tugas akhir fk ayu

123
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI RUMAH BERSALIN MITRA BUNDA DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Oleh : Made Diah Ayu Merdiana NPM : 11700341 1

Upload: jumowo

Post on 15-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SKRIPSI KEDOKTERAN

TRANSCRIPT

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI RUMAH BERSALIN MITRA BUNDA DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

PAGE 2

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI RUMAH BERSALIN MITRA BUNDA DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANGTUGAS AKHIRUntuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh :

Made Diah Ayu MerdianaNPM : 11700341

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2015

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI RUMAH BERSALIN MITRA BUNDA DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

TUGAS AKHIRUntuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh :

Made Diah Ayu Merdiana

NPM : 11700341

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2015

HALAMAN PERSETUJUAN

TUGAS AKHIRFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI RUMAH BERSALIN MITRA BUNDA DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPITKABUPATEN MALANG

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh:

Made Diah Ayu MerdianaNPM: 11700341Menyetujui untuk diuji

Pembimbing,

Penguji,

dr.Farida Anggraini Soetedjo, Sp.P

Dr. Akhmad Sudibyo, M.Kes

NIK. 09415 ET

NIK. 95256 - ET

HALAMAN PENGESAHAN

TUGAS AKHIRFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui Di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang Oleh:

Made Diah Ayu MerdianaNPM: 11700341Telah diuji pada

Hari

: ........................................

Tanggal: ........................................

Dan dinyatakan lulus oleh: Penguji I/Pembimbing I,

Penguji II,dr.Farida Anggraini Soetedjo,Sp.P

Dr. Akhmad Sudibyo, M.Kes NIK. 09415 - ET

NIK. 95256 - ET

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH BERSALIN MITRA BUNDA DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

Made Diah AyuABSTRAKAyu, Made Diah. 2015. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan ASI Eksklusif Di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Tugas Akhir, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Pembimbing : dr. Farida Anggraini Soetedjo, Sp.P

Susu formula adalah makanan pengganti ASI yang diberikan pada bayi. Oleh karena suatu sebab ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif.Sedangkan ASI eksklusif adalah hanya pemberian ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan.Menurut SKDI tahin 1997 dan 2002 cakupan ASI eksklusif 6 bulan menurun dari 42,2 % tahun 1997 menjadi 39,5 % pada tahun 2002. Sementara penggunaan susu formula meningkat lebih dari tiga lipat selama 5 tahun dari 10,8 % tahun 1997 menjadi 32,5 % pada tahun 2002.Berdasarkan studi pendahuluan di RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada 37 responden.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu menyusui 0-12 bulan di RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.Desain penelitian ini adalah deskriptif.Sampel dalam penelitian adalah 37, yang diperoleh dengan menggunakan teknik total populasi sampling. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dengan kuisioner tertutup. Penelitian ini dilaksanakan di RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang pada bulan Mei sampai Juni 2009.Hasil yang didapatkan dari penelitian ini tentang faktor-faktor yangmempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada faktor tingkat pengetahuanibu sebagian besar kurang (43 %), pada faktor usia ibu sebagian besar berusia 20-30(89%),pada faktor tingkat pendidikan sebagian besar berpendidikan SD (54%), pada faktor pekerjaan sebagian besar ibu hanya sebagai ibu rumah tangga (43%),faktor fisik ibu (57 %) sebagian besar ibu menderita pembengkakan payudara,faktor psikologis (89 %) sebagian besar ibu siap menyusui pada bayi, faktor sosial budaya (70 %) sebagian besar memberikan makanan tambahan pada bayi sebelum umur 6 bulan.

Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu yang masihkurang, usia ibu berkisar antara 20-30 tahun,tingkat pendidikan ibu masih rendahdan ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, faktor fisik ibu menderitapembengkakan payudara, faktor psikologis ibu siap menyusui pada bayi, faktorsosial budaya memberikan makanan tambahan sebelum bayi umur 6 bulan.Saranbagi tenaga kesehatan diharapkan bagi profesi bidan dapat memberikan penyuluhan secara intensif kepada masyarakat khususnya kepada ibu yang memiliki bayi dibawah usia 0-6 bulan pada saat dilaksanakannya posyandu, pemberian KIE, leaflet atau brosur tentang ASI eksklusif dan perawatan payudara sehingga ibu mengerti manfaat ASI eksklusif.

Kata kunci : ASI Eksklusif, 0-12 bulan

FACTORS THAT AFFECT THE LOWNESS SCOOP OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN MITRA BUNDA CHILD BIRTH HOSPITAL DAMPIT SUBDISTRICT MALANG REGENCY

Made Diah Ayu

Ayu Made, Diah. 2015. Factors that Affect the Lowness Scoop of Exclusive Breastfeeding in Mitra Bunda Childbirth Hospital Dampit Subdistrict Malang Regency. Final Assignment, Faculty of Medicine, Wijaya Kusuma Surabaya University. Advisor : dr.Farida Anggraini Soetedjo, Sp.PABSTRACTFormula milk is a breastfeeding replace given to baby. Because of some reason that mother could not give exclusive breastfeeding. Exclusive breastfeeding is the only milk given to baby from birth to 6 months. According to SKDI in 1997 and 2002, 6 months exclusive breastfeeding decrease from 42,2% in 1997 become 39,5% in 2002. Meanwhile, formula milk utilizing is increasing more than three times in 5 years from 10,88% in 1997 become 32,4% in 2002. Based on the initial study in Mitra Bunda Childbirth Hospital in Pamotan Village Dampit Subdistrict Malang Regency about factors that affect the lowness exclusive scoop of breastfeeding on 37 respondents. Purpose of this research is to find out the factors that affect the lowness scoop of exclusive breastfeeding of giving breastfeeding age 0-12 months in Mitra Bunda Childbirth Hospital Pamotan Village Dampit Subdistrict Malang Regency.This research design is descriptive. Sample of this research is 37 respondents, gained using total population sampling technique. Data collection gained through closed interview and questionnaire. This research is taken place in Mitra Bunda Childbirth Hospital Pamotan Village Dampit Subdistrict Malang Regency from May to June 2014.Result gained in this research is that the factors that affect the lowness scoop of exclusive mother breast milk on factor of mother knowledge that mostly low (43%), most of mother age 20-30 (89%), education factor which most of mother is only a house keeper (43%), mother physical factor (57%) most of them having swollen breast, psychologist factor (89%) most of them is ready to give breast milk to baby, socio culture factor (70%) mostly giving additional food to baby before 6 months age. Conclusion of this research is that mother knowledge level that still low, mothers age is around 20-30 years old, education level that still low and as a house keeper, physical factor; having swollen breast, psychological factor; mother is ready to give breast milk to baby, socio culture factor that giving additional food before the baby age is 6 months. Suggestion to all health officer is that hoped for midwife to give illumination intensively to the society especially to mother whose having baby under 0-6 months on posyandu, KIE giving, leaflet of brochure about exclusive breastfeeding and breast treatment then mother will understand about the benefit of exclusive mother breast milk.

Keywords : Exclusive mother breast milk, 0-12 months

KATA PENGANTARPuji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI Eksklusif pada ibu menyusui di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

Penulis terdorong untuk meneliti topik ini oleh karena masih banyak masyarakat yang mengesampingkan masalah ASI Eksklusif. Padahal status gizi memiliki kaitan yang erat terhadap ASI Eksklusif, terutama pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI Eksklusif pada ibu menyusui.

Tugas Akhir ini berhasil penulis selesaikan karena dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Djanggan Sargowo, dr. Sp.PD, Sp.JP (K), FIHA, FACC, FCAPC, FESC, FASCC, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang telah memberi kesempatan kepada penulis menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

2. dr.Farida Anggraini Soetedjo,Sp.P sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini.

3. Dr.Akhmad Sudibyo,M.Kes sebagai penguji Proposal Tugas Akhir.4. Segenap Tim Pelaksana Tugas Akhir dan sekretariat Tugas Akhir Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang telah memfasilitasi proses penyelenggaraan Tugas Akhir.

5. Kepada Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian disana.6. Kedua orang tua, kakak, serta teman-teman saya yang telah memberikan kasih sayangnya, dukungan yang luar biasa baik moril dan materiil, serta kesabaran yang luar biasa serta doa yang tulus selama ini.7. Semua pihak yang tidak mungkin disebut satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan segala masukan demi sempurnanya tulisan ini.

Akhirnya kami berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait.

Surabaya, ................... 2015Penulis

DAFTAR ISI

HalamanJudul

iLembar persetujuan

ii

Lembar pengesahan

iii

Kata pengantar

iv

Daftar isi

vi

Daftar Arti Simbol dan Singkatan

ixBAB I PENDAHULUAN

11.1 Latar Belakang

1

1.2 Rumusan Masalah

3

1.3 Tujuan Penelitian

31.4 Manfaat Penelitian

4BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5A. ASI

5A.1. Definisi ASI

5A.2. Komposisi ASI

6A.3. Keunggulan ASI

6A.4. Pemberian ASI

7B. ASI Eksklusif

9B.1. Definisi ASI Eksklusif

9B.2. Tujuan ASI Eksklusif

10

B.3. Manfaat ASI Eksklusif

10B.4. Tujuh langkah keberhasilan ASI Eksklusif

12B.5. Alasan mengapa ibu tidak menyusui secara Eksklusif

12 C. Konsep Cakupan ASI Eksklusif 13

C.1. Definisi Cakupan ASI Eksklusif

13C.2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemberian ASI

13C.3. Karakterristik ibu menyusui

17BAB III Kerangka Konsep Dan Hipotesis Penelitian.

26A. Kerangka Konsep

26B. Hipotesis Penelitian

27BAB IV Metodelogi Penelitian

28A. Rancangan Penelitian

28B. Populasi dan Sample Penelitian

29C. Inklusi dan Ekslusi

30D. Lokasi dan Waktu Penelitian

30E. Variable Penelitian

31F. Definisi Operasional

31G. Prosedur Penelitian atau Pengumpulan Data

33H. Bahan atau Instrument

35I. Etika Penelitian

35J. Pengolahan Data

35K. Analisis Data

36DAFTAR PUSAKA

40

LAMPIRAN

A. Lampiran 1

Pernyataan keaslian tulisan

42B. Lampiran 2

Surat persetujuan menjadi responden (informed consent)

43C. Lampiran 3

Pernyataan telah melaksanakan informed consent

44D. Lampiran 4

Lembar kuesioner

45

DAFTAR ARTI SIMBOL DAN SINGKATANDaftar SingkatanASI : Air Susu Ibu

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

DEPKES : Departemen Kesehatan

BAB I

PENDAHULUAN1.1. Latar belakang

Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena dapat mencukupi seluruh unsur kebutuhan bagi bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual, selain itu ASI juga mengandung nutrisi, hormon unsur kekebalan, faktor pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Manfaat ASI bagi bayi secara garis besar adalah sebagai nutrisi, meningkatkan jalinan kasih sayang, melindungi anak dari serangan alergi, meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara, serta menunjang perkembangan motorik. Selain itu manfaat ASI bagi ibu adalah mengurangi terjadinya anemia, mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara, lebih ekonomis, tidak merepotkan atau hemat waktu, praktis dan memberi kepuasan bagi ibu (Roesli, 2000).

Berdasarkan survey yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition and Health Surveilance System (NSS) kerjasama dengan Balitbangkes dan Hellen Keller International di empat kota yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang dan Makasar, menunjukkan cakupan ASI eksklusif 0 - 6 bulan hanya 12 %. Salah satu usaha untuk mencegah semakin menurunnya angka ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif, banyak kendala yang dihadapi para ibu untuk memberikan ASI kepada anaknya terutama ASI eksklusif, seperti perilaku menyusui yang kurang mendukung misalnya, pemberian makan atau minum, kurangnya rasa percaya diri bahwa ASI cukup untuk bayinya, ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin, yang menyebabkan penggunaan susu botol atau susu formula secara dini. Sehingga dapat menggeser kedudukan ASI dan yang kontroversial adalah gencarnya promosi susu formula baik melalui petugas kesehatan maupun melalui media massa bahkan langsung kepada ibu-ibu (Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, 2007). Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 dan 2009 memperlihatkan data yang menarik tentang penurunan perilaku pemberian ASI kepada bayi tahun 2006, ada 8 % ibu yang menyusui bayinya 1 jam pertama, tahun 2009 presentasinya menjadi 3,7 % menurut The Golden Moment (Riskesdes, 2010).

Statistik Dinas Kesehatan Kabupaten Malang tahun 2007 pencapaian ASI eksklusif di Kabupaten Malang adalah 51, 97% untuk tingkat Puskesmas Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang pencapaian ASI eksklusif 32,40% (dari 915 bayi). Sedangkan ASI eksklusif yang dilaporkan oleh RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang 28,79 % (dari 215 bayi). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada tanggal 8 dan 9 Juni 2013 terhadap 37 ibu menyusui dari RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang diperoleh hasil bahwa pencapaian ASI eksklusif sebesar 57 % dari yang seharusnya 100 %, oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang faktor - faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif di RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.1.2. Rumusan Masalah

1.Apakah angka cakupan ASI eksklusif yang rendah di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang di pengaruhi oleh faktor usia, pendidikan dan pekerjaan ibu?

2. Apakah faktor pengetahuan ibu berpengaruh terhadap rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu menyusui di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang?3.Apakah faktor sosial budaya dan faktor tingkat ekonomi berpengaruh terhadap rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu menyusui di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang?1.3. Tujuan

1.3.1.Tujuan umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu menyusui 0 - 12 bulan di Rumah Bersalin Mitra Bunda dan masyarakat Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

1.3.2.Tujuan khusus

1.Menganalisis pengaruh faktor umur, pendidikan, pekerjaan ibu menyusui (Buteki) terhadap rendahnya cakupan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.2. Menganalisis pengaruh faktor pegetahuan pada ibu yang menyusui (Buteki) terhadap rendahnya cakupan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. 3.Menganalisis pengaruh faktor tingkat ekonomi, sosial budaya pada ibu yang menyusui (Buteki) terhadap rendahnya cakupan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi MasyarakatHasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan bagi dokter dan bidan dalam memberikan konseling serta penyuluhan tentang pemberian ASI bagi ibu - ibu menyusui.1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai motivasi untuk meningkatkan peran sebagai pendidik dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 1.4.3. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman tentang pemberian ASI eksklusif.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. ASIA.1. Definisi ASI ASI adalah makanan yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya (Rusli, 2000). Menurut Unicef (2002), ASI merupakan makanan yang aman dan terjamin kebersihannya karena langsung diberikan kepada bayi dalam keadaan segar. Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450 / Men Kes / SK / 2004 tanggal 7 April 2004 menyebutkan ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi yang paling utama sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

ASI adalah makanan yang terbaik untuk membantu bayi tumbuh dengan sehat dan kuat (Jasin, 2000). ASI adalah makanan yang sempurna untuk bayi manusia, lebih mudah bagi bayi untuk mencernanya dan tidak mudah menyebabkan sembelit (Lee, 1998). ASI adalah kolostrum yaitu makanan terbaik untuk bayi (Mellyna, 2003). ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan (Soetjiningsih, 1997). ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam- garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi (Soetjiningsih, 1997). ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal, berkomposisi seimbang dan secara alami disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya (Danuatmaja, 2003).

A.2. Komposisi ASI

Karbohirat, relatif tinggi dibanding air susu sapi ( 6,5 -7 gr% ), protein rasio protein W : kasein = 60 : 40 dibandingkan dengan air susu sapi yang rasionya 20 : 80, lemak kadar lemak tak jenuh dalam ASI 7 - 8 x dalam air susu sapi, mineral ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah tapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan, vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap vitamin A, D dan C cukup sedangkan golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan asam pantotenik adalah kurang, kalori ASI relatif rendah, hanya 77 kalori per 100 ml ASI 90 % berasal dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 10 % berasal dari protein,unsur - unsur lain adalah laktokrom, keratin, kreatinin, urea, xhanthin, ammonia dan asam sitrat (Soetjiningsih, 1997).A.3. Keunggulan ASI a. Aspek gizi mengandung kolostrum, berguna untuk kekebalan, protein, vitamin A dosis tinggi dan mudah dicerna, mengandung taurin berperan dalam proses maturasi sel otak dan AA-DHA berfungsi untuk pertumbuhan dan kecerdasan, b) aspek imunologik perlindungan terhadap penyakit infeksi terutama diare, c) aspek psikis rasa percaya diri ibu menunjang keberhasilan menyusui, terjadi hubungan atau interaksi antara ibu dan bayi, c) aspek kecerdasan kandungan gizi yang cukup untuk meningkatkan kecerdasan bayi, d) aspek ekonomis tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi, e) aspek penundaan kehamilan dapat menunda haid dan kehamilan dikenal dengan metode Amenorrhea Laktasi (MAL). Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI adalah teknik menyusui yang baik dan benar, psikis, perawatan payudara, gizi ibu menyusui (Depkes RI 2001).A.4. Pemberian ASI

Tujuan pemberian ASI adalah untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 bulan dan dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun (Kep Men Kes RI tahun 2004).a. Umur bayi yang diberi ASI

Pemberian ASI dimulai dalam waktu setengah jam setelah bayi lahir. Jika mungkin anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusui bayinya sedini mungkin yaitu segera setelah tali pusar dipotong karena ini akan membantu terjadinya Reflek Rolaktin dan Reflek Let Down yang sangat berpengaruh dalam proses laktasi dan proses involusi uterus (Wapodo , 2002).

Menurut Depkes RI. 2002 ibu perlu menyusui bayinya sedini mungkin dan untuk memberikannya dalam waktu 30 menit setelah melahirkan. Produksi pertama ASI yaitu kolostrum atau cairan pertama berwarna kekuningan harus diberikan kepada bayi karena mengandung banyak zat kekebalan yang bermanfaat untuk daya tahan tubuh bayi. Akibat bila ASI tidak diberikan pada bayi adalah menurut Depkes 2002 akibat yang ditimbulkan jika bayi tidak diberi ASI antara lain adalah, bagi bayi tidak mendapat makanan bergizi dan berkualitas tinggi sehingga akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kecerdasannya, bayi tidak memperoleh zat kekebalan tubuh sehingga mudah mengalami sakit, hubungan kasih sayang bayi dan ibu tidak terjadi secara dini (Depkes RI, 2002)

Bagi ibu beresiko terjadinya perdarahan setelah persalinan, cepat terjadi kehamilan kembali dengan kemungkinan bayi yang akan dilahirkan akan mengalami BBLR, berisiko terkena kanker payudara dan kanker rahim, waktu ibu banyak tersita karena harus menyiapkan susu formula dan merawat bayi yang sering sakit, pengeluaran keluarga bertambah apabila diganti susu formula kemungkinan terjadinya pencemaran sehingga bayi mudah terserang infeksi misalnya diare, batuk, pilek, demam, radang tenggorokan dan sebagainya. Bayi tidak memperoleh zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan secara optimal serta tidak memperoleh kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terkena penyakit, kemungkinan terjadinya kekeliruan pengenceran, sehingga berisiko yang tidak menguntungkan bayi susah bab atau bahkan diare, perlu biaya mahal untuk membeli susu dan perlengkapan lain (Soetjiningsih, 1997).b. Cara pemberian ASI dan teknik menyusui yang baik dan benar

Waktu atau lama menyusui tidak perlu dibatasi dan frekuensi tidak perlu dijadwal. Susuilah bayi sesuai kebutuhan bayi biasanya 8 - 10 kali sehari termasuk menyusui waktu malam hari (Soetjiningsih, 1997). Teknik menyusui yang benar adalah, a) usahakan posisi ibu dan bayi nyaman waktu menyusui, baik dalam posisi duduk maupun posisi berbaring, b) peluk bayi dan letakkan kepada bayi pada siku ibu, keseluruhan tubuh bayi mengharap ibu, dagu bayi menyentuh payudara, c) sebagian besar daerah areola atau daerah hitam masuk ke dalam mulut bayi, termasuk puting susu ibu, d) bayi nampak menghisap pelan-pelan dengan kuat, e) bayi tenang dan puas di akhir menyusui, f) puting susu tidak terasa nyeri, g) terdengar suara bayi menelan,h) susui bayi pada kedua payudara secara bergantian mulai dari payudara kiri sampai terasa kosong lalu pindah ke payudara kanan sampai bayi merasa kenyang dan puas. Menyusui berikutnya dimulai dari payudara kanan (Kep Men RI, 2004).B. ASI Eksklusif

B.1. Definisi ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah menyusui bayi secara murni. Bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tidak memberikan tambahan makanan lain seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur atau nasi tim. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal hingga bayi berumur 4 bulan atau mungkin sampai dengan 6 bulan (Danuatmaja, 2003).

Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450 / Men Kes / SK /2004 tanggal 7 April 2004 bahwa pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi di Indonesia sejak bayi lahir sampai dengan bayi umur 6 bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.ASI eksklusif adalah hanya pemberian ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (Soetjiningsih,1997).

B.2. Tujuan ASI Eksklusif

Tujuan dari pemberian ASI eksklusif pada bayi adalah meningkatkan kekebalan dan pertumbuhan pada bayi, mencegah penyakit dan infeksi seperti diabetes, kanker, diare dan pneumonia , menjalin hubungan yang lebih erat antara bayi dengan ibunya (Soetjiningsih,1997).B.3. Manfaat ASI Ekslusif

Manfaat bagi bayi ASI yang keluar pertama kali (kolostrum) merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi bagi makanan yang akan datang (Roesli, 2000). Kolostrum dianggap penting untuk pertumbuhan badan pada tahap permulaan dari bayi prematur. Disamping itu kolostrum dapat mempercepat eksresi dari bilirubin, dimana kelebihan bilirubin dapat menimbulkan ikterus terutama pada bayi prematur (Soetjiningsih, 1997). Selain itu manfaat ASI untuk bayi adalah merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik, selalu segar, memang dibuat alamiah untuk bayi, mudah dicerna, suhunya tepat, mengandung antibodi, dapat meningkatkan kecerdasan dan dapat meningkatkan jalinan kasih sayang (Danuatmaja 2003).

a)Menurut Rusli (2000) manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang dapat dirasakan oleh bayi antara lain, ASI sebagai nutrisi, ASI adalah makanan bayi yang sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya,dengan tata laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tubuh bayi normal sampai dengan usia 6 bulan.

b)ASI meningkatkan daya tahan tubuh adalah mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur,c) ASI juga menurunkan penyakit infeksi telinga, batuk, pilek dan alergi d) ASI meningkatkan kecerdasan dengan memberikan ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan akan menjamin tercapainya potensi pengembangan kecerdasan secara optimal, karena ASI mengandung nutrien yang khusus antara lain taurin, AA dan DHA, omega 3 dan omega 6 yang diperlukan bayi agar tumbuh optimal e) menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan kasih sayang dari ibunya dan juga akan merasa aman dan tentram. Manfaat bagi ibu antara lain adalah a) mengurangi perdarahan setelah melahirkan, b) mengurangi terjadinya anemia, c) menjarangkan kehamilan d) mengecilkan rahim,e) lebih cepat langsing kembali, f) mengurangi kemungkinan menderita kanker, g) lebih ekonomis dan murah, h) tidak merepotkan dan hemat waktu, praktis i) memberi kepuasan bagi ibu.

Manfaat bagi keluarga antara lain tidak perlu biaya untuk membeli susu formula dan peralatannya, tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakannya tidak perlu waktu dan biaya untuk mengobati akibat anak sering sakit akibat pemberian susu formula, mengurangi waktu dan biaya untuk pemeliharaan kesehatan ibu (Rusli,2000).

B.4. Tujuh langkah keberhasilan ASI Eksklusif

Tujuh langkah keberhasilan ASI Eksklusif menurut (Rusli,2000) adalah a) mempersiapkan payudara bila diperlukan, b) mempelajari ASI dan tata laksana menyusui c) menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya d) memilih tempat melahirkan yang sayang bayi, seperti rumah sakit sayang bayi atau rumah bersalin sayang bayi, e) memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara eksklusif, g) mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi dan atau konsultasi laktasi untuk persiapan apabila kita menemui kesukaran, h ) menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.B.5. Alasan mengapa ibu tidak menyusui secara eksklusif

a) ASI tidak cukup, b) ibu bekerja dengan cuti hamil 3 bulan, c) takut ditinggal suami,d) tidak diberi ASI tetap menjadi orang, e) bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan manja, f) susu formula lebih praktis, g) takut badan tetap gemuk (Rusli 2000).C. Konsep Cakupan ASI Eksklusif

C.1. Definisi Cakupan ASI EksklusifFaktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang, rendahnya cakupan adalah perihal gagal atau ketidakberhasilan.

C.2. Faktor faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif

a) Faktor ibu antara lain, pengetahuan ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan, akan tetapi anjuran memberikan hanya ASI saja merupakan hal yang sulit untuk dilaksanakan dengan alasan bayi selalu menangis dan gelisah, bayi akan - sulit tidur, ibu tidak bisa kerja dan bayi tidak akan tumbuh besar. Tantangan dari ibu-ibu terutama di daerah pedesaan lebih besar karena menganggap makanan pengganti tersebut sehat dan penting untuk pertumbuhan. Dalam hal ini pengetahuan ibu sangat diperlukan, karena hal tersebut merupakan faktor yang sangat penting dalam kesehatan anak di samping faktor-faktor lain seperti sosial budaya. Banyaknya pemberian pengganti ASI akan menyehatkan bayi menderita infeksi saluran pencernaan seperti diare yang kesemuanya akan menyehatkan angka kematian. Selama bulan pertama ditekankan pula pemberian ASI saja tanpa makanan selain ASI sebagai salah satu cara untuk mendapatkan bayi yang sehat dan tidak rewel , ibu ibu perlu diberi tahu bahwa dengan pemberian ASI secara sempurna berarti mengurangi pemberian makanan lain yang langsung pada bayi 0-6 bulan pula, sebagai gantinya ibu-ibu perlu makanan dan minuman lebih banyak untuk memperoleh ASI lebih banyak yang diperlukan untuk pertumbuhan bayinya. Dalam hal ini faktor pendidikan dan pengetahuan diperlukan, sehingga mempengaruhi bayi, infeksi berat pada payudara, psikosis, TBC, lepra (Manuaba, 1998).b) Faktor bayi adalah ketidakmampuan bayi menghisap ASI ( Syarif, 2008), bayi dalam keadaan kejang-kejang, BBLR, cacat bawaan (Manuaba, 1998). c) Faktor pelayanan kesehatan.

Menurut Utami Rusli (2008) yang termasuk dalam fatktor pelayanan kesehatan antara lain adalah a) kurangnya konseling laktasi, b) petugas kesehatan belum mendukung program pemberian ASI, c) memisahkan bayi baru lahir dari ibunya sehingga menghambat naluri bayi, d) memberikan susu formula kepada bayi baru lahir dengan alasan ASI belum keluar padahal belum mencoba untuk di minumkan ke bayi.d) Faktor fisik ibu (penyakit ibu) penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya gangguan pada makhluk hidup atau gangguan kesehatan oleh bakteri, virus, atau kelainan sistem faal atau jaringan pada organ tubuh (pada makhluk hidup).

Penyakit berat atau kronis pada ibu dengan TBC aktif asal sudah mendapat pengobatan ibu masih tetap boleh menyusui. Sedangkan pada bayinya dapat segera diimunisasi BCG dan diberikan INH profilaksis (Soetjiningsih, 1997). Langkah-langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk menyusui adalah (Soetjiningsih, 1997) :a. Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa dapat sukses dalam menyusui bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalankannya, bila ada masalah dokter atau petugas kesehatan akan menolong dengan senang hati.

b. Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu botol atau susu formula.

c. Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya pengalaman kerabat atau keluarga lain.d. Mengikut sertakan suami atau anggota keluarga yang lain yang berperan dalam keluarga, ibu harus dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayinya, sehingga perlu adanya pembagian tugas dalam keluarga.

e. Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan dokter atau petugas kesehatan harus dapat memperhatikan perhatian dan kemauannya dalam membantu ibu sehingga hilang keraguan atau ketakutan untuk bertanya tentang masalah yang dihadapi (Soetjiningsih, 1997).

Promosi menyusui harus diteruskan dan menyusui perlu didukung serta dilindungi baik di Negara berkembang maupun Negara maju, hal tersebut sehubungan dengan banyaknya keuntungan yang akan didapat (Akre, 1993). Penyuluhan, siaran radio, televisi , video dan artikel dimajalah atau surat kabar dapat meningkatkan pengetahuan ibu, tapi tidak dapat selalu mengubah apa yang ibu lakukan. Karenanya dokter atau petugas kesehatan harus dapat membuat ibu tertarik dan simpati. Selain itu ibu juga berusaha mencari orang yang dekat dengan ibu atau anggota keluarga yang lain. Selama petugas kesehatan dan tempat pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta ikut mempromosikan dan mendukung penggunaan ASI maka diharapkan secara jangka panjang semua ibu menyusui bayinya secara eksklusif sampai umur 4 - 6 bulan. Setelah itu menyusui bayi bisa dilanjutkan sampai umur 2 tahun disamping memberikan makanan yang sesuai dengan umur anak.

Akibat informasi banyak ibu menganggap susu formula sama baiknya dari pada ASI. Hal ini menyebabkan ibu lebih cepat memberikan susu formula jika ASI nya kurang atau terbentur kendala menyusui. Masih banyak pula petugas kesehatan tidak memberikan informasi pada ibu saat pemeriksaan kehamilan atau sesudah melahirkan. Kendala-kendala pemberian ASI eksklusif adalah menurut Medicastore (2004) , pemberian ASI eksklusif adalah sebagai berikut : a) kurang dimengertinya konsep dan pentingnya ASI eksklusif baik bagi para ibu maupun tenaga kesehatan, b) Adanya pendapat bahwa dengan pemberian ASI, bentuk payudara akan berubah, c) kurangnya waktu bagi wanita pekerja untuk memberikan ASI secara langsung d) adanya pelanggaran cara-cara promosi tertentu yang dapat menyesatkan para ibu untuk mempercayai bahwa susu formula sama baiknya dengan ASI.

C.3. Karakteristik Ibu Menyusui

Karakteristik ibu menyusui antara lain a) membutuhkan makan yang lebih banyak dan lebih baik, b) makan untuk ibu dan bayinya (ASI), c) mengembalikan kondisi ibu setelah persalinanKarakteristik masa laktasi, laktasi dikontrol oleh 2 reflek :a.Reflek penghasil susu dan reflek let down, merangsang pengeluaran hormon Karakteristik ibu menyusui dilihat dari segi tingkat ekonomi, umur ibu dan jumlah anak untuk menghasilkan air susu (Andriyanto, 2005). Karakeristik ibu menyusui dilihat dari segi pendidikan, pekerjaan, ekonomi, umur ibu dan jumlah anak.a. Pendidikan

Tingkat pendidikan ibu yang rendah, wawasan pengetahuan terbatas dan tradisi turun temurun merupakan beberapa faktor yang mendukung timbulnya anggapan bahwa ASI saja tidak cukup sebagai makanan bayi. Akibatnya, para ibu memberikan aneka bentuk cairan sebagai makanan pengganti ASI sebelum bayinya mencapai umur 6 bulan. Jadilah anjuran pemberian ASI eksklusif minimal 6 bulan sangat sulit dilaksanakan sesuai harapan ( Jasin, 2000).b. Pekerjaan

Ibu yang bekerja mempunyai persoalan sendiri memberi ASI kepada bayinya, selain itu, ibu bekerja juga mengalami masalah seperti payudara bengkak karena penuh dengan susu. Ini menyebabkan susu meleleh keluar dan bisa membasahi bajunya. Hal ini bisa diatasi bila ibu bekerja mengetahui cara memerah susu. Jika ibu bekerja pada waktu yang sepatutnya anak disusui, ASI perlu diperah. ASI dapat disimpan dalam lemari es sampai 2 x 24 jam. Berikan ASI dengan memakai sendok, jangan menggunakan botol karena bayi akan bingung puting dengan perubahan antara puting susu dan dot botol (Soetjiningsih, 1997).Dengan begitu ibu bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja bayi dapat diberi ASI perah yang diperah sehari sebelumnya (Mellyna,2003). c. Tingkat ekonomi

Dengan sosial ekonomi rendah berpengaruh didalam kehidupan seseorang wanita khususnya kesehatan. Bila keadaan ekonomi seorang wanita rendah, secara tidak langsung akan mempengaruhi pendidikan serta status gizi dan apabila wanita tersebut menyusui maka akan berpengaruh juga pada proses laktasi atau menyusui sehingga menyebabkan produksi ASI berkurang.ASI merupakan karunia Tuhan yang tidak ternilai harganya dan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan bayi (Jasin, 2000)

d. Umur ibu

Telah kita ketahui bahwa umur sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi. Umur yang dianggap optimal untuk kehamilan 21 - 35 tahun. Usia ibu sangat berpengaruh terhadap produksi ASI, selain itu juga dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu selama hamil dan keadaan emosi (Jasin,2000).e. Jumlah anak

Jumlah anak sangat mempengaruhi penurunan produksi ASI meskipun pada saat menyusui ibu sedang hamil bahkan sebagai faktor resiko untuk melahirkan bayi prematur atau mengganggu pertumbuhan janin intrauterin, asalkan ibu sehat, mendapatkan diit yang baik serta tidak terdapat kontraindikasi. Ibu mempunyai kebebasan lebih besar untuk memilih berapa banyak anak yang dimiliki caranya mungkin dengan memperpanjang pemberian ASI yang akan sangat mengurangi peluang kehamilan berikutnya (Jasin, 2000).

Menurut Notoatmodjo (2000) mengemukakan bahwa pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan antara lain adalah a) tahu (know) artinya kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya termasuk diantaranya mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, b) memahami (comprehention) artinya kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi secara benar,c) apiikasi (aplication) artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kodisi yang nyata, yaitu penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, prinsip dan sebagainya, d) analisa (analisys) artinya kernampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi dalam suatu struktur organisasi dan masih ada, e) evaluasi (evaluation) artinya kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu material atau obyek. Penelitian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.

Menurut Arikunto (2006) untuk mengetahui secara kuantitatif tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dibagi menjadi 4 yaitu: a) Baik: 76-100%, b) cukup baik: 56-75%, c) kurang baik: 40-55%, d) tidak baik: 30 thn

Sekolah

- Tidak sekolah- Bekerja

- Tidak bekerja

- Baik- Tidak baik- Gaji Tetap- Gaji Tidak Tetap- ASI Ekslusif

- Tidak ASI

Ekslusif

Nominal

Nominal

Nominal

Nominal

Nominal

NominalKuesioner

KTP

Kuesioner

KuesionerKuesioner

Kuesioner

Kuesioner

G. Prosedur Penelitian atau Pengumpulan dan Pengolahan Data1. Langkah dan teknik pengumpulan data

2. Jadwal Pengumpulan Data

Jadwal

/

BulanApril

-

MeiJuni-

JuliAgustus

-

SeptemberNovember - DesemberJanuari-

FebruariMaret-

AprilMei-

Juni

PembuatanproposalXXXXX

Presentasi proposalX

Pengumpulan dataX

Rekapitulasi dan Analisis DataX

Penyusunan laporan dan revisiX

H. Bahan / Alat / Instrument yang digunakan:

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang berisikan beberapa pertanyaan mengenai pemberian ASI eksklusif.I. Etika Penelitian

1. Monitoring keamanan subyek penelitian :

Monitoring keamanan tidak dilakukan karena penelitian ini dilakukan dalam bentuk memberikan kuesioner dengan tidak mencantumkan nama responden sehingga tidak mempunyai risiko yang merugukan subyek penelitian.

2. Terkait bahan biologi sisa :

Penelitian ini menggunakan kuesioner, tidak menggunakan bahan biologi, sehingga tidak didapatkan bahan biologi sisa.

J. Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan instrument yaitu kuesioner untuk mengumpulkan data dasar. Tahap pengolahan data dalam penelitian ini yaitu :a) EditingMerupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.b) ScoringSetiap jawaban responden atau hasil observasi data pengetahuan dikumpulkan dan dapat diberikan skor 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah (Notoatmodjo, 2010). Mengubah data berbentuk huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding atau pemberian kode sangat berguna dalam memasukan data (data entry)c) Entry Data Pada langkah ini, data yang diperoleh dimasukkan kedalam lembar kerja komputer untuk memudahkan pengolahan data.

d) Cleaning

Langkah ini digunakan menghilangkan data yang tidak perlu.

K. Analisis Data1. Analisis UnivariatAnalisis Univariat (analisis deskriptif) yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel.Dalam penelitiann ini analisis univariat dilakukan masing masing variabel yang diteliti yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, tingkat ekonomi dan pemberian ASI eksklusif.

Dengan menggunakan rumus : X =( F / n ) x 100 %Keterangan : X : Hasil presentase

F : Frekuensi hasil pencapaian

n : Total seluruh observasi

Analisis univariat (analisis deskriptif) untuk membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai berbagai fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti. Dengan menggunakan program SPSS 15.0 disajikan dalam bentuk tabel distribusi yaitu mean, min max dan standart deviasi.

2. Analisis Bivariat

Setelah dilakuakan analisis univariat tersebut diatas, maka hasilnya akan diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan dengan analisis bivariat.Analisis bivariat berfungsi untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif.Uji statistik yang digunakan adalah chi square.Uji square atau uji kai kuadrat digunakan untuk menguji 2 kelompok data baik variabel independent maupun dependentnya berbentuk kategori atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat diskrit.

Dasar uji kai kuadrat itu sendiri adalah membandingkan perbedaan frekuensi hasil observasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E). Perbedaan tersebut meyakinkan jika harga dari Kai Kuadrat sama atau lebih besar dari suatu harga yang ditetapkan pada taraf signifikan tertentu (dari tabel ).Uji Kai Kuadrat dapat digunakan untuk menguji :

a. Uji x untuk ada tidaknya hubungan antara dua variabel (Independency test).

b. Uji x untuk homogenitas antar sub kelompok (Homogenity test). c. Uji x untuk bentuk distribusi (Goodness of Fit).

Dari ketiga kegunaan diatas dalam penelitian ini uji chi square dengan x digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel (Independency test), yaitu pemberian ASI eksklusif sebagai variabel bebas dan karakteristik ibu meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan tingkat ekonomi sebagai variabel terikat.Sebagai rumus dasar dari uji chi square adalah :

( O E )

x = EKeterangan :

x = Nilai chi square.

O = frekuensi hasil observasi atau diamati.

E = frekuensi yang diharapkan.

Dalam melakukan uji kai kuadrat,harus memenuhi syarat :

1. Sampel dipilih secara acak.

2. Semua pengamatan dilakukan dengan independent.

3. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1 (satu). Sel dengan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20 % dari total sel.4. Besar sampel sebaiknya > 40.

Pembuktian uji chi square dapat menggunakan formula :Mencari nilai x tabel dengan rumus :dk = (k - 1) (b - 1)

Keterangan : k = banyaknya kolom

b = banyaknya baris

Untuk mengetahui umur, pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan tingkat ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif digunakan taraf signifikan yaitu (0,05) :

a) Apabila p 0,05 = Ho ditolak,berarti ada hubungan antara faktorfaktor yang mempengaruhi rendahnya ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif.

b) Apabila p > 0,05 = Ho diterima atau gagal mnolah Ha, berarti tidak ada hubungan faktor faktor yang mempengaruhi rendahnya ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif.BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATAA. Gambaran Umum Daerah PenelitianPenelitian dilakukan di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Geografis RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang Desa Pamotan terletak di wilayah Kecamatan Dampit Kabupaten Malang dengan luas 1168,250 Ha. Wilayah Desa Pamotan dibatasi oleh beberapa desa lain, sebelah utara: Desa Jambangan sebelah selatan : Desa Majang Tengah, sebelah timur: Desa Dampit, sebelah barat: Desa Rembun. Dalam satu desa dibagi menjadi 7 dusun 26 RW ( 1 RW = 4 RT ).

B. Karakteristik Responden

Penelitian dilakukan di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang, didapatkan 50 orang yang dijadikan sample penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan cara pengisian kuesioner.

Usia ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.Kriteria PendidikanJumlah

Frekuensi (f)Persentase (%)

> 20 Tahun-0

20 - 30 Tahun3389

> 30 Tahun 2411

Total37100

Daritabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan usia ibu bayi 0-12 bulan di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang didapatkan sebagian besar usia ibu yang mempunyai bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif yaitu usia 20-30 tahun dan didapatkan data terkecil sebanyak pada ibu yang berusia lebih dari 30 tahun.

Distribusi frekuensi berdasarkan faktor pendidikan ibu di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.Kriteria PendidikanJumlah

Frekuensi (f)Persentase (%)

Tinggi1130

Sedang616

Rendah2054

Total37100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan ibu bayi 0-12 bulan di RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang didapatkan sebagian besar (54%) berpendidikan rendah dan sebagian kecil sebanyak (16%) berpendidikan sedang.

Berdasarkan pekerjaan ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

Kriteria PendidikanJumlah

Frekuensi (f)Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga1643

Buruh411

Petani411

Swasta514

PNS821

Total37100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu bayi 0-12 bulan di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang didapatkan sebagian besar (43%).

sebagai ibu rumah tangga dan sebagian kecil sebanyak (11%) sebagai buruh dan petani.

Berdasarkan faktor pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 0 - 12 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten MalangPengetahuanJumlah

Frekuensi (f)Persentase (%)

Baik1130

Cukup Baik1027

Kurang Baik1643

Tidak Baik 00

Total37100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan faktor pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang didapatkan sebagian besar,berpengetahuan kurang dan sebagian kecil ibu berpengetahuan cukup baik.

Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat ekonomi ibu di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.Tingkat EkonomiJumlah

Frekuensi (f)Persentase (%)

Gaji Tetap3184

Gaji Tidak Tetap 616

Total37100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan tingkat ekonomi ibu bayi 0-12 bulan di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang didapatkan sebagian besar (84%) upah minimum regional dan sebagian kecil sebanyak (16 %) tidak upah minimum regional.

Distribusi frekuensi berdasarkan ASI Eksklusif ibu di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

ASI EksklusifJumlah

Frekuensi (f)Persentase (%)

ASI Eksklusif1736

Tidak ASI Eksklusif2064

Total37100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan ASI eksklusif ibu bayi 0-12 bulan di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang didapatkan sebagian besar (64%) tidak ASI eksklusif dan sebagian kecil sebanyak (36%) tidak ASI eksklusif.

BAB VIPEMBAHASANSesuai dengan tujuan penelitian yang telah disajikan dalam bab 1 maka pembahasan ini akan diuraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif yaitu umur ibu, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang menunjukkan bahwa berdasarkan faktor usia ibu adalah sebagian besar 89%.Tingkat umur ibu-ibu sebagian besar adalah usia 20-30 tahun yang tidak memberikan ASI eksklusif.

Menurut Notoatmodjo (2002), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, salah satu diantaranya yaitu faktor usia responden, pendidikan, lingkungan, intelegensia dan pekerjaan. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Ferrer (1994), bahwa umur seseorang dapat berpengaruh terhadap kematangan dalam berpikir, menerima informasi serta dapat menyaring pengalaman dan kematangan jiwanya. Sedangkan menurut Soetjinjingsih (1997), banyak ibu yang memberikan makanan tambahan karena adanya anggapan bahwa jika memberikan ASI eksklusif maka bentuk payudara akan berubah dan akan kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita.

Berdasarkan teori tersebut dapat dipahami bahwa tingkat usia dan pemahaman ibu-ibu terhadap ASI eksklusif mengakibatkan rendahnya cakupan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

Faktor pendidikan ibu, faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan di Desa Pamotan Kecamatan Dampit KabupatenMalang menunjukkanbahwa berdasarkanfaktor pendidikannya adalah sebagian besar berkategori rendah 54%.Menurut pendapat Nursalam (2001), yang menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula pengetahuan yang didapat yang akhirnya akan mempengaruhi pola pikir dan daya nalar seseorang. Sedangkan menurut Jasin (2000) tingkat pendidikan ibu yang rendah, wawasan pengetahuan terbatas dan tradisi turun temurun merupakan beberapa faktor yang mendukung timbulnya anggapan bahwa ASI saja tidak cukup sebagai makanan bayi. Akibatnya, para ibu memberikan aneka bentuk cairan sebagai makanan pengganti ASI sebelum bayinya mencapai umur 6 bulan. Jadi anjuran pemberian ASI eksklusif minimal 6 bulan sangat sulit dilaksanakan sesuai harapan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Notoatmodjo (2002), yang mengatakan pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang dalam pola hidup terutama dalam motivasi untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Berdasarkan teori tersebut dapat dipahami bahwa rendahnya tingkat pendidikan dan pemahaman ibu-ibu terhadap ASI mengakibatkan rendahnya cakupan ASI eksklusif di Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

Faktor pekerjaan ibu, faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang menunjukkan bahwa berdasarkan faktor pekerjaannya adalah sebagian besar ibu rumah tangga (43%)

Menurut pendapat Notoatmodjo (2003), bahwa orang yang bekerja memiliki pengetahuan yang lebih luas dari pada orang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja orangtersebut akan memperoleh banyak informasi dan pengalaman. Hal itu juga diperkuat oleh pendapat Latipun (2001), seorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada orang yang tidak bekerja karena dengan bekerja seseorang akan mempunyai banyak informasi.

Menurut Mellyna (2000) ibu yang bekerja mempunyai persoalan sendiri dalam memberikan ASI. Selain itu, ibu yang bekerja juga mengalami masalah seperti payudara bengkak karena penuh dengan air susu, hal ini menyebabkan air susu meleleh keluar. Jika ibu bekerja, pada waktu anak disusui, ASI perlu diperah, disimpan dalam lemari es sampai 2 x 24 jam dan berikan ASI menggunakan sendok. Dengan begitu ibu bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif.

Berdasarkan teori tersebut dapat dipahami bahwa rendahya tingkat pendidikan dan pemahaman ibu-ibu terhadap ASI mengakibatkan rendahnya tingkat cakupan ASI eksklusif di Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

Faktor pekerjaan ibu, faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan di RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang menunjukkan bahwa berdasarkan faktor pengetahuannya adalah sebagian besar berkatagori kurang (43%).

Tingkat pengetahuan ibu-ibu sebagian besar adalah kurang pada pemahaman terhadap pengertian dan manfaat ASI eksklusif.

Menurut Ahmadi (1997) pengetahuan adalah apa yang diketahui yang tertangkap panca indera manusia baik secara formil melalui lembaga pendidikan maupun non formil melalui penataran, pelatihan maupun buku-buku. Pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari atau disimpan dalam ingatan dapat berupa fakta, kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip dari suatu metode yang diketahui. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2005), mengatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior), sebagaimana pengetahuan tercermin lewat perilaku yang baik ataupun buruk.

Berdasarkan teori tersebut dapat dipahami bahwa rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman ibu-ibu terhadap ASI eksklusif mengakibatkan rendahnya tingkat cakupan ASI eksklusif di RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.Berdasarkan tingkat ekonomi, dengan sosial ekonomi rendah berpengaruh didalam kehidupan seseorang wanita khususnya kesehatan. Bila keadaan ekonomi seseorang wanita rendah, secara tidak langsung akan mempengaruhi pendidikan serta status gizi dan apabila wanita tersebut menyusui maka akan berpengaruh juga pada proses laktasi atau menyusui sehingga menyebabkan produksi ASI berkurang.BAB VIIPENUTUP

A.Kesimpulan.

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnyacakupan ASI eksklusif ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan karakteristik ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan yang tidak melaksanakan ASI ekslusif, frekuensi berdasarkan faktor usia ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 33 %, usia 20-30 tahun dan sebagian kecil 11 % usia lebih dari 30 tahun, frekuensi berdasarkan faktor pendidikan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 54

% berpendidikan SD dan sebagian kecil sebanyak 16 % berpendidikan SMP, frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 43 % sebagai ibu rumah tangga dan sebagian kecil sebanyak 11 % ibu bekerja sebagai buruh dan petani.

Faktor pengetahuan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak

43 %, berpengetahuan kurang dan sebagian kecil sebanyak 27 % ibu berpengetahuan cukup baik, responden yang tidak memberikan ASI eksklusif dari faktor fisik karena payudara bengkak( mastitis ) sebanyak

57 %, sedangkan responden yang tidak memberikan ASI eksklusif karena penyakit tidak ada, responden yang tidak memberikan ASI eksklusif dari faktor psikologi ibu siap menyusui 89 %, sedangkan responden yang tidak memberikan ASI eksklusif payudara tidak menarik sebanyak 14 % responden yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 70 %

memberikan makanan atau minuman pendamping, sedangkan yang diperbolehkan memberi ASI secara eksklusif sebanyak 11 %.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian, dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

Bagi Tenaga Kesehatan

Setelah diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusifdiharapkanbagi profesi bidan dapat memberikan penyuluhan secara intensif kepada masyarakat, misalnya penyuluhan tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi usia di bawah 6 bulan pada saat dilaksanakannya posyandu,pemberian KIE, leaflet atau brosur tentang ASI eksklusif dan perawatan payudara sehingga ibu menyusui mengerti manfaat ASI eksklusif.

Bagi Masyarakat

Diharapkan bagi masyarakat, khususnya bagi ibu yang mempunyai bayi usia di bawah 6 bulan untuk memberikan ASI saja kepada bayinya tanpa memberikan makanan tambahan seperti susu formula atau makanan lotek kepada bayinya sampai usia 6 bulan. Bagi ibu bayi hendaknya selalu rutin datang ke posyandu untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayinya, juga mampu memperoleh tambahan informasi melalui penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader tentang pentingnya pemberian ASI dan manfaat pemberian ASI pada bayi sampai usia 6 bulan serta cara pemberian ASI yang benar pada bayi sehingga asupan gizi pada bayi tercukupi sesuai dengan usianya.

Bagi Peneliti selanjutnya

Karena keterbatasan peneliti maka peneliti harapkan bagi peneliti selanjutnya, dapat menggunakan hasil ini sebagai bahan penelitian dengan menggunakan metode yang lebih baik dan instrumen yang lebih lengkap. Misalnya dalam pengambilan sampel yang digunakan lebih banyak lagi, karena semakin banyak sampel maka hasil penelitian akan semakin akurat, serta dapat meneliti karakteristik responden yang lain dan menggali selengkap-lengkapnya sehingga penelitian selanjutnya dapat memberikan hasil yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKAAkre, J. 1990. Infant Feeding.The Physiological Basic. Alih Bahasa :

Boedihardjo, SD. 1994. Perinasia : Jakarta Arikunto, S. 2006. Prosedur Peneletian. Rineka Cipta : Jakarta Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta.Depkes RI. 2001. Manajemen Lektasi, Buku panduan bagi Bidan dan Petugas

Kesehatan di Puskesmas. Jakarta.Depkes RI. 2002. Ibu Bekerja Tetap Memberikan ASI. Direktur BIna Gizi

Masyarakat. Jakarta. Dinkes Prop Jatim, 2005. Manajemen Laktasi : Buku Pegangan Bagi Petugas

Kesehatan. Surabaya. Hidayatul Alimul RI, A. 2004. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisa

Data. Salemba Medika : Jakarta. Kep Menkes RI. 2004. Pemberian ASI Ekslusif pada bayi di Indonesia. Depkes RI : Jakarta. Muchtadi, P. 1996. Gizi untuk Bayi : ASI, susu Formula dan Makanan Tambahan.

Sinar Harapan : Jakarta. Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi Jilid 2. Bharata Niaga Media : Jakarta. Nasir, M. 2003. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia : Jakarta. Notoatmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rieneka Cipta : Jakarta. Notoatmojo, S. 2002. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rieneka Cipta : Jakarta. Notoatmojo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rieneka CIpta :

Jakarta. Notoatmojo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Rieneka Cipta :

Jakarta. Riyadi, B. Doddy dan Masnur. 2008. Bagamana Menulis KTI Kesehatan. Asah,

Asih : Malang. Lampiran 1

PERTANYAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama

: Made Diah Ayu Merdiana

NPM

: 11700341

Program Studi: Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma

Surabaya.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis dengan judul Faktor Faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu menyusui di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang, benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan,maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Surabaya,........................

Yang membuat pernyataan,

(Made Diah Ayu Merdiana)

NPM : 11700341

Lampiran 2

PENGANTAR KUESIONERJudul Penelitian:Faktor faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan ASI Eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

Peneliti :Made Diah Ayu Merdiana

(Nomor Telpon yang dapat dihubungi 085649889838 )

Pembimbing:dr. Farida Anggraini Soetedjo, Sp.P

Para siswi yang terhormat,

Saya adalah Mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.Untuk menyelesaikan Tugas Akhir , saya bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul Faktor faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan ASI Eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang

Saya berkeyakinan bahwa penelitian ini memiliki manfaat yang sangat berguna untuk pengetahuan tentang ASI Eklsklusif. Oleh sebab itu saya berharap kesediaan ibu ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Apabila ibu ibu bersedia, kami mohon kesediaannya untuk menandatangani persetujuan menjadi responden dalam penelitian ini.

Atas perhatian dan kerjasama ibu ibu saya ucapkan terima kasih.

Surabaya,.................

Mengetahui : Peneliti,

( dr.Farida Anggraini Soetedjo, Sp.P )( Made Diah Ayu )

NIK.09415 - ET NPM : 11700341Lampiran 3SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN(Informed consent)

Setelah mendapat penjelasan dengan baik tentang tujuan dan manfaat Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan ASI eksklusif Pada Ibu Menyusui Di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang,saya mengerti bahwa saya diminta untuk mengisi kuisioner dan menjawab pertanyaan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif didesa kami.Saya memerlukan waktu sekitar 15 20 menit sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.Saya memahami bahwa penelitian ini tisak membawa resiko.Apabila ada pertanyaan yang menimbulkan respon emosional, penelitian ini akan dihentikan dan peneliti akan memberi dukungan.

Saya mengerti bahwa catatan mengenai data penelitian akan dirahasiakan, dan kerahasiaannya ini akan dijamin.Informasi mengenai identitas saya tidak akan ditulis pada instrument penelitian dan akan tersimpan secara terpinah ditempat yang aman.

Saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk berperan sebagai responden atau mengundurkan diri setiap saat tanpa adanya sanksi atau kehilangan semua hak saya.

Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini atau mengenai keterlibatan saya dalam penelitian ini, dan telah dijawab dengan memuaskan.

Secara sukarela saya sadar dan bersedia berperan dalam penelitian ini dengan menandatangani surat persetujuan menjadi responden.

Surabaya,.............

Responden,

(...............................) Saksi :

1.................................(tanda tangan) 2..........................(tanda tangan) 2 ( )(nama terang) ( )(nama terang)

Lampiran 4 PERNYATAAN TELAH MELAKSANAKAN INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama

: Made Diah Ayu Merdiana

NPM

: 11700341

Program Studi: Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma

Surabaya.

Menyatakan bahwa saya telah melaksanakan proses pengambilan data penelitian sesuai dengan yang disetujui pembimbing dan telah memperoleh pernyataan kesediaan dan persetujuan dari reponden sebagai sumber data.

Surabaya,..................

Mengetahui :

Ketua

Yang membuat pernyataan

Tim Etika Penelitian FKUWKS

(.............................................)

(...........................................)

NIP.

NPM :...............................

Lampiran 5

Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang

KUESIONERLembar kuesioner

Nama responden

:

Umur

:

Pendidikan

:

Pekerjaan

:

Jumlah anak

:

Sumber informasi

:

A.Pengetahuan tentang ASI

1. Apa kepanjangan ASI...........................?

a. Air Susu Ibu

b. Air yang keluar dari payudara

c. Tidak tahu

2. Apa yang dimaksud dengan ASI adalah...............................?

a. Makanan pokok bayi

b. Tidak tahu

c. ASI berguna untuk pertumbuhan bayi

3. Apa yang dimaksud dengan ASI Eksklusif dalah...................?

a. ASI yang diberikan khusus kepada bayi

b. Makanan tambahan + ASI yang diberikan sampai bayi usia 6 bulan

c. Pemberian ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan

4. Apa yang dimaksud dengan kolostrum.................?

a. ASI yang berwarna kuning kekentalan

b. ASI yang prtama kali keluar sampai hari ke III berwarna kuningkekentalan

c. ASI yang pertama keluar

5. Apakah manfaat kolostrum......................?a. Untuk kekebalan pada bayi

b. Merupakan makanan untuk bayi

c. Tidak tahu6. Apa keistimewaan ASI.......?

a. ASI mengandung vitamin saja

b. ASI tahan lama

c. ASI mengandung zat antibody yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan infeksi7. Sampai usia berapa ASI diberikan pada bayi................?

a. 2-3 tahun

b. 2 tahun

c. Tidak tahu8. Apa manfaat pemberian ASI bagi ibu dan bayi............?

a. Memberikan ASI sangat merepotkan

b. Pemberian ASI membantu ibu dan bayi bertambah dekat dan aman

c. Tidak tahu

B. Tingkat Ekonomi1.Rata rata Pendapatan per kepala keluarga ?

a. 1 juta

b. 3 juta

c. 5 juta

2.Rata rata Pengeluaran per kepala keluarga ?

a. 500 ribu

b. 1 juta

c. 1,5 juta

Lampiran 6Hasil Analisi SPSSNo.

Resp.UsiaPendi

dikanPeker

jaanjumlah

anakPengetahuan ibuFaktor InternalFaktor EksternalJumlah%Kriteria

Faktor EkonomiASI Eksklusif

1234567891

01

11

21

31

41

51

61

718192021

139SDIRTTiga000190001010101101000838.09%Kurang

239SMAIRTTiga010100010001001101001838.09%Kurang

326SMAIRTDua0111101110010111010011257.14%Baik

425SMPIRTDua0101101110010111011111466.67%Baik

535SMPIRTTiga0011010000011101010111047.61%Cukup

620SMASwastaSatu100010100100000101101733.33%Kurang

726SMPIRTDua1101101100000001110111152.39%Cukup

822SMASwastaSatu010011000011000111100942.85%Cukup

925SMPSwastaSatu0100101101111010111101361.90%Baik

1031SMPPNSSatu110011101001001011110838.09%Kurang

1126SDIRTDua1011001100100100010101257.14%Baik

1222SDIRTSatu010100101001010011000838.09%Kurang

1327SMPSwastaDua1100010111010000110011047.61%Cukup

1430SMPIRTTiga101100100001001011000838.09%Kurang

1534SDIRTTiga0111101100000110011001047.61%Cukup

1627SMPSwastaDua010110110010010100001942.85%Kurang

1726SMASwastaSatu011100101000000100111942.85%Kurang

1829SMASwastaDua0110110111000110111011361.90%Baik

1932SMPIRTTiga0101110100001010010111047.61%Cukup

2030SDIRTTiga011010000100100111000838.09%Kurang

2137SDBuruhTiga010101001000110101000838.09%Kurang

2225SMPPNSSatu1100011010010101010101047.61%Cukup

2325SMPSwastaSatu0011101100010001111011152.39%Cukup

2423SDIRTSatu101001010001000110100838.09%Kurang

2526SDIRTDua100101100011000010100838.09%Kurang

2630SDIRTTiga0111001010101011111101361.90%Baik

2732SMPIRTTiga0111101100011100010111361.90%Baik

2825SMPSwastaSatu1100110001111001110001152.39%Cukup

2923SDSwastaSatu1001010010011110010011047.61%Cukup

3027SDIRTDua000111110001000001000733.33%Kurang

3122SDIRTSatu010000101001000101100733.33%Kurang

3224SMAIRTSatu100110100001000001011838.09%Kurang

3327TPSwastaDua0111010110010111010111361.90%Baik

3430SDIRTTiga010100001001011101000842.85%Kurang

3528SDIRTDua1001010101110101011111338.09%Baik

3625SMAIRTSatu011100100001000010100733.33%Kurang

3722SMASwastaSatu1111111000010011111101466.67 &Baik

Lampiran 7FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH BERSALIN MITRA BUNDA DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

Made Diah AyuABSTRAKAyu, Made Diah. 2015. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan ASI Eksklusif Di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Tugas Akhir, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Pembimbing : dr. Farida Anggraini Soetedjo, Sp.P

Susu formula adalah makanan pengganti ASI yang diberikan pada bayi. Oleh karena suatu sebab ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif.Sedangkan ASI eksklusif adalah hanya pemberian ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan.Menurut SKDI tahin 1997 dan 2002 cakupan ASI eksklusif 6 bulan menurun dari 42,2 % tahun 1997 menjadi 39,5 % pada tahun 2002. Sementara penggunaan susu formula meningkat lebih dari tiga lipat selama 5 tahun dari 10,8 % tahun 1997 menjadi 32,5 % pada tahun 2002.Berdasarkan studi pendahuluan di RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada 37 responden.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu menyusui 0-12 bulan di RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.Desain penelitian ini adalah deskriptif.Sampel dalam penelitian adalah 37, yang diperoleh dengan menggunakan teknik total populasi sampling. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dengan kuisioner tertutup. Penelitian ini dilaksanakan di RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang pada bulan Mei sampai Juni 2009.Hasil yang didapatkan dari penelitian ini tentang faktor-faktor yangmempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada faktor tingkat pengetahuanibu sebagian besar kurang (43 %), pada faktor usia ibu sebagian besar berusia 20-30(89%),pada faktor tingkat pendidikan sebagian besar berpendidikan SD (54%), pada faktor pekerjaan sebagian besar ibu hanya sebagai ibu rumah tangga (43%),faktor fisik ibu (57 %) sebagian besar ibu menderita pembengkakan payudara,faktor psikologis (89 %) sebagian besar ibu siap menyusui pada bayi, faktor sosial budaya (70 %) sebagian besar memberikan makanan tambahan pada bayi sebelum umur 6 bulan.

Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu yang masihkurang, usia ibu berkisar antara 20-30 tahun,tingkat pendidikan ibu masih rendahdan ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, faktor fisik ibu menderita pembengkakan payudara, faktor psikologis ibu siap menyusui pada bayi, faktorsosial budaya memberikan makanan tambahan sebelum bayi umur 6 bulan.Saranbagi tenaga kesehatan diharapkan bagi profesi bidan dapat memberikan penyuluhan secara intensif kepada masyarakat khususnya kepada ibu yang memiliki bayi dibawah usia 0-6 bulan pada saat dilaksanakannya posyandu, pemberian KIE, leaflet atau brosur tentang ASI eksklusif dan perawatan payudara sehingga ibu mengerti manfaat ASI eksklusif.

Kata kunci : ASI Eksklusif, 0-12 bulanPENDAHULUAN

Latar belakang

Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena dapat mencukupi seluruh unsur kebutuhan bagi bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual, selain itu ASI juga mengandung nutrisi, hormon unsur kekebalan, faktor pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Manfaat ASI bagi bayi secara garis besar adalah sebagai nutrisi, meningkatkan jalinan kasih sayang, melindungi anak dari serangan alergi, meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara, serta menunjang perkembangan motorik. Selain itu manfaat ASI bagi ibu adalah mengurangi terjadinya anemia, mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara, lebih ekonomis, tidak merepotkan atau hemat waktu, praktis dan memberi kepuasan bagi ibu (Roesli, 2000).

Berdasarkan survey yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition and Health Surveilance System (NSS) kerjasama dengan Balitbangkes dan Hellen Keller International di empat kota yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang dan Makasar, menunjukkan cakupan ASI eksklusif 0 - 6 bulan hanya 12 %. Salah satu usaha untuk mencegah semakin menurunnya angka ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif, banyak kendala yang dihadapi para ibu untuk memberikan ASI kepada anaknya terutama ASI eksklusif, seperti perilaku menyusui yang kurang mendukung misalnya, pemberian makan atau minum, kurangnya rasa percaya diri bahwa ASI cukup untuk bayinya, ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin, yang menyebabkan penggunaan susu botol atau susu formula secara dini. Sehingga dapat menggeser kedudukan ASI dan yang kontroversial adalah gencarnya promosi susu formula baik melalui petugas kesehatan maupun melalui media massa bahkan langsung kepada ibu-ibu (Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, 2007). Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006 dan 2009 memperlihatkan data yang menarik tentang penurunan perilaku pemberian ASI kepada bayi tahun 2006, ada 8 % ibu yang menyusui bayinya 1 jam pertama, tahun 2009 presentasinya menjadi 3,7 % menurut The Golden Moment (Riskesdes, 2010).

Statistik Dinas Kesehatan Kabupaten Malang tahun 2007 pencapaian ASI eksklusif di Kabupaten Malang adalah 51, 97% untuk tingkat Puskesmas Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang pencapaian ASI eksklusif 32,40% (dari 915 bayi). Sedangkan ASI eksklusif yang dilaporkan oleh RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang 28,79 % (dari 215 bayi). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada tanggal 8 dan 9 Juni 2013 terhadap 37 ibu menyusui dari RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang diperoleh hasil bahwa pencapaian ASI eksklusif sebesar 57 % dari yang seharusnya 100 %, oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang faktor - faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif di RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.1.2. Rumusan Masalah

1.Apakah angka cakupan ASI eksklusif yang rendah di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang di pengaruhi oleh faktor usia, pendidikan dan pekerjaan ibu?

2. Apakah faktor pengetahuan ibu berpengaruh terhadap rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu menyusui di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang?3.Apakah faktor sosial budaya dan faktor tingkat ekonomi berpengaruh terhadap rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu menyusui di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang?1.3. Tujuan

1.3.1.Tujuan umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu menyusui 0 - 12 bulan di Rumah Bersalin Mitra Bunda dan masyarakat Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.1.3.2.Tujuan khusus

1.Menganalisis pengaruh faktor umur, pendidikan, pekerjaan ibu menyusui (Buteki) terhadap rendahnya cakupan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.2. Menganalisis pengaruh faktor pegetahuan pada ibu yang menyusui (Buteki) terhadap rendahnya cakupan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. 3.Menganalisis pengaruh faktor tingkat ekonomi, sosial budaya pada ibu yang menyusui (Buteki) terhadap rendahnya cakupan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. 1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi MasyarakatHasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan bagi dokter dan bidan dalam memberikan konseling serta penyuluhan tentang pemberian ASI bagi ibu - ibu menyusui.1.4.2.Bagi Institusi PendidikanSebagai motivasi untuk meningkatkan peran sebagai pendidik dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 1.4.3. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman tentang pemberian ASI eksklusif.

B. Hipotesis PenelitianHo. : Terdapat hubungan antara faktor umur ibu, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan ibu menyusui (Buteki) dengan rendahnya cakupan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda dan masyarakat Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.H1 : Terdapat hubungan antara faktor tingkat ekonomi dan sosial budaya ibu menyusui dengan rendahnya cakupan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda dan masyarakat Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.Metodologi Penelitian Penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian observasional dengan rancangan survey cross sectional untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Variabel Penelitiana. Variabel terikat : ASI eksklusif

b. Variabel bebas : Umur, pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, dan tingkat ekonomi. Analisis Data1. Analisis Univariat

Analisis Univariat (analisis deskriptif) yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel.

Dalam penelitiann ini analisis univariat dilakukan masing masing variabel yang diteliti yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, tingkat ekonomi dan

pemberian ASI eksklusif.

Dengan menggunakan rumus : X =( F / n ) x 100 %Keterangan :

X : Hasil presentase

F : Frekuensi hasil pencapaian

n : Total seluruh observasi

Analisis univariat (analisis deskriptif) untuk membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai berbagai fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti. Dengan menggunakan program SPSS 15.0 disajikan dalam bentuk tabel distribusi yaitu mean, min max dan standart deviasi.

2. Analisis Bivariat

Setelah dilakuakan analisis univariat tersebut diatas, maka hasilnya akan diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan dengan analisis bivariat.Analisis bivariat berfungsi untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif.

Uji statistik yang digunakan adalah chi square.Uji square atau uji kai kuadrat digunakan untuk menguji 2 kelompok data baik variabel independent maupun dependentnya berbentuk kategori atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat diskrit.

Dasar uji kai kuadrat itu sendiri adalah membandingkan perbedaan frekuensi hasil observasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E). Perbedaan tersebut meyakinkan jika harga dari Kai Kuadrat sama atau lebih besar dari suatu harga yang ditetapkan pada taraf signifikan tertentu (dari tabel ).

Uji Kai Kuadrat dapat digunakan untuk menguji :

d. Uji x untuk ada tidaknya hubungan antara dua variabel (Independency test).

e. Uji x untuk homogenitas antar sub kelompok (Homogenity test).

f. Uji x untuk bentuk distribusi (Goodness of Fit).

Dari ketiga kegunaan diatas dalam penelitian ini uji chi square dengan x digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel (Independency test), yaitu pemberian ASI eksklusif sebagai variabel bebas dan karakteristik ibu meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan tingkat ekonomi sebagai variabel terikat.

Sebagai rumus dasar dari uji chi square adalah :

( O E )

x = E

Keterangan :

x = Nilai chi square.

O = frekuensi hasil observasi atau diamati.

E = frekuensi yang diharapkan.

Dalam melakukan uji kai kuadrat,harus memenuhi syarat :

1. Sampel dipilih secara acak.

2. Semua pengamatan dilakukan dengan independent.

3. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1 (satu). Sel dengan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20 % dari total sel.

4. Besar sampel sebaiknya > 40.

Pembuktian uji chi square dapat menggunakan formula :

Mencari nilai x tabel dengan rumus :

dk = (k - 1) (b - 1)

Keterangan : k = banyaknya kolom

b = banyaknya baris

Untuk mengetahui umur, pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan tingkat ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif digunakan taraf signifikan yaitu (0,05) :

c) Apabila p 0,05 = Ho ditolak,berarti ada hubungan antara faktorfaktor yang mempengaruhi rendahnya ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif.

d) Apabila p > 0,05 = Ho diterima atau gagal mnolah Ha, berarti tidak ada hubungan faktor faktor yang mempengaruhi rendahnya ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif.

Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang, didapatkan 50 orang yang dijadikan sample penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan cara pengisian kuesioner.

Usia ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.Kriteria PendidikanJumlah

Frekuensi (f)Persentase (%)

> 20 Tahun-0

20 - 30 Tahun3389

> 30 Tahun 2411

Total37100

Daritabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan usia ibu bayi 0-12 bulan di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang didapatkan sebagian besar usia ibu yang mempunyai bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif yaitu usia 20-30 tahun dan didapatkan data terkecil sebanyak pada ibu yang berusia lebih dari 30 tahun.

Distribusi frekuensi berdasarkan faktor pendidikan ibu di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.Kriteria PendidikanJumlah

Frekuensi (f)Persentase (%)

Tinggi1130

Sedang616

Rendah2054

Total37100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan ibu bayi 0-12 bulan di RB Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang didapatkan sebagian besar (54%) berpendidikan rendah dan sebagian kecil sebanyak (16%) berpendidikan sedang.

Berdasarkan pekerjaan ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

Kriteria PendidikanJumlah

Frekuensi (f)Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga1643

Buruh411

Petani411

Swasta514

PNS821

Total37100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu bayi 0-12 bulan di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang didapatkan sebagian besar (43%).

sebagai ibu rumah tangga dan sebagian kecil sebanyak (11%) sebagai buruh dan petani.

Berdasarkan faktor pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 0 - 12 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten MalangPengetahuanJumlah

Frekuensi (f)Persentase (%)

Baik1130

Cukup Baik1027

Kurang Baik1643

Tidak Baik 00

Total37100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan faktor pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang didapatkan sebagian besar,berpengetahuan kurang dan sebagian kecil ibu berpengetahuan cukup baik.

Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat ekonomi ibu di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.Tingkat EkonomiJumlah

Frekuensi (f)Persentase (%)

Gaji Tetap3184

Gaji Tidak Tetap 616

Total37100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan tingkat ekonomi ibu bayi 0-12 bulan di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang didapatkan sebagian besar (84%) upah minimum regional dan sebagian kecil sebanyak (16 %) tidak upah minimum regional.

Distribusi frekuensi berdasarkan ASI Eksklusif ibu di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.ASI EksklusifJumlah

Frekuensi (f)Persentase (%)

ASI Eksklusif1736

Tidak ASI Eksklusif2064

Total37100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan ASI eksklusif ibu bayi 0-12 bulan di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang didapatkan sebagian besar (64%) tidak ASI eksklusif dan sebagian kecil sebanyak (36%) tidak ASI eksklusif.

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disajikan dalam bab 1 maka pembahasan ini akan diuraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif yaitu umur ibu, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang menunjukkan bahwa berdasarkan faktor usia ibu adalah sebagian besar 89%.Tingkat umur ibu-ibu sebagian besar adalah usia 20-30 tahun yang tidak memberikan ASI eksklusif.

Menurut Notoatmodjo (2002), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, salah satu diantaranya yaitu faktor usia responden, pendidikan, lingkungan, intelegensia dan pekerjaan. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Ferrer (1994), bahwa umur seseorang dapat berpengaruh terhadap kematangan dalam berpikir, menerima informasi serta dapat menyaring pengalaman dan kematangan jiwanya. Sedangkan menurut Soetjinjingsih (1997), banyak ibu yang memberikan makanan tambahan karena adanya anggapan bahwa jika memberikan ASI eksklusif maka bentuk payudara akan berubah dan akan kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita.

Berdasarkan teori tersebut dapat dipahami bahwa tingkat usia dan pemahaman ibu-ibu terhadap ASI eksklusif mengakibatkan rendahnya cakupan ASI eksklusif di Rumah Bersalin Mitra Bunda Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

Faktor pendidikan ibu, faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan di Desa Pamotan Kecamatan Dampit KabupatenMalang menunjukkanbahwa berdasarkanfaktor pendidikannya adalah sebagian besar berkategori rendah 54%.

Menurut pendapat Nursalam (2001), yang menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula pengetahuan yang didapat yang akhirnya akan mempengaruhi pola pikir dan daya nalar seseorang. Sedangkan menurut Jasin (2000) tingkat pendidikan ibu yang rendah, wawasan pengetahuan terbatas dan tradisi turun temurun merupakan beberapa faktor yang mendukung timbulnya anggapan bahwa ASI saja tidak cukup sebagai makanan bayi. Akibatnya, para ibu memberikan aneka bentuk cairan sebagai makanan pengganti ASI sebelum