tugas epidemiologi
TRANSCRIPT
MAKALAH
SURVEILENS EPIDEMIOLOGI
Dosen Pengampu: Nur Alvira Pascawati, SKM,M.PH
Disusun Oleh:
Nama : Stevany Edyta Candra Ningrum
NIM :11150072
Kelas : A8.2
PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan
kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Surveilens
Epidemiologi”.Dalam menyelesaikan makalah ini banyak sekali bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen kami
tercinta ibu Nur Alvira Pascawati, SKM, M.PH yang penuh kesabaran membimbing dan
menyalurkan ilmunya untuk kami semua.
Makalah ini penulis susun untuk menambah pengetahuan kami semua, walaupun ilmu
dan pengetahuan yang kami peroleh ini belum sempurna..
Dalam penulisan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyajikan yang terbaik, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dipergunakan
dengan sebaik-baiknya.
Yogyakarta, Desember 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR …………………………………………………i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………1
B. Tujuan Penulisan …………………………………………………2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Surveilans Epidemiologi ………………………....3
B. Tujuan Surveilans Epidemiologi ………………………………....3
C. Jenis-jenis Surveilans Epidemiologi ………………………....4
D. Ruang Lingkup Surveilans Epidemiologi ………………………....7
E. Prinsip Surveilans Epidemiologi …………………………………9
F. Fungsi dan Manfaat Surveilans Epidemiologi ………………...10
G. Langkah-langkahSurveilans Epidemiologi ………………...11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................15
B. Saran ........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Surveillance sudah dikenal oleh banyak orang, namun dalam aplikasinya
banyak orang menganggap bahwa surveilans identik dengan pengumpulan data dan
penyelidikan KLB, hal inilah yang menyebabkan aplikasi system surveilans di Indonesia
belum berjalan optimal, padahal system ini dibuat cukup baik untuk mengatasi masalah
kesehatan. Istilah Surveillance sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang berarti
mengamati tentang sesuatu, Istilah ini awalnya dipakai dalam bidang penyelidikan/intelligent
untuk mematamatai orang yang dicurugai, yang dapat membahayakan. Surveilans
epidemiologi adalah pengamatan yang terus menerus atas distribusi, dan kecenderungan
suatu penyakit melalui pengumpulan data yang sistematis agar dapat ditentukan
penanggulangannya yang secepat-cepatnya (Gunawan, 2000).
Surveilans sendiri mencakup masalah morbiditas, mortalitas,masalah gizi, demografi,
Peny. Menular, Peny. Tidak menular, Demografi,Pelayanan Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan beberapa factor risiko pada individu, keluarga, masyarakat
dan lingkungan sekitarnya.Demikian pula perkembangan Surveilens Epidemiologi dimulai
dengan surveilens penyakit menular, lalu meluas ke penyakit tidak menular, misalnya cacat
bawaan, kekurangan gizi dan lain-lain.Bahkan baru-baru ini, surveilens epidemiologi
digunakan untuk menilai, memonitor, mengawasi dan merencanakan program-program
kesehatan pada umumnya.
Surveilens epidemiologi pada umumnya digunakan untuk: Mengetahui dan
melengkapi gambaran epidemiologi dari suatu penyakit, untuk menentukan penyakit mana
yang diprioritaskan untuk diobati atau diberantas, untuk meramalkan terjadinya wabah, untuk
menilai dan memantau pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular, dan program-
program kesehatan lainnya seperti program mengatasi kecelakaan, program kesehatan gigi,
program gizi, dll, untuk mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan.
Jadi surveilans epidemiologi bukan hanya sekedar pengumpulan data dan
penyelidikan KLB saja tetapi kegunaan dari surveilans epidemiologi lebih dari itu misalnya
1
untuk mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan,untuk meramalkan terjadinya wabah
dan masih banyak lagi manfaat dari surveilans epidemiologi,untuk itu penulis terdorong
untuk melakukan penulisan mengenai surveilans epidemiologi agar mengubah pemikiran
masyarakat akan arti dan kegunaan dari surveilans epidemiolog.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian surveilans epidemiologi
2. Untuk mengetahui tujuan dari surveilans epidemiologi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis surveilans epidemiologi
4. Untuk mengetahui ruang lingkup surveilans epidemiologi
5. Untuk mengetahui prinsip surveilans epidemiologi
6. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan surveilans epidemiologi
7. Untuk mengetahui langkah-langkah surveilans epidemiologi
2
BAB II
ISI
A. Pengertian Surveilans Epidemiologi
Definisi dari Surveilans Epidemiologi itu sendiri beragam, namun intinya adalah
sama. Surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data
secara terus menerus serta penyebaran informasi pada unit yang membutuhkan untuk dapat
mengambil tindakan. (WHO)
Surveilans adalah pencatatan dan pelaporaan data yang dilakukan secara rutin dan
terus menerus dalam epidemiologi.(Lidya M,2010)
Surveilans epidemiologi adalah pengumpulan dan pengamatan secara sistematik
berkesinambungan, analisa dan interprestasi data kesehatan dalam proses menjelaskan dan
memonitoring kesehatan dengan kata lain surveilans epidemiologi merupakan kegiatan
pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap semua aspek kejadian penyakit dan
kematian akibat penyakit tertentu, baik keadaan maupun penyebarannya dalam suatu
masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan penanggulangan. (Noor,1997).
Surveilans epidemiologi adalah pengamatan yang terus menerus atas distribusi, dan
kecenderungan suatu penyakit melalui pengumpulan data yang sistematis agar dapat
ditentukan penanggulangannya yang secepat-cepatnya (Gunawan, 2000).
B.Tujuan Surveilens Epidemiologi
Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan
populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respon
pelayanan kesehatan dengan lebih efektif.
Tujuan khusus surveilans:
1. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit
2. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak
3. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease burden) pada
populasi
4. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi, monit
oring, dan evaluasi program kesehatan
3
5. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan
6. Mengidentifikasi kebutuhan riset. (Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU, 2002)
C. Jenis Surveilans
1. Surveilans Individu
Surveilans individu (Individual surveillance) mendeteksi dan memonitor individu-
individu yang mengalami kontak dengan penyakit serius, misalnya pes, cacar,
tuberkolosis, tifus, demam kuningm sifilis. Surveilans individu memungkinkan
dilakukannya isolasi institusional segera terhadap kontak, sehingga penyakit yang
dicurigai dapat dikendalikan. Sebagai contoh, karantina merupakan isolasi institusional
yang membatasi gerak dan aktivitas orang-orang atau binatang yang sehat tetapi telah
terpapar oleh suatu kasus penyakit menular selama periode menular.
Tujuan karantina adalah mencegah transmisi penyakit selama masa inkubasi
seandainya terjadi infeksi (Last,2001)
Isolasi institusional pernah digunakan kembali ketika timbul AIDS 1980an dan
SARS. Dikenal dua jenis karantina : (1) Karantina total (2)Karantina Parsial. Karantina
total membatasi kebebasan gerak semua orang yang terpapar penyakirt menular selama
masa inkubasi, untuk mencegah kontak dengan orang yang tak terpapar. Karantina parsial
membatasi kebebasan gerak kontak secara selektif. Berdasarkan perbedaan tingkat
kerawanan dan tingkat bahaya transmisi penyakit. Contoh anak sekolah diliburkan untuk
mencegah penularan penyakit campak, sedangkan orang dewasa diperkenankan terus
bekerja, satuan tentara yang ditugaskan pada pos tertentu dicutikan, sedang di pos-pos
lainnya tetap bekerja.
2. Surveilans Penyakit
Surveilans penyakit (Disease Surveillance) melakukan pengawasan terus menerus
terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit, melalui pengumpulan
sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian, serta
data relevan lainnya, Jadi focus perhatian surveilans penyakit adalah penyakit, bukan
individu. Di banyak negara, pendekatan surveilans penyakit biasanya didukung melalui
program vertical (pusat daerah). Contoh program surveilans tuberkolosis, program
surveilans malaria.
4
Bererapa dari system surveilans vertical dapat berfungsi efektif, tetapi tidak sedikit yang
tidak terpelihara dengan baik dan akhirnya kolaps, karena pemerintah kekurangan biaya.
Banyak program surveilans penyakit vertical yang berlangsung pararel antara satu
penyakit dengan penyakit lainnya, menggunakan fungsi penunjang masing-
masing mengeluarkan biaya untuk sumberdaya masing-masing, dan memberikan
informasi duplikatif ,sehingga mengakibatkan inefisiensi.
3. Surveilans Sindromik
Syndrome surveillance (multiple disease surveillance) melakukan pengawasan
terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan masing-masing
penyakit. Surveilans sindromik mengandalkan deteksi indicator-indikator kesehatan
individual maupun yang bisa diamati sebelum konfirmasi diagnosis Surveilans sindromik
mengamati indicator individu sakit, seperti pola perilaku, gejala- gejala, tanda, atau
temuan laboratorium, yang dapat ditelusuri dari aneka sumber, sebelum di peroleh
konfirmasi laboratorium tentang suatu penyakit.
Suatu system yang mengadandalkan laporan semua kasus penyakit tertentu dari
fasilitas kesehatan, laboratorium, atau anggota komunitas, pada lokasi tertentu disebut
surveilans sentinel. Pelaporan sampel melalui system surveilans sentinel merupakan cara
yang baik untuk memonitor masalah kesehatan dengan menggunakan sumber daya yang
terbatas.
4. Surveilans Berbasis Laboratorium
Surveilans berbasis laboratorium diguanakan untuk mendeteksi dan memonitor
penyakit infeksi. Sebagai contoh pada penyakit yang ditularkan melalui makanan seperti
salmonellosis, penggunaan sebuah laboratorium sentral untuk mendeteksi strain bakteri
tertentu memungkinkan deteksi outbreak penyakit dengan lebih segera dan lengkap dari
pada system yang mengandalkan pelaporan sindroma dari klinik-klinik.
5. Surveilans Terpadu
Surveilans terpadu (ingrated surveillance) menata dan memadukan semua
kegiatan surveilans di suatu wilayah yurisdiski (negara/provinsi/kabupaten/kota) sebagai
sebuah pelayanan public bersama.
5
Surveilans terpadu menggunakan struktur, proses, dan personalia yang sama, melakukan
fungsi mengumpulkaninformasi yang diperlukan untuk tujuan pengendalian penyakit.
Kendatipun pendekatan surveilens terpadu tetap memperhatikan perbedaan kebutuhan
data khusus penyakit-penyakit tertentu (WHO, 2001, 2001, Sloan et al 2006)
Karakteristik pendekatan surveilans terpadu:
a) Memandang surveilans sebagai pelayanan bersama (common services)
b) Menggunakan pendekatan solusi majemuk
c) Menggunakan pendekatan fungsional, bukan structural
d) Melakukan sinergi antara fungsi inti surveilens (pengumpulan, pelaporan,
analisis data, tanggapan) dan fungsi pendukung surveilans (pelatihan dan
supervisi, penguatan laboratorium, komunikasi, manajemen sumber daya )
e) Mendekatkan fungsi surveilans dengan pengendalian penyakit. Meskipun
menggunakan pendekatan terpadu, surveilans terpadu tetap memandang
penyakit yang berbeda memliki kebutuhan surveilans yang berbeda
(WHO,2002)
6. Surveilans Kesehatan Masyarakat Global
Perdagangan dan perjalanan internasional di abad modern, migrasi manusia dan
binatang serta organism, memudahkan transmisi penyakit infeksi lintas negara.
Konsekuensinya masalah-masalah yang dihadapi negara-negara berkembang dan negara
maju di dunia makin serupa dan bergayut. Timbulnya epide,I global (pandemi) khususnya
menuntut dikembangkannya jejaring yang terpadu di seluruh dunia, yang menyatukan
para praktisi kesehatan, peneliti, pemerintah, dan organisasi internasional untuk
memperhatikan kebutuhan- kebutuhan surveilans yang melintasi batas-batas negara.
Ancaman aneka penyakit menular merebak pada skala global, baik penyakit-
penyakit lama yang muncul kembali (re-emerging diseases), maupun penyakit-
penyakit yang baru muncul (newemerging diseases), seperti HIV/AIDS, flu burung,
dan SARS.
6
D. Ruang Lingkup Surveilans Epidemiologi
1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular dan
faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular. Ruang
lingkupnya antara lain:
- Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
- Penyakit DBD/DSS
- Malaria
- Penyakit zoonosis, antraks, rabies, leptospirosis, dsb.
- Penyakit filariasis
- Penyakit tuberculosis
- Penyakit diare, tifus perut, kecacingan, dan penyakit perut lainnya
- Penyakit kusta
- Penyakit HIV/AIDS
- Penyakit Menular Seksual
- Penyakit pneumonia, termasuk penyakit pneumonia akut berat (termasuk SARS)
2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Merupakan analisis terusmenerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan
faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak menular.
Ruang lingkupnya antara lain :
- Hipertensi, Stroke dan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
- Diabetes Mellitus
- Neoplasma
- Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
- Gangguan mental
- Masalah kesehatan akibat kecelakaan
3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan faktor risiko
untuk mendukung program penyehatan lingkungan. Ruang lingkupnya antara lain:
- Sarana Air Bersih
- Tempat-tempat umum
7
- Pemukiman dan Lingkungan Perumahan
- Limbah industri, RS dan kegiatan lainnya
- Vektor penyakit
- Kesehatan dan Keselamatan Kerja
- RS dan sarana yankes lain, termasuk Infeksi Nosokomial (INOS)
4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
Merupakan analisis terus-menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan
faktor risiko untuk mendukung program-program kesehatan tertentu. Ruang
lingkupnya antara lain:
- Surveilans gizi dan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)
- Gizi mikro (Kekurangan yodium, anemia zat Besi KVA)
- Gizi lebih
- Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk kesehatan reproduksi (Kespro)
- Penyalahgunaan napza
- Penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisional, bahan kosmetika serta
peralatan
- Kualitas makanan dan bahan tambahan makanan
5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan
faktor risiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra. Ruang lingkupnya
antara lain:
- Kesehatan Haji
- Kesehatan Pelabuhan dan Lintas Batas Perbatasan
- Bencana dan masalah social
- Kesehatan matra laut dan udara
- KLB Penyakit dan Keracunan
8
E. Prinsip Survielens Epidemiologi
Prinsip bisa berarti pedoman, kaidah, pegangan, prinsip-prinsip survielans
epidemiologi adalah pertama dimulai dari data yang telah diperoleh dari berbagai sumber.
Kemudian data tersebut dikumpulkan dan diolah sehingga menghasilkan sebuah informasi.
Pengumpulan dan pengolahan data merupakan bagian dari masyarakat atau pihak-
pihak yang bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan. Informasi yang telah diperoleh
akan dianalisa dan di interpretasi sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat sebelum
melakukan aksi atau tindakan. Keputusan yang dihasilkan berupa program-program seperti
pencegahan dan pengendalian untuk melakukan intervensi dalam upaya penyelesaian
masalah kesehatan. Lalu program tersebut akan diaplikasikan dalam bentuk suatu tindakan.
Dalam hal ini akan adanya proses feedback (umpan balik). Setelah itu, tindakan yang telah
dilakukan akan dievaluasi. Apakah program telah berhasil atau tidak sampai pencapaian
tujuan sehingga didapatkan kembali data baru untuk penelitian selanjutnya. Alur atau proses
dari awal hingga akhir tersebut berjalan secara terus- menerus tanpa memutuskan bagian
yang ada didalamnya.
1. Data
Dalam surveilans epidemiologi, data yang di dapat biasanya berupa masalah
kesehatan seperti kesakitan, sindrom, gangguan lingkungan sekitar atau masalah
kesehatan lainnya. Setelah itu data dapat dikumpulkan dengan dukungan berbagai
sumber seperti laporan puskesmas, laporan rumah sakit, survey, laporan laboratorium.
Pengumpulan data ini harus memperhatikan beberapa indicator, diantaranya jumlah
atau rate, angka kesakitan dan angka kematian, variable yang diperlukan dan
numenator serta denumenator yang dipakai. Setelah dikumpulkan data akan
dilaporkan ke pemerintah bidang kesehatan masyarakat. Pelaporan data bisa dalam
bentuk laporan harian, mingguan dan bulanan.
2. Informasi
Setelah data diperoleh dan telah diolah akan menghaslkan sebuah informasi.
Lalu akan dilanjutkan dalam proses analisa dan intrepetasi. Proses ini harus
memperhatikan karakteristik data (sumber data, kualitas, pembaharuan data apakah
data berubah/tidak), validasi data(apakah ada nilai yang kurang atau data tidak
lengkap, kebenaran data, duplikasi atau ada kesamaan),
9
analisis deskriptif (analisis berdasarkan orang, tempat, dan waktu), dan hipotesis
mengambil keputusan yang biasanya berupa program intervensi dalam upaya
penyelesaian masalah kesehatan.
3. Aksi atau tindakan
Keputusan yang telah diambil diharapkan dapat diaplikasikan dalam bentuk
tindakan. Tindakan bisa dilakukan dengan pengemdalian (rapid response, case
management, pencegahan), umpan balik (bulletin epidemiologi, laporan,
website)kebijakan.
F. Fungsi dan tujuan surveilans epidemiologi
Fungsi surveilans epidemiologi
1. Mendeteksi perubahan masalah kesehatan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan
tindakan control atau preventif terhadap perubahan tersebut.
2. Deteksi perubahan lingkungan / vector yang dianggap dapat menimbulkan penyakit
pada populasi.
3. Mutlak digunakan pada program-program pemberantasan penyakit menular sebagai
dasar perencanaan, monitoring dan evaluasi program
4. Menilai kejadian penyakit pada populasi seperti insidensi atau prevalensi.
5. Data surveilans dapat digunakan untuk perencanaa dan pelaksanaan program kesehatan
Tujuan surveilans epidemiologi yaitu:
1. Mengetahui distribusi geografis penyakit endemis dan penyakit yang dapat menimbul
kan epidemic.
2. Mengetahui perioditas suatu penyakit.
3. Menentukan apakah terjadi peningkatan insidensi yang disebabkan oleh kejadian luar
biasa atau karena perioditas penyakit.
4. Mengetahui situasi suatu penyakit tertentu.
5. Memperoleh gambaran epidemiologi tentang penyakit tertentu.
6. Melakukan pengendalian penyakit.
7. Mengetahui adanya pengulangan outbreak yang pernah menimbulkan endemic.
10
8. Pengamatan epidemiologi terhadap influenza untuk mengentahui adanya tipe baru dan
virus influenza
G.Langkah-langkah Surveilans Epidemiologi
Langkah-langkah surveilans sangat di butuhkan agar kita mendapatkan hasil yang
diinginkan dan tepat penggunaanya. Terdapat beberapa langkah-langkah dalam surveilans
epidemiologi, antara lain yaitu:
1. Perencanaan Surveilans
Perencanaan kegiatan surveilans dimulai membuat kerangka kegiatan surveilans yaitu
dengan penetapaan tujuan surveilans, dilanjutkan dengan penentuan definisi kasus,
perencanaan perolehan data, teknik pengumpulan data, teknik analisis dan mekanisme
penyebarluasan inormasi.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan awal dari rangkaian kegiatan untuk memproses data
selanjutnya. Data yang dikumpulkan memuat informasi epidemiologi yang
dilaksanakan secaea teratur dan terus menerus dan dikumpulkan tepat waktu.
Pengumpulan data dapat bersifat pasif yang bersumber dari Rumah sakit, Puskesmas
dan lain-lain, maupun aktif yang diperoleh dari kegiatan survey. Pengumpulan data
dilakukan dengan mengadakan pencatatan insidensi terhadap orang-orang yang
dianggap penderita malaria atau population at risk melalui kunjungan rumah (active
surveillance) atau pencatatan insidensi berdasarkan laporan sarana pelayanan
kesehatan yaitu dari laporan poli umum setiap hari, laporan bulanan puskesmas desa
dan puskesmas pembantu, laporan petugas surveilans di lapangan, laporan harian dari
laboratorium dan laporan dari masyarakat serta petugas kesehatan lain (passive
surveillance) atau dengan kata lain, data dikumpulkan dari unit kesehatan sendiri dan
dari unit kesehatan yang paling rendah, misalnya laporan dari pustu, posyandum
barkesra, Poskesdes.
Proses pengumpulan data diperlukan system pencatatan dan pelaporan yang baik.
Secara umum pencatatan di puskesmas adalah hasil kegiatan kunjungan pasien dan
kegiatan luar gedung.
11
Sedangkan pelaporan dibuat dengan merekapitulasi data dari hasil pencatatan dengan
menggunakan formulir tertentu, misalnya form W1 kejadian Luar Biasa (KLB), form
W2 (Laporan minggun) dan lain-lain.
3. Pengolahan dan penyajian data
Data yang sudah terkumpul dari kegiatan diolah dan disajikan dalam bentuk table,
grafik (histogram, polygon frekuensi), chart (bar chart, peta/map area). Penggunaan
computer sangat diperlukan untuk mempermudah dalam pengolahan data diantaranya
dengan menggunakan program (software).
4. Analisis data
Analisis merupakan langkah penting dalam surveilans epidemiologi karena akan
dipergunakan untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi serta tindakan pencegahan
dan penanggulangan penyakit. Kegiatan ini menghasilkan ukuran-ukuran
epidemiologi seperti rate, proporsi, rasio dan lain-lain untuk mengetahui situasi,
estimasi dan prediksi penjyakit. Data yang sudah diolah selanjutnya dianalisis dengan
membandingkan data bulanan atau tahun-tahun sebelumnya, sehingga diketahui ada
peningkatan atau penurunan, dan mencari hubungan penyebab penyakit malaria
dengan faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian malaria.
5. Penyebarluasan informasi
Penyebarluasan informasi dapat dilakukan ketingkat atas maupun kebawah. Dalam
rangka kerja sama lintas sektoral instansi-instansi lain yang terikat dan masyarakat
juga menjadi sasaran kegiatan ini. Untuk diperlukan informasi yang informative agar
mudah dipahami terutama bagi instansi diluar bidang kesehatan. Penyebarluasan
informasi yang baik harus dapat memberikan informasi yang mudah dimengerti dan
di manfaatkan dalam menentukan arah kebijakan kegiatan, upaya pengendalian serta
evaluasi program yang dilakukan.
bagi instansi diluar bidang kesehatan. Cara penyebarluasan informasi yang dilakukan
yaitu membuat suatu laporan hasil kajian yang disampaikan kepada atasan, membuat
laporan kajian untuk seminar dan pertemuan, membuat suatu tulisan di majalah rutin,
memanfaatkan media internet yang setiap saat dapat diakses dengan mudah.
12
6. Umpan balik
Kegiatan umpan balik dilakukan secara rutin biasanya setiap bulan saat menerima
laporan setelah diolah dan dianalisa melakukan umpan balik kepada unit kesehatan
yang melakukan laporan dengan tujuan agar mengirim laporan mengetahui bahwa
laporannya telah diterima dan sekaligus mengoreksi dan member petnjuk tentang
laporan yang diterima. Kemudian mengadakan umpan balik laporan berikutnya akan
tepat waktu dan benar pengisiannya. Cara pemberian umpan balik dapat melalui surat
umpan balik, penjelasan pada saat pertemuan serta pada saat melakukan
pembinaan/supervisi. Bentuk dari umpan balik bisa berupa ringkasan dari informasi
yang dimuat dalam bulletin (news letter) atau surat yang berisi pertanyaan-pertanyaan
sehubungan dengan yang dilaporkam atau berupa kunjungan ke tempat asal laporan
untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
7. Investigasi penyakit
Setelah pengambilan keputusan perlunya mengambil tindakan maka terlebih dahulu di
lakukan investigasi/penyelidikan epidemiologi penyakit malaria. Dengan investigator
membawa checklist/format pengisian tentang masalah kesehatan yang terjadi dalam
hal ini adalah malaria dan bahan untuk pengambilan sampel laboratorium. Setelah
melakukan investigasi penyelidikan kemudian disimpulakan bahwa benar-benar telah
terjadi kejadian lura biasa (KLB) malaria yang perlu mengambil tindakan atau
sebaliknya.
8. Tindakan penanggulangan
Tindakan penanggulangan yang dilakukan melalui pengobatan segera pada penderita
yang sakit, melakukan rujukan penderita yang tergolong berat, melakukan penyuluhan
mengenai penyakit malaria kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran agar ti
dak tertular penyakit atau menghindari penyakit tersebut, melakukan gerakan kebersih
an lingkungan untuk memutuskan rantai penularan.
9. Evaluasi data sistem surveilans
Program surveilans sebaiknya dinilai secara periodik untuk dapat dilakukan evaluasi
manfaat kegiatan surveilans. Sistem dapat berguna apabila memenuhi salah satu dari
pernyataan berikut:
13
a) Apakah kegiatan surveilans dapat mendeteksi kecenderungan dan
mengidentifikasi perubahan dalam kejadian kasus.
b) Apakah program surveilans dapat mendeteksi epidemic kejadian kasus di wilayah
tersebut.
c) Apakah kegiatan surveilans dapat memberikan informasi tentang besarnya
morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan kejadian penyakit di wilayah
tersebut
d) Apakah program surveilans dapat mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang
berhubungan dengan kasus atau penyakit.
e) Indicator surveilans meliputi kelengkapan laporan, jumlah kualitas dan kajian
epidemiologi dan rekomendasi yang dapat dihasilkan, terdistribusinya berita
epidemiologi local dan nasional, pemanfaatan informasi epidemiologi dalam
manajemen program kesehatan, meningkatnya kajian system kewaspadaan (SKD)
penyakit.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Surveilans epidemiologi adalah pengamatan yang terus menerus atas distribusi, dan
kecenderungan suatu penyakit melalui pengumpulan data yang sistematis agar dapat
ditentukan penanggulangannya yang secepat-cepatnya. Surveilans bertujuan memberikan
informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor
risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respon pelayanan kesehatan lebih efektif.
Jenis jenis surveilans epidemiologi yaitu surveilans individu, penyakit, sindromik,
berbasis laboratorium, terpadu, kesehatan masyarakat global. Ruang lingkup surveilans
epidemiologi yaitu surveilans epidemiologi penyakit menular, penyakit tidak menular,
kesehatan lingkungan dan perilaku, masalah kesehatan, kesehatan matra.
Langkah-langkah surveilans epidemiologi yaitu Perencanaan Surveilans, Pengumpulan
data, Pengolahan dan penyajian data, analisis data, Penyebarluasan informasi, umpan balik,
Investigasi penyakit, tindakan penanggulangan.
B. Saran
Bagi mahasiswa dan petugas kesehatan
Mempelajari lebih lanjut tentang teori yang berhubungan dengan surveilans
epidemiologi sehingga mampu memberikan informasi tepat waktu tentang masalah
kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilaku
kan responpelayanan kesehatan dengan lebih efektif.
15
DAFTAR PUSTAKA
Maryani,Lidya dan Rizki Muliani.2010.Epidemiologi Kesehatan.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Sulistyaningsih. 2011. Epidemiologi Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu
http://toybaali.blogspot.com/2013/09/makalah-1-matkul-epidemiologi.html
16