

telah menimbulkan semangat serta sikap yang bersifat kritis terhadap masalah-masalah

yang dihadapi. Bahwa pada abad ini suatu tradisi ilmu yang baru telah berkembang,

yaitu ilmu yang nantinya mampu membuka cakrawala baru dalam sejarah umat

manusia, yang semula seperti terselubung oleh cara-cara pemahaman ”tradisional”.1

Dasar bagi suatu filsafat baru diletakkan di Prancis oleh A. Comte. Menurut Comte

sejarah kebudayaan umat manusia dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap pertama

adalah tahap teologis yaitu orang mencari kebenaran dalam agama, tahap kedua adalah

tahap metafisis yaitu orang mencari kebenaran melalui filsafat dan tahap ketiga adalah

tahap positif yaitu kebenaran dicari melalui ilmu-ilmu pengetahuan. Tahap positif ini

menurut Comte cap yang khas bagi zaman modern. Positivisme hukum ada dua bentuk,

yakni positivisme yuridis dan positivisme sosiologis. Dalam positivisme yuidis hukum

dipandang sebagai suatu gejala tersendiri, yang perlu diolah secara ilmiah. Tujuan

positivisme ini adalah pembentukan struktur-struktur rasional sistem-sistem yuridis yang

berlaku. Sebab hukum dipandang sebagai hasil pengolahan ilmiah belaka, akibatnya

pembentukan hukum menjadi makin profesional. Hukum modern adalah ciptaan para

ahli di bidang hukum. Dalam positivisme sosiologis hukum dipandang sebagai bagian

kehidupan masyarakat.2

1 Satjipto Rahardjo, 2000, Ilmu Hukum, cetakan kelima, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal 267.2 Theo Huijbers, 1990, filsafat hukum, cetakan pertama, Yogyakarta: Kanisius, hal 33.

5

Page 6: Tugas Filsafat Ilmu Pak Rudyanto.doc

Prinsip-prinsip positivisme hukum dapat diringkas sebagai berikut:3

1. Hukum adalah sama dengan undang-undang. Dasarnya ialah bahwa hukum muncul

sebagai berkaitan dengan negara. Hukum yang benar adalah hukum yang berlaku

dalam suatu negara.

2. Tidak terdapat suatu hubungan mutlak antara hukum dan moral. Hukum itu tidak lain

daripada hasil karya para ahli di bidang hukum.

3. Dalam positivisme yuridis ditambah bahwa hukum adalah suatu ”closed logical system”.

Peraturan-peraturan dapat diduksikan (disimpulkan secara logis) dari undang-undang

yang berlaku tanpa perlu meminta bimbingan dari norma-norma sosial, politik, dan

moral. Dalam positivisme sosiologis hukum ditanggapi sebagai terbuka bagi kehidupan

masyarakat, yang harus diselidiki melalui metode-metode ilmiah. A. Comte menjadi

perintis positivisme ini dengan menciptakan suatu ilmu pengetahuan baru, yakni

sosiologi.

Abad sembilanbelas ditandai perubahan besar di segala bidang, terutama akibat

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan itu dapat diringkas dalam

istilah revolusi industri. Karena perkembangan masyarakat yang ketat itu perhatian para

pemikir tidak hanya terarah kepada penyelidikan empiris dan ilmiah, melainkan juga

kepada gejala perkembangan itu sendiri. Pada abad-abad sebelumnya orang-orang

merasa kehidupannya sebagai sesuatu yang bersifat konstan yang hampir tidak

berbeda dengan kehidupan nenek moyangnya. Pada abad sembilanbelas perasaan itu

hilang. Sebaliknya orang-orang menjadi insyaf tentang segi historis kehidupannya,

tentang kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan yang memberikan nilai baru

kepada kehidupan mereka. Pada abad sembilanbelas pengertian tentang hukum

merupakan bagian suatu pandangan baru atas hidup, yakni hidup sebagai

perkembangan manusia dan kebudayaan. Hegel menempatkan hukum dalam

keseluruhan perwujudan roh yang objektif dalam kehidupan manusia, F. Von Savigny

menentukan hukum sebagai unsur kebudayaan suatu bangsa yang berubah dalam

lintasan sejarah, dan Karl Max memandang hukum sebagai cermin situasi ekonomis

masyarakat.4

3 Ibid.4 Ibid., hal. 34.

6

Page 7: Tugas Filsafat Ilmu Pak Rudyanto.doc

5. Perbedaan Ontologis Beberapa Metodologi riset, baik yang Positivis maupun yang

Non Positivis, sebagai contoh Metodologi dalam Ground-Research

Para ahli ilmu sosial, khususnya sosiolog, berupaya menemukan teori berdasar data empiris,

bukan membangun teori secara deduktif logis. Itulah yang disebut grounded theory[1], dan

model penelitiannya disebut grounded research. Penemuan teori dari data empirik yang

diperoleh secara sistematis dalam penelitian sosial, merupakan tema utama dari metodologi

penelitian kualitatif model grounded research[2]. Grounded theory ditemukan pada tahun 1967

oleh Barney G. Glaser dan Anselm L. Strauss dengan diterbitkannya buku berjudul The

Discovery of Grounded Theory.

Pertama kali grounded research diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970-an, dengan

diselenggarakannya pelatihan penelitian ilmu sosial bagi ilmuan Indonesia di Surabaya, Ujung

Pandang, dan Banda Aceh. Pelatihan ini berlangsung selama dua semester, dengan beberapa

narasumber asing, seperti Lance castle dan Stuart A. Schegel. Awal tahun 1980-an, Lembaga

Penelitian Ilmu-ilmu Sosial (LPIIS) bekerjasama dengan FISIP UI, dan beberapa perguruan

tinggi di luar Jawa, melakukan hal yang sama. Perkembangan tersebut terus berlangsung

hingga kini, dan bukan hanya dalam kajian sosiologi, tetapi juga sudah banyak meluas dalam

penelitian bidang komunikasi, kesehatan, psikologi, dan pendidikan.

Pelaksanaan dalam grounded research bertolak belakang dengan penelitian kuantitatif pada

umumnya, yang bergerak dari level konseptual teoritik ke level empirikal. Grounded research

bergerak dari level empirikal menuju level konseptual teoritikal.

Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan tanpa membawa rancangan

konseptual, proposisi[3], dan teori tertentu. Secara provokatif, sering dikatakan agar peneliti

masuk ke lapangan dengan “kepala kosong”[4], tanpa membawa apapun yang sifatnya apriori,

apakah itu konsep, proposisi, ataupun teori. Hal ini disebabkan, dengan membawa konsep,

proposisi, teori yang bersifat apriori, dikhawatirkan terjebak pada kecenderungan studi verifikatif

yang memaksakan level empirikal menyesuaikan diri dengan level konseptual teoritikal.

Berdasarkan keadaan “kepala kosong” inilah, diharapkan peneliti dapat sepenuhnya terpancing

kepada kenyataan berdasarkan data lapangan itu sendiri, baik dalam mendeskripsikan apa

yang terjadi, maupun menjelaskan kemengapaannya. Dengan demikian, apa yang ditemukan

berupa konsep, proposisi, dan teori, benar-benar berdasarkan data yang dikembangkan secara

induktif.

7

Page 8: Tugas Filsafat Ilmu Pak Rudyanto.doc

Tekait proses tersebut, terdapat tiga unsur dasar yang perlu dipahami dan tidak bisa saling

dipisahkan, yaitu konsep, kategori, dan proposisi[5]. Konsep diperoleh melalui konseptualisasi

data. Peristiwa atau kejadian diperhatikan dan dianalisis sebagai indikator potensial dari

fenomena yang kemudian diberikan nama/lebel secara konseptual. Berikutnya, dibandingkan

dengan kejadian yang lain, apabila terdapat keserupaan, maka diberikan nama dengan istilah

yang sama. Begitupula berlaku dengan peristiwa yang berbeda.

Unsur kedua adalah kategori. Kategori adalah kumpulan yang lebih tinggi dan abstrak dari

konsep. Kategori diperoleh melalui proses analisis yang sama dengan cara membuat

perbandingan dengan melihat persamaan dan perbedaan. Kategori merupakan landasan dasar

penyusunan teori. Unsur ketiga adalah proposisi. Proposisi menunjukkan adanya hubungan

konseptual, yakni suatu pernyataan berdasarkan hubungan berbagai konsep yang mengandung

deskripsi sistem pemahaman tertentu yang relevan dengan kondisi di lapangan. Pembentukkan

dan pengembangan konsep-konsep, kategori, dan proposisi merupakan suatu keharusan dalam

proses penyusunan teori, atau melalui proses interaktif.

Ada lima tahap dalam menghasilkan teori pada grounded research, yakni (1) disain penelitian,

(2) pengumpulan data, (3) display data, (4) analisi data, dan (5) membandingkan dengan

literatur[6]. Dari lima tahap ini, sembilan langkah perlu dilakukan, yakni (1) peninjauan ulang

literatur teknis, (2) pemilihan kasus, (3) pembuatan panduan pengumpulan data yang akurat, (4)

terjun ke lapangan, (5) penyusunan data, (6) analisis data yang berhubungan dengan kasus

awal, (7) percontohan teoritik, (8) penyelesaian penelitian, dan (9) perbandingan teori yang

muncul dengan literatur yang sudah ada.

Grounded research memang tidak terlalu mudah dilakukan terutama oleh peneliti pemula,

sebab memiliki model analisis data yang terus-menerus, selama data di lapangan masih tetap

dikumpulkan. Proses open coding merupakan bagian dari analisis data, dimana peneliti

melakukan identifikasi, penamaan, kategorisasi dan penguraian gejala yang ditemukan dalam

teks hasil dari wawancara, observasi, dan catatan harian peneliti itu sendiri. Berikutnya adalah

axial coding. Tahap ini, adalah menghubungkan berbagai kategori penelitian dalam bentuk

susunan property (sifat-sifat) yang dilakukan dengan menghubungkan kode-kode, dan

merupakan kombinasi cara berfikir induktif dan deduktif.

Tahap selanjutnya adalah, selective coding, yakni memilih kategorisasi inti, dan

menghubungkan kategori-kategori lain pada kategori inti. Selama proses coding ini, diadakan

aktivitas penulisan memo teoritik. Memo bukan sekedar gagasan kaku, namun terus berubah

dan berkembang atau direvisi sepanjang proses penelitian berlangsung. Itulah inti penemuan

8

Page 9: Tugas Filsafat Ilmu Pak Rudyanto.doc

grounded theory yang digagas sejak tahun 1967.

Teori yang merupakan hasil dari kajian data, yang merumuskan keterkaitan fenomena yang

dapat menjelaskan kondisi yang relevan di lapangan, dilakukan pengulangan sejak pada proses

pengumpulan data sampai menghasilkan proposisi, hingga merasa jenuh (data baru tidak

ditemukan). Dengan kata lain, adalah mengkonfirmasi, memperluas, dan mempertajam

kerangka kerja teoritik, serta mengakhiri proses penelitian bilamana, peningkatan atau

penambahan yang diperoleh tidak berarti.

Kualitas grounded theory sangat ditentukan oleh langkah-langkah yang dilakukan secara baik,

benar, dan disiplin. Proses yang benar akan menjamin ditemukannya teori yang benar pula.

Dengan demikian, ada semacam koherensi antara input, proses, dan output. Disamping itu,

seperti pada penelitian lainnya, pengujian ditentukan oleh validitas, reliabilitas, dan kredibilitas

dari data, juga ditentukan oleh proses penelitian dimana teori dihasilkan, serta data empirisnya

sebagai bagian integral dari penemuan atau teori yang dihasilkan. Perbedaan dengan teori

tersebut, adalah teori rasionalistik, ilmu tersebut berasal dari pemahaman intelektual yang

dibangun atas argumentasi logis, bukan dibangun atas pengalaman empiris.

7. Sejak tahun 1970an sekelompok pemikir, seniman, arsitek, budayawan, filsuf dan

ilmuwan mewacanakan pemikiran baru yang kemudian dikenal sebagai Postmodernisme.

Pergerakan Postmodern kemudian mewarnai kehidupan di berbagai belahan dunia ini.

Relevansi dengan keadaan mutakhir di Indonesia.

Pada dasarnya, postmodern muncul sebagai reaksi terhadap fakta tidak pernah tercapainya

impian yang dicita-citakan dalam era modern. Era modern yang berkembang antara abad

kelima belas sampai dengan delapan belas –dan mencapai puncaknya pada abad sembilan

belas dan dua puluh awal— memiliki cita-cita yang tersimpul dalam lima kata, yaitu: reason,

nature, happiness, progress dan liberty. Semangat ini harus diakui telah menghasilkan

kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan dalam waktu yang relatif singkat.

Nampaknya, mimpi untuk memiliki dunia yang lebih baik dengan modal pengetahuan berhasil

terwujud. Namun, tidak lama, sampai kemudian ditemukan juga begitu banyak dampak negatif

dari ilmu pengetahuan bagi dunia. Teknologi mutakhir ternyata sangat membahayakan dalam

peperangan dan efek samping kimiawi justru merusak lingkungan hidup. Dengan demikian,

mimpi orang-orang modernis ini tidaklah berjalan sesuai harapan.5

5 Dari modernisme ke postmodernisme, 17 April 2009, Online, Internet, WWW: http: /willyem.wordpress.com/2008/11/16/dari-modernisme-ke-postmodernisme/.

9

Page 10: Tugas Filsafat Ilmu Pak Rudyanto.doc

Rasionalitas modern gagal menjawab kebutuhan manusia secara utuh. Ilmu pengetahuan

terbukti tidak dapat menyelesaikan semua masalah manusia. Teknologi juga tidak memberikan

waktu senggang bagi manusia untuk beristirahat dan menikmati hidup. Di masa lampau, ketika

hanya ada alat-alat tradisional yang kurang efektif, semua orang mengharapkan teknologi

canggih akan memperingan tugas manusia sehingga seseorang dapat menikmati waktu

senggang. Saat ini, teknologi telah berhasil menciptakan alat-alat yang memudahkan kerja

manusia. Seharusnya, semua orang lebih senggang dibanding dulu, tetapi kenyataannya, justru

semua orang lebih sibuk dibanding dulu. Teknologi instan yang ada saat ini justru menuntut

pribadi-pribadi untuk lebih bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari efektifitas

yang diciptakan.6

Berangkat dari perbedaan mimpi dan kenyataan modernism inilah postmodern muncul dan

berkembang. Modernisme sesungguhnya sudah mendapat serangan dan kritik sejak Friederich

Nietzsche (1844-1900), namun serangan tersebut belum benar-benar diperhatikan sebelum

tahun 1970-an. Gerakan untuk menyingkirkan modernisme secara langsung datang melalui

kehadiran dekonstruksi sebagai sebuah teori sastra yang mempengaruhi aliran baru dalam

filsafat. Dekonstruksi merupakan sebuah gebrakan awal untuk menentang teori strukturalis

dalam sastra yang mengatakan bahwa semua masyarakat dan kebudayaan mempunyai

struktur yang sama sehingga teks (hasil sastra) dapat dibaca dan dimengerti secara universal.

Dekonstruksi, dalam hal ini, menganggap bahwa tidaklah benar demikian. Makna tidaklah

terdapat dalam teks, tetapi pemaknaan muncul dari masing-masing pribadi yang membaca

teks. Secara tidak langsung, hal ini seakan menyatakan bahwa seorang penulis tidak dapat

menuntut haknya atas pemaknaan teks yang ditulisnya, semua orang boleh membaca teks

tersebut dan memaknainya sesuai dengan penafsiran masing-masing.7

Dari teori sastra dekonstruksi, filsafat postmodern menerapkannya kepada realitas. Pemaknaan

sebuah realitas sah-sah saja dinilai berbeda oleh masing-masing orang. Tidak ada standar

tertentu untuk memaknai atau memahami suatu hal tertentu. Makna tidak lagi bernilai obyektif –

dalam artian diterima secara universal. Pemaknaan menjadi subyektif; dan pemaknaan

subyektif menjadi kebenaran bagi pribadi bersangkutan. Karena itu, postmodernisme tidak

mengakui adanya satu kebenaran dan modernisme dianggap sebagai suatu kebodohan. Tidak

ada makna tunggal dalam dunia, tidak ada titik pusat dari realitas secara keseluruhan.8

6 Ibid.7 Ibid.

8 Ibid.10

Page 11: Tugas Filsafat Ilmu Pak Rudyanto.doc

Dalam dunia postmodern, manusia tidak lagi percaya bahwa pengetahuan itu baik. Untuk

menghindari mitos Pencerahan, postmodernisme menggantikan optimisme dengan pesimisme.

Harapan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik di masa depan pun dianggap kebohongan.

Tidak heran jika banyak dikatakan bahwa era postmodern dimulai setelah proyek rumah Pruitt-

Igoe di St. Louis yang menjadi lambang arsitektur modern diledakkan dengan sengaja oleh para

penghuninya. Bangunan yang berusaha menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi para

penghuni ‘rumah-susun’ itu dianggap tidak dapat menjawab kebutuhan penghuninya secara

utuh. Charles Jencks –seorang arsitektur postmodernis— mengatakan bahwa peristiwa

peledakan Pruitt-Igoe ini menandai kematian modernisme dan kelahiran postmodernisme.9

Walaupun ada cukup banyak pengaruh baru yang dimunculkan oleh postmodern dalam

berbagai aspek kehidupan, sangat penting diperhatikan bahwa gerakan baru ini bukanlah anti

terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh era modern. Yang menjadi titik perlawanan postmodern

terhadap modernsime adalah cara pandang (worldview) dan filsafat modernis yang dianggap

gagal. Yang dilakukan kaum postmodernis pada intinya adalah pembongkaran cara pandang

dan asumsi-asumsi dasar dibalik segala cita-cita modern –yang dilihatnya sebagai akar

permasalahan timbulnya berbagai bencana. Karena itu, tidaklah salah jika dikatakan bahwa

postmodern lebih menunjuk pada suasana intelektual dan ekspresi kebudayaan yang

mendominasi masyarakat kini. Semua budaya yang terdapat dimuka bumi ini memiliki cerita

dan makna masing-masing. Demikian juga halnya dengan agama, semua punya kebenaran

tersendiri. Tidak ada agama yang salah dan agama yang benar, namun semua agama memiliki

dan membawa kebenarannya.

Demikian jugalah pula dengan sistem politik yang akan dianut oleh setiap negara. Demokrasi

yang dianut oleh Amerika serikat mempunyai kebenaran, tetapi sistem kerajaan yang dianut

oleh Inggris juga mempunyai kebenarannya sendiri. Begitu juga dengan sistem politik di Negara

atau daerah lain (politik local / identitas misalnya) mempunyai kebenaran tersendiri lagi.

Untuk mengatasi semua perbedaan dan banyaknya kebenaran yang ada tersebut. maka

postmodernisme menawarkan satu prinsip baru, yaitu Paralogi. Bahwa semua biasa hidup

dalam keberagaman, yang dibingkai dalam prinsip Multikulturalisme, atau jika kita melihat

Negara Indonesia misalnya, ada istilah Bhineka Tungggal Ika (walaupun berbeda-beda, tetapi

tetap satu jua).

9 Ibid.

11

Page 12: Tugas Filsafat Ilmu Pak Rudyanto.doc

Di Negara Kesatuan Republik Indonesia,untuk mengatasi semua perbedaan dan banyaknya

kebenaran yang ada di dalam Negara mencakup budaya, agama, social dan politik, maka

pemikiran postmodernisme yaitu Paralogi, sangat mendekati kenyataan untuk pendekatan

kajian permasalahan perbedaan majemuk seperti tersebut di atas, dalam hal ini kebiasan dalam

kehidupan berbudaya dan beragama, yang dibingkai dalam prinsip Multikulturalisme, atau

dibungkus dalam semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika

(walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua); semboyan ini, tetap mutakhir sampai saat kini

sebagai prinsip pemikiran postmoderenisme sebagai bangsa dan Negara, dalam upaya

menjaga keutuhan, persatuan dan pembangunan menuju suatu kondisi sejahtera bagi seluruh

warga Negara Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 13: Tugas Filsafat Ilmu Pak Rudyanto.doc

Rudyanto Soesilo. Filsafat Ilmu. Bahan Kuliah Program Pascasarjana Program Studi Magister

Hukum Kesehatan. Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang, 2011.

http://www.rahmat blog.com. Kapitalisme. 11 Juni 2010.

http://www.kompas.com. Kasus Ponari, Potret Buruk Layanan Kesehatan. 19 januari 2012.

http://www.ilmusosialdan budayadasar.blog.com. Kasus Ponari Cerminan Gangguan

Rasionalitas Masyarakat. 24 Januari 2012.

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Cetakan Kelima, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal 267. 2000.

Theo Huijbers, Filsafat Hukum, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Kanisius, hal 33. 1990.

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial

lainnya, Jakarta: Kencana. 2007.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: Rosdakarya. 2005

Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi IV, Yogyakarta: Rake Sarasin.

2002.

Salim, Agus, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: Buku Sumber Untuk Penelitian Kualitatif,

Yogyakarta: Tiara Wacana. 2006.

http://www.willyem.wordpress.com. Dari Modernisme ke Postmodernisme, 17 April 2009,

13