tubes ka amdal kelompok 2

127
DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 KERANGKA ACUAN 3 BAB I PENDAHULUAN I-4 1.1 Latar BelakangI-4 1.2 Tujuan dan Manfaat Kegiatan I-5 1.3 Peraturan Perundang-undangan yang Terkait dengan Rencana KegiatanI-5 1.4 Penapisan 10 BAB II RUANG LINGKUP STUDI II-11 2.1 Lingkup Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan yang Akan Ditelaah II-11 2.1.1 Status Studi Amdal II-11 2.1.2 Rencana Kegiatan II-11 2.1.3 Status Lahan II-12 2.1.4 Pemanfaatan Lahan II-12 2.1.5 Tahapan Kegiatan II-13 2.1.6 Kegiatan di Sekitar Lokasi Proyek II-18 2.1.7 Alternatif-alternatif yang Akan Dikaji dalam Andal II-19 2.2 Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal II-19 2.2.1 Komponen TransportasiII-19 2.2.2 Komponen Fisik Kimia II-1 2.2.3 Komponen Biologi II-20 2.2.4 Komponen Sosial, Ekonomi, Budaya II-20 2.2.5 Kesehatan Masyarakat II-20 2.3 Pelingkupan II-21 2.3.1. Proses Pelingkupan II-21 2.3.1.1 Identifikasi Dampak Potensial II-21 2.3.1.2 Evaluasi Dampak Potensial II-26 2.3.2 Hasil Proses Pelingkupan II-34 2.3.2.1 Dampak Penting Hipotetik II-34 Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 1

Upload: dini-aryanti

Post on 11-Apr-2016

87 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

AMDAL

TRANSCRIPT

Page 1: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1KERANGKA ACUAN 3BAB I PENDAHULUAN I-4

1.1 Latar Belakang I-41.2 Tujuan dan Manfaat Kegiatan I-51.3 Peraturan Perundang-undangan yang Terkait dengan Rencana Kegiatan I-51.4 Penapisan 10

BAB II RUANG LINGKUP STUDI II-112.1 Lingkup Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan yang Akan Ditelaah II-11

2.1.1 Status Studi AmdalII-112.1.2 Rencana Kegiatan II-112.1.3 Status Lahan II-122.1.4 Pemanfaatan Lahan II-122.1.5 Tahapan Kegiatan II-132.1.6 Kegiatan di Sekitar Lokasi Proyek II-18

2.1.7 Alternatif-alternatif yang Akan Dikaji dalam Andal II-19

2.2 Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal II-192.2.1 Komponen Transportasi II-192.2.2 Komponen Fisik Kimia II-12.2.3 Komponen Biologi II-202.2.4 Komponen Sosial, Ekonomi, Budaya II-202.2.5 Kesehatan Masyarakat II-20

2.3 Pelingkupan II-212.3.1. Proses Pelingkupan II-21

2.3.1.1 Identifikasi Dampak Potensial II-212.3.1.2 Evaluasi Dampak Potensial II-26

2.3.2 Hasil Proses Pelingkupan II-342.3.2.1 Dampak Penting Hipotetik II-342.3.2.2 Pelingkupan Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian II-35

BAB III METODE STUDI III-373.1 Metode Pengumpulan dan Analisis DataIII-37

3.1.1 Komponen Tata Ruang III-373.1.2 Komponen Fisik Kimia III-383.1.3 Biologi III-473.1.4 Transportasi III-493.1.5 Sosial, Ekonomi, dan Budaya dan Kesehatan LingkunganIII-51

3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting III-53

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 1

Page 2: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

3.2.1 Jenis Metode Prakiraan Dampak III-533.2.2 Metode Prakiraan Dampak III-54

3.3 Prakiraan Pentingnya Dampak III-563.4 Metoda Evaluasi Dampak Besar dan Penting III-57

BAB IV PELAKSANA STUDI IV-584.1 Pemrakarsa IV-584.2 Penyusun Studi Amdal IV-584.3 Biaya Studi IV-584.4 Waktu Studi IV-59

RKL-RPL 62Matriks RKL 63Matriks RPL 77

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 2

Page 3: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

KERANGKA ACUAN

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 3

Page 4: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pulau Sulawesi merupakan pulau terbesar ke-11 sedunia dan pulau terbesar ke-4 di

Indonesia setelah Papua, Kalimantan, dan Sumatera.Oleh karena itu di pulau ini terjadi

perkembangan pesat kegiatan perdagangan, perkantoran, pemukiman, dan juga

transportasi.Salah satu sarana transportasi yang menghubungkan sarana publik di pulau ini

adalah jalan tol Ir. Sutami yang menghubungkan Pelabuhan Makassar dan Bandara

Hasanuddin. Selain itu terdapat juga jalan Trans Sulawesi menghubungkan kota Makassar

dan Kota Manado.

Namun, jalan Trans Sulawei tersebut sudah menurun kualitasnya dan bahkan pernah putus

dikarenakan banjir yang melanda Sulawesi Tengah. Terlebih lagi jalan Trans Sulawesi

tersebut banyak dilewati oleh alat angkut barang dari satu kota menuju kota lainnya,

sehingga akan terjadi penurunan dari kekuatannya. Oleh karena itu perlu adanya tambahan

jalan di Pulau Sulawesi ini untuk mengurangi beban pada jalan-jalan yang ada sebelumnya.

Pemrakarsa mengajukan proyek pembangunan jalan tol yang berawal di Kota Mandai

(melanjutkan jalan Ir. Sutami) dan berakhir di Kota Palu. Nantinya jalan ini akan melewati

tiga sarana publik yaitu satu pelabuhan (Pelabuhan Pare-Pare) dan dua bandar udara

(Bandara Mutiara Palu dan Bandar Udara Mamuju).Dikarenakan jalan tol ini

menghubungkan 3 fasilitas transportasi penting di Pulau Sulawesi, dengan jarak yang

panjang, maka akan banyak komponen yang terlibat di dalamnya, terlebih lagi pembangunan

ini direncanakan berada di pesisir Laut Sulawesi.

Proyek ini akan melintasi kurang lebih 23 kota dan tentu saja akan berdampak cukup besar

bagi lingkungan sekitar. Oleh karena itu dibutuhkan AMDAL untuk memprediksi dampak

lingkungan yang akan ditimbulkan dari pembangunan jalan tol ini. Dengan adanya prediksi

ini maka dapat ditentukan metode dan langkah yang tepat untuk menjaga keadaan

lingkungan sehingga tetap berada dalam baku mutu.

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 4

Page 5: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

1.2 Tujuan dan Manfaat Kegiatan

Tujuan dari adanya proyek pembangunan jalan tol ini adalah sebaga berikut :

1. Meningkatkan kinerja jaringan jalan tol Ir. Sutami di Makassar hingga Kota Palu

2. Menghubungkan beberapa sarana publik yang vital antara Provisi Sulawesi Selatan,

Selawesi Barat, dan Sulawesi Tengah

3. Memperlancar kegiatan bisnis dan perekonimian masyarakat

Manfaat dengan adanya pembangunan jalan tol ini adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan sarana dan prasarana infrastruktrur bagi masyarakat

2. Memenuhi kebutuhan akan sistem transportasi yang efektif untuk pergerakan manusia

atau barang

3. Membantu perkembangan wilayah dan peningkatan ekonomi

1.3 Peraturan Perundang-undangan yang Terkait dengan Rencana Kegiatan

Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum dalam penyusunan dokumen

AMDAL ini adalah :

Undang-Undang

1) Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, sebagai pedoman

dalam penyediaan atau penggunaan jasa kegiatan konstruksi

2) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, sebagai pedoman dalam

pengaturan kegiatan penyelenggaran jalan yang akan dibangun

3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, sebagai upaya

perlindungan serta tata cara pemanfaatan sumber daya air yang akan dimanfaatkan

4) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, untuk mengetahui

pemanfaatan ruang suatu wilayah

5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, sebagai pedoman dalam pelestarian dan perlindungan dampak

pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan ini

6) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

sebagai pedoman dalam pengaturan jaringan lalu lintas dan angkutan jalan yang

dibangun

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 5

Page 6: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Peraturan Presiden

1) Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum, untuk mengetahui

mekanisme pengadaan tanah yang terkena pembangunan jalan tol

2) Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan

Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, untuk mengetahui pihak-pihak yang

terlibat dan peranannya dalam pembangunan jalan tol ini

Peraturan Pemerintah

1) Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun, sebagai pedoman dalam mengendalikan bahan B3 yang

dihasilkan dari pembangunan jalan tol

2) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran

Udara, untuk mengetahui tata cara pengendalian serta baku mutu debu dan gas buang

dari kegiatan ini

3) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air, untuk mengetahui baku mutu air dan tata cara

pengendalian serta pemantauan mengenai dampak pencemaran air yang ditimbulkan

dari kegiatan ini

4) Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2005 tentang Jalan Tol, sebagai pedoman

untuk prasayarat penyelenggaraan jalan tol

5) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, sebagai pedoman untuk

mengetahui aturan prinsip, kriteria, persyaratan, wewenang, serta pelaksanaan

pembangunan, agar jalan tol yang akan dibuat dapat berjalan sebagaimana fungsinya.

6) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Simber Daya Air,

untuk mengetahui ketentuan-ketentuan dalam pengelolaan sumber daya air yang

digunakan

7) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah, sebagai pedoman

dalam pemanfaatan dari pelestarian air tanah

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 6

Page 7: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Peraturan Menteri

1) Peratuan Menteri PU Nomor 295/PRT/M/2005 tentang Badan Pengatur Jalan Tol,

untuk mengetahui sistem, tugas, fungsi, serta wewenang BPJT yang nantinya

melakukan sebagian wewenang Pemerintah dalam penyelenggaraan jalan tol.

2) Peratuan Menteri PU Nomor 392/PRT/M/2005 tentang Standar Pelayanan Minimal

Jalan Tol, sebagai pedoman penyediaan layanan jalan tol agar memenuhi standar

pelayanan sesuai peraturan yang berlaku.

3) Peratuan Menteri PU Nomor 27/PRT/M/2006 tentang Pedoman Pengadaan

Pengusahaan Jalan Tol, sebagai pedoman dalam panitia pelasanaan pembangunan

dalam melaksanakan pengadaan pengusahaan jalan tol.

4) Peratuan Menteri PU Nomor 01/PRT/M/2007 tentang Petunjuk Teknis Penelitian,

Pengembangan dan Pemberdayaan Tol, sebagai petunjuk teknis dalam pelaksanaan

pengembangan dan pemberdayaan jalan tol nantinya.

5) Peratuan Menteri PU Nomor 02/PRT/M/2007 tentang Petunjuk Teknis Pemeliharaan

Jalan Tol dan Jalan Penghubung, sebaga petunjuk teknis dalam pemeliharaan jalan

tol nantinya.

Keputusan Menteri

1) Keputusan Menteri Negara LH Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku

Tingkat Kebisingan; untuk mengetahui tingkat kebisingan yang diperbolehkan,

dikaitkan dengan fungsi jalan, serta untuk mengetahui metode perhitungan dan

evaluasi tingkat kebisingan yang dapat digunakan.

2) Keputusan Menteri Negara LH Nomor KEP-49/MENLH/11/1996 tentang Baku

Tingkat Getaran; untuk mengetahui tingkat getaran yang berada dalam batas aman,

baik bagi kenyamanan dan kesehatan, maupun bagi keadaan struktur jalan, serta

untuk mengetahui metode pengukuran dan evaluasi tingkat getaran yang dapat

digunakan.

3) Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang

Batas Faktor Fisikia di Tempat Kerja; sebagai pedoman ketentuan keadaan faktor

fisika (iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro dan sinar ultra ungu)

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 7

Page 8: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

dalam tempat kerja yang dapat diterima oleh tenaga kerja tanpa mengakibatkan

gangguan kesehatan.

4) Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 353-KPTS-M-2001 tentang Ketentuan

Teknik, Tata Cara Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Tol; untuk mengetahui tata

cara dan ketentuan dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan tol, serta komponen-

komponen jalan tol yang harus dilengkapi.

5) Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 354-KPTS-M-2001 tentang Kegiatan

Operasi Jalan Tol; untuk mengetahui sistem operasi jalan tol, baik sistem

pengumpulan, maupun transaksi tol.

6) Keputusan Menteri PU Nomor 369/KPTS/M/2005 tentang Rencana Umum Jaringan

Jalan Nasional; sebagai pedoman pembangunan jalan tol agar selaras dengan rencana

tata ruang Sulawesi Selatan.

7) Keputusan Menteri PU Nomor 370/KPTS/M/2007 tentang Penetapan Golongan Jenis

Kendaraan Bermotor pada Ruas Jalan Tol yang Sudah Beroperasi dan Besarnya Tarif

Tol pada Beberapa Ruas Jalan Tol yang akan di gunakan sebagai pedoman dalam

pengoperasian jalan tol.

Keputusan Kepala BPJT

1) Keputusan Kepala BPJT Nomor 03-KPTS-BPJT Tahun 2006 tentang Pedoman

Pemantauan dan Penilaian Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol yang

akan digunakan sebagai pedoman agar jalan tol yang dibangun memenuhi standar

pelayanan minimal yang ada.

2) Keputusan Kepala BPJT Nomor 16-KPTS-BPJT Tahun 2008 tentang Master Plan

Tempat Istirahat dan Pelayanan Pada Jalan Tol yang akan digunakan sebagai

pedoman pembangunan tempat istirahat dan pelayanan pada jalan tol.

Peraturan Daerah

1) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provins Sulawesi Selatantahun 2009-2029 yang akan digunakan

sebagai pedoman pembangunan jalan tol agar selaras dengan rencana tata ruang

provinsi Sulawesi Selatan yaitu peningkatan lahan pangan berkelanjutan dengan

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 8

Page 9: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

mengarahkan pengembangan agrobisnis dan agroindustri khususnya komoditi-

komoditi unggulan Sulawesi Selatan, yang sekaligus sebagai penggerak ekonomi

rakyat

2) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 3 Tahun 2005 tentang Garis

Sempadan Jalan, sebagai pedoman pembangunan sempadan jalan tol yang akan

dibangun

3) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 7 Tahun 1995 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Provinsi Sulawesi

Tengah; sebagai pedoman untuk mengatur kondisi lalu lintas di jalan Provinsi,

Sulawesi Tengah.

4) Peraturan Daerah Provinsi Selawesi Barat Nomor 5 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Barat tahun 2005-2025,

sebagai pedoman proses konstruksi agar sesuai dengan rencana pembangunan jangka

panjang di Sulawesi Barat

Peraturan Gubernur

1) Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Pengelolaan, Tata Cara dan Perizinan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,

sebagai pedoman untuk mengelola limbah B3 yang di hasilkan dari jalan tol

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 9

Page 10: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

YA

1.4 Penapisan

Alur Penapisan Amdal Proyek Jalan Tol

Penjelasan :

Dikarenakan pembangunan jalan tol Kota Mandai-Kota Palu melebihi 5 km

dengan pengadaan lahan lebih dari 10 hektar, dan luas pengadaan lahannya lebih dari 30

hektar, maka berdasarkan Permen LH N.05 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan /atau

Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, pembangunan

jalan tol ini termasuk kedalam pembangunan yang wajib amdal. Hal ini tercantum pada topik I

yaitu tentang bidang pekerjaan umum point 6.

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 10

Pembangunan Jalan Tol Mandai – Pelabuhan

Semayang

PERMENLH No 05 Tahun

2012

UKL-UPL PERMENLH

No

TIDAK

- Luas wilayah kegiatan operasi produksi berkorelasi dengan luas penyebaran dampak

- Memicu alih fungsi lahan beririgrasi teknis menjadi lahan permukiman dan industri

- Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan getaran, emisi yang tinggi, gangguan visual, dan dampak sosial.

Wajib Memiliki AMDAL

Page 11: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

BAB II

RUANG LINGKUP STUDI

2.1 Lingkup Rencana Usaha dan / atau Kegiatan yang akan Ditelaah

2.1.1 Status Studi Amdal

Studi Amdal ini dilaksanakan setelah studi kelayakan teknis dan ekonomis selesai sehingga

uraian kegiatan sesuai data perencanaan terakhir.

2.1.2 Rencana Kegiatan

Rencana pembangunan jalan tol ini akan menghubungkan Provinsi Sulawesi Selatan

hingga Sulawesi Tengah. Pembangunan jalan tol ini merupakan bentuk pemenuhan

terhadap kebutuhan masyarakat Sulawesi dalam hal mobilisasi.Proyek ini akan berhenti

sampai kota Palu, diawali dengan melanjutkan jalan tol Ir. Sutami, Mandai, Sulawesi

Selatan. Jalan tol yang rencananya akan dibangun mulai 2014 ini, direncanakan akan

memiliki panjang jalan sejauh + 950 km.

Proyek jalan tol kali ini akan bermula dari kota Mandai, Sulawesi Selatan, dan akan

berakhir di kota Palu, Sulawesi Tengah. Beberapa bagian dari jalan tol ini juga akan berada

diatas permukaan laut, dan sisanya akan dibangun diatas daratan yang meliputi pesisir,

hutan bakau, persawahan, ladang, perbukitan, dan permukiman penduduk.

Berikut ini merupakan peta rencana pembangunan jalan tol (garis hitam merupakan rencana

lokasi jalan tol) :

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 11

Page 12: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Gambar 1. Peta Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu

2.1.3 Status Lahan

Jalan Tol Mandai – Palu yang akan dibangun melewati tiga provinsi di Pulau Sulawesi ini

akan dibangun dengan lebar 19,5 meter dengan panjang jalan + 950 km. Jalan tol Mandai –

Palu ini akan melalui 23 kota, yaitu kota Mandai, Maros, Pangkajene, Ma’rang, Baru,

Malusetasi, Pare-pare, Suppa, Cempa, Duampanua, Lembang, Polewali, Wonomulyo,

Campalagian, Tutallu, Malunda, Tapalang, Mamuju, Kalumpang, Limbong, Kulawi,

Donggala, Dolo, Palu Timur, dan akan berakhir di pusat kota Palu. Pembangunan jalan tol

ini akan menggunakan tanah milik negara, sebagian tanah milik masyarakat berstatus hak

milik perseorangan (seperti lahan pertanian, perkebunan, dan ladang), dan juga akan

mengambil lahan di lautan yang termasuk dalam kepemilikan negara.

2.1.4 Pemanfaatan Lahan

Kegiatan pembangunan Jalan Tol Mandai – Palu ini meiputi pembangunan Jalan Tol yang

memiliki 2 jalur dengan masing-masing 4 lajur. Masing-masing lajur diperkirakan akan

memakan lahan selebar 3,5 meter, sehingga untuk 4 lajur dibutuhkan lahan sejauh 14

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 12

Page 13: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

meter. Jumlah lahan yang diperlukan belum ditambah dengan estimasi lebar bahu jalan dan

sedikit lahan yang akan menjadi pemisah antara dua jalur. Untuk bahu jalan dan lahan

pemisah lajur diperkirakan membutuhkan lahan sebesar 5,5 m, dengan perhitungan untuk

bahu jalan masing-masing 2 m dan untuk lahan pemisah lajur adalah 1,5 m.

2.1.5 Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan pembangunan jalan tol yang diperkirakan akan menimbulkan dampak

terhadap lingkungan adalah :

a. Tahap Prakonstruksi

Tahapan prakonstruksi ini terdiri dari kegiatan :

1. Perizinan

Untuk tahap perizinan, maka akan ada pengurusan izin penggunaan lahan yang

akan dilakukan oleh tim pemrakarsa kepada instansi-instansi terkait di Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah, seperti Dinas

Pekerjaan Umum Bina Marga dan Dinas Tata Kota

2. Pembebasan Lahan

Dalam pembangunan jalan tol ini diperlukan lahan untuk pembangunan jalan.

Pembebasan lahan akan terjadi disepanjang rencana pembangunan jalan tol, di

setiap kota yang akan dipergunakan. Jalan tol diperkirakan akan membutuhkan

lahan sebesar 19,5 m x + 950.000 m atau setara dengan 1.852.500 m2 (1.852,5 Ha).

Dari 1.852,5 Ha tersebut, yang akan menggunakan lahan di perairan (laut) sekitar

13,26 Ha dan sisanya akan menggunakan lahan di daratan.

Mekanisme pembebasan lahan pada dasarnya telah diatur oleh Peraturan Presiden

Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005 tentang pengadaan Tanah Bagi Pelaksana

Pembangunan untuk Kepentingan Umum dan Peraturan Kepala Badan Pertahanan

Nasional No. 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perpres No. 36 Tahun

2005 sebagaimana telah diubah dengan Perpres No. 65 Tahun 2006 tentang

Perubahan atas Perpres No. 3 Tahun 2005.

Mekanisme Pembebasan Tanah

Untuk tanah yang luasnya lebih dari 1 Hektar, pengadaan tanah dilakukan

dengan bantuan Panitia Pengadaan Tanah yang terdiri dari perangkat daerah dan

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 13

Page 14: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

unsur Badan Pertahanan Nasional.Panitia Pengadaan Tanah menunjuk Lembaga

Penilai Harga Tanah yang telah memperoleh lisensi dari Badan Pertahan

Nasional. Panitia Pengadaan Tanah yang akan menetapkan tempat dan tanggal

musyawarah dengan mengundang instansi Pemerintah yang memerlukan tanah

dan para pemilik untuk musyawarah mengenai rencanan pembangunan dan

bentuk atau besar ganti rugi yang akan diberikan kepada pemilik tanah tersebut.

Proses musyawarah juga akan memerlukan waktu lama melihat jumlah lahan

yang diperlukan juga cukup banyak, walaupun memang sebagian besar lahan

merupakan lahan milik negara. Peraturan dari Badan Pertahanan Nasional yang

mengatur tentang penggantian ganti rugi kepada pemilik lahan adalah Peraturan

Kepala BPN No. 3/2007 pasal 31.

3. Studi Kelayakan

Untuk membangun jalan tol ini, diperlukan studi kelayakan terlebih dahulu yang

meliputi :

Studi lingkungan

Studi kelayakan lingkungan merupakan bentuk studi yang dilakukan untuk

menganalisa dampak apa yang akan terjadi pada lingkungan tempat dimana

akan dibangun proyek jalan tol tersebut. Dalam studi lingkungan ini, ada

beberapa yang akan diuji, yaitu struktur kondisi laut, tanah, geologi,dan bentang

lahan. Struktur kondisi laut perlu untuk diuji kondisi awalnya karena kondisi

ekosistem yang ada didalam laut akan berpengaruh terhadap struktur jalan tol

nantinya. Struktur kondisi laut yang perlu diketahui antara lain kadarkeasinan,

pH, dan senyawa-senyawa lain yang ada di laut. Tanah perlu diuji untuk

diketahui karakteristik tanah, seperti daya dukung tanah, waktu konsolidasi

tanah, permeabilitas tanah, dan kekuatan geser tanah. Bentang lahan perlu untuk

diketahui karena akan ada pengubahan tata guna lahan, sehingga dapat

ditentukan upaya yang tepat untuk menangani fungsi lahan yang berubah.

Studi kimia

Studi kelayakan kimia merupakan bentuk studi kelayakan untuk menganalisa

dampak kimia yang akan terjadi selama proses pembangunan jalan tol. Ada

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 14

Page 15: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

beberapa aspek yang harus diukur dan diketahui melalui studi ini, yaitu

pencemaran air laut, udara, dan tanah.

Studi biologi

Studi kelayakan biologi merupakan bentuk studi kelayakan untuk menganalisa

dampak biologis yang akan terkena dampak dari pembangunan jalan tol ini.

Beberapa aspek yang harus diuji adalah ekosistem yang ada di Selat Makassar,

flora dan fauna yang hidup di daratan.

Studi ekonomi

Studi kelayakan ekonomi merupakan bentuk studi kelayakan yang menganalisa

kondisi perekonomian masyarakat di daerah sekitar yang lahannya, baik itu

pemukiman, pertanian, atau jenis lahan lainnya, menjadi korban pembebasan

lahan.

b. Tahap Konstruksi

Untuk mempercepat pembangunan jalan tol, maka pekerjaan konstruksi dibagi menjadi

100 paket pengerjaan dengan masing-masing paket kurang lebih adalah 9,5 km. uraian

masing-masing kegiatan pada tahap konstruksi adalah :

1. Pekerjaan Persiapan

Pembersihan lahan untuk mempermudah pekerjaan

Pemasangan rambu-rambu pekerjaan konstruksi

Pembangunan Base Camp meliputi kantor proyek, barak tempat peristirahatan

pekerja, bengkel, dan gudang

2. Mobilisasi Pekerja

Jumlah tenaga kerja yang terserap untuk pelaksanaan konstruksi diperkirakan akan

mencapai ± 2000 orang, yang terdiri dari staf, mandor, dan para pekerja konstruksi

dimana diperkirakan 20% tenaga kerja konstruksi berasal dari masyarakat sekitar

lokasi proyek. Pekerja staf, baik dari kontraktor maupun sub kontraktor umumnya

tidak menetap di dalam lokasi proyek, sedangkan para pekerja harian akan

dibuatkan barak tempat peristirahat di sekitar lokasi proyek.

3. Mobilisasi Material dan Peralatan Konstruksi

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 15

Page 16: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Material dan peralatan yang digunakan sebagian besar didatangkan dari lokasi

terdekat.Jenis peralatan ringan dan berat yang digunakan selama Pembangunan

Jalan Tol Kota Mandai-Palu ini antara lain :

Asphalt Sprayer

Road Cold Recycler

Asphalt Mixing Plant

Concrete Batching

Stone Crusher Plant

Jaw Crusher

Asphalt Finisher

Cone Crusher

Wheel Loader

Asphalt Finisher

Tandem Roller

Sementara material yang digunakan antara lain : agregat halus, batu kali, aspal,

semen, agregat kasar, besi, baja, dll. Pengangkutan bahan/material konstruksi

tersebut dilakukan oleh masing-masing perusahaan atau industri penyedia bahan

bangunan tersebut dengan menggunakan alat angkut berupa dump truck dan jenis

kendaraan lain sesuai kebutuhan pengangkutan. Mobilisasi material dan peralatan

dilakukan dengan pengaturan dari pihak kontraktor pelaksana proyek agar tidak

mengganggu fungsi jalan umum.Selain itu, diperlukan adanya pemberitahuan

kepada masyarakat sekitar mengenai adanya kendaraan yang melintas dan keluar-

masuk lokasi proyek agar tidak mengganggu mobilitas masyarakat sekitar.

4. Pekerjaan Konstruksi Jalan Tol

Pembangunan jalan tol Mandai – Palu dengan lebar jalan 19,5 meter ini akan

mengubah beberapa fungsi lahan, seperti lahan pertanian, permukiman, perkebunan,

dan perbukitan menjadi jalan. Uraian kegiatan konstruksi jalan tol Mandai- Palu

masing-masing adalah sebagai berikut :

a. Perataan Lahan

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 16

Page 17: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Lahan yang akan digunakan, setelah dalam keadaan bersih, perlu diratakan

untuk mendapatkan elevasi yang sesuai dengan rancangan jalan. Perataan lahan

ini dilakukan dengan menggunakan alat loaderdan dozer.

b. Pemadatan Tanah

Sebelum membuat pondasi untuk pembangunan badan jalan, diperlukan

pemadatan terhadap tanah yang akan dijadikan jalan. Hal ini perlu dilakukan

untuk menghindari terjadinya penurunan letak tanah setelah nantinya ada

pembebanan terhadap tanah.

c. Pekerjaan Pondasi

Pembuatan pondasi hanya dilakukan pada letak jalan yang akan dibangun di

atas permukaan laut, yaitu dengan menggunakan pondasi tiang pancang.

d. Pekerjaan Perkerasan Jalan

Untuk pembangunan jalan tol di daratan, maka hanya akan dilakukan

perkerasan terhadap tanah yang akan dibangun menjadi jalan. Jenis perkerasan

yang akan dilakukan pada tanah didaratan adalah flexible pavement. Berikut ini

adalah rincian dari perkerasan fleksibel, yaitu 10 cm ketebalan diisi dengan

sirtu, 20 cm diisi oleh batu pecah, dan 16 cm diisi oleh asbuton.

e. Pekerjaan Relokasi Utilitas

Utilitas yang ada disekitar bahu dan median daerah yang akan dijadikan sebagai

jalan tol pasti akan terganggu seiring dengan adanya proyek pembangunan.

Untuk itu, beberapa utilitas yang terdapat disepanjang daerah yang akan

dibangun, seperti jaringan listrik PLN, air bersih (PAM), dan telepon atau data

akan direlokasi.

f. Kegiatan Dewatering

Dilakukan surface dewatering untuk mengantisipasi tekanan air pada struktur

jalan, karena tekanan air tersebut dapat mengurangi tekakan efektif tanah.

Kegiatan ini dilakukan dengan pembuatan saluran di dasar galian untuk

menampung genangan air yang kemungkinan akan ada sepanjang proses

pembangunan.

g. Sistem Drainase

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 17

Page 18: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Pembuatan sistem drainase ini bertujuan untuk mengalirkan limpasan air hujan

dari permukaan jalan .Sistem drainase dibangun di sekitar bahu jalan.

h. Finishing

Pekerjaan finishing akan meliputi pekerjaan pembuatan gardu jalan tol, instalasi

pemasangan lampu untuk jalan tol, pengecatan marka jalan, pemasangan rambu-

rambu lalu lintas dan rehabilitasi sarana umum seperti kabel listrik, telepon, dll.

c. Tahap Operasi

Jalan tol Mandai – Palu ini rencananya akan dioperasikan pada tahun 2016. Tahap

operasi ini meliputi kegiatan pengumpulan tol, penggunaan jalan, serta pengawasan

dan pemeliharaan

Pengumpulan Tol

Pengumpulan tol merupakan kegiatan pembayaran tol oleh pengguna jalan tol. Pada

jalan tol Mandai-Palu ini direncakan akan menggunakan sistem tertutup, yaitu

pengguna jalan diwajibkan mengambil tanda masuk pada gerbang masuk terlebih

dahulu dan membayar tol pada gerbang keluar.

Penggunaan Jalan

Penggunaan jalan meliputi penggunaan komponen-komponen yang ada pada jalan

tol, seperti : jalur lalu luntas jalan tol, bahu jalan, gerbang tol, dll.

Pengawasan dan Pemeliharaan

Pengawasan dilakukan untuk mengawasi fungsi dan kelayakan fisik dari tiap

komponen pada jalan tol, mengawasi apakah kapasitas jalan tol dalam segi

kuantitas dan bobot sesuai dengan yang direncanakan, mengawasi dampak-dampak

yang terjadi selama tahap operasi, serta mengawasi pelaksanaan kewajiban

perjanjiaan pengusahaan jalan tol ini.Sedangkan pemeliharaan jalan tol terdiri dari

pemeliharaan rutin, berkala, dan peningkatan.

2.1.6 Kegiatan di Sekitar Lokasi Proyek

Kondisi wilayah di sekitar lokasi yang direncanakan akan dibuat jalan tol terdiri dari

permukiman warga, pertanian, perkebunan, perbukitan, dan ladang.

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 18

Page 19: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Permukiman yang dilalui terdiri dari permukiman padat penduduk dan permukiman yang

cukup jarang penduduknya.Pada permukiman padat, interaksi antarwarga terbilang tinggi,

sehingga dapat terlihat hubungan yang terbangun diantara mereka cukup erat. Sedangkan,

pada permukiman yang cukup jarang penduduknya, dikarenakan rumah yang berjauhan,

interaksi yang terjadi terbatas hanya pada waktu-waktu tertentu saja.

Pertanian di sekitar lokasi proyek dapat dikatakan cukup maju, merupakan salah satu sektor

yang paling dominan di hampir semua kawasan yang dilalui untuk pembangungan jalan tol

ini. Contohnya kota Maros yang merupakan penghasil komoditas beras yang besar.

2.1.7 Alternatif-alternatif yang Akan Dikaji Dalam Andal

Kajian AMDAL jalan tol ini akan dilaksanakan setelah proses desain selesai dilakukan oleh

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah.

Dinas Pekerjaan Umum pada ketiga provinsi ini belum melaksanakan kajian akan lalu

lintas dan struktur yang tertuang dalam suatu laporan. Sehingga, belum ada alternative

yang dapat diuji dan dikaji dalam Andal.

2.2 Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal2.2.1 Komponen Transportasi

Moda transportasi darat di sepanjang lokasi rencana proyek yang selama ini menunjang

kehidupan masyarakat sekitar diantaranya yaitu angkutan umum, bus reguler, bus DAMRI,

taksi, dan kereta api. Selain angkutan tersebut di atas, kendaraan yang ramai mewarnai

jalan raya yang menjadi jalur transportasi antarkota, yaitu motor dan angkutan-angkutan

berat, seperti kontainer dan truk gandeng.

2.2.2 Komponen Fisik Kimia

a. Kualitas Udara

Kondisi kualitas udara di lokasi pembangunan jalan tol dan sekitarnya masih sangat

baik dengan kadar debu yang sangat sedikit. Hal ini disebabkan wilayah tersebut

didominasi oleh lahan hijau.

b. Ketersediaan Air

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 19

Page 20: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Suplai air bersih yang digunakan penduduk dalam keseharian atau kegiatan-kegiatan

tertentu mayoritas berasal dari air tanah dengan kedalaman + 8 m..Konisi air tanah pada

kawasan di sekitar lokasi rencana proyek terbilang masih dalam keadaan yang baik dan

layak digunakan.

c. Saluran Drainase

Secara umum, kondisi saluran drainase di sepanjang lokasi rencana proyek relatif baik

dan cukup memadai.Sebagian besar saluran tersebut masih dalam keadaan alami,

dengan dinding saluran adalah tanah liat.Meski demikian, ditemui beberapa saluran

yang telah terdapat endapan di dalamnya, sehingga menyebabkan aliran air kurang

lancar.

2.2.3 Komponen Biologi

Jenis flora dan fauna yang dapat dilihat pada daerah yang akan menjadi jalan tol Mandai –

Palu ini antara lain, flora darat yaitu pohon bakau, padi, jagung, mahoni, cemara kipas,

cempaka, palem, putri malu, pohon kelapa, pohon kokoa, dan berbagai jenis rerumputan

yang ada. Untuk flora perairan darat (sungai) yaitu alga dan eceng gondok.Untuk flora

lautan yaitu rumput laut.

Sedangkan untuk fauna darat adalah burung gereja, ayam, serangga, kucing liar.Untuk

fauna perairan adalah ikan air tawar, seperti contohnya adalah sapu-sapu. Sedangkan untuk

fauna air laut adalah ikan tuna dan kerang. Selain itu, ada pula jenis ekosistem yang ada

didalam Selat Makassar, yaitu terumbu karang.

2.2.4 Komponen Sosial, Ekonomi, Budaya

Mata pencaharian warga di sekitar lokasi proyek kebanyakan berasal dari sektor pertanian,

perdagangan, kelautan, dan hutan bakau serta hutan kelapa.Kondisi sosial masyarakat di

wilayah sekitar lokasi rencana pembangunan jalan tol terbilang baik, meski mereka tidak

terlalu terbuka dengan kehadiran orang pendatang.

2.2.5 Kesehatan Masyarakat

Dari hasil studi literatur yang ada, masyarakat di sekitar lokasi kegiatan, kondisi kesehatan

pada umumnya cukup baik dan sehat.

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 20

Page 21: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

2.3 Pelingkupan2.3.1 Proses Pelingkupan

2.3.1.1 Identifikasi Dampak Potensial

Dengan meninjau komponen kegiatan yang mungkin dapat menyebabkan dampak, serta

komponen lingkungan yang mungkin terkena dampak,diidentifikasi dampak-dampak

potensial yang mungkin terjadi akibat kegiatan tersebut. Pada tahap ini hanya diinventarisasi

dampak potensial yang mungkin timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak atau

penting tidaknya dampak. Identifikasi dampak potensial dilakukan melalui serangkaian hal

konsultasi dan diskusi tim amdal dengan para pakar, pemrakarsa, instansi pemerintah yang

bertanggung jawab dan masyarakat yang berkepentingan. Hasil identifikasi dampak potensial

adalah sebagai berikut :

A. Tahap Pra Konstruksi

1. Perizinan

Kegiatan perizinan tidak berpotensi menimbulkan dampak apapun

2. Pembebasan Lahan

Kegiatan pembebasan lahan berpotensi menimbulkan dampak terjadinya konflik sosial

yang terjadi antara pemilik lahan dan pemrakarsa, seperti:

1. Keresahan masyarakat

2. Hilangnya aset

3. Hilangnya mata pencaharian masyarakat setempat

4. Terganggunya kegiatan sosial ekonomi

5. Kriminalitas

3. Studi Kelayakan

Kegiatan studi kelayakan yang terdiri dari studi lingkungan, studi kimia, studi biologi,

dan studi ekonomi dapat menimbulkan dampak pada persepsi masyarakat dan

peningkatan akan kebutuhan tenaga kerja

B. Tahap Konstruksi

1. Pekerjaan Persiapan

Pada pekerjaan persiapan yang terdiri dari pembersihan lahan, pemasangan rambu

pekerjaan konstruksi, dan pembanguan base camp, dapat meningkatkan kesempatan

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 21

Page 22: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

kerja, menimbulkan kebisingan, berdampak pada kualitas udara, dan biota darat. Perlu

diperhatikan pula keselamatan dan kesehatan pekerja selama kegiatan berlangsung.

2. Mobilisasi Pekerja

Kegiatan mobilisasi pekerja dapat menimbulkan dampak kemacetan lalu lintas,

kebisingan, kualitas udara, kesempatan kerja, dan persepsi masyarakat.

3. Mobilisasi Material dan Peralatan Konstruksi

Pada kegiatan ini, dampak yang mungkin timbul yaitu terjadinya kemacetan,

kebisingan, kualitas udara, mengganggu kualitas lahan pertanian dan perkebunan,

meningkatkan kesempatan kerja, persepsi masyarakat, keselamatan lalu lintas,

kenyamanan, serta kesehatan dan kriminalitas.

4. Pekerjaan Konstruksi Jalan Tol

Kegiatan ini dapat menimbulkan dampak kemacetan pada daerah sekitar lokasi,

kebisingan, kualitas udara, iklim mikro, abrasi, erosi, gangguan pada struktur tanah

dan kestabilan tanah, fisiografi daerah pesisir, gangguan pada lahan pertanian dan

perkebunan, terumbu karang, vegetasi lautan, dan biota darat. Selain itu dapat

meningkatkan kesempatan kerja, berpotensi memicu konflik sosial, kriminalitas,

berdampak pada persepsi masyarakat, keselamatan kerja, kenyamanan, drainase, dan

kesehatan.

C. Tahap Operasi

1. Pengumpulan Tol

Kegiatan pengumpulan tol dapat menimbulkan dampak kemacetan dan kesempatan

kerja.

2. Penggunaan Jalan

Kegiatan penggunaan jalan dapat menimbulkan dampak kemacetan, kualitas udara,

kebisingan, dan kriminalitas.

3. Pengawasan dan Pemeliharaan

Kegiatan pengawasan dan pemeliharaan jalan tol dapat berdampak pada kesempatan

kerja, drainase, kriminalitas, dan keselamatan.

Berdasarkan uraian tersebut, jenis-jenis dampak potensial yang timbul akibat proyek

pembangunan jalan tol adalah sebagai berikut :

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 22

Page 23: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

1. Keresahan masyarakat

2. Hilangnya aset

3. Hilangnya mata pencaharian masyarakat setempat

4. Terganggunya kegiatan sosial ekonomi

5. Kriminalitas

6. Kemacetan

7. Kebisingan

8. Kualitas udara

9. Lahan pertanian dan perkebunan

10. Iklim mikro

11. Abrasi

12. Erosi

13. Struktur tanah

14. Kestabilan tanah

15. Fisiografi daerah pesisir

16. Drainase

17. Biota darat

18. Vegetasi lautan

19. Terumbu karang

20. Konflik sosial

21. Ekonomi masyarakat

22. Persepsi masyarakat

23. Kesempatan kerja

24. Kriminalitas

25. Keselamatan

26. Kenyamanan

27. Kesehatan

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 23

Page 24: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Matriks Identifikasi Dampak

Komponen Lingkungan

Rencana KegiatanPra-

Konstruksi Konstruksi Operasi

1 2 3 1 2 3 4 1 2 3A. TRANSPORTASI1. Kemacetan x x x x xB. FISIK-KIMIA1. Kebisingan x x x x x2. Kualitas udara x x x x x3.Lahan pertanian dan perkebunan x x4.Abrasi x5.Erosi x6. Struktur tanah x7. Kestabilan tanah x8. Fisiografi daerah pesisir x9. Drainase10. Iklim mikro xB. BIOLOGI1. Vegetasi lautan x2. Terumbu karang x3. Biota x xC. SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA1. Sosial dan ekonomi masyarakat x x2. Keresahan masyarakat x x x x x3. Aset masyarakat x4. Kesempatan kerja dan mata pencaharian x x x x x x x5. Kriminalitas x x x x x

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 24

Page 25: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

D. KESEHATAN MASYARAKAT1. Keselamatan x x x x x2. Kenyamanan x x3. Kesehatan x x x

Keterangan

Pra Konstruksi

1 : Perizinan

2 : Pembebasan lahan

3 : Studi kelayakan

Konstruksi

1 : Pekerjaan persiapan

2 : Mobilisasi pekerja

3 : Mobilisasi material dan peralatan konstruksi

4 : Pekerjaan konstruksi jalan tol

Operasi

1 : Pengumpulan Tol

2 : Penggunaan jalan

3 : Pengawasan dan Pemeliharaan

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 25

Page 26: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

2.3.1.2 Evaluasi Dampak Potensial

Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk menghilangkan/meniadakan dampak potensial

yang dianggap tidak relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak besar

dan penting hipotesis yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam

dalam studi Andal.Daftar dampak besar dan penting potensial ini disusun berdasarkan atas

hal-hal yang dianggap penting oleh masyarakat di sekitar rencana kegiatan, instansi yang

bertanggung jawab dan para pakar.Pada tahap ini daftar dampak besar dan penting

hipotesis yang dihasilkan belum tertata secara sistematis.

Metode yang digunakan pada tahap ini adalah interaksi kelompok (rapat, lokakarya,

brainstorming), survey lapangan, studi literature, kajian studi eksisting, diskusi antar pakar

dan professional judgement. Kegiatan evaluasi dampak besar dan penting ini dilakukan

oleh pemrakarsa kegiatan (konsultan penyusun Amdal) dengan mempertimbangkan hasil

konsultasi dan diskusi dengan pakar, instansi yang bertanggung jawab serta masyarakat

yang berkepentingan. Evaluasi dampak potensial hasil identifikasi adalah sebagai berikut :

1. Keresahan masyarakat

Kegiatan pembebasan lahan dapat menimbulkan keresahan masyarakat terhadap

kepemilikan aset tanah mereka.

2. Hilangnya aset

Kegiatan pembebasan lahan dapat menyebabkan hilangnya aset tanah masyarakat

yang akan digantikan dalam bentuk ganti rugi uang.

3. Hilangnya mata pencaharian masyarakat setempat

Kegiatan pembebasan lahan dapat menyebabkan hilangnya mata pencaharian

masyarakat setempat diakibatkan lahan tempat bekerja akan dialihfungsikan menjadi

jalan tol. Namun, tidak semua mata pencaharian akan berubah.

4. Terganggunya kegiatan sosial ekonomi

Kegiatan pembebasan lahan akan menyebabkan berubahnya tata guna lahan, sehingga

dapat menyebabkan terganggunya kegiatan sosial ekonomi yang telah berjalan

sebelumnya.

5. Kriminalitas

Kegiatan pembebasan lahan dapat memicu terjadinya kriminalitas dari pihak-pihak

yang ingin mengambil keuntungan dari kegiatan ini.

6. Kemacetan

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 26

Page 27: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Kegiatan konstruksi dan operasi jalan tol ini dapat menimbulkan kemacetan. Pada

tahap konstruksi, kemacetan terjadi akibat meningkatnya volume kendaraan di daerah

sekitar lokasi pembangunan dengan kendaraan pengangkut material ataupun kendaraan

pendukung lainnya. Sementara pada tahap operasi, kemacetan dapat terjadi akibat

semakin padatnya lalu lintas di sekitar jalan tol. Dengan demikian, dampak kemacetan

ini digolongkan sebagai dampak penting hipotetik.

7. Kebisingan

Kegiatan konstruksi dan operasi jalan tol ini dapat menyebabkan meningkatnya tingkat

kebisingan di daerah sekitar jalan tol. Pada tahap konstruksi, kebisingan terjadi pada

saat proses perkerasan jalan, pembangunan pondasi, dan mobilisasi material yang

diperlukan. Sedangkan, pada tahap operasi, kebisingan terjadi akibat suara yang

dihasilkan dari kendaraan yang melewati jalan tol tersebut. Dari dampak yang dapat

dihasilkan ini, maka kebisingan digolongkan sebagai dampak penting hipotetik.

8. Kualitas udara

Kualitas udara di sekitar lokasi jalan tol akan terganggu selama tahap konstruksi dan

operasi. Pada tahap konstruksi, kualitas udara akan terganggu akibat proses

pembangunan jalan yang menghasilkan debu, sedangkan pada tahap operasi, kualitas

udara akan terganggu akibat lalu lintas kendaraan yang menghasilkan gas buangan

berupa karbon monoksida (CO). Dengan demikian, dampak ini tergolong sebagai

dampak penting hipotetik.

9. Lahan pertanian dan perkebunan

Kondisi lahan pertanian dan perkebunan akan terganggu, baik secara kualitas maupun

kuantitas. Secara kualitas, kondisi lahan pertanian dan perkebunan di daerah sekitar

jalan tol dapat terganggu akibat adanya polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan,

baik pada tahap konstruksi maupun tahap operasi. Sedangkan secara kuantitas, jumlah

lahan pertanian dan perkebunan akan berkurang akibat beberapa diantara lahan

tersebut digunakan sebagai lahan untuk pembangunan jalan tol. Dengan demikian,

dampak ini tergolong sebagai dampak penting hipotetik.

10. Iklim mikro

Iklim mikro di daerah sekitar jalan tol akan terpengaruh akibat polusi udara yang

terjadi selama proses konstruksi dan pada tahap operasi. Dengan demikian, dampak ini

tergolong sebagai bukan dampak penting hipotetik.

11. Erosi

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 27

Page 28: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Erosi merupakan pengikisan tanah yang diakibatkan oleh air. Pada tahap konstruksi,

dapat terjadi perubahan struktur tanah yang pada akhirnya dapat mengakibatkan

terjadinya erosi. Dengan demikian, dampak ini tergolong sebagai dampak penting

hipotetik.

12. Struktur tanah

Struktur tanah yang digunakan sebagai lokasi jalan tol dapat terganggu selama proses

konstruksi dan selama tahap operasi. Pada proses konstruksi, struktur tanah dapat

terganggu akibat adanya proses pembersihan lahan, pemadatan lahan, perkerasan jalan,

dan juga pembangunan pondasi. Sedangkan pada tahap operasi, struktur tanah dapat

terganggu akibat adanya beban kendaraan yang melintas diatas tanah tersebut. Dengan

demikian, dampak ini tergolong sebagai dampak pentng hipotetik.

13. Kestabilan tanah

Kestabilan tanah terganggu akibat adanya pemadatan tanah dan juga pembangunan

struktur pondasi, sehingga dapat mengakibatkan terjadi penurunan pada tanah. Selain

itu, kestabilan tanah dapat terganggu akibat adanya getaran yang dihasilkan oleh arus

lalu lintas kendaraan. Dengan demikian, dampak penting ini tergolong sebagai

dampak penting hipotetik.

14. Fisiografi daerah pesisir

Beberapa daerah pesisir akan terganggu fisiografinya akibat adanya proses konstruksi.

Dengan demikian, dampak penting ini tergolong sebagai dampak penting hipotetik.

15. Drainase

Drainase di daerah sekitar lokasi jalan tol akan terganggu. Beberapa daerah yang

memiliki fungsi sebagai daerah resapan air, seperti perkebunan dan perbukitan akan

digunakan sebagai lokasi pembangunan jalan tol. Kondisi ini akan mengakibatkan

daerah tangkapan air berkurang dan berpotensi menyebabkan kekurangan air bersih.

Selain itu, sisa material yang terbuang yang dipergunakan untuk membangun jalan tol

ini juga berpotensi menyebabkan gangguan saluran drainase. Dengan demikian,

dampak penting ini tergolong sebagai dampak penting hipotetik.

16. Biota darat

Pembangunan jalan tol ini berdampak pada keberadaan fauna dan flora di daratan.

Beberapa lokasi pembangunan jalan tol diperoleh dengan cara membuka lahan yang

menjadi habitat dari flora dan fauna. Kondisi ini menyebabkan terancamnya

keberadaan beberapa spesies flora dan fauna. Dengan demikian, dampak ini tergolong

sebagai dampak penting hipotetik.Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 28

Page 29: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

17. Vegetasi lautan

Pembangunan jalan tol ini juga akan berdampak pada vegetasi lautan. Akibat tahap

konstruksi di perairan laut, maka aka nada gangguan yang terjadi pada habitat di

perairan laut. Tentu saja gangguan habitat ini akan menyebabkan perubahan pada

vegetasi lautan. Dengan demikian, dampak ini tergolong sebagai dampak penting

hipotetik.

18. Terumbu karang

Pembangunan jalan tol ini juga membawa dampak pada keberadaan terumbu karang.

Pencemaran yang terjadi selama pemasangan pondasi di lautan dapat menyebabkan

gangguan pada terumbu karang. Dengan demikian, dampak ini tergolong sebagai

dampak penting hipotetik.

19. Konflik sosial

Konflik sosial dapat terjadi selama tahap prakonstruksi dan tahap konstruksi. Pada

tahap prakonstruksi, konflik sosial dapat terjadi antara pemilik lahan dan pemrakarsa

dalam hal perizinan dan pembebasan lahan. Pada tahap konstruksi, konflik sosial dapat

terjadi antara pekerja yang berasal dari daerah luar dengan masyarakat setempat.

Dengan demikian, dampak ini tergolong sebagai bukan dampak penting hipotetik.

20. Ekonomi masyarakat

Dengan adanya pembangunan jalan tol ini, akan membawa dampak bagi masyarakat

setempat. Dampak positif dapat dirasakan oleh masyarakat yang lahannya

dipergunakan sebagai lahan jalan tol, sehingga mereka menerima uang ganti rugi atas

lahan yang digunakan. Tetapi dampak negative akan dirasakan oleh masyarakat

tersebut pada masa yang akan datang. Seperti contohnya petani yang lahan

pertaniannya akan digunakan sebagai jalan tol, tentu akan kehilangan mata

pencahariannya. Selain itu, dampak positif juga dapat dirasakan ketika tahap

konstruksi dan operasi berlangsung, dimana ada masyarakat sekitar dapat membuka

usaha di sekitar jalan tol. Dengan demikian, dampak ini tergolong sebagai dampak

penting hipotetik.

21. Persepsi masyarakat

Persepsi masyarakat terhadap pembangunan jalan tol ini akan berbeda-beda. Akan ada

masyarakat yang menerima pembangunan jalan tol ini, dan akan ada pula masyarakat

yang menolak pembangunan jalan tol ini. Persepsi masyarakat ini pada dasarnya akan

dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan kemudahan akses. Dengan demikian, dampak ini

tergolong sebagai bukan dampak penting hipotetik.Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 29

Page 30: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

22. Kesempatan kerja

Dengan adanya pembangunan jalan tol ini, maka kesempatan bekerja bagi masyarakat

sekitar untuk ikut ambil bagian dalam proyek ini pun akan terbuka lebar. Dan hal ini

akan berdampak pada perekonomian dari masyarakat setempat. Dampak seperti ini

tentu saja dapat digolongkan sebagai dampak penting hipotetik.

23. Kriminalitas

Selama tahap konstruksi dan operasi, tingkat kriminalitas di daerah sekitar dapat

meningkat akibat adanya kesempatan untuk berbuat jahat. Dengan demikian, dampak

ini digolongkan sebagai dampak penting hipotetik.

24. Keselamatan

Dalam setiap kegiatan apapun, keselamatan merupakan aspek penting yang harus

diperhatikan. Salah satu dampak yang dihasilkan dari pembangunan jalan tol ini adalah

keselamatan pekerja dan pengguna jalan tol. Keselamatan pekerja dipengaruhi oleh

tingkat keamanan dan kemampuan pekerja dalam bekerja. Sedangkan keselamatan

pengguna jalan tol dipengaruhi oleh kondisi fisik jalan tol dan juga kondisi fisik dari

pengendara kendaraan. Dengan demikian, keselamatan digolongkan sebagai dampak

penting hipotetik.

25. Kenyamanan

Pada pembangunan proyek apapun, pasti akan menurunkan tingkat kenyamanan di

lokasi proyek dan sekitarnya, karena berbagai kegiatan konstruksi yang dilakukan.

Selain kegiatan konstruksi, tahap operasi dari jalan tol, dapat mempengaruhi

kenyamanan terutama bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian, kenyamanan

digolongkan sebagai dampak penting hipotetik.

26. Kesehatan

Kesehatan masyarakat setempat juga merupakan aspek penting yang harus

diperhatikan, karena proses konstruksi maupun dan operasi dari suatu struktur pasti

akan membawa pengaruh pada kondisi lingkungan yang seacra langsung maupun tidak

langsung akan mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar. Dengan demikian,

kesehatan digolongkan sebagai dampak penting hipotetik.

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 30

Page 31: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 31

PRIORITAS DAMPAK PENTING

HIPOTETIK1. Hilangnya

mata

pencaharian

masyarakat

setempat

2. Kriminalitas

3. Terganggunya

kegiatan sosial

ekonomi

4. Keresahan

Masyarakat

DAMPAK PENTING HIPOTETIK

1. Hilangnya

mata

pencaharian

masyarakat

setempat

2. Terganggunya

kegiatan sosial

ekonomi

3. Kriminalitas

4. Keresahan

masyarakat

IDENTIFIKASI DAMPAK

POTENSIAL

1. Observasi lapangan

2. Diskusi tenaga ahli

3. Matriks interaksi dampak

DAMPAK POTENSIAL

SOSEKBUD 1. Keresahan

masyarakat

2. Hilangnya

aset

3. Hilangnya

mata

pencaharian

masyarakat

setempat

4. Terganggunya

kegiatan

sosial

ekonomi

FOCUSSING1. Pengelomp

okkan atas dasar keterkaitan dan kepentingannya

2. Bagan Alir

RONA LINGKUNGAN

HIDUP

Fisik kimia Biologi SoEkBud KesLingMa

s

DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

Tahap Pra Konstruksi

EVALUASI DAMPAK

POTENSIAL

1. Diskusi tenaga ahli

2. Konsultasi masyarakat

3. Konsultasi pakar & instansi yang

4. 7 kriteria dampak penting

Page 32: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETIK

KebisinganKualitas udara

Biota lautBiota darat

Fisiografi daerah pesisirLahan pertanian &

perkebunanErosi

Struktur tanahKestabilan tanah

KemacetanKriminalitasKesehatan

Kenyamanan Keselamatan

Kesempatan kerja

DAMPAK PENTING HIPOTETIK

KemacetanKebisinganKualitas udaraLahan pertanian dan perkebunanErosiStruktur tanahKestabilan tanahFisiografi daerah pesisirVegetasi lautanTerumbu karangBiotaKesempatan kerjaKriminalitasKeselamatanKenyamananKesehatan

EVALUASI DAMPAK

POTENSIAL

Diskusi tenaga ahli

Konsultasi masyarakat

Konsultasi pakar & instansi yang

7 kriteria dampak penting

IDENTIFIKASI DAMPAK

POTENSIAL

Observasi lapanganDiskusi tenaga ahliMatriks interaksi dampak

DAMPAK POTENSIAL

TRANSPORTASI1. Kemacetan

FISIK KIMIAIklim mikroKualitas udaraKebisinganErosiStruktur tanahKestabilan tanahFisiografi daerah pesisirKualitas lahan pertanian& perkebunanDrainase

BIOLOGIVegetasi lautanTerumbu karangBiota

SOSEKBUD Kesempatan kerjaKriminalitasSosial dan ekonomiKeresahan masyarakat

KESEHATAN MASYARAKATKeselamatanKenyamananKesehatan

FOCUSSINGPengelompokkan atas dasar keterkaitan

dan kepentinganny

aBagan Alir

RONA LINGKUNGAN

HIDUP

Fisik kimiaBiologi

SoEkBudKesLingMas

DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

Tahap konstruksi

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 32

DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

Tahap Operasi

EVALUASI DAMPAK

POTENSIAL- Diskusi

tenaga ahli- Konsultasi

masyarakat- Konsultasi

pakar & instansi yang berwenang

- 7 kriteria dampak penting

DAMPAK POTENSIAL

TRANSPORTASI

1. Kemacetan

FISIKA KIMIA1. Kualitas udara2. Kebisingan

BIOLOGI1. Vegetasi lautan2. Terumbu karang3. Biota darat

SOSEKBUD1. Kesempatan kerja2. Kriminalitas3. Sosial dan ekonomi4. Keresahan

masyarakat

KESEHATAN MASYRAAKAT1. Keselamatan

IDENTIFIKASI DAMPAK

POTENSIAL

1. Observasi lapangan

2. Diskusi tenagah ahli

3. Matriks interaksi dampak

FOCUSSING1. Pengelompokkan

atas dasar keterkaitan dan kepentingannya

2. Bagan Alir

RONA LINGKUNGAN

HIDUP-Fisika kima-Biologi-Sosekbud-Keslingmas

DAMPAK PENTING HIPOTETIK

1. Kemacetan

2. Kebisingan

3. Kualitas udara

4. Kesempatan kerja

5. Keselamatan

PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETIK

1. Keselamatan2. Kualitas udara3. Kemacetan4. Kebisingan5. Kesempatan

kerja

Page 33: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 33

Page 34: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

2.3.2 Hasil Proses Pelingkupan

2.3.2.1 Dampak Penting Hipotetik

Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk mengelompokkan dampak penting hipotetik

yang telah dirumuskan dari tahap sebelumnya dengan maksud agar dperoleh isu-isu pokok

lingkungan hidup. Hasil proses pelingkupannya yaitu sebagai berikut :

Tahap Pra Konstruksi

1. Hilangnya mata pencaharian masyarakat setempat

2. Terganggunya kegiatan sosial ekonomi

3. Kriminalitas

4. Keresahan masyarakat

Tahap Konstruksi

1. Kemacetan

2. Kebisingan

3. Kualitas udara

4. Lahan pertanian dan perkebunan

5. Abrasi

6. Erosi

7. Struktur tanah

8. Kestabilan tanah

9. Fisiografi daerah pesisir

10. Biota laut

11. Biota darat

12. Kesempatan kerja

13. Kriminalitas

14. Keselamatan

15. Kenyamanan

16. Kesehatan

Tahap Operasi

1. Keselamatan

2. Kualitas udara

3. Kemacetan

4. Kebisingan

5. Kesempatan kerja

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 34

Page 35: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

2.3.2.2 Pelingkupan Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

Penetapan lingkup wilayah studi kegiatan ini dilakukan untuk membatasi luas wilayah

studi Andal sesuai hasil pelingkupan dampak penting dan memperhatikan keterbatasan

sumber daya, waktu dan tenaga serta saran, pendapat dan tanggapan masyarakat yang

berkepentingan.

1. Wilayah Studi Andal

Batas wilayah studi Andal Pembangunan Jalan tol ini ditentukan dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Batas Proyek

Batas kegiatan proyek ini adalah sepanjang daerah yang akan menjadi jalan tol,

yaitu diawali dari kota Mandai, lalu ke Maros, Ma’rang, Baru,, Malusetasi, Pare-

pare, Suppa, Cempa, Duampanua, Lembang, Polewali, Wonomulyo, Campalagan,

Tutallu, Malunda, Tapalang, Mamuju, Kalumpang, Limbong, Kulawi, Donggala,

Dolo, dan pada akhirnya akan berakhir di Kota Palu.

Gambar 2. Batas Proyek

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 35

Page 36: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

b. Batas Ekologis

Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha dan/atau

kegiatan menurut media transportasi limbah (air dan udara) dimana proses alami

yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan

mendasar. Termasuk dalam ruang ini adalah ruang di sekitar rencana usaha dan/atau

kegiatan yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas usaha dan/atau

kegiatan.

Gambar 3. Batas ekologis

c. Batas Sosial

Batas Sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang

merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi social yang mengandung

norma dan nilai tertentu yang suda mapan (termasuk sistem dan struktur sosial),

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 36

Page 37: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang

diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha

dan/atau kegiatan.

Gambar 4. Batas sosial

d. Batas Administrasi

Batas ruang ini dapat berupa batas administrasi pemerintahan atau batas konsesi

pengelolaan sumber daya oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.

Batasan ruang lingkup wilayah studi ANDAL yakni ruang yang merupakan kesatuan

(resultante) dari keempat wilayah di atas yaitu batas proyek, ekologis, sosial dan

administrative, namun penentuannya disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 37

Page 38: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

biasanya memiliki keterbatasan sumber data seperti waktu, dana, tenaga, tehnik dan

metode telaahan. Dengan demikian batas wilayah studi yang merupakan superposisi

dari keseluruhan batasan yang ada tersebut, yang akan dikaji adalah :

Kota Mandai, karena pada kota ini akan dibuka lahan pertanian, sungai, pemukiman,

dan juga ladang.

Kota Maros, karena pada kota ini akan dibuka lahan pertanian.

Kota Pangkajene, karena pada kota ini akan melibatkan sungai, dan akan membuka

lahan permukiman dan perkebunan.

Kota Ma’rang, karena pada kota ini akan membuka hutan bakau yang ada di daerah

pesisir daerah tersebut.

Kota Baru, karena akan membuka lahan di perbukitan.

Kota Pare-pare, karena akan membuka beberapa lahan permukiman dan juga pada

kota ini akan melibatkan laut sebagai daerah proyek, sehingga aka nada akibat

terhadap ekosistem di laut (Selat Makassar).

Kota Cempaa, karena akan memasuki jalur pesisir dan melewati sungai, sehingga

ekosistem di daerah tersebut kemungkinan terganggu.

Kota Mamuju, karena akan membuka lahan pemukiman dan bukit

Kota palu, karena akan melewati pusat perkotaan, dan beberapa lahan permukiman

akan dibuka menjadi jalur jalan tol.

2. Batasan Waktu Kajian Andal

Batasan waktu kajian adalah batas waktu kajian yang akan digunakan dalam melakukan

prakiraan dan evaluasi dampak dalam kajian Andal. Penentuan batasa waktu kajian ini

selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan perubahan rona

lingkungan tanpa adanya rencana usaha dan/atau kegiatan atau dengan adanya rencana

usaha dan/atau kegiatan. Batas waktu kajian dalam studi Amdal Pembangunan Jalan tol

ini adalah 2 tahun untuk Tahap Konstruksi sesuai lamanya kegiatan konstruksi dan 5

tahun untuk tahap operasi mengingat 5 tahun kedepan diperkirakan rona lingkungan

berubah dan mempengaruhi komponen lingkungan yang terkena dampak.

BAB III

METODE STUDI

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 38

Page 39: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Penyusunan dokumen AMDAL memerlukan studi pada berbagai aspek yang

berhubungan dengan proyek pembangunan yang akan dilakukan. Pendekatan studi

dilakukan berdasarkan pertimbangan komponen rencana kegiatan proyek, kondisi

lingkungan areal sekitar proyek dan pertimbangan dasar hukum yang berlaku.

3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder.Data

primer diperoleh dari survey lapangan, pengukuran langsung, pengetesan contoh sampel

di laboratorium, dan wawancara langsung dengan pemerintah daerah, masyarakat, serta

pemrakarsa proyek.Data sekunder diperoleh dari data yang telah ada, baik dari data

institusi pemerintah, maupun melalui studi pustaka.

3.1.1 Komponen Tata Ruang

Data mengenai tata ruang wilayah akan diambil di dalam dan sekitar lokasi proyek.

Data yang dibutuhkan adalah data primer dan sekunder. Metode dan analisis data yang

akan digunakan tersaji pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data Tata Ruang

NoAspek Tata Ruang

yang Dikaji

Metode Pengumpulan dan Analisis

Data Lokasi

Pengumpulan Data Analisis Data

Mikro

1. Rencana Tapak

Studi pustaka dan

pengamatan

lapangan

Identifikasi

penggunaan

lahan

Di dalam

tapak proyek

2.Sirkulasi Kendaraan

dan Orang

Studi pustaka dan

pengamatan

lapangan

Deskriptif

analisis

Di dalam

tapak proyek

Makro

1. Tata Guna Lahan

Studi pustaka dan

pengamatan

lapangan

Identifikasi

penggunaan

lahan

Di sekitar

lokasi proyek

2. Pemukiman dan

Fasilitas Umum

Studi pustaka dan

pengamatan

lapangan

Identifikasi

kawasan

industry dan

Di sekitar

lokasi proyek

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 39

Page 40: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

fasilitas umum

3. Lalu lintas

Studi pustaka dan

pengamatan

lapangan

Deskriptif

analisis

Di sekitar

lokasi proyek

4.Kegiatan di sekitar

tapak proyek

Pengamatan

lapangan

Identifikasi

jenis kegiatan

Di sekitar

lokasi proyek

3.1.2 Komponen Fisik Kimia

Pengumpulan data komponen fisik kimia tertera pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Metode Pengumpulan dan Analisis Data Fisik Kimia

NoAspek Tata Ruang

yang Dikaji

Metode Pengumpulan dan Analisis

Data Lokasi

Pengumpulan Data Analisis Data

1.Iklim dan

Meteorologi

Studi pustaka dan

pengamatan

lapangan

Perhitungan

Stasiun

pengamatan

BMG terdekat

lokasi proyek

2. Kualitas Udara

Studi pustaka dan

pengambilan

sampel

Analisis

laboratorium

4 titik yang

tersebar di

sekitar lokasi

proyek

3. Kebisingan

Studi pustaka dan

pengamatan

lapangan

Perhitungan

2 titik yang

tersebar di

sekitar lokasi

proyek

4. Kualitas Air

Air Permukaan

Studi pustaka dan

pengambilan

sampel

Analisis

laboratorium

3 titik yang

tersebar di

beberapa

sungai yang

dilewati

proyek

Air Laut Studi pustaka dan Analisis 3 titik yang

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 40

Page 41: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

pengambilan

sampellaboratorium

tersebar di

Selat

Makassar

yang dilewati

proyek

5. Fisiografi Tanah

Studi pustaka dan

pengambilan

sampel

Analisis

laboratorium

3 titik yang

memiliki

karakteristik

tanah tertentu

6. Drainase

Studi pustaka dan

pengamatan

lapangan

Deskriptif

analisis

Dinas

perkotaan dan

Kota Palu

Deskrispi lebih lanjut dari tiap jenis data adalah sebagai berikut :

1. Iklim dan Meteorologi

Data iklim dan meteorology berupa suhu, kelembaban, arah angin dominan dan

kecepatan angin rata-rata sesaat merupakan data primer hasil pengukuran langsung

di lapangan/ Peralatan yang digunakan adalah :

- Thermometer : untuk pengukuran suhu udara

- Hygrometer : untuk pengukur kelembaban

- Wind Vane : untuk penentuan arah angin dominan

- Anemometer : untuk pengukuran kecepatan angin rata-rata

- Pluviometer : untuk pengukuran curah hujan

Keterangan parameter pengukuran suhu dan kelembaban tertera pada Tabel

3.3.Lokasi pengamatan adalah pada stasiun BMG terdekat yang berada sepanjang

lokasi proyek.

Data suhu udara, kelembaban, arah angin dominan dan kecepatan angin rata-rata di

analisa untuk menggambarkan rona awal kondisi iklim di lokasi kegiatan dan

sekitarnya.

2. Kualitas Udara

Pengukuran kualitas udara menggunakan metode air sampler dan high volume

sampler.Parameter kualitas udara yang diukur menurut dasar Indeks Standar

Pencemar Udara (ISPU) berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 41

Page 42: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

1997 tentang Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi Indeks

Standar Pencemar Udara. Keterangan parameter pengukuran tertera pada Tabel

3.3.

Lokasi pengambilan contoh diambil berdasarkan pertimbangan:

1. Lokasi pengambilan berada di sekitar lokasi proyek dan berpotensi terganggu

kualitas udaranya.

2. Kemungkinan terjadi penurunan kualitas udara ambien di tempat yang

seharusnya memerlukan udara bersih.

Titik lokasi sampling kualitas udara adalah pada :

U1 di Jalan Daya Maros dekat Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Makassar

U2 di sekitar lahan pertanian di Kabupaten Maros

U3 di kawasan permukiman di pusat Kota Palu

U4 di kawasan perbukitan di Kota Campalagian

Analisis data kualitas udara akan dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara

dan kebisingan menurut Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran Udara.

3. Kebisingan

Pengukuran kebisingan pada wilayah studi akan menggunakan peralatan sound

level meter dengan SNI 7231:2009 tentang Pengukuran Intensitas Kebisingan di

Tempat Kerja. Keterangan lebih lanjut mengenai parameter kebisingan tertera pada

Tabel 3.3.

Lokasi pengambilan contoh diambil berdasarkan pertimbangan:

1. Lokasi pengambilan berada di sekitar lokasi proyek dan berpotensi terganggu

kebisingannya.

2. Kemungkinan terjadi penurunan kualitas udara ambien di tempat yang

seharusnya memerlukan suasana tenang.

Lokasi pengukuran kebisingan akan berada pada :

K1 di pemukiman di Kota Pangkajene

K2 di pusat Kota Palu

Analisis data kebisingan akandibandingkan dengan dengan baku mutu tingat

kebisingan yang mengacu pada Kepmen LH No. 48 Tahun 1996 mengenai Baku

Tingkat Kebisingan. Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 42

Page 43: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Tabel 3.3 Metode Analisis Iklim& Meteorologi, Kualitas Udara, dan Kebisingan

4. Kualitas Air

a. Air Permukaan

Data kualitas air didapatkan dari pengujian parameter air di laboratorium. Titik

pengambilan sampel ditentukan di lapangan dan harus merepresentasikan

kondisi di wilayah studi. Metode pengumpulan yang digunakan (sampling air

pembukaan) meliputi SNI 6989.57:2008 tentang metode pengambilan contoh

air permukaan.

Metode analisis kualitas air permukaan tertera pada Tabel 3.4. Parameter

kualitas air sungai yang akan diuji berupa parameter fisik, kimia dan biologi

sesuai dengan PP No. 82 Tahun 2001.

Lokasi pengambilan sampel diambil berdasarkan pertimbangan:

1. Sungai yang terlewati proyek jalan tol

2. Sungai berukuran besar

Titik lokasi pengambilan sampling air adalah:

AD1 di Sungai Salo Maros

AD2 di Sungai Salo Lipukasi

AD3 di Sungai Salo Labung

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 43

ParameterWaktu

Pengukuran

Satuan Baku Mutu Metode

Suhu °C PemuaianKelembaban % -

Curah hujan mm/tahun -

Sulfur Dioksida (SO₂) 1 jam µg/Nm³ 900 µg/Nm³(0.34

ppm)SNI 19-4174-

1996Karbon Monoksida (CO) 1 jam µg/Nm³ 26000 µg/Nm³(23

ppm)SNI 19-4845-

1998Nitrogen Dioksida (NO₂) 1 jam µg/Nm³ 400 µg/Nm³(0.2 ppm) SNI 19-1500-

1989

Debu (TSP) 24 jam µg/Nm³ 230 µg/Nm³ SNI 19-4840-1999

HC 3 jam µg/Nm³ 160 µg/Nm³(0.24 ppm)

SNI 19-2879-1992

O₃ 1 jam µg/Nm³ 200 µg/Nm³(0.05 ppm)

SNI 19-4842-1998

Kebisingan 10 menit µg/Nm³ 55 dBA - 60 dBA SNI 7231:2009

Page 44: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Data yang telah diperoleh dibandingkan dengan baku mutu air berdasarkan PP

RI No 82 Tahun 2001 tentang Pencemaran Air dan Pengendalian Air.

b. Air Laut

Data kualitas air didapatkan dari pengujian parameter air di laboratorium.

Metode pengumpulan yang digunakan menggunakan SNI 19-6964.1-2003

tentang kualitas air laut. Parameter yang diuji sesuai dengan parameter menurut

Kepmen LH No. 51 Tahun 2004. Metode analisis kualitas air laut tertera pada

Tabel 3.5.

Lokasi pengambilan sampel diambil berdasarkan pertimbangan:

1. Titik awal letak pondasi laut

2. Titik tengah letak pondasi laut

3. Titik akhir letak pondasi laut

Lokasi pengambilan sampel adalah pada :

AL1 di Selat Makassar dekat Pelabuhan Pare-pare

AL2 di Selat Makassar yang letaknya berada di tengah Kota Pare-pare dan

Kota Suppa

AL3 di Selat Makassar dekat Kota Suppa

Data kualitas air laut akan dibandingkan dengan nilai baku mutu air laut

menurut Kepmen LH No. 51 Tahun 2004. Dari hasil perbandingan, dapat

dianalisis tingkat kualitas air laut pada daerah proyek dengan baku mutu air

laut.

Tabel 3.4 Metode Analisis Kualitas Air Permukaan

No Parameter SatuanBaku

Mutu*Metode Analisis

A. FISIKA

1. Suhu 0C Normal SNI 06-2413-1991

2. Zat Padat Tersuspensi

(TDS)

Mg/l 200 SNI 06-2413-2002

3. Zat Padat Terlarut

(TSS)

Mg/l 200 SNI 06-2413-2002

4. Daya Hantar Listrik Umhos/cm 1000 SNI 06-2413-1991

B. KIMIA

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 44

Page 45: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

1. Air Raksa (Hg) Mg/l 0,0005 SNI 06-2462-1991

2. Arsen (As) Mg/l 0,050 SNI 06-2463-1991

3. Boron (B) Mg/l 1,0 SNI 06-2481-1991

4. Kadmium (Cd) Mg/l 0,010 SNI 06-2466-1991

5. Kobalt (Co) Mg/l 0,020 SNI 06-2471-1991

6. Khromium VI (Cr 6+) Mg/l 0,050 SNI 06-1132-1989

7. Mangan (Mn) Mg/l 1,0 SNI 06-2497-1991

8. Garam Alkali (Na) Mg/l 50,0 Perhitungan

9. Oksigen Terlarut (DO) Mg/l 3,0 SNI 06-2425-1991

10

.

pH - 6,0-8,5 SNI 06-2413-1991

11

.

Selenium (Se) Mg/l 0,050 SNI 06-2475-1991

12

.

Seng (Zn) Mg/l 1,0 SNI 06-2507-1991

13

.

Nikel (Ni) Mg/l 0,10 SNI 06-2520-1991

14

.

Sulfat (SO4) Mg/l 100 SNI 06-2426-1991

15

.

Residual Sodium

Carbonat

Mg/l 1,25-2,50 Perhitungan

16

.

Tembaga (Cu) Mg/l 0,10 SNI 06-2514-1991

17

.

Timbal (Pb) Mg/l 0,10 SNI 06-2517-1991

18

.

Sodium Absorbtion

Ratio (SAR)

- 10,0-18,0 Perhitungan

19

.

Minyak dan Lemak Mg/l Nihil SNI 06-2502-1991

20

.

Detergen (MBAS) Mg/l 0,50 SNI 06-2476-1991

21

.

Phospat Mg/l 0,50 SNI 06-2583-1991

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 45

Page 46: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

22

.

Zat Organik (KMnO4) Mg/l 25,0 SK SNI M-72-1990

23

.

BOD Mg/l 20 SNI 06-2875-1991

24

.

COD Mg/l 30 SNI 06-1423-1989

Keterangan : *) PP No.82 Tahun 2001

Tabel 3.5 Metode Analisis Kualitas Air Laut

No Parameter Satuan Baku Mutu* Metode Analisis

A. FISIKA

1. Kecerahan m Coral :>5

Mangrove: -

Lamun: >3

SNI 01-7267-2006

2. Kebauan - Alami SNI 16-7061-2004

3. Kekeruhan NTU <5 SNI 06-

6989.252005

4. Padatan tersuspensi

total

Mg/l Coral:20

Mangrove:80

Lamun:20

SNI06-6989.3-2004

5. Sampah - Nihil SNI 19-3964-. 1994

6. Suhu 0C Alami

Coral:28-30

Mangrove:28-32

Lamun:28-30

SNI 06-6989.23-

2005

7. Lapisan minyak - nihil SNI 19-4845-1998

B. KIMIA

1. pH - 7-8,5 SNI 06-2413-1991

2. Salinitas % Alami

Coral:33-34

Mangrove:s/d

SNI 06-2413-1989

butir 3.12

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 46

Page 47: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

34

Lamun:33-34

3. Oksigen terlarut (DO) Mg/l >5 SNI 06-2425-1991

4. BOD5 Mg/l 20 SNI 06-2875-1991

5. Ammonia total (NH3-

N)

Mg/l 0,3 SNI 06-6989.30-

2004

6. Fosfat (PO4-P) Mg/l 0,015 SNI06-2483-1991

7. Nitrat (NO3-N) - 0,008 SNI06-2480-1991

8. Sianida (CN-) Mg/l 0,5 SNI 06-2474-1991

9. Sulfida (H2S) Mg/l 0,01 SNI03-6875-2002

10. PAH (Poliaromatik

hidrokarbon)

Mg/l 0,003 SNI03-6817-2002

11. Senyawa Fenol total Mg/l 0,002 SNI06-6989.21-

2004

12. PCB total (poliklor

bifenil)

Mg/l 0,01 SNI 06-4569-1998

13. Surfaktan (Deterjen) Mg/l 1 SNI 06-6989.51-

2005

14. Minyak & lemak Mg/l 1 SNI 06-2502-1991

15. Pestisida µg/l 0,01 SNI 06-6990. 1-

2004

16. TBT (tributil tin) µg/l 0,01 -

Logam Terlarut:

17. Raksa (Hg) Mg/l 0,001 SNI 06-2462-1991

18. Kromium heksavalen

(Cr(VI))

Mg/l 0,005 SNI 06-1132-1989

19. Arsen (As) Mg/l 0,012 SNI 06-2463-1991

20. Kadmium (Cd) Mbeg/l 0,001 SNI 06-2466-1991

21. Tembaga (Cu) Mg/l 0,008 SNI 06-2514-1991

22. Timbal (Pb) 0,008 SNI 06-2517-1991

23. Seng (Zn) 0,05 SNI 06-2507-1991

24. Nikel (Ni) 0,05 SNI 06-2520-1991

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 47

Page 48: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

C. BIOLOGI

1. ColiformMPN/100ml

1000 SNI 01-2332.1-

2006

2. Patogensel/100ml

nihil SNI 01-4103.3-

2006

3. Plankton sel/100ml Tidak bloom SNI 06-3963-1995

D. RADIO NUKLIDA

1. Komposisi yang tidak

diketahui

Bq/l 4 SNI 18-6650.1-

2002

Keterangan : *) Kepmen LH No. 51 Tahun 2004

5. Fisiografi Tanah

Pengumpulan data fisiografi tanah akan dilakukan dengan survey langsung ke

lapangan, pengetesan tanah di laboratorium, serta menggunakan data sekunder dari

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Barat, Tengah, dan Selatan. Pengujian

laboratorium berupa uji mekanika tanah ditujukan untuk mengetahui karakteristik

tanah pada daerah proyek. Metode pengambilan sampel menggunakan SNI 03-

6802-2002 tentang Tata Cara Penyelidikan dan Penyelidikan Contoh Uji Tanah

untuk Keperluan Teknik. Metode analisis tanah menggunakan Pedoman Konstruksi

dan Bangunan No. 003 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelidikan dan Pengujian

Tanah Dasar untuk Pekerjaan Jalan yang dikeluarkan oleh Dinas Perkerjaan

Umum. Metode Analisis tertera pada Tabel 3.6.

Pertimbangan lokasi titik sampling adalah:

1. Kawasan yang memiliki karakteristik tanah rawa

2. Kawasan yang berpotensi mudah erosi

3. Tanah yang berpotensi mengalami penurunan / konsolidasi

Pengambilan sampel akan dilakukan di :

T1 di lahan pertanian Kota Mandai

T2 di hutan bakau Kota Ma’rang

T3 di bukit Kota Polewali

Data fisiografi tanah akan digunakan untuk menganalisis kelayakan daerah proyek

untuk dijadikan sebagai jalan tol dengan mempertimbangkan topografi, jenis, serta

karakteristik tanah daerah tersebut.

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 48

Page 49: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Tabel 3.6 Metode Analisis Tanah Dasar

No Parameter Metode Analisis

1. Kepadatan Tanah SNI 03-1742-1989

2. CBR SNI 03-1744-1989

3. Batas Plastis SNI 03-17441989

4. Batas Cair SNI 03-1967-1990

5. Ukuran Butir Tanah SNI 03-3423-1994

6. Drainase

Pengumpulan data drainase dilakukan dengan survey langsung dan pengumpulan

data dari Dinas Perkotaan Kota Palu dikarenakan proyek akan melewati pusat kota

dan dapat mempengaruhi sistem drainase di kota tersebut.Survey dilakukan untuk

mengetahui kondisi, arah aliran, serta kemampuan drainase di daerah proyek. Data

drainase di daerah proyek akan digunakan untuk menganalisis kemampuan sistem

drainase tersebut untuk menampung beban limpasan air dari pembangunan dan

pengoperasian proyek.

3.1.3 Biologi

No

Aspek

Biologi

yang Dikaji

Metode Pengumpulan dan Analisis

DataInformasi Lokasi

Pengumpulan

DataAnalisis Data

1. Ekosistem Darat & Air Tawar

Flora darat Studi pustaka dan

pencatatan

lapangan

Deskriptif

analisis

- Komposisi

jenis

-Kelimpahan

3 kawasan

krusial

Fauna darat Studi pustaka dan

pencatatan

lapangan

Deskriptif

analisis

- Komposisi

jenis

-Kelimpahan

3 kawasan

krusial

Plankton Studi pustaka dan

pengambilan

sampling

Analisis

Laboratorium

- Komposisi

jenis

-Kelimpahan

3 titik sungai

yang terlewati

proyek

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 49

Page 50: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Benthos Studi pustaka dan

pengambilan

sampling

Analisis

Laboratorium

- Komposisi

jenis

-Kelimpahan

3 titik sungai

yang terlewati

proyek

2. Ekosistem Laut dan Pesisir

Flora Pesisir Studi pustaka dan

pencatatan

lapangan

Deskriptif

analisis

- Komposisi

jenis

-Kelimpahan

1 titik

kawasan

pesisir

Flora Laut Studi pustaka dan

pencatatan

lapangan

Deskriptif

analisis

- Komposisi

jenis

-Kelimpahan

3 titik laut

yang terlewati

proyek

Fauna Laut Studi pustaka dan

pencatatan

lapangan

Deskriptif

analisis

- Komposisi

jenis

-Kelimpahan

3 titik laut

yang terlewati

proyek

Plankton Studi pustaka dan

pengambilan

sampling

Analisis

Laboratorium

- Komposisi

jenis

-Kelimpahan

3 titik laut

yang terlewati

proyek

Benthos Studi pustaka dan

pengambilan

sampling

Analisis

Laboratorium

- Komposisi

jenis

-Kelimpahan

3 titik laut

yang terlewati

proyek

1. Ekosistem Darat

Pengumpulan data ekosistem darat dilakukan dengan survey langsung dan

pengumpulan data dari badan lingkungan hidup daerah. Data yang dikumpulkan

adalah data komposisi jenis dan kelimpahan hayati di wilayah yang akan terlalui

proyek.

Pertimbangan lokasi sampling:

1. Daerah yang masih alami

2. Daerah yang memiliki fungsi tertentu karena ekosistemnya

Lokasi titik sampling akan berada di:

ED1 di kawasan hutan bakau Kota Ma’rang

ED2 di kawasan perbukitan Kota Baru

ED3 di kawasan hutan Kota Duampanua

ED4 di Sungai Salo Maros (sama dengan AD1)

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 50

Page 51: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

ED5 di Sungai Salo Lipukasi (sama dengan AD2)

ED6 di Sungai Salo Labung (sama dengan AD3)

Data keanekaragaman hayati darat akan digunakan untuk menganalisis besar

pengaruh pembangunan proyek terhadap kehidupan biota, baik flora maupun fauna

pada ekosistem darat wilayah studi. Selain itu, analisis dampak pembangunan

proyek terhadap fungsi biota darat terhadap kestabilan lingkungan juga akan

dilaksanakan.

2. Ekosistem Laut dan Pesisir

Pengumpulan data ekosistem laut dan pesisir dilakukan dengan survey langsung

dan pengumpulan data badan lingkungan hidup daerah terkait. Data yang

dikumpulkan adalah data komposisi jenis dan kelimpahan hayati di laut dan pesisir

wilayah yang akan terlalui proyek.

Pertimbangan lokasi sampling:

1. Kawasan laut yang memiliki biodiversitas tinggi

2. Kawasan laut yang akan terkena proyek

Lokasi pengambilan sampel adalah pada :

EL1 di Selat Makassar dekat Pelabuhan Pare-pare (sama dengan AL1)

EL2 di Selat Makassar yang letaknya berada di tengah Kota Pare-pare dan

Kota Suppa (sama dengan AL2)

EL3 di Selat Makassar dekat Kota Suppa (sama dengan AL3)

EL4 di kawasan pesisir Kota Cempaa

Data keanekaragaman hayati pada laut dan pesisir akan digunakan untuk

menganalisis besar pengaruh pembangunan proyek terhadap kehidupan biota, baik

flora maupun fauna pada ekosistem laut dan pesisir di wilayah studi. Selain itu,

analisis dampak pembangunan proyek terhadap fungsi biota laut dan pesisir

terhadap kestabilan lingkungan juga akan dilaksanakan.

3.1.4 Transportasi

Metode pengumpulan data untuk aspek transportasi tertera pada Tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8 Metode Analisis Data Transportasi

No Aspek Transportasi

yang Dikaji

Jenis Data Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 51

Page 52: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Pengumpulan

Data

Analisis

Data

1. Volume Kendaraan

Primer dan

Sekunder Studi pustaka

dan pengamatan

lapangan

Deskriprif

Analisis

Dinas

Perhubungan

Provinsi dan

23 titik jalan

protokol

2. Besar Hambatan

Primer dan

Sekunder Studi pustaka

dan pengamatan

lapangan

Deskriptif

analisis

Dinas

Perhubungan

Provinsi dan

23 titik jalan

protokol

3. Panjang Antrian

Primer dan

Sekunder Studi pustaka

dan pengamatan

lapangan

Deskriprif

analisis

Dinas

Perhubungan

Provinsi dan

23 titik jalan

protokol

4.Fasilitas

transportasi

Primer dan

Sekunder Studi pustaka

dan pengamatan

lapangan

Deskriptif

analisis

Dinas

Perhubungan

Provinsi dan

23 titik jalan

protokol

Data transportasi yang dibutuhkan adalah data primer dan sekunder. Data primer akan

didapatkan melalui survey langsung ke lapangan. Data sekunder akan didapatkan dari

dinas perhubungan daerah provinsi Sulawesi Tengah, Barat, dan Selatan. Lokasi

survey adalah pada jalan-jalan protocol yang akan terhubung dengan jalan tol ini

nantinya.

Lokasi survey adalah pada jalan-jalan protocol yang akan terhubung dengan jalan tol

ini nantinya.

Pertimbangan lokasi sampling:

1. Di jalan protocol yang akan terkoneksi dengan jalan tol

2. Di jalan sekitar proyek yang memiliki volume lalu lintas tinggi

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 52

Page 53: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Titik-titik survey adalah pada :

Titik Jalan Trans Sulawesi pada tiap kota Mandai, Maros, Ma’rang, Baru, Malusetasi,

Pare-pare, Suppa, Cempa, Duampanua, Lembang, Polewali, Wonomulyo,

Campalagan, Tutallu, Malunda, Tapalang, Mamuju, Kalumpang, Limbong, Kulawi,

Donggala, Dolo, dan Kota Palu (23 kota).

3.1.5 Sosial, Ekonomi, dan Budaya dan Kesehatan Lingkungan

Metode pengumpulan data untuk aspek sosial, ekonomi, budaya, serta kesehatan

lingkungan tertera pada Tabel 3.9 berikut :

Tabel 3.9 Metode Analisi Data Sosekbud dan Kesling

No

Aspek SosEkBud

KesLing yang

Dikaji

Parameter Jenis Data

Metode Pengumpulan dan

Analisis DataLokasi

Pengumpulan

Data

Analisis

Data

1. Sosekbud

Kependudukan - Struktur

penduduk

-Kepadatan

penduduk

Sekunder Studi pustaka Deskriptif

analisis

Kantor

kecamatan di

3 kota

Sosial Ekonomi - Mata

Pencaharian

- Pendapatan

- Kesempatan

kerja

Primer dan

Sekunder

Studi pustaka

dan

wawancara

Deskriptif

analisis

Kantor

kecamatan di

3 kota

Sosial Budaya - Agama

- Pendidikan

- Persepsi

masyarakat

- Kamtibmas

Primer dan

Sekunder

Studi pustaka

dan

wawancara

Deskriptif

analisis

Kantor

kecamatan di

3 kota

2. Kesling

Kesehatan - Fasilitas Primer dan Studi pustaka Deskriptif Puskesmas

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 53

Page 54: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

pelayanan

kesehatan

- Jenis

penyakit

dominan

- Sanitasi

lingkungan

- Akses dan

jangkauan

pelayanan

Sekunder dan

wawancara

analisis kelurahan

di 3 kota

1. Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Pengumpulan data sosial, ekonomi, dan budaya dilakukan terhadap masyarakat di

daerah sekitar lokasi proyek pembangunan jalan tol.Kajian dilakukan berdasarkan

data sekunder dan data primer yang terkumpul.Pertimbangan lokasi adalah banyak

jumlah penduduk di kota yang terlewati proyek. Data sekunder akan didapatkan

dari kantor kecamatan dari Kota Palu, Kota Mamuju, dan Kota Mandai. Data

primer akan didapatkan dengan wawancara melalui pengisian kuisioner kepada 20

masyarakat di setiap kota. Metode pengisian kuisioner yang digunakan adalah

metode angket. Pemilihan metode ini dikarenakan banyaknya kelebihan, yaitu

waktu survey yang relatif singkat, perolehan data yang banyak, tenaga yang

diperlukan sedikit dan responden dapat menjawab dengan bebas tanpa pengaruh

orang lain. Data primer yang akan dikumpulkan meliputi bidang kependudukan,

sosial ekonomi, dan sosial budaya.

Data yang didapatkan akan digunakan untuk menganalisis tingkat kebutuhan

pembangunan proyek dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Analisis akan

dilakukan berdasarkan Pedoman Konstruksi dan Bangunan No. 010/BM/2009

mengenai Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan dari

Kementrian Pekerjaan Umum.

2. Kesehatan Lingkungan

Kajian mengenai kesehatan lingkungan akan dilakukan pada kecamatan di daerah

kota yang terkena pembangunan proyek melalui data sekunder dan primer.

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 54

Page 55: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Pertimbangan lokasi adalah banyak jumlah penduduk di kota yang terlewati

proyek. Data sekunder akan didapatkan dari puskesmas kecamatan dari Kota Palu,

Kota Mamuju, dan Kota Mandai. Sedangkan data primer akan didapatkan dari

survey kuisioner yang digabungkan dengan kuisioner suvey aspek sosial, ekonomi,

dan budaya. Parameter data yang dibutuhkan berupa :

- Fasilitas pelayanan kesehatan

- Jenis penyakit dominan

- Sanitasi lingkungan

- Akses dan jangkauan pelayanan

Data kesehatan lingkungan akan digunakan untuk menganalisis tingkat pengaruh

pembangunan proyek terhadap tingkat kesehatan dan lingkungan, serta akses

terhadap fasilitas kesehatan. Analisis akan dilakukan berdasarkan Pedoman

Konstruksi dan Bangunan No. 010/BM/2009 mengenai Pedoman Pelaksanaan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan dari Kementrian Pekerjaan Umum.

3.2 Metoda Prakiraan Dampak Penting

Identifikasi prakiraan dampak penting dari kegiatan pembangunan jalan tol Trans

Sulawesi dari Kota Mandai sampai Kota Palu akan menggunakan metode bagan alir

untuk memperkirakan dampak positif dan negative yang dapat terjadi, serta

menggunakan metode matriks untuk menggambarkan komponen-komponen yang

terpengaruh dari setiap aktivitas proyek.

i. Jenis Metode Prakiraan Dampak

Prakiraan dampak aktivitas kegiatan pembangunan jalan tol Trans Sulawesi Kota

Mandai – Kota Palu akan menggunakan metode formal dan informal.

Metode formal adalah metode yang digunakan untuk parameter-paramater yang

dapat dihitung secara matematis. Metode ini digunakan untuk memperkirakan

perhitungan limpasan, perhitungan lalu lintas, serta karakteristik tanah.

Metode informal merupakan metode yang digunakan untuk parameter-

parameter yang tidak memungkinkan untuk dihitung secara matematis. Oleh

karena itu, metode ini menggunakan metode :

- Analogi

Pendekatan yang dilakukan dengan mempelajari dampak lingkungan yang

telah terjadi pada suatu daerah dengan pembangunan proyek yang sama, yang

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 55

Page 56: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

memiliki karakteristik lingkungan yang mirip dengan daerah wilayah studi.

Metode ini digunakan untuk memperkirakan dampak sosekbud dan

lingkungan binaan.

- Penilaian Ahli

Pendekatan ini dilakukan dengan mengumpulkan pendapat para ahli di

bidang terkait berdasarkan pengalaman dan pengetahuan terkait lingkungan

studi.Pendekatan ini dilakukan untuk dampak terhadap biota, kualitas udara,

dan air.

ii. Metode Prakiraan Dampak

1. Kualitas udara

Pendekatan yang dilakukan adalah untuk menghitung kualitas udara adalah

dengan menggunakan Faktor Emisi (FE). Faktor emisi adalah jumlah rata-rata

polutan yang dikeluarkan ke atmosfer sebagai hasil dari suatu kegiatan seperti

pembakaran, produksi dan lain sebagainya, yang dibagi oleh level dari

aktivitasnya. Informasi tentang FE dibentuk melalui tes terhadap sumber termasuk

pengukuran multiple-proses variabel yang berkaitan dengan kondisi operasi

proses, proses keseimbangan material, engineering appraisal dan keahlian pakar

(USEPA, 1973).

E=(0,81 s )( S30 )( 365−w

365 )keterangan:

E = Faktor Emisi, lb/veh-mile

s = Kandungan pasir pada permukaan jalan, %

w = Jumlah rata-rata harian curah hujan 0.254 mm atau lebih

S = Rata-rata kecepatan kendaraan, mile/hour

2. Kebisingan

Prediksi kebisingan yang dapat ditimbulkan dari proyek jalan tol dapat dihitung

menggunakan rumus :

L10 (18-jam) = 29,1 + 10 Log 10 Q dB (A)

Keterangan :

L10 = Perkiraan tingkat kebisingan dasar yang disebabkan oleh Volume Lalu-

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 56

Page 57: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Lintas (Q) selama 18 jam per hari .

Q= jumlah kendaraan/18 jam/hari.

3. Drainase

Prediksi aliran air yang akan terjadi akibat pembangunan proyek jalan tol dapat

dihitung menggunakan rumus :

Q=0,278CiA

Keterangan :

Q = debit saluran (m3/detik)

C = koefisien limpasan

i = curah hujan (mm/jam)

A = area tangkapan (km2)

4. Transportasi

Perhitungan Lalu Lintas

Analisa data lalulintas dilakukan dengan menlihat perbandingan antara volume

satuan mobil penumpang dengan kapasitas badan jalan di sekitar lokasi

proyek. Rumus yang di gunakan adalah rumus V/C

Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas pada suatu jalan bervariasi. Volume lalu lintas bergantung

pada volume total dua arah, arah lalulintas dan komposisi kendaraan. Selain

itu, jenis dan tipe kendaraan akan mempengaruhi karakteristik pergerakannya

yang berpengaruh pula pada geometrik jalan. Oleh karena itu, digunakan suatu

satuan yang biasa dipakai dalam perencanaan lalu lintas yang disebut Satuan

Mobil Penumpang (SMP). Contoh Besarnya SMP diberikan pada tabel berikut

Tabel 3.10 Faktor SMP dan jenis kendaraan

Jenis KendaraanFaktor SMP*

Ruas Persimpangan

Mobil Penumpang 1.0 1.0

Kendaraan Roda Tiga 1.0 0.8

Sepeda Motor 0.33 0.2

Truck Ringan (< 5 ton) 1.5 1.5

Truck Sedang (5-10 ton) 1.0 1.3

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 57

Page 58: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Truck Besar (>10 ton) 2.5 2.5

Mikrobis 1.8 1.8

Bus Besar 2.0 2.2

Sumber: Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Lalu Lintas di Wilayah Perkotaan,

Direktorat Jend. Perhub. Darat, 1999

Kapasitas didefinisikan sebagai tingkat arus maksimal dimana kendaraan

dapat diharapkan untuk melalui suatu potongan jalan pada periode waktu

tertentu untuk kondisi lajur / jalan, lalu lintas, pengendalian lalu lintas dan

kondisi cuaca yang berlaku.

Rumus yang digunakan untuk menghitung kapasitas jalan kota berdasarkan

Kapasitas Jalan Indonesia adalah sebagai berikut:

C = Co x Fw x Fsp x Fsf x Fcs

Dimana

C : Kapasitas (SMP/jam)

Co : Kapasitas dasar

Fw : Faktor penyesuaian lebar jalan

Fsp : Faktor penyesuaian arah lalu lintas

Fsf : Faktor penyesuaian gesekan samping dan kerb

Fcs : Faktor ukuran kota

5. Biota

Metode yang digunakan untuk memprakirakan dampak pengaruh pembangunan

jalan tol terhadap keanekaragaman biota adalah secara professional judgement.

Metode ini juga mempertimbangkan dampak yang telah terjadi di wilayah lain

dengan proyek dan karakteristik alam yang sama.

6. Ekonomi Masyarakat

Metode yang digunakan untuk memperkirakan dampak ekonomi masyarakat

akibat pembangunan proyek jalan tol diprediksi melalui professional

judgement atau pendapat para ahli.

7. Kenyamanan

Metode yang dilakukan untuk memprediksi dampak pembangunan proyek

dengan professional judgement atau pendapat para ahli yang disertakan survey

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 58

Page 59: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

terhadap pendapat penduduk mengenai pembangunan proyek jalan tol di

wilayah studi.

b. Prakiraan Pentingnya Dampak

Kriteria yang digunakan dalam penentuan dampak penting adalah penjabaran dan

interpretasi pedoman yang diatur melalui SK. Kepala Bapedal Nomor Kep-056

Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting, dimana

penentuan besaran dan bobot kepentingan berdasarkan pada metode terukur,

empiris, analogi, maupun pemahaman dan kesepakatan para ahli yang dikaitkan

dengan :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak

2. Luas wilayah persebaran dampak

3. Lamanya dampak berlangsung

4. Intensitas dampak

5. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak

6. Sifat kumulatif dampak

7. Berbalik tidaknya dampak

c. Metoda Evaluasi Dampak Besar dan Penting

Evaluasi dampak penting dilakukan dengan mengkaji hasil dari perkiraan dampak

dari pembangunan konstruksi jalan tol Trans Sulawesi di Kota Mandai sampai

Kota Palu. Pengkajian lebih lanjut dilakukan terhadap hubungan dari dampak

dengan asal usul, serta latar belakang terjadinya dampak. Evaluasi dampak besar

dan penting dilakukan secara holistis dan kausatif atas berbagai komponen

lingkungan yang mengalami perubahan yang mendasar akibat kegiatan

pembangunan jalan tol.Hasil evaluasi akan menggambarkan dengan jelas kaitan

dampak dengan proyek pembangunan jalan tol yang akan dilaksanakan.

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 59

Page 60: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

BAB IV

PELAKSANA STUDI

4.1 Pemrakarsa

a. Identitas Proyek

Nama Proyek : Pembangunan Jalan Tol Kota Mandai-Palu

Jenis Kegiatan : Jalan dan Faisilitasnya

Lokasi Kegiatan : Meliputi 23 kota di Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi

Tengah, dan Sulawesi Selatan

Total Luas Lahan : 1852,5 Ha

b. Identitas Pemrakarsa

Pemrakarsa Proyek : Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sulawesi

Selatan

Alamat : Jalan Andi Pangerang, Makassar

Nomor telepon/fax : 0411-448309/0411-443809

4.2 Penyusun Studi AMDAL

Tim penyusun ANDAL, RKL, dan RPL ini terdiri dari beberapa orang tenaga ahli yang

berpengalaman di bidang ilmunya masing-masing :

No Nama Keahlian

1 Dini Aryanti (Ketua Tim) Fisik kimia

2 Gary Alfrits Muntu Adam Lingkungan

3 Maryam Afiah Geotek dan transportasi

4 Ratu Aliah Sanada Biologi & Kimia

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 60

Page 61: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

5 Saiful Amin Sosial, Ekonomi, dan Budaya

4.3 Biaya Studi

Biaya tenaga ahli dan nara sumber (30%)

Biaya administrasi (10%)

Biaya survei lapangan (25%)

Biaya analisis laboratorium (15%)

Biaya produksi laporan (10%)

Biaya lain-lain (10%)

4.4 Waktu Studi

Lenyusunan laporan studi Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL), RKL, dan RPL

Pembangunan Jalan Tol ini akan diselesaikan dalam waktu ± 5 bulan, dengan rincian

alokasi waktu sebagai berikut :

No KegiatanBulan ke-

1 2 3 4 5

1 Persiapan

2 Pengumpualan Data

3 Analisa dan Sintesis

4 Kerangka Acuan (KA)

5 Penulisan ANDAL

6 Penulisan RKL&RPL

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 61

Page 62: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 62

Page 63: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

RKL - RPL

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 63

Page 64: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

MATRIKS RKL

No.

Sumber

Dampak

Komp. Lingkungan Terke

na Damp

ak

Jenis Damp

ak

Tolak Ukur

DampakTujuan

Rencana Pengelolaan Lingkungan

Lokasi Pengelolaan

Periode

Pengelolaan

Instansi

Pencegahan

Penanggulangan

Pengembangan

Pelaksana

Pengawas

Pelaporan

TAHAP PRAKONSTRUKSI1 Pembe

basan Lahan

Komponen Sosial

Keresahan Masyarakat

Intensitas keluhan dan protes masyarakat

Meminimalkan timbulnya ketidaksepakatan antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat yang terkena dampak

Menginformasikan rencana kegiatan secara jelas

Mengkoordinasikan kegiatan dengan institusi terkait

~ Pemukiman masyarakat terkena dampak di sekitar lahan proyek

Selama kegiatan prakonstruksi

Pemrakarsa proyek

Pemerintah Daerah setempat

Pemerintah Daerah setempat

Hilangnya mata pencaharian masyarakat

Jumlah pengangguran

Meminimalkan jumlah pengangguran akibat terkena dampak proyek

Memperkerjakan masyarakat yang kehilangan mata pencaharian

Membuka lapak usaha bagi masyarakat sekitar

Meninjau perkembangan perekonomian masyarakat yang terkena dampak

Di sekitar lahan proyek

Selama kegiatan prakontruksi hingga kegiatan operasi

Pemrakarsa proyek

Dinas sosial dan tenaga kerja

Dinas sosial dan tenaga kerja

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 64

Page 65: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

proyekKriminalitas

Intensitas kejadian kriminal

Mengurangi tindak kejadian kriminal yang mungkin terjadi

Melakukan koordinasi dengan masyarakat setempat di awal

Bekerja sama dengan pihak kepolisian

~ Di sekitar lahan proyek

Selama kegiatan prakonstruksi

Pemrakarsa proyek

Kepolisian setempat

Kepolisian setempat

TAHAP KONSTRUKSI1 Pekerja

an Persiapan

Komponen Fisik Kimia

Kebisingan

Intensitas Kebisingan

Mengurangi taraf intensitas kebisingan

Menggunakan peralatan yang bertaraf intensitas bunyi kecil

Menggunakan alat peredam bunyi

~ Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa Proyek

Bapelda Daerah

Penanggung Jawab / Pemimpim Proyek

Kualitas Udara

PP No. 41 Tahun 1999

Mengurangi penurunan kualitas udara

Mengurangi alat dan bahan konstruksi yang menyebabkan tingkat polutan tinggi

Pembersihan dan penyiraman jalan di lokasi proyek, sehingga dapat mengurangi jumlah polutan

Pengaturan arus keluar masuk kendaraan proyek dan pengaturan jam kerja

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Bapelda Daerah

Bapelda Daerah

Komponen Biologis

Biota Darat

Jumlah keanekaragaman hayati

Meminimalkan terjadinya degradasi

Mengurangi penggunaan alat dan

Melakukan pemelihaaan ataupun konservasi

Melakukan evaluasi terhadap jumlah

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstr

Pemrakarsa proyek

Bapelda Daerah

Bapelda Daerah

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 65

Page 66: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

darat terhadap populasi biota darat

bahan yang berbahaya bagi makhluk hidup

terhadap populasi makhluk hidup yang terkena dampak

populasi tertentu

uksi dan Operasi

Komponen Transportasi

Kemacetan

Kelancaran lalu lintas

Meminimalkan terjadinya gangguan lalu lintas di daerah yang terkena dampak proyek

Pengaturan jadwal kerja proyek

Pengaturan terhadap lalu lintas kendaraan proyek oleh petugas proyek

~ Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Dinas Perhubungan Daerah

Dinas Perhubungan Daerah

Komponen Kesehatan

Keselamatan

Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Kesempatan Bekerja

Jumlah tenaga kerja yang dapat terserap oleh proyek

Melibatkan peran serta masyarakat dalam proyek

Menginformasikan kepada masyarakat mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia

Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung kebutuhan tenaga kerja

Adanya evaluasi terhadap jumlah tenaga kerja yang dapat terserap

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Dinas sosial dan tenaga kerja

Dinas sosial dan tenaga kerja

2 Mobilisasi

Komponen

Kebisingan

Intensitas Kebising

Mengurangi taraf

Menggunakan

Menggunakan alat

~ Di sekitar

Selama Kegiata

Pemrakarsa

Bapelda

Penanggung

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 66

Page 67: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Pekerja Fisik Kimia

an intensitas kebisingan

peralatan yang bertaraf intensitas bunyi kecil

peredam bunyi

lahan proyek

n Konstruksi

Proyek

Daerah Jawab / Pemimpim Proyek

Kualitas Udara

PP No. 41 Tahun 1999

Mengurangi terjadinya perubahan di lingkungan yang terkena dampak proyek

Mengurangi alat dan bahan konstruksi yang menyebabkan tingkat polutan tinggi

Pembersihan dan penyiraman jalan di lokasi proyek, sehingga dapat mengurangi jumlah polutan

Pengaturan arus keluar masuk kendaraan proyek dan pengaturan jam kerja

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Bapelda Daerah

Bapelda Daerah

Komponen Transportasi

Kemacetan

Kelancaran lalu lintas

Meminimalkan terjadinya gangguan lalu lintas di daerah yang terkena dampak proyek

Pengaturan jadwal kerja proyek

Pengaturan terhadap lalu lintas kendaraan proyek oleh petugas proyek

~ Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Dinas Perhubungan Daerah

Dinas Perhubungan Daerah

Komponen Sosial, Ekonomi, dan

Kesempatan Bekerja

Jumlah tenaga kerja yang dapat

Melibatkan peran serta masyarakat dalam proyek

Menginformasikan kepada masyarakat

Menyiapkan sarana dan prasarana yang

Adanya evaluasi terhadap jumlah tenaga

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Dinas sosial dan tenaga kerja

Dinas sosial dan tenaga kerja

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 67

Page 68: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Budaya

terserap oleh proyek

mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia

mendukung kebutuhan tenaga kerja

kerja yang dapat terserap

Persepsi Masyarakat

Keluhan yang muncul dari masyarakat

Meminimalkan timbulnya persepsi masyarakat yang negatif

Menginformasikan hal-hal yang berdampak penting kepada masyarakat sebelum proyek berlangsung

Berkoordinasi dengan masyarakat setempat

~ Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Pemerintah Daerah setempat

Pemerintah Daerah setempat

3 Mobilisasi Peralatan dan Material

Komponen Fisik Kimia

Kebisingan

Intensitas Kebisingan

Mengurangi taraf intensitas kebisingan

Menggunakan peralatan yang bertaraf intensitas bunyi kecil

Menggunakan alat peredam bunyi

~ Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa Proyek

Bapelda Daerah

Penanggung Jawab / Pemimpim Proyek

Kualitas Udara

PP No. 41 Tahun 1999

Mengurangi terjadinya perubahan di lingkungan yang terkena

Mengurangi alat dan bahan konstruksi yang menyebabkan

Pembersihan dan penyiraman jalan di lokasi proyek, sehingga

Pengaturan arus keluar masuk kendaraan proyek dan

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Bapelda Daerah

Bapelda Daerah

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 68

Page 69: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

dampak proyek

tingkat polutan tinggi

dapat mengurangi jumlah polutan

pengaturan jam kerja

Kualitas Lahan Pertanian dan Pekerbunan

Kondisi dari lahan pertanian dan perkebunan yang terkena dampak proyek

Meminimalkan terjadinya kerusakan pada lahan pertanian dan perkebunan yang terkena dampak proyek

Membuat pagar batas antara lokasi proyek dengan lingkungan sekitar

Melestarikan lahan pertanian dan perkebunan yang mengalami kerusakan

Mengevaluasi kondisi dari lahan pertanian dan perkebunan

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Dinas Pertanian Daerah

Dinas Pertanian Daerah

Komponen Transportasi

Kemacetan

Kelancaran lalu lintas

Meminimalkan terjadinya gangguan lalu lintas di daerah yang terkena dampak proyek

Pengaturan jadwal kerja proyek

Pengaturan terhadap lalu lintas kendaraan proyek oleh petugas proyek

~ Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Dinas Perhubungan Daerah

Dinas Perhubungan Daerah

Komponen Sosial, Ekonomi, dan Buday

Kesempatan Bekerja

Jumlah tenaga kerja yang dapat terserap

Melibatkan peran serta masyarakat dalam proyek

Menginformasikan kepada masyarakat mengenai

Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukun

Adanya evaluasi terhadap jumlah tenaga kerja

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Dinas sosial dan tenaga kerja

Dinas sosial dan tenaga kerja

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 69

Page 70: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

a oleh proyek

lowongan pekerjaan yang tersedia

g kebutuhan tenaga kerja

yang dapat terserap

Persepsi Masyarakat

Keluhan yang muncul dari masyarakat

Meminimalkan timbulnya persepsi masyarakat yang negatif

Menginformasikan hal-hal yang berdampak penting kepada masyarakat sebelum proyek berlangsung

Berkoordinasi dengan masyarakat setempat

~ Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Pemerintah Daerah setempat

Pemerintah Daerah setempat

Kriminalitas

Intensitas kejadian kriminal

Mengurangi tindak kejadian kriminal yang mungkin terjadi

Melakukan koordinasi dengan masyarakat setempat di awal

Bekerja sama dengan pihak kepolisian

~ Di sekitar lahan proyek

Selama kegiatan prakonstruksi

Pemrakarsa proyek

Kepolisian setempat

Kepolisian setempat

Komponen Kesehatan

Keselamatan

Tingkat kecelakaan pada proyek ini

Meminimalkan terjadinya kecelakaan pada proyek tersebut

Merancang kegiatan proyek dengan tingkat keamanan yang baik

~ ~ Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Dinas sosial dan tenaga kerja

Dinas sosial dan tenaga kerja

4 Pekerjaan

Komponen

Kebisingan

Intensitas Kebising

Mengurangi taraf

Menggunakan

Menggunakan alat

~ Di sekitar

Selama Kegiata

Pemrakarsa

Bapelda

Penanggung

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 70

Page 71: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

Konstruksi Jalan Tol

Fisik Kimia

an intensitas kebisingan

peralatan yang bertaraf intensitas bunyi kecil

peredam bunyi

lahan proyek

n Konstruksi

Proyek

Daerah Jawab / Pemimpim Proyek

Kualitas Udara

PP No. 41 Tahun 1999

Mengurangi terjadinya perubahan di lingkungan yang terkena dampak proyek

Mengurangi alat dan bahan konstruksi yang menyebabkan tingkat polutan tinggi

Pembersihan dan penyiraman jalan di lokasi proyek, sehingga dapat mengurangi jumlah polutan

Pengaturan arus keluar masuk kendaraan proyek dan pengaturan jam kerja

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Bapelda Daerah

Bapelda Daerah

Erosi Longsor, erosi, dan kualitas air

Meminimalkan terjadinya longsor dan erosi, serta mengamankan tanah humus

Mengurangi penggunaan alat dan bahan yang dapat menyebabkan gangguan pada tanah

Menggunakan alat bantuan yang dapat digunakan untuk menangani longsor dan erosi

~ Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Bapelda Daerah

Bapelda Daerah

Gangguan Struktur Tanah

Konsolidasi tanah yang terkena dampak

Meminimalkan terjadinya konsolidasi terhadap

Melakukan tes terhadap daya dukung

Mengurangi penggunaan alat berat

Melakukan pengecekan berkala

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Bapelda Daerah

Bapelda Daerah

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 71

Page 72: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

proyek tanah yang terkena dampak proyek

tanah terhadap karakteristik dari tanah tersebut

Kestabilan Tanah

Kondisi tanah yang terkena dampak proyek

Mengetahui kestabilan tanah untuk perencanaan keselamatan

Melakukan tes terhadap tingkat kestabilan tanah

Mengurangi penggunaan alat berat

Melakukan pengecekan berkala terhadap kestabilan dari tanah tersebut

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Bapelda Daerah

Bapelda Daerah

Fisiografi Pesisir

Fisiografi awal pesisir

Mengetahui perubahan fisiografi pesisir akibat dampak proyek

Membuat pagar batas antara lokasi proyek dengan daerah pesisir

~ ~ Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Bapelda Daerah

Bapelda Daerah

Gangguan Lahan Pertanian dan Perkebunan

Kondisi dari lahan pertanian dan perkebunan yang terkena

Meminimalkan terjadinya kerusakan pada lahan pertanian dan perkebunan

Membuat pagar batas antara lokasi proyek dengan lingkunga

Melestarikan lahan pertanian dan perkebunan yang mengalami kerusakan

Mengevaluasi kondisi dari lahan pertanian dan perkebunan

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Dinas Pertanian Daerah

Dinas Pertanian Daerah

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 72

Page 73: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

dampak proyek

yang terkena dampak proyek

n sekitar

Komponen Biologis

Biota Darat

Jumlah keanekaragaman hayati darat

Meminimalkan terjadinya degradasi terhadap populasi biota darat

Mengurangi penggunaan alat dan bahan yang berbahaya bagi makhluk hidup

Melakukan pemelihaaan ataupun konservasi terhadap populasi makhluk hidup yang terkena dampak

Melakukan evaluasi terhadap jumlah populasi tertentu

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi dan Operasi

Pemrakarsa proyek

Bapelda Daerah

Bapelda Daerah

Biota Laut

Jumlah keanekaragaman hayati laut

Meminimalkan terjadinya penurunan terhadap populasi biota laut

Mengurangi penggunaan alat dan bahan yang berbahaya bagi makhluk hidup

Melakukan pemelihaaan ataupun konservasi terhadap populasi makhluk hidup yang terkena dampak

Melakukan evaluasi terhadap jumlah populasi tertentu

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi dan Operasi

Pemrakarsa proyek

Bapelda Daerah

Bapelda Daerah

Komponen Transportasi

Kemacetan

Kelancaran lalu lintas

Meminimalkan terjadinya gangguan lalu lintas di daerah yang terkena

Pengaturan jadwal kerja proyek

Pengaturan terhadap lalu lintas kendaraan proyek oleh petugas proyek

~ Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Dinas Perhubungan Daerah

Dinas Perhubungan Daerah

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 73

Page 74: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

dampak proyek

Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Kesempatan Bekerja

Jumlah tenaga kerja yang dapat terserap oleh proyek

Melibatkan peran serta masyarakat dalam proyek

Menginformasikan kepada masyarakat mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia

Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung kebutuhan tenaga kerja

Adanya evaluasi terhadap jumlah tenaga kerja yang dapat terserap

Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Dinas sosial dan tenaga kerja

Dinas sosial dan tenaga kerja

Persepsi Masyarakat

Keluhan yang muncul dari masyarakat

Meminimalkan timbulnya persepsi masyarakat yang negatif

Menginformasikan hal-hal yang berdampak penting kepada masyarakat sebelum proyek berlangsung

Berkoordinasi dengan masyarakat setempat

~ Di sekitar lahan proyek

Selama Kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa proyek

Pemerintah Daerah setempat

Pemerintah Daerah setempat

Kriminalitas

Intensitas kejadian kriminal

Mengurangi tindak kejadian kriminal yang mungkin terjadi

Melakukan koordinasi dengan masyarakat setempat di awal

Bekerja sama dengan pihak kepolisian

~ Di sekitar lahan proyek

Selama kegiatan prakonstruksi

Pemrakarsa proyek

Kepolisian setempat

Kepolisian setempat

Kompo Kesela Tingkat Meminimal Merancan ~ ~ Di Selama Pemra Dinas Dinas

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 74

Page 75: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

nen Kesehatan

matan kecelakaan pada proyek ini

kan terjadinya kecelakaan pada proyek tersebut

g kegiatan proyek dengan tingkat keamanan yang baik

sekitar lahan proyek

Kegiatan Konstruksi

karsa proyek

sosial dan tenaga kerja

sosial dan tenaga kerja

TAHAP OPERASI1 Pengu

mpulan tol

Komponen Transportasi

Kemacetan

Kelancaran lalu lintas

Meminimalkan terjadinya kemacetan

Menghindari gangguan pada pintu tol

Menurunkan petugas untuk mengumpulkan tol ke masing-masing mobil

Mengembangkan sistem pembayaran tol yang lebih cepat

Titik-titik pintu tol

Selama kegiatan operasi

Perusahaan pengelola jalan tol

Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat, Tengah, dan Selatan

Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat, Tengah, dan Selatan

2 Penggunaan jalan

Komponen Fisik Kimia

Kebisingan

Intensitas Kebisingan

Meminimalisasi terjadinya kebisingan

~ Memasang alat peredam suara pada titik-titik tertentu yang paling terganggu

Mengembangkan kebijakan pembatasan jumlah kendaraan yang melewati

Sepanjang jalan tol

Selama kegiatan operasi

Perusahaan pengelola jalan tol

Bapelda Provinsi Sulawesi Barat, Tengah, dan Selatan

Bapelda Provinsi Sulawesi Barat, Tengah, dan Selatan

Kualitas Udara

PP No. 41 Tahun 1999

Mengurangi penurunan kualitas udara

~ Melakukan penanaman pohon di sekitar

Mengembangkan kebijakan ketentuan

Sepanjang jalan tol

Selama kegiatan operasi

Perusahaan pengelola

Bapelda Provinsi

Bapelda Provinsi

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 75

Page 76: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

lokasi proyek

kendaraan yang dapat melintas yaitu kendaraan dengan kadar emisi gas tertentu

jalan tol

Sulawesi Barat, Tengah, dan Selatan

Sulawesi Barat, Tengah, dan Selatan

Komponen Kesehatan

Keselamatan

Tingkat kecelakaan pada jalan tol ini

Meminimalisasi kecelakaan

Penertiban peraturan keselamatan lalu lintas

Penyediaan unit pertolongan kecelakaan

Peningkatan teknologi dan unit keselamatan

Sepanjang jalan tol

Selama kegiatan operasi

Perusahaan pengelola jalan tol

Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat, Tengah, dan Selatan

Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat, Tengah, dan Selatan

3 Pengawasan dan Pemeliharaan

Komponen Kesehatan

Keselamatan

Tingkat kecelakaan pada jalan tol ini

Meminimalisasi kecelakaan

Pemasangan rambu-rambu keselamatan

Penyediaan unit pertolongan kecelakaan

Peningkatan teknologi dan unit keselamatan

Sepanjang jalan tol

Selama kegiatan pemeliharaan

Perusahaan pengelola jalan tol

Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat, Tengah, dan Selatan

Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat, Tengah, dan Selatan

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 76

Page 77: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

MATRIKS RPL

Jenis Dampak Sumber Dampak

Tolak Ukur

Dampak

Parameter Lingkungan

yang Dipantau

Tujuan Pemantaua

n

Metode Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Lingkungan

Metode Lokasi

Jangka Waktu

& Periode

Pelaksana Pengawas Pelaporan

TAHAP PRA KONSTRUKSI1. Sosial Masyarakat

a. b. Keresahan Masyarakat

c. Hilangnya asetd. Hilangnya

mata pencaharian

e. Terganggunya kegiatan sosial ekonomi

Pembebasana Lahan

Keluran dan protes masyarakat, sikap masyarakat terhadap rencana pembangunan proyek

- Meminimalkan timbulnya ketidaksepakatan antara pemrakarsa proyek dengan masyarakat yang terkena dampak.

Sosialisasi proyek, pembagian kuesioner, wawancara dengan masyarakat di sekitar proyek

Pemukiman masyarakat terkena dampak di wilayah proyek

Satu kali selama kegiatan pra konstruksi berlangsung

Kecamatan setempat

Kecamatan setempat

Pemerintah setempat

TAHAP KONSTRUKSI1. Geofisik Kimia

a. b. Peningkatan kebisingan di lingkungan sekitar tapak proyek

Mobilisasi pekerja

Pengadaan material

Pekerjaan konstruksi

Kepmen LH No. 48/1996

Bising (dB) Meminimalkan kebisingan yang terjadi di sekitar lokasi

Pengukuran dan analisa hasil

Area sekitar tapak proyek

Satu kali pada setiap tahap konstruksi

Pelaksana, kontraktor yang ditunjuk

Bapedalda Unit/Penanggung jawab /Pemimpin Proyek/Satker/PP K

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 77

Page 78: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

jalan tol proyek Konstruksi dan Institusi Pengelola Lingkungan Hidup

c. d. Penurunan kualitas udara di lingkungan sekitar tapak proyek

Mobilisasi pekerja

Pengadaan material

Konstruksi jalan tol

PP No. 41/1999

Komponen gas di udara (NOx, CO, dll)

Meminimalkan terjadinya perubahan kualitas udara di lingkungan sekitar

Pengambilan sampel dan analisa laboratorium kualitas udara

Area sekitar tapak proyek

Satu kali pada setiap tahap konstruksi

Pelaksana, kontraktor yang ditunjuk

Bapedalda Bapedalda

e. f. Gangguan kelancaran lalu lintas (kemacetan)

Mobilisasi pekerja dan material

Konstruksi jalan tol

Kondisi jalan dan jembatan sebelum pelaksanaan konstruksi

Kondisi lalu lintas (arus dan kecelakaan lalu lintas)

Meminimalkan terjadinya gangguan kelancaran lalu lintas

survey langsung ke lapangan

Area sekitar tapak proyek

Setiap 1 tahun sekali selama kegiatan konstruksi

Pelaksana, kontraktor yang ditunjuk

Dinas Perhubungan

Unit/Penanggung jawab /Pemimpin Proyek/Satker/PP K Konstruksi dan Institusi Pengelola Lingkungan Hidup

g. h. Erosi Mobilasi peralatan

Pembuatan pondasi

PP.No.82 tahun 2001

Longsor, erosi dan kualitas air (kekeruhan, padatan total/TS dan transparansi)

Meminimalisir terjadinya longsor dan erosi serta mengamankan tanah humus

survey langsung ke lapangan

Kawasan dengan tanah rawa, kawasan yang

Setiap 1 tahun sekali selama kegiatan konstruk

Bapedalda Bapedalda Bapedalda

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 78

Page 79: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

mudah erosi, tanah yang berpotensi menurun

si

i. j. Fisiografi daerah pesisir

Pembuatan pondasi

Fisiografi daerah pesisir awal

- Mengetahui perubahan fisiografi daerah akibat proyek

survey langsung ke lapangan

Area pesisir di sekita proyek

Setiap 1 tahun sekali selama kegiatan konstruksi

Dinas Kelautan dan Perikanan

Bapedalda Unit/Penanggung jawab /Pemimpin Proyek/Satker/PP K Konstruksi dan Institusi Pengelola Lingkungan Hidup

k. l. Berubahnya lahan pertanian dan perkebunan

Kegiatan konstruksi jalan tol

Keadaan lahan pertanian dan perkebunan

- Mengetahui perubahan tata guna lahan dan pengaruhnya terhadap perekonomian masyarakat

survey langsung ke lapangan

Area pertanian dan perkebunan di sekitar proyek

Setiap 1 tahun sekali selama kegiatan konstruksi

Dinas Pertanian

Bapedalda Bapedalda

m. n. Berubahnya struktur tanah di wilayah proyek

Kegiatan konstruksi jalan tol

Keadaan struktur tanah awal

- Mengetahui penurunan tanah akibat adanya proyek

survey langsung ke lapangan, pengetes

Area sekitar tapak proyek

Setiap 1 tahun sekali selama kegiatan konstruk

Pelaksana, kontraktor yang ditunjuk

Bapedalda Unit/Penanggung jawab /Pemimpin Proyek/Satker/PP K

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 79

Page 80: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

an tanah di laboratorium

si Konstruksi dan Institusi Pengelola Lingkungan Hidup

i. Kestabilan tanah terganggu

Kegiatan konstruksi jalan tol

Kestabilan tanah awal

- Mengetahui kestabilan tanah untuk perencanaan keselamatan

survey langsung ke lapangan, pengetesan tanah di laboratorium

Area sekitar tapak proyek

Setiap 1 tahun sekali selama kegiatan konstruksi

Pelaksana, kontraktor yang ditunjuk

Bapedalda Unit/Penanggung jawab /Pemimpin Proyek/Satker/PP K Konstruksi dan Institusi Pengelola Lingkungan Hidup

2. Biotisa. Biota Laut Pemasangan

tiang pancang dan pondasi

- Vegetasi(keberadaanjenis,kelimpahan,habitat, fungsi)

Untuk menjaga kelestarian ekosistem air laut

Pengukuran kepadatan vegetasi

Area laut sekitar proyek

Dua kali, sebelum dan sesudah pemasangan tiang pancang

Jasa Marga

Kementrian lingkungan hidup

Unit/ penanggung jawab/pemimpin proyek/Satker/PPK/Konstruksi da Institusi Pengelola Lingkungan Hidup

3. Sosekbudkesmasa. Kriminalitas Pembersihan

lahan, Kegiatan

- - Meminimalisir kriminalitas

Pengawasan

Sekitar lokasi proyek

Selama proyek berlangs

Aparat keamanan

Aparat keamanan

Polisi

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 80

Page 81: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

konstruksi ungb. Kesehatan

masyarakat dan pekerja proyek

Kegiatan konstruksi dan transportasi material

Masyarakat dan pekerja terjangkit penyakkit

Menjaga kondisi kesehatan pekerja proyek dan masyarakat

Pengamatan visual dan evaluasi data

Sekitar lokasi proyek

Selama proyek berlangsung

Petugas kesehatan

Petugas kesehatan

Dinas kesehatan setempat

c. Kesempatan kerja

Pembersihan lahan, proses konstruksi jalan,

Jumlah masyarakat yang bekerja pada proyek tersebut

- Mengetahui tambahan sumber penghasilan bagi masyarakat setempat

Survei dan wawancara

Pemukiman sekitar lokasi proyek

Selama proyek berlangsung

Jasa marga

Dinas tenaga kerja

Dinas tenaga kerja

d. Kenyamanan Pembersihan lahan, transportasi material dan alat, proses konstruksi

Komplain masyarakat sekitar

- Menjaga agar kenyamanan masyarakat tidak terganggu

wawancara

Sekitar lokasi proyek

Selama proyek berlangsung

Jasa Marga

Tokoh masyarakat

Tokoh Masyarakat

e. Keselamatan

Pembersihan lahan, transportasi material dan alat, proses konstruksi

Jumlah pekerja dan masyarakat yang mengalami kecelakaan

-

Menjaga agar keselamatan pekerja dan masyarakat terjaga

Observasi

Sekitar lokasi proyek

Selama proyek berlangsung

Jasa Marga

Dinas tenaga kerja

Dinas Tenaga Kerja

OPERASI1. Geofisik-Kimiaa. Peningkatan

kebisingan di Suara mobil

yang lalu Kepmen LH No.

Bising (dB) Meminimlalkan

Pengukuran dan

Area sekitar

Setiap saat

Pelaksana,

Bapedalda

Unit/Penanggun

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 81

Page 82: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

lingkungan sekitar jalan tol

lalang 48/1996 kebisingan yang terjadi di sekitar jalan tol

analisa hasil

jalan tol

kontraktor yang ditunjuk

g jawab /Pemimpin Proyek/Satker/PP K Konstruksi dan Institusi Pengelola Lingkungan Hidup

b. Penurunan kualitas udara di lingkungan sekitar jalan tol

Kendaraan yang lalu lalang

PP No. 41/1999

Komponen gas di udara (NOx, CO, dll)

Meminimalkan terjadinya perubahan kualitas udara di lingkungan sekitar

Pengambilan sampel dan analisa laboratorium kualitas udara

Area sekitar jalan tol

Berkala setiap 6 bulan sekali

Pelaksana, kontraktor yang ditunjuk

Bapedalda

Bapedalda

c. Gangguan kelancaran lalu lintas

Kendaraan yang lalu lalang

Lama dan panjang antrian,

Kondisi lalu lintas (arus dan kecelakaan lalu lintas)

Meminimalkan terjadinya gangguan kelancaran lalu lintas

survey langsung ke lapangan

Area sekitar jalan tol

Setiap hari

Pelaksana, kontraktor yang ditunjuk

Dinas Perhubungan

Unit/Penanggung jawab /Pemimpin Proyek/Satker/PP K Konstruksi dan Institusi Pengelola Lingkungan Hidup

2. Sosekbudkesmasa. Kriminalitas Pengoperasia

n jalan tol- - Meminimalis

ir Pengawasan

Sepanjang jalan

Selama jalan tol

Aparat keamanan

Aparat keamanan

Polisi

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 82

Page 83: Tubes Ka Amdal Kelompok 2

kriminalitas tol digunakan

b. Kesempatan kerja

Pengoperasian jalan tol

Jumlah masyarakat yang bekerja pada proyek tersebut

- Mengetahui tambahan sumber penghasilan bagi masyarakat setempat

Survei dan wawancara

Pemukiman sekitar jalan tol

Selama jalan tol digunakan

Jasa marga

Dinas tenaga kerja

Dinas tenaga kerja

c. Keselamatan Lingkungan

Pengoperasian jalan tol

Jumlah pengguna jalan tol yang mengalami kecelakaan

- Menjaga agar keselamatan pengguna jalan tol terjaga

Observasi

Sepanjang jalan tol

Selama jalan tol digunakan

Jasa Marga

Jasa Marga

Polisi

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu 83