trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

51
i MEMS Pressure Sensor Diajukan untuk memenuhi kelulusan mata kuliah Teknik Rangkaian Terintegrasi Dosen : Hadi Puspa Handoyo, M.Sc Disusun oleh: Thursy Rienda Aulia Satriani (1221009) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Internasional Batam UIB-Batam 2014

Upload: thursy-anag-thoyyibb

Post on 02-Jul-2015

1.677 views

Category:

Technology


12 download

DESCRIPTION

tentang pressure sensor atau sensor tekanan

TRANSCRIPT

Page 1: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

i

MEMS Pressure Sensor

Diajukan untuk memenuhi kelulusan mata kuliah

Teknik Rangkaian Terintegrasi

Dosen : Hadi Puspa Handoyo, M.Sc

Disusun oleh:

Thursy Rienda Aulia Satriani (1221009)

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Industri

Universitas Internasional Batam

UIB-Batam 2014

Page 2: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

ii

Daftar Isi

DAFTAR ISI .........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................v

KATA PENGANTAR............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1.Latar Belakang............................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................1

1.3.Tujuan Penulisan ........................................................................................1

1.4.Landasan Teori ...........................................................................................2

1.4.1. Pengertian MEMS ............................................................................2

1.4.2. Definisi dan Klasifikasi .....................................................................4

1.4.3. Sejarah ..............................................................................................5

BAB II MEMS PRESSURE SENSOR .................................................................7

2.1. MEMS Pressure Sensor ............................................................................7

2.2.Prinsip Kerja ..............................................................................................8

2.3.Fabrikasi Chip dan Wafer ..........................................................................17

2.3.1. Design Configuration ........................................................................17

2.3.2. Teknik dan Langkah-langkah Fabrikasi ............................................19

2.4.Packaging....................................................................................................29

2.5.Aplikasi .......................................................................................................35

BAB III KESIMPULAN........................................................................................40

3.1.Kesimpulan. ................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................41

LAMPIRAN ...........................................................................................................43

Page 3: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

iii

Daftar Gambar

Gambar 1 Ilustrasi skematik dari komponen MEMS

Gambar 2 a) sebuah motor silicon MEMS dengan sehelai rambut manusia. b) kaki dari

tungau yang berdiri di atas gear micro-engine

Gambar 3 klasifikasi microsystems technology (MST)

Gambar 4 Kiri: Schematic cross section of a typical bulk micromachined piezoresistive

pressure sensor. Combination of a piezoresistive pressure sensor with (tengah)

an NMOS process, and (kanan) a CMOS process

Gambar 5 (a)Back side pressurized (b) Front side pressurized

Gambar 6 Tampak atas die silikon.

Gambar 7 Diagram skematik piezoresistor pressure sensor

Gambar 8 Wheatstone bridge for signal transduction

Gambar 9 Penempatan pada die persegi

Gambar 10 Penempatan pada die persegipanjang

Gambar 11 Perubahan bentuk pada diafragma.

Gambar 12 Wheatstone bridge

Gambar 13 Bentuk rangkaian kapasitor pada capasitive pressure sensor

Gambar 14 Diagram skematik capasitive pressure sensor

Gambar 15 Skema diagram struktur sensor tekanan kapasitif

Gambar 16 Skematik diagram pressure sensor dengan mode touch

Gambar 17 Diagram skematik struktur CPDS

Gambar 18 Capacitive Pressure Sensor Comb Drive

Gambar 19 Karakteristik Kapasitif sensor

Gambar 20 Pengaruh suhu terhadap sensitifitas

Gambar 21 Skema diagram resonant vibration pressure sensore

Gambar 22 Konfigurasi jembatan Wheatstone dari Piezoresistor untuk sensor tekanan. RA

dan RB merupakan resistor sensor.

Gambar 23 Penempatan piezoresistor pada membrane

Gambar 24 Tahap fabrikasi membran untuk MEMS pressure sensor

Gambar 25 Anisotropic etching terhadap silikon menggunakan KOH atau TMAH

Gambar 26 Membran terbentuk setelah bulk etching pada silikon

Page 4: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

iv

Gambar 27 Intersection <110> dan < 110> terbentuk setelah dilakukan anisotropic

etching terhadap silicon

Gambar 28 Tanda sejajar pada permukaan atas seperti yang terlihat melalui membran,

tanda sejajar digunakan untuk menyelaraskan masker selama fotolitografi

Gambar 29 Pola piezoresistor yang dikembangkan setelah fotolitografi untuk etching

oksida yang diikuti oleh fosfor difusi.

Gambar 30 Pola yang muncul setelah etching

Gambar 31 proses packaging pressure sensor dengan pendekatan sacrifice replacement.

Gambar 32 (a) 3D image of the packaged pressure sensor (sacrifice-replacement approach)

and (b) its cross-section image at section A-A.

Gambar 33 Proses packaging pressure sensor dengan pendekatan dam-ring

Gambar 34 (a) 3D image of the packaged pressure sensor (dam-ring) and (b) its cross-

section image at section A-A.

Gambar 35 Cara kerja tire sensor

Gambar 36 Peletakan MEMS aneurysm pressure sensor pada aorta

Gambar 37 Bentuk MEMS aneurysm pressure sensor

Gambar 38 Contoh penggunaan CPAC

Gambar 39 Cara kerja switch dengan pressure sensor

Gambar 40 Barometric Pressure Sensors

Page 5: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

v

Daftar Tabel

Tabel1 Nilai koefisisen piezoresistif longitudinal dan transfersal untuk wafer silikon

<100> (dengan satuan 10-12 /Pa) dengan orientasi sepanjang <110> dan doping ≈1018

/cm3

Tabel2 Tahap litografi

Tabel3. Parameter deposisis termal aluminium

Tabel4 perbandingan dimensi antara pendekatan sacrifice-replacement dan dam-ring.

Page 6: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

vi

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih dan

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Terimakasih juga

saya haturkan kepada dosen atas bimbingannya dan semua pihak yang ikut andil, yang tidak

dapat saya sebutkan satu per satu.

Laporan ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas akhir dari matakuliah Teknik

Rangkaian Terintegrasi. Dengan semangat dan kerja keras, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan laporan “MEMS Pressure Sensor” ini dengan baik. Penulispun berharap

semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya

serta menjadi referensi bagi para pembaca yang ingin membahas MEMS pressure senso.r

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan, sehingga penulis

percaya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Untuk itu,

penulis sangat berterimakasih jika ada koreksi, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun demi penyempurnaan pada penulisan laporan ke depannya.

Bangkok, Januari2014

Penulis

Page 7: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

MEMS diindikasi sebagai salah satu teknologi yang menjanjikan untuk abad

ke-21 dan memiliki potensi untuk merevolusi dunia industri dan produk konsumen

dengan mengkombinasikan silikon berbasis teknologi microelectronic dengan

teknologi micromachining. Teknik dan alat berbasis micro-system memiliki potensi

besar secara dramatis mengubah kehidupan kita dan cara kita hidup.

Salah satu MEMS yang diramalkan akan menjadi primadona di tahun 2014

adalah MEMS pressure sensor. Dari hari ke hari aplikasi pressure sensor terus

merambah dari bidang komersil, otomotif, automobile, industrial, medical hingga

aerospace. Namun ada masalah utama yang dihadapi dalam memproduksi pressure

sensor yaitu sistem packaging dan cara melindungi membrane diafragma.

Mengingat MEMS pressure sensor yang sangat menarik dan hampir dapat

diaplikasikan diberbagai bidang, maka dalam laporan ini akan dibahas mengenai

teknik fabrikasi MEMS pressure sensor dan packaging. Prinsip kerja MEMS pressure

sensor juga akan dibahas mengingat dari prinsip yang sederhana ini muncul berbagai

alat yangmenarik dan dapat memberikan kemudahan dan manfaat bagi banyak orang,

terutama di bidang kesehatan, dimana pressure sensor menjadi produk hasil

penggabungan ilmu biologi dan ilmu elektronik.

1.2.Rumusan Masalah

Ada beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu meliputi

Apa yang dimaksud dengan MEMS pressure sensor?

Bagaimana prinsip kerja MEMS pressure sensor?

Apasaja tahapan fabrikasi MEMS pressure sensor?

Bagaimana tahapan-tahapan packaging MEMS Pressure sensor?

Apasaja aplikasi pressure sensor?

1.3.Tujuan Penulisan

Laporan ini ditulis untuk membahas lebih lanjut mengenai MEMS pressure

sensor, yang meliputi prinsip kerja, desain konfigurasi, tahapan fabrikasi, dan

membahas mengenai tahapan packaging dengan menggunakan dua pendekatan yang

berbeda yaitu sacrifice-replacement dan dam-ring , dan yang terakhir laporan ini juga

akan membahas aplikasi pressure sensor dalam beberapa bidang, yaitu bidang

automotif, industry dan juga kesehatan dimana aplikasinya dalam bidang kesehatan

banyak menarik perhatian banyak pihak terutama pasar.

Page 8: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

2

1.4.Landasan Teori

1.4.1. Pengertian MEMS

MEMS adalah teknologi yang digunakan untuk membuat sebuah

perangkat terintegrasi yang berukuran kecil atau sebuah sistem yang

menggabungkan komponen mekanik dan elektrik. MEMS diproduksi dengan

menggunakan teknik dan proses fabrikasi IC (Integrated Circuit), memiliki

ukuran yang berkisar Antara beberapa mikrometer hingga milimeter. Perangkat

atau sistem ini memiliki kemampuan untuk sense, control dan actuate pada

skala mikro dan menghasilkan efek pada skala makro.

MEMS merupakan akronim yang berasal dari Amerika Serikat, yang juga

disebut MST (Microsystem Technology) di Eropa, dan Micromachines di

Jepang. Fabrikasi perangkat elektronik MEMS menggunakan teknologi IC

“Computer Chip” sementara itu komponen mikromekaniknya dibuat dengan

menggunakan manipulasi silikon dan substrat lain yang secara canggih

difabrikasi menggunakan proses-proses micromachining. Proses

micromachining dan HARM (High Aspect Ratio Micromachining) secara

selektif menghapus bagian dari silicon atau menambahkan lapisan structural

untuk membentuk komponen mekanis dan elektromekanis . Jika IC di rancang

untuk mengeksploitasi sifat listrik dari silicon, MEMS mengambil keuntungan

dari sifat mekanik silicon, atau kedua sifat elektrik dan mekanik dari silicon.

Dalam bentuk yang paling umum, MEMS terdiri dari mechanical

microstructures, microsensors, microactuators, dan microelectronics yang

semuanya terintegrasi pada silicon chip yang sama, seperti yangditunjukkan

pada gambar 1.

Gambar1. Ilustrasi skematik dari komponen MEMS

Microsensor mendeteksi perubahan sistem atau lingkungan dengan

pengukuran mekanik, termal, magnetik, kimia, informasi elektromagnetik, atau

fenomena. Microelectronics memproses informasi dan memberikan sinyal

kepada microactuator untuk berekasi dan memberikan beberapa bentuk

perubahan lingkungan.

MEMS merupakan perangkat yang berukuran sangat kecil, komponennya

biasanya berukuran mikroskopis. Tuas, gigi, roda, piston, dan bahkan mesin uap

semuanya telah dibuat dalam MEMS (gambar 2). Namun MEMS bukan hanya

tentang miniaturisasi komponen mekanik atau membuat hal-hal dari silicon

Page 9: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

3

(karena kenyataannya istilah MEMS sering disalahartikan, karena banyak

peralatan micromachine yang tidak mekanis dalam arti apapun). MEMS

merupakan teknologi manufaktur; sebuah paradigma untuk merancang dan

membuat perangkat sistem mekanik yang lebih kompleks serta sistem elektronik

yang terintegrasi dengan menggunakan teknik fabrikasi massal.

Gambar 2. a) sebuah motor silicon MEMS

dengan sehelai rambut manusia.

b) kaki dari tungau yang berdiri di atas

gear micro-engine[2 - Sandia National

Labs, SUMMiT *Technology,

http://mems.sandia.gov].

Berangkat dari sebuah visi yang sangat awal pada tahun 1950-an, MEMS

akhirnya dapat keluar dari laboratorium penelitian dan diaplikasikan pada

produk sehari-hari. Pada pertengahan tahun 1990 sejumlah komponen MEMS

mulai bermunculan diberbagai produk komersial, termasuk aplikasi

akselerometer yang digunakan untuk melakukan control penyebaran airbag

pada kendaraan, sensor tekanan pada peralatan medis, dan pada inkjet printer

head. Dewasa ini perangkat MEMS juga ditemukan pada projection display

sebagai micropositioner pada sistem penyimpanan data.

Bagaimanapun juga potensial terbesar dari perangkat MEMS terletak pada

telekomunikasi (optik dan wireless), biomedical, process control area.

MEMS memiliki berbagai kelebihan sebagai sebuah teknologi

manufacturing. Yang pertama cabang ilmu pengetahuan alam teknologi MEMS

dan teknik micromachining nya (seperti yang kita ketahui aplikasinya berada

pada bidang yang tidak berhubungan contohnya biologi dan mikroelektronic).

Kedua MEMS dengan teknik fabrikasi batch memungkinkan komponen dan

perangkat diproduksi dengan performa dan ketahanan yang lebih baik, ditambah

lagi dengan berkurangnya ukuran fisik, volume, berat dan biaya yang

dikeluarkan. Dan yang terakhir MEMS menyediakan dasar manufacture produk

yang tidak bisa dibuat dengan metode lain. Faktor-faktor ini yang membuat

MEMS berpotensi berkembang lebih jauh dibandingkan IC microchips.

Bagaimanapun juga ada banyak tantangan dan hambatan teknologi yang

berhubungan dengan miniaturisasi yang harus diatasi sebelum dapat menyadari

potensinya yang luar biasa.

Page 10: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

4

1.4.2. Definisi dan Klasifikasi

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai terminologi dan klasifikasi

yang berhubungan dengan MEMS. Gambar 3 menunjukkan klasifikasi dari

Microsystem Technology (MST). Walaupun MEMS juga biasa disebut MST,

sebenarnya MEMS merupakan sebuah proses teknologi yang digunakan untuk

membuat sistem atau perangkat mekanik yang berukuran kecil, jadi MEMS

merupakan bagian dari MST.

Gambar3. klasifikasi microsystems technology (MST)

Micro-optoelectromechanical systems (MOEMS) juga merupakan bagian

dari MST yang dibentuk dengan menggunkan MEMS yang secara khusus

menggunakan teknologi miniaturisasi yang merupakan kombinasi optik,

elektronik, dan mekanik. Kedua mikrosistemnya menggabungakan penggunaan

teknik microelectronic batch processing.

Transducer

Transducer merupakan perangkat yang mengubah dari suatu bentuk sinyal

atau energy ke dalam bentuk yang lain. Maka dari pada itu transducer dapat

digunakan pada sensor ataupun actuator, dan transducer sering dan biasa

digunakan pada MEMS.

Sensor

Sensor merupakan perangkat yang dapat mengukur informasi dari

lingkungan sekitar dan memberikan keluaran berupa sinyal elektrik sebagai

respon dari parameter yang diukur. Berikut adalah domain energi dari perangkat

MEMS:

Mechanical - force, pressure, velocity, acceleration, position

Thermal - temperature, entropy, heat, heat flow

Chemical - concentration, composition, reaction rate

Page 11: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

5

Radiant - electromagnetic wave intensity, phase, wavelength, polarization,

reflectance, refractive index, transmittance

Magnetic - field intensity, flux density, magnetic moment, permeability

Electrical - voltage, current, charge, resistance, capacitance, polarization.

Actuator

Actuator merupakan sebuah perangkat yang mengubah sinyal elektrik

menjadi gerak atau tindakan. Actuator dapat menciptakan gaya untuk

menggerakkan dirinya sendiri, perangkat mekanik lain, atau lingkungan sekitar

untuk menciptakan sejumlah fungsi yang berguna.

1.4.3. Sejarah

Sejarah MEMS sangat berguna untuk mengilustrasikan keragaman,

tantangan dan aplikasi. Berikut adalah rangkuman dari kejadian penting dari

MEMS.

1950-an

1958 silicon strain gauges (silicon dengan ukuran) tersedia secara

komersial

1959 “There’s Plenty of Room at the Bottom”-Richard Feynman

memeberikan presentasi yang menjadi tonggak sejarah di Institute

Teknologi California. Dia memberikan tantangan dengan menawarkan

1000$ kepada orang pertama yang menciptakan motor elektrik yang

berukuran kurang dari 1/64 inch.

1960-an

1961 pressure sensor silikon pertama kali didemostrasikan.

1967 Penemuan micromachining permukaan. Westinghouse membuat

Resonant Gate Field Effect Transistor, (RGT). Deskripsi penggunaan

pengorbanan material untuk membebaskan perangkat micromechanical

dari substrat silikon.

1970-an

1970 accelerometer silikon pertama didemostrasikan.

1979 micromachined inkjet nozzlepertama.

1980-an

Awal 1980 percobaan pertama micromachined pada permukaan silikon.

Akhir 1980 micromachining mengangkat indistri microelectronic dan

menyebarkan percobaan dan dokumentasiyangmeningkatkan

ketertarikan public.

1982 transduser tekanan darah sekali pakai.

1982 “silikon sebagai materi mekanik”, instrumental paper untuk

menarik minat komunitas saintis-referensi materi dan data etching untuk

silikon.

1982 proses LIGA.

Page 12: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

6

1988 konferensi MEMS pertama.

1990-an

Metode micromachining yang bertujuan mengembangkan dan memperbaiki

sensor.

1992 MCNC memulai Multi-Users MEMS Process (MUMPS) yang

disponsori oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).

1993 surface micromachined accelerometer terjual (Analog Devices,

ADXL50)

1994 Deep Reactive Ion Etching dipatenkan.

1995 BioMEMS secara cepat dikembangkan.

2000 MEMS optical-networking components menjadi bisnis yang besar.

Page 13: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

7

BAB II

MEMS PRESSURE SENSOR

2.1.MEMS Pressure Sensor

Pressure sensor memiliki hubungan yang erat dengan force sensor. Pada

pressure sensor elemen utamanya selalu berupa membran. Pressure sensor yang

konvensional menggunakan membrane yang terbuat dari logam (metal). Sebuah

terobosan berhasil diciptakan pada awal 1980-an ketika micromechanics

diperkenalkan dan metal membrane digantikan oleh (monocrystalline) membran

silikon, yang mana jarang menderita kelelahan, dan histeris. Dan ditambah lagi

dengan kombinasi ukurannya yang kecil, elastisitas yang tinggi, dan kepadatan yang

rendah dari silikon dengan frekuensi yang beresonansi tinggi. silikon pressure sensor

yang pertama berdasarkan pada pembacaan mekanik piezoresistif. Hingga saat ini

piezoresistif pressure sensor yang sering digunakan. Piezoresistor bisa saja didifusi

pada membran atau di deposisi pada bagian atas membran. Biasanya resistor

dihubungkan dengan ke dalam sebuah konfigurasi jembatan wheatstone untuk

keseimbangan atau kompensasi temperature. Manfaat utama dengan menggunakan

pembacaan mekanik piezoresistif adalah proses fabrikasi yang sederhana, dan sinyal

keluaran sudah tersedia dalam voltage. Masalah utamanya terletak pada luas

sensitivitas temperaturnya dan penyimpangannya. Selanjutnya karena tingkat

sensitifitas piezoresistor yang rendah, perangkat piezoresistif kurang cocok apabila

digunakn sebagai pengukur yang akurat dan memiliki perbedaan tekanan yang

rendah. Pembacaan dengan menggunakan mekanisme kapasitif memiliki sensitivitas

yang rendah terhadap perbedaan suhu, dan secara ekstrim dapat mengkonsumsi daya

yang sangat rendah. Bagaimanapun juga kapasitansi yang diukur biasanya sangat

kecil dan membutuhkan electronic interface circuit, yang mana harus terintegrasi

pada die sensor atau setidaknya terletak sangat dekat dengan chip sensor. Jika

dibandingkan dengan piezoresistif sensor, sensitivitas terhadap pengukuran secara

signifikan lebihtinggi. Biasanya kapasitansi berubah dari 30 hingga 50% yang dapat

dengan mudah sementara itu disisi lain perangkat piezoresistif dibatasi dari 2 hingga

5%. Stuktur kapasitif juga menawarkan kemungkinan untuk memaksa feedback

sebagai gaya elektrostatis antarplat kapasitor yang dapat digunakan untuk

mengimbangi tekanan eksternal. Akurasi terbesar dapat diperoleh menggunakan

sensor resonansi. Sensor jenis ini memilikisinyal keluaran dalam bentuk perubahan

frekuensi resonansi dari elemen yang bergetar. Masalah yang ada pada sensor

resonansi adalah kompleksivitasnya dalam proses fabrikasi dimana biasanya

dibutuhkan vacuum sealing. Biasanya elemen yang bergetar terintegrasi pada sebuah

deflecting membrane yang dapat menimbulkan permasalahan dari sisi coupling

mekanik Antara resonantor dan membran.

Page 14: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

8

2.2.Prinsip Kerja

Gambar4: Kiri: Schematic cross section of a typical bulk micromachined piezoresistive pressure

sensor. Combination of a piezoresistive pressure sensor with ( tengah) an NMOS process, and (kanan)

a CMOS process

Pada gambar 4 ditunjukkan beberapa contoh dari bulk micro-machined piezo-

resistive pressure sensor. Resistor bisa didifusikan pada membrane atau dideposisi di

atas membran dengan lapisan isolasi intermediate. (biasanya SiO2). Membran di

etching dari belakang wafer biasnya memiliki ketebalan puluhan micrometer. Etching

berdasarkan waktu memiliki beberapa kelebihan yaitu membrane tidak membutuhkan

doping boron. Bagaimanapun juga kemampuan untuk memproduksi dengan ketebalan

membran rendah. Etching dengan melibatkan boron memberikan control yang baik

terhadap pengendalian ketebalan membrane, bagaimanapun tingkat doping yang

tinggi melarang penggunaan difusi strain gauges. Maka dari itu electrochemical

etching sering menggunakan membran dopingan yang lebih ringan. Karenamembran

di-etching dari belakang wafer yang sangat memungkinkan dengan standar proses IC

fabrikasi. Contoh dari sensor dengan menggunakan on-chip electronic dikembangkan

oleh Toyota, mereka mengkombinasikan piezoresistif pressure sensor dengan sebuah

rangkaian elektronik bipolar untuk menghasilkan kompensasi temperature dan untuk

mengubah tegangan keluaran kedalam sebuah frekuensi yang mana lebih mudah di

koneksikan dengan rangkaian elektronika. Gambar 4 (tengah) menunjukkan

penampang skematik yang terakhir, di mana sebuah penguat operasional NMOS

terintegrasi dengan sensor untuk amplifikasi dan kompensasi suhu sinyal strain gauge.

Diusulkan dikombinasi dengan proses CMOS standar. Dalam hal ini sirkuit CMOS

diwujudkan dalam tipe-n lapisan epitaxial seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4

(kanan).

Micro pressure sensor bekerja berdasarkan prinsip mekanik, melengkungnya

diafragma yang terbuat dari lembaran silikon tipis (membran) yang bersinggungan

dengan tekanan gas atau udara.

Page 15: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

9

Gambar 5.

(a) Back side pressurized (b) Front side pressurized

Ketegangan yang terkait perubahan diafragma akan dibaca oleh piezoresistor

yang berukuran sangat kecil dan juga diletakkan di tempat yang strategis pada

diafragma. Piezoresistor kecil ini terbuat dari silikon yang didoping. Piezoresistor ini

memiliki prinsip kerja yang sama dengan pengukur ketegangan foil hanya saja

memiliki ukuran yang jauh lebih kecil (µm), namun piezoresistor ini memiliki

sensitifitas dan resolusi yang jauh lebih tinggi.

gambar 6. Tampak atas die silikon.

Page 16: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

10

Gambar7. Diagram skematik piezoresistor pressure sensor

Gambar8.Wheatstone bridge for signal transduction

Vo = Vin (

)

(persamaan 1)

R1,R3 = resistance induced by longitudinal and transverse stresses

R2,R4 = reference resistors

Berikut ini adalah lokasi yang digunakan untuk peletakan piezoresistor.

Gambar9.Penempatan pada die persegi

Gambar 10. Penempatan pada die

persegipanjang

Page 17: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

11

Gambar11.Perubahan bentuk pada diafragma.

Gambar12. Wheatstone bridge

R1= Rg – merupakan resistansi variable (memiliki nilaihambatan yang dapat diubah-

ubah)

R2, R3, R4 – memiliki nilai resistansi yang tetap

Untuk kondisi statis

Untuk kondisi dinamis

Tegangan Vo berubah berdasarkan waktu, dan perubahan direkam. Perubahan

dari resistansi yang diukur adalah sebagai berikut:

(

)

(persamaan 3)

Dimana R1 = nilai asli dari Rg

Cara lain mentransdusi perubahan diafragma untuk menghasilkan output sinyal

adalah sebagai berikut:

a) Capacitive Pressure Sensor

Dengan menggunakan perubahan kapasitansi, cara ini biasanya digunakan

apabila berhubungan dengan temperature tinggi.

Page 18: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

12

Gambar13. Bentuk rangkaian kapasitor pada capasitive pressure sensor

4 kapasitor terlibat dalam jembatan.

Ada 3 kapasitor identik dengan kapasitansi C.

Kapasitor 4 dengan kapasitor variable, yang tergantung pada perubahan

jarak antara dua pelat elektroda.

Jembatan dikenai masukan berupa tegangan yang konstan, Vin.

Variasi kapasitansi, ΔC kapasitor dapat diperoleh dari pengukuran tegangan

keluaran.

∆C=

Gambar14. Diagram skematik capasitive pressure sensor

εr = permitivitas relatif = 1.0 dengan udara

εo = permitivitas dalam ruang hampa = 8,85 pF / m

A = luas Overlap

d = Gap antara elektroda pelat

berikut adalah jenis-jenis pressure sensor

Page 19: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

13

Absolute Pressure Sensor

Skema struktur pelat kapasitif paralel adalah seperti yang

ditunjukkan pada gambar 15. Besar kapasitansinya adalah sebagai berikut.

di mana C adalah kapasitansi dari pelat paralel, 0 adalah 8,854 × 10-12 F/m,

εr adalah permitivitas relatif medium dielektrik, A adalah luas permukaan

efektif, dan d adalah jarak pemisahan antara membran.

gambar15. Skema diagram struktur sensor tekanan kapasitif

Sensor tekanan Capacitive dirancang untuk mengukur tekanan.

Struktur ini memiliki sebuah ruang dengan tekanan referensi (tekanan

absolut < 1mTorr) yang ditutupi oleh membran elastis yang bisa terkena

tekanan yang ekstrim. Bersama dengan sisi berlawanan dari ruangan ini,

membran elektrik konduktif membentuk pelat paralel sensor kapasitif.

Membran diafragma berubah karena perbedaan tekanan antara tekanan

eksternal dan tekanan referensi internal. Kapasitansi kapasitor berubah

karena jarak variabel antara membran dan bagian belakang chamber yang

bertindak sebagai elektroda co-operasi berubah. Tekanan eksternal dapat

ditentukan dari perubahan dalam kapasitansi.

Sensor tekanan absolut memiliki sensitivitas yang tinggi, tetapi

rentang dinamisnya kecil. Rentang dinamis ditingkatkan dengan teknik

servo kapasitor elektrostatik. Dalam sensor tekanan absolut, sebagian besar

membran diafragma berperan sebagai planar dan dengan pusat diperintah.

Keuntungan dari penyegelan vakum adalah untuk mencegah efek Ekspansi

gas yang terperangkap.

Touch Mode Pressure Sensor

Sensor tekanan kapasitif menghasilkan perubahan kuadratik untuk

setiap tekanan yang diberikan. capasitive pressure sensor memiliki kapasitif

respon yang nonlinier. sentuhan lembut pressure sensor dengan bentuk

parabola dan rongga donat dikembangkan pada diagram polymide yang

digunakan untuk meningkat sesitifitas kapasitif. diagram skematik pressure

sensor dengan model sentuh ditunjukkan pada gambar 16. Sebagian besar

Page 20: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

14

pressure sensor mode sentuh dirancang dengan sumber perintah dari

membran diafragma.

Gambar16. Skematik diagram pressure sensor dengan mode touch

Capacitive Differential Pressure Sensor (CDPS)

CDPS menggunakan perbedaan tekanan antara dua sumber tekanan.

CDPS mengukur perubahan tekanan dari defleksi diafragma menggunakan

tekanan ukur. Rongga tekanan diisi dengan tekanan referensi dan disegel

menggunakan membran diafragma. sensor ini mampu mengukur tekanan di

bawah atau di atas tekanan referensi. Ketika tekanan yang terukur berada di

bawah tekanan referensi, membran diafragma berdfleksi keluar dari lubang

tekanan. jarak antara plat bertambah dan otomatis kapasitansi efektif

berkurang, dan berlaku sebaliknya apa bila tekanan yang terukur berada di

atas tekanan referensi. Berikut adalah struktur skematik CPDS.

Page 21: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

15

Gambar17. Diagram skematik struktur CPDS

Capacitive Pressure Sensor in Biomedical Application

Capacitive Pressure Sensor lebih banyak diaplikasikan pada dunia

biomedical karena sensitifitas yang tinggi dan respon yang dinamik. Materi

berupa polymer lebih dipilih karena cocok dengan dunia biomedis.

microfabricated implantable intraocular pressure sensor, alat monitoring

aktivitas uterus nirkabel, monitoring pediatric pasca operasi dan

diagnosafungsi paru-paru masih terus dikembangkan dengan menggunakan

capasitive pressure sensor.

Electrostatic Tuned Capacitive Pressure Sensor

capacitive vacuum-sealed sensor memiliki sensitivitas yang tinggi, namun

hanya memiliki rentang dinamis yang sempit. Kapasitansi ditentukan

dengan jarak antara dua elektroda, hal ini bisa dicapai apabila plat paralel

diberi tegangan untuk menghasilkan gaya elektrostatis.

Piezoelectrically Activated Capacitive Pressure Sensor

Piezoelectrically activated tunable MEMS capacitor sudah didesain dan

mulai difabrikasi, dengan laporan hasil rasio tuning dari 0.46pF hingga

10.02pF dengan tuning voltage 35V.

Capacitive Pressure Sensor Comb Drive

Micromachined comb drive capacitive sering digunakan pada

micromachined acceleerometter dan Rangkaian tuning MEMS RF. manfaat

utama dari struktur ini adalah memberikan perubahan kapasitif yang besar

setiap terjadi perpindahan. Pressure sensor tipe ini banyak diusulkan untuk

monitoring pediatric pasca operasi karena sensitifitas yang tinggi dan

jangkauan dinamis yang lebar. Designnya terdiri dari membran bagian atas

dan bawah dengan comb-interdigitized electrode seperti yang ditunjukkan

pada gambar 18. Kapasitansi dari sensor berdasarkan jarak antara plat atas

dan bawah. Jika jarak antar kedua plat membran terrsebut bertambah maka

kapasitansi berkurang, dan sebaliknya. Gambar 19 menunjukkan

karakteristik kapasitif sensor. Pada gambar 20 menunjukkan pengaruh suhu

Page 22: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

16

terhadap terhadap sensitifitas. dan efeknya sangat minimum (<0,03) jika

dibandingkan dengan piezoresistif dengan (0,27%) TCP.

Gambar 18 Capacitive Pressure Sensor Comb Drive

Gambar 19. Karakteristik Kapasitif sensor

Gambar 20. Pengaruh suhu terhadap sensitifitas

Page 23: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

17

b) Resonant Vibration

Sensor ini biasanya digunakan untuk mendapatkan resolusi yang lebih

tinggi. Sinyal keluarannya berupa pergeseran frekuensi resonansi ketika terjadi

perubahan tegangan (stress) di bawah plat elektroda ketika diberi tekanan.

Gambar21. Skema diagram resonant vibration pressure sensore

2.3.Fabrikasi Chip dan Wafer 2.3.1. Design Configuration

Di dalam pressure sensor terdapat banyak sistem yang terintegrasi. MEMS

pressure sensor menawarkan biaya pengeluaran yang rendah, dengan kemampuan

membaca tekanan. diantara bermacam-macam topologi transduksi yang ada

untuk sensor, piezoreistif merupakan salah satu yang paling banyak dan luas

digunakan. MEMS juga menawarkan kecocokan dengan proses fabrikasi CMOS.

Tipe wafer πl πt

Tipe-n -316 -176

Tipe-p 718 -663

Tabel1. Nilai koefisisen piezoresistif longitudinal dan transfersal untuk wafer silikon

<100> (dengan satuan 10-12

/Pa) dengan orientasi sepanjang <110> dan doping ≈1018

/cm3

Gambar22. Konfigurasi jembatan Wheatstone dari Piezoresistor untuk sensor tekanan. RA

dan RB merupakan resistor sensor.

Page 24: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

18

Piezoresistan silikon

Resistansi dari piezoresistor silikon adalah fungsi dari stress

(ketegangan) material dan orientasi piezoresistor. Variasi dari resistansi

berdasarkan stress diberikan pada persamaan 7 di bawah ini.

nilai umum koefisien piezoresistif <110> diberikan pada tabel1.

Pressure Sensor Design

Sensor tekanan direalisasikan dengan menggunakan empat

Piezoresistor yang diatur sepanjang <110> sumbu pada membran dalam

konfigurasi jembatan Wheatstone seperti ditunjukkan pada Gambar 22.

Sensitivitas tergantung pada orientasi piezoresistor dan lokasi, lokasi-lokasi

Piezoresistor pada membran seperti ditunjukkan pada Gambar 23.

Tegangan maksimum pada piezoresistor untuk membran persegi dengan

lebar 2a , ketebalan h dan tekanan P yang sama diterapkan diberikan oleh

Persamaan 8 berikut ini.

(

)

Untuk membran dengan ketebalan 10mikron a=250 mikron dan pressur =

10 bar memberikan 625 MPa dimana lebih sedikit dibandingkan kekuatan

silikon (7 GPa). Menggunakan persamaan 7 dan 8 menghasilkan

(

)

Page 25: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

19

Gambar23. Penempatan piezoresistor pada membran

Dimana v adalah rasio poisons ≈ 0,3 pada silikon. Hal ini menghasilkan

∆R/R =0,13825. Berdasarkan gambar dan dengan beranggapan bahwa semua

resistor sama dengan tegangan keluaran, maka dihasilkan persamaan 10 berikut.

2.3.2. Teknik dan langkah- langkah Fabrikasi

Awalnya wafer dengan ukuran 2 inci <100> yang memiliki kualitas prima

dan merupakan wafer Si yang telah dipoles di kedua sisinya. Ketebalan wafer

berkurang menjadi 230 mikron dengan etching KOH (e2). Langkah-langkah

fabrikasi untuk mewujudkan membran untuk sensor tekanan yang ditunjukkan

pada Gambar 24 dan dijelaskan di bawah ini.

Berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Wafer tipe P dibersihkan dengan menggunakan piranha cleaning (bagian a).

2. Thermal oksidation (Oksidasi termal) untuk menumbuhakan 200nm oksida

(bagian b).

3. a) photoresist dilapiskan pada permukaan depan sampel dan berpola

seperti yang dijelaskan dalam Sec. IIC.

b) Sisi belakang wafer dilapisi dengan lilin untuk mencegah oksida

terkena etching.

4. Bagian depan oksida dietching seperti yang dijelaskan dalam bagian d

dengan durasi ≈ 45 detik.

5. Berikut adalah langkah ke-5:

Page 26: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

20

a) KOH etching diaplikasikan terhadap sisi depan silikon secara massal

untuk mendapatkan struktur uji kedalaman 10 mikron (bagian e1).

b) Piranha cleaning diaplikasikan pada wafer (bagian a).

c) Setelah oksidasi termal, tumbuh 1µ oksida seperti yang dijelaskan

dalam bagian b2.

6. Fotoresis dilapiskan pada permukaan belakang sampel dan pola

dipindahkan dengan bantuan tanda sejajar. Parameter fotolitografi

dijelaskan dalam bagian c

7. Bagian belakang oksida dietsa seperti yang dijelaskan dalam bagian d

dengan durasi ≈ 3,5 menit.

8. Etching silikon pada sisi belakang dilakukan dengan dua langkah proses.

a) KOH etching awal dilakukan selama 2 jam untuk mengetsa 120μ

silikon seperti yang dijelaskan dalam bagian e2

b) Lalu diikuti oleh TMAH etching untuk menyisakan 100 μ silikon di sisi

belakang (Bagian f). Sebuah lubang yang tampak melalui struktur tes

menunjukkan membran 10μ.

9. Fotolitografi (bagian c dilakukan untuk mentransfer pola Piezoresistor pada

oksida termal pada sisi depan wafer, diikuti dengan oksida yang dijelaskan

dalam bagian d. Photoresist akan dihapus dengan menggunakan aseton

diikuti dengan pembersihan IPA dan blow dry menggunakan N2.

10. difusi fosfor dilakukan seperti yang dijelaskan bagian g untuk mewujudkan

Piezoresistor tipe-n. Difusi fosfor terjadi di daerah-daerah yang tidak

tercakup oleh oksida.

11. Native Oxide akan terbentuk ketika wafer disimpan untuk waktu yang lama.

Hal ini dapat dihilangkan oleh campuran HF dan air DI (1:10). Lalu diikuti

dengan evaporasi termal dari aluminium pada wafer (bagian h) untuk

membentuk kontak Piezoresistor.

12. Pola untuk kontak aluminium ditransfer melalui litografi (bagian c) dan lalu

diikuti oleh etching aluminium dijelaskan dalam bagian i. Photoresist akan

dihapus dengan menggunakan aseton diikuti dengan pembersihan

menggunakan IPA dan blow dry dengan menggunakan N2. Wafer kemudian

menjalani tahap Annealing (bagian j).

a) Piranha cleaning

Wafer dibersihkan menggunakna larutan piranha. Larutan piranha

terdiri dari H2SO4 : H2O2 dengan ratio volume 3 : 1, reaksi ini merupakan

reaksi isothermik. Wafer dicelupkan ke dalam larutan selama 15 menit.

Kotoran organik, ion alkali dihilangkan dengan menggunakan oksidator

kuat yang terdapat dalam larutan. Permukaan silicon dipasivasi dengan

(OH) sehingga membentuk kelompok hidrofilik. Setelah piranha cleaning

wafer dicelupkan ke dalam kedalam HF yang diencerkan dengan air (HF :

DI water = 1:50) pada suhu kamar untuk menghilangkan oksida bawaan.

Diikuti dengan Blow Drying N2. Penyelesaian lapisan oksida bawaan

Page 27: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

21

dianggap telah sempurna apa bila hidrofobik silikon muncul di permukaan (

Si hidrofobik, SiO2 hidrofilik)

Gambar 24. Tahap fabrikasi membran untuk MEMS pressure sensor

Berikut adalah beberapa hal-hal yang harus diperhatikan selama

pembersihan wafer.

1) Pada temperature lebih dari 800C H2O2 dapat terurai dan wafer Silikon

dapat teroksidasi tak terkendali.

Page 28: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

22

2) Wadah Teflon digunakan untuk pencelupan wafer ke dalam HF yang

telah diencerkan setelah piranha cleaning.

b) Thermal Oxidation

Thermal Oxidation (oksidasi termal) digunakan untuk menumbuhkan

lapisan SiO2 di atas lapisan silikon yang telah dibersihkan. Lapisan SiO2

berperan sebagai mask untuk Si etch.

1) 200nm SiO2 growth

Lapisan SiO2 dengan ketebalan 200nm dibentuk pada tahap

pertama oksidasi menggunakan dry-wet-dry oxidation sequence.

Lapisan ini berperan sebagai mask untuk 10µ Si etching. Berikut ini

adalah langkah-langkah oksidasi termal:

Atur suhu pembakaran oksidasi ke 10000C dan bersihkan alat

pembakar dengan gas N2 murni dengan kecepatan aliran 1

liter/menit selama 15 menit.

Masukkan wafer ke dalam tempat pembakaran oksidasi yang

telah diberi N2.

Lakukan Dry Oxidation selama 10 menit

Si + O2 SiO2

Selanjutnya, gelembungkan oksigen pada tingkat aliran 1 liter /

menit melalui DI water yang dipanaskan dalam bubbler

tersebut. Oksigen membawa uap air ke permukaan wafer

sehingga memungkinkan terjadinya wet oxidation selama 25

menit.

Si + 2H2O SiO2 + 2H2

Lakukan dry oxidation selama 10 menit yang memungkinkan

200 nm dari SiO2 terbentuk. Pada akhir durasi ini, ambien sekali

lagi beralih ke N2 dan wafer dikeluarkan.

Dry-wet-dry sequence digunakan di dalam proses untuk

membantu mencapai kualitas Si-SiO2 interface (diaktifkan oleh

dry oxidation) yang baik. dan pada saat yang sama laju oksidasi

lebih cepat tercapai (akibat wet oxidation). Warna oksida 200

nm adalah kuning muda.

2) 1µ SiO2 growth

Sebuah lapisan SiO2 dengan ketebalan 1µm ditumbuhkan pada

tahap ke 5C dalam fabrikasi dengan menggunakan dry-wet-dry

oxidation sequence. Lapisan ini berfungsi sebagai mask untuk

membuat membran pada sensor tekanan.

Langkah-langkah oksidasi termal adalah sebagai berikut:

• Mengatur suhu pembakaran oksidasi sampai 10000C dan

bersihkan pemanas dengan gas N2 murni dengan

kecepatan aliran 1 liter/menit

Page 29: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

23

Masukkan wafer ke dalam tempat pembakaran oksidasi

yang telah diberi N2.

Lakukan Dry Oxidation selama 10 menit

Si + O2 SiO2

gelembungkan oksigen melalui DI water panas. Oksigen

membawa uap air ke permukaan wafer permukaan yang

memungkinkan terjadinya wet oxidation selama 3 jam.

Si + 2H2O SiO2 + 2H2

Melakukan dry oxidation selama 10 menit hingga warna 1

μ oksida hijau-ungu.

c) Photolithography

Fotolitografi diaplikasikan pada wafer untuk memindahkan sebuah

pattern atau pola ke atas wafer yang selanjutnya akan digunakan pada

proses etching. Berikut adalah fotolitografi secara detail.

Proses Metode/material keterangan

Wafer cleaning IPA dan aseton Untuk menghilangkan

kontaminan organik

Dehydration 1 jam Untuk menghilangkan

kelembaban

Photoresist S1813E Fotoresis positif

Coating method Spin coating Untuk keseragaman

ketebalan

Ramp speed 500 rpm/detik Durasi 5 detik

Spin speed 3000 rpm Durasi 35 detik

Photoresist thickness 1,3 µm

Prebake at 1150C 60 detik Menguapkan pelarut

fotoresis

UV Exposure(Carl Suss

MJB3 Mask Aligner)

Dengan panjang

gelombang 350nm

Durasi 13 detik

Dosage 85 ml/cm2 -

Developer AZ31B : DI = 1:3 1.1 Menit

Cleaning DI Water Untuk menghilangkan

developer

Drying Blow drying Gas N2

Postbaking at 1250C 2 menit Untuk menguatkan

fotoresis

Tabel2.Tahap litografi

d) Oxide Etching

Selama oksidasi termal bagian belakang wafer akan dioksidasi

membentuk SiO2. Oksida ini lebih baik tidak dihapus karena bertindak

sebagai mask saat dilakukan etching pada silikon. Bagian belakang oksida

Page 30: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

24

ini dilindungi dengan lilin. Larutan penyangga HF (100mg NH4F, 150ml DI

Water, dengan perbandingan volume 3:1) digunakan untuk etching oksida

pada bagian depan. Hal ini memberikan kecepatan mendekati 300nm/menit.

Oksida dianggap sudah terhapus dengan lengkap ketika oksida yang

hidrofilik menjadi oksida yang hidrofobik. Selanjutnya wafer diberrsihkan

dengan trikloroetana untuk menghilangkan lilin diikuti dengan aseton dan

IPA yang digunakan untuk menghapus fotoresis. Lalu wafer kembali

dibersihkan dengan DI water dan dikeringkan menggunakan N2.

e) KOH Etching

KOH merupakan pengetsa silikon anisotropic, selektifitas KOH

dalam melakukan etching terhadap <100>:<110>:<111> adalah 400:600:1.

Keterbatasan KOH dalam etching adalah penyerangannya terhadap oksida,

KOH juga jarang menjadi pilihan jika proses fabrikasi melibatkan transistor

MOS, gambar berikut menunjukkan profil etsa yang menggunakan KOH.

Langkah etching menggunakan KOH adalah sebagai berikut:

1) 10µ uji struktur etching

Uji struktur etching difabrikasi dengan parameter proses sebagai

berikut :

a) 40% (berat) larutan KOH disiapkan

b) Larutan tersebut dipanaskan hingga 750C (dengan tingkat

kecepatan etching 40µ/jam)

c) Durasi etching ± 6 menit 40 detik.

2) Backside etching

Membran 10µ difabrikasi menggunakan etching silikon dalam

dua tahapan, awalnya etching menggunakan KOH dilakukan selama 2

jam, dan diikuti dengan etching dengan menggunakan TMAH selama 2

jam 15 menit. Langkah pertama yang melibatkan etching menggunakan

KOH adalah sebagai berikut.

a) 30% (berat) larutan KOH disiapkan

b) Panaskan larutan hingga 750C (dengan tingkat kecepatan etching

60µ/jam)

c) 50% IPA ditambahkan sebagai larutan yang berfungsi

mengurangi laju reaksi (konstanta dielektrik rendah IPA). IPA

ditambahkan secara berkala sebagai ganti dari cairan yang

menguap. Etching menggunakan KOH dilakukan selama 2 jam

untuk etsa 120µ silikon.

Page 31: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

25

Gambar 25.Anisotropic etching terhadap silikon menggunakan KOH atau TMAH

f) TMAH Etching

TMAH (Tetramethyl amonium hidroksida) adalah etsa silikon

anisotropik. Selektivitas TMAH adalah <100>: <111>: 40:1. Meskipun

TMAH kurang selektif dibandingkan dengan KOH, TMAH memiliki

beberapa kelebihan, berikut keunggulan dibandingkan KOH etsa.

Hampir tidak menyerang oksida atau SiN, Selektivitas terhadap

oksida lebih besar dari 1000.

TMAH etching sangat kompatibel untuk pengolahan CMOS.

Jika amonium persulfat ditambahkan secara berkala, dapat mencegah

pembentukan deposit pada silikon dan memberikan permukaan yang

halus. Karena KOH menyerang oksida, etsa silikon harus dilakukan

dalam dua langkah proses

Berikut adalah penjelasan mengenai TMAH etching,

Larutan TMAH 25% diencerakan menjadi larutan 5% dengan

menggunakan DI water.

Larutan tersebut dipanaskan hingga 750C (dengan tingkat kecepatan

etching 40µ/jam)

Ammonium persulfat (0,5 gm untuk 60 ml larutan) ditambahkan

setiap 15 menit sekali untuk menghindari pengendapan kotoran di

permukaan silikon.

Etching dilakukan dengan durasi 2 jam dan 15 menit untuk

melakukan etching 100 mikron Si dan membentuk membran 10µ.

Setelah sebagian besar Si di etching, oksida di etching sebanyak 200

nm. Membrane dengan dimensi 500µ X 500µ, 450µ X 450µ dan

400µX400µ pun terwujud.

Page 32: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

26

Gambar26.Membrane terbentuk setelah bulk etching pada silikon

Gambar27. Intersection <110> dan < 110> terbentuk setelah dilakukan anisotropic

etching terhadap silicon

Gambar28.Tanda sejajar pada permukaan atas seperti yang terlihat melalui membran,

tanda sejajar digunakan untuk menyelaraskan masker selama fotolitografi.

g) Phosphorus Diffusion

Piezoresistor kristal tunggal tipe-n dibentuk oleh difusi fosfor. Fosfor

berdifusi melalui jendela hasil etching secara termal membentuk oksida

tipe-p pada wafer. Pola piezoresistor ditunjukkan pada Gambar 29.

Page 33: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

27

Gambar29.Pola piezoresistor yang dikembangkan setelah fotolitografi untuk etching

oksida yang diikuti oleh fosfor difusi.

Berikut adalah rincian prosedur difusi fosfor.

1. Tungku dipanaskan ke profil suhu berikut

o Feedend : 9320C

o Middle of furnace : 9000C

o Load end : 9450C

2. Nitrogen dialirkan ke dalam tungku selama 10-15 menit dengan laju

aliran 1liter/menit untukmenghilangkan kontaminan. Kemudian

letakkan wafer secara horizontal ke dalam tungku

3. POCl3 digunakan sebagai pendahulu untuk menyebarkan fosfor yang

disimpan dalam wadah es untuk menjaga tekanan uap konstan dan

keseragaman konsentrasi di dalam tungku selama reaksi.

Mempertahankan konsentrasi sangat penting untuk mengontrol dosis

fosfor yang disebarkan ke Si.

4. Nitrogen dan Oksigen digelembungkan dengan laju aliran masing-

masing dari 0,4 liter / menit dan 0,6 liter / menit. Gas-gas ini

membawa uap POCl3 ke wafer dengan bantuan nitrogen pada laju

aliran 3 liter / menit.

5. Nitrogen membantu dalam pembilasan produk sampingan dari reaksi

kimia dan oksigen membantu reaksi kimia. Persamaan kimia untuk

reaksi yang diberikan di bawah ini:

4POCl3 + 3O2 2P2O5 + 6Cl2

2P2O5 + 5Si 4P + 5SiO2

6. P2O5 bereaksi dengan silikon membentuk phosphosilicate glass

(PSG) dan fosfor berdifusi melalui silikon.

7. Proses difusi dilakukan selama 30 menit pada satu wafer sampel dan

15 menit pada saat yang lainnya telah selesai. Pembentukan PSG

dapat diamati ketika warna biru tua muncul pada wafer.

8. PSG dihapus oleh larutan HF 1,5 ml dan 1 ml HNO3 dalam 30 ml DI

water. Penghapusan PSG membutuhkan waktu sekitar 20 detik.

Setelah difusi fosfor resistivitas lembar berkurang yang dapat dilihat

di bawah ini. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan probe

empat titik.

Page 34: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

28

Pengukuran resistansi pada lembaran:

Sebelum doping : 24,6375Ω/sq

Setelah doping 30 menit : 10,203Ω/ sq

Setelah doping 15 menit : 14.63Ω/ sq

h) Thermal Evaporation Aluminum

Untuk membuat kontak logam untuk Piezoresistor, aluminium

diendapkan pada substrat dengan evaporasi termal. Sekitar, 100 nm

aluminium diendapkan pada substrat dengan proses ini. Kondisi deposisi

dijelaskan dalam Tab. III

Parameter Value Unit

Tekanan chamber 1X10-5 Mbar

Pemisahan substrat-target 20 Cm

Lama deposisi 2 Menit

Tungsten heater voltage 60 Volt

Tabel3.Parameter deposisis termal aluminium

Prosedur untuk mendapatkan tekanan yang dibutuhkan dalam

chamber untuk penguapan aluminium mirip dengan prosedur RF sputtering

seperti yang dijelaskan dalam Lampiran. A. Satu-satunya perbedaannya

bahwa evaporasi termal dilakukan pada tekanan rendah dari 10-5 mbar

tanpa ambien gas inert atau medan listrik yang diterapkan antara substrat

dan target. Aluminium dipanaskan dengan filamen tungsten. Logam

mencair dan menguap, uap tersebut bergerak lurus ke atas (ruang tekanan

rendah) dan terdeposisi pada substrat.

i) Aluminum Etching

Setelah thermal deposition aluminium pada sample ,fotolitografi

dilakukan untuk menentukan pola kontak piezoresistor . Etching aluminium

dilakukan dengan mengggunakan larutan H3PO4: DI Water: HNO3 dengan

perbandingan volume 19:4:1 dengan kecepatan etching 1,6 nm/menit pada

suhu kamar selama 60 detik. Pola yang muncul setelah etching dilakukan

dapat dilihat pada gambar 30.

Page 35: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

29

Gambar30.Pola yang muncul setelah etching

j) Annealing

Setelah oksidasi termal aluminium, wafer diannealing dengan

menggunakan gas N2:H2 = 9:1 dengan kecepatan aliran 1 liter/menit pada

suhu 4000C selama 35 menit. Hal tersebut aklan mengurangi hambatan

kontak aluminium karena perluasan batas ikatan Kristal.

Annealing (pemanasan) dapat mempengaruhi kekuatan lapisan

ataupun kemampuan suatu lapisan untuk deformasi (berubah bentuk) ketika

diberikan tekanan. Intensitas dari masing-masing bidang kristal dapat

berubah jika suhu pemanasan juga mengalami perubahan. Pemilihan

temperatur pemanasan pada 600 o

C memperlihatkan puncak-puncak kristal

yang cukup baik.

2.4.IC Packaging Sacrifice-replacement approach

Gambar 31 menunjukkan tahapan dasar packaging dengan pendekatan

replacement. Materi photoresist sepert SU-8 series (Doe Chemical Co., USA), JSR

series (JSR Co., Japan), dan AZ series (MicroChemical Co., Germany) secara luas

digunakan di bidang MEMS. Walaupun SU-8 series bisa digunakan untuk fabrikasi

dengan range ketebalan dari puluhan micrometer hingga 2.1mm, sebagian kecil sisa

fotoresis tidak bisa dielakkan akan tertinggal pada struktur yang sudah tercetak

bahkan ketika menggunakan cairan stripping yang memiliki efektivitas tinggi, seperti

hot NPM (1-methy-2-pyrolidinone). Residu fotoresis ini benar-benar tidak diinginkan

untuk pressure sensor package developed, semenjak hal ini secara random

mempengaruhi mekanisme original sensing pada package pressure sensor.Tseng dan

Yu menyingkap bagaimana JSR THB-430N secara mudah dihilangkan untuk aplikasi

pada thin film coating. Secara kontras berbeda dengan SU-8 series, JSR series

fotoresis tone-negatif memiliki properties stripping yang lebih baik, dan secara

mudah dapat dihilangkan tanpa meninggalkan residu pada permukaan. Fotoresist

151N negative tone UV merupakan versi terbaru dari JSR THB-430N, dan juga

didesain untuk coating thin film yang tebal. Karena mereka memiliki komposisi

Page 36: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

30

kimia yang mirip, THB 151N negative tone UV biasanya digunakan untuk sebagai

materi blok fotoresis untuk pendekatan secara sacrifice-replacement.Pada awalnya,

fotoresis JSR THB-151N negative-tone (dengan ketebalan 150µm) telah di spin

coating pada permukaan teratas dari wafer pressure sensor yang dikombinasikan

dengan sebuah pyrex glass wafer, seperti yang ditunjukkanpada gambar (31-b). Proses

fotolitografi tradisional biasa digunakna untuk mencetak pola lapisan fotoresis.

Fotoresis yang telah berpola melapisi hanya permukaan membran silikon dan setiap

permukanan chip pressure sensor, seperti yang ditunjukkan gambar (31-c). gambar

31-d menunjukkan proses pemotongan (dicing) pemisahan wafer menjadi chip

pressure sensor yang individual. Sebuah materi yang adhesive (Henkel-3880, US)

dilepaskan pada panel substrate organic 9NP-180R, Nan-Ya Plastic Co.,Taiwan).

Chip pressure sensor individual yang ditutupi dengan fotoresis diangkat dan

diletakkan pada die pad dari panel organic substrat dengan bentuk array Mx.N. dan

akhirnya setelah pemasangan dari beberapa kombinasi diaplikasikan pemanasan

melintasi link materi adhesive untuk mengikat chip pressure sensor pada panel

substrat. Semua tahapan proses yang sesudah itu dapat diteruskan dalam batch mode,

hingga kini meningkatkan penyelesaian proses packaging. Wire bonding digunakan

untuk menghubungkan sinyal Antara bonding pads aluminium pada chip pressure

sensor dengan pad electrode pada panel organic substrat, seperti yang ditunjukkan

pada gambar 31-e. Panel organik substrat diletakkan pada cetakan transfer untuk

enkapsulasi chip pressure sensor dan organik panel substrat yang ditunjukkan gambar

31-f. Panel organik substrat dengan enkapsulasi EMC diletakkan pada sebuah cairan

stripping fotoresis (THB-S1, JSR Co.,Japan) untuk melepaskan blok fotoresis dari

atas molded package setelah dilakukannya proses de-molding. Sensing channel dari

plastic package akhirnya tersedia dan permukaan membrane silikon pressure sensor

terekspos bebas berinteraksi dengan tekanan atmosfer, seperti yang ditunjukkan

gambar 31-g. Setelah 6 jam pasca pembakaran 1750C untuk melengkapi molding

compound, pressure sensor individual dengan sensing channel tersendiri sudah

terpisah dari panel organik substrat yang telah tertutup molding dengan menggunakan

mesin pemotong packaging tradisisonal (DISCO-DAD-321, Japan), seperti yang

ditunjukkan pada gambar 31-h.

Page 37: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

31

Gambar31.Proses packaging pressure sensor dengan pendekatan sacrifice replacement.

Gambar 32 menunjukkan tampilan luar dari package pressure sensor (sacrifice-

replacement approach) . pada lapisan teratas sensing membranebenar-benar bebas

dari kontaminasi EMC, jadi tingkat efektifitas dari fotoresis pada membran silikon

pressure sensor harus benar-benar kuat. Permukaan teratas dari membran silikon

terpapar seluruhnya untuk secara bebas merasakan tekanan sekitar melalui sensing

channel pada packaged pressure sensor. Untuk memastikan kontak antara permukaan

mold dan semua fotoresist penutup yang dikorbankan, sebuah nilai inteferensi yang

sangat kecil sengaja didesain Antara kedalaman lubang mold dan ketinggian total

package. Hal tersebut mengakibatkan permukaan teratas dari fotoresis tertekan ketika

transfer mold tertutup. Tampilan cekung dari fotoresis penutup yang dikarenakan

tertekannya mold, dapat diperbaiki dengan desain interferensi yang pantas. Fotoresis

pelindung secara efektif melindungi membran perasa pressure sensor dari EMC,

memperbaiki yield dari proses packaging. Seperti yang ditunjukkan gambar 6(b),

dinding tepi dari sensing channel meruncing kearah luar. Ukuran sensing channel

yang terpapar pada bagian atas lebih lebar dari pada bagian bawah. Perubahan

geomatri yang ringan di sepanjang sensing channel tidak memberikan pengaruh

negatif pada kemampuan mendeteksi pressure sensor. Pendekatan sacrifice

replacement terbukti berguna untuk diaplikasikan pada pressure sensor. Melihat pada

kebutuhan proses dari spesimen cold-mount, sebuah clear epoxy (CMA1-K02, Pentad

Scientific Co., Taiwan) digunakan untuk mengisi cetakan cold-mound selama proses

persiapan specimen. Jarak asli pada channel yang tebuka merupakan lubang yang

lebih nyata jika dibandingkan cold-mountes clear epoxy, seperti yang terlihat pada

gambar.

Page 38: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

32

Gambar32. (a) 3D image of the packaged pressure sensor (sacrifice-replacement approach) and (b) its

cross-section image at section A-A.

Dam-ring approach

Gambar 33 menunjukkan langkah dasar packaging dengan pendekatan dam-

ring. Fotoresis SU-8 series juga digunakan sebagai alternatif biaya rendah untuk

proses fabrikasi LIGA(Lithographic, Galvanoformung, Abformung) dengan aspek

rasio bagian mikro dan mold yang tinggi. Maka dari itu SU-8 series digunakan

sebagai materi blok fotoresis dengan pendekatan dam-ring.

Gambar33. Proses packaging pressure sensor dengan pendekatan dam-ring.

Diawali dengan sebuah lapisan ultra tebal (150µm) dari SU-8 negatif –tone

fotoresis di spin-coat di permukaan yang lebih atas dengan 4-inch wafer pressure

sensor yang dikombinasikan dengan sebuah wafer kaca pyrex. Secara general, sebuah

model fotoresis yang spesifik digunakan untuk ketebalan coating yang spesifik untuk

memperoleh sebuah jendela operasi yang lebar. Sebuah fotoresis dengan viskositas

yang tinggi cocok untuk coating film dengan ketebalan tinggi, tapi masalah

gelembung selama proses spin coating mencegah yield yang tinggi. Hal tersebut

Page 39: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

33

menyebabkan fotoresis model SU8-50 dan SU8-100 digunakan utnuk memperoleh

ketebalan coating masing-masing 50 dan 100µm. sebuah spin-coater (model SUSS

Delta 80BM) dan hotplate (model SUSS Delta 150XBM/T3) digunakan untuk proses

spin coating dari materi dam-ring.untuk memastikan kebersihan dari permukaan

wafer, permukaan wafer dibersihkan dengan aseton, IPA dan DI water sebelum

memasuki tahap spin coating. Dua tahapan proses spin coating diberlakukan untuk

menghasilkan lapisan sacrifice replacement ultra tebal (150µm). fotoresis SU8-100

di spin-coat setelah pembersihan wafer. Fotoresis SU8-50 dilapiskan di atas wafer

mengikuti proses pembakaran lapisan fotoresis yang pertama. Lapisan coating

fotoresis ganda di beri pola dengan bentuk dam-ring denganmenggunakan proses

litografi. Edge Bead Removal (EBR) digunakan untuk menghilangkan tonjolan pada

tepi materi fotoresis selama coating setiap lapisan. Akhirnya coating dengan

ketebalan rata-rata 154.9 μm dan keseragaman sekitar 4,5% dapat diperoleh untuk 2

tahap proses spin coating. Gambar 33-b. Sesudah itu sebuah proses fotolitografi

tradisional diunakan untuk meberi pola dam-ring di sekitar permukaan mebran silikon

dari pressure sensor (gambar 33-c). proses pemotongan (dicing)digunakan untuk

memisahkan wafer menjadi chip pressure sensor yang mandiri (gambar 33-d). Sebuah

materi adhesive (Henkel-3880, US) dilepaskan ke atas die pad dari panel organik

substrat. Sebuah pressure sensor individual dengan dam-ring lalu diangkat dan

diletakkan ke atas die pad dari panel organik substrat dengan menekan materi

adhesive. Akhirnya dilanjutkan dengan proses pemanasan dengan melintasi materi

adhesive untuk mengikat pressure sensor pada panel organic substrat. Proses

selanjutnya dari packaging dapat dilanjutkan dengan batch mode, dan terusdilanjutkan

dengan proses packaging yang lebih baik. Wire bonding dilakukan untuk

menghubungkan sinyal antara bonding pad aluminium daripressure sensor dan pad

elektroda daripanel organic substrat (gambar 33-e). Selanjutnya panel organic substrat

disematkan dengan sistem array pada pressure sensor dan lalu ditempatkan pada

cetakan transfer mold untuk enkapsulasi pressure sensor dan panel organic subtrat

(gambar 33-f). Setelak menyematkan individual pressure sensor ke panel organic

substrat, substrat diletakkan pada transfer mold. Proses ini merupakan teknik yang

dibangun untuk mendapatkan enkapsulasi yang berbiaya rendah dari produk

elektronik.

Untuk meminimalisir induksi termal dari enkapsulasi produk, molding

compound harus dipilih secara hati-hati sehinggaCTE (coefficient of thermal

expansion) cocok dengan substrat organic. Molding dengan temperatur rendah sekitar

1650C dan waktu packaging 200 detik digunakan utnuk mengeliminasi pembungkus

dari panel organic substrat. Molding compound dan dam-ring membentuk sebuah

permukaan planar setelah dilakukan de-molding process. Sensing channel berupa area

yang bebas untuk terjadinya interaksi antara membran silikon dari pressure sensor

dan tekanan yang diberikan lingkungan. Karena permukaan teratas dam-ring menekan

melawan permukaan dinding terdalam dari transfer mold dalam posisi mold yang

tertutup, bagian terdalam dari dam-ring tidak terisi oleh EMC selama proses transfer

molding. Sensing channel dari pressure sensor packaging biasanya tersedia setelah

proses de-molding. Setelah proses de-molding panel organik substrat dengan

Page 40: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

34

enkapsulasi EMC dibakar dengan suhu 1750C selama 6 jam yang digunakan untuk

menghilangkan EMC. Pressure sensor dengan area sensing channel sudah terpisah

dari panel organik substrat menjadi sebuah unit tersendiri menggunakan proses

packaging tradisional yaitu mesin pemotong (saw-machine) setelah menyelesaikan

proses pasca pembersihan EMC (gambar 33-g).

Gambar34. (a) 3D image of the packaged pressure sensor (dam-ring) and (b) its cross-section image at

section A-A.

Gambar 34 menunjukkan gambar 3D dan cross-section dari daerah central

pressure sensor yang telah di rangkai dan dikemas dengan pendekatan dam-ring.

Daerah bebas yang digunakan untuk sensing channel tersedia secara lengkap pada

area central dari plastic pressure sensor package. Permukaan teratas dari membrane

silikon harus terbebas dari kontaminasi EMC, seperti yang ditunjukkan gambar 34 (b).

Maka dari itu, bagian dam-ring sukses melindungi ruangan dam-ring yang lebih

dalam dari kelebihan aliran atau kebocoran cairan EMC dengan temperatur molding

yang tinggi yaitu 1650C. tekanan molding yang diinjeksikan didorong aliran EMC

yang menekan bagian dinding terluar dam-ring selama proses transfer molding,

sehingga tepi batas terluar dari dam ring selama preses transfer molding, sehingga

sekeliling tepi dari dam-ring secara perlahan mengalami perubahan bentuk kea rah

dalam. Bagaimanapun juga dam-ring masih terikat pada permukaan teratas dari

pressure sensore. Aliran EMC tidak merusak untuk menutupi permukaan teratas dari

membran silikon melalui pertemuan antara dam-ring dan permukaan teratas pressure

sensor. Hal tersebut menyebabkan dam-ring menampilkan fungsinya. Perubahan kecil

formasi dari dinding dam-ring dapat diperbaiki denganmenggunakan dinding samping

dam-ring yang lebih tebal untuk meningkatkan kekuatan.

Berikut adalah perbandingan dimensi antara pendekatan sacrifice-replacement

dan dam-ring.

Items Unit Dimensi Packaging

Sacrifice-replacement Dam-ring

Ukuran Packaging mm3 4.0 x 4.0 x 1.5 4.0 x 4.0 x 1.5

Sensing channel opening µm 950 650

Kedalaman Sensing Channel µm 150 150

Page 41: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

35

Ukuran membrane silikon µm2 576 x 576 576 x 576

Ketebalan membran silikon µm 20 30

Tabel4. perbandingan dimensi antara pendekatan sacrifice-replacement dan dam-ring.

Perbandingan pendekatan packaging

Dengan menggunakan fotoresis yang ultra tebal, dua pendekatan packaging, sacrifice

replacement dan dam-ring, dikembangkan ke arah packaging yang memiliki konsep

yang sama. Fotoresis yang telah berpola untuk pendekatan dam-ring merupakan

bagian akhir dari pengemasan pressure sensor. Secara kontras, fotoresis yang berpola

untuk pendekatan sacrifice replacement secara sementara dideposisi pada badan

packaging, dan harus dihilangkan dari package pressure sensor. Pendekatan dam-ring

mengeliminasi proses removal tambahan untuk pembersihan fotoresis,memperbaiki

hasil packaging jika dibandingkan dengan pendekatan sacrifice replacement. Pada

umumnya untuk menghilangkan secara lengkap lebih sulit jika dibandingkan hanya

menggunakan soft-baked. Jika dibandingkan dengan pendekatan sacrifice-

replacement, pendekatan dam-ring lebih cocok untuk diaplikasikan pada lubang

sensor yang terbuka, seperti sensor gas. Karena sisa fotoresis pada lapisan materi

perasa dari sensor gas akan mengurangi efektivitas area permukaan perasa, dan

mengurangi performa sensing disaat yang bersamaan. Pendekatan secara sacrifice

replacement dan dam-ring memiliki keutamaan yang sama yaitu mendesain channel

perasa yang terbuka. Bagaimanapun juga fotoresis digunakan pada pendekatan

sacrifice-replacement hanya mennutupi area aktif perasa dari chip sensor, seperti area

membran silikon pada pressure sensor. Pendekatan sacrifice-replacement cocock

untuk chip sensor yang memiliki ukuran chip yang kecil dan memiliki area sensing

yang luas.

2.5.Aplikasi

a. Automotif

Pada mobil digunakan beberapa jenis pressure sensor, yang memiliki prinsip

kerja yang sama, yang berfungsi memonitoring tekanan.

Tire pressure

Digunakan untuk memonitoring tekanan pada ban. Dengan cara membaca

tekanan dan memancarkannya melalui transmitter lalu dibaca oleh

receiver.

Page 42: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

36

Gambar35. Cara kerja tire sensor

Fuel pressure

Digunakan untuk memonitoring tekanan bahan bakar.

Oil pressure

Digunakan untuk memonitoring tekanan oli

Marine vehicle

Garis lateral yang ditemukan dikebanyakan spesies ikan merupakan sebuah

organ sensor yang tidak sama dengan manusia. Dengan menggunakan umpan

balik dari garis lateral, ikan mampu mendeteksi mangsa, belajar, menghindari

rintangan dan mendeteksi struktur aliran pusaran air. Tersusun dari dua

komponen, komponen pertama terletak di dalam kanal di bawah kulit ikan, dan

komponen kedua terletak di bagian luar, garis lateral bekerja dengan cara yang

mirip dengan susunan dari perbedaan sensor tekanan. Dengan sebuah usaha untuk

meningkatkan kepekaan situasi dan lingkunagn pada kendaraan laut, lateral-line

menginspirasi pengembangan sensor tekanan yang meniru kemampuan sensory

ikan. Tiga susunan sensor tekanan yang fleksibel dan tahan air difabrikasi untuk

digunakan sebagai susunan permukaan “smart skin” pada kendaraan laut. Dua

susunan sensor didasarkan pada penggunaan die sensor piezoresistif yang tersedia

secara komersil, dengan inovasi skema packaging menciptakan fleksibilitas dan

pengoperasian di bawah laut. Sensor menggunakan liquid crystal polymer dan

PCB substrat yang fleksible dengan rangkaian metalik dan enkapsulasi silikon.

Sensor yang ketiga menggunakan material nano composite yang baru yang

memungkinkan untuk fabrikasi dan menghasilkan sensor yang fleksibel. Ketiga

sensor tersebut ditempelkan pada permukaan lekukan lambung kapal. Dan ketiga

sensor menghasilkan monitoring yang akurat dan dinamis.

b. Medical

Teknologi dibutuhkan untuk membuat sensor tekanan yang digunakan

untuk kepentingan medis yang membutuhkan keahlian membuat alat yang

memiliki akurasi pada tekanan rendah. Pada pasar medis jutaan pressure sensor

Page 43: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

37

digunakan pada peralatan yang murah dan sekali pakai, seperti kateter yang

digunakan untuk pembedahan atau monitoring tekanan darah.

Namun Pressure sensor juga dapat ditemukan diperalatan yang berharga

mahal, seperti berikut,

Cardio MEMS, sensor tekanan pembengkakan pembuluh darah

Gambar36. Peletakan MEMS aneurysm pressure sensor pada aorta

o Memonitoring stent graft aorta.

o Tekanan pada membrane lubang mikro, memberikan hasil berupa

perubahan frekuensi resonansi pada sensor.

o Sinyal diperkuat dengan energy RF, yang disediakan oleh antenna

external.

o Enkapsulasi menggunakan campuran antara silica dan dilikon, dan

dikelilingi oleh PTFE kawat titanium yang dilapisi nikel.

Gambar37. Bentuk MEMS aneurysm pressure sensor

CPAC

Page 44: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

38

Gambar38. Contoh penggunaan CPAC

Continuous positive airway pressure (CPAC) merupakan mesin yang

digunakan untuk merawat sleep apnea (merupakan sebuah kondisi yang

berhubungan dengan tekanan darah tinggi, masalah berat badan dan

jantung). Pada mesin CPAC jalan udara dipaksa menggunakan aliran udara

bertekanan kedalam tenggorokan, sementara keluaran dari sensor

mengurangi aliran tekanan pada saat pasien mengeluarkan udara dari paru-

paru, yang dapat mengurangi rasa tidak nyaman karena pasien tidak perlu

malawan mesin.

Pada tahun 2015 juga ada pressure sensor yang berpotensi untuk dapat

ditanamkan ke tubuh pasien (implant), yang dioperasikan tanpa baterai. Ada

beberapa sensor yang sudah diaplikasikan seperti sensor yang digunakan untuk

mengukur gejala penyangkit jantung, dan yang digunakan untuk memonitor

glaucoma pada mata.

Saat ini pasar benar-benar memberikan permintaan yang sangat signifikan

terhadap alat yang dapat diimplankan, contohnya sensor gejala penyakit jantung

yang memungkinkan pasien dipantau dari rumah oleh dokter mereka, dan alat ini

berguna untuk mengurangi biaya untuk test(check up) berulangg kali di rumah

sakit.

c. Industri

Switches

Ketika ada aliran arus secara otomatis membrane yang terbuat dari

metal akan tertekan ke bawah dan mempersempit jarak (gap) antara

elektroda.

Gambar39. Cara kerja switch dengan pressure sensor

Barometik pressure sensor

Digunakan pada tunnel (terowongan) angin untuk memonitoring

cuaca.

Page 45: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

39

Gambar40. Barometric Pressure Sensors (Photo courtesy of KhalilNajafi, University of

Michigan)

Smart Road

Smart road terdiri dari jutaan MEMS pressure sensor yang

digabungkan menjadi jalan dan mentransmisikan informasi mengenai

kondisi jalan.

Smart Dust

Smart dust merupakan sebuah jaringan dari wireless MEMS pressure

sensor yang berukuran mikro yang berkomunikasisatu sama lain melalui

transmitter berukuran kecil. Sensor smart dust dapat disebarkan disekitar

gedung, atau sebuah property, dilekatkan pada pakaian atau pada alas jalan. (“SMART DUST -Autonomous sensing and communication in a cubic millimeter". Dr. Kris Piser, PI.

DARPA/MTO MEMS Program, Berkley.)

Page 46: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

40

BAB III

KESIMPULAN

3.1.Kesimpulan

MEMS pressure sensor merupakan kombinasikan silikon berbasis teknologi

microelectronic dengan teknologi micromachining. MEMS pressure sensor

menggunakan membran tipis dengan gas yang dikurung atau lubang yang diisi oleh

gas pada salah satu sisi membran dan tekanan yang harus diukur di satu sisi lainnya.

Ada 3 cara untuk mengukur tekanan yaitu dengan sistem pizoresistif, capasitif dan

Resonant Vibration.

Dari ketiga cara pengukuran tersebut semuanya memiliki kelebihan dan

kekurangan, piezoresistif memberi keuntungan berupa kemudahan dalam fabrikasi,

sinyal keluaran sudah dalam voltage, sedangkan kekurangannya adalah memiliki

sensitivitas rendah dan kurang akurat pada perbedaan tekanan yang rendah. Jika

menggunakan prinsip kapasitor (perubahan kapasitansi) memiliki kelebihan tidak

mudah terpengaruh suhu, sehingga dapat dijalankan pada suhu tinggi, konsumsi daya

luar biasa rendah, namun electronic surface circuit harus terintegrasi pada die sensor.

Jika menggunakan resonant vibration, akan mendapatkan resolusi yang tinggi namun

memiliki biaya produksi yang tinggi.

Berikut adalah tahapan yang dialami MEMS pressure sensor saat fabrikasi.

Piranha cleaning

Thermal oxidation

Photolithography

Oxide etching

KOH etching

TMAH etching

Phosphorus diffusion

Thermal Evaporation

Aluminium

Aluminium Etching

Annealing

Lalu dari sisi packaging terdapat dua pendekatan yang digunakan yaitu

sacrifice-replacement dan dam-ring. Pendekatan sacrifice-replacement lebih cocok

jika digunakan pada sensor yang memiliki chip berukuran kecil dan area sense yang

berukuran luas, sementara pendekatan dam-ring lebih cocok jika diaplikasikan pada

lubang sensor yang terbuka.

Aplikasi pressure sensor pada beberapa bidang yaitu, automotif (tire pressure,

oil pressure, fuel pressure, dan marine vehicle), industri (Switches, barometric

pressure sensor, smart road, smart dust), dan medis (Cardio MEMS Aneurysm

pressure sensor dan CPAC (continuous positif airway pressure)) yang menarik minat

pasar.

Page 47: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

41

DAFTAR PUSTAKA

M. Elwenspoek and R. Wiegerink, "Mechanical microsensors", Springer Verlag, Heidelberg, to be published in 2000.

M. Esashi, S. Sugiyama, K. Ikeda, Y. Wang and H. Miyashita, "Vacuum-sealed silicon mircomachined pressure sensors", Proc. IEEE, Vol-86, 1998, p 1627-1639.

Kress H.-J., F. Bantien, J. Marek, M. Willmann, “Silicon pressure sensor with integrated CMOS signal-conditioning circuit and compensation of temperature coefficient,” Sensors and

Actuators A, 25-27, 1991, pp. 21-26.

Sugiyama S., K. Shimaoka, O. Tabata, “Surface-micromachined microdiaphragm pressure sensors,” Sensors and Materials, 4, 1991, pp. 265-275.

Tanigawa H., T. Ishihara, M. Hirata, K. Suzuki, “MOS integrated silicon pressure sensor,” IEEE Trans. Electron Devices, ED-32, no. 7, 1985, pp. 1191-1195.

Yamada K., M. Nishihara, R. Kanzawa, R. Kobayashi, “A piezoresistive integrated pressure sensor,” Sensors and Actuators, 4, 1983, pp. 63-69.

“An Introduction to MEMS” PRIME Faraday Partnership, 2002.

Verdavathi, S, “Fabrication of MEMS Pressure Sensor for Lab Course E3-222”, 2011.

MEMS Market Brief Volume 4 Issue 9, 2011.

Eswaran P, Malarvizhi S, “MEMS Capacitive Pressure Sensors: A Review on Recent

Development and Prospective” Vol 5 No 3 Jun-Jul 2013.

Keith.W, golker, Thomas E. Hendrikson Charles C, Hung, “High sensitivity variable capacitive Transducer”, United States patent 4420790, pp. 1-5, December 13, 1983.

Fang He, Qing-An Huang, Ming Qin, “A silicon directly bonded capacitive absolute pressure

sensor”, Sensors and Actuators A 135, pp.507–514, 2007. Hussam Eldin A. Elgamel, “A simple and efficient technique for the simulation of capacitive

pressure transducers”, Sensors and Actuators 77 pp.183–186. 1999. Aziz Ettouhami, Noureddine Zahid, Mourad Elbelkacemi, “A novel capacitive pressure

sensor structure with high sensitivity and quasi-linear response”, C. R. Mecanique 332, pp. 141-146, 2004.

Abhijeet V. Chavan, and Kensall D. Wise, “Batch-Processed Vacuum-Sealed Capacitive Pressure Sensors”, Journal of Microelectromechanical Systems, Vol. 10, No. 4, pp.580-587,

December 2001.

Page 48: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

42

Wen H. Ko, Qiang Wang, “Touch mode capacitive pressure sensors”, Sensors and Actuators, 75, pp. 242–251, 1999.

Qiang Wang, Wen H. Ko, “Modeling of touch mode capacitive sensors and diaphragms”,

Sensors and Actuators A, 75, pp. 230– 241, 1999. Jeahyeong Han, Junghoon Yeom, Junghyun Lee, Mark A. Shannon, Richard I. Masel,

“Smooth Contact Mode Capacitive Pressure Sensor with Polyimide Diaphragm”, Proceedings of IEEE Sensors Conference, pp. 1468-1471, 28-31 October 2007.

Wen H. KO, Qiang Wang, “Touch Mode Capacitive Pressure Sensors For Industrial Applications”, Proceedings, IEEE., Tenth Annual International Workshop on Micro Electro

Mechanical Systems, pp. 284-290, 26-30 January 1997.

Leslie B Wilner, Polo alto, Calif, “Differential capacitive transducer and method of marking” US patent 4825335, pp. 1-19, April 25, 1989.

Jeahyeong Han and Mark A. Shannon, “ Smooth Contact Capacitive Pressure Sensors in Touch- and Peeling-Mode Operation”, IEEE Sensors Journal, Vol. 9, no. 3, pp. 199-207,

March 2009.

Page 49: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

43

LAMPIRAN

Wet etching (isotropic etching)

Proses meluruhkan lapisan material yang ada pada bagian penutup wafer dengan

menggunakan cairan kimia tertentu yang mampu menyebar ke segala arah dengan

sama rata (isotropic). Jenis cairan kimia yang digunakan tergantung pada jenis bahan

yang digunakan sebagai penutup dari wafer tersebut. Material yang tidak tertutup,

akan ikut dihilangkan oleh cairan kimia tersebut sesuai dengan ilustrasi yang ada ada

gambar di bawah ini.

Proses ini melibatkan beberapa reaksi kimia. Proses ini bisa dibagi menjadi 3 bagian,

yaitu :

1. Proses masuknya cairan kimia ke dalam lapisan yang akan dihilangkan.

2. Terjadi reaksi (rekasi redoks) antara cairan kimia dan lapisan yang akan

dihilangkan.

3. Zat yang teroksidasi akhirnya akan larut bersama zat kimia dan berhasil

dihilangkan dari lapisan pada wafer.

Dry Etching (anisotropic etching)

Pada proses dry etching ini digunakan plasma, atau gas tertentu untuk meluruhkan

material pada bagian watas wafer. Reaksi yang terjadi pada proses ini dapat dilakukan

dengan memanfaatkan energi kinetik tinggi partikel, reaksi kimia atau kombinasi

keduanya.

Frekuensi radio (RF) sputtering

Frekuensi radio (RF) sputtering adalah teknik yang digunakan untuk membuat

lapisan tipis, seperti yang ditemukan di komputer dan industri semikonduktor. Seperti

arus searah (DC) sputtering, RF sputtering melibatkan gelombang energik berjalan

melalui gas inert untuk menciptakan ion positif. Bahan target, yang pada akhirnya

akan menjadi lapisan film tipis, ditumbuk oleh ion dan dipecah menjadi

penyemprotan halus yang menutupi substratpada dasar lapisan tipis. RF sputtering

berbeda dari DC sputtering dalam tekanan, sistem tegangan, pola sputter deposisi,

Page 50: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

44

dan tipe ideal dari bahan target. Selama proses RF sputtering, bahan target, substrat,

dan elektroda RF dimulai dalam ruang vakum. Selanjutnya, gas inert, yang biasanya

argon, neon, kripton atau tergantung pada ukuran molekul bahan target, diarahkan ke

dalam kamar.

Bulk micromachining

Teknik fabrikasi yang menyusun elemen-elemen dimulai dari silikon wafer kemudian

mengetsa bagian yang tidak diinginkan dan meninggalkan bagian yang dibutuhkan

untuk perangkat mekanik. Teknik ini digunakan untuk fabrikasi perangkat MEMS

dengan struktur sederhana yang sering digunakan pada skala ukuran mikroskopis

Surface micromachining

Menggunakan lapisan pada permukaan sebuah substrat sebagai bahan structural, dari

pada menggunakn substrat itu sendiri

Tahap-tahap surface micromachining

1) Deposisi space layer berbahan kaca phosposilicate (PSG)

2) Pengetsaan sapacer layer

3) Deposisi polisislikon

4) Pengetsaan silikon

5) Pengetsaan basah PSG secara selektif, meninggalkan substrat silikon dan

menempatkan polisilikon yang tidak tersketsa

Page 51: Trt 1221009-mems pressure sensor-thursy

45

LIGA

LIGA merupakan akronim berbahasa Jerman untuk Litographie, Galvanormung,

Abformung (litografi, electroplating dan Molding), sebuah teknologi fabrikasi yang

digunkan untuk membuat struktur mikro beraspek rasio tinggi

Langkah-langkah LIGA:

Lapisan penahan yang sangat tebal (hingga ratusan micron) berbahan

polymethylmethacrylate (PMMA) disusun ke sebuah substra tprimer.

PMMA terkena sinar-x columnated dan dikembangkan

Logammengalami elektrodeposissi kesubstrat primer.

PMMA dihapus atau dilucuti, menghasilka sukstur logam yang berdiri-ebas

Pencetakan plastic injection berlangsung.

Deposisi

desublimasi (perubahan dari bentuk gas ke padat).

Chip

Sepotong wafer semikonduktor yang berisi seluruh rangkaian.

Die

Sepotong tunggal semikonduktor yang berisi seluruh chip sirkuit terpadu, yang belum

telah dikemas.

N-type Silicon

Silicon yang bermuatan negatif dengan doping unsur, seperti boron, yang berisi

elektron ekstra. Elektron ekstra memungkinkan arus listrik mengalir melalui materi.

P-type Silicon

Silicon didoping dengan unsur yang mengandung satu elektron lebih sedikit pada

lapisan luarnya, seperti fosfor. Ketika dikombinasikan dengan silikon, fosfor

mengambil elektron dari cincin luar dari silikon, meninggalkan lubang elektron yang

memungkinkan arus listrik mengalir.