tugas ap pendekatan mimetis

9
ANALISIS SAJAK DENGAN PENDEKATAN MIMETIK Tugas Mata Kuliah Apresiasi Puisi Dosen Pembimbing Ira Rahayu, S.Pd., M.Pd. Oleh Zaenul Nadif 112050125 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: nandangiskandar

Post on 23-Oct-2015

90 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas AP Pendekatan Mimetis

ANALISIS SAJAK DENGAN PENDEKATAN MIMETIK

Tugas Mata Kuliah Apresiasi Puisi

Dosen Pembimbing Ira Rahayu, S.Pd., M.Pd.

Oleh

Zaenul Nadif

112050125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

2013

Page 2: Tugas AP Pendekatan Mimetis

Sajak perjuangan

Aku Tulis Pamplet IniPengarang: WS. Rendra

Aku tulis pamplet inikarena lembaga pendapat umum

ditutupi jaring labah-labahOrang-orang bicara dalam kasak-kusuk,

dan ungkapan diri ditekanmenjadi peng – iya – an

Apa yang terpegang hari inibisa luput besok pagi

Ketidakpastian merajalela.Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki

menjadi marabahayamenjadi isi kebon binatang

Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam

Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.Tidak mengandung perdebatan

Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan

Aku tulis pamplet inikarena pamplet bukan tabu bagi penyair

Aku inginkan merpati pos.Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku

Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.

Aku tidak melihat alasankenapa harus diam tertekan dan termangu.Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.

Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.

Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.

Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.

Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.Rembulan memberi mimpi pada dendam.

Page 3: Tugas AP Pendekatan Mimetis

Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah

yang teronggok bagai sampahKegamangan. Kecurigaan.

Ketakutan.Kelesuan.

Aku tulis pamplet inikarena kawan dan lawan adalah saudara

Di dalam alam masih ada cahaya.Matahari yang tenggelam diganti rembulan.

Lalu besok pagi pasti terbit kembali.Dan di dalam air lumpur kehidupan,

aku melihat bagai terkaca :ternyata kita, toh, manusia !

Pejambon Jakarta 27 April 1978Potret Pembangunan dalam Puisi

Penyair menulis sajak ini berdasarkan kejadian yang terjadi pada tahun itu. Disini penulis

mengungkapkan nada yang mengkritik sosial dan juga menggugat kekuasaan yang saat itu di

pimpin oleh Soekarno pada saat itu. Penyair menginginkan perjuangan untuk pembangunan

bangsa ini secara transparan.

Puisi-puisi Rendra baru menjadi besar dan dibesarkan, serta mencapai jaman keemasannya, pada

masa Orde Baru, terutama justru pada saat kebebasan berekspresi dibatasi.  Sejak saat itulah

puisi-puisinya banyak bernada menggugat kekuasaan, kritik sosial, dan memperdengarkan suara

kelompok orang-orang tertindas (rakyat, buruh-tani, perempuan pembantu, pelacur, pencopet),

termasuk anak-anak muda yang kecewa pada bimbingan (pembatasan) para orangtua.  Beberapa

puisi Rendra ditulis sangat panjang, di antaranya adalah Nyanyian Angsa.  Rendra kadang juga

menulis beberapa puisinya berdasarkan ide dan pesan narasi dalam naskah-naskah drama yang

dipentaskannya.  Dibandingkan dengan Chairil Anwar dan Taufiq Ismail, Rendra lebih urakan

dan blak-blakan dalam menuliskan puisinya.

Dalam Aku Tulis Pamplet Ini dan Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia kita bisa melihat bagaimana Rendra

menggugat pada kekuasaan.  “Aku tulis pamplet ini/karena lembaga pendapat umum/ditutupi jaring

labah-labah//Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,/dan ungkapan diri ditekan/menjadi peng - iya –

Page 4: Tugas AP Pendekatan Mimetis

an//”, begitu alasan Rendra dalam Aku Tulis Pampleti Ini. Puisinya yang bernada kritik sosial antara lain

dapat ditemui pada Potret Keluarga, Sajak Sebatang Lisong, dan Pesan Pencopet Kepada Pacarnya.

Berikut kritik sosial Rendra terhadap Kesenian Salon yang dikutip dari puisi Sajak Sebatang Lisong, “aku

bertanya/tetapi

Sebuah Jaket Berlumur DarahOleh Taufik Ismail

Sebuah jaket berlumur darahKami semua telah menatapmuTelah berbagi duka yang agungDalam kepedihan berahun-tahun

Sebuah sungai membatasi kitaDi bawah terik matahari Jakarta

Antara kebebasan dan penindasanBerlapis senjata dan sangkur baja

Akan mundurkah kita sekarangSeraya mengucapkan 'Selamat tinggal perjuangan'

Berikrar setia kepada tiraniDan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?

Spanduk kumal itu, ya spanduk ituKami semua telah menatapmu

Dan di atas bangunan-bangunanMenunduk bendera setengah tiang

Pesan itu telah sampai kemana-manaMelalui kendaraan yang melintas

Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhanteriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa

Prosesi jenazah ke pemakamanMereka berkata

Semuanya berkataLanjutkan Perjuangan

1966

Page 5: Tugas AP Pendekatan Mimetis

4.2.17 Analisis Puisi Sebuah Jaket Berlumur Darah Karya Taufik IsmailSebuah Jaket Berlumur DarahSebuah jaket berlumur darahKami semua telah menatapmuTelah pergi duka yang agung 75 85. Dalam kepedihan bertahun-tahunSebuah sungai membatasi kitaDi bawah terik matahari JakartaAntara kebebasan dan penindasanBerlapis senjata dan sangkur bajaAkan mundurkah kita sekarangSeraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’Berikara setia kepada tiraniDan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?Spanduk kumal itu, ya spanduk ituKami semua telah menatapmuDan di atas bangunan-bangunanMenunduk bendera setengah tiangPesan itu telah sampai kemana-manaMelalui kendaraan yang melintasAbang-abang beca, kuli-kuli pelabuhanTeriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasaProsesi jenazah ke pemakamanMereka berkataSemuanya berkata2. Analisis Pengalaman Pengalaman yang terdapat dalam puisi di atas di antaranya yaitupengalaman rohani berpikir. Hal tersebut dapat dilihat dalam bait berikut ini. Sebuah jaket berlumur darah Kami semua telah menatapmu Telah pergi duka yang agung Dalam kepedihan bertahun-tahun Dari bait tersebut, terlihat adanya sebuah pengalaman berpikir tentangsuatu pengorbanan yang telah dilakukan sejak lama. Pemikiran pengarangterhadap pengorbanan dan penderitaan yang pernah dialaminya dia ungkapkandalam bait tersebut. Kemudian, terdapat pula pengalaman kegiatan. Pengalamantersebut dapat dilihat dalam penggalan bait berikut ini. 76

86. Sebuah sungai membatasi kita Di bawah terik matahari Jakarta Antara kebebasan dan penindasan Berlapis senjata dan sangkur baja Akan mundurkah kita sekarang Seraya

mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’ Berikara setia kepada tirani Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan? Dari bait tersebut, terlihat adanya pengalaman jasmani.

Pengalamanjasmani tersebut menggambarkan perjalanan pengarang ketika akan ikutberperang. Dalam bait tersebut dijelaskan bahwa pengarang banyak menemuihambatan dan rintangan. Hal

tersebut terlihat dalam larik Sebuah sungaimembatasi kita. Kemudian terlihat pula adanya pengalaman berpikir dalam larikBerikara setia kepada tirani, Dan mengenakan baju kebesaran

sang pelayan?.Dari larik tersebut terlihat adanya pemikiran pengarang tentang kesetiaan dansebuah kepalsuan yang dilakukan para pejabat negara yang berkuasa saat itu. Berdasar pada uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa dalam sajakSebuah Jaket Berlumur Darah karya Taufik Ismali tercermin pengalamankegiatan, pengalaman rohani, yaitu pengalaman berpikir

1

ATAS KEMERDEKAAN

Sapardi Djoko Damono

kita berkata : jadilah

dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut

di atasnya : langit dan badai tak henti-henti

Page 6: Tugas AP Pendekatan Mimetis

di tepinya cakrawala

terjerat juga akhirnya

kita, kemudian adalah sibuk

mengusut rahasia angka-angka

sebelum Hari yang ketujuh tiba

sebelum kita ciptakan pula Firdaus

dari segenap mimpi kita

sementara seekor ular melilit pohon itu :

inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah

Horison

Thn III, No. 8

Agustus 1968

Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air

AGUSTUS Mansur Samin

Berdirilah hening dalam kehampaan malamjiwa siapa yang patut dikenanghitung dari mulakerna letak kejadian indahadalah hadirnya upcara dukamembangun kepercayaan teguh

Apakah mereka dengan kita bicaramenghitung hari-hari silam kehilangan rupaatas rumah-rumah di lingkaran gelapatas anak-anak di ketiadaan harapdari dulu terduga selalu

Berdrilah hening dalam kehampaan malamucapkan lunak kesanggupan yang bimbang

Page 7: Tugas AP Pendekatan Mimetis

jangan tangisi, jangan hindari kenyataan inikerna fajar pagi akan membuka langit letihnyamenyediakan tanya untuk kita saling tidak bicara

Di mendung gerimis Agustus inisimpanlah risalah lama melantung kedalamantentang hari-hari gemilang yang akan datangtentang akhir-akhir hutang yang tiada peganganheningkan di sini, jangan dengan separo hati !

Berdirilah hening dalam kehampaan malammelupakan cedera kehilangan rupategakkan pulasuatu bentuk baru di hatimu mengorak jauhsuatu pandangan kudus di pilumu diam bergalaukita pun semua tahu untuk apa mengenang itu.

Mimbar Indonesia,Th XIV, No. 501960

Sajak-sajak http://www.karyapuisi.com/search?q=perjuangan#ixzz2mNgOnG5j

27 Maret 1968: Soeharto resmi menjadi Presiden Indonesia.

Oktober 1965-Maret 1966: Penumpasan PKI, mengakibatkan kira-kira setengah juta jiwa terbunuh.

12 Maret 1967: Soeharto diangkat menjadi Pejabat Presiden Indonesia. Sukarno menjadi tahanan rumah

27 Maret 1968: Soeharto resmi menjadi Presiden Indonesia.