tugas besar agama

176
DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH AGAMA ISLAM DENGAN DOSEN Dr.Drs. HM. Ali Syamsudin, S.Ag.,M.Si Oleh : Dudin Qohar 10114152 IF – 4 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Upload: dudin-qohar

Post on 17-Sep-2015

305 views

Category:

Documents


186 download

DESCRIPTION

tubes agama

TRANSCRIPT

DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH AGAMA ISLAMDENGAN DOSEN

Dr.Drs. HM. Ali Syamsudin, S.Ag.,M.Si

Oleh :

Dudin Qohar10114152

IF 4

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2015KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.Karya tulis ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Agama Islam, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Bandung, Januari 2015

penyusunDAFTAR ISIBab 1: Aqidah (Filsafat Ketuhanan)1.1 Defini Aqidah

1.2 Bukti Adanya Allah1.3 Konsep Taqdir Dalam Islam

Bab 2: Konsep Manusia Dalam Islam2.1 Hakekat Manusia2.2 Tujuan penciptaan manusia

Bab 3: Ibadah Dalam Islam

3.1 Definisi Ibadah Dalam Islam

3.2 Pembagian ibadah

Bab 4 : Hikmah

4.1 Hikmah dalam alquran

4.2 Hikmah Menurut hadis syahih

4.3 Pengertian Hikmah hasil wawancara

Bab5 : Hikmah Yang Terkandung dalam buku Asembling The Spiritual PowerDaftar PustakaBAB 1

Aqidah (Filsafat Ketuhanan)1.1 Defini Aqidah

Akidah (Bahasa Arab: ; transliterasi: al-'Aqiydah) dalam istilah Islam yang berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu akidah. Pondasi akidah Islam didasarkan pada hadits Jibril, yang memuat definisi Islam, rukun Islam, rukun Iman, ihsan dan peristiwa hari akhir.Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu () yang berarti ikatan, at-tautsiiqu () yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu () yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( ) yang berarti mengikat dengan kuat.

Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.[1]Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid[2] dan taat kepadaNya, beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.[3]Walaupun masalah qadha' dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa menempuh jalan kebenaran dalam pemahaman dan pendapat. Menurut mereka qadha' dan qadar adalah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini termasuk ke dalam salah satu di antara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:

Tauhid Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas ayat 3)mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata. Tauhid Ar-Rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas ayat 1)mengesakan Allah dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.

Tauhid Al-Asma' was-Sifat, mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya, artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun sifat.Iman kepada qadar adalah termasuk tauhid ar-rububiyah. Oleh karena itu Imam Ahmad berkata: "Qadar adalah kekuasaan Allah". Karena, tak syak lagi, qadar (takdir) termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang- tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada seorangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi atau berdasarkan nash yang benar.

Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru. Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah, maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40.

Penggunaan Istilah Lain Selanjutnya ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk menyebut ajaran akidah ini, yaitu:

1. Akidah : Seperti telah disinggung di atas, akidah berasal dari kata aqidah yang artinya simpul. Mengapa dikatakan simpul? Karena ajaran-ajaran yang berkenaan dengan akidah merupakan simpul utama ajaran Islam. Akidah adalah ajaran pokok yang menjadi titik tolak dan kunci diterima ajaran-ajaran Islam yang lain. Jadi akidahlah simpulnya, akidahlah pengikatnya.

2. Tauhid : Tauhid bersal dari kata wahhada-yuwahhidu-tauhida yang artinya esa/tunggal. Ini merujuk pada sifat Allah yang tunggal. Mengapa merujuk pada keesaan Allah? Karena inti utama dari ajaran ini adalah mengesakan Allah, makanya orang sering menyebut disiplin ajaran ini dengan ilmu tauhid.

3. Ushuluddin : Ushuluddin merupakan bahasa Arab yang artinya pokok-pokok agama. Ajaran ini merupakan ajaran pokok agama. Orang yang akan memeluk Islam pertama-tama harus memahami tentang ajaran ini. Jadi ini adalah ilmu dasar yang harus dipahami4. Fikih Akbar : Fiqh akbar artinya pemahaman terbesar, atau pemahaman yang paling penting. Ajaran ini adalah ajaran yang harus mendapat prioritas, pemahaman yang sangat penting sehingga disebut fiqh akbar. Namun istilah ini sekarang jarang digunakan. Ruang Lingkup Akidah Apa yang akan kita pelajari dalam akidah ini? Ulama telah membagi ruang lingkup pembahasan akidah ke dalam 4 (empat) pembahasan, yaitu: - Ilahiyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan masalah ketuhanan utamanya pembahasan tentang Allah. - Nubuwwat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan utusan-utusan Allah, yaitu para nabi dan para rasul Allah. - Ruhaniyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan makhluk gaib, seperti Jin, Malaikat, dan Iblis. - Samiyyat, yaitu pembahasan yang bekenaan dengan alam ghaib, seperti alam kubur, akhirat, surge, neraka, dan lain-lain. 1.2. Bukti Adanya Allah Keberadaan Allah, Tuhan yang telah menciptakan dan memelihara alam semesta dengan kekuasan dan kasih sayang-Nya adalah hal yang tak terbantahkan.

Adanya Allah swt adalah sesuatu yang bersifat aksiomatik (sesuatu yang kebenarannya telah diakui, tanpa perlu pembuktian yang bertele-tele). Namun, di sini akan dikemukakan dalil-dalil yang menyatakan wujud (adanya) Allah swt, untuk memberikan pengertian secara rasional. Mengimani Wujud Allah Subhanahu wa Taala Wujud Allah telah dibuktikan oleh fitrah,akal,syara,dan indera.

Hal itu didasarkan pada banyak dalil yang kuat dan bukti yang nyata, di antaranya:

1. Bukti FitrahFitrah adalah sifat azasi (dasar yang masih murni) yang belum terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal. Kalau manusia dibiarkan dalam fitrahnya tentu ia akan mengakui adanya Dzat Mahahebat yang telah memberinya rezeki, menghidupkan, dan mematikannya. Demikian itu karena manusia diciptakan di atas fitrah itu.

2. Bukti InderawiIndera kita dapat menangkap bukti-bukti keberadaan-Nya dengan melihat, mendengar, merasakan, atau menyentuhnya. Berbagai objek dan peristiwa yang ada di sekitar kita menunjukkan keberadaan-Nya itu. Ada yang lahir ada pula yang mati; ada laki-laki ada perempuan; ada yang sehat ada pula yang sakit; ada yang baik dan menyenangkan, namun ada pula yang buruk dan menyebalkan; ada yang besar ada yang kecil; ada kikir dan sombong, namun ada pula yang dermawan dan rendah hati; ada yang mampu ada pula yang tidak mampu; dan sebagainya. Itulah bukti inderawi yang nyata. Mengapa manusia tidak dapat melahirkan anak dengan sifat-sifat sempurna sebagaimana yang ia inginkan?

3. Bukti RasionalBukti Rasional dapat kita analisa dengan teori sebab-akibat. Segala yang terjadi pasti ada penyebabnya; namun logika akan mengatakan bahwa pasti ada penyebab pertama dan utama yang memulai sebab-sebab itu, yang ada tanpa disebabkan oleh sesuatu yang lain. Yang demikian itulah Allah: Al-Ahad, Al-Awal, As-Shamad, lam yalid walam yulad.

4. Bukti NashBanyak ayat-ayat suci Al-Quran dan kitab-kitab suci sebelumnya yang membicarakan tentang Allah dengan berbagai sifat-Nya. Demikian pula hadits-hadits yang ada dalam sunnah Nabi-Nya

5. Bukti SejarahBanyak peristiwa bersejarah di masa lampau semenjak Nabi Adam as. Hingga hari ini yang menunjukka keberadaan, keagungan, dan kekuasaan Allah. Banyak peninggalan bersejarah yang menunjukkan kejayaan bangsa-bangsa di masa lampau. Berbagai bukti sejarah tersebut memberikan pelajaran sangat berharga kepada manusia yang hidup di masa kini bahwa segala bentuk kebesaran dan keangkuhan mereka tidak kuasa menghadapi kekuasaan Allah. Kebesaran manusia sangat tidak ada artinya untuk dibandingkan dengan keagungan Allah

Kalau manusia mempelajari dan memahami dalil-dalil dan dan bukti-bukti tersebut di atas, hati nurani mereka yang bersih akan mengakui keagungan Allah yang telah menciptakan dan mengaturnya sedemikian rupa. Pengakuan ini dalam Islam disebut sebagai tauhid rububiyah. Pengakuan akan rububiyatullah ini menuntut komitmen dari manusia untuk mentauhidkan (mengesakan) -Nya dalam uluhiyah.

Islam mengajarkan bahwa Dzat yang kita agungkan itu adalah Dzat yang telah menciptakannya, memberinya rezeki, memeliharanya dan memilikinya. Oleh sebab itu Allah pulalah yang berhak untuk mendapatkkan perlakuan sebagai Tuhan yang dicintai, ditakuti, dirindukan, diikuti, ditaati, dan disembah. Islam tidak membedakan antara Tuhan yang telah menciptakan, melindungi, dan memiliki itu dengan Tuhan yang dicintai, diikuti, ditaati, dan disembah.

1.3. Konsep Taqdir Dalam IslamMemahami Takdir Dengan Benar Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Terdapat beberapa permasalahan yang harus dipahami oleh setiap muslim terkait masalah takdir ini. Semoga paparan ringkas ini dapat membantu kita untuk memahami keimanan yang benar terhadap takdir Allah. Wallahul mustaan.1. Antara Qodho dan Qodar Dalam pembahasan takdir, kita sering mendengar istilah qodho dan qodar. Dua istilah yang serupa tapi tak sama. Mempunyai makna yang sama jika disebut salah satunya, namun memiliki makna yang berbeda tatkala disebutkan bersamaan. Jika disebutkan qodho saja maka mencakup makna qodar, demikian pula sebaliknya. Namun jika disebutkan bersamaan, maka qodho maknanya adalah sesuatu yang telah ditetapkan Allah pada makhluk-Nya, baik berupa penciptaan, peniadaan, maupun perubahan terhadap sesuatu, Sedangkan qodar maknanya adalah sesuatu yang telah ditentukan Allah sejak zaman azali. Dengan demikian qodar ada lebih dulu kemudian disusul dengan qodho.2. Empat Prinsip Keimanan kepada Takdir Pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah. Perlu kita ketahui bahwa keimanan terhadap takdir harus mencakup empat prinsip. Keempat prinsip ini harus diimani oleh setiap muslim. Pertama: Mengimani bahwa Allah Taala mengetahui dengan ilmunya yang azali dan abadi tentang segala sesuatu yang terjadi baik perkara yang kecil maupun yang besar, yang nyata maupun yang tersembunyi, baik itu perbuatan yang dilakukan oleh Allah maupun perbuatan makhluknya. Semuanya terjadi dalam pengilmuan Allah Taala. Kedua: Mengimanai bahwa Allah Taala telah menulis dalam lauhul mahfudz catatan takdir segala sesuatu sampai hari kiamat. Tidak ada sesuatupun yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi kecuali telah tercatat. Dalil kedua prinsip di atas terdapat dalam Al Quran dan As Sunnah. Dalam Al Quran, Allah Taala berfirman Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah

3. Antara Kehendak Makhluk dan Kehendak-Nya Beriman dengan benar terhadap takdir bukan berarti meniadakan kehendak dan kemampuan manusia untuk berbuat. Hal ini karena dalil syariat dan realita yang ada menunjukkan bahwa manusia masih memiliki kehendak untuk melakukan sesuatu. Dalil dari syariat, Allah Taala telah berfirman tentang kehendak makhluk, Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya. (QS. An Nabaa:39)

dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. At Taghobun :16). 4. Macam-macam Takdir Pembaca yang dirahmati Allah, perlu kita ketahui bahwa takdir ada beberapa macam:a. Takdir Azali. Yakni ketetapan Allah sebelum penciptaan langit dan bumi ketika Allah Taala menciptakan qolam (pena). Allah berfirman, Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orangorang yang beriman harus bertawakal. (QS. At Taubah:51).

b. Takdir Kitaabah. Yakni pencatatan perjanjian ketika manusia ditanya oleh Allah:Bukankah Aku Tuhan kalian?. Allah Taala berfirman Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan). atau agar kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu ? (QS. Al Araaf 172-173). c. Takdir Umri. Yakni ketetapan Allah ketika penciptaan nutfah di dalam rahim, telah ditentukan jenis kelaminnya, ajal, amal, susah senangnya, dan rizkinya. Semuanya telah ditetapkan, tidak akan bertambah dan tidak berkurang. Allah Taala berfirman, Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsurangsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (QS. Al Hajj:5). d. Takdir Hauli Yakni takdir yang Allah tetapkan pada malam lailatul qadar, Allah menetapkan segala sesuatu yang terjadi dalam satu tahun. Allah berfirman,

5. Bersemangatlah, Jangan Hanya Bersandar Pada Takdir Sebagian orang memiliki anggapan yang salah dalam memahami takdir. Mereka hanya pasrah terhadap takdir tanpa melakukan usaha sama sekali. Sunngguh, ini adalah kesalahan yang nyata. Bukankah Allah juga memerintahkan kita untuk mengambil sebab dan melarang kita dari bersikap malas? Apabila kita sudah mengambil sebab dan mendapatkan hasil yang tidak kita inginkan, maka kita tidak boleh sedih dan berputus asa karena semuanya sudah merupakan ketetapan Allah. Akan tetapi hendaklah kau katakan: Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi. Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon. 6. Faedah Penting Keimanan yang benar terhadap takdir akan membuahkan hal-hal penting, di antaranya sebagai berikut : Pertama: Hanya bersandar kepada Allah ketika melakukan berbagai sebab, dan tidak bersandar kepada sebab itu sendiri. Karena segala sesuatu tergantung pada takdir Allah. Kedua: Seseorang tidak sombong terhadap dirinya sendiri ketika tercapai tujuannya, karena keberhasilan yang ia dapatkan merupakan nikmat dari Allah, berupa sebab-sebab kebaikan dan keberhasilan yang memang telah ditakdirkan oleh Allah. Kekaguman terhadap dirinya sendiri akan melupakan dirinya untuk mensyukuri nikmat tersebut. Ketiga: Munculnya ketenangan dalam hati terhadap takdir Allah yang menimpa dirinya, sehingga dia tidak bersedih atas hilangnya sesuatu yang dicintainya atau ketika mendapatkan sesuatu yang dibencinya. Sebab semuanya itu terjadi dengan ketentuan Allah. Allah berfirman, BAB 2Konsep Manusia Dalam IslamPengantar Proses penciptaan manusia Asal usul manusia dalam pandangan islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai manusia pertama. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi dengan segala karakter kemanusiaannya. 2.1 Hakekat Manusia

Menurut Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah; ia tidaklah muncul dengan sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri. Al-Quran surat al-Alaq ayat 2 menjelaskan bahwa manusia itu diciptakan Tuhan dari segumpal darah; Al-Quran surat al-Thariq ayat 5 menjelaskan bahwa manusia dijadikan oleh Allah; Al-Quran surat al-Rahman ayat 3 menjelaskan bahwa Al-Rahman (Allah) itulah yang menciptakan manusia. Masih banyak sekali ayat Al-Quran yang menjelaskan bahwa yang menjadikan manusia adalah Tuhan. Jadi, manusia adalah makhluk ciptaan Allah.

Hakikat wujudnya yang lain ialah bahwa manusia adalah makhluk yan perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Dalam teori yang dikembangkan di dunia Barat, dikatakan bahwa perkembangan seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme). Sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme). Sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi).

Dalam Alquran ada 3 kata yang digunakan untuk menunjukan arti manusia, yaitu

1. insan / ins / annas

2. basyar

3. bani adam / dzurriyat adam

Sedangkan yang paling banyak di jelaskan dalam alquran adalah Basyar dan insan . kata Basyar menunjukan manusia dari sudut lahiriyahnya ( fisik) serta persamaanya dengan manusia seluruhnya , sepeti firman Allah dalam surat Al-Anbiya kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu ( Muhamad ) maka apabila kamu mati apakah mereka akan kekal ? tiap tiap yang berjiwa akan mati. kami akan menguji kamu dengan kebaikan dan keburukan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada kami kamu dikembalikan (Al-Anbiya : 34-35)

Kata Insan digunakan untuk menunjuk manusia dengan segala totalitasnya , fisik psikis, jasmani dan rohani. di dalam diri manusia terdapat tiga kemampuan yang sangat potensial untuk membentuk struktur kerohaniahan , yaitu nafsu , akal dan rasa.Nafsu merupakan tenaga potensial yang berupa dorongan untuk berbuat kreatif dan dinamis yang yang dapat berkembang kepada dua arah , yaitu kebaikan dan kejahatan.

Akal sebagai potensi intelegensi berfungsi sebagai filter yang menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah yang didorong oleh nafsu akal akan membawa manusia untuk memahami , meneliti dan menghayati alam dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuandan kesejahteraan .

Rasa merupakan potensi yang mengarah kepada nilai nilai etika, estetika dan agama.

Sesungguhnya orang yang mengatakan : tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka berIstiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka (Qs Al Ahqaf : 13)

Ketiga potensi Dasar diatas membentuk Struktur kerohaniahan yang berada Di dalam diri manusia yang kemudian akan membentuk manusia sebagai insan. Konsep basyar dan insan merupakan konsep islam tentang manusia sebagai individu . Sedangkan dalam Hubungan social Alquran memberikan istilah Annas yang merupakan jamak dari kata insane dan perwujudan kualitas keinsanian manusia ini tidak terlepas dari konteks sosialnya dengan lingkungan.

Menurut al- Toumy al- Syaibani definisi manusia adalah:

1. Manusia sebagai makhluk Allah yang paling mulia di muka bumi.

2. Manusia sebagai khalifah di muka bumi.

3. Insan makhluk sosial yang berbahasa.

4. Insan mempunyai tiga dimensi yaitu: badan, akal dan ruh

5. Insan dengan seluruh perwatakannya dan ciri pertumbuhannya adalah hasil pencapaian 2 faktor, yaitu faktor warisan dan lingkungan

6. Manusia mempunyai motivasi, kecenderungan dan kebutuhan awal baik yang diwarisi mauun yang diperoleh dalam proses sosialisasi.

7. Manusia mempunyai perbedaan sifat antara yang satu dengan yang lainnya.

8. Insan mempunyai sifat luwes, lentur, bisa dibentuk , bisa diubahHakikat manusia menurut Allah adalah makhluk yang dimuliakan, dibebani tugas, bebas memilih dan bertanggung jawab.

2.2. Tujuan penciptaan manusia Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia, Dalam al-quran Q.S. Al-Anbiya ayat 107 yang artinya, Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk Rahmat bagi semesta alam

Ayat ini menerangkan tujuan manusia diciptakan oleh Allah SWT dan berada di dunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Arti kata rahmat adalah karunia, kasih sayang dan belas kasih. Jadi manusia sebagai rahmah adalah manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk menebar dan memberikan kasih saying kepada alam semesta. Manusia juga dibebankan menjadi Khalifah Allah, Khalifah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk memakmurkan bumi. Dengan berpedoman pada QS Al Baqarah:30-36, maka status dasar manusia adalah sebagai khalifah (makhluk penerus ajaran Allah) sehingga manusia harus : Belajar. Obyek belajar nya adalah ilmu Allah yang berwujud Al Quran dan ciptaanNya.Hal ini tercantum juga di dalam QS An Naml: 15-16 dan QS Al Mukmin: 54.

Mengajarkan Ilmu. Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al Quran dan juga Al Bayan. Membudayakan Ilmu. Ilmu Allah tidak hanya untuk disampaikan kepada manusia lain tetapi juga untuk diamalkan sehingga ilmu yang terus diamalkan akan membudaya. Hal ini tercantum pula di dalam QS Al Mumin:35.

Tujuan Khusus Adanya Manusia di Dunia Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56).

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara mainmain (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembali-kan kepada Kami? (Al-Mukminun: 115).

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)? (Al-Qiyamah: 36).

Jadi berdasarkan ayat diatas tujuan penciptaan dari manusia tak lain adalah untuk ibadah. Ibadah sendiri artinya tunduk dan patuh kepada allah taala dengan penuh kecintaan dan pengagungan dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala laranganlarangan-Nya sesuai dengan tuntutan yang ditetapkan dalam syarita-syariat-Nya.Tujuan Individu Dalam Keluarga Tujuan manusia berkelurga menurut Q.S. Al-Ruum ayat 21 yang artinya: "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tentram, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang . Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaaum yang mau berfikir."

Tujuan hidup berkeluarga dari setiap manusia adalh supaya tentram. Untuk menjadi keluarga yang tentram, Allah SWT memberikan rasa kasih sayang. Oleh sebab itu, dalam kelurga harus dibangun rasa kasih sayang satu sama lain. Tujuan Individu Dalam Masyarakat Apabila berada di lingkungan masyarakat tidak beriman dan bertakwa, maka Allah akan memberikan siksa dan jauh dari keberkahan. Oleh sebab itu, apabila dalam suatu masyarakat ingin hidup damai dan serba kecukupan, maka kita harus mengajak setiap anggota masyarakat untuk memelihara iman dan takwa. Allah berfirman :Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (QS Al-Araaf : 96).

Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu: Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu masyarakat Keinginan untuk menjadi satu dengan suasan alam di sekelilingnya Tujuan Individu Dalam Bernegara Sebagai makhluk hidup yang selalu ingin berkembang menemukan jati diri sebagai pribadi yang utuh, maka manusia harus hidup bermasyarakat/bersentuhan dengan dunia sosial. Lebih dari itu manusia sebagai individu dari masyarakat memiliki jangkauan yang lebih luas lagi yakni dalam kehidupan bernegara. Maka, tujuan individu dalam bernegara adalah menjadi warganegara yang baik di dalam lingkungan negara yang baik yaitu negara yang aman, nyaman serta makmur.

Tujuan Individu Dalam Pergaulan Internasional Setelah kehidupan bernegara, tidak dapat terlepas dari kehidupan internasional / dunia luar. Dengan era globalisasi kita sebagai makhluk hidup yang ingin tetap eksis, maka kita harus bersaing dengan ketat untuk menemukan jati diri serta pengembangan kepribadian. Jadi tujuan individu dalam pergaulan internasional adalah menjadi individu yang saling membantu dalam kebaikan dan individu yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk dalam dunia globalisasi agar tidak kalah dan tersesat dalam percaturan dunia.

BAB 3Ibadah Dalam Islam

3.1. Definisi Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah: 1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya. 2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. 3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.

Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan. Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. 3.2. Pembagian Ibadah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menyampaikan bahwa ibadah ada dua macam yakni perkara syariat dan amal kebaikan.Perkara syariat, yaitu segala hal yang wajib dijalankan dan wajib dijauhi meliputi menjalankan kewajiban yang jika ditinggalkan berdosa, menjauhi apa yang telah dilarangNya dan diharamkanNya yang jika dilanggar/dikerjakan berdosa. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Sesungguhnya Allah telah mewajibkan beberapa kewajiban (ditinggalkan berdosa), maka jangan kamu sia-siakan dia; dan Allah telah memberikan beberapa larangan (dikerjakan berdosa), maka jangan kamu langgar dia; dan Allah telah mengharamkan sesuatu (dikerjakan berdosa), maka jangan kamu pertengkarkan dia; dan Allah telah mendiamkan beberapa hal sebagai tanda kasihnya kepada kamu, Dia tidak lupa, maka jangan kamu perbincangkan dia. (Riwayat Daraquthni, dihasankan oleh an-Nawawi). Amal kebaikan ada dua macam yakni; Amal kebaikan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam Amal kebaikan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam namun tidak bertentangan dengan Al Quran dan Hadits seperti Sholawat Nariyah, Sholawat Badar, Ratib Al Haddad, Maulid Barzanji, Maulid Nabi selama pengisian acaranya tidak bertentangan dengan Al Quran dan Hadits , dll.

Perkara di luar perkara syariat atau perkara di luar dari apa yang telah disyariatkanNya atau diwajibkanNya berlaku kaidah hukum asal segala sesuatu adalah mubah sampai ada dalil yang melarangnya. Amal kebaikan adalah sarana untuk meraih cintaNya. Kita tidak cukup hanya menjalankan perkara syariat, perlu amal kebaikan untuk meraih cintaNya

Persoalan-persoalan qaul Imam Syafii ini telah dijelaskan oleh salafus shalih, diataranya Abdul Qayyum bin Muhammad bin Nasir as-Shaibani rahimahullahu dalam kitabnya Beliau menjelaskan qaul Imam Syafii tersebut diantaranya: Tidak diterima seharusnya perkataan sesorang manusia yang bertentangan dengan sabda Rasulullah sholallahu alaihi wasallam walau siapapun orangnya. Sabda Nabi adalah hujjah bagi setiap orang dan bukan perkataan seseorang itu menjadi hujjah untuk menentang/meninggalkan sabda Nabi sholallahu alaihi wasallam sedangkan nabi Muhammad sholallahu alaihi wasallam telah bersabda tentang bidah:Dalam hal ini juga Abdulah bin Abbas Radhiallahuanhuma berkata, yang artinya: Tidak ada pendapat seseorang (yang) dapat diambil atau ditinggalkan kecuali sabda Nabi sholallahu alaihi wasallam.[Fatawa aimatul Muslimin I/138 karya Mahmud Khatab as-Subki]. Sebagai kesimpulan bahwa pendapat seseorang itu tidak bisa berketerusan diterima bila bertentangan dengan sabda Nabi sholallahu alaihi wasallam. Bagi siapa yang mau mencoba untuk memahami tentang qaul Imam Syafii maka dia tidak akan ragu-ragu lagi bahwa yang dimaksudkan dengan Imam Syafii bidah dari segi bahasa ( ) bukan syari (). Ini berdalilkan kenyataan dari Imam Syafii sendiri sesungguhnya setiap bidah dalam syara bertentangan dengan al Quran dan As-Sunnah. Imam Syafie sendiri mengaitkan bidah yang baik dengan apa yang tidak bertentangan dengan al Quran dan asSunnah karena setiap bidah bertentang dengan firman Allah dan hadist Nabi sholallahu alaihi wasallam. Seperti firman-Nya Mengapa Islam keras terhadap permasalahan Bidah? Permasalahan bidah memanglah sangat ditentang oleh agama karena bidah akan membawa kesesatan dan setiap kesesatan itu berasal dari neraka, bahkan Nabi kita sendiri yang menyebutnya bahwa setiap bidah itu adalah sesat. Maka dari itu sangatlah berbahaya sekali bidah ini, karena bidah bisa mematikan sunnah dan merupakan seburuk-buruknya perkara. Saya kutipkan dari beberapa kitab hadist yang menyatakan bidah itu adalah sesat, dan perlu kita ketahui yang mengatakan sesat ini bukanlah dari seorang ulama akan tetapi dari Nabi kita shalallahualai sallam, diantaranya:

BAB 4Hikmah

4.1 Hikmah Dalam Al-QuranRedaksi hikmah dalam al-Quran diulang sebanyak 20 kali. Dalam menjelaskan dan menafsirkan hikmah, para penafsir mengemukakan dalil-dalil dimana yang terpenting dari dalil-dalil tersebut adalah sebagai berikut:

1. Yang dimaksud dengan hikmah adalah kenabian. Sebagaimana hal ini disinggung pada ayat, Mereka (bala tentara Thlt) berhasil mengalahkan bala tentara Jlt dengan izin Allah, dan (dalam peperangan itu) Dawud berhasil membunuh Jlt. Kemudian Allah menganugrahkan kerajaan dan hikmah kepada Dawud, dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. (Qs. Al-Baqarah 251)

2. Yang dimaksud dengan hikmah adalah syariat-syariat (ilmu tentang halal dan haram). Sebagaimana disebutkan dalam al-Quran, Dan Allah mengajarkan kepadanya al-kitab dan hikmah (ilmu tentang halal dan haram) dan Taurat. (QS. Ali Imran 48)

3. Sebagian besar penafsir berpandangan bahwa yang dimaksud dengan hikmah adalah pengetahuan al-Quran dan ilmu tentang nsikh dan mansukh, muhkam dan mutasyabih, muqaddam dan muaakkhar dan sebagainya.Dan dalam al-Quran disebutkan: Allah akan menganugrahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi hikmah tersebut, ia benar-benar telah dianugerahi kebaikan yang yang tak terhingga. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dan memahami hal ini). (Qs. Baqarah 269)

4. Disebutkan dari sebagian penafsir bahwa yang dimaksud dengan hikmah adalah sampainya kepada hakikat pesan Tuhan dalam wilayah ucapan dan perbuatan.5. Sebagian lainnya berkata, yang dimaksud dengan hikmah adalah pengetahuan luas agama.6. Sebagian berkata bahwa yang dimaksud dengan hikmah adalah pemahaman dan penerimaan yang benar dari agama.7. Dan sesuai dengan pandangan penafsir lainnya hikmah adalah pengetahuan yang manfaat dan faidahnya adalah untuk membangun manusia.8. Dan akhirnya, Allamah Thaba-thabai berkata, Hikmah adalah muhkam (kokoh) dan mutqan (mantap)-nya bentuk ilmu. Dimana tampaknya makna yang disampaikan oleh Allamah Thab-thabai ini dapat dipandang sebagai pandangan lengkap dan menyeluruh (jmi) atas pandangan lainnya.4.2 Menurut Hadits Shahih

Imam Bukhari berkata, Al-hikmah artinya tepat dan benar, selain bermakna nubuwwah.

Ibnu Hajar ( Pensyarah Hadits Bukhari ) berkata, berkenaan dengan hadits di atas, terdapat perbedaan pendapat tentang makna Al-Hikmah, ada yang mengatakan bahwa maknanya adalah tepat dan benar dalam perkataan; kebenaran yang dibuktikan oleh akal; cahaya yang membedakan antara ilham dan bisikan; cepat menjawab secara benar; dan di antara mereka juga ada yang mengatakan bahwa hikmah, dalam hadits di atas berarti Al-Quran.

Menurut Hadits Dlaif

Adapun al-hikmah yang disebutkan dalam hadits dlaif namun maknanya bagus dan tidak dinafikan sebagai hikmah bila benar datang dari Rasulullah, adalah :

Hikmah adalah barang berharga orang mumin yang hilang, barangsiapa yang menemukannya kembali, maka dialah yang lebih berhak atasnya. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah radliyallahu anhu dan Ali radliyallahu, dengan sanad yang lemah sekali. Arti Hikmah hubungannya dengan filsafatAl-Farabi berkata: Failusuf adalah orang yang menjadikan seluruh kesungguhan dari kehidupannya dan seluruh maksud dari umurnya mencari hikmah yaitu memarifati Allah yang mengandung pengertian memarifati kebaikan.Ibnu Sina mengatakan, hikmah adalah mencari kesempurnaan diri manusia dengan dapat menggambarkan segala urusan dan membenarkan segala hakikat baik yang bersifat teori maupun praktik menurut kadar kemampuan manusia.

Muhammad Abduh mengatakan bahwa hikmah adalah ilmu yang berhubungan dengan rahasia-rahasia, yang kokoh/rapi, dan bermanfaat dalam menggerakkan amal pekerjaan.

Sementara itu ada yang berpendapat bahwa asal makna hikmah adalah tali kendali untuk kuda dalam mengekang kenakalannya. Dari sini makna diambillah kata hikmah dalam arti pengetahuan atau kebijaksanaan karena hikmah ini menghalang-halangi dari orang yang mempunyai perbuatan rendah. Kemudian hikmah diartikan perkara yang tinggi yang dapat dicapai oleh manusia dengan melalui alat-alatnya yang tertentu yaitu akal dan metode-metode berpikirnya.

Hikmah yang diidentikkan dengan filsafat adalah ilmu yang membahas tentang hakikat sesuatu, baik yang bersifat teoritis (etika, estetika maupun metafisika) atau yang bersifat praktis yakni pengetahuan yang harus diwujudkan dengan amal baik.Pengertian HIKMAH Dari Sumber Lain

Definisi AL-HIKMAH secara bahasa menurut kamus bahasa Arab, AL-HIKMAH berarti : kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (kata-kata bijak), dan al-Quranul karim.

Definisi Al- Hikmah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hikmah: Kebijaksanaan, Sakti, arti atau makna yg dalam, manfaat berhikmah berguna, bermanfaat, memiliki kesaktian (kekuatan gaib dsb)Hikmat atau Hikmah (bahasa Inggris: Wisdom adalah suatu pengertian dan pemahaman yang dalam mengenai orang, barang, kejadian atau situasi, yang menghasilkan kemampuan untuk menerapkan persepsi, penilaian dan perbuatan sesuai pengertian tersebut. Seringkali membutuhkan penguasaan reaksi emosional seseorang (passions) supaya prinsip, pertimbangan dan pengetahuan universal dapat menentukan tindakan seseorang. Hikmat juga berarti pemahaman akan apa yang benar dikaitkan dengan penilaian optimal terhadap suatu perbuatan. Sinonimnya termasuk: kebijaksanaan, kecerdasan, akal budi, akal sehat, kecerdikan; bahasa Inggris: sagacity, discernment, or insight.

Menurut Filsafat

istilahhikmah,yang tampaknya sengaja dipakai agar terkesan bahwa filsafat itu bukan barang asing, akan tetapi berasal dari dan bermuara pada al-Quran. al-Kindi, yang menerangkan bahwa falsafah itu artinya hubb al-hikmah (cinta pada kearifan). Sementara Ibn Sina menyatakan bahwa: hikmah adalah kesempurnaan jiwa manusia tatkala berhasil menangkap makna segala sesuatu dan mampu menyatakan kebenaran dengan pikiran dan perbuatannya sebatas kemampuannya sebagai manusia (istikmal an-nafs al-insaniyyah bi tashawwur al-umur wa t-tashdiq bi l-haqaiq an-nazhariyyah wa l-amaliyyah ala qadri thaqat al-insan).Sedangkan Imam al-Jurjani rahimahullah dalam kitabnya memberikan makna AL-HIKMAH secara bahasa artinya : ilmu yang disertai amal (perbuatan), atau perkataan yang logis dan bersih dari kesia-siaan. AL-HIKMAH juga bermakna : kumpulan keutamaan dan kemuliaan yang mampu membuat pemiliknya menempatkan sesuatu pada tempatnya (proporsional/ADIL)AL-HIKMAH juga merupakan ungkapan dari perbuatan seseorang yang dilakukan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat pula. Para ulama tafsir rahimahumullah juga mempunyai definisi masing-masing tentang ilmu AL-IKMAH. Yang mana antar pendapat tersebut saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain.

1. Imam Mujahid mengartikan AL-HIKMAH, Benar dalam perkataan dan perbuatan.

2. Ibnu Zaid memaknai, Cendekia dalam memahami agama.3. Malik bin Anas mengartikan, Pengetahuan dan pemahaman yang dalam terhadap agama Allah, lalu mengikuti ajarannya.4. Ibnul Qasim mengatakan, Memahami ajaran agama Allah lalu mengikutinya dan mengamalkannya.5. Imam Ibrahim an-Nakhoi mengartikan, Memahami apa yang dikandung al-Quran.6. Imam as-Suddiy mengartikan AL-HIKMAH dengan an-Nubuwwah (kenabian).

7. Ar-rabi bin Anas berkata, Rasa takut kepada Allah.8. Hasan al-Bashri memaknai, Sifat wara (hati-hati dalam masalah halal dan haram).9. Imam al-Qurthubi berkata, Semua makna di atas saling berkaitan satu sama lain, kecuali pendapat as-Suddi, ar-Rabi dan al-Hasan. Ketiga pendapat mereka saling berdekatan satu sama lain. Karena AL-HIKMAH sumbernya dari AL-AHKAM. Yang artinya mumpuni dalam perkataan dan perbuatan. Dan semua makna yang disebutkan di atas adalah bagian dari AL-HIKMAH. Al-Quran itu HIKMAH, sunnah Rasulullah juga HIKMAH.10. Imam at-Thabari rahimahullah menambahkan, Menurut kami, makna HIKMAH yang tepat adalah ilmu tentang hukum-hukum Allah yang tidak bisa dipahaminya kecuali melalui penjelasan Rasulullah. Dengan begitu al-HIKMAH disini berasal dari kata al-Hukmu yang bermakna penjelasan antara yang haq dan yang bathil. Seperti kalimat al-Jilsah berasal dari kata al-Julus. Kalau dikatakan bahwa si Fulan itu orang yang Hakiim, berarti dia itu orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan. Sehingga orang yang dianugerahi HIKMAH adalah: 1. Orang yang mempunyai ilmu mendalam dan mampu mengamalkannya. 2. Orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan. 3. Orang yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya (adil).4. Orang yang melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan. 5. Orang yang mampu memahami dan menerapkan hukum Allah. 4.4 PENGERTIAN HIKMAH MENURUT NARASUMBER (WAWANCARA) Drs. Muhammad Yadi

Hikmah adalah suatu pemikiran baik yang lahir sebagai suatu sisi di samping sisi lainnya yang negatif, dan terjadi setelah kejadian dan dianggap sebagai kejadian yang bersifat negatif.

Cara mendapatkannya adalah berusaha berpikir yang bersifat positif, dan jangan berpikir yang bersifat negatif.

Drs. Asep D.S., M.E.

Hikmah adalah suatu hasil dari kejadian yang positif untuk dijadikan pelajaran agar lebih baik lagi di masa mendatang.

Cara mendapatkannya adalah dengan cara mengambil pelajaran atas setiap kejadian baik yang positif atau negatif. H. Tonton, S.H

Hikmah sesuai dalam Al-Quran adalah segala kegiatan dan perkataan yang sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah.

Cara mendapatkannya adalah mempelajari Al-Quran.

Kiai Soleh

Hikmah adalah pengetahuan dan pemahaman yang terkandung dalam Al-Quran.

Cara mendapatkannya adalah memahami Al-Quran.

Drs. Abdul Syauqy Hikmah adalah aspek positif dari segala hal yang terjadi, baik kejadian tersebut dipandang baik maupun tidak baik/merugikan.

Cara mendapatkannya selalu berpikir positif bahwa apapun yang terjadi pasti untuk kebaikan.

Drs. Encu Nasrullah

Hikmah adalah suatu kejadian baik yang muncul dari kejadian-kejadian yang tidak menggembirakan dan baru diketahui setelah kejadian yang tidak menyenangkan tersebut dialami seseorang.

Cara mendapatkannya adalah menyesali atas perbuatannya yang tidak menyenangkan.

Drs. Wahyu Tri

Hikmah adalah keutamaan dan kemuliaan yang mampu membuat pemiliknya menempatkan sesuatu pada tempatnya/adil.

Cara menpatkannya adalah berusaha selalu dekat dengan Allah SWT. Dan mempelajari Al-Quran dan Hadist.

Drs. Undang D.

Hikmah adalah dampak positif dari suatu kejadian, dimaksudkan positif karena rencana Allah dengan iman dan ikhlas apapun kejadian tersebut kita harus menerima dan memahami.

Seperti pengertian hikmah diatas kita dapat menilai kejadian apapun yang menimpa kita secara positif, tidak berpikiran negatif terutama kepada Allah SWT, maka kita akan mendapatkan hikmah tersebut.

Anton Sultoni, SE.

Hikmah adalah perbuatan yang didapat dari hasil ikhtiar dari suatu niat dan kegiatan

Cara mendapatkannya adalah ikhtiar pada Allah SWT.

Drs. Ade Subhan

Hikmah adalah hasil suatu yang pengertian positif tidaknya tergantung cara pemikkiran manusia sebagai makhluk beragama

Hikmah dapat didapat dari proses perumpamaan suatu kejadian yang otomatis kita dapatkan dengan cara pandang yang positif maka itulah yang kita sebut hikmah.

Drs. Dicky

Hikmah adalah merupakan suatu kejadian positif yang terjadi setiap umat (khususnya) muslim. Sehingga setiap umat muslim bisa mengambil pelajaran kehidupan.

Cara mendapatkannya adalah hikmah tersebut dengan cara berpikiran positif

Ustad DjajaHikmah adalah Kesempurnaan dalam perbuatan manusia yang terjadi ketika sesudah melakukan perbuatan.

Cara Medapatkannya adalah selalu berikhtiar pada Allah SWT. Dr. A. RizalHikmah adalah capaian tertinggi yang didapat manusia mengenai kebesaran Yang Maha Kuasa (Allah SWT.) terkait tujuan manusia dan alam semesta yang tercipta.Cara mendapatkannya adalah mendekatkan diri pada Allah SWT.

Ustd. Agus Sunayo

Hikmah adalah ilmu tentang hukum-hukum Allah.

Cara mendapatkannya adalah mempelajari ilmu hukum Allah.

Drs. Oboy S. Hikmah adalah hasil kegiatan positif dari semua kegiatan yang dicapai.Cara mendapatkannya adalah melakukan kegiatan kegiatan positif.

Drs. Dedy K.

Hikmah menurut Imam Ibrahim An-Nakhoi : memahami apa yang terkandung dalam Al-Quran.Cara mendapatkannya adalah memahami Al-Quran.

Prof. Dede Mariana

Hikmah adalah ketika kita ridha pada sesuatu yang mengecewakan hati kita, maka percayalah Allah SWT Akan menggantikan kesusahan itu dengan yang lebih baik.

Cara mendapatkannya adalah selalu berbuat ridha. Kiai Jafar SidiqHikmah adalah kebijaksanaan dalam perbuatan yang bersifat positif.

Cara mendapatkannya adalah berpikir postif.

Dr. Drs. Darmawan

Hikmah adalah suatu keputusan yang baik dan bermanfaat dan dapat diperoleh dengan cara tahajud.

Cara mendapatkannya adalah dengan cara tahajud.

Dr. Husin, M.Si

Hikmah adalah segala sumber kebaikan, ilmu tentang trategi.Cara mendapatkannya adalah pendekatan vertikal di malam hari dan melalui penelitian mendalam.BAB 5HIKMAH YANG TERDAPAT DARI BUKU ASSEMBLING

(THE SPIRITUAL POWER)

BAB1 THERE IS NO GOD BUT I

Basmalah Sumber Segala Sesuatu

Ini adalah Rahasia terbesar dalam Islam yang pada saat ini para Umatnya belum mampu memanfaatkannya. Ada energi besar yang terkandung Basmalah ini. Namun, kehingar-bingaran dunia menjadikannya tak berampuh lagi tak bertuan. Seakan-akan keberadaannya hanyalah sebuah simbolik dalam melafaskan ayat-ayat yang lain. Ini hanyalah sebuah kritik bahwa Islam itu memiliki momen dan peluang energi yang besar dalam bentuk real namun jadi begitu polemik dalam kalangan Islam sendiri. kita sibuk mengkafirkans sesama.

6 kelebihan bacaan Bismillah diantaranya :

1. Membaca Bismillah sebanayk 21 kali sebelum tidur, dapat mengelakkan gangguan syaitan, kecurian dan bala

2. Ucapkan salam dan Bismillah setiap kalli hendak memasuki rumah, Insyaallah rumah tangga akan diberkati dan mendapat keharmonianBacakan Bismillah sebanyak 41 kali ke telinga orang yang pengsan. Insyaallah akan dapat memulihkannya

3. Jika membaca Bismillah sebanyak 19 kali ketika bertemu orang yang dalam keadaam marah, InsyaAllah dapat melembutkan hatinya

4. Lafaz Bismillah jika diucapkan sebanyak 100 kali dan dihembuskan kepada orang yang berpenyakit selama tiga hari berturut-turut, inysallah penyakitnya akan sembuh

5. Jika mahukan hajat seseorang itu dimakbulkan, dia hendaklah membaca Bismillah apabila selesai solat Asar pada hari jumaat dalam keadaan suci dari hadas dan najis.

6. Hendaklah juga mengadap kiblat sehingggalah matahari terbenam

Selain itu, sesungguhnya Bismillah mempunyai berbagai khasiat lain. Diantaranya adalah:Barang siapa membaca Bismillah dan diikuti dengan lafaz, maka dia akan dihindarkan daripada 70 musibah, kesusahan, penyakit akal dan bebal.

Sesiapa yang mengamalkan membaca Bismillah sebanyak 21 kali ketika hendak tidur, nescaya dia aman dan bebas daripada syaitan, kecurian, maut yang mengejut dan sebarang bencana

Apabila di baca sebanyak 19 kali apabila bertemu dengan orang yang berpangkat besar, yang sombong dan garang, InsyaAllah akan menjadi lembutSetiap kali bila memasuki rumah bacalah kalimah Bismillah itu sekali, insyaAllah diberkati dan mendapat kebahgiaan dalam rumahtangga tersebutApabila dibaca sebanyak 100 kali dan dihembuskan kepada penyakit selama 3 hari berturut-turut, Insyaallah sembuh penyakitnya

Barang siapa membaca Bismillah ketika hendak bersetubuh (jimak) maka anaknya kelak akan menjadi orang yang cerdas dan terbuka hatinya sehingga anak-anak yang soleh

Jika didapati seseorang yang sedang pingsan, maka hendaklah dibacakan Bismillah sebanyak 41 kali pada telinganya, insya-Allah, dia akan sedar dan kembali siuman dengan serta merta Sesiapa yang membaca Bismillah sebanyak 313 kali dan selawat ke atas Nabi Muhammad s.a.w. sebanyak 100 kali pada hari ahad di saat matahari terbit dengan mengadap kiblat.Maka Allah s.w.t. akan menganugerahkan rezeki tanpa diduga sama sekali

Seseorang yang membaca Bismillah sebanyak 786 kali lalu ditiupkan pada air sebelum diberi minum kepada seseorang yang bebal selama tujuh hari sebelum matahari terbit, maka akan lenyaplah kebebalannya dan insya-Allah dia akan mudah hafal terhadap apa yang didengarnya Sesiapa yang membaca Bismillah sebanyak 50 kali dihadapan orang zalim atau penguasa yang bengis, maka dia akan segera tunduk atau ketakutan.

Barang siapa menulis Bismillah 101 kali lalu diletakkan di sawahnya, maka insya-Allah sawah itu akan menjadi subur dan terjaga daripada sebarang bencanaSesiapa yang menpunyai hajat kepada Allah s.w.t maka sebaiknya dia berpuasa pada hari Rabu, Khamis dan Jumaat.

Bagi seseorang yang ingin sentiasa dilapangkan dan dipermudahkan rezekinya serta mempunyai keberkatan luar biasa, disegani dan dimuliakan oleh makhluk, maka hendak membaca Bismillah sebanyak 66 kali dengan memanjangkan lafaz jalahannyaUntuk mengubati sesuatu penyakit, boleh diikhtiarkan dengan menulis Bismillah sebanyak 66 kali lalu diberi air diberi minum kepada orang yang berpenyakit dan orang yang terkena cubaan Untuk mengubati sakit pening pula hendaklah dituliskan lafaz Bismillah sebanyak 21 kali ke atas kertas lalu dikalungkan kepada orang sakit kepala itu

Bagi orang yang mengharap supaya hajatnya dikabulkan oleh Allah s.w.t. dia hendaklah membaca Bismillah selesai sembahyang Asar pada hari Jumaat dalam keadaan suci dari hadas dan najis dan menghadap kiblat sehinggalah matahari terbenam. Kemudian, mohonlah kepada Allah mengenai hajat yang dimintanya, insya-Allah dengan semalam kemurahan dan sifat Rahman dan Rahimnya akan dikabulkan Oleh Allah

Barang siapa yang menulis lafaz Bismillah sebanyak 50 kali dengan huruf jawi lalu dibawa dan pergi ke depan orang zalim, maka dia kan terhindar daripada sebarang niat jahat itu. Ketika menghadapnya, hendaklah dia membaca Bismillah sebanyak 50 kali pula

Dengan Basmalah kita mampu meredam kejahatan memasuki arena kehidupan kita, dengan basmalah kita mampu menarik segala kebaikan. Namun, Basmalah tidak sekedar ucapan saja tapi ada substansi dasar yang harus dimengerti dan dipraktekkan. Disitulah letak rahasianya. Bismillah (Dalam Nama Allah) adalah awal dari segala sesuatu yang baik, jadi kita akan mulai dengan itu. Frase ini terpujilah tanda Islam, satu terus-menerus dibacakan oleh semua makhluk melalui lidah mereka disposisi. Jika Anda ingin melihat sumber yang tak habis-habisnya kekuatan dan berkat, maka manfaatkanlah power Basmalah ini.

Bismillahirrahmanirrahim adalah tujuan memerintah manusia untuk mulai bertindak setiap dalam nama Allah? Kata operasi di sini adalah nama. Ketika kita memakai nama merek misalnya kita melakukan itu untuk tujuan - untuk bisa mendapatkan berdiri di sebuah masyarakat di mana nama-nama ini diakui. Seorang bayi, misalnya diberi nama setelah seseorang yang satu suka dihormati, sehingga menghidupkan kembali memori nama.

Shaheed Murtaza Muthahhari dalam bukunya 'Memahami Alquran' menulis bahwa alasan mengapa kita mulai dalam nama Allah. Dia mengatakan "Ini adalah untuk tujuan memberikan yang bertindak sentuhan suci dan membuatnya diberkati. Ketika seorang manusia yang memiliki sentimen alami dari Allah dan menganggap Dia esensi suci dan sumber dari semua Grace, dimulai suatu tindakan dalam nama-Nya , itu berarti bahwa karena, bangsawan kesucian dan kebesaran-Nya, tindakan untuk menjadi suci. "

Sebuah kisah Nabi Muhammad (SAW) kemudian menjelaskan bahwa ada seorang anak di antara mereka yang lupa untuk mengatakan Bismillahirrahmanirrahim (Dengan menyebut nama Allah, yang Pengasih dan Penyayangi) dan Setan, setan duduk untuk makan dengan dia.

Anak itu baru saja ingat dan berkata: Bismillahirrahmanirrahim (Dengan menyebut nama Allah, yang Pengasih dan Penyayang), dari awal sampai akhir.

Setan, setan sehingga muntah dan dengan demikian Nabi Muhammad (SAW) telah tersenyum.

Signifikansi dan Pentingnya Bismillah: Berhenti dari neraka

Signifikansi dan Pentingnya BismillahProphet Muhammad (SAW) telah mengatakan bahwa pada hari penghakiman akan ada beberapa orang yang akan harus pergi ke neraka (neraka) karena perbuatan buruk mereka.

Namun, dari orang-orang ini, akan ada beberapa orang yang memiliki kebiasaan untuk mengatakan Bismillahirrahmanirrahim (Dengan menyebut nama Allah, yang Pengasih dan Penyayang) sebelum mereka melakukan sesuatu atau masuk mana saja.

Jadi, ketika mereka akan dibawa ke neraka (neraka) oleh para malaikat, mereka akan sangat sedih tapi mereka akan mengatakan Bismillahirrahmanirrahim (Dengan menyebut nama Allah, yang Pengasih dan Penyayangi) Allah akan memberitahu para malaikat - "STOP"Allah akan memberitahu mereka bahwa Dia tidak bisa membiarkan seseorang yang mengatakan Bismillahirrahmanirrahim (artinya Dengan menyebut nama Allah, yang Pengasih dan Penyayang) panggilan-Nya Rahman dan Rahim masuk neraka Daya dan Nilai Bismillah: Bisa berjalan di atas air. Daya dan Worth dari BismillahSyed Murtadha adalah seorang aalim besar (ulama) yang hidup bertahun-tahun yang lalu. Dia telah banyak siswa yang menghadiri kelas itu.

Pada salah satu kelas, ia menyadari bahwa salah satu siswa selalu datang terlambat. Suatu hari Syed Murtadha bertanya kepada siswa "Kenapa kamu selalu terlambat?"

Mahasiswa itu menjawab bahwa ia tinggal di seberang sungai dan selalu mengambil feri pertama di tapi layanan feri tidak memulai lebih awal.

Syed Murtadha menulis sesuatu di selembar kertas, melipatnya dan memberikannya kepada siswa. "Terus ini dengan Anda" katanya "dan Anda akan dapat berjalan menyeberangi sungai dari besok - namun jangan membuka kertas.Keesokan harinya siswa harus sungai dan ragu-ragu meletakkan kakinya di atas air. Dia tidak bisa percaya bahwa ia benar-benar bisa berjalan di atas air.

Selama beberapa hari berikutnya, ia tiba di kelas tepat waktu.

Suatu hari, ia tidak dapat menahan rasa ingin tahunya. Dia tampak dalam selembar kertas terlipat. Di atasnya tertulis Bismillahirrahmanirrahim (Dengan menyebut nama Allah, yang Pengasih dan Penyayang).

Untuk sesaat ia berpikir - "Apakah ini semua yang membantu saya berjalan di atas air!" Dia meletakkan kertas dalam saku seperti biasa dan pergi ke sungai untuk pergi ke kelas nya. Kali ini ia tidak bisa berjalan di atas air dan harus menunggu feri. Ini berarti bahwa ia sudah terlambat untuk kelasnya.

Ketika kelas berakhir, Syed Murtadha memanggil dia dan berkata, "Anda melihat ke kertas ketika aku telah memberitahu Anda untuk tidak!"

Dengan Bismillahirrahmanirrahim(Dengan menyebut nama Allah, yang Pengasih dan Penyayang) , Anda dapat memindahkan gunung asalkan Anda memiliki kepercayaan dan iman kepada Allah.

Demikianlah Power, Daya dan Nilai dari Basmalah. Semoga Saudaraku sekalian bisa memanfaatkan sebaik-baiknya Ilmu ini.Basmalah Induk Matematika

Kalimah Basmalah terdiri dari 19 huruf yang nyata. Dari 19 huruf yang nyata tersebut, terdapat susunan 4 kelompok kalimat dan kata yaitu Bism (3 huruf), Allah (4 huruf), ar-Rahmaan (6 huruf), dan ar-Rahiim (6 huruf). Sehingga diperoleh jumlah huruf dari ke-4 kalimat dan kata yang membangun kalimah Basmalah menjadi 19 huruf.

Didalam al-Quran jumlah dari 4 kata yang membangun kalimat Basmalah yaitu Bism, Allah, ar-Rahmaan, dan ar-Rahiim ditemukan dengan suatu jumlah yang mengikuti suatu komposisi perkalian dimana bilangan 19 menjadi faktor pengali yang tetap. Jadi secara umum berlaku nx19. Hubungan yang berlaku atas fakta-fakta demikian adalah (Lihat M. Quraish Shihab, Membumikan al-Quran, Mizan, 1998) : Bism : 1x19=19 kali, jadi kata Bism ditemukan sebanyak 19 kali didalam al-Quran pada beberapa surat.

Allah : 142x19=2698 kali

ar-Rahmaan : 3x19=57 kali

ar-Rahiim : 6x19 = 114 kali Jumlah kata ar-Rahiim ditemukan sebanyak 114 kali yaitu sejumlah surat al-Quran. Sebenarnya terdapat 1 kalimat ar-Rahiim yang menjadi kata ke-115 namun kata ini tidak merujuk kepada penyifatan Allah namun kepada sifat-sifat Nabi Muhammad SAW yaitu pada QS 9:128.

Dengan fakta demikian, para ahli Ijaz Adadi sepakat bahwa angka 19 menjadi basis dasar bilangan yang menentukan kodefikasi penyusunan al-Quran. Hal ini menjadi sangat penting karena dengan adanya fakta demikian maka kodefikasi al-Quran sebenarnya sangat akurat dan eksak mengikuti suatu sistematisasi yang sebenarnya menggambarkan makna yang sangat luas bahwa al-Quran adalah rahasia semesta alam yang tersirat dalam QS,

Tidaklah mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.(QS 10:37)Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka (katakanlah olehmu): "Ketahuilah, sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?"(QS 11:14)Dua frase kalimat yang penting yang menjadi salah satu kunci pemahaman dalam 2 ayat diatas adalah (Al Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. Yang menegaskan kalimat sebelumnya bahwa AlQuran adalah firman Tuhan sehingga apa yang ada didalamnya merupakan suatu keputusan Allah SWT yang telah ditentukan sebelum semua makhluk diciptakan-Nya, semua kitab suci Wahyu yang pernah diturunkan adalah al-Quran sebagai satu-satunya Ummul Kitab, dan mengandung suatu ketetapan dan kepastian yang tidak akan mungkin untuk diubah sampai akhir zaman seperti tersirat dalam QS 48:23 yang menjadi basis kajian otentifikasi al-Quran Musaf Utsmani ini.

Dalam frase maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?, Allah sebenarnya memberikan kisi-kisi bagaimana cara untuk memahami al-Quran yaitu dengan berserah diri dan tentunya berendah hati dengan instrumen yang diberikan kepada al-Insaan yaitu akal pikiran dengan Iqra (QS 96:1-5) yang benar dan Penyucian Jiwa (QS 91:9). Dalam arti yang luas, kedua aspek penting dari pendekatan untuk memahami al-Quran tersebut tidak lain menjadi akhlak dan perilaku yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan utuh dan benar (jadi bukan sekedar berbaju atau berteriak mengatasnamakan Islam namun akhlak dan perilakunya jauh dari akhlak Rasulullah SAW yang berendah hati di hadapan Allah sehingga iapun menjadi hamba dan Kekasih-Nya. Simak juga maksud ayat QS 9:128-129).

Hikmah BAB 1

Para ulama menerangkan hikmah bacaan Bismillah ar-Rahman ar-Rahim. Dari semua itu dapat disimpulkan, bahwa dengan bacaan Bismillah ar-Rahman ar-Rahim yang diucapkan di awal aktivitas berarti:

1. Kita telah menghubungkan diri kita dengan Allah.

2. Kita menyadari sepenuhnya bahwa perbuatan itu dilakukan karena Allah dan untuk meraih ridha-Nya.

3. Kita menyadari sepenuhnya bahwa tanpa kekuatan yang diberikan Allah kita tidak akan mampu melakukan aktivitas apapun.

Basmallah sebuah kalimat yang tidak asing bagi seorang muslim. Basmallah diucapkan ketika akan memulai setiap perkara yang bermanfaat. Rasulullah bersabda, Setiap perkara yang tidak dimulai dengan bismillah (dalam riwayat lain: dengan mengingat Allah), maka amalan tersebut terputus (kurang) keberkahan-Nya.Syekh Muhd.Abdul berkata didalam tafsirnya : Al-Quran itu Imam dan ikutan kita,karena itu Al-Quran dimulai dengan kalimat ini,yaitu dengan Bismillah.Itu satu petunjuk bagi kita agar sekalian perbuatan kita dimulai dengan membaca Bismillah.THE POWER OF BASMALAHSetiap Muslim pasti pernah membaca bismillah atau bismillahirrahmanirrahim. Selain menjadi bacaan rutin atau harian, bismillah juga merupakan bacaan mulia yang didesain Allah SWT sebagai bacaan pembuka semua surat dalam Alquran kecuali surat at-Taubah atau al-Barah.Membaca bismillah memang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika kita hendak memulai aktivitas yang baik. Sabda Nabi, "Segala sesuatu (aktivitas yang baik) yang tidak dimulai dengan bismillah, akan terputus (nilai keberkahannya)". (HR Al-Bukhari dan Muslim).Dengan kata lain, kunci kebaikan dan pangkal keberkahan dalam meraih cita-cita mulia adalah membaca bismillah.

Bismillah bukan sekadar bacaan pembuka, tetapi merupakan zikir hati yang dapat memancarkan cahaya keagungan Sang Pencipta.Menurut Bediuzzaman Said Nursi dalam karya monumentalnya,Rasail an-Nur, bismillah itu bacaan yang supermulia sehingga Allah SWT memilihnya sebagai bacaan pembuka bagi Kitab Suci-Nya, Alquran. Menurutnya, bismillah memiliki tiga keagungan yang indah dan perlu dimaknai oleh setiap Muslim.Pertama, keagungan uluhiyyah (ketuhanan). Semua makhluk bersandar, bergantung, dan memerlukan pertolongan-Nya. Menyebut "Dengan nama Allah yang Mahapengasih Mahapenyayang" berarti meyakini sepenuh hati, Allah SWT adalah sumber kehidupan, poros kebajikan, tujuan pengabdian, dan muara segala nilai keberkahan.Bismillah memberikan motivasi dan spirit ketuhanan untuk 'menghadirkan' dan 'mengikutsertakan' Tuhan dalam kehidupan kita. Bismillah adalah gerbang menuju keikhlasan dan harapan mulia, yaitu meraih mardhatillah (ridha Allah).

Membiasakan membaca bismillah sama dengan belajar untuk tidak melupakan Allah. Sebab lupa kepada Allah merupakan penyakit hati yang dapat menyebabkan kefasikan dan hilangnya keberkahan hidup ini."Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang melupakan Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS Al-Hasyr [59]: 19).Kedua, keagungan rahmaniyyah (kasih). Melafalkan bismillah merupakan doa bagi Muslim untuk memperoleh kasih-Nya yang tak terbatas. Bismillah menjadi pintu tercurahnya rahmat Allah dalam menggapai kebahagiaan hidup ini.

"Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka Aku akan tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami."(QS Al-A'raf [7]: 156).

Ketiga, keagungan rahimiyyah (kasih sayang). Jika kasih Allah diberikan kepada semua makhluk-Nya, kasih sayang-Nya hanya diberikan kepada Muslim, terutama di akhirat kelak.Bismillah menumbuhkan keyakinan kasih sayang Allah itu mengatasi segalanya, sehingga hanya Allah-lah yang akan memberi ampunan dan pertolongan pada hari perhitungan (yaumul hisab) nanti.

Dengan bismillah, Muslim diingatkan agar selalu beristighfar kepada-Nya karena Allah Mahapengampun dan Mahapenyayang.Keagungan bismillah tidak hanya karena ia merupakan salah satu ayat dari surat Alfatihah, tapi juga induk Alquran itu sendiri.Dari Abu Hurairah ra Nabi Muhammad saw bersabda: Jika kamu membaca Alhamdulillah, maka bacalah Bismillahirrahmanirrrahim, karena ia adalah ummul Quran (induk Alquran) dan Assabul matsani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang atau Alfatihah), sedangkan bismillah itu termasuk salah satu ayatnya. (HR Addaruqutni).

Bismillah termasuk etika (adab) spiritual untuk 'menyapa' dan mengakrabkan diri dengan Allah SWT.Keagungan bismillah juga tercermin dari esensi al-Asma al-Husna (ar-Rahman ar-Rahim) yang terkandung di dalamnya. Bahkan dua nama dan sifat utama Allah ini sesungguhnya merupakan intisari dari al-Quran.Dalam bukuKanzul Ummal fi Sunan al-Aqwal wal Afal karya Alauddin al-Muttaqi dinyatakan Semua kitab suci yang pernah diturunkan oleh Allah itu (esensinya) ada dalam Alquran.Semua yang ada dalam Alquran itu ada dalam surat al-Fatihah. Sedangkan semua yang ada dalam al-Fatihah itu ada dalam bismillah.Oleh karena itu, kita harus selalu membaca bismillah dalam memulai segala sesuatu yang positif agar aktivitas kita bernilai ibadah dan mendapatkan berkah.

Kita pun harus yakin aktivitas yang didahului dengan bismillah dapat mendatangkan kebaikan dan kemuliaan; sebaliknya bismillah dapat menjauhkan kita dari kesia-siaan dan boleh jadi kemaksiatan.Pertama, dilindungi dari gangguan Jin & SetanDan sabda Rasulullah: Penghalang antara mata jin dan aurat Bani Adam, apabila salah seorang dari mereka melepas pakaiannya, ialah dengan membaca Bismillah.Apabila seorang masuk ke rumahnya dan mengingat Allah (berdzikir) ketika masuknya dan ketika makan, maka setan berkata: Tidak ada tempat istirahat dan makan malam untuk kalian. Dan apabila ia masuk dan tidak mengingat Allah ketika masuk, maka setan berkata: Kalian telah mendapatkan tempat istirahat. Dan apabila ia tidak mengingat Allah ketika makan, maka ia berkata:Kalian mendapatkan tempat istirahat dan makan malam

Kedua, dilindungi dari gangguan orang yang bermaksud jahatKetika Khalid bin Walid tertimpa kebimbangan, mereka berkata kepadanya, Berhati-hatilah dengan racun, jangan sampai orang asing memberikan minum padamu, maka ia berkata, berikanlah kepadaku, dan ia pun mengambil dengan tangannya dan membaca: Bismillah, lalu ia meminumnya. Maka sedikitpun tidak memberikan bahaya kepadanya. Hadist tersebut diatas memperjelas betapa pentingnya mengucapkan basmallah ketika akan memulai suatu pekerjaan sehari-hari yang bersifat positif.

KISAH BERKAH DI BALIK BASMALLAHAda seorang perempuan tua yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mahu mengerjakan kewajipan agama dan tidak mahu berbuat kebaikan. Perempuan itu senantiasa membaca Bismillah setiap kali hendak bercakap dan setiap kali dia hendak memulakan sesuatu sentiasa didahului dengan Bismillah. Suaminya tidak suka dengan sikap isterinya dan senantiasa memperolok-olokkan isterinya.

Suaminya berkata sambil mengejak, Asyik Bismillah, Bismillah. Sekejap-sekejap Bismillah.

Isterinya tidak berkata apa-apa sebaliknya dia berdoa kepada Allah S.W.T. supaya memberikan hidayah kepada suaminya. Suatu hari suaminya berkata : Suatu hari nanti akan aku buat kamu kecewa dengan bacaan-bacaanmu itu.

Untuk membuat sesuatu yang memeranjatkan isterinya, dia memberikan uang yang banyak kepada isterinya dengan berkata, Simpan duit ini. Isterinya mengambil duit itu dan menyimpan di tempat yang selamat, di samping itu suaminya telah melihat tempat yang disimpan oleh isterinya. Kemudian dengan senyap-senyap suaminya itu mengambil uang tersebut dan mencampakkan dompet berisi uang itu ke dalam perigi di belakang rumahnya.

Setelah beberapa hari kemudian suaminya itu memanggil isterinya dan berkata, Berikan padaku uang yang aku berikan kepada engkau dahulu untuk disimpan.

Kemudian isterinya pergi ke tempat dia menyimpan uang itu dan diikuti oleh suaminya dengan berhati-hati dia menghampiri tempat dia menyimpan uang itu dia membuka dengan membaca, Bismillahirrahmanirrahiim. Ketika itu Allah S.W.T. menghantar malaikat Jibril untuk mengembalikan dompet yang berisi uang itu dan menyerahkan uang itu kepada suaminya kembali.

Alangkah terperanjat suaminya, dia berasa bersalah dan mengaku segala perbuatannya kepada isterinya, ketika itu juga dia bertaubat dan mula mengerjakan perintah Allah, dan dia juga membaca Bismillah apabila dia hendak melekukan suatu pekerjaan.

Dari semua itu dapat disimpulkan, bahwa dengan bacaan Basmalah yang diucapkan di awal aktivitas berarti Kita telah menghubungkan diri kita dengan Allah.

Kita menyadari sepenuhnya bahwa perbuatan itu dilakukan karena Allah dan untuk meraih ridha-Nya.

Kita menyadari sepenuhnya bahwa tanpa kekuatan yang diberikan Allah kita tidak akan mampu melakukan aktivitas apapun.BAB 2 I AM ALLAHKEBERADAAN ALLAH MENURUT AL-QUR'AN DAN AS SUNNAH

Ketika para ulama salaf ditanya tentang kaiffiyah istiwa (cara Allah bersemayam) mereka menjawab: "Istiwa (bersemayam) Allah itu sudah dipahami, sedangkan cara-caranya tidak diketahui; mengimaninya (istiwa) adalah wajib dan bertanya tentangnya adalah bid'ah." Jadi, kaum salaf sepakat bahwa kaiffiyah istiwa itu tidak diketahui oleh manusia dan bertanya tentang hal itu adalah bid'ah. Karena hal itu tidak dilakukan oleh para salaf di zamannya.

Jika ada orang yang bertanya, "Bagaimana cara Allah turun ke langit dunia?" Maka tanyakanlah kepadanya, "Bagaimanakah DIA?" Jika dia mengatakan, "Saya tidak tahu kaiffiyah (kondisi)-Nya." Maka jawablah, "Maka dari itu kita tidak mengetahui kaiffiyah turun-Nya. Sebab untuk mengetahui kaiffiyah sifat harus terlebih dahulu mengetahui kaiffiyah dzat yang disifati itu." Karena sifat itu adalah cabang dan mengikuti yang disifatinya. Begitu juga ketika kita ingin menanyakan sifat keberadaan Allah. Kita harus tahu kondisi Allah. Jadi bagaiman mungkin kita menjelaskan cara Allah mendengar, melihat, berbicara, bersemayam, turun, padahal kita tidak mengetahui bagaimana kaifiyyah dzat-Nya?

Satu-satunya yang bisa menjelaskan keberadaan Allah, hanyalah Allah subhanahu wata'ala sendiri. Dan Allah sendiri telah menjawab pertanyaan ini lewat nash-nash dalam Alqur'an atau As Sunnah. Keterangan dari keduanya itulah yang sebenarnya bisa diterima dan diakui dalam aqidah Islam, jauh dari konsep pemikiran akal manusia. Sebab jawaban kita hanya semata-mata dari keterangan Allah Subhanahu Wata`ala sendiri yang secara formal telah memperkenalkan diri-Nya kepada kita.

1. Allah Berada di Atas Arsy

Keterangan dari Allah ini dapat kita temukan pada ayat-ayat-Nya di bawah ini:

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.(QS.Al-Araf : 54)

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia.Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Yunus : 3)

Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian. Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan, menjelaskan tanda-tanda , supaya kamu meyakini pertemuan dengan Tuhanmu. (QS. Ar-Rad : 2)

Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy .(QS. Thaha : 5)

Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas Arsy , Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah kepada yang lebih mengetahui tentang Dia. (QS. Al-Furqan : 59)

Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy . Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?(QS. As-Sajdah : 4)

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya . Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Hadid : 4)

Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (QS. Al Haaqqah: 17)

2. Allah Berada di Langit

Tidakkah kamu merasa aman dari Allah yang berada DI LANGIT bahwa Dia akan menjungkir-balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang. Atau apakah merasa aman terhadap Allah yang DI LANGIT bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat) mendustakan peringatan-Ku. (QS Al-Mulk : 16-17).

Selain itu ada hadits dari Rasulullah SAW yang juga menjelaskan tentang di manakah Allah SWT itu .

Dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Kasihanilah yang di bumi maka kamu akan dikasihani oleh YANG DI LANGIT". (HR. Tirmiziy).

Rasulullah bersabda: Tidakkah kalian mau percaya kepadaku padahal aku

adalah kepercayaan dari Tuhan yang ada di langit. [Bukhari no.4351 kitabul

Maghazi; Muslim no.1064 Kitabuz Zakat]

Namun tentang bagaimana keberadaan Allah SWT di langit dan di asry, kita tidak punya keterangan pasti. Maka kita imani keberadaannya sedangkan teknisnya seperti apa, itu majhul atau tidak dapat diketahui karena keterbatasaan panca indera serta keterbatasan akal manusia. Dan bertanya tentang seperti apa teknisnya adalah bidah. Ini adalah jawaban paling aman dan inilah yang diajarkan Imam Ahmad kepada kita.

3. Tentang Allah Dekat dan Ada di Mana-mana

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (QS. Qaaf : 16)

Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo'a apabila ia berdo'a kepada-Ku...(QS Al-Baqarah: 186).

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid : 4)

Namun kata maa tidak berarti menunjukkan tempat seseorang berada. Sebab dalam percakapan kita bisa mengatakan bahwa aku menyertaimu, meski pada kenyataannya tidak berduaan. Sebab kebersamaan Allah SWT dalam ayat ini adalah berbentuk muraqabah atau pengawasan.

Seperti ketika Rasulullah berkata pada Abu Bakar saat berada di dalam gua, "Jangan kamu sedih, Allah beserta kita". Ini tidak berarti Allah SWT ikut masuk gua. Tapi, lebih bermakna bahwa mereka berada dalam pengawasan Allah. Jadi, keterangan yang mengatakan Allah ada di mana-mana bukan merujuk pada tempat atau keberadaan-Nya, melainkan kebersamaan-Nya melalui pengawasan serta rida-Nya bagi orang-orang yang teguh berada di jalan-Nya.

Perpaduan antara ma'iyah (kebersamaan) dan 'uluw (keberadaan di atas) bisa terjadi pada makhluk. Seperti dikatakan: "Kami masih meneruskan perjalanan dan rembulan pun bersama kami". Kalimat ini tidaklah dianggap bertentangan, padahal sudah barang tentu bahwa orang yang melakukan perjalanan itu berada di bumi sedangkan rembulan berada di langit. Apabila hal ini bisa terjadi pada makhluk, maka bagaimana pikiran Anda dengan Al-Khaliq yang meliputi segala sesuatu?

Apakah tidak bisa dikatakan bahwa Dia bersama Makhluk-Nya di samping Dia Maha Tinggi berada di atas mereka, terpisah dari mereka, bersemayam di atas 'arsy-Nya? (Kaidah-kaidah Utama..., hal. 156).

Syeikh 'Utsaimin menjelaskan tentang, ayat "...Dan Dia bersama kamu di manapun kamu berada." (QS 57: 4), bahwasannya ma'iyah (kebersamaan) dalam ayat ini sama sekali tidak menunjukkan pengertian Allah Subhanahu Wata'ala bercampur dengan makhluk atau tinggal bersama di tempat mereka.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Al-'Aqidah Al-Waasithiyah (hal. 115, cetakan ketiga, komentar Muhammad Khalil Al-Harras), mengatakan:

"Dan pengertian dari firman-Nya: 'Dan Dia bersama kamu', bukanlah berarti bahwa Allah itu bercampur dengan makhluk-Nya karena hal ini tidak dibenarkan oleh bahasa. Bahkan, bulan sebagai satu tanda dari tanda-tanda (kemahatinggian dan kebesaran) Ilahi, yang termasuk di antara makhluk-Nya yang terkecil dan terletak di langit itu, tetapi dia dikatakan bersama musafir dan yang bukan musafir di mana saja berada padahal musafir tentunya berada di bumi, terpisah dari bulan yang berada di langit)."

Menurut Syeikh 'Utsaimin: Tidak ada orang yang berpendapat dengan makna bathil (Allah bercampur dengan makhluk atau tinggal bersama di tempat mereka) ini kecuali Al-Hululiyah (Pantheisme) seperti orang-orang terdahulu dari Jahmiyah dan mereka yang mengatakan bahwa Allah dengan dzat-Nya berada di setiap tempat. Maha suci Allah dari perkataan mereka dan amat besar dosanya atas ucapan yang keluar dari mulut mereka. Apa yang

mereka katakan tiada lain adalah kebatilan.

Perkataan mereka ini telah dibantah oleh para ulama Salaf dan imam yang sempat menjumpainya, karena perkataan tersebut menimbulkan beberapa konsekwensi yang tidak dapat dibenarkan yang menunjukkan bahwa Allah mempunyai sifat-sifat kekurangan dan mengingkari keberadaan Allah di atas makhluk-Nya.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Ibnu Umar membacakan ayat "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS. Al Baqarah: 115) kemudian menjelaskan peristiwanya sebagai berikut. Ketika Rasulullah SAW dalam perjalanan dari Mekah ke Madinah shalat sunnat di atas kendaraan menghadap sesuai dengan arah tujuan kendaraannya. (Diriwayatkan oleh Muslim, Tirmidzi dan Nasa'i yang bersumber dari Ibnu Umar.)

Kalimat maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah maksudnya; kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di mana saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, karena ia selalu berhadapan dengan Allah.

Menurut Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan Allah ada di mana-mana adalah bathil karena itu merupakan perkataan golongan bid'ah dari aliran Jahmiyah dan Mu'tazilah serta aliran lain yang sejalan dengan mereka. Jawaban yang benar adalah yang diikuti oleh Ahli Sunnah wal Jama'ah, yaitu Allah subhanahu wa ta'ala ada di langit di atas Arsy, di atas semua makhlukNya. Akan tetapi ilmu-Nya ada di mana-mana (meliputi segala sesuatu).

Bagaimana seseorang bisa mengatakan bahwa dzat Allah berada pada setiap tempat, atau Allah bercampur dengan makhluk, padahal Allah SWT itu "KursiNya meliputi langit dan bumi" (QS 2:255), dan "Bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya" (QS 39:67)?

4. Tentang Allah Ada di Dalam Diri dan Hati Manusia

Dalam hadis qudsi (hadis yang maksudnya berasal dari Allah SWT, lafalnya berasal dari Nabi SAW) disebutkan bahwa Allah SWT berfirman:

"Barang siapa memusuhi seseorang wali-Ku, maka Aku mengumumkan permusuhan-Ku terhadapnya. Tidak ada sesuatu yang mendekatkan hamba-Ku kepada-Ku yang lebih kusukai daripada pengamalan segala yang Kufardukan atasnya. Kemudian, hamba-Ku yang senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan melaksanakan amal-amal sunnah, maka Aku senantiasa mencintainya. Bila Aku telah cinta kepadanya, jadilah Aku pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Aku penglihatannya yang dengannya ia melihat, aku tangannya yang dengannya ia memukul, dan Aku kakinya yang dengan itu ia berjalan. Bila ia memohon kepada-Ku, Aku perkenankan permohonannya, jika ia meminta perlindungan, ia Kulindungi." (HR. Bukhari).

Hadis ini sering digunakan sebagai dalil oleh para sufi untuk menunjukan kebersatuan Allah dengan makhluk-Nya. Atau istilahnya, manunggaling kawula Gusti. Ini jelas pendapat yang tidak benar. Bagaimana mungkin Dzat Allah bercampur dengan Makhluk-Nya?

Firman Allah Ta'ala: "Bila Aku telah cinta kepadanya, jadilah Aku pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Aku penglihatannya yang dengannya ia melihat, aku tangannya yang dengannya ia memukul, dan Aku kakinya yang dengan itu ia berjalan. Bila ia memohon kepada-Ku, Aku perkenankan permohonannya, jika ia meminta perlindungan, ia Kulindungi",

sesungguhnya memiliki makna bahwa Allah membenarkannya, menjaganya mengenai pendengarannya, penglihatannya, tangannya, dan kakinya, maka ia tidak menggunakan anggota-anggota badannya ini untuk bermaksiat, dan ia hanya menggunakannya dalam ketaatan pada Allah Azza wa Jalla.

Ibnu Daqiq Al-Ied berkata: "Arti firman Allah itu bahwa ia (yang dicintai Allah ini) tidak mendengarkan apa yang tidak diizinkan Allah baginya untuk mendengarnya, dan tidak melihat sesuatu yang tidak diizinkan Allah untuk melihatnya, dan tidak mengulurkan tangannya kepada sesuatu yang tidak diizinkan Allah untuk menjangkaunya, dan tidak berjalan kecuali kepada hal yang diizinkan Allah baginya untuk menuju padanya..." selesailah artinya itu, dan tafsiran itu ditunjukkan pula oleh firmaNya dalam akhir hadits Qudsi tersebut: Bila ia memohon kepada-Ku, Aku perkenankan permohonannya, jika ia meminta perlindungan, ia Kulindungi." Artinya, Allah Ta'ala menyertainya dengan menyetujuinya, menolongnya, dan menjaga anggota-anggota badannya dari segala larangan, karena balasan itu adalah setimpal dengan perbuatan.

Dengan penjelasan-penjelasan di atas, maka terbantahlah pendapat yang mengatakan bahwa Allah bersemayam dalam hati dan diri manusia.

5. Tentang Allah Seperti Udara, Angin, Cinta, dll

Nu'aim bin Hammad, guru Imam Al Bukhari mengatakan, "Barang siapa menyamakan Allah dengan makhluk, maka ia kafir. Barang siapa menolak sifat Allah yang disandangkan-Nya untuk Diri-Nya atau disandangkan oleh Rasul-Nya maka ia kafir. Dan dalam sifat-sifat Allah yang disandangkan oleh-Nya atau oleh Rasulullah saw. tidak ada kesamaan atau kemiripan dengan sifat-sifat makhluk-Nya. Sebagaimana firman Allah:

Tidak ada yang sama dengan-Nya sesuatu apapun (QS.Asy-Syuura: 11)

Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya (QS. Al-Ikhlas: 4)

Maka janganlah kalian membuat perumpamaan-perumpamaan bagi Allah (QS.An-Nahl: 47).

Ketidaktahuan dalam masalah ini merupakan sesuatu yang masih dapat dimaafkan. Demikian juga halnya dengan kekeliruan dan kesalahan dalam memberikan penafsiran. Seandainya hal tersebut tidak dapat dimaafkan, tentu apa yang dilakukan oleh para mutakallimin (teolog) yang menafsirkan nash-nash yang menjelaskan sifat-sifat Allah dihukumi sebagai kekufuran. Di mana mereka membawa nash-nash tersebut kepada pemahaman yang majazi/kiasan (bukan arti yang sebenarnya), dan menganggap hal itu bukan merupakan sesuatu yang tetap bagi Allah dalam pengertian yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan prasangka mereka yang mendorong mereka untuk menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya. Dengan demikian, maka penolakan mereka terhadap nash-nash yang berkaitan dengan masalah sifat-sifat Allah ini didasarkan kepada keinginan untuk menyucikan Allah SWT dari penyerupaan terhadap makhluk-Nya, menurut prasangka mereka. Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa sebenarnya, mereka tidak bermaksud menolak atau mengingkari nash-nash tersebut dengan maksud ingin mendustakannya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata, "Imam Ahmad ra menaruh belas kasihan kepada mereka (yakni, aliran Jahmiyyah) dan memaafkan mereka. Karena, menurut pandangan beliau bahwa mereka itu tidak mendustakan Rasulullah saw dan tidak mengingkari risalah (ajaran) yang dibawanya. Akan tetapi, mereka keliru dalam memberikan penafsiran dan mereka mengikuti pendapat orang yang mengatakan hal itu kepada mereka."

Manhaj dalam memahami nama dan sifat Allah yang disebutkan dalam Alqur'an dan Sunnah tanpa melakukan:

1. Tasybih, yakni menyerupakan Allah dengan sifat-sifat makhluk-Nya;

2. Tahrif, yakni mengubah atau mengganti lafal-lafal nama dan sifat Allah.

Atau mengganti artinya;

3. Ta'thil (pengabaian, membuat tidak berfungsi)l, yakni menampik sifat

Allah dan menyangkal keberadaannya pada Dzat Allah Swt;

4. Takyif (mengondisikan), yakni menentukan kondisi dan menetapkan

esesi-Nya. Inilah mazhab para salafsahabat, tabi'in, serta tabi'ut

tabi'in.

Wallahu'alam bishshawab

Hikmah beriman kepada Allah.

1. Kemerdekaan jiwa kekuasaan orang lain.

2. Dapat menimbulkan keberanian untuk terus maju dalam membela kebenaran.

3. Menimbulkan keyakinan untuk terus maju dalam membela kebenaran.

4. Mendapatkan kehidupan yang baik, adil dan makmur akan dipercepat oleh Allah.

BAB 3 AYAT KAUNIYAHPerkara yang tidak mungkin sampai kepada Muhammad Saw melalui kecerdasan fitrah dan akal yang cemerlang adalah perkara ilmiah yang tertera di dalam Al Quranul Karim. Perkara-perkara ilmiah itu membuktikan kebenaran Kitab Suci tersebut dan membuktikan secara umum bahwa Al Quran memang benar-benar di wahyukan dari sisi Allah Azza wajalla. Sekalipun Al Quran turun berabad-abad sebelum ilmu pengetahuan modern namun tidak ada seorangpun yang mampu menetapkan satu kesalahan ilmiah yang ada di dalamnya. Seandainya Al Quran ucapan manusia biasa tentu sesuatu yang mustahil. Pemikiran-pemikiran manusia pada jaman Muhammad Saw tentang masalah alam dan cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain akan merupakan suatu permainan yang batil seandainya diterapkan melalui kacamata ilmu pengetahuan modernsekarang ini.

1. Informasi Allah tentang Bersatu-padunya Alam pada Awalnya

Allah Swt berfirman :

Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulunya adalah sesuatu yang padu kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Al Anbiya 30) Berdasarkan tafsir ayat tersebut diatas, maka alam pada mulanya bersatu padu, kemudian terpisah dan terhampar di angkasa raya. Ini adalah suatu teori ilmiah modern tentang alam. Para ilmuwan berpendapat , berdasarkan penyelidikannya terhadap penomena alam berpendapat, pada mulanya bendanya pada, tidak bergerak, berbentuk gas panas dan tebal serta bersatu padu. Dalam alam ini telah terjadi suatu ledakan teramat dahsyat, minimal sebelum 5.000.000.000.000 tahun. Kemudian baru terpisah dan saling berjauhan bagianbagiannya. Hal itu menghasilkan gerakan benda tersebut menjadi sesuatu yang harus tetap berlanjut sesuai dengan hokum alam yang mengatakan bahwa kekuatan gravitasi yang terdapat di dalam bagian-bagian benda tersebut berkurang secara bertahap karena saling berjauhan. Oleh karena jaraknya menjadi luas. (Al Islam Yatahadda: 214)

Barangkali saja dalam hal ini adalah tafsiran ayat kauniyah:

Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan sesungguhnya Kami benar-benar telah meluaskannya.(Adz Dzariyat 47).

Maksudnya, Allah Azza Wajalla telah menjadikan langit itu luas atau dia memperluas di

dalamnya , Wallahu Alam.

2. Informasi Allah tentang Pergantian yang Cepat Antara Siang dan Malam.

Allah Swt berfirman:

Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Al

Araf 54)

Maksud ayat di atas adalah bahwa siang dan malam , masing2 mengikuti secara cepat dengan tidak terputus. Ayat tsb mengandung suatu isyarat tentang rotasi bumi yang menyebabkan datangnya siang dan malam. Ayat ini sesuai dengan ilmu pengetahuan modern kita. Demikian pula firman Allah Swt:

Dia menutupkan malam kepada siang dan menutupkan siang kepada malam. (Az-Zumar 5)

Dia memasukkan malam kedalam siang dan memasukkan siang ke dalam

malam. (Faathir 13)

Dan Dialah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masingmasing beredar pada garis edarnya. (Al Anbiya 33)

Seorang angkasawan Rusia, Gagarin setelah terbang ke angkasa sekitar bumi mengatakan bahwa dia menyaksikan dengan mata kepala sendiri pergiliran gelap dan cahaya yang cepat dipermukaan bumi karena adanya rotasi bumi. (Al Islam Yatahadda 213)

3. Informasi Allah tentang Tiang Langit yang Tak Terlihat

Allah Swt berfirman:

Allah lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat. (Ar Raad 2)

Ayat tersebut sesuai dengan pendapat orang dahulu bahwa dia pernah menyaksikan alamyang besar yang berdiri tegak di angkasa raya yang terdiri dari matahari, bulan dan

planet-planet, namun dia tidak melihat satu tiang pun. Di dalam ayat tsb orang modern mendapatkan tafsiran penyelidikannya yang menetapkan bahwa benda2 langit berdiri tegak tanpa tiang di angkasa.

Hanya saja disana ada tiang yang tak terlihat yang etrcermin di dalam hokum gravitasiyaitu yang membantu setiapbenda tsb untuk tetap berada pada tempatnya yang telah ditentukan. (AL Islam Yatahadda: 212)

Al Hafidzh Ibnu KatsirRahimahullah berkata dalam tafsir ayat tersebut,

Diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas, Mujahid, Hasa, dan Qotadah mengatakan bahwa langit mempunyai tiang namun tidak terlihat. (Tafsir Ibnu Katsir surat Ar Raad 2). Cobalah anda perhatikan persesuaian antara tafsir lama tersebut dengan apa yang

di tetapkan oleh penemuan ilmiah modern.

4. Informasi Allah tentang Tekanan Udara

Allah Swt berfirman:

Dan barangsiapa yang di kehendaki Allah kesesatannya niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. (Al Anam 125)

Sekarang ini yang kami ketahui, gas oksigen yang amat penting untuk bernafas dan hawa udara (secara umum) semakin jauh dari permukaan bumi semakin berkurang. Oleh karena itu menusia akan merasakan sesak bila naiksemakin tinggi, bahkan bisa mengakibatkan pingsan. Ayat tsb mengandung suatu dalil nubuwah dan sebagai bukti bahwa Al Quran berasal dari sisi Robb langit dan bumi. Pada jaman Muhammad Saw ilmu tsb tidak dikenal, baik oleh orang alim maupunjahil. Ilmu ini hanya diketahui setelah manusia naik ke tingkat udara yang lebih tinggi pada jaman modern. Maha benar

Allah dengan Firmannya:

Katakanlah:Al Quran itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia langit dan bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Furqan 6)

5. Informasi Allah tentang Peredaran Bumi

Allah Swt berfirman:

Dan kamu lihat gunung- gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan. Begitulah perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap