tugas akhir mata kuliah pengantar pendidikan · pdf filememberi serta menyampaikan materi,...
TRANSCRIPT
Tugas Akhir Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
“Mengatur Waktu Untuk Menjadi Guru Teladan”
Oleh :
M.Hasan Bhasri (170141004)
M. Afif Maulana (170141005)
STKIP AL HIKMAH SURABAYA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2017-2018
Foto dan profil mahasiswa
M. Afif Maulana
NIM : 170141005
Biasa dipanggil Afif. Kini sedang menempuh
jenjang pedidikan tinggi di kampus STKIP AlHIkmah
dengan status beasiswa 100% Program Pendidikan
Bahasa Indonesia. Lahir tanggal 27 oktober 1999,
kabupaten bojonegoro menjadi tanah kelahiran dan
tempat tinggal hingga kini.
M. Hasan Bhasri
NIM : 170141004
Biasa dipanggil Bhasri. Penyuka warna biru ini
lahir di Mojokerto pada 11 Maret 1999. Saat ini sedang
menempuh jenjang pendidikan tinggi di Kampus STKIP
Al Hikmah dengan status beasiswa 100%. Harapannya,
menjadi guru bahasa Indonesia yang pejuang dan da’i.
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pendidikan ialah hal yang tidak lepas dari kehidupan.
Pendidikan telah hadir ketika manusia lahir, yaitu pendidikan di
lingkungan keluarga. Pada pendidikan keluarga manusia berproses
untuk menjadi berakhlak dan bermoral ataupun bersikap lain sesuai
dengan yang diajarkan dan dibiasakan untuk digunakan dalam
kehidupan masyarakat.
Selain pendidikan dikeluarga, pendidikan juga identik di
lingkup sekolah. Komponen sekolah yang utama adalah guru dan
murid beserta kepala sekolah, staf dan masyarakat sekolah lain. Guru
merupakan komponen penting di sekolah yang berperan sebagai
pengajar dan pendidik murid. Dalam perannya sebagai pendidik
sekaligus pengajar, guru haruslah mempunya karakter yang khusus
sebagai contoh untuk murid. Maka dari itu, untuk mengetahui cara
menjadi guru yang baik dan inspiratif disusunlah makalah ini dengan
menyertakan pendapat dari guru yang kompeten.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Cara Guru Menerapkan Apersepsi Ketika Membuka
Pembelajaran ?
1.2.2 Membangkitkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia ?
1.2.3 Peran Guru Bahasa Indonesia Dalam Menghadapi Siswa
Yang Heterogen ?
1.2.4 Indonesia Dalam Kurikulum 2013 ?
1.2.5 Mengajar Bahasa Indonesia Penuh Dengan Hambatan ?
1.2.6 Pesan Penuh Makna Oleh Guru Kepada Calon Guru ?
1.2.7 Peran Guru Membentuk Karakter ?
1.2.8 Integrasi Nilai-nilai Islam Pembelajaran Bahasa Indonesia ?
1.2.9 Memanagemen waktu untuk guru ?
BAB II
Pembahasan
2.1 Apersepsi Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia.
Proses pembelajaran merupakan komponen penting dalam
pendidikan terutama di lingkup sekolah. Dalam proses pembelajaran
ini guru sangat berpengaruh dalam peranya sebagai pengajar. Guru
berpengaruh dalam karakater murid, baik di kelas maupun di luar
kelas.
Maka dari kenyataan diatas, guru harus memiliki persiapan
yang matang dalam pemberlajaran. Persiapan sebelum pembelajaran
maupun disaat pembelajaran berlangsung. Sebelum pembelajaran
guru mempersiapkan segala keperluan guna melancarkan
pembelajaran yang akan diadakan.
Saat berlangsung pembelajaran, guru harus bertindak sesuai
rencana sebelumnya yang telah dibuat, menjadikan pembelajaran
sistematis sesuai dengan urutan rencana. Guru menjadikan
pembelajaran terstruktur, memenuhi tujuan sesuai persiapan. Selain
itu, guru mempunyai kewajiban untuk menjadikan pembelajaran
menjadi menarik, sehingga murid antusias mengikuti pembelajaran.
Berdasaar dari hasil wawancara yang berasal dari guru
bahasa Indonesia apersepsi dalam pembelajaran khususnya pada
pengajaran bahasa Indonesia yaitu memberikan sajian berupa berita
terkini dalam pembelajaran, menanyakan hal yang bersifat kekinian
atau yang sedang hangat diperbincangkan. Selanjutnya guru
menjelaskan dan mengklarifikasi berita dengan menyajikan
pendidikan karakter di dalamnya. Dengan begitu, selain siswa
menjadi tahu informasi, siswa juga bisa mengambil hikmah dan
pesan dari berita tersebut.
2.2 Membangkitkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia
Sesuatu kebaikan dan rutinitas bagi kebanyakan orang
mereupakan sesuatu yang membosankan. Orang akan terasa jenuh,
apabila sesuatu berjalan monoton tanpa ada variasi. Akibatnya
sesorang akan menjalani rutinitas kegiatan tersebut tanpa ada gairah
di dalamnya.
Seperti halnya sebuah pembelajaran. Pembelajaran yang
monoton, tanpa variasi pengajaran yang inovatif, dapat membuat
seorang siswa merasa bosan. Akibatnya siswa menjalani
pembelajaran dengan tidak semangat dan tidak bergairah. Maka dari
itu diperlukan suatu inovasi kreasi maupun sebuah motivasi dalam
pembelajaran guna meningkatkan semangat siswa. Berdasar hasil
wawancara didapatkan beberapa cara untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa terkhusus pada pelajaran bahasa Indonesia. Sikap guru
harus menempatkan diri sebagai partner siswa terlebih dulu.Jika ada
siswa yang mengalami penurunan atau ada masalah, maka sebagai
guru harus mendekati siswa tersebut, terbuka, berbincang baik-baik
secara lebih intens sehingga siswa terbuka dengan sendiri untuk
menyampaikan permasalahan. Selain itu, sebagai guru, haruslah
mampu memberikan solusi atas masalah yang siswa alami,
memberikan dukungan yang membangun semangat siswa kembali
dalam pembelajaran.
Hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa guru selain
sebagai pengajar dan menyampaikan materi selama pembelajaran,
guru dapat pula memposisikan menjadi seorang teman dari siswa.
Dengan bersikap menjadi teman, diharapkan siswa dapat terbuka
menyampaikan segala keluh kesah. Selanjutnya guru perlahan
memberikan solusi, membangun, memberikan serta memotivasi
siswa untuk bersemnagt mengikuti kegiatan pembelajaran kembali.
2.3 Peran Guru Bahasa Indonesia Dalam Menghadapi Siswa Yang
Heterogen
Manusia sangat penting untuk dipahami terutama oleh para
pendidik. Memahami tentang hakikat manusia berarti mengenal sifat
atau karakteristik manusia yang sangat beragam (Ahmadi,2014).
Manusia diciptakan oleh tuhan beragam dan berbeda-beda. Dari
kutipan pernyataan tersebut menunjukan bahwa keragaman manusia
merupakan suatu hal yang harus dimengerti, suatu masalah yang
harus diselesaikan oleh pada pendidik dalam proses pembelajaran.
Keadaan manusia yang beragam ini juga merupakan tantangan
seorang guru sebagai pendidik untuk membentuk karakter terpelajar
dan menuju tujuan pendidikan sebenarnya.
Perbedaan manusia terkadang menjadi sebuah masalah
tertentu. Perbedaan dalam kelas semisal dalam suatu pembelajaran,
seorang anak mengalami perbedaan sebuah ketertinggalan dalam
pembelajaran. Perbedaan ini menjadi sebuah kejanggalan dan dapat
menghambat proses pembelajaran. Dengan demikian, peran guru
sangat penting guna memperbaiki sikap siswa, serta mendukung
perkembangan baik siswa.
Peran guru ialah merubah perbedaan tersebut menjadi
sesuatu hal yang bukan penghalang pada saat pembelajaran. Dari
hasil wawancara diulas tentang peran guru khususnya guru bahasa
Indonesia dalam menghadapi siswa yang heterogen. Berikut
beberapa cara mengatasi siswa heterogen.
Dalam pembelajaran jika ada siswa yang berbeda,
mengalami ketertinggalan dalam pembelajan seperti pada
kemampuan berbahasa lemah, maka sebagai guru berperan
mengatasi. Guru dapat memberikan pembiasaan berupa banyak
membaca, dengan harapan dengan membaca, siswa dapat
memperkaya perbendaharaan kata dalam berbahasa. Selain itu
dalam pembelajaran, guru memberikan tugas dan berkesempatan
untuk berpresentasi di depan temann sekelas. Dengan usaha
tersebut, mampu mengasah kemampuan siswa berbicara didepan
khalayak umum sekaligus melatih kepercayaan diri, sehingga
kemampuan berbahasa meningkat.
2.4 Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum 2013
Sistem pendidikan terus dibenahi oleh pemerintah selaku
komponen penting dalam pendidikan.perubahan tersebut termasuk
merubah tata kurikulum yang ada. Hampir setiap pergantian
presiden, sistem terus diganti. Perubahan kurikulum yang terbaru
yaitu.
Dalam perubahan kurikulum dari kurikulum KTSP diganti
dengan K-13 pasti terdapat perubahan, baik perubahan dalam
menyampaikan materi maupun sikap guru tehadap siswa. Berdasar
hasil wawancara didapatkan bahwa kurikulum K13 maupun KTSP
berbeda dari segi isi dan penerapannya.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia K13 lebih dikuatkan
untuk membaca dan memperhatikan lebih lanjut tatanan SPOK pada
kalimat. Secara spesifik K13 memberikan lebih banyak kesempatan
siswa untuk praktik dan aktif dalam pembelajaran. Sedangkan
kurikulum KTSP lebih memperhatikan pendalaman siswa pada
materi.
Narasumber yang merupakan guru bahasa Indonesia saat
pembelajaran menggunakan K13 sebagai metode pengajaran,
namun untuk menambah pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan, guru menggunakan kurikilum KTSP.
2.5 Mengajar Bahasa Indonesia Penuh Dengan Tantangan
Selama proses pembelajaran, guru pastilah mengalami
kendala, maupun kejadian yag menantang. Berdasar hasil
wawancara, guru sebagai narasumber pernah mengalami
kendalakendala tersebut.
Kendala yang dialami seperti pada saat pembelajaran siswa
belum siap menerima materi dengan berbagai alasan, seperti siswa
tidak membawa buku, penurunan motivasi belajar pada siswa
maupun kondisi fisik yang kurang baik
Guru sebagai pendidik, kendala-kendala diatas merupakan
suatu tantangan. Guru harus siap dengan segala keadaan dan mampu
mengatasi masalah tersebut. Berjuang terus, mencoba memahami
keadaan, secara perlahan guru membangun keadaan dan mengatasi
setiap permasalahan dalam pembelajaran.
2.6 Pesan Penuh Makna Oleh Guru Kepada Calon Guru
Menjadi seorang guru bukan hal mudah. Guru mendidik
murid untuk mejadi pribadi baik, berakhlak dan berprestasi. Untuk
menjadikan generasi luar biasa tersebut dibutuhkan guru yang
memiliki semangat juang tinggi.
Selama proses menjadi seorang guru pejuan, ada saatnya
mengalami penurunan motivasi. Maka dari itu, narasumber
memberikan beberapa motivasi guna menambah semngat juang
mahasiswa calon guru.
Narasumber menyampaikan pesan dari pembina yayasan
sekolah islam AlHikmah, Ustaz Abdul Khadir Baraja yaitu “kalau
ingin kaya, jangan jadi guru. namun kalau ingin masuk surga, maka
tepat untuk jadi guru”. Kutipan tersebut menyampaikan bahwa guru
merupakan profesi mulia, tanpa mengharap imbalan, namun
berjuang dengan penuh keikhlasan.
2.7 Peran Guru Membentuk Karakter
Selama proses pembelajaran, guru bukan hanya berperan
memberi serta menyampaikan materi, namun guru bertugas
mendidik. Mendidik maksudnya yaitu guru memberikan pengajaran
tentang berakhlak serta memberi contoh teladan bagi siswa.
Guru berkewajiban menumbuhkan sikap positif kepada
siswa terutama sikap displin dan jujur. Dengan sikap tersebut guru
menjadikan siswa menjadi pribadi yang berakhlak, bukan hanay
memiliki prestasi akademik saja.
Selain itu, materi dalam pembelajaran bahasa Indonesia juga
dapat dijadikan pengajaran karakter pada siswa. Siswa dapat
menerapkan materi yang didapat dengan membenarkan
tulisantulisan kurang benar yang dijumpai, seperi poster, banner
ataupun pengumuman yang tata bahasa kurang baik. Dengan bahasa
Indonesia siswa juga dapat berusaha berbicara/ berucap dengan
sopan serta santun dengan menerapkan kaidah bahasa yang berlaku.
2.8 Integrasi Nilai-nilai Islam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam islam mencakup segala ilmu ataupun barang di
dunia ini. temasuk pada ilIntegrasi nilai islam pada pembelajaran
bahasa Indonesia ada di surat Al alaq diayat pertama yakni iqra’
artinya membacalah. Dari surat tersebut menunjukan keterampilan
bahasa berupa membaca menjadi wahyu pertama yang turun. Ini
berarti bebahasa sangat penting dipelajari, dipahami dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam pembelajaran.
Membaca pada surat Al-alaq dimaksudkan bukan hanya
untuk membaca buku, namun juga melihat keadaan, membaca
kondisi untuk mengatasi permasalahan yang ada.
2.9 Memanagemen waktu untuk guru
Pekerjaan guru sangat banyak dan padat. Mengajar, belajar,
mendidik dan mempersiapkan diri untuk menjadi teladan. Antara
kesibukan tersebut guru haruslah pandai memanagemen waktu.
Mengatur setiap kegiatan dan menyelesaikan segala tugas.
Dari hasil wawancar dengan narasumber, pewawancara
memberikan fokus tentang memanagemen waktu guru mengatasi
setiap kepadatan pekerjaan. Narasumber menyebutkan, untuk
memanegement waktu kuncinya ialah “kerjakan secepatnya”.
Pernyataan tersebut menunjukan bahwa setiap pekerjaan hendaknya
cepat-cepat dikerjakan jangan ditunda dan menumpuk pada
akhirnya.
Narasumber membagi waktu fokus pada tempatnya, apabila
disekolah, maka segala urusan sekolah diselesaikan pada saat itu
juga. Berada di keluarga,segala urusan sekolah ditinggalkan dan
fokus pada suasana kehangatan keluarga, tanpa tugas di sekolah.
BAB III
Penutup
1. Kesimpulan
Guru merupakan komponen penting dalam pendidikan. Sikap
dan perilakunya menjadi sebuah pendidikan teladan kepada murid.
Selain menjadi pemberi materi dalam pembelajaran, guru juga berperan
mendidik, membentuk kepribadian siswa menjadi pribadi berakhlak.
Selama menjadi guru terdapat beberapa kendala yang
menjadi penghambat kinerja guru. Selama proses pembelajaran, guru
pastilah mengalami kendala, maupun kejadian yag menantang.
Berdasar hasil wawancara, guru sebagai narasumber pernah mengalami
kendala-kendala tersebut.
Guru sebagai pendidik, kendala-kendala diatas merupakan suatu
tantangan. Guru harus siap dengan segala keadaan dan mampu
mengatasi masalah tersebut. Berjuang terus, mencoba memahami
keadaan, secara perlahan guru membangun keadaan dan mengatasi
setiap permasalahan dalam pembelajaran.
Pekerjaan guru sangat banyak dan padat. Mengajar, belajar,
mendidik dan mempersiapkan diri untuk menjadi teladan. Antara
kesibukan tersebut guru haruslah pandai memanagemen waktu.
Mengatur setiap kegiatan dan menyelesaikan segala tugas. Dari hasil
wawancar dengan narasumber, pewawancara jmemberikan fokus
tentang memanagemen waktu guru mengatasi setiap kepadatan
pekerjaan. Narasumber menyebutkan, untuk memanegement waktu
kuncinya ialah “kerjakan secepatnya”. Pernyataan tersebut menunjukan
bahwa setiap pekerjaan hendaknya cepat-cepat dikerjakan jangan
ditunda dan menumpuk pada akhirnya. Narasumber membagi waktu
fokus pada tempatnya, apabila disekolah, maka segala urusan sekolah
diselesaikan pada saat itu juga. Berada di keluarga,segala urusan
sekolah ditinggalkan dan fokus pada suasana kehangatan keluarga,
tanpa tugas di sekolah.
Lampiran-lampiran
1. Biodata Narasumber
2. Berita Acara Wawancara
3. Dokumentasi Foto
Gambar 1. Foto Ustaz Adi Purnomo dan Afif Maulana
Gambar 1. Foto Ustaz Adi Purnomo dan Hasan Bhasri
Daftar Pustaka
Ahmadi, rulam.2014. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta:Ar-ruzz Medan.