tugas analisa lingkungan kelas a (kristian. ristika)23

30
TUGAS ANALISA LINGKUNGAN TATA CARA ANALISIS SO 2 , NO X , CO, CO 2 , HIDROKARBON, DAN PARTIKULATE Nama Kelompok : Kristian Pardede (125061107111007) Ristika Asti (125061100111029) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

Upload: rendhy-mahendra-simanjuntak

Post on 25-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

TUGAS ANALISA LINGKUNGANTATA CARA ANALISIS SO2, NOX, CO, CO2, HIDROKARBON, DAN

PARTIKULATE

Nama Kelompok :

Kristian Pardede (125061107111007)

Ristika Asti (125061100111029)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

TATA CARA ANALISIS SO2, NOX, CO, CO2, HIDROKARBON,

PARTIKULATE

1. Analisis SO2 dengan metoda pararosanilin

Sampling Sulphur dioxide pada udara ambien meggunakan metode Volumetri,

yaitu pengambilan udara dengan volume tertentu melelui media

pengumpulnya dimana diketahui laju alirnya pada waktu tertentu. Adapun

instrument atau peralatan yang digunakan adalah gas sampler atau high

volume sampler yang melibatkan 0,1 N Sodium tetra-chloromercurate sebagai

agen pengabsorbsi.

Prinsip

Gas sulfur dioksida (SO2) diserap dalam larutan penjerap tetrakloromerkurat

membentuk senyawa kompleks diklorosulfonatomerkurat. Dengan

menambahkan larutan pararosanilin dan formaldehida, kedalam senyawa

diklorosulfonatomerkurat maka terbentuk senyawa pararosanilin metil sulfonat

yang berwarna ungu. Konsentrasi larutan di ukur pada panjang gelombang 550

nm.

Sumber : Radojevic, 1999

Page 3: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

Pembuatan Larutan penjerap tetrakloromerkurat (TCM) 0,04 M

1. Larutkan 10,86 g merkuri (II) klorida (HgCl2) dengan 800 mL air suling ke

dalam gelas piala 1000 mL.

2. Tambahkan berturut-turut 5,96 g kalium klorida (KCl) dan 0,066 g EDTA

[(HOCOCH2)2N(CH2)2 N(CH2COONa)2. 2H2O], lalu aduk sampai homogen.

3. Pindahkan ke dalam labu ukur 1000 mL, encerkan dengan air suling hingga

tanda terlalu homogenkan.

Pembuatan Larutan induk natrium metabisulfit (Na2S2O5)

1. Larutkan 0,3 g Na2S2O5 dengan air suling ke dalam gelas piala 100 mL.

2. Pindahkan ke dalam labu ukur 500 mL, encerkan dengan air suling hingga

tanda tera lalu homogenkan.

CATATAN 1 0,3 g Na2S2O5 dapat diganti dengan 0,4 g Na2SO3.

CATATAN 2 Air suling yang digunakan telah dididihkan

Pembuatan Larutan induk natrium tio sulfat (Na2S2O3) 0,1 N

1. Larutkan 24,82 g Na2S2O3.5H2O dengan 200 mL air suling dingin yang telah

dididihkan ke dalam gelas piala 250 mL dan tambahkan 0,1 g natrium karbonat

(Na2CO3).

2. Pindahkan ke dalam labu ukur 1000 mL kemudian encerkan dengan air suling

sampai tanda tera dan homogenkan.

3. Diamkan larutan ini selama 1 hari sebelum dilakukan standarisasi

Pengambilan contoh uji

Pengambilan contoh uji selama 1 jam

1. Susun peralatan pengambilan contoh uji seperti pada gambar 2.

2. Masukkan larutan penjerap SO2 sebanyak 10 mL ke masing-masing botol

penjerap. Atur botol penjerap agar terlindung dari hujan dan sinar matahari

langsung.

3. Hidupkan pompa penghisap udara dan atur kecepatan alir 0,5 L/menit

sampai 1 L/menit,setelah stabil catat laju alir awal F1 (L/menit).

4. Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat temperatur dan

tekanan udara.

5. Setelah 1 jam, catat laju alir akhir F2 (L/menit) dan kemudian matikan

Page 4: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

pompa penghisap.

6. Diamkan selama 20 menit setelah pengambilan contoh uji untuk

menghilangkan pengganggu.

CATATAN Contoh uji dapat stabil selama 24 jam, jika disimpan pada suhu 5oC dan terhindar dari

sinar matahari.

Pengambilan contoh uji selama 24 jam

1. Susun peralatan pengambilan contoh uji seperti pada gambar 3.

2. Masukkan larutan penjerap SO2 sebanyak 50 mL ke masing-masing botol

penjerap. Atur botol penjerap agar terlindung dari hujan dan sinar matahari

langsung.

3. Hidupkan pompa penghisap udara dan atur kecepatan alir 0,2 L/menit,

setelah stabilcatat laju alir awal F1 (L/menit).

4. Lakukan pengambilan contoh uji selama 24 jam dan catat temperatur dan

tekanan udara.

5. Setelah 24 jam, catat laju alir akhir F2 (L/menit) dan kemudian matikan

Pompa penghisap.

6. Diamkan selama 20 menit setelah pengambilan contoh uji untuk

menghilangkanpengganggu.

Sedangkan untuk analisis di labolatorium digunakan metode Colorimetric,

yaitu dengan estimasi penyerapan SO2 dari reagen absorbsi pada 540 nm

menggunakan spektofotometer. Bahan-bahan kimia yang terlibat yaitu

Pararosaniline hydrochloride, Acid bleached, Formaldehyde (0,2%), Sulphamic

acid, Larutan Sulphur dioxide standar. Adapun langkah –langkah analisisnya

adalah sebagai berikut (Gokhale, 2009).

Persiapan pengujian

Standardisasi larutan natrium tiosulfat 0,01 N

a) Panaskan kalium iodat (KIO3) pada suhu 180oC selama 2 jam dan

didinginkan dalam desikator.

b) Larutkan 0,09 g kalium iodat (KIO3) ke dalam labu ukur 250 mL dan

tambahkan air suling sampai tanda tera, lalu homogenkan.

c) Pipet 25 mL larutan kalium iodat ke dalam labu erlenmeyer asah 250 mL.

d) Tambahkan 1 g KI dan 10 mL HCl (1+10) ke dalam labu erlenmeye

Page 5: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

tersebut.

e) Tutup labu erlemeyer dan tunggu 5 menit, titrasi larutan dalam erlenmeyer

dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N sampai warna larutan kuning muda.

f) Tambahkan 5 mL indikator kanji, dan lanjutkan titrasi sampai titik akhir

(warna biru tepat hilang), catat volum larutan penitar yang diperlukan.

g) Hitung normalitas larutan natrium tio sulfat tersebut dengan rumus sebagai

berikut:

dengan pengertian:

N adalah konsentrasi larutan natrium tio sulfat dalam grek/L (N);

b adalah bobot KIO3 dalam 250 mL air suling (g);

V 1 adalah volum KIO3 yang digunakan dalam titrasi (mL);

V 2 adalah volum larutan natrium tio sulfat hasil titrasi (mL);

35,67 adalah bobot ekivalen KIO3 (BM KIO3 /6);

250 adalah volum larutan KIO3 yang dibuat dalam labu ukur 250 mL;

1000 adalah konversi liter (L) ke mL.

Penentuan konsentrasi SO2 dalam larutan induk Na2S2O5

a) Pipet 25 mL larutan induk Na2S2O5 pada langkah 4.2.2 ke dalam labu

erlenmeyer asah dan pipet 50 mL larutan iod 0,01 N ke dalam labu dan

simpan dalam ruang tertutup selama 5 menit.

b) Titrasi larutan dalam erlenmeyer dengan larutan tio 0,01 N sampai warna

larutan kuning muda.

c) Tambahkan 5 mL indikator kanji, dan lanjutkan titrasi sampai titik akhir

(warna biru tepat hilang), catat volum larutan penitar yang diperlukan (Vc).

d) Pipet 25 mL air suling sebagai blanko ke dalam erlenmeyer asah dan

lakukan langkahlangkah di atas (Vb).

e) Hitung konsentrasi SO2 dalam larutan induk tersebut dengan rumus sebagai

berikut:

a. Kurva Kalibrasi

Menyiapkan larutan standar SO2 dengan konsentrasi 0-25 µg SO2

Page 6: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

Tambahkan 14 ml reagen pengabsorbsi dan 1 mL pararosaniline

hydrochloride

Ukur masing-masing flask dengan spektofotometer pada panjang

gelombang 540 nm

Plot grafik antara absorbansi dengan konsentrasi

Pengujian contoh uji

Pengujian contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 1 jam

Pindahkan larutan contoh uji ke dalam tabung uji 25 mL dan tambahkan 5

mL air suling untuk membilas.

Lakukan langkah-langkah pada 4.5.3 butir d) sampai h).

Baca serapan contoh uji kemudian hitung konsentrasi dengan menggunakan

kurva kalibrasi.

Lakukan langkah-langkah diatas untuk pengujian blanko dengan

menggunakan 10 mL larutan penjerap.

Pengujian contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 24 jam

Pindahkan larutan contoh uji ke dalam labu ukur 50 mL, bilas dan tepatkan

dengan larutan penjerap lalu homogenkan.

Pipet 5 mL larutan diatas masukkan ke dalam tabung uji 25 mL dan

tambahkan 5 mL larutan penjerap.

Lakukan langkah-langkah pada 4.5.3 butir d) sampai h).

Baca serapan contoh uji kemudian hitung konsentrasi dengan menggunakan

kurva kalibrasi.

Lakukan langkah-langkah diatas untuk pengujian blanko dengan

menggunakan 10 mL arutan penjerap.

Dimana perhitungannya adalah (Gokhale, 2009) :

a. Rata-rata laju alir jika terdapat perbedaan yang signifikan pada laju alir

awal dan akhir

b. Total volume udara sampel (TVA)

= laju alir rata-rata (L)*10-3 (m3/L)*waktu (jam)*60 (menit/jam)

c. µgSO2 / TVA

2. Analisis NOX

Prinsip

Page 7: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

Gas nitrogen dioksida dijerap dalam larutan Griess Saltzman sehingga

membentuk suatu senyawa azo dye berwarna merah muda yang stabil setelah

15 menit. Konsentrasi larutan ditentukan secara spektrofotometri pada panjang

gelombang 550 nm.

Pembuatan larutan penjerap Griess Saltzman.

1. Larutkan 5 g asam sulfanilat (H2NC6H4SO3H) dalam gelas piala 1000

mL dengan140 mL asam asetat glasial, aduk secara hati-hati dengan

stirrer sambilditambahkan dengan air suling hingga kurang lebih 800

mL.

2. Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1000 mL.

3. Tambahkan 20 mL larutan induk NEDA, dan 10 mL aseton, tambahkan

air sulinghingga tanda tera, lalu homogenkan.

CATATAN Pembuatan larutan penjerap ini tidak boleh terlalu lama kontak

dengan udara. Masukkan larutan penjerap tersebut ke dalam botol pyrex

berwarna gelap dan simpan dalam lemari pendingin. Larutan ini stabil selama

2 bulan.

Pembuatan larutan induk nitrit (NO2-) 1640 μg/mL;

1. Keringkan natrium nitrit (NaNO2) dalam oven selama 2 jam pada suhu

105oC, dan dinginkan dalam desikator;

2. Timbang 0,246 g natrium nitrit yang tersebut diatas, kemudian larutkan

ke dalam labu ukur 100 mL dengan air suling, tambahkan air suling

hingga tanda tera, lalu homogenkan;

3. Pindahkan arutan tersebut ke dalam botol coklat dan simpan di lemari

pendingin.

CATATAN Larutan ini stabil selama 3 bulan.

Pembuatan larutan standar nitrit (NO2- );

1. Masukkan 10 mL larutan induk natrium nitrit ke dalam labu ukur 1000

mL, tambahkan suling hingga tanda tera, lalu homogenkan.

Page 8: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

Pengambilan contoh uji

1. Susun peralatan pengambilan contoh uji seperti pada gambar 2.

2. Masukkan larutan penjerap Griess Saltzman sebanyak 10 mL ke dalam

botol penjerap.

3. Atur botol penjerap agar terlindung dari hujan dan sinar matahari

langsung.

4. Hidupkan pompa penghisap udara dan atur kecepatan alir 0,4 L/menit,

setelah stabil

5. catat laju alir awal (F1).

6. Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat temperatur dan

tekanan udara.

7. Setelah 1 jam catat laju alir akhir (F2) dan kemudian matikan pompa

penghisap.

8. Analisis dilakukan di lapangan segera setelah pengambilan contoh uji.

CATATAN Bila pengoksidasi atau pereduksi hadir, pengukuran harus sudah

dilakukan maksimum 1

jam setelah pengambilan contoh uji.

Page 9: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

Persiapan pengujian

a. Pembuatan kurva kalibrasi

1. Optimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat.

2. Masukkan masing-masing 0,0 mL; 0,1 mL; 0,2 mL; 0,4 mL; 0,6 mL;

0,8 mL dan 1,0 mL larutan standar nitrit menggunakan pipet volumetrik

atau buret mikro ke dalam tabung uji 25 mL.

3. Tambahkan larutan penjerap sampai tanda tera. Kocok dengan baik dan

biarkan selama 15 menit agar pembentukan warna sempurna.

4. Ukur serapan masing-masing larutan standar dengan spektrofotometer

pada panjang gelombang 550 nm.

5. Buat kurva kalibrasi antara serapan dengan jumlah NO2 (μg).

b. Pengujian contoh uji

1. Masukkan larutan contoh uji ke dalam kuvet pada alat

spektrofotometer, lalu ukur intensitas warna merah muda yang

terbentuk pada panjang gelombang 550 nm.

2. Baca serapan contoh uji kemudian hitung konsentrasi dengan

menggunakan kurva kalibrasi.

3. Lakukan langkah-langkah 4.6 butir a) sampai b) untuk larutan penjerap

yang diukur sebagai larutan blanko.

Perhitungan

Perhitungan Konsentrasi NO2 dalam larutan standar

Jumlah NO2 (μg) tiap 1 mL larutan standar yang digunakan dapat dihitung

dengan rumus

sebagai berikut:

dengan pengertian:

NO2 adalah jumlah NO2 dalam larutan standar NaNO2 (μg/mL);

a = berat NaNO2 yang ditimbang (g);

46 adalah berat molekul NO2

Page 10: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

69 adalah berat molekul NaNO2

f = faktor yang menunjukkan jumlah mol NaNO2 yang menghasilkan warna

yang setara dengan 1 mol NO2 (nilai f = 0,82);

10/1000 adalah faktor pengenceran dari larutan induk NaNO2;

106 adalah konversi dari gram ke μg.

Perhitungan Konsentrasi NO2 di udara ambien

Konsentrasi NO2 dalam contoh uji dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

dengan pengertian:

C adalah konsentrasi NO2 di udara (μg/Nm3);

b adalah jumlah NO2 dari contoh uji hasil perhitungan dari kurva kalibrasi

(μg);

V adalah volum udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal

25oC,760 mmHg;

10/25 adalah faktor pengenceran;

1000 lah konversi liter ke m3.

3.Analisis CO

Alat yang digunakan dalam analisis CO di udara adalah Gas Chromatograph

dengan loop sampel gas dari stainless steel, katup sampling, dan DID. Untuk

reagen secaara komersial disiapkan botol campuran CO yang diencerkan

dengan udara atau N2 cocok untuk menghasilkan gas standar. Konsentrasi CO

harus disertifikasi. Penyaringan, kompresi, udara CO bebas digunakan untuk

pengenceran bila diperlukan. Sebuah sumber yang nyaman udara murni adalah

silinder USP (United State Pharmacopeia) kelas udara. Sejumlah kecil CO

dapat dihapus dari udara dengan menggunakan unit filter katalitik

mengandung hopcalite untuk mengkonversi CO apapun untuk CO2. Helium

(<1 ppm kotoran) digunakan sebagai gas pembawa.

Page 11: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan, namun, para analis harus

memeriksa secara visual volume tas setelah menerima dan membandingkan

dengan volume udara lapangan untuk menilai kemungkinan kebocoran.

Adapun langkah-kangkah analisis CO adalah sebagai berikut (Adler, 1991).

a. Pastikan kondisi GC baik

b. Pengenalan sampel dan standar

Menghubungkan port outlet pompa personal sampling untuk

pengambilan sampel lingkaran melalui tabung inert.

Sesuaikan pompa untuk memberikan laju aliran yang cocok untuk

sampel loading dari kantong untuk loop sampling.

Hubungkan sepotong pipa pendek dari pelabuhan inlet dari pompa ke

kantong sampel. Putar katup kantong berlawanan dengan posisi

terbuka dan menyalakan pompa.

Setelah sampel dimuat ke loop (yang dibuang ke atmosfer), matikan

pompa untuk memungkinkan sampel loop untuk kembali ke tekanan

atmosfer. Tunggu 1 hingga 2 menit untuk pemerataan tekanan dan

kemudian buka katup gas sampling. Aliran gas pembawa kini

diarahkan melalui loop sampel ke kolom dan detektor.

c. Tergantung pada kolom dan karakteristik aliran GC, waktu retensi CO

berada dalam kisaran 12 sampai 14 menit.

4. Analisis CO2

Analisis Karbondioksida menggunakan Gas Chromatograph (GC) dimana

prinsip kerjanya, sejumlah sampel dimasukkan kedalam GC dan konsentrasi

gas tersebut ditentukan menggunakan detektor konduktifitas termal dan

integrator (McNAir, 1969).

Page 12: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

Sumber : Emerson, 2012

Tahap-tahap Analisisnya yaitu (McNAir, 1969) :

a. Pengumpulan sampel

b. Penyiapkan GC

c. Pemeriksaan Analyzer Linearity dan kalibrasi

d. Analisis Sampel

Page 13: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

5. Analisa hidrokarbon

Metode ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pelaksana dalam

melakukan pengujian di laboratorium, dengan tujuan untuk memperoleh

pengukuran kandungan Gas Hidrokarbon di udara sehingga dapat

digunakan oleh perencana untuk memantau buangan lalu lintas.

Pencemaran hidrokarbon di udara yaitu adanya hidrokarbon di udara

dalam jumlah dan waktu tertentu, yang dapat menimbulkan gangguan

terhadap mahkluk hidup, tumbuhan dan atau benda.

Alat uji yang digunakan adalah:

1) gas kromatograp,

2) gel as ukur, pipet, tabung karbon aktif,

3) pompa udara,

Page 14: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

4) alat pengatur aliran udara, thermometer, barometer dan hidromete

alat suntik.

Prosedur pengambilan benda uji, antara lain:

1) susunan peralatan seperti gambar;

2) hidupkan pompa udara, dengan laju aliran 0,2 li ter/meni t;

3) ukur suhu, tekanan serta kelembaban udara;

4) Matikan pompa udara;

5) simpan benda uji dengan waktu penyimpanan tidak l ebih dari 5 jam.

Page 15: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23
Page 16: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

6 Analisis perticulate matter

Prinsip kerja

Udara dihisap melalui filter di dalam shelterdengan menggunakan pompa

vakum laju alir tinggi sehingga partikel terkumpul di permukaan filter. Jumlah

partikel yang terakumulasi tinggi sehingga partikel terkumpul di permukaan

filter. Jumlah partikel yang terakumulasi dalam filter selama periode waktu

Page 17: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

tertentu dianalisa secara gravimetri. Laju alir di pantau saat periode pengujian.

Hasilnya ditampilkan dalam bentuk satuan massa partikulat yang

terkumpul per satuan volum contoh uji udara yang diambil sebagai µg/m3

Pengambilan contoh uji

Pengambilan contoh uji dengan tahapan sebagai berikut :

1. Tempatkan filter pada filter holder.

2. Tempatkan alat uji di posisi dan lokasi pengukuran menurut metode

penentuan lokasi titik ambien.

3. Nyalakan alat uji dan catat waktu serta tanggal, baca indikator laju alir dan

catat pula mendeteksi kehilangan waktu karena gangguan listrik. pantau

laju alir.

4. Lakukan pengambilan contoh uji selama 24 jam. Selama periode

pengambilan, baca laju alir, temperatur, tekanan barometer minimal 2 kali,

dikumpulkan hingga seluruh data terkumpul pada akhir pengukuran. Jika

Page 18: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

hanya pembacaan awal dan akhir dibuat, asumsikan bahwa perubahan

pembacaan linear setiap waktu.

5. Catat semua pembacaan seperti baca laju alir (Q2), temperatur,

dikumpulkan hingga seluruh data terkumpul pada akhir pengukuran.

6. Pindahkan filter secara hati-hati, jaga agar tidak ada partikel yang terlepas,

lipat filter dengan partikulat tertangkap di dalamnya. Tempatkan lipatan

filter dalam alumunium foil dan tandai untuk identifikasi.

CATATAN 1 Obyek seperti serangga yang tertangkap dalam filter akan

menambah berat. Pisahkan dengan menggunakan pinset

CATATAN 2 Aerosol cair, seperti minyak dan partikel sisa pembakaran yang

tertinggal di filter dapat menyebabkan filter yang digunakan

menjadi basah dan menyebabkan filter rusak dan filtrasi tidak

terjadi dengan baik

CATATAN 3 Senyawa dari gas atau uap yang bersifat reaktif dan terserap

pada filter akan tertimbang sebagai senyawa partikulat.

CATATAN 4 Bila filter sudah penuh dengan debu (ditandai dengan turunnya

laju alir atau lebih dari 50%) maka filter diganti

CATATAN 5 Kemungkinan terjadinya kegagalan voltase atau padamnya

listrik pada saat pengambilan akan menyebabkan kesalahan,

maka diharapkan pencatatan kontinyu dari laju alir.

Persiapan contoh uji

a) Tandai filter untuk identifikasi.

b) Kondisikan filter pada desikator (kelembaban 50%) atau di ruangan

terkondisi (AC) dan biarkan selama 24 jam.

c) Timbang lembaran filter dengan timbangan analitik (W1).

d) Filter dibungkus dalam kotak dengan lembaran antara (glassine)dan

bungkus dengan plastik selama tranportasi ke lapangan.

Pengujian contoh uji

a) Kondisikan filter pada desikator (kelembaban 50%) atau di ruangan

terkondisi (AC) dan biarkan selama 24 jam.

Page 19: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

b) Timbang filter sampai diperoleh berat tetap (W2).

Perhitungan Koreksi laju alir pada kondisi standar

dengan pengertian:

Qs adalah laju alir volum dikoreksi pada kondisi standar (m3/menit);

Qo adalah laju alir volum uji (m3 /menit);

Ts adalah temperatur standar, 298 K;

To adalah temperatur absolut (273 + t ukur )dimana Qo C ditentukan;

Ps adalah tekanan baromatik standar, 101.3 kPa (760 mmHg);

Po adalah tekanan baromatik dimana Qoditentukan.

CATATAN Qodiukur minimal 2 kali.

Volum udara yang diambil

dengan pengertian:

V adalah volum udara yang diambil (m3);

Qs1 adalah laju alir awal terkoreksi pada pengukuran pertama (m3/menit);

Qs2 adalah laju alir akhir terkoreksi pada pengukuran kedua (m3/menit);

T adalah durasi pengambilan contoh uji (menit).

Konsentrasi partikel tersuspensi total dalam udara ambien

Konsentrasi partikel tersuspensi total dalam contoh uji dapat dihitung

dengan rumus sebagai

Berikut

dengan pengertian:

Page 20: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

C adalah konsentrasi massa partikel tersuspensi (µg/Nm3);

W1 adalah berat filter awal (g);

W2 adalah berat filter akhir (g);

V adalah volum contoh uji udara, (m3);

106 adalah konversi g ke µg.

.

Page 21: Tugas Analisa Lingkungan Kelas a (Kristian. Ristika)23

DAFTAR PUSTAKA

Adler, Robert G. 1991. Carbon Monoxide In Workplace Atmospheres. Utah :

OSHA Salt Lake Technical Center

Gokhale, Dr. Sharad. 2009. Air Pollution Sampling and Analysis. India : Indian

Institute of Technology Guwahati

McNair, H. M., and E. J. Bonnelli. 1969. Basic Gas Chromatography.

Consolidated Printers, Berkeley, CA.

Radojevic, Miroslavic et al. 1999. Practical Environmental Analysis .UK : The

Royal Society of Chemistry

SNI 19-7119.2-2005 Udara ambien – Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida

(NO2) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

SNI 19-7119.3-2005 Udara ambien – Bagian 3: Cara uji partikel tersuspensi total

menggunakan peralatan high volume air sampler (HVAS) dengan metoda

gravimetri

SNI 19-7119.7-2005 Udara ambien – Bagian 7 : Cara uji kadar sulfur dioksida

(SO2) dengan metoda pararosanilin menggunakan spektrofotometer