tugas akhir ss 145561 peramalan penjualan tenaga...

101
TUGAS AKHIR – SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA LISTRIK PADA SEKTOR INDUSTRI DI PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR INUNG ANGGUN SAPUTRI NRP 1313 030 082 Dosen Pembimbing Santi Puteri Rahayu, M.Si, Ph.D PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN STATISTIKA Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2016

Upload: others

Post on 11-May-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

TUGAS AKHIR – SS 145561

PERAMALAN PENJUALAN TENAGA LISTRIK PADA SEKTOR

INDUSTRI DI PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR

INUNG ANGGUN SAPUTRI

NRP 1313 030 082

Dosen Pembimbing

Santi Puteri Rahayu, M.Si, Ph.D

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

JURUSAN STATISTIKA

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya 2016

Page 2: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

FINAL PROJECT – SS 145561

FORECASTING THE SALES OF ELECTRICITY FOR

INDUSTRIAL SECTOR IN PT PLN (Persero) DISTRIBUTION

OF EAST JAVA

INUNG ANGGUN SAPUTRI

NRP 1313 030 082

Supervisor

Santi Puteri Rahayu, M.Si, Ph.D

DIPLOMA III STUDY PROGRAM

DEPARTMENT OF STATISTICS

Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya 2016

Page 3: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan
Page 4: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan
Page 5: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

ix

PERAMALAN PENJUALAN TENAGA LISTRIK PADA

SEKTOR INDUSTRI DI PT PLN (PERSERO)

DISTRIBUSI JAWA TIMUR

Nama : Inung Anggun Saputri

NRP : 1313 030 082

Jurusan : Statistika FMIPA-ITS

Pembimbing : Santi Puteri Rahayu, M.Si, Ph.D

ABSTRAK Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan proporsi

industri yang besar. Industri di Jawa Timur akan mengalami

peningkatan seiring dengan letak Provinsi Jawa Timur yang strategis

sebagai pendorong jasa dan industri nasional. Jawa Timur masih

tetap menjadi provinsi yang dilirik para investor untuk

mengembangkan perusahaannya. Menurut PT PLN (Persero)

Distribusi Jawa Timur sektor industri mempunyai permintaan tenaga

listrik paling tinggi. Distribusi tenaga listrik harus dilakukan secara

optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan

kebutuhan atau permintaan listrik oleh konsumen dengan jumlah

kapasitas listrik yang didistribusikan oleh PLN. Salah satu cara yang

dapat digunakan dan diimplementasikan untuk mengatasi

permasalahan tersebut adalah memprediksi permintaan tenaga listrik

yang dibutuhkan konsumen pada periode yang akan datang.

Tujuannya adalah mengetahui jumlah tenaga listrik yang harus

didistribusikan kepada konsumen, sehingga sistem distribusi tenaga

listrik pada sektor indusri bisa lebih baik. Data yang digunakan pada

penelitian ini adalah data tenaga listrik terjual dalam satuan KWh

periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2015 pada sektor

industri. Model terbaik yang diperoleh adalah ARIMA (1,1,10). Nilai

peramalan tertinggi diperkirakan terjadi pada bulan Juni 2016.

Penjualan tenaga listrik pada tahun 2016 diprediksi mengalami

kenaikan sebesar 1,96% dari tahun sebelumnya.

Kata kunci : ARIMA, Distribusi, Tenaga Listrik, Peramalan, PLN.

Page 6: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

x

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 7: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

xi

TIME SERIES FORECASTING SALES OF

ELECTRICITY IN THE INDUSTRIAL SECTOR IN PT

PLN (Persero) EAST JAVA DISTRIBUTION

Name : Inung Anggun Saputri

NRP : 1313 030 082

Major : Statistika FMIPA-ITS

Supervisor : Santi Puteri Rahayu, M.Si, Ph.D

ABSTRACT

East Java is one of the provinces with a large proportion of the

industry. Industry in East Java will increase in line with the location

of East Java province which is positioned as a driver of national

services and industry. East Java is still the province who ogled

investors to develop the company. According to PT PLN (Persero)

Distribution of East Java industrial sector has the highest demand for

electric power. Power distribution should be optimal and needed a

proper way to adjust the need or demand for electricity by consumers

with total capacity of electricity distributed by PLN. One way that can

be used and implemented to overcome these problems is to predict

demand for electric power required by customers in the coming

period. The goal was to determine the amount of electricity to be

distributed to consumers, so that the electricity distribution system in

industry-sector could be better. The data used in this study is data

electricity KWh units sold in the period January 2009 to December

2015 in the industrial sector. The best model obtained is ARIMA

(1,1,10). Highest prediction value is expected to occur in May2016.

Sales of electricity in 2016 increased by 1.96% from the previous year.

Keywords : ARIMA, Distribution, Electricity, Forecasting, PLN.

Page 8: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

xii

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 9: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

xvii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................. vii

ABSTRAK ............................................................................. ix

KATA PENGANTAR .........................................................xiii

DAFTAR ISI ....................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................... xix

DAFTAR TABEL ................................................................ xxi

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................xxiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................... 3

1.3 Tujuan ................................................................. 3

1.4 Manfaat ............................................................... 3

1.5 Batasan Masalah ................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................ 5

2.1 Statistika Deskriptif ............................................ 5

2.2 Analisis Time Series ........................................... 6

2.2.1 Stasioneritas ........................................................ 6

2.2.2 Autocorrelation Function (ACF) dan Partial

Autocorrelation Function (PACF) ...................... 7

2.3 Prosedur ARIMA Box-Jenkins ........................... 9

2.3.1 Identifikasi Model ............................................... 9

2.3.2 Estimasi dan Pengujian Parameter .....................11

2.3.3 Uji Kesesuaian Model........................................13

2.3.4 Pemilihan Model Terbaik ..................................15

2.4 Deteksi Outlier ..................................................16

2.5 Ketenagalistrikan ...............................................18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................... 21

3.1 Sumber Data dan Variabel Penelitian ................21

3.2 Langkah Analisis ...............................................22

Page 10: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

xviii

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................ 25

4.1 Karakteristik Tenaga Listrik Terjual Sektor

Industri di Jawa Timur ...................................... 25

4.2 Pemodelan Penjualan Tenaga Listrik Sektor

Industri di Jawa Timur dengan ARIMA ........... 28

4.2.1 Identifikasi Model Time Series ......................... 28

4.2.2 Pengujian Model Penjualan Tenaga Listrik Sektor

Industri di Jawa Timur ...................................... 33

4.2.3 Peramalan Penjualan Tenaga Listrik Sektor

Industri di Jawa Timur ...................................... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................ 43

5.1 Kesimpulan ....................................................... 43

5.2 Saran ................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Diagram Alir ..................................................... 24

Gambar 4.1 Time Series Plot Penjualan Tenaga Listrik ....... 25

Gambar 4.2 Time Series Plot Penjualan Tenaga Listrik

Setelah Penggantian Data .................................. 26

Gambar 4.3 Kenaikan dan Penurunan Penjualan Tenaga

Listrik.................................................................27

Gambar 4.4 Time Series Plot Data In Sample ...................... 29

Gambar 4.5 Box-Cox Tenaga Listrik .................................... 29

Gambar 4.6 Plot ACF Penjualan Tenaga Listrik Sektor

Industri Jawa Timur ........................................ 30

Gambar 4.7 Time Series Plot Setelah Differencing .............. 31

Gambar 4.8 (a) Plot ACF, (b) Plot PACF ........................... 32

Gambar 4.9 Plot Residual Identik ......................................... 36

Gambar 4.10 Plot Data In Sample Aktual vs Fits ................. 38

Gambar 4.11 Plot Data Out Sample Aktual vs Fits .............. 38

Gambar 4.12 Plot Data Ramalan ..........................................39

Gambar 4.13 Penjualan Tenaga Listrik di Sektor Industri

Tahun 2015 dan 2016 ......................................41

Gambar 4.14 Plot Data dan Ramalan ...................................42

Page 12: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

xx

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 13: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

xxi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tabel Transformasi Box-Cox ................................... 7

Tabel 2.2 Bentuk ACF dan PACF model ARIMA .................. 9

Tabel 4.1 Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, dan

Maksimum Tenaga Listrik ................................... 27

Tabel 4.2 Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, dan

Maksimum Tenaga Listrik Data Insample dan

Outsample ............................................................28

Tabel 4.3 Uji Dickey Fuller Sebelum Differencing ............... 30

Tabel 4.4 Uji Dickey Fuller Setelah Differencing ................. 32

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Pemodelan ARIMA ..................... 33

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Residual White Noise .................. 34

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Glejser ......................................... 36

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Residual Berdistribusi Normal .... 36

Tabel 4.9 Kriteria Pemilihan Model Terbaik ......................... 37

Tabel 4.10 Nilai Ramalan dan Selang Kepercayaan ............. 40

Tabel 4.11 Penjualan Tenaga Listrik (KWh) ......................... 40

Page 14: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

xxii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 15: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Penjualan Tenaga Listrik Sektor Industri di

Jawa Timur dalam KWh. ................................ 47

Lampiran 2. Output Minitab Statistika Deskriptif ................ 49

Lampiran 3. Output Minitab ACF ........................................ 50

Lampiran 4. Output Minitab PACF ...................................... 52

Lampiran 5. Output Minitab Pengujian Glejser ................... 54

Lampiran 6. Syntax SAS Pengujian Dickey Fuller ............... 55

Lampiran 7. Syntax SAS Pengujian Dickey Fuller Setelah

Differencing ....................................................56

Lampiran 8. Syntax SAS Model ARIMA (0,1,1) .................57

Lampiran 9. Syntax SAS Model ARIMA (1,1,0) ................. 58

Lampiran 10. Syntax SAS Model ARIMA (0,1,9) ............... 59

Lampiran 11. Syntax SAS Model ARIMA (1,1,9) ...............60

Lampiran 12. Syntax SAS Model ARIMA (0,1,10) ............. 61

Lampiran 13. Syntax SAS Model ARIMA (1,1,10) .............62

Lampiran 14. Syntax SAS Model ARIMA ([1,2],1,0) ..........63

Lampiran 15. Syntax SAS Model ARIMA ([1,2],1,9) .......... 64

Lampiran 16. Syntax SAS Model ARIMA (0,1,[1,9,10]) .....65

Lampiran 17. Output SAS Dickey Fuller ............................. 66

Lampiran 18. Output SAS Dickey Fuller (2) ....................... 67

Lampiran 19. Output SAS Model ARIMA (0,1,1) ............... 68

Lampiran 20. Output SAS Model ARIMA (1,1,0) ............... 69

Lampiran 21. Output SAS Model ARIMA (0,1,9) ............... 70

Lampiran 22. Output SAS Model ARIMA (1,1,9) ............... 71

Lampiran 23. Output SAS Model ARIMA (0,1,10) ............. 72

Lampiran 24. Output SAS Model ARIMA (1,1,10) ............. 73

Lampiran 25. Output SAS Model ARIMA ([1,2],1,0) ......... 74

Lampiran 26. Output SAS Model ARIMA ([1,2],1,9) ......... 75

Lampiran 27. Output SAS Model ARIMA (0,1,[1,9,10]) .... 76

Page 16: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

xxiv

Lampiran 28. Syntax SAS Model ARIMA (1,1,10) untuk

Peramalan ...................................................... 77

Lampiran 29. Output SAS Peramalan Model ARIMA

(1,1,10) .......................................................... 78

Lampiran 30. Langkah Pemodelan ARIMA (1,1,10) ......... 79

Page 17: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini Indonesia telah menjelma menjadi Negara dengan

proporsi industri manufaktur dan jasa yang lebih besar.

Pengembangan sektor industri masih menjadi tantangan sekaligus

sasaran inovasi pada tahun 2025 (Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian, 2011). Proses industrialisasi di Jawa Timur

diprediksi akan semakin meningkat seiring meningkatnya peran

strategis Provinsi Jawa Timur sebagai pendorong jasa dan industri

nasional dalam kebijakan Master Plan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Kegiatan industri

sebagai indikator perekonomian wilayah Jawa Timur telah

dirasakan sejak zaman dahulu hingga sekarang. Jawa Timur tetap

menjadi daerah yang terus dilirik investor untuk mendirikan

pabrik, karena pemodal memang wajib berada di dalam kawasan

industri sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2009

tentang Kawasan Industri. Oleh karena itu, Jawa Timur dituntut

untuk ekspansif, pengembangan kawasan industri akan terus

diarahkan ke lokasi-lokasi alternatif yang belum memiliki kawasan

industri akan tetapi memiliki gerakan industrialisasi yang tinggi.

Maskur (2015) menyatakan bahwa terdapat kendala yang mungkin

dihadapi para investor yaitu ketersediaan air dan listrik.

Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting

dan sebagai sumber daya ekonomis yang dibutuhkan dalam suatu

kegiatan dalam berbagai sektor khususnya. Seiring dengan

perkembangan dan kemajuan teknologi, pembangunan industri

berkaitan erat dengan tenaga listrik yang merupakan faktor penting

yang mendukung perkembangan pembangunan khususnya sektor

industri. Menurut PT Perusahaan Listrik (Persero) tahun 2014,

sektor industri merupakan golongan yang mempunyai permintaan

tenaga listrik paling tinggi (PLN, 2014). Pemanfaatan energi listrik

secara optimum oleh sektor industri dapat dibantu dengan

manajemen sistem distribusi yang efektif dan efisien. Sistem

Page 18: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

2

distribusi tenaga listrik di Indonesia merupakan wewenang suatu

badan dibawah pemerintah negara yaitu PT PLN. Distribusi tenaga

listrik harus dilakukan secara optimal dan sesuai dengan kebutuhan

konsumen. Sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa listrik di

Indonesia, PT PLN (Persero) harus mampu mengatasi terjadinya

pemborosan listrik akibat adanya kesalahan data, pendistribusian

yang tidak tepat yang dapat menyebabkan pemadaman bergilir

akibat daya yang dikirim kurang dari permintaan tenaga listrik oleh

konsumen. Berdasarkan permasalahan yang sering terjadi tersebut,

diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

atau permintaan listrik oleh konsumen dengan jumlah kapasitas

listrik. Salah satu cara yang dapat digunakan dan

diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah

memprediksi permintaan tenaga listrik yang dibutuhkan konsumen

pada periode yang akan datang. Jadi dengan adanya prediksi

permintaan tenaga listrik pada jangka waktu ke depan dapat

menyeimbangkan antara permintaan konsumen dengan kapasitas

listrik yang dimiliki oleh PT PLN. Nilai prediksi atau peramalan

permintaan tenaga listrik menghasilkan akurasi yang tepat, maka

akan didapatkan optimalisasi penyediaan tenaga listrik oleh PT

PLN kepada konsumen.

Penelitian sebelumnya oleh Anggraeni (2012) mengenai

peramalan penjualan tenaga listrik di PT PLN (Persero) Area

Pelayanan Surabaya Barat menggunakan Double Exponential

Smoothing dan ARIMA Box-Jenkins menyatakan bahwa model

terbaik dari peramalan penjualan listrik prabayar adalah dengan

menggunakan Double Exponential Smoothing karena memiliki

nilai MSE yang paling kecil dibandingkan dengan model Random

Walk dan Analisis Trend. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

didapatkan kesimpulan lainnya yaitu pada penjualan listrik

pascabayar model ARIMA (2,1,0) merupakan model terbaik.

Penelitian lainnya oleh Sugianto (2012) dengan menggunakan

metode yang sama yaitu peramalan beban listrik di PT PLN APJ

Surabaya Selatan menggunakan metode ARIMA yang menyatakan

bahwa model terbaik untuk meramalkan beban listrik adalah model

Page 19: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

3

gabungan antara regresi trend linear dan ARIMA residual.

Selanjutnya penelitian yang pernah dilakukan oleh Zulfa (2015)

adalah peramalan beban listrik jangka pendek di Jawa Timur

Menggunakan Metode ARIMA dan ANFIS yang menyatakan

bahwa metode ARIMA menghasilkan nilai kebaikan model yang

lebih akurat dibandingkan dengan metode ANFIS.

Berdasarkan uraian tersebut, pada penelitian ini dilakukan

peramalan penjualan tenaga listrik di PT PLN (Persero) Distribusi

Jawa Timur. Peramalan tenaga listrik terjual dilakukan pada sektor

industri dengan menggunakan metode ARIMA untuk mengetahui

nilai penjualan tenaga listrik pada sektor yang memberikan

kontribusi yang paling tinggi terhadap permintaan tenaga listrik di

Jawa Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik penjualan listrik pada sektor

industri di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur?

2. Bagaimana model terbaik dan hasil peramalan dari

penjualan listrik pada sektor industri di PT PLN (Persero)

Distribusi Jawa Timur menggunakan metode ARIMA?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui karakteristik penjualan tenaga listrik pada

sektor industri di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.

2. Mendapatkan model terbaik dan hasil peramalan penjualan

tenaga listrik pada sektor industri di PT PLN (Persero)

Distribusi Jawa Timur dengan menggunakan metode

ARIMA.

1.4 Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi bagi

PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur untuk mengoptimalkan

pendistribusian tenaga listrik di wilayah Jawa Timur untuk periode

Page 20: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

4

ke depan. Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan metode

forecasting dalam permasalahan di lingkungan sekitar. Manfaat

bagi masyarakat adalah sebagai sumber informasi

ketenagalistrikan di Jawa Timur.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah data yang

digunakan untuk melakukan analisis peramalan adalah data

penjualan tenaga listrik (KWh) pada sektor industri di regional

Jawa Timur mulai periode Januari tahun 2009 sampai dengan tahun

2015. Model peramalan penjualan tenaga listrik pada sektor

industri yang didapatkan hanya berlaku ketika penjualan pada

sektor lainnya konstan.

Page 21: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka yang digunakan pada penelitian ini

merupakan penjelasan metode yang digunakan yaitu statistika

deskriptif, analisis time series dan metode ARIMA Box Jenkins.

2.1 Statistika Deskriptif

Statistika deskriptif merupakan metode-metode yang

berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data

sehingga memberikan informasi yang berguna. Statistika deskriptif

memberikan informasi hanya mengenai data dan sama sekali tidak

menarik inferensia. Penyajian data secara deskriptif misalnya

dalam bentuk tabel, diagram, grafik, dan sebagainya. Perhitungan

data kuantitatif bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa cara

sebagai berikut (Walpole, Myers, Myers, & Ye, 2012).

a. Rata-rata

Rata-rata (mean) merupakan suatu ukuran pusat data yang

menunjukkan pusat dari beberapa nilai lainnya. Perhitungan rata-

rata dilakukan dengan menjumlahkan seluruh nilai data, kemudian

dibagi dengan banyaknya data tersebut. Jika suatu data dengan

jumlah sampel n, maka dapat dihitung dengan persamaan 2.1

berikut ini.

n

x

x

n

i

i 1

(2.1)

Keterangan:

xi : data ke-i

n : banyaknya data

b. Minimum dan Maksimum

Nilai minimum adalah nilai terkecil pada suatu gugus data.

Nilai maksimum adalah nilai terbesar atau nilai tertinggi

pada suatu gugus data.

Page 22: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

6

c. Standar Deviasi

Terdapat banyak ukuran penyebaran data atau ukuran lokasi,

yang paling sederhana adalah range. Sedangkan ukuran

penyebaran data yang sering digunakan adalah standar

deviasi. Persamaan untuk mendapatkan standar deviasi (s)

adalah sebagai berikut.

2

1

22

1

)(

ss

n

xxs

n

i

i

(2.2)

2.2 Analisis Time Series

Analisis time series merupakan salah satu dari bagian

metode kuantitatif dimana pendugaan masa depan dilakukan

berdasarkan nilai masa lalu. Tujuan dari metode peramalan time

series adalah menemukan pola dalam series data historis dan

mengekstrapolasikan pola tersebut ke masa depan (Makridakis,

Wheelwright, & McGEE, 1999).

2.2.1 Stasioneritas

Stasioneritas dalam data time series ditunjukkan apabila

rata-rata dan varians berfluktuasi konstan setiap waktu. Suatu

proses {Zt} dapat dinyatakan strictly stationary jika distribusi

bersama dari n21

ttt Z,...,Z,Z dengan kn21

t2t1t Z,...,Z,Z adalah

sama pada setiap waktu t1, t2,…,tn dan semua waktu pada lag k. Hal

ini dapat menyebabkan nilai dari E(Zt)=E(Zt+k) dan

Var(Zt)=Var(Zt+k) pada setiap waktu t dan lag k (Cryer & Chan,

2008).

Untuk memeriksa kestasioneran dapat digunakan plot data

time series antara nilai Zt dengan waktu t. Jika plot time series

berfluktuasi di sekitar garis yang sejajar dengan sumbu waktu (t)

maka dikatakan deret stasioner dalam mean. Terdapat

kemungkinan suatu data tidak stasioner hal ini dikarenakan mean

tidak konstan atau variansnya tidak konstan sehingga untuk

Page 23: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

7

menghilangkan ketidakstasioneran terhadap mean, maka data

tersebut menggunakan metode pembedaan atau differencing

(Makridakis, Wheelwright, & McGEE, 1999).

1 ttt ZZY (2.4)

dengan tZ merupakan nilai setelah dilakukan pembedaan

atau differencing. Sedangkan untuk mengatasi ketidakstasioneran

dalam varians dapat dilakukan dengan transformasi data.

Transformasi yang umum digunakan adalah transformasi Box-Cox

dalam persamaan 2.3 berikut ini (Wei, 2006).

1)(

t

t

ZZT (2.5)

dengan λ adalah parameter transformasi. Nilai λ yang dipilih

adalah nilai λ yang meminimumkan jumlah kuadrat residual

sehingga memiliki varians yang minimum. Berikut adalah

transformasi Box-Cox yang biasa dilakukan. Tabel 2.1 Tabel Transformasi Box-Cox

Nilai Estimasi Transformasi

-1,0 tZ/1

-0,5 tZ/1

0,0 tZLn

0,5 tZ

1 tZ

Sumber: (Wei, 2006)

2.2.2 Autocorrelation Function (ACF) dan Partial

Autocorrelation Function (PACF)

Diketahui bahwa pada suatu proses stasioner {Zt} diketahui

bahwa E(Zt)=μ dan Var(Zt)=E(Zt – μ)2 = σ2 , dimana nilai mean

dan varians tersebut adalah konstan (Wei, 2006). Persamaan dari

kovarians antara Zt dengan Zt+k adalah seperti berikut ini. ))((),cov(

kttkttkZZEZZ (2.6)

Page 24: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

8

Korelasi antara Zt dengan Zt+k dituliskan sebagai berikut ini.

0)()(

),(

k

ktt

kttk

ZVarZVar

ZZCov

(2.7)

dengan γk merupakan fungsi autokovarians dan ρk

merupakan fungsi autokorelasi yang menyatakan kovarians dan

korelasi antara Zt dan Zt+k dari proses yang sama, hanya terpisah

oleh k lag waktu.

Sampel fungsi autokorelasi dapat dituliskan sebagai berikut.

n

tZtZ

kn

tZktZZtZ

k

1

2)(

1))((

(2.8)

untuk nk ,...,2,1,0 dimana

n

ttZ

nZ

1

1.

Autokorelasi Parsial digunakan untuk mengukur tingkat

keeratan hubungan antara pasangan data Zt dengan Zt+k setelah

pengaruh variabel Zt+1, Zt+2,…, Zt+k-1 dihilangkan (Wei, 2006).

Perhitungan nilai PACF sampel lag ke-k dimulai dari menghitung

111

, sedangkan untuk menghitung kk

dilakukan dengan

menggunakan persamaan seperti berikut ini.

),...,,( 11 kttkttkk ZZZZcorr (2.9)

Fungsi Autokorelasi Parsial untuk sampel sebagai berikut.

k

jjjk

k

jjkjkk

kk

1,

11,1

1,1

1

(2.10)

dan

jkkkkjkjk 1,1,1,,1

, j=1,,…,k (2.11)

Page 25: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

9

2.3 Prosedur ARIMA Box-Jenkins

Prosedur dalam metode ARIMA terdiri dari identifikasi

model, estimasi dan pengujian parameter, diagnostic checking,

pemilihan model terbaik, dan melakukan peramalan. Berikut ini

adalah uraian setiap prosedur.

2.3.1 Identifikasi Model

Pengidenfikasian model ARIMA dapat dilakukan dengan

melihat plot time series data, plot ACF dan PACF. Plot ACF dan

PACF digunakan untuk menentukan orde p dan q dari model

ARIMA (Wei, 2006). Secara teoritis, bentuk-bentuk plot ACF dan

PACF dari model ARIMA terdapat pada Tabel 2.2 berikut ini. Tabel 2.2 Bentuk ACF dan PACF model ARIMA

Model ACF PACF

AR(p) Turun cepat secara

eksponensial Cuts off setelah lag p

MA(q) Cuts off setelah lag q Turun cepat secara

eksponensial

ARMA(p,q) Turun cepat setelah lag (q-p) Turun cepat setelah lag

(p-q)

Sumber: (Wei, 2006)

Model time series yang sering digunakan terdiri atas

beberapa bentuk, yaitu model Autoregressive (AR), model Moving

Average (MA), model campuran Autoregressive Moving Average

(ARMA), serta model ARIMA.

a. Model Autoregressive (AR)

Model AR (Autoregressive) pada orde p menyatakan

bahwa suatu model dimana pengamatan pada waktu ke- t

berhubungan linier dengan pengamatan waktu sebelumnya

pttt ,...,2,1 . Bentuk fungsi persamaan untuk model AR

pada orde p adalah sebagai berikut

tptptt aZZZ ...11 (2.12)

atau bisa disederhanakan dalam persamaan berikut ini.

ttp aZB )( (2.13)

Page 26: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

10

dimana, p

pp BBB ...1)( 1 dan tt ZZ (2.14)

b. Moving Average (MA)

Bentuk fungsi persamaan untuk model MA order q

dituliskan seperti berikut ini.

qtqttt aaaZ ...11 (2.15)

atau bisa disederhanakan dalam persamaan berikut ini.

tqt aBZ )( (2.16)

dimana q

qq BBB ...1)( 1 (2.17)

c. Model Autoregressive Moving Average (ARMA)

Model ARMA merupakan model gabungan antara model

AR dan model MA yang kadang ditulis dengan ARMA ),( qp .

Bentuk fungsi model ARMA pada orde p dan q dinyatakan dalam

bentuk berikut.

tqtp aBZB )()( (2.18)

d. Model Autoregressive Integrated Moving Average

(ARIMA)

Model ARIMA merupakan model ARMA yang mengalami

differencing akibat data tidak stasioner dalam mean dinyatakan

sebagai ARIMA(p,d,q) dan dituliskan seperti berikut ini .

tqtd

p aBZBB )()1)(( 0 (2.19)

Model ARIMA musiman merupakan model yang

membentuk pola musiman dan bentuk modelnya sesuai dengan

persamaan berikut ini.

tS

QtDSS

P aBZBB )()1)(( (2.20)

Page 27: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

11

Model ARIMA multiplikatif dinotasikan dengan ARIMA

(p,d,q) (P,D,Q)S yang mempunyai faktor regular dan musiman

pengamatan waktu ke-t. Bentuk fungsi persamaan model ARIMA

multiplikatif adalah sebagai berikut.

tS

QqtDSd

pS

P aBBZBBBB )()()1()1)(()( (2.21)

dimana

tZ

: tZ

B : operator back shift

P : orde P pada koefisien komponen AR musiman

Q : orde Q pada koefisien komponen MA musiman

2.3.2 Estimasi dan Pengujian Parameter

Estimasi parameter pada model ARIMA yang paling umum

digunakan adalah metode Conditional Least Square (CLS).

Metode ini dilakukan dengan cara mencari nilai parameter

meminimumkan jumlah kudrat error atau SSE (Cryer & Chan,

2008). Misalkan untuk model AR(1), maka least square estimation

sebagai berikut.

n

ttt

n

tt ZZaS

2

21

2

2 )()(),( (2.22)

Berdasarkan metode least square, taksiran ϕ dan µ dilakukan

dengan meminimumkan S(ϕ,µ). Oleh karena itu, perlu dilakukan

penurunan terhadap ϕ dan µ kemudian disamakan dengan nol.

Berikut ini merupakan operasi turunan terhadap µ.

n

ttt ZZ

S

21 0)1()()(2

(2.23)

Sehingga taksiran parameter µ untuk model AR(1) adalah

sebagai beikut ini.

)1)(1(

ˆ 2 211

n

ZZn

t

n

ttt

(2.24)

Page 28: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

12

Sedangkan untuk n yang sangat besar, persamaan (2.24)

menjadi berikut ini.

ZZZ

)1(ˆ

(2.25)

Kemudian untuk parameter ϕ dengan cara yang sama

didapatkan operasi turunan sebagai berikut.

n

tttt ZZZZZZ

S

211 0)()()(2

(2.26)

Sehingga taksiran parameter ϕ untuk model AR(1) adalah

sebagai berikut.

n

tt

n

ttt

ZZ

ZZZZ

2

21

21

)(

))((

(2.27)

Setelah diperoleh estimasi parameter model, kemudian

dilakukan pengujian signifikansi parameter. Pengujian parameter

model digunakan untuk menguji apakah suatu parameter model

ARIMA layak masuk ke dalam suatu model.

Hipotesis yang digunakan seperti yang dituliskan berikut ini,

H0 : ϕ = 0 (parameter model tidak signifikan)

H1 : ϕ ≠ 0 (parameter model signifikan)

Statistik Uji:

)(

sethitung (2.28)

Tolak H0 jika |thitung| > tα/2;n-m , dimana n adalah banyaknya

observasi dan m adalah jumlah parameter yang ditaksir.

Untuk melakukan peramalan atau prediksi harus memperhitungkan

presisi dari hasil ramalan. Untuk model deterministik dengan

komponen stokastik yang bersifat white noise {Xt} yaitu

ltt lZ )(ˆ (2.29)

dan

Page 29: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

13

0)())(( ltt ZVarleVar (2.30)

lttltt XlZZle )(ˆ)( (2.31)

Jika komponen stokastik berdistribusi normal, maka residual dari

peramalan juga berdistribusi normal. Maka, diberikan selang

kepercayaan 1-α sebagai berikut.

1

))((

)(ˆ

2/2/ zleVar

lZZzP

t

tlt (2.32)

Atau sama dengan persamaan berikut ini.

1))(()(ˆ))(()(ˆ2/2/ leVarzlZZleVarzlZP ttlttt

Jadi, selang kepercayaan (1-α) 100% untuk prediksi nilai

pengamatan Zt+l adalah sebagai berikut.

))(()(ˆ2/ leVarzlZ tt (2.33)

Untuk model ARIMA, berlaku persamaan berikut ini.

1

0

22))((l

jjet leVar (2.34)

2.3.3 Uji Kesesuaian Model (Diagnostic Checking)

Dua asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam pengujian

kesesuaian model yaitu residual model White Noise dan

berdistribusi normal. Berikut adalah penjelasan masing-masing

asumsi.

a. Uji White Noise

Residual bersifat white noise jika tidak terdapat korelasi

antar residual dengan mean adalah nol dan varians konstan. Plot

residual dapat digunakan untuk melihat apakah varians residual

konstan, sedangkan untuk melihat residual bersifat white noise

dapat dilakukan dengan melihat plot sampel ACF residualnya

Page 30: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

14

(Wei, 2006). Pengujian untuk melihat residual telah white noise

dengan menggunakan hipotesis yang dituliskan sebagai berikut ini.

Hipotesis:

H0 : 0...21 k

H1 : minimal ada satu Kkk

,...,, 210

Statistik Uji:

K

kkknnnQ

1

21)()2(

(2.35)

Dimana

k

: taksiran autokorelasi residual lag ke-k

n : banyaknya residual

K : lag maksimum

Tolak H0 jika Q > χ2 (K-p-q) , dimana p dan q adalah orde

dari model ARIMA (p,q).

b. Uji Glejser

Pengujian Glejser digunakan untuk mengetahui apakah

varians residual data telah identik atau konstan. Setelah didapatkan

nilai residual, Glejser menyarankan untuk meregresikan nilai

mutlak dari residual dengan variabel independen dengan model

regresi sebagai berikut (Gujarati & Porter, 2008).

ttt vZe 10 (2.36)

Pada hasil pengujian parameter regresi, jika β1 signifikan,

maka terjadi kasus heteroskedastisitas yang berarti bahwa varians

residual tidak identik. Jika nilai parameter β1 tidak signifikan, maka

asumsi residual identik telah terpenuhi.

c. Uji Asumsi Kenormalan

Asumsi yang harus dipenuhi adalah residual berdistribusi

normal. Pengujian kenormalan distribusi salah satunya dapat

dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

Pengujian Kolmogorov Smirnov memusatkan pada dua fungsi

distribusi kumulatif yaitu distribusi kumulatif yang dihipotesiskan

dan fungsi distribusi kumulatif yang teramati (Daniel, 1989).

Page 31: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

15

Apabila F0(at) adalah fungsi distribusi yang dihipotesiskan (fungsi

peluang kumulatif), maka hipotesis dari pengujian ini dapat

dituliskan seperti berikut ini.

H0 : F(at) = F0(at) (Residual berdistribusi normal)

H1 : F(at) ≠ F0(at) (Residual tidak berdistribusi normal)

Statistik Uji:

)()( 0 tta

aFaFSupDt

(2.37)

Dimana

F(at) : nilai peluang kumulatif residual

F0(at) : nilai peluang kumulatif dibawah H0 P(Y<Yt)

Tolak H0 jika nilai D lebih besar dari D1-α,n , dimana n

sebagai derajat bebasnya.

2.3.4 Pemilihan Model Terbaik

Pada analisis time series, terdapat kemungkinan bahwa

terdapat lebih dari satu model yang parameternya signifikan dan

memenuhi asumsi residual white noise dan berdistribusi normal,

sehingga diperlukan suatu kriteria tertentu untuk dapat menentukan

model yang akan digunakan. Terdapat beberapa kriteria pemilihan

model yang dapat digunakan antara lain AIC (Akaike’s Information

Criterion) dan SBC (Schwartz’s Bayesian Criterion) untuk data in

sample serta sMAPE (symmetric Mean Absolute Percentage

Error) dan RMSE (Root Mean Square Error) untuk data out

sample (Wei, 2006).

AIC adalah suatu kriteria pemilihan model terbaik dengan

mempertimbangkan banyaknya parameter dalam model. Pada

kriteria AIC diasumsikan suatu model statistik dengan M

parameter sebagai penduga dari data. AIC digunakan untuk model

yang memiliki parameter tidak terlalu banyak, sehingga jika

parameter dalam model terlalu banyak akan menjadi bias. Model

ini diperkenalkan oleh Akaike yaitu sebagai berikut:

ManMAIC 22ln)(

(2.38)

dimana M merupakan banyaknya parameter dalam model, 2

a

merupakan varians residual dan n menyatakan banyaknya residual.

Page 32: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

16

Sedangkan untuk kriteria Bayesian dalam pemilihan model terbaik

yang disebut dengan SBC dengan persamaan seperti berikut ini.

nManMSBC ln2ln)(

(2.39)

Perhitungan akurasi untuk data out sample dengan

menggunakan kriteria RMSE dan sMAPE. RMSE merupakan

kriteria pemilihan model terbaik berdasarkan pada hasil sisa

ramalannya digunakan untuk segala satuan data. RMSE digunakan

dengan tujuan supaya satuan pengukuran data tidak berubah, dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut (Gooijer & Hyndman,

2006).

n

ttt ZZ

nRMSE

1

2)ˆ(1 (2.40)

Sedangkan Symmetric Mean Absolute Percentage Error

(sMAPE) digunakan untuk mengetahui rata-rata harga mutlak dari

persentase kesalahan tiap model. sMAPE digunakan untuk data

yang mempunyai nilai besar dan dapat menghindari permasalahan

error yang besar ketika nilai aktualnya melebihi nilai ramalannya

atau sebaliknya. Rumus sMAPE dapat dituliskan seperti berikut ini

(Gooijer & Hyndman, 2006).

n

t tt

tt

ZZ

ZZ

nsMAPE

1

%100)ˆ(

21

ˆ1 (2.41)

2.4 Deteksi Outlier

Observasi time series dapat dipengaruhi oleh suatu kejadian

seperti krisis ekonomi atau bahkan bancana alam. Kejadian-

kejadian tersebut mengakibatkan pengamatan tidak konsekuen

pada nilainya. Pengamatan tersebut biasanya disebut sebagai

outlier. Ketika waktu dan penyebab gangguan diketahui, maka

efek dari kejadian tersebut dapat diselesaikan dengan

menggunakan model intervensi. Namun terkadang penyebab itu

tidak dapat diketahui. Deteksi time series outlier terdapat dua

model yang dikenalkan yaitu additive dan innovational. Model

additive outliers didefinisikan sebagai berikut (Wei, 2006).

Page 33: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

17

tZ

Tt

Tt

X

X

t

t

,

)(T

tt IX

)(

)(

)( Ttt Ia

B

B

(2.42)

dimana,

)(TtI

Tt

Tt

0

,1

It merupakan indikator variabel yang menjelaskan ada atau

tidaknya outliers pada waktu ke T. Model innovational outliers

(IO) didefinisikan sebagai berikut.

)(Tttt IXZ (2.43)

)(

)(

)( Ttt Ia

B

B

(2.44)

Karena itu, additive outliers hanya mempengaruhi observasi

ke T, ZT , sedangkan innovational outliers mempengaruhi semua

observasi ZT , ZT+1 , …, di luar waktu T melalui sistem yang

dijelaskan oleh )(/)( BB . Model outlier umum dengan k

outlier yang beragam dapat dituliskan sebagai berikut.

k

jt

Ttjjt XIBvZ

1

)()( (2.45)

dimana tt aBBX ))(/)(( , 1)( BV j untuk AO dan

)(/)()( BBBV j untuk IO pada waktu jTt .

Page 34: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

18

2.5 Ketenagalistrikan

PT PLN (Persero) merupakan sebuah organisasi

pemerintahan yang memiliki visi diakui sebagai perusahaan kelas

dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan terpercaya dengan

bertumpu pada potensi insani. Organisasi tersebut bertujuan untuk

menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi

kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta

memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan pemerintah di

bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan

dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir

abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan

pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan

tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan

umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV.

NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke

bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung,

perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan

setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945,

perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-

pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan

kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober

1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas,

dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik saat itu sebesar 157,5

MW. Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah

menjadi BPUPLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik

Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 1

Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan

negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola

tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola

gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300

MW. Tahun 1972.

Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik

Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun

Page 35: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

19

1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan

sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan. Tahun 1992,

pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk

bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan

kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari

Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan atau disebut

sebagai Persero (PLN, 2015).

Tenaga listrik adalah suatu bentuk energi sekunder yang

dibangkitkan, ditansmisikan, dan didistribusikan untuk segala

macam keperluan, tetapi tidak meliputi listrik yang dipakai untuk

komunikasi, elektronika, atau isyarat. Tenaga listrik mempunyai

peran yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan tujuan

pembangunan nasional maka usaha penyediaan tenaga listrik

dikuasai oleh Negara dan penyediaannya perlu ditingkatkan sejalan

dengan perkembangan pembangunan agar tersedia tenaga listrik

dalam jumlah yang cukup, merata, dan bermutu (Undang-Undang

No 30 Tahun 2009).

2.6 Konsep dan Definisi Perusahaan Industri

Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan)

usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan

barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu,

dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi

dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung

jawab atas usaha tersebut (BPS, 2016). Industri pengolahan adalah

suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu

barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga

menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang

nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya

lebih dekatkepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini

adalah jasa industri/makloon dan pekerjaan perakitan

(assembling). Perusahaan industri pengolahan dibagi dalam empat

golongan yaitu :

1. Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih)

2. Industri Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang)

3. Industri Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang)

Page 36: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

20

4. Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang)

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 37: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sumber Data dan Variabel Penelitian

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data

sekunder yang diperoleh dari PT PLN (Persero) Distribusi Jawa

Timur yang berlokasi di Jalan Embong Trengguli No.19-20

Surabaya Jawa Timur. Variabel penelitian yang digunakan

adalah data tenaga listrik terjual dalam satuan KWh periode

Januari 2009 sampai dengan Desember 2015 pada sektor

industri. Struktur data pada penelitian ini ditunjukkan pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Struktur Data Penelitian

Tahun Bulan Tenaga Listrik Terjual (KWh)

2009

Januari Z1

Februari Z2

Maret Z3

… …

Oktober Z10

November Z11

Desember Z12

2010

Januari Z13

Februari Z14

Maret Z15

… …

Oktober Z22

November Z23

Desember Z24

… … …

2015

Januari Z73

Februari Z74

Maret Z75

… …

Oktober Z82

November Z83

Desember Z84

Page 38: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

22

3.2 Langkah Analisis dan Diagram Alir Analisis Data

Langkah-langkah analisis data dari penelitian ini dengan

menggunakan dituliskan sebagai berikut :

1. Langkah pertama adalah mendeskripsikan data penjualan

tenaga listrik pada sektor industri dengan menggunakan

beberapa ukuran statistika deskriptif, boxplot, dan time

series plot.

2. Langkah kedua adalah melakukan peramalan penjualan

tenaga listrik dengan menggunakan metode ARIMA Box

Jenkins dengan tahapan seperti berikut:

a. Identifikasi Model

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah

sebagai berikut:

i. Membagi data menjadi dua bagian yaitu data in

sample dan data out sample. Data in sample

merupakan data yang digunakan untuk pemodelan

atau dikenal dengan data training, sedangkan data

out sample merupakan data yang digunakan untuk

mendapatkan hasil peramalan pada periode

mendatang. Data in sample menggunakan data

tahun 2009 sampai dengan 2014, sedangkan data out

sample menggunakan data tahun 2015.

ii. Membuat time series plot dari data in sample untuk

memeriksa kestasioneran data dalam mean dan

varians. Jika data tidak stasioner dalam varians,

maka harus dilakukan transformasi Box-Cox. Jika

data tidak stasioner dalam mean, maka harus

dilakukan differencing.

iii. Setelah data memenuhi stasioneritas dalam mean

dan varians, langkah selanjutnya adalah

mengidentifikasi model dengan melihat plot ACF

dan PACF.

b. Pengujian Model

Langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap ini

adalah sebagai berikut:

i. Melakukan estimasi parameter dan pengujian

signifikansi parameter model. Jika parameter telah

Page 39: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

23

signifikan, maka langkah pengujian model dapat

dilanjutkan dan apabila parameter tidak signifikan,

maka proses dihentikan dan melakukan pengujian

dengan model yang lain.

ii. Apabila telah didapatkan model dengan parameter

telah signifikan, maka langkah selanjutnya yaitu

melakukan pengujian kesesuaian model dengan uji

white noise.

iii. Setelah residual memenuhi asumsi white noise maka

langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian

asumsi residual berdistribusi normal. Apabila

residual berdistribusi normal, maka model layak

untuk dipakai. Apabila suatu model yang telah ada

tidak sesuai dan tidak memenuhi asumsi residual,

maka dilakukan deteksi outlier.

iv. Apabila model yang didapatkan lebih dari satu,

maka dilakukan seleksi model dengan hasil out

sample digunakan kriteria RMSE dan sMAPE.

Apabila terdapat model yang memenuhi signifikansi

parameter dan asumsi residual, model yang dipilih

adalah model yang menghasilkan RMSE dan

sMAPE terkecil.

c. Peramalan

Setelah tahap-tahap diatas terpenuhi dan model

peramalan dihasilkan dari model yang mempunyai kriteria

pemilihan model yang paling baik, maka dapat dilakukan

peramalan tenaga listrik terjual di Jawa Timur periode Januari

2016 sampai dengan Desember 2016.

Diagram alir pengolahan data dalam penelitian ini terdapat pada

Gambar 3.1 berikut ini.

Page 40: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

24

Gambar 3.1 Diagram Alir Analisis Data

Page 41: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

25

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis dan

pembahasan mengenai peramalan tenaga listrik pada sektor

industri di Jawa Timur. Diawali dari karakteristik data

menggunakan statistika deskriptif, pemodelan ARIMA yang terdiri

dari identifikasi model, pengujian model, dan peramalan penjualan

tenaga listrik.

4.1 Karakteristik Tenaga Listrik Terjual Sektor Industri di

Jawa Timur

Penjualan tenaga listrik pada sektor industri di Jawa Timur

periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2015 digambarkan

melalui time series plot berikut ini.

Year

Month

2015201420132012201120102009

JanJanJanJanJanJanJan

1400000000

1300000000

1200000000

1100000000

1000000000

900000000

800000000

700000000

600000000

Pe

nju

ala

n T

en

ag

a L

istr

ik (

KW

h)

12

1110

98

7

65

4

3

2

112

1110

98

7

6

54

3

2

1

12

1110

9

8

7

6

5

43

2

1121110

9

8

7

6

54

3

21

12

1110

9

876

54

3

2112

11

109

876

54

3

2

112

11

10

987

6

54

32

1

Gambar 4.1 Time Series Plot Penjualan Tenaga Listrik

Gambar 4.1 merupakan time series plot penjualan tenaga

listrik periode 2009 sampai dengan 2015. Dapat diketahui bahwa

penjualan tenaga listrik pada sektor industri di Jawa Timur

cenderung meningkat setiap bulannya. Pada periode 2013 sampai

dengan 2015 penjualan tenaga listrik cenderung fluktuatif.

Berdasarkan gambar tersebut, dapat diketahui pula bahwa terdapat

penjualan yang mengalami penurunan dan kenaikan secara ekstrim

yaitu pada bulan Desember 2011dan Mei 2013. PT PLN (Persero)

Distribusi Jawa Timur menyatakan bahwa pada bulan Mei 2013

terjadi kesalahan pada KWh meter pada area Surabaya Utara yang

menyebabkan adanya kesalahan pencatatan data penjualan tenaga

Page 42: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

26

listrik yang diperoleh. Sedangkan pada bulan Desember 2011

penyebab turunnya penjualan tenaga listrik tidak diketahui atau

dapat disebut dengan random causes. Oleh karena itu, data

penjualan tenaga listrik pada bulan Mei 2013 dihilangkan dan

diganti dengan rata-rata penjualan tenaga listrik pada sektor

industri.

Setelah data penjualan tenaga listrik pada bulan Mei 2013

diganti, time series plot penjualan tenaga listrik pada sektor

industri di Jawa Timur periode Januari 2009 sampai dengan

Desember 2015 terdapat pada Gambar 4.2.

Year

Month

2015201420132012201120102009

JanJanJanJanJanJanJan

1300000000

1200000000

1100000000

1000000000

900000000

800000000

700000000

600000000

Pe

nju

ala

n T

en

ag

a L

istr

ik (

KW

h)

12

1110

98

7

65

4

3

2

112

1110

98

7

6

54

3

2

1

12

11

10

9

8

7

6

5

43

2

1121110

9

8

7

6

54

3

21

12

1110

9

8

7654

3

2112

11

109

876

54

3

2

112

11

10

987

6

54

32

1

Gambar 4.2 Time Series Plot Penjualan Tenaga Listrik Setelah Adanya

Penggantian Data

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa penjualan tenaga listrik

pada sektor industri di Jawa Timur cenderung mengalami kenaikan

dari periode ke periode. Penjualan tenaga listrik pada sektor

industri juga menunjukkan pola yang fluktuatif terutama pada

periode 2013 sampai dengan 2015. Berikut ini adalah hasil

perhitungan kenaikan penjualan tenaga listrik setiap tahunnya yang

terdapat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 menunjukkan total penjualan tenaga listrik pada

sektor industri setiap tahun mulai dari tahun 2009 sampai dengan

tahun 2015. Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa

penjualan yang paling tinggi terjadi pada tahun 2014 dengan total

penjualan 13.227.119.983 KWh. Penjualan tenaga lsitrik pada

sektor industri di Jawa Timur cenderung mengalami kenaikan

setiap tahunnya yaitu pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2014,

Page 43: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

27

ditandai dari grafik yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Kenaikan penjualan tenaga listrik yang paling tinggi terjadi pada

tahun 2012 yaitu sebesar 16,70% dari tahun sebelumnya.

Sedangkan penurunan penjualan tenaga listrik terjadi pada tahun

2013 dan 2015, penurunan yang paling besar terjadi pada tahun

2015 yaitu 1,11% dibandingkan tahun sebelumnya.

Gambar 4.3 Kenaikan dan Penurunan Penjualan Tenaga Listrik

Berikut adalah beberapa ukuran statistik untuk data tenaga

listrik terjual pada sektor industri di Jawa Timur periode Januari

2009 sampai dengan Desember 2015 setelah data pada bulan Mei

2013 diganti dan disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, dan Maksimum

Penjualan Tenaga Listrik per Bulan

Ukuran Statistik Nilai (KWh)

Rata-rata 957.373.176

Standar Deviasi 147.214.199

Minimum 662.973.832

Maksimum 1.228.929.724

Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik penjualan tenaga listrik

pada sektor industri di Jawa Timur periode Januari 2009 sampai

dengan Desember 2015. Rata-rata penjualan tenaga listrik pada

sektor industri di Jawa Timur setiap bulannya adalah sebesar

957.373.176 KWh. Pada periode Januari 2009 sampai dengan

Desember 2015, penjualan tenaga listrik maksimum yang terjadi

Tahun

2009

Tahun

2010

Tahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2013

Tahun

2014

Tahun

2015

8970259032

9838652512

10611355290

12382447294

12308633948

13227119983

13080878735

Pen

jual

an T

enag

a L

istr

ik (

KW

h)

Page 44: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

28

adalah sebesar 1.228.929.724 KWh, yaitu terjadi pada bulan Juni

tahun 2014. Sedangkan penjualan tenaga listrik minimum di Jawa

Timur adalah sebesar 662.973.832 KWh, yaitu terjadi pada bulan

Januari tahun 2009. Selanjutnya karakteristik data in-sample dan

out-sample penjualan tenaga listrik pada sektor industri terdapat

pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, dan Maksimum

Penjualan Tenaga Listrik Data In-sample dan Out-sample

Ukuran

Statistik

Nilai (KWh) pada

Data In-sample

Nilai (KWh) pada

Data Out-Sample

Rata-rata 935.256.501 1.090.073.228

Standar Deviasi 145.182.375 71.168.802

Minimum 662.973.832 906.262.858

Maksimum 1.228.929.724 1.164.067.285

Tabel 4.2 menunjukkan beberapa ukuran statistik data pada

data in-sample dan out-sample. Dapat diketahui bahwa rata-rata

penjualan tenaga listrik pada sektor industri untuk data in-sample

(tahun 2009 sampai dengan 2014) adalah 935.256.501 KWh dan

menyebar dengan keragaman data yang sangat tinggi yaitu sebesar

145.182.375 KWh. Pada data out-sample (tahun 2015) rata-rata

penjualan tenaga listrik pada sektor industri di Jawa Timur adalah

1.090.073.228 KWh dan memiliki keragaman data sebesar

71.168.802 KWh.

4.2 Pemodelan Penjualan Tenaga Listrik pada Sektor

Industri di Jawa Timur dengan ARIMA

Data penjualan tenaga listrik dibagi menjadi 2 yaitu sebagai

data in sample sebanyak 72 data dan data out sample sebanyak 12

data. Data in sample digunakan untuk memodelkan penjualan

tenaga listrik, sedangkan data out sample digunakan untuk validasi

model peramalan.

4.2.1 Identifikasi Model Time Series

Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat time

series plot data in sample penjualan tenaga listrik pada sektor

industri di Jawa Timur periode Januari 2009 sampai Desember

2014 untuk mengidentifikasi model penjualan tenaga listrik.

Page 45: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

29

Year

Month

201420132012201120102009

JanJanJanJanJanJan

1300000000

1200000000

1100000000

1000000000

900000000

800000000

700000000

600000000

Pe

nju

ala

n T

en

ag

a L

istr

ik (

KW

h)

12

1110

98

7

6

54

3

2

1

12

11

10

9

8

7

6

5

43

2

1121110

9

8

7

6

54

3

21

12

1110

9

8

7654

3

2112

11

109

876

54

3

2

112

11

10

987

6

54

32

1

Gambar 4.4 Time Series Plot Penjualan Tenaga Listrik

Data In Sample (Tahun 2009 sampai dengan 2014)

Gambar 4.4 menunjukkan penjualan tenaga listrik pada

sektor industri di Jawa Timur pada tahun 2009 sampai dengan 2014

yang merupakan data in sample, dapat dilihat bahwa plot data

cenderung naik dan berfluktuasi. Fluktuasi data tersebut tidak

berada pada sekitar nilai rata-rata yang konstan. Oleh karena itu

terdapat indikasi bahwa data tidak stasioner dalam mean.

Selanjutnya terlebih dahulu akan dilakukan pemeriksaan

kestasioneran dalam varians dan mean. Untuk melihat

kestasioneran data dalam varians menggunakan Box Cox berikut

ini.

5.02.50.0-2.5-5.0

90000000

85000000

80000000

75000000

70000000

65000000

Lambda

StD

ev

Lower CL Upper CL

Limit

Estimate 0.59

Lower CL -0.96

Upper CL 2.05

Rounded Value 0.50

(using 95.0% confidence)

Lambda

Gambar 4.5 Plot Box-Cox Penjualan Tenaga Listrik

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa nilai rounded value atau

λ pada plot Box-Cox adalah sebesar 0,5. Tetapi nilai batas bawah

Page 46: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

30

dan batas atasnya sudah melewati satu, sehingga bisa dikatakan

bahwa data penjualan tenaga listrik pada sektor industri di Jawa

Timur sudah stasioner dalam varians. Berdasarkan time series plot

data in sample menunjukkan bahwa data tidak stasioner dalam

mean. Kestasioneran dalam mean juga dapat dilihat dari plot ACF

berikut ini. Hasil analisis menggunakan plot ACF pada Gambar 4.6

menunjukkan bahwa data masih belum stasioner dalam mean,

karena plot ACF memiliki pola turun secara lambat. Untuk hasil

yang lebih akurat, maka dilakukan pengujian stasioneritas terhadap

mean yaitu menggunakan pengujian Dickey Fuller.

7065605550454035302520151051

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

-0.2

-0.4

-0.6

-0.8

-1.0

Lag

Au

toco

rre

lati

on

Gambar 4.6 Plot ACF Penjualan Tenaga Listrik

Hipotesis uji Dickey Fuller adalah sebagai berikut.

Hipotesis

H0 : Data tidak stasioner dalam mean (δ = 0)

H1 : Data stasioner dalam mean (δ < 0)

Taraf signifikan : α = 0,05

Daerah kritis: Tolak H0 jika t > tα,df; t0,05,1 = 12,7062

Statistik Uji:

)ˆ(

ˆˆ

se

Hasil pengujian: Tabel 4.3 Uji Dickey Fuller Sebelum Differencing

Variabel Estimasi Standar Eror t P-value

Penjualan

Tenaga Listrik 0,0004056 0,01321 0,03 0,9756

Page 47: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

31

Berdasarkan Tabel 4.3 yaitu pengujian Dickey Fuller

didapatkan nilai statistik uji t sebesar 0,03 kurang dari t0,05,1 yaitu

12,7062. Selain itu nilai P-value sebesar 0,9756 lebih besar dari

taraf signifikan α (0,05). Berdasarkan dua pernyataan tersebut

dapat diperoleh keputusan untuk gagal menolak H0 dan didapatkan

kesimpulan bahwa data penjualan tenaga listrik pada sektor

industri di Jawa Timur tidak stasioner dalam mean. Oleh karena

itu, dilakukan differencing untuk mengatasi ketidakstasioneran

dalam mean. Hasil differencing pertama pada data penjualan

tenaga listrik di Jawa Timur terdapat pada Gambar 4.7.

Year

Month

201420132012201120102009

JanJanJanJanJanJan

300000000

200000000

100000000

0

-100000000

-200000000

-300000000

-400000000

-500000000

-600000000

1211

109

8

7

6

5

43

2

1

12

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

11211

10

9

8

7

6

54

32

1

12

11

10

9

87

65

4

3

2112

11

10

9

87

65

4

3

2

112

11

10

98

7

6

5

4

3

2

Gambar 4.7 Time Series Plot Setelah Differencing

Gambar 4.7 menunjukkan bahwa data penjualan tenaga

listrik pada sektor industri di Jawa Timur sudah berfluktuasi

konstan pada suatu nilai rata-rata. Hal tersebut menunjukkan

bahwa data penjualan tenaga listrik telah stasioner dalam mean.

Untuk hasil yang lebih akurat, maka dilakukan pengujian Dickey

Fuller kembali yaitu sebagai berikut.

Hipotesis

H0 : Data tidak stasioner dalam mean (δ = 0)

H1 : Data stasioner dalam mean (δ < 0)

Taraf signifikan : α = 0,05

Daerah kritis: Tolak H0 jika t > tα,df; t0,05,1 = 12,7062

Statistik Uji:

)ˆ(

ˆˆ

se

Page 48: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

32

Hasil pengujian:

Tabel 4.4 Uji Dickey Fuller Setelah Differencing

Variabel Estimasi Standar Eror t P-value

Penjualan

Tenaga Listrik -1,58439 0,09759

-

16,24 <0,0001

Berdasarkan Tabel 4.4 yaitu hasil pengujian Dickey Fuller

didapatkan nilai statistik uji t 16,24 lebih besar dari t0,05,1 (12,7062),

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data telah stasioner dalam

mean. Setelah mengetahui bahwa data telah stasioner dalam mean

dan varians, langkah selanjutnya adalah identifikasi model dengan

melihat plot ACF dan PACF yang ditunjukkan pada Gambar 4.8.

7065605550454035302520151051

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

-0.2

-0.4

-0.6

-0.8

-1.0

Lag

Au

toco

rre

lati

on

Autocorrelation Function for diff1(with 5% significance limits for the autocorrelations)

(a)

7065605550454035302520151051

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

-0.2

-0.4

-0.6

-0.8

-1.0

Lag

Pa

rtia

l A

uto

co

rre

lati

on

Partial Autocorrelation Function for diff1(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

(b)

Gambar 4.8 (a) Plot ACF, (b) Plot PACF

Penjualan Tenaga Listrik yang Sudah Stasioner

Page 49: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

33

Gambar 4.8 menunjukkan plot ACF dan PACF yang

digunakan untuk mengidentifikasi model ARIMA. Pada plot ACF

terlihat bahwa plot ACF yang signifikan terjadi pada lag 1, 9, dan

10. Sedangkan pada plot PACF terlihat bahwa plot PACF yang

signifikan terjadi pada lag 1, 2, dan 8. Plot ACF digunakan untuk

membentuk model yaitu sebagai orde q atau orde pada model

moving average pada model ARIMA (p,d,q). Sedangkan plot

PACF digunakan untuk mengidentifikasi model yaitu sebagai orde

p atau orde pada model autoregressive pada model ARIMA

(p,d,q). Sedangkan orde d merupakan orde dari proses differencing

akibat data tidak stasioner dalam mean. Sebagai contoh pada plot

ACF yang signifikan pada lag 1, model dugaan yang dapat

diidentifikasi adalah ARIMA (0,1,1), sedangkan pada plot PACF

yang signifikan pada lag 1, didapatkan model dugaan ARIMA

(1,1,0). Untuk model subset misalnya pada plot ACF lag yang

signifikan pada lag 1,9, dan 10, maka model dugaannya adalah

ARIMA (0,1,[1,9,10]), sedangkan pada plot PACF misalnya

diambil plot yang signifikan pada lag 1 dan 2, maka model dugaan

yang terbentuk adalah ARIMA ([1,2],1,0).

4.2.2 Pengujian Model Penjualan Tenaga Listrik Sektor

Industri di Jawa Timur

Setelah mengetahui signifikansi pada plot ACF dan PACF,

selanjutnya dilakukan pendugaan model ARIMA untuk penjualan

tenaga listrik sektor industri di Jawa Timur. Langkah pertama

adalah melakukan pengujian signifikansi parameter dari penduga

model ARIMA yang hasilnya terdapat pada Tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Hasil Pemodelan ARIMA

Model ARIMA Parameter Lag Estimasi St. Error t P-value

(0 ,1,1) 1 1 0,70885 0,08472 8,37 <0,0001*

(1,1,0) 1 1 -0,58439 0,09709 -6,02 <0,0001*

(0,1,9) 1 9 -0,33774 0,12221 -2,76 0,0073*

(1,1,9) 1 9 -0,28902 0,12898 -2,24 0,0283*

1 1 -0,56305 0,09995 -5,63 <0,0001*

(0,1,10) 1 10 0,36272 0,11564 3,14 0,0025*

Keterangan. *: Signifikan

Page 50: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

34

Tabel 4.5 Hasil Pemodelan ARIMA (Lanjutan)

Model ARIMA Parameter Lag Estimasi St. Error t P-value

(1,1,10) 1 10 0,28073 0,12242 2,29 0,0249*

1 1 -0,54848 0,10157 -5,4 <0,0001*

([1,2],1,0) 1 1 -0,75346 0,11555 -6,52 <0,0001*

2 2 -0,28877 0,1156 -2,5 0,0149*

([1,2],1,9)

1 9 -0,29429 0,13156 -2,24 0,0286*

1 1 -0,72541 0,11688 -6,21 <0,0001*

2 2 -0,28833 0,11705 -2,46 0,0163*

(0,1,[1,9,10])

1 1 0,70775 0,08835 8,01 <0,0001*

2 9 -0,31427 0,12954 -2,43 0,0179*

3 10 0,26383 0,13066 2,02 0,0474*

Keterangan. *: Signifikan

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari penduga

model ARIMA yang telah dilakukan pengujian, model yang

memiliki parameter signifikan adalah model ARIMA yang terdapat

pada Tabel 4.5 diatas karena nilai mutlak statistik uji t lebih besar

dari t0,05;70 (1,99) dan nilai P-value yang kurang dari taraf signifikan

α (0,05). Setelah mengetahui model ARIMA yang memiliki

parameter yang signifikan, selanjutnya dilakukan pemeriksaan

asumsi residual white noise. Hasil pengujian asumsi residual white

noise terdapat pada Tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Hasil Pengujian Residual White Noise

Model ARIMA Lag χ2 df χ2(0,05;df) P-value

(0,1,1)

6 2,9 5 11,07 0,7159*

12 17,66 11 19,68 0,0897*

18 24,1 17 27,59 0,1168*

24 32,52 23 35,17 0,0899*

(1,1,9)

6 7,36 4 9,49 0,1181*

12 10,74 10 18,31 0,3780*

18 17,26 16 26,30 0,3690*

24 27,45 22 33,92 0,1945*

Keterangan. *:Signifikan

Page 51: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

35

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Residual White Noise (Lanjutan)

Model ARIMA Lag χ2 df χ2(0,05;df) P-value

(1,1,10)

6 5,13 4 9,49 0,2741*

12 10,07 10 18,31 0,4348*

18 19,63 16 26,30 0,2375*

24 27,85 22 33,92 0,1807*

([1,2],1,0)

6 3,57 4 9,49 0,4678*

12 15,04 10 18,31 0,1305*

18 21,98 16 26,30 0,1437*

24 27,05 22 33,92 0,2095*

([1,2],1,9)

6 4,2 3 7,81 0,2407*

12 7,04 9 16,92 0,6331*

18 11,31 15 25,00 0,7301*

24 16,2 21 32,67 0,7585*

(0,1,[1,9,10])

6 2,09 3 7,81 0,5531*

12 4,48 9 16,92 0,8771*

18 8,67 15 25,00 0,8939*

24 17,1 21 32,67 0,7053*

Keterangan. *:Signifikan

Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian residual white noise

pada model-model ARIMA yang memiliki parameter yang

signifikan. Dapat diketahui bahwa nilai statistik uji χ2 pada model

ARIMA di atas lebih kecil dari χ2(0,05;df) sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa pada model ARIMA di atas sudah memenuhi

asumsi residual white noise. Untuk mengetahui residual telah

identik, maka dilakukan dengan melihat plot residual dengan

waktu dan dapat pula dilakukan pengujian Glejser. Pertama adalah

melihat plot residual dengan waktu yaitu sebagai berikut.

Gambar 4.9 menunjukkan plot residual dengan nilai fits dari

model ARIMA (1,1,10), dapat diketahui bahwa plot residual telah

acak dan tidak membentuk suatu pola apapun. Jadi, secara visual

dapat dikatakan bahwa residual telah memenuhi asumsi identik.

Page 52: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

36

120000000011000000001000000000900000000800000000700000000600000000

200000000

100000000

0

-100000000

-200000000

-300000000

fits

resid

ua

l 0

Gambar 4.9 Plot Residual Identik

Untuk hasil yang lebih akurat, maka dilakukan pengujian

Glejser dengan hasil pengujian terdapat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Pengujian Glejser

Variabel Estimasi Standar Eror t P-value

Penjualan

Tenaga Listrik 0,02031 0,04397 0,46 0,646

Tabel 4.7 menunjukkan hasil pengujian Glejser, diketahui

bahwa nilai statistik uji yang diperoleh adalah 0,46 lebih kecil dari

t0,05;70 (1,99) dan nilai P-value sebesar 0,646 lebih besar dari taraf

signifikan α (0,05). Berdasarkan dua pernyataan tersebut dapat

diambil keputusan untuk gagal menolak H0 yang berarti bahwa

residual telah identik. Selanjutnya adalah pengujian asumsi

residual berdistribusi normal dengan menggunakan Kolmogorov

Smirnov. Tabel 4.8 Hasil Pengujian Residual Berdistribusi Normal

Model

ARIMA Kolmogorov Smirnov Keterangan

(1,1,9) 0,121752 Berdistribusi

Normal

(1,1,10) 0,094375 Berdistribusi

Normal

([1,2],1,9) 0,141235 Berdistribusi

Normal

(0,1,[1,9,10]) 0,154734 Berdistribusi

Normal

Page 53: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

37

Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengujian residual

berdistribusi normal dengan menggunakan Uji Kolmogorov

Smirnov. Berdasarkan hasil pengujian, model ARIMA (1,1,9),

ARIMA (1,1,10), ARIMA ([1,2],1,9), dan ARIMA (0,1,[1,9,10])

telah memenuhi asumsi residual berdistribusi normal karena nilai

statistik uji Kolmogorov Smirnov yang kurang dari D0,95;72 yaitu

0,1603. Karena model penduga yang didapatkan lebih dari satu,

maka selanjutnya akan dilakukan perhitungan kriteria model

terbaik dari data in-sample dan out-sample penjualan tenaga listrik

pada sektor industri di Jawa Timur. Kriteria pemilihan model

terbaik disajikan pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Kriteria Pemilihan Model Terbaik

Model In Sample Out Sample

AIC SBC RMSE sMAPE

ARIMA (1,1,9) 2.791,189 2.795,715 10.041.4432,1 6,4932

ARIMA (1,1,10) 2.792,31 2.796,835 71.796.302,97 4,7947

ARIMA ([1,2],1,9) 2.787,103 2.793,891 109.703.637,9 7,4752

ARIMA (0,1,[1,9,10]) 2.783,903 2.790,691 95.653.560,23 5,8620

Tabel 4.9 menunjukkan hasil perhitungan kriteria pemilihan

model terbaik. Kriteria in sample digunakan untuk melihat akurasi

model yang telah didapatkan apakah pemodelan yang dilakukan

sudah sesuai, sedangkan untuk pemilihan model terbaik untuk

peramalan digunakan kriteria out sample yaitu untuk menguji

apakah akurasi model tersebut benar meskipun digunakan diluar

data pembentuk model. Berdasarkan kriteria out-sample yaitu

RMSE dan sMAPE menunjukkan model terbaik adalah model

ARIMA (1,1,10). Nilai AIC dan SBC yang didapatkan dari model

ARIMA (1,1,10) sudah lebih kecil dari nilai standar deviasi data

penjualan tenaga listrik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

model terbaik untuk penjualan tenaga listrik pada sektor industri di

Jawa Timur adalah model ARIMA (1,1,10)

Berdasarkan persamaan 2.14 dan 2.17 model terbaik yaitu

ARIMA (1,1,10) dapat diuraikan menjadi bentuk umum model

ARIMA (1,1,10) adalah sebagai berikut.

Page 54: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

38

10211

10121111

10121111

101

211

101

211

1011

28073,054848,054848,0

)1()1(

)1()1()1(

tttttt

tttttt

tttttt

tttttt

tt

tt

aaZZZZ

aaZZZZ

aaZZZZ

aBaZBZBZBZ

aBZBBB

aBZBB

Berdasarkan model matematis diketahui bahwa peramalan

penjualan tenaga listrik pada sektor industri di Jawa Timur

dipengaruhi oleh nilai penjualan tenaga listrik 1 dan 2 bulan

sebelumnya, serta dipengaruhi kesalahan peramalan 10 bulan

sebelumnya.

Setelah mengetahui model terbaik dari penjualan tenaga

listrik pada sektor industri di Jawa Timur, maka selanjutnya adalah

melihat grafik perbandingan antara data aktual dengan fits dari

model yang telah didapatkan untuk in-sample dan out-sample.

Year

Month

201420132012201120102009

JanJanJanJanJanJan

1300000000

1200000000

1100000000

1000000000

900000000

800000000

700000000

600000000

Pe

nju

ala

n T

en

ag

a L

istr

ik (

KW

h)

Aktual In

Fits In

Variable

Gambar 4.10 Plot Data In Sample Aktual vs Fits

Gambar 4.10 menunjukkan plot aktual dibandingkan dengan

fits pada data in sample. Berdasarkan gambar tersebut dapat

diketahui bahwa model yang didapatkan yaitu model ARIMA

(1,1,10) telah menggambarkan data aktual secara baik, terlihat

bahwa plot data fits mendekati plot data aktual.

Page 55: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

39

DecNovOctSepAugJulJunMayAprMarFebJan

1200000000

1150000000

1100000000

1050000000

1000000000

950000000

900000000

Month

Pe

nju

ala

n T

en

ag

a L

istr

ik (

KW

h)

Aktual Out

Fits Out

Variable

Gambar 4.11 Plot Data Out Sample Aktual vs Fits

Pada data out sample terdapat pada Gambar 4.11

menunjukkan bahwa plot data aktual dengan fits sedikit

mempunyai perbedaan. Data aktual memiliki fluktuasi yang tinggi,

sedangkan pada data fits memiliki fluktuasi yang rendah. Model

yang didapatkan yaitu ARIMA (1,1,10) belum bisa menangkap

pola data yang terlalu ekstrim pada data out-sample.

4.2.3 Peramalan Penjualan Tenaga Listrik pada Sektor

Industri di Jawa Timur

Peramalan penjualan tenaga listrik pada sektor industri di

Jawa Timur menggunakan model terbaik yaitu ARIMA (1,1,10)

terdapat pada Gambar 4.12.

DecNovOctSepAugJulJunMayAprMarFebJan

1500000000

1400000000

1300000000

1200000000

1100000000

1000000000

900000000

800000000

700000000

Month

Pe

nju

ala

n T

en

ag

a L

istr

ik (

KW

h)

Forecast

Lower

Upper

Variable

Gambar 4.12 Plot Data Ramalan

Page 56: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

40

Gambar 4.12 menunjukkan hasil ramalan penjualan tenaga

listrik pada sektor industri di Jawa Timur pada periode Januari

2016 sampai dengan Desember 2016. Berdasarkan gambar tersebut

dapat diketahui bahwa ramalan penjualan tenaga listrik pada tahun

2016 memiliki fluktuasi yang rendah. Tabel 4.10 Nilai Ramalan dan Selang Kepercayaan (KWh)

Bulan Nilai Ramalan Batas Bawah Batas Atas

Januari 1.114.340.078 951.198.855 1.277.481.300

Februari 1.106.210.569 927.387.049 1.285.034.088

Maret 1.122.077.733 905.159.950 1.338.995.517

April 1.107.962.649 870.963.602 1.344.961.696

Mei 1.158.927.691 897.424.183 1.420.431.200

Juni 1.102.765.234 821.989.618 1.383.540.850

Juli 1.103.681.543 803.279.589 1.404.083.496

Agustus 1.096.591.057 778.603.725 1.414.578.389

September 1.096.434.132 761.348.986 1.431.519.278

Oktober 1.114.221.912 763.099.372 1.465.344.452

November 1.104.418.739 747.289.998 1.461.547.481

Desember 1.109.821.448 742.226.672 1.477.416.225

Nilai ramalan penjualan tenaga listrik pada sektor industri di

Jawa Timur tahun 2016 dan perbandingan dengan satu tahun

sebelumnya yaitu tahun 2015 terdapat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Penjualan Tenaga Listrik (KWh)

Bulan Tahun 2015 Tahun 2016

Januari 1.099.901.911 1.114.340.078

Februari 1.005.271.529 1.106.210.569

Maret 1.132.490.912 1.122.077.733

April 1.069.636.053 1.107.962.649

Mei 1.091.348.461 1.158.927.691

Juni 1.107.492.965 1.102.765.234

Juli 906.262.858 1.103.681.543

Agustus 1.115.976.328 1.096.591.057

September 1.119.741.398 1.096.434.132

Oktober 1.158.558.172 1.114.221.912

November 1.164.067.285 1.104.418.739

Desember 1.110.130.863 1.109.821.448

Total 13.080.878.735 13.337.452.785

Page 57: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

41

Tabel 4.11 menunjukkan hasil nilai ramalan penjualan

tenaga listrik pada sektor industri di Jawa Timur dengan

menggunakan model ARIMA (1,1,10), jumlah penjualan tenaga

listrik yang paling rendah diperkirakan terjadi pada bulan

September 2016, sedangkan penjualan tenaga listrik yang paling

tinggi diperkirakan terjadi pada bulan Mei 2016. Berbeda dengan

tahun 2015, penjualan tenaga listrik yang paling tinggi terjadi pada

bulan November 2015, sedangkan penjualan tenaga listrik yang

paling rendah terjadi pada bulan Juli 2015. Nilai ramalan total

penjualan tenaga listrik pada sektor industri yaitu pada tahun 2016

mengalami peningkatan sebesar 256.574.050 KWh atau sebesar

1,96 % dari satu tahun sebelumnya. Perbandingan hasil ramalan

penjualan tenaga listrik tahun 2016 dengan satu tahun sebelumnya

yaitu tahun 2015 tergambarkan dalam Gambar 4.13.

Gambar 4.13 Penjualan Tenaga Listrik Tahun 2015 dan 2016

Gambar 4.13 menunjukkan nilai ramalan penjualan tenaga

listrik pada sektor industri di Jawa Timur pada tahun 2016

dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya yaitu tahun 2015.

Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa besarnya penjualan

tenaga listrik pada tahun 2016 secara umum mengalami kenaikan

dari tahun 2015, kenaikan penjualan tenaga listrik yang tinggi

0

200000000

400000000

600000000

800000000

1E+09

1.2E+09

Pen

jual

an T

enag

a L

istr

k (

KW

h)

Tahun 2015 Tahun 2016

Page 58: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

42

terjadi pada bulan Februari dan Juli. Tetapi, terdapat penjualan

tenaga listrik yang mengalami penurunan, penurunan yang besar

terjadi pada bulan Oktober dan November.

Untuk mengetahui plot data penjualan tenaga listrik pada

sektor industri di Jawa Timur dengan ramalan, maka digunakan

grafik yang menjelaskan data in-sample, out-sample, nilai ramalan

dan selang kepercayaannya.

Year

Month

20162015201420132012201120102009

JanJanJanJanJanJanJanJan

1500000000

1400000000

1300000000

1200000000

1100000000

1000000000

900000000

800000000

700000000

600000000

Pe

nju

ala

n T

en

ag

a L

istr

ik (

KW

h)

InSample

OutSample

Forecast

Lower

Upper

Variable

Gambar 4.14 Plot Data dan Ramalan

Gambar 4.14 menunjukkan plot data penjualan tenaga listrik

pada sektor industri periode Januari 2009 sampai dengan

Desember 2015 dan juga menunjukkan plot ramalan penjualan

tenaga listrik pada bulan Januari sampai dengan Desember 2016.

Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa hasil ramalan

pada tahun 2016 memiliki fluktuasi yang rendah. Kenaikan dan

penurunan penjualan tenaga listrik pada tahun 2016 diprediksi

tidak terlalu ekstrim.

Page 59: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah

dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan berikut ini.

1. Penjualan tenaga listrik pada sektor industri di Jawa

Timur yang paling tinggi selama periode Januari 2009

sampai dengan Desember 2015 terjadi pada Juni 2014,

sedangkan penjualan yang paling rendah terjadi pada

Januari 2009. Penjualan tenaga listrik memiliki pola yang

fluktuatif tetapi cenderung naik dengan kenaikan total

penjualan tenaga listrik yang paling tinggi adalah sebesar

16,70 % pada tahun 2012.

2. Model terbaik dari penjualan tenaga listrik pada sektor

industri di Jawa Timur adalah ARIMA (1,1,10).

Berdasarkan peramalan dengan model terbaik, penjualan

tenaga listrik yang paling tinggi terjadi pada bulan Mei

2016, sedangkan nilai peramalan penjualan tenaga listrik

yang paling rendah terjadi pada September 2016.

Penjualan tenaga listrik pada tahun 2016 mengalami

kenaikan sebesar 1,96 % dari tahun sebelumnya.

5.2 Saran

Saran untuk PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

setelah mengetahui prediksi permintaan tenaga listrik untuk

periode ke depan adalah mempersiapkan pasokan tenaga listrik

untuk mencegah adanya defisit tenaga listrik pada periode yang

diramalkan memiliki penjualan tenaga listrik yang tinggi.

Selain itu adalah memperhatikan periode yang mempunyai nilai

ramalan rendah supaya produksi tidak terlalu berlebihan. Saran

untuk peneliti selanjutnya adalah untuk menggunakan periode

waktu data yang lebih kecil seperti mingguan atau harian agar

pola data lebih terlihat.

Page 60: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

44

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 61: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

45

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, W. (2012). Peramalan Penjualan Listrik di PT PLN

(Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan

Surabaya Barat. Surabaya: ITS Press.

BPS. (2016, Juni 14). Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa

Timur. Retrieved from http://jatim.bps.go.id/Subjek/

view/id/9#subjekViewTab1

Cryer, J. D., & Chan, K. S. (2008). Time Series Analysis with

Application in R. New York: Springer.

Daniel, W. W. (1989). In Statistika Non Parametrik.

Diterjemahkan oleh: Alex Tri Kantjono W. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Gooijer, J. D., & Hyndman, R. J. (2006). 25 Years of Time

Series Forecasting. International Journal of Forecasting

vol. 22 no. 443-473.

Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2008). In Basic Econometrics

Fifth Edition. New York: McGraw-Hill Company.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. (2011).

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia. Jakarta: IndoPacific Edelman.

Makridakis, S., Wheelwright, S. C., & McGEE, V. E. (1999).

Metode dan Aplikasi Peramalan Jilid 1. Diterjemahkan

oleh: Ir. Hari Suminto. Jakarta: Binarupa Aksara

Publisher.

Maskur, F. (2015, Oktober 01). Read: Industri Bisnis. Retrieved

from Industri Bisnis:

http://industri.bisnis.com/read/20151001/45/477882/ka

wasan-industri-jawa-timur-agresif-menyisir-lokasi-

alternatif

PLN. (2014). Statistik PLN. Jakarta: Sekretariat Perusahaan PT

PLN (Persero).

PLN. (2015, Desember). Tentang Kami:PLN Corporation.

Retrieved from PLN Corporation:

http://www.pln.co.id/blog/profil-perusahaan/

Page 62: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

46

Sugianto, W. (2012). Peramalan Beban Listrik di PT PLN APJ

Surabaya Selatan Menggunakan Metode ARIMA.

Surabaya: ITS Press.

Undang-Undang No 30 Tahun 2009. (2009). Ketenagalistrikan.

Jakarta.

Walpole, R. E., Myers, R. H., Myers, S. L., & Ye, K. (2012).

Probability and Statistics for Engineers and Scientists

Ninth Edition. United States of America: Pearson

Education Inc.

Wei, W. W. (2006). Time Series Analysis Univariat and

Multivariat Methods . Canada: Addision Wesley

Publishing Company.

Zulfa, I. L. (2015). Peramalan Beban Listrik Jangka Pendek di

Jawa Timur Menggunakan Metode ARIMA dan ANFIS.

Surabaya: ITS Press.

Page 63: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

47

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penjualan Tenaga Listrik Sektor Industri di

Jawa Timur dalam KWh

Bulan Tahun

2009 2010 2011 2012

Januari 662973832 766495512 858319534.4 965600804

Februari 709503680 817825999 877605730.7 983482656

Maret 680827158 735954349 824089851.6 1031205236

April 742267567 829967328 907588950.2 1046705400

Mei 733974273 831768303.6 898068687 1031205236

Juni 784039705 852046144 926820625 1079677770

Juli 770302328 844417960 928379646 1043846044

Agustus 794698264 868825433 958119342 1093595340

September 787300347 765474398 795277199 883648430

Oktober 681752265 782818487 953828775 1067280574

November 832949408 878503129.5 983360415 1080336963

Desember 789670205 864555469.4 699896534 1075862841

Page 64: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

48

Lampiran 1. (Lanjutan)

Bulan Tahun

2013 2014 2015

Januari 1076063325 1034613467 1099901911

Februari 1006588797 962169663 1005271529

Maret 1102473864 1037971397 1132490912

April 1084376413 1128425228 1069636053

Mei 1386293780 1148991826 1091348461

Juni 841608776 1228929724 1107492965

Juli 1132572645 1007869717 906262858

Agustus 870900405 1093150403 1115976328

September 1148299662 1120992024 1119741398

Oktober 1028945168 1183299624 1158558172

November 1062412768 1156755612 1164067285

Desember 997018949 1123951298 1110130863

Page 65: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

49

Lampiran 2. Output Minitab Statistika Deskriptif

a. Statistika Deskriptif Data Tahun 2009-2015

b. Statistika Deskriptif Data In-Sample (Tahun 2009-2014)

c. Statistika Deskriptif Data Out-Sample (Tahun 2015)

Descriptive Statistics: data Variable Mean StDev Minimum Maximum Skewness Kurtosis

data 957373176 148109126 662973832 1228929724 -0.23 -1.16

Descriptive Statistics: insample Variable Mean StDev Minimum Maximum Skewness Kurtosis

insample 935256501 145182375 662973832 1228929724 -0.02 -1.10

Descriptive Statistics: outsample Variable Mean StDev Minimum Maximum Skewness Kurtosis

outsample 1090073228 71168802 906262858 1164067285 -1.81 3.65

Page 66: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

50

Lampiran 3. Output Minitab Autocorrelation Function

MTB > ACF 'diff1';

SUBC> Lags 72.

Autocorrelation Function: diff1 Lag ACF T LBQ

1 -0.589670 -4.97 25.75

2 0.148691 0.96 27.41

3 -0.044475 -0.28 27.56

4 -0.027479 -0.18 27.62

5 0.004936 0.03 27.62

6 0.032085 0.20 27.70

7 -0.014078 -0.09 27.72

8 -0.132380 -0.84 29.16

9 0.367808 2.32 40.47

10 -0.383042 -2.25 52.93

11 0.210844 1.16 56.77

12 -0.076837 -0.41 57.29

13 -0.023036 -0.12 57.34

14 0.042349 0.23 57.50

15 0.041866 0.23 57.66

16 -0.159433 -0.86 60.06

17 0.074612 0.40 60.59

18 0.159527 0.85 63.08

19 -0.242238 -1.27 68.93

20 0.173154 0.89 71.98

21 -0.070314 -0.36 72.49

22 -0.078673 -0.40 73.15

23 0.139292 0.71 75.24

24 0.003039 0.02 75.24

25 -0.156217 -0.79 77.99

26 0.147930 0.74 80.51

27 0.002578 0.01 80.51

28 -0.079454 -0.39 81.27

29 0.086221 0.43 82.19

30 -0.139499 -0.69 84.65

31 0.099206 0.49 85.93

32 -0.000978 -0.00 85.93

33 0.002732 0.01 85.93

34 -0.077692 -0.38 86.77

35 0.122273 0.60 88.93

36 -0.054178 -0.26 89.36

37 -0.023629 -0.11 89.45

38 0.020269 0.10 89.51

39 -0.017317 -0.08 89.56

40 0.006390 0.03 89.57

41 0.066766 0.32 90.34

Page 67: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

51

Lampiran 3. (Lanjutan)

42 -0.069151 -0.33 91.19

43 0.006217 0.03 91.20

44 0.031888 0.15 91.39

45 -0.087522 -0.42 92.92

46 0.104080 0.50 95.17

47 -0.036065 -0.17 95.45

48 -0.006728 -0.03 95.46

49 -0.008554 -0.04 95.47

50 0.003151 0.02 95.48

51 -0.012188 -0.06 95.51

52 0.004700 0.02 95.52

53 0.036254 0.17 95.90

54 -0.041388 -0.20 96.42

55 0.041849 0.20 96.99

56 -0.074936 -0.36 98.93

57 0.056151 0.27 100.10

58 -0.014013 -0.07 100.17

59 0.011751 0.06 100.23

60 -0.001759 -0.01 100.24

61 -0.018685 -0.09 100.42

62 0.024860 0.12 100.77

63 -0.020706 -0.10 101.05

64 0.022553 0.11 101.43

65 -0.015827 -0.08 101.64

66 0.005519 0.03 101.67

67 -0.003044 -0.01 101.69

68 0.001608 0.01 101.69

69 0.000077 0.00 101.69

70 -0.002045 -0.01 101.71

Page 68: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

52

Lampiran 4. Output Minitab Partial Autocorrelation Function

MTB > PACF 'diff1';

SUBC> Lags 72.

Partial Autocorrelation Function: diff1 Lag PACF T

1 -0.589670 -4.97

2 -0.305110 -2.57

3 -0.185878 -1.57

4 -0.187696 -1.58

5 -0.185806 -1.57

6 -0.107683 -0.91

7 -0.066161 -0.56

8 -0.310473 -2.62

9 0.201191 1.70

10 -0.027672 -0.23

11 -0.025053 -0.21

12 0.005181 0.04

13 -0.050947 -0.43

14 -0.039426 -0.33

15 0.061445 0.52

16 -0.163937 -1.38

17 -0.189582 -1.60

18 0.011389 0.10

19 -0.034422 -0.29

20 -0.083721 -0.71

21 -0.001240 -0.01

22 -0.161999 -1.37

23 -0.082376 -0.69

24 0.098993 0.83

25 -0.023666 -0.20

26 -0.057880 -0.49

27 0.043436 0.37

28 0.107821 0.91

29 0.044794 0.38

30 -0.106220 -0.90

31 0.043407 0.37

32 -0.099707 -0.84

33 -0.060731 -0.51

34 0.006418 0.05

35 -0.049339 -0.42

36 -0.003181 -0.03

37 0.030422 0.26

38 -0.101695 -0.86

39 0.081697 0.69

40 0.058691 0.49

41 0.077675 0.65

Page 69: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

53

Lampiran 4. (Lanjutan)

42 0.046996 0.40

43 0.150314 1.27

44 0.050766 0.43

45 -0.106467 -0.90

46 0.034270 0.29

47 0.057375 0.48

48 -0.008185 -0.07

49 0.022069 0.19

50 -0.110878 -0.93

51 -0.100579 -0.85

52 -0.066714 -0.56

53 0.055053 0.46

54 0.009914 0.08

55 0.007984 0.07

56 -0.019462 -0.16

57 -0.008721 -0.07

58 0.061025 0.51

59 0.036625 0.31

60 -0.047415 -0.40

61 -0.025391 -0.21

62 -0.040352 -0.34

63 -0.019787 -0.17

64 -0.076728 -0.65

65 -0.001047 -0.01

66 -0.098686 -0.83

67 -0.108996 -0.92

68 0.025978 0.22

69 0.015643 0.13

70 -0.051283 -0.43

Page 70: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

54

Lampiran 5. Output Minitab Pengujian Glejser

Regression Analysis: abs e versus Zt The regression equation is

abs e = 43979863 + 0.0203 Zt

71 cases used, 1 cases contain missing values

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 43979863 41756533 1.05 0.296

Zt 0.02031 0.04397 0.46 0.646

S = 52419512 R-Sq = 0.3% R-Sq(adj) = 0.0%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F

P

Regression 1 5.86462E+14 5.86462E+14 0.21

0.646

Residual Error 69 1.89599E+17 2.74781E+15

Total 70 1.90185E+17

Unusual Observations

Obs Zt abs e Fit SE Fit Residual St Resid

36 699896534 257935277 58196711 12219249 199738566 3.92R

38 983482656 180864853 63957135 6520052 116907719 2.25R

54 841608776 170345982 61075281 7554653 109270701 2.11R

55 1132572645 184775702 66985568 10539074 117790135 2.29R

57 1148299662 173909282 67305027 11104750 106604255 2.08R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Page 71: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

55

Lampiran 6. Syntax SAS Pengujian Dickey Fuller

data industri;

input y;

datalines;

662973832

709503680

680827158

742267567

733974273

784039705

770302328

794698264

787300347

681752265

.

.

.

1128425228

1148991826

1228929724

1007869717

1093150403

1120992024

1183299624

1156755612

1123951298

;

data industri;

set industri;

y1=lag1(y);

yd=y-y1;

run;

proc reg data=industri;

model yd=y1/noint;

run;

Page 72: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

56

Lampiran 7. Syntax SAS Pengujian Dickey Fuller Setelah

Differencing

data industri;

input y;

datalines;

*

46529848

-28676522

61440409

-8293294

50065432

-13737377

24395936

-7397917

.

.

.

75801734

90453831

20566598

79937898

-221060007

85280686

27841621

62307600

-26544012

-32804314

;

data industri;

set industri;

y1=lag1(y);

yd=y-y1;

run;

proc reg data=industri;

model yd=y1/noint;

run;

Page 73: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

57

Lampiran 8. Syntax SAS Model ARIMA (0,1,1)

data industri;

input y;

datalines;

662973832

709503680

680827158

742267567

733974273

784039705

770302328

794698264

787300347

681752265

.

.

.

1128425228

1148991826

1228929724

1007869717

1093150403

1120992024

1183299624

1156755612

1123951298

;

proc arima data=industri;

identify var=y(1);

estimate

p=(0) q=(1)

noconstant method=cls

WHITENOISE=IGNOREMISS;

forecast out=ramalan lead=12;

proc print data=ramalan;

run;

proc univariate data=ramalan normal;

var residual;

run;

Page 74: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

58

Lampiran 9. Syntax SAS Model ARIMA (1,1,0)

data industri;

input y;

datalines;

662973832

709503680

680827158

742267567

733974273

784039705

770302328

794698264

787300347

681752265

.

.

.

1128425228

1148991826

1228929724

1007869717

1093150403

1120992024

1183299624

1156755612

1123951298

;

proc arima data=industri;

identify var=y(1);

estimate

p=(1) q=(0)

noconstant method=cls

WHITENOISE=IGNOREMISS;

forecast out=ramalan lead=12;

proc print data=ramalan;

run;

proc univariate data=ramalan normal;

var residual;

run;

Page 75: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

59

Lampiran 10. Syntax SAS Model ARIMA (0,1,9)

data industri;

input y;

datalines;

662973832

709503680

680827158

742267567

733974273

784039705

770302328

794698264

787300347

681752265

.

.

.

1128425228

1148991826

1228929724

1007869717

1093150403

1120992024

1183299624

1156755612

1123951298

;

proc arima data=industri;

identify var=y(1);

estimate

p=(0) q=(9)

noconstant method=cls

WHITENOISE=IGNOREMISS;

forecast out=ramalan lead=12;

proc print data=ramalan;

run;

proc univariate data=ramalan normal;

var residual;

run;

Page 76: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

60

Lampiran 11. Syntax SAS Model ARIMA (1,1,9)

data industri;

input y;

datalines;

662973832

709503680

680827158

742267567

733974273

784039705

770302328

794698264

787300347

681752265

.

.

.

1128425228

1148991826

1228929724

1007869717

1093150403

1120992024

1183299624

1156755612

1123951298

;

proc arima data=industri;

identify var=y(1);

estimate

p=(1) q=(9)

noconstant method=cls

WHITENOISE=IGNOREMISS;

forecast out=ramalan lead=12;

proc print data=ramalan;

run;

proc univariate data=ramalan normal;

var residual;

run;

Page 77: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

61

Lampiran 12. Syntax SAS Model ARIMA (0,1,10)

data industri;

input y;

datalines;

662973832

709503680

680827158

742267567

733974273

784039705

770302328

794698264

787300347

681752265

.

.

.

1128425228

1148991826

1228929724

1007869717

1093150403

1120992024

1183299624

1156755612

1123951298

;

proc arima data=industri;

identify var=y(1);

estimate

p=(0) q=(10)

noconstant method=cls

WHITENOISE=IGNOREMISS;

forecast out=ramalan lead=12;

proc print data=ramalan;

run;

proc univariate data=ramalan normal;

var residual;

run;

Page 78: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

62

Lampiran 13. Syntax SAS Model ARIMA (1,1,10)

data industri;

input y;

datalines;

662973832

709503680

680827158

742267567

733974273

784039705

770302328

794698264

787300347

681752265

.

.

.

1128425228

1148991826

1228929724

1007869717

1093150403

1120992024

1183299624

1156755612

1123951298

;

proc arima data=industri;

identify var=y(1);

estimate

p=(1) q=(10)

noconstant method=cls

WHITENOISE=IGNOREMISS;

forecast out=ramalan lead=12;

proc print data=ramalan;

run;

proc univariate data=ramalan normal;

var residual;

run;

Page 79: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

63

Lampiran 14. Syntax SAS ARIMA ([1,2],1,0)

data industri;

input y;

datalines;

662973832

709503680

680827158

742267567

733974273

784039705

770302328

794698264

787300347

681752265

.

.

.

1128425228

1148991826

1228929724

1007869717

1093150403

1120992024

1183299624

1156755612

1123951298

;

proc arima data=industri;

identify var=y(1);

estimate

p=(1,2) q=(0)

noconstant method=cls

WHITENOISE=IGNOREMISS;

forecast out=ramalan lead=12;

proc print data=ramalan;

run;

proc univariate data=ramalan normal;

var residual;

run;

Page 80: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

64

Lampiran 15. Syntax SAS Model ARIMA ([1,2],1,9)

data industri;

input y;

datalines;

662973832

709503680

680827158

742267567

733974273

784039705

770302328

794698264

787300347

681752265

.

.

.

1128425228

1148991826

1228929724

1007869717

1093150403

1120992024

1183299624

1156755612

1123951298

;

proc arima data=industri;

identify var=y(1);

estimate

p=(1,2) q=(9)

noconstant method=cls

WHITENOISE=IGNOREMISS;

forecast out=ramalan lead=12;

proc print data=ramalan;

run;

proc univariate data=ramalan normal;

var residual;

run;

Page 81: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

65

Lampiran 16. Syntax SAS Model ARIMA (0,1,[1,9,10])

data industri;

input y;

datalines;

662973832

709503680

680827158

742267567

733974273

784039705

770302328

794698264

787300347

681752265

.

.

.

1128425228

1148991826

1228929724

1007869717

1093150403

1120992024

1183299624

1156755612

1123951298

;

proc arima data=industri;

identify var=y(1);

estimate

p=(0) q=(1,9,10)

noconstant method=cls

WHITENOISE=IGNOREMISS;

forecast out=ramalan lead=12;

proc print data=ramalan;

run;

proc univariate data=ramalan normal;

var residual;

run;

Page 82: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

66

Lampiran 17. Output SAS Dickey Fuller Sebelum Differencing

Analysis of Variance

Sum of Mean Source DF Squares Square F Value Pr > F Model 1 1.039931E13 1.039931E13 0.00 0.9756 Error 70 7.724437E17 1.103491E16 Uncorrected Total 71 7.724541E17

Root MSE 105047180 R-Square 0.0000 Dependent Mean 6492640 Adj R-Sq -0.0143 Coeff Var 1617.94238

Parameter Estimates

Parameter Standard Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t|

y1 1 0.00040560 0.01321 0.03 0.9756

Page 83: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

67

Lampiran 18. Output SAS Pengujian Dickey Fuller Setelah

Differencing

Analysis of Variance Sum of Mean Source DF Squares Square F Value Pr > F Model 1 1.936373E18 1.936373E18 263.60 <.0001 Error 69 5.068584E17 7.345773E15 Uncorrected Total 70 2.443232E18 Root MSE 85707488 R-Square 0.7925 Dependent Mean -1133345 Adj R-Sq 0.7895 Coeff Var -7562.34638

Parameter Estimates Parameter Standard Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t|

y1 1 -1.58439 0.09759 -16.24 <.0001

Page 84: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

68

Lampiran 19. Output SAS Pengujian Model ARIMA (0,1,1)

Conditional Least Squares Estimation

Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag

MA1,1 0.70885 0.08472 8.37 <.0001 1

Variance Estimate 6.53E15 Std Error Estimate 80806280 AIC 2787.956 SBC 2790.219 Number of Residuals 71

* AIC and SBC do not include log determinant.

Autocorrelation Check of Residuals

To Chi- Pr > Lag Square DF ChiSq ------------------Autocorrelations-----------------

6 2.90 5 0.7159 -0.132 0.111 0.006 -0.003 0.045 0.080 12 17.66 11 0.0897 0.042 0.033 0.335 -0.207 0.130 -0.023 18 24.10 17 0.1168 -0.003 0.067 0.035 -0.098 0.127 0.188 24 32.52 23 0.0899 -0.116 0.140 -0.005 0.008 0.201 0.081

Tests for Normality

Test --Statistic--- -----p Value------

Shapiro-Wilk W 0.906535 Pr < W <0.0001 Kolmogorov-Smirnov D 0.190962 Pr > D <0.0100 Cramer-von Mises W-Sq 0.486953 Pr > W-Sq <0.0050 Anderson-Darling A-Sq 2.533728 Pr > A-Sq <0.0050

Page 85: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

69

Lampiran 20. Output SAS Pengujian Model ARIMA (1,1,0)

Conditional Least Squares Estimation

Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag

AR1,1 -0.58439 0.09709 -6.02 <.0001 1

Variance Estimate 7.272E15 Std Error Estimate 85274631 AIC 2795.599 SBC 2797.862 Number of Residuals 71

* AIC and SBC do not include log determinant.

Autocorrelation Check of Residuals

To Chi- Pr > Lag Square DF ChiSq ------------------Autocorrelations-----------------

6 7.43 5 0.1907 -0.168 -0.243 0.033 -0.076 0.023 0.064 12 22.07 11 0.0238 -0.100 0.060 0.307 -0.256 0.029 0.020 18 33.60 17 0.0095 -0.068 0.113 -0.006 -0.207 0.157 0.190 24 44.55 23 0.0045 -0.197 0.083 -0.045 -0.086 0.224 0.003

Tests for Normality

Test --Statistic--- -----p Value------

Shapiro-Wilk W 0.947629 Pr < W 0.0050 Kolmogorov-Smirnov D 0.133788 Pr > D <0.0100 Cramer-von Mises W-Sq 0.271535 Pr > W-Sq <0.0050 Anderson-Darling A-Sq 1.466844 Pr > A-Sq <0.0050

Page 86: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

70

Lampiran 21. Output SAS Pengujian Model ARIMA (0,1,9)

Conditional Least Squares Estimation

Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag

MA1,1 -0.33774 0.12221 -2.76 0.0073 9

Variance Estimate 9.674E15 Std Error Estimate 98357773 AIC 2815.868 SBC 2818.13 Number of Residuals 71

* AIC and SBC do not include log determinant.

Autocorrelation Check of Residuals

To Chi- Pr > Lag Square DF ChiSq ------------------Autocorrelations-----------------

6 24.17 5 0.0002 -0.556 0.115 -0.031 -0.033 0.023 0.030 12 28.79 11 0.0024 -0.023 0.024 0.054 -0.162 0.135 -0.072 18 32.85 17 0.0118 0.025 -0.003 0.045 -0.122 0.045 0.150 24 44.87 23 0.0041 -0.210 0.149 -0.032 -0.117 0.186 -0.031

Tests for Normality

Test --Statistic--- -----p Value------

Shapiro-Wilk W 0.957677 Pr < W 0.0175 Kolmogorov-Smirnov D 0.099861 Pr > D 0.0793 Cramer-von Mises W-Sq 0.175246 Pr > W-Sq 0.0108 Anderson-Darling A-Sq 1.053547 Pr > A-Sq 0.0088

Page 87: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

71

Lampiran 22. Output SAS Model ARIMA (1,1,9)

Conditional Least Squares Estimation

Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag

MA1,1 -0.28902 0.12898 -2.24 0.0283 9 AR1,1 -0.56305 0.09995 -5.63 <.0001 1

Variance Estimate 6.74E15 Std Error Estimate 82099444 AIC 2791.189 SBC 2795.715 Number of Residuals 71

* AIC and SBC do not include log determinant.

Autocorrelation Check of Residuals

To Chi- Pr > Lag Square DF ChiSq ------------------Autocorrelations-----------------

6 7.36 4 0.1181 -0.160 -0.255 0.016 -0.062 0.034 0.045 12 10.74 10 0.3780 -0.009 0.077 0.044 -0.168 0.063 -0.002 18 17.26 16 0.3690 -0.027 0.061 -0.014 -0.157 0.107 0.165 24 27.45 22 0.1945 -0.170 0.081 -0.036 -0.094 0.227 0.006

Tests for Normality

Test --Statistic--- -----p Value------

Shapiro-Wilk W 0.957385 Pr < W 0.0168 Kolmogorov-Smirnov D 0.121752 Pr > D <0.0100 Cramer-von Mises W-Sq 0.215694 Pr > W-Sq <0.0050 Anderson-Darling A-Sq 1.187129 Pr > A-Sq <0.0050

Page 88: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

72

Lampiran 23. Output SAS Pengujian Model ARIMA (0,1,10)

Conditional Least Squares Estimation

Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag

MA1,1 0.36272 0.11564 3.14 0.0025 10

Variance Estimate 9.56E15 Std Error Estimate 97775509 AIC 2815.024 SBC 2817.287 Number of Residuals 71

* AIC and SBC do not include log determinant.

Autocorrelation Check of Residuals

To Chi- Pr > Lag Square DF ChiSq ------------------Autocorrelations-----------------

6 22.42 5 0.0004 -0.536 0.120 -0.025 -0.017 0.004 -0.010 12 24.92 11 0.0094 0.015 -0.041 0.142 -0.040 0.040 -0.067 18 29.12 17 0.0334 0.036 0.036 -0.002 -0.124 0.088 0.135 24 39.22 23 0.0188 -0.191 0.145 -0.017 -0.103 0.170 -0.023

Tests for Normality

Test --Statistic--- -----p Value------

Shapiro-Wilk W 0.966454 Pr < W 0.0545 Kolmogorov-Smirnov D 0.08798 Pr > D >0.1500 Cramer-von Mises W-Sq 0.131999 Pr > W-Sq 0.0421 Anderson-Darling A-Sq 0.823867 Pr > A-Sq 0.0333

Page 89: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

73

Lampiran 24. Output SAS Pengujian Model ARIMA (1,1,10)

Conditional Least Squares Estimation

Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag

MA1,1 0.28073 0.12242 2.29 0.0249 10 AR1,1 -0.54848 0.10157 -5.40 <.0001 1

Variance Estimate 6.848E15 Std Error Estimate 82749849 AIC 2792.31 SBC 2796.835 Number of Residuals 71

* AIC and SBC do not include log determinant.

Correlations of Parameter Estimates

Parameter MA1,1 AR1,1

MA1,1 1.000 0.109 AR1,1 0.109 1.000

Autocorrelation Check of Residuals

To Chi- Pr >

Lag Square DF ChiSq ------------------Autocorrelations-----------------

6 5.13 4 0.2741 -0.135 -0.218 0.023 -0.048 -0.001 0.001 12 10.07 10 0.4348 -0.032 0.056 0.228 -0.017 -0.008 -0.048 18 19.63 16 0.2375 0.013 0.099 -0.054 -0.163 0.159 0.187 24 27.85 22 0.1807 -0.156 0.075 -0.010 -0.065 0.210 -0.000

Tests for Normality

Test --Statistic--- -----p Value------

Shapiro-Wilk W 0.958028 Pr < W 0.0183 Kolmogorov-Smirnov D 0.094375 Pr > D 0.1173 Cramer-von Mises W-Sq 0.187131 Pr > W-Sq 0.0077 Anderson-Darling A-Sq 1.055555 Pr > A-Sq 0.0087

Page 90: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

74

Lampiran 25. Output SAS Pengujian Model ARIMA ([1,2],1,0)

Conditional Least Squares Estimation

Standard Approx

Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag

AR1,1 -0.75346 0.11555 -6.52 <.0001 1 AR1,2 -0.28877 0.11560 -2.50 0.0149 2

Variance Estimate 6.765E15 Std Error Estimate 82251910 AIC 2791.453 SBC 2795.978 Number of Residuals 71

* AIC and SBC do not include log determinant.

Correlations of Parameter Estimates

Parameter AR1,1 AR1,2

AR1,1 1.000 0.586 AR1,2 0.586 1.000

To Chi- Pr >

Lag Square DF ChiSq ------------------Autocorrelations-----------------

6 3.57 4 0.4678 -0.044 -0.119 -0.173 -0.026 0.010 0.008 12 15.04 10 0.1305 0.008 0.072 0.301 -0.194 0.015 -0.054 18 21.98 16 0.1437 0.017 0.054 -0.028 -0.124 0.121 0.196 24 27.05 22 0.2095 -0.120 0.018 -0.067 0.004 0.166 0.034

Tests for Normality

Test --Statistic--- -----p Value------

Shapiro-Wilk W 0.92999 Pr < W 0.0007 Kolmogorov-Smirnov D 0.167256 Pr > D <0.0100 Cramer-von Mises W-Sq 0.386608 Pr > W-Sq <0.0050 Anderson-Darling A-Sq 1.928631 Pr > A-Sq <0.0050

Page 91: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

75

Lampiran 26. Output SAS Pengujian Model ARIMA ([1,2],1,9)

Conditional Least Squares Estimation

Standard Approx

Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag

MA1,1 -0.29429 0.13156 -2.24 0.0286 9 AR1,1 -0.72541 0.11688 -6.21 <.0001 1

AR1,2 -0.28833 0.11705 -2.46 0.0163 2

Variance Estimate 6.278E15 Std Error Estimate 79230904 AIC 2787.103 SBC 2793.891 Number of Residuals 71

* AIC and SBC do not include log determinant.

Correlations of Parameter Estimates

Parameter MA1,1 AR1,1 AR1,2

MA1,1 1.000 0.032 0.059 AR1,1 0.032 1.000 0.565 AR1,2 0.059 0.565 1.000

Autocorrelation Check of Residuals

To Chi- Pr >

Lag Square DF ChiSq ------------------Autocorrelations-----------------

6 4.20 3 0.2407 -0.048 -0.127 -0.185 -0.018 0.019 0.044 12 7.04 9 0.6331 0.054 0.067 0.042 -0.150 0.035 -0.027 18 11.31 15 0.7301 0.023 0.016 -0.036 -0.095 0.079 0.164 24 16.20 21 0.7585 -0.101 0.019 -0.050 -0.011 0.179 0.031

Tests for Normality

Test --Statistic--- -----p Value------

Shapiro-Wilk W 0.95067 Pr < W 0.0073 Kolmogorov-Smirnov D 0.141235 Pr > D <0.0100 Cramer-von Mises W-Sq 0.277901 Pr > W-Sq <0.0050 Anderson-Darling A-Sq 1.424783 Pr > A-Sq <0.0050

Page 92: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

76

Lampiran 27. Output SAS Pengujian Model ARIMA

(0,1[1,9,10])

Conditional Least Squares Estimation

Standard Approx

Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag

MA1,1 0.70775 0.08835 8.01 <.0001 1 MA1,2 -0.31427 0.12954 -2.43 0.0179 9 MA1,3 0.26383 0.13066 2.02 0.0474 10

Variance Estimate 6.001E15 Std Error Estimate 77465856 AIC 2783.903 SBC 2790.691 Number of Residuals 71

* AIC and SBC do not include log determinant.

Correlations of Parameter Estimates

Parameter MA1,1 MA1,2 MA1,3

MA1,1 1.000 -0.184 0.170 MA1,2 -0.184 1.000 -0.655 MA1,3 0.170 -0.655 1.000

Autocorrelation Check of Residuals

To Chi- Pr >

Lag Square DF ChiSq ------------------Autocorrelations-----------------

6 2.09 3 0.5531 -0.109 0.078 0.004 -0.002 0.062 0.076 12 4.48 9 0.8771 0.047 0.071 0.049 -0.097 0.093 -0.021 18 8.67 15 0.8939 0.028 0.021 0.016 -0.077 0.087 0.169 24 17.10 21 0.7053 -0.103 0.117 0.019 -0.009 0.226 0.060

Tests for Normality

Test --Statistic--- -----p Value------

Shapiro-Wilk W 0.929108 Pr < W 0.0006 Kolmogorov-Smirnov D 0.154734 Pr > D <0.0100 Cramer-von Mises W-Sq 0.376467 Pr > W-Sq <0.0050 Anderson-Darling A-Sq 1.986582 Pr > A-Sq <0.0050

Page 93: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

77

Lampiran 28. Syntax SAS Model ARIMA (1,1,10) untuk

Peramalan

data industri;

input y;

datalines;

662973832

709503680

680827158

742267567

733974273

784039705

770302328

794698264

.

.

.

1091348461

1107492965

906262858

1115976328

1119741398

1158558172

1164067285

1110130863

;

proc arima data=industri;

identify var=y(1);

estimate

p=(1) q=(10)

noconstant method=cls

WHITENOISE=IGNOREMISS;

forecast out=ramalan lead=12;

proc print data=ramalan;

run;

proc univariate data=ramalan normal;

var residual;

run;

Page 94: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

78

Lampiran 29. Output SAS Peramalan dengan Model ARIMA

(1,1,10)

Forecasts for variable y

Obs Forecast Std Error 95% Confidence Limits

85 1114340078 83236847 951198855 1277481300 86 1106210569 91238166 927387049 1285034088 87 1122077733 110674372 905159950 1338995517 88 1107962649 120920103 870963602 1344961696 89 1158927691 133422609 897424183 1420431200 90 1102765234 143255498 821989618 1383540850 91 1103681543 153269119 803279589 1404083496 92 1096591057 162241416 778603725 1414578389 93 1096434132 170964951 761348986 1431519278 94 1114221912 179147445 763099372 1465344452 95 1104418739 182211890 747289998 1461547481 96 1109821448 187551802 742226672 1477416225

Page 95: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

79

Lampiran 30. Langkah-langkah Pemodelan ARIMA (1,1,10)

1. Plot ACF dan PACF

7065605550454035302520151051

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

-0.2

-0.4

-0.6

-0.8

-1.0

Lag

Au

toco

rre

lati

on

Autocorrelation Function for diff1(with 5% significance limits for the autocorrelations)

7065605550454035302520151051

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

-0.2

-0.4

-0.6

-0.8

-1.0

Lag

Pa

rtia

l A

uto

co

rre

lati

on

Partial Autocorrelation Function for diff1(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

Plot ACF dan PACF dibentuk dari data in sample. Model

ARIMA (1,1,10) diperoleh dari plot ACF lag ke 10 sebagai orde q,

plot PACF lag ke 1 sebagai orde p, dan orde d sebagai proses

differencing 1. Setelah itu dilakukan pengujian parameter dan

diagnostic checking menggunakan software SAS.

Page 96: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

80

2. Syntax SAS Model ARIMA (1,1,10) Menggunakan Data In

Sample

data industri;

input y;

datalines;

662973832

709503680

680827158

742267567

733974273

784039705

770302328

794698264

787300347

681752265

.

.

.

1128425228

1148991826

1228929724

1007869717

1093150403

1120992024

1183299624

1156755612

1123951298

;

proc arima data=industri;

identify var=y(1);

estimate

p=(1) q=(10)

noconstant method=cls

WHITENOISE=IGNOREMISS;

forecast out=ramalan lead=12;

proc print data=ramalan;

run;

proc univariate data=ramalan normal;

var residual;

run;

Page 97: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

81

3. Output SAS Model ARIMA (1,1,10) Menggunakan Data In

Sample

4.

Berdasarkan output SAS tersebut diketahui bahwa

parameter model ARIMA (1,1,10) signifikan, asumsi residual

white noise dan distribusi normal telah terpenuhi. Setelah itu,

dilakukan peramalan penjualan tenaga listrik dengan malibatkan

data out sample.

Conditional Least Squares Estimation

Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag

MA1,1 0.28073 0.12242 2.29 0.0249 10 AR1,1 -0.54848 0.10157 -5.40 <.0001 1

Variance Estimate 6.848E15 Std Error Estimate 82749849 AIC 2792.31 SBC 2796.835 Number of Residuals 71

* AIC and SBC do not include log determinant.

Correlations of Parameter Estimates

Parameter MA1,1 AR1,1

MA1,1 1.000 0.109 AR1,1 0.109 1.000

Autocorrelation Check of Residuals

To Chi- Pr > Lag Square DF ChiSq ------------------Autocorrelations-----------------

6 5.13 4 0.2741 -0.135 -0.218 0.023 -0.048 -0.001 0.001 12 10.07 10 0.4348 -0.032 0.056 0.228 -0.017 -0.008 -0.048 18 19.63 16 0.2375 0.013 0.099 -0.054 -0.163 0.159 0.187 24 27.85 22 0.1807 -0.156 0.075 -0.010 -0.065 0.210 -0.000

Tests for Normality

Test --Statistic--- -----p Value------

Shapiro-Wilk W 0.958028 Pr < W 0.0183 Kolmogorov-Smirnov D 0.094375 Pr > D 0.1173 Cramer-von Mises W-Sq 0.187131 Pr > W-Sq 0.0077 Anderson-Darling A-Sq 1.055555 Pr > A-Sq 0.0087

Page 98: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

82

5. Syntax Peramalan dengan Model ARIMA (1,1,10)

Menggunakan Data In Sample dan Out Sample

data industri;

input y;

datalines;

662973832

709503680

680827158

742267567

733974273

784039705

770302328

794698264

.

.

.

1091348461

1107492965

906262858

1115976328

1119741398

1158558172

1164067285

1110130863

;

proc arima data=industri;

identify var=y(1);

estimate

p=(1) q=(10)

noconstant method=cls

WHITENOISE=IGNOREMISS;

forecast out=ramalan lead=12;

proc print data=ramalan;

run;

proc univariate data=ramalan normal;

var residual;

run;

Page 99: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

83

6. Output SAS Nilai Peramalan dengan Model ARIMA

(1,1,10) Menggunakan Data In Sample dan Out Sample

Forecasts for variable y

Obs Forecast Std Error 95% Confidence Limits

85 1114340078 83236847 951198855 1277481300 86 1106210569 91238166 927387049 1285034088 87 1122077733 110674372 905159950 1338995517 88 1107962649 120920103 870963602 1344961696 89 1158927691 133422609 897424183 1420431200 90 1102765234 143255498 821989618 1383540850 91 1103681543 153269119 803279589 1404083496 92 1096591057 162241416 778603725 1414578389 93 1096434132 170964951 761348986 1431519278 94 1114221912 179147445 763099372 1465344452 95 1104418739 182211890 747289998 1461547481 96 1109821448 187551802 742226672 1477416225

Page 100: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

84

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 101: TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN PENJUALAN TENAGA …repository.its.ac.id/751/3/1313030082-Non-degree.pdf · optimal dan diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan kebutuhan

BIODATA PENULIS

Penulis bernama Inung Anggun

Saputri yang biasa dipanggil

Inung lahir di Trenggalek, 26

Agustus. Penulis adalah anak

kedua dari tiga bersaudara oleh

pasangan Muhadi dan Suyatmi.

Pendidikan yang telah

diselesaikan adalah pendidikan di

SDN I Buluagung, SMP Negeri 1

Trenggalek, SMA Negeri 1

Trenggalek. Setelah lulus dari

SMA penulis diterima di

Program Studi Diploma III

Jurusan Statistika ITS dengan NRP 1313 030 082. Selama

perkuliahan penulis aktif dalam beberapa organisasi antara lain

sebagai Tim Pemandu pada PP VIII FMIPA ITS, sebagai Staff

Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa

HIMADATA-ITS periode 2014/2015 dan sebagai Sekretaris

Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa

HIMADATA-ITS periode 2015/2016. Selain itu, penulis juga aktif

mengikuti kepanitiaan seperti Pekan Raya Statistika ITS 2015.

Penulis mendapatkan kesempatan kerja praktek di PT PLN

(Persero) Distribusi Jawa Timur pada akhir semester 4. Segala

kritik dan saran akan diterima penulis untuk perbaikan

kedepannya. Jika ada keperluan berdiskusi dengan penulis dapat

melalui email [email protected].