tugas askep kelompok ii dermatitis

34
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri. Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing- masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada benda asing. 1

Upload: cita-anggraeni

Post on 31-Oct-2015

193 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

askep dermatitis

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan

organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng

pertahanan terhadap bakteri.

Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang

lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan.

Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,

terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan,

memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak

membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas

menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu.

Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki

indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu

seperti racun yang terdapat pada benda asing.

Dimanapun lokasi timbulnya gejala utama yang dirasakan pasien adalah gatal.

Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Gejala

kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki, namun tidak

menutup kemungkinan kemerahan muncul akan terasa sagat kering, menebal atau

keropong.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat makalah

yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada klien Dermatitis”.

1

Page 2: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu penyakit Dermatitis, klasifikasi, etiologi, tanda dan gejala,

patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan penunjang dan diagnostik,

penatalaksanaan medis dan keperawatan, evaluasi keperawatan Dermatitis?

2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien Dermatitis Kontak?

C. TUJUAN

Tujuan umum

1. Mahasiswa mampu memahami definisi, klasifikasi, etiologi tanda dan

gejala, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan penunjang dan

diagnostik, penatalaksanaan medis dan keperawatan, serta komplikasi

Dermatitis.

2. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan kepada klien Dermatitis

Tujuan khusus

a. Mampu Untuk Mengetahui Penyebab Penyakit Dermatitis

b. Mampu Untuk Membedakan Jenis-Jenis Penyakit Dermatitis

c. Mampu Untuk Memahami Asuhan Keperawatan Penyakit Dermatitis

2

Page 3: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIK

1. DEFINISI DERMATITIS

Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon

terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis

berubah eflo-resensi polimorfik (eritema, edema,papul, vesikel, skuama, dan keluhan

gatal).

Dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit tampak

meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling

sering terkena adalah tangan dan kaki.

Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon

terhadap pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan

kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel,

skuama) dan keluhan gatal (Djuadha, Adhi, 2007 ).

            Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( imflamasi pada kulit ) yang disertai

dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik ( Brunner dan Suddart 2000 ).

Jadi dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal.

2. ETIOLOGI

Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan

respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu

alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat

berhubungan dengan alergi. (Arief Mansjoer.1998.”Kapita selekta”)

3

Page 4: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu

Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen, asam, basa ),

fisik ( sinar matahari, suhu ), mikroorganisme ( mikroorganisme, jamur).

Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen), misalnya bahan kimia

(contoh : detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme

(contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari dalam(endogen), misalnya dermatitis

atopik.(Adhi Djuanda,2005)

Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat

menjadi penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab

berbeda pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan

eksim menjadi infeksi. Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita

mungkin mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit.

Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah,

berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan .Selulit muncul pada seseorang yang

sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus. Segera periksa ke dokter jika kita mengalami

selulit dan eksim.

3. TANDA DAN GEJALA DERMATITIS

a. Rasa panas dan dingin yang berlebihan pada bagian kulit yang terkena eksima

b. Rasa gatal terutama terasa pada malam hari.

c. Akan tampak lepuhan-lepuhan kecil dan kulit bersisik yang keras pada

permukaan kulit yang akan disertai dengan pembengkakan.

d. Eksim akan sangat cepat sekali penularannya pada kulit yang lain.

e. Eksim dapat dibedakan menjadi 2 yaitu eksim kering dan eksim basah

f. Eksim kering akan tampak pada kulitnya kering, bersisik, kemerah-merahan,

kadang - kadang bengkak, dan terasa gatal. Sedangkan pada eksim basah

4

Page 5: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

kulitnya akan tampak merah, bengkak, melepuh, dan basah, timbul bintil-

bintil yang mengandung air atau nanah yang menimbulkan rasa gatal.

4. KLASI FIKASI DERMATITIS

a.   Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap

paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit.

Dermatitis kontak terbagi 2 yaitu :

  Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik)

  Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik)

     

Perbedaan Dermatitis kontak iritan dan kontak alergik

No

.

Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak alergik

1. Penyebab Iritan primer Alergen kontak

S.sensitizer

2. Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak ulang

3. Penderita Semua orang Hanya orang yang alergik

4. Lesi Batas lebih jelas

Eritema sangat jelas

Batas tidak begitu jelas

Eritema kurang jelas

5. Uji Tempel Sesudah ditempel 24

jam, bila iritan di

angkat reaksi akan

segera

Bila sesudah 24 jam

bahan allergen di angkat,

reaksi menetap atau

meluas berhenti.

b. Dermatitis atopik

Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai

gatal dan umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering

5

Page 6: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada

keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian

mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, tempatnya dilipatan atau fleksural..

c.    Dermatitis numularis

Merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran

sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.

d.   Dermatitis seboroik

Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh factor konstitusi,

hormon, kebiasaan buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit

dibedakan. Pada muka terdapat di sekitar leher, alis mata dan di belakang telinga.

5. PATOFISIOLOGI

Dermatitis merupakan perdangan pada kulit,baik bagian dermis ataupun

epidermis yang di sebabkan oleh beberapa zat alargen atau zat iritan.Zat tersebut

masuk ke dalam kulit kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada kulit yang

terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi sensititasi permulaan terhadap suatu

antigen adalah 5-12 sedangkan reaksi setelah yang terkena berikutnya adalah 12-48

jam. Adapun factor-faktor yang ikut mendorong perkembangan dermatitis adalah

gesekan,tekanan,balutan,macerasi,panas dan dingin,tempat dan luas daerah yang

terkena adanyan penyakit kulit lain.

6

Page 8: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

6. PATOGENESIS

Dermatitis Kontak Iritan

Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan

sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik.

Bahan iritan merusak lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau beberapa

jam bahan-bahan iritan tersebut akan berdifusi melalui membran untuk

merusak lisosom, mitokondria dan komponen-komponen inti sel. Dengan

rusaknya membran lipid keratinosit maka fosfolipase akan diaktifkan dan

membebaskan asam arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan

leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan transudasi

dari faktor sirkulasi dari komplemen dan system kinin. Juga akan menarik

neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan membebaskan

histamin, prostaglandin dan leukotrin. PAF akan mengaktivasi platelets yang

akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil gliserida akan merangsang

ekspresi gen dan sintesis protein. Pada dermatitis kontak iritan terjadi

kerusakan keratisonit dan keluarnya mediator- mediator. Sehingga perbedaan

mekanismenya dengan dermatis kontak alergik sangat tipis yaitu dermatitis

kontak iritan tidak melalui fase sensitisasi.

Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan

menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang,

sedang iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami

kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara,

tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan

tersebut.

Dermatitis Kontak Alergi

Pada dermatitis kontak alergi, ada dua fase terjadinya respon imun

tipe IV yang menyebabkan timbulnya lesi dermatitis ini yaitu :

8

Page 9: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

a.Fase Sensitisasi

Fase sensitisasi disebut juga fase induksi atau fase aferen. Pada fase ini terjadi

sensitisasi terhadap individu yang semula belum peka, oleh bahan kontaktan

yang disebut alergen kontak atau pemeka. Terjadi bila hapten menempel pada

kulit selama 18-24 jam kemudian hapten diproses dengan jalan pinositosis

atau endositosis oleh sel LE (Langerhans Epidermal), untuk mengadakan

ikatan kovalen dengan protein karier yang berada di epidermis, menjadi

komplek hapten protein.

b.Fase elisitasi

Fase elisitasi atau fase eferen terjadi apabila timbul pajanan kedua dari

antigen yang sama dan sel yang telah tersensitisasi telah tersedia di dalam

kompartemen dermis. Sel Langerhans akan mensekresi IL-1 yang akan

merangsang sel T untuk mensekresi Il-2. Selanjutnya IL-2 akan merangsang

INF (interferon) gamma. IL-1 dan INF gamma akan merangsang keratinosit

memproduksi ICAM-1 (intercellular adhesion molecule-1) yang langsung

beraksi dengan limfosit T dan lekosit, serta sekresi eikosanoid. Eikosanoid

akan mengaktifkan sel mast dan makrofag untuk melepaskan histamin

sehingga terjadi vasodilatasi dan permeabilitas yang meningkat. Akibatnya

timbul berbagai macam kelainan kulit seperti eritema, edema dan vesikula

yang akan tampak sebagai dermatitis.

7. MANIFESTASI KLINIS DERMATIS

Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut

terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya

pada muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan

genitalia eksterna.

a. Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi

dan eksudassehingga tampak basah.

b. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering

menjadi kusta.

c. kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.

9

Page 10: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

d. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis

sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.

8. PEMERIKSAAN DIANGNOSTIK

a. Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).

b. Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi

9. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total,

albumin, globulin

b. Urin : pemerikasaan histopatologi

     

10. PENATALAKSANAAN DERMATITIS

Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik

yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien untuk

menghindarinya, terapi individual yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan

perlindungan pada kulit

1. Pencegahan

Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis

kontak iritan dan kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat

dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan karet di ganti dengan

sarung tangan plastik, menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang,

penggunaan deterjen.

2. Pengobatan

Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan topikal dan

sistemik

Pengobatan topikal

Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum

10

Page 11: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

pengobatan dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres terbuka),

bila kering berikan terapi kering. Makin akut penyakit, makin rendah

prosentase bahan aktif. Bila akut berikan kompres, bila subakut diberi losio,

pasta, krim atau linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan salep.

Bila basah berikan kompres, bila kering superfisial diberi bedak, bedak

kocok, krim atau pasta, bila kering di dalam, diberi salep. Medikamentosa

topikal saja dapat diberikan pada kasus-kasus ringan. Jenis-jenisnya adalah :

1. Kortikosteroid

Kortikosteroid mempunyai peranan penting dalam sistem imun.

Pemberian topikal akan menghambat reaksi aferen dan eferen dari dermatitis

kontak alergik. Steroid menghambat aktivasi dan proliferasi spesifik antigen.

Ini mungkin disebabkan karena efek langsung pada sel penyaji antigen dan

sel T. Pemberian steroid topikal pada kulit menyebabkan hilangnya molekul

CD1 dan HLA-DR sel Langerhans, sehingga sel Langerhans kehilangan

fungsi penyaji antigennya. Juga menghalangi pelepasan IL-2 oleh sel T,

dengan demikian profilerasi sel T dihambat . Jenis yang dapat diberikan

adalah hidrokortison 2,5 %, halcinonid dan triamsinolon asetonid. Cara

pemakaian topikal dengan menggosok secara lembut. Untuk meningkatan

penetrasi obat dan mempercepat penyembuhan, dapat dilakukan secara

tertutup dengan film plastik selama 6-10 jam setiap hari.

2. Radiasi ultraviolet

Sinar ultraviolet juga mempunyai efek terapiutik dalam dermatitis

kontak melalui sistem imun. Paparan ultraviolet di kulit mengakibatkan

hilangnya fungsi sel Langerhans dan menginduksi timbulnya sel panyaji

antigen yang berasal dari sumsum tulang yang dapat mengaktivasi sel T

supresor. Paparan ultraviolet di kulit mengakibatkan hilangnya molekul

permukaan sel langehans (CDI dan HLA-DR), sehingga menghilangkan

fungsi penyaji antigennya . Secara imunologis dan histologis PUVA akan

mengurangi ketebalan epidermis, menurunkan jumlah sel Langerhans di

epidermis, sel mast di dermis dan infiltrasi mononuklear. Fase induksi dan

11

Page 12: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

elisitasi dapat diblok oleh UVB. Melalui mekanisme yang diperantarai TNF

maka jumlah HLA- DR + dari sel Langerhans akan sangat berkurang

jumlahnya dan sel Langerhans menjadi tolerogenik. UVB juga merangsang

ekspresi ICAM-1 pada keratinosit dan sel Langerhans.

3. Siklosporin A

Pemberian siklosporin A topikal menghambat elisitasi dari

hipersensitivitas kontak pada marmut percobaan, tapi pada manusia hanya

memberikan efek minimal, mungkin disebabkan oleh kurangnya absorbsi

atau inaktivasi dari obat di epidermis atau dermis.

4. Antibiotika dan antimikotika

Superinfeksi dapat ditimbulkan oleh S. aureus, S. beta dan alfa

hemolitikus, E. koli, Proteus dan Kandida spp. Pada keadaan superinfeksi

tersebut dapat diberikan antibiotika (misalnya gentamisin) dan antimikotika

(misalnya clotrimazole) dalam bentuk topikal.

5. Imunosupresif topikal

Obat-obatan baru yang bersifat imunosupresif adalah FK 506

(Tacrolimus) dan SDZ ASM 981. Tacrolimus bekerja dengan menghambat

proliferasi sel T melalui penurunan sekresi sitokin seperti IL-2 dan IL-4 tanpa

merubah responnya terhadap sitokin eksogen lain. Hal ini akan mengurangi

peradangan kulit dengan tidak menimbulkan atrofi kulit dan efek samping

sistemik. SDZ ASM 981 merupakan derivat askomisin makrolatum yang

berefek anti inflamasi yang tinggi. Pada konsentrasi 0,1% potensinya

sebanding dengan kortikosteroid klobetasol-17-propionat 0,05% dan pada

konsentrasi 1% sebanding dengan betametason 17-valerat 0,1%, namun tidak

menimbulkan atrofi kulit. Konsentrasi yang diajurkan adalah 1%. Efek anti

peradangan tidak mengganggu respon imun sistemik dan penggunaan secara

topikal sama efektifnya dengan pemakaian secara oral.

Pengobatan sistemik

Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan atau

12

Page 13: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

edema, juga pada kasus-kasus sedang dan berat pada keadaan akut atau

kronik. Jenis-jenisnya adalah .

1. Antihistamin

Maksud pemberian antihistamin adalah untuk memperoleh efek

sedatifnya. Ada yang berpendapat pada stadium permulaan tidak terdapat

pelepasan histamin. Tapi ada juga yang berpendapat dengan adanya reaksi

antigen-antobodi terdapat pembebasan histamin, serotonin, SRS-A,

bradikinin dan asetilkolin.

2. Kortikosteroid

Diberikan pada kasus yang sedang atau berat, secara peroral,

intramuskular atau intravena. Pilihan terbaik adalah prednison dan

prednisolon. Steroid lain lebih mahal dan memiliki kekurangan karena

berdaya kerja lama. Bila diberikan dalam waktu singkat maka efek

sampingnya akan minimal. Kortikosteroid bekerja dengan menghambat

proliferasi limfosit, mengurangi molekul CD1 dan HLA- DR pada sel

Langerhans, menghambat pelepasan IL-2 dari limfosit T dan menghambat

sekresi IL-1, TNF-a dan MCAF.

3. Siklosporin

Mekanisme kerja siklosporin adalah menghambat fungsi sel T

penolong dan menghambat produksi sitokin terutama IL-2, INF-r, IL-1 dan

IL-8. Mengurangi aktivitas sel T, monosit, makrofag dan keratinosit serta

menghambat ekspresi ICAM-1

4. Pentoksifilin

Bekerja dengan menghambat pembentukan TNF-a, IL-2R dan

ekspresi ICAM-1 pada keratinosit dan sel Langerhans. Merupakan derivat

teobromin yang memiliki efek menghambat peradangan.

5. FK 506 (Takrolimus)

Bekerja dengan menghambat respon imunitas humoral dan selular.

Menghambat sekresi IL-2R, INF-r, TNF-a, GM-CSF . Mengurangi sintesis

leukotrin pada sel mast serta pelepasan histamin dan serotonin. Dapat juga

diberikan secara topikal.

13

Page 14: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

6. Ca++ antagonis

Menghambat fungsi sel penyaji dari sel Langerhans. Jenisnya seperti

nifedipin dan amilorid.

7. Derivat vitamin D3

Menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin IL-1, IL-2, IL-6

dan INF-r yang merupakan mediator-mediator poten dari peradangan.

Contohnya adalah kalsitriol.

8. SDZ ASM 981

Merupakan derivay askomisin dengan aktifitas anti inflamasi yang

tinggi. Dapat juga diberikan secara topical, pemberian secara oral lebih baik

daripada siklosporin.

Umum

o Mengatasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

o Mengatasi hipotermia

o Perbaikan kesadaran umum

o Emolient untuk mengurangi kulit yang kaku

Khusus

pengobatan spesifik tergantung kausa. Umumnya dengan kortikosteroid

dengan dosis awal 40-60 mg prednison/hari. Antibiotika diberikan terutama

untuk kasus-kasus yang eksofoliasinya dalam keadaan lembab untuk

menghindari infeksi.

14

Page 15: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Identitas Pasien

Nama Pasien :

  Alamat :

Pekerjaan Pasien :

  Umur :

Agama/Suku:

Keluhan Utama.

  Nyeri

Gelisah

Gatal

Kerusakan intergitas kulit

Pemeriksaan Fisik.

  Tekanan Darah :

  Nadi :

  Pernafasan :

  Suhu :

Skala Nyeri :

Riwayat Kesehatan.

15

Page 16: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

a) Riwayat Penyakit Sekarang

Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada

keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk

menanggulanginya.

Klien merasa nyeri

Terdapat Vesikel/ bula  pada Kulit Klien

Gatal dan Lesi

b) Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit

lainnya. Penyakit yang sama

Klien Pernah Mengalami Penyakit yang sama sebelumnya

Apakah klien pernah mengalami penyakit kulit sebelumnya

c) Riwayat Penyakit Keluarga

Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau

penyakit kulit lainnya.

Apakah terdapat keluarga klien yang mengalami penyakit yang sama

Apakah ada keluarga klien mengalami penyakit Kulit

d) Riwayat Psikososial

Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang

mengalami stress yang berkepanjangan.

Cara klien menyelesaikan stresor

Perasaan klien saat ini

Respon klien terhdap penyakitnya

Tingkat kecemasaan klien

e) Riwayat pemakaian obat

Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit,

atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.

16

Page 17: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

Pemakaian obat sebelumnya

Klien pernah alergi terhadap obat

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang umumnya muncul pada klien penderita

kelainan kulit seperti dermatitis kontak adalah sebagai berikut :

a. Ganguan integritas kulit

b. Resiko infeksi

c. Gangguan rasa nyaman (nyeri dan gatal) yang berhubungan dengan proses

inflamasi

d. riko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar allergen

e. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus

f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus

g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak

bagus.

2. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO NANDA RENCANA KEPERAWATAN

NOC NIC

1 Ganguan integritas kulit

Batasan Karakteriatik :

       lapisan kulit (dermis)

         Gangguan pada

permukaan kulit

(epidermis)

         Invasi dari struktur

tubuh

Faktor-faktor yang

berhubungan

Eksternal (lingkungan)

Outcome yang dianjurkan:

  Integritas Jaringan : Kulit dan Membran Mukosa

  Penyembuhan Luka :

Tahapan Utama  Penyembuhan

Luka : Tahapan Kedua

Luka mulai kering.

P perawatan Kulit : Pengobatan  Topikal.

  Menghindari penggunaan kasur linen dengan tekstur kasar

  Menggunakan obat oles untuk membasahi bibir dan mokosa oral sesuai dengan kebutuhan

  Menahan diri dari pemberian panas lokal, jika perlu

  Menahan diri dari penggunaan sabun alkali pada kulit

  Memutar posisi diam

17

Page 18: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

Substansi kimia

Kebasahan

Kelembaban

Internal (somatik)

Defisit kelebaban tubuh

pasien setiap dua jam, berdasarkan jadwal tertentu

  Menggunakan antibiotik topical untuk area yang sakit

  Menggunakan agen antiimflamasi topical pada area yang sakit

  Menggunakan Menggunakan agen antijamur topical untuk area yang sakit

  Memeriksa kulit sehari-hari untuk memeriksa resiko kerusakan

  Mendokumentasi tingkat kerusakan kulit

  Menambahkan kelembaban ke lingkungan dengan sebuah pelembab  yang sesuaib. Pengawasan KulitAktifitas :

  Memantau area merah dan r

  Memantau kudis dan abrasi kulit

Us akar dari kulit  Memantau kelainan

kekeringan dan kelembaban kulit

  Memantau warna kulit  Memantau suhu kulit  Mencatat perubahan

kulit atau membrane mukosa   Menginstruksikan anggota keluarga/pemberi perawatan tentang tanda-tanda dari kerusakan kulit, jika perlu.

18

Page 19: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

2 Resiko infeksi

Faktor Resiko

Penyakit kronik

Mendapatkan

kekebalan yang

tidak adekuat

Pertahanan utama

yang tidak adekuat

Prosedur yang bersifat

menyerang

 Hasil yang disarankan :

       Integritas diameter  jalan masuk.

       Status imun       Pengetahuan :

Kontrol infeksi       Penyembuhan

luka : Tujuan utama

K kontrol Infeksi       Batasi jumlah

pengunjung/pembezuk.

       Gunakan sabun anti mikroba untuk mencuci tangan dengan benar.

       Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan pada Gosok kulit pasien dengan alat anti bakteri dengan tepat.

       Lakukan terapi antibiotic yang tepat.

       Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya pada tim kesehatan.

b. Penyembuhan Luka

       Catat karakteristik dari luka.

C cuci /bersihkan dengan sabun antibiotic, sebagai tambahan.

       Gunakan obat salap dengan tepat pada kulit / luka jika perlu.         Bandingkan dan catat perubahan pada luka pasien.

3 Gangguan citra diri

Batasan karakteristik:

·       Respon nonverbal

terhadap perubahan tubuh

yang

actual(contoh:bentuk,strukt

Outcome yang disarankan:

       Adaptasi terhadap kemampuan fisik.

       Penghargaan diri

Peningkatan Citra DiriAktivitas:

       Tentukan harapan gambaran diri pasien berdasarkan tahap perkembangan

       Gunakan bimbingan antisipasi untuk

19

Page 20: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

ure dan fungsi)

·       Respon nonverbal

terhadap penerimaan

perubahan tubuh(contoh

bentuk,struktur dan fungsi)

·       Menyembunyikan

bagian tubuh tanpa

disengaja

·       Menyembunyikan

bagian tubuh

Faktor yang berhubungan:

·       Surgery

mempersiapkan pasien terhadap perubahan tubuh yang dapa diprediksi

       Pantau apakah pasien bisa melihat perubahan bagian tubuh

       Monitor frekuensi stattment diri yang kritis

       Identifikasi budaya pasien,agama,jenis kelamin dan umur.

3. PELAKSNAAN KEPERAWATAN

Pelaksanaan

1. Mengatasi kerusakan integritas kulit

2. Mengatasi hipotermia

3. Meningkatkan konsep diri klien

4.  Emolient untuk mengurangi kulit yang kaku

keperawatan

a. Mandikan pasien 2 kali sehari dengan air dingin, gunakan sabun

yangmengandung pelembab. Setelah mandi dan dikeringkan segera oleskan

obat topikal 2 kali sehari pada kelainan kulitnya.

b. Supaya kulit tak menjadi kering, oleskan pelembab 2 kali sehari sehabis

mandi. Walaupun kulit sudah sembuh, pemakaian pelembab tetap dianjurkan

untuk mengatasi kekeringan pada kulit.

c. Hindarkan faktor pencetus

d. Krim atau salep corticosteroid bisa mengurangi ruam dan

mengendalikan rasa gatal.

20

Page 21: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

4. EVALUASI

Evaluasi yang akan dilakukan yaitu mencakup tentang :

a. Pasien bebas nyeri , gatal.

b. Individu menilai keadaan dirinya terhadap hal – hal yang realistis.

c. Jaringan berangsur pulih

d. Intengritas kulit dapat dipertahankan

e. Pasien dapat mengungkapkan pengertian mengenai proses penyakit,

kemungkinnan komplikasi dan program rehabilitasi.

f. Tidak terjadi infeksi sekunder dan komplikasi.

g. Tidak ada eksudat – purulen disekitar luka.

h. integritas kulit kembali normal.

i. Kerusakan kulit berkurang.

j. Klien tidak cemas lagi.

k. Klien merasa nyaman.

.

21

Page 22: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada sebelumnya dapat kita ambil

sebuah kesimpulan bahwa penyakit dermatitis merupakan peradangan kulit

epidermis dan dermis sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor

endogen, menimbulkan kelainan klinis efloresensi polimorfik ( eritema, edema,

papul, vesikel, skuama) dan keluhan gatal.

Klasifikasi Dermatitis adalah dermatitis kontak, dermatitis atopik, dermatitis

numularis dan demertitis soboik.

Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan

respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu

alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis.

Manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama

pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka

(terutama palpebra dan bibir), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.

Pemeriksaan penunjang dan lab dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa

medis maupun keperawatan, komlikasi yang mungkin muncul pada penatalaksaan

medis dan keperawatan adalah infeksi.

Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan mencakup beberapa diagnosa yaitu Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, nyeri dan gatal yang berhubungan dengan lesi kulit,  perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus, perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik, kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara – cara menangani kelainan kulit, resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kulit.

22

Page 23: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

B. SARAN

a. Diharapkan kepada para pembaca agar dapat memahami dari isi ASKEP

kami. Dan dapat  menambah wawasan para pembaca kami sadar

bahwaASKEP yang kami buat  masih jauh dari kesempurnaan.

b. Diharapkan selalu menjaga kebersihan tubuh untuk menghindari penyakit

dermatitis

c. Memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang mengalami penyakit

dermatitis secara profesional

d.   Memberikan pendidkan kesehatan kepada masyarakat tentang kebersihan

diri dan pola diet yang baik.

23

Page 24: Tugas Askep Kelompok II Dermatitis

24