tugas 6 peran sistem pengaturan, good governance

19
ETIKA BISNIS PERAN SISTEM PENGATURAN, GOOD GOVERNANCE NAMA : KARTIKA SANDI UTAMI (14212035) KELAS : 4EA19

Upload: kartika-sandi-utami

Post on 27-Jan-2016

192 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Tugas 6 Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 6 Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

ETIKA BISNIS

PERAN SISTEM PENGATURAN, GOOD GOVERNANCE

NAMA : KARTIKA SANDI UTAMI (14212035)

KELAS : 4EA19

Program Sarjana Ekonomi

Universitas Gunadarma

2015/2016

Page 2: Tugas 6 Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

DEFINISI PENGATURAN

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Peraturan adalah ketentuan yang mengikat warga kelompok masyarakat, dipakai

sebagai panduan, tatanan, dan kendalikan tingkah laku yang sesuai dan diterima :

setiap warga masyarakat harus menaati aturan yang berlaku; atau ukuran, kaidah yang

dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai atau membandingkan sesuatu.

Lydia Harlina Martono

Peraturan merupakan pedoman agar manusia hidup tertib dan teratur. Jika tidak

terdapat peraturan, manusia bisa bertindak sewenang-wenang, tanpa kendali, dan sulit

diatur.

Jadi definisi dari peraturan adalah suatu perjanjian yang telah dibuat untuk

kepentingan umum, tentang apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

GOOD GOVERNANCE

Terdapat tiga terminologi yang masih rancu dengan istilah dan konsep good governance,

yaitu : good governance (tata pemerintahan yang baik), good government (pemerintahan yang

baik), dan clean governance (pemerintahan yang bersih). Untuk lebih dipahami makna

sebenarnya dan tujuan yang ingin dicapai atas good governance, maka adapun beberapa

pengertian dari good governance, antara lain :

1. Menurut Bank Dunia (World Bank) Good governance merupakan cara kekuasaan

yang digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk

pengembangan masyarakat (Mardoto, 2009).

2. Menurut UNDP (United National Development Planning)

Good governance merupakan praktek penerapan kewenangan pengelolaan berbagai

urusan. Penyelenggaraan negara secara politik, ekonomi dan administratif di semua

tingkatan. Dalam konsep di atas, ada tiga pilar good governance yang penting, yaitu :

a. Kesejahteraan rakyat (economic governance).

b. Proses pengambilan keputusan (political governance).

c. Tata laksana pelaksanaan kebijakan (administrative governance) (Prasetijo, 2009).

Page 3: Tugas 6 Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

3. Kunci utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi

Indonesia (MTI), adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya.

Bertolak dari prinsip-prinsip ini didapat tolok ukur kinerja suatu pemerintah.

GOVERNANCE SYSTEM 

Istilah sistem pemerintahan merupakan kombinasi dari dua kata, yaitu : "sistem" dan

"pemerintah". Berarti sistem secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang

memiliki hubungan fungsional antara bagian-bagian dan hubungan fungsional dari

keseluruhan, sehingga hubungan ini menciptakan ketergantungan antara bagian-bagian yang

terjadi jika satu bagian tidak bekerja dengan baik akan mempengaruhi keseluruhan. Dan

pemerintahan dalam arti luas memiliki pemahaman bahwa segala sesuatu yang dilakukan

dalam menjalankan kesejahteraan negara dan kepentingan negara itu sendiri. Dari pengertian

itu, secara harfiah berarti sistem pemerintahan sebagai bentuk hubungan antar lembaga

negara dalam melaksanakan kekuasaan negara untuk kepentingan negara itu sendiri dalam

rangka mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.

Menurut Moh. Mahfud MD, adalah pemerintah negara bagian sistem dan mekanisme kerja

koordinasi atau hubungan antara tiga cabang kekuasaan yang legislatif, eksekutif dan

yudikatif (Moh. Mahfud MD, 2001: 74). Dengan demikian, dapat disimpulkan sistem adalah

sistem pemerintahan negara dan administrasi hubungan antara lembaga negara dalam rangka

administrasi negara.

BUDAYA ETIKA

Good governance merupakan tuntutan yang terus menerus diajukan oleh publik dalam

perjalanan roda pemerintahan. Tuntutan tersebut merupakan hal yang wajar dan sudah

seharusnya direspon positif oleh aparatur penyelenggaraan pemerintahan. Good governance

mengandung dua arti yaitu :

1. Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang hidup dalam kehidupan masyarakat

berbangsa dan bernegara yang berhubungan dengan nilai-nilai kepemimpinan. Good

governance mengarah kepada asas demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

2. Pencapaian visi dan misi secara efektif dan efisien. Mengacu kepada struktur dan

kapabilitas pemerintahan serta mekanisme sistem kestabilitas politik dan administrasi

negara yang bersangkutan.

Page 4: Tugas 6 Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

Untuk penyelenggaraan Good governance tersebut maka diperlukan etika pemerintahan.

Etika merupakan suatu ajaran yang berasal dari filsafat mencakup tiga hal yaitu :

1. Logika, mengenai tentang benar dan salah.

2. Etika, mengenai tentang pe-rilaku baik dan buruk.

3. Estetika, mengenai tentang keindahan dan kejelekan.

KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE

Dalam hal ini, ada Sembilan karakteristik good governance dari United Nation Development

Program (UNDP), yakni :

1. Partisipasi

Konsep partisipasi tentu sejalan dengan system pemerintahan yang demokrasi yang

diterapkan di Indonesia. Partisipasi secara sederhana berarti adanya peran serta dalam

suatu lingkungan kegiatan. Peran serta disini menyangkut akan adanya proses antara

dua atau lebih pihak yang ikut mempengaruhi satu sama lain yang menyangkut

pembuatan keputusan, rencana, atau kebijakan. Tujuan utama dari adanya partisipasi

sendiri adalah untuk mempertemukan kepentingan yang sama dan berbeda dalam

suatu perumusan dan pembuatan kebijakan secara berimbang untuk semua pihak yang

terlibat dan terpengaruh.

2. Rule of law

Rule of low berarti penegakan hukum yang adil dan tanpa pandang buluh, yang

mengatur hak-hak manusia yang berarti adnya supremasi hukum. Menurut Bargir

manan (1994).

3. Transparansi

Transparansi berarti adanya keterbukaan terhadap publik sehingga dapat diketahui

oleh pihak yang berkepentingan mengenai kebijakan pemerintah dan organisasi badan

usaha, terutama para pemberi pelayanan publik. Transparansi menyangkut kebebasan

informasi terhadap publik. Satu hal yang membedakan organisasi swasta dan publik

adalah dalam masalah transparansi sendiri.

4. Responsif

Responsif berarti cepat tanggap. Birokrat harus dengan segera menyadari apa yang

menjadi kepentingan publik (public interest) sehingga cepat berbenah diri. Dalam hal

ini, Birokrasi dalam memberikan pelayanan publik harus cepat beradaptasi dalam

memberikan suatu model pelayanan.

Page 5: Tugas 6 Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

5. Berorientasi pada konsensus

Berorientasi pada konsensus berarti pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus

merupakan hasil kesepakatan bersama diantara para aktor yang terlibat. Hal ini sejalan

dengan konsep partisipatif dimana adanya keterlibatan dari masyarakat dalam

merumuskan secara bersama mengenai hal pelayanan publik.

6. Keadilan

Keadilan berarti semua orang (masyarakat), baik laki-laki maupun perempuan, miskin

dan kaya memiliki kesamaan dalam memperoleh pelayanan publik oleh birokrasi.

Dalam hal ini, birokrasi tidak boleh berbuat diskriminatif dimana hanya mau melayani

pihak-pihak yang dianggap perlu untuk dilayani, sementara ada pihak lain yang terus

dipersulit dalam pelayanan bahkan tidak dilayani sama sekali.

7. Efektif dan efisien

Efektif secara sederhana berarti tercapainya sasaran dan efisien merupakan bagaimana

dalam mencapai sasaran dengan sesuatu yang tidak berlebihan (hemat). Dalam bentuk

pelayanan publik, hal ini berarti bagaimana pihak pemberi pelayanan melayani

masyarakat seefektif mungkin dan tanpa banyak hal-hal atau prosedur yang

sebenarnya bisa diminimalisir tanpa mengurangi efektivitasnya.

8. Akuntabilitas

Akuntabilitas berarti tanggung gugat yang merupakan kewajiban untuk memberi

pertanggungjawaban dan berani untuk ditanggung gugat atas kinerja atau tindakan

dalam suatu organisasi. Dalam pemberian pelayanan publik, akuntabilitas dapat

dinilai sudah efektifkah prosedur yang diterapkan oleh organisasi tersebut, sudah

sesuaikah pengaplikasiannya, dan bagaimana dengan pengelolaan keuangannya, dan

lain-lain.

9. Strategic vision

Penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi jauh kedepan.

Pemerintah dan masyarakat harus memiliki kesatuan pandangan sesuai visi yang

diusung agar terciptanya keselarasan dan integritas dalam pembangunan, dengan

memperhatikan latar belakang sejarah, kondisi sosial, dan budaya masyarakat.

Dalam proses memaknai peran kunci stakeholders (pemangku kepentingan), mencakup 3

domain good governance, yaitu :

1. Pemerintah yang berperan menciptakan iklim politik dan hukum yang kondusif.

2. Sektor swasta yang berperan menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan.

Page 6: Tugas 6 Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

3. Masyarakat yang berperan mendorong interaksi sosial, ekonomi, politik dan mengajak

seluruh anggota masyarakat berpartisipasi (Efendi, 2005).

Makna dari governance dan good governance pada dasarnya tidak diatur dalam sebuah

undang-undang (UU). Tetapi dapat dimaknai bahwa governance adalah tata pemerintahan,

penyelenggaraan negara, atau management (pengelolaan) yang artinya kekuasaan tidak

lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah. Governance itu sendiri

memiliki unsur kata kerja yaitu governing yang berarti fungsi pemerintah bersama instansi

lain (LSM, swasta dan warga negara) yang dilaksanakan secara seimbang dan partisipatif.

Sedangkan good governance adalah tata pemerintahan yang baik atau menjalankan fungsi

pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (struktur, fungsi, manusia, aturan, dan lain-

lain). Clean government adalah pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Good corporate

adalah tata pengelolaan perusahaan yang baik dan bersih. Governance without goverment

berarti bahwa pemerintah tidak selalu di warnai dengan lembaga, tapi termasuk dalam

makna proses pemerintah (Prasetijo, 2009).

Istilah good governance lahir sejak berakhirnya Orde Baru dan digantikan dengan gerakan

reformasi. Sejak itu pula sering diangkat menjadi wacana atau tema pokok dalam setiap

kegiatan pemerintahan. Namun meski sudah sering terdengar ditelinga  legislatif,

pengaturan mengenai good governance belum diatur secara khusus dalam bentuk sebuah

produk, UU misalnya. Hanya terdapat sebuah regulasi yaitu UU No. 28 tahun 1999

tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme yang mengatur penyelenggaraan negara dengan Asas Umum Pemerintahan

Negara yang Baik (AUPB).

Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik maka harus

memiliki beberapa bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai, yang

meliputi (Efendi, 2005) :

1. Politik

Politik merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya masalah karena

seringkali menjadi penghambat bagi terwujudnya good governance. Konsep politik

yang kurang bahkan tidak demokratis yang berdampak pada berbagai persoalan di

lapangan. Krisis politik yang saat ini terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas

dari penataan sistem politik yang kurang demokratis. Maka perlu dilakukan

pembaharuan politik yang menyangkut berbagai masalah penting seperti :

a. UUD NKRI 1945 yang merupakan sumber hukum dan acuan pokok

penyelenggaraan pemerintahan maka dalam penyelenggaraannya harus

Page 7: Tugas 6 Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

dilakukan untuk mendukung terwujudnya good governance. Konsep good

governance itu dilakukan dalam pemilihan presiden langsung, memperjelas

susunan dan kedudukan MPR dan DPR, kemandirian lembaga peradilan,

kemandirian kejaksaan agung dan penambahan pasal-pasal tentang hak asasi

manusia.

b. Perubahan UU Politik dan UU Keormasan yang lebih menjamin partisipasi dan

mencerminkan keterwakilan rakyat.

c. Reformasi agraria dan perburuhan.

d. Mempercepat penghapusan peran sosial politik TNI.

e. Penegakan supremasi hukum.

2. Ekonomi

Ekonomi Indonesia memang sempat terlepas dari krisis global yang bahkan bisa

menimpa Amerika Serikat. Namun keadaan Indonesia saat ini masih terbilang

krisis karena masih banyaknya pihak yang belum sejahtera dengan ekonomi

ekonomi rakyat. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai

masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja pemerintahan

secara menyeluruh. Permasalahan krisis ekonomi di Indonesia masih berlanjut

sehingga perlu dilahirkan kebijakan untuk segera .

3. Sosial

Masyarakat yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan masyarakat

yang tercover dalam kepentingan umum adalah perwujudan nyata good

governance. Masyarakat selain menuntut merealisasikan haknya tetapi juga harus

memikirkan kewajibannya dengan berpartisipasi aktif dalam menentukan berbagai

kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai langkah nyata menjalankan fungsi

pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan.

Namun keadaan Indonesia saat ini masih belum mampu memberikan kedudukan

masyarakat yang berdaya di hadapan negara. Karena diberbagai bidang yang

didasari kepentingan sosial masih banyak timbul masalah sosial. Sesuai dengan

UUD NKRI Pasal 28 bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,

mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan

undang-undang”. Masyarakat diberikan kesempatan untuk membentuk golongan

dengan tujuan tertentu selama tidak bertentangan dengan tujuan negara. Namun

konflik antar golongan yang masih sering terjadi sangat kecil kemungkinan good

Page 8: Tugas 6 Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

governance bisa ditegakkan. Maka good governance harus ditegakkan dengan

keadaan masyarakat dengan konflik antar golongan tersebut.

4. Hukum

Dalam menjalankan pemerintahan pejabat negara memakai hukum sebagai

instrumen mewujudkan tujuan negara. Hukum adalah bagian penting dalam

penegakan good governance. Setiap kelemahan sistem hukum akan memberikan

influence terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan, karena good

governanance tidak akan dapat  berjalan dengan baik dengan hukum yang lemah.

Penguatan sistem hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi

terwujudnya good governance. Hukum saat ini lebih dianggap sebagai komoditi

daripada lembaga penegak keadilan dan kalangan kapitalis lainnya. Kenyataan ini

yang membuat ketidakpercayaan dan ketidaktaatan pada hukum oleh masyarakat.

MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA

Mewujudkan konsep good governance dapat dilakukan dengan mencapai keadaan

yang baik dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil dalam

pengelolaan sumber-sumber alam, sosial, lingkungan dan ekonomi. Prasyarat minimal

untuk mencapai good governance adalah adanya transparansi, akuntabilitas, partisipasi,

pemberdayaan hukum, efektifitas dan efisiensi, dan keadilan. Kebijakan publik yang

dikeluarkan oleh pemerintah harus transparan, efektif dan efisien, serta mampu

menjawab ketentuan dasar keadilan. Sebagai bentuk penyelenggaraan negara yang

baik maka harus keterlibatan masyarakat di setiap jenjang proses pengambilan

keputusan (Hunja, 2009).

Konsep good governance dapat diartikan menjadi acuan untuk proses dan struktur

hubungan politik dan sosial ekonomi yang baik. Human interest adalah faktor terkuat

yang saat ini mempengaruhi baik buruknya dan tercapai atau tidaknya sebuah negara

serta pemerintahan yang baik. Sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan

bahwa setiap manusia memiliki kepentingan. Baik kepentingan individu, kelompok,

dan / atau kepentingan masyarakat nasional bahkan internasional. Dalam rangka

mewujudkan setiap kepentingan tersebut selalu terjadi benturan. Begitu juga dalam

merealisasikan apa yang namanya “good governance” benturan kepentingan selalu

lawan utama. Kepentingan melahirkan jarak dan sekat antar individu dan kelompok

yang membuat sulit tercapainya kata “sepakat”. Good governance pada dasarnya

Page 9: Tugas 6 Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan

pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu

konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi

penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara. Negara berperan memberikan

pelayanan demi kesejahteraan rakyat dengan sistem peradilan yang baik dan sistem

pemerintahan yang dapat dipertanggungjawaban kepada publik. Merujuk pada 3 (tiga)

pilar pembangunan berkelanjutan. Dalam pembangunan ekonomi, lingkungan, dan

pembangunan manusia. Good governance menyentuh 3 (tiga) pihak yaitu pihak

pemerintah (penyelenggara negara), pihak korporat atau dunia usaha (penggerak

ekonomi), dan masyarakat sipil (menemukan kesesuaiannya). Ketiga pihak tersebut

saling berperan dan mempengaruhi dalam penyelenggaraan negara yang baik.

Sinkronisasi dan harmonisasi antar pihak tersebut menjadi jawaban besar. Namun

dengan keadaan Indonesia saat ini masih sulit untuk bisa terjadi (Efendi, 2005).

Dengan berbagai statement negatif yang dilontarkan terhadap pemerintah atas keadaan

Indonesia saat ini. Banyak hal mendasar yang harus diperbaiki, yang berpengaruh

terhadap clean and good governance, diantaranya (Efendi, 2005) :

1. Integritas Pelaku Pemerintahan

Peran pemerintah yang sangat berpengaruh, maka integritas dari para pelaku

pemerintahan cukup tinggi tidak akan terpengaruh walaupun ada kesempatan untuk

melakukan penyimpangan misalnya korupsi.

2. Kondisi Politik dalam Negeri

Jangan menjadi dianggap lumrah setiap hambatan dan masalah yang dihadirkan

oleh politik. Bagi terwujudnya good governance konsep politik yang tidak / kurang

demokratis yang berimplikasi pada berbagai persoalan di lapangan. Maka tentu

harus segera dilakukan perbaikan.

3. Kondisi Ekonomi Masyarakat

Krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi

akan mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh.

4. Kondisi Sosial Masyarakat

Masyarakat yang solid dan berpartisipasi aktif akan sangat menentukan berbagai

kebijakan pemerintahan. Khususnya dalam proses penyelenggaraan pemerintahan

yang merupakan perwujudan riil good governance. Masyarakat juga menjalankan

fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan

Page 10: Tugas 6 Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

pemerintahan. Namun jika masyarakat yang belum berdaya di hadapan negara, dan

masih banyak timbul masalah sosial di dalamnya seperti konflik dan anarkisme

kelompok, akan sangat kecil kemungkinan good governance bisa ditegakkan. 

5. Sistem Hukum

Menjadi bagian yang tidak terpisahkan disetiap penyelenggaraan negara. Hukum

merupakan faktor penting dalam penegakan good governance. Kelemahan sistem

hukum akan berpengaruh besar terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan.

Good governanance tidak akan berjalan dengan baik di atas sistem hukum yang

lemah. Oleh karena itu penguatan sistem hukum atau reformasi hukum merupakan

kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance.

Mencari orang yang jujur dan memiliki integritas tinggi sama halnya dengan

mencari jarum dalam tumpukan jerami. Memilih aparatur atau pelaku

pemerintahan yang unggul akan berpengaruh baik dengan penyelenggaraan negara.

Korupsi yang masih tetap eksis sampai saat ini adalah salah satu faktor yang

mempersulit dicapainya good governance. Pemberantasan Korupsi Kolusi dan

Nepotisme (KKN) menjadi agenda wajib yang tidak pernah lelah untuk dilakukan.

Inilah satu hal yang tidak boleh dilewatkan untuk mencapai pemerintahan yang

baik. 

Mencegah (preventif) dan menanggulangi (represif) adalah dua upaya yang

dilakukan. Pencegahan dilakukan dengan memberi jaminan hukum bagi

perwujudan pemerintahan terbuka (open government). Jaminan kepada hak publik

seperti hak mengamati perilaku pejabat, hak memperoleh akses informasi, hak

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hak mengajukan keberatan bila

ketiga hak di atas tidak dipenuhi secara memadai. Jaminan yang diberikan jika

memang benar-benar bisa disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat

(Hardjasoemantri, 2003).

COMMISSION OF HUMAN RIGHT (HAK ASASI MANUSIA)

Commission of human right (Hak asasi manusia) adalah hak dasar yang dimiliki setiap

manusia sejak manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang

melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang hidup, maka bila tidak ada hak tersebut

mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak asasi manusia diperoleh / didapat manusia

dari Penciptanya yaitu Tuhan Yang Maha Esa sebagai sesuatu yang bersifat kodrati.

Karena sifatnya yang demikian, maka tidak ada kekuatan apa pun di dunia yang dapat

Page 11: Tugas 6 Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

mencabut hak asasi setiap manusia, karena HAM bukan pemberian manusia atau lembaga

kekuasaan.

Commission of human right (Hak asasi manusia) ini tertuang dalam UU Nomor 39 Tahun

1999 tentang Hak Asasi Manusia. Menurut UU tersebut, hak asasi manusia adalah

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk

Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung

tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang. Demi

kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam hak-hak

asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-

Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia

(commission of human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah

pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948

Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil

kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN

RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30

pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan

persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap

tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.

Universal Declaration of Human Rights antara lain mencantumkan, Bahwa setiap orang

mempunyai Hak :

1. Hidup

2. Kemerdekaan dan keamanan badan

3. Diakui kepribadiannya

4. Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum untuk

mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum,

dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah.

5. Masuk dan keluar wilayah suatu Negara

6. Mendapatkan asylum

7. Mendapatkan suatu kebangsaan

8. Mendapatkan hak milik atas benda

9. Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan

10. Bebas memeluk agama

11. Mengeluarkan pendapat

Page 12: Tugas 6 Peran Sistem Pengaturan, Good Governance

12. Berapat dan berkumpul

13. Mendapat jaminan sosial

14. Mendapatkan pekerjaan

15. Berdagang

16. Mendapatkan pendidikan

17. Turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat

18. Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan

KAITANNYA GOOD GOVERNANCE DENGAN ETIKA BISNIS

1. Code of Corporate and Business Conduct

Kode Etik dalam tingkah laku berbisnis di perusahaan (Code of Corporate and

Business Conduct)” merupakan implementasi salah satu prinsip Good Corporate

Governance (GCG). Kode etik tersebut menuntut karyawan & pimpinan perusahaan

untuk melakukan praktek-praktek etik bisnis yang terbaik di dalam semua hal yang

dilaksanakan atas nama perusahaan. Apabila  prinsip tersebut telah mengakar di

dalam budaya perusahaan (corporate culture), maka seluruh karyawan & pimpinan

perusahaan akan berusaha memahami dan berusaha mematuhi “mana yang boleh” dan

“mana yang tidak boleh” dilakukan dalam aktivitas bisnis perusahaan. Pelanggaran

atas Kode Etik merupakan hal  yang serius, bahkan dapat termasuk kategori

pelanggaran hukum.

2. Nilai Etika Perusahaan

Kepatuhan pada Kode Etik ini merupakan hal yang sangat penting untuk

mempertahankan dan memajukan reputasi perusahaan sebagai karyawan & pimpinan

perusahaan yang bertanggung jawab, dimana pada akhirnya akan memaksimalkan

nilai pemegang saham (shareholder value). Beberapa nilai-nilai etika perusahaan yang

sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, yaitu kejujuran, tanggung jawab, saling percaya,

keterbukaan dan kerjasama. Kode Etik yang efektif seharusnya bukan sekedar buku

atau dokumen yang tersimpan saja. Namun Kode Etik tersebut hendaknya dapat

dimengerti oleh seluruh karyawan & pimpinan perusahaan dan akhirnya dapat

dilaksanakan dalam bentuk tindakan (action).  Beberapa contoh pelaksanaan kode etik

yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan & pimpinan perusahaan, antara lain

masalah informasi rahasia dan benturan kepentingan (conflict of interest).