tugas 1 metrologi industri - 061001500557 - afwan hc
DESCRIPTION
High Potential MeterTRANSCRIPT
TUGAS 1
METROLOGI INDUSTRI
Disusun Oleh:
Afwan Heru Cahya
061001500557
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS TRISAKTI
DESEMBER 2015
TUGAS 1
METROLOGI INDUSTRI
Disusun Oleh:
Afwan Heru Cahya
061001500557
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS TRISAKTI
DESEMBER 2015
TUGAS 1
METROLOGI INDUSTRI
Disusun Oleh:
Afwan Heru Cahya
061001500557
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS TRISAKTI
DESEMBER 2015
Daftar Isi
Daftar Isi......................................................................................................................................i
Daftar Gambar............................................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup Masalah.....................................................................................................1
1.4 Tujuan Penulisan.................................................................................................................2
1.5 Manfaat Penulisan...............................................................................................................2
1.6 Metode PengumpulanData..................................................................................................2
1.7 Sistematika Pembahasan.....................................................................................................2
BAB 2 Landasan Teori...............................................................................................................3
2.1 Definisi Hi-Pot....................................................................................................................3
2.2 Prinsip Kerja........................................................................................................................5
2.3 Keuntungan dan Kerugian Hi-Pot Test...............................................................................6
2.4 Cara Kalibrasi......................................................................................................................7
BAB 3 Pembahasan....................................................................................................................9
3.1 Langkah-Langkah Melakukan Hi-Pot Test.........................................................................9
3.1.1 Persiapan pelaksanaan HV Test...........................................................................9
3.1.2 Langkah umum pengujian HV Test.....................................................................9
3.2 Hi-Pot Tester Slaughter 2935 ...........................................................................................10
3.3 Contoh Kasus 1 ................................................................................................................11
3.4 Contoh Kasus 2 ................................................................................................................12
BAB 4 Penutup ........................................................................................................................13
Daftar Pustaka . .......................................................................................................................14
Lampiran .................................................................................................................................15
i
Daftar Gambar
Gambar 1. High Potential Test ..................................................................................................3
Gambar 2. Rangkaian umum potensiometer..............................................................................5
Gambar 3. Rangkaian pengujian potensiometer ........................................................................7
Gambar 4. Gambaran proses pengukuran High Potential..........................................................9
Gambar 5. Slaughter Hipot Tester 2935 .................................................................................10
Gambar 6. Vanaxial Fan Assembly ........................................................................................11
Gambar 7. Stator pengujian .....................................................................................................12
ii
1
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi diiringi dengan kebutuhan manusia yang
semakin beragam dan spesifik. Kebutuhan tersebut harus dapat diatasi oleh para
produsen untuk tetap beratahan atau bahkan berkembang. Tuntutan mengatasi kebutuhan
dengan kualitas serta presisi yang tinggi tidak lepas dari faktor manusia dan mesin. Alat
ukur memiliki peranan penting agar dapat mempertahankan suatu kualitas dari kebutuhan
pelanggan. Dalam melakukan pengujian tentunya dibutuhkan alat ukur, dalam beberapa
merk ada penjelasan langkah-langkah yang perlu diambil untuk melaksanakan pengujian.
Umumnya untuk melakukan pengujian adalah dengan menghubungkan
alat ukur ke titik, permukaan, ataupun bagian tertentu dari benda uji. Penting untuk
mengetahui objek yang akan diuji, komponen yang terdapat pada benda uji, seberapa
kuat komponen- komponen tersebut mampu menerima masukan atau impuls yang
diberikan alat ukur. Dalam pengujian memungkinkan mendapatkan hasil yang dinamis
selama dan sebanyak pengujian yang dilakukan. Maka untuk mengevaluasi sejumlah
hasil pengujian dianjurkan untuk selalu menggunakan alat ukur yang sama dalam
beberapa kali pengujian dan dengan cara yang sama serta parameter lingkungan yang
relatif sama untuk setiap benda uji.
1.2 RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud High Potential meter?
2. Bagaimana proses pengukuran High Potential?
3. Seperti apa aplikasi dari pengukuran High Potential meter?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
1. Definisi High Potential meter
2. Proses pengukuran High Potential
3. Contoh kasus pengukuran High Potential
2
1.4 Tujuan Penulisan
1. Memenuhi syarat mata kuliah Metrologi Industri
2. Memberikan Pengenalan High Potential meter dan aplikasinya
3. Memberikan contoh kasus pengukuran High Potential meter
1.5 Manfaat Penulisan
1. Mengetahui High Potential pada benda kerja
2. Mengetahui alat ukur High Potential Meter
3. Mengetahui penerapan penggunaan alat ukur High Potential meter
1.6 Metode Pengumpulan Data
1. Observasi : Penulis melakukan langsung penelitian dan pengukuran pada benda uji
menggunakan alat ukur yang sesuai.
2. Wawancara : Penulis melakukan wawancara serta diskusi kepada personil yang
sudah ahli dalam melakukan pengukuran.
3. Dokumen : Penulis melakukan pencarian referensi yang sesuai baik tertulis maupun
softcopy.
1.7 Sistematika Pembahasan
Penulisan karya tulis ini terbagi pembahasan sebagai berikut
BAB 1 : Pendahuluan; pada bab ini akan disebutkan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, ruang lingkup masalah, tujuan penulisan, manfaaat penulisan, metoda
pengumpulan data, dan sistematika pembahasan.
BAB 2: Landasan Teori; bab ini menjelaskan mengenai teori teori referensi yang sesuai
dengan pembahasan, definisi, prinsip kerja, serta keuntungan dan kerugian dari
metode pengukuran.
BAB 3: Pembahasan; dalam bab ini dibahas mengenai alat ukur yang digunakan, langkah
pengukuran serta contoh kasus pengukuran.
BAB 4: Penutup; di bab ini berisi kesimpulan dari karya tulis.
3
BAB 2
LandasanTeori
2.1 Definisi Hi-Pot
Hipot adalah singkatan untuk high potential. Hipot adalah istilah yang diberikan untuk
kelas alat uji keamanan listrik digunakan untuk memverifikasi isolasi listrik dalam peralatan
selesai, kabel atau rakitan kabel lainnya, papan sirkuit, motor listrik, dan transformer.
Dalam kondisi normal, setiap perangkat listrik akan menghasilkan jumlah minimal
kebocoran arus karena tegangan dan kapasitansi internal yang hadir dalam produk. Namun
karena desain kelemahan atau faktor-faktor lain, isolasi dalam suatu produk dapat memecah,
sehingga kebocoran arus berlebihan terjadi. Kondisi kegagalan ini dapat menyebabkan syok
atau kematian kepada siapa pun yang datang ke dalam kontak dengan produk yang
rusak.Sebuah tes hipot (disebut juga Dielektrik) memverifikasi bahwa isolasi dari produk atau
komponen cukup untuk melindungi operator dari sengatan listrik.
Gambar 1. High Potential TestSumber: (https://i.ytimg.com/vi/CZzDmjbpd58/maxresdefault.jpg & https://i.ytimg.com/vi/mT-
T1hDQyEY/maxresdefault.jpg)
Dalam tes hipot khusus, tegangan tinggi diterapkan antara konduktor pembawa arus
produk dan perisai logam. Arus yang dihasilkan yang mengalir melalui isolasi, yang dikenal
sebagai kebocoran arus, dipantau oleh tester hipot. Teori di balik tes ini adalah bahwa jika
over-aplikasi yang disengaja dari tegangan uji tidak menyebabkan isolasi untuk memecah,
produk akan aman untuk digunakan di bawah kondisi-maka pengoperasian normal nama, uji
Dielectric menahan tegangan.
Selain menekankan isolasi berlebih, tes juga dapat dilakukan untuk mendeteksi bahan
dan pengerjaan cacat, yang paling penting celah kecil jarak antara konduktor pembawa arus
dan tanah bumi. Ketika sebuah produk dioperasikan dalam kondisi normal, faktor lingkungan
seperti kelembaban, kotoran, getaran, shock dan kontaminan dapat menutup kesenjangan ini
4
kecil dan memungkinkan arus mengalir. Kondisi ini dapat membuat bahaya sengatan listrik
jika cacat tidak diperbaiki di pabrik.
Tiga jenis tes hipot yang umum digunakan. Ketiga tes berbeda dalam jumlah tegangan
dan jumlah (atau alam) dari arus diterima:
1. Dielektrik Breakdown Test.
Tegangan uji meningkat sampai dielectric gagal, atau rusak, sehingga terlalu banyak
arus mengalir. Dielectric sering dihancurkan oleh tes ini jadi tes ini digunakan secara sampel
acak. Tes ini memungkinkan desainer untuk memperkirakan tegangan rusaknya desain
produk dan untuk melihat di mana kerusakan terjadi.
2. Dielektrik Resistance Test.
Sebuah tegangan uji standar diterapkan (di bawah Breakdown Voltage didirikan) dan
yang dihasilkan kebocoran arus dipantau. Kebocoran arus harus di bawah batas yang telah
ditetapkan atau tes dianggap telah gagal. Tes ini non-destruktif dan biasanya diperlukan oleh
badan-badan keamanan yang akan dilakukan sebagai uji jalur produksi 100% pada semua
produk sebelum mereka meninggalkan pabrik.
3. Uji Resistance isolasi.
Tes ini digunakan untuk memberikan nilai resistansi terukur untuk semua isolasi suatu
produk. Tegangan uji diterapkan dalam cara yang sama seperti tes hipot standar, tetapi
ditentukan untuk menjadi Direct Current (DC). Tegangan dan nilai arus yang diukur
digunakan untuk menghitung hambatan isolasi.
5
2.2 Prinsip Kerja
Prinsip kerja High Potential meter memiliki kesamaan dengan potensiometer biasa, hanya
saja dengan kemampuan membuat dan menerima tegangan lebih besar. Digaram rangkaian
potensiometer dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2. Rangkaian umum potensiometerSumber: (https://www.academia.edu/8950163/TUGAS_RINGKASAN_MATERI)
Saat saklar S dibuat ke posisi “operasi” dan membuat sakelar kunci galvanometer K
terbuka, batere kerja akan menyalurkan arus ke tahanan geser dan kawat geser. Arus kerja
melalui kawat geser dapat diubah dengan mengubah posisi tahanan geser. Metoda
pengukuran tegangan yang tidak diketahui,E, bergantung pada cara mendapatkan suatu posisi
kontak geser sedemikian rupa sehingga galvanometer menunujukkan defleksi nol bila saklar
galvanometer K ditutup. Arus galvanometer nol berarti bahwa tegangan E yang tidak
diketahui sama dengan penurunan tegangan E’ pada bagian xy dari kawat geser. Penentuan
nilai tegangan yang tidak diketahui selanjutnya menjadi masalah penetuan penurunan
tegangan E’ sepanjang kawat geser. Penurunan tegangan seluruh panjang kawat tersebut atau
sepanjang sebagaian kawat dapat dikontrol dengan mengatur arus kerja (working current).
Langkah awal dalam prosedur pengukuran adalah dengan mengatur atau menstandarkan ke
sebuah sumber tegangan refeerensi yang diketahui seperti sel standar. Yang perlu di ingat
adalah potensiometer hanya memerlukan satu kali kalibrasi, yang berarti sekali dikalibrasi,
arus kerja tidak pernah berubah.
6
Setelah potensiometer distandarkan, setiap tegangan dc yang kecil yang tidak
diketahui (maksimum 1,6 V) dapat diukur. Sakelar S dipindahkan ke posisi “operasi” dan
kotak geser digerakkan sepanjang kawat sampai galvanometer tidak menunjukkan defleksi
bila sakelar K ditutup. Pada kondisi nol, tegangan E yang tidak diketahui sama dengan
penurunan tegangan E’ sepanjang bagain xy dari kawat geser, dan pembacaan skala kawat
geser secara mudah diubah ke nilai tegangan yang sesuai.
2.3 Keuntungan dan Kerugian Hi-Pot Test
2.3.1 Keuntungan dan Kerugian penggunaan DC Voltage untuk Hipot Tester
Salah satu keuntungan menggunakan tegangan uji dc adalah bahwa perjalanan
kebocoran arus dapat diatur ke nilai yang jauh lebih rendah dari tegangan uji ac. Hal ini akan
memungkinkan produsen untuk menyaring produk-produk yang memiliki insulasi marjinal,
yang akan disahkan oleh tester ac.
Bila menggunakan tester dc hipot, kapasitor di sirkuit bisa sangat dituntut dan karena
itu, perangkat yang aman-discharge atau setup diperlukan. Namun, hal itu adalah praktik
yang baik untuk selalu memastikan bahwa produk habis, terlepas dari tegangan uji atau
sifatnya, sebelum ditangani. Hal ini berlaku pada perubahan tegangan secara bertahap.
Dengan memantau aliran arus sebagai tegangan meningkat, operator dapat mendeteksi
potensi isolasi kerusakan sebelum terjadi. Kelemahan kecil dari tester dc hipot adalah bahwa
karena tegangan uji dc lebih sulit untuk menghasilkan, biaya dc tester mungkin sedikit lebih
tinggi dari tester ac.
Keuntungan utama dari uji dc Tegangan DC tidak menghasilkan debit berbahaya karena
mudah terjadi pada AC.
2.3.2 Keuntungan dan Kerugian penggunaan AC Voltage untuk Hipot Tester
Salah satu keuntungan dari uji ac hipot adalah bahwa hal itu dapat memeriksa kedua
tegangan polaritas, sedangkan tes dc biaya isolasi hanya satu polaritas. Ini mungkin menjadi
perhatian untuk produk yang benar-benar menggunakan tegangan ac untuk operasi normal
mereka. Setup tes dan prosedur yang sama untuk kedua ac dan dc tes hipot.
Kelemahan kecil dari ac hipot tester adalah bahwa jika rangkaian yang diuji memiliki
nilai besar Y kapasitor, kemudian, tergantung pada pengaturan perjalanan saat ini tester hipot,
tester ac bisa menunjukkan kegagalan. Kebanyakan standar keamanan memungkinkan
pengguna untuk memutuskan kapasitor Y sebelum pengujian atau sebaliknya, menggunakan
7
tester dc hipot. Dc hipot tester tidak akan menunjukkan kegagalan unit bahkan dengan
kapasitor Y tinggi karena kapasitor Y melihat tegangan tetapi tidak lulus saat apapun.
Potensiometer adalah sebuah instrument yang digunakan untuk mengukur tegangan
yang tidak diketahui dengan cara membandingkannya terhadap tegangan yang diketahui yang
biasa di supply dari sebuah sel standar. Pengukuran-pengukuran dengan cara ini mampu
menghasilkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi sebab hasil yang diperoleh tiak bergantung
pada defleksi aktual jarum pennjuk, tetapi hanya bergantung pada ketelitian tegangan standar
yang diketahui. Selain digunakan sebagai pengukur tegangan, potensiometer juga digunakan
untuk menentukan arus dengan hanya mengukur penurunan tegangan yang dihasilkan oleh
arus tersebut melalui sebuah tahanan yang diketahui.
2.4 Cara Kalibrasi
Kalibrasi Hipot tester dapat dilakukan pada level terendah yaitu pada institutsi
pengguna.
Gambar 3.Rangkaian pengujian potensiometerSumber: (https://en.wikipedia.org/wiki/Potentiometer_(measuring_instrument))
Pada rangkaian ini, ujung resistansi kawat R1 terhubung ke regulated DC supply VS
untuk digunakan sebagai pembagi tegangan. Potensiometer pertama dikalibrasi dengan posisi
wiper (panah) di tempat pada R1 kawat yang sesuai dengan tegangan sel standar sehingga
7
tester dc hipot. Dc hipot tester tidak akan menunjukkan kegagalan unit bahkan dengan
kapasitor Y tinggi karena kapasitor Y melihat tegangan tetapi tidak lulus saat apapun.
Potensiometer adalah sebuah instrument yang digunakan untuk mengukur tegangan
yang tidak diketahui dengan cara membandingkannya terhadap tegangan yang diketahui yang
biasa di supply dari sebuah sel standar. Pengukuran-pengukuran dengan cara ini mampu
menghasilkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi sebab hasil yang diperoleh tiak bergantung
pada defleksi aktual jarum pennjuk, tetapi hanya bergantung pada ketelitian tegangan standar
yang diketahui. Selain digunakan sebagai pengukur tegangan, potensiometer juga digunakan
untuk menentukan arus dengan hanya mengukur penurunan tegangan yang dihasilkan oleh
arus tersebut melalui sebuah tahanan yang diketahui.
2.4 Cara Kalibrasi
Kalibrasi Hipot tester dapat dilakukan pada level terendah yaitu pada institutsi
pengguna.
Gambar 3.Rangkaian pengujian potensiometerSumber: (https://en.wikipedia.org/wiki/Potentiometer_(measuring_instrument))
Pada rangkaian ini, ujung resistansi kawat R1 terhubung ke regulated DC supply VS
untuk digunakan sebagai pembagi tegangan. Potensiometer pertama dikalibrasi dengan posisi
wiper (panah) di tempat pada R1 kawat yang sesuai dengan tegangan sel standar sehingga
7
tester dc hipot. Dc hipot tester tidak akan menunjukkan kegagalan unit bahkan dengan
kapasitor Y tinggi karena kapasitor Y melihat tegangan tetapi tidak lulus saat apapun.
Potensiometer adalah sebuah instrument yang digunakan untuk mengukur tegangan
yang tidak diketahui dengan cara membandingkannya terhadap tegangan yang diketahui yang
biasa di supply dari sebuah sel standar. Pengukuran-pengukuran dengan cara ini mampu
menghasilkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi sebab hasil yang diperoleh tiak bergantung
pada defleksi aktual jarum pennjuk, tetapi hanya bergantung pada ketelitian tegangan standar
yang diketahui. Selain digunakan sebagai pengukur tegangan, potensiometer juga digunakan
untuk menentukan arus dengan hanya mengukur penurunan tegangan yang dihasilkan oleh
arus tersebut melalui sebuah tahanan yang diketahui.
2.4 Cara Kalibrasi
Kalibrasi Hipot tester dapat dilakukan pada level terendah yaitu pada institutsi
pengguna.
Gambar 3.Rangkaian pengujian potensiometerSumber: (https://en.wikipedia.org/wiki/Potentiometer_(measuring_instrument))
Pada rangkaian ini, ujung resistansi kawat R1 terhubung ke regulated DC supply VS
untuk digunakan sebagai pembagi tegangan. Potensiometer pertama dikalibrasi dengan posisi
wiper (panah) di tempat pada R1 kawat yang sesuai dengan tegangan sel standar sehingga
8
Sebuah standar sel elektrokimia yang digunakan yang emf dikenal (misalnya 1,0183 volt
untuk sel standar Weston). Tegangan suplai VS kemudian disesuaikan sampai galvanometer
menunjukkan nol, menunjukkan tegangan pada R 2 adalah sama dengan tegangan sel standar.
Tegangan DC yang tidak diketahui, secara seri dengan galvanometer, kemudian
dihubungkan ke wiper geser, di bagian variabel-panjang R3 dari kawat resistensi. Wiper
tersebut akan dipindahkan sampai ada arus mengalir ke dalam atau keluar dari sumber
tegangan yang tidak diketahui, seperti yang ditunjukkan oleh galvanometer seri dengan
tegangan yang tidak diketahui. Tegangan yang dipilih R3 bagian kawat yang kemudian sama
dengan tegangan yang tidak diketahui. Langkah terakhir adalah menghitung tegangan yang
tidak diketahui dari fraksi panjang kawat resistansi yang terhubung ke tegangan yang tidak
diketahui.
Galvanometer tidak perlu dikalibrasi, karena hanya fungsinya adalah untuk membaca
nol atau tidak nol. Ketika mengukur tegangan yang tidak diketahui dan galvanometer
membaca nol, tidak ada arus diambil dari tegangan yang tidak diketahui dan bacaan
independen dari resistansi internal sumber, seolah oleh voltmeter dari yang tak terbatas
perlawanan.
Karena kawat resistansi dapat dibuat sangat seragam dalam penampang dan
resistivitas, dan posisi wiper dapat diukur dengan mudah, metode ini dapat digunakan untuk
mengukur diketahui DC tegangan lebih besar dari atau kurang dari tegangan kalibrasi yang
dihasilkan oleh sel standar tanpa menarik setiap saat dari sel standar.
Jika potensiometer melekat tegangan konstan DC pasokan seperti timbal-asam
baterai, maka resistor variabel kedua (tidak ditampilkan) dapat digunakan untuk
mengkalibrasi potensiometer dengan memvariasikan arus melalui kawat resistansi R 1.
Jika panjang kawat resistansi R1 adalah AB, dimana A adalah (-) end dan B adalah (+)
akhir, dan wiper bergerak di titik X pada AX jarak pada R 3 porsi kawat resistensi ketika
galvanometer memberikan pembacaan nol untuk tegangan yang tidak diketahui, AX jarak
diukur atau dibaca dari skala cetakan sebelah kawat resistansi. Tegangan yang tidak diketahui
kemudian dapat dihitung:
\
8
Sebuah standar sel elektrokimia yang digunakan yang emf dikenal (misalnya 1,0183 volt
untuk sel standar Weston). Tegangan suplai VS kemudian disesuaikan sampai galvanometer
menunjukkan nol, menunjukkan tegangan pada R 2 adalah sama dengan tegangan sel standar.
Tegangan DC yang tidak diketahui, secara seri dengan galvanometer, kemudian
dihubungkan ke wiper geser, di bagian variabel-panjang R3 dari kawat resistensi. Wiper
tersebut akan dipindahkan sampai ada arus mengalir ke dalam atau keluar dari sumber
tegangan yang tidak diketahui, seperti yang ditunjukkan oleh galvanometer seri dengan
tegangan yang tidak diketahui. Tegangan yang dipilih R3 bagian kawat yang kemudian sama
dengan tegangan yang tidak diketahui. Langkah terakhir adalah menghitung tegangan yang
tidak diketahui dari fraksi panjang kawat resistansi yang terhubung ke tegangan yang tidak
diketahui.
Galvanometer tidak perlu dikalibrasi, karena hanya fungsinya adalah untuk membaca
nol atau tidak nol. Ketika mengukur tegangan yang tidak diketahui dan galvanometer
membaca nol, tidak ada arus diambil dari tegangan yang tidak diketahui dan bacaan
independen dari resistansi internal sumber, seolah oleh voltmeter dari yang tak terbatas
perlawanan.
Karena kawat resistansi dapat dibuat sangat seragam dalam penampang dan
resistivitas, dan posisi wiper dapat diukur dengan mudah, metode ini dapat digunakan untuk
mengukur diketahui DC tegangan lebih besar dari atau kurang dari tegangan kalibrasi yang
dihasilkan oleh sel standar tanpa menarik setiap saat dari sel standar.
Jika potensiometer melekat tegangan konstan DC pasokan seperti timbal-asam
baterai, maka resistor variabel kedua (tidak ditampilkan) dapat digunakan untuk
mengkalibrasi potensiometer dengan memvariasikan arus melalui kawat resistansi R 1.
Jika panjang kawat resistansi R1 adalah AB, dimana A adalah (-) end dan B adalah (+)
akhir, dan wiper bergerak di titik X pada AX jarak pada R 3 porsi kawat resistensi ketika
galvanometer memberikan pembacaan nol untuk tegangan yang tidak diketahui, AX jarak
diukur atau dibaca dari skala cetakan sebelah kawat resistansi. Tegangan yang tidak diketahui
kemudian dapat dihitung:
\
8
Sebuah standar sel elektrokimia yang digunakan yang emf dikenal (misalnya 1,0183 volt
untuk sel standar Weston). Tegangan suplai VS kemudian disesuaikan sampai galvanometer
menunjukkan nol, menunjukkan tegangan pada R 2 adalah sama dengan tegangan sel standar.
Tegangan DC yang tidak diketahui, secara seri dengan galvanometer, kemudian
dihubungkan ke wiper geser, di bagian variabel-panjang R3 dari kawat resistensi. Wiper
tersebut akan dipindahkan sampai ada arus mengalir ke dalam atau keluar dari sumber
tegangan yang tidak diketahui, seperti yang ditunjukkan oleh galvanometer seri dengan
tegangan yang tidak diketahui. Tegangan yang dipilih R3 bagian kawat yang kemudian sama
dengan tegangan yang tidak diketahui. Langkah terakhir adalah menghitung tegangan yang
tidak diketahui dari fraksi panjang kawat resistansi yang terhubung ke tegangan yang tidak
diketahui.
Galvanometer tidak perlu dikalibrasi, karena hanya fungsinya adalah untuk membaca
nol atau tidak nol. Ketika mengukur tegangan yang tidak diketahui dan galvanometer
membaca nol, tidak ada arus diambil dari tegangan yang tidak diketahui dan bacaan
independen dari resistansi internal sumber, seolah oleh voltmeter dari yang tak terbatas
perlawanan.
Karena kawat resistansi dapat dibuat sangat seragam dalam penampang dan
resistivitas, dan posisi wiper dapat diukur dengan mudah, metode ini dapat digunakan untuk
mengukur diketahui DC tegangan lebih besar dari atau kurang dari tegangan kalibrasi yang
dihasilkan oleh sel standar tanpa menarik setiap saat dari sel standar.
Jika potensiometer melekat tegangan konstan DC pasokan seperti timbal-asam
baterai, maka resistor variabel kedua (tidak ditampilkan) dapat digunakan untuk
mengkalibrasi potensiometer dengan memvariasikan arus melalui kawat resistansi R 1.
Jika panjang kawat resistansi R1 adalah AB, dimana A adalah (-) end dan B adalah (+)
akhir, dan wiper bergerak di titik X pada AX jarak pada R 3 porsi kawat resistensi ketika
galvanometer memberikan pembacaan nol untuk tegangan yang tidak diketahui, AX jarak
diukur atau dibaca dari skala cetakan sebelah kawat resistansi. Tegangan yang tidak diketahui
kemudian dapat dihitung:
\
9
BAB 3
Pembahasan
3.1 Langkah-Langkah Melakukan Hi-Pot Test
Gambar 4. Gambaran proses pengukuran High PotentialSumber: (http://triotest.com.au/shop/images/testing-2900.jpg)
3.1.1 Persiapan pelaksanaan HV test
1. Peralatan ujiserta power untuk kebutuhan alat Hipot Test
2. Mengamankan instalasi dengan membuka semua sambungan kabel Hipot dari
terminal ataupun bus bar yang terkoneksi langsung dari perlatan
3. Mengamankan perlatan dengan memberi akses terbatas pada personel lain.
4. Lingkungan kerja yang bersih
3.1.2 Langkah umum pengujian HV Test
1. Siapkan gambar manual book dan peralatan pendukung lainnya
2. melepaskan semua perangkat yang sensitif terhadap tegangan tinggi
3. siapkan pembumian yang sempurna atau grounding untuk pembuangan tegangan sisa
pada saat pengetesan
4. Mulai memasukka natau inject tegangan AC/DC HV test dan mengatur peningkatan
tegangan secara perlahan dengan terus memantau nilai kebocoran pada interval
hingga nilai uji batas tercapai
5. Tegangan batas atau nominal DC HV Test adalah 3 X Un (antara phase kenetral).
Dalam waktu tertentu per titi kuji (IEC60298 dan IEC-60694)
6. Tegangn nominal AC HV test adalah sebesar 80% dari nilai tegangan pada bagian
yang di test (objek) dalam durasi tertentu per titik uji (IEC62271-200.2003)
7. Buat rangkaian atau list data nilai kebocoran untuk setiap satuan waktu
10
8. Pada menit ke terakhir kurangi tegangan secara perlahan hingga mencapa inol volt
dan matikan alat uji HV Test
9. Buang tegangan sisa ke grounding yang telahd isediakan
3.2 Hi-Pot Tester Slaughter 2935
High Potential Tester Salughter 2935 merupakan high potential tester milik Slaughter
Company, Inc. untuk penggunaan dielectric test AC maupun DC dengan kecermatan sebagai
berikut
1. Untuk Output Penggunaan AC 0-5000V, 2V/step, 12mA
2. Untuk Output Penggunaan DC 0-6000V, 2V/step, 5mA
3. Akurasi pengaturan tegangan ±2% dari setting
Untuk spesifikasi lengkap terlampir.
Gambar 5. Slaughter Hipot Tester 2935Sumber: (http://www.testbuyer.com/images/74/23274.jpg)
11
3.3 Contoh Kasus 1
1. Nama komponen : Vanaxial Fan Assembly
2. Referensi : CMM ATA 21-58-01 part Testing & Troubleshooting page 104
3. Jenis Pengujian : Dielectric test
4. Tujuan Pengujian : Mengetahui kebocoran arus yang dihasilkan stator motor listrik pada
case motor listrik
5. Detail Pengujian :
a. Input yang diberikan ke benda uji : AC 1200V rms 60Hz
b. Waktu pengujian : 60 second
c. Bagian benda uji : Terminal connector-to-terminal connector & Case-to--
terminal connector
d. Kebocoran arus yang diizinkan : max 2.00 mA
6. Hasil Pengujian : Setelah 60 second pengujian didapatkan kebocoran arus sebesar 1.20
mA, kebocoran arus masih dalam batas yang diizinkan oleh
referensi.
7. Tindakan Lanjut : Dilakukan pekerjaan selanjutnya, assembly kemudian operational
test dari motor listrik tersebut
Gambar 6. Vanaxial Fan Assembly
12
3.4 Contoh Kasus 2
1. Nama komponen : Motor Driven Centrifugal Fan
2. Referensi : CMM ATA 21-20-10 part Testing & Troubleshooting page 1004
3. Jenis Pengujian : Dielectric test
4. Tujuan Pengujian : Mengetahui kebocoran arus yang dihasilkan stator motor listrik pada
case motor listrik
5. Detail Pengujian :
a. Input yang diberikan ke benda uji : AC 1125V rms 60Hz
b. Waktu pengujian : 60 second
c. Bagian benda uji : Terminal connector-to-terminal connector & Case-to-
terminal connector
d. Kebocoran arus yang diizinkan : max 2.00 mA
6. Hasil Pengujian : Setelah 60 second pengujian didapatkan kebocoran arus sebesar 5.00
mA, kebocoran arus melebihi batas yang diizinkan oleh referensi.
7. Tindakan Lanjut : Dilakukan pekerjaan untuk memperbaiki dielectric test.
a. Cleaning stator (untuk menghilangkan kotoran atau karat)
b. Dikeringkan dengan cara dipanaskan (oven)
c. Coating stator (menambahkan resistansi stator ke case)
d. Dikeringkan lagi untuk pengujian ulang
Gambar 7. Stator pengujian
13
BAB 4
Penutup
Tes hipot adalah tes tak rusak yang menentukan kecukupan isolasi listrik untuk
biasanya terjadi tegangan lebih transien. Tes hipot adalah tes tegangan tinggi yang diterapkan
pada semua perangkat untuk waktu tertentu dalam rangka untuk memastikan bahwa isolasi
tidak marjinal. Tes Hipot membantu dalam menemukan kebocoran arus atau insulasi yang
buruk, helai kawat liar, kontaminan konduktif atau korosif sekitar konduktor, masalah jarak
terminal, dan kesalahan toleransi di kabel.
Beberapa kegagalan proses yang dapat dideteksi dengan tes produksi-line hipot
termasuk, misalnya, luka transformator sedemikian rupa bahwa rambat dan cukai telah
berkurang. Kegagalan tersebut dapat mengakibatkan dari operator baru di departemen
berliku. Tes Hipot diterapkan setelah tes seperti kondisi kesalahan, kelembaban, dan getaran
untuk menentukan apakah degradasi setiap telah terjadi
14
Daftar Pustaka
Faridul. 2009. "Hipot Test 1 Insulation Resistance".
https://faridul.wordpress.com/2009/09/17/hipot-test-1-insulation-resistance/ [2 Desember
2015]
https://en.wikipedia.org/wiki/Potentiometer_(measuring_instrument) [2 Desember 2015]
https://en.wikipedia.org/wiki/Hipot [2 Desember 2015]
Parmar, Jignesh. 2011. What is Hipot Testing "(Dielectric Strength Test)?"
http://electrical-engineering-portal.com/what-is-hipot-testing-dielectric-strength-test [2
Desember 2015]
Pratama, Rico. 2010. "Tugas Ringkasan Materi".
https://www.academia.edu/8950163/TUGAS_RINGKASAN_MATERI [2 Desember 2015]
Royen, Abi. 2015. "Langkah-Langkah Melakukan HV Test Hi-Pot Pengujian
Tegangan Tinggi". http://abi-blog.com/langkah-langkah-melaksanakan-hv-test-hi-pot-
pengujian-tegangan-tinggi/ [2 Desember 2015]
15
Lampiran
16
2900 Series Hipot Testers
The 2900 Series of Hipot testers offers advancedtechnology at an attractive price. Choose from the 2925 ACHipot, the 2935 AC/DC Hipot, and the 2945 AC/DC Hipot withbuilt-in Insulation Resistance testing capability. Featuringinnovative technology, they are the ideal solution for a variety of Hipot testing applications.
vviissiitt uuss aatt WWWWWW..HHIIPPOOTT..CCOOMM oorr ccaallll uuss aatt 11--880000--550044--00005555
Features:
◆ Test Setup Memories◆ Tamper Proof Front Panel Controls◆ Simple Menu Control◆ PLC Remote Control◆ Built-in Continuity Test Mode◆ Fully Adjustable Ramp and Dwell◆ Low Current Sense◆ Interconnection Capability
CalPower SrlVia Acquanera, 29 C 22100 COMO C ITALYTel.: +39-031526566 C Fax: +39-031507984E-Mail: [email protected] C http://www.calpower.it
C All technical modifications reserved. Without engagement
Slaughter 2900 SeriesIINNSSUULLAATTIIOONN RREESSIISSTTAANNCCEE TTEESSTT MMOODDEEOutput Voltage Range: 100 – 1000V DC
Resolution: 10V/stepAccuracy ± (2% of reading + 2 volts)
Voltage Display Range: 100 – 1000VResolution: 10V/stepAccuracy ± (2% of reading + 2 counts)
Resistance Display Range: 1–1000 MΩ (4 digit, auto ranging)Resolution: 500VDC 1000VDC
MΩ MΩ MΩ0.01 1.00–40.00 1.00–80.000.1 35.0–999.9 75.0–999.9
Accuracy: ± (3% of reading + 2 counts) at test voltage > 500V
Accuracy: ± (7% of reading + 2 counts) at test voltage ≤ 500V
High Limit Range: 0 - 1000 MΩ (0 = off)Lo Limit Range: 1 - 1000 MΩDelay Timer Range: 0, 0.5 – 999.9 sec (0 = constant)
Resolution: 0.1 secAccuracy ± (0.1% of reading + 0.05 sec)
GGEENNEERRAALL SSPPEECCIIFFIICCAATTIIOONNSSRemote Control The following input and output signals are & Signal Output provided through the 9-pin D-type connector:
1. Remote control: Test and Reset2. Outputs: Pass, Fail, Test-in-Process
Memory 5 stepsSecurity Lockout capability to avoid unauthorized access
to test set-up programs.Calibration Software and adjustments made through
front panel.Line Cord Detachable 7 ft (2.13m) power cable terminated
in a three prong grounding plugMechanical Tilt up front feetDimension (WxHxD) 11” x 3.5” x 14.56” (280 x 89 x 370mm)Weight 20 lbs. (9 kg)
vviissiitt uuss aatt WWWWWW..HHIIPPOOTT..CCOOMM oorr ccaallll uuss aatt 11--880000--550044--00005555
Interconnection
Capability
The 2900 Series canbe connected to the2600 Series, forminga complete systemcapable ofperforming the mostcommonly specifiedelectrical safetytests. The system is a cost-effective way to test to safety agency standards requiringhigh voltage testing of insulation and high current testing of theprotective ground circuit.
Unless otherwise stated, accuracies are relative to a laboratorystandard measurement.
IINNPPUUTTVoltage 115/230V selectable, ± 10% variationFrequency 50/60 Hz ± 5%Fuse 115 VAC, 230 VAC - 3.15 Amp fast acting 250VDDIIEELLEECCTTRRIICC WWIITTHHSSTTAANNDD TTEESSTT MMOODDEEOutput Rating: AC 0 - 5000V, 2V/step, 12 mA
DC 0 - 6000V, 2V/step, 5 mA(DC mode on 2935 & 2945 models)
Voltage : ± (1% of output + 5V)Voltage Setting Range: 0V - max output rating, 10V/step
Accuracy: ± (2% of setting + 5V) relative to displayed outputCan be adjusted during operation via UP and DOWN arrow keys
AC Output Frequency 50/60 Hz user selectableAC Wave Form Form: Sine wave
Distortion: <2% THDDC Ripple <5% at 6KV DC / 5mA ( 2935 & 2945)Dwell Timer Range: 0 and 0.2 - 999.9 seconds
0.1 sec/step0 for continuous running
Ramp Timer Range: 0 and 0.2 - 999.9 seconds0.1 sec/step0 ramp setting = 0.1 sec fixed ramp2925: ramp = 0.1 sec fixed ramp
AC Mode High Limit: 0.10 - 12.00 mA, 0.01 mA/stepFailure Low Limit: 0.00, 0.10 - 12.00 mA, 0.01 mA/stepSettings (0=OFF) ( 2925, 2935, and 2945)
Accuracy: ± (2% of setting + 0.02 mA)DC Mode High Limit: 0.02 - 5.00 mA, 0.01 mA/stepFailure Low Limit: 0.00, 0.02 - 5.00 mA, 0.01 mA/stepSettings (0=OFF) ( 2925, 2935, and 2945)
Accuracy: ± (2% of setting + 0.02 mA)Timer Display Range: 0.0 – 999.9 sec
Resolution: 0.1 secAccuracy ± (0.1% of reading + 0.05 sec)
Discharge Time ≤ 300ms
CalPower SrlVia Acquanera, 29 C 22100 COMO C ITALYTel.: +39-031526566 C Fax: +39-031507984E-Mail: [email protected] C http://www.calpower.it
C All technical modifications reserved. Without engagement