tugas asp partai politik

10
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK UU NO.2/2011 PARTAI POLITIK Inggrita Emanuelin ( 1306453073) Nadira Hasana Parinduri (1306380115) Nurul Fajri Aulia (1306382184) Tri Endah Setiasih (1306379782)

Upload: clarapatricia2

Post on 11-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

0000

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas ASP Partai Politik

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKUU NO.2/2011 PARTAI POLITIK

Inggrita Emanuelin ( 1306453073)Nadira Hasana Parinduri (1306380115)

Nurul Fajri Aulia (1306382184)Tri Endah Setiasih (1306379782)

Page 2: Tugas ASP Partai Politik

No Topik Referensi Pembahasan/Saran

1. Pilkada hanya diikuti calon tunggal.

http://nasional.sindonews.com/read/1037924/18/solusi-calon-tunggal-1440726425 (28 Agustus 2015)

http://nasional.sindonews.com/read/1028872/12/fenomena-calon-tunggal-di-pilkada-tanggung-jawab-parpol-1438588051 (3 Agustus 2015)

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/08/150812_indonesia_kpu_tunda (12 Agustus 2015)

Peraturan KPU (Komisi Pemilihan Umum) Nomor 2 Tahun 2015UU Parpol No.2 Tahun 2011

Pembahasan: Pilkada serentak pada 9 Desember 2015 terancam tidak serentak untuk sejumlah daerah karena hanya diikuti calon tunggal. Awalnya terdapat 13 daerah dengan calon tunggal, namun setelah KPU memperpanjang masa pendaftaran tersisa tiga daerah yaitu Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Timor Tengah Utara.

Minimnya calon kepala daerah menunjukkan kegagalan parpol dalam menyiapkan kadernya untuk menjadi pemimpin, padahal partai seharusnya memiliki calon karena partai sumber rekrutmen kader. Hal tersebut juga tercantum dalam Pasal 29, UU Parpol no 2 tahun 2011. Selain itu, berdasarkan Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2015, daerah yang memiliki calon kepala daerah kurang dari dua pasang harus menunda pelaksanaan pilkada hinggga 2017.

Saran: Dimuat dalam UU Parpol mengenai sanksi terhadap parpol yang tidak mencalonkan kepala daerah. Bisa dengan mengurangi bantuan anggaran atau tidak diperbolehkan untuk mengikuti pilkada berikutnya.

Page 3: Tugas ASP Partai Politik
Page 4: Tugas ASP Partai Politik

No Topik Referensi Pembahasan/ Saran

2. Wacana Penggunaan APBN sebagai sumber dana untuk partai politik

http://nasional.sindonews.com/read/726736/12/uu-parpol-lemah-politik-uang-tinggi-1363157073Hidayat Nur Wahid: revisi UU Parpol, bukan beri dana - ANTARA News

Beberapa bulan yang lalu, muncul wacana dari pemerintah untuk menjadikan APBN sebagai sumber dana partai politik.Wacana ini dinilai sebagai salah satu solusi atas maraknya kasus korupsi yang melibatkan kader- kader partai politik. Lalu, apakah hal ini dibenarkan oleh UU No 2 tahun 2011 tentang partai politik?Dalam UU No 2 tahun 2011 khususnya pada pasal yang mengatur kaitannya dengan sumber dana partai politik tidak dijelaskan secara komperhensif terkait apa saja sumber dana, batasan sumbangan,sanksi dan pengawasan. Seperti yang tercantum dalam Pasal 24 UU Parpol yang berbunyi “Pendanaan parpol berasal dari iuran anggota sah, bantuan sah menurut hukum dan lainnya.” Menurut para pakar hukum, UU ini rawan penyelewengan dan memberi celah untuk oknum- oknum tertentu melakukan pelanggaran.

Saran :Solusi yang harus dilakukan pemerintah untuk mengurangi tingkat korupsi di tubuh parpol seharusnya bukanlah dengan memberikan aliran dana APBN, tetapi merevisi UU Parpol terutama yang berkaitan dengan sumber dana dan kegiatan operasional partai sehari- hari.

Page 5: Tugas ASP Partai Politik

No. Topik Referensi Pembahasan/Saran

3. Wacana Mendagri tentang dana penyelenggaraan parpol Rp 1 triliun

UU no. 2 tahun 2008 tentang Partai Politik pasal 35 ayat 1b dan 2; pasal 36 ayat 3; pasal 40 ayat 2a. UU no. 2 tahun 2011 tentang Perubahan atas UU no. 2 tahun 2008 tentang Partai Politik pasal 35 ayat 1b http://nasional.tempo.co/read/news/2015/03/10/078648597/ide-dana-parpol-rp-1-triliun-tjahjo-biar-enggak-korupsi (diakses pada 1 September 2015) 

Pembahasan:

Mendagri Tjahjo Kumolo memiliki wacana pencegahan korupsi dalam parpol dengan cara menggelar dana penyelenggaraan parpol sebesar 1 triliun (Tempo, 2015). Hal ini dilakukan karena citra parpol yang semakin memburuk di masyarakat. Dana penyelenggaraan tersebut rencananya akan diambil dari APBN. 

Page 6: Tugas ASP Partai Politik

http://nasional.kompas.com/read/2015/03/10/10554021/Sembilan.Alasan.Menolak.Jatah.Rp.1.Triliun.Per.Tahun.dari.APBN.untuk.Parpol (diakses pada 1 September 2015) http://www.harianterbit.com/hanterpolitik/read/2015/05/04/27246/41/41/Keuangan-Parpol-Perlu-Diatur-Dalam-UU-Khusus (diakses pada 1 September 2015)

Wacana yang digagas oleh Mendagri ini mengundang penolakan dari FITRA (Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran) karena ada beberapa alasan pendukung, diantaranya seperti parpol yang tidak transparan dan akuntabel dalam pengelolaan keuangan, oligarki parpol yang masih kuat, dan tidak sensitif dengan kebutuhan dan keadaan rakyat, serta dikhawatirkan menimbulkan bibit korupsi baru dalam parpol (Kompas, 2015).

Wacana dana penyelenggaraan parpol ini juga memberi ide lain dalam pengaturan dana tersebut, yaitu dengan pembentukan UU khusus. Ide pembentukan UU khusus mengatur dana parpol tersebut kembali mendapat reaksi penolakan karena UU Parpol dianggap sudah cukup mewakili dalam perencanaan keuangan parpol (harian Terbit, 2015).

Page 7: Tugas ASP Partai Politik

Saran:

Wacana dana Rp 1 triliun tersebut menyalahi beberapa pasal dalam UU Parpol (UU no. 2 tahun 2008), yaitu pasal pasal 35 ayat 1b dan 2; pasal 36 ayat 3; pasal 40 ayat 2a serta pasal 35 ayat 1b pada UU no. 2 tahun 2011 tentang Perubahan atas UU no. 2 tahun 2008 tentang Partai Politik.

Berdasarkan hal tersebut, Mendagri sebaiknya menelaah lebih lanjut tentang aturan-aturan yang tertulis dalam pasal-pasal undang-undang tersebut sehingga kebijakan yang dibuat selaras dengan aturan perundang-undangan dan tidak menimbulkan ketidakpercayaan publik.

Page 8: Tugas ASP Partai Politik

 

Saran lain adalah melakukan perencanaan mendalam mengenai besaran dana parpol yang sebenarnya diperlukan oleh parpol dan dilakukan pembuatan dan pencatatan anggaran yang akuntabel dan realistis dengan keadaan ekonomi Indonesia. Terakhir, parpol harus membuat perencanaan anggaran yang transparan, masuk akal, dan tepat guna.

Page 9: Tugas ASP Partai Politik

No Topik Referensi Pembahasan/Saran

4. Kode Etik Partai Politik

http://www.antaranews.com/berita/510765/kode-etik-partai-politik-dipertimbangkan-disusun

http://www.republika.co.id/berita/nasional/pilkada/15/08/05/nsm4id354-jimly-perlu-kode-etik-parpol-dalam-pilkada

http://nasional.kompas.com/read/2015/08/05/21472651/Jimly.Perlu.Kode.Etik.Parpol.dalam.Pilkada

Pembahasan:Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP) Jimly Asshiddiqie menilai perlu adanya kode etik bagi partai politik dan pasangan calon pemimpin daerah dalam mengikuti pemilihan kepala daerah. "Harusnya kita pikirkan supaya ada kode etik juga bagi partai politik dan pasangan calon." Dia juga mengusulkan perubahan nama DKPP dari Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum menjadi Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilihan Umum,  supaya peserta pemilu juga dapat masuk dalam lingkup kode etik itu.

Dalam hal ini di dalam undang-undang No.2 tahun 2011 mengenai pembahasan kode etik partai politik belum dicantumkan.

Saran:Agar dibuatkan peraturan atau undang-undang yang mengatur mengenai kode etik partai politik dengan jelas, supaya tidak terjadi penyimpangan. Selain itu dibuat undang-undang yang mengatur sanksi terhadap pelanggaran kode etik tersebut.

Page 10: Tugas ASP Partai Politik

THANK YOU