tugas farmakologi

27
TUGAS KELOMPOK Makalah Farmakologi “Anti Anemia” DISUSUN OLEH : KELOMPOK I Akifa Syahrir (70300111004) Firda Reski Amalia (70300111022) Irmayanti(70300111035) Khumaerah(70300111041) Harianti Anwar(70300111029) Ardilla(70300111010) JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Upload: chyfa-ainur-al-qifthy

Post on 13-Aug-2015

358 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas farmakologi

TUGAS KELOMPOK

Makalah Farmakologi

“Anti Anemia”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

Akifa Syahrir (70300111004)

Firda Reski Amalia (70300111022)

Irmayanti(70300111035)

Khumaerah(70300111041)

Harianti Anwar(70300111029)

Ardilla(70300111010)

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2012

Page 2: tugas farmakologi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan taufik-Nya, sehingga tugas Makalah yang berjudul

“Anti Anemia” ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Dalam menyusun makalah ini, penulis mendapat banyak rintangan dan hambatan.

Tetapi berkat kerja keras, ketekunan dan dukungan dari berbagai pihak, maka semua

halangan dan rintangan tersebut bisa diatasi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini

tiada lain disebabkan karena kurangnya pengetahuan, referensi dan waktu yang tersedia

bagi penulis. Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati sangat diharapkan

konstribusinya baik berupa saran-saran maupun kritikan yang sifatnya membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT, semoga segala bantuan yang

diberikan dalam penyelesaian Karya Ilmiah ini mendapat imbalan yang setimpal darinya.

Amin ya rabbal alamin.

Makassar, 2012

Penulis

Page 3: tugas farmakologi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

b. Rumusan Masalah

c. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

a. Defenisi Anemia

b. Etiologi

c. Diagnosis (Gejala atau tanda-tanda

d. Klasifikasi Anemia

e. Gambaran Klinis Penyakit Anemia

f. Macam-macam obat Anti Anemia

g. Penatalaksanaan

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan

b. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: tugas farmakologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hematinika atau obat-obat pembentuk darah adalah obat-obat yang khusus

digunakan untuk menstimulir atau memperbaiki proses pembentukan sel-sel darah

merah. Sel-sel darah merah atau eritrosit-eritrosit ini dibentuk dalam sumsum tualng

yang pipih, untuk itu juga dibutuhkan beberapa zat tertentu seperti besi, vitamin B12

dan asam folat.

Besi adalah mutlak untuk pembentukan warna sel-sel darah merah

(haemopoese), sedangkan vitamin B12 dan asam folat mutlak untuk pembentukan

sel-sel darah merah (erythropoese).

Zat-zat ini diserap dari makanan, ditimbun dalam hati, kemudian disalurkan ke

sumsum tulang menurut kebutuhan tubuh. Gangguan-gangguan dalam proses ini

maupun kekurangan dari salah satu factor dapat menimbulkan keadaan kekurangan

darah atau suatu gejala yang lazim disebut anemia.

Anemia atau penyakit kurang darah adalah suatu keadaan kronis yang dapat

didifinisikan sebagai suatu keadaan dimana kwantitas darah tidak normal; kwantitas

tergantung pada kadar hemoglobin (zat warna merah) dan jumlah sel-sel darah

merah.

Kebutuhan tubuh untuk unsur besi sehari (RDA) adalah 8,7 mg pada pria dan

14,8 mg pada wanita. Defisiensi besi adalah suatu gejala umum di seluruh dunia dan

terutama menghinggapi kaum wanita pada usia subur. Defisiensi dapat di timbulkan

antara lain oleh peradangan lambung-usus atau memburuknya reabsorbsi akibat diare

atau pembedahan lambung. Kekurangan ini awalnya ditampung oleh peningkatan

resopsi besi dari pangan lalu persendian firritin dalam hati dan sumsum tulang. Bila

depotnya habis barulah di gunakan besi plasma sehingga kadar hemoglobin darah

pun menurun dan menimbulkan anemia.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana defenisi dari penyakit anemia?

2. Bagaimana etiologi penyakit anemia?

3. Apa saja yang termasuk diagnosis dari penyakit anemia?

Page 5: tugas farmakologi

4. Bagaimana klasifikasi anemia?

5. Bagaimana gambaran klinis dari penyakit anemia?

6. Bagaimana macam-macam obat anti anemia?

7. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit anemia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mendeksripsikan defenisi dari penyakit anemia.

2. Untuk mengetahui etiologi penyakit anemia.

3. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk diagnosis dari penyakit anemia.

4. Untuk mengetahui klasifikasi anemia.

5. Untuk mengetahui gambaran klinis dari penyakit anemia.

6. Untuk mengetahui macam-macam obat anti anemia.

7. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari penyakit anemia.

Page 6: tugas farmakologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Anemia

Anemia dapat diklasifikasikan menurut beberapa kriteria, namun yang paling

praktis adalah pengelompokan berdasarkan cara terjadinya yaitu Anemia pasca

pendarahan, anemia hemolitik, anemia defisiensi, anemia aplastik dan anemia karena

keganasan.

Anemia didefenisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin plasma yang

kurang dari normal. Keadaan tersebut dapat menggambarkan penurunan jumlah sel

darah merah dalam sirkulasi atau kandungan hemoglobin total rendah secara

abnormal. Penyebab anemia banyak. Sebelum pengobanan, penyebab perlu

ditentukan1.

Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel

darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah

merah berada di bawah normal.

Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka

mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah

hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen

dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .

Hematinika atau obat-obat pembentuk darah yaitu obat-obat yang khusus

digunakan untuk merangsang atau memperbaiki proses pembentukan sel darah

merah (erythropoesis). Sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang yang pipih.

Untuk itu dibutuhkan zat besi, vitamin B12 dan asam folat.

Zat besi untuk membentuk hemoglobin, vitamin B12 dan asam folat untuk

membentuk sel darah merah. Zat tersebut diperoleh dari makanan dan ditimbun

dalam jaringan, terutama hati dan sumsum tulang. Vitamin B12 dapat disintesa dalam

usus besar dalam bakteri tetapi tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sebab

vitamin ini terikat dengan protein dan penyerapannya berlangsung dalam ileum.

Anemia dapat disebabkan karena :

1 Kustantinah, Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Jakarta, Katalog dalam terbitan Dep.Kesehatan RI,2008,hal.14

Page 7: tugas farmakologi

1. Perdarahan

2. Pemusnahan abnormal dari sel-sel darah merah

3. Pembentukan hemoglobin dan sel-sel darah merah yang tidak mencukupi, sebagai

akibat dari defisiensi beberapa factor esensiil tertentu dalam makanan.

B. Etiologi

Produksi darah yang tidak cukup (karena difisiensi atau kegagalan sumsung tulang),

kehilangan darah yang berlebihan, perusakan darah yang berlebihan atau gabungan

dari faktor tersebut. Adapun etiologi dari penyakit anemia yaitu2:

1. Karena cacat sel darah merah (SDM)

Sel darah merah mempunyai komponen penyusun yang

banyak sekali. Tiap-tiap komponen ini bila mengalami cacat

atau kelainan, akan menimbulkan masalah bagi SDM sendiri,

sehingga sel ini tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan

dengan cepat mengalami penuaan dan segera dihancurkan.

Pada umumnya cacat yang dialami SDM menyangkut senyawa-

senyawa protein yang menyusunnya. Oleh karena kelainan ini

menyangkut protein, sedangkan sintesis protein dikendalikan

oleh gen di DNA.

2. Karena kekurangan zat gizi

Anemia jenis ini merupakan salah satu anemia yang

disebabkan oleh faktor luar tubuh, yaitu kekurangan salah

satu zat gizi. Anemia karena kelainan dalam SDM disebabkan

oleh faktor konstitutif yang menyusun sel tersebut. Anemia

jenis ini tidak dapat diobati, yang dapat dilakukan adalah

hanya memperpanjang usia SDM sehingga mendekati umur

yang seharusnya, mengurangi beratnya gejala atau bahkan

hanya mengurangi penyulit yang terjadi.

3. Karena pendarahan

Kehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan

menyebabkan kurangnya jumlah SDM dalam darah, sehingga

terjadi anemia. Anemia karena perdarahan besar dan dalam

2 Anggi Blog, Anemia dan Anti Anemia, Web Google, 2010

Page 8: tugas farmakologi

waktu singkat ini secara nisbi jarang terjadi. Keadaan ini

biasanya terjadi karena kecelakaan dan bahaya yang

diakibatkannya langsung disadari. Akibatnya, segala usaha

akan dilakukan untuk mencegah perdarahan dan kalau

mungkin mengembalikan jumlah darah ke keadaan semula,

misalnya dengan tranfusi.

4. Karena autoimun

Dalam keadaan tertentu, sistem imun tubuh dapat mengenali

dan menghancurkan bagian-bagian tubuh yang biasanya tidak

dihancurkan. Keadaan ini sebanarnya tidak seharusnya terjadi

dalam jumlah besar. Bila hal tersebut terjadi terhadap SDM,

umur SDM akan memendek karena dengan cepat dihancurkan

oleh sistem imun.

C. Diagnosis (Gejala atau tanda-tanda)

Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah3:

1. Kelelahan, lemah, pucat, dan kurang bergairah.

2. Tidak mampu berkonsentrasi, dan rentan terhadap infeksi.

3. Pada anemia yang kronis menunjukkan bentuk kuku seperti

sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah lunak

dan sulit menelan.

Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman

serta distribusi kapiler mempengaruhi warna kulit, maka warna

kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat diandalkanWarna

kuku, telapak tangan, dan membran mukosa mulut serta

konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna menilai kepucatan

Takikardia dan bising jantung (suara yang disebabkan oleh

kecepatan aliran darah yang meningkat) menggambarkan beban

kerja dan curah jantung yang meningkat. Angina (sakit dada),

khususnya pada penderita yang tua dengan stenosis koroner,

dapat diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada anemia berat,

dapat menimbulkan payah jantung kongesif sebab otot jantung

3 Ibid

Page 9: tugas farmakologi

yang kekurangan oksigen tidak dapat menyesuaikan diri dengan

beban kerja jantung yang meningkat.

Dispnea (kesulitan bernafas), nafas pendek, dan cepat lelah waktu

melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya

pengiriman O2. Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinnitus

(telinga berdengung) dapat menggambarkan berkurangnya

oksigenasi pada susunan saraf pusat. Pada anemia yang berat

dapat juga timbul gejala saluran cerna yang umumnya

berhubungan dengan keadaan defisiensi. Gejala-gejala ini adalah

anoreksia, nausea, konstipasi atau diare dan stomatitis (sariawan

lidah dan mulut).

D. Klasifikasi Anemia

Kekurangan darah atau anemia adalah suatu keadaan kronis dimana kadar

hemoglobin dan / atau jumlah eritrosit berkurang. Seseorang dianggap menderita

anemia bila kadar Hb < 8 mmol/l pada pria atau <7mmol/l pada wanita. Hemoglobin

melakukan fungsi utama dari sel darah merah dengan mengangkut oksigen ke

jaringan dan mengembalikan karbondioksida (CO2) dari jaringan ke paru-paru.

Tergantung dari penyebabnya, dapat di bedakan menjadi 2 tipe anemia yaitu4:

a. Anemia ferriprive (anemia sekunder)

Penyebab paling umum dari anemia adalah kekurangan besi (Lat. Prive=

kekurangan) untuk sintesa hemoglobin. Cirinya adalah kadar hemoglobin per

eritrosit di bawah normal (hipokrom) dengan eritrosit yang abnormal

kecilnya (mikrositer) dan MCV rendah. MCV atau Mean Corpuscular

Volume merupakan salah satu karakteristik dari sel darah merah. Anemia ini

biasanya di sebabkan oleh:

1. Pendarahan mukosa lambung, misalnya di sebabkan oleh cacing

tambang, obat tertentu (aspirin) atau juga karena tukak lambung.

Terdapatnya darah dalam feces juga dapat di sebabkan oleh wasir atau

lebih serius lagi laki-laki kanker usus besar bagian bawah.

4 Drs. Tan Hoan Tjay dan Drs. Kirana Rahardja, Obat-obat penting khasiat, penggunaan dan efek-efek sampingnya. Jakarta, Gramedia,2002,hal.586

Page 10: tugas farmakologi

2. Menigkatnya kebutuhan tubuh, seperti pada pubertasdan pada wanita

selama haid, hamil, dan nifas.

3. Kualitas makanan yang tidak memadai.

4. Penyakit kronis antara lain penyakit halassaenia (yun.thalassa= laut)

suatu anemia yang semula timbul pada penduduk pantai laut tengah

tetapi sekarang di ketahui juga terdapat di seluruh dunia.

Gejalanya berupa muka dan kuku pucat, rasa letih dan lesu, jari kaki,

tangan dingin, palpitadsi, adakalanya juga nyeri lidah, kelainan kuku, dan

kulit keriput (atrofia). Semua ini berkaitan dengan kekurangan enzim

besi yang perlu bagi pembaharuan sel-sel epitel. Defisiensi besi juga

mempengaruhi perilaku dan daya belajar anak-anak.

b. Anemia megaloblaster (anemia primer)

Anemia ini disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 atau asam folat dan

bercirikan sel-sel darah abnormal dan besar (makrositer) dengan kadar Hb

per- eritrosit yang normal atau lebih tinggi (hiperkrom) dan MCV yang

tinggi. Kekurangan vitamin tersebut dapat di sebabkan gangguan pesorpsinya

seperti ada penyakit tertentu. Yakni coeliakia (diare akibat hipersentifitas

terhadap gluten) dabn steatorea (diare lemak akibat sariawan). Penangannya

dilakukan dengan pemberian vitamin B12 atau asam folat tergantug dari

penyababnya.

c. Anemia lainnya

Dikenal beberapa bentuk anemia serius yang tidak ada hubungannya dengan

kekurangan besi atau vitamin yaitu:

1. Anemia aplastis, yaitu eritrosit atau unsur darah lainnya yang tidak

terbentuk lagi. Dapat juga disebut dengan jenis primer atau congenital

yang di sebabkan oleh keturunan dan jarang terjadi. Jenis sekunder di

timbulkan oleh perusakan langsung sumsum tulang sebagai efek samping

obat. Terkenal buruk dalam kasus ini adalah kloramfemikol.

2. Anemia hemolitis yaitu eritrosik rusak Hb dilarutkan dalam serum dan di

eksresikan lewat kemih, antara lain pada malaria tropica.

E. Gambaran Klinis Penyakit Anemia

Anemia akibat kehilangan darah yang mendadak dan banyak akan memacu

homeostasis kompensasi tubuh. Kehilangan darah akut sebanyak 12-15% akan

Page 11: tugas farmakologi

memberi gejala pucat, takikardia dengan tekanan darah normal atau rendah.

Kehilangan 15-20% menyebabkan tekanan darah mulai turun sampai syok, dan

kehilangan 20% dapat berakibat kematian.

Anemia defisiensi ditandai dengan lemas, sering berdebar, lekas lelah dan sakit

kepala. Papil lidah tampak atrofi. Jantung kadar membesar dan terdengar murmur

sistolik. Di darah tepi tampak gambaran anemia hipokrom dan mikrositer, sementara

kandungan besi serum rendah.

Defisiensi vitamin B12 maupun asam folat menyebabkan anemia megaloblastik

yang mungkin di sertai dengan gejala neurologi.

F. Macam-macam obat Anti Anemia

No. Nama Generik Nama Dagang Sediaan Produsen

1 Ferrosi sulfas +

Asam Folat

Ferolat Tiap tablet :

Fe.Sulfat eksikatus 200

mg, asam folat 0,25 mg

Indofarma

2 Cyanokobalamin Vitamin B-12 50mg / tablet

500 lg / 5ml ampul

1000 lg / ml vial

IPI

Kimia Farma

Soho

3 Fe Fumarat + Vit C

+ Vit. B, dll

Ferofort

Hemafort

Per Kapsul :

Ferro Fumarate + Vit.C +

Folic Acid + Vit.B1 +

Vit.B2 + Vit.B6 +

Vit.B12 + Niacinamide +

Ca Panthothenat + Lysin

+ Dioctyl Na

Sulfasuccinate

Per tablet salut gula :

Ferro Fumarate + Vit.C +

Folic Acid + Vit.B12 +

Mn Sulfate + CuSO4 +

Sorbitol + Intrinsik

Factor

Kalbe Farma

Phapros

Page 12: tugas farmakologi

No. Nama Generik Nama Dagang Sediaan Produsen

4 Fe Sulfat + Asam

Folat + Vit C +     

Vit. B

Iberet - 500

Vitral

Per Tablet Salu Selaput :

Fe-Sulfat + Vit.B1 +

Vit.B2 + Vit.B6 +

Vit.B12 + Na Ascorbate

+ Niacinamide + Ca

Pantho - thenat

Fe-Sulfat + Vit.A

+Vit.B1 + Vit.B2 +

Vit.B6 + Vit.B12 + Vit.C

+ Vit.D2 + Vit.E +

Vit.K3 + Nicotin -amide

+ Ca Panthothenat +

Folic Acid + Inositol +

Cholin + Dicalcium Phos

-phate + Mg + Cu + F + I

+ Mn + Mo + Se + Zn

Abbot

Darya-Varia

5 Fe Gluconat + As.

Folat + Vit. C +

Nicotinamida 

+               Vit. B-

1, B-2, B-5, B-12 

Livron B-Plex Per Tablet Salut Gula :

Fe-Gluconate + CuSO4 

+ Vit.C + Folic Acid +

Ca Panthothenat + 

Vit.B1 + Vit.B2 + Vit.B6

+ Vit.B12 +

Nicotinamide + Dried

Liver

Phapros

6 Fe Gluconat + Vit

C + Asam Folat

Sangobion Per Kapsul :

Fe-Gluconate + CuSO4 +

Mn Sulfate + Vit.C +

Folic Acid + Vit.B12 +

Sorbitol

Merck

Page 13: tugas farmakologi

Adakalanya pula seorang yang menderita penyakit anemia memerluka Kebutuhan

Vitamin B12 dan kebutuhan bagi orang sehat kira-kira 1 mcg sehari yaitu sesuai dengan

jumlah yang diekskresi oleh tubuh. Setiap hari tubuh akan mengeluarkan 3-7 mcg sehari

ke dalam saluran empedu; sebagian besar akan direabsorpsi melalui usus dan hanya 1

mcg yang tidak direabsorpsi5.

1. Sumber alami.

Sumber asli satu-satunya untuk vitamin B12 adalah mikroorganisme. Bakteri

dalam kolon manusia juga menghasilkan vitamin B12, tetapi ini tidak berguna

untuk memenuhi kebutuhan manusia sebab absorpsi vitamin B12 terutama

berlangsung dalam ileum. Selain itu vitamin B12 dalam kolon terikat pada protein.

Berbeda dengan manusia, usus halus hewan mengandung mikroorganisme

yang menyababkan hewan dapat memperoleh vitamin B12 dari flora ususnya

sendiri.

Jadi sumber untuk memenuhi kebutuhan manusia adalah makanan hewani,

sebab tumbuh-tumbuhan tidak mengandung vitamin B12 misalnya jeroan (hati,

ginjal, jantung) dan kerang. Kuning telur, susu kering bebas lemak dan makanan

yang berasal dari laut (ikan sarden, kepiting) mengandung vitamin B12 dalam

jumlah sedang.

a. Absorpsi.

Diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian IM dan SK, kadar puncak

dicapai 1 jam setelah pemberian IM.

Hidroksikobalamin dan koenzim B12 lebih lambat diabsorpsi, karena

ikatannya lebih kuat dengan protein. Absorpsi per oral berlangsung lambat di

ileum; kadar puncak dicapai 8 – 12 jam setelah pemberian 3 mcg.

b. Transport.

Hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat protein plasma; sebagian

besar terikat pada b-globulin (transkobalamin II), sisanya terikat pada a-

glikoprotein (transkobalamin I) dan inter-a-glikoprotein (transkobalamin III).

Vitamin B12 yang terikat pada transkobalamin II akan diangkut ke berbagai

5 Ilmu Keperawatan Blog, Obat Hematologik, Web Google, 2011

Page 14: tugas farmakologi

jaringan, terutama hati yang merupakan gudang utama penyimpanan vitamin

B12 (50 – 90 %). Kadar normal vitamin B12 dalam plasma adalah 200-900

pg/ml dengan simpanan sebanyak 1-10 mg dalam hepar.

c. Ekskresi.

Sianokabalamin dan hidroksikobalamin didalam hati akan diubah

menjadi koenzim B12.Ekskresi melalui saluran empedu dan hanya melalui urin

dalam bentuk yang tidak terikat protein. Bila kapasitas ikatan protein dari hati,

jaringan dan darah telah jenuh, vitamin B12 bebas akan dikeluarkan melalaui

urin, sehingga tidak ada gunanya memberikan vitamin B12 dalam jumlah yang

terlalu besar. Vitamin B12 dapat menembus sawar uri dan masuk ke dalam

sirkulasi bayi.

d. Sediaan dan dosis.

Pada penderita anemia pernisiosa yang berat, selain gejala anemia

mungkin terdapat trombositopenia dan leukopenia yang berat, kerusakan

neurologik yang menyolok, kerusakan hati berat atau komplikasi bentuk lain.

Sebaiknya disuntik 100 mcg sianokobalamin dan asam folat 15 mg secara IM,

selanjutnya 100 mcg sianokobalamin IM dan 1-2 mg asam folat per oral

diberikan selama 1-2 minggu. Tindkan ini dilakukan untuk menghindari

kerusakan neurologik yang lebih berat.

Tersedia dalam bentuk sediaan peroral dan suntikan.

Terapi awal: dosis 100 mcg sehari parenteral selama 5-10 hari.

Terapi penunjang: dosis 100-200 mcg sebulan.

2. Asam folat

Asam folat (asampteroilmonoglutamat,PmGA) terdiri atas bagian-bagian

pteridin, asam para aminobenzoat dan asam glutamat. Yang memiliki arti

biologik adalah gugus PABA dan gugus asam glutamat. Asam folat bersama-

sama dengan konjugat yang mengandung lebih dari satu asam glutamat,

membentuk suatu kelompok zat yang dikenal sebagai folat. Folat terdapat

hampir disemua jenis makanan dengan kadar tertinggi dalam hati, ragi dan

Page 15: tugas farmakologi

daun hijau yang segar. Folat mudah rusak dengan pengolahan (pemasakan)

makanan.

Fungsi metabolic.

Asam folat merupakan precursor inaktif dari beberapa koenzim yang

berfungsi pada transfer unit karbon tunggal (single carbon unit).

Mula-mula asam folat direduksi oleh folat reduktase menjadi THFA (asam

tetrahidrofolat); THFA bertindak sebagai akseptor yang memindahkan unit

karbon tunggal kepada zat-zat yang memerlukan.

Beberapa reaksi penting yang memerlukan unit karbon tunggal adalah:

1.      Sintesis purin melalui pembentukan asam inosinat

2.      Sintesis nukleotida pirimidin melalui metilasi asam deoksiuridilat

menjadi asam timidilat

3.      Interkonversi beberapa asam amino misalnya antara serin dengan glisin,

histidin dengan asam glutamat, homositein dengan metionin (yang

terakhir ini memerlukan pula vitamin B12).

Kebutuhan Folat.

Kebutuhan tubuh akan folat rata-rata 50 mcg sehari dalam bentuk PmGA,

tetapi jumlah ini dipengaruhi oleh kecepatan metabolisme, jadi peningkatan

metabolisme akibat penyakit anemia hemolitik dan adanya tumor ganas akan

meningkatkan kebutuhan folat.

Defisiensi Folat.

Sering merupakan komplikasi dari :

1)      gangguan di usus kecil

2)      alkoholisme yang menyebabkan asupan makanan buruk

3)      efek toksik alcohol pada sel hepar

4)      anemia hemolitik.

Page 16: tugas farmakologi

Obat-obat yang dapat menghambat enzim dihidrofolat reduktase

(misalnya metotreksat, trimetropim) dan yang mengadakan interaksi pada

absorpsi dan penyimpanan folat (misalnya beberapa anti konvulsi dan

kontrasepsi oral) dapat menurunkan kadar folat dalam plasma dan

menimbulkan anemia megaloblastik

Defisiensi folat akan memperlihatkan gangguan pertumbuhan akibat

gangguan pembentukan nukleotida purin dan pirimidin. Gangguan ini akan

menyebabkan kegagalan sintesis DNA dan hambatan mitosis sel.

Gejala klinis:

Gejala deifsiensi folat yang paling menonjol adalah hemotopoesis

megaloblastik (yang menyerupai anemia defisiensi vitamin B12), selain tiu

terjadi juga glositis, diare dan penurunan berat badan.

Farmakokinetik.

Pada pemberian oral absorpsi folat baik sekali, terutama di ½ bagian

proksimal usus halus.

Dengan dosis oral yang kecil, absorpsi memerlukan energi, sedangkan

pada kadar tinggi absorpsi dapat berlangsung secara difusi. Walaupun terdapat

gangguan pada usus halus, absorpsi folat biasanya masih mencukupi kebtuhan

terutama sebagai PmGA.

Distribusinya merata kesemua sel jaringan dan terjadi penumpukan

dalam cairan serebrospinal.

Ekskresi berlangsung melalui ginjal sebagian besar dalam bentuk

metabolitnya.

Sediaan dan dosis.

Folat tersedia sebagai asam folat dalam bentuk tablet 0,1; 0,4; 4; 5; 10

atau 20 mg dan dalam larutan injeksi asam folat 5 mg/ ml. Selain itu asam

folat terdapat dalam berbagai sediaan multivitamin atau digabung dengan

antianemia lainnya.

Page 17: tugas farmakologi

Asam folat injeksi biasanya hanya digunakan sebagai antidotum pada

intoksikasi antifolat (antikanker).

Dosis yang digunakan tergantung dari beratnya anemia dan komplikasi

yang ada. Umumnya diberikan per oral. Untuk tujuan diagnostik digunakan

dosis 0,1 mg per oral selama 10 hari.

Efek toksik pada penggunaan folat untuk manusia hingga sekarang

belum pernah dilaporkan terjadi. Sedangkan pada tikus, dosis tinggi dapat

menyebabkan pengentalan kristal asam folat dalam tubuli ginjal. Dosis 15 mg

pada manusia masih belum menimbulkan efek toksik

G. Penatalaksanaan

1. Keberhasilan pegobatan sangat tergantung pada kemampuan untuk menegakkan

diagnosis pada tingkat awal.

2. Anemia pasca pendarahan diatasi dengan transfusi darah sebanyak

10-20ml/kgBb, atau plasma expander. Bila tak ada keduanya, cairan intravena

lainyya juga dapat digunakan.

3. Dampak lambat dapat diatasi dengan transfusi packed red cell.

4. Anemia defesiensi besi diatasi dengan makanan yang memadai, sulfas ferosus

10 mg/kgBB 3 x sehari atau besi elementer 1 mg/kgBB/hari.

5. Anemia megaloblastik diobati spesifik, oleh karena itu harus dibedakan

penyebabnya, defisiensi asam folat.

Dosis vitamin B12 100 mcg/hari im, selama 5-10 hari sebagai terapi awal diikuti

dengan terapi rumat 100-200 mcg/bulan sampai dicapai remisi.

Dosis asam folat 0,5-1mg/hari secara oral selama 10 hari, dilanjutkan dengan

0,1-0,5 mg/hari.

Penggunaan vitamin B12 oral tidak ada gunanya pada anemia pernisiosa. Selain

itu sediaan oral lebih mahal.

6. Hemolisis autoimun diatasi dengan prednison 2-5 mg/kgBB/hari peroral dan

testosteron 1-2 mg/kgBB/hari i.v jangka panjang.

7. Transfusi darah hanya diberikan bila diperlukan saja.

8. Rujuk kerumah sakit6.

6 Kustantinah, Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Jakarta, Katalog dalam terbitan Dep.Kesehatan RI,2008,hal.15

Page 18: tugas farmakologi
Page 19: tugas farmakologi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Untuk mempermudah seorang perawat dalam pengaplikasian terapi

farmakologi ini hendaknya seorang perawat memahami dan mengetahui

konsep dan tata cara farmakologi pada penyakit anemia.

Untuk menambah wawasan pembaca dapat melihat reverensi yang lain.

Page 20: tugas farmakologi

DAFTAR PUSTAKA

Tjay Tan Hoah dan Rahardja Kirana. 2002, Obat-Obat Penting, Jakarta: Gramedia.

Gunawan Sulistia G. 2007, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Jakarta: Gaya Baru.

Kustantinah. 2008, Pedoman Pengobatan di Puskesmas. Jakarta: Katalog terbitan

Depkes

Web google Ndesdres. 2012, Obat Hematinika.

Bin Muhsin.2010, My Healthy Trio Herbal. Jakarta: Trio Herbal