tugas besar pabrik

70
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Bahan makanan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang kehidupan manusia. Semakin berkembangnya industri pangan menyebabkan banyak produksi makanan yang serba praktis, ekonomis, menarik serta tahan lama misalnya makanan yang dikemas dalam kaleng, hal ini menyebabkan banyak konsumen tertarik untuk mengkonsumsinya sehingga produksi makanan kaleng semakin meningkat. Bahan pangan yang dikemas dalam kalengan misalnya buah kaleng, cornet kaleng dan sosis kaleng dan ikan. Ikan merupakan salah satu komoditi hasil perairan yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia karena beberapa kelebihannya. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat potensial dan biasanya kandungan protein 15-24% tergantung dari jenis ikannya. Protein ikan memiliki daya cena yang tinggi yaitu sekitar 95%. Ikan merupakan salah satu komoditi yang mudah mengalami kerusakan (high perishable food). Kerusakan ini dapat disebabkan oleh proses biokimiawi maupun oleh aktivitas mikribiologi. Kandungan air hasil perikanan pada umumnya tinggi mencapai 56,79% sehingga sangat memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi biokimiawi oleh enzim yang berlangsung pada tubuh ikan. Teknik pengawetan pangan yang dapat diterapkan dan banyak digunakan adalah pengawetan dengan suhu tinggi, contohnya adalah pengalengan ikan sardine. Pengalengan merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan bahan makanan, terutama ikan dan hasil perikanan lainnya, dari pembusukan. Dalam pengalengan ini daya awet ikan yang diawetkan jauh lebih bagus dibandingkan pengawetan cara lain. Namun dalam hal ini dibutuhkan penanganan yang lebih intensif serta ditunjang dengan peralatan yang serba otomatis. Oleh karena itu untuk menunjang penanganan pengolahan sarden selain peralatan yang otomatis, juga perlu adanya perancangan pabrik yang baik

Upload: mohammad-risal-siregar

Post on 18-Jul-2016

410 views

Category:

Documents


71 download

DESCRIPTION

perancangan pabrik sarden

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 PendahuluanBahan makanan merupakan salah satu faktor penting dalam

menunjang kehidupan manusia. Semakin berkembangnya industri pangan menyebabkan banyak produksi makanan yang serba praktis, ekonomis, menarik serta tahan lama misalnya makanan yang dikemas dalam kaleng, hal ini menyebabkan banyak konsumen tertarik untuk mengkonsumsinya sehingga produksi makanan kaleng semakin meningkat. Bahan pangan yang dikemas dalam kalengan misalnya buah kaleng, cornet kaleng dan sosis kaleng dan ikan. Ikan merupakan salah satu komoditi hasil perairan yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia karena beberapa kelebihannya. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat potensial dan biasanya kandungan protein 15-24% tergantung dari jenis ikannya. Protein ikan memiliki daya cena yang tinggi yaitu sekitar 95%.

Ikan merupakan salah satu komoditi yang mudah mengalami kerusakan (high perishable food). Kerusakan ini dapat disebabkan oleh proses biokimiawi maupun oleh aktivitas mikribiologi. Kandungan air hasil perikanan pada umumnya tinggi mencapai 56,79% sehingga sangat memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi biokimiawi oleh enzim yang berlangsung pada tubuh ikan. Teknik pengawetan pangan yang dapat diterapkan dan banyak digunakan adalah pengawetan dengan suhu tinggi, contohnya adalah pengalengan ikan sardine. Pengalengan merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan bahan makanan, terutama ikan dan hasil perikanan lainnya, dari pembusukan. Dalam pengalengan ini daya awet ikan yang diawetkan jauh lebih bagus dibandingkan pengawetan cara lain. Namun dalam hal ini dibutuhkan penanganan yang lebih intensif serta ditunjang dengan peralatan yang serba otomatis. Oleh karena itu untuk menunjang penanganan pengolahan sarden selain peralatan yang otomatis, juga perlu adanya perancangan pabrik yang baik sehingga dapat mengendalikan seluruh aktifitas produksi sarden dengan baik.

1.2 Tujuan1. Identifikasi sistem perencanaan dan perancangan pabrik2. Identifikasi neraca masa dan neraca energi pada pengolahan sarden3. Identifikasi lokasi dan tata letak pabrik4. Identifikasi evaluasi ekonomi dan organisasi pabrik

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Perusahaan2.1.1 Pengertian Manajemen perusahaan

Perusahaan merupakan badan usaha yang menjalankan kegiatan

dibidang perekonomian (keuangan, industry dan perdagangan), yang dilakukan

secara terus menerus atau teratur (regelmatig), terang-terangan (openlijk) dan

dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba (Saliman, 2005).

Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan effisien

untuk mencapai tujuan tertentu (Hasibuan, 2009). Sumber daya yang dimaksud

meliputi sumber daya manusia yang bertugas untuk mengolahnya, sumber daya

alam sebagai bahan baku kegiatan atau perusahaan yang dilakukan sehari-hari.

Keberadaan perusahaan bergantung pada manajemen strategis. Manajemen

strategis tersebut bertujuan untuk mencapai dan memperthatikan keunggulan

kompetitif perusahaan (David, 2006).

2.1.2 Manajemen StrategiDalam suatu kegiatan manajemen perusahaan perlu adanya manajemen

strategis sehingga dapat tercapainyatujuan yang dikehendaki perusahaan

tersebut. Menurut David (2004) manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai

seni ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan

lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.

Manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran,

keuangan, produksi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi

computer untuk mencapai keberhasilan organisasi tahapan dalam manajemen

strategis yaitu :

1. Formulasi Strategi

Meliputi kegiatan untuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi

peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan

kelemahan internal, menentukan tujuan jangka panjang, merumuskan

alternatif dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Karena

tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya tidak terbatas, penyusun

strategi harus memutuskan alternatif mana yang akan memberikan

keuntungan terbanyak. Keputusan formulasi strategi mengikat organisasi

terhadap produk, pasar, sumber daya, dan teknologi yang spesifik untuk

periode waktu yang panjang (David, 2004).

2. Implementasi Strategi

Masyarakat perusahaan untuk menentukan tujuan tahunan, membuat

kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya

sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.

Pelaksanaan strategis mencakup mengembangkan budaya yang

mendukung strategis, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan

mengarahkan usaha pemasaran., menyiapkan anggaran,

mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi, serta

menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi (David,

2004).

Implementasi strategis disebut tahap pelaksanaan daam manajemen

strategis melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan

manajer untuk menempatkan strategis yang telah diinformasikan menjadi

tindakan kemampuan interpersonal sangatlah penting dalam

implementasi strategi mempengaruhi semua karyawan dan manajer

dalam organisasi (David, 2004).

3. Evaluasi Strategi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari manajemen strategis evaluasi

strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi kapan stratgei

tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Semua strategi dapat

dimodifikasi dimasa datang karena faktor internal dan eksternal secara

konstan berubah. Tigas kegiatan pokok dalam evaluasi strategi yang

terdiri dari meninjau ulang faktor eksternal dan internal (David, 2004).

2.2 IkanIkan adalah anggota vertebrata yang hidup di air dan bernapas dengan

insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Pemanfaatan ikan hingga saat ini pada umumnya dikonsumsi langsung. Ikan dapat diolah menjadi berbagai produk seperti ikan kering, dendeng ikan, abon ikan, kerupuk ikan, ikan asin, kemplang, bakso ikan dan tepung darah ikan sebagai pupuk tanaman dan pakan ikan (Nuril, 2009).

Menurut Winarno dalam jurnal Wulandari dkk (2009) Ikan segar merupakan salah satu komoditi yang mudah mengalami kerusakan (high perishable food). Kerusakan ini dapat disebabkan oleh proses biokimiawi maupun oleh aktivitas mikribiologi. Kandungan air hasil perikanan pada

umumnya tinggi mencapai 56,79% sehingga sangat memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi biokimiawi oleh enzim yang berlangsung pada tubuh ikan segar. Sementara itu, kerusakan secara mikrobiologis disebabkan karena aktivitas mikroorganisme terutama bakteri. Kandungan protein yang cukup tinggi pada ikan menyebabkan ikan mudah rusak bila tidak segera dilakukan pengolahan dan pengawetan. Pengawetan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan tersebut. Salah satu usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet pada produk ikan adalah dengan pengalengan ikan.

2.3 Pengalengan IkanPengalengan ikan merupakan salah satu pengawetan ikan dengan

menggunakan suhu tinggi (sterilisasi) dalam kaleng. Pengalengan didefinisikan sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang dikemas secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua mikroba patogen (penyebab penyakit pada manusia khususnya) dan mikroba pembusuk (penyebab kebusukan atau kerusakan bahan pangan). Dengan demikian sebenarnya pengalengan memungkinkan terhindar dari kebusukan atau kerusakan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi atau ada perubahan citarasa Murniyati (Sunarman, 2002).

2.4 Kualitas IkanBerikut adalah syarat kualitas ikan segar dan ikan sarden kalengan

berdasarkan SNI :

Gambar 2.1 Persyaratan Standar Mutu Ikan Segar Berdasarkan SNI

Gambar 2.2 Persyaratan Standar Mutu Ikan Sarden Kalengan Berdasarkan SNI

2.5 Kuantitas IkanDi Indonesia merupakan salah satu negara yang terdiri dari banyak pulau

dan memiliki area laut yang luas, sehingga dengan adanya hal tersebut maka adanya peluang untuk memanfaatkan hasil laut di Indonesia. Salah satu hasil laut yaitu ikan, dimana ikan ini biasanya dimanfaatkan untuk lauk pendamping nasi dan lain-lain. Masyarakat sekarang cenderung lebih memilih suatu hal yang instan, oleh sebab itu menjadikan peluang untuk pengolahan hasil laut menjadi sarden kalengan yang berfungsi untuk lauk pendamping nasi yang instan dan cepat saji.

Indeks perkembangan produksi perikanan tangkap di laut menurut provinsi dan indeks perkembangan luas lahan perikanan budidaya di laut menurut provinsi untuk mengetahui kuantitas yang dapat diolah menjadi sarden karena ikan yang digunakan untuk sarden yaitu ikan lemuru dan ikan tamban yang hanya dapat diperoleh dari hasil laut. Indeks perkembangan produksi perikanan tangkap dilaut menurut provinsi dan dan indeks perkembangan luas

lahan perikanan budidaya di laut menurut provinsi dapat dilihat dalam gambar berikut :

Gambar 2.3 Indeks Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap di Laut Menurut Provinsi

Gambar 2.4 Indeks Perkembangan Luas Lahan Perikanan Budidaya di Laut Menurut Provinsi

Dengan mengetahui perkembangan-perkembangan yang terkait dengan ikan yang ada dilaut tersebut, maka pengolahan ikan laut yang akan diolah di perusahaan ikan sarden kalengan yaitu sebesar 40 ton/hari. Hal tersebut dengan pertimbangan bahwa indonesia memiliki luas lahan yang luas dengan produksi ikan tangkap dilaut juga banyak, sehingga target kuantiatas perusahaan ikan sarden kalengan ini akan dapat terpenuhi.

BAB III

SISTEM PERENCANAAN DAN RANCANGAN PABRIK

3.1 Proses Pembuatan Ikan Sarden KalengBerikut adalah flow chart proses pembuatan ikan sarden kalengan :

Gambar 3.1 Flow Chart Proses Pembuatan Ikan Sarden Kalengan

Berdasarkan flow chart dapat dijelaskan bahwa terdapat beberapa tahapan proses dalam pembuatan ikan sarden kalengan, yaitu :

1. PenimbanganPenimbangan dilakukan untuk mengetahui berat masing-masing ikan dalam

satu keranjang. Hal ini selain untuk mengetahui berat juga untuk mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar bahan baku. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan duduk berkapasitas 500 Kg.

2. ThawingThawing merupakan proses penampungan ikan serta melelehkan ikan yang

telah beku oleh es maupun freezer. Hal tersebut dilakukan agar memudahkan proses selanjutnya yaitu Triming. Thawing dilakukan menggunakan air bersih dengan suhu ruang untuk mempercepat pelelehan ikan yang telah beku. Thawing dilakukan menggunakan bak yang diisi menggunakan air. Thawing merupakan proses mencairkan kembali segala sesuatu bahan yang membeku dengan menggunakan media dan durasi tertentu sehingga hasil proses pencairan sesuai dengan apa yang diinginkan (Salim dkk, 2012).

3. Penyiangan dan PemotonganProses penyiangan dan pemotongan (Triming) dilakukan secara manual.

Pemotongan dilakukan dengan memisahkan badan ikan dari kepala, ekor dan isi perut menggunakan gunting. Rendemen yang dikehendaki antara sebelum dan sesudah pemotongan adalah 65%. Ikan yang telah dipotong kepala, isi perut dan ekornya lalu ditampung dalam bak pengisian untuk dilakukan proses selanjutnya. Sisa hasil potongan tersebut ditempatkan dalam satu wadah untuk kemudian dijadikan sebagai bahan baku pembuatan tepung ikan yang diproduksi sendiri oleh PT Indah Bahari.

4. PencucianProses selanjutnya adalah pencucian ikan yang telah digunting dengan

menggunakan mesin Drum Rotary washer. Ikan yang masuk kedalam alat ini dicuci dengan air mengalir yang ada pada alat tersebut. Tujuan pencucian adalah untuk membersihkan ikan dari sisik, darah, dan kotoran lainnya yang menempel.

5. Pengisian Kaleng (Filling)Ikan yang telah dicuci dalam Drum Rotary washer kemudian ditampung

dalam keranjang. Kemudian ikan tersebut diletakkan dalam meja pengisian (filling). Pada meja pengisian ini bahan baku masih dicuci kembali dengan aliran air yang mengalir diatas meja. Pengisian ikan disesuaikan dengan standar berat masing-masing produk. Netto dari kaleng yaitu 35 gr untuk kaleng kecil dan 60 gr untuk kaleng besar. Filling dalam pengalengan ikan merupakan proses pengisian ikan ke dalam kaleng, dimana jumlah yang harus dimasukkan dalam kaleng harus sesuai dengan kisaran berat standar yang telah ditentukan oleh perusahaan (Wulandari dkk, 2009).

6. Pemasakan Pendahuluan (Precooking)Pemasakan pendahuluan adalah proses pemasakan awal dengan mesin

exhaust box. Didalam mesin tersebut terdapat conveyor yang menjalankan kaleng dalam terowongan mesin (tunnel exhaust). Medium yang digunakan

dalam pemasakan ini menggunakan uap panas. Uap yang digunakan pada proses pemanasan ini bersuhu sekitar 1000 C dengan lama pemasakan selama 15 menit. Fungsi dari pemasakan pendahuluan ini adalah mengurangi kandungan air pada ikan, mematangkan ikan dan mengurangi kontaminasi. Proses precooking merupakan salah satu proses dalam pengalengan ikan yaitu bertujuan untuk pemasakan pendahuluan yang berfungsi untuk mematangkan ikan serta membunuh bakteri patogen yang ada dalam ikan (Ahmadi dkk, 2007).

7. Decanting IIDecanting yang kedua ini dilakukan secara otomatis dengan bantuan mesin

rotary yang terangkai menjadi satu dengan mesin exhaust box. Prinsip kerja mesin Rotary adalah dengan membalikkan secara otomatis kaleng dari bawah keatas melewati rel yang ada pada mesin tersebut. Tujuan dari proses ini adalah untuk memisahkan ikan dalam kaleng dari air dan minyak ikan hasil precooking.

8. Pengisian SausKaleng yang telah ditiriskan dari sisa air dan minyak kemudian diisi dengan

saus. Pengisian saus pada kaleng dilakukan saat kaleng berjalan diatas chain conveyor yang langsung diberi medium saus oleh pipa-pipa pengeluaran saus (filler) yang ada diatasnya. Proses pembuatan saus sendiri diawali dengan menghaluskan rempah-rempah seperti jahe, bawang putih, bawang bombay dengan menggunakan mesin hummer mils, penghalusan juga ditambahkan air dan gula pasir. Setelah halus lalu bahan-bahan tersebut dicampur dengan menggunakan mesin homo mixer lalu dimasak bersama pasta tomat dalam mesin cook pan. Saus dimasak sampai dengan suhu 85-90 oC, untuk mencapai suhu tersebut waktu yang dibutuhkan sekitar 10-15 menit. Setelah itu saus disalurkan kedalam pipa menuju mesin pengisian saus. Kaleng lalu diisi dengan saus. Pengisian saus juga bertujuan untuk menghilangkan udara dingin yang masih terperangkap. Kaleng kemudian melewati chain conveyor yang dimiringkan sekitar 15o yang bertujuan menumpahkan saus untuk menghasilkan ruang hampa (head space) sebesar 10 % dari tinggi kaleng. Hal ini untuk memberi ruang memuai pada saat produk disterilkan. Di dalam tomat terdapat zat-zat gizi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh terutama vitamin A dan C serta sumber antioksidan likopen. Vitamin A berperan dalam penglihatan mata dan membantu proses pertumbuhan, sedangkan vitamin C berguna untuk memelihara kesehatan gigi dan gusi,mencegah sariawan, Likopen adalah pigmen warna merah yang dapat ditemukan dalam buah-buahan seperti tomat, apel, semangka, dan jambu biji. Suhu dan lama waktu pemanasan dalam pembuatan saus dapat mempengaruhi nilai gizi yang terkandung didalamnya. Semakin lama waktu pemanasan kadar padatan terlarut dalam pasta tomat semakin besar sehingga padatan terlarut pada pasta tomat sesuai dengan SNI 01-3546-2004 yaitu minimum 24%. Untuk pengaruh suhu pemanasan yang semakin tinggi maka penurunan kadar vitamin C semakin besar dan juga dengan semakin tinggi suhu pemanasan maka penurunan kadar vitamin A juga semakin besar (Setyo dkk, 2007).

9. Penutupan KalengKaleng yang telah diisi dengan saus kemudian ditutup secara hermetis (tidak

dapat dilalui gas) dengan menggunakan mesin double seamer. Mesin penutup

mempunyai dua roll double seaming yaitu first roll sebagai pelipat dan second roll sebagai perapat. Cara kerja dari mesin double seamer ini adalah operasi pertama membentuk atau menggulung antara tepi-tepi ujung kaleng (lid) dan badan kaleng (flange). Operasi kedua adalah melanjutkan penutupan dengan menekan gulungan yang dihasilkan oleh operasi pertama, mesin penutup ini bekerja secara kontinyu dan otomatis. Penutupan kaleng merupakan salah satu faktor penentu kesempurnaan teknik pengawetan menggunakan kaleng, dimana penutupan kaleng harus berjalan sempurna. Jika proses penutupan kaleng tidak sempurna maka terdapat kemungkinan bahwa kemasan belum bersifat hermetis sehingga rentan terhadap kontaminasi secara biologis (Murtidjo, 2003).

10. Pencucian kaleng (can washer)Tujuan dari proses pencucian ini adalah menghilangkan sisa-sisa saus,

minyak dan kotoran yang menempel pada kaleng. Pencucian dilakukan dengan menggunakan mesin can washer. Didalam mesin, kaleng dibersihkan dengan sikat ijuk yang didalamnya juga terdapat detergen khusus untuk membersihkan kaleng. Setelah keluar dari dalam mesin can waser, kaleng kemudian melewati rel dan disemrot dengan air panas bertekanan guna membilas kaleng dari sisa detergen. Kaleng yang telah melalui proses pencucian ditampung dalam keranjang besi yang berada didalam kolam penampungan.

11. SterilisasiSterilisasi merupakan proses yang bertujuan untuk membunuh bakteri

pathogen yang ada dalam makanan sehingga tidak terjadi kontaminasi secara biologis. Sterilisasi pada pembuatan sarden ini menggunakan retort bersuhu 117oC betekanan 0,8 bar selama 100 menit dihitung dari awal proses. Sterilisasi bertujuan untuk menghilangkan potensi kontaminasi secara biologis. Secara berkala pengawas QC melakukan pengawasan terhadap tekanan, suhu dan waktu sterilisasi. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme seperti protozoa, fungi, bakteri, dan lain-lain. Terdapat beberapa metode sterilisasi yang dapat diterapkan yaitu dengan cara fisika, radiasi, mekanik, kimia, dan gas. Sterilisasi fisika terdiri dari panas uap/lembab dan panas kering. (Purnawijayanti, 2001). Sterilisasi metode fisika menggunakan panas lembab merupakan sterilisasi yang menggunakan uap jenuh yang biasanya diterapkan menggunakan autoklaf. Uap jenuh mempunyai aktivitas pembunuhan yang tinggi dan dapat membunuh semua jenis mikroorganisme, termasuk sporanya. Metode ini memiliki beberapa keunggulan yaitu sederhana, cepat, murah dan hanya membutuhkan pemantauan waktu, temperatur dan tekanan.akan tetapi, metode ini juga memiliki kerugian yaitu banyak bahan yang sensitive terhadap panas atau panas lembab dan keterbatasan panas lembab dan keterbatasan panas lembab untuk berpenetrasi melalui wadah. Sterilisasi metode fisika menggunakan panas kering merupakan metode yang sering digunakan untuk bahan tahan panas seperti logam, gelas, minyak, dan lemak. Metode ini menggunakan temperatur yang lebih tinggi yaitu 160oC. metode sterilisasi radiasi merupakan metode yang menggunakan tenaga dalam bentuk sinar atau pertikel yang dipancarkan dari zat radioaktif. Sterilisasi dengan sterilisasi mempunyai keunggulan untuk beberapa bahan, tetapi tidak

mungkin diterapkan sebagai metode umum. sterilisasi dengan metode mekanik merupakan metode yang menggunakan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 15.000 sampai beberapa ratus ribu per detik, dapat mendenaturasi protein, sterilisasi, dan memecahkan bakteri. Metode ini belum memiliki keunggulan praktis untuk industri maupun rumah sakit. Sterilisasi dengan metode kimia merupakan metode yang menggunakan banyak senyawa kimia yang bersifat bakteriostik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan bahkan bersifat bekterisida (membunuh bakteri) pada konsentrasi yang tinggi. Sterilisasi dengan metode gas merupakan pilihan lain yang digunakan untuk sterilisasi alat/bahan yang sensitif terhadap panas (Chang, 2009).

12. Pendinginan Pendinginan bertujuan untuk menghindari over cooking akibat pemanasan

yang berlebihan dimana mengakibatkan rusaknya tekstur, struktur , flavor pada kaleng dan menghambat pertumbuhan bakteri termofilik yang tahan dan hidup di suhu tinggi. Pendinginan ini dilakukan didalam kolam yang berisi air yang mengandung larutan klorin 2 ppm dengan lama waktu 20-25 menit untuk kaleng kecil dan 25 – 30 menit untuk kaleng besar. Berikut adalah gambar proses pendinginan :

Gambar 3.2 Proses Pendinginan

Pendinginan cepat dilakukan agar spora bakteri termofilik yang hidup pada suhu 550 C tidak sempat tumbuh, berkembang, dan menimbulkan kerusakan pada produk. Pendinginan cepat dilakukan dengan merendam botol berisi produk yang telah dipasteurisasi dalam air dingin. Perendaman dilakukan sampai botol kemasan menjadi hangat (Suprapti, 2005). Air yang digunakan untuk pendinginan harus bebas dari korosi, kerak, scale, fouling, dan biological contamination. Jika air pendingin tidak terkontrol dengan baik, akan menimbulkan efek negatif pada operasinya diantaranya meningkatkan biaya perawatan, perbaikan alat, mengurangi efisiensi transfer panas, dan lain-lain. Terdapat beberapa metode yang dapat mengendalikan permasalahan pada air pendingin diantaranya penambahan asam H2SO4 untuk pengendalian kerak, sterilisasi untuk pengendalian mikroorganisme, dan penambahan polofosfat, kromat, dikromat, silikat untuk pengendalian korosi, penggunaan klorin, klorofenol, garam organometal untuk pengendalian pembentukan fouling. Klorin

merupakan chemical yang banyak dipakai dan dosis pemakaian klorin yang efektif adalah sebesar 0,3 – 1 ppm (Gumilar, 2011).

13. Pengeringan dan expired dateKaleng yang telah direndam lalu diangkat dan dan dikeringkan dengan

menggunakan mesin can dryer yang dijalankan dengan conveyor. Mesin ini secara otomatis mengeringkan kaleng dari sisa air setelah perendaman dengan cara menyemprotkan tekanan udara sehingga kaleng menjadi kering. Pelabelan dilakukan secara otomatis menggunakan mesin inkjet printer setelah proses pengeringan karena kedua mesin ini ada pada satu rangkaian.

14. Pengemasan Dalam KardusPengemasan dilakukan secara manual dengan menyusun kaleng-kaleng

tersebut menjadi dua bagian, yaitu bagian susunan bawah dan atas dimana ditengah-tengahnya disekat dengan menggunakan lapisan kardus. Kardus sebelumnya telah dideri kode produksi dan tanggal produksi menggunakan tinta dan stempel. 1 kardus berisi 50 buah kaleng kecil dan untuk isi kaleng besar sebanyak 24 buah per kardus.Tahap awal kardus ditutup secara manual saja tanpa menggunakan perekat, hal ini karena kardus yang berisi kaleng terlebih dahulu di inkubasi dan diperiksa kembali setelah waktu inkubasi selesai. Pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi dan mengawetkan produk makanan. Selain itu, pengemasan juga merupakan penunjang bagi transportasi dan distribusi (Kuswanto, 2003).

15. Inkubasi dan PenyimpananKaleng yang telah dipack dalam kardus kemudian disimpan dalam gudang

dengan cara ditumpuk diatas palet-palet kayu berbentuk persegi yang digunakan sebagai alas penyimpanan agar kardus pengemas tidak kontak langsung dengan lantai yang dapat menyebabkan kemasan menjadi lembab dan mudah rusak. Maksimal tumpukan kardus dalam satu palet adalah 8 kardus. Produk tidak langsung dikirim menuju distributor, tetapi dilakukan terlebih dahulu proses inkubasi selama 5 - 7 hari. Proses ini untuk melihat adanya produk yang cacat dengan cara membuka satu persatu kardus bagian bawah dan bagian atas dan mengamati apakah ada kecacatan atau tidak. Produk yang telah dinyatakan bebas dari kerusakan, kardus ditutup dengan perekat yang kemudian disimpan di warehouse kondisi suhu kamar (± 25-27 oC) untuk siap dikirim kepada distributor. Proses inkubasi merupakan proses penyimpanan sementara untuk mengetahui perubahan-perubahan pada kaleng agar dapat mengetahui adanya kerusakan pada produk. Penyimpanan merupakan masa tunggu sejak produk selesai dikemas sampai didistribusikan ke konsumen. Produk yang belum disalurkan tersebut disimpan dalam gudang (Kuswanto, 2003).

3.2 Kebutuhan Alat dan Mesin (Spesifikasi)1. Gunting

Gunting adalah alat yang biasa digunakan untuk memotong suatu benda, contohnya kertas, plastik, botol, rambut, kain dan lain sebagainya. Gunting lebih baik daripada pisau untuk beberapa penggunaan, seperti memotong artikel koran maupun gambar. Gunting juga biasa digunakan untuk memotong rambut. Gunting memiliki 2 sisi yang tajam. Selain itu, terdapat pula gunting untuk ikan yaitu gunting yang bermanfaat untuk memisahkan badan ikan dari kepala, ekor dan isi perut yang dilakukan secara manual. Gunting ini biasa digunakan pada industri pengalengan ikan seperti sarden yang dapat membantu proses produksi lebih cepat dan praktis. Gunting ini dijalankan secara manual yaitu dengan bantuan tangan manusia.

Gambar 3.3 Gunting2. Rotary Drum Whases

Rotary Drum Whases berguna untuk membersihkan dalam volume besar. Rotary Drum Whases mulai ukuran drum dari 10 cm diameter sampai 40 cm diameter. Setiap mesin dirancang dengan prinsip yang sama dalam pikiran : efisiensi maksimum, lantai ruang minimum dan perawatan yang mudah. Proses Rotary Drum Whases bekerja dengan volume yang sangat tinggi dari produk dan produktif dan hemat energi. Kapasitas alat ini berkisar 3.000 kg/jam. Pada alat ini ikan yang masuk dicuci dengan air mengalir yang ada pada alat tersebut. Tujuan pencucian adalah untuk membersihkan ikan dari sisik, darah, dan kotoran lainnya yang menempel.

Gambar 3.4 Rotary Drum Whases3. Keranjang

Keranjang merupakan alat atau tempat yang digunakan untuk menampung atau mengumpulkan suatu benda menjadi satu tempat. Misalnya keranjang untuk tempat baju kotor, keranjang buah, keranjang untuk tempat makanan ringan, keranjang untuk minuman seperti soft drink, dan lain-lain.

Keranjang pada proses pembuatan sarden ikan ini bermanfaat untuk tempat ikan baik yang sudah dicuci ataupun belum dicuci. Keranjang ini bermanfaat agar ikan berada pada satu tempat dan tidak tercecer.

Gambar 3.5 Keranjang

4. Exhaust BoxSemua konstruksi mesin ini adalah baja stainless. Cara kerjanya adalah

kaleng yang sudah terisi ikan masuk kedalam exhaust box yang panjangnya +12 m, di dalam exhaust box ikan dimasak dengan menggunakan uap panas yang dihasilkan oleh boiler. Suhu yang digunakan + 800C, proses pree cooking ini berlangsung selama + 10 menit. Kemudian terjadi proses penghampaan, yaitu dilakukan dengan menambahkan medium pengalengan berupa saos cabai atau saos tomat dan minyak sayur (vegetable oil). Suhu saos dan minyak sayur yang digunakan adalah + 80oC. Pengisian saos dilakukan secara mekanis dengan menggunakan filler. Pada prinsipnya proses penghampaan ini dapat dilakukan melalui 2 macam cara, biasanya pabrik berskala kecil exhausting dilakukan dengan cara melakukan pemanasan pendahuluan terhadap produk, kemudian produk tersebut diisikan kedalam kaleng dalam keadaan panas dan wadah ditutup, juga dalam keadaan masih panas. Sedangkan, pabrik pengalengan berskala besar melakukan exhausting dengan cara mekanis, dan dinamakan pengepakan vakum (vacuum packed). Cara kerjanya adalah menarik oksigen dan gas-gas lain dari dalam kaleng dan kemudian segera dilakukan penutupan wadah. Kapasitas produksi alat ini berkisar 2.500 – 3.000 kg/jam.

Gambar 3.6 Exhaust Box5. Chain Conveyor

Konveyor dapat digunakan untuk menyalurkan produk, tabung baja, bahan pipa, baja lembaran, kayu, kayu, dan banyak bagian kecil dan besar dalam operasi perakitan. Desain menggunakan rantai, atau serangkaian rantai untuk menyalurkan produk. Solusi desain rantai dapat mencakup bilah, bilah dengan perlengkapan, cross bar untuk menggantung produk, lampiran pendorong untuk mendorong produk.

Gambar 3.7 Chain ConveyorSebuah konveyor adalah jenis sistem konveyor untuk bahan bergerak

melalui jalur produksi. Konveyor memanfaatkan tenaga rantai dengan pengaturan terus menerus, membawa serangkaian produk jadi. Susunan rantai digerakkan oleh motor, dan bahan tersuspensi. Konveyor rantai yang digunakan untuk produk bergerak turun dari jalur perakitan dan / atau sekitar fasilitas manufaktur atau pergudangan.

Gambar 3.8 Chain ConveyorKonveyor terutama digunakan untuk mengangkut beban satuan berat,

misalnya palet, kotak grid, dan wadah industri. Konveyor ini bisa tunggal atau ganda rantai untai dalam konfigurasi. Beban diposisikan pada rantai, gesekan menarik beban ke depan. Konveyor umumnya mudah untuk menginstal dan memiliki pemeliharaan sangat minimum bagi pengguna. Pada produksi pengalengan ikan konveyor bermanfaat untuk menjalankan kaleng menuju proses yang selanjutnya.

6. Hammer MillHammer Mill adalah jenis mesin penepung yang digunakan untuk

menghacurkan dan menghaluskan bahan-bahan yang keras sampai menjadi tepung. Bahan-bahan yang bisa dijadikan tepung dengan mesin ini antara lain kayu jati, tempurung/batok kelapa, cangkang kerang, biji jagung, tulang ikan dan sebagainya. Halus lembutnya tepung yang dihasilkan bisa diatur dengan ukuran screen yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Fungsi mesin Hammer Mill bisa membuat tepung kayu, tepung batok kelapa, tepung untuk bahan pellet yang berupa cangkang kerang, tulang ikan, biji jagung, dsb. Kapasitas mesin 300 kg/jam, diameter 500 mm, lebar 320 mm, bahan badan plat mild steel tebal 8 mm, bahan hammer plat mild steel tebal 6 mm, dan penggerak engine diesel 25 HP. Pada produksi pengalengan ikan mesin ini digunakan untuk menghaluskan rempah-rempah seperti jahe, bawang putih, bawang bombay untuk membuat saus, penghalusan juga ditambahkan air dan gula pasir.

Gambar 3.9 Hammer Mill7. Homo Mixer

Homo Mixer adalah mesin yang digunakan untuk pengolahan dan pencampuran lembut dan homogen dalam kondisi vakum, dan juga mampu menghasilkan barang dari berbagai jenis dan berbagai volume. Kapasitas mesin ini 6.000 L. Pada proses pembuatan pengalengan ikan mesin ini digunakan untuk mencampur bahan-bahan yang telah dihaluskan menggunakan hammer mill, yang kemudian dicampur sampai merata dengan homo mixer ini.

Gambar 3.10 Homo Mixer8. Double Seamer

Penutupan wadah kaleng dilakukan dengan menggunakan double seamer machine. Seorang karyawan bertugas mengoprasikan double seamer machine dan mengisi tutup kaleng kedalam mesin. Kecepatan yang digunakan bervariasi. Double seamer untuk kemasan kaleng kotak dioprasikan dengan kecepatan penutupan 84 kaleng per menit (kecepatan maksimum 200 kaleng per menit), double seamer untuk kaleng kecil dioperasikan dengan kecepatan penutupan 375 kaleng per menit (kecepatan maksimum 500 kaleng per menit) sedangkan untuk double seamer kaleng besar dioperasikan dengan kecepatan 200 kaleng per menit (kecepatan maksimum 500 kaleng per menit). Tutup kaleng yang dipakai adalah tutup kaleng yang sudah terlebih dahulu diberi kode tanggal kedaluwarsa diruang inject print. Ruang inject print sengaja dibuat berdekatan dengan ruang seamer sehingga tutup kaleng yang sudah diberi kode dengan segera dapat dipakai untuk penutupan wadah kaleng.

Gambar 3.11 Double Seamer9. Can Washer

Mesin ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa saus, minyak dan kotoran yang menempel pada keleng. Kapasitas mesin ini berkisar 3.000kg/jam. Didalam mesin, kaleng dibersihkan dengan sikat ijuk yang didalamnya juga terdapat detergen khusus untuk membersihkan kaleng. Setelah keluar dari dalam mesin can washer, kaleng kemudian melewati rel dan disemprot dengan air panas bertekanan guna membilas kaleng dari sisa detergen. Kaleng yang telah melalui proses pencucian ditampung dalam keranjang besi yang berada didalam kolam penampungan.

Gambar 3.12 Can Washer10. Inkjet Printer

Mesin ini bermanfaat untuk memberi pelabelan tanggal kadaluarsa pada bagian bawah kaleng yang dilakukan secara otomatis. Pelabelan ini dilakukan setelah proses pengeringan karena kedua mesin ini ada pada satu rangkaian. Kecepatan inject printer beroperasi sekitar 100 kaleng/menit dengan kecepatan maksimumnya 180 kaleng/menit.

Gambar 3.13 Inkjet Printer11. Autoclave

Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh mikroorganisme. Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga

terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi.

Dalam satu kali proses sterilisasi dapat mensterilkan 4 keranjang besi produk ikan kalengan atau setara dengan 6.800 kaleng kecil atau 3.400 kaleng besar. Suhu yang digunakan antara 115–1170C dengan tekanan 0,8 atm, selama 85 menit jika yang disterilisasi adalah kaleng kecil dan 105 menit untuk kaleng besar. Sterilisasi dilakukan dengan memasukkan keranjang besi kedalam menggunakan bantuan rel. Sterilisasi dilakukan tidak hanya bertujuan untuk menghancurkan mikroba pembusuk dan pathogen, tetapi berguna untuk membuat produk menjadi cukup masak, yaitu dilihat dari penampilan, tekstur dan cita rasanya sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar 3.14 Autoclaves

3.3 Kapasitas Kebutuhan BahanKebutuhan bahan yang dibutuhkan pada PT. Sarden Nusantara sebagai

berikut : Bahan baku yang digunakan perhari = 20.000kg/ shiftDalam sehari dilakukan produksi 2 shift = 20.000 kg x 2 = 40.000 kgBerdasarkan perhitungan neraca massa akan didapatkan kapasitas produksi = 20.477,9 kg = 20.477.900 gram x 2 shift = 40.955.800 gramKapasitas Kaleng adalah 50 gram Sehingga didapatkan total kaleng produk perhari adalah 819.116 kaleng/ hariTotal hari Kerja Per-Tahun 325 hariSehingga kebutuhan Bahan baku utama

Ikan = 40.000 kg x 325 hari= 13.000.000 kg/tahun

Saus Sarden = 4080 kg x 325 hari= 1.326.000 kg/tahun

Kemasan Kaleng = 408000 kaleng x 325 hari= 132.600.000 kaleng/ tahun

Kemasan Kardus = 2000 x 325 hari= 650.000 kemasan

8

1012

11

98

1

57

19

20

6

2

21

23

22

3

3

4

13

24

N

W E

S

1:750

7b

7a7c

Lt.2

3

14

16 17 18

15

25

3.4 Lokasi dan Tata Letak PabrikBerikut merupakan tata letak pabrik ikan sarden :

Keterangan :

1. Head Office2. Parking Area3. Mini Garden Area4. Security Pos5. Admin Department6. Cafetaria7. Warehouse Administration8. Admin Production and QA

Department9. Check in Daily10. Wearpack Room Production

& QA11. Daily Laundry Wearpack

12. Lock Door Department13. Wastafel Hygiene Area14. Checker 15. Operator16. Operator17. Operator18. Operator19. Finished Product20. Packaging Line21. Pengolahan Limbah 22. Ruang Limbah Kering23. Checker24. Afval Limbah

Tata letak fasilitas produksi merupakan cara pengaturan fasilitas-fasilitas guna menunjang kelancaran proses produksi Pengaturan dalam tata letak akan memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya. Dalam sebuah perusahaan, pemilihan tipe tata letak yang tepat akan menciptakan kenyamanan, keselamatan kerja, dan memperlancar proses produksi, sehingga dapat memaksimalkan produktivitas. Tipe tata letak fasilitas yang digunakan PT. Sarden Nusantara adalah product layout. Product layout adalah tata letak berdasarkan aliran produk. Biasanya, product layout dipilih apabila proses produksinya telah distandarisasikan dan berproduksi dalam jumlah yang besar. Setiap produk akan melalui tahapan operasi yang sama sejak dari awal hingga akhir. Kelebihan dari product layout yaitu aliran material yang simpel dan langsung, persediaan barang dalam proses yang rendah, total waktu produksi per unit yang rendah, pengawasan proses produksi yang lebih mudah, dapat menggunakan mesin khusus atau otomatis, dan kebutuhan material dapat diperkirakan dan dijadwalkan dengan lebih mudah. Kelemahan dari product layout yaitu kerusakan pada mesin dapat menghentikan produksi dan biasanya memerlukan investasi mesin/peralatan yang besar (Herjanto, 2007).

Perusahaan ikan sarden kalengan ini memproduksi ikan sarden dengan volume yang cukup besar untuk setiap kali produksi. Maka dari itu, segala fasilitas-fasilitas produksi pabrik diatur sedemikian rupa berdasarkan aliran proses agar proses produksi berlangsung dengan efisien. Pada PT. Sarden Nusantara, aplikasi product layout dapat dilihat pada tata letak keseluruhan proses. Dimulai dari tahapan awal proses produksi, yaitu thawing hingga lokasi inkubasi dan penyimpanan produk jadi ditempatkan secara berurutan dari belakang menuju bagian depan. Penggunaan tata letak ini dicirikan dengan volume bahan yang tinggi, biaya penanganan bahan yang rendah karena dilakukan banyak pekerja sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan cukup cepat, serta mesin dan peralatan diatur menurut prinsip “machine after machine

Pola aliran bahan yang digunakan di PT Sarden Nusantara secara garis besar dapat digolongkan bentuk pola aliran bahan straight line (garis lurus). Hal

ini dapat dilihat dari posisi awal proses produksi, yaitu thawing hingga penyimpanan produk siap kirim di warehouse, berbentuk garis lurus memanjang. Tujuan digunakannya pola ini adalah untuk memperoleh jarak terpendek antara dua titik dan jarak perpindahan material, sehingga proses produksi akan lebih efisien. Pola airan bahan straight line merupakan pola aliran yang didasari dengan garis lurus, umum dipakai bilamana proses produksi berlangsung singkat, relatif sederhana, dan umum terdiri dari beberapa komponen-komponen atau beberapa macam production equipment. Pola aliran straight line akan memberikan jarak terpendek antara dua titik, proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus, yaitu dari mesin nomor satu sampai mesin yang terakhir. Jarak perpindahan bahan secara total akan kecil karena jarak antara masing-masing mesin pendek (Handoko, 2013).

3.5 Lokasi Perusahaan PT. Sarden Nusantara beralamat di Jalan Sunan Bonang, Desa Labuhan, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi perusahaan berada di jalur pantura berdekatan dengan Laut Jawa dan dermaga yang dilengkapi dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sehingga memudahkan akses untuk mendatangkan bahan baku. Selain itu, lokasi pabrik yang jauh dari polusi dan relatif tidak rentan banjir, sesuai dengan KEP.01/MEN/2007, BAB V, B, 2, yang mensyaratkan area Unit Pengolahan Ikan (UPI) memadai untuk melakukan pekerjaan dalam kondisi saniter dan higienis. Lokasi pabrik juga berada ditengah-tengah, sehingga mudah dalam proses pendistribusian. Luas tanah PT. Sarden Nusantara adalah± 16.000 m2, meliputi luas bangunan pabrik ± 4.500 m2, kantor perusahaan ± 270 m2, jalan mobil ± 2.500 m2, pos satpam dan parkir ± 100 m2, kantin ± 200 m2 dan lahan yang tersisa dialokasikan untuk toilet karyawan, mushola, warung makan, dan lahan terbuka yang ditumbuhi pepohonan seluas ± 7.830 m2. Lokasi yang dipilih oleh PT Sarden Nusantara berdasarkan beberapa faktor yaitu dari segi ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, utilitas dan lingkungan.

Berikut adalah beberapa faktor pertimbangan lokasi PT Sarden Nusantara:1. Bahan Baku

Faktor yang paling penting dalam pemilihan lokasi PT Sarden Nusantara ini adalah faktor bahan baku, dimana letak dari perusahaan PT Sarden Nusantara berada di jalur pantura berdekatan dengan Laut Jawa dan dermaga yang dilengkapi dengan TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Bahan baku diperoleh dari para nelayan yang telah menjadi supplier langganan baik dari daerah sekitar perusahaan maupun provinsi lainnya. Akan tetapi bahan baku ikan akan diterima oleh perusahaan jika memenuhi syarat spesifikasi ikan yang telah ditentukan. Faktor bahan baku merupakan faktor utama karena bahan baku sangat mempengaruhi biaya produksi serta keberlanjutan produksi. Oleh karena itu, semakin dekat dengan bahan baku maka ketersediaan serta harganya akan lebih murah.

2. Tenaga kerja Faktor tenaga kerja dalam pemilihan lokasi perusahaan PT Sarden Nusantara merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan karena tenaga kerja yang dibutuhkan tidak hanya tenaga kerja unskill akan tetapi membutuhkan tenaga kerja yang berskill. Lokasi yang dipilih merupakan lokasi dengan ketersediaan tenaga kerja yang dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam perusahaan, sehingga jika kebutuhan tenaga kerja terpenuhi maka dapat menunjang keberlangsungan segala aktivitas maupun kegiatan yang ada di perusahaan.

3. Utilitas Faktor utilitas seperti ketersediaan air, listrik, dan energi lainnya adalah faktor yang cukup penting karena dalam proses produksi membutuhkan banyak persediaan air, listrik, dan juga energi lainnya. Lokasi PT Sarden Nusantara berada di daerah dengan utilitas yang memadai baik air, listrik, dan sebagainya. Utilitas yang mendukung dapat memperlancar keberlangsungan kegiatan-kegiatan dalam perusahaan.

4. Lingkungan Faktor lingkungan yang dipertimbangkan adalah masyarakat yang berada didaerah tersebut, apakah menerima atau tidak dengan adanya perusahaan. Lokasi PT Sarden Nusantara terdapat di lingkungan masyarakat yang dapat menerima adanya perusahaan sehingga dengan keterbukaan masyarakat dapat mempermudah izin pendirian perusahaan. Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan biaya investasi dan operasional jangka pendek maupun jangka panjang sehingga akan meningkatkan daya saing perusahaan. Dalam penentuan lokasi, perlu dilakukan analisis mengenai kriteria-kriteria yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi. Kriteria-kriteria tersebut terkait dengan faktor-faktor yang mendukung kelancaran dan kemajuan usaha. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan lokasi adalah sumberdaya bahan baku, sumberdaya tenaga kerja, pasar, transportasi, lingkungan, dan iklim. Setiap perusahaan memiliki pertimbangan kepentingan yang berbeda sesuai dengan apa yang dibutuhkan perusahaan (Onggo, 2013).

Gambar 3.16 Peta Lokasi Target Lokasi PT. Sarden Nusantara

3.6 Struktur OrganisasiBentuk struktur organisasi PT Sarden Nusantara adalah fungsional

terdapat pada Gambar 9.1, dimana struktur organisasi ini disusun berdasarkan fungsi masing-masing bagian. Terdapat teori yang menyatakan bahwa struktur organisasi fungsional disusun berdasarkan fungsi, dimana organisasi dibagi menjadi bagian yang bertanggung jawab atas fungsi tertentu. Umumnya, organisasi fungsional dikepalai oleh seorang manajer senior yang menganggap area fungsionalnya sebagai kerajaan dan bertindak sebagai raja yang menjaga kerajaannya dengan ketat dan tidak ingin dimasuki oleh orang lain. Struktur fungsional banyak terdapat dalam perusahaan dengan fokus produk tunggal atau sempit. Membagi tugas ke dalam bidang-bidang fungsional yang khusus memungkinkan para karyawan berkonsentrasi pada satu aspek dari pekerjaan yang dibutuhkan (Husein, 2000).

3.7 Job DescriptionPT Sarden Nusantara dipimpin oleh seorang direktur yang dibawahi

seorang plant manager. Plant manager bertanggung jawab penuh kepada direktur mengenai keseluruhan aspek dalam perusahaan. Security devision bertugas untuk menjaga keamanan di perusahaan baik dari segi internal maupun eksternal. Purchasing division bertugas pada bagian pembelian bahan baku untuk produksi ikan sarden. Divisi book keeping bertugas untuk melakukan pembukuan yang dibantu bagian administrasi. Financial division melaksanakan dan mengelola sistem keuangan termasuk pembukuan dan gaji pegawai serta memberikan informasi mengenai keuangan yang dibantu bagian administrasi. Personell division bertugas mengelola dan mengendalikan aktivitas kepegawaian, melaksanakan program dan hal-hal kepegawaian lainnya,

termasuk administrasi personalia, sanitasi, dan kesehatan. Bagian Technical /Engineering bertugas mengelola mesin dan peralatan produksi dan mengidentifikasi kerusakan peralatan, mengajukan peralatan baru serta mengontrol anggota-anggota yang ada dibawahnya yang terdiri dari bagian engineering maintenance, electrical maintenance, dan technical process.

Production division mengatur sistem produksi dengan dibantu asisten dan beberapa anggota yang terdiri dari bagian pengguntingan, pengisian, saos, seamer, dan retort. Quality control division melakukan pengawasan kualitas mulai dari bahan baku hingga produk jadi yang siap kirim. Bagian warehouse melakukan manajemen dalam penyimpanan produk jadi yang terdiri dari proses packaging, penerimaan bahan pembantu, dan printing. Fish meal division bertugas mengendalikan proses produksi tepung ikan yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu technical process, administrasi dan quality. Divisi ekspedisi merupakan divisi yang bertugas melakukan manajemen terhadap proses pengiriman produk.

Berikut merupakan gambar struktur organisasi perusahaan ikan sarden kalengan PT. Sarden Nusantara :

Gambar 3.17 Struktur Organisasi PT Sarden Nusantara

3.8 Klasifikasi dan Jumlah Tenaga KerjaPT Sarden Nusantara memliki dua kategori tenaga kerja, yaitu tenaga

kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi, seperti technical/enginering division, poduction division, quality control, warehouse, fish meal division dan distribusi. Tenaga kerja tidak langsung merupakan tanaga kerja yang mengurusi bagian administrasi dan kantor, seperti diektur, plan manager, security division, purchasing division, book keeping, finansial division, dan personel division.

Status tenaga kerja PT Sarden Nusantara adalah tenaga kerja tetap yang termasuk dalam struktur organisasi. Adapula tenaga kerja borongan, dimana tenaga kerja borongan ini berasal dari warga sekitar yang bersifat musiman. Perbedaan dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja borongan adalah daari sistem pembayarannya atau gaji. Tenaga kerja tetap mendapat upah atau gaji yang tentu tiap bulannya dengan sistem pembayaran dilakukan satu bulan satu kali. Sedangkan untuk tenaga kerja borongan mendapatkankan upah atau gaji yang ditentukan berdasar hasil kerja dan pembayaran upahnya dilakukan setiap akhir minggu.

Jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan dari setiap bagian untuk menunjang proses produksi dan keberlangsungan jalannya perusahaan. Jumlah tenaga kerja tetap sebanyak 63 orang, sedangkan untuk jumlah tenaga kerja borongan sebanyak 250 orang. Kebutuhan tenaga kerja borongan lebih banyak, dikarenakan tenaga kerja ini diperlukan untuk melakukan pemisahan kepala ikan dan tulang ikan dengan daging ikan dan memasukkan ikan ke dalam kaleng. Pekerjaan tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang banyak karena proses produksi dilakukan secara manual.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Evaluasi Ekonomi Pabrik

Dalam suatu perhitungan analisis finansial, terdapat beberapa asumsi dasar yang perlu untuk dilakukan yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya pemeliharaan mesin dan juga biaya penyusutan mesin. Biaya bahan baku merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengadakan bahan baku produksi dalam periode waktu tertentu. Yang termasuk kedalam biaya bahan baku ini adalah biaya bahan baku utamabiaya bahan baku pembantu dan biaya bahan pengemas. Biaya bahan baku ini merupakan biaya yang terbesar dalam pembuatan produk jadi. Sementara itu biaya lain yang termasuk kedalam asumsi dasar adalah biaya pemeliharaan mesin dan biaya penyusutan mesin. Biaya pemeliharaan ini dikeluarkan oleh perusaan untuk perawatan mesin dan peralatan untuk menunjang kegiatan produksi, sedangkan biaya penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadinya penurunan mesin.

Investasi ialah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lainnya, dengan pengharapan untuk memperoleh imbalan di masa mendatang. Setiap tingkat pengembalian yang di harapkan dari sebuah investasi, akan selalu terkait dengan besarnya tingkat risiko yang menyertainya. Bagi investor, faktor risiko investasi sama pentingnya dengan faktor tingkat pengembalian yang diharapkan. Pada umumnya kaidah yang berlaku ialah, semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan, maka semakin besar pula risiko yang akan dihadapi terhadap investasi tersebut. Maka perlu dilakukan studi kelayakan terhadap setiap investasi yang akan dilakukan. Suatu keputusan investasi dapat dikatakan tepat, apabila di kemudian hari keputusan investasi tersebut dapat menghasilkan pendapatan yang dapat meningkatkan kemakmuran para pemilik perusahaan(Blocher, 2007). Beberapa komponen yang diperlukan dalam penyusunan analisis kelayakan finansial adalah asumsi dasar perhitungan. Asumsi dasar mencakup umur proyek, modal yang digunakan, suku bunga pinjam yang berlaku, kapasitas produksi, jumlah hari kerja produksi, harga yang berlaku, biaya pemeliharaan mesin, dan biaya penyusutan mesin/peralatan.

Dalam asumsi dasar ini, umur proyek diasumsikan selama 5 tahun dengan. Menurut Mardiyanto (2006), umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian proyek yang tidak tepat waktu.Besarnya modal awal untuk untukperusahaansarden ini merupakan total dari biaya tetap, biaya variable dan biaya overhead. Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi. Biaya tetap ini terdiri dari biaya investasi dan reinvestasi, biaya pemeliharaan mesin dan peralatan, serta biaya penyusutan.

4.1.1 Biaya Investasi dan Reinvestasi

Nouraian

banyaknya (Satuan)

HargaSatuan (Rp)

Total Biaya (Rp)

UmurEkonomis (thn)

Tahun Ke-1

Tahun Ke-2 TahunKe-3 TahunKe-4

TahunKe-5

1 tanahdanbangunan 5000000000500000000

0 20 0 0 0 0 02 Instalasi

Air m3 4500000 4500000 20 0 0 0 0 0Listrik kwH (3500) 10 3000000 30000000 20 0 0 0 0 0Telepon 5 450000 2250000 20 0 0 0 0 0

3 mesindanperalatanrotary drum washes 1 150000000 150000000 20 0 0 0 0 0exhaust box 1 150000000 150000000 20 0 0 0 0 0chain conveyor 1 50000000 50000000 20 0 0 0 0 0hammer mill 1 28000000 28000000 20 0 0 0 0 0homo mixer 1 80000000 80000000 20 0 0 0 0 0double seamer 1 390000000 390000000 20 0 0 0 0 0can washer 1 1500000 1500000 20 0 0 0 0 0injek printer 1 12000000 12000000 20 0 0 0 0 0Autocalve 1 75000000 75000000 20 0 0 0 0 0Gunting 200 20000 4000000 5 0 0 0 0Keranjang 250 50000 12500000 5 0 0 0 0 12500000Forklift 3 50000000 150000000 5 0 0 0 0 150000000Box 5 15000000 75000000 5 0 0 0 0 75000000

Truck 5 200000000100000000

0 5 0 0 0 0100000000

0

4 perlengkapanMasker 500 2000 1000000 1 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000Apron 500 2500 1250000 1 1250000 1250000 1250000 1250000 1250000hair net 500 2000 1000000 1 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000sarungtangan 500 10000 5000000 1 5000000 5000000 5000000 5000000 5000000Boot 500 100000 50000000 2 0 50000000 0 50000000 0Telepon 5 160000 800000 5 800000alattuliskantor 20 50000 1000000 1 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000Meja 9 200000 1800000 5 0 0 0 0 1800000Kursi 9 100000 900000 5 0 0 0 0 900000Computer 10 2500000 25000000 5 0 0 0 0 25000000Printer 10 450000 4500000 5 0 0 0 0 4500000

total 6213096500

7307000000 9250000 59250000 9250000 59250000

1279750000

Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Berinvestasi merupakan suatu proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Dalam ilmu ekonomi, investasi merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian (Mankiw, 2007).

Sama halnya dengan saat memulai perancangan pabrik. Saat memulai membuka pabrik,Investasi dilakukan sebagai pengeluaran penanam-penanam modal untuk membeli barang-barang yang akan menunjang kegiatan proses produksi atau perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi produk. Dalam merancang pabrik, besarnya dana yang diinvestasikan bergantung kepada fasilitas dan mesin/peralatan yang akan digunakan untuk menunjang proses usaha. Dalam hal ini, dana yang diinvestasikan sebesar Rp. 7.307.000.000. Besarnya biaya ini digunakan antara lain untuk keperluan pemasangan instalasi

yang terdiri dari pemasangan alat komunikasi (telepon), air dan pemasangan listrik. Sementara itu peralatan yang merupakan mesin dan fasilitas yang digunakan dalam proses produksi langsung dan juga perlengkapan yang digunakan untuk menunjang proses produksi seperti Alat Tulis Kantor (ATK), computer dan lainnya termasuk kedalam biaya reinvesatsi, Besarnya biaya investasi dan reinvesatsi ini tidak dipengaruhi oleh volume produksi.

4.1.2 Biaya Penyusutan

No Uraian Harga (Rp) UmurEkonomis (thn) NilaiSisaBiayaPenyusutan

Tahun Ke-1

Tahun Ke-2

Tahun Ke-3

Tahun Ke-4

Tahun Ke-5

1 rotary drum washes 15000000 5 1500000 2700000 2700000 2700000 2700000 27000002 exhaust box 15000000 5 1500000 2700000 2700000 2700000 2700000 27000003 chain conveyor 5000000 5 500000 900000 900000 900000 900000 9000004 hammer mill 28000000 5 2800000 5040000 5040000 5040000 5040000 50400005 homo mixer 8000000 5 800000 1440000 1440000 1440000 1440000 14400006 double seamer 3900000 5 390000 702000 702000 702000 702000 7020007 can washer 1500000 5 150000 270000 270000 270000 270000 2700008 injek printer 12000000 5 1200000 2160000 2160000 2160000 2160000 21600009 Autocalve 75000000 5 7500000 13500000 13500000 13500000 13500000 13500000

10 Gunting 1200000 5 120000 216000 216000 216000 216000 21600011 Keranjang 12500000 5 1250000 2250000 2250000 2250000 2250000 225000012 Masker 1000000 1 100000 900000 900000 900000 900000 90000013 Apron 1250000 1 125000 1125000 1125000 1125000 1125000 112500014 hair net 1000000 1 100000 900000 900000 900000 900000 90000015 Sarung tangan 5000000 1 500000 4500000 4500000 4500000 4500000 450000016 Boot 50000000 2 5000000 22500000 22500000 22500000 22500000 2250000017 Forklift 150000000 5 15000000 27000000 27000000 27000000 27000000 27000000

18 Box 75000000 5 7500000 13500000 13500000 13500000 13500000 13500000

19 pick up 1000000000 5 10000000018000000

0 180000000 18000000018000000

0 18000000020 Telepon 800000 5 80000 144000 144000 144000 144000 14400021 Alattuliskantor 1000000 5 100000 180000 180000 180000 180000 18000022 Meja 1800000 10 180000 162000 162000 162000 162000 16200023 Kursi 900000 5 90000 162000 162000 162000 162000 16200024 Computer 25000000 5 2500000 4500000 4500000 4500000 4500000 450000025 Printer 4500000 5 450000 810000 810000 810000 810000 810000

total 1494350000 14943500028826100

0 288261000 28826100028826100

0 288261000

No Uraian Satuan HargaSatuan (Rp) Total Biaya Umurekonomis % Pemeliharaan BiayaPemeliharaan1 rotary drum washes 1 15000000 15000000 2 5 7500002 exhaust box 1 15000000 15000000 3 5 7500003 chain conveyor 1 5000000 5000000 3 5 2500004 hammer mill 1 28000000 28000000 5 5 14000005 homo mixer 1 8000000 8000000 2 5 4000006 double seamer 1 3900000 3900000 2 5 1950007 can washer 1 1500000 1500000 1 5 750008 injek printer 1 12000000 12000000 1 5 6000009 Autocalve 1 75000000 75000000 1 5 375000010 Gunting 60 20000 1200000 2 5 6000011 Keranjang 250 50000 12500000 2 5 62500012 Masker 500 2000 1000000 1 5 5000013 Apron 500 2500 1250000 1 5 6250014 hair net 500 2000 1000000 1 5 5000015 Sarungtangan 500 10000 5000000 z1 5 25000016 Boot 500 100000 50000000 2 5 250000017 Forklift 5 50000000 250000000 5 5 1250000018 Box 5 15000000 75000000 5 5 375000019 pick up 5 200000000 1000000000 5 5 5000000020 Telepon 5 160000 800000 5 5 4000021 Alattuliskantor 20 50000 1000000 1 5 5000022 Meja 9 200000 1800000 5 5 9000023 Kursi 9 100000 900000 5 5 45000

4.1.3 Biaya Pemeliharaan Mesin

24 Computer 10 2500000 25000000 5 5 125000025 Printer 10 450000 4500000 5 5 225000Total 432046500 1594350000 79717500

4.1.4 Biaya VariabelNo Uraian HargaSatuan (Rp/hari) Total Biaya (Rp/Bulan) total biaya 1 tahun

1 Bahan Baku (kg)

ikan (5000@40000) 200000000 4800000000 57600000000

saussarden (2000@4080kg) 8160000 244800000 2937600000

kemasan (800@40800kaleng) 32640000 979200000 117504000000

kemasankardus (700@2000) 1400000 42000000 504000000

2 GajidanUpah

Direktur 7500000 90000000

plan manjer 5000000 60000000

Supervisor 33000000 396000000

co Divisi 67500000 810000000

Staf 90000000 1080000000

borongan 400@60000 24000000 720000000 8640000000

3 Energi

Listrik 200000 4800000 57600000

Air 200000 4800000 57600000

Batubara 750000 18000000 216000000

Solar 1000000 24000000 288000000

TOTAL 7040600000 190240800000

4.1.5 Total Biaya

Komponenbiayaproduksi biaya dalam 1 tahun

Biayatetap

Penyusutan 288261000

Investasi 7307000000

HPPtotal biaya/jumlalhproduksi 1 tahun

(optimis)1729.98

mark up(30%*total

Biaya)+Biayatetap/Tot.biayavariabel0.77

hargajual (markup*HPP)+HPP3056.18

bep biayatetap/jumlahproduksi6246.554009

Biaya pemeliharaan 79717500

total biayatetap 7674978500

Biayavariabel 190240800000

Biayaoperasi 127458528000

total biayavariabel 127458528000

Pemasaran 15000000

Perizinan 10000000

Transporatsi 10000000

total biaya overhead 25000000

total biaya 460542813000

4.1.6 Proyeksi laba Rugiproyeksi Rugi Laba

Komponenbiaya thn ke-1 thn ke-2 thn ke-3 thn ke-4 thn ke-5

Jumlahproduksi 408000000 409000000 410000000 411000000 412000000

Hargajual 3057 3257 3457 3657 3857

Hasilpenjualan 1247256000000 1332113000000 1417370000000 1503027000000 1589084000000

ppn(10%) 124725600000 133211300000 141737000000 150302700000 158908400000

Penjualanbersih 1122530400000 1198901700000 1275633000000 1352724300000 1430175600000

HPP 1730 1730 1730 1730 1730

Total Pengeluaran 460542813000 460542813000 460542813000 460542813000 460542813000

Pendapatanbersih 705840000000 707570000000 709300000000 711030000000 712760000000

Labakotor 416690400000 491331700000 566333000000 641694300000 717415600000

PPH

0-50 jt(10%) 41669040000 49133170000 56633300000 64169430000 71741560000

60-100jt(15%) 62503560000 73699755000 84949950000 96254145000 107612340000

>100jt(30%) 125007120000 147399510000 169899900000 192508290000 215224680000

total PPH (EAT) 229179720000 270232435000 311483150000 352931865000 394578580000

Depresiasi 288261000 288261000 288261000 288261000 288261000

Net Cash 228891459000 269944174000 311194889000 352643604000 394290319000

Lababersih 187798941000 221387526000 255138111000 289050696000 323125281000

4.2 Neraca Massa

Berikut adalah neraca massa produk ikan sarden kalengan:1. Proses Thawing

Asumsi : Air terserap 5%Ikan:Air = 1:2Jam kerja 8 jam/hariKapasitas bahan baku = 20 ton/hari

Kapasitas bahanbaku/ jam=20.000 kghari

x hari8 jam

Kapasitas bahanbaku/ jam=2.500kg / jamMasuk ke thawing

Berat (kg) Keluar ke trimming

Berat (kg)

Ikan 2.500 Ikan 2.750Air 5.000 Limbah thawing Berat

Air 4.750Total 7.500 Total 7.500

2. Proses Trimming

Asumsi : Rendemen ikan hasil Trimming yaitu 70%Masuk dari

ThawingBerat (kg) Keluar ke pencucian Berat (kg)

Ikan 2.750 Ikan 1.925Limbah Kepala dan Ekor Berat

Scrap 825Total 2.750 Total 2.750

3. Proses pencucian

Asumsi : Kotoran ikan terbuang sebesar 0.02% dari berat ikan Air:Ikan = 4:1

Masuk dari pencucian

Berat (kg) Keluar ke filling Berat (kg)

Ikan 1.925 Ikan 1924,62Air 7.700 Limbah Berat

Kotoran 0,39Air 7.700

Total 9.625 Total 9.625

4. Proses Filling

Asumsi : Berat kaleng tidak termasuk dalam perhitungan neraca massaMasuk dari pencucian

Berat (kg) Keluar ke precooking

Berat (kg)

Ikan 1924,62 Ikan dalam Keleng 1924,62Total 1924,62 Total 1924,62

5. Proses Precooking

Asumsi : kadar air ikan berkurang, sehingga berat ikan berkurang sebesar 5%Masuk dari filling Berat (kg) Keluar ke decunting Berat (kg)Ikan dalam kaleng 1924,62 Ikan matang 1828,38

Limbah Berat (Kg)Air + minyak hasil precooking 96,23

Total 1924,62 Total 1924,62

6. Proses Decunting

Masuk Berat (kg) Keluar Berat (kg)Ikan matang dalam kaleng 1924,62 Ikan matang 1828,38

Limbah Berat (Kg)Air + minyak hasil precooking 96,23

Total 1924,62 Total 1924,627. Proses Sausing

Asumsi = ikan : saus = 1 : 0,4

Masuk Berat (kg) Keluar Berat (kg)Ikan matang dalam kaleng 1828,38 Ikan + saus dalam kaleng 2.559,74Saus 731,35Total 2.559,74 Total 2.559,74

8. Proses Seaming

Asumsi : Berat kaleng tidak termasuk dalam perhitungan neraca massaMasuk Berat (kg) Keluar Berat (kg)

Ikan matang dalam kaleng 2.559,74 Ikan Sarden kalengan 2.559,74

Total 2.559,74 Total 2.559,74

Kapasitas produksi ikan sarden kalengan berdasarkan perhitungan neraca massa yaitu sebesar 2.559,74 kg/jam, sehingga dalam 1 hari kapasitas produksi yang dihasilkan sebesar 2.559,74 x 8 = 20.477,9 kg/hari dengan kapasitas bahan baku sebesar 20 ton/hari dengan 1 shift. Jika dilakukan produksi 2 shift maka kapasitas produksi sebesar 2 x 20.477,9 = 40.955,8 kg/hari.

4.3 Neraca EnergiBerikut adalah neraca energi produk ikan sarden kalengan :

1. Precooking

Panas spesifik uap air = 4,2KJ/Kg0CPanas spesifik ikan = 3,36 KJ/Kg0CPanas spesifik kaleng = 0,5KJ/Kg0CPanas MasukQ Air = m.C.∆T

= m x 4,2 KJ/Kg0C x (100-300c)= 294 KJ/Kg m

Q Ikan = m.C.∆T= 1924,62 Kg x 3,36 KJ/Kg0C x (100-300c)= 452. 670 KJ

Q Kaleng = m.C.∆T= 716 Kg x 0,5 KJ/Kg0C x (100-300c)= 25.060 KJ

Panas KeluarQ Air = m.C.∆T

= m x 4,2 KJ/Kg0C x (90-1000c)

= - 42 KJ/Kg mQ Ikan = m.C.∆T

= 1924,62 Kg x 3,36 KJ/Kg0C x (100-1000c)= 0 KJ

Q Kaleng = m.C.∆T= 716 Kg x 0,5 KJ/Kg0C x (100-1000c)= 0 KJ

Q masuk = Q keluar294 KJ/Kg m+ 452670 KJ + 25060 KJ= - 42 KJ/Kg m + 0 + 0452670 + 25 060 KJ = - 42 KJ/Kg m - 294 KJ/Kg0C m477730 Kj = -336 KJ/Kg mm = (477730 KJ)/(-336 KJ/Kg)

= 1421, 8 Kg 2. Sterilisasi

Panas MasukQ Air = m.c.∆T

= m 4,2 KJ/Kg oC (117-30)oC= 365,4 KJ/Kg m

Q Kaleng + ikan = m.c.∆T = 21194 Kg 0,5 KJ/Kg oC (117-30)oC = 921939 KJ

Panas KeluarQ Air = m.c.∆T

= m 4,2 KJ/Kg oC (117-117)oC= 0

Q Kaleng + ikan = m.c.∆T = 21194 Kg 0,5 KJ/Kg oC (117-117)oC = 0

Q Panas Masuk = Q Panas Keluar365,4 KJ/Kg m + 921939 KJ = 0 365,4 KJ/Kg m = - 921939 KJm = (- 921939 KJ)/(365,4 KJ/Kg oC)m = 2523,1 Kg

3. Cooling

Panas MasukQ Air = m.c.∆T

= m 4,2 KJ/Kg oC (30-40)oC

= - 42 KJ/Kg oC m

Q Kaleng+Ikan = m.c.∆T = 21194 KJ/Kg oC (30-40)oC = - 42 Kg 0,5 KJ/Kg oC - 10oC = - 105970 KJ

Panas KeluarQ Air = m.c.∆T

= m 4,2 KJ/Kg oC (35-40)oC= - 21 KJ/Kg oC m

Q Kaleng+Ikan = m.c.∆T = 21194 KJ/Kg oC (40-40)oC = 0

Q Panas Masuk = Q Panas Keluar- 42 KJ/Kg oC m - 105970 KJ = - 21 KJ/Kg oC m- 21 KJ/Kg oC m = 105970 KJm = (105970 KJ)/(- 21 KJ/Kg oC)m = 5046,19 Kg

Jadi, total energi uap air yang dibutuhkan sebesar 8991,09 kg

4.4 Persediaan AirSumber air untuk keperluan domestik dapat berasal dari beberapa

sumber, misalnya dari aliran sungai yang relatif masih sedikit terkontaminasi, berasal dari mata air pegunungan, berasal dari danau, berasal dari tanah, atau sumber lain, seperti air laut. Air tersebut harus terlebih dahulu diolah di dalam wadah pengolahan air sebelum digunakan oleh pengguna. Variasi sumber air akan mengandung senyawa yang berbeda, maka sudah menjadi kewajiban pengelola air untuk menjadikan air aman untuk dikonsumsi, yaitu air yang tidak mengandung bahan berbahaya untuk kesehatan berupa senyawa kimia untuk mikroorganisme (Manihar, 2007).

Ada banyak cara untuk pengolahan air untuk keperluan air bersih, tergantung pada jenis senyawa atau partikel yang terdapat di dalam air yang akan diolah dan jenis sumber bahan baku air. Modifikasi pengolahan air dan pemilihan serta penambahan bahan pengendap dapat dilakukan untuk efisiensi pengolahan air bersih. Menurut Manihar (2007), beberapa bagian atau langkah penting pengolahan air (bukan hanya air minum) yang sering dilakukan untuk mendapatkan air bersih adalah:

a. Menghilangkan Zat PadatSebelum air diolah untuk air bersih, sering ditemukan bahan baku air

mengandung bahan-bahan yang terbawa ke dalam arus air menuju bak penampungan. Bahan padat yang mengapung dan melayang dengan ukuran besar tersebut dapat dihilangkan dengan proses penyaringan (filtrasi). Sedangkan untuk bahan padat ukuran kecil dihilangkan dengan proses pengendapan (sedimentasi). Untuk mempercepat proses penghilangan bahan ukuran kecil yang dikenal sebagai koloid, perlu ditambahkan koagulan.

Bahan Koagulan yang sering dipakai adalah alum (tawas). Tawas di dalam air akan terhidrolisa dan membentuk senyawa kompleks aluminium yang siap bereaksi dengan senyawa basa di dalam air. Endapan berupa senyawa aluminium hidroksida akan terbentuk dan membawa serta mengikat senyawa- senyawa lain yang tersuspensi ke dalamnya dan mengendap bersama- sama berupa lumpur.

b. Menghilangkan Kesadahan AirKalsium dan Magnesium dalam bentuk senyawa bikarbonat dan sulfat

sering ditemukan dalam air yang menyebabkan kesadahan air. Salah satu pengaruh kesadahan air adalah dalam proses pencucian dengan menggunakan sabun karena terbentuknya endapan garam yang sukar larut bila sabun bereaksi dengan ion magnesium dan kalsium. Cara untuk menghilangkan kesadahan air, misalnya air untuk konsumsi masyarakat digunakan proses penghilangan kesadahan air dengan penambahan soda Ca(OH2) dan abu soda Na2CO3 sehingga kalsium akan mengendap sebagai Mg(OH). Bila kesadahan hanya disebabkan oleh kesadahan karbonat maka cukup hanya dengan menambahkan Ca(OH)2 untuk menghilangkannya.c. Menghilangkan Bakteri Patogen

Penghilangan mikroba pathogen dapat dilakukan dengan menggunakan disinfectant. Umumnya bahan- bahan disinfectant ini bersifat oksidator, sehingga dapat membunuh mikroba pathogen. Bahan-bahan disinfektan yang banyak dipakai adalah:

1. Kaporit dan Klorin, bila ditambahkan ke dalam air akan terhidrolisis dengan cepat menghasilkan ion klor dan asam hipoklorit.

2. Ozon Ozon atau O3. Bersifat mudah larut dalam air dan mudah terdekomposisi pada temperatur dan pH tinggi. Penggunaan ozon lebih aman dibanding kaporit, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap klor. Pengolahan dengan proses ozonisasi dilakukan dengan cara menyaring air, mendinginkannya, tekanan ditinggikan, dan ozon dipompakan ke dalam wadah air selama 10- 15 menit.

3. Iodine dan Bromin. Sudah sejak lama senyawa ini digunakan sebagai antiseptik pada luka, meskipun penggunaanya sebagai desinfektan tidak atau kurang populer sampai saat ini. Dibandingkan dengan klorin, penggunaan ion memerlukan biaya lebih besar. Seperti halnya klorin dan bromine, efektifitas iodine dalam membinasakan bakteri dan kista sangat tergantung pada pH. Tetapi dalam membinasakan virus iodin lebih efektif daripada klorin dan bromine. Bromin merupakan bakterisida dan virusida yang efektif. Karena kehadiran ammonia dalam air bromin masih lebih efektif bila dibandingkan dengan klorin.Utilitas yang digunakan pabrik ikan sarden kalengan ini antara lain :

1. Air ProsesAir proses adalah air yang digunakan untuk keperluan proses

produksi mulai dari thawing, trimming, pencucian, filling, pengisian saus, pencucian kaleng, sampai dengan proses pendinginan. Air tersebut merupakan air dari sumur bor yang dibuat sendiri oleh perusahaan. Penggunaan air dari sumur bor ini dapat meminimalkan biaya produksi. Meskipun air yang digunakan adalah air dari sumur bor, namun kualitas air itu sendiri juga harus tetep terjaga agar kebersihan dan kualitas produk tetap terjamin.2. Air Umpan Boiler

Air yang berada dalam boiler nantinya akan di ubah menjadi uap panas yang dapat digunakan selama proses produksi ikan sarden kalengan berlangsung. Air yang digunakan juga merupakan air dari bor sumur tersebut. Air sebagai umpan boiler sangat diperlukan dalam suatu pabrik, hal tersebut dikarenakan uap yang dihasilkan dari air yang dipanaskan di dalam boiler dapat membantu proses pamasakan sarden.3. Air Sanitasi

Air sanitasi yang digunakan di dalam perusahaan ini adalah air yang digunakan untuk kebutuhan laboratorium untuk menguji sampel dari produk akhir yang dihasilkan. Air sanitasi tersebut harus terjamin kualitasnya baik secar fisik, kimia, maupun biologis. Hal tersebut dikarenakan air sanitasi ini biasa digunakan untuk menjaga kualitas akhir dari produk serta semua peralatan yang digunakan. Sehingga harus benar-benar bersih dan tidak berbahaya.4. Air Pendingin

Seperti halnya persediaan air lainnya, air pendingin juga diperlukan untuk kebutuhan proses produksi yang berkaitan dengan pendinginan. Seperti contohnya pada proses pendinginan kaleng sarden yang sudah di isi

untuk menghindari over cooking. Dengan memanfaatkan air tersebut, sarden yang selesai dikemas dapat menghambat pertumbuhan bakteri termofilik yang tahan dan hidup di suhu tinggi pada saat proses pemasakan. Air pendingin harus bebas dari lumpur dan endapan, empunyai kesadahan rendah, dan mempunyai pH netral.5. Air Panas

Adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang asbes supaya panasnya tidak terbuang keluar (benang-benang asbes tersebut sebagai isolator yang baik untuk menahan panas). Untuk memanaskan air, pipa-pipa air dingin yang menuju ke titik air harus melewati alat-alat pemanas dengan system yang berbeda-beda.

4.5 Penyediaan SteamBoiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air

sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Didalam industri kimia peranan uap ini sangat penting dan disediakan oleh unit pengadaan pabrik. Penggunaan uap tersebut antara lain:

Pemanas,digunakan uap jenuh bertekanan rendah Pembangkit tenaga,untuk menggerakkan turbin digunakan uap lewat

jenuh Fluida pada jet ejector,peralatan ini digunakan untuk menjaga tekanan

rendah pada suatu ruangan. Proses,biasanya berfungsi sebagai reaktan dari suatu reaksi kimia di

reactorAir yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air

umpan. Dua sumber air umpan adalah Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.

Air umpan boiler atau Boiler Feed Water nantinya akan dipanaskan hingga menjadi steam. Karena di dalam boiler terjadi pemanasan harus diwaspdai adanya kandungan-kandungan mineral seperti ion Ca2+ dan Mg2+ . Air yang banyak mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ disebut sebagai air yang sadah (hard water). Ion-ion ini sangat berpengaruh pada kualitas air yang nantinya akan digunakan sebagai umpan boiler. Biasanya ion-ion ini terlarut dalam air sebagai garam karbonat, sulfat, bilkarbonat dan klorida. Berbeda dengan senyawa-senyawa kimia lainnya, kelarutan dari senyawa-senyawa mengandung unsur Ca dan Mg seperti CaCO3, CaSO4,MgCO3, Mg(OH)2, CaCl2,MgCl2, dll ; akan memiliki kelarutan yang makin kecil/rendah apabila suhu makin tinggi.Sehingga ketika memasuki boiler, air ini merupakan masalah yang harus segera diatasi. Air yang sadah ini akan menimbulkan kerak(scalling) dan tentu saja akan mengurangi efisiensi dari boiler itu sendiri akibat dari hilangnya

panas akibat adanya kerak tersebut. Selain itu yang dikhawatirkan bisa menyebabkan scalling adalah adanya deposit silika.

Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan (feed water system), sistem steam (steam system)dan sistem bahan bakar (fuel system).1.  Sistem air umpan (feed water system), menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam.Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan.2.  Sistem steam (steam sistem), mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan.3.  Sistem bahan bakar (fuel sistem), adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yangdibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahanbakar yang digunakan pada sistem. Sistem yang lain adalah penggunaan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang, untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi.

4.6 Penyediaan ListrikDalam hal ini untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Perusahaan

IKan Sarden Kalengan didapat dari kontrak tenaga listrik dari PLN. Perusahaan mempunyai generator (Emergency Power) untuk menjaga kontinuitas proses produksi yang stabil. Generator dipakai sebagai suplai cadangan apabila sumber tenaga listrik dari PLN mengalami pemadaman. Listrik pada perusahaan ini juga diperoleh dari adanya mesin diesel yang digerakkan dengan adanya solar sehingga mesin generator akan berfungsi sesuai dengan yang dibutuhkan. Jadi selain bekerja sama dengan PLN, perusahaan juga memiliki generator atau pembangkit listrik sendiri. Sehingga arus listrik yang dihasilkan juga akan maksimal.

4.7 Penyediaan Bahan BakarBahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi

energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Batu bara yang digunakan untuk perusahaan ikan sarden kalengan ini adalah batu bara jenis Antracit. Pemilihan batu bara jenis ini dikarenakan batu bara jenis ini mempunyai kadar air yang sedikit sehingga mudah terbakar. Dengan begitu panas yang dihasilkan juga akan semakin maksimal. Selain itu batu bara jenis ini juga harus keras tidak mudah rapuh, sehingga kualitas dari batu bara tersebut juga terjamin.

Sementara untuk bahan bakar cair yang digunakan yaitu solar. Solar digunakan untuk menggerakkan generator yang nantinya digunakan untuk menggerakkan diesel. Generator ini digunakan untuk pembangkit tenaga listrik seluruh bagian dari pabrik atau perusahaan. Sumber utama dari bahan bakar cair adalah Minyak Bumi (Petroleum). Berdasarkan the theory of vegetable origin, Minyak Bumi (Petroleum) berasal dari fosil-fosil tumbuhan dan hewan yang terkubur di dasar laut,yang kemudian diurai oleh bacteri anaerobic.

Contohnya minyak bumi ini adalah Gasoline, Kerosene, Diesel fuel, dan lain-lain. Dalam menggunakan bahan bakar cair berupa solar ini juga harus tetap memperhatikan sifat bahan bakar cair itu sendiri, seperti densitas, perbandingan volume minyak dengan air yang terkandung, viskositas, titik nyala, titik tuang, panas jenis, nilai kalor, sulfur, kadar abu, residu karbon, dan kadar air.

BAB V

ANALISA KELAYAKAN

5.1 Analisa Kelayakan Ekonomi

Untuk menentukan analisa kelayakan dari sebuah perancangan pabrik, tahap awal yang diperlukan adalah penentuan GPM (Gross Profit Margin atau Margin Keuntungan Kotor). Margin Keuntungan Kotor adalah selisih antara harga produk dan bahan baku yang dihasilkan. Bahan baku yang digunakan oleh PT. Sarden Nusantara adalah ikan .

Satu kaleng sarden mempunyai berat 50 gram. Harga jual dari satu kaleng ikan sarden yakni Rp 3.057,- untuk tahun pertama, Rp 3.257,- untuk tahun kedua, Rp 3.457,- untuk tahun ketiga, Rp 3.657,- untuk tahun keempat dan Rp 3.857,- untuk tahun kelima. Perencanaan harga jual yang dilakukan menggunakan prinsip Forecasting selama lima tahun kedepan dengan tingkat kenaikan harga sebesar Rp 200,- per tahunnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya lonjakan harga bahan baku ditahun yang akan datang. Sedangkan untuk HPP (Harga Pokok Produksi) untuk satu kaleng ikan sarden ditetapkan sebesar Rp 1.730,-. Adapun rincian untuk pembuatan ikan sarden adalah harga ikan yakni Rp 5.000,-/kg, saus sarden Rp 2.000,- / kg, dan harga 1 kaleng yakni Rp 800,-.

Nilai MKK (Margin Keuntungan Kotor) dihitung melalui selisih antara harga produk dan harga bahan baku yang digunakan. Berdasarkan data-data perhitungan yang telah dilakukan, maka nilai MKK untuk satu produk ikan kaleng sarden adalah Rp 1.327,- untuk tahun pertama, Rp 1.527,- untuk tahun kedua, Rp 1.727 untuk tahun ketiga, Rp 1.927,- untuk tahun ke empat dan Rp 2.127,- untuka tahun kelima.

5.2 Break Event PointBreak even point adalah kapasitas dimana pabrik tidak laba atau rugi,

artinya total penjualan sama dengan total ongkos produksi. Ada beberapa cara untuk mendapatkan harga Break even point. Untuk menghitung BEP unit dapat dicari dengan:

BEP (unit) = Biaya Tetap / (harga per unit – biaya variable per unit)BEP (RP) = biayatetap/ 1- biaya variable per unit.

Besarnya BEP untuk masing-masing bep unit dan rupiah dari pendirian pabrik ini yaitu 5783706.481 5.3 Rate of Return

Rate of return adalah laju pengembalian modal yang dapat dihitung dari laba bersih per tahun dibagi modal, seperti yang terlihat pada persamaan

berikut:

= (187798941000/460542813000) x 100%= 16.73 %

Untuk mengetahui apakah suatu pabrik sudah berjalan dengan bisa dilihat dari besar Rate of return (ROR), yang dihasilkan dan membandingkan dengan bunga bank, yang besarnya bisa melebihi atau dibaah bunga bank. Berdasrkan besranya bunga salah satu bank, maka bias dikatakan usaha dalam mendirikan pabrik sarden ini dikatakan berjalan lancar karena suku bunga bank saat ini adalah 10.5% sedangkan pabrik sarden ini memiliki tingkat pengembalian sebesar 16.73%. Sehingga pabrik ini Layak untuk dikembangkan

5.4 Minimum Payout PeriodeMinimum pay out period adalah waktu yang dibutuhkan untuk

mengembalikan modal suatu pabrik yang dapat dihitung dari modal dibagi laba dan depressiasi, seperti yang terlihat pada persamaan berikut:

= 460542813000187798941000+288261000

= 2.448 Penyusutan dimasukkan dalam perhitungan karena dianggap modal

sudah berkurang atau sudah sebagaian dikembalikan. Untuk modal asing biasanya mengharapkan pengembalian modal secepat mungkin,tetapi untuk Negara yang sudah stabil minimum pay-out period tidak terlalu cepat. Untuk pabrik sarden ini, modal akan kembali setelah pabrik beroperasi selama 2.448 tahun.