tugas dr rahmat pambudy

65
TUGAS AKHIR MATA KULIAH INOVASI DAN KEWIRAUSAHAAN KETERKAITAN ANTARA KEWIRAUSAHAAN DENGAN INOVASI DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN BANGSA MELALUI USAHA KECIL KREATIF PEMBUATAN BROWNIES SUKUN Mata Kuliah : Inovasi dan Kewirausahaan Dosen : Dr. Ir. Rahmat Pambudy, MS Oleh: Aprilia Sukmawati P056111061.47

Upload: apriliasukma

Post on 25-Jul-2015

175 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

TUGAS AKHIR MATA KULIAH INOVASI DAN KEWIRAUSAHAAN KETERKAITAN ANTARA KEWIRAUSAHAAN DENGAN INOVASI DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN BANGSA MELALUI USAHA KECIL KREATIF PEMBUATAN BROWNIES SUKUNMata Kuliah : Inovasi dan Kewirausahaan Dosen : Dr. Ir. Rahmat Pambudy, MSOleh: Aprilia Sukmawati P056111061.47SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGORAprilia Sukmawati E056111061.47Tugas IETAHUN 2012Page | 2Aprilia Sukmawati E056111061.47Tugas IE

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Dr Rahmat Pambudy

TUGAS AKHIR MATA KULIAH INOVASI DAN KEWIRAUSAHAAN

KETERKAITAN ANTARA KEWIRAUSAHAAN DENGAN INOVASI

DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN BANGSA MELALUI

USAHA KECIL KREATIF PEMBUATAN BROWNIES SUKUN

Mata Kuliah : Inovasi dan Kewirausahaan

Dosen : Dr. Ir. Rahmat Pambudy, MS

Oleh:Aprilia Sukmawati P056111061.47

SEKOLAH PASCASARJANA

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

TAHUN 2012

Page 2: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

KATA PENGANTAR

Kewirausahaan merupakan suatu fenomena penting bagi kemajuan dan

kesejahteraan bangsa, bahkan telah menjadi dasar bagi pertumbuhan

perekonomian bangsa. Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang

pertumbuhan perekonomiannya berpijak pada unit usaha mikro, kecil dan

menengah yang kreatif dan inovatif. Kewirausahaan yang inovatif dan kreatif

sangat penting dalam meningkatkan daya saing sehingga diharapkan mampu

menyediakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan kemiskinan serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sektor agribisnis di Indonesia merupakan salah satu sektor penting yang

memiliki keunggulan. Hal ini dikarenakan selain Indonesia memiliki kekayaan

serta keanekaragaman sumber daya alam yang luar biasa, inovasi dan kreatifitas

akan proses maupun produk hasil pertanian juga masih dapat dikembangkan

secara luas. Proses transformasi melalui inovasi di sektor agribisnis diharapkan

dapat mendorong perkembangan wirausaha di Indonesia yang memiliki

keunggulan dan daya saing di kancah global.

Tulisan ini bertujuan untuk menyumbangkan pemikiran mengenai

pentingnya inovasi dan kreativitas dalam mendorong tumbuhnya wirausaha di

Indonesia sehingga mampu menjadi penggerak perekonomian bangsa, khususnya

melalui usaha mikro, kecil dan menengah. Dalam makalah ini penulis juga

berusaha untuk memberikan salah satu contoh produk agribisnis inovatif yang

dapat diusahakan dengan skala mikro (skala rumah tangga) sehingga mampu

menghasilkan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada makalah ini.

Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk

penyempurnaan makalah ini ke depan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, 08 Juli 2012

Aprilia Sukmawati

Page | 2

Page 3: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ 2

DAFTAR ISI............................................................................................... 3

DAFTAR TABEL...................................................................................... 4

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. 5

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. 6

I. PENDAHULUAN................................................................................. 7

1.1. Latar Belakang................................................................................. 7

1.2. Tujuan............................................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 9

2.1. Kewirausahaan................................................................................. 9

2.2. Inovasi.............................................................................................. 13

2.3. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.................................................. 16

2.4. Sukun................................................................................................ 17

2.5. Brownies........................................................................................... 19

III. PEMBAHASAN................................................................................... 21

3.1. Hubungan antara Inovasi dengan Kewirausahaan........................... 21

3.2. Pentingnya Inovasi dan Kewirausahaan dalam Meningkatkan

Perekonomian Bangsa Melalui UMKM........................................... 26

3.3. Brownies Sukun Aren sebagai Produk Inovatif bagi Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah......................................................................... 32

IV. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 36

4.1. Kesimpulan....................................................................................... 36

4.2. Saran................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 37

LAMPIRAN................................................................................................ 38

Page | 3

Page 4: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ciri dan Karakteristik Kewirausahaan.................................................. 11

Tabel 2. Nilai-Nilai dan Perilaku Kewirausahaan............................................... 12

Tabel 3. Komposisi Zat Gizi Sukun per 100 g Bahan......................................... 18

Tabel 4. Perbandingan Komposisi Kandungan Buah Sukun dengan Penghasil

Karbohidrat Lain (per 100 gram)Data pengamatan TDS pada tangki

produk jadi................................................................................... 18

Tabel 5. Jumlah Unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Usaha Besar Tahun

2005-2007 ............................................................................................ 29

Tabel 6. Penyerapan Tenaga Kerja oleh Unit Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan

Usaha Besar Tahun 2005-2007............................................................. 29

Tabel 7. Jumlah Unit Usaha Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Menurut Sektor

Ekonomi Tahun 2006............................................................................ 30

Tabel 8. Proses Produksi Brownies Sukun Gula Aren........................................ 33

Tabel 9. Komponen Bahan Baku Utama dan Penolong Produk Brownies Sukun

Gula Aren roses Produksi Brownies Sukun Gula Aren........................ 34

Page | 4

Page 5: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Produk Brownies Sukun Gula Aren Sunies................................... 33

Gambar 2. Logo Perusahaan CV Breadfruit Nutritious................................... 34

Page | 5

Page 6: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Fasilitas Mesin Produksi dan Kebutuhan Investasi....................... 39

Lampiran 2. Neraca Permodalan Usaha............................................................. 40

Lampiran 3. Aliran Kas...................................................................................... 41

Lampiran 4. Analisis NPV, IRR dan PBP.......................................................... 42

Page | 6

Page 7: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kewirausahaan merupakan fenomena penting bagi kemajuan dan

kesejahteraan dunia, bahkan telah menjadi pangkal dari pertumbuhan ekonomi.

Hal ini dapat dibuktikan, misalnya, dari perekonomian Amerika Serikat yang pada

tahun 1970an mengalami stagflasi, dapat bangkit kembali dengan banyaknya

usaha kecil baru mampu membantu mengatasi masalah pengangguran. Untuk itu,

tidak berlebihan bila pakar manajemen terkemuka Peter F Drucker (1985)

menyebut perekonomian Amerika sebagai entrepreneurial economy.

Kewirausahaan dalam bentuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

di Indonesia sendiri memiliki peranan penting dalam perkembangan

perekonomian nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009

menunjukkan bahwa UMKM terbukti berkontribusi sebesar 56,92% dari total

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atau setara dengan Rp1.213,25 Triliun.

Selain itu, UMKM memiliki kemampuan menyerap tenaga kerja (menyerap

97,3% dari total angkatan kerja) dan memiliki jumlah yang besar dari total unit

usaha di Indonesia serta kontribusi yang cukup besar terhadap investasi di

Indonesia yaitu sebesar Rp222,74 Triliun atau 51,80% dari total investasi pada

tahun 2008.

UMKM pada dasarnya merupakan sumber dari inovasi dan kreatifitas dari

produksi dan teknologi. UMKM juga sangat berperan penting bagi penciptaan

lapangan kerja baru dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kinerja UMKM

sangat ditentukan oleh sejumlah faktor, terutama sumberdaya manusia,

penguasaan teknologi, akses ke informasi, pasar output, dan input.

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan akan keanekaragaman

sumber daya alam, baik pertambangan maupun sumber pangan. Salah satu sumber

bahan pangan yang melimpah di Indonesia namun belum banyak dimanfaatkan

adalah sukun. Sukun merupakan salah satu bahan pangan lokal yang sampai saat

ini pemanfaatannya masih terbatas. Sukun dapat dijadikan sebagai bahan pangan

alternatif karena keberadaannya tidak seiring dengan bahan pangan beras yang

selama ini menjadi sumber pangan utama masyarakat Indonesia (Rusmayanti,

2006).

Page | 7

Page 8: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

Hingga saat ini keanekaragaman produk olahan sukun di Indonesia masih

sangat terbatas pada sukun goreng, sukun rebus, maupun keripik sukun. Hal ini

disebabkan masih kurangnya informasi mengenai komoditi sukun itu sendiri

maupun produk hasil olahannya. Padahal komoditi ini sangat potensial apabila

dikembangkan sebagai usaha dengan melakukan keanekaragaman produk olahan

sukun. Salah satu inovasi produk yang dapat dikembangkan dari sukun adalah

produk brownies sukun. Brownies merupakan jenis makanan yang sangat

digemari oleh semua segmen usia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang

dewasa.

Tingkat pengetahuan dan kepedulian masyarakat yang semakin tinggi

terhadap kesehatan membuat brownies yang terbuat dari tepung terigu dan

campuran gula pasir biasanya dihindari untuk dikonsumsi oleh para penderita

diabetes, orang yang berpotensi memiliki kadar gula darah yang tinggi, penderita

obesitas dan mereka yang senantiasa menjaga kesehatan. Untuk itu, diperlukan

suatu olahan brownies yang cukup aman untuk dikonsumsi oleh semua kalangan.

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan merubah bahan dasar tepung

terigu menjadi tepung sukun serta mengganti bahan gula pasir menjadi gula aren

yang memiliki kadar glukosa yang lebih rendah dan aman bagi penderita diabetes.

Dengan pengolahan sukun menjadi produk brownies, diharapkan dapat

meningkatkan nilai ekonomi sukun dan tentunya akan menghasilkan produk

makanan yang bergizi serta aman untuk dikonsumsi oleh semua lapisan

masyarakat serta dapat menghasilkan keuntungan dan pada akhirnya mampu

mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia dan pada akhirnya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

I.2. Tujuan

1. Mendeskripsikan hubungan antara kewirausahaan dengan inovasi.

2. Mendeskripsikan pentingnya inovasi dan jiwa kewirausahaan dalam

meningkatkan perekonomian bangsa.

3. Mendeskripsikan brownies sukun aren sebagai salah satu produk pangan

inovatif yang dapat diusahakan dengan skala mikro (skala rumah tangga)

sehingga mampu menghasilkan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Page | 8

Page 9: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Kewirausahaan

II.1.1. Deskripsi Kewirausahaan

Terdapat berbagai definisi kewirausahaan yang telah dikemukakan para

pakar. Secara umum kewirausahaan dapat diartikan sebagai usaha atau bisnis

dengan memindahkan segala sumber daya ekonomi dari wilayah yang kurang

produktif ke wilayah yang lebih produktif, agar memperoleh penghasilan yang

lebih besar. Selain itu, wirausaha juga dapat diartikan sebagai kegiatan penciptaan

kekayaan dan nilai tambah melalui gagasan, memadukan sumber daya, dan

merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan. Dengan demikian,

kewirausahaan merupakan suatu proses peningkatan kesejahteraan yang sifatnya

dinamis (Santoso, 2011).

Drucker (1985) mengemukakan bahwa kewirausahaan merupakan

kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, dengan kata lain

seorang wirausahawan adalah orang yang mampu menciptakan sesuatu yang baru

(kreatif), berbeda dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda

dengan yang sudah ada sebelumnya (inovatif).

Enterpreneurship (kewirausahaan) didefinisikan oleh Suryana (2001)

sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang

baru yang dijadikan dasar dan kiat dalam usaha atau perbaikan hidup. Terbentuk

dan eksisnya suatu wirausaha dengan sendirinya merupakan cerminan dari

perilaku kreatif, inovatif yang berproses untuk menghadapi tantangan hidup.

Sedangkan Pambudy (1999) mengemukakan bahwa terdapat pedoman

dalam menentukan definisi wirausaha, dimana wirausaha berasal dari dua kata

dasar, yakni ‘wira’ dan ‘usaha’. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata ‘wira’

memiliki arti manusia yang unggul, pahlawan, pendekar, teladan, berbudi luhur,

berjiwa besar, gagah berani, serta memiliki keagungan watak. Sedangkan kata

‘usaha’ memiliki arti perbuatan amal, berbuat sesuatu untuk bekerja, yang dalam

hal ini dapat diartikan sebagai pekerjaan pada bidang tertentu seperti pertanian,

industri, jasa, perdangan dan lain-lain. Pada prinsipnya, wirausaha memiliki

sebuah makna yang khas, yaitu mencerminkan sebuah karakter manusia yang

Page | 9

Page 10: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

tekun, giat dan kreatif dalam bekerja atau berusaha, mampu mengambil prakarsa

dari peluang usaha dengan memperhatikan sumberdaya, mempu berdiri sendiri

tanpa mengandalkan kemampuan orang lain, berani mengambil resiko, dan dapat

bertindak sebagai motivator dan inovator (Pambudy, 1999).

Danhof dalam Winardi (2003) mengelompokkan kewirausahaan dalam

beberapa klasifikasi yakni:

1. Innovation Enterpreneurship yang dicirikan oleh pengumpulan informasi

secara agresif serta analisis tentang hasil-hasil yang dicapai dari kombinasi-

kombinasi baru faktor produksi.

2. Imitative Enterpreneurship yang dicirikan oleh kesediaan untuk menerapkan

(intinya meniru) inovasi-inovasi yang berhasil diterapkan oleh kelompok para

inovating enterpreneur.

3. Fabian Enterpreneurship yang dicirikan oleh sikap yang teramat berhati-hati

dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan

menjadi jelas sekali, bahwa apabila mereka tidak melakukan hal tersebut,

mereka akan kehilangan posisi relatif mereka di dalam industri yang

bersangkutan.

4. Drone Enterpreneurship yang dicirikan dengan penolakan untuk

memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan

dalam rumus produksi, sekalipun hal tersebut akan mengakibatkan mereka

merugi dengan para produsen lain.

II.1.2. Ciri dan Karakteristik Kewirausahaan

Lambing dan Kuehl dalam Hendro (2005) menjelaskan bahwa

kewirausahaan merupakan suatu usaha yang kreatif dalam membangun suatu

value dari yang belum ada menjadi ada dan dapat dinikmati oleh orang banyak.

Setiap entrepreneur yang sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu:

1. Kemampuan (hubungan dengan IQ dan skill)

2. Keberanian (hubungan dengan Emotional Quotient dan mental)

3. Keteguhan hati (hubungan dengan motivasi diri)

4. Kreatifitas yang memerlukan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk

menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungan dengan experience).

Page | 10

Page 11: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

Menurut Geoffrey G. Meredith (2002) ciri-ciri dan watak kewirausahaan

adalah sebagaimana dipaparkan pada Tabel 2.1. :

Tabel 1. Ciri dan Karakteristik Kewirausahaan

Ciri-Ciri Karakteristik

1. Percaya Diri Keyakinan, mandiri, optimis.

2. Berorientasi pada tugas dan

hasil

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada

laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja

keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan

inisiatif.

3. Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang

wajar dan suka tantangan.

4. Kepemimpinan Prilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan

orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.

5. Berorientasi ke masa depan Pandangan kedepan perspektif.

Sumber : Geoffrey G. Meredith, et al (2002)

Sedangkan menurut Scarborough dan Zimmerer yang dikutip oleh Suryana

(2001) mengemukakan bahwa terdapat delapan karakteristik wirausahawan yang

meliputi :

1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha

yang dilakukannya. Seorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu

mawas diri.

2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memiliki resiko yang lebih moderat,

artinya menghindari resiko yang rendah dan menghindari resiko yang tinggi.

3. Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya

untuk berhasil.

4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang

segera.

5. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk

mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, memiliki perspektif dan

berwawasan jauh ke masa depan.

Page | 11

Page 12: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

7. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan

sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

8. Value of achievement over money, yaitu menilai prestasi dengan uang.

II.1.3. Nilai dan Perilaku Kewirausahaan

Arthur Kuriloff dan John M. Mempil dalam Suryana (2001) mengemukakan

karakteristik kewirausahaan ke dalam bentuk nilai-nilai dan perilaku

kewirausahaan seperti dijelaskan pada Tabel 2.2. Seorang wirausaha selalu

berkomitmen dalam melakukan tugasnya hingga memperoleh hasil yang

diharapkannya. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya, karena

itu ia selalu tekun, ulet, dan pantang menyerah.

Tabel 2. Nilai-Nilai dan Perilaku Kewirausahaan

Nilai-Nilai Perilaku

1. Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai.2. Resiko Moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan

berdasarkan perhitungan yang matang.3. Melihat Peluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin.4. Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk

memperoleh kejelasan.5. Umpan Balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu

kegiatan.6. Optimisme Menunjukkan kepercayaan diri yang besar

walaupun berada dalam situasi yang berat.7. Uang Melihat uang sebagai sumber daya, bukan tujuan

akhir.8. Manajemen Proaktif Mengelola berdasarkan perencanaan masa depan.

Tindakan seorang wirausahawan tidak didasari oleh spekulasi, melainkan

perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya

karena sudah melakukan perhitungan yang matang, karena itulah seorang

wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderat, artinya resiko yang

diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi

resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat mendorong wirausaha untuk terus

berjuang mencari peluang hingga memperoleh hasil yang nyata dan objektif.

Seorang wiausaha juga senantiasa memiliki optimisme yang tinggi untuk

mendapatkan hasil yang diharapkan dan senantiasa mengelola uang secara

proaktif dan memandang uang sebagai sumber daya, bukan tujuan akhir.

Page | 12

Page 13: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

II.2. Inovasi

II.2.1. Deskripsi Inovasi

Inovasi pada intinya adalah aktivitas konseptualisasi, serta ide

menyelesaikan masalah dengan membawa nilai ekonomis bagi perusahaan dan

nilai sosial bagi masyarakat. Jadi inovasi berangkat dari suatu yang sudah ada

sebelumnya, kemudian diberi nilai tambah. Inovasi bermula dari hal yang tampak

sepele dengan membuka mata dan telinga mendengarkan aspirasi atau keluhan

konsumen, karyawan, lingkungan dan masyarakat. Subyek penerapan inovasi

sendiri dapat berupa individu, kelompok atau perusahaan. Artinya di dalam

perusahaan senantiasa terdapat individu atau kelompok yang sangat brilian dan

inovatif. Namun secara ideal perusahaan menjadi tempat yang terlembagakan bagi

orang-orang yang terkumpul untuk mengeksploitasi ide-ide baru (Myers dan

Marquis, 2003).

Sebagaimana pernyataan Chandra yang dikutip Suryana (2001) inovasi

didefinisikan sebagai pendayagunaan hasil kreatifitas yang bersifat orisinil

sehingga menjadi cara, proses, produk atau sumber nilai baru yang berbeda dari

sebelumnya. Inovasi dapat diartikan sebagai pemanfaatan hasil kreatifitas dengan

tetap mengedapankan prinsip-prinsip kebaruan. Inovasi merupakan suatu

kemampuan untuk menggunakan solusi kreatif dalam mengisi peluang sehingga

membawa manfaat dalam kehidupan masyarakat.

Menurut Kotler (1987) terdapat beberapa cara yang dapat ditempuh untuk

menghasilkan produk yang inovatif, yaitu melalui :

1. Mengembakan atribut produk baru.

a. Adaptasi (gagasan lain atau pengembangan produk)

b. Modifikasi (mengubah warna, gerakan, suara, bau, bentuk dan rupa)

c. Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih besar)

d. Memperkecil (lebih ramping, lebih ringan, lebig kecil)

e. Substitusi (bahan lain, proses, sumber tenaga)

f. Penataan kembali (pola lain, tata letak lain, kompenen)

g. Membalik (luar menjadi dalam)

h. Kombinasi (mencampur, meramu, asortasi, rakitan, unit gabungan,

kegunaan, daya pikat, dan gagasan).

Page | 13

Page 14: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

2. Mengembangkan beragam tingkat mutu.

3. Mengembangkan model dan ukuran produk (profilerasi produk).

Menurut Damapour (1991) inovasi merupakan sebuah pengenalan peralatan,

sistem, hukum, produk atau jasa, teknologi proses produksi yang baru, sebuah

struktur atau sistem administrasi yang baru, atau program perencanaan baru yang

untuk diadopsi oleh sebuah organisasi. Sedangkan tipe dari inovasi merupakan

perilaku adopsi dan faktor yang menentukan dari inovasi tersebut.

Dalam penelitiannya, Damanpour (1991) mengklasifikasikan inovasi

menjadi beberapa tipe, antara lain :

1. Administrative innovation berhubungan dengan struktur organisasi dan proses

administrasi yang secara tidak langsung berhubungan dengan aktivitas dasar

pekerjaan dari sebuah organisasi dan berhubungan secara langsung dengan

manajemen Perusahaan.

2. Technical innovation berhubungan dengan teknologi produk, jasa, dan proses

produksi. Product innovation adalah produk atau jasa baru yang diperkenalkan

pada pengguna luar atau karena kebutuhan pasar.

3. Process innovation adalah elemen baru yang diperkenalkan pada sebuah

produksi perusahaan atau operasi jasa, input bahan baku, spesifikasi tugas,

pekerjaan dan informasi, dan peralatan yang digunakan, untuk produksi sebuah

produk atau membuat jasa pelayanan.

4. Radical innovation dan incremental innovation dapat didefinisikan sebagai

derajat perubahan yang dibuat perusahaan dalam pelaksanaan adopsi. Radical

Innovation adalah reorientation dan nonroutine innovation yang merupakan

prosedur dasar aktivitas perusahaan dan menunjukkan permulaan yang jelas

dari sebuah pelaksanaan inovasi. Sedangkan incremental innovation adalah

inovasi yang bersifat rutin, bervariasi dan instrumental.

II.2.2. Ciri dan Sifat Inovasi

Rogers dan Shoemaker dalam Abdillah Hanafi yang dikutip Suherman

(2008) mengemukakan bahwa inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang

dianggap baru oleh seseorang. Menurut Rogers dan Shoemaker dalam konteks ini

inovasi tidak hanya menyangkut cara, namun menitikberatkan pada dimensi

waktu dan kebaruan.

Page | 14

Page 15: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

Ciri-ciri dari inovasi sebagaimana dikemukakan oleh Stephen Robbins

dalam Suherman (2008) adalah :

1. Memiliki kekhasan/sifat khusus, dimana suatu inovasi memiliki ciri yang khas

dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang

diharapkan.

2. Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki

karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki kadar

orisinalitas dan kebaruan.

3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti

bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak tergesa-

gesa, namun dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan

direncanakan terlebih dahulu.

4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, dimana program inovasi yang

dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi

untuk mencapai tujuan tersebut.

Selain itu Stephen Robbins dalam Suherman (2008) juga mengemukakan

beberapa sifat dari inovasi adalah sebagai berikut:

1. Penggantian (substitution), misalnya : inovasi dalam penggantian jenis

peralatan, penggantian jenis produk yang dihasilkan, penggantian bentuk

manajemen.

2. Perubahan (alternation), misalnya : perubahan atau pembaruan dalam jenis

produk yang dihasilkan, perubahan tugas karyawan, perubahan standar

operasional prosedur.

3. Penambahan (addition), misalnya : adanya penambahan cara produksi baru

dengan tidak mengganti atau mengubah cara-cara yang sudah ada sebelumnya.

4. Penyusunan kembali (restructturing), misalnya : upaya menyusun kembali

manajemen organisasi yang sudah ada, layout pabrik, susunan peralatan,

5. Penghapusan (elimination), misalnya : upaya menghapus kegiatan yang tidak

efektif dan efisien dalam rangka mengurangi biaya usaha.

Page | 15

Page 16: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

6. Penguatan (reinforcement), misalnya : upaya peningkatan atau pemantapan

kemampuan tenaga dan fasilitas sehingga berfungsi secara optimal dalam

permudahan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

II.3. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Berbagai negara memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai Usaha

Kecil Menengah (UMKM). Hal yang sangat krusial dalam pendefinisian ini

adalah batasan-batasan yang digunakan untuk menentukan apakah sebuah usaha

dapat dikategorikan sebagai UMKM atau tidak. Bahkan, institusi yang berbeda di

suatu negara dapat memiliki definisi yang berbeda dalam proses kategorisasi ini.

Beberapa negara menggunakan total aset sebagai tolok ukur, namun ada pula

negara yang menggunakan ukuran lain seperti jumlah karyawan dan pendapatan

usaha per tahun.

Di Indonesia, terdapat beberapa lembaga atau instansi bahkan Undang-

Undang (UU) yang memberikan definisi tentang Usaha Kecil Menengah (UKM).

Badan Pusat Statistik memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga

kerja, yaitu untuk usaha kecil memiliki jumlah tenaga kerja lima sampai dengan

19 orang, sedangkan usaha menengah memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99

orang.

Pada tanggal 4 Juli 2008 ditetapkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro Kecil dan Menengah. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut

sebagai Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Usaha Kecil didefinisikan sebagai entitas yang memiliki kriteria sebagai

berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan

tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).

Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha

yang memiliki kriteria sebagai berikut: (1) kekayaan bersih lebih dari

Page | 16

Page 17: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).

II.4. Sukun

II.4.1. Deskripsi Sukun

Sukun adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat dan dapat digunakan

untuk berbagai tujuan. Buah sukun memiliki kadar karbohidrat dan nilai gizi yang

cukup tinggi sehingga dapat dijadikan makanan pokok ataupun makanan

tambahan di berbagai daerah. Buah sukun termasuk dalam genus Artocarpus

(Moraceae) yang terdiri dari sekitar 50 spesies tanaman yang tumbuh di daerah

Asia Tenggara dan kepulauan Pasifik yang beriklim panas dan lembab. Nama

umum buah sukun adalah Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg (Fosberg (1941)

didalam Ragone (1997).

Sukun merupakan tanaman tropik sejati, tumbuh paling bagus didaerah

dataran rendah yang beriklim panas. Menurut Pitojo (1992), tanaman sukun dapat

tumbuh baik di dataran rendah, dataran sedang hingga mencapai ketinggian

kurang lebih 600 meter diatas permukaan laut dengan kadar curah hujan 1500-

3000 mm. Buah sukun tergolong tanaman ultra-tropikal dan tidak akan tumbuh

pada temperatur dibawah 40oF. Tanaman ini termasuk salah satu jenis tanaman

tropikal yang tersulit untuk tumbuh diluar area tropikal. Pertumbuhan akan

terhenti dan pohon akan mati ketika suhu menurun hingga dibawah 60oF atau

diatas 95oF.

Budidaya tanaman sukun secara monokultur jarang dilakukan.

Umumnya pohon sukun ditanam sebagai tanaman pinggiran, untuk

penghalang angin, atau kadang-kadang sebagai pelindung tanaman

kopi. Musim panen sukun biasanya dua kali setahun, yaitu bulan

Januari-Februari dan Juli-September (Widowati, 2003). Menurut

Pitojo (1992), maju mundurnya musim panen sangat dipengaruhi

oleh datangnya musim penghujan. Apabila musim kemarau basah,

Page | 17

Page 18: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

maka produksi buah pada bulan Juli-Agustus akan meningkat

daripada bila musim kemarau kering.

II.4.2. Kandungan dan Manfaat Sukun

Komposisi kimia buah sukun dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4.

Berdasarkan data pada Tabel 2.3 dapat dilihat bahwa buah sukun memiliki

komposisi zat gizi yang cukup lengkap. Setiap 100 gram buah sukun mengandung

karbohidrat 28,2 g, kalsium 21 mg, vitamin C 17 mg dan kandungan lemak 0.3

gram. Dibandingkan dengan beras, buah sukun mengandung mineral dan vitamin

lebih lengkap tetapi nilai kalorinya rendah, sehingga dapat digunakan untuk

makanan diet (Widowati, 2003).

Tabel 3. Komposisi Zat Gizi Sukun per 100 g bahan

Zat Gizi Sukun Muda Sukun Tua Tepung Sukun

Karbohidrat (g) 9,2 28,2 78,9 Lemak (g) 0,7 0,3 0,8 Protein (g) 2,0 1,3 3,6 Vitamin B1 (mg) 0,12 0,12 0,34 Vitamin B2 (mg) 0,06 0,05 0,17 Vitamin C (mg) 21,00 17 47,6 Kalsium (mg) 59 21 58,8 Fosfor (mg) 46 59 165,2 Zat besi (mg) - 0,4 1,1

Sumber: FAO, 2002 dalam Widowati, 2003

Tabel 4. Perbandingan Komposisi Kandungan Buah Sukun dengan Penghasil Karbohidrat Lain (per 100 gram)

Jenis Bahan PanganEnergi (kal)

Protein (gram)

Lemak (gram)

Karbohidrat

Tepung Sukun 302 3,6 0,8 78,9Buah Sukun Tua 108 1,3 0,3 28,2Beras 360 6,8 0,7 78,9Jagung 129 4,1 1,3 30,3Ubi Kayu 146 1,2 0,3 34,7Ubi Jalar 123 1,8 0,7 27,9Kentang 83 2,0 0,1 19,1

Sumber : FAO, 2002 dalam Widowati, 2003

Sedangkan pada Tabel 2.4 dapat diketahui bahwa tepung sukun memiliki

kandungan gizi yang tidak kalah baik dengan sumber karbohidrad lain, dimana

Page | 18

Page 19: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

per 100 gram sukun memiliki kadar karbohidrat sebanyak 78.9 g, lemak 0.8 g,

protein 3.6 g, dan energi sebesar 302 kalori. Berdasarkan data tersebut dapat

dilihat bahwa tepung sukun juga memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap.

II.4.3. Penyebaran dan Produksi Buah Sukun di Indonesia

Produksi buah sukun dapat mencapai 50-150 buah/tanaman. Produktivitas

tanaman tergantung daerah dan iklimnya. Paling sedikit setiap tanaman dapat

menghasilkan 25 buah dengan rata-rata 200-300 buah per musim. Untuk setiap

hektar lahan dapat menghasilkan buah sukun sebanyak 16-32 ton (Widowati,

2003). Daerah penghasil sukun antara lain kepulauan Seribu, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi

Utara, Sumatra Utara, dan Lampung. Kediri merupakan sentra produksi sukun di

Jawa Timur dengan jumlah pohon sukun lebih dari 15.000 pohon dan total

produksi 400 ton/tahun. Cilacap dan Bawean merupakan sentra produksi sukun di

Jawa Tengah. Sukun juga dikembangkan pula di empat kabupaten di DI

Yogyakarta, yaitu Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Gunung Kidul dengan total

populasi sekitar 220.000 pohon.

II.5. Brownies

Brownies merupakan salah satu jenis cake yang berwarna coklat kehitaman.

Ada dua macam brownies, yakni brownies oven dan brownies kukus. Sama

seperti cake, struktur brownies ketika dipotong terlihat keseragaman pori remah,

berwarna menarik, dan jika dimakan terasa lembut, lembab, dan menghasilkan

citarasa yang baik (Sunaryo, 1985 di dalam Sulistiyo, 2006). Brownies bertekstur

padat (agak bantat) dibandingkan dengan cake sehingga tidak membutuhkan

pengembangan gluten sebagaimana cake. Bahan penyusun utamanya yaitu telur,

lemak, gula, dan terigu. Bahan tambahannya antara lain emulsifier dan

pengembang (Sulistiyo, 2006).

Telur sebagai bahan utama penyusun brownies berfungsi sebagai pengganti

air, pembentuk struktur, pelembut, pengikat udara (aerasi), dan pendistribusi

adonan. Telur dapat mempengaruhi warna, aroma, dan rasa. Kuning telur

mengandung lesitin yang memiliki daya pengemulsi, sedangkan putih telur

membentuk tekstur yang lebih ringan (Berenbaum 2003 dalam Febrial 2008).

Page | 19

Page 20: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

Lemak dalam pembuatan brownies berfungsi melembutkan tekstur

membentuk citarasa, memacu pengembangan, membantu aerasi, emulsifikasi

adonan, dan meningkatkan nilai gizi. Lemak yang biasa digunakan adalah

mentega dan margarin. Margarin adalah lemak plastis yang dibuat dari proses

hidrogenasi parsial minyak nabati (Hariyadi et al. 2000 dalam Febrial 2008).

Gula sebagai bahan penyusun brownies berfungsi memberikan rasa manis,

membentuk struktur, tekstur, dan keempukan, mengikat air, dan menjaga

kelembaban. (Berenbaum 2003 dalam Febrial 2008). Selain itu, gula juga

berfungsi sebagai pengawet karena dapat mengurangi kerusakan bahan pangan

sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Buckle et al. 1981 dalam

Febrial 2008).

Tepung yang umum digunakan dalam pembuatan brownies adalah tepung

terigu lunak. Penggunaan tepung terigu lunak bertujuan untuk membentuk adonan

yang lebih lembut. Di dalam adonan, tepung berfungsi sebagai pembentuk

struktur dan tekstur brownies, pengikat bahan-bahan lain dan pendistribusi bahan-

bahan lain secara merata, serta pembentuk citarasa (Matz 1992 dalam Febrial

2008).

Page | 20

Page 21: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

III. PEMBAHASAN

III.1. Hubungan antara Inovasi dengan Kewirausahaan

Dari definisi tentang kewirausahaan yang telah dikemukakan, dapat dilihat

bahwa ternyata unsur kreatifitas, inovasi dan resiko selalu terkandung di

dalamnya. Hal ini mengindikasikan bahwa wirausaha atau kewirausahaan

memiliki nilai lebih dibandingkan dengan pelaku usaha biasa. Sri Edi Swasono

dalam Suryana (2001) menjelaskan bahwa dalam konteks bisnis, wirausaha adalah

pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah

pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung resiko, yang mempunyai visi ke

depan dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha.

Kewirausahaan tidak dapat terlepas dari adanya kemampuan kreatif dan

inovatif karena hal ini menjadi dasar atau sumber daya dalam mencari peluang

menuju kesuksesan. Hal ini dikarenakan bahwa inti dari kewirausahaan adalah

kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sudah

ada sebelumnya melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan

peluang demi tercapainya kesuksesan.

Seorang wirausaha senantiasa melakukan harmonisasi antara kreativitas

yang menciptakan ide-ide dengan pertimbangan peluang maupun resiko dan

keinovasian untuk menerapkan ide-ide kreatif menjadi suatu bentuk barang dan

jasa yang mempunyai nilai jual bagi wirausahawan. Penentu keberhasilan

wirausaha jika dilihat dari sisi faktor internal pelakunya adalah kreativitas dan

inovasi dalam mengembangkan usahanya.

Mc Gartland (2000) dalam Hermana (2008) mengemukakan suatu rumus

mengenai inovasi yang menyatakan bahwa change + creativity = innovation.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa kreativitas dan perubahan

merupakan bagian dari inovasi yang terwujud dalam tingkah laku inovatif

seseorang.

Page | 21

Page 22: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

Schumpeter dalam Budi Hermana (2008) menyatakan bahwa wirausahawan

adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di

dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut dapat

melalui berbagai bentuk kegiatan sebagai berikut :

1. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,

2. Memperkenalkan metoda produksi baru,

3. Membuka pasar yang baru (new market),

4. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau

5. Menjalankan organisasi baru pada suatu industri.

Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan

dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumberdaya.

Setiap orang memiliki ide untuk berkreasi namun hanya sedikit orang yang

tertarik untuk terus melanjutkan sebagai seorang wirausahawan. Berikut ini

beberapa paparan yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk

berwirausaha:

1. Mengubah gaya hidup atau meninggalkan karir yang telah dirintis. Hal ini

biasanya dipicu oleh keinginan untuk mengubah keadaan yang statis ataupun

mengubah gaya hidupnya karena adanya suatu hal negatif yang menimbulkan

gangguan.

2. Adanya keinginan untuk membentuk usaha baru. Faktor yang mendukung

keinginan ini antara lain adalah budaya juga dukungan dari lingkungan sebaya,

keluarga, dan partner kerja. Dalam budaya Amerika dimana menjadi bos bagi

diri sendiri lebih dihargai daripada bekerja dengan orang lain. Hal ini lebih

memacu seseorang untuk lebih mengembangkan usaha daripada bekerja untuk

orang lain.

3. Pemahaman terhadap pasar. Tentu hal ini menjadi penting terutama dalam

meluncurkan produk baru ke pasaran.

4. Peranan dari model yang akan mempengaruhi dan juga memotivasi seorang

wirausahawan.

5. Ketersediaan finansial yang akan menunjang usaha.

Sebagaimana dikemukakan oleh Peter F Drucker (1985) bahwasannya setiap

orang yang memiliki keberanian untuk mengambil keputusan, dapat belajar

Page | 22

Page 23: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

menjadi wirausaha, dan berperilaku seperti wirausaha, sebab kewirausahaan lebih

merupakan perilaku daripada kepribadian, yang dasarnya terletak pada konsep dan

teori, bukan pada intuisi. Hal inilah yang menguatkan bahwa dalam suatu usaha,

kewirausahaan adalah jiwa dari seseorang yang ditunjukkan melalui suatu sikap

dan perilaku yang kreatif dan inovatif dalam melaksanakan suatu kegiatan. Orang

yang demikian inilah yang disebut sebagai wirausahawan atau entrepreneur.

Kewirausahaan memiliki peran yang strategis dalam perkembangan

perekonomian, karena wirausaha memiliki kemauan yang kuat untuk menciptakan

sesuatu yang baru, baik itu organisasi baru, pasar baru, nilai-nilai baru, proses

baru, produk dan jasa baru, cara baru dalam mengelola sesuatu, cara baru dalam

mengambil keputusan, cara baru dalam pengambilan keputusan maupun cara baru

dalam menciptakan suatu unit usaha/bisnis.

Kekuatan perekonomian suatu bangsa pada dasarnya dilandasi oleh kinerja

wirausahawan yang kreatif dan inovatif. Dengan demikian, entrepreneurship

menjadi penting karena wirausahawan kreatif dan inovatif inilah yang menjadi

ujung tombak perekonomian suatu negara. Para entrepreneur inilah yang

senantiasa membangun perekonomian bangsa yang dimulai dari usaha kecil yang

kemudian berkembang menjadi tumpuan perekonomian bangsa. Melalui usaha

kecil mandiri yang biasa disebut sebagai UMKM, para entrepreneur menjadi akar

perekonomian bangsa, dimana mereka tidak bergantung pada pemberi lapangan

kerja namun merubah mindset mereka menjadi pembuka lapangan kerja bagi

orang lain dan senantiasa memberikan pengetahuan yang diperolehnya untuk

menjadikan orang lain menjadi mandiri, sehingga dapat mengangkat kesejahteraan

masyarakat yang nantinya akan mengangkat perekonomian suatu bangsa.

Indonesia, dalam hal jumlah wirausaha yang ada masih relatif kecil. Bagi

Bangsa Indonesia yang ingin meningkatkan perekonomiannya, kewirausahaan

merupakan suatu keharusan. Melalui usaha inovatif kreatif yang mandiri,

perekonomian Bangsa Indonesia tentunya akan menjadi sangat kuat dan tidak lagi

bergantung pada investasi asing untuk meningkatkan perekonomiannya.

Suatu negara dapat berkembang secara ideal jika wirausahanya sudah

mencapai 2% dari jumlah penduduk (Bank Indonesia, 2011). Wirausaha yang

dimaksud adalah yang sesuai dengan kriteria wirausaha dengan motivasi

Page | 23

Page 24: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

berprestasi yang tinggi, kreatif, dan memiliki kemampuan berinovasi, serta

mampu menciptakan perubahan dan kompetisi pada pasar. Mereka mampu

meningkatkan produktivitas sejalan dengan munculnya inovasi-inovasi baru

dalam teknologi, barang, maupun jasa. Perubahan serta kompetisi pada pasar

dapat terjadi karena adanya inovasi yang membuat pelaku pasar lainnya bersaing

secara sehat. Wirausaha yang demikian inilah yang perlu mendapatkan perhatian

dan diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang di Indonesia. Hal ini

dijalankan agar Indonesia mampu menjadi negara yang maju dan mandiri, yang

memiliki daya saing global sehingga tidak tergerus dalam keterpurukan. Untuk

itu, perlu partisipasi dan sinergi dari pemerintah melalui pendidikan bisnis

masyarakat.

Strategi inovasi pada dasarnya sangat berkaitan erat dengan

keberlangsungan usaha, dimana dalam menciptakan suatu produk atau jasa

diperlukan suatu kreatifitas yang inovatif dari seorang entrepreneur agar produk

atau jasanya dapat diterima dengan baik oleh segmen pasar yang ditentukan.

Produk dan jasa yang hanya bersifat follower dan hanya sekedar meniru atau

mengadopsi produk atau jasa yang telah ada sebelumnya terbukti tidak akan

bertahan lama di pasaran. Suatu produk harus memiliki keunggulan atau pembeda

dari produk lain agar tidak hanya diterima oleh pasar, namun secara jangka

panjang menjadi pilihan bagi para konsumen yang dituju. Dalam perjalanannya

pun, seorang entrepreneur harus senantiasa mengembangkan imajinasi dan

kreatifitasnya untuk dapat menciptakan dan mengembangkan suatu inovasi, baik

itu inovasi pada produk atau jasa yang dihasilkan, inovasi pada proses dan

aktifitas kegiatan maupun inovasi dalam teknologi yang digunakan.

Terdapat berbagai jenis inovasi yang dapat dilakukan oleh seorang

wirausaha. Sebagaimana dikemukakan oleh Anderson et al. (1989) dalam Zahra

dan Das (1993) bahwa bahwa terdapat empat jenis inovasi (4P’s inovasi) yang

dapat dijalankan sebagai suatu strategi bagi para wirausaha, yaitu :

1. Inovasi Produk, perubahan produk atau jasa karena suatu permintaan kepada

perusahaan. Inovasi produk mengakibatkan penciptaan dan pengenalan tentang

radikal produk inovasi atau modifikasi. Inovasi produk itu dapat penuh resiko.

Mereka menyatakan bahwa definisi kebutuhan produk lemah, ketidakpastian

Page | 24

Page 25: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

teknologi, ketiadaan pendukungan manajemen senior, ketiadaan sumber daya,

dan proyek lemah management implementasi dapat menghalangi usaha

pengembangan produksi baru. Dengan menanggulangi permasalahan kritis ini,

perusahaan dapat mengurangi resiko operasional yang berhubungan dengan

produksi baru dan, sesungguhnya, menciptakan suatu competitive advantage

bisa mendukung dalam pasar mereka. Inovasi Produk dan jasa terus meningkat

dalam hal pembedaan untuk memenuhi kebutuhan tertentu para pemakai

spesifik. Inovasi produk dan jasa juga mempengaruhi mutu produk dan jasa,

tetapi mempunyai suatu efek lebih besar pada reputasi dan nilai atau inovatif.

2. Proses Inovasi, merupakan inovasi yang mengarah pada metode operasi baru,

menciptakan produk baru, penggunaan teknologi baru atau mengembangkan

kemampuan sumber daya manusia di dalam perusahaan. Inovasi proses akan

membantu meningkatkan mutu relatif dan mengurangi biaya-biaya, dengan

demikian akan meningkatkan nilai relatif dari produk dan jasa tersebut. Inovasi

produk dan inovasi proses dapat menumbuhkan pasar melalui peningkatan

produktivitas dan keandalan operasional.

3. Inovasi Paradigma atau sumber inovasi internal merupakan perubahan

mendasar dari R&D internal usaha untuk menghasilkan produk dan inovasi

proses.

4. Memposisikan Inovasi atau sumber eksternal inovasi merupakan perubahan

konteks membeli, perijinan, persetujuan, pengadaan dengan lain perusahaan,

joint-ventures dengan para penyalur, pelanggan, dan lain perusahaan.

Seorang wirausaha pada dasarnya harus menunjukkan perilaku kreatif dan

inovatif dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya karena perilaku

kreatif dan inovatif penting dalam menjaga keberlanjutan usaha. Produk yang saat

ini populer di pasar dengan tingkat penjualan yang tinggi belum tentu akan

bertahan lama. Hal ini dikarenakan adanya daur hidup produk (product life cycle).

Sebagaimana dijelaskan oleh Astamoen (2005) bahwa terdapat lima tahapan daur

hidup produk (product life cycle), yakni:

1. Tahapan desain dan pengembangan;

2. Tahapan pengenalan;

3. Tahapan pertumbuhan;

Page | 25

Page 26: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

4. Tahapan pemantapan dan kematangan;

5. Tahapan penurunan.

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa seorang wirausaha merupakan agen

perubahan yang mengenalkan berbagai inovasi, mulai dari produk, metode

produksi, teknik penjualan, dan tipe alat pekerjaan yang baru. Sifat inovatif yang

dimiliki oleh para wirausaha membuat mereka mampu menghadapi tantangan

dengan mengubahnya menjadi peluang. Hal ini dapat menunjang kemajuan bisnis

yang digeluti karena dengan inovasi yang dimiliki, maka seorang pengusaha akan

memiliki kemampuan untuk menghasilkan dan mengimplementasikan gagasan

atau ide baru yang lebih baik dan berbeda dalam bentuk produk, teknik maupun

jasa (Shane Scott, 2005).

Hal inilah yang menjelaskan bahwa suatu usaha harus diiringi dengan

kreativitas dan inovasi dengan memahami konsep daur hidup melalui penciptaan

produk-produk baru setiap kurun waktu tertentu sesuai jenis produknya, supaya

tetap dapat eksis bersaing dan usahanya tetap berkembang. Dengan begitu,

kreativitas dan inovasi merupakan suatu hal yang esensial bagi setiap pelaku

kewirausahaan di mana setiap proses perkembangan usaha mulai dari tahap awal

sampai pada tahap penurunan dibutuhkan pemikiran kreatif dan inovatif terhadap

produk yang dihasilkan agar suatu usaha dapat terus menghasilkan keuntungan

sehingga dapat bersaing dengan mengikuti selera pasar (konsumen) untuk

perkembangan suatu usaha terutama di bidang usaha kecil dan menengah yang

mempunyai sumber daya yang relatif kecil sehingga membutuh ide-ide kreatif dan

inovatif untuk dapat efisien dan efektif dalam setiap tahapan guna menekan

penggunaan modal yang bermuara kepada penekanan biaya produksi sehingga

produk dapat dilepas di pasar dengan harga yang terjangkau oleh konsumen.

III.2. Pentingnya Inovasi dan Kewirausahaan dalam Meningkatkan

Perekonomian Bangsa

Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu

negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang

terbesar perekonomian Amerika bukan perusahaan-perusahaan besar berteknologi

tinggi, melainkan dunia wirausaha yang menciptakan ribuan lapangan kerja

(Riyanti, 2003). Semangat berwirausaha merupakan salah satu elemen penting

Page | 26

Page 27: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

dalam pembangunan sumberdaya manusia. Negara-negara maju di dunia sebagian

besar mampu mengalami perkembangan perekonomian yang pesat dikarenakan

adanya laju pertumbuhan dan perkembangan berbagai usaha yang didorong oleh

semangat kewirausahaan (Azzahra, 2009).

Sayangnya, di Indonesia pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship)

masih belum menjadi perhatian yang serius dan masih tertinggal jauh dari luar

negeri. Misalnya saja di negara negara Eropa dan Amerika Utara pendidikan

kewirausahaan sudah dimulai sejak tahun 1970-an (Kasmir 2006). Kewirausahaan

memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Kewirausahaan

memungkinkan dilaksanakannya pengorganisasian dan penggabungan faktor

produksi lainnya (tanah, tenaga kerja, modal) untuk menghasilkan barang dan jasa

yang diperlukan masyarakat secara efisien dan menguntungkan (Sukirno 1981).

Berdasarkan data BPS tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia pada bulan

Mei mencapai 237.556.363 jiwa dan terus mengalami peningkatan sebanyak 32,5

juta jiwa per tahunnya dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49%. Seiring dengan

pertambahan jumlah penduduk, jumlah angkatan kerja di Indonesia juga

mengalami peningkatan. Pada bulan Februari 2010, jumlah angkatan kerja di

Indonesia telah mencapai 116 juta orang, bertambah 2,26 juta orang dibandingkan

pada Februari 2009, yaitu sebanyak 113,74 juta orang dengan tingkat

pengangguran sebesar 7,41%. Bertambahnya jumlah angkatan kerja akan

meningkatkan kebutuhan akan lapangan pekerjaan. Sedangkan sebagaimana kita

ketahui, kenaikan jumlah lapangan pekerjaan tidak sebanding dengan kenaikan

jumlah angkatan kerja. Hal ini menimbulkan masalah bagi pemerintah dalam

menciptakan lapangan kerja baru. Berbagai masalah mengenai Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) yang selama ini menjadi polemik juga senantiasa dialami oleh

Pemerintah Indonesia sebagai akibat dari ketidakmampuan dari pemerintah dalam

menyediakan lapangan pekerjaan guna menampung jumlah angkatan kerja yang

ada, sehingga banyak diantaranya yang menjajal keberuntungannya di luar negeri

namun tanpa dibekali dengan ilmu dan keterampilan yang cukup baik.

Kewirausahaan (entrepreneurship) memiliki peranan yang sangat penting

bagi masyarakat Indonesia. Kewirausahaan dapat menjadi salah satu solusi dalam

mengurangi tingkat pengangguran dan pengentasan kemiskinan. Kewirausahaan

Page | 27

Page 28: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

memiliki peran untuk menambah daya tampung tenaga kerja, generator

pembangunan, contoh bagi masyarakat lain, membantu orang lain,

memberdayakan karyawan, hidup efisien, dan menjaga keserasian lingkungan.

Jiwa kewirausahaan akan mendorong seseorang memanfaatkan peluang yang ada

menjadi sesuatu yang menguntungkan.

Sebagai negara agraris yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia

membutuhkan sumber daya manusia tangguh yang memiliki jiwa kewirausahaan

untuk mengembangkan sektor pertanian. Salah satu sektor yang terkait dengan

pertanian adalah sektor agribisnis yang meliputi tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan, kehutanan dimana potensi dari

masing masing sektor tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh para

pelaku pembangunan.

Sektor agribisnis menghadapi tantangan yang cukup besar di era persaingan

global saat ini yang menuntut keunggulan, baik keunggulan kompetitif maupun

keunggulan komparatif. Sehingga, untuk menghadapi tantangan tersebut

diperlukan sumber daya manusia yang dapat menciptakan keunggulan tersebut,

diantaranya adalah wirausaha melalui proses kreatif dan inovatif yang mereka

lakukan (Fawaqa 2006). Adanya jiwa wirausaha yang kuat di dalam masing-

masing pelaku agribisnis akan menunjang keberhasilan suatu usaha. Faktor

tersebut akan menentukan berfungsinya masing masing sub sistem-sub sistem

agribisnis, mendukung kelancaran proses dari hulu sampai ke hilir.

Kewirausahaan tidak terlepas dari usaha mikro, kecil dan menengah. Hal ini

dikarenakan wirausaha seringkali dikaitkan dengan situasi kegiatan bisnis

seseorang yang dimulai dalam skala usaha kecil dan umumnya dikelola sendiri

(Krisnamurthi, 2001). Hal inilah yang menjadikan UMKM menjadi suatu sektor

penting dalam menggerakkan pembangunan ekonomi di Indonesia. Industri kecil

menyumbang pembangunan dengan berbagai cara, antara lain melalui penciptaan

kesempatan kerja, perluasan angkatan kerja, urbanisasi, dan menyediakan

fleksibilitas kebutuhan serta inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan.

Pemberdayaan usaha kecil merupakan kunci bagi kelangsungan hidup

sebagian besar rakyat Indonesia. Usaha kecil dapat digunakan sebagai penggerak

utama dalam mempercepat pemulihan perekonomian Indonesia. Usaha kecil juga

Page | 28

Page 29: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

dapat digunakan sebagai kunci pemacu ekspor serta peningkatan kesejahteraan

rakyat.

Berdasarkan dari data Kementerian Koperasi Tahun 2010, sebagaimana

dijelaskan pada Tabel 3.1, jumlah UMKM di Indonesia jauh lebih banyak

dibandingkan dengan usaha berskala besar, bahkan dari tahun 2005-2007 jumlah

UMKM mengalami peningkatan sebesar 6,23% dari 47.017.062 unit usaha pada

tahun 2005 menjadi 50.145.800 unit usaha pada tahun 2007. Berdasarkan data,

secara keseluruhan jumlah unit usaha pangsa UMKM mencapai 99%, sementara

sisanya adalah usaha besar. Hal ini menunjukkan terbukanya lapangan kerja yang

semakin meningkat pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah.

Tabel 5. Jumlah Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar Tahun 2005-2007

Indikator Tahun2005 2006 2007

Jumlah (Unit)

Pangsa (%)

Jumlah (Unit)

Pangsa (%)

Jumlah (Unit)

Pangsa (%)

Unit Usaha (A+B) 47.022.084 49.026.380 50.150.263A. UMKM 47.017.062 99.99 49.021.803 99.99 50.145.800 99.99B. Usaha Besar 5.022 0.01 4.577 0.01 4.463 0.01

Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM, 2010

Peningkatan jumlah unit usaha mikro, kecil dan menengah juga berpengaruh

terhadap penyerapan tenaga kerja. Sebagaimana dijelaskan pada Tabel 3.2, pada

tahun 2007 usaha besar hanya mampu menyerap tenaga kerja sebesar 2,73% atau

sebanyak 2.535.411 tenaga kerja. Sementara, UMKM di Indonesia telah menyerap

90.491.930 tenaga kerja pada tahun 2007 atau sebesar 97,27% dari total angkatan

kerja yang ada. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan berkembangnya UMKM,

maka penyerapan tenaga kerja akan meningkat dan hal tersebut akan mengurangi

tingkat pengangguran secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

Tabel 6. Penyerapan Tenaga Kerja oleh Unit Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Usaha Besar Tahun 2005-2007

Indikator Tahun2005 2006 2007

Jumlah (Unit)

Pangsa (%)

Jumlah (Unit)

Pangsa (%)

Jumlah (Unit)

Pangsa (%)

Unit Usaha (A+B) 86.305.825 90.350.778 93.027.341

A. UMKM 83.586.616 96.85 87.909.589 97.30 90.491.930 97.27

B. Usaha Besar 2.719.209 3.15 2.441.181 2.70 2.535.411 2.73

Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM, 2010

Page | 29

Page 30: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

Pada umumnya, usaha kecil di Indonesia memiliki keterbatasan sumber

daya manusia termasuk aspek kewirausahaan. Oleh sebab itu, untuk mencapai

keberhasilan salah satunya adalah dengan memperhatikan faktor sumberdaya

manusia yang terkait dengan sikap kewirausahaan. Para pakar wirausaha

berpendapat bahwa aspek sifat merupakan faktor penting dalam keberhasilan

wirausaha. Sebagian besar keberhasilan usaha, khususnya usaha kecil, sangat

ditentukan oleh faktor wirausaha. Kepribadian wirausaha merupakan faktor

utama, menyusul sesudahnya faktor kemampuan, faktor teknologi, dan faktor lain.

Di Indonesia, usaha kecil di sektor pertanian sampai saat ini masih

mendominasi jika dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Pada tahun 2006

jumlah pengusaha kecil yang bergerak di sektor pertanian sebanyak 26.208 ribu

unit atau sekitar 53,67 persen dari total unit usaha kecil yang ada sebagaimana

disajikan pada Tabel 3.3. Fakta tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian

memiliki potensi dalam hal pengembangan bisnis kecil. Dilihat dari sisi kuantitas,

jumlah industri kecil pada sektor industri pengolahan cukup banyak, yaitu sebesar

3.201 ribu unit usaha. Jumlah usaha kecil pada sektor industri tersebut masih

dapat dikembangkan karena peranannya dalam mengolah bahan baku menjadi

produk yang memiliki nilai tambah sehingga dapat meningkatkan penghasilan.

Tabel 7. Jumlah Unit Usaha Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Menurut Sektor

Ekonomi Tahun 2006

No Sektor Jumlah Unit Usaha Sektor Ekonomi

Usaha Kecil(Ribu Unit)

Usaha Menengah(Ribu Unit)

Usaha Besar(Ribu Unit)

1 Pertanian 26208 1.68 0.05

2 Pertambangan 265.68 0.62 0.12

3 Industri 3201 16.89 2.56

4 Listrik, Gas, Air Bersih 14.50 0.96 0.21

5 Bangunan 162.14 8.76 0.32

6 Perdagangan 13247 57.65 1.74

7 Pengangkutan 2697 4.76 0.32

8 Keuangan 71.43 11.22 1.27

9 Jasa 2956 6.92 0.61

Total 48822.75 109.46 7.2

Sumber : Heatubin, 2008

Dari data yang disajikan tampak bahwa industri pengolahan produk

pertanian memiliki peran penting dalam mendukung sektor pertanian melalui

Page | 30

Page 31: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

pengolahan komoditas pertanian primer menjadi produk olahan baik produk

antara maupun produk akhir. Sektor agroindustri pada dasarnya telah menjadi

bagian dari industri kecil yang mampu membantu dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui orientasi peningkatan nilai tambah.

Namum begitu, berdasarkan data dari Bank Indonesia (2011) menyatakan

bahwa jumlah usahawan yang hanya 2% dari jumlah penduduk, artinya terdapat

dua orang dari setiap 100 orang penduduk yang membuka lapangan pekerjaan. Ini

berarti, 1 orang pengusaha menghidupi 49 orang lain yang bukan pengusaha.

Angka ini akan melonjak menjadi 400-an orang yang harus ditanggung oleh

seorang pengusaha jika saat ini baru terdapat 0,24% penduduk Indonesia yang

menjadi wirausahawan. Jumlah ini tentu sangat kurang sebanding, dan

menunjukkan beratnya penduduk yang harus ditanggung oleh para pengusaha

kita. Untuk itulah, kita perlu membangkitkan jiwa kewirausahaan dan memulai

sebuah bisnis (entrepreneur) yang mampu menanggung kehidupan diri dan

kehidupan masyarakat. Pemerintah kita telah menargetkan jumlah pengusaha di

tanah air mencapai 2% dari jumlah penduduk.

Witoelar (1994) mengemukkan bahwa terdapat beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam mengatasi masalah pengembangan industri mikro, kecil dan

menengah. Hal ini dikarenakan pengembangan UKM pada dasarnya bukan hanya

sekedar masalah bantuan dana operasional atau fasilitas, melainkan lebih bersifat

strategis dan mempunyai dampak jangka panjang, diantaranya adalah :

1. Pengembangan haruslah bersifat meningkatkan kemampuan dan produktivitas

UKM, hal ini menunjuk pada investasi dan peningkatan kesempatan perluasan

usaha.

2. Masalah pengembangan UKM merupakan masalah kompleks pengembangan

entepreneurship, yang menyangkut motivasi, komitmen, keterampilan dan

jaringan usaha.

3. Usaha pengembangan UKM jangan dijadikan alasan untuk mengurangi

pertumbuhan produktivitas nasional, karena beban ekonomi kembali menjadi

tanggungan masyarakat.

Kesiapan dalam menghadapi kondisi perekonomian yang mengarah pada

globalisasi pasar juga telah menuntut para wirausaha untuk senantiasa

Page | 31

Page 32: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

menyesuaikan proses produksi maupun produk yang dihasilkannya dengan

permintaan pasar serta senantiasa mampu merespon perubahan selera konsumen

secara efisien. Hal inilah yang mendorong para wirausaha untuk selalu melakukan

inovasi sehingga peningkatan daya saing produk dapat terwujud. Peningkatkan

jumlah dan kekuatan pesaing-pesaing baru, baik domestik maupun dari negara

asing juga menuntut para wirausaha untuk memiliki strategi inovasi yang tepat

sehingga mampu bersaing dengan kompetitor baik dari perusahaan nasional

maupun bersaing dengan perusahaan multinasional.

III.3. Brownies Sukun Aren sebagai Produk Inovatif bagi Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah

A. Analisis Industri

Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia,

sehingga pemenuhan kebutuhan pangan seharusnya dilakukan

secara adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia. Namun,

permasalahan pangan sepertinya tidak pernah lepas dari kehidupan

masyarakat Indonesia. Ketergantungan terhadap bahan pangan

tertentu, misalnya beras dan gandum, merupakan salah satu

penyebab rapuhnya ketahanan pangan Indonesia. Padahal

Indonesia memiliki banyak potensi sumber pangan lokal yang dapat

dimanfaatkan sebagai pangan pokok ataupun pangan pendamping.

Salah satunya adalah buah sukun (Artocarpus altilis).

Pengolahan buah sukun menjadi bahan pangan alternatif yang penuh gizi

dapat dikembangkan menjadi suatu ide kreatif dan inovatif yang dapat dijalankan

dengan mudah oleh calon wirausaha yang memiliki sumber dana yang terbatas.

Salah satu produk pangan sehat berbahan dasar sukun yang dapat dikembangkan

oleh calon wirausahawan adalah pembuatan brownies sukun aren sebagai produk

pangan sehat dan bergizi yang mengedepankan bahan baku lokal. Selama ini,

keanekaragaman produk olahan sukun di Indonesia masih sangat terbatas pada

sukun goreng, sukun rebus, maupun keripik sukun. Hal ini disebabkan masih

kurangnya informasi mengenai komoditi sukun itu sendiri maupun produk hasil

olahannya. Padahal komoditi ini sangat potensial apabila dikembangkan sebagai

usaha dalam meningkatkan keanekaragaman produk olahan sukun.

B. Rencana Produksi

Page | 32

Page 33: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

Proses produksi brownies sukun gula aren dengan brand Sunies masih

dilakukan secara sederhana dan masih banyak menggunakan peralatan manual

karena merupakan usaha kecil menengah. Namun begitu, dalam pembuatan

brownies sukun aren harus diterapkan suatu standar operasional dengan tahapan-

tahapan yang telah ditentukan sehingga dapat menjaga keseragaman kualitas

brownies yang dihasilkan. Produk brownies sukun gula aren dapat dilihat pada

Gambar 3.1. Untuk tahapan proses produksi brownies sukun gula aren dapat

dilihat pada Tabel 3.4.

Gambar 1. Produk Brownies Sukun Gula Aren Sunies

Tabel 8. Proses Produksi Brownies Sukun Gula Aren

Proses Produksi

Bahan Baku Teknologi Mesin

Penimbangan Tepung Sukun, Telur, Susu, Gula Aren, Pasta Cokelat dan bahan-bahan lain

Tradisional Timbangan digital

Pencampuran Bahan-bahan yang telah diukur dicampurkan dalam wadah yang bersih

Otomatis Mixer

Pengukusan Air, Gas Otomatis Steamer

Pendinginan Brownies yang telah matang Tradisional Lemari Pendingin

Garnishing Cokelat Leleh, Keju, Almond, Butter Cream, dan lain-lain

Tradisional Manual

Pengemasan Box, Kertas Roti Tradisional Manual

Komponen bahan baku utama dan penolong dari produk brownies sukun

aren tidak jauh berbeda dari komponen bahan baku pembuat kue brownies yang

selama ini dikenal luas oleh masyarakat. Inovasi yang dilakukan dalam pembuatan

produk ini adalah pada bahan baku tepung sukun dan gula aren, dimana biasanya

digunakan tepung terigu dan gula pasir. Penggunaan tepung sukun dan gula aren

Page | 33

Page 34: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

dapat meningkatkan nilai gizi dan mengurangi kadar gluten dan gula yang dapat

menyebabkan masalah kesehatan.

Dalam memperoleh bahan baku, kerjasama dengan berbagai pihak sangat

dibutuhkan dalam rangka menjamin keberlangsungan usaha. Kerjasama dengan

UKM binaan dalam hal ini sangat penting, dimana selain menjamin

keberlangsungan usaha, dengan ini wirausaha juga telah ikut serta dalam

meningkatkan kesejahteraan para UKM.

Tabel 9. Komponen Bahan Baku Utama dan Penolong Produk Brownies Sukun

Gula Aren

Komponen Bahan BakuKebutuhan Rata-Rata per

BulanSumber

Bahan Baku Utama

Tepung Sukun 125 kg UKM Binaan

Telur 536 kgSupplier Peternak Ayam Petelur

Susu 300 lt Distributor

Gula Aren 80 kg UKM Binaan

Minyak Sayur 20 kg Distributor

Margarine 40 kg Distributor

Bahan Penolong

Butter Cream 1 kg Toko Bahan Kue

Keju Cheedar 40 kg Toko Bahan Kue

Vanili Bubuk 0.5 kg Toko Bahan Kue

Kacang Almond 15 kg Toko Bahan Kue

C. Rencana Pemasaran

Harga yang ditetapkan untuk produk Sunies adalah sebesar Rp.25.000,-

per box (dengan ukuran 30 cm x 10 cm x 4 cm) untuk reseller dan reseller akan

menjual sebesar Rp. 28.000,- kepada konsumen (end-user). Perusahaan akan

menjamin harga yang diterima konsumen adalah harga yang sesuai dengan daya

beli konsumen dan sesuai dengan manfaat prdouk yang ditawarkan. Untuk

menjaga agar reseller menjual produk dengan harga yang telah disepakati,

perusahaan mencantumkan harga eceran tertinggi pada setiap box kemasan

brownies sukun gula aren.

Page | 34

Page 35: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

Gambar 2. Logo Perusahaan CV Breadfruit Nutritious

Pemasaran awal produk Sunies difokuskan di daerah Bogor sebagai buah

tangan wisatawan yang berkunjung ke Bogor. Rencana perluasan distribusi

selanjutnya adalah dengan melakukan perluasan jaringan ke wilayah Jakarta,

Depok dan Bandung. Sebagaimana diketahui bahwa Bandung merupakan pusat

wisata kuliner Jawa Barat yang sangat potensial bagi pemasaran brownies sukun

gula aren Sunies.

Wirausaha ini juga senantiasa memperkuat jaringan distribusi dan

pemasaran melalui kerjasama dengan berbagai toko kue, koperasi, kantin dan

supermarket yang sudah memiliki lokasi strategis khususnya di wilayah

Jabodetabek. Sistem kerjasama ini dilakukan dengan melakukan sistem kemitraan

(reseller marketing system).

D. Rencana Permodalan

Investasi awal yang dibutuhkan oleh wirausahawan dalam memproduksi

brownies sukun diperkirakan sebesar Rp. 32.804.000,-, termasuk sewa ruko dan

pembelian kendaraan roda dua sebagai fasilitas dan sarana untuk memperlancar

proses produksi dan pemasaran, sebagaimana disajikan pada Lampiran 1.

Kapasitas produksi brownies sukun gula aren direncanakan sebesar 50 pcs

setiap harinya, dimana rata-rata produksi per bulan sebanyak 1.250 pcs, sehingga

untuk 6 bulan pertama mencapai 7.500 pcs. Pada 6 bulan kedua, rata-rata produksi

brownies sukun gula aren per bulan mencapai 3000 pcs atau sebesar 100 pcs per

hari dan akan terus meningkat pada 6 bulan selanjutnya.

Porsi modal usaha perusahaan direncanakan berasal dari modal pemilik

dan utang, sebagaimana dijelaskan dalam Lampiran 2 mengenai Neraca

Permodalan Usaha. Analisis kelayakan usaha dapat ditentukan berdasarkan nilai

Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Pay Back Period (PBP)

dan Break Event Point (BEP). Sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 3, usaha

Page | 35

Page 36: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

brownies sukun gula aren menunjukkan nilai NPV positif, IRR yang lebih besar

dari discounted factor yang ditetapkan yaitu 15%, PBP yang relatif singkat yaitu

2,23 tahun atau 27 bulan. menunjukkan rencana investasi bisnis brownies sukun

gula aren ini layak untuk dilaksanakan.

IV. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Kewirausahaan merupakan jiwa dari seseorang yang ditunjukkan melalui suatu

sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif. Inovasi sangat berkaitan erat

dengan kewirausahaan, dimana dalam menciptakan suatu produk atau jasa

diperlukan suatu kreatifitas yang inovatif dari seorang entrepreneur agar

produk atau jasanya dapat diterima dengan baik oleh segmen pasar yang

ditentukan karena adanya suatu keunggulan dan pembeda dari yang lain.

2. Kewirausahaan (entrepreneurship) memiliki peranan yang sangat penting bagi

perekonomian bangsa, dimana kewirausahaan dapat menjadi salah satu solusi

dalam mengurangi tingkat pengangguran dan pengentasan kemiskinan.

Kewirausahaan, khususnya dalam bentuk UMKM memiliki peran penting

dalam memperkuat perekonomian bangsa melalui peningkatan lapangan kerja,

generator pembangunan, membantu orang lain, memberdayakan karyawan,

hidup efisien, dan menjaga keserasian lingkungan.

3. Pengolahan buah sukun menjadi bahan pangan alternatif yang penuh gizi dapat

dikembangkan menjadi suatu ide kreatif dan inovatif yang dapat dijalankan

dengan mudah oleh calon wirausaha yang memiliki sumber dana yang terbatas.

Salah satunya dengan memproduksi brownies sukun gula aren. Berdasarkan

analisis kelayakan usaha, produk ini layak untuk dikembangkan, dimana

menghasilkan NPV positif, IRR lebih besar dari discounted factor, dan PBP

yang relatif singkat (27 bulan).

B. Saran

Pentingnya perkembangan wirausaha dalam rangka memperkuat

perekonomian bangsa membutuhkan sumber daya manusia yang inovatif dan

Page | 36

Page 37: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

kreatif. Karenanya dibutuhkan suatu pendidikan formal kewirausahaan mulai dari

tingkat dasar untuk mencetak sumber daya manusia yang inovatif dan kreatif yang

berani untuk mewujudkan inovasi dan kreatifitasnya dalam suatu usaha. Peran

pemerintah dalam mengembangkan UMKM melalui kebijakan dan pembinaan

dalam hal ini juga sangat penting dalam rangka memperkuat landasan

perekonomian nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Astamoen, P. Moko. 2005. Enterpreneurship. Penerbit Alfabeta.

Jakarta.

Azzahra, Rifzashani. 2009. Perilaku Wirausaha Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor Peserta Program Kewirausahaan Mahasiswa Kewirausahaan

(PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa

(PPKM). Bogor: Program Studi Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2012. www.bps.go.id (diakses tanggal 2 Juli 2012)

Bank Indonesia. 2011. Kajian Ekonomi Regional Sumatera Selatan Triwulan IV –

2011. Jakarta : Bank Indonesia.

Damapour, F. (1991) “Organizational Innovation: A Meta-Analysis of Effects of

Determinants and Moderators” Academy of Management Journal, 34 (3),

555-590.

Drucker PF. 1985. Inovasi dan Kewiraswastaan. Praktek dan Dasar-dasar. Alih

Bahasa : Rusjdi Naib, MBA. Jakarta: Airlangga.

Fawaqa, Leinina. 2006. Potensi Wirausaha di Kalangan Mahasiswa

(Perbandingan antara Mahasiswa yang Mendapat dengan yang idak

mendapat Mata Kuliah Kewirausahaan). [Skripsi]. Bogor: Program Studi

Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.

Febrial, Eka. 2008. Pengembangan Produk Pangan Fungsional Brownies Kukus

dari Tepung Kecambah dan Tepung Tempe Kacang Komak. Skripsi.

Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Heatubin, AB. 2008. Peranan Usaha Kecil dan Menengah dalam Pertumbuhan

Ekonomi dan Ekspor. [Disertasi]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut

Pertanian Bogor.

Page | 37

Page 38: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

Hermana, Budi. (2008), Pengertian dan Teori Kewirausahaan,

(ONLINE),

http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/bhermana/2008/04/05/

sejarah-dan teori kewirausahaan.

Kashmir. 2006. Kewirausahaan. Penerbit Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Krishnamurti, B. 2003. Pengembangan Keuangan dan Penanggulangan

Kemiskinan. Jurnal Ekonomi Rakyat, Artikel – Th. II – No. 2 – April 2003.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip – Prinsip

Pemasaran. Edisi Kedelapan. Terjemahan Damos Sihombing.

Jakarta : Erlangga.

Meredith GG, Nelson RE, Neck PA. 2002. Kewirausahaan. Teori dan Praktek.

Terjemahan dari The Practice of Entrepreneurship oleh A. Asparsayogi,

Editor D. Suseno. Jakarta : Penerbit PPM.

Pambudy R. 1999. Perilaku Komunikasi, Perilaku Wirausaha Peternak, dan

Penyuluhan dalam Sistem Agribisnis Peternakan Ayam. Disertasi. Program

Pascasarjana, IPB. Bogor.

Pitojo, S. 1992. Budidaya Sukun. Penerbit Kanisus, Yogyakarta.

Riyanti BP. 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikilogi Kepribadian.

Jakarta : Gramedia Widiasara Indonesia.

Santoso, S. B. 2011. Analisis Pekerja Sektor Informal. ONLINE.

http://batangkab.bps.go.id/Subyek_Statistik/Lainlain/artikel%20ANALISIS

%20PEKERJA%20SEKTOR%20INFORMAL_mei%202012.pdf

Suherman. 2008. Literasi Informasi : Kunci Kemajuan yang

Terbuang. Makalah disampaikan pada acara : Seminar Sehari

Membangun Budaya Literasi Sains dan Teknologi Masyarakat di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, Tanggal

19 Februari 2008.

Suryana. 2001. Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat.

Widowati, S. 2003. Prospek Tepung Sukun Untuk Berbagai Produk

Makanan Olahan Dalam Upaya Menunjang Diversivikasi

Pangan. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Page | 38

Page 39: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

Winardi, J. 2003. Enterpreneur dan Enterpreneurship. Penerbit Kencana Prenada

Media Group.

Witoelar Wimar, 1994, Tantangan Bagi Perusahaan Modal Ventura di Indonesia

dan Prospek di Masa Mendatang. Jurnal Manajeman Prasetyamulya, Vol. I,

No. 2, H 31-35.

Zahra, S.A. dan S.R. Das. 1993. Innovation Strategy and Financial Performance in

Manufacturing Companies : An Empirical Study. Production and Operation

Management 2 (I).

Lampiran 1. Fasilitas Mesin Produksi dan Kebutuhan Investasi

No. Komponen Harga Satuan Jumlah Barang Jumlah Harga

1 Kursi 500,000 6 3,000,000

2 Meja 800,000 2 1,600,000 3 Etalase 500,000 2 1,000,000

4 Kompor 300,000 2 600,000

5 Elpiji 300,000 2 600,000

6 Oven 1,400,000 2 2,800,000

7 Panci Kukus 100,000 4 400,000 8 Serok 15,000 2 30,000

9 Piring plastik 15,000 12 15,000

10 Spatula 15,000 4 60,000 11 Baskom 20,000 5 100,000

12 Sendok 15,000 12 15,000

13 Nampan 15,000 2 30,000

14 Mixer 600,000 2 1,200,000

15 Loyang 20,000 10 200,000 16 Pasrah Keju 4,000 1 4,000

17 Panci Coklat 50,000 3 150,000

18 Komputer 5,000,000 1 5,000,000

19 Printer 1,000,000 1 1,000,000

20 Motor 15,000,000 1 15,000,000

Total Investasi     32,804,000

Page | 39

Page 40: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

Lampiran 2. Neraca Permodalan Usaha

NERACA          Deskripsi Start up 2012 2013 2014 2015AktivaAktiva Lancar

Kas & Bank 280,736,01

3 728,951,713

1,498,291,163

2,588,754,363

Deposit

Piutang 84,375,00

0 196,875,00

0 309,375,00

0 421,875,00

0

Persediaan 158,793,75

0 30,898,12

5 72,095,62

5 113,293,12

5 154,490,62

5

Total Aktiva Lancar 58,793,750 396,009,13

8 997,922,33

8 1,920,959,28

8 3,165,119,98

8

Aktiva Tetap

Aktiva 32,804,000 32,804,00

0 32,804,00

0 32,804,00

0 32,804,00

0

Akumulasi Penyusutan 8,201,00

0 16,402,00

0 24,603,00

0 32,804,00

0

Total Aktiva Tetap 32,804,00

0 24,603,00

0 16,402,00

0 8,201,00

0 -

Total Aktiva 191,597,75

0 420,612,13

8 1,014,324,33

8 1,929,160,28

8 3,165,119,98

8

Utang & ModalUtang

Utang Usaha 130,722,18

8 305,018,43

8 479,314,68

8 653,610,93

8 Pinjaman Jangka Pendek

28,739,663

28,739,663

28,739,663

28,739,663

-

Pinjaman Jangka Panjang

86,218,988

57,479,325

28,739,663

-

Total Utang 114,958,65

0 216,941,17

5 362,497,76

3 508,054,35

0 653,610,93

8 Modal

Page | 40

Page 41: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

NERACA          Deskripsi Start up 2012 2013 2014 2015

Setoran Modal 76,639,10

0 76,639,10

0 76,639,10

0 76,639,10

0 76,639,10

0 Akumulasi Laba Bersih

-

127,031,863

575,187,475

1,344,466,838

2,434,869,950

Total Modal 76,639,10

0 203,670,96

3 651,826,57

5 1,421,105,93

8 2,511,509,05

0

Total Utang & Modal 191,597,750 420,612,13

8 1,014,324,33

8 1,929,160,28

8 3,165,119,98

8

Lampiran 3. Aliran Kas

ARUS KAS          Deskripsi Start up 2012 2013 2014 2015Sumber DanaLaba Bersih 127,031,863 448,155,613 769,279,363 1,090,403,113 Penyusutan 8,201,000 8,201,000 8,201,000 8,201,000 Kredit 114,958,650 Setoran Modal 76,639,100 Total Sumber Dana 191,597,750 135,232,863 456,356,613 777,480,363 1,098,604,113 Penggunaan DanaInvestasi Proyek 32,804,000 Investasi Modal Kerja 158,793,750 Pengeluaran Modal Kerja

(174,242,813) (20,598,750) (20,598,750) (20,598,750)

Pelunasan Pinjaman 28,739,663 28,739,663 28,739,663 28,739,663 Investasi DepositoTotal Penggunaan Dana

191,597,750 (145,503,150)

8,140,913

8,140,913

8,140,913

Surplus (Minus) CashKas Awal 280,736,013 728,951,713 1,498,291,163 Kas Akhir 280,736,013 448,215,700 769,339,450 1,090,463,200 Kas Kumulatif   280,736,013 728,951,713 1,498,291,163 2,588,754,363

Page | 41

Page 42: Tugas Dr Rahmat Pambudy

Aprilia Sukmawati E056111061.47 Tugas IE

Lampiran 4. Analisis NPV, IRR dan PBP

Analisis NPV dan IRR

Deskripsi Start Up Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Net Cash Flow (191,597,750) 280,473,513 728,426,713 1,497,503,663 2,587,704,363

Discounted Factor 15% 1 0.8696 0.7561 0.6575 0.5718

Present value (191,597,750) 243,890,011 550,795,246 984,632,966 1,479,528,368

NPV 3,067,248,841

IRR 250%

Analisis PBP

Tahun Investasi Net Kumulatif Jumlah Tahun

2011 343,401,750 127,031,863 (216,369,888) (216,369,888) 1

2012 379,755,613 379,755,613 163,385,725 1

2013 700,879,363 700,879,363 864,265,088 0.23

2014 1,022,003,113 551,142,025 -

Pay Back Period (dalam tahun)   2.23

Pay Back Period (dalam bulan)   27

Page | 42