tugas dr. mauren
TRANSCRIPT
1. Kasus
Jawab :
A. Diagnosis
Berdasarkan keluhan yang dialami pasien (nyeri pada jari-jari serta kadang-kadang kaki,nyeri
pada pagi hari, jari-jari terasa kaku dapat lebih dari 1 jam) dan tanda klinik yang ada
(deformitas bentuk swan neck) merupakan bentuk-bentuk deformitas yang biasanya
diemukan pada penderita AR. maka dapat didiagnosis pasien tersebut menderita “Arthritis
Reumatoid” (AR). Untuk menegakkan diagnosis ini terdapat beberapa hal yang perlu
dilakukan, seperti :
1. Anamnesis
- Apakah nyeri hanya dirasakan pada jari-jari tangan dan kaki saja ?atau ada nyeri pada
sendi lainnya seperti pada sendi bahu, temporomandibular, panggul.
- Apakah nyeri hanya dirasakan pada pagi hari ?
- Apakah adanya pembengkakan pada sendi ?
Perempuan 45 tahun,datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada jari-jari tangan dan
kadang-kadang kaki, nyeri pada pagi hari, jari-jari terasa kaku dapat lebih dari 1 jam. Pada
jari tangan ada deformitas bentuk swan neck.Diagnosis?Penanganan? perlukah dipakai
orthose? Namanya.Tindakan rehab lainnya.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliput :
- Deformitas sendi
Crepitus mungkin dapat dipalpasi atau di dengar selama ROM aktif. may be
palpated or heard during Active ROM.
Inspeksi volar, A1 pulleywhile flexes and extends the digits
Pada Artirits Reumatoid dapat dijumpai beberapa bentuk deformitas seperti :
- Deformitas leher angsa (Swan neck)
- Deformitas Boutonnière
- Thumb deformitas
- The Grind Test
Crepitasi dapat mengindikasikan adanya kerusakan pada kartilago.
- ROM
- Skin Condition
- Evaluation of skin condition should include :
Warna
Temperatur
Area yang bengkak
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada tes diagnostik yang tunggal yang defenitif untuk konfirmasi diagnosis AR. The
American College of Rheumatoid Arthritis (ACRSRA) merekomendasikan pemeriksaan
laboratorium dasar untuk evaluasi antara lain :
- Darah perifer lengkap (complete blood cell count)
- Factor rheumatoid(RF),
- Laju endap darah atau C-reactive protein(CRP).
Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal juga direkomendasikan karena akan membantu dalam
pemilihan terapi. Bila hasil pemeriksaan RF dan anti- CCP negative bias dilanjutkan
dengan pemeriksaan anti-RA 33 untuk membedakan penderita AR yang mempunyai
risiko tinggi mengalami prognosis buruk.
Pemeriksaan pencitraan (imaging) yang bias digunakan untuk menilai penderita AR
antara lain foto polos (plain radiograph) dan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Pada
wal perjalanan penyakit mungkin hanya ditemukan pembengkakan jaringan lunak atau
efusi sendi pada pemeriksaan foto polos, tetapi dengan berlanjutnya penyakit mungkin
akan lebih banyak ditemukan kelainan. Osteopenia juxtaarticular adalah karakteristik
untuk AR dan chronic Inflamatory arthtritides lainnya.Hilangnya tulang rawan articular
dan erosi tulang mungkin timbul setelah beberapa bulan dari aktivitas penyakit. Kurang
lebih 70 % penderita AR akan mengalami erosis tulang dalam tahun pertama penyakit,
dimana hal ini menunjukkan penyakit berjalan secara progresif. Erosi tulang bisa tampak
pada semua sendi, tetapi paling sering ditemukan pada sendi metacarpophalangeal,
metatarsophalangeal dan pergelangan tangan.
Pemeriksaan MRI mampu mendeteksi adanya erosis lebih awal bila dibandingkan dengan
pemeriksaan radiografi konvensional dan mampu menampilkan struktur sendi secara
rinci, tetapi membutuhkan biaya yang lebih tinggi.
Tabel 1. Pemeriksaan Penunjang Diagnositik untuk Artritis Reumatoid
Pemeriksaan penunjnag C-reactive protein
(CRP)٭
Laju Endap Darah (LED)٭
Hemoglobin/hematocrit٭
Jumlah leukosit٭
Jumlah trombosit٭
Fungsi hati٭
Faktor rheumatoid (RF)٭
Foto Polos Sendi٭
MRI
Anticyclic citrulinated peptide antibody
(anti- CCP)
Penemuan yang berhubungan, umumnya meningkat sampai
> 0,7 picogram/mL, bisa digunakan untuk monitor
perjalanan penyakit.
Sering meningkat >30 mm/jam, bisa digunakan untuk
monitor perjalanan penyakit.
Sedikit menurun, Hb rata-rata sekitar 10 g/dL, anemia
normokromik, mungkin juga normositik atau mikrositik.
Mungkin meningkat
Biasanya meningkat
Normal atau fosfatase alkali sedikit meningkat
Hasilnya negative pada 30 % penderita AR stadium dini.
Jika pemeriksaan awal negative dapat diulang setelah 6-12
bulan dari onset penyakit. Bisa memberikan hasil positif
pada beberapa penyakit seperti SLE, scleroderma, sindrom
sjorgen, penyakit keganasan, sarkoidosis, infeksi (virus,
parasit atau bakteri). Tidak akurat untuk penilaian
perburukan penyakit.
Mungkin normal atau tampak adanya osteopenia atau erosi
dekat celah sendi pada stadium dini penyakit. Foto
pergelangan tangan dan pergelangan kaki penting untuk
data dasar, sebagai pembanding dalam penelitian
selanjutnya.
Mampu mendeteksi adanya erosi sendi lebih awal
dibandingkan dengan foto polos, tampilan struktur sendi
lebih rinci.
Berkolerasi dengan perburukan penyakit, sensitivitasnya
meningkat bila dikombinasikan dengan pemeriksaan RF.
Lebih spesifik dibandingkan dengan RF.
Anti RA33
Antinuclear antibody (ANA)
Konsentrasi komplemen
Imunoglobulin (Ig)
Pemeriksaan cairan sendi
Fungsi Ginjal
Urinalisis
Merupakan pemeriksaan lebih lanjut bila RF dan anti-CCP
meningkat.
Tidak terlalu bermakna untuk penilaian AR
Normal atau meningkat
Ig α-1 dan Ig α-2 mungkin meningkat
Diperlukan bila diagnosis meragukan. Pada AR tidak
ditemukan Kristal, kultur negative dan kadar glukosa
rendah.
Tidak ada hubungan dengan AR, diperlukan untuk
memonitor efek samping terapi.
Hematuria mikroskopik atau proteinuria bisa ditemukan
pada kebanyakan penyakit jaringan ikat.Direkomendasikan untuk evaluasi awal AR٭
Pada penelitian klinis, AR didiagnosis secara resmi dengan menggunakan tujuh kriteria
dari American College of Rheumatology seperti yang tertera pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.Kriteria Diagnosis Artritis Reumatoid
Menurut ACR
Gejala dan Tanda
1. Kaku pada pagi (morning stiffness)
2. Artritis pada 3 persendian atau lebih
3. Artritis pada persendian tangan
4. Artritis yang sistemik
5. Nodul rheumatoid
6. Faktor rheumatoid serum positif
7. Perubahan gambaran radiologis
B. Penanganan
Destruksi sendi pada AR dimulai dalam beberapa minggu sejak timbulnya gejala, terapi
sedini mungkin akan menurunkan angka perburukan penyakit.
Modalitas terapi untuk AR meliputi terapi non farmakologik dan farmakologik.
Tujuan terapi pada penderita AR adalah :
1. Mengurangi nyeri
2. Mempertahankan status fungsional
3. Mengurangi inflamasi
4. Mengendalikan keterlibatan sistemik
5. Proteksi sendi dan struktur ekstraartikular
6. Mengendalikan progresivitas penyakit
7. Menghindari komplikasi yang berhubungan dengan terapi.
- Terapi Farmakologi
Penatalaksanaan umum pada penderita AR meliputi obat Anti inflamasi non-steroid
(OAINS) untuk mengendalikan nyeri, glukokortikoid dosis rendah untuk intraartikular
dan DMARD (Disease-modifying antirheumatic drugs).Analgetik lain juga digunakan
seperti opiate, acetaminophen,lidokaintopikal, dan lain-lain.
- Terapi Non Farmakologi
Beberapa terapi non farmakologik telah dicoba pada penderita AR. Terapi puasa,
suplementasi asam lemak esensial, terapi spa dan latihan, menunjukkan hasil yang baik.
- Terapi Ortose
Pada kasus diatas terapi ortose diperlukan untuk menangani deformitas swan neck pasien
yang ditemukan pada saat dilakukannya pemeriksaan fisik , terapi ini dikenal dengan
istilah “Swan Neck Splints”.
Namun, jika ditemukan lebih dari satu deformitas maka tindakan ortosenya juga
berbeda :
Misalnya :
Deviasi ulna, Terapi ortose :Ulnar deviation splint
Deformitas Boutonnière, Terapi ortose :Tripoint finger splint
- Terapi Rehabilitasi Medik lainnya
a. Modalitas
Terapi termal : Panas dan dingin, paraffin, hot packs , MWD , terapi elektro.
b. General principles are avoiding painful active/passive ROM ( bebas nyeri ) to
prevent overstretching of joint structures.
c. Latihan kekuatan
Should be used with caution to avoid aggravation of deformitiesGrip strengthening
can place the digits in Grip strengthening can place the digits in increased ulnar
deviation during flexion if the position of the digits is unchecked.
d. DIP Immobilization Splints / Mallet’s splints
PIP / Finger static splints
Resting Wrist and Hand splints
Thumb splints
e. Rest
Immobilisasi lokal atau sistemik digunakan untuk menurunkan inflamasai dan nyeri.
f. Stimulasi elektrik
TENS ( The Transcutaneus electrical nerve stimulation dapat digunakan untuk
managemen terapi nyeri di luar rumah sakit.
g. Hydrotherapy
2. Sepatu Untuk Penderita Cloob Foot
CTEV/ Club Foot adalah deformitas yang meliputi fleksi dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai,
adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia. Koreksi kelainan yang ada secara pasif,
mempertahankannya dalam jangka waktu yang lama, dan mengamati perkembangan anak tersebut
hingga akhir usia pertumbuhan, bayi yang lahir dengan club foot sebaiknya menggunakan gips pada
kakinya. Namun sekarang tersedia sepatu yang dapat digunakan untuk anak dengan cloob foot
- Straight boots
Straight boots adalah sepatu yang digunakan pada bayi dengan penyakit congenital
talipus equino varus (CTEV) yang sudah berusia lebih dari 3 bulan sampai usia 3
tahun.