tugas akhir rancang bangun mesin pembuat pupuk organik granul kapasitas 15 kg per jam
TRANSCRIPT
i
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK
GRANUL KAPASITAS 15 KG/JAM
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Akhir Studi
Dan Memperoleh Sebutan Ahli Madya
Progam Studi Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Oleh :
Amin Rahman : NIM.3.21.09.2.03
Bodhi Febrianto : NIM 3.21.09.2.06
Crysta Aditya R. : NIM 3.21.09.2.07
Hendy Tryas Y. : NIM 3.21.09.2.11
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2012
v
PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR
Tugas Akhir Ahli Madya yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di
perpustakaan Politeknik Negeri Semarang adalah terbuka untuk umum dengan ketentuan
bahwa hak cipta ada pada pengarang. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat tetapi
pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai
dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tugas akhir haruslah seizin
Pimpinan Politeknik Negeri Semarang.
Perpustakaan yang meminjam tugas akhir ini untuk keperluan anggotanya
diharapkan mengisi nama dan tanda tangan atau tanggal pinjam.
vi
HALAMAN MOTTO
1. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan pada diri mereka sendiri.
(Q.S. Al-Ro’ad : 11)
2. Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.
(Q.S. Al Baqarah : 286)
3. Science without religion is blind, religion without science is lame.
(Einstein)
4. Hidup adalah serangkaian pengalaman, setiap pengalaman membuat kita lebih
besar, walaupun kita tidak menyadarinya.
(Henry Ford)
5. Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia
lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang
berbeda.
(Dale Carnegie)
6. “You can’.. if you think can” (Anda pasti bisa bila Anda pikir bisa).
(Vincent )
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
v Syukur alhamdulilah kupanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya.
v Solawat serta salam selalu kupanjatkan juga kepada Nabi besar Muhammad SAW,
Nabi akhir zaman yang selalu kami nantikan syafaatnya dihari akhir nanti.
v Terimakasih kepada Ibu Dra. S. Setyowati Rahayu, M.Si dan Bapak Drs.Amrul
atas bimbingan dan semangat yang diberikan.
v Bapak dan Ibuku serta keluargaku tercinta yang telah memberikan banyak
dukungan dan semangat baik secara material maupun spritural.
v Teman – Teman seperjuangan kelas ME 3A Sampai ME 3F.
viii
ABSTRAK
Mesin pembuat pupuk organik granul ini merupakan mesin yang digunakan untuk membuat pupuk berbentuk butiran granul guna mempermudah penyimpanan pupuk dan nantinya akan lebih effisien dalam penggunaannya. Proses pembuatan pupuk organik granul diawali dengan pupuk kandang sebagai bahan pupuk organik yang sudah dikeringkan kemudian dihaluskan. Pupuk kandang yang sudah dihaluskan kemudian dibentuk menjadi butiran granul dengan alat pan granulator. Pupuk kandang yang sudah menjadi butiran granul kemudian dikeringkan. Mesin pan granulator ini dibuat dengan menggunakan perhitungan daya motor, perhitungan poros, perhitungan sabuk, pengaturan sudut, dan kecepatan putar pan granulator. Mesin ini memiliki dimensi 1300 [mm] x 900 [mm] x 1500 [mm] yang cocok untuk kelompok tani yang merupakan industri kecil. Mesin ini mampu mengranulkan pupuk 15 [kg/jam] dengan kapasitas produksi setiap hari 120 kg untuk 8 jam kerja perhari dan ukuran hasil pengranulan 3 [mm], 4 [mm], dan 5 [mm]. Kata kunci : pupuk organik granul, pan granulator
ix
ABSTRACT
Organic fertilizer granule machine is a machine used to make granule fertilizer for making easy of saving organic fertilizer and further will be efficient in use. The process of this organic fertilizer will be begun with manure as an organic fertilizer which has been dried and soften. Manure which has been soften will be sharpen as form of granule by pan granulator machine. Pan granulator is made by a calculation of power of motor, calculation of shaft, calculation of belt, adjustment of belt, and speed of spinning of pan granulator. This machine has 1300 [mm] x 900 [mm] x 1500 [mm] in dimension which is suitable for farmers in small industry. 120 kg for eight each day and the desired result of granule is 3[mm], 4 [mm], and 5 [mm] Keywords: organic fertilizer granules, pan granulator
x
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir dengan
judul “Rancang Bangun Mesin Pembuat Pupuk Organik Granul Kapasitas 15
Kg/Jam”. Laporan tugas akhir ini disusun untuk melengkapi syarat kelulusan pada
Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, atas semua karuniaNya.
2. Ibu dan Ayah tercinta, yang selalu mendoakan dan memberi dukungan.
3. Bapak DR. Totok Prasetyo. H, B. Eng, MT, selaku Direktur Politeknik Negeri
Semarang.
4. Bapak Drs Kunto Purbono, Msc, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Semarang.
5. Bapak Joko Tri Wardoyo, ST,MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Politeknik Negeri Semarang.
6. Ibu Dra. S. Setyowati Rahayu, M.Si. selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir.
7. Bapak Drs.Amrul selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir.
8. Teman–teman dan seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu,
terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih belum
sempurna, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan.
Semarang, Agustus 2012
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ……………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………..................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………...... iv
HALAMAN PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR …………........... v
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….... vii
ABSTRAK ………………………………………………………………………. viii
ABSTRACT ……………………………………………………………………... ix
PRAKATA ……………………………………………………………………..... x
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii
DAFTAR NOTASI ................................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………….…..…. 1
1.2 Perumusan Masalah …………………………………………...… 2
1.3 Alasan Pemilihan Judul ………………………………………..... 2
1.4 Tujuan Penulisan ……………………………………………....... 3
1.4.1 Tujuan Akademis ………………………………………...... 3
1.4.2 Tujuan Teknik …………………………………………...… 3
1.5 Manfaat Rancang Bangun ……………………………………..... 3
1.6 Metode Penulisan ……………………………………………….. 4
1.6.1 Metode Bimbingan ………………………………………... 4
1.6.2 Studi Kepustakaan ………………………………………... 4
1.6.3 Metode pengamatan langsung …………………………….. 4
1.6.4 Metode perancangan ……………………………………..... 4
xii
1.6.3 Metode Pembuatan Mesin ……………………………….... 4
1.6.4 Metode pengujian …………………………………………. 5
1.7 Sistematika Penulisan Laporan …………………….……………. 5
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pupuk Organik Granul …………………………………………... 7
2.2 Cara Membuat Pupuk Granul ………………………………….... 8
2.3 Proses Granulasi …………………………………………………. 8
2.4 Bagian Utama Mesin ………………………………….................. 9
2.5 Perhitungan Massa Pupuk Organik Granul Setiap Sekali
Proses Penggranulan ……………………………………………... 12
2.6 Perhitungan Perbandingan Transmisi Putaran ………………….... 12
2.7 Perhitungan Daya Motor untuk Menggerakan Pan atau Piringan.... 13
2.8 Perhitungan Gaya Sentrifugal Pan atau Piringan ……………….... 13
2.9 Perhitungan Sabuk ……………………………………………….. 14
2.9.1 Perhitungan Luas Penampang Sabuk ( …...……………. 14
2.9.2 Perhitungan Kecepatan Linier Sabuk ……………...……….. 14
2.9.3 Perhitungan panjang sabuk ………………………………… 15
2.9.4 Perhitungan Sudut Kontak Sabuk …………………………. 15
2.9.5 Perhitungan Gaya Tegang Sabuk …………………………... 15
2.10 Perhitungan Poros ………………………………………..……..... 16
2.11 Perhitungan Puli ………………………………………………….. 16
2.12 Perhitungan Bantalan …………………………………………….. 16
2.12.1 Tekanan Bantalan ................................................................ 16
2.12.2 Umur Bantalan ……………………………………………. 17
2.13 Perhitungan Pasak ............................................................................17
2.14 Perhitungan Kekuatan Sambungan Las …………………………... 18
2.15 Perhitungan Baut …………………………………………………. 19
BAB III PERTIMBANGAN DESAIN 3.1 Perancangan ……………………………………………………… 20
3.2 Pencarian Alternatif Desain ……………………………………… 22
xiii
3.3 Pemilihan Desain ………………………………………………… 22
3.3.1 Alternatif Desain I …………………………………………. 23
3.3.2 Alternatif Desain II ………………………………………… 25
3.3.3 Alternatif Desain III ……………………………………….. 27
3.4 Perbandingan Alternatif Desain …………………………………. 31
3.5 Analisa …………………………………………………………… 34
3.6 Evaluasi …………………………………………………………... 34
BAB IV PERHITUNGAN MESIN
4.1 Perhitungan Massa Pupuk Organik Granul Setiap Sekali
Proses Penggranulan ……………………………………………. 35
4.2 Perhitungan Perbandingan Transmisi Putaran ……………….…... 36
4.3 Perhitungan Daya Motor untuk Menggerakan Pan atau Piringan... 37
4.4 Perhitungan Gaya Sentrifugal Pan atau Piringan ……………….... 37
4.5 Perhitungan Sabuk ……………………………………………….. 38
4.5.1 Perhitungan Luas Penampang Sabuk ( ……………….... 38
4.5.2 Perhitungan Kecepatan Linier Sabuk ……………………… 39
4.5.3 Perhitungan Panjang Sabuk ………………………………... 39
4.5.4 Perhitungan Sudut Kontak Sabuk …………………………. 40
4.5.5 Perhitungan Gaya Tegang Sabuk ………………………….. 41
4.6 Perhitungan Poros ……………………………………………….. 42
4.6.1 Perhitungan Poros Pan …………………………………….. 42
4.6.2 Perhitungan Poros Rangka ……………………………….... 43
4.7 Perhitungan Puli …………………………………………………. 43
4.7.1 Perhitungan Puli pada Motor Listrik ……………………..... 43
4.7.2 Perhitungan Puli pada Reducer ……………………………. 44
4.8 Perhitungan Bantalan ……………………………………………. 45
4.8.1 Perhitungan Bantalan Poros Rangka ………………………. 45
4.8.1.1 Tekanan Bantalan …………………………………. 45
4.8.2 Perhitungan Bantalan Poros Pan ………………………....... 46
4.8.2.1 Tekanan Bantalan …………………………....……. 46
xiv
4.8.2.2 Umur Bantalan ……………………………………. 47
4.9 Perhitungan Pasak ........................................................................... 47
4.9.1 Pasak Puli pada Motor Listrik ............................................... 47
4.9.2 Pasak Puli pada Reducer ....................................................... 48
4.9.3 Pasak Spur Gear pada Reducer ............................................. 48
4.9.4 Pasak Spur Gear pada Poros Pan ........................................... 49
4.10 Perhitungan Kekuatan Sambungan Las .......................................... 51
4.11 Perhitungan Baut ............................................................................. 52
4.11.1 Perhitungan Baut pada Poros Rangka .................................. 52
4.11.2 Perhitungan Baut pada Poros Pan ........................................ 53
BAB V PROSES PENGERJAAN,PERAKITAN DAN PERHITUNGAN BIAYA
PRODUKSI
5.1 Proses Pengerjaan dan Perhitungan Waktu Permesinan ................... 54
5.1.1 Proses Pengerjaan .................................................................. 54
5.1.2 Perhitungan Waktu Pemesinan .............................................. 54
5.1.3 Waktu Kerja Mesin Bubut ...................................................... 55
5.1.4 Waktu Kerja Mesin Frais ........................................................ 57
5.1.5 Waktu Kerja Mesin Bor Meja ................................................. 58
5.1.6 Pengerjaan Poros Pan ............................................................. 59
5.1.7 Pengerjaan Poros pada Rangka .............................................. 65
5.1.8 Pengerjaan Rangka Atas ........................................................ 70
5.1.9 Pengerjaan Rangka Bawah .................................................... 75
5.1.10 Pengerjaan Dudukan Reducer dan Elektrik Moto ................. 80
5.1.11 Pengerjaan Pengatur Sudut .................................................... 85
5.1.12 Pengerjaan Pan ....................................................................... 89
5.1.13 Pengerjaan Pengaduk (Scrub) ................................................ 92
5.2 Perhitungan Biaya ............................................................................. 99
5.2.1 Waktu Pemesinan Tiap Komponen yang Dibuat .................... 100
5.2.2 Penentuan Biaya Pemesinan ................................................... 100
5.2.3 Perhitungan Biaya Pengadaan Bahan/Material ...................... 101
xv
5.2.4 Perhitungan Biaya Pembeliaan Bahan, Perakitan, dan Cat … 103
5.2.5 Biaya Pengerjaan Komponen Non Standar ............................ 103
5.2.6 Biaya Perakitan ....................................................................... 103
5.2.7 Total Biaya Pembuatan Mesin ................................................ 103
5.3 Perhitungan Break Event Point (BEP) .............................................. 104
BAB VI PENGUJIAN DAN PERAWATAN MESIN
6.1 Spesifikasi Mesin ……………………………………….....…......... 108
6.2 Pengujian Mesin ………………………………………….……...... 108
6.2.1 Tujuan Pengujian Mesin ………………………………......... 108
5.2.2 Proses Pengujian Mesin ………………………........….......... 109
5.2.3 Hasil Pengujian Mesin ………………………....……...…..... 110
6.3 Perawatan Mesin …………………………………....……...……… 112
6.3.1 Perawatan Terencana …………………….…...……...…...... 112
6.3.1.1 Perawatan Preventif …………….…...……...…….... 112
6.3.1.2 Perawatan Korektif …………….…...……...……..... 112
6.3.2 Perawatan Tidak Terencana ( unplanned maintenance ) ........ 113
6.3.3 Perawatan Terencana Beberapa Komponen ……………....... 113
6.3.3.1 Perawatan Puli ………………………………............ 113
6.3.3.2 Perawatan Sabuk V ……………………….…........... 114
6.3.3.3 Perawatan Reducer ………….………….….…......... 114
6.3.3.4 Perawatan Rangka …………………….….…............ 114
6.3.3.5 Perawatan Pan dan Pengaduk ……….….…...…....... 114
6.3.3.6 Perawatan Motor Listrik ………….………...…........ 115
6.4 Perbaikan ……………………………………….………................ 115
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan ……………………………………………....….…..... 117
7.2 Saran …………………………………………………………........ 117
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Motor Listrik ……………………………......……………...……. 9
Gambar 2.2 Reducer …………………………………………......……...……. 9
Gambar 2.3 Rangka Mesin ………………………………......…………...…… 9
Gambar 2.4 Pan …………………………………………………......…...……. 10
Gambar 2.5 Poros ……………………………………………………….....….. 10
Gambar 2.6 Roda Gigi ……………………………………………………....... 11
Gambar 2.7 Pillow Block ………………………………………………..…...... 11
Gambar 2.8 V-Belt …………………………………………………………...... 11
Gambar 2.9 Puli ……………………………………………………….............. 12
Gambar 2.10 Batang Sudut …………………………………………………...... 12
Gambar 3.1 Flowchart Metode Perancangan ..................................................... 21
Gambar 3.2 Alternatif Desain I .......................................................................... 23
Gambar 3.3 Alternatif Desain II ........................................................................ 25
Gambar 3.4 Alternatif Desain III …………………………………………….. 27
Gambar 4.1 Transmisi Putaran ………………………………………………... 36
Gambar 4.2 DBB poros pan ............................................................................... 37
Gambar 4.3 Penampang Sabuk ……………………………………………….. 38
Gambar 4.4 Gaya yang Bekerja pada Sabuk ………………………………….. 39
Gambar 4.5 Sudut Kontak Sabuk dan Puli …………………………………… 40
Gambar 4.6 Gaya pada Sabuk ............................................................................ 41
Gambar 4.7 Pasak …………………………………………………………….. 48
Gambar 5.1 Pembubutan sisi memanjang ......................................................... 55
Gambar 5.2 Pembubutan muka ………………………………………………. 56
Gambar 5.3 Pemakanan pada mesin frais ……………………………………. 57
Gambar 5.4 Pemakanan Bor Meja .................................................................... 58
Gambar 5.5 Grafik BEP .................................................................................... 107
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perbandingan nilai prioritas masing-masing kriteria ............................ 29
Tabel 3.2 Tabel Penilaian Kelompok Petani Lohjinawi II oleh Bapak Rujito SE.. 30
Tabel 3.3 Pemilihan alternatif desain terbaik ......................................................... 31
Tabel 3.4 Tabel Penilaian Kelompok Petani Lohjinawi II oleh Bapak Madiyono..31
Tabel 3.5 Pemilihan alternatif desain terbaik ........................................................ 32
Tabel 3.6 Tabel Penilaian Kelompok Petani Lohjinawi II oleh Bapak Tritanto..... 33
Tabel 3.7 Pemilihan alternatif desain terbaik ........................................................ 33
Tabel 5.1 Pengerjaan Poros Pan……….................................................………… 64
Tabel 5.2 Pengerjaan Poros Rangka……………………………………............... 68
Tabel 5.3 Pengerjaan Rangka Atas ……................................................................ 72
Tabel 5.4 Pengerjaan Rangka Bawah ………....................................................... 78
Tabel 5.5 Pengerjaan Dudukan Reducer dan Elektrik Motor ……….................... 83
Tabel 5.6 Pengerjaan Pengatur Sudut ……............................................................ 88
Tabel 5.7 Pengerjaan Pan ..................................................................................... 90
Tabel 5.8 Pengerjaan Pengaduk (Scrub) .............................................................. 96
Tabel 5.9 Tarif Sewa Mesin .................................................................................. 100
Tabel 5.10 Biaya Permesinan ................................................................................. 101
Tabel 5.11 Harga Bahan Komponen ....................................................................... 101
Tabel 5.12 Harga Komponen Non Standar ............................................................. 102
Tabel 5.13 Harga Komponen Standar ..................................................................... 102
Tabel 5.14 Harga Bahan Perakitan dan Pengecatan ................................................ 103
Tabel 6.1 Hasil Pengujian Percobaan 1 ................................................................. 110
Tabel 6.2 Hasil Pengujian Percobaan 2 ................................................................. 110
Tabel 6.3 Hasil Pengujian Percobaan 3 ................................................................. 111
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pemilihan tipe sabuk-V standar
Lampiran 2. Tabel Ukuran Sabuk
Lampiran 3. Penampang dan Diagram Pemilihan Sabuk-V
Lampiran 4. Koefisien Gesek Sabuk dan Puli
Lampiran 5. Tekanan maksimum pada bantalan
Lampiran 6. Beban ekivalen pada bantalan
Lampiran 7. Tabel Ukuran Pasak dan Alur Pasak
Lampiran 8. Tabel baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang difinis
dingin untuk poros
Lampiran 9. Konversi Satuan
Lampiran 10. Lambang Pengelasan
Lampiran 11. Gambar Sambungan Las
Lampiran 12. Tabel Cara Menyatakan Konfigurasi Permukaan Pada Gambar
Lampiran 13. Kecepatan Potong Pembubutan
Lampiran 14. Kecepatan Potong Pengefreisan
Lampiran 15. Kecepatan Potong Pengurdian
Lampiran 16. Kecepatan Mesin Bubut dan Frais
Lampiran 17. Gambar Kerja
xix
DAFTAR NOTASI
= Kecepatan sudut [rad/s]
n = Putaran [rpm]
T = Torsi [ Nm ]
Pd = Daya rencana [Nm/s]
Fc = Gaya Sentrifugal [N]
= Luas penampang sabuk [mm²]
= Lebar sabuk [mm]
= Tinggi sabuk [mm]
= Selisih tinggi dengan lebar puli [mm]
v = Kecepatan linear sabuk [m/s]
L = Panjang keliling sabuk [mm]
d1 = Diameter puli motor listrik [mm]
d2 = Diameter puli reducer [mm]
d3 = Diameter puli gear reducer [mm]
d4 = Diameter puli gear poros pan [mm]
X = Jarak sumbu poros [mm]
α = Sudut yang mempengaruhi sudut kontak [0]
r2 = Jari – jari puli besar [mm]
r1 = Jari – jari puli kecil [mm]
θ = Sudut kontak [0]
P = Kapasitas daya satu sabuk [Watt]
F1 = Gaya tegang sabuk sisi tegang [N]
F2 = Gaya tegang sabuk sisi kendor [N]
m = Massa [kg]
g = Percepatan grafitasi [m/s2]
p = Tekanan yang diterima bantalan [N/mm2]
Wt = Beban total yang diterima bantalan [N]
xx
l = Panjang bantalan [mm]
d = Diameter poros [mm]
L = Umur bantalan [putaran]
C = Kapasitas nominal dinamis spesifik [N]
Wt = Beban total yang diterima bantalan [N]
K = Koefisien ball bearing
= Tegangan geser [N/mm2]
t = Gaya tangensial pasak [N]
= Lebar pasak [mm]
l = Panjang pasak [mm]
Sf1 = Faktor keamanan untuk pengaruh massa
Sf2 = Faktor keamanan untuk pengaruh kekasaran dan alur pasak
Ft = Gaya tangensial pada pasak [N]
t1 = Kedalaman alur pasak pada poros [mm]
t2 = Kedalaman alur pasak pada puli [mm]
L = Lebar yang hendak dilas [mm]
t = Tebal benda kerja [mm]
= Tegangan tarik [N/mm2]
t = Tegangan tarik ijin [N/mm2]
g = Tegangan geser ijin [N/mm2]
v = Faktor keamanan
Vc = kecepatan potong [mm/menit]
tm = Waktu pemesinan [menit]
l = Panjang pembubutan [mm]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
D = Diameter benda [mm]
L = Panjang benda kerja [mm]
li = Panjang benda yang akan dibubut [mm]
la = Panjang kelebihan awal [mm]
tm = Waktu kerja mesin [menit]
xxi
tn = Kelonggaran waktu pemesinan [menit]
Tt = Total waktu pemesinan [menit]
L = Panjang pengfraisan [mm] lu = Panjang langkah akhir [mm]
Z = Jumlah gigi pisau/cutter
sr = Kecepatan pemakanan [mm/menit]
sz = Pemakanan tiap gigi [mm/gigi]
L = Panjang pemakanan pengeboran bor [mm]
l = Kedalaman lubang [mm]
BEP= Break Even Point [unit]
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penggunaan pupuk kimia berlebihan secara terus-menerus yang dianggap
mampu meningkatkan kesuburan tanah oleh para petani selama ini justru malah
menjadi penyebab menurunnya kualitas tanah. Seperti tanah menjadi keras dan
keseimbangan unsur hara yang terkandung dalam tanah ikut terganggu. Seperti pada
kasus di beberapa daerah di Indonesia, lahan pertanian mengalami kejenuhan fosfat
dan kalium karena penggunaan pupuk NPK yang berlebihan dan tidak seimbang.
Cara yang paling efektif untuk memperbaikinya adalah mengembalikan bahan
organik dalam bentuk pupuk organik ke lahan pertanian. Untuk memberi kemudahan
bagi petani dalam melakukan pemupukan, maka pupuk organik yang diberikan ke
lahan pertanian dibuat dalam bentuk pupuk organik granul. Di daerah Temanggung
tepatnya di Desa Kebon Wonokerso, Kecamatan Tembarak kelompok petani disana
mulai memahami efek dari pupuk kimia. Sehingga para petani beralih menggunakan
pupuk organik, tetapi saat ini para petani masih memakai pupuk organik curah yang
cara penyimpanannya dan pemakaiannya masih kurang effisien. Dalam 1 hektar
membutuhkan ±2000 [kg] pupuk curah.
Mesin granul yang ada di pasaran, mempunyai dimensi yang besar dengan
tinggi keseluruhan 5 [m], panjang 4 [m], lebar 3 [m], dengan menggunakan energi
listrik, kapasitas yang dihasilkan 600 [kg/jam], hasil granul yang di dapat dengan
ukuran 3 [mm],4 [mm],6 [mm]. Karena ukuran mesin granul di pasaran yang besar
dan membutuhkan banyak tempat. Oleh karena itu, kami dari tim peneliti akan
membantu kelompok petani Lohjinawi II di desa Kebon Wonokerso, kecamatan
Tembarak Temanggung untuk membuat alat pembuat pupuk organik granul.
Kebaharuan dari mesin yang ada di pasaran adalah adanya pengaturan sudut, tidak
membutuhkan banyak tempat dengan dimensi tinggi keseluruhan 1,5 [m], panjang 1,2
[m] , lebar 0,9 [m] , berkapasitas 15 [kg/jam], hasil granul 3 [mm], 4 [mm], 5 [mm].
2
Nantinya alat ini akan membantu petani membuat pupuk organik dalam bentuk
granul. Alat pembuat pupuk organik granul ini bisa menjadi inspirasi oleh para petani
lain untuk meningkatkan hasil pertanian mereka.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menemukan adanya beberapa
permasalahan yang terjadi, yaitu:
a. Pemakaian pupuk yang tidak effisien karena petani masih
menggunakan pupuk dalam bentuk curah.
b. Belum adanya mesin pembuat pupuk organik granul dikalangan petani
desa Kebon Wonokerso Tembarak Temanggung.
c. Mesin yang ada di pasaran mempunyai dimensi yang besar dengan
tinggi keseluruhan 5 [m], panjang 4 [m], lebar 3 [m]. Membutuhkan
daya yang besar sehingga tidak dapat di operasikan di pedesaan
dengan kemampuan daya yang kecil.
1.3 Alasan Pemilihan Judul
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini penulis memberikan judul
“Rancang Bangun Mesin Pembuat Pupuk Organik Granul Kapasitas 15
Kg/Jam”.
Hal-hal yang mendasari pemilihan judul tugas akhir ini adalah:
a. Seiring dengan melimpahnya bahan pupuk organik di desa Kebon
Wonokerso kecamatan Tembarak Temanggung dan belum tersedianya
alat pembuat pupuk organik granul kami bermaksud untuk membantu
para petani agar dapat membuat pupuk organik granul sendiri dengan
mesin pembuat pupuk granul.
b. Mesin yang sudah ada sekarang hanya untuk industri menengah ke atas
karena dimensinya yang besar atau membutuhkan tempat yang banyak
maka penulis bermaksud untuk membuat alat yang bisa digunakan
untuk petani dengan dimensi yang sesuai.
3
c. Harga dari mesin pembuat pupuk granul yang sudah ada sekarang
sangat mahal untuk petani, maka dari itu kami akan membantu
membuatkan mesin dengan harga yang lebih terjangkau.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan
akademis dan tujuan teknis.
1.4.1. Tujuan Akademis
a. Melengkapi syarat membuat Tugas Akhir pada Jurusan Teknnik
Mesin, Program Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang.
b. Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama
studi pada Program Studi Teknik Mesin.
1.4.2. Tujuan Teknis
Tujuan utama dari laporan Tugas Akhir ini adalah membuat rancang
bangun mesin pembuat pupuk organik granul dengan kapasitas 15 [kg/jam].
Mesin ini nantinya akan menjadi inspirasi para petani untuk membuat pupuk
organik granul sendiri karena dimensi yang dibuat tidak besar. Tinggi
keseluruhan mesin 1,5 [m] , panjang 1,2 [m] dan lebar 0,9 [m]. Untuk
dimensi dari pan granulator sendiri berdiameter 1 [m] dengan tinggi pan 0,15
[m], kecepatan putar 15 [rpm], menggunakan motor listrik sebagai penggerak
utamanya.
1.5 Manfaat Rancang Bangun
a. Dapat digunakan sebagai alat pembuatan pupuk organik granul oleh
kelompok petani Lohjinawi II di desa Kebon, kecamatan Tembarak
Temanggung.
b. Dapat digunakan sebagai alat bantu para petani dalam membuat pupuk
organik granul sendiri.
c. Memberikan pengalaman bagi penulis dalam pembuatan pupuk granul
dengan ukuran granul yang didapat 3 [mm], 4 [mm], 5 [mm].
4
d. Dapat diterapkan di daerah perkebunan maupun pertanian agar para
petani dapat membuat pupuk granul sendiri.
1.6 Metode Penulisan
1.6.1 Metode Bimbingan
Metode ini bertujuan untuk mendapatkan bimbingan dan pengarahan
dari dosen pembimbing dalam merancang suatu alat, penyusunan laporan, dan
masukan materi selama penyusunan tugas akhir.
1.6.2 Studi Kepustakaan
Metode ini digunakan guna memperoleh materi-materi dari studi
literature atau referensi perpustakaan yang berkaitan dengan topik yang telah
ditentukan.
1.6.3 Metode Pengamatan Langsung
Metode pengamatan langsung merupakan metode yang dilakukan
dengan mengamati secara langsung terhadap obyek yang berhubungan dengan
pembuatan pupuk organik granul.
1.6.4 Metode Perancangan
Merencanakan bentuk dan ukuran mesin dan mempersiapkan bahah-
bahan dan peralatan-peralatan yang akan digunakan.
1.6.5 Metode Pembuatan Mesin
Adapun langkah pembuatan mesin pembuat granul adalah :
a. Dirancang bentuk mesin kemudian digambar.
b. Dipilih bahan yang akan digunakan untuk membuat mesin
pembuat granul.
c. Dilakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan
digunakan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, kemudian
dilakukan proses permesinan.
d. Dilakukan pemasangan atau perangkaian bahan-bahan sesuai
dengan bentuk yang telah dirancang.
5
1.6.6 Metode pengujian
Pengujian dilakukan untuk mendapatkan ukuran granul sesuai yang
diinginkan dengan mengambil sampel dari hasil granul. Kemudian dilanjutkan
dengan menghitung berat granul dalam kisar waktu tertentu yang nantinya
apakah dapat mencapai target kapasitas 15 [kg/jam]. Untuk proses penyortiran
ukuran dari 3 [mm], 4 [mm], sampai dengan 5 [mm] dilakukan dengan ayakan
dengan ukuran yang diperlukan. Proses penyortiran merupakan proses
lanjutan setelah hasil granul selesai dikeringkan. Ayakan merupakan alat
tersendiri yang bukan merupakan alat pembuat granul.
1.7 Sistematika Penulisan Laporan
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini terbagi dalam bab – bab yang
menguraikan secara rinci dari laporan tugas akhir. Adapun sistematika penulisan yang
digunakan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang, alasan pemilihan judul,
perumusan masalah, tujuan, manfaat rancang bangun, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II Dasar Teori
Berisikan tentang rumus-rumus yang digunakan untuk
perhitungan dari bermacam aspek yang berhubungan dengan
mesin yang akan dibuat dan juga penjelasan mengenai bahan
bahan yang dipakai.
Bab III Pertimbangan Desain
Memilih desain berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pembuatan mesin, yaitu berdasarkan
kebutuhan yang sesuai, masalah yang ada, kemudian adanya
analisis dari berbagai faktor – faktor tersebut, dan evaluasi
dari desain-desain yang tersedia.
6
Bab IV Perhitungan Mesin
Berisikan tentang penghitungan dari bermacam aspek dalam
pembuatan Mesin Pembuatan Pupuk Organik Granul yang
meliputi dari konstruksi, bahan yang digunakan, dan
perhitungan kecepatan putaran agar didapat kapasitas yang
diinginkan.
Bab V Proses Pengerjaan, Perakitan dan Biaya Produksi
Berisi tentang langkah-langkah pengerjaan, perakitan dan
perhitungan waktu dan rincian biaya pembuatan tugas akhir.
Bab VI Pengujian dan Perawatan Mesin
Bab ini berisikan tentang pengujian alat yang dibuat serta
analisa data yang diperoleh dari percobaan-percobaan dan
perawatan.
Bab VII Penutup
Berisi kesimpulan dan saran dari pembuatan tugas akhir.
Daftar Pustaka
Berisi tentang literature-literature yang dipakai sebagai
penunjang yang berhubungan dengan tugas akhir.
Lampiran
Berisi tentang lembaran-lembaran data, gambar dan tabel
yang berhubungan dengan tugas akhir.
7
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pupuk Organik Granul
Pupuk organik granul adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup
yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) berbentuk bulatan dengan
ukuran 3 [mm],4 [mm],5 [mm]. Pupuk organik granul umumnya memiliki kepadatan
tertentu sehingga tidak mudah diterbangkan angin dan hanyut terbawa air. Bahan
yang terkandung pada pupuk organik granul berupa pupuk kandang. Pupuk kandang
adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Pupuk kandang adalah bahan
baku utama pembuatan pupuk organik granul. Kualitas pupuk organik mempengaruhi
kualitas pupuk yang digunakan. Pupuk kandang berupa penguraian materi organik,
seperti sisa makanan, kotoran ternak, limbah ikan. Proses penguraian menjadi bentuk
yang lebih sederhana ini dilakukan secara biologis dengan bantuan mikroorganisme
seperti bakteri, fungi, dan aktinomicetes. Proses penguraian memerlukan kondisi
yang optimal seperti ketersediaan nutrisi yang memadai, udara yang cukup, dan
kelembaban yang tepat. Semakin sesuai kondisi lingkungannya, maka semakin cepat
proses penguraiannya dan semakin tinggi pula mutu kandangnya.
Oleh karena itu, tim rancang bangun menggunakan pupuk kandang sebagai
bahan granul. Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk
dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung
cepat sehingga terbentuk panas. Pupuk dingin terjadi sebaliknya, proses
penguraiannya berlangsung lebih lama dan tidak menimbulkan panas. Ciri-ciri pupuk
kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yaitu
berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau
menyengat. Ciri kimiawinya adalah bahan pembentuknya sudah tidak terlihat dan
temperaturnya relatif stabil. Jika dibandingkan pupuk organik granul dengan pupuk
kandang berbentuk curah dari daya serapnya pupuk organik granul lebih lama
habisnya daripada pupuk kandang berbentuk curah.
8
2.2. Cara Membuat Pupuk Granul
Pupuk organik bisa dibuat dalam bermacam-macam bentuk. Bisa dibuat curah,
tablet, pelet, briket, atau granul. Pemilihan bentuk ini tergantung pada penggunaan,
biaya, dan aspek-aspek pemasaran lainnya. Salah satu bentuk yang banyak dipakai
adalah granul. Membuat pupuk granul sebenarnya tidak terlalu sulit. Secara garis
besar pupuk granul dapat dibuat dengan cara seperti di bawah ini :
a. Pengeringan Bahan
b. Penggilingan dan Pengayakan
c. Penambahan Bahan-Bahan Lain
d. Granulasi
e. Pengemasan
Proses pembentukan pupuk organik menjadi butiran-butiran pupuk/granul
yaitu dengan proses granulasi.
2.3. Proses Granulasi
Pupuk kandang dimasukkan ke dalam piringan granulator. Pengisian pupuk ke
dalam piringan granulator dilakukan secara bertahap dengan menggunakan sekop
atau menumpahkannya dari dalam karung. Sebaiknya, proses ini dilakukan dalam
keadaan piringan berotasi sehingga pupuk dapat langsung bergerak mengikuti
perputaran piringan.
Selama proses granulasi berlangsung, semprotkan larutan molase 5%.
Sebaiknya, penyemprotan dilakukan secara merata dan sedikit demi sedikit agar
pupuk tidak menggumpal. Pupuk yang saling merekat akan berputar mengikuti
gerakan piringan. Gerakan perputaran ini akan menyebabkan terbentuknya butiran-
butiran granul yang semakin besar. Karena itu, perlu dilakukan pengadukan untuk
mencegah terbentuknya butiran berukuran lebih dari 5 [mm] yang terakumulasi di
bagian bawah piringan. Pengadukan juga berfungsi untuk mencegah terbentuknya
kerak pada dinding piringan.
9
2.4. Bagian Utama Mesin
Mesin pembuat pupuk organik granul ini terdiri dari berbagai macam
komponen, sebagai berikut:
a. Motor AC
Gambar 2.1 Motor Listrik
Motor AC 1 fasa dengan arah putaran searah jarum jam yang berfungsi
sebagai penggerak utama, menyalurkan putaran ke reducer, poros, dan
memutarkan pan mempunyai spesifikasi daya 1 [Hp], putaran motor 2800 [rpm],
dengan voltage 220 [volt].
b. Reducer
Gambar 2.2 Reducer
Reducer berfungsi untuk menurunkan putaran motor dengan perbandingan
putaran yang digunakan adalah 1 : 30.
c. Rangka Mesin
Gambar 2.3 Rangka Mesin
10
Rangka mesin berfungsi untuk menopang semua komponen mesin. Terdiri
dari : rangka atas dengan dimensi 850 [mm] x 700 [mm] x 750 [mm] dan bawah
berdimensi 800 [mm] x 900 [mm] x 760 [mm], rangka bawah menopang rangka
atas dengan bantuan poros dan pillow block yang terpasang pada rangka bawah,
rangka atas menopang motor AC, reducer, pillow block, poros, pan, dan sprayer.
d. Pan
Gambar 2.4 Pan
Pan berfungsi untuk menampung pupuk yang akan dibentuk menjadi pupuk
granul dengan cara diputar. Pan mempunyai dimensi ø 1000 [mm] x 150 [mm].
e. Poros
Gambar 2.5 Poros
Poros terdiri dari: poros pada rangka bawah yang berfungsi sebagai
penghubung ke rangka atas, poros yang sesumbu dengan pan berfungsi sebagai
penghantar daya dari roda gigi yang ditransmisikan ke pan. Poros pada rangka
bawah berdimensi ø38 [mm] x 800 [mm], poros yang sesumbu dengan pan
berdimensi ø48 [mm] x 1000 [mm].
11
f. Roda gigi
Gambar 2.6 Roda Gigi
Roda gigi lurus berfungsi sebagai penerus daya antara reducer ke poros pan.
Roda gigi dari reducer berdimensi ø115 [mm] dengan modul 2, roda gigi dari
poros pan berdimensi ø380 [mm] dengan modul 2.
g. Pillow Block
Gambar 2.7 Pillow Block
Berfungsi sebagai rumah bantalan (bearing) poros untuk menahan beban
dari poros. Terdapat 4 pillow block, 2 dipasang di rangka bawah untuk rumah
bantalan poros penghubung ke rangka atas jenis pillow block 205, 2 dipasang di
rangka atas untuk rumah bantalan poros yang sesumbu dengan pan jenis pillow
blosk 206.
h. ’V’ Belt
Gambar 2.8 V-Belt
’V’ Belt berfungsi sebagai penerus daya antara puli motor listrik ke puli
reducer. Terdapat 1 v belt yang menghubungkan dari puli motor listrik ke puli
reducer.
12
i. Puli
Gambar 2.9 Puli
Puli berfungsi sebagai penerus daya dari motor listrik ke reducer. Terdapat 2
puli, puli di motor listrik dan puli di reducer.
j. Batang Sudut
Gambar 2.10 Batang Sudut
Berfungsi untuk mengatur sudut kemiringan pan.
2.5 Perhitungan Massa Pupuk Organik Granul Setiap Sekali Proses
Penggranulan
Target produksi tiap hari = ������ ��������� ����� � �����
����
Target produksi tiap jam = ������ �������� ���� ����
���
2.6 Perhitungan Perbandingan Transmisi Putaran
1
2
2
1
d
d
n
n (Sularso, 2008)
Dengan : 1n = putaran poros pertama (rpm)
2n = Putaran poros kedua (rpm)
1d = diameter puli penggerak (mm)
2d = diameter puli yang digerakan (mm]
13
2.7 Perhitungan Daya Motor untuk Menggerakan Pan atau Piringan
Kecepatan sudut yang terjadi pada pan atau piringan (� ) menurut
(R.S. Khurmi, 2005) dapat dihitung dengan rumus :
ω =�.π.�
��
Keterangan :
ω = Kecepatan sudut [rad/s]
n = Putaran [rpm]
Torsi yang digunakan untuk menggerakan poros dapat dihitung menggunakan
rumus :
T =��
ω ( R.S. Khurmi, 2005)
T = F . r
Keterangan :
ω : Kecepatan sudut [rad/s]
n : Putaran [rpm ]
Daya yang digunakan untuk menggerakan poros (P) menurut
( R.S. Khurmi, 2005) dapat dihitung menggunakan rumus :
P = T.ω
Keterangan :
T : Torsi [ Nm ]
Pd : Daya rencana [Nm/s]
ω : Kecepatan sudut [rad/s]
2.8 Perhitungan Gaya Sentrifugal Pan atau Piringan
Fc = m.v2 (Sularso, 2008)
Keterangan :
Fc = Gaya Sentrifugal [N]
m = Massa pan [kg]
v = Kecepatan Pan [m/s]
14
2.9 Perhitungan sabuk
Untuk mentransmisikan daya dengan jarak poros yang relatif jauh digunakan
sabuk. Sabuk yang digunakan dalam perencanaan ini adalah sabuk V tipe A
berdasarkan atas daya yang ditransmisikan 1 [Hp] dan putaran 2800 [rpm].
Alasan pemilihan transmis sabuk-V dengan tipe A adalah :
a. Alasan pemilihan sabuk jenis V :
- Mampu bekerja dengan halus dan tidak bersuara berisik jika dibanding
dengan transmisi roda gigi maupun transmisi rantai
- Mudah didapatkan dipasaran
- Harga murah
- Memiliki gaya gesek yang besar karena pangaruh bentuk puli sehingga tidak
mudah selip. (Sularso, 2008)
- Menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relative rendah.
(Sularso,2008)
b. Alasan pemilihan sabuk tipe A :
- Putaran puli kurang dari 6000 (rpm)
2.9.1 Perhitungan Luas Penampang Sabuk ( � )
A = (l� . t�) − 2( �
� . t� . l��) (R.S. Khurmi, 2005)
Keterangan :
A = luas penampang sabuk [mm²]
l� = lebar sabuk [mm]
t� = tinggi sabuk [mm]
l�� = selisih tinggi dengan lebar puli [mm]
2.9.2 Perhitungan Kecepatan Linier Sabuk
� =�.��.��
��.���� [m/s] (Sularso,2008)
Dengan : v = kecepatan sabuk [m/s]
d1 = diameter puli penggerak [mm]
15
n1 = putaran motor listrik [rpm]
2.9.3 Perhitungan panjang sabuk
� = 2� + �
� � �� + � � � +
�
�� ( �� − � � )� (R.S. Khurmi, 2005)
Keterangan :
L = Panjang keliling sabuk [mm]
Dp = Diameter puli penggerak [mm]
dp = Diameter puli yang digerakkan [mm]
X = Jarak sumbu poros [mm]
2.9.4 Perhitungan Sudut Kontak Sabuk
Sin α = ( ����� )
� (R.S. Khurmi, 2005)
θ = (180 – 2. α ) [0] . π
���° [rad]
Keterangan :
α = Sudut yang mempengaruhi sudut kontak [0]
r2 = Jari – jari puli besar [mm]
r1 = Jari – jari puli kecil [mm]
θ = Sudut kontak [0]
2.9.5 Perhitungan Gaya Tegang Sabuk
Koefisien antara sabuk dan puli (µ) :
µ = 0,54 − (��,�
���,���) (R.S. Khurmi, 2005)
2,3 log ��
��=
� .µ
��� �
P = ( F1 – F2 ) . v
Keterangan :
P = Kapasitas daya satu sabuk [Watt]
F1 = Gaya tegang sabuk sisi tegang [N]
F2 = Gaya tegang sabuk sisi kendor [N]
v = Kecepatan sabuk [m/det]
16
2.10 Perhitungan Poros
�t = ��
� ( Sularso, 2008)
Keterangan :
�t = tegangan geser [N/mm2]
Ft = gaya tangensial pasak [N]
A = luas penampang [mm2]
2.11 Perhitungan Puli
Beban total (W) :
W = m . g ( Sularso, 2008)
Keterangan :
m = Massa puli [kg]
g = Percepatan grafitasi [m/s2]
W = Beban puli [kg m/s2]
Daya yang dibutuhkan oleh puli :
P = W . vp . jumlah puli
Keterangan :
P = Daya puli [watt]
vp = Kecepatan puli [m/s2]
W = Beban puli [kg m/s2]
2.12 Perhitungan Bantalan
2.12.1 Tekanan Bantalan
p = �
�.� (Sularso ,2008)
Keterangan :
p = Tekanan yang diterima bantalan [N/mm2]
W = Beban yang diterima bantalan [N]
l = Panjang bantalan [mm]
d = Diameter poros [mm]
17
2.12.2 Umur Bantalan
Pengertian umur bantalan gelinding menurut (Stolk-Kros,1986) yaitu
sebuah bantalan gelinding didefinisikan laju putaran L (atau jumlah jam kerja Lh
pada jumlah perputaran konstan ) yang dijalani oleh bantalan sebelum terjadi
gejala kelelahan bahan pada satu elemen gelindingnya.
L = [�
�] k x 106
Dimana :
L = Umur bantalan [putaran]
C = Beban gerak dasar [N]
W= Beban gerak equivalent [N]
k = Koefisien ball bearing
2.13 Perhitungan Pasak
Gaya tangensial pada pasak (Ft) :
Ft = ��
�
(Sularso, 2008 )
Keterangan :
Ft = Gaya tangensial pasak [N]
T = Torsi pada poros [Nmm]
d = Diameter Poros [mm]
Tegangan geser pada pasak ( ��) :
τ� = ��
� .� (Sularso, 2008)
Keterangan :
�� = tegangan geser [N/mm2]
Ft = gaya tangensial pasak [N]
b = lebar pasak [mm]
l = panjang pasak [mm]
Tegangan geser yang diizinkan( ��) :
τ� = τ�
��� .��� (Sularso, 2008 )
18
Keterangan :
Harga untuk pasak Sf1 : 6 , Sf2 : 3 (Sularso,2008)
Sf1 = faktor keamanan untuk pengaruh massa.
Sf2= faktor keamanan untuk pengaruh kekasaran dan alur pasak
τ� ≥ ��
� .� (Sularso, 2008 )
τ� ≥ τ�
Tekanan permukaan yang terjadi pada pasak (Ps) :
Ps = ��
�.( ������ ��) (Sularso, 2008)
Keterangan :
Ft = gaya tangensial pada pasak [N]
l = panjang pasak [mm]
t1 = kedalaman alur pasak pada poros [mm]
t2 = kedalaman alur pasak pada puli [mm]
2.14 Perhitungan Kekuatan Sambungan Las
Konstruksi pembuatan pupuk granul menggunakan sambungan las sudut.
Menurut (Rilles M.Wattimena 2008) las sudut adalah logam tambahan harus
ditambahkan pada sudut tegak lurus antara bagian-bagian yang hendak dilas,sebagai
alat penyambung permanen dari bagian mesin , pengelasan merupakan sambungan
yang lebih kuat dan ringan dibandingkan dengan sambungan keling .Gaya (�) yang
mampu di tahan oleh sambungan las sudut ini sebagai berikut .
� =� .�
√���
Dimana :
L : lebar yang hendak dilas [mm]
t : tebal benda kerja [mm]
�� ∶ Tegangan tarik [N/mm2]
19
2.15 Perhitungan Baut
�t = ��
� (Khurmi,2005)
�g = 0,8 x �t
Dimana : �t : Tegangan tarik ijin [N/mm2]
�t : Tegangan tarik [N/mm2]
�g : Tegangan geser ijin [N/mm2]
v : Faktor keamanan
2.15.1 Perhitungan Baut pada Poros Rangka
Beban yang diterima pada poros rangka adalah
F = ����� ���� ��������
������ ����
Diameter minimal baut yang digunakan
�g ≥ �
��
��.�
2 ......................................................................(Sularso.2008)
Dimana : �g = Tegangan geser yang diijinkan [N/mm2]
F = Gaya yang diterima tiap baut [N]
d = Diameter baut yang digunakan [mm]
2.15.2 Perhitungan Baut pada Poros Pan
Beban yang diterima pada poros pan adalah
F = ����� ���� ��������
������ ����
Diameter minimal baut yang digunakan
�g ≥ �
��
��.�
2 ......................................................................(Sularso.2008)
Dimana : �g = Tegangan geser yang diijinkan [N/mm2]
F = Gaya yang diterima tiap baut [N]
d = Diameter baut yang digunakan [mm]
20
BAB III
PERTIMBANGAN DESAIN
3.1 Perancangan
Pembuatan rancang bangun mesin pembuat pupuk organik granul juga
mengalami tahap analisa. Sebelum menjadi sebuah mesin yang pasti, dibuat suatu
rancangan terlebih dahulu. Langkah-langkah dalam perancangan pembuatan
mesin :
Langkah pertama dalam rancang bangun mesin pembuat pupuk organik
granul adalah meninjau masalah dari mesin yang ada dipabrik yang tidak sesuai
dengan petani. Langkah ini dilakukan untuk mencari informasi tentang
permasalahan yang muncul, dari masalah tersebut nantinya dijadikan sebagai
dasar untuk membuat perencanaan mesin pembuat pupuk organik granul.
Langkah kedua adalah pembuatan dan perakitan alat. Metode ini meliputi
pembuatan komponen-komponen mesin dan merakitnya menjadi sebuah mesin
rancangan yang diinginkan.
Langkah ketiga adalah, pengujian mesin. Langkah ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan secara fungsional maupun operasional
perancangan dan pembuatan mesin pembuat pupuk organik granul. Apabila masih
ada kekurangan maka mesin dapat diperbaiki dan disempurnakan kembali
sehingga tujuan pembuatan mesin ini dapat tercapai.
Langkah keempat adalah evaluasi dan revisi. Setelah alat sudah diuji maka
harus diperbaiki kekurangannya sehingga menjadi alat yang lebih sempurna.
Untuk mempermudah dalam melakukan perancangan mesin pembuat pupuk
organik granul ini diperlukan diagram alir (flowchart) yang akan memperjelas
jalannya aktivitas perancangan. Di bawah ini flowchart metode perancangan.
21
Tidak
permasalahan
Gambar 3.1 Flowchart Metode Perancangan
Persiapan alat dan bahan
Pembuatan Alat
Pupuk sebagai bahan uji
Kesimpulan
Mulai
Ide Perancangan
Dimensi alat yang besar
Harga alat yang mahal
Perawatan alat yang sulit
Butuh operator khusus
Studi literature:
Elemen Mesin
Kinematika Dinamika
MekanikaTeknik
PerancanganTeknik
Mesin Las
Mesin Bubut
Mesin Potong
Mesin Bor
Mesin Rol
Ya
Rencana desain
Uji kelayakan
Hasil uji kelayakan
sesuai target
Hasil sesuai target
Selesai
22
3.2 Pencarian Alternatif Desain
Berdasarkan masalah yang ada, sehingga diperlukan beberapa alternatif
desain mesin yang nantinya akan dijadikan pertimbangan untuk menentukan
mesin yang akan dibuat. Pemilihan desain berdasarkan nilai atau kriteria desain
yang telah ada. Kriteria ini dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Kriteria yang harus dipenuhi, antara lain:
a. Mesin yang dibuat dapat menghemat tempat.
b. Mesin yang aman bagi operator.
c. Mempunyai kapasitas produksi 15 kg/jam.
d. Pengoperasian tidak memerlukan operator khusus.
2. Kriteria yang diharapkan,antara lain:
a. Hasil granul sesuai dengan yang di harapkan (3mm, 4mm, 5mm)
b. Mudah dalam melakukan perawatan mesin.
c. Harga mesin lebih murah.
3.3 Pemilihan Desain
Kriteria yang diinginkan telah ditentukan maka dilanjutkan dengan
penyusunan alternatif desain yang bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan alternatif desain mesin yang sudah ada. Beberapa alternatif desain
antara lain:
23
3.3.1 Alternatif Desain I
Gambar 3.2 Alternatif Desain I
Keterangan :
1) Pan
2) Tiang penyangga
3) Meja
4) Poros penggerak
5) Motor Listrik
6) Reducer
7) Pillo block
8) Pinion
9) Gear
10) Rantai
11) Penyetel rantai
12) Penyangga meja
13) Pengaduk
24
Prinsip Kerja Alternatif Desain I :
Pupuk kandang yang telah melalui proses pengeringan, penggilingan bahan,
dan pengayakan sampai bentuk pupuk kandang halus, pupuk kandang yang telah
halus dimasukkan ke dalam piringan granulator. Pengisian pupuk ke dalam
piringan granulator dilakukan secara bertahap dengan menggunakan sekop atau
menumpahkannya dari dalam karung. Sebaiknya, proses ini dilakukan dalam
keadaan piringan berotasi sehingga pupuk dapat langsung bergerak mengikuti
perputaran piringan.
Selama proses granulasi berlangsung, semprotkan larutan molase 5%.
Sebaiknya, penyemprotan dilakukan secara merata dan sedikit demi sedikit agar
pupuk tidak menggumpal. Pupuk yang saling merekat akan berputar mengikuti
gerakan piringan. Gerakan perputaran ini akan menyebabkan terbentuknya
butiran-butiran granul yang semakin besar. Karena itu, perlu dilakukan
pengadukan untuk mencegah terbentuknya butiran berukuran lebih dari 5 mm
yang terakumulasi di bagian bawah piringan. Pengadukan juga berfungsi untuk
mencegah terbentuknya kerak pada dinding piringan.
a. Kelebihan Alternatif Desain I:
1) Kapasitas lebih banyak, dengan pan yang besar,
2) Terdapat pengaduk pada pan, yang membuat pan tidak lengket saat
proses pembuatan granul
3) Hasil granul yang didapat lebih besar,
b. Kekurangan Alternatif Desain I:
1) Terlalu banyak menghabiskan tempat, karena dimensinya besar
dengan lebar maksimal 150 cm, tinggi maksimal 400 cm, dan
panjang maksimal 300 cm.
2) Hanya untuk industri menengah ke atas,
3) Perawatan lebih sulit, karena dimensinya besar.
25
3.3.2 Alternatif Desain II
Gambar 3.3 Alternatif Desain II
Keterangan :
1) Pan
2) Sprayer
3) Poros penggerak
4) Poros rangka
5) Pillow block
6) Rangka
7) Pulley elektrik motor
8) Belt
9) Pulley reducer
10) Reducer
11) Pinion
12) Gear
13) Tuas penyetel sudut
14) Motor Listrik
26
Prinsip Kerja Alternatif Desain II :
Pupuk kandang yang telah melalui proses pengeringan, penggilingan bahan,
dan pengayakan sampai bentuk pupuk kandang halus, pupuk kandang yang telah
halus dimasukkan ke dalam piringan granulator. Pengisian pupuk ke dalam
piringan granulator dilakukan secara bertahap dengan menggunakan sekop atau
menumpahkannya dari dalam karung. Sebaiknya, proses ini dilakukan dalam
keadaan piringan berotasi sehingga pupuk dapat langsung bergerak mengikuti
perputaran piringan.
Selama proses granulasi berlangsung, semprotkan larutan molase 5%.
Sebaiknya, penyemprotan dilakukan secara merata dan sedikit demi sedikit agar
pupuk tidak menggumpal. Pupuk yang saling merekat akan berputar mengikuti
gerakan piringan. Gerakan perputaran ini akan menyebabkan terbentuknya
butiran-butiran granul yang semakin besar. Karena itu, perlu dilakukan
pengadukan untuk mencegah terbentuknya butiran berukuran lebih dari 5 mm
yang terakumulasi di bagian bawah piringan. Pengadukan juga berfungsi untuk
mencegah terbentuknya kerak pada dinding piringan.
a. Kelebihan Alternatif Desain II:
1) Menggunakan satu motor, sehingga daya listrik yang diperlukan
sedikit.
2) Dapat digunakan untuk industri rumah tangga,
3) Sudut pan granulator bisa diatur sesuai effektivitas,
4) Tidak membutuhkan ruang yang besar.
b. Kekurangan Alternatif Desain II:
1) Konstruksi tidak kokoh, hanya memakai 1 penyangga,
2) Tidak ada pengaduk pada pan, yang membuat hasil lengket di pan,
27
3.3.3 Alternatif Desain III
Gambar 3.4 Alternatif Desain III
Keterangan :
1) Piringan Pan
2) Pan
3) Rangka Atas
4) Rangka Bawah
5) Puli Elektrik Motor
6) Belt
7) Puli Reducer
8) Pinion
9) Gear
10) Poros Rangka
11) Poros Pan
12) Pengatur Sudut
13) Pillow Block 205
14) Pillow Block 206
15) Elektrik Motor
16) Reducer
17) Pengaduk
18) Sprayer
28
Prinsip Kerja Alternatif Desain III :
Pupuk kandang yang telah melalui proses pengeringan, penggilingan bahan,
dan pengayakan sampai bentuk pupuk kandang halus, pupuk kandang yang telah
halus dimasukkan ke dalam piringan granulator. Pengisian pupuk ke dalam
piringan granulator dilakukan secara bertahap dengan menggunakan sekop atau
menumpahkannya dari dalam karung. Sebaiknya, proses ini dilakukan dalam
keadaan piringan berotasi sehingga pupuk dapat langsung bergerak mengikuti
perputaran piringan.
Selama proses granulasi berlangsung, semprotkan larutan molase 5%.
Sebaiknya, penyemprotan dilakukan secara merata dan sedikit demi sedikit agar
pupuk tidak menggumpal. Pupuk yang saling merekat akan berputar mengikuti
gerakan piringan. Gerakan perputaran ini akan menyebabkan terbentuknya
butiran-butiran granul yang semakin besar. Karena itu, perlu dilakukan
pengadukan untuk mencegah terbentuknya butiran berukuran lebih dari 5 mm
yang terakumulasi di bagian bawah piringan. Pengadukan juga berfungsi untuk
mencegah terbentuknya kerak pada dinding piringan.
a. Kelebihan Alternatif Desain III:
1) Alat ini dapat digunakan untuk industri rumah tangga,
2) Sudut/kemiringan pan dapat diatur,
3) Perawatan mudah karena dimensi alat ini tidak membutuhkan
banyak tempat,
4) Tidak membutuhkan operator khusus untuk mengopersaikan alat,
5) Konstruksi kokoh dengan menggunakan 2 penyangga.
6) Getaran lebih kecil,
b. Kekurangan Alternatif Desain III:
1) Memasukkan pupuk ke dalam pan masih menggunakan alat
sekop atau secara manual,
2) Ukuran granul tidak seragam.
29
3.4 Perbandingan Alternatif Desain
Berdasarkan beberapa alternatif desain yang diajukan, perlu dipilih beberapa
pertimbangan terbaik dengan perbandingan nilai prioritas masing-masing kriteria
desain mesin sehingga didapat desain yang paling baik dan sesuai dengan yang
diinginkan, untuk mendapatkan desain yang terbaik dan sesuai, penulis melakukan
penilaian dengan kunjungan dan observasi ke kelompok petani Lohjinawi II di
desa Kebon Wonokerso Tembarak Temanggung dengan cara memberi lembar
penilaian kepada petani di daerah tersebut dan dalam proses penilaian terhadap
pilihan alternatif desain adalah dengan cara membandingkan setiap kriteria
dengan semua kriteria yang ada satu persatu secara berpasangan. Dalam penilaian
kedua buah kriteria tersebut , maka kriteria yang mempunyai kategori penting
diberikan nilai 1, sedangkan untuk kriteria yang dianggap kurang penting
diberikan nilai 0. Jika sama – sama penting maka nilainya 0,5. Setiap kriteria
dibandingkan dengan semua kriteria satu persatu secara berpasangan diberi nilai,
setiap nilai kriteria dijumlahkan untuk kemudian digunakan sebagai prosentase
untuk menentukan jumlah bobot dengan skala 100 (persen). Jumlah kombinasi
pasangan untuk dibandingkan secara berpasangan adalah 15 buah sesuai dengan
rumus nCr = 2
1)(nn , dimana n = 6 (jumlah kriteria).
Tabel 3.1 Perbandingan nilai prioritas masing-masing kriteria
Kriteria Perbandingan masing-masing kriteria Jumlah
A 1 1 1 1 1 5
B 0 1 1 0,5 1 3,5
C 0 0 1 0,5 1 2,5
D 0 0 0 0 0,5 0,5
E 0 0,5 0,5 1 1 3
F 0 0 0 0,5 0 0,5
Jumlah Nilai Kriteria 15
(Shigley, Joseph E dan Larry D. Mitchell, 1999)
30
Keterangan :
A = Dapat menghasilkan bentuk
granul
B = Daya yang dibutuhkan rendah
C = Harga Mesin
D = Kemudahan mendapat suku
cadang
E = Dimensi/ukuran mesin lebih
effisien
F = Kemudahan pengoperasian
mesin
Berdasarkan nilai tersebut, maka bobot dari masing – masing kriteria adalah
A = �
�� x 100 % = 0,33
B = �,�
�� x 100 % = 0,23
C = �,�
�� x 100 % = 0,16
D = �,�
�� x 100 % = 0,03
E = �
�� x 100 % = 0,2
F = �
�� x 100 % = 0,2
Penilaian dengan kunjungan dan observasi ke kelompok petani Lohjinawi II
di desa Kebon Wonokerso Tembarak Temanggung dilampirkan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel Penilaian
Kelompok Petani Lohjinawi II oleh Bapak Rujito SE
No Kriteria
Alternatif
I II III
Nilai 1-5 Nilai 1-5 Nilai 1-5
1 Dapat menghasilkan bentuk granul 4 3 3
2 Daya yang dibutuhkan rendah 3 3 3
3 Harga Mesin 1 2 5
4 Kemudahan mendapat suku cadang 2 2 2
5 Dimensi/ukuran mesin lebih effisien 1 2 3
6 Kemudahan pengoperasian mesin 2 2 4
Keterangan Nilai : 1 = Sangat tidak cukup menyelesaikan masalah
2 = Sedikit menyelesaikan masalah
3 = Cukup menyelesaikan masalah
4 = Baik menyelesaikan masalah
5 = Baik sekali menyelesaikan masalah
31
Tabel 3.3 Pemilihan alternatif desain terbaik
Kriteria Bobot
(k)
Alternatif I Alternatif II Alternatif III
Nilai Score
(n x k)
nilai Score
(n x k)
nilai Score
(n x k)
Dapat menghasilkan
bentuk granul
0,33 4 1,32 3 0,99 3 0,99
Daya yang dibutuhkan
rendah
0,23 3 0,69 3 0,69 3 0,69
Harga Mesin 0,16 1 0,16 2 0,32 5 0,8
Kemudahan mendapat
suku cadang
0,03 2 0,06 2 0,06 2 0,06
Dimensi/ukuran mesin
lebih effisien
0,2 1 0,2 2 0,4 3 0,6
Kemudahan
pengoperasian mesin
0,2 2 0,4 2 0,4 4 0,8
Jumlah 1,15 2,83 2,86 3,94
Tabel 3.4 Tabel Penilaian
Kelompok Petani Lohjinawi II oleh Bapak Madiyono
No Kriteria
Alternatif
I II III
Nilai 1-5 Nilai 1-5 Nilai 1-5
1 Dapat menghasilkan bentuk granul 4 2 3
2 Daya yang dibutuhkan rendah 2 3 4
32
3 Harga mesin 1 3 5
4 Kemudahan mendapat suku cadang 2 3 4
5 Dimensi/ukuran mesin lebih effisien 1 2 3
6 Kemudahan pengoperasian mesin 2 2 4
Keterangan Nilai : 1 = Sangat tidak cukup menyelesaikan masalah
2 = Sedikit menyelesaikan masalah
3 = Cukup menyelesaikan masalah
4 = Baik menyelesaikan masalah
5 = Baik sekali menyelesaikan masalah
Tabel 3.5 Pemilihan alternatif desain terbaik
Kriteria Bobot
(k)
Alternatif I Alternatif II Alternatif III
nilai Score
(n x k)
nilai Score
(n x k)
nilai Score
(n x k)
Dapat menghasilkan
bentuk granul
0,33 4 1,32 2 0,66 3 0,99
Daya yang dibutuhkan
rendah
0,23 2 0,46 3 0,69 4 0,92
Harga Mesin 0,16 1 0,16 3 0,48 5 0,8
Kemudahan mendapat
suku cadang
0,03 2 0,06 3 0,09 4 0,12
Dimensi/ukuran mesin
lebih effisien
0,2 1 0,2 2 0,4 3 0,6
Kemudahan
pengoperasian mesin
0,2 2 0,4 2 0,4 4 0,8
Jumlah 1,15 2,6 2,72 4,23
33
Tabel 3.6 Tabel Penilaian
Kelompok Petani Lohjinawi II oleh Bapak Tritanto
No Kriteria
Alternatif
I II III
Nilai 1-5 Nilai 1-5 Nilai 1-5
1 Dapat menghasilkan bentuk granul 4 3 3
2 Daya yang dibutuhkan rendah 2 3 4
3 Harga mesin 2 3 5
4 Kemudahan mendapat suku cadang 2 3 4
5 Dimensi/ukuran mesin lebih effisien 2 4 3
6 Kemudahan pengoperasian mesin 2 4 3
Keterangan Nilai : 1 = Sangat tidak cukup menyelesaikan masalah
2 = Sedikit menyelesaikan masalah
3 = Cukup menyelesaikan masalah
4 = Baik menyelesaikan masalah
5 = Baik sekali menyelesaikan masalah
Tabel 3.7 Pemilihan alternatif desain terbaik
Kriteria Bobot
(k)
Alternatif I Alternatif II Alternatif III
nilai Score
(n x k)
nilai Score
(n x k)
nilai Score
(n x k)
Dapat menghasilkan
bentuk granul
0,33 4 1,32 3 0,99 3 0,99
Daya yang dibutuhkan
rendah
0,23 2 0,46 3 0,69 4 0,92
Harga Mesin 0,16 2 0,32 3 0,48 5 0,8
Kemudahan mendapat 0,03 2 0,06 3 0,09 4 0,12
34
suku cadang
Dimensi/ukuran mesin
lebih effisien
0,2 2 0,4 4 0,8 3 0,6
Kemudahan
pengoperasian mesin
0,2 2 0,4 4 0,8 3 0,6
Jumlah 1,15 2,96 3,85 4,03
Setelah dilakukan penilaian dari ketiga alternatif desain mesin tersebut,
maka berdasarkan penilaian, didapatkan mesin dengan nilai tertinggi pada ketiga
alternatif mesin, yaitu mesin alternatif ketiga
3.5 Analisa
Berdasarkan alternatif desain yang ditawarkan di atas, dengan
membandingkan kelebihan serta kekurangan dari masing-masing desain maka
dipilih alternatif desain III sebagai alternatif desain terbaik,
Selanjutnya muncul perhitungan-perhitungan berdasarkan desain alat yang
dipilih berdasarkan penyaringan perhitungan-perhitungan yang muncul adalah :
a. Perhitungan massa / kapasitas
pupuk organik granul
b. Perhitungan perbandingan
transmisi putaran
c. Perhitungan daya motor
d. Perhitungan gaya sentrifugal
e. Perhitungan sabuk
f. Perhitungan poros
g. Perhitungan puli
h. Perhitungan bantalan
i. Perhitungan pasak
j. Perhitungan kekuatan sambungan
las
k. Perhitungan baut
3.6 Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap hasil mesin
pembuat pupuk organik granul apakah sudah optimal dan sesuai dengan yang
diinginkan atau belum.
35
BAB IV
PERHITUNGAN MESIN
4.1 Perhitungan Massa Pupuk Organik Granul Setiap Sekali Proses
Penggranulan
Permintaan kelompok petani di desa Kebon Wonokerso, Kecamatan
Tembarak, Kabupaten Temanggung akan pupuk mencapai 2 ton per bulan dan juga
dengan 26 hari kerja per bulan maka dari itu mesin yang akan tim rancang bangun
buat berkapasitas 15 [kg/jam] ,sehingga hasil yang menjadi target adalah 2 [ton] atau
2000 [kg] tiap bulan dapat terpenuhi,kelompok petani yang terletak di desa Kebon
Wonokerso, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung bekerja selama sebulan
penuh,sehingga akan didapatkan target produksi tiap hari sebesar 76.9 [Kg/hari].
Target produksi tiap hari = ���� [��]
�� [����]
= 76,9 [Kg/hari]
Jumlah jam kerja yang diterapkan di kelompok petani yang terletak di desa
Kebon Wonokerso, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung dalam
memproduksi pupuk tersebut selama 1 hari yaitu 8 jam dengan rincian 5 jam untuk
proses produksi pupuk, 2 jam untuk proses pengeringan pupuk, dan 1 jam untuk
proses pengepakan pupuk sehingga bisa didapatkan hasil produksi pupuk adalah
15,4 [Kg/jam]
Target produksi tiap jam = ��,� [��]
� [���]
= 15,4 [Kg/jam]
36
4.2 Perhitungan Perbandingan Transmisi Putaran
Gambar 4,1 Transmisi Putaran
Perhitungan perbandingan transmisi putaran dengan putaran motor listrik (n1)
= 2800 [rpm], Daya motor listrik (Pmotor ) = 746 [watt], perbandingan transmisi
reducer = 1 : 30 , diameter puli motor listrik (d1) = 2 [inchi] = 50,8 [mm], diameter
puli reducer (d2) = 4 [inchi] = 101,6 [mm]. Sehingga didapat putaran puli reducer
(n2).
��
�� =
��
�� (Sularso,2008)
n2 = �� .��
��
n2 = ���� . ��,�
���,� = 1400 [rpm]
Putaran puli reducer (n2) dihubungkan ke spur gear reducer dengan
perbandingan reducer 1:30, sehingga didapatkan putaran spur gear (n3).
n3 = ��
�� =
����
��
= 46,67 [rpm]
Putaran spur gear reducer (n3) dihubungkan ke poros pan menggunakan 2
spur gear dengan perbandingan spur gear = 1:3 untuk menggerakan poros yang
memutar pan atau piringan sehingga didapatkan putaran pan (n4 ).
n4 = ��
� =
��,��
�
= 15,5 [rpm]
37
Putaran pan (n4) sesuai yang di kehendaki dalam proses penggranulan yaitu
11-18 putaran per menit. (Sri Wahyono,2011 )
4.3 Perhitungan Daya Motor untuk Menggerakan Pan atau Piringan
Perhitungan daya motor untuk menggerakkan pan dengan putaran pan (n4) =
15,5 [rpm] untuk mencari kecepatan sudut (ω).
� =�.π.�
�� (R.S. Khurmi, 2005)
= � � � � ��,�
�� = 1,62 [rad/s]
Torsi (T) yang digunakan untuk menggerakan poros dapat dihitung dengan
DBB poros pan yang dicari gaya terbesarnya,
Gambar 4.2 DBB poros pan
MA = 0
F1.100-RB.800+F2.850 = 0
82,5.100-RB.800+294,3.850 = 0
8250-800RB+250155 = 0
-800RB = -250155
RB = 323[N]
Fy = 0
RA+RB-F1-F2 = 0
RA+323-82,5-294,3 = 0
RA = 53,8[N]
Didapatkan gaya terbesar yaitu 323[N].
Torsi pada poros pan diketahui r pan 500[mm] = 0,5[m] :
T = F.r ( R.S. Khurmi, 2005)
= 323[N].0,5[m] = 161,5[Nm]
Daya yang digunakan untuk menggerakan poros pan (P) dapat dihitung menggunakan
rumus :
38
P3 = T.� ( R.S. Khurmi, 2005)
= 161,5[Nm].1,62[rad/s]
= 261,63[Watt] = 0,35[Hp]
P1 = 31,141[Watt] (didapat dari perhitungan puli motor listrik)
= 0,04[Hp]
P2 = 25,551[Watt] (didapat dari perhitungan puli reducer)
= 0,03[Hp]
Ptot = 0,35[Hp]+ 0,04[Hp]+0,03[Hp]
= 0,42[Hp]
Jadi, daya yang dibutuhkan sebesar 0,42[Hp], kami tim rancang bangun
menggunakan mesin dengan kemampuan 1[Hp] sehingga mampu memutarkan
komponen dan aman.
4.4 Perhitungan Gaya Sentrifugal Pan atau Piringan
Perhitungan gaya sentrifugal pan dengan massa pan (mpan) = 30 [kg],
diameter pan (dpan) = 1000 [mm] dan putaran pan (n4) untuk menghitung gaya
sentrifugal (Fc) terlebih dahulu mencari kecepatan linear pan (v4).
v4 = π � �pan � �4
�� � ���� =
� � ���� � ��,�
�� � ���� = 0,0135 [m/s]
Fc = m.v42
Fc = 30 [kg] x 0,01352 [m/s] = 5,467 x 10-3 [N]
4.5 Perhitungan Sabuk
4.5.1 Perhitungan Luas Penampang Sabuk ( � )
Gambar 4.3 Penampang Sabuk
39
Perhitungan luas penampang sabuk (A) dengan lebar sabuk ( ) = 12,5
[mm], tinggi sabuk ( ) = 9 [mm] dan selisih tinggi dengan lebar puli =
3,275 [mm].
A = ( .
= ( .
= 112,9 – 58,95
= 53,95 [mm²]
4.5.2 Perhitungan Kecepatan Linier Sabuk
Sabuk dalam mesin pupuk organik granul yang dibuat menggunakan
sabuk tipe V-belt. Standard kecepatan maksimal sabuk V-belt adalah 25 [m/s].
Perhitungan kecepatan linier sabuk (v1) dengan diameter puli motor listrik (d1) =
50,8 [mm], putaran puli motor listrik (n1) = 2800 [rpm].
v1 = (Sularso, 2008)
= = 7,44 [m/s]
4.5.3 Perhitungan Panjang Sabuk
Gambar 4.4 Gaya yang Bekerja pada Sabuk
40
Perhitungan panjang sabuk (L) dengan jarak sumbu poros puli motor dan puli
reducer (X) = 412 [mm], diameter puli motor listrik (d1) = 50,8 [mm], diameter
puli reducer (d2) = 101,6 [mm].
L = (101,6 - 50,8)2[mm]
= 824 + 375,65 + 14,093
= 1213,74 [mm]
4.5.4 Perhitungan Sudut Kontak Sabuk
Gambar 4.5 Sudut Kontak Sabuk dan Puli
Perhitungan sudut kontak sabuk (θ) dengan jarak sumbu poros puli
motor dan puli reducer (X) = 412 [mm], jari – jari puli motor (r1) = [mm],
jari – jari puli reducer (r2) = 50,8 [mm], terlebih dahulu mencari sudut yang
mempengaruhi sudut kontak (α).
Sin α =
Sin α = = 0,061
α = arc sin ( 0,061) = 3,54 o
41
Perhitungan sudut kontak sabuk (θ) dengan sudut yang mempengaruhi sudut
kontak (α) = 3,54 o
θ = (180 – 2. α ) [0] . [rad]
θ = (180 – 2 . 3,54 ) [0] . [rad] = 3,01 [rad]
4.5.5 Perhitungan Gaya Tegang Sabuk
Gambar 4.6 Gaya pada Sabuk
Perhitungan gaya tegang sabuk dengan sudut yang mempengaruhi
sudut kontak (α) = 3,54o , perhitungan sudut kontak sabuk (θ) = 3,01 [rad] dan
perhitungan kecepatan linier sabuk (v1) = 7,44 [m/s], Kapasitas daya satu sabuk (P)
= 746 [watt] terlebih dahulu mencari koefisien gesek antara sabuk dan puli (µ).
µ =
= = 0,28
Perhitungan gaya tegang sabuk sisi tegang (F1 ) dan sisi kendor (F2 ).
P = ( F1 – F2 ) . v
F1 = 3 F2 ………. (1)
F1
F2
42
P = ( F1 – F2 ) . v1
746 = ( F1 – F2 ) . 7,44
100,228 = F1 – F2
F1 = 100,228 + F2 ……………….. (2)
F2 + 100,228 = 3 F2 F2 = 50,114 [N]
F1 = 3 F2 F1 = 150,342 [N]
4.6 Perhitungan Poros
4.6.1 Perhitungan Poros Pan
Perhitungan poros pan dengan bahan yang digunakan untuk poros
pada pan adalah St 40 dengan kekuatan tarik (�t st40) sebesar 40 [kg/mm2] =
392 [N/mm2], massa pan (mpan) = 30 [kg], massa spur gear (mgear) = 11,1
[kg], diameter poros pan (dporos pan) = 48 [mm], percepatan grafitasi (g) =
9,81[m/s2]. Tegangan yang terjadi pada percobaan poros pan (�t).
�t = ��
�
�t = � . �
π �poros pan�
�
= (�� � ��,� ) � �,�
π . ���
�
= 0,222 [N/mm2]
�t = �,���
�=
�,���
�,��
�t = 0,022 [kg/mm2]
Dari hasil perhitungan diatas bahwa tegangan tarik pada St 40 (�t st40)
lebih besar dari pada tegangan yang terjadi pada percobaan diatas (�t),�t st40
= 40 [kg/mm2] > �t = 0,022 [kg/mm2], maka kontruksi poros pan aman
digunakan.
43
4.6.2 Perhitungan Poros Rangka
Perhitungan poros pan dengan bahan yang digunakan untuk poros
pada pan adalah St 40 dengan kekuatan tarik (�t st40) sebesar 40 [kg/mm2] =
392 [N/mm2], massa pan (mpan) = 30 [kg], massa motor listrik = 11,5 [kg] ,
massa reducer (mreducer) = 6,5 [kg], massa puli (mpuli) = 0,77 [kg], massa
rangka atas (mrangka atas) = 51,12 [kg], massa poros pan (mporos pan) = 8,41[kg],
massa spur gear (mgear) = 11,1 [kg], diameter poros rangka (dporos rangka) = 38
[mm], percepatan grafitasi (g) = 9,81[m/s2]. Tegangan yang terjadi pada
percobaan poros rangka (��).
�t = ��
�
�t = � . �
� ������ �������
�
= (�� ���,� � �,� � �,�� � ��,�� � �,�� � ��,�) � �,��
� . ���
�
= 0,65[N/mm2]
�t = �,��
�=
�,��
�,��
�t = 0,066 [kg/mm2]
Dari hasil diatas diketahui bahwa tegangan tarik pada St 40 (�t st40)
lebih besar dari pada tegangan yang terjadi pada percobaan diatas (�t ), �t st40
= 40 [kg/mm2] > �t = 0,066 [kg/mm2], maka kontruksi poros rangka aman
digunakan.
4.7 Perhitungan Puli
4.7.1 Perhitungan Puli pada Motor Listrik
Perhitungan puli pada motor listrik dengan diameter puli motor listrik
(d1) = 50,8 [mm], massa puli motor listrik (mpuli motor) = 0,427 [kg], bahan puli
motor listrik = besi cor, putaran puli motor listrik (n1) = 2800 [rpm]. percepatan
grafitasi (g) = 9,81 [m/s2]. Berat puli motor (Wpuli motor).
Wpuli motor = m . g
Wpuli motor = 0,427 [kg] . 9,81 [m/s2]
= 4,184[kg m/s2] = 4,184 [N]
44
Kecepatan linier puli motor listrik (v1).
v1 = π . � . �1
�� . ����
v1 = �,�� . ��,� . ����
�� . ���� = 7,44 [m/s]
Daya puli motor listrik (Ppuli motor) yang dibutuhkan :
Ppuli motor = Wpuli motor . V1 . jumlah puli
= 4,184 [N]. 7,443 [m/s] . 1
= 31,141 [watt]
4.7.2 Perhitungan Puli pada Reducer
Perhitungan puli pada motor listrik dengan diameter puli reducer (d2) =
101,6 [mm], massa puli reducer (mpuli reducer) = 0,35 [kg], bahan puli reducer =
besi cor, putaran puli reducer (n2) = 1400 [rpm]. percepatan grafitasi (g) = 9,81
[m/s2]. Berat puli reducer (Wpuli reducer).
Wpuli reducer = m . g
Wpuli reducer = 0,35 [kg] . 9,81 [m/s2]
= 3,433 [kg m/s2]
= 3,433 [N]
Kecepatan linier puli reducer (v2).
v2 = π .�2 . �2
�� . ����
v2 = �,�� . ���,� . ����
�� . ����
= 7,44 [m/s]
Daya puli reducer (Ppuli reducer) yang dibutuhkan :
Ppuli reducer = Wpuli reducer . v2 . jumlah puli
= 3,433 [N] . 7,443 [m/s] . 1
= 25,551 [watt]
45
4.8 Perhitungan Bantalan
4.8.1 Perhitungan Bantalan Poros Rangka
Direncanakan bantalan yang digunakan pada poros rangka adalah bantalan
bola (Deep groove ball bearing) no.6005 karena dapat diperoleh dengan mudah.
Data yang ada pada tabel lampiran adalah sebagai berikut:
Diameter poros (d) : 25 [mm]
Diameter luar bantalan : 47 [mm]
Lebar bantalan (B) : 12 [mm]
Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) : 790 [kg] = 790 [kg] . 9,81[m/s2]
= 7749,9[N]
Kapasitas nominal statis spesifik (Co) : 530 [kg] = 530 [kg] . 9,81[m/s2]
= 5199,3 [N]
4.8.1.1 Tekanan Bantalan
Tekanan maksimal yang diijinkan untuk poros transmisi menurut tabel
lampiran adalah (Pa) = 0,1 [kg/mm2] = 0,1 [kg/mm2] . 9,81[m/s2] = 0,981
[N/mm2]. Tekanan yang diterima bantalan (p) dengan massa pan (mpan) = 30
[kg], massa motor listrik = 11,5 [kg] , massa reducer (mreducer) = 6,5 [kg], massa
puli (mpuli) = 0,77 [kg], massa rangka atas (mrangka atas) = 51,12 [kg], massa poros
pan (mporos pan) = 8,41[kg], massa poros rangka (mporos rangka)= 6,58 [kg], massa
spur gear (mgear) = 11,1 [kg], panjang bantalan (l) = 150 [mm], diameter poros
rangka (dporos rangka) = 38 [mm], terlebih dahulu mencari beban total yang diterima
bantalan [Wt].
Wt = 30 . 9,81 + 11,5 . 9,81 + 6,5 . 9,81 + 0,77 . 9,81 + 51,12 . 9,81
+ 6,58 . 9,81 + 8,41 . 9,81 + 11,1 . 9,81 = 1235,86 [N]
Tekanan yang diterima bantalan [P].
p = ��
� . ������ ������ (Sularso
,2008)
= ����,�� [�]
��� . �� [���]
46
= 0,216 [N/mm2]
Karena Tekanan yang diterima bantalan (P ) lebih kecil dari Tekanan
maksimal yang diijinkan untuk poros transmisi menurut tabel lampiran (Pa) , maka
konstruksi bantalan poros rangka aman.
4.8.2 Perhitungan Bantalan Poros Pan
Direncanakan bantalan yang digunakan adalah bantalan bola (Deep groove
ball bearing) no.6006 karena dapat diperoleh dengan mudah. Data yang ada pada
tabel lampiran adalah sebagai berikut:
Diameter poros (d) : 30 [mm]
Diameter luar bantalan : 55 [mm
Lebar bantalan (B) : 13 [mm]
Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) :1030 [kg] = 1030 [kg] . 9,81[m/s2]
= 10104,3 [N]
Kapasitas nominal statis spesifik (Co) : 740 [kg] = 740 [kg] . 9,81[m/s2]
= 7259,4 [N]
4.8.2.1 Tekanan Bantalan
Tekanan maksimal yang diijinkan untuk poros transmisi menurut tabel
lampiran adalah (Pa) = 0,1 [kg/mm2] = 0,1 [kg/mm2] . 9,81[m/s2] = 0,981
[N/mm2]. Tekanan yang diterima bantalan (p) dengan massa pan (mpan) = 30
[kg], massa poros pan (mporos pan) = 8,41[kg], massa spur gear (mgear) = 11,1 [kg],
panjang bantalan (l) = 150 [mm], diameter poros pan (dporos pan) = 48 [mm],
terlebih dahulu mencari beban total yang diterima bantalan [Wt].
Wt = 30 . 9,81 + 8,41 . 9,81 + 11,1 . 9,81
= 485,69 [N]
p = ��
� . ������ ��� (Sularso ,2008)
= ���,�� [�]
��� . �� [���]
= 0,107 [N/mm2]
48
Lebar (b) dan tebal (h) = 6 x 6 [mm] ( tabel lampiran)
Panjang pasak menurut (� ) (Sularso, 2008)
� =�,� . �poros puli motor
�=
�,� . ��
� = 33,25 [mm]
t1 : Kedalaman alur pasak pada poros = 2,8 [mm]
t2 : Kedalaman alur pasak pada puli = 2,8 [mm]
4.9.2 Pasak Puli pada Reducer
Diketahui :
Ukuran nominal pasak yang dipilh dengan diameter poros puli pada
reducer (dporos puli reducer) = 15 [mm] adalah :
Lebar (b) dan tebal (h) = 6 x 6 [mm] ( tabel lampiran)
Panjang pasak menurut (� ) (Sularso, 2008)
� =�,� . �poros puli reducer
�=
�,� . ��
� = 26,25 [mm]
t1: Kedalaman alur pasak pada poros = 2,3 [mm]
t2 : Kedalaman alur pasak pada puli = 2,3 [mm]
4.9.3 Pasak Spur Gear pada Reducer
Ukuran nominal pasak yang dipilh dengan diameter poros spur gear pada
reducer (dporos spur gear reducer) = 22 [mm] adalah :
Lebar (b) dan tebal (h) = 6 x 6 [mm] ( tabel lampiran)
Panjang pasak menurut (� ) (Sularso,2008)
� =�,� . �poros spur gear reducer
�=
�,� . ��
� = 38,5 [mm]
t1 : Kedalaman alur pasak pada poros = 2,8 [mm]
t2 : Kedalaman alur pasak pada spur gear = 2,8 [mm]
49
4.9.4 Pasak Spur Gear pada Poros Pan
Diketahui :
Ukuran nominal pasak yang dipilh dengan diameter poros pan (dporos pan) =
48 [mm] adalah :
Lebar (b) dan tebal (h) = 14 x 9 [mm] ( tabel lampiran)
Panjang pasak menurut (� ) (Sularso,2008)
� =�,� . �poros pan
�=
�,� . ��
� = 84 [mm]
t1 : Kedalaman alur pasak pada poros = 3,8 [mm]
t2 : Kedalaman alur pasak pada spur gear = 3,8 [mm]
Bahan pasak yang dipakai adalah S 45 C yang mempunyai kekuatan tarik (τ�)
= 58 [Kg/mm2]. (Sularso, 2008)
Gaya tangensial pada pasak (Ft) :
Ft = �
�poros pan
�
Keterangan :
T = Torsi pada poros [Nmm], dari perhitungan sebelumnya didapat :
460,49 [Nmm]
dporos pan = diameter poros pan = 48 [mm]
Ft = ���,��
��
�
= 19,187 [N]
Tegangan geser pada pasak ( ��) :
τ� = ��
� .� (Sularso, 2008)
Keterangan :
�� = tegangan geser [N/mm2]
Ft = gaya tangensial pasak [N] = 19,187 [N]
50
b = lebar pasak [mm] = 14 [mm]
l = panjang pasak [mm] = 84 [mm]
τ� = ��,���
�� . ��
= 0,0163 [N/mm2]
Tegangan geser yang diizinkan( ��) :
τ� = τ�
��� .���
Keterangan :
τ� = tegangan tarik bahan pasak S 45 C : 58 [Kg/mm2] (Sularso, 2008 )
Harga untuk pasak Sf1 : 6 , Sf2 : 3 (Sularso,2008)
Keterangan :
Sf1 = faktor keamanan untuk pengaruh massa.
Sf2 = faktor keamanan untuk pengaruh kekasaran dan alur pasak
τ� = ��
� . �
= 3,2 [Kg/mm2]
= 3,2 [Kg/mm2] x 9,81 [m/s2]
= 31,36 [N/mm2]
τ� ≥ ��
� . � (Sularso, 2008 )
τ� ≥ τ�
Tegangan geser yang terjadi pada pasak (τ�) = (0,0163 N/mm2 lebih kecil
dari tegangan geser yang diizinkan pada pasak (τ� ) = 31,36 N/mm2, sehingga
pasak aman untuk dipakai.
Tekanan permukaan yang terjadi pada pasak (Ps) :
Ps = ��
�.( ������ ��) (Sularso,2008)
51
Keterangan :
Ft = gaya tangensial pada pasak [N] = 19,187 [N]
l = panjang pasak [mm] = 84 [mm]
t1 = kedalaman alur pasak pada poros [mm] = 3,8 [mm]
t2 = kedalaman alur pasak pada puli [mm] = 3,8 [mm]
Ps = ��,���
�� . �,�
= 0,0601 [N/mm2]
Untuk bahan S 45 C tekanan permukaan pasak yang terjadi (Ps) = 0,0601
[N/mm2] lebih kecil dari tekanan permukaan yang diizinkan yaitu 8 kg/mm2 = 8
[kg/mm2] x 9,81 [m/s2] = 78,48 [N/mm2] (Sularso, 2008) sehingga pasak aman
digunakan
4.10 Perhitungan Kekuatan Sambungan Las
Konstruksi pembuatan pupuk granul menggunakan sambungan las sudut.
Menurut Rilles M.Wattimena (2008) las sudut adalah logam tambahan harus
ditambahkan pada sudut tegak lurus antara bagian-bagian yang hendak dilas,sebagai
alat penyambung permanen dari bagian mesin , pengelasan merupakan sambungan
yang lebih kuat dan ringan dibandingkan dengan sambungan keling. .
Gaya (� ) yang mampu di tahan oleh sambungan las sudut ini sebagai berikut:
� =� .�
√���
Dimana :
L : lebar yang hendak dilas [mm] = 20 [mm]
t : tebal benda kerja [mm] = 2 [mm]
σt ∶ Tegangan tarik [N/mm2] = 392 [N/mm2]
Bahan pengaduk (scrub) St 40 memiliki kekuatan tarik (σt) = 40 [kg/mm2] = 40
[kg/mm2] x 9,81 [m/s2] = 392 [N/mm2]
52
� =� .�
√���=
�� [��] . �[��]
√� . ��� [�/���] = 1,428 [N]
4.11 Perhitungan Baut
Bahan baut yang digunakan St 37, kekuatan tarik (�t) = 362,97 [N/mm2],
dengan faktor keamanan (v) = 8 (Khurmi,2005)
Tegangan tarik ijin (�t).
�t = ��
�
=���,��
�= 45,37 [N/mm2]
Tegangan geser ijin (�g ).
�g = 0,8 x �t
= 0,8 x 45,37 = 36,29 [N/mm2]
Dimana : �t : Tegangan tarik ijin [N/mm2]
�t : Tegangan tarik [N/mm2]
�g : Tegangan geser ijin [N/mm2]
v : Faktor keamanan
4.11.1 Perhitungan Baut pada Poros Rangka
Beban yang diterima pada poros rangka adalah
F = ����� ���� ��������
������ ����
= ����,��
�
= 308,965[N]
Diameter minimal baut yang digunakan
�g ≥ �
��
��.�
2 ......................................................................(Sularso.2002)
Dimana : �g = Tegangan geser yang diijinkan [N/mm2]
F = Gaya yang diterima tiap baut [N]
d = Diameter baut yang digunakan [mm]
53
d ≥ ��
��
��.��
≥ ����,���
��
��.��,��
≥ 3,29[mm]
Baut yang digunakan adalah M14, jadi aman.
4.11.2 Perhitungan Baut pada Poros Pan
Beban yang diterima pada poros pan adalah
F = ����� ���� ��������
������ ����
= ���,��
�
= 121,422[N]
Diameter minimal baut yang digunakan
�g ≥ �
��
��.�
2 ......................................................................(Sularso.2002)
Dimana : �g = Tegangan geser yang diijinkan [N/mm2]
F = Gaya yang diterima tiap baut [N]
d = Diameter baut yang digunakan [mm]
d ≥ ��
��
��.��
≥ ����,���
��
��.��,��
≥ 2,06[mm]
Baut yang digunakan adalah M14, jadi aman.
54
BAB V
PROSES PENGERJAAN, PERAKITAN DAN
PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI
5.1 Proses Pengerjaan dan Perhitungan Waktu Permesinan
5.1.1 Proses Pengerjaan
Proses pengerjaan yang direncanakan pada tahap pengerjaan ini sangat
berguna bagi seorang operator untuk mengerjakan bahan baku menjadi produk
jadi. Proses pengerjaan ini dilakukan terhadap komponen yang dianggap mudah
untuk dibuat sendiri dan pengerjaannya disusun berdasarkan teori dan
pengalaman di bidang permesinan dengan pertimbangan fasilitas dan bahan
baku yang tersedia. Dari tahap – tahap pengerjaan ini dapat diperkirakan waktu
dan biaya pengerjaan. Sedangkan untuk komponen – komponen standar dapat
dibeli di pasaran dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan
membuat sendiri dan untuk komponen – komponen yang dibeli tidak
dicantumkan pada proses pengerjaannya.
5.1.2 Perhitungan Waktu Pemesinan
Dalam perhitungan kerja mesin didasarkan atas beberapa hal
sebagai berikut :
Waktu efektif yaitu waktu yang dibutuhkan dalam pengoperasian
mesin sesuai dengan gambar kerja.
Waktu pemakaian mesin secara tidak langsung atau waktu
yang diperlukan untuk kelangsungan pengerjaan, dan juga untuk
persiapan yang dilakukan seorang operator untuk menjalankan
mesin.
56
b. Pembubutan Muka ( facing )
Gambar 5.2 Pembubutan muka
Panjang pemakanan muka :
L la r ln …………….…………………...(Hermann.1985:102)
Waktu kerja mesin
tm = �� ...............................................................(Hermann.1985:102)
Keterangan :
tm = Waktu pemesinan [menit]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
n = Kecepatan putar [rpm]
r = jari-jari benda [mm]
L = Panjang pemakanan muka [mm]
la = Panjang kelebihan awal [mm]
ln = Panjang kelebihan akhir [mm]
Untuk mempermudah perhitungan waktu kerja pembubutan
maka ditentukan besarnya :
Vc = 25 [mm/menit]
s = 0,2 [mm/put]
la = 5 [mm]
ln = 0 [mm]
57
harga ketetapan di atas berlaku dalam perhitungan waktu kerja mesin
bubut.
Putaran yang tersedia pada Mesin Bubut Maximat :
I. 30, 50, 90, 155, 260, 440, 740, 1230
II. 65, 160, 190, 320, 540, 900, 1500, 2500
5.1.4 Waktu Kerja Mesin Frais
Gambar 5.3 Pemakanan pada mesin frais
Waktu kerja mesin :
Panjang langkah meja (L) :
L l la ln ..……………………………………(Rochim. 1993 : 12) Kecepatan Pemakanan : s sz. fz.n …….………………………………… (Rochim. 1993 : 12) Kecepatan Potong :
n = ����.��
�.�
Waktu Pemesinan (tm) :
Tm = �
�................................................... (Herman. 1985 : 109)
Kelonggaran waktu pemesinan (tn) :
tn = 25%. tm Total waktu pemesinan :
Tt = tm + tn
58
Keterangan :
tm = Waktu kerja mesin [menit]
tn = Kelonggaran waktu pemesinan [menit]
Tt = Total waktu pemesinan [menit]
L = Panjang pengfraisan [mm] l = Panjang benda kerja [mm]
la = Kelebihan awal [mm]
lu = Panjang langkah akhir [mm]
Z = Jumlah gigi pisau/cutter
sr = Kecepatan pemakanan [mm/menit]
sz = Pemakanan tiap gigi [mm/gigi]
n = Kecepatan putar [rpm] Vc = Kecepatan potong [m/menit]
Putaran yang tersedia pada mesin Frais F4 adalah :
I. 60, 65, 75, 90, 100, 120, 140, 160, 180, 200, 235, 270, 310
II. 350, 430, 500, 580, 610, 670, 770, 890, 1000, 1160, 1330, 1500,
1750,2000
III. 650, 750, 850, 1000, 1300, 1500, 1700, 2000, 2250, 2500, 3000
Keterangan :
sz = 0,001 [mm/gigi]
Vc = 25 [m/menit]
5.1.5 Waktu Kerja Mesin Bor Meja
Gambar 5.4 Pemakanan Bor Meja
59
Waktu kerja mesin :
tm = ��
.…………………………………………..(Hermann. 1985 : 106)
Panjang Pemakanan:
L l (0,3.d ) …………………………………..(Hermann. 1985 : 106)
Keterangan : tm = Waktu kerja mesin [menit]
L = Panjang pemakanan pengeboran bor [mm]
l = Kedalaman lubang [mm]
n = Kecepatan putar bor [rpm]
d = Diameter bor [mm]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
Putaran yang tersedia pada mesin bor meja :
425, 600, 1100, 2050, 3000, 5500
5.1.6 Pengerjaan Poros Pan
No. Gambar : SMG ME TA RB 12-04-25
Bahan benda kerja : ST 40
Jumlah benda jadi : 1
Mesin yang digunakan : Mesin bubut, mesin potong,
mesin frais
Ukuran bahan : ∅ 50[mm] x 1100[mm]
Proses pengerjaan :
Waktu Mesin Bubut
Pembubutan muka
membubut muka (facing) 2[mm], ∅ 50[mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.��
n = 160 [rpm]
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�������
�.�
tm = �[��]���[��]��[��]
�,�.��� = 0,93[menit]
60
membubut muka (facing) 8 [mm], ∅ 48[mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.��
n = 165,87[rpm]
n = 160[rpm] (putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�������
�.�
tm = �[��]���[��]��[��]
�,�.��� = 0,91[menit]
Keterangan :
tm = Waktu pemesinan [menit]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
n = Kecepatan putar [rpm]
r = jari-jari benda [mm]
L = Panjang pemakanan muka [mm]
la = Panjang kelebihan awal [mm]
ln = Panjang kelebihan akhir [mm]
Vc = 25 [m/menit]
s = 0,2 [mm/put]
la = 5 [mm]
ln = 0 [mm]
Centre drill ∅ 4[mm]
membuat lubang center dengan center drill sedalam 5[mm].
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.� = 1990,44[rpm]
n = 1500[rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]��[��]
�,�.����[���] = 0,03[menit]
drilling ∅ 18[mm]
proses drilling dengan kedalaman 20 [ mm ]
61
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
���� . ��
�.�� = 442,32[rpm]
n = 440[rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]���[��]
�,�.���[���] = 0,28[menit]
Pembubutan sisi
membubut sisi ∅ 50[mm] hingga ukuran ∅ 48[mm] x 910[mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.��
n = 160 [rpm]
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]����[��]
�,�.��� =28,59[menit]
Pembubutan dilakukan 2 kali karena setiap pemakanan 1 [mm] maka :
tm = 2 x 28,59 menit= 57,18[menit]
membubut sisi ∅ 48[mm] hingga ukuran ∅ 30[mm] x 50[mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.��
n = 160 [rpm]
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]���[��]
�,�.��� =1,72[menit]
Pembubutan dilakukan 9 kali karena setiap pemakanan 2 [mm] maka :
tm = 9 x 1,72 menit= 15,48[menit]
membubut sisi ∅ 50[mm] hingga ukuran ∅ 48 [mm] x 98 [mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.��
n = 165,87[rpm]
n = 160[rpm]
62
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]���[��]
�,�.��� = 3,22[menit]
Pembubutan dilakukan 2 kali karena setiap pemakanan 1 [mm] maka :
tm = 2 x 3,22 menit= 6,44 menit.
membubut sisi ∅ 48[mm] hingga ukuran ∅ 30 [mm] x 50 [mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.��[��]
n = 165,87[rpm]
n = 160[rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]���[��]
�,�.��� = 1,72[menit]
Pembubutan dilakukan 9 kali karena setiap pemakanan 2 [mm] maka :
tm = 9 x 1,72 menit= 15,48[menit]
Keterangan :
Vc = kecepatan potong [mm/menit]
tm = Waktu pemesinan [menit]
l = Panjang pembubutan [mm]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
n = Kecepatan putar [rpm]
D = Diameter benda [mm]
L = Panjang benda kerja [mm]
li = Panjang benda yang akan dibubut [mm]
la = Panjang kelebihan awal [mm]
Vc = 25 [mm/menit]
s = 0,2 [mm/put]
la = 5 [mm]
ln = 0 [mm]
63
Waktu Mesin Frais
Membuat alur pasak sepanjang 33[mm], ∅ cutter 6[mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.�[��]
n = 1326,96
n = 1330[rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = ���
Kecepatan pemakanan : sr = sz.z.n = 0,001.4.1330 = 5,32[m/menit]
Panjang pengfraisan : L = l+d/2+2 = 900+3+2 = 905[mm] = 0,905[m]
Waktu permesinan : tm = �,���[�]
�,��[�/�����] = 0,17[menit]
Kelonggaran waktu pemesinan : tn = 25%.tm = 25%.0,17=0,0425[menit]
Total waktu pemesinan : tt = tn + tm = 0,0425+0,17 = 0,21[menit]
Pengefraisan dilakukan 8 kali karena 1 kali pemakanan 0,5 [mm]
tt = 8 x 0,21[menit] = 1,68[menit]
Keterangan :
tm = Waktu kerja mesin [menit]
tn = Kelonggaran waktu pemesinan [menit]
Tt = Total waktu pemesinan [menit]
L = Panjang pengfraisan [mm] l = Panjang benda kerja [mm]
la = Kelebihan awal [mm]
lu = Panjang langkah akhir [mm]
Z = Jumlah gigi pisau/cutter
sr = Kecepatan pemakanan [mm/menit]
sz = Pemakanan tiap gigi [mm/gigi]
n = Kecepatan putar [rpm] Vc = Kecepatan potong [m/menit]
64
sz = 0,001 [mm/gigi]
Vc = 25 [m/menit]
Tabel.5.1. Pengerjaan Poros Pan
No. Waktu
(tm)
Keterangan
1. 2 menit Mempelajari gambar kerja dan memeriksa ukuran
bahan baku.
2. 5 menit Menandai benda kerja yang akan dikerjakan dengan
penggaris, penggores.
3. 5 menit Mempersiapkan mesin potong
4. 5 menit Memotong benda kerja ukuran 90[mm]
5. 10 menit Mempersiapkan mesin bubut dan peralatannya
6. 1 menit Mencekam benda kerja pada chuck mesin bubut
7. 1 menit Mengatur putaran mesin bubut
8. 0,93menit N8 membubut muka (facing) 2[mm]
9. 2 menit Memasang centre drill pada kepala lepas
10. 1 menit Mengatur putaran mesin bubut
11. 0,03 menit N8 membuat lubang center dengan center drill sedalam
5 [mm]
12. 1 menit Melepas center drill dan diganti dengan drill ∅ 18 [mm]
13. 0,28 menit N6 proses drilling dengan kedalaman 20 [ mm ]
14. 2 menit Melepas benda kerja dan mencekam kembali dengan panjang
928 [mm] dan ditahan senter putar pada kepala lepas
15. 1 menit Menandai benda kerja sesuai ukuran yang akan dikerjakan
16. 1 menit Memasang pahat rata kanan
17. 57,18 menit N8 membubut sisi hingga ukuran 48[mm] x 910[mm]
18. 15,48 menit N8 membubut hingga ukuran 30[mm] x 50[mm]
19. 2 menit Melepas, membalik dan mencekam benda kerja kembali
20. 1 menit Mengatur putaran mesin bubut
21. 0,91 menit N8 membubut muka (facing) 8 [mm]
65
22. 0,5 menit Melepas dan memasang kembali dengan panjang cekaman
110 [mm]
23. 6,44 menit N8 membubut hingga ukuran 48 [mm] x 98 [mm]
24. 15,48 menit N8 membubut hingga ukuran 30 [mm] x 50 [mm]
25. 1 menit Melepas benda kerja dari mesin bubut
26. 5 menit Mempersiapkan mesin frais dan peralatannya
27. 1 menit Mencekam poros pan pada ragum mesin frais
28. 1 menit Mengatur putaran mesin frais
29. 1,68 menit Membuat alur pasak sepanjang 30[mm]
30. 2 menit Melepas poros pan dari ragum mesin frais
31. 2 menit Memeriksa ukuran
Total waktu mesin potong = 10 [menit]
Total waktu mesin bubut = 123,23 [menit]
Total waktu mesin frais = 10,68 [menit]
Total waktu operator = 152,91 [menit]
5.1.7 Pengerjaan poros pada rangka
No. Gambar : SMG ME TA RB 12-04-25
Bahan benda kerja : ST 40
Jumlah benda jadi : 1
Mesin yang digunakan : Mesin bubut, mesin potong
Ukuran bahan : ∅ 42[mm] x 1000[mm]
Proses pengerjaan :
Waktu Mesin Bubut
Pembubutan muka
membubut muka (facing) 10[mm], ∅ 42[mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.��
n = 189,56 [rpm] ≈ 190[rpm] (putaran pada
mesin)
66
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�������
�.�
tm = �[��]���[��]��[��]
�,�.��� = 0,68[menit]
membubut muka (facing) 10 [mm], ∅ 38[mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.��[��]
n = 209,52[rpm]
n = 190[rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�������
�.�
tm = �[��]���[��]��[��]
�,�.���= 0,63[menit]
Keterangan :
tm = Waktu pemesinan [menit]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
n = Kecepatan putar [rpm]
r = jari-jari benda [mm]
L = Panjang pemakanan muka [mm]
la = Panjang kelebihan awal [mm]
ln = Panjang kelebihan akhir [mm]
Vc = 25 [mm/menit]
s = 0,2 [mm/put]
la = 5 [mm]
ln = 0 [mm]
Centre drill ∅ 4[mm]
membuat lubang center dengan center drill sedalam 5[mm].
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.� = 1990,44[rpm]
n = 1500[rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
67
tm = �[��]��[��]
�,�.����[���] = 0,03[menit]
Pembubutan sisi
membubut sisi ∅ 42[mm] hingga ukuran ∅ 38[mm] x 870[mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.��
n = 189,56 [rpm] ≈ 190[rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]����[��]
�,�.��� =23,03[menit]
Pembubutan dilakukan 4 kali karena setiap pemakanan 1 [mm] maka :
tm = 4 x 23,03 menit= 92,12[menit]
membubut sisi ∅ 38[mm] ukuran 25[mm] x 50[mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.��
n = 189,56 [rpm] ≈ 190[rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]���[��]
�,�.��� =1,45[menit]
Pembubutan dilakukan 13 kali karena setiap pemakanan 1 [mm] maka :
tm = 13 x 1,45 menit= 18,85[menit]
membubut sisi ∅ 42 hingga ukuran ∅ 38 [mm] x 30 [mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.��[��]
n = 209,52[rpm]
n = 190[rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]���[��]
�,�.��� = 0,92[menit]
Pembubutan dilakukan 4 kali karena setiap pemakanan 1 [mm] maka :
68
tm = 4 x 0,92 [menit] = 3,68 [menit]
membubut sisi ∅ 38 hingga ukuran ∅ 25 [mm] x 50 [mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.��[��]
n = 209,52[rpm]
n = 190[rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]���[��]
�,�.��� = 1,45[menit]
Pembubutan dilakukan 13 kali karena setiap pemakanan 1 [mm] maka :
tm = 13 x 1,45 menit= 18,85[menit]
Keterangan :
Vc = kecepatan potong [mm/menit]
tm = Waktu pemesinan [menit]
l = Panjang pembubutan [mm]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
n = Kecepatan putar [rpm]
D = Diameter benda [mm]
L = Panjang benda kerja [mm]
li = Panjang benda yang akan dibubut [mm]
la = Panjang kelebihan awal [mm]
Vc = 25 [mm/menit]
s = 0,2 [mm/put]
la = 5 [mm]
ln = 0 [mm]
Tabel.5.2. Pengerjaan Poros Rangka
No, Waktu
(tm)
Keterangan
1. 2 menit Mempelajari gambar kerja dan memeriksa ukuran bahan baku
69
2. 5 menit Menandai benda kerja yang akan dikerjakan dengan penggaris,
penggores
3. 5 menit Mempersiapkan mesin potong
4. 5 menit Memotong benda kerja ukuran 80[mm]
5. 10 menit Mempersiapkan mesin bubut dan peralatannya
6. 1 menit Mencekam benda kerja pada chuck mesin bubut
7. 1 menit Mengatur putaran mesin bubut
8. 0,68 menit N8 membubut muka (facing) 10[mm]
9. 2 menit Memasang centre drill pada kepala lepas
10. 1 menit Mengatur putaran mesin bubut
11. 0,03 menit N8 membuat lubang center dengan center drill sedalam 5 [mm]
12. 2 menit Melepas benda kerja dan mencekam kembali dengan panjang
890 [mm] dan ditahan senter putar pada kepala lepas
13. 1 menit Menandai benda kerja sesuai ukuran yang akan dikerjakan
14. 1 menit Memasang pahat rata kanan
15. 92,12 menit N8 membubut sisi hingga ukuran 38[mm] x 870[mm]
16. 18,85 menit N8 membubut sisi hingga ukuran 25[mm] x 50[mm]
17. 2 menit Melepas, membalik dan mencekam benda kerja kembali
18. 1 menit Mengatur putaran mesin bubut
19. 0,63 menit N8 membubut muka (facing) 10 [mm]
20. 0,5 menit Melepas dan memasang kembali dengan panjang cekaman 70
[mm]
21. 3,68 menit N8 membubut sisi hingga ukuran 38 [mm] x 30 [mm]
22. 18,85 menit N8 membubut sisi hingga ukuran 25 [mm] x 50 [mm]
23. 1 menit Melepas benda kerja dari mesin bubut
24. 2 menit Memeriksa ukuran
Total waktu mesin potong = 10 [menit]
Total waktu mesin bubut = 158,34 [menit]
Total waktu operator = 177,34 [menit]
70
5.1.8 Pengerjaan Rangka Atas
No.gambar : SMG ME TA RB 12-04-20
Bahan Benda Kerja : besi stall 50x50[mm] dan besi stall
20x20[mm]
Jumlah benda jadi : 1
Mesin yang digunakan : Mesin potong, mesin las, gerinda tangan
dan mesin bor
Ukuran Bahan :12000[mm]
Proses pengerjaan :
Waktu Mesin Bor
Centre drill Ø 4[mm]
Membuat lubang dengan ketentuan sesuai gambar kedalaman
50[mm]
Kecepatan Putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.�[��]
n = 1990
n = 2050[rpm](putaran pada mesin)
Waktu Permesinan : tm = �
�.�
tm = ��(�,�.�)
�.�
tm = ��[�� ]�(�,�.�)[��]
�,�.����[���] = 0,12[menit]
Karena terdapat 4 lubang maka : tm = 4 x 0,12 [menit] = 0,48 [menit]
Pergeseran bor = 0,16 menit
tt = 0,48 [menit] + (4x 0,16 [menit]) = 1,12 [menit]
Drilling Ø 10[mm]
Membuat lubang dengan ketentuan sesuai gambar kedalaman
50[mm]
71
Kecepatan Putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.��[��]
n = 796,2
n = 600[rpm](putaran pada mesin)
Waktu Permesinan : tm = �
�.�
tm = ��(�,�.�)
�.�
tm = ��[�� ]�(�,�.��)[��]
�,�.���[���] = 0,44[menit]
Karena terdapat 4 lubang maka : tm = 4 x 0,44 [menit] = 1,76 [menit]
Pergeseran bor = 0,16 menit
tt = 1,76 [menit] + (4x 0,16 [menit]) = 2,4 [menit]
Drilling Ø 12[mm]
Membuat lubang dengan ketentuan sesuai gambar kedalaman
50[mm]
Kecepatan Putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.��[��]
n = 663,5
n = 600[rpm](putaran pada mesin)
Waktu Permesinan : tm = �
�.�
tm = ��(�,�.�)
�.�
tm = ��[�� ]�(�,�.��)[��]
�,�.���[���] = 0,45[menit]
Karena terdapat 4 lubang maka : tm = 4 x 0,45 [menit] = 1,8 [menit]
Pergeseran bor = 0,16 menit
tt = 1,8 [menit] + (4x 0,16 [menit]) = 2,44 [menit]
Keterangan : tm = Waktu kerja mesin [menit]
L = Panjang pemakanan pengeboran bor [mm]
l = Kedalaman lubang [mm]
72
n = Kecepatan putar bor [rpm]
d = Diameter bor [mm]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
Vc = 25 [mm/menit]
s = 0,2 [mm/put]
Waktu Mesin Las
Mengasembling besi stall panjang 700 [mm](2 buah) dengan panjang 850
[mm](2 buah)(bagian 1)), sepanjang 70[mm], dan sepanjang 50[mm]
dengan kecepatan pengelasan 0,5[mm/detik]
Panjang 70 [mm]
Waktu Permesinan : tm = 70 [mm] x 0,5 [mm/det]
= 35 [detik] = 0,58 [menit]
Karena pada besi stall dengan mengasembling ukuran 70 [mm] ada
dilakukan 8 kali,maka :
Waktu Permesinan : tm = 0,58 [menit] x 8 = 4,64 [menit]
Panjang 50 [mm]
Waktu Permesinan : tm = 50 [mm] x 0,5 [mm/det]
= 25 [detik] = 0,42 [menit]
Karena pada besi stall dengan mengasembling ukuran 50 [mm] ada
dilakukan 4 kali, maka :
Waktu Permesinan : tm = 0,42 [menit] x 4 = 1,68 [menit]
Tabel.5.3. Pengerjaan Rangka Atas
No. Waktu
(tm)
Keterangan
1. 2 menit Mempelajari gambar kerja dan memeriksa ukuran bahan baku
2. 5 menit Mempersiapkan mesin potong
3. 1 menit Mencekam besi stall pada ragum mesin potong
4. 30 menit Memotong besi stall dengan panjang 850 [mm] sebanyak
2 buah, panjang 700 [mm] sebanyak 4 buah, panjang 400
[mm] sebanyak 2 buah, panjang 300 [mm] sebanyak 3 buah,
73
panjang 650 [mm] sebanyak 2 buah, panjang 600[mm]
sebanyak 1 buah, panjang 550[mm] sebanyak 1 buah (besi stall
50x50[mm]) dan panjang 150[mm] sebanyak 2 buah (besi stall
20x20[mm])
5. 40 menit Memotong besi stall dengan panjang 850 [mm] sebanyak
2 buah dengan sudut 45, panjang 700 [mm] sebanyak 4
buah dengan sudut 45, panjang 400 [mm] sebanyak 2 buah
dengan sudut 45, panjang 300 [mm] sebanyak 3 buah dengan
sudut 45, panjang 650 [mm] sebanyak 2 buah dengan sudut 45
pada pengaturan sudut pada mesin potong
6. 5 menit Mengukur besi stall yang akan dibor
7. 2 menit Mempersiapkan mesin bor dan peralatannya
8. 1 menit Mencekam besi stall dengan panjang 700 [mm] sebanyak 2
buah pada ragum mesin bor
9. 1 menit Memasang center drill pada chuck bor
10. 1 menit Mengatur putaran mesin bor
11. 1.12 menit Membuat lubang dengan centre drill Ø 4 dengan
ketentuan sesuai gambar
12. 1 menit Mengganti centre drill dengan drill Ø 10[mm] pada chuck drill
13. 1 menit Mengatur putaran mesin bor
14. 2,4 menit Membuat lubang dengan bor Ø 10 [mm] dengan
ketentuan sesuai gambar
15. 1 menit Mengganti drill Ø 10[mm] dengan drill Ø 12[mm] pada chuck
drill
16. 2,44 menit Membuat lubang center dengan bor Ø 12 [mm] dengan
ketentuan sesuai gambar
17. 0,5 menit Melepas besi stall dari ragum mesin bor
18. 1 menit Mencekam besi stall dengan panjang 700 [mm] sebanyak 1
buah pada ragum mesin bor
19. 1 menit Memasang center drill pada chuck bor
20. 1 menit Mengatur putaran mesin bor
74
21. 1,12 menit Membuat lubang dengan centre drill Ø 4 dengan
ketentuan sesuai gambar
22. 1 menit Mengganti centre drill dengan drill Ø 10[mm] pada chuck drill
23. 1 menit Mengatur putaran mesin bor
24. 2,4 menit Membuat lubang centre dengan bor Ø 10 [mm] dengan
ketentuan sesuai gambar
25. 1 menit Mengganti drill Ø 10[mm] dengan drill Ø 12[mm] pada chuck
drill
26. 2,44 menit Membuat lubang center dengan bor Ø 12 [mm] dengan
ketentuan sesuai gambar
27. 0,5 menit Melepas besi stall dari ragum mesin bor
28. 10 menit Menghaluskan permukaan besi stall menggunakan gerinda
tangan
29. 5 menit Menyiapkan mesin las dan peralatannya
30. 6.32 menit Mengasembling besi stall panjang 700 [mm](2 buah) dengan
panjang 850 [mm](2 buah)(bagian 1)), sepanjang 70[mm],
dan sepanjang 50[mm] menggunakan las listrik.
31. 6.72 menit Mengasembling besi stall panjang 600 [mm](1 buah),
panjang 550 [mm](1 buah), panjang 150[mm](2 buah)
dengan bagian 1 yang sudah di las (bagian 2)), sesuai
dengan ketentuan di gambar, sepanjang 50[mm]
menggunakan las listrik.
32. 4.64 menit Mengasembling besi stall panjang 700 [mm](2 buah),
panjang 400 [mm](2 buah) dan panjang 650 [mm](2
buah)(bagian 3)), sepanjang 70 [mm]
33. 6.52 menit Mengasembling besi stall yang sudah di las (panjang 700
[mm](2 buah), panjang 400 [mm](2 buah) dan panjang 650
[mm](2 buah)(bagian 3)) dengan panjang 300 [mm](3
buah) dengan ketentuan sesuai gambar, menggunakan
mesin las listrik sepanjang 50 [mm] dan sepanjang 70[mm]
34. 1.68 menit Mengasembling besi stall yang sudah di las (panjang 700
[mm](2 buah), panjang 400 [mm](2 buah),panjang 650
75
[mm](2 buah) dan panjang 300 [mm](3 buah)(bagian 3)
dengan panjang 700 [mm](2 buah) dengan panjang 850
[mm](2 buah)(bagian 1) yang sudah di las dengan ketentuan
sesuai gambar, menggunakan mesin las listrik sepanjang 50
[mm]
35. 2 menit Memeriksa ukuran
Total waktu mesin potong = 76 [menit]
Total waktu mesin bor = 27,92 [menit]
Total waktu mesin las = 30,88 [menit]
Total Waktu gerinda tangan = 10 [menit]
Total waktu operator = 148,8 [menit]
5.1.9 Pengerjaan Rangka Bawah
No.gambar : SMG ME TA RB 12-04-20
Jumlah benda jadi : 1
Bahan Benda Kerja : besi stall 50x50[mm]
Mesin yang digunakan : Mesin potong,mesin las, gerinda tangan
dan mesin bor
Ukuran Bahan :12000[mm]
Proses pengerjaan :
Waktu Mesin Bor
Centre drill Ø 4[mm]
Membuat lubang dengan ketentuan sesuai gambar kedalaman 50[mm]
Kecepatan Putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.�[��]
n = 1990
n = 2050[rpm](putaran pada mesin)
Waktu Permesinan : tm = �
�.�
76
tm = ��(�,�.�)
�.�
tm = ��[�� ]�(�,�.�)[��]
�,�.����[���] = 0,12[menit]
Karena terdapat 4 lubang maka : tm = 4 x 0,12 menit = 0,48 menit
Pergeseran bor = 0,16 menit
tt = 0,48 [menit] + (4x 0,16 [menit]) = 1,12 [menit]
Drilling Ø 10[mm]
Membuat lubang dengan ketentuan sesuai gambar kedalaman
50[mm]
Kecepatan Putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.��[��]
n = 796,2
n = 600[rpm](putaran pada mesin)
Waktu Permesinan : tm = �
�.�
tm = ��(�,�.�)
�.�
tm = ��[�� ]�(�,�.��)[��]
�,�.���[���] = 0,44[menit]
Karena terdapat 4 lubang maka : tm = 4 x 0,44 [menit] = 1,76 [menit]
Pergeseran bor = 0,16 menit
tt = 1,76 [menit] + (4x 0,16 [menit]) = 2,4 [menit]
Drilling Ø 12[mm]
Membuat lubang dengan ketentuan sesuai gambar kedalaman 50[mm]
Kecepatan Putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.��[��]
n = 663,5
n = 600[rpm](putaran pada mesin)
Waktu Permesinan : tm = �
�.�
tm = ��(�,�.�)
�.�
77
tm = ��[�� ]�(�,�.��)[��]
�,�.���[���] = 0,45 [menit]
Karena terdapat 4 lubang maka : tm = 4 x 0,45 [menit] = 1,8 [menit]
Pergeseran bor = 0,16 [menit]
tt = 1,8 [menit] + (4x 0,16 [menit]) = 2,44 [menit]
Keterangan : tm = Waktu kerja mesin [menit]
L = Panjang pemakanan pengeboran bor [mm]
l = Kedalaman lubang [mm]
n = Kecepatan putar bor [rpm]
d = Diameter bor [mm]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
Vc = 25 [mm/menit]
s = 0,2 [mm/put]
Waktu Mesin Las
Mengasembling besi stall panjang 300 [mm](2 buah) dengan panjang
1040 [mm](2 buah)(bagian 1), sepanjang 100[mm] dan 50[mm] dengan
kecepatan pengelasan 0.5[mm/detik]
Panjang 100 [mm]
Waktu Permesinan : tm = 100 [mm] x 0,5 [mm/det]
= 50 [detik] = 0,83 [menit]
Karena pada besi stall dengan mengasembling ukuran 100 [mm] ada
dilakukan 4 kali,maka :
Waktu Permesinan : tm = 0,83 [menit] x 4 = 3,32 [menit]
Panjang 50 [mm]
Waktu Permesinan : tm = 50 [mm] x 0,5 [mm/det]
= 25 detik = 0,42 menit
Karena pada besi stall dengan mengasembling ukuran 50 [mm] ada
dilakukan 2 kali, maka :
Waktu Permesinan : tm = 0,42 [menit] x 2 = 0,84 [menit]
78
Tabel.5.4. Pengerjaan Rangka Bawah
No. Waktu
(tm)
Keterangan
1. 2 menit Mempelajari gambar kerja dan memeriksa ukuran bahan baku
2. 5 menit Mempersiapkan mesin potong
3. 1 menit Mencekam besi stall pada ragum mesin potong
4. 30 menit Memotong besi stall dengan panjang 800 [mm]
sebanyak 1 buah, panjang 700 [mm] sebanyak 5 buah,
panjang 300 [mm] sebanyak 2 buah, panjang 900 [mm]
sebanyak 2 buah, panjang 1040 [mm] sebanyak 2 buah.
5. 40 menit Memotong besi stall dengan panjang 800 [mm] sebanyak
1 buah dengan sudut 45, panjang 700 [mm] sebanyak 2
buah dengan sudut 60 di salah satu ujung benda, panjang 300
[mm] sebanyak 2 buah dengan sudut 30 di salah satu ujung
benda, panjang 900 [mm] sebanyak 2 buah dengan sudut 45,
panjang 1040 [mm] sebanyak 2 buah dengan sudut 30 pada
pengaturan sudut pada mesin potong
6. 5 menit Mengukur besi stall yang akan di bor
7. 2 menit Mempersiapkan mesin bor dan peralatannya
8. 1 menit Mencekam besi stall dengan panjang 300 [mm] sebanyak 2
buah pada ragum mesin bor
9. 1 menit Memasang centre drill pada chuck drill
10. 1 menit Mengatur putaran mesin bor
11. 1.12 menit Membuat lubang dengan centre drill Ø 4 dengan
ketentuan sesuai gambar
12. 1 menit Mengganti centre drill dengan drill Ø 10[mm] pada chuck drill
13. 1 menit Mengatur putaran mesin bor
14. 2,4 menit Membuat lubang centre dengan bor Ø 10 [mm] dengan
ketentuan sesuai gambar
15. 1 menit Mengganti Ø 10[mm] dengan drill Ø 12[mm] pada chuck drill
16. 2.44 menit Membuat lubang centre dengan bor Ø 12 [mm] dengan
ketentuan sesuai gambar
79
17. 0,5 menit Melepas besi stall dari ragum mesin bor
18. 1 menit Mencekam besi stall dengan panjang 1040 [mm] sebanyak 2
buah pada ragum mesin bor
19. 1 menit Memasang centre drill pada chuck drill
20. 1 menit Mengatur putaran mesin bor
21. 1,12 menit Membuat lubang dengan centre drill Ø 4 dengan
ketentuan sesuai gambar
22. 1 menit Mengganti centre drill dengan drill Ø 10[mm] pada chuck drill
23. 1 menit Mengatur putaran mesin bor
24. 1,2 menit Membuat lubang centre dengan bor Ø 10 [mm] dengan
ketentuan sesuai gambar
25. 1 menit Mengganti Ø 10[mm] dengan drill Ø 12[mm] pada chuck drill
26. 1,22 menit Membuat lubang centre dengan bor Ø 12 [mm] dengan
ketentuan sesuai gambar
27. 0,5 menit Melepas besi stall dari ragum mesin bor
28. 10 menit Menghaluskan permukaan besi stall menggunakan gerinda
29. 5 menit Menyiapkan mesin las dan peralatannya
30. 4,16 menit Mengasembling besi stall panjang 300 [mm](2 buah) dengan
panjang 1040 [mm](2 buah)(bagian 1), sepanjang 100[mm]
dan 50[mm] menggunakan las listrik
31. 3,16 menit Mengasembling besi stall panjang 900 [mm](2 buah),
dengan panjang 800 [mm](1 buah)(bagian 2), sepanjang 70
[mm] dan 50[mm]
32. 3,36 menit Mengasembling besi stall bagian 1 yang sudah di las
(panjang 300 [mm](2 buah) dengan panjang 1040 [mm](2
buah) dan bagian 2 panjang 900 [mm](2 buah), dengan
panjang 800 [mm](1 buah) dengan ketentuan sesuai gambar,
menggunakan mesin las listrik sepanjang 50 [mm]
33. 10,8 menit Mengasembling besi stall yang sudah di las bagian 1 dan
bagian 2 dengan panjang 700 [mm](5 buah) dengan
ketentuan sesuai gambar, menggunakan mesin las listrik
sepanjang 100 [mm] dan 50[mm]
80
34. 2 menit Memeriksa ukuran
Total waktu mesin potong = 76 [menit]
Total waktu mesin bor = 25,48 [menit]
Total waktu mesin las = 26,56 [menit]
Total Waktu gerinda tangan = 10 [menit]
Total waktu operator = 142,04 [menit]
5.1.10 Pengerjaan Dudukan Reducer dan Elektrik Motor
No.gambar : SMG ME TA RB 12-04-20
Jumlah benda jadi : 2
Bahan Benda Kerja : Profil U 60x40[mm], plat plat tesser
300x160x5[mm],besi stall
200x100x50[mm]
Mesin yang digunakan : Mesin potong,mesin las, gerinda tangan,
mesin bor, mesin frais
Ukuran Bahan : profil U 1000[mm], plat tesser
300x160x5[mm],besi stall
200x100x50[mm]
Proses pengerjaan :
Waktu Mesin Bor
Centre drill Ø 4[mm]
Membuat lubang dengan ketentuan sesuai gambar kedalaman
50[mm]
Kecepatan Putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.�[��]
n = 1990
n = 2050[rpm](putaran pada mesin)
Waktu Permesinan : tm = �
�.�
81
tm = ��(�,�.�)
�.�
tm = ��[�� ]�(�,�.�)[��]
�,�.����[���] = 0,12[menit]
Karena terdapat 4 lubang maka : tm = 4 x 0,12 [menit] = 0,48 [menit]
Pergeseran bor = 0,16 [menit]
tt = 0,48 [menit] + (4x 0,16 [menit]) = 1,12 [menit]
Drilling Ø 8[mm]
Membuat lubang dengan ketentuan sesuai gambar kedalaman
50[mm]
Kecepatan Putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.�[��]
n = 995,22
n = 1100[rpm](putaran pada mesin)
Waktu Permesinan : tm = �
�.�
tm = ��(�,�.�)
�.�
tm = ��[�� ]�(�,�.�)[��]
�,�.����[���] = 0,24[menit]
Karena terdapat 4 lubang maka : tm = 4 x 0,24 [menit] = 0,96 [menit]
Pergeseran bor = 0,16 [menit]
tt = 0,96[menit] + (4x 0,16[menit]) = 1,6[menit]
Keterangan : tm = Waktu kerja mesin [menit]
L = Panjang pemakanan pengeboran bor [mm]
l = Kedalaman lubang [mm]
n = Kecepatan putar bor [rpm]
d = Diameter bor [mm]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
Vc = 25 [mm/menit]
s = 0,2 [mm/put]
82
Waktu Mesin Frais
Membuat alur baut sepanjang 40[mm], ∅ cutter 8[mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.�[��]
n = 995,22
n = 1100 [rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = ���
Kecepatan pemakanan : sr = sz.z.n = 0,001.4.1100 = 4,4[m/menit]
Panjang pengfraisan : L = l+d/2+2 = 40+4+2 = 46[mm] = 0,046[m]
Waktu permesinan : tm = �,���[�]
�,�[�/�����] = 0,010[menit]
Kelonggaran waktu pemesinan : tn = 25%.tm = 25%.0,010
=0,0025[menit]
Total waktu pemesinan : tt = tn + tm = 0,0025+0,010 = 0,0125[menit]
waktu pergeseran pahat : 0,16 [menit], pergeseran dilakukan 3 kali
tt = 0,0125+(3x0,16) = 0,5[menit]
Pengefraisan dilakukan 8 kali karena pemakanan dilakukan 2 kali
dengan 1 kali pemakanan 1 [mm] dan alur baut terdapat 4,
tt = 8 x 0,5[menit] = 4[menit]
Keterangan :
tm = Waktu kerja mesin [menit]
tn = Kelonggaran waktu pemesinan [menit]
Tt = Total waktu pemesinan [menit]
L = Panjang pengfraisan [mm] l = Panjang benda kerja [mm]
la = Kelebihan awal [mm]
lu = Panjang langkah akhir [mm]
Z = Jumlah gigi pisau/cutter
sr = Kecepatan pemakanan [mm/menit]
83
sz = Pemakanan tiap gigi [mm/gigi]
n = Kecepatan putar [rpm] Vc = Kecepatan potong [m/menit]
sz = 0,001 [mm/gigi]
Vc = 25 [m/menit]
Waktu Mesin Las
Mengasembling plat tesser ukuran[170mmx120mmx5mm] dengan besi
stall ukuran [170mmx80mmx2mm] menggunakan las listrik sepanjang
170[mm] dan 50[mm]
Panjang 170
Waktu Permesinan : tm = 170[mm] x 0,5[mm/dtk] = 85[dtk]
= 1,4[menit]
Karena pada proses pengasemblingan panjang 170[mm] dilakukan 2 kali
maka,
Waktu Permesinan : tm = 1,4[menit] x 2 = 2,8 [menit]
Panjang 50[mm]
Waktu Permesinan : tm = 50[mm] x 0,5[mm/dtk] = 25 [dtk]
= 0,4[menit]
Karena pada proses pengasemblingan panjang 50[mm] dilakukan 2 kali
maka,
Waktu Permesinan : tm = 0,4[mm] x 2 =0,8[menit]
Tabel.5.5. Pengerjaan Dudukan Reducer dan Elektrik Motor
No. Waktu
(tm)
Keterangan
1. 2 menit Mempelajari gambar kerja dan memeriksa ukuran bahan
baku
2. 5 menit Mempersiapkan mesin potong
3. 1 menit Mencekam profil U pada ragum mesin potong
4. 15 menit Memotong profil U dengan panjang 300 [mm]
sebanyak 2 buah
84
5. 2 menit Melepas profil U dari ragum mesin potong
6. 5 menit Menggerinda bagian tajam pada profil U
7. 1 menit Mencekam plat teser pada ragum mesin potong
8. 10 menit Memotong plat tesser ukuran 170x120x5[mm]
sebanyak 1 buah
9. 5 menit Menggerinda bagian tajam pada plat tesser
10. 2 menit Melepas plat tesser dari ragum mesin potong
11. 1 menit Mencekam plat teser pada ragum mesin potong
12. 10 menit Memotong plat tesser ukuran 120x30x5[mm] sebanyak
2 buah
13. 5 menit Menggerinda bagian tajam pada plat tesser
14. 1 menit Mencekam besi stall pada ragum mesin potong
15. 15 menit Memotong besi stall dengan panjang 170x80 [mm]
sebanyak 1 buah
16. 2 menit Melepas besi stall dari ragum mesin potong
17. 5 menit Menggerinda bagian tajam pada besi stall
18. 2 menit Mempersiapkan mesin bor
19. 2 menit Mencekam plat tesser pada ragum dengan ukuran
170x120x5[mm]
20. 1 menit Memasang centre drill pada chuck bor
21. 1 menit Mengatur putaran mesin bor
22. 1,12 menit Membuat lubang dengan centre drill Ø 4 dengan
ketentuan sesuai gambar
23. 1 menit Mengganti centre drill dengan drill Ø 12[mm] pada chuck
drill
24. 2,44 menit Membuat lubang dengan bor Ø 12 [mm] dengan
ketentuan sesuai gambar
25. 1 menit Melepas plat tesser pada ragum
26. 1 menit Mencekam profil U dengan panjang 300 [mm] pada
ragum mesin bor
85
27. 1,12 menit Membuat lubang dengan centre drill Ø 4 dengan
ketentuan sesuai gambar
28. 1 menit Mengganti centre drill dengan drill Ø 12[mm] pada chuck
drill
29. 2,44 menit Membuat lubang dengan bor Ø 12 [mm] dengan
ketentuan sesuai gambar
30. 1 menit Melepas profil U pada ragum
31. 10 menit Mempersiapkan mesin frais dan peralatannya
32. 2 menit Mencekam profil U pada ragum mesin frais
33. 1 menit Mengatur putaran mesin frais
34. 4 menit Membuat alur baut sepanjang 40[mm]
35. 1 menit Melepas profil U dari ragum
36. 3,6 menit Mengasembling plat tesser ukuran[170mmx120mmx5mm]
dengan besi stall ukuran [170mmx80mmx2mm]
menggunakan las listrik sepanjang 170[mm] dan 50[mm]
37. 1 menit Mengasembling plat tesser ukuran [120mmx30mmx5mm] (2
buah) dengan profil U[300mmx40mm](2 buah)
menggunakan las listrik sepanjang 30[mm]
38. 2 menit Memeriksa ukuran
Total waktu mesin potong = 65 [menit]
Total waktu mesin bor = 18,12 [menit]
Total waktu mesin las = 4,6 [menit]
Total Waktu gerinda tangan = 20 [menit]
Total Waktu mesin frais = 18 [menit]
Total waktu operator = 132,72 [menit]
5.1.11 Pengerjaan Pengatur Sudut
No.gambar : SMG ME TA RB 12-04-20
Jumlah benda jadi : 2
Bahan Benda Kerja : Profil L 40x40[mm],
Mesin yang digunakan : Mesin potong, gerinda tangan,
86
mesin bor, mesin frais
Ukuran Bahan : profil L 1500[mm],
Proses Pengrjaan:
Waktu Mesin Bor
Centre drill Ø 4[mm]
Membuat lubang dengan ketentuan sesuai gambar kedalaman
50[mm]
Kecepatan Putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.�[��]
n = 1990
n = 2050[rpm](putaran pada mesin)
Waktu Permesinan : tm = �
�.�
tm = ��(�,�.�)
�.�
tm = ��[�� ]�(�,�.�)[��]
�,�.����[���] = 0,12[menit]
Karena terdapat 2 lubang maka : tm = 2 x 0,12 [menit] = 0,24 [menit]
Pergeseran bor = 0,16 menit
tt = 0,24 [menit] + (2x 0,16 [menit]) = 0,56 [menit]
Drilling Ø 12[mm]
Membuat lubang dengan ketentuan sesuai gambar kedalaman
50[mm]
Kecepatan Putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.��[��]
n = 663,5
n = 600[rpm](putaran pada mesin)
Waktu Permesinan : tm = �
�.�
tm = ��(�,�.�)
�.�
87
tm = ��[�� ]�(�,�.��)[��]
�,�.���[���] = 0,45[menit]
Karena terdapat 2 lubang maka : tm = 2 x 0,45 [menit] = 0,9 [menit]
Pergeseran bor = 0,16 [menit]
tt = 0,9 [menit] + (2x 0,16 [menit]) = 1,22 [menit]
Keterangan : tm = Waktu kerja mesin [menit]
L = Panjang pemakanan pengeboran bor [mm]
l = Kedalaman lubang [mm]
n = Kecepatan putar bor [rpm]
d = Diameter bor [mm]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
Vc = 25 [mm/menit]
s = 0,2 [mm/put]
Waktu Mesin Frais
Membuat alur pasak sepanjang 500[mm], ∅ cutter 12[mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.��[��]
n = 663,5
n = 670 [rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = ���
Kecepatan pemakanan : sr = sz.z.n = 0,001.4.670 = 2,68[m/menit]
Panjang pengfraisan : L = l+d/2+2 = 500+6+2 = 508[mm] = 0,508[m]
Waktu permesinan : tm = �,���[�]
�,��[�/�����] = 0,19[menit]
Kelonggaran waktu pemesinan : tn = 25%.tm = 25%.0,19
=0,0475[menit]
Total waktu pemesinan : tt = tn + tm = 0,0475+0,19 = 0,24[menit]
waktu pergeseran pahat : 0,16 [menit], pergeseran dilakukan 2 kali
tt = 0,24+(2x0,16) = 0,56[menit]
Pengefraisan dilakukan 4 kali karena pemakanan dilakukan 2 kali
88
dengan 1 kali pemakanan 1 [mm] dan alur baut terdapat 2,
tt = 4x 0,56[menit] = 2,24[menit]
Keterangan :
tm = Waktu kerja mesin [menit]
tn = Kelonggaran waktu pemesinan [menit]
Tt = Total waktu pemesinan [menit]
L = Panjang pengfraisan [mm] l = Panjang benda kerja [mm]
la = Kelebihan awal [mm]
lu = Panjang langkah akhir [mm]
Z = Jumlah gigi pisau/cutter
sr = Kecepatan pemakanan [mm/menit]
sz = Pemakanan tiap gigi [mm/gigi]
n = Kecepatan putar [rpm] Vc = Kecepatan potong [m/menit]
sz = 0,001 [mm/gigi]
Vc = 25 [m/menit]
Tabel.5.6. Pengerjaan Pengatur Sudut
No. Waktu
(tm)
Keterangan
1. 2 menit Mempelajari gambar kerja dan memeriksa ukuran
bahan baku
2. 5 menit Mempersiapkan mesin potong
3. 1 menit Mencekam profil L pada ragum mesin potong
4. 15 menit Memotong profil L dengan panjang 570 [mm] sebanyak 2
buah
5. 2 menit Melepas profil L dari ragum mesin potong
6. 5 menit Menggerinda bagian tajam pada profil L
7. 2 menit Mempersiapkan mesin bor
8. 2 menit Mencekam profil L pada ragum dengan ukuran 570x40x2[mm]
89
9. 1 menit Memasang centre drill pada chuck drill
10. 1 menit Mengatur putaran mesin bor
11. 0,56 menit Membuat lubang dengan centre drill Ø 4 dengan
ketentuan sesuai gambar
12. 1 menit Mengganti centre drill dengan bor ∅ 12 pada chuck drill
13. 1,22 menit Membuat lubang dengan bor Ø 12 [mm] dengan
ketentuan sesuai gambar
14. 1 menit Melepas profil L pada ragum
15. 5 menit Mempersiapkan mesin frais dan peralatannya
16. 1 menit Mencekam profil L pada ragum mesin frais
17. 1 menit Mengatur putaran mesin frais
18. 2,24 menit Membuat alur baut sepanjang 500[mm]
19. 2 menit Melepas profil L dari ragum mesin frais
20. 5 menit Memeriksa ukuran
Total waktu mesin potong = 23 [menit]
Total waktu mesin bor = 9,78 [menit]
Total Waktu gerinda tangan = 5 [menit]
Total Waktu mesin frais = 11,24 [menit]
Total waktu operator = 56,02 [menit]
5.1.12 Pengerjaan Pan
No.gambar : SMG ME TA RB 12-04-20
Jumlah benda jadi : 1
Bahan Benda Kerja : besi stall 20x20[mm], plat tesser.
Mesin yang digunakan : Mesin potong, gerinda tangan,
mesin bor, las aciteline, las listrik
Ukuran Bahan : besi stall 6000[mm], plat tesser
2400x1220x1,5[mm], plat tesser
700[mm]x700[mm]x5[mm]
90
Proses Pengerjaan:
Waktu Mesin Rol
Pengerolan besi stall ukuran 785[mm] untuk ¼ lingkaran
tm = 5 [menit],
karena proses 1 lingkaran dilakukan 4x maka,
Waktu Permesinan : tm = 5 [menit] x 4 = 20 [menit]
Pengerolan plat tesser ukuran 785[mm] untuk ¼ lingkaran
tm = 5 [menit],
karena proses 1 lingkaran dilakukan 4x maka,
Waktu Permesinan : tm = 5 [menit] x 4 = 20 [menit]
Waktu Mesin Las
Assembling besi stall 4 bagian yang sudah dirol menggunakan las listrik
membentuk satu lingkaran, dengan panjang pengelasan 20[mm]
Waktu Permesinan : tm = 20[mm] x 0,5[mm/dtk] =10 dtk = 0,17 [menit]
karena panjang pengelasan 20[mm] terdapat 3x pengelasan dan ada 4 titik
pengelasan untuk membentuk 1 lingkaran penuh, maka
Waktu Permesinan : tm = 0,17 [menit] x 3 x 4 = 2.04 [menit]
Tabel.5.7. Pengerjaan Pan
No. Waktu
(tm)
Keterangan
1. 10 menit Mempersiapkan alat las untuk memotong plat tesser
2. 45 menit Memotong plat tesser ukuran ∅ 1000x1,6[mm]
menggunakan las aciteline
3. 5 menit Menggerinda bagian tajam pada plat tesser
4. 3 menit Mempersiapkan mesin potong
5. 2 menit Mencekam besi stall pada ragum mesin potong
6. 3 menit Memotong besi stall ukuran 3140[mm]
7. 2 menit Melepas besi stall dari ragum
8. 5 menit Menggerinda bagian tajam pada besi stall
9. 10 menit Mempersiapkan mesin rol untuk mengerol besi stall
91
10. 20 menit Pengerolan besi stall ukuran 785[mm] untuk ¼ lingkaran
11. 2,04 menit Assembling besi stall 4 bagian yang sudah dirol
menggunakan las listrik membentuk satu lingkaran,
dengan panjang pengelasan 20[mm]
12. 10 menit Assembling besi stall yang sudah di las membentuk 1
lingkaran dengan plat tesser yang telah dipotong ∅
1000[mm] (bagian 1) menggunakan paku kelling sesuai
dengan ketentuan gambar
13. 10 menit Mempersiapkan mesin rol untuk mengerol plat tesser
14. 20 menit Pengerolan plat tesser ukuran 785[mm] untuk ¼ lingkaran
15. 10 menit Assembling besi stall dan plat tesser yang telah
diassembling dengan plat tesser yang telah dirol (bagian
2)menggunakan paku kelling sesuai dengan ketentuan
gambar
16. 3 menit Mempersiapkan mesin potong
17. 2 menit Mencekam besi stall pada ragum mesin potong
18. 5 menit Memotong besi stall ukuran 960[mm](1 buah), 470[mm](2
buah)
19. 1 menit Melepas besi stall dari ragum mesin potong
20. 5 menit Menggerinda bagian tajam pada besi stall
21. 1,02 menit Assembling besi stall, plat tesser yang telah diassembling
dan plat tesser yang telah dirol dengan besi stall ukuran
960[mm](1 buah), 470[mm](2 buah) menggunakan las
listrik panjang pengelasan 20[mm] sesuai dengan
ketentuan gambar
22. 10 menit Mempersiapkan alat las untuk memotong plat tesser
23. 45 menit Memotong plat tesser ukuran ∅ 500x5[mm] menggunakan
las aciteline
24. 5 menit Menggerinda bagian tajam pada plat tesser
25. 0,68 menit Assembling besi stall, plat tesser yang telah diassembling,
plat tesser yang telah dirol, besi stall ukuran 960[mm](1
buah), 470[mm](2 buah) dengan plat tesser ukuran ∅
92
500x5[mm] menggunakan las listrik panjang pengelasan
20[mm] sesuai dengan ketentuan gambar
26. 5 menit Memeriksa ukuran
Total waktu mesin potong = 21 [menit]
Total waktu las aciteline = 110 [menit]
Total Waktu gerinda tangan = 20 [menit]
Total Waktu las listrik = 3,74 [menit]
Total Waktu mesin rol = 60 [menit]
Total Waktu kerja bangku = 20 [menit]
Total waktu operator = 239,74 [menit]
5.1.12 Pengerjaan Pengaduk (Scrub)
No.gambar : SMG ME TA RB 12-04-20
Jumlah benda jadi : 1
Bahan Benda Kerja : besi stall 20x20[mm], plat tesser, St 40,
besi pipa
Mesin yang digunakan : Mesin potong, gerinda tangan,
mesin bor, las listrik, mesin bubut
Ukuran Bahan : besi stall 700[mm], plat tesser
1200[mm]x50[mm]x1,5[mm], St 40
∅ 25[mm]x245[mm], besi pipa ∅
22x100[mm]
Proses Pengerjaan:
Waktu Mesin Bor
Centre drill Ø 4[mm]
Membuat lubang dengan ketentuan sesuai gambar kedalaman
50[mm]
Kecepatan Putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.�[��]
n = 1990
93
n = 2050[rpm] (putaran pada mesin)
Waktu Permesinan : tm = �
�.�
tm = ��(�,�.�)
�.�
tm = ��[�� ]�(�,�.�)[��]
�,�.����[���] = 0,12[menit]
Karena terdapat 4 lubang maka : tm = 4 x 0,12 [menit] = 0,48 [menit]
Pergeseran bor = 0,16 menit
tt = 0,48 [menit] + (4x 0,16 [menit]) = 1,12 [menit]
Drilling Ø 6[mm]
Membuat lubang dengan ketentuan sesuai gambar kedalaman
50[mm] dengan ketentuan sesuai gambar
Kecepatan Putar : n = ����.��
�.� =
����.��[��
���]
�.�[��]
n = 1326,96
n = 1100[rpm](putaran pada mesin)
Waktu Permesinan : tm = �
�.�
tm = ��(�,�.�)
�.�
tm = ��[�� ]�(�,�.�)[��]
�,�.����[���] = 0,23[menit]
Karena terdapat 4 lubang maka : tm = 4 x 0,23[menit] = 0,92 [menit]
Pergeseran bor = 0,16 [menit]
tt = 0,92 [menit] + (4x 0,16 [menit]) = 1,56 [menit]
Keterangan : tm = Waktu kerja mesin [menit]
L = Panjang pemakanan pengeboran bor [mm]
l = Kedalaman lubang [mm]
n = Kecepatan putar bor [rpm]
d = Diameter bor [mm]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
94
Vc = 25 [mm/menit]
s = 0,2 [mm/put]
Waktu Mesin Bubut
Pembubutan muka
membubut muka (facing) 2[mm], ∅ 25[mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.�� = 318,47
n = 320 [rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�������
�.�
tm = �[��]���,�[��]��[��]
�,�.��� = 0,27[menit]
Keterangan :
tm = Waktu pemesinan [menit]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
n = Kecepatan putar [rpm]
r = jari-jari benda [mm]
L = Panjang pemakanan muka [mm]
la = Panjang kelebihan awal [mm]
ln = Panjang kelebihan akhir [mm]
Vc = 25 [mm/menit]
s = 0,2 [mm/put]
la = 5 [mm]
ln = 0 [mm]
Centre drill ∅ 4[mm]
membuat lubang center dengan center drill sedalam 5[mm].
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.� = 1990,44[rpm]
n = 1500[rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
95
tm = �[��]��[��]
�,�.����[���] = 0,03[menit]
Pembubutan sisi
membubut sisi ∅ 25[mm] hingga ukuran ∅ 22[mm] x 210[mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.�� = 318,47
n = 320 [rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]����[��]
�,�.��� = 3,4[menit]
Pembubutan dilakukan 3 kali karena setiap pemakanan 1 [mm] maka :
tm = 3x 3,4 [menit]= 10,2[menit]
membubut sisi ∅ 22[mm] hingga ukuran ∅ 16[mm] x 190mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.�� = 318,47
n = 320 [rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]����[��]
�,�.��� =3,05[menit]
Pembubutan dilakukan 6 kali karena setiap pemakanan 1 [mm] maka :
tm =6 x 3,05 [menit]= 18,3[menit]
membubut sisi ∅ 16[mm] hingga ukuran ∅ 15[mm] x 140mm]
Kecepatan putar : n = ����.��
�.� =
����.��
�.�� = 318,47
n = 320 [rpm](putaran pada mesin)
Waktu permesinan : tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]����[��]
�,�.��� =2,03[menit]
Penguliran
Mengulir M16x1,5 sepanjang 135[mm]
Putaran Mesin : n = 30[rpm]
96
Waktu Permesinan: tm = �
�.� =
�����
�.�
tm = �[��]����[��]
�,�.�� = 23,3[menit]
Penguliran dilakukan 5 kali karena setiap pemakanan 0,2[mm]
maka :
tm = 5x 23,3 [menit] = 116,5 [menit].
Keterangan :
Vc = kecepatan potong [mm/menit]
tm = Waktu pemesinan [menit]
l = Panjang pembubutan [mm]
s = Kecepatan pemakanan [mm/put]
n = Kecepatan putar [rpm]
D = Diameter benda [mm]
L = Panjang benda kerja [mm]
li = Panjang benda yang akan dibubut [mm]
la = Panjang kelebihan awal [mm]
Vc = 25 [mm/menit]
s = 0,2 [mm/put]
la = 5 [mm]
ln = 0 [mm]
Tabel.5.8. Pengerjaan Pengaduk (Scrub)
No. Waktu
(tm)
Keterangan
1. 10 menit Mempersiapkan mesin potong
2. 2 menit Mencekam besi stall pada ragum mesin potong
3. 5 menit Memotong besi stall ukuran 510[mm]
4. 2 menit Melepas besi stall dari ragum
5. 5 menit Menggerinda bagian tajam pada besi stall
6. 2 menit Mencekam plat tesser pada ragum mesin potong
97
7. 5 menit Memotong plat tesser ukuran 500[mm]x50[mm]x1,5[mm]
(2 buah)
8. 2 menit Melepas plat tesser dari ragum
9. 5 menit Menggerinda bagian tajam pada plat tesser
10. 2 menit Mencekam St 40 pada ragum mesin potong
11. 5 menit Memotong St 40 ukuran ∅ 25[mm]x245[mm](2 buah)
12. 2 menit Melepas St 40 dari ragum
13. 2 menit Mencekam besi pipa pada ragum mesin potong
14. 5 menit Memotong besi pipa ukuran 50[mm]
15. 2 menit Melepas besi pipa dari ragum
16. 5 menit Menggerinda bagian tajam pada besi pipa
17. 10 menit Mempersiapkan mesin bor
18. 3 menit Mencekam plat tesser pada ragum dengan ukuran
500[mm]x50[mm]x1,5[mm](2 buah)
19. 1 menit Memasang center drill pada chuck bor
20. 1 menit Mengatur putaran mesin bor
21. 1,12 menit Membuat lubang dengan centre drill Ø 4 dengan
ketentuan sesuai gambar
22. 1 menit Mengganti centre drill dengan drill ∅ 6 pada chuck drill
23. 1,56 menit Membuat lubang dengan bor Ø 6 [mm] dengan
ketentuan sesuai gambar
24. 1 menit Melepas plat tesser pada ragum
25. 10 menit Assembling plat tesser ukuran 500[mm]x50[mm]x1,5[mm]
(1 buah) dengan besi stall ukuran 510[mm] menggunakan
las listrik
26. 5 menit Assembling plat tesser ukuran 500[mm]x50[mm]x1,5[mm]
(1 buah) dan besi stall ukuran 510[mm] dengan plat tesser
ukuran 500[mm]x50[mm]x1,5[mm](1 buah) dengan
menggunakan screw.
27. 5 menit Menyiapkan mesin bubut dan peralatannya
98
28. 1 menit Mencekam St 40 ukuran ∅ 25[mm]x245[mm] pada chuck
mesin bubut
29. 5 menit Mengatur putaran mesin bubut
30. 0,27 menit N8 membubut muka (facing) 2[mm]
31. 2 menit Melepas, membalik dan mencekam benda kerja kembali
32. 0,27 menit N8 membubut muka (facing) 3[mm]
33. 2 menit Memasang centre drill pada kepala lepas.
34. 1 menit Mengatur putaran mesin bubut.
35. 0,03 menit N8 membuat lubang center dengan center drill sedalam 5
[mm].
36. 2 menit Melepas benda kerja dan mencekam kembali dengan
panjang 220 [mm] dan ditahan senter putar pada
kepala lepas
37. 1 menit Menandai benda kerja sesuai ukuran yang akan dikerjakan
38. 1 menit Memasang pahat rata kanan
39. 10,2 menit N8 membubut sisi hingga ukuran 22[mm] x 210[mm]
40. 18,3 menit N8 membubut hingga ukuran 16[mm] x 190[mm]
41. 2,3 menit N8 membubut hingga ukuran 15[mm] x 140[mm]
42. 1 menit Mengatur putaran mesin bubut.
43. 1 menit Memasang pahat ulir luar
44. 116,5 menit Mengulir M16x1,5 sepanjang 135[mm]
45. 1 menit Melepas benda kerja dari mesin bubut.
46. 5 menit Assembling plat tesser ukuran 500[mm]x50[mm]x1,5[mm]
(1 buah), besi stall ukuran 510[mm] dan plat tesser ukuran
500[mm]x50[mm]x1,5[mm](1 buah) dengan St 40 ukuran ∅
22[mm]x240[mm] menggunakan las listrik dengan
kemiringan 45o
47. 5 menit Assembling besi pipa ukuran ∅ 22x50[mm] dengan klem
menggunakan las listrik
48. 5 menit Assembling plat tesser ukuran 500[mm]x50[mm]x1,5[mm]
(1 buah), besi stall ukuran 510[mm] dan plat tesser ukuran
99
500[mm]x50[mm]x1,5[mm](1 buah) dan St 40 ukuran ∅
22[mm]x240[mm] dengan besi pipa ukuran ∅ 22x50[mm]
dan klem menggunakan mur
49. 5 menit Memeriksa ukuran
Total waktu mesin potong = 48 [menit]
Total Waktu gerinda tangan = 15 [menit]
Total Waktu las listrik = 15 [menit]
Total Waktu mesin bor = 19,69 [menit]
Total Waktu mesin bubut = 166,87 [menit]
Total Waktu kerja bangku = 10 [menit]
Total waktu operator = 279,56 [menit]
5.2 Perhitungan Biaya
Perhitungan biaya ini dimaksudkan untuk mengetahui perkiraan biaya yang
diperlukan dalam “ Rancang Bangun Alat Pembuat Pupuk Organik Granul Kapasitas
15kg/jam “. Perhitungan biaya rancang bangun diseuaikan dengan standar harga
dipasaran pada saat pembuatan alat.
Perhitungan biaya pembuatan alat pembuat pupuk organik granul
dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu:
a. Biaya bahan baku
Pembeliaan material
Pembeliaan komponen-komponen standar
Pembelian bahan perakitan
b. Biaya pengerjaan
Biaya operator
Biaya perakitan
100
5.2.1 Waktu Pemesinan Tiap Komponen Yang Dibuat
No Nama
Komponen
Waktu kerja mesin [menit]
Bubut Kerja
bangku
Las Gurdi Gerinda
tangan
Frais Mesin
potong
Rol
1. Rangka (2) - - 57,44 53,4 20 - 152 -
2. Pan (1) - 20 113,74 - 20 - 21 60
3. Poros (2) 281,57 - - - - 10,68 20 -
4. Pengatur
Sudut (2)
- - - 9,78 5 11,24 23 -
5. Dudukan (2) - - 4,6 18,12 20 18 65 -
6. Scrub (1) 151,62 10 15 19,69 15 - 48 -
Jumlah Total 433,19 30 190,8 101 80 39,92 329 60
5.2.2 Penentuan Biaya Permesinan
Penentuan biaya permesinan ini dihitung berdasarkan tarif sewa untuk
masing- masing mesin yang digunakan dalam proses pengerjaan komponen non
standar. Tarif sewa tiap mesin adalah sebagai berikut :
Tabel.5.9. Tarif Sewa Mesin
No Mesin Tarif Sewa
1 Mesin Bubut Rp.20.000,-/jam
2 Kerja Bangku Rp. 7.500,-/jam
3 Mesin Las Rp.75.000,-/jam
4 Mesin Gurdi Rp.10.000,-/jam
5 Mesin Gerinda Tangan Rp.12.500,-/jam
6 Mesin Broaching Rp.12.500,-/jam
7 Mesin Potong Rp.15.000,-/jam
8 Mesin Rol Rp.20.000,-/jam
9 Mesin Frais Rp.35.000,-/jam
Sumber: Projas Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Tahun 2012
101
Biaya pemesinan dapat dicari dengan mengalikan tarif sewa mesin tiap
jamnya dengan waktu pemakaian mesin. Biaya total permesinan dapat diihat pada
tabel dibawah ini
Tabel.5.10. Biaya Permesinan
No Mesin Waktu
Pemakaian
Tarif Sewa
Mesin
Biaya
1 Mesin bubut 433,19 Rp.20.000,-/jam Rp.145.000,-
2 Kerja Bangku 30 Rp.7.500,-/jam Rp. 3.800,-
3 Mesin Las 190,8 Rp.75.000,-/jam Rp.239.000,-
4 Mesin Gurdi 101 Rp.10.000,-/jam Rp. 16.800,-
5 Gerinda Tangan 80 Rp.12.500,-/jam Rp. 16.700,-
6 Mesin Broaching 10 Rp.12.500,-/jam Rp. 2.100,-
7 Mesin Potong 329 Rp.15.000,-/jam Rp. 82.300,-
8 Mesin Rol 60 Rp.20.000,-/jam Rp. 20.000,-
9 Mesin Frais 39,92 Rp.35.000,-/jam Rp. 23.300,-
Biaya Total Rp.549.000,-
5.2.3 Perhitungan Biaya Pengadaan Bahan/Material
Perhitungan bahan baku yang digunakan, dihitung berdaarkan pada berat
bahan material tiap meternya. Untuk masing-maing komponen yang nanti akan
diproses permeinan ditentukan harganya berdasarkan harga yang berlaku dipasaran.
Tabel.5.11. Harga Bahan Komponen
No Nama Bahan Harga [Rp]
1 Besi Stall 50x50[mm] 30.000/m
2 Besi Stall 20x20[mm] 10.000/m
4 Plat Tesser tebal 1,5 [mm] 120.000/m2
5 Baja St 40 11.500/Kg
Sumber: UD. Sumber teknik, tahun 2012
102
Tabel.5.12. Harga Komponen Non Standar
N
o
Nama
Komponen
Ukuran
(mm)
Jumlah Harga Satuan
[Rp]
Total Biaya
[Rp]
1 Besi Stall 6000 3 Rp.182.000,00 Rp.546.000,00
2 Besi Stall 6000 1 Rp.62.500,00 Rp. 62.500,00
3 Plat Tesser 1220x2400x1,5 1 Rp.365.000,00 Rp.365.000,00
4 Poros St 40 ∅38�1000 1 Rp.71.000,00 Rp. 71.000,00
5 Poros St 40 ∅48�1000 1 Rp.95.000,00 Rp. 95.000,00
6 Profil L 1500 1 Rp.40.000,00 Rp. 40.000,00
Jumlah Rp.1.179.500,00
Sumber: UD. Sumber teknik, tahun 2012
Tabel.5.13. Harga Komponen Standar
No Nama
Komponen
Ukuran/
Satuan
Jumlah Harga Satuan
[Rp]
Total Biaya [Rp]
1. Motor Listrik 1 HP 1 Rp.400.000,00 Rp.400.000,00
2. Reduser 1:30 1 Rp.250.000,00 Rp.250.000,00
3. Puli 5 inch 1 Rp.30.000,00 Rp.30.000,00
4. Puli 2,5 inch 1 Rp.21.000,00 Rp.21.000,00
5. V-belt A-38 1 Rp.20.000,00 Rp.20.000,00
6. Pillow Block NTN 205 2 Rp.27.500,00 Rp.55.000,00
7. Pillow Block NTN 206 2 Rp.40.000,00 Rp.80.000,00
8. Roda Gigi Lurus Modul
3x∅114��
1 Rp.98.000,00 Rp.98.000,00
9. Roda Gigi Lurus Modul
3x ∅381mm
1 Rp.125.000,00 Rp.125.000,00
10. Baut M 12 Standart 10 Rp.1.000,00 Rp.10.000,00
11. Mur M12 Standart 10 Rp. 750,- Rp. 7.500,00
12. Pipa Plastik 2 m 1 Rp. 10.000,00 Rp. 10.000,00
13. Kabel 2 m 1 Rp. 10.000,00 Rp. 10.000,00
103
14. Pasak 600 mm 1 Rp. 70.000,00 Rp. 70.000,00
Jumlah Rp. 1.186.500,00
Sumber: UD. Sumber teknik, tahun 2012
5.2.4 Perhitungan Biaya Pembeliaan Bahan, Perakitan, dan Cat
Biaya perakitan dan pengecatan meliputi biaya pembelian bahan untuk
melakukan proses perakitan dan pengecatan. Pembelian bahan perakitan dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel.5.14. Harga Bahan Perakitan dan Pengecatan
No Komponen Jumlah Harga Satuan Jumlah Harga
1 Elektroda 100 batang Rp.2.000,- Rp. 200.000,-
2 Cat 2 Lt Rp.40.000,- Rp. 80.000,-
3 Minyak cat 2 Lt Rp.10.000,- Rp. 20.000,-
4 Amplas 5 lembar Rp.2.000,- Rp. 10.000,-
Jumlah Rp.310.000,-
Sumber: UD. Sumber teknik, tahun 2012
5.2.5 Biaya Pengerjaan Komponen Non Standar
Perhitungan biaya permesinan sudah ditentukan oleh pihak Politeknik, 1
semester kit hanya membayar Rp 100.000,00 selama pengerjaan Tugas Akhir, untuk
pengerjaan komponen non standart dengan mesin yang tersedia dalam Politeknik
namun karena waktu yang kurang untuk mengerjakan semua banyak yang kita
kerjakan dibengkel.
5.2.6 Biaya Perakitan
Waktu yang diperlukan untuk proses perakitan alat pembuat granul adalah
selama 1 Minggu. Biaya yang dikeluarkan dalam perakitan adalah:
1. Biaya perakitan : Rp. 500.000,00
2. Biaya pengecatan : Rp. 160.000,00
5.2.7 Total Biaya Pembuatan Mesin
Berdasarkan perhitungan yang telah diuraikan didepan, maka total biaya
pembuatan alat pembuat granul :
104
Biaya pengadaan bahan baku = Rp 1.179.500,00
Biaya komponen standar = Rp 1.186.500,00
Biaya bahan perakitan dan cat = Rp 310.000,00
Biaya sewa Mesin = Rp 549.000,00
Biaya Pengecatan = Rp 160.000,00
Biaya Perakitan = Rp 500.000,00
Biaya Transportasi = Rp 75.000,00
Biaya lain-lain = Rp 200.000,00
Jumlah = Rp 4.160.000,00
Keterangan :
a. Biaya transportasi adalah biaya yang di keluarkan untuk membayar
jasa angkut, guna memindahkan alat pembuat granul dari bengkel ke
Politeknik Negeri Semarang.
b. Biaya lain-lain adalah biaya yang dikeluarkan untuk perihal yang
tidak terduga.
Pada perhitungan biaya pembuatan alat pembuatan granul diberikan biaya tak
terduga sebesar 20%, hal ini dimaksudkan untuk penggantian komponen-komponen
yang rusak,sehingga besar biaya pembuatannya:
Rp 4.160.000,00 x 120% = Rp 4.992.000,00
5.3 Perhitungan Break Event Point (BEP)
Perhitungan BEP (break Event Point) adalah suatu perhitungan yang
dimaksud untuk mengetahui jangka waktu kembalinya modal yang diperlukan
investasi yang digunakan untuk pembuatan alat pembuat granul. Adapun perhitungan
yang dilakukan meliputi:
1. Biaya tetap (fixed cost), terdiri dari :
Biaya pengadaan mesin
Depresiasi nilai mesin
Biaya operator
105
2. Biaya tidak tetap (variabel cost), terdiri dari :
Biaya pengunaan listrik
Biaya perawatan
Dalam perhitungan ini direncanakan dan diasumsikan bahwa depresiasi mesin
yang terjadi tiap tahunnya adalah sebesar 20% per tahun, serta biaya perawatan mesin
10% pertahun dari biaya pengadaan mesin. Direncanakan pula lama operasi alat
selama 56 per minggu, maksimal perhtungan BEP adalah :
1. Biaya tetap (fixed cost)
Biaya pembuatan mesin = Rp 4.992.000,00
Depresiasi nilai mesin per tahun = 20% x Rp Rp 4.992.000,00
= Rp 998.400,00
Total biaya tetap = Rp 5.990.400,00/tahun
2. Biaya tidak tetap (variabel cost)
Beban listrik per Kwh = Rp 797 (tarif dasar listrik
2012)
Kebutuhan listrik per jam = Rp 0,746 Kw
Biaya listrik per jam = Rp 797 x 0,746 Kw
= Rp 595,00
Biaya perawatan mesin per jam = ��% � ����� ����� �����
����� ��� ��� �����
= ��% � �� �.���.���
����
= Rp 297,00
Total biaya tidak tetap tetap per jam = Rp 595,00 + Rp 297,00
= Rp 892,00/jam
Total biaya tidak tatap per hari = 8 [jam kerja] x Rp 892,00
= Rp 7.136,00/hari
Total biaya tidak tetap per tahun = 2016 [jam kerja] x Rp 892,00
= Rp 1.798.272,00/tahun
106
Biaya variabel per unit (V) = (Rp 892,00 x 360)
= Rp 321.120,00/tahun
3. Pendapatan hasil sewa mesin
Harga sewa mesin = Rp 15.000,00/hari
Sewa mesin per bulan = 30 [hari] x Rp 15.000,00
= Rp 450.000,00/bulan
1 karung/hari = Rp 8.000,00
Setahun dapat menghasilkan (P) = 360(hari) x Rp 8.000,00
= Rp 2.880.000,00
Total pendapatan per bulan =Rp 450.000,00 + Rp 240.000,00
= Rp 690.000,00
Total pendapatan per tahun = Rp 690.000,00 x 12
Rp 8.280.000,00
4. BEP = ����� ����� �����
����� ���������� –����� ����� ����� �����
=�� �.���.���,��
�� �.���.���,����� �.���.���,��
= 0,92 tahun ≈ 0,9 tahun
= 11 bulan
Waktu yang dibutuhkan untuk terjadi BEP yaitu selama 11 bulan
5. BEP [Rp] = ����� ����� �����
����
= �� �.���.���,��
�� �� ���.���,���� �.���.���,��
= Rp 6.744.400,00
Besar BEP dalam rupiah yaitu Rp 6.744.400,00
6. BEP [Unit] = ����� ����� �����
���
= Rp 5.992.400,00
Rp 2.880.000,00−Rp 321.120,00
= 3 unit
107
Banyak unit yang harus dijual agar mencapai BEP yaitu 3 unit
7. Total biaya = total biaya tetap + (Biaya variabel per unit x unit
yang terjual)
= Rp 5.992.400,00 + (Rp 321.120,00 x 3)
= Rp 6.955.760,00
Revenue skala 1:1.000.000
Gambar 5.5
Grafik BEP
BEP
0 3
unit
Rp 5.992.400,00 (biaya tetap)
Rp 6.955.760,00 (total biaya)
Rp 8.280.000,00 (pendapatan)
7
6
Biaya [Rp]
108
BAB VI
PENGUJIAN DAN PERAWATAN MESIN
6.1 Spesifikasi Mesin
Spesifikasi dari Rancang Bangun Mesin Pembuat Pupuk Organik Granul
Kapasitas 15 Kg/Jam ini adalah :
Nama : Mesin pembuat pupuk organik granul
Tenaga penggerak : Motor listrik 1 HP
Kapasitas : 15 kg/jam
Panjang : 1,2 m
Lebar : 0,9 m
Tinggi : 1,5 m
6.2 Pengujian Mesin
Proses pengujian merupakan suatu uji coba dari keberhasilan alat atau mesin
yang dirancang berdasarkan tujuan dan fungsi dari pembuatan alat atau mesin
tersebut. Proses pengujian penting untuk mengetahui apakah mesin dapat berfungsi
dengan baik, untuk mendapatkan data – data yang diperlukan guna mengetahui
karakteristik dari mesin tersebut. Apabila dari hasil pengujian masih ada kekurangan,
maka mesin ini dapat diperbaiki dan disempurnakan kembali sehingga tujuan
pembuatan mesin pembuat pupuk organik granul kapasitas 15 kg/jam ini dapat
tercapai.
6.2.1 Tujuan Pengujian Mesin
Tujuan pengujian rancang bangun “Mesin Pembuat Pupuk Organik Granul
Kapasitas 15 Kg/Jam” ini adalah sebagai berikut :
1) Mencoba secara langsung apakah rancang bangun “Mesin Pembuat Pupuk
Organik Granul Kapasitas 15 Kg/Jam” telah dapat berfungsi dengan baik
sesuai dengan yang direncanakan atau tidak.
109
2) Memperbaiki dan menyempurnakan mesin jika terjadi kegagalan atau
kekurangan dalam pengujian.
3) Mendapatkan data-data yang diperlukan guna mengetahui karakteristik dari
mesin tersebut.
4) Dapat menarik suatu kesimpulan dengan cara membandingkann hasil
pengujian mesin dengan teori.
6.2.2 Proses Pengujian Mesin
Proses pengujian pada mesin ini bertujuan untuk dapat mengetahui apakah
mesin tersebut mampu bekerja sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
Langkah – langkah pengujian mesin ini adalah sebagai berikut :
1) Tekan tombol ON saklar untuk menghidupkan motor listrik sebagai
penggerak poros pan.
2) Masukkan pupuk kandang yang sudah di haluskan ke dalam pan secara
kontinyu dengan perlahan.
3) Hidupkan water pump untuk mengalirkan air ke sprayer sesuai kebutuhan
proses penggranulan.
4) Menganalisa cara kerja mesin dan membandingkan apakah hasil kerja mesin
sesuai dengan perencanaan.
5) Matikan motor listrik dengan memposisikan pada kondisi saklar OFF.
6) Pengambilan kesimpulan dari data yang didapat dari hasil pengujian.
110
6.2.3 Hasil Pengujian Mesin
Dari hasil data pengujian didapat data sebagai berikut :
Tabel 6.1 Hasil Pengujian Percobaan 1
No
Sudut Pan Waktu Keterangan Hasil
( °)
1
3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata
30 4 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50% 2 [mm], 3 [mm]
6 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul terdapat gumpalan besar
2
3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata
35 4 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50% 3 [mm], 4 [mm]
5 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul masih terdapat gumpalan
3
3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata
40 6 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50% 4 [mm], 5 [mm], 6[mm]
9 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul tidak terdapat gumpalan
4
3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata
45 4 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50% 4 [mm ], 5 [mm], 6 [mm]
5 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul tidak terdapat gumpalan
Tabel 6.2 Hasil Pengujian Percobaan 2
No
Sudut Pan Waktu Keterangan Hasil
( °)
1
3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata
30 6 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50% 5 [mm] sampai14 [mm]
9 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul terdapat gumpalan besar
2
3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata
35 5 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50% 4 [mm] sampai 10 [mm]
7 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul masih terdapat gumpalan
3
2 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata
40 3 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50% 4 [mm] sampai 8[mm]
4 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul tidak terdapat gumpalan
4
2 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata
45 3 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50% 3 [mm] sampai 6 [mm]
4 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul tidak terdapat gumpalan
111
Tabel 6.3 Hasil Pengujian Percobaan 3
No
Sudut Pan Waktu Keterangan Hasil
( °)
1
3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata
30 6 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50% 5 [mm]sampai 12 [mm]
9 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul terdapat gumpalan besar
2
3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata
35 4 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50% 4 [mm] sampai 10[mm]
6 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul masih terdapat gumpalan
3
2 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata
40 3 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50% 4 [mm] sampai 8[mm]
4 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul tidak terdapat gumpalan
4
2 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata
45 3 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50% 3 [mm ] sampai 6 [mm]
4 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul tidak terdapat gumpalan
Pengujian dilakukan dengan berat bahan yang dimasukkan 1 [kg] untuk semua
pengujian dan menggunakan jumlah air yang sama.
Keterangan :
Ø Hasil granul dilihat dengan cara manual.
Ø Hasil penilaian ukuran granul diamati oleh 4 orang.
Ø Pengujian 2 dan 3 posisi sprayer dirubah lebih menjorok kedalam.
Ø Gumpalan merupakan hasil granul yang tidak diinginkan dengan diameter > 20
[mm]
Kesimpulan :
Ø Dengan kecepatan putar pan 15,5 [rpm] dan jumlah air yang sama waktu
pembentukan granul dipengaruhi oleh sudut kemiringan pan.
Ø Posisi tetesan air merupakan penentu hasil granul dengan diameter yang
diinginkan.
Ø Dengan 1[kg] pupuk organik halus dapat menghasilkan 1[kg] pupuk granul
dengan ukuran rata-rata 5 [mm] dalam waktu 4 menit dengan sudut 45°.
112
6.3 Perawatan Mesin
Perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktifitas yang diperlukan untuk
menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar tetap dapat berfungsi dengan
baik seperti dalam kondisi sebelumnya.
Pada perawatan mesin pembuat pupuk organik granul ini dibedakan menjadi
dua cara yaitu :
a. Perawatan terencana ( Planned Maintenance )
b. Perawatan yang tidak terencana ( Unplanned Maintenance )
( Supandi :1990 )
6.3.1 Perawatan Terencana
Perawatan jenis ini merupakan usaha perawatan sebagai tindakan pencegahan
secara teratur untuk menghidari kerusakan mesin yang lebih berat, serta
mngakibatkan masalah yang lebih besar. Perawatan terencana menjadi perawatan
preventif dan perawatan prediktif.
6.3.1.1 Perawatan Preventif
Perawatan Preventif adalah suatu perawatan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan dimaksudkan untuk mengefektifkan pekerjaan inspeksi,
perbaikan kecil, pelumasan, dan penyetelan sehingga peralatan atau mesin-mesin
selama beroperasi dapat terhindar dari kerusakan. Perawatan dilakukan sejak awal
sebelum terjadi kerusakan.
6.3.1.2 Perawatan Korektif
Perawatan Korektif adalah suatu perawatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas sehingga mencapai tujuan standar
yang diterima. Perawatan korektif termasuk dalam cara perawatan yang direncanakan
untuk perbaikan.
113
Adapun alasan-alasan dilakukan perawatan preventif dan korektif adalah sebagai
berikut :
Ø Biaya yang dibutuhkan lebih kecil / murah dibandingkan dengan penggantian
secara menyeluruh.
Ø Lebih efektif karena mengurangi waktu terbuang akibat penggantian
komponen yang rusak berat mendadak sehingga mengakibatkan produktifitas
menurun.
Ø Lebih awet dan produktifitas mesin tetap stabil.
Ø Kondisi mesin dapat terpantau dengan adanya pemeriksaan secara berkala.
6.3.2 Perawatan Tidak Terencana
Perawatan tidak terencana ini dilakukan jika terjadi kerusakan pada mesin
pembuat pupuk organik granul kapasitas 15 kg/jam yang tidak diperkirakan
sebelumnya. Apabila hal ini terjadi, maka perbaikan segera dilakukan agar mesin
pembuat pupuk organik granul dapat beroperasi kembali.
6.3.3 Perawatan Terencana Beberapa Komponen
6.3.3.1 Perawatan Puli
1) Perawatan Preventif
Memeriksa kekencangan puli dengan poros yang dihubungkan dengan
pasak. Memeriksa kondisi kekencangan pasak yang mengikat puli.
2) Perawatan Korektif
Ø Memeriksa bidang gesek puli, apabila sabuknya sering selip segera
periksa bidang gesek puli dan apabila bidang gesek puli sudah habis
atau aus, maka segera diganti.
Ø Apabila bidang alur puli sudah mulai retak atau pecah, maka segera
diganti. Jadwalnya bulanan,memeriksa keseluruhan antara puli satu
dengan puli dua.
114
6.3.3.2 Perawatan Sabuk V
1) Perawatan Preventif
Memeriksa kekencangan sabuk, apabila mulai kendor segera
dikencangkan. Memeriksa putaran sabuk, apabila terjadi slip atau kering
segera beri pelumas standart belt atau grease.
2) Perawatan Korektif
Memeriksa bidang gesek sabuk, apabila sabuk kondisinya sudah aus maka
segera diganti sesuai dengan standart sabuk yang telah ditentukan.
6.3.3.3 Perawatan Reducer
1) Perawatan Preventif
Memeriksa kekentalan minyak pelumas reducer, jika kekentalan minyak
pelumas reducer sudah berkurang atau encer maka sebaiknya minyak pelumas
diganti.
2) Perawatan Korektif
Mengganti minyak pelumas reducer secara berkala. Jika reducer selip atau
putarannya sudah berubah, berarti reducer rusak maka harus diganti.
6.3.3.4 Perawatan Rangka
1) Perawatan Preventif
Membersihkan kotoran yang menempel pada rangka, hal ini dilakukan
untuk menghindari terjadinya kerak yang mengakibatkan korosi.
2) Perawatan Korektif
Memeriksa sambungan las dan baut pada rangka, apabila sudah mulai
rapuh segera dilakukan pengelasan ulang, dan apabila terjadi korosi lakukan
pengecatan ulang agar tidak menyebar.
6.3.3.5 Perawatan Pan dan Pengaduk
1) Perawatan Preventif
Membersihkan pan dan pengaduk dari sisa – sisa pupuk kandang yang
tertinggal agar tidak berkerak yang dapat mengakibatkan korosi.
115
2) Perawatan Korektif
Memeriksa pan dan pengaduk apabila terdapat korosi segera dibersihkan.
Memeriksa kebocoran apabila terjadi kebocoran pada pan segera lakukan
penambalan.
6.3.3.6 Perawatan Motor Listrik
1) Perawatan Preventif
Ø Memeriksa kekencangan baut pada motor listrik.
Ø Membersihkan kotoran yang menempel pada motor listrik.
Ø Memeriksa kumparan dan kabel motor listrik .
Ø Periksa komponen pada motor listrik.
Ø Periksa motor listrik sebelum digunakan.
2) Perawatan Korektif
Ø Mengganti baut yang sudah aus.
Ø Mengganti bagian – bagian komponen motor listrik yang rusak.
6.4 Perbaikan
Perbaikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk memperbaiki atau
mengganti komponen yang mengalami kerusakan dari suatu peralatan atau mesin.
Perbaikan dalam pemakaian alat atau mesin yang bekerja pasti akan mengalami
kerusakan pada salah satu bagian komponen, dan dalam hal ini perlu segera dilakukan
perbaikan supaya alat dapat segera digunakan sesuai dengan fungsinya dan tidak
membuang waktu untuk melakukan proses pengujian ulang.
Adapun komponen-komponen yang sering dilakukan perbaikan atau
penggantian pada ‘’ Mesin Pembuat Pupuk Organik Granul Kapasitas 15 Kg/Jam’’
adalah komponen yang memiliki kemungkinan besar terjadi kerusakan, seperti :
1) Baut
Penggantian baut dilakukan apabila sudah aus sudah tidak bisa lagi digunakan
untuk mengencangkan komponen-komponen alat yang saling berhubungan
dimana dibutuhkan baut untuk mengencangkanya.
116
2) Puli
Penggantian puli dilakukan apabila puli mengalami keretakan akibat putaran
dari mesin dengan V-belt jika terjadi keretakan maka cepat segera diganti yang
baru, agar alat dapat beroperasi sesuai dengan fungsi.
3) Sabuk V
Sabuk puli perlu diperhatikan kondisi dari bahan karetnya jika terjadi sobek
atau sudah tidak kuat untuk meneruskan putaran dari sabuk puli mesin ke
reducer, maka segera dilakukan penggantian yang baru sesuai dengan ukuran puli
dan panjang puli komponen mesin.
4) Bearing
Penggantian bearing dilakukan apabila kondisinya sudah tidak layak lagi
digunakan dan apabila masa umur bearing sudah habis. Komponen bearing
merupakan komponen yang sangat riskan untuk rusak sehingga harus
diperhatikan kinerja dan kondisinya.
117
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari keseluruhan proses Rancang Bangun Mesin Pembuat Pupuk Organik
Granul Kapasitas 15 Kg/Jam. Dapat disimpulkan diantaranya sebagai berikut:
a. Mesin pembuat pupuk organik granul mempuyai spesifikasi sebagai
berikut:
• Nama mesin : “Mesin Pembuat Pupuk Organik Granul”
• Dimensi : Panjang = 1200 [mm]
Lebar = 1000 [mm]
Tinggi = 1500 [mm]
• Kapasitas : 15 [Kg/jam]
b. Pengunaan pupuk organik dalam bentuk granul lebih efisien
daripada bentuk curah karena pupuk akan diserap tanaman secara
perlahan sehingga pupuk dapat digunakan lebih lama.
c. Adanya alat ini diharapkan membantu petani untuk membuat pupuk
organik dalam bentuk granul.
7.2 Saran
a. Utamakan keselamatan kerja pada saat pengoperasian mesin
pembuat pupuk organik granul.
b. Lakukan perawatan secara teratur untuk memperpanjang usia pakai
mesin.
c. Proses penggranulan akan lebih optimal jika air yang dikeluarkan
sprayer dapat dikabutkan dan diatur sesuai komposisi granul.
d. Dalam proses penggranulan hasil granul akan berjatuhan maka
dibutuhkan tempat penampungan dan pengayakan untuk
memisahkan hasil granul.
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto,Eddy.1999.Manajemen Produksi dan Operasi.Jakarta:Gramedia
Widiasarana Indonesia.
http://isroi.wordpress.com/2008/02/21/membuat-pupuk-organik-granul/ [diakses 1
November 2011]
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk [diakses 1 November 2011]
Justz,Herman,Scharkus,Eduard.1966.Westerman Tables.Wiley Eastern Limited
Khurmi R.S., J.K. Gupta. 2005. Machine Design. New Delhi : Eurasia Publishing
House (PVT).
Sato, G. Takeshi dan N. Sugiarto H.1996. Menggambar Mesin .Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.
Shigley, Joseph E dan Larry D. Mitchell. 1999. Perencanaan Teknik Mesin Jilid
1. Jakarta: Erlangga.
Sularso,Kiyokatsu Suga. 2008. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta : PT.Pradnya Paramita.
Supandi.1990.Manajemen Perawatan Industri. Bandung :Ganeca Exact.
Wahyono,Sri,dkk 2007. Membuat Pupuk Organik Granul dari Aneka Limbah.
Jakarta:AgroMedia Pustaka.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pemilihan tipe sabuk-V standar
Lampiran 2. Tabel Ukuran Sabuk
Lanjutan Tabel Ukuran Sabuk
Lampiran 3. Penampang dan Diagram Pemilihan Sabuk-V
Lampiran 4. Koefisien Gesek Sabuk dan Puli
Lampiran 5. Tekanan maksimum pada bantalan
Lampiran 6. Beban ekivalen pada bantalan
Lampiran 7. Tabel Ukuran Pasak dan Alur Pasak
Lampiran 8. Tabel baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang difinis
dingin untuk poros
Lampiran 9. Konversi Satuan
Lanjutan Konversi Satuan
Lanjutan Konversi Satuan
Lampiran 10. Lambang Pengelasan
Lanjutan Tabel Lambang Pengelasan
Lampiran 11. Gambar Sambungan Las
Lampiran 12.Tabel Cara Menyatakan Konfigurasi Permukaan Pada Gambar
Lampiran 13. Kecepatan Potong Pembubutan
Lampiran 14. Kecepatan Potong Pengefreisan
Lampiran 15. Kecepatan Potong Pengurdian
Lampiran 16. Kecepatan Mesin Bubut dan Frais
Lampiran Keterangan Penilaian Alternatif Desain
No Kriteria Nilai Keterangan Nilai 1 Dapat Menghasilkan Bentuk
Granul 1 Ukuran hasil granul 2 mm 2 Ukuran hasil granul 3 mm 3 Ukuran hasil granul 4 mm 4 Ukuran hasil granul 5 mm 5 Ukuran hasil granul 6 mm
2 Daya Yang Dibutuhkan Mesin 1 Menggunakan motor listrik 4 Hp 2 Menggunakan motor listrik 3 Hp 3 Menggunakan motor listrik 2 Hp 4 Menggunakan motor listrik 1 Hp 5 Menggunakan motor listrik 1/2 Hp
3 Harga Mesin 1 Lebih dari 20 juta 2 15-20 juta 3 10-15 juta 4 5-10 juta 5 Kurang dari 5 juta
4 Suku Cadang Mesin 1 Tidak ada dipasaran, dengan bahan baku khusus 2 tidak ada dipasaran (dibuat khusus) 3 Dapat ditemukan ditoko khusus komponen mesin 4 Mudah didapatkan
5 Dimensi/Ukuran Mesin 1 Memiliki luasan > 9 m2
2 Memiliki luasan > 6 m2 - 9 m2
3 Memiliki luasan > 4 m2 - 6 m2
4 Memiliki luasan < 4 m2 6 Pengoperasian Mesin 1 Membutuhkan pelatihan khusus
2 Memerlukan keahlian 3 Berpengalaman 4 Tidak membutuhkan keahlian khusus 5 Otomatis
23
5
6
7
9
8 10
1
4
11
12
15
14
13
1:20
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
1 Kerangka Bawah 1 Stall 50x50 12000mm
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
1 12000mmStallKerangka Atas 2
1 1000x150mmPlat tesserPan 3
1 50x1100mmSt 40Poros Pan 4
1 42x1000mmSt 40Poros Kerangka 5
1 2 inchBesi corPulley Motor 6
1 3 inchBesi corPulley Reducer 7
1 132x45mmSCMPlnion Roda gigi lurus8
1 384x40mmSCMGear Roda gigi lurus9
1 1500x40x40mmProfil LPengatur Sudut 10
1 Scrub 11
1 SteelSpreyer 12
1 KaretV- Belt 13
1 1:30Reducer 14
1 1hpMotor 15
1.1
1.4
1.5
1.2
1.3
1:10
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
2 Kerangka Bawah 1.1 Stall 1800x50x50mm Stall 50x50mm
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Stall 600x50x50mm Stall 50x50mm2 1.2
Stall 2080x50x50mm Stall 50x50mm2 1.3
Stall 1200x50x50mm Stall 50x50mm2 1.4
Stall 2000x50x50mm Stall 50x50mm4 1.5
Kerangka Bawah
Kerangka Bawah
Kerangka Bawah
Kerangka Bawah
Team
1
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
90070
0
800
12
100
300
650
12
500
1:20
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
1 Kerangka Bawah 1 Stall 12000mm Stall 50x50mm
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
1
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
50
5050
50
50
50 1040
900
300
60° 45°
1:5
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
2 Kerangka Bawah 1.1 Stall 1800x50x50mm Stall 50x50mm
600x50x50mm Stall 50x50mm2 Kerangka Bawah Stall1.2
Stall2 Stall 50x50mm1.3 2080x50x50mmKerangka Bawah
1.1
1.2
Team
1.3
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
50
50
700
50
50
600
60°
1:5
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
2 Rangka Bawah 1.4 Stall 1500x50x50mm Stall 50x50
1300x50x50mmStall4 1.5Rangka Bawah Stall 50x50
1.4
1.5
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
TeamRANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.11
2.7
2.6
2.8
2.9
2.10
2.12
2.13
2.14
2.15
1:20
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
2 Kerangka Atas 2.1 Stall 1400x20x20mm Stall 50x50mm
2 2.2Kerangka Atas Stall 50x50mmStall 1700x20x20mm
2 2.3Kerangka Atas Stall 50x50mmStall 1200x20x20mm
2 2.4Kerangka Atas Stall 50x50mmStall 600x20x20mm
1 2.5Kerangka Atas Stall 50x50mmStall 400x20x20mm
1 2.6Kerangka Atas Stall 50x50mmStall 590x20x20mm
1 2.7Kerangka Atas Stall 50x50mmStall 550x20x20mm
2 2.8Kerangka Atas Stall 50x50mmStall 300x20x20mm
2 2.9Kerangka Atas Stall 50x50mmStall 500x20x20mm
2 2.10Kerangka Atas Stall 50x50mmStall 1400x20x20mm
1 2.11Kerangka Atas Stall 50x50mmStall 800x20x20mm
500x20x20mmKerangka Atas Stall 50x50mmStall2 2.12
200x200x10mmDudukan Pengatur Sudut St 374 2.13
170x120x85mmDudukan Reducer1 2.14
300x200x60mmDudukan Motor1 2.15
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
TeamRANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
1100
100 300
150
330
390
685
690
4x 12
285
60 66
300
665
360
1:20
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
2
1 Kerangka Atas 2 Stall 12000mm Stall 50x50mm
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
TeamRANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
600
45°
50
5050
50 300
45°
5050
700
45°
50
50
850
45°
1:20
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
2 Kerangka Atas 2.4 Stall 600x50x50mm Stall 50x50mm2 Stall Stall 50x50mm1200x50x50mmKerangka Atas 2.3
2 Stall Stall 50x50mm1700x50x50mmKerangka Atas 2.2
2 Stall Stall 50x50mm1400x50x50mmKerangka Atas 2.1
2.1 2.2 2.3
2.4
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
TeamRANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
40
40
200
50
50 590
55050
50
1:5
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
1 Kerangka Atas 2.5 Stall 400x40x40mm Stall 40x40mm
Stall 50x50mmKerangka Atas 590x50x50mm1 2.6 Stall
Stall 50x50mmKerangka Atas 550x50x50mm1 2.7 Stall
2.5
2.6
2.7
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
TeamRANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 60.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
250
45°
50
50
700
45°
50
50
45°
4x 5
40
40 150
1:10
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
2 Kerangka Atas 2.8 Stell 300x40x40mm Stall 40x40mm
Stell2.9 500x50x50mmKerangka Atas Stall 50x50mm2
2.9
2.10
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
TeamRANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
1400x50x50mm Stall 50x50mmKerangka Atas2 Stell2.10
2.8
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
12
R25
32
40
50
10
40
40
250
800
40°
50°
5050
1:5
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
2.11
1 Kerangka Atas 2.11 Stall 800x50x50mm Stall 50x50mm
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
2.13
Scale 1:2
2.12
2.12 StallKerangka Atas2 Stall 40x40mm500x40x40mm
2.13 St 37Kerangka Atas4 200x200x10mm
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Tol 0.5
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
2.14.2
2.14.1
5
50
35
170
120
100
23
15
4x 8
170
85
1:5
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
1
1
Dudukan Reducer
Dudukan Reducer 2.14.1
2.14
200x150x5mm
170x120x85mm
Plat Teser
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
2.14
2.14.2 400x50x50mm1 Dudukan Reducer Stall 50x50mm
Plat
Stall
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
200
120
75
175
20
30
R4
50
300
60
2.15.22.15.1
1:5
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
1
2
Dudukan Motor
Dudukan Motor 2.15.1
2.15
700x60x40mm
300x200x60mm
ProfilU 60x40
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
Profil U
2.15
Plat Plat Teser2.15.2 300x160x5mmDudukan Motor2
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
3.1
3.3
3.7
3.8
3.4 3.5
3.6
3.2
IIIIII
Digambar
Jumlah Nama Bagian No. Bahan Ukuran Keterangan
Diperiksa
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Perubahan:
Skala
1:10
1 Pan 3.1 Plat teser 3200x150mm t =1.61100x1100mmPan t =1.63.2 Plat teser1
3200x20x20mmPan Pengerolan3.3 Stall11000x40x20mmPan 3.4 Stall11000x40x20mmPan 3.5 Stall2100x40x30mmPan 3.6 Profil U4
60x100mmPan 3.7 St 4011600x1600x5mmPan t =1.63.8 Plat teser1
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
3
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
100
150
1000
IIIIII
Digambar
Jumlah Nama Bagian No. Bahan Ukuran Keterangan
Diperiksa
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Perubahan:
Skala
1:10
1 Pan 3 1000x150mm
3
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
TeamRANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
1000
17x 6
100
1000
IIIIII
Digambar
Jumlah Nama Bagian No. Bahan Ukuran Keterangan
Diperiksa
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Perubahan:
Skala
1:20
3.1
3.2
1 Pan 3.1 Plat teser 1100x1100mm t =1.6mm1 Pan 3.2 Plat teser 3140x150mm t =1.6mm
SMG/ME/TA/RB 12-04-25
TeamRANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
24x 2
960
1000
L
L
M
SECTION L-L SCALE 1 : 20
20
20
DETAIL M SCALE 1 : 5
20
40
960
9x 6
20
40
470
4x 6
IIIIII
Digambar
Jumlah Nama Bagian No. Bahan Ukuran Keterangan
Diperiksa
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Perubahan:
Skala
1:10
3.3
1 Pan 3.3 Stall 3200x20x20mm PengerolanPan Stall3.41Pan Stall3.52
3.4
3.5
SCALE 1:10
SCALE 1:10
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
1000x40x20mm1000x40x20mm
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
30
40
20
50
30 H7 N
N50
10
SECTION N-N SCALE 1 : 5
5
500
50
4x 15
IIIIII
Digambar
Jumlah Nama Bagian No. Bahan Ukuran Keterangan
Diperiksa
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Perubahan:
Skala
1:5
1 Pan 3.6 Profil U 100x40x30mm60x100mmSt 401 3.7Pan
1600x1600x5mm t = 5mmPlat teser1 3.8Pan
3.6 3.7
3.8
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
TeamRANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
910
50750
30 j6
48
38
800
700
25 j6
1:5
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
11
Poros KerangkaPoros Pan 5
4 St 40St 40 50x1100mm
42x1000mmSt 40St 40
SMG/ME/TA/RB 12-04-25
TeamRANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
4
5
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
N8
N8
30
38°
31,4
58
15
35,828
56,35
0
200.1
6
3
1:1
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
1 Pulley Motor 6 Besi cor 2 inch
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
6
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
52 82,4
58
38°
20,828
35,828
107,350
6
3
150.1
1:2
Skala
Perubahan:
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Diperiksa
KeteranganUkuranBahanNo.Nama BagianJumlah
Digambar
I II III
1 Pulley Reducer 7 Besi cor 4 inch
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
7
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
100
0.1
22
6
3
U
45
25
60
12
R66
DETAIL U
IIIIII
Digambar
Jumlah Nama Bagian No. Bahan Ukuran Keterangan
Diperiksa
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Perubahan:
Skala
1:2
1 Pinion 8 132x45mm z=42
SMG/ME/TA/RB 12-04-25
Team
Lebar penuh
Ala
t
Bentuk gigi StandarBentuk gigi
Modul
Sudut tekanJumlah gigi
Lingkar jarak
Roda gigi lurus Satuan : mm
3
2042
126
SCM
8
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
330
48
0.1
14
4,5
V
65
12
40
20
R192
DETAIL V SCALE 1 : 2
IIIIII
Digambar
Jumlah Nama Bagian No. Bahan Ukuran Keterangan
Diperiksa
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Perubahan:
Skala
1:5
1 Gear 9 SCM 384x40mm z=126
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
37812620
3
Satuan : mmRoda gigi lurus
Lingkar jarakJumlah gigiSudut tekan
Modul
Bentuk gigiStandarBentuk gigi
Ala
t
Lebar penuh9
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
40
40
570
12
R6
5101420
IIIIII
Digambar
Jumlah Nama Bagian No. Bahan Ukuran Keterangan
Diperiksa
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Perubahan:
Skala
1:5
2 Pengatur Sudut 10 1500x40x40mmProfil L
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
10
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
11.111.3
11.7
11.6
11.8
11.5
11.4
11.2
11.945
°
55
189
502
163
IIIIII
Digambar
Jumlah Nama Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Diperiksa
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Perubahan:
Skala
1:10
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
1 Scrub 11.1 Plat Teser 500x50x1.6mm1 Busa11.2Busa 500x50x10mm1 Plat teser11.3Scrub 500x50x1.6mm1 Stall11.4Scrub 550x20x201 St 4011.5Scrub 25x200mm1 St 4011.6Scrub 25x30mm1 St 4011.7Scrub 25x100mm1 11.8Spring1 11.9 StellNut Pengunci M 16
11
No.
1 Scrub 11 502x189x163mm
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
1,600
50
500
50
175
325
450
4x 6
1,600
50
500
50
175
325
450
R10
4x 6
20
20
500
IIIIII
Digambar
Jumlah Nama Bagian No. Bahan Ukuran Keterangan
Diperiksa
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Perubahan:
Skala
1:5
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
1 Scrub 11.1 500x50x1.6mm
11.1 11.3
11.4
Plat teserScrub Plat teser 500x50x1.6mm1 11.3Scrub Stall 550x20x20mm1 11.4
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
24
80
2x 10
22 16 H6
25
66
16 H
6
2
M16
135 60
16 f6
IIIIII
Digambar
Jumlah Nama Bagian No. Bahan Ukuran Keterangan
Diperiksa
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
Perubahan:
Skala
1:2
SMG/ME/TA/RB 12-04-20
Team
2 Scrub 11.5 25x200mmSt 402 Scrub 25x30mm11.6 St 402 Scrub 25x100mm11.7 St 40
11.5
11.6
11.7
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT PUPUK ORGANIK GRANUL KAPASITAS
15 Kg/jam
Toleransi yang diijinkan
serisedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
diatas1000 s/d 2000
diatas315 s/d 1000
diatas120 s/d 315
diatas30 s/d 120
diatas6 s/d 30
diatas3 s/d 6
0.5 s/d 3ukuran minimal (mm)
N8
N8
N8