trio detektif 34 - misteri manusia gua

131
THE MYSTERY OF THE WANDERING CAVE MAN by Alfred Hitchcock Text by MV. Carey TRIO DETEKTIF MISTERI MANUSIA GUA Alihbahasa: Aryotomo Markam Penerbit: PT Gramedia. Jakarta, Oktober 1988 Edit & Convert: inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi PESAN HECTOR SEBASTIAN SELAMAT berjumpa, Para penggemar misteri! Kalau di antara kalian ada yang sudah sangat mengenal Trio Detektif, silakan lompati bagian ini dan langsung mulai dengan Bab 1. Tetapi jika ada yang belum pernah berjumpa dengan Trio Detektif, dengan senang hati saya akan memperkenalkan mereka. Jupiter Jones, alias Jupe, yang sangat gemar membaca dan memiliki otak cerdas serta ingatan yang amat kuat, adalah pimpinan Trio Detektif. Ia bangga sekali dengan julukan Penyelidik Satu yang disandangnya. Pete Crenshaw, Penyelidik Dua, memang tidak sepandai Jupe, tetapi ia memiliki kelebihan lain. Ia pandai berolahraga. Tidak heran jika tubuhnya jangkung dan kekar. Selain itu ia juga memiliki rasa setia kawan yang besar. Bob Andrews menangani urusan Data dan Riset. Orangnya pendiam, dan walaupun tidak sehebat Pete dalam olahraga, tapi ia seorang pemberani. http://inzomnia.wapka.mobi Koleksi ebook inzomnia

Upload: inzomniawapkamobi

Post on 06-Aug-2015

111 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

http://inzomnia.wapka.mobiTHE MYSTERY OF THE WANDERING CAVE MAN by Alfred Hitchcock Text by MV. Carey TRIO DETEKTIF MISTERI MANUSIA GUA Alihbahasa: Aryotomo Markam Penerbit: PT Gramedia. Jakarta, Oktober 1988 Edit & Convert: inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi PESAN HECTOR SEBASTIAN SELAMAT berjumpa, Para penggemar misteri! Kalau di antara kalian ada yang sudah sangat mengenal Trio Detektif, silakan lompati bagian ini dan langsung mulai dengan Bab 1. Tetapi jika ada yang belum pernah berjumpa

TRANSCRIPT

Page 1: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

THE MYSTERY OF THE WANDERING CAVE MAN

by Alfred Hitchcock Text by MV. Carey

TRIO DETEKTIF MISTERI MANUSIA GUA

Alihbahasa: Aryotomo Markam

Penerbit: PT Gramedia. Jakarta, Oktober 1988

Edit & Convert: inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

PESAN HECTOR SEBASTIAN

SELAMAT berjumpa, Para penggemar misteri!

Kalau di antara kalian ada yang sudah sangat mengenal Trio

Detektif, silakan lompati bagian ini dan langsung mulai dengan

Bab 1. Tetapi jika ada yang belum pernah berjumpa dengan

Trio Detektif, dengan senang hati saya akan memperkenalkan

mereka.

Jupiter Jones, alias Jupe, yang sangat gemar membaca dan

memiliki otak cerdas serta ingatan yang amat kuat, adalah

pimpinan Trio Detektif. Ia bangga sekali dengan julukan

Penyelidik Satu yang disandangnya. Pete Crenshaw, Penyelidik

Dua, memang tidak sepandai Jupe, tetapi ia memiliki kelebihan

lain. Ia pandai berolahraga. Tidak heran jika tubuhnya

jangkung dan kekar. Selain itu ia juga memiliki rasa setia kawan

yang besar. Bob Andrews menangani urusan Data dan Riset.

Orangnya pendiam, dan walaupun tidak sehebat Pete dalam

olahraga, tapi ia seorang pemberani.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 2: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Kali ini Trio Detektif menghadapi persoalan yang tak masuk

akal. Mereka mencari makhluk yang telah mati berabad-abad

yang lalu! Makhluk itu pernah terlihat berjalan di malam hari,

di suatu desa. Dalam perburuan itu, mereka menjumpai tiga

orang ilmuwan yang melakukan eksperimen-eksperimen yang

aneh dan menakutkan. Tanpa disadari mereka terperangkap

dalam suatu bangunan kuno, lalu...

Saya tidak berani menceritakannya lagi. Pengalaman mereka

membuat saya ngeri. Lebih baik kalian membacanya sendiri.

Saya hanya bisa mengucapkan selamat bertualang dan

bermisteri.

HECTOR SEBASTIAN

Bab 1

PENDATANG DARI BALIK KABUT

SUARA seorang wanita bernada prihatin terdengar memecah

kesunyian. Jupiter Jones tertegun dan memasang telinganya.

Kabut tebal menyelimuti Rocky Beach sore itu, menghalangi

pemandangan dari Pangkalan Jones ke rumah-rumah di

seberangnya. Jupe berdiri seorang diri. Ke mana-mana ia

memandang, hanya kabut yang dilihatnya. Ia merasa kesepian.

Namun suara itu menggugahnya. Dan sekarang terdengar suara

langkah yang mendekat. Perlahan-lahan Jupe mendekati pintu

gerbang.

Kini samar-samar terlihat bayang-bayang dua orang yang

sedang berjalan, makin lama makin jelas, seakan-akan muncul

dari kabut itu sendiri. Seorang laki-laki tua bungkuk berjalan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 3: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

tertatih-tatih di trotoar, dipapah seorang wanita muda kurus

dengan rambut panjang terurai.

"Ini ada tempat duduk," wanita itu berkata sambil menuntun

orang tua itu ke arah tempat duduk di samping kantor.

"Istirahatlah dulu. Anda tentu lelah sekali."

"Adakah yang dapat saya bantu?" Jupe mendekati kedua orang

itu.

Orang tua itu memandang dengan linglung, satu tangannya

ditempelkan di kepalanya. "Kami mencari... mencari..." Ia

menoleh kepada wanita itu. "Tolong ceritakan padanya. Kami

ingin... ingin..."

"Harborview Lane," wanita muda itu membantu menjelaskan

pada Jupe. "Kami harus pergi ke sana."

"Ikuti saja jalan besar terus ke barat," dengan sigap Jupe

memberi petunjuk. "Tetapi kelihatannya teman Anda sakit.

Akan saya panggilkan dokter, segera, dan-"

"Jangan!" potong orang tua itu. "Nanti kami terlambat!"

Jupe mengamat-amati orang itu dengan saksama. Wajah orang

itu pucat dan penuh keringat. "Aduh!" orang itu menggumam.

"Capek sekali!"

Kedua tangannya menekan kepalanya. "Mau pecah rasanya

kepalaku ini! Heran, belum pernah aku mengalami sakit kepala

seperti ini!"

"Saya panggilkan dokter, ya!" Jupe mendesak.

Tiba-tiba orang itu berdiri. "Tidak apa-apa, sebentar lagi juga

sembuh, tetapi sulit sekali untuk... untuk..." Ia jatuh terduduk

ke bangku itu, napasnya berat dan tersengal-sengal, berusaha

menahan sakitnya. "Aahhh," gumamnya. Lalu terdiam.

Jupe memegang tangan orang itu. Dingin!

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 4: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Mata orang itu melotot, tidak berkedip dan... pandangannya

kosong! Suasana hening kembali menyelimuti Pangkalan Jones.

Si wanita muda memegang orang itu sambil terisak-isak.

Terdengar derap langkah yang sigap di trotoar. Bibi Mathilda

muncul di gerbang dan segera menghampiri mereka. Ia

langsung melihat orang tua di bangku, si gadis, dan Jupiter

yang berlutut di hadapan orang tua itu.

"Jupiter, ada apa?" seru Bibi Mathilda cemas. "Akan

kupanggilkan dokter, segera!"

"Ya," Jupiter berkata. "Panggil saja... tapi kukira tidak ada

gunanya lagi. Ia sudah meninggal!"

Setelah itu ingatan Jupe kabur. Ada sirene, ambulans, dan

orang-orang yang sibuk dalam kepekatan kabut. Orang ramai

berkumpul di depan gerbang untuk mengetahui apa yang

terjadi. Gadis berambut pirang itu menangis tersedu-sedu

dalam pelukan Bibi Mathilda. Jupe dan bibinya bersama-sama

dengan gadis pirang itu ikut ke rumah sakit, menyertai

ambulans yang membawa jenazah orang tua itu. Sirene

ambulans meraung-raung dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Semua itu bagaikan mimpi bagi Jupe. Tetapi setibanya di

rumah sakit, Jupe sadar bahwa itu benar-benar terjadi. Jupe,

Bibi Mathilda, dan si gadis menunggu tanpa berkata-kata di

ruang tunggu yang penuh asap rokok. Tegang. Akhirnya datang

seorang dokter.

"Tabahkan dirimu," kata dokter pada si gadis sambil

menyalaminya. "Mungkin lebih baik begitu, daripada hidup

menderita. Apakah Anda saudaranya?"

Si gadis menggelengkan kepalanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 5: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Akan dilakukan otopsi," kata dokter, "untuk menyelidiki

sebab-sebab kematiannya. Ini biasa dilakukan pada orang yang

meninggal tanpa sebab-sebab yang jelas. Tetapi kami

memerlukan izin dari salah seorang saudaranya sebelum kami

dapat melakukannya. Bagaimanakah menghubungi saudaranya?"

Si gadis menggeleng lagi. "Saya tidak tahu. Saya akan tanyakan

pada yayasan."

Kembali ia tersedu-sedu. Seorang perawat datang

menenangkan, sambil menuntunnya meninggalkan tempat itu.

Jupe dan Bibi Mathilda menunggu dengan sabar. Tak lama

kemudian gadis itu kembali. Ia telah menelepon dari kantor.

"Akan datang orang dari yayasan," ia menjelaskan pada Jupiter

dan Bibi Mathilda.

Yayasan apa, ya? Jupe bertanya dalam hati, tetapi ia cukup

maklum bahwa saat itu bukanlah saat yang tepat untuk

menanyakan hal itu.

"Yuk, kita minum di kantin rumah sakit, sambil menunggu," Bibi

Mathilda mengajak. Ia menggamit lengan si gadis dan dengan

lemah-lembut menuntunnya menuju kantin. Mereka minum

tanpa berkata-kata. Akhirnya gadis itu memulai.

"Ia sangat baik hati," gadis itu berkata lirih. "Namanya DR.

Kari Birkensteen, ahli genetika yang ternama. Ia bekerja pada

Yayasan Spicer, mempelajari berbagai macam hewan. Pada

hewan-hewan itu dilakukan eksperimen untuk menguji

kecerdasan mereka-dan juga kecerdasan keturunan mereka.

Saya juga bekerja di sana, membantu memelihara hewan-hewan

itu."

"Aku pernah dengar tentang Yayasan Spicer," kata Jupe.

"Bukankah letaknya di dekat pantai? Dekat San Diego?" Si

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 6: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

gadis mengangguk. "Ya, letaknya di kota kecil dekat daerah

berbukit pada jalan yang menuju padang pasir." "Aku tahu,

kota itu bernama Citrus Groove." Jupe melanjutkan.

Untuk pertama kalinya gadis itu tersenyum. "Betul. Saya

senang sekali. Maksud saya, biasanya orang tidak tahu nama

kota itu. Yayasan Spicer cukup dikenal, tetapi kota itu tidak."

"Jupiter banyak membaca, karena itu ia tahu," kata Bibi

Mathilda, "dan ingatannya kuat sekali. Apa yang dibacanya

tentu diingatnya. Saya saja tidak tahu tentang kota dan

yayasan itu. Yayasan apa itu?"

"Yayasan itu adalah suatu lembaga yang melakukan riset di

bidang sains," Jupiter yang menjawab. Ia tiba-tiba merasa

sebagai seorang profesor yang sedang menerangkan suatu

persoalan kecil.

Ia memang selalu begitu kalau sedang menerangkan sesuatu

yang ia kuasai. Bibi Mathilda telah terbiasa mendengarnya, jadi

ia tidak begitu peduli. Tetapi gadis pirang itu terheran-heran.

"Almarhum Abraham Spicer adalah pengusaha plastik," Jupe

meneruskan. "Perusahaannya memproduksi peralatan rumah

tangga. Jutaan yang sudah dihasilkannya semasa hidupnya.

Namun, sesungguhnya ia tidak pernah mencapai ambisinya,

yaitu menjadi ahli fisika. Karena itu, ketika meninggal, ia

mewariskan seluruh kekayaannya pada suatu badan yang

mengumpulkan dana untuk aktivitas sosial. Dari situ dana

disalurkan kepada yayasan tempat para saintis melakukan

riset-riset orisinal dan bahkan revolusioner -di bidang masing-

masing."

Gadis itu melongo melihat cara Jupe berbicara.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 7: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Bibi Mathilda tersenyum. "Ia memang begitu. Habis, bacaannya

banyak sekali sih!"

"Ooo, pantas," gadis itu memaklumi. "Oke. Maksud saya, itu

baik sekali, yah begitulah. Oh ya, sampai lupa saya

memperkenalkan diri. Nama saya Hess. Lengkapnya Eleanor

Hess, kalau kalian ingin tahu." "Tentu saja kami ingin tahu,"

kata Bibi Mathilda. "Tetapi, maksud saya, saya kan bukan orang

terkenal."

"Tapi itu bukan berarti aku tidak mau mengenal Anda," jawab

Bibi Mathilda. "Aku Nyonya Titus Jones, dan ini keponakanku,

Jupiter Jones."

Eleanor Hess tersenyum. Tiba-tiba ia membuang muka, seolah-

olah takut orang lain tahu lebih banyak tentang dirinya.

"Ceritakan dong, apa saja yang Anda lakukan di Yayasan

Spicer," pinta Bibi Mathilda. "Hewan apa saja yang Anda

pelihara?"

"Hewan-hewan untuk eksperimen," jawab Eleanor seraya

menoleh perlahan-lahan. "Ada tikus putih, ada simpanse, dan

ada seekor kuda."

"Kuda?" Bibi Mathilda kaget. "Ada kuda dalam laboratorium?"

"Oh, bukan. Blaze tinggal di kandangnya. Tetapi ia juga hewan

untuk eksperimen. DR. Birkensteen menyuntikkan isotop pada

induknya, sebelum Blaze dilahirkan. Katanya, itu berpengaruh

pada kromosomnya. Saya tidak paham betul, tetapi ia kuda

yang amat pandai. Ia bisa aritmatika."

Bibi Mathilda dan Jupiter melongo mendengarnya.

"Ah, cuma berhitung yang sederhana saja," tukas Eleanor.

"Jika diletakkan dua buah apel, lalu tiga buah apel, Blaze tahu

bahwa ada lima buah apel. Ia kemudian mengetuk lima kali

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 8: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

dengan kakinya. Saya kira itu tidak terlalu hebat, tetapi

biasanya kuda kan tidak bisa begitu. Yang benar-benar cerdas

adalah simpanse-simpanse. Mereka itu mengerti bahasa

isyarat, bahkan bisa mengutarakan beberapa hal yang sulit."

"Aku mengerti sekarang," kata Bibi Mathilda. "Lalu apa rencana

DR. Birkensteen setelah mendidik hewan-hewan itu?"

"Sebenarnya bukan hewan-hewan itu yang menjadi tujuannya,"

kata Eleanor pelan. "Ia tidak peduli dengan kuda yang pandai

atau simpanse yang cerdas. Ia sebenarnya ingin menolong

manusia, dan itu dimulainya dengan melakukan eksperimen pada

hewan. Tidak boleh kan, melakukan eksperimen langsung pada

bayi manusia."

Bibi Mathilda merasa ngeri.

Eleanor kembali membuang muka. Ia menjadi tertutup lagi.

"Anda tidak perlu repot-repot menemani saya terus," katanya.

"Terima kasih atas bantuan Anda. Sebentar lagi DR. Terreano

dan Mrs. Coolinwood datang. Mereka akan mengurusnya dengan

dokter di sini, dan... dan..."

Ia menunduk. Air matanya mengalir lagi.

"Tenanglah," kata Bibi Mathilda dengan lemah-lembut. "Kami

tidak kerepotan menemani Anda."

Mereka tetap menunggu, sampai seorang laki-laki kurus,

jangkung, beruban, masuk ke kantin. Eleanor

memperkenalkannya sebagai DR. Terreano. Ia ditemani seorang

wanita bertubuh gemuk, berumur sekitar enam-puluhan,

memakai bulu mata palsu hitam tebal yang amat lentik, dan wig

keriting berwarna merah menyala. Ia adalah Mrs. Coolinwood,

yang lalu mengajak Eleanor ke mobil, sementara DR. Terreano

menghubungi dokter yang mengurus jenazah DR. Birkensteen.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 9: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Bibi Mathilda menggeleng-geleng ketika mereka sudah pergi.

"Orang-orang aneh," katanya. "Tega benar melakukan

percobaan pada hewan agar keturunannya berubah. Si

Terreano itu-menurutmu siapa dia?"

"Pasti seorang peneliti, kalau ia bekerja di Yayasan Spicer,"

kata Jupe.

Bibi Mathilda berkerut dahinya. "Benar-benar orang aneh,"

ulangnya lagi. "Ih, seram. Seenaknya saja mengutak-atik

makhluk-makhluk lain. Itu tidak alamiah! Mengerikan!"

Bab 2

UANG ATAU PENGETAHUAN?

MALAMNYA Bibi Mathilda menceritakan kepada Paman Titus

apa yang terjadi tadi sore di pangkalan mereka. Ia berusaha

menghindarkan pembicaraan mengenai Yayasan Spicer, dan jika

Jupiter menyinggung-nyinggung tentang itu, dengan cepat

dialihkannya ke masalah lain. Eksperimen tentang genetika

membuatnya merasa ngeri. Tetapi meskipun sudah berusaha

keras untuk melupakan Yayasan Spicer, mau tak mau ia akan

teringat kembali, karena berita tentang yayasan itu sering

muncul di koran-koran.

Mula-mula berita tentang kematian DR. Birkensteen. Seperti

yang sebelumnya telah diduga oleh para dokter di rumah sakit,

ia meninggal karena serangan jantung. Diceritakan pula apa

yang telah dikerjakannya selama hidupnya, apa yang ditelitinya,

dan apa yang berhasil ditemukannya di bidang genetika.

Sebagai penutup diberitakan bahwa jenazahnya akan dikirim ke

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 10: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

tempat asalnya di wilayah Amerika Timur untuk dikebumikan di

sana.

Tidak sampai seminggu kemudian muncul kembali berita

tentang Yayasan Spicer, kali ini mengenai penemuan yang

mengejutkan. Para wartawan membanjiri kota kecil Citrus

Groove untuk meliput peristiwa itu. Seorang ahli arkeologi,

James Brandon, yang juga bekerja di yayasan sebagai peneliti,

telah menemukan tulang-belulang makhluk zaman prasejarah

dalam sebuah gua di pinggir kota.

"Ini misteri besar!" Jupe berteriak. Waktu itu sore hari di

bulan Mei. Jupe dan kawan-kawannya sedang berada dalam

karavan yang merupakan kantor sekaligus laboratorium Trio

Detektif di pangkalan barang bekas yang dikelola oleh keluarga

Jones. Jupe sedang membaca koran dengan teliti. Bob Andrews

mengatur berkas-berkas, sementara Pete Crenshaw

membersihkan peralatan dalam laboratorium kriminal mini itu.

Pete menoleh. "Misteri apa?" tanyanya.

"Manusia gua dari Citrus Groove," kata Jupe. "Apakah ia sudah

dapat dibilang manusia? Berapa ribu tahun umurnya sekarang?

James Brandon, ahli arkeologi yang menemukannya,

menyebutnya hominid. Itu dapat berarti manusia, dapat pula

berarti hewan yang menyerupai manusia. Semacam pramanusia

begitulah."

"He, sore ini James Brandon akan muncul di TV," kata Bob. "Ia

akan menjadi bintang tamu dalam acara Bob Engel Show. Jam 5

sore disiarkannya."

"Sekarang sudah jam 5. Mau nonton?" tanya Pete sambil

mengelap meja.

"Ya, pasti dong," jawab Jupiter Jones.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 11: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Kantor Trio Detektif memiliki sebuah TV hitam-putih kecil

yang diletakkan di rak buku dekat meja Jupiter. Paman Titus

memperolehnya dalam keadaan rusak ketika ia berburu barang

bekas. Jupiter yang tangannya gatal kalau melihat barang

rusak, dengan cekatan memperbaiki TV itu sehingga dapat

dipakai kembali. TV itu langsung dinyalakan, dan muncullah

wajah Bob Engel, pembawa acara yang hangat dan murah

senyum.

"Tamu kita kali ini DR. James Brandon," kata Engel. "Ia adalah

penemu sisa-sisa fosil manusia prasejarah dalam sebuah gua di

sini, di California Selatan."

Kamera diarahkan pada James Brandon yang kurus dengan raut

muka tegas dan rambut terpotong pendek. Di sebelahnya ada

seorang laki-laki pendek, berperut buncit dan memakai baju

koboi lengkap dengan ikat pinggang lebar dan sepatu bot

bertumit tinggi.

"Hari ini DR. James Brandon ditemani Mr. Newt McAfee. Mr.

McAfee seorang pedagang di kota Citrus Groove, dan ia pemilik

tanah tempat manusia gua itu ditemukan."

"Betul!" kata manusia tembam itu. "Aku McAfee. Ingat-ingat

itu, karena mulai saat ini namaku akan sering disebut-sebut."

Bob Engel tersenyum pahit, lalu mengalihkan perhatiannya pada

DR. James Brandon.

"DR. Brandon," kata Bob Engel. "Dapatkah Anda menceritakan

bagaimana Anda sampai pada penemuan fosil-fosil itu?"

"Itu terjadi secara kebetulan sekali," kata James Brandon

sambil membetulkan posisi duduknya. "Saya sedang berjalan-

jalan sekitar seminggu yang lalu. Waktu itu hujan baru saja

berhenti, dan saya tertarik pada tanah longsor di bukit, di atas

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 12: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

padang rumput milik McAfee. Longsornya tanah itu

menyebabkan ada bagian yang terbuka di sisi bukit. Ketika saya

mendekat, saya melihat sebuah gua, dan seperti ada tengkorak

di dalamnya. Hanya tengkoraknya saja yang kelihatan, sisanya

tertimbun dalam lumpur di dasar gua itu. Mula-mula saya tidak

tahu apa yang saya temukan itu, maka-"

"Bukan Anda yang menemukan, Sobat," McAfee memotong.

"Tapi aku!"

Brandon tidak mempedulikannya. "Saya kembali ke Yayasan

Spicer untuk mengambil senter," katanya.

"Dan ketika ia kembali ke tanahku, aku telah menunggunya

dengan senapan di tangan," kata McAfee. "Seenaknya saja ia

memasuki wilayahku tanpa permisi!"

Brandon menghela napas. Kelihatan sekali ia dengan susah-

payah menahan emosinya. "Saya jelaskan apa yang telah saya

lihat," katanya. "Kami melihat lebih dekat, dan saya yakin

bahwa itu memang tengkorak."

"Tengkorak tua!" seru McAfee. "Beribu-ribu tahun umurnya!"

"Sebagian besar kerangkanya masih utuh. Saya belum sempat

mempelajarinya, tetapi ada kesamaannya dengan fosil yang

amat tua yang ditemukan di Afrika." "Apakah ia seorang laki-

laki?" tanya Engel.

Brandon mengerutkan dahinya. "Belum tentu ia manusia. Dilihat

dari ciri-cirinya, ia termasuk hominid, tetapi tidak termasuk

golongan manusia modern. Saya hampir merasa pasti bahwa ia

lebih tua dari hominid-hominid yang pernah ditemukan di

Amerika sampai saat ini."

Brandon semakin bersemangat. "Ada teori yang mengatakan

bahwa orang Indian adalah keturunan kaum pemburu Mongolia

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 13: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

yang bermigrasi dari Siberia ke Alaska selama zaman es

terakhir. Itu terjadi kira-kira delapan ribu tahun yang lalu.

Saat itu banyak lautan yang membeku. Selat di antara Siberia

dan Alaska membeku seluruhnya, sehingga

kaum pemburu dari Asia dengan mudah melintasinya, lalu

menetap di tempat yang baru itu. Selanjutnya mereka

menyebar ke berbagai daerah, sampai ada yang mencapai

Amerika Selatan.

"Sampai sekarang teori ini yang diterima. Anda bisa

menjumpainya dalam sebagian besar buku-buku sekolah. Tetapi

kadang-kadang muncul teori lain. Ada yang mengatakan bahwa

sudah ada manusia di Amerika sebelum kaum pengembara

melintasi selat antara Siberia dan Alaska. Bahkan ada pula

yang mengatakan bahwa manusia modern berasal dari Amerika.

Manusia Amerikalah yang bermigrasi ke Asia dan Eropa."

"Fosil manusia gua di Citrus Groove itu mendukung teori yang

mana?" tanya Engel.

"Saya belum tahu," kata Brandon. "Umurnya saja saya belum

tahu pasti. Tetapi kerangka yang kami miliki akan dapat-"

"Kerangka itu milikku," potong Newt McAfee dengan bernafsu

sekali. "Pasti milikku itu seorang manusia, tidak salah lagi. Jadi,

jika ia telah di sana sejak dua atau tiga juta tahun yang lalu,

maka-" "Saya tidak bilang begitu!" protes Brandon.

"Anda sendiri yang mengatakan Anda tidak tahu berapa

umurnya!" McAfee mengotot. "Anda bilang lebih dari delapan

atau sepuluh ribu tahun. Aku tidak salah! Dua atau tiga juta

kan lebih dari delapan atau sepuluh ribu. Pasti manusia modern

berasal dari Amerika, bukan Asia atau Eropa. Manusia Amerika

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 14: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

yang menyeberangi selat menuju Eropa dan Asia. Bisa jadi

makhluk di guaku itu merupakan nenek moyang kita semua!"

"Anda sembrono dalam mengambil kesimpulan," kata Brandon

kesal. "Kita akan lakukan penelitian dengan saksama untuk

memastikan-"

"Tidak boleh ada penelitian terhadap makhluk milikku!" kata

McAfee dengan lantang.

Brandon menoleh pada McAfee dengan mata terbelalak.

"Makhluk itu terkubur dalam tanahku, jadi merupakan milikku,

dan tak seorang pun boleh menyentuhnya!" kata McAfee.

"Makhluk itu harus tetap berada di sana, karena akan

kujadikan obyek wisata. Orang-orang pasti akan membanjiri

tempatku untuk melihat manusia gua itu."

"Fosil itu bukan barang tontonan!" tukas Brandon. "Itu adalah

benda yang sangat berharga bagi ilmu pengetahuan!"

"Masa bodoh!" ujar McAfee tak peduli. "Yang penting orang

berminat untuk melihatnya. Aku tinggal mengaturnya saja."

"Anda ngaco! Bicaramu ngawur!" teriak Brandon.

"Sama sekali tidak," kata McAfee seraya memandang lekat-

lekat ke kamera TV. "Aku akan mempersiapkan tempatku, dan

segera kubuka gua itu bagi setiap pengunjung yang ingin

menyaksikan keajaiban terbesar saat ini. Saksikanlah nenek-

moyang kita yang telah berumur jutaan tahun. Aku jamin,

tempatku tidak kalah dengan tempat-tempat hiburan yang

indah-indah di California, dan-"

"Kau sinting!" Brandon berteriak sambil melompat dari tempat

duduknya.

Kamera cepat-cepat dialihkan sehingga yang terlihat hanyalah

wajah Bob Engel. Terdengar teriakan-teriakan dan suara orang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 15: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

yang baku hantam. Dengan tergesa-gesa Bob Engel berkata,

"Sayang sekali, Para pemirsa sekalian, waktu tidak mengizinkan

kita untuk melanjutkan acara yang menarik ini. Sampai jumpa

dalam acara yang sama, minggu depan. Tamu kita minggu depan

ialah..."

Pete mematikan TV. "Wah!" katanya. "Gawat sekali. Tampaknya

Brandon akan memukul KO si McAfee!"

"Aku sendiri sebal pada McAfee," kata Jupe.

"Kalau ia tidak mengizinkan Brandon meneliti tulang-belulang

itu..." "Apakah ia berhak melarang Brandon?" kata Bob.

"Aku kira begitu, sebab gua itu terletak dalam tanah miliknya.

Kasihan ahli arkeologi itu, ia menemukan sesuatu yang sangat

berharga, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa! Mungkin

memang sudah ada ketidakcocokan antara keduanya sejak awal

pertemuan mereka. Bayangkan... McAfee sambil membawa

senjata memergoki Brandon di gua itu, lalu Brandon menjadi

emosi. Itu dapat berakhir dengan... dengan..."

"Pertumpahan darah?" kata Pete.

"Ya, ya... pertumpahan darah!"

Bab 3

SAMBUTAN ANEH

SETELAH wawancara itu, James Brandon tidak pernah muncul

di TV lagi. Justru McAfee yang sering tampil pada beberapa

show, mengiklankan manusia gua Citrus Groove. Sampai

pertengahan Juli, hampir semua orang di California Selatan

sudah tahu tentang manusia gua itu. McAfee menyatakan

bahwa gua itu akan dibuka untuk umum mulai awal Agustus.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 16: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Di minggu terakhir bulan Juli, Jupiter bertemu dengan

tetangganya, Les Wolf.

Wolf bekerja sebagai kontraktor pemasangan peralatan dapur

restoran dan hotel. Ia menempati rumah besar, tidak jauh dari

Pangkalan Jones. Jupiter sedang bersepeda melewati rumah

itu ketika ia melihat Mr. Wolf yang sedang berusaha

menangkap kucingnya yang bersembunyi di bawah pagar semak.

Jupe berhenti untuk membantu. Sambil berjingkat-jingkat

didekatinya kucing itu dari belakang. Tiba-tiba ia membuat

gerakan mengejut. Kucing kecil itu melompat ke arah yang

berlawanan, tak sadar bahwa Mr. Wolf sudah menunggunya.

Dengan mudah Mr. Wolf menangkap kucing itu, lalu

mengangkatnya dengan gemas.

"Kutangkap kau, Kucing nakal," kata Wolf sambil tersenyum

lebar pada Jupe. "Terima kasih, Jupe. Istriku pasti marah-

marah kalau kucing ini sampai hilang."

Wolf berjalan masuk ke rumahnya sambil menggendong

kucingnya. Namun di pintu ia berhenti lalu menoleh pada

Jupiter. "Kau tahu, ya, cerita tentang kota kecil dekat pantai

itu? Kota tempat ditemukannya manusia gua? Aku sedang

melakukan pemasangan peralatan dapur di sebuah restoran di

sana. Bibimu menceritakan pada istriku bahwa kau mengikuti

terus berita-berita di koran tentang manusia gua itu."

"Tentu saja aku tahu!" kata Jupe bersemangat. "Gua itu akan

dibuka untuk umum Sabtu ini. Apakah Anda membawa truk

besar ke Citrus Groove nanti? Adakah yang bisa kubantu?"

"Sayang sekali tidak, kau terlalu muda dan bukan pegawai

perusahaanku," kata Mr. Wolf. "Hal Knight yang akan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 17: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

membantuku. Tetapi kalau kau mau ikut boleh saja, kau dapat

membonceng di belakang bersama-sama dengan peralatanku...."

"Aku mau!" sahut Jupe cepat. "Boleh kan kuajak Bob dan Pete,

teman-temanku itu?"

"Tentu. Hanya kalian harus mencari tempat menginap sendiri.

Pihak restoran menyediakan tempat untukku dan Hal, tetapi

tidak ada tempat buat kalian. Kira-kira pekerjaan itu akan

selesai dalam tiga hari." "Tidak apa-apa," kata Jupe. "Kami bisa

berkemah di suatu tempat."

Jupe bergegas pulang untuk memberi tahu teman-temannya

serta minta izin pada Bibi Mathilda dan Paman Titus. Jumat

pagi mereka berangkat dengan membonceng truk Mr. Wolf.

Mereka berkendaraan ke arah selatan selama dua jam, lalu

membelok ke timur mengarah ke bukit-bukit. Jalan-jalannya

berkelok-kelok serta turun-naik. Selama perjalanan anak-anak

itu menikmati pemandangan yang indah. Pohon-pohon jeruk

berbuah lebat banyak dijumpai di kiri-kanan jalan, ada pula

padang rumput yang luas dengan sapi-sapi yang sedang

merumput.

Setengah jam kemudian truk itu menurunkan kecepatannya,

yakni ketika melalui kota Centerdale. Akhirnya mereka

menjumpai papan bertuliskan: Anda memasuki wilayah Citrus

Groove. Maksimal 60 km/jam.

Citrus Groove hanya sebuah desa kecil. Meskipun demikian,

desa kecil itu mempunyai fasilitas yang cukup lengkap. Ada

sebuah supermarket, dua pompa bensin, sebuah dealer mobil,

dan sebuah motel kecil bernama The Elms. Mereka melewati

satu-satunya kolam renang di kota itu, kemudian stasiun tua

kereta api, yang sudah tidak dipakai lagi. Di tengah kota

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 18: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

terdapat pusat pertokoan yang berbaris memanjang, sebuah

bank, toko besi, apotek, dan perpustakaan umum. Meskipun

kecil, kota itu ramai sekali. Papan bertuliskan "Penuh" dipasang

di depan Motel The Elms, dan orang-orang membentuk antrian

panjang untuk membeli makanan di Kantin Lazy Daze.

"Semua ini gara-gara iklan tentang manusia gua," kata Jupe.

Jupe geli melihat kerumunan orang-orang di stand hamburger,

di Kantin Lazy Daze yang menjual dinosaurus burger.

"Lihat, Jupe, mereka menjual dinosaurus burger. Isinya daging

dinosaurus, ya?" kata Pete. Jupe terbahak-bahak.

"Aduh, Pete! Kau terlalu! Mana ada dinosaurus zaman

sekarang?" katanya. "Paling-paling cuma ukuran hamburger-nya

saja yang besar."

"Macam-macam saja kau, Pete," kata Bob yang turut geli

mendengar kata-kata Pete.

Pete dongkol sekali mendengar tanggapan Jupe. Tetapi ia diam

saja, karena kesalahan memang terletak pada dirinya. Yang

bisa ia lakukan cuma berusaha menyembunyikan rasa malunya.

Les Wolf menghentikan truknya di pinggir jalan. Ia turun dan

keluar untuk berbicara dengan anak-anak itu.

"Restoran Happy Hunter tempat aku bekerja terletak dijalan

ini, setengah mil lagi ke arah sana," kata Wolf. "Aku menelepon

pemiliknya semalam dan ia bilang tempat berkemah dekat kota

penuh. Ia menganjurkan agar kalian menemui Newt McAfee.

McAfee yang biasa mencarikan penginapan bagi pendatang

baru. Rumahnya abu-abu dan terletak di ujung jalan utama itu."

"Mudah-mudahan bukan McAfee yang di TV itu!" seru Pete.

"Kelihatannya memang yang itu," kata Jupe.

Anak-anak itu turun dari truk.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 19: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Hubungi aku di Happy Hunter hari Senin," Wolf berpesan. Ia

lalu melanjutkan perjalanannya.

Dari jauh rumah Newt McAfee kelihatan cukup menyenangkan.

Di depannya terdapat halaman rumput dan teras kecil. Tetapi

ketika didekati baru terlihat bahwa rumah itu kurang terawat.

Catnya banyak yang mengelupas, kain gordennya kumal, dan

halamannya banyak ditumbuhi rumput liar.

"Kok tidak terawat, ya?" kata Bob. "Padahal McAfee pemilik

toko besi dan dealer mobil."

"Mungkin tokonya kurang laku, kota ini kan kecil," kata Jupe.

Papan pengumuman yang tertempel di teras mempersilakan

para tamu yang ingin menanyakan tentang penginapan supaya

pergi ke bagian belakang rumah. Anak-anak mengitari rumah

menuju ke belakang. Mereka melihat padang rumput yang

terbentang luas sampai ke sebuah hutan kecil di belakang.

Terdapat sebuah gudang tua tak jauh dari rumah itu. Di sisi

yang berlawanan dengan pusat kota, padang rumput itu dibatasi

bukit-bukit dan jalan yang menuju bukit itu. Di lereng bukit

berdiri sebuah bangunan baru. Bangunan itu modern, terbuat

dari kayu merah, dan tak mempunyai jendela. Di atas pintunya

tertulis: Pintu Masuk Menuju Gua.

"Wah, wah!" kata Pete. "Rupanya tempat ini benar-benar

dikomersilkan."

"Kalian mencari apa?" terdengar suara lembut di belakang

anak-anak itu.

Mereka berbalik, dan Jupe melihat seorang gadis berambut

pirang dengan wajah pucat. Ia langsung teringat pada sore

berkabut di muka rumahnya, tatkala seorang laki-laki tua yang

muncul dari balik kabut meninggal dunia. "Oh!" kata Eleanor

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 20: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Hess terkejut. "Kau di sini?" "Hai!" Jupe mengulurkan

tangannya untuk berjabat tangan.

"Saya... ngngng... saya baru saja mau menulis surat kepada

bibimu," katanya sambil menjabat tangan Jupe. "Tapi saya

takut merepotkan."

"Ah, tidak, kami akan senang sekali menerima surat Anda,"

kata Jupe, lalu memperkenalkan Bob dan Pete pada Eleanor.

Ketika itu pintu belakang terbuka, dan seorang wanita gemuk

berambut pendek dan kusut melongok ke luar. "Ellie, mau apa

anak-anak itu?" ia berseru. Ia berbicara dengan kasar, seolah-

olah anak-anak itu tidak mendengarnya.

"Bibi Thalia, ini Jupiter Jones," kata Eleanor. Ia kelihatan

tidak enak. "Ia yang saya ceritakan waktu itu. Ia dan bibinya

yang menolong saya ketika DR. Birkensteen sakit di Rocky

Beach. Dan ini Pete Crenshaw dan Bob Andrews, teman-teman

Jupiter. Mungkin mereka mau melihat manusia gua itu.

Bolehkah mereka menginap di rumah kita, Bibi Thalia?"

Tiba-tiba seorang laki-laki muncul dan berdiri di samping Bibi

Thalia. Wajahnya sudah sering terlihat dalam acara-acara TV.

Eleanor Hess kembali memperkenalkan teman-temannya pada

orang itu. Jupe terbengong-bengong ketika menyadari bahwa

Bibi Thalia adalah istri Newt McAfee-dan itu berarti bahwa

Newt adalah paman Eleanor!

"Jadi kau yang telah berbaik hati pada Ellie," kata Newt.

"Well, kalian boleh menginap di sini. Rumah kami kecil, tetapi

kalian dapat menggelar kasur di loteng gudang itu. Kalian boleh

menggunakan kakus tua di belakangnya, di sampingnya ada

keran air."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 21: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Mata McAfee yang kecil memandang dengan licik. "Akan kuberi

tarif yang murah, cuma sepuluh dolar semalam bagi kalian

bertiga."

"Paman Newt!" Eleanor Hess memprotes.

"Diam!" kata McAfee sambil memandang tajam pada Eleanor.

Eleanor langsung tertunduk. "Tidak ada tempat lain yang

semurah ini," katanya pada anak-anak itu.

"Kita cari tempat berkemah saja, mungkin ada dekat hutan

kecil itu," usul Bob. Ia menunjuk ke arah hutan kecil di

seberang padang rumput.

"Sekarang musim kering, hutan itu mudah terbakar," kata

McAfee. "Berbahaya."

Jupe mengeluarkan dompetnya, menyerahkan uang sepuluh

dolar pada McAfee. "Ini," katanya. "Untuk malam ini." "Bagus."

McAfee mengantungi uang itu dengan perasaan penuh

kemenangan. "Ellie, antarkan mereka ke gudang." "Hati-hati di

sana, Anak-anak," Bibi Thalia mengingatkan. "Jangan mengotori

tempat itu, dan jangan menyalakan api."

"Kalian tidak merokok, bukan?" tanya McAfee.

"Kami tidak merokok," kata Pete merasa tersinggung. "He,

Jupe, kita pindah saja. Di kota tadi aku melihat taman,

mungkin..."

"Dilarang berkemah di taman," kata McAfee. "Lagi pula ada

alat penyiram otomatis yang setiap tengah malam menyala."

McAfee masuk ke dalam rumah, dan Eleanor mengantarkan

anak-anak ke gudang. Mukanya merah karena malu. "Maaf, ya,"

katanya. "Kalau kalian masih tinggal di sini besok, tidak usah

bayar. Saya punya uang, biar saya yang mengurusnya."

"Tidak usah," kata Jupe. "Tidak apa-apa."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 22: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Saya sebal kalau ia bersikap begitu," kata Eleanor pahit.

"Pendapat saya tidak pernah dianggap, karena... karena mereka

selalu bilang bahwa merekalah yang mengurus saya sejak saya

berumur delapan tahun. Orang tua saya meninggal karena

kecelakaan mobil."

Anak-anak itu merasa kasihan melihat Eleanor.

"Bibi Thalia saudara kandung ibuku," katanya melanjutkan.

"Saya harus tinggal di rumah yatim-piatu jika Bibi Thalia tidak

mengurusi saya."

Mereka memasuki gudang yang penuh debu. Ternyata di

dalamnya terdapat sebuah pick-up baru yang masih mengkilat

catnya, dan sebuah mobil sedan besar yang berkilauan.

Terdapat pula bertumpuk-tumpuk koran-koran tua, kertas-

kertas tidak terpakai, serta seonggok peralatan yang sudah

berkarat.

Sebuah tangga tersandar di dinding belakang. Anak-anak itu

menaikinya dan sampai di sebuah ruangan yang gelap dan

pengap. Ada sebuah jendela berlapis debu tebal, dan penuh

sarang labah-labah. Jupe melap kaca jendela itu. Dibukanya

jendela itu lebar-lebar, udara segar menerobos masuk

memenuhi loteng itu.

"Kalian perlu handuk?" terdengar suara Eleanor dari bawah.

"Terima kasih," Pete menyahuti. "Kami sudah bawa sendiri."

Eleanor tetap menunggui di bawah tangga. Akhirnya ia berkata,

"Saya akan mengunjungi yayasan sebentar lagi. Mau ikut? Nanti

akan saya perlihatkan binatang-binatang peliharaan saya."

Ia berusaha sekali untuk bersikap ramah. Jupe melongok ke

bawah. "Kenalkah kau dengan ahli arkeologi penemu tulang-

belulang itu?" tanya Jupe.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 23: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"DR. Brandon? Kenal sekali! Kalian ingin berkenalan? Saya

dapat mengenalkannya kalau ia ada di rumah."

"Sejak pertama kali aku mendengar tentang penemuan itu, aku

sudah tak sabar ingin berjumpa dengannya," kata Jupe.

"Apakah ia sudah merumuskan teorinya tentang tulang-belulang

itu? Tahukah ia asal-usul fosil-fosil itu?"

Eleanor mengernyit. "Rupanya setiap orang jadi tertarik pada

manusia gua itu. Padahal ia jelek sekali. Seperti gorila, tetapi

jauh lebih kecil."

Tiba-tiba ia ingat sesuatu. "Jangan pergi ke gua itu kalau tidak

ada orang di sana," ia memperingatkan. "Paman Newt punya

senjata. Ia bilang orang harus membayar untuk dapat melihat

manusia gua. Kalau ada yang berani-berani melanggarnya, ia

tidak akan segan-segan menembaknya."

"Pasti ia benci pada ahli arkeologi itu," tebak Jupe.

"Ya, dan juga pada setiap orang yang mencoba mengusik-usik

manusia gua itu. Saya takut akan terjadi sesuatu- sesuatu yang

mengerikan!"

Bab 4

ELEANOR BERBOHONG

YAYASAN SPICER terletak di sebuah rumah di bukit dan

berjarak setengah mil dari jalan yang melalui rumah McAfee.

Rumah itu dikelilingi kebun-kebun indah, tidak dibatasi dengan

pagar, tetapi hanya dengan tonggak-tonggak serta sebuah

gerbang. Anak-anak mengikuti Eleanor menuju rumah itu.

Eleanor masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 24: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Mereka langsung berada di ruang tamu besar. Ada James

Brandon di sana. Ia berjalan cepat dengan langkah-langkah

panjang. Ketika Eleanor memanggilnya, ia berhenti. Dengan

kening dikerutkan ia berpaling pada Eleanor dan anak-anak.

"Ada apa, Eleanor?" tanya Brandon.

"Teman-teman saya ingin berkenalan dengan Anda, mereka

tertarik sekali pada manusia gua itu," kata Eleanor sambil

memperkenalkan anak-anak satu per satu.

"Kalian mau nonton sirkus di sini?" kata Brandon dengan nada

mengejek.

"Maksud Anda melihat manusia gua, barangkali," kata Pete.

"Kami ingin sekali melihatnya."

"Kalian semua sama saja," kata Brandon. Ia mengernyit.

"Mereka akan merusak segalanya. Kalau ada fosil-fosil lain di

sekitar bukit-bukit ini, pasti akan hancur. Untung aku tidak

punya senjata, kalau tidak..."

"Kau akan menembaki mereka semua," terdengar suara bernada

tenang.

Anak-anak berpaling. Seorang laki-laki tinggi berwajah sayu

memasuki ruangan. Segera Jupiter mengenalinya sebagai orang

yang datang ke rumah sakit di Rocky Beach, ketika Karl

Birkensteen meninggal. Kalau waktu itu ia mengenakan baju

kelabu yang telah usang, sekarang ia memakai celana pendek

dan polo shirt-kaus olahraga berkerah. Ia duduk di kursi dekat

perapian sambil memandang ke bawah.

"DR. Terreano, ini Jupiter? Masih ingat?" kata Eleanor Hess.

"Oh, siapa ya?" Terreano keheranan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 25: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Itu, yang menolong saya waktu saya di Rocky Beach bersama

DR. Birkensteen," Eleanor menjelaskan. "Anda menjumpainya di

rumah sakit itu, ingat?"

"Oh ya, sekarang aku ingat. Halo, apa kabar?" Terreano

tersenyum. Tiba-tiba ia seperti muda kembali.

"DR. Terreano juga ahli arkeologi," kata Eleanor. "Ia banyak

menulis buku tentang arkeologi." Terreano menyeringai.

"Menulis memang merupakan salah satu pekerjaan kami." "Ya,

ya!" kata Jupe bersemangat. "Aku ingat! Anda yang menulis

buku Ancient Enemy, kan?" Alis mata Terreano terangkat. "Kau

tahu? Pernah baca?"

"Ya," jawab Jupe. "Aku membacanya di perpustakaan. Bukunya

menarik sekali, tetapi juga menyeramkan. Kalau manusia selalu

ingin memerangi sesamanya, dan kalau manusia selalu ingin..."

"Menyedihkan, bukan?" kata Terreano. "Sifat merusak memang

merupakan bawaan kita sejak lahir. Itulah yang membedakan

manusia dari makhluk lainnya, di samping akal dan kecerdasan."

"Tidak!" seru Brandon. "Manusia tidak dilahirkan dengan

membawa sifat merusak. Anda salah tafsir."

"Oh, ya?" balas Terreano sambil memandangi Brandon. "Kita

lihat saja almarhum Abraham Spicer. Spicer dikenang karena

jasa-jasanya dalam menolong umat manusia. Dialah pendiri

yayasan ini. Mulia sekali, bukan? Tetapi sebenarnya ia juga

seorang pembunuh. Coba lihat, berapa banyak hewan yang jadi

korbannya."

Terreano menoleh ke arah rak di atas perapian. Di situ

terpajang kepala hewan-hewan buruan bertanduk yang biasa

dijadikan hiasan. Di atasnya terdapat juga kepala-kepala hewan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 26: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

lainnya-seekor macan, seekor puma, dan seekor kuda nil. Kulit-

kulit beruang, singa, dan macan tutul, tergelar di lantai.

"Sekarang dibolehkan membunuh hewan," kata Terreano,

"memotong kepalanya, serta mengambil kulitnya untuk

dijadikan pajangan. Suatu saat nanti, orang akan diperbolehkan

pula untuk berbuat serupa terhadap musuhnya, sesama

manusia."

"Mustahil!" seru Brandon.

"Anda selalu menjadi emosi kalau kita berdiskusi tentang hal

ini," kata Terreano. "Mungkin itu menunjukkan bahwa akulah

yang benar."

Seorang laki-laki botak bertubuh pendek tiba-tiba

menyelonong masuk. "Kalian berdebat soal itu lagi?" katanya.

"Aku sudah bosan mendengarnya." Eleanor memperkenalkan

DR. Elwood Hoffer pada anak-anak.

"DR. Hoffer, ahli imunologi-ilmu yang mempelajari kekebalan

makhluk hidup terhadap penyakit," kata Eleanor pada anak-

anak. "Ia punya banyak tikus putih. Lucu-lucu, deh. Bolehkah

saya memperlihatkan tikus-tikus itu pada kawan-kawan saya?"

"Boleh, tapi jangan sentuh apa pun di laboratorium," pesan

Hoffer.

"Baik, DR. Hoffer," jawab Eleanor.

Anak-anak mengikuti Eleanor ke luar, menuju sebuah gedung

panjang yang dibangun membentuk sudut siku-siku dengan

rumah bagian depan.

"Laboratorium-laboratorium terletak di dalam gedung ini," kata

Eleanor. "Tempat DR. Hoffer bekerja di sebelah sini."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 27: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Mereka masuk ke ruangan kecil. Eleanor mengambil empat buah

kedok operasi. "Ini," katanya. "Pakai dulu." Ia memakai

kedoknya, lalu mengenakan sarung tangan karet.

Mereka masuk ke ruangan besar yang terang-benderang. Di

sana terdapat puluhan kandang kecil terbuat dari kaca. Seekor

tikus berlari mondar-mandir di kandang-kandang itu.

"Jangan dekat-dekat, dan jangan pegang-pegang, ya," kata

Eleanor. Ia memberi makan tikus-tikus itu satu per satu.

"Ini tikus-tikus istimewa," ia menjelaskan. "Kau tahu kan,

seperti manusia, tikus juga memiliki imunitas- kekebalan tubuh.

Gunanya untuk menahan penyakit. Nah, DR. Hoffer telah

mengambil sebagian imunitas mereka. Jadi harus dijaga agar

mereka tidak terserang penyakit. Beberapa di antara mereka

ada yang tidak memiliki imunitas terhadap infeksi, lho. Inilah

gunanya kita memakai kedok. Bakteri-bakteri yang terdapat di

mulut kita akan tertahan oleh kedok ini."

"Kasihan!" komentar Bob. "Kalau mereka tidak mempunyai

imunitas, kan mereka akan mati."

"Saya kira beberapa di antaranya akan mati juga," kata

Eleanor. "Tetapi menurut DR. Hoffer, kadang-kadang orang

terserang penyakit justru karena imunitasnya sendiri.

Imunitas itu kan berupa sel-sel tertentu yang akan memakan

bakteri dan virus yang masuk ke tubuh. Tetapi sel-sel itu juga

yang kadang-kadang membuat kita sakit. Penyakit yang

disebabkan sel-sel itu misalnya saja penyakit encok, maag, atau

bahkan beberapa jenis penyakit jiwa."

"Hiii!" Pete tampak ketakutan.

"Tapi kalau tidak ada imunitas, kita kan bisa terserang cacar,"

kata Bob. "dan... dan campak, dan..."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 28: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Memang," sahut Eleanor. "Apa yang diusahakan DR. Hoffer

ialah supaya kita dapat mengontrol imunitas kita. Imunitas itu

harus melindungi kita, jangan malahan membuat kita sakit."

"Hebat!" kata Jupiter. "Apakah hasilnya akan dimuat dalam

buku karangan DR. Terreano yang terbaru?"

"Tidak tahu, ya," jawab Eleanor. "Soalnya DR. Brandon juga

sedang menyusun buku barunya. Isinya tentang manusia yang

disimpan dalam sebuah lemari di kamarnya."

"Manusia disimpan dalam lemari?" tanya Pete keheranan.

"Bukan manusia hidup," Eleanor menjelaskan, "tetapi fosil

manusia. DR. Brandon menemukan tulang-belulangnya di Afrika.

Ia tertarik sekali untuk mempelajari fosil itu. Kalau sedang

meneliti fosil itu, ia sampai lupa makan, bahkan kadang-kadang

lupa tidur. Yang dipikirkannya hanyalah fosil tadi."

"Busyet!" seru Pete. "Apa saja yang dilakukannya?"

"O, banyak," jawab Eleanor. "Mula-mula ia menyusun tulang-

belulang itu sampai tersusun menjadi sebuah kerangka utuh.

Lucu deh, itu lho, seperti teka-teki menyusun potongan

gambar. Lalu kerangka itu difoto dan diukur. Dan selanjutnya

DR. Brandon mempelajarinya dari buku-buku."

"Aku paham sekarang," kata Jupiter. "DR. Brandon pasti ingin

sekali melakukan penelitian serupa terhadap manusia Citrus

Groove."

"Ya," Eleanor nampak murung. "Tapi pamanku tidak

mengizinkan."

Eleanor sudah selesai memberi makan tikus-tikus. Ia dan anak-

anak kembali ke kamar kecil tadi. Kedok-kedok operasi

dilepaskan dan diletakkan dalam sebuah tempat dekat bak cuci.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 29: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Eleanor juga melepas sarung tangan plastiknya. Anak-anak

mengikutinya.

"Sekarang kita ke tempat simpanse," kata Eleanor.

Laboratorium yang dulu digunakan DR. Birkensteen terletak di

ujung gedung. Laboratorium itu lebih besar dari laboratorium

DR. Hoffer. Dua ekor simpanse terkurung dalam sebuah

kandang dekat jendela. Banyak mainan di kandang itu, bahkan

ada juga papan tulis dan kapur warna-warni.

Kedua simpanse itu menjerit-jerit kegirangan melihat Eleanor.

Simpanse yang besar menjulur-julurkan tangannya.

"Halo!" Eleanor menyapa. Ia membuka pintu kandang. Simpanse

besar keluar dan menjabat tangan Eleanor.

"Apa kabar?" tanya Eleanor. "Nyenyakkah tidurmu semalam?"

Simpanse itu memejamkan kedua matanya, dan memiringkan

kepalanya ke kiri. Lalu ia menunjuk ke arah jam dinding dan

satu jarinya diputar-putarkan membentuk lingkaran. "Wah,

lama ya, kau tidurnya?" tebak Eleanor.

Simpanse itu melompat-lompat kegirangan sambil bertepuk-

tepuk tangan.

Simpanse kedua keluar kandang. Ia langsung menaiki sebuah

rak yang penuh botol-botol berisi zat kimia.

"Jangan. Jangan! Jangan sentuh!" seru Eleanor. "Ayo, turun!

Duduk di sini!" Eleanor menoleh pada anak-anak sambil tertawa.

"Mereka memang nakal, seperti anak kecil. Apa saja ingin

dipegang dan dimainkan."

Simpanse itu segera turun, dan duduk dengan manisnya di

lantai, menghadap ke Eleanor. Simpanse besar duduk di

sampingnya. Eleanor mengambilkan susu, makanan, dan dua

buah mangkuk dari lemari es.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 30: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Ih, lucunya!" kata Jupiter. "Mereka seperti orang saja."

"Memang," kata Eleanor sambil menuang susu dan makanan ke

dalam mangkuk. "Mereka menggunakan bahasa isyarat.

Menurut DR. Birkensteen mereka dapat berkomunikasi seperti

anak-anak TK. Saya tidak mengerti bahasa isyarat, jadi cuma

bisa menebak-nebak saja. Tetapi mereka memang benar-benar

lucu."

"Mereka akan diapakan?" tanya Bob.

Eleanor mendesah. "Tak tahu, ya. Bulan depan pengurus inti

yayasan ini akan rapat. Merekalah yang akan menentukan nasib

simpanse-simpanse ini. Dulu yayasan membeli mereka buat

diteliti oleh DR. Birkensteen. Ada banyak simpanse dulunya.

Sekarang tinggal dua."

Eleanor meletakkan kedua mangkuk itu di sebuah meja kecil.

Kedua simpanse berlarian mengikuti Eleanor. Mereka duduk di

kursi kecil di samping meja tadi, lalu makan. Setelah mereka

selesai, Eleanor membujuk mereka untuk masuk ke kandang.

Mereka menjerit-jerit protes sambil menggelantung pada

Eleanor.

"Iya deh," kata Eleanor menenangkan. "Saya akan kembali

secepatnya. Sabar, ya."

Anak-anak memperhatikan. Jupe merasa bahwa baru kali ini ia

melihat Eleanor begitu gembira dan percaya diri. Berbeda

sekali dengan keadaannya ketika di rumah McAfee.

"Mereka kehilangan DR. Birkensteen," kata Eleanor. "Saya juga

kehilangan dia. Ia sangat baik, sekalipun sedang marah."

"Pernahkah ia sakit sebelumnya?" tanya Jupe. "Aku kira

serangan jantung waktu itu terjadi secara mendadak."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 31: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Memang mendadak," kata Eleanor, "tetapi ia agak lain

beberapa saat sebelum kejadian itu. Ia pernah tertidur di

kursinya. Pernah juga ia terlelap ketika simpanse-simpansenya

sedang di luar kandangnya. Wah, semua jadi berantakan. Saya

temani dia pada hari... hari kematiannya itu, sebab saya takut

terjadi apa-apa padanya."

"Apa tujuannya ke Rocky Beach waktu itu?" tanya Jupe.

Jupe bertanya tanpa maksud apa-apa. Ia hanya ingin mengobrol

saja. Tetapi tiba-tiba wajah Eleanor bersemu merah.

"Ia... ia... saya tidak tahu apa-apa." Eleanor membuang muka. Ia

lari meninggalkan anak-anak.

Pete dan Jupe berpandang-pandangan keheranan.

"Ada apa lagi ini?" Pete bingung. "Kenapa ia lari meninggalkan

kita?"

Jupe mengernyit. "Ia berbohong. Kau tentu juga merasakan hal

itu. Tetapi kenapa? Apa yang disembunyikannya?"

Bab 5

KUNJUNGAN PERTAMA KE GUA

ANAK-ANAK kembali ke ruang tamu. Eleanor ada di situ.

Terlihat seorang wanita gemuk sedang merapikan tempat

duduk, dan seorang laki-laki muda berpakaian necis sedang

membersihkan kaca. Melalui kaca terlihat sebuah kolam

renang.

"Selamat pagi, Eleanor," sapa wanita itu. "Itu teman-temanmu,

ya. Senang ya, kau punya teman sekarang."

Jupe segera mengenali suara itu. Ia Mrs. Coolinwood, orang

yang datang ke rumah sakit di Rocky Beach ketika DR.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 32: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Birkensteen meninggal. Wig yang dipakainya sekarang

berwarna kuning, namun bulu mata palsunya tetap yang dulu,

hitam tebal dan amat lentik. Bulu matanya dikedip-kedipkan

dengan genit ketika Eleanor memperkenalkan anak-anak.

"Oh," katanya ketika berjabat tangan dengan Jupe. "Bukankah

kau anak muda yang baik hati yang menolong Eleanor waktu itu

di Rocky Beach? Tahukah kau, kau mirip sekali dengan Charles,

Charles Coolinwood. Bahkan gemuknya pun serupa. Ia suamiku

yang terakhir. Orangnya sangat bertanggung jawab."

Jupe cemberut mendengar komentar Mrs. Coolinwood tentang

dirinya. Tetapi ia diam saja, karena Mrs. Coolinwood nyerocos

terus.

Mrs. Coolinwood gemar berbicara. Anak-anak segera menyadari

hal itu. Tapi tak bisa lain, anak-anak terpaksa mendengarkan

celotehnya.

Dengan bersemangat Mrs. Coolinwood menceritakan suami-

suaminya. Panjang-lebar diceritakannya tentang suami pertama

yang memiliki asuransi. Lalu dipaparkan pula tentang suami

kedua yang berprofesi editor film. Kemudian tentang Charles,

yang paling disayanginya, yang bekerja sebagai dokter hewan.

"Mereka semua baik kepadaku," lanjutnya. "Namun mereka

mati muda. Sedih sekali. Setelah Charles meninggal, aku harus

mencari pekerjaan sendiri. Itulah latar belakang mengapa aku

di sini sekarang. Aku menjadi pembantu rumah tangga. Mula-

mula seram juga melihat para ilmuwan itu. Muka mereka selalu

tegang. Tapi setelah mengenal mereka, aku menjadi tenang.

Laki-laki memang begitu. DR. Terreano yang baik hati itu selalu

mengatakan betapa kasarnya manusia itu. Tetapi ia sendiri

tidak tega membunuh seekor lalat sekalipun. Sebaliknya dengan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 33: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

DR. Brandon. Menurutnya manusia itu baik. Namun ia sendiri

sering marah-marah. Ia tidak boleh dekat-dekat dengan

pamanmu, Eleanor, pasti mereka akan berantem."

"Memang," jawab Eleanor singkat.

Mrs. Coolinwood lalu pergi. Anak-anak merasa lega.

"Capek juga mendengarnya," kata Pete polos. "Ia nyerocos

terus."

Laki-laki muda yang membersihkan kaca tadi melempar kain

pelnya ke dalam ember. "Kau mengajak teman-temanmu

keliling, ya? Berapa ongkosnya? Sepuluh dolar?" tanyanya

dengan nada mengejek. Eleanor merasa tersinggung. Namun

begitu, ia tetap bersikap ramah.

"Ini Frank," kata Eleanor memperkenalkan. "Frank DiStefano.

Pekerjaannya seperti saya juga, membantu yayasan ini."

DiStefano menyeringai. "Hai, Ellie. Maaf ya, semalam ban

mobilku bocor, sehingga... Well, kupikir kau pasti sudah tidak

menungguku lagi. Sudah terlalu malam."

"Yah, sudahlah," kata Eleanor. Ia lalu mengajak anak-anak ke

luar, mengunjungi kandang kuda yang terletak lima puluh meter

dari rumah itu. Sepanjang jalan Eleanor diam saja. Ketika

bertemu Blaze, kuda eksperimen DR. Birkensteen, ia kembali

gembira. Ia menepuk-nepuk leher kuda itu, membelai-belainya

dengan penuh rasa sayang, dan mengajaknya bicara seolah-olah

kuda itu manusia. Dengan bangga ia mendemonstrasikan

kepandaian kuda itu. Diletakkannya empat buah apel di depan

kandang.

"Berapa?" tanyanya.

Blaze menghentakkan kakinya empat kali.

"Bagus!" kata Eleanor memuji. Apel itu diberikan pada Blaze.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 34: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Begitu asyiknya Eleanor dan anak-anak bermain-main dengan

kuda itu sehingga tak terasa hari sudah siang.

"Wah, perutku berbunyi," kata Jupe. "Makan, yuk!"

"Usul yang bagus," sahut Bob. "Perutku juga sudah

keroncongan."

"Usulku," kata Pete, "kita makan dinosaurus burger saja."

Jupe tertawa. "Rupanya kau masih penasaran, ya? Tapi aku

setuju usulmu itu."

Anak-anak pamit pada Eleanor. Bergegas-gegas mereka

kembali ke kota untuk makan siang, tak sabar ingin mencicipi

dinosaurus burger. Ternyata kota sudah semakin ramai, anak-

anak baru memperoleh burger setelah hampir satu jam antri di

depan Kantin Lazy Daze.

Sambil menikmati dinosaurus burger, mereka berjalan-jalan

keliling kota, melihat-lihat keramaian serta toko-toko yang

berlomba-lomba memanfaatkan manusia gua sebagai sarana

promosi. Sehari menjelang pembukaan gua itu, terlihat

kesibukan luar biasa para penjaja yang berusaha keras untuk

membuat dagangannya laku. Macam-macam upaya mereka. Ada

yang menempelkan reklame bergambar manusia gua

mengenakan kulit binatang sambil membawa busur dan anak

panah, ada pula yang bergambar manusia gua dengan istri

manusia gua yang dilukiskan berambut panjang. Tentu ini hanya

karang-karangan saja. Di taman sedang dilakukan persiapan

terakhir untuk merayakan hari pembukaan gua, pita-pita

warna-warni menjuntai dari pohon ke pohon, spanduk dan

balon-balon dijumpai di mana-mana. Meriah sekali suasananya.

Banyak yang menawarkan suvenir berupa gantungan kunci

berbentuk manusia gua. Pedagang es krim tak menyia-nyiakan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 35: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

kesempatan itu dengan menjual dagangannya dari sebuah truk

yang diparkir dekat stasiun kereta api.

Setelah puas melihat-lihat, anak-anak kembali ke gudang di

belakang rumah McAfee. Seorang laki-laki tinggi dengan wajah

penuh cambang dan berpakaian lusuh terlihat sibuk

membersihkan sebuah karavan yang diparkir di sana.

"Ini tidak boleh!" terdengar ia mengomel. "Sama sekali tidak

boleh. Mereka akan sadari ini nanti. Lihat saja." Anak-anak

mendekat. Ada peralatan makan, tungku kecil, dan sebuah

lemari es di dalam karavan. Sebuah tempat tidur terbujur di

dalamnya.

"Apakah orang itu tinggal di dalam karavan?" pikir Jupe.

Orang itu menoleh pada anak-anak. "Kalian akan merasakannya

kalau kalian menjadi dia." Saat itu terdengar seseorang

berteriak.

"Itu bukan kau punya," terdengar suara James Brandon. Ia

berdiri di luar bangunan dari kayu merah di sisi bukit. "Pergi

kau dari sini!" teriak McAfee dari pintu bangunan itu. Ia

membidikkan senjatanya.

Brandon surut ke belakang. Tinjunya dikepalkan. "Awas kau!"

ancamnya pada McAfee. "Kau tak berhak atas tulang-belulang

itu. Seenaknya kau membuatnya menjadi barang tontonan!"

"Cepat angkat kaki dari sini!" McAfee membalas. "Kalau

memang mau melihat manusia gua milikku, datang saja besok.

Karcisnya lima dolar!"

"Dasar mata duitan!" Dengan geram Brandon berbalik dan pergi

dari situ.

McAfee menyeringai. "Ini cuma kesalahpahaman," katanya pada

anak-anak.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 36: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Perbuatan ini salah!" gerutu orang dekat karavan itu.

"Well, salah atau benar ini bukan urusanmu," tukas McAfee.

"Kerjakan saja apa yang kuperintahkan! Mengerti?" McAfee

lalu menoleh pada anak-anak. "Anak-anak, kalian mau melihat-

lihat ke dalam? Karena kalian menginap di tempatku, kalian

boleh melihat manusia guaku dan museum yang kubangun

untuknya."

Ia masuk, diikuti Trio Detektif dengan bersemangat. Baru di

bagian depan mereka sudah ternganga.

Dinding museum penuh dengan foto-foto besar: foto-foto

tulang-belulang dan sebuah tengkorak dilihat dari berbagai

sudut. Di sana-sini disisipkan foto-foto pemandangan indah

yang telah banyak dikenal: semburan air panas di Lassen, air

terjun di Yosemite, pantai indah dekat Big Sur.

Di sebuah meja di tengah ruangan terdapat model perkemahan

Indian lengkap dengan api unggun dan kuda-kuda. Di

sampingnya didapati model manusia prasejarah sedang

bertempur melawan mammoth raksasa.

"Unik, bukan?" kata McAfee. "Ini cuma pembuka. Yang

sesungguhnya terletak di sana."

Sebuah panggung berdiri di seberang pintu masuk. Mulut gua

terletak di balik panggung itu, disinari cahaya lampu sorot.

Jupiter, Pete, dan Bob menaiki panggung itu. Mereka melongok

ke mulut gua. Dilihatnya fosil-fosil itu. Jupe menghela napas.

Bob mendesah.

Manusia gua itu terbaring di sana. Tulang-belulangnya telah

berwarna cokelat. Mengerikan. Rongga matanya seakan

mengancam orang yang melihatnya. Rahang atas menyeringai

menakutkan. Beberapa tulang rusuk masih ada, mencuat dari

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 37: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

dasar gua. Tulang paha masih lengkap, tetapi tulang kaki bagian

bawah tidak ada. Tulang tangan kirinya dekat sekali dengan

mulut gua, terjulur, seolah ingin meraih sesuatu.

McAfee telah memasang lampu-lampu sorot pada langit-langit

gua. Di dasar gua, dekat fosil, telah dibuatnya api unggun

tiruan. Di sebelah fosil tergeletak keranjang anyaman Indian,

dan sebuah selimut Navajo.

Seketika itu juga anak-anak bersimpati pada DR. Brandon.

Pemandangan itu cukup menyedihkan. Tapi yang lebih parah

lagi, banyak bekas tapak kaki di sekitar fosil. Bahkan beberapa

tulang telah rusak karena terinjak-injak.

"Kalau kakinya masih lengkap, pasti kutambah dengan sepasang

moccasin-sepatu Indian," kata McAfee. "Pasti lebih dramatis

kelihatannya."

Anak-anak tidak mempedulikan. Mereka keluar dari gua. Di

salah satu sisi pintu masuk dipamerkan dan dijual gantungan

kunci dengan hiasan patung-patung plastik kecil berujud

manusia gua, serta T-shirt bertuliskan Citrus Groove. Awal

Peradaban Manusia. Anak-anak tidak mengacuhkannya, melirik

pun tidak.

"Oke, sekarang kita bisa istirahat," kata Newt McAfee. Ia

mematikan lampu, dan mengunci pintu gua. "John the Gypsy

akan berjaga-jaga di luar malam ini. Tak seorang pun bisa

masuk."

"John the Gypsy?" kata Jupe.

McAfee menoleh ke arah laki-laki kurus yang sekarang duduk

di dalam karavan.

"Itu dia. Kami menyebutnya John the Gypsy karena ia tinggal

di karavan itu, bukan di rumah biasa."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 38: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Ketika McAfee berjalan menuju rumahnya, John the Gypsy

keluar dari karavannya. "Oke," katanya. "McAfee membayarku

untuk berjaga-jaga. Tetapi makhluk gua itu pasti tidak suka

diawasi. Aku saja tidak senang kalau tulang-tulangku diawasi."

"Tapi, ia kan sudah mati," sahut Pete. "Orang mati kan tidak

bisa melihat." "Siapa bilang?" kata John the Gypsy.

Bab 6

MANUSIA GUA GENTAYANGAN!

MENJELANG petang anak-anak menyikat hamburger lagi di

Kantin Lazy Daze. Setelah itu mereka mencicipi es krim yang

dijual di truk dekat stasiun. Hari sudah gelap ketika mereka

tiba kembali di gudang tempat menginap. Melalui jendela

mereka memandang bulan yang mulai muncul, dikelilingi

bintang-bintang yang berkelap-kelip. Padang rumput mulai

diselimuti kabut tipis, namun pandangan belum terhalang.

Dinginnya malam membuat anak-anak segera tertidur.

Lewat tengah malam Jupe terbangun. Ia mendengar suara. Ada

orang masuk gudang. Orang itu terengah-engah seperti habis

lari dikejar hantu.

Jupe berdiri. Ia memasang telinga.

Suara itu hilang sebentar, lalu terdengar kembali.

Pete bangun dan berdiri. "Apa itu?" bisiknya.

Jupe merangkak menuju tangga. Ia mengintip ke bawah. Gelap.

Tidak terlihat apa-apa.

"Anak-anak?" terdengar suara serak. "Kaliankah itu?"

Itu suara John the Gypsy. Tiba-tiba terdengar suara

berdebam.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 39: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Bob berteriak kaget. Pete meraba-raba mencari senter di

ranselnya. Begitu menemukannya, ia segera lari ke tangga dan

menyenter ke bawah.

John the Gypsy jatuh tersandung barang rongsokan. Ia lalu

berdiri dan memandang ke arah datangnya sinar senter. "Siapa

itu?" ia berteriak dengan panik. "Siapa? Jawab!"

"Kami, John," kata Jupe. Ia, Bob, dan Pete menuruni tangga.

John the Gypsy bersandar pada sisi truk milik McAfee.

Badannya gemetar.

"Ada apa?" tanya Jupe.

"Makh... makhluk itu!" kata John the Gypsy. "Apa kubilang?! Ia

tidak suka diamat-amati." "Kenapa?" kata Pete. "Apa yang

terjadi?"

"Ia... ia ba... bangun dan... gentayangan!" kata John the Gypsy

terbata-bata. "Aku lihat sendiri Pasti tulang-tulang itu telah

hilang."

Melalui pintu gudang yang terbuka anak-anak melihat ke arah

museum. Dengan bantuan sinar bulan tampak pintu museum

masih tertutup rapat.

"Kau mimpi barangkali," kata Bob menenangkan.

"Tidak mungkin." John the Gypsy menggeleng. "Aku sedang di

dalam karavan ketika ada suara pintu dibuka. Aku melihat ke

luar, dan kulihat manusia gua itu berjalan ke luar. Tubuhnya

penuh bulu, seperti gorila. Matanya menakutkan sekali. Seperti

ada api memancar dari kedua matanya. Dan rambutnya...

rambutnya panjang dan acak-acakan. Ia melewati karavanku,

lalu berlari melintasi padang rumput."

John the Gypsy memejamkan matanya, seakan-akan berusaha

menghapus pengalaman menakutkan itu dari ingatannya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 40: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Mari kita cek," kata Jupe.

Mereka berjalan berdekatan dengan sikap waspada, seolah

takut disergap makhluk zaman prasejarah itu.

Tetapi ternyata pintu museum masih terkunci. Ketika Jupe

memeriksa pintu, Newt McAfee muncul di teras rumah.

"He, ada apa di sana?" seru McAfee. "Sedang apa kalian?"

"Cuma menyelidik," sahut Jupe. "John the Gypsy melihat

sesosok manusia keluar dari gua." Thalia McAfee muncul di

teras. Newt berlari-lari menghampiri mereka. "Siapa?"

tanyanya. "Si Brandon gila itu, ya?"

"Bukan," jawab John the Gypsy, "tapi manusia gua itu. Ia

melarikan diri."

"Mana mungkin?" McAfee tak percaya. Ia lalu melambaikan

tangannya sambil berteriak, "Thalia! Ambilkan kunciku!"

Thalia McAfee datang berlari membawa kunci. McAfee

bergegas membuka pintu museum dan menyalakan lampu. Ia

segera menuju panggung. Anak-anak mengikuti. Mereka melihat

ke dalam gua. Manusia gua masih ada di situ. Posisinya tidak

berubah.

McAfee menoleh pada John the Gypsy. "Kau mimpi!" serunya.

"Buktinya, ia masih ada di sini." "Aku melihatnya keluar gua,"

kata John the Gypsy bersikeras. "Ia memakai bulu binatang

berwarna gelap! Dan ada rambutnya! Panjang dan acak-acakan!"

"Diam kau!" bentak McAfee. "Kau mengigau!"

Ia mematikan lampu dan keluar dari museum. Yang lain

mengikuti.

"Mana mungkin?" gerutunya sambil mengunci pintu museum. Ia

lalu kembali ke rumah. Di teras Eleanor sedang menunggu.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 41: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Masuk kau, Eleanor," perintah McAfee. "Tidak ada apa-apa.

John gila itu mengigau."

Ia berpaling. "John, kaujaga yang benar. Kau kubayar untuk

menjaga, bukan untuk mimpi, tahu!"

Ia dan Eleanor masuk. Sambil menggerutu John the Gypsy

mengeluarkan kursi lipatnya dari karavan. Diletakkannya kursi

itu di tengah-tengah -antara gua dengan karavan. Ia mengambil

senapannya dan duduk sambil berjaga di kursi.

Trio Detektif kembali ke loteng gudang.

"Pasti ia mimpi," kata Pete.

"Kelihatannya orang itu tidak terpelajar," kata Bob.

"Memang," Jupe menyetujui. "Tapi itu tidak berarti ia salah

lihat, kan? Mungkin saja memang ada seseorang yang

menyelinap."

"Iya, memang. Tapi kan orang bisa saja bermimpi seolah-olah

melihat sesuatu," kata Bob. "John nampaknya yakin sekali,"

tukas Jupe.

"Tapi kan pintunya terkunci. Jadi tidak ada orang keluar dari

gua," Pete mengajukan pendapatnya.

"Mungkin seseorang punya kunci palsunya," kata Jupe. Ia duduk

memandang ke seberang padang rumput melalui jendela. Hutan

kecil di seberang sana tampak hitam menyeramkan, namun

embun yang turun membuat rerumputan di padang rumput

tampak berkilau. Samar-samar dilihatnya jejak-jejak di

rerumputan yang menuju hutan kecil.

Mungkinkah seseorang telah berjalan di sana, merebahkan

rerumputan yang dilaluinya dan menghapus embun di

permukaannya?

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 42: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Jupe berdiri mendekat ke jendela. Dilihatnya John the Gypsy

bangkit dari tempat duduknya dan memandang ke seberang

padang rumput. John mengepit senjatanya. Kepalanya

dimiringkan ke kiri, seolah-olah hendak mendengarkan sesuatu.

Ia berjalan menuju karavannya, mengambil selimut dari tempat

tidur. Ia menyelimuti tubuhnya, lalu duduk kembali di kursinya

dengan sikap waspada.

"Mungkin memang mimpi," kata Jupe perlahan. "Dan ia lalu

ketakutan."

Pete memandang dengan gugup ke luar jendela. "Kalau aku yang

melihat manusia gua gentayangan malam-malam," katanya, "aku

akan lari ketakutan. Hiii!"

Bab 7

MENJELANG PEMBUKAAN GUA

JUPE-LAH yang pertama kali bangun. Ia segera keluar gudang

menuju padang rumput. Sabtu pagi itu matahari bersinar

cerah, menerangi padang rumput dan hutan kecil di

seberangnya. Hutan itu tidak terlihat menyeramkan lagi

sekarang. Jupe mulai berjalan perlahan-lahan menuju hutan.

Matanya mengamati rerumputan dengan cermat, namun tidak

terlihat bekas tapak kaki. Jejak-jejak yang ia lihat semalam

telah hilang tersaput embun pagi.

Setelah kira-kira seratus meter melangkah, ia menjumpai

tempat yang rumputnya tipis. Di sana-sini terdapat tanah yang

tidak ditumbuhi rumput sama sekali. Ia berlutut. Matanya

bersinar-sinar.

Pete muncul di sampingnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 43: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Apa itu?" kata Pete. "Kau menemukan sesuatu?"

"Bekas tapak kaki," kata Jupe. "Seseorang telah berjalan di

sini belum lama ini-ia bertelanjang kaki." Pete membungkuk

untuk melihat jejak itu lebih dekat. Tiba-tiba ia berdiri tegak.

Matanya melihat ke hutan. Wajahnya pucat.

"Bertelanjang kaki?" katanya. "Di... di tanah yang kasar ini?

Jadi John the Gypsy benar-benar melihat sesuatu?" Ia

memandang berkeliling.

Jupe diam saja. Ia malah berjalan mendekati hutan. Dengan

tergesa-gesa Pete mengikutinya. Dengan hati-hati mereka

mengikuti jejak itu. Tetapi sampai di suatu tempat, jejak itu

menghilang.

"Rumputnya tebal di sini," kata Jupe, "tapi di sebelah sana

mungkin ada lagi." Sambil berkata begitu Jupe terus berjalan

makin mendekat ke hutan.

"He, tunggu dulu!" seru Pete. "Jangan masuk ke sana! Mungkin...

mungkin ada orang di dalamnya... dan..., dan kita belum sarapan,

kan? Di kantin pasti banyak orang. Nanti kita kehabisan, lho!"

"Pete, ini penting sekali!" kata Jupe.

"Apanya yang penting?" balas Pete. "Ayolah, kita sarapan dulu.

Nanti saja kita ke sini lagi."

Dengan enggan Jupe menurut. Ia dan Pete kembali ke gudang.

Bob muncul ketika mereka tiba. Saat itu pula Newt McAfee

menampakkan dirinya di teras.

"Pagi," sapa Newt pada anak-anak. "Pagi yang ceria, bukan?

Upacara pembukaan guaku pasti meriah." Ia tersenyum puas.

"He. John!" panggil Newt John the Gypsy keluar dari karavan

sambil memegang semangkuk makanan. "Kau ketemu manusia

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 44: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

gua lagi semalam?" Newt tertawa kecil, tetapi John

menggerutu.

"Satu sudah cukup, aku tak mau ketemu yang lain lagi," omel

John sambil masuk kembali ke karavan.

Newt berseru lagi, "Jangan pergi dulu, John. Setelah sarapan

aku perlu bantuanmu. Museum itu harus dicek sekali lagi. Lalu

kau tetap berjaga di sini sementara aku mengikuti upacara

pembukaan di taman."

Newt masuk kembali ke rumah, dan anak-anak menuju pusat

kota untuk sarapan. Lagi-lagi Kantin Lazy Daze penuh sesak.

Ketika akhirnya anak-anak mendapat tempat duduk, mereka

sudah sangat lapar.

Ketika menunggu pesanan makanan, anak-anak mendengar nada-

nada meriah yang berasal dari marching band. Sebuah grup

yang terdiri dari pemusik-pemusik muda terlihat sedang

melakukan pemanasan di taman, dikerumuni orang-orang yang

menontonnya.

"Itu pasti band dari SMA sini," Bob menebak.

Di balik kerumunan itu Jupe dan kawan-kawannya masih dapat

melihat seragam merah menyala yang dikenakan pemain

marching band. Mereka mengenakan topi tinggi berwarna

kuning emas, serta selempang biru berumbai-rumbai. Tidak

jauh dari situ terlihat kendaraan dari beberapa stasiun televisi

sibuk mengatur peralatannya.

Ketika anak-anak baru saja mulai sarapan, DR. Terreano masuk

ke kantin. Ia ditemani Hoffer, ahli imunologi. Kedua orang itu

mencari-cari tempat duduk. DR. Terreano melihat Jupe, lalu

tersenyum.

"Kita ajak mereka ke sini yuk," kata Jupe.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 45: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Yuk," kata Pete.

Jupe menghampiri mereka dan mengajak mereka duduk

bersama. Kedua ilmuwan itu menerima tawaran Jupe dengan

senang hati.

"Terima kasih," kata Terreano sambil duduk. "Kota ini

semrawut sekali. Selama para turis masih di sini, kota ini akan

tetap semrawut."

"Biasanya kami sarapan di yayasan, tapi kami bosan mendengar

omelan Jim Brandon di sana. Namun aku mengerti perasaannya.

Keadaan ini membuatnya sangat tertekan."

Elwood Hoffer bersin, lalu tersenyum. "Aku alergi debu," ia

menjelaskan pada anak-anak. Berpaling pada DR. Terreano, ia

berkata, "Aku senang kau bisa memahami keadaannya, Phil, tapi

aku rasa Brandon keterlaluan mengata-ngataimu seperti tadi."

"Brandon memang cepat naik darah," kata Terreano kalem. "Ia

frustrasi memikirkan fosil itu. Ia begitu bersemangat untuk

melakukan penelitian lebih lanjut sehingga putus asa ketika

tidak dapat berbuat apa-apa sekarang ini, apalagi ia sendiri

yang menemukannya. Aku akan sangat marah juga, kukira, kalau

menjadi dia."

"Apa yang akan dilakukan DR. Brandon kalau ia boleh meneliti

tulang-belulang itu?" tanya Bob. "Aku dengar ia memakai

metode waktu karbon-14."

"Mungkin dalam kasus ini metode waktu karbon-14 tidak dapat

digunakan," Terreano menjelaskan. "Metode ini bisa dipakai

untuk menghitung umur suatu makhluk. Caranya ialah dengan

mengukur jumlah karbon-14 yang dikandung makhluk itu. Kita

tahu bahwa suatu makhluk yang masih hidup mengandung

karbon-14 dalam jumlah tertentu. Karbon-14 merupakan zat

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 46: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

radioaktif. Waktu paruh karbon-14 ialah lima ribu tujuh ratus

tahun. Jadi setelah lima ribu tujuh ratus tahun jumlah karbon-

14 yang dikandung suatu makhluk tinggal setengah dari jumlah

karbon-14 semula. Lalu lima ribu tujuh ratus tahun kemudian,

jadi setelah sebelas ribu empat ratus tahun, jumlah karbon-14

yang

dikandung makhluk itu tinggal seperempat dari jumlah karbon-

14 semula. Begitulah seterusnya. Dengan begini kita dapat

menghitung umur suatu makhluk yang telah mati beberapa ribu

tahun yang lampau. Tetapi, kukira fosil manusia gua itu sudah

terlalu tua. Setelah lebih dari empat puluh ribu tahun, jumlah

karbon-14 yang tersisa terlalu kecil, sehingga tidak dapat

diukur lagi."

Bob memandang dengan takjub. "Anda pikir umur manusia gua

itu lebih dari empat puluh ribu tahun?"

"Aku berani bertaruh," kata Terreano. "Namun, metode waktu

karbon-14 bukan satu-satunya cara untuk menghitung umur

makhluk yang telah mati. Masih ada beberapa metode lain.

Begitu pula terdapat beberapa cara untuk menentukan apakah

suatu makhluk dapat disebut manusia. Itu bisa dilihat dari

caranya berjalan, apakah sudah berdiri atau masih merangkak.

Bisa juga dilihat dari ukuran kepalanya, atau giginya..."

"Gigi?" seru Bob. "Apa hubungannya dengan gigi?"

"Gigi manusia mempunyai susunan seperti setengah lingkaran,"

jawab Terreano. "Sedangkan gigi hewan seperti monyet atau

kera susunannya seperti huruf U. Juga terdapat perbedaan

dalam ukuran geraham, pada..." "Ah, ini dia makanan kita

datang," sela Hoffer.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 47: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Maaf," kata Terreano. "Aku tak bermaksud membuatmu

bosan, Elwood."

"Menarik sekali," ujar Bob. "Sekarang aku bisa mengerti

mengapa DR. Brandon sangat marah. Kalau Newt McAfee

sampai merusak fosil manusia..."

"Ia sedang merusaknya," potong Terreano. "Padahal kami

belum sempat melakukan penelitian dengan saksama."

"Sudahlah, Phil," kata Hoffer. "Manfaat penelitian itu bagi

kemanusiaan juga tidak banyak."

Terreano menyeringai. "Mentang-mentang, ya," katanya pada

Elwood. Ia lalu menoleh pada anak-anak. "Penelitian yang

dilakukan DR. Hoffer memang segera dapat dimanfaatkan. Ia

sedang menyelidiki mengapa tubuh kita panas saat kita

demam."

"Aku yakin bahwa gangguan terhadap sistem kekebalan tubuh

kita akan menimbulkan berbagai penyakit," kata Hoffer. "Cuma

sedikit sekali penyakit yang merupakan bawaan sejak lahir. Ini

pendapatku. Kalau Kari Birkensteen berpendapat lain, itu

terserah dia."

Terreano nampak sedih mendengar ucapan Hoffer yang

terakhir. "Manusia briliyan," ia berkata dengan serius. "Kita

kehilangan seorang manusia besar."

"Mungkin," kata Hoffer. "Tetapi rekayasa genetika sama

bahayanya dengan eksperimen nuklir. Bisa merusak umat

manusia."

"Apakah DR. Birkensteen ingin memperbaiki manusia?" tanya

Jupiter. "Kemarin Eleanor bercerita tentang simpanse DR.

Birkensteen. Apakah akan diciptakannya manusia super?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 48: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Terreano kebingungan menjawabnya. "Kupikir tidak sejauh itu,

ia cuma ingin memperbaiki keadaan manusia. Menurutnya,

pendidikan sekarang terlalu bertele-tele. Manusia dilahirkan

dengan otak yang cerdas. Kemampuan otak manusia itulah yang

ingin ia manfaatkan sepenuhnya."

"Tetapi aku tidak setuju dengan caranya!" seru Elwood Hoffer.

"Lihat saja hewan-hewan itu. Seenaknya saja ia menyinari

mereka dengan sinar yang mengandung radiasi, lalu

menyuntikkan berbagai zat kimia ke dalam tubuh mereka.

Memang, kuda dan simpanse itu menjadi lebih pandai, namun

umurnya juga jadi lebih pendek!"

"Ya," kata Terreano. "Hewan-hewan itu lebih cepat mati.

Karena itu DR. Birkensteen mencoba memperlambat proses

penuaan. Ia menemukan formula yang bisa mengontrol otak.

Dengan formula itu kapan hewan harus tidur dan kapan harus

bangun bisa diatur sesukanya."

"Penemuan itu sangat orisinal. DR. Birkensteen dapat

memperoleh penghargaan Spicer. Penghargaan itu diberikan

setahun sekali pada ilmuwan yang berjasa menemukan sesuatu

yang bermanfaat bagi umat manusia. DR. Birkensteen dapat

memperoleh lebih dari sejuta dolar."

"Lalu," tanya Pete, "sekarang siapa yang bakal memperoleh

uang sebanyak itu?"

Terreano mengangkat bahu. "Tak tahu, ya. Mungkin DR.

Hoffer, mungkin pula Jim Brandon kalau saja ia berhasil

menemukan sesuatu, yang baru tentang asal-usul manusia,

atau..." "He, lihat!" seru Hoffer. "Itu Brandon."

Mereka melihat ke luar jendela. Brandon sedang berjalan

menembus kerumunan orang, menuju kantin. Terreano

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 49: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

melambaikan tangannya ketika Brandon masuk. Brandon

mengambil sebuah kursi kosong, lalu duduk di samping Jupe.

"Beres!" ia berkata dengan tajam. "Sacramento sudah

kuhubungi. Nanti siang aku akan menelepon lagi. Aku akan

bicara langsung dengan gubernur."

"Apakah gubernur mau menolongmu mengeluarkan hominid itu?"

tanya Terreano.

Hoffer memandang Terreano dengan heran. "Kukira kalian

tidak saling menegur."

"Itu dulu," kata Terreano. "Jim, menurutmu apakah gubernur

mau turun tangan dalam kasus ini?"

"Mengapa tidak?" jawab Brandon. "Penemuan bersejarah ini

terjadi di wilayahnya. Ia tentu malu kalau tidak membantu

menyelamatkannya. Dan aku yakin ia mampu melindungi fosil

itu. Pemerintah mempunyai hak untuk menyita milik seseorang

demi kepentingan rakyat banyak."

Brandon berhenti. Di taman marching band mulai memainkan

lagu-lagu mars. Upacara pembukaan akan dimulai.

"Terlambat!" kata Hoffer. "Kau terlambat, Brandon.

Pembukaan sebentar lagi dimulai. Begitu selesai, orang akan

berbondong-bondong mengunjungi gua. Rusaklah fosil-fosil itu.

Kau takkan dapat menahan mereka!"

Bab 8

KOTA CITRUS GROOVE TERBIUS

UPACARA pembukaan agak terlambat dimulainya. Brandon,

Terreano, Hoffer, dan anak-anak mengambil tempat di taman,

berdesak-desakan dengan penonton lainnya. Newt McAfee

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 50: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

telah duduk di panggung didampingi istrinya, Thalia, yang

mengenakan gaun panjang serba putih serta sarung tangan

panjang yang juga putih. Di sebelah McAfee duduk seorang

laki-laki ramping memakai jaket bergaris-garis.

"Itu Harry Chenoweth," Terreano berbisik pada Jupe. "Dialah

walikota Citrus Groove, dan juga pemilik apotek. Ia yang akan

membawakan acara pembukaan ini, orangnya memang gemar

berpidato."

Seseorang yang mengenakan jubah berwarna gelap tampak

menyalami McAfee dan istrinya serta walikota.

"Yang baru datang itu pendeta dari Gereja Komunita,"

Terreano melanjutkan.

Terreano tampaknya banyak mengenal tokoh-tokoh di kota

Citrus Groove. Mulai dari pemilik Restoran Happy Hunter dan

Motel The Elms, manajer supermarket, sampai pemilik Kantin

Lazy Daze dikenalnya. Hampir semua tokoh-tokoh kota

berkumpul di situ. Mereka mengambil tempat duduk yang

disediakan di panggung.

"Tentu toko-toko tutup semua," kata Terreano. "Semua orang

berkumpul di sini. Bukan main! Manusia gua itu membangkitkan

gairah setiap penduduk di kota ini, belum pernah kulihat yang

seperti ini. Mereka berlomba-lomba memanfaatkan

kesempatan emas ini. Tak seorang pun melewatkannya."

Jupe memandang ke sekeliling taman dan melihat bahwa kaum

muda pun tak mau ketinggalan dalam mengikuti upacara itu.

Banyak wakil dari organisasi kemasyarakatan yang turut ambil

bagian, dari kepanduan, organisasi pecinta alam, kelompok

pecinta musik, sampai perkumpulan keagamaan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 51: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Penjaja es krim memindahkan tempat mangkal truknya ke

dekat kerumunan orang-orang. Es krimnya laris bagai kacang

goreng. Di samping truk itu tampak penjual balon gas

memegang seikat besar balon gas dikerumuni anak-anak kecil.

Kerepotan sekali ia melayani para pembelinya.

Walikota bangkit dan menuju mikrofon, lalu mengangkat kedua

belah tangannya meminta hadirin untuk diam.

Jupiter sekilas melihat Eleanor Hess. Seperti biasanya,

mukanya tampak pucat.

"Hadirin sekalian!" walikota memulai. "Selamat datang di kota

Citrus Groove yang mungil tapi indah ini. Di pagi yang cerah ini

kita akan bersama-sama membuka suatu peristiwa yang akan

dicatat dunia. Sebentar lagi Anda akan bisa menyaksikan fosil

manusia yang menggemparkan. Bagaimanakah rupa manusia gua

itu? Silakan Anda lihat sendiri setelah upacara ini. Terlebih

dulu pendeta dari Gereja Komunita akan memberi sambutan.

Lalu marching band dari SMA Centerdale akan memperlihatkan

kebolehannya. Mereka akan berparade dijalan menuju museum

manusia gua. Dan bintang kita. Miss Patty Ferguson-gadis

teladan dari kota Citrus Groove-akan melakukan pemotongan

pita pertanda pembukaan museum manusia gua. Hadirin

sekalian, selamat menyaksikan!"

Para penonton bertepuk tangan riuh sambil bersorak ketika

walikota selesai berbicara.

Tiba-tiba terdengar suara berdesing. Alat penyiram otomatis

di taman menyala!

Semua terkejut. Mereka saling mendorong berusaha menjauhi

taman. Sia-sia. Massa terlalu padat. Kepanikan melanda taman.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 52: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Jupiter merasakan air dingin menerjang mukanya. Sekujur

tubuhnya basah. Ia berpaling pada Pete, tetapi tiba-tiba Pete

ambruk ke tanah.

Lutut Jupe terasa lemah. Ia tak dapat lagi berdiri. Tubuhnya

serasa mengambang. Bagai pohon diterjang topan, ia pun

tumbang tak sadarkan diri. Pandangannya menjadi gelap.

Segalanya terasa dingin. Jupe mencium bau tanah. Ia merasa

sekujur tubuhnya kaku. Dengan susah-payah dibukanya

matanya. Ia tertelungkup di tanah. Mukanya mencium rumput.

Alat penyiram otomatis telah berhenti.

"Ooohhh..." terdengar suara yang dikenalnya.

Jupiter menopang tubuhnya dengan siku kanannya. Itu

Brandon. Kepala Pete tertindih tubuh Brandon. Kini terdengar

desahan dan tangisan. Orang-orang mencoba bangkit. Jam

besar di Gereja Komunita mulai berdentang.

Jupe tidak dapat melihat jam itu. Pandangannya masih kabur.

Ia menghitung dentang jam. Jam sebelas! Entah kenapa, ia dan

seluruh orang-orang di taman telah tak sadarkan diri. Selama

empat puluh menit!

Otak Jupe mulai dapat bekerja. Alat penyiram otomatis itu.

Seseorang telah mencampurkan zat pembius ke dalamnya

membuat seluruh penduduk kota terbius.

Beberapa anak kecil menangis di pinggir taman. Si penjual

balon memandangi langit. Balon-balonnya hilang terbang, tidak

ada yang tersisa.

Jupe mencoba bangkit. Dari arah rumah McAfee terlihat John

the Gypsy berjalan sempoyongan mendekatinya.

"Manusia gua!" teriak John the Gypsy. Suaranya parau. "Ia

hilang! Dicuri orang!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 53: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Bab 9

MENGAPA DICURI?

SELAMA beberapa jam petugas kepolisian setempat sibuk

meneliti daerah di sekitar rumah McAfee. Setiap sudut di

museum difoto, dan disebari serbuk pencari sidik jari. Mereka

memasang pita kuning sebagai batas daerah penyelidikan polisi.

Orang-orang dilarang melanggar batas itu, jadi hanya bisa

berkerumun di luarnya. Reporter televisi tidak menyia-nyiakan

kesempatan untuk mewawancarai beberapa orang yang

dianggap penting dalam kasus itu. Mula-mula McAfee dan

Thalia yang diwawancara sebagai pemilik museum manusia gua.

Seorang kru televisi sibuk mengabadikan wawancara itu. James

Brandon menyusul diwawancara, ia tampak sangat kesal

terhadap peristiwa yang baru saja terjadi. Reporter itu juga

berhasil mewawancara walikota Citrus Groove, dan beberapa

tokoh lainnya. Terakhir mereka mewawancara John the Gypsy.

"Ada sesuatu di belakangku!" kata John the Gypsy pada

reporter itu. "Aku sedang berjaga-jaga, seperti yang

diperintahkan oleh McAfee. Aku mendengar sesuatu di

belakangku, dan... dan... aku menoleh..."

Ia berkata begitu sambil memperagakan apa yang ia perbuat.

"Ada sesuatu yang menyeramkan!" katanya. "Matanya cuma

satu, besar membelalak, dan... dan ia mempunyai belalai seperti

belalai gajah! Ia bukan manusia! Tiba-tiba aku tak sadarkan

diri, terbaring di tanah. Ketika sadar, kulihat pintu museum

terbuka. Aku lihat ke dalam. Makhluk gua itu telah lenyap!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 54: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Ia mabuk barangkali!" terdengar suara seseorang dari

kerumunan.

Tetapi John tidak mabuk. Dan manusia gua itu memang telah

lenyap.

Akhirnya reporter televisi merasa cukup, dan meninggalkan

tempat itu. Kepala polisi menempatkan dua polisi untuk menjaga

museum dan sekitarnya, lalu pergi. Orang-orang pun bubar.

Sementara McAfee berbincang-bincang dengan salah seorang

polisi yang bertugas jaga, Trio Detektif berjalan menuju

museum.

"Maaf, Anak-anak," kata polisi yang menjaga museum, "kalian

tidak diperbolehkan masuk ke dalam."

Jupe mengamat-amati pintu museum yang setengah terbuka.

"Si pencuri pasti punya kunci palsu, bukan?" katanya.

Polisi itu tampak keheranan. Ia sendiri lalu memandangi pintu

itu.

"Pintu itu tidak rusak sedikit pun," Jupe meneruskan. "Bingkai

pintunya pun demikian. Kalau pencuri itu tidak punya kunci,

pasti ada bekasnya di pintu dan di bingkainya."

Polisi tadi menyeringai. Ia memberi jalan, "Baiklah. Sherlock

Holmes," katanya. "Silakan masuk, dan meneliti di dalam Beri

tahu hasilnya padaku."

Jupe masuk ke dalam museum bersama Pete dan Bob.

Tidak ada yang berubah di dalam, kecuali kini terdapat bekas-

bekas serbuk pencari sidik jari. Jupe memandang berkeliling,

lalu menuju panggung, dan mengamati gua. Tanah di dasar gua

itu tampak rapi, kecuali di tempat tulang-tulang itu berada

sebelumnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 55: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Setelah beberapa saat. Jupe batu melihat ada sebuah jejak di

samping tempat tulang-belulang itu. "Jejak itu berasal dari

alas sepatu karet," kata Jupe. "Newt McAfee memakai sepatu

koboi, John the Gypsy memakai sepatu bot kulit. Aku

berkesimpulan bahwa jejak itu berasal dari si pencuri, karena

hanya McAfee dan John the Gypsy yang memasuki museum ini

sejak tadi malam. Si pencuri memakai sepatu olahraga dengan

motif bintang dekat bagian tumit."

Polisi itu mengangguk, "Cocok dengan penelitian kami. Juru

foto kami telah mengambil fotonya. Kami tentu tidak dapat

menggeledah setiap rumah untuk mencari siapa orang yang

memiliki sepatu itu. Tetapi, paling tidak, ini bisa dijadikan

bukti."

Jupe mengeluarkan alat pengukur dari kantungnya, lalu

mengukur jejak itu. Panjangnya dua belas inci. "Orangnya pasti

cukup besar," kata Jupe.

Si polisi menyeringai. "Hebat! Apakah kau ingin menjadi

detektif nanti?"

"Aku sudah menjadi detektif sekarang," tukas Jupe. Ia begitu

yakinnya sehingga tidak mempedulikan si polisi yang terheran-

heran. Sambil bergaya seolah-olah ia yang paling tahu, Jupe

melanjutkan. "Tetapi mengapa?" katanya. "Aku belum paham

apa tujuan pencuri itu. Seseorang telah mencampurkan zat

kimia di alat penyiram otomatis itu sehingga seluruh kota

terbius, dan..."

"Persis dengan gambaran kami," kata polisi. "Kami telah

mengambil contoh air dari alat itu untuk diuji di laboratorium

kami. Kami akan menguji air di waduk juga, letaknya di bagian

utara kota. Dari situlah air disalurkan ke kota."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 56: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Ajaib," ujar Jupe. "Seperti dalam cerita fiksi saja. Ketika

seluruh kota terbius, si pencuri mengendap-endap menuju

museum. John the Gypsy berhasil dibiusnya, sehingga dengan

tenang ia dapat mengambil fosil itu."

"Tetapi, mengapa? Buat apa pencuri itu capek-capek mencuri

tulang-belulang. Itu kan tidak bisa dijual, tidak seperti

permata atau berlian. Tak seorang pun berminat membelinya.

Hanya dua orang yang paling ingin memiliki tulang itu, McAfee

dan Brandon. Padahal kedua-duanya pingsan saat pencurian itu

terjadi. Jadi pertanyaanku belum terjawab: mengapa fosil itu

dicuri?"

"Memang ini perbuatan kriminal yang aneh," si polisi

menyetujui.

"Apakah kalian dapat menangkap pencuri itu?" tanya Bob.

"Mungkin tidak," jawab polisi itu ragu-ragu. "Banyak pencuri

yang lebih cerdik dari polisi. Kami sering sekali menjumpai

kasus-kasus yang tidak dapat kami selesaikan. Tenaga di

kepolisian terlalu sedikit, sedangkan kasus yang dihadapi

banyak sekali."

Anak-anak termenung.

Si polisi berjalan menuju pintu museum. "Oke, Anak-anak.

Museum akan ditutup sekarang."

Anak-anak keluar dengan patuh. Di luar mereka melihat Newt,

polisi yang satu lagi, Thalia, dan Eleanor sedang berkumpul.

Eleanor baru saja mengambil kiriman di kotak pos. Di

tangannya tergenggam beberapa pucuk surat dan sebuah

majalah.

Newt McAfee tampak membuka sebuah amplop dan mengambil

surat di dalamnya dengan terburu-buru. Ketika Trio Detektif

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 57: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

mendekat, mereka melihat bahwa surat itu ditulis dengan tinta

hijau menyala.

McAfee pucat-pasi. Tangannya gemetar ketika ia membaca

surat itu. Dengan gugup ia melihat ke arah polisi dan istrinya

berganti-ganti.

"Kurang ajar!" kata McAfee. "Lihat ini!" Ia memegang surat itu

sehingga yang lain dapat membacanya. Surat itu bertuliskan:

"MANUSIA GUA ITU ADA DI TANGANKU AKAN KUTAHAN

TERUS SAMPAI KUPEROIEH $10.000. KAIAU KAU TIDAK

MEMBERIKU UANG, AKAN KULUMATKAN TUIANG-

TUIANG ITU. BERITA SELANJUTNYA MENYUSUL. "

"Sekarang kita tahu," kata Jupe, "mengapa orang itu

mencurinya-untuk meminta tebusan!"

Bab 10

JEJAK BERJARI EMPAT

"SEPULUH RIBU DOLAR!" seru Eleanor Hess. "Banyak sekali!"

Newt McAfee mendengus. "Kalau maling itu berhasil

kutangkap, kuhabisi dia!"

Polisi mengambil surat itu dari tangan McAfee. Ia mengamat-

amati cap perangkonya, kemudian melihat tulisan di suratnya.

"Tulisan tangannya jelek," kata polisi itu. "Tetapi si pencuri

bekerja dengan terencana. Surat ini dikirim kemarin dari

kantor pos di Centerdale."

Sambil menyimpan surat itu di kantungnya, ia bertanya.

"McAfee, siapa saja yang memiliki kunci museum?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 58: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Newt McAfee mengeluarkan serangkai kunci dari kantungnya.

"Aku punya selalu kubawa di sini," katanya. "Kunci cadangannya

kusimpan di dapur."

Eleanor bergegas masuk ke rumah. Dalam sekejap ia kembali

lagi. "Kunci itu tidak ada!" kata Eleanor. "Hilang! Tapi beberapa

kunci yang lain masih di tempat semula."

"Bagaimana pencurinya bisa tahu, ya?" tanya Jupe.

"Ada labelnya," jawab Eleanor. "Kami biasa memberi label pada

tiap-tiap kunci."

"Kalian tidak mengunci pintu belakang, ya," kata si polisi.

"Orang di kota ini memang tidak biasa mengunci pintu belakang

rumahnya. Pencuri sambil berlenggang-kangkung bisa memasuki

rumahmu. Dan kalaupun pintu belakang dikunci, tetap mudah

baginya masuk ke dalam. Kunci pintu belakang itu sudah kuno,

dicongkel dengan kawat saja pasti terbuka."

Newt dan Thalia McAfee masuk ke rumah dengan lunglai.

Eleanor mengikuti. Trio Detektif naik ke loteng, dan duduk

dekat jendela. Jupe mengerutkan keningnya.

"Bagaimana pencurinya bisa tahu, ya," kata Jupe, "bahwa kunci

itu disimpan di dapur?"

"Jelas dong," sahut Pete. "Dapur kan memang biasa dijadikan

tempat menyimpan kunci cadangan." Sambil berkata begitu

hidung Pete kembang-kempis penuh rasa kemenangan. Ia selalu

senang jika dapat menerangkan sesuatu pada Jupe, sebab

biasanya ia yang selalu bertanya pada Jupe.

"Betul juga," kata Jupe. "Tapi ada sesuatu yang mengganjal

pikiranku. Jejak di gua itu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 59: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Pete terheran-heran. "Kenapa memangnya?" ia bertanya sambil

berkerut dahi. "Kau sendiri yang menyimpulkan bahwa itu jejak

si pencuri yang bersepatu karet. Lalu kenapa?"

"Kau ingat, waktu pertama kali kita melihat gua," ujar Jupe.

"Ada jejak-jejak di sekitar fosil itu kan?" Bob tersentak.

Sementara Pete memandang kedua kawannya dengan

pandangan tidak mengerti. "Ya, ya Jupe," kata Bob. "Kau benar.

Ada yang aneh."

"Ada apa, sih?" Pete bertanya dengan penasaran. "Kalian beri

tahu aku dong."

"Begini, Pete," Jupe menjelaskan. "Waktu pertama kali kita

melihat gua itu, banyak terdapat jejak-jejak kaki di sekitar

tulang-tulang itu, bukan?" Jupe memejamkan matanya sambil

membayangkan kejadian malam itu. "Lalu John the Gypsy

mengaku melihat manusia gua itu berjalan keluar. Kemudian

McAfee membuka museum, dan kita semua masuk. Manusia gua

itu masih di dalam, tetapi jejak-jejak itu hilang. Tanah di dasar

gua itu sudah rapi."

Kini Pete mengerti. "Oh, iya! Betul, betul!" seru Pete. Dalam

hati ia mengakui kejelian Jupiter. "Tetapi... barangkali McAfee

sendiri yang membersihkannya."

"Kita cek saja," kata Jupe sambil bangkit.

Ia turun dari loteng, dan segera berlari menuju rumah

McAfee. Diketuknya pintu belakang. Newt McAfee sendiri

yang membukakan pintu. Ia dan Jupe tampak berbincang-

bincang sebentar. Jupe berbalik dan berlari kembali ke gudang.

"Kata McAfee ia tidak membersihkan jejak-jejak itu," Jupe

melapor pada kawan-kawannya, "dan John the Gypsy juga

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 60: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

tidak. McAfee tidak semenit pun pernah membiarkan John

berada sendiri di dalam gua."

"Berarti ada seseorang yang memasuki gua malam itu," kata

Bob. "Ia membersihkan dasar gua itu. Buat apa? Aneh!"

"Atau mungkin manusia gua itu sendiri yang merapikannya,"

sahut Pete. "Tapi... itu tak mungkin, kan?" "Well, jejak di

padang rumput yang tadi pagi kutemukan mungkin berguna,"

kata Jupe. "Aku akan pergi sebentar ke toko hobi. Ada yang

perlu kubeli. Kalian tunggu di sini. Pasang mata kalian."

Jupe segera menghilang. Setengah jam kemudian ia kembali

membawa sebuah bungkusan. "Kapur gips," katanya. "Aku akan

membuat cetakan dari jejak di padang rumput itu, sebelum

jejak itu hilang."

Tangannya yang cekatan mulai beraksi di gudang dengan

barang-barang rongsokan yang terdapat di situ. Tak lama

kemudian ia memperoleh sebuah kaleng kosong, dan beberapa

potong kayu kecil dengan ukuran berbeda-beda.

Jupe memasukkan kapur gips ke dalam kaleng, lalu menuangkan

air keran ke dalamnya. Diaduknya campuran itu sampai menjadi

kental.

"Kalau cetakan itu sudah jadi, apakah kita akan mencari orang

yang kakinya seperti itu?" tanya Pete saat mereka melintasi

padang rumput.

"Tentu saja tidak, Pete," tukas Jupe tak sabar. "Aku cuma

ingin memperoleh suatu bukti. Barangkali saja ada gunanya

nanti."

Ketika mereka menemukan jejak itu. Jupe berlutut dan

menyemprotnya dengan penyemprot rambut yang ia beli di toko

hobi.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 61: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Buat apa itu?" tanya Pete.

"Untuk melapisi tanah agar tidak menempel pada gips," jawab

Jupe.

Setelah itu Jupe membentuk sebuah bingkai kecil dari kayu-

kayu yang diperolehnya di gudang. Dengan hati-hati

diletakkannya bingkai itu di sekeliling jejak tadi.

Perlahan-lahan adonan gips dituangkan ke dalam jejak. Mula-

mula tipis saja. Untuk memperkuat cetakan, ditaruh beberapa

ranting kecil ke dalamnya. Lalu Jupe menunggu sampai lapisan

itu mengeras, baru menuangkan adonan gips lagi.

"Bagus sekali cara kerjamu, Jupe!" seru Pete.

"Sayang ya, tidak ada klien kita," kata Bob. "Apakah kaupikir

Newt McAfee mau menyewa kita?"

"Apakah kaupikir Trio Detektif mau disewa dia?" Jupe

membalikkan pertanyaan Bob.

"Tidak, Sir! " sahut Pete dengan gaya militer. "Ia suka curang,

istrinya sama saja. Kasihan Eleanor."

Jupe mendesah. "Wanita penjaga toko hobi itu kenal dengan

mendiang ibunya Eleanor," ia mulai bercerita. "Mrs. Hess

cantik sekali sehingga membuat Thalia iri, menurut wanita itu.

Karena itu Thalia melampiaskan iri hatinya pada Eleanor. Kata

wanita itu, Newt sangat pelit. Eleanor harus membayar sewa

kamar untuk tinggal di situ. Dan ini sudah terjadi sejak orang

tua Eleanor meninggal dunia."

"Bagaimana bisa? Waktu itu ia kan baru delapan tahun?" tanya

Bob dengan heran. "Dari mana uangnya? Apakah orang tuanya

memberi uang padanya?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 62: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Orang tuanya memiliki rumah di Hollywood," jawab Jupe.

"McAfee mengontrakkan rumah itu, tetapi ia sendiri yang

mengambil uang kontraknya."

"Benar-benar tak tahu diri!" seru Bob kesal. "Kok, kau bisa-

bisanya membuat wanita penjaga toko itu mau bercerita?

Apalagi yang diceritakannya?"

"Well, aku cuma bilang bahwa aku menginap di gudang McAfee.

Lalu ia bertanya berapa ongkos sewanya. Ketika kuberi tahu, ia

langsung bercerita panjang-lebar. Ia juga bilang bahwa John

the Gypsy buta huruf, jadi John selalu mencari pekerjaan yang

aneh-aneh yang tidak memerlukan kemampuan membaca atau

menulis. Menurutnya, Newt McAfee menipu John dalam soal

upah, karena John tidak bisa menghitung berapa jam ia telah

bekerja."

"Malang juga nasib John the Gypsy," kata Bob. "Tapi, kalau ia

buta huruf berarti bukan ia yang mengirim surat ancaman itu."

"Aku mula-mula curiga bahwa John cuma bersandiwara saja

semalam," kata Jupe. "Tetapi setelah kejadian tadi pagi aku

yakin ia tidak terlibat. Ia sangat polos, dan benar-benar

ketakutan waktu itu. Jadi ia tidak perlu dicurigai. Kasus ini

cukup rumit tanpa dia."

"Jadi kita akan menangani kasus ini," keluh Pete. "Siapa klien

kita? Masa Eleanor?"

"Memangnya kita harus selalu punya klien?" seru Jupe. "Kasus

ini kan sangat menarik. Fosil manusia, berumur ribuan tahun,

dicuri. Si pencuri menggunakan zat pembius yang ampuh

sehingga bisa membius seluruh kota. Sangat menantang,

bukan?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 63: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Bob menyeringai. "Itu gila! Tapi aku suka." Ia duduk di tanah,

mengeluarkan catatan dan penanya, lalu mulai menulis.

"Manusia gua hilang," katanya sambil menulis. "Zat misterius

membius kota. Surat ancaman dengan tulisan tangan yang jelek.

Tetapi itu tidak berarti apa-apa, mungkin tulisan itu sengaja

dibuat supaya jelek. Orang-orang yang dicurigai..."

Bob menoleh ke arah kawan-kawannya. "Brandon?" katanya. "Ia

sangat ingin menyelidiki fosil itu. Dapatkah ia dicurigai?"

"Ia ikut pingsan di taman," sahut Pete. "Aku tertindih olehnya.

He, seluruh penduduk kota terbius. Tidak ada orang yang bisa

dicurigai!"

"Belum tentu," kata Jupe. "Kita tidak tahu apakah setiap orang

terbius waktu itu. Lagi pula mungkin saja pencuri itu punya

suatu cara supaya tidak ikut terbius. Jadi, justru setiap orang

di kota dapat dicurigai." "Ssstt," bisik Bob. "Eleanor datang."

Jupe menengok dan melihat Eleanor berjalan ke arah mereka.

Dengan cepat namun tak kentara, Jupe mengambil posisi

sehingga Eleanor tak dapat melihat cetakan jejak itu. "Hai,"

sapanya pada Eleanor. "Kami sedang... sedang mengobrol soal

kejadian-kejadian tadi pagi."

Eleanor mengangguk. Ia tampak bimbang, takut kalau-kalau ia

mengganggu acara mereka.

"Anu... saya mau ke yayasan sekarang. Kalian... kalian mau ikut?"

"Mau," kata Jupe, "tapi sekarang..."

"Kalau begitu tak usah," cepat-cepat Eleanor memotong. "Tidak

apa-apa, saya sendiri saja." Tiba-tiba ia mendesah, "Sepuluh

ribu dolar! Bukan main banyaknya! Paman Newt akan

mengumpulkan dana dari penduduk kota untuk menebus fosil

itu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 64: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Mata Eleanor berkaca-kaca.

"Tenanglah," kata Bob dengan lemah-lembut. "Itu kan cuma

sekumpulan tulang saja. Tidak ada nyawa yang dipertaruhkan."

"Tapi Paman Newt tidak mau tahu. Ia makin sering marah-

marah pada saya. Apalagi akhir-akhir ini tokonya kurang laku,"

isak Eleanor.

"Kau bekerja di toko juga?" tanya Jupe.

Eleanor mengangguk. "Tetapi saya tidak betah. Saya ingin di

yayasan saja. Mereka semua baik, tidak ada yang suka marah-

marah." Tiba-tiba ia tersenyum lagi. "Paling-paling DR.

Brandon, tetapi ia sebenarnya baik. Ia menganjurkan agar saya

bersekolah di San Diego."

"Kenapa kau tidak menurutinya?" tanya Bob.

"Saya kan perlu biaya sekolah, tetapi Bibi Thalia tidak mau

memberi," kata Eleanor. "Ia selalu bilang bahwa menyekolahkan

seorang anak perempuan itu percuma, membuang-buang biaya

saja. Dan menurutnya, saya harus ingat dari mana saya

berasal."

"Maksudnya apa itu?" tanya Pete.

"Saya kira yang ia maksud ialah saya akan jadi sombong kalau

saya bersekolah," kata Eleanor. "Bibi Thalia selalu mengatakan

ibu saya sombong, sehingga tidak mau tinggal di kota ini.

Menurut dia, karena kesombongannya itulah Ibu mengalami

kecelakaan."

Eleanor diam sejenak. Bibirnya dikatupkan rapat-rapat. "Saya

sakit hati mendengarnya!" Suara Eleanor bergetar. "Ibu

orangnya baik, tak pernah mau menyakiti hati orang lain Hati

saya sakit kalau ada orang yang menjelek-jelekkan Ibu. Ayah

juga orang baik. Ia pemain oboe di Los Angeles Philharmonic.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 65: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Saya senang mendengarkan ia berlatih, suara oboe merdu

sekali. Saya sampai pernah bercita-citajadi pemain oboe,

tetapi... hhh, mana mungkin sekarang?"

Ia diam lagi. Tampak sekali ia berusaha menahan gejolak

hatinya. "Aku ingin pergi!" Eleanor meledak. "Akan kutabung

gajiku dari yayasan. Lalu aku pergi!"

"Sabar dulu," kata Jupe menenangkan. "Kalau kau pergi kan

mereka tak perlu membayar ongkos hidupmu. Lalu bagaimana

dengan uang kontrak rumahmu di Hollywood?"

Eleanor terkesima. "Oh iya, tetapi saya tidak enak untuk

menanyakannya pada mereka. Mereka akan tersinggung. Saya

akan diusirnya."

"Lho?" kata Pete. "Katanya kau mau pergi."

"Ya, tetapi... ke mana?"

"Kenapa kau tidak ke Hollywood saja?" usul Bob. "Kan kau

punya rumah di sana." "Tidak bisa. Orang yang mengontraknya

kan tinggal di sana."

Eleanor menegakkan kepalanya. "Aku akan menabung. Kalau

sudah cukup, aku akan pergi," katanya tegas. "Sekarang aku ke

yayasan dulu. Mau ikut?"

"Nanti kami menyusul," kata Jupe. "Sekarang kami masih ada

beberapa urusan." Eleanor melangkah dengan yakin menuju

yayasan. "Kelihatannya ia sungguh-sungguh ingin pergi," kata

Pete.

"Ya," Jupe menimpali, "aku senang melihat sikapnya yang

terakhir. Itu akan sangat membantunya untuk mandiri." Anak-

anak segera merubungi cetakan yang sedang dibuat Jupe. Gips

itu sudah mengeras. Dengan hati-hati Jupe mengangkatnya.

Gips itu membentuk cetakan tapak kaki. "Berhasil!" seru Pete.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 66: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Lihat!" seru Jupe. "Cuma ada empat jarinya. Satu yang besar,

lalu kosong, lalu tiga kecil-kecil. Kelihatannya seperti jari

keduanya terangkat sehingga tidak meninggalkan bekas." "Kaki

siapa itu?" kata Bob. "Manusia gua?" Pete meneguk ludah.

Jupe mengukur cetakan itu. Sembilan inci.

"Jejak pencuri di gua itu dua belas inci, yang ini cuma sembilan

inci," kata Jupe. "Ja... jadi itu jejak ma... manusia gua?" Pete

pucat.

"Manusia gua itu sudah mati," kata Jupe. "Ia mati ribuan tahun

yang lalu. Makhluk yang sudah mati tidak dapat berjalan,

apalagi meninggalkan jejak. Pemilik jejak ini bisa siapa saja,

tetapi pasti bukan orang mati!"

Bab 11

CATATAN YANG HILANG

ANAK-ANAK menjumpai Eleanor Hess sedang memberi makan

Blaze di kandangnya. DiStefano ada di situ juga, menyandar di

dinding kandang sambil memperhatikan mereka. Ia berpakaian

necis seperti biasanya.

"Kudengar manusia gua itu hilang dicuri," kata DiStefano.

"Untung aku tidak berada di taman waktu itu. Aku terkena flu

sehingga harus berbaring di rumah."

"Kau sudah sembuh sekarang?" tanya Jupe.

"Ya, lumayanlah. Biasanya juga cuma sebentar."

"Kejadian di taman itu benar-benar aneh," kata Pete.

"Semuanya terbius tak sadarkan diri."

"Masa!" DiStefano tercengang. "Kok, bisa?" Dalam sekejap

penampilannya biasa kembali. "Kukira cuma di sini saja orang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 67: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

suka tidur siang," ejek DiStefano sambil memandang pada

Eleanor. Melihat Eleanor memasang muka masam, cepat-cepat

ia berkata, "Begitu saja kau marah, aku kan cuma bergurau."

Tanpa menunggu jawaban Eleanor ia nyelonong pergi.

Pete mengawasi kepergian DiStefano. "Eh, ia memakai sepatu

olahraga, ya?"

"Memangnya kenapa? Di kota ini hampir setiap orang suka

memakai sepatu olahraga," kata Eleanor. "Ah, tidak kenapa-

kenapa," buru-buru Pete menimpali.

Setelah selesai memberi makan Blaze. Eleanor pergi menuju

laboratorium tempat DR. Birkensteen dulu bekerja. Anak-anak

menyusul di belakangnya. Begitu mereka masuk, kedua

simpanse langsung menjerit-jerit kegirangan, tangan mereka

menggapai-gapai ke luar kandang.

"Oke! Oke!" Eleanor tertawa sambil membuka pintu kandang.

Kedua simpanse melompat, dan bergelayutan di pundak Eleanor.

"Busyet!" seru Pete. "Mereka suka sekali padamu."

Eleanor tersenyum. "Memang. Saya juga suka sekali pada

mereka. Habis lucu-lucu sih, dan manjanya bukan main pada

saya. Pada mendiang DR. Birkensteen sama saja." "Tentu dong,"

kata Bob.

Jupe tidak berkomentar apa-apa. Perhatiannya terpancing oleh

buku catatan di meja almarhum DR. Birkensteen. Dibukanya

buku itu, lalu dibolak-baliknya halaman-halamannya. Tiba-tiba

dilihatnya sesuatu yang mencurigakan. Dibalik halaman

bertanggal 28 April langsung didapati halaman bertanggal 19

Mei.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 68: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"He, ke mana catatan pada awal-awal Mei?" Jupe bertanya.

Alis matanya berkerut. "Menarik sekali! Dia meninggal pada

awal Mei, bukan? Aku ingat betul."

Eleanor diam membisu. Mukanya dipalingkan dari Jupiter.

"Kenapa ia menyobek halaman-halaman ini?" Jupiter bertanya

lagi tanpa melihat pada Eleanor. Ia terlalu tertarik pada

catatan itu.

"Saya... saya tidak tahu kenapa. Benar-benar tidak tahu," kali

ini Eleanor menjawab dengan suara yang hampir tak terdengar.

Simpanse kecil ditimang-timangnya bagai seorang bayi. Bob dan

Pete mengamat-amati dengan saksama dan curiga.

"Kau kan menemani DR. Birkensteen pergi ke Rocky Beach

waktu itu," ujar Jupe. "Mungkinkah halaman yang hilang ini ada

hubungannya dengan kematiannya?"

"Tidak," kata Eleanor. "Saya... saya kira tidak mungkin."

"Atau mungkin ada hubungannya dengan simpanse-simpanse

itu?" desak Jupe.

"Mungkin. Bisa saja. Tapi saya tidak tahu apa-apa. Sungguh.

Saya hanya membantu mengurus hewan-hewan. Saya

menemaninya karena... karena ia baik padaku dan kondisinya

kurang sehat saat itu."

"Di mana tepatnya tujuan yang kaucari di Harborview Lane?

Siapa yang tinggal di sana?" Jupe terus mendesak.

Eleanor tampak gugup. Ia meneguk ludah. Kepalanya tertunduk.

Air mata mulai mengalir di pipinya.

"Saya merasa kurang enak badan hari ini," katanya. "Terima

kasih ya, kalian mau menemani saya."

Anak-anak mengerti maksud Eleanor Mereka pergi

meninggalkan Eleanor di ruangan itu. Di luar mereka

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 69: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

berpapasan dengan Mrs. Coolinwood. Kali ini ia mengenakan rok

merah dan wig coklat tua yang ikal.

"Halo!" sapanya sambil tersenyum lebar. "Mana Eleanor?"

Tiba-tiba terlintas dalam benak Jupe bahwa Mrs. Coolinwood

mungkin tahu sesuatu. Jupe lalu memasang tampang sedih.

"Kami membuat Eleanor sedih," katanya dengan nada memelas.

"Kami bertanya tentang DR. Birkensteen padanya. Lalu ia

menangis."

Mrs. Coolinwood menghela napas panjang. "Ia memang suka

sekali pada DR. Birkensteen. Almarhum merupakan orang yang

paling ramah di sini."

"Tahukah Anda, mengapa ia pergi ke Los Angeles waktu itu?"

tanya Jupe. "Adakah temannya di sana?"

"Aku tak tahu. Ia jarang bercerita tentang hal itu. Mungkin

saja ada urusan dengan hewan-hewannya. Akhir-akhir ini ia

sibuk sekali mengurusi piaraannya itu. Simpanse-simpansenya

dirawatnya seperti merawat anak-anaknya sendiri. Ketika satu

demi satu simpanse-simpanse itu mati, ia sedih sekali, seperti

orang yang ditinggal sahabat karibnya."

"Berapa yang sudah mati?" tanya Pete.

"Banyak. Dan ia melakukan otopsi untuk menyelidiki penyebab

kematian itu. Bahkan kadang-kadang ia mengoperasi simpanse

yang masih hidup untuk memeriksa keadaan kesehatan

simpanse itu. Bukan main memang, perhatiannya pada hewan-

hewan itu."

Sekonyong-konyong terdengar bunyi benda jatuh dari ruang

sebelah.

"Apa itu?" seru Mrs. Coolinwood sambil berlari ke pintu. "Hati-

hati dong, Frank!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 70: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Frank DiStefano muncul. Ia membawa ember dan kain lap.

"Tidak ada apa-apa," katanya tanpa rasa bersalah. "Ember ini

kosong, kok."

"Lain kali kau harus lebih berhati-hati!" kata Mrs. Coolinwood.

DiStefano tidak mengacuhkannya, malahan ia tertawa-tawa

sambil melihat pada anak-anak.

"Kenapa kau masih di sini?" Mrs. Coolinwood berseru dengan

tak sabar. "Kan sudah dari tadi kau kusuruh pergi ke toko."

"Iya, iya!" balas DiStefano. "Itu kan cuma urusan kecil."

Mrs. Coolinwood menggeram ketika DiStefano menghilang di

balik pintu menuju ke luar gedung.

Sewaktu anak-anak keluar, mereka melihat DiStefano menaiki

sebuah sedan tua yang sedang diparkir. Setelah menghidupkan

mesinnya, ia menunggu anak-anak.

"Gara-gara wanita cerewet itu aku harus buru-buru pergi ke

toko," kata DiStefano sambil menyeringai. "Kalian mau

numpang?"

Anak-anak melihat ke kursi belakang mobil. Di sana terdapat

setumpuk majalah, sepasang sepatu bot kotor berlumpur,

sekotak tisu, masker, dan pakaian selam basah.

"Trims, tidak usah deh," kata Jupe. "Penginapan kami dekat,

kok." Tanpa menoleh lagi DiStefano langsung tancap gas.

"Sebal aku," kata Pete. "Mulutnya besar sekali."

Jupe hanya menyahut, "Hmm!" Ia sedang memusatkan

pikirannya pada percakapan mereka dengan Mrs. Coolinwood

tadi.

"Sayang sekali DR. Birkensteen tidak banyak bercerita tentang

perjalanannya ke Rocky Beach," kata Jupe akhirnya. "Kalau

saja dia bercerita pada Mrs. Coolinwood, pasti misteri ini

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 71: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

cepat terungkap. Mrs. Coolinwood orangnya sangat terbuka, ia

tidak akan menyembunyikan hal-hal yang sekecil apa pun pada

kita. Berbeda sekali dengan Eleanor Hess. Aku yakin Eleanor

menyembunyikan sesuatu pada kita. Tetapi mengapa? Apa yang

disembunyikannya?"

"Barangkali ada hubungannya dengan manusia gua," tebak Bob.

"Mana aku tahu?" Jupe menghela napas.

Trio Detektif baru saja hendak memasuki gudang McAfee,

ketika Thalia keluar dari pintu belakang. "Kalian lihat Eleanor?"

kata Thalia.

"Ia ada di yayasan," Bob menyahuti.

"Dasar!" kata Thalia. "Bisanya main dengan binatang saja! Tidak

pernah ia mau membantu di rumah! Masa ia pernah mau

membawa binatang itu ke rumahku. Kubilang saja padanya,

'Boleh asal kau sanggup membayar sewanya!"'

"Ngomong-ngomong," kata Jupiter mengalihkan pembicaraan,

"polisi waktu itu mengatakan hendak memeriksa air dari sistem

alat penyiram otomatis. Bagaimana hasilnya?"

"Nol besar!" kata Thalia. "Salah seorang polisi barusan

mengabari kami. Mereka tidak menemukan apa-apa dalam air

dari alat penyiram otomatis, dan dari tempat penyimpanan air.

Polisi itu menduga bahwa kota ini dihipnotis!"

Bab 12

MISTERI BANGUNAN TUA

JUPE mendesah saat Thalia McAfee masuk ke rumah. "Aku tak

percaya kota ini dihipnotis," katanya pada kedua temannya.

"Aku masih penasaran pada ilmuwan yang telah meninggal itu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 72: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Memang, orang mati selalu membuat orang lain penasaran,"

kata Pete dengan gaya sok yakin.

"Bukan itu maksudku," tukas Jupe. "Maksudku adalah halaman-

halaman yang hilang pada catatannya. Itu penting sekali artinya

bagi penyelidikan kita. Ah, kalau saja aku dapat membaca

catatan-catatan DR. Birkensteen yang lain, pasti banyak hal

dapat terungkap."

"Aku berani bertaruh bahwa itu tidak mungkin, Jupe," Bob

memperkirakan. "Pekerjaannya sangatlah penting, pasti

catatan-catatannya disimpan di tempat yang aman."

"Hm," kata Jupe. Wajahnya terlihat muram. Tetapi sesaat

kemudian matanya bersinar-sinar. "He, Frank DiStefano tidak

berada di taman tadi pagi," serunya dengan bersemangat.

Bob tersentak. "Ya, ya," gumamnya. "Semua orang yang kita

kenal berada di taman, kecuali Frank DiStefano dan... John the

Gypsy."

Pete melotot. "He!" serunya. "John the Gypsy! Kita tidak boleh

meremehkan dia. Mungkin saja dia cuma berpura-pura bodoh

supaya tidak dicurigai. Mungkin saja dia sesungguhnya pintar

sekali."

"Itu tidak masuk akal," kata Bob. "Ia telah bertahun-tahun di

sini. Kalau ia memang pintar, tentunya ia akan melakukan

pekerjaan yang lebih baik."

"Ini baru masuk akal," kata Jupe. "Tetapi mari kita lakukan

penyelidikan dengan lebih sistematis. Tadi malam John the

Gypsy mengaku melihat manusia gua gentayangan. Tadi pagi

kita menemukan jejak, yang sudah kita buat cetakannya itu, di

padang rumput. Ke mana arah jejak itu?"

"O, iya, mari kita cek ke sana sebelum gelap," ajak Bob.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 73: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Pete memandang ke arah hutan kecil di seberang padang

rumput.

Trio Detektif menuju tempat ditemukannya jejak berjari

empat di padang rumput. Perlahan-lahan mereka berjalan

menuju hutan kecil. Jupe memimpin di depan. Dengan saksama

diamatinya tanah yang dilalui. Bob paling belakang. Seperti

Jupe, ia asyik mencari jejak selanjutnya. Pete di tengah.

Dengan gelisah ia memandang sekelilingnya.

Persis di pinggir hutan mereka baru menemukan jejak itu

kembali. Rumput tidak tumbuh di situ, sehingga jejak jelas

sekali terlihat. Dengan hati-hati Trio Detektif memasuki

hutan, mengikuti arah jejak tanpa bersuara. Mereka

mengendap-endap seperti kucing mengintai mangsa.

Di tengah hutan mereka menjumpai sebuah tempat terbuka

ditumbuhi alang-alang yang tinggi. Dari sela-sela alang-alang itu

berdiri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh. Temboknya

yang terbuat dari bata telah hancur di sana-sini. Atapnya

berlubang-lubang, sehingga rangka atapnya terlihat jelas. Dan

catnya yang telah mengelupas membuat penampilan bangunan

itu suram dan menyeramkan.

"Kuduga dulunya itu gereja," Bob memperkirakan.

Anak-anak menghampiri gereja tua itu.

Ada dua pintu masuk. Salah satunya telah ambruk karena

engselnya patah. Pintu yang ambruk itu tergeletak di lantai.

Anak-anak melangkah masuk melaluinya.

"Apakah makhluk itu masuk ke sini tadi malam?" kata Pete. Ia

memandang ke sekelilingnya dengan gelisah.

"Mungkin ya, mungkin tidak," sahut Jupe. "Lantai ini keras,

tidak mungkin meninggalkan jejak."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 74: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Dengan ragu-ragu Bob melangkah ke bagian depan gereja. Di

depan terdapat sebuah tempat yang lebih tinggi.

"Itu altar gereja," kata Bob. "Lihat. Ada sebuah pintu di sana.

Pasti menuju ruangan lain. Kelihatannya seperti ruang tempat

menyimpan jubah."

Trio Detektif saling menunggu. Masing-masing tidak berani

memulai mendekati altar itu. Tetapi masing-masing ingin sekali

tahu apa isi ruangan tersembunyi itu.

Tiba-tiba ada suara.

Ada seseorang di balik pintu yang tertutup itu! Terdengar

suara gemertak dan gemerisik. Sesaat hening kembali. Pete

meneguk ludah.

Bob bergerak mendekati pintu itu. Pete menahannya. "Jangan!"

bisik Pete. "Jangan-jangan itu... dia!"

Pete tidak menjelaskan lebih lanjut. Itu sudah cukup jelas. Bob

dan Jupe segera mengerti maksudnya. Jangan-jangan manusia

gua itu memang gentayangan ke sini. Jangan-jangan makhluk

zaman prasejarah melarikan diri dari si pencuri. Lantas

bersembunyi di ruangan itu. Bersenjata!

Bersenjata? Senjata apa?

"Tidak mungkin!" seru Jupe. Dengan berani ia berlari

mendekati pintu, lalu menaiki altar. Ketika itu terdengar lagi

suara. Seolah-olah ada sesuatu yang menyentuh pintu itu.

Jupe memegang gagang pintu itu. Tiba-tiba ia pucat. Bulu

kuduknya berdiri.

Gagang pintu itu bergerak sendiri! Engsel-engsel yang sudah

berkarat berbunyi berderak-derak. Pintu itu membuka!

Bab 13

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 75: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

PENCURIAN LAGI

"OH!" kata DR. Hoffer terkejut. Tangannya memegang gagang

pintu ruangan tempat menyimpan jubah di gereja tua itu. "Aku

tak menyangka kalian ada di sini. Tetapi kenapa kau

memandangiku seperti itu?"

Jupiter masih gemetar, tetapi dipaksakannya untuk tersenyum.

"Kami sedang menyelidik," katanya.

Hoffer melangkah keluar ruangan penyimpanan. Anak-anak

dapat melihat bahwa ruang itu kecil dan ada pintu lagi yang

menuju ke luar bangunan.

"Kalian harus hati-hati di sini," kata Hoffer. "Tempat ini milik

keluarga Lewison. Mereka memiliki rumah besar di balik bukit

ini. Aku dapat izin untuk masuk ke sini, tetapi kalian tidak.

Mereka tidak suka kalau orang asing masuk-masuk ke tanah

mereka tanpa izin."

Ia duduk di suatu tempat di pinggir altar. "Melihat kalian ini

aku seperti melihat diriku sendiri," katanya. "Kalau aku jadi

kalian, pasti aku juga akan masuk ke bangunan tua ini untuk

menyelidik. Sejak kecil aku paling hobi bertualang. Ketika

seumur kalian, aku pernah berlibur ke suatu tempat di

Milwaukee. Di sana aku dan kawan-kawanku menjumpai rumah

kosong. Melalui sebuah jendela yang tak terkunci kami masuk

lalu menemukan sebuah ruangan di bawah tanah. Asyik sekali!"

DR. Hoffer bersin. Ia mengambil sapu tangan yang selalu

tersedia di kantungnya.

"Ini sudah jadi langganan," katanya. "Alergi debu. Aku memang

tak tahan terhadap debu. Mungkin karena itu aku tertarik pada

imunologi."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 76: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Oke, Anak-anak," lanjutnya sambil berdiri, "aku harus pulang

sekarang. Kalian pulang juga, kan? Jangan lama-lama di sini.

Edward Lewison terkenal suka mengancam akan menembak

orang-orang yang melanggar wilayahnya." "Persis dengan

seseorang yang kita kenal," kata Jupe. "Newt McAfee." "Kita

pulang saja, yuk," ajak Pete.

Anak-anak mengikuti DR. Hoffer melalui ruangan penyimpanan.

"Lucu, ya," kata Jupe sambil berjalan. "Anda alergi, tetapi

Anda mempelajari imunologi. Kenapa Anda tidak mempelajari

alergi itu sendiri?"

"Kau keliru," tukas Hoffer, "justru aku mempelajari alergi.

Alergi termasuk reaksi imunitas, jadi termasuk dalam

imunologi."

"Oh, ya?" ujar Bob.

Hoffer mengangguk. "Tubuh kita memiliki beragam cara untuk

mempertahankan diri dan menolak penyakit. Di antaranya ialah

dengan antibodi. Antibodi dihasilkan oleh tubuh untuk

menghancurkan virus dan bakteri, atau benda asing yang masuk

ke dalam tubuh. Kalau kau terkena cacar air, tubuhmu akan

membuat antibodi yang akan melawan cacar air itu. Lalu untuk

seterusnya kau tidak akan terkena cacar air lagi, karena

antibodi tadi menetap dalam tubuhmu. Dalam hal ini dikatakan

kau telah imun-kebal -terhadap cacar air."

Anak-anak mendengarkan uraian itu dengan penuh perhatian.

"Nah, kadang-kadang ada orang yang menghasilkan antibodi

yang tidak dihasilkan orang lain," kata Hoffer melanjutkan.

"Contohnya aku ini. Aku alergi debu, kalian tidak. Ini

disebabkan tubuhku menghasilkan antibodi untuk melawan

debu, sedangkan tubuh kalian tidak. Dalam tubuhku, antibodi

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 77: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

itu bereaksi dengan debu. Hasil reaksi itu menyebabkan

hidungku pilek dan mataku berair.

"Jadi sistem imunitas kita dapat menyelamatkan kita dari

penyakit, tetapi dapat juga menyusahkan kita. Aku yakin bahwa

banyak penyakit lain yang justru disebabkan oleh sistem

imunitas tubuh kita sendiri.

"Sebagai contoh, menurut teoriku, kanker disebabkan oleh

sistem imunitas tubuh kita yang tidak terkendali. Coba kalian

bayangkan orang-orang yang berbuat kriminal."

"Kriminal?" Pete terkejut.

"Perbuatan kriminal merupakan reaksi dari suatu ancaman,"

lanjut DR. Hoffer. "Bayangkan seseorang yang dibesarkan di

daerah yang penuh bahaya. Untuk mempertahankan hidupnya,

ia harus bereaksi terhadap setiap orang asing. Reaksinya bisa

sangat merusak. Tanpa berpikir panjang lagi, ia akan melawan si

orang asing itu dengan membabi buta. Nah, kalian lihat bukan.

Cara orang itu bertahan menjadi tidak terkendali. Berbahaya.

Demikian pula halnya dengan kanker."

Pete cemas.

"Aku sedang mengembangkan teoriku dengan melakukan

serangkaian eksperimen terhadap tikus-tikus," kata DR.

Hoffer meneruskan. "Aku berusaha mengatur sistem imunitas

mereka. Kalau aku berhasil, mereka akan dapat hidup lebih

lama dan lebih tahan terhadap penyakit.

"Ini akan besar artinya bagi kepentingan umat manusia. Jauh

lebih besar dari penelitian yang dilakukan Birkensteen dan

Brandon. Kalau aku berhasil dunia akan lebih bebas dari

penyakit."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 78: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Mereka telah sampai di padang rumput McAfee. Hoffer

berhenti untuk bersalaman dengan anak-anak. Lalu ia langsung

menuju yayasan.

Sambil memandangi DR. Hoffer, Pete berkata, "Luar biasa. Aku

pilih dia untuk menjadi pemenang penghargaan Spicer."

Jupe mengangguk kecil. Anak-anak berjalan menuju kantin.

Kota tidak lagi seramai sebelumnya, sehingga anak-anak segera

mendapatkan tempat duduk di kantin. Mereka makan sambil

mendiskusikan kejadian-kejadian hari itu.

"Kasus aneh," Pete memulai. "Seluruh kota terbius. Manusia

gua gentayangan. Benar-benar aneh."

"Kita mempunyai cetakan jejak berjari empat itu," ujar Jupe.

"Mungkin dapat dimanfaatkan. Hmm," Jupe berpikir sebentar.

"Bagaimana kalau kita tanyakan pada DR. Brandon. Ia kan ahli

arkeologi. Pasti ia dapat mengenali jejak apa yang kita peroleh

itu."

"Tapi, mana mau DR. Brandon mengurusi jejak di padang

rumput," kata Bob. "Ia kan orang sibuk." "Kita coba saja.

Kukira dia akan tertarik. Apalagi jejak ini kita temukan setelah

malamnya John the Gypsy mengaku melihat manusia gua

gentayangan."

"Oke," sahut Bob menyetujui. "Tidak ada salahnya dicoba."

Dengan terburu-buru anak-anak menghabiskan makan malam

mereka, lalu kembali ke gudang McAfee untuk mengambil

cetakan jejak berjari empat. Mereka segera menuju Yayasan

Spicer. James Brandon sedang berada di ruang kerjanya.

Brandon sedang duduk di mejanya yang penuh dengan tumpukan

kertas dan buku. Ia melotot melihat anak-anak datang ke ruang

kerjanya. Anak-anak masuk dengan perasaan waswas. Tetapi

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 79: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

ketika melihat DR. Brandon menutup bukunya, mereka lega

karena ternyata DR. Brandon tidak marah. Ia cuma sedang

asyik mempelajari buku-bukunya. "Well?" kata Brandon. "Ada

apa?"

"Kami ingin minta saran," kata Jupiter, "dan mungkin informasi.

DR. Brandon, kami tinggal di loteng gudang McAfee. Dari sana

kami dapat melihat museum manusia gua dengan jelas. Tadi

malam ada suatu peristiwa yang cukup mengejutkan."

Jupiter lalu menceritakan pengalaman John the Gypsy, dan

penemuan jejak berjari empat di padang rumput keesokan

paginya.

"Tentu saja jejak itu mustahil berasal dari manusia gua," kata

Jupe. "Tetapi kalau begitu itu jejak siapa? Dengan pengalaman

dan keahlian Anda, mungkin Anda bisa menolong kami."

Brandon tersenyum. "Kalian bicara seperti detektif saja. Well,

kalau kalian mau tahu," lanjutnya sambil memandang sekilas

pada cetakan jejak itu, "ini bukan jejak manusia prasejarah.

Ini jejak manusia biasa. Ia pasti biasa memakai sepatu. Kalau

orang tidak biasa memakai sepatu atau sandal, kakinya akan

melebar dan jarak jari-jarinya merenggang. Tapi kaki ini tidak

melebar, dan jarak jari-jarinya rapat, bahkan ada yang

terdorong ke atas. Pasti orang ini sering memakai sepatu."

"Lalu, apa yang dilihat John the Gypsy kalau begitu?" tanya

Bob. "Ia bilang makhluk itu berambut panjang acak-acakan dan

menyeramkan."

James Brandon mengerutkan keningnya. "Manusia gua itu tidak

mempunyai rambut lagi. Aku tak tahu apa persisnya yang

dilihat oleh John the Gypsy, tetapi yang jelas jejak itu bukan

jejak manusia gua. Jejak itu terlalu kurus dan besar."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 80: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Terlalu besar?" Pete nampak bingung. "Jejak itu kecil! Cuma

sembilan inci!"

"Manusia primitif itu sangat kecil," Brandon menjelaskan. "Aku

sempat mengukur fosil di gua itu. Dari ukuran tulangnya, aku

taksir tingginya tak lebih dari sembilan puluh lima sentimeter.

Itu tak lebih dari tiga kaki. Sedangkan orang yang membuat

jejak ini paling sedikit lima kaki tiga inci tingginya."

Brandon mendekati sebuah lemari yang menempel di dinding.

"Waktu aku di Afrika," katanya, "aku sangat beruntung dapat

menemukan sebuah fosil yang masih cukup lengkap. Umurnya

hampir dua juta tahun. Yang itu lebih kecil sedikit dari ukuran

manusia gua. Akan kutunjukkan pada kalian."

Brandon membuka pintu lemari itu lebar-lebar.

Lalu ia berdiri terpaku. Mulutnya ternganga.

"Hilang!" bisiknya.

Ia menarik napas dalam-dalam beberapa kali. Lalu berteriak.

"Hilang! Dicuri! Hominid-ku dicuri orang!"

Bab 14

CATATAN DR. BIRKENSTEEN

JUPITER berhasil membalas mengerjai Newt McAfee malam

itu. Ia bilang kota Citrus Groove tidak lagi sangat ramai

sehingga tempat perkemahan lebih kosong. Mereka bertiga

akan berkemah saja. Dengan terpaksa McAfee menurunkan

tarif menginap di gudangnya dari sepuluh dolar menjadi tiga

dolar per malam. Anak-anak membayar tiga dolar malam itu,

lalu mereka masuk ke gudang sambil tertawa geli.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 81: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Sambil berbaring, mereka merenungkan kembali peristiwa hari

itu. Akhirnya Pete memulai. "Semakin tak masuk akal saja.

Sepertinya sekarang ini lagi musim pencurian tulang-belulang."

"Belum tentu fosil milik DR. Brandon dicuri dalam beberapa

hari belakangan ini," kata Bob. "Ia sedang sibuk sekali. Sudah

sekitar dua atau tiga bulan lemari itu tidak pernah dibukanya."

"Jadi kira-kira sejak saat kematian DR. Birkensteen," ujar

Jupe.

Pete protes. "Itu lagi. DR. Birkensteen kan sudah meninggal.

Kenapa orang mati dibawa-bawa? Dia kan tak punya urusan apa-

apa dengan fosil-fosil itu."

"Siapa bilang ia tak punya urusan apa-apa?" tukas Jupe. "Kalau

memang begitu, mengapa Eleanor Hess seolah-olah

menyembunyikan sesuatu pada kita. Mestinya kan ia tahu pasti

alamat yang dituju DR. Birkensteen di Jalan Harborview Lane

itu."

"Tepat!" sahut Bob. "Ada yang disembunyikan Eleanor. Ia tak

pernah berani memandangmu langsung ketika berbicara

mengenai masalah ini."

"Dan mengapa sebagian catatan harian DR. Birkensteen

hilang?" Jupe penasaran. "Apa isi catatan itu? Apakah dia

menyobeknya sendiri? Tapi buat apa? Atau orang lain yang

menyobeknya? Mengapa?"

"He!" seru Pete seraya berdiri. "Mungkin DR. Birkensteen

hendak menghubungi seseorang di Rocky Beach. Lalu ia

mengatakan sesuatu tentang manusia gua pada orang itu. Lalu

timbul ide untuk mencurinya di benak orang itu. Mungkin sekali,

kan? Kenapa kita selalu curiga pada penduduk kota Citrus

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 82: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Groove? Padahal kan banyak pendatang dari kota lain akhir-

akhir ini?!"

"Itu memang mungkin," kata Jupe. "Tetapi ingat, DR. Brandon

mengumumkan penemuan manusia gua itu setelah DR.

Birkensteen meninggal."

"Oh, iya," Pete terduduk menyadari kekeliruannya.

"Namun mungkin masih ada hubungannya," kata Jupe. "Kita saja

yang belum tahu. Ah, kalau saja kita tahu apa isi catatan yang

hilang itu. Dan aku jadi ingin sekali mengetahui catatan-

catatannya yang lain. Mungkin itu bisa memberi petunjuk."

"Atau mungkin ada petunjuk dari Rocky Beach," Bob

melanjutkan dengan bergairah. "Aku tahu Jalan Harborview

Lane. Aku punya akal untuk menanyai orang-orang yang tinggal

di jalan itu. Akan kutanyakan apakah tas milik almarhum DR.

Birkensteen tertinggal di sana. Tas itu hilang saat ia ke sini di

bulan Mei yang lalu. Padahal sih, DR. Birkensteen tidak sempat

mengunjungi siapa-siapa di Rocky Beach. Tapi mudah-mudahan

saja ada orang yang kenal dengannya. Oke, kalau begitu aku

akan kembali ke Rocky Beach besok pagi dengan bis."

"Bagus sekali," seru Jupe. "Aku sendiri akan ke yayasan untuk

mencoba menyelidiki catatan kerja DR. Birkensteen. Semoga

DR. Brandon mau membantu."

"Dan aku akan ke Centerdale!" seru Pete.

"Ada apa di Centerdale?" tanya Bob.

"Tak tahu, ya," jawab Pete. "Tapi kan surat ancaman itu dikirim

dari sana. Mungkin ada petunjuk yang bisa kuperoleh di sana."

"Bagus, besok pagi kita akan menyebar untuk mencari

petunjuk," kata Jupe. Ia lalu memejamkan matanya sambil

menghitung dentang jam di menara gereja yang baru saja

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 83: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

berbunyi. Belum selesai menghitung, ia sudah terlelap. Pulas

sekali. Rasanya baru semenit ia tidur, ketika Pete

mengguncang-guncang badannya.

"Bangun! Bangun!" kata Pete. "Sudah hampir jam delapan!"

Bob sudah bangun lebih dulu. Jupe dan Pete menggabungkan

diri dengannya di keran air di bawah. Ketiganya mencuci muka

sambil menggigil di pagi yang dingin itu.

Anak-anak sarapan di kantin dengan tergesa-gesa. Begitu

selesai, mereka langsung berpisah. Jupe segera pergi ke

Yayasan Spicer.

Pintu depan sedang terbuka. Ia dapat mendengar suara Mrs.

Coolinwood di dalam.

"Aku yakin barang ini tidak berada di sini kemarin," kata Mrs.

Coolinwood. "Aku kan selalu mengeceknya." Jupe melongok.

Mrs. Coolinwood sedang di ruang tamu. Pagi ini ia mengenakan

wig coklat tua yang panjangnya sampai ke bahu.

"Sudah kubilang kau jangan teledor menaruh barang," kata

seorang wanita lain. Ia mengenakan seragam biru dan rok kerja

putih. Sambil memandangi Mrs. Coolinwood bercermin dan

membenahi wignya, ia berkata lagi, "Lagi-lagi kau teledor

menaruh wigmu di ruang tamu ini."

"Tidak mungkin!" seru Mrs. Coolinwood bersikeras. "Masa wig

saja lupa menaruhnya."

Wanita itu melanjutkan mengelap barang-barang. Saat itu Mrs.

Coolinwood baru menyadari kehadiran Jupe di depan pintu.

"Eleanor belum datang," kata Mrs. Coolinwood.

"Aku mencari DR. Brandon, Ma'am, "Jupe mengoreksi. "Ada?"

"Kau sudah tahu kamarnya, kan?" kata Mrs. Coolinwood.

"Datangi saja kalau kau berani."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 84: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Jupe mengucapkan terima kasih padanya, dan menuju kamar

kerja DR. Brandon. Belum sampai di sana, Jupe sudah dapat

mendengar suara DR. Brandon. Ahli arkeologi itu sedang

berteriak-teriak. Terdengar pula suara berdebam dari arah

kamarnya, seakan-akan ia sedang melempari barang-barangnya.

Jupe ragu-ragu di depan kamar itu. Ia bimbang untuk

mengetuk pintunya.

Tahu-tahu pintu terbuka. "Ada apa?" bentak Brandon ketika

melihat Jupe. "Mau apa kau di sini?" Jupe gelagapan

menghadapi bentakan Brandon.

"Kau jangan membuat anak itu gemetaran dong," kata

seseorang dari dalam kamar Brandon. Terreano nampak duduk

dengan tenangnya di kursi dekat meja Brandon.

Brandon menarik napas dengan cepat seperti hendak berteriak

lagi, tetapi tiba-tiba ia tersenyum. "Maaf," katanya. "Mari

masuk."

Jupe masuk. "Untung ada DR. Terreano," pikirnya.

Di lantai berserakan buku dan kertas. Meja mesin tik terbalik.

Kamar itu seperti kapal pecah. DR. Terreano tersenyum pada

Jupe. "Maklum saja. Beginilah cara DR. Brandon melampiaskan

rasa marahnya." Muka Brandon memerah. Ia mengangkat meja

mesin tik dan membetulkan posisinya dekat meja kerjanya. Lalu

ia mengambil mesin tik dari lantai. Tutupnya jatuh ketika

diangkat. "Brengsek!" umpat Brandon.

"DR. Brandon tak pernah melukai orang," kata Terreano, "tapi

sering berlaku kasar terhadap barang-barang miliknya."

"Siapa yang tidak keki?" Brandon mengumpat lagi. "Si McAfee

gendut itu sembarangan menuduhku. Aku dituduhnya mencuri

manusia guanya, lalu mengirim surat ancaman dengan tulisan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 85: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

yang sengaja dijelek-jelekkan. Lalu ia menuduh aku sengaja

menyembunyikan fosil milikku agar orang terkecoh mengira

dicuri orang lain. Seenaknya saja si Gendut itu."

Mata Brandon memerah. "McAfee baru saja meneleponku dan

bilang begitu. Akan kuhajar dia!" "Jim, tak seorang pun percaya

bahwa kau pencurinya," kata Terreano. "McAfee memang lagi

sewot karena manusia guanya lenyap."

"DR. Brandon, mencurigakan ya, fosil milik Anda itu dicuri

juga," ujar Jupe. "Bukan mencurigakan," seru Brandon. "Itu

perbuatan busuk!"

"Mungkinkah ada pencuri lain yang terlibat?" tanya Jupe.

"Siapa saja yang tahu tentang fosil milik Anda itu?" Brandon

tersentak. "Astaga! Kau benar! Aku tidak mengumumkan fosil

milikku pada siapa-siapa di kota ini. Well, beberapa orang di

yayasan tahu. Mrs. Coolinwood. DR. Terreano ini." "Eleanor

Hess?" tanya Jupe.

"Gadis kecil serba tertutup itu?!" kata Brandon. "Ia tak punya

nyali untuk mencuri seandainya ia tahu bahwa aku punya

hominid. Tapi, tapi... sebentar... aku ingat ia pernah

memperhatikanku. Ya, ya, betul. Ia memperhatikanku dari balik

lemari. Aneh sekali pandangannya."

Terreano tertawa. "Kau tak tahu, ya?" ujarnya. "Ia takut sekali

padamu. Kalau kau berada di dekatnya, ia pasti jadi gugup. Ia

kan masih muda sekali."

"Aku baru tahu," Brandon merasa tidak enak. "Begitu, ya?"

Mukanya makin memerah.

"Eleanor Hess berada dalam posisi yang tidak menguntungkan,"

kata Jupe. "Ia tahu banyak tentang yayasan ini, dan ia juga

tahu tentang kediaman McAfee."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 86: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Brandon memandang Jupe sambil memicingkan matanya.

"Kelihatannya kau tertarik sekali pada kasus ini. Mengapa?"

tanyanya.

"Karena kami detektif," jawab Jupe dengan wajah bangga.

"Detektif?" Brandon tersenyum mengejek.

"Ya," jawab Jupe sambil mengeluarkan kartu kecil dari

kantungnya. "Ini," katanya sambil menyerahkan kartu itu pada

Brandon. Di situ tertulis:

TRIO DETEKTIF "Kami Menyelidiki Apa Saja" ? ? ?

Penyelidik Satu - Jupiter Jones Penyelidik Dua - Peter

Crenshaw Data dan Riset - Bob Andrews

"Hm. Mengesankan sekali!" kata Brandon. Ia memperlihatkan

kartu itu pada Terreano sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Kami bukan amatiran, Mr. Brandon," kata Jupe dengan wajah

serius. "Kami telah memecahkan kasus-kasus yang

membingungkan orang-orang yang lebih tua dari kami. Biasanya

kami bertindak atas nama klien kami. Tapi kali ini kami tidak

punya klien. Meskipun demikian, karena kasus ini unik sekali,

kami beranggapan kasus ini perlu kami selesaikan."

"Kita dapat bekerja sama kalau begitu," kata Brandon dengan

tulus. "Baiklah, Kawan muda, aku sependapat denganmu bahwa

Eleanor patut dicurigai karena posisinya. Ia bekerja di yayasan

ini, dan sekaligus keponakan McAfee. Tapi ia tak punya cukup

keberanian untuk mencuri."

"Ia bersahabat dengan DR. Birkensteen," kata Jupe.

"Mungkinkah ada kaitan antara pencurian manusia gua dan

kunjungan DR. Birkensteen ke Rocky Beach?"

"Itu terjadi hampir tiga bulan yang lalu!" tukas Terreano.

"Saat itu manusia gua belum ditemukan!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 87: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Meskipun begitu," lanjut Jupe, "tahukah Anda mengapa DR.

Birkensteen berkunjung ke Rocky Beach?"

Brandon mengernyit. "Tidak. Dia tak pernah bicara soal itu."

"Aku kira Eleanor tahu," kata Jupe, "tapi ia juga tak pernah

mau bicara soal itu. Dan ada beberapa halaman yang hilang dari

catatan harian DR. Birkensteen. Catatan pada akhir April

sampai awal Mei. Aku sangat ingin tahu catatan-catatannya

yang lain. Bolehkah aku melihatnya? Mungkin ada yang dapat

dijadikan petunjuk."

Brandon memandang Terreano. Ia lalu mengangguk. "Semuanya

masih tersimpan di kamar almarhum," katanya pada Jupiter.

"Belum ada yang dipindahkan."

Mereka meninggalkan kamar kerja Brandon menuju

laboratorium mendiang DR. Birkensteen.

Terdapat catatan yang tersusun rapi. Dengan apik catatan itu

disimpan dalam map-map yang diberi tanda bertuliskan "Waktu

Reaksi", "Latihan Ketangkasan", dan "Kecakapan

Berkomunikasi". Ada buku-buku catatan berisi laporan

eksperimen dengan reaksi kimia, sinar-X, dan banyak lagi yang

judulnya saja tidak dimengerti oleh Jupe.

"Kita harus memanggil seorang ahli genetika untuk

menerangkan arti catatan-catatan ini," kata Terreano.

Jupe mengangguk sambil membolak-balik catatan-catatan itu.

Beberapa saat kemudian Jupe berkata. "Aneh, tidak ada

catatan sama sekali tentang eksperimen setelah tanggal 1

April."

Brandon memperhatikan buku yang dipegangnya. "Benar,"

ujarnya. "Catatan terakhir di buku ini bertanggal 25 Maret."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 88: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Mereka memeriksa buku demi buku yang terdapat di sana.

Tidak ada satu pun yang dibuat setelah tanggal 1 April.

"Padahal ia tak pernah berhenti bereksperimen," kata Brandon

keheranan. "Ia bekerja tiap hari. Dan ia selalu bekerja dengan

rapi. Tidak pernah ada yang luput dari catatannya. Ke mana

catatan-catatan itu?" "Ya, ke mana?" sahut Jupe. "Catatan

hariannya pun demikian."

Di meja kerja terdapat setumpuk majalah. Jupe mengambil

satu lalu mulai membukanya halaman demi halaman. Ada kertas

pembatas yang diselipkan di antara halaman majalah itu.

Majalah itu bercap "Milik Perpustakaan Negara Bagian

California".

"DR. Birkensteen mempelajari pengaruh Natrium Pentothal

pada fungsi otak," kata Jupe.

"Natrium Pentothal adalah zat anestesi-pemati rasa," kata

Terreano. "Kalau terhirup akan menyebabkan orang tak

sadarkan diri."

Jupe mengambil majalah lainnya. Di dalamnya terdapat artikel

tentang oksida nitrogen. "Anestesi lagi," kata Brandon. "Ini

memang banyak digunakan dalam pembedahan." Selalu dijumpai

artikel tentang anestesi dalam tumpukan majalah itu. "Lumrah

saja," kata Terreano. "Ia mengoperasi simpanse-simpansenya.

Ia butuh anestesi." "Dan kemarin seluruh kota terbius," gumam

Jupe perlahan.

Mereka melanjutkan pemeriksaan dalam laboratorium itu.

Tidak dijumpai setitik pun zat yang dapat digunakan sebagai

anestesi. Tidak ada ether, tidak ada Natrium Pentothal.

Bahkan tidak ada Novocain.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 89: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Ketika Jupe meninggalkan laboratorium, pikirannya dipusatkan

pada Eleanor. Diakah yang mengambil catatan-catatan itu?

Kalau ya, apa sebabnya? Ia sangat tertutup dan kelihatan

lemah, tak mungkin terlibat dalam kasus pencurian.

Tetapi, benarkah ia memang lemah dan tertutup?

Bab 15

PERSOALAN SEMAKIN RUNYAM

SAMPAI tengah hari Pete Crenshaw tidak memperoleh hasil

apa-apa. Centerdale sedikit lebih besar dari Citrus Groove,

tetapi tidak banyak perbedaannya. Ada dua supermarket dan

empat pompa bensin di kota itu, sedikit lebih banyak dari yang

terdapat di Citrus Groove. Bis yang dinaiki Pete berhenti di

depan Hotel Centerdale. Tidak ada hal-hal yang mencurigakan.

Dan sesungguhnya, Pete sendiri tak tahu persis apa yang

hendak dilakukannya.

"Tahu begini aku lebih baik menemani Jupe ke Yayasan Spicer,"

pikir Pete sambil menghela napas.

Baru saja berpikir begitu sebuah mobil tua penuh debu

melewatinya di jalan. Mobil itu membelok di sebuah tikungan,

tak jauh dari lokasi Pete berdiri.

Frank DiStefano yang mengendarainya.

Pete berlari cepat ke tikungan itu. Ia melihat DiStefano

meminggirkan mobilnya di depan sebuah rumah yang kotor tak

terawat. DiStefano masuk ke rumah itu membawa bungkusan

berwarna coklat.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 90: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Pete menunggu. Tak lama kemudian DiStefano keluar dan

langsung menuju mobilnya. Ia memutar mobilnya, dan

mengendarainya ke arah Pete.

Pete cepat-cepat membuang muka ketika DiStefano

melewatinya. Setelah mobil DiStefano jauh, Pete berjalan

mendekati rumah yang dihampiri DiStefano itu. Di depannya

Pete berdiri memandanginya. Ia bingung apa yang harus

dilakukannya. Tahu-tahu seorang wanita bertubuh montok

berambut pendek muncul di pintu.

"Kau perlu sesuatu?" tanya wanita itu.

"Tidak, Ma 'am, " kata Pete. Ia bengong sebentar. Lalu nyengir.

"Saya cuma ingin ikut dengan DiStefano kalau dia ke Citrus

Groove. Itu kalau ia kembali lagi ke sini. Barusan saya

melihatnya mengendarai mobil."

"Oh, harusnya kaupanggil saja dia tadi," kata wanita itu.

"Kelihatannya ia tak kembali lagi hari ini."

Wanita itu melihat dengan rasa kasihan pada Pete. "Kau bisa

naik bis ke Citrus Groove. Kau punya uang?" kata wanita itu

dengan iba.

"Aku punya uang," sahut Pete. "Tapi kalau ada teman ke sana

kan lebih enak."

"Oke, kalau begitu." Wanita itu lalu membuka atap terpal yang

menutupi mobilnya, lalu mengangkat sebuah kardus berisi

bahan-bahan makanan. Dengan sigap Pete membantu.

"Terima kasih," kata wanita itu sambil menunjukkan jalan ke

dalam rumah. "Anda Mrs. DiStefano?" tanya Pete.

"Ibunya Frank? Oh, bukan. Aku ibu kostnya, pemilik rumah ini.

Ia menyewa kamar padaku." Pete meletakkan kardus di meja

dapur.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 91: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Kau tinggal di Citrus Groove?" tanya wanita itu. Tanpa

menunggu jawaban dari Pete ia langsung bertanya lagi, "Kau

ikut mengalami kejadian aneh kemarin di sana, ketika seluruh

kota terbius? Aku yakin, pasti ada sesuatu yang mencemari

sumber air itu. Yang berwajib harus segera menyelidikinya."

"Sudah," sahut Pete. "Mereka menyelidiki air itu di

laboratorium kriminal mereka. Tapi tak ada apa-apa dalam air

itu."

Wanita itu menggeleng. "Aneh tapi nyata. Tapi si Frank itu

keterlaluan. Masa kemarin ia sakit. Seperti tidak ada hari lain

saja untuk sakit. Ia jadi tidak ikut mengalami peristiwa langka

itu. Sepanjang pagi ia tidur saja di rumah, bersin melulu

kerjanya. Kalau ia tidak sakit kan aku bisa dengar cerita

tentang kejadian itu darinya. Di sini ia cuma tidur saja tak

tergerak sambil menyelimuti tubuhnya dari ujung rambut

sampai ujung kaki. Tadinya aku ingin ke Citrus Groove sendiri

untuk melihat manusia gua itu, tapi tidak jadi. Habis semua

tempat penginapan penuh sih."

"Memang, kami saja menginap di loteng gudang," kata Pete

sambil keluar dari dapur.

"Siapa namamu?" tanya wanita itu. "Barangkali saja Frank akan

menanyakan siapa tamunya, biasanya sih tidak." "Pete," jawab

Pete. "Mungkin ia sudah lupa pada saya." "Tidak apa-apa, akan

tetap kukatakan padanya," janji wanita itu.

Setelah permisi, dengan gesit Pete menuju jalan utama. Di

depan Hotel Centerdale ia naik bis menuju Citrus Groove.

Pete menjumpai Jupe sedang duduk di ayunan tua di halaman

belakang rumah McAfee. Jupe mendengarkan laporan dari Pete

tentang Centerdale.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 92: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Jadi Frank DiStefano memang sakit kemarin pagi," kata Jupe

sambil menghela napas. "Kalau begitu ia tidak bisa dicurigai

sebagai pencuri manusia gua itu. Ia tidak berada di taman

kemarin pagi, tetapi ternyata ia mempunyai alibi lain." Jupe

mengangkat bahunya. "Lenyaplah satu kemungkinan."

Pete duduk berselonjor di rumput. Jupe berpikir sambil

mengerut-ngerutkan keningnya. Alis mata Jupe nampak naik

turun kalau ia sedang berkonsentrasi. Jam empat sore Bob

baru kembali. "Bagaimana?" kata Jupe ketika Bob mendekat.

"Birkensteen mempunyai janji dengan DR. Henry Childers

waktu itu," ujar Bob dengan penuh kebanggaan. "Childers

tinggal di Harborview Lane. Ia ahli anestesi dan praktek di

Rumah Sakit Brendan di Santa Monica. Waktu aku tanyakan

apakah tas DR. Birkensteen tertinggal di sana, ia terkejut

setengah mati seperti tersengat tawon. Ia telah menunggu

Birkensteen sepanjang hari itu, namun Birkensteen tak kunjung

datang. Belakangan baru ia tahu bahwa Birkensteen telah

meninggal."

"Ahli anestesi?" tanya Jupe. "Ia temannya Birkensteen?"

"Bukan. Ia dan Birkensteen punya seorang teman di

Universitas California Los Angeles. Orang itu yang

menceritakan pada Birkensteen tentang DR. Childers. DR.

Childers dan orang itu sama-sama tidak tahu keinginan

Birkensteen yang sebenarnya. Menurut DR. Childers,

tampaknya Birkensteen sangat menggebu-gebu ketika

membuat janji untuk menemuinya di Harborview Lane. Ini

super menarik bahwa ia ahli anestesi. Kutanyakan apakah ia

tahu suatu zat yang dapat membius seluruh kota seperti yang

terjadi di Citrus Groove."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 93: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Ah!" seru Jupe sambil bangkit. "Apa katanya?"

"Tidak ada. Ia telah mendengar berita tentang kejadian di

Citrus Groove, tapi ia bilang tidak ada zat yang mempunyai

efek seperti itu." "Hhh!" Jupe terduduk kembali.

Saat itu Eleanor keluar dari pintu belakang menuju gudang. Ia

masih sempat mengangguk pada anak-anak. Pamannya menyusul

keluar.

"Ellie, mau ke mana kau?" seru Newt.

"Dorris Clayton mengajak saya makan malam," kata Eleanor.

"Well, jangan malam-malam pulangnya," Newt mengingatkan.

Pick-up berderung. Eleanor keluar dari gudang mengendarainya.

Newt masih mengawasinya dari teras belakang. Jupe bangkit

meninggalkan ayunan itu. Ia berdehem sehingga McAfee

menoleh. "Aku ingin tahu," kata Jupe, "apakah si pencuri sudah

mengirim berita lagi?"

"Belum!" McAfee sewot. "Sekalipun sudah, kau tidak akan

kuberi tahu." Ia masuk sambil membanting pintu.

Anak-anak menghabiskan waktu dengan makan di Kantin Lazy

Daze dan berjalan-jalan keliling kota. Anestesi menjadi topik

pembicaraan yang hangat malam itu.

Eleanor baru pulang lewat tengah malam. Di loteng gudang

anak-anak mendengar dengan jelas derungan truk masuk

gudang. Ia disambut teriakan McAfee yang menanyakan ke

mana saja gadis itu pergi. Setelah Eleanor masuk, terdengar

suara pintu dibanting. Sayup-sayup terdengar bentakan

McAfee dan tangisan Eleanor.

"Astaga!" kata Pete. "Berapa sih umurnya? Masa masih

diperlakukan seperti anak kecil begitu?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 94: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Sebenarnya ia sudah cukup umur untuk hidup mandiri," kata

Bob.

Akhirnya suara-suara ribut dari rumah berhenti. Anak-anak

baru bisa tidur setelah itu. Senin pagi-pagi sekali mereka

sudah bangun dan keluar. Sehabis sarapan mereka menelepon

Les Wolf menanyakan kepastian rencana kembali ke Rocky

Beach. Untung Les Wolf menunda kepulangannya sehari, masih

ada yang harus diselesaikannya di Citrus Groove.

Anak-anak sedang menyusuri jalan utama ketika Eleanor

melewatinya dengan naik pick-up. Ia berhenti di pompa bensin.

"Pasti jauh juga ia berkeliling dengan teman wanitanya

semalam," kata Bob. "Aku melihat McAfee baru kemarin

mengisi bensin mobil itu, dan jika sekarang bensinnya telah

kosong lagi berarti..."

Bob terdiam. Bel di pompa bensin telah berbunyi untuk kedua

kalinya. Eleanor mematikan selang pompa dan meletakkannya

pada mesin pompa. Setelah membayar ongkos, Eleanor

bergegas pergi.

"Sepuluh liter lebih," ujar Jupe sambil memperhatikan Eleanor

pergi. "Itu cukup untuk empat puluh kilometer dengan mobil

seperti itu. Jarak ke Centerdale pulang-pergi."

"Barangkali teman wanitanya tinggal di Centerdale," kata Pete.

"Atau ia pergi menemui temannya yang lain. Ia mengisi tangki

bensin penuh-penuh supaya tidak ketahuan oleh pamannya."

Jupe meringis. "Tidak ada alasan untuk curiga seperti itu,"

katanya. "Sama sekali tidak ada alasan untuk mencurigainya.

Kita jangan berspekulasi. Mungkin lebih bijaksana, dan lebih

efisien, untuk menanyainya langsung secara terbuka dari hati

ke hati."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 95: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Percuma," kata Bob, "kita pernah mencobanya, kan? Waktu itu

saja ia berbohong. Ia bilang tidak tahu apa-apa tentang

perjalanan ke Rocky Beach."

"Mungkin waktu itu ia malu menceritakannya pada kita bertiga.

Aku yakin ia tidak dapat menyimpan rahasia itu selamanya. Ia

perlu orang yang dapat dijadikan tempat mencurahkan isi

hatinya. Tidak ada salahnya untuk mencoba lagi, kan?"

"Memang tidak salah," kata Bob, "tapi kali ini kau sendiri

sajalah yang menanyainya. Paling-paling ia menangis lagi. Aku

tak tahan melihatnya menangis. Dan aku tak ingin kita terlihat

seperti berkomplot dengannya." "Sepakat!" kata Jupe singkat.

Eleanor sudah pergi ke yayasan ketika anak-anak sampai di

rumah McAfee. Sesuai dengan kesepakatan, Jupe seorang diri

yang menyusul ke yayasan untuk menanyai Eleanor. Baru saja

hendak memijit bel, ia mendengar Eleanor berteriak.

"Apa? Terlambat?" seru Eleanor. "Tidak mungkin terlambat!"

Jendela ruang tamu itu terbuka. Jupe mendekat dan mengintip.

Tidak ada siapa-siapa. Cuma ada kepala-kepala hewan buruan

yang diawetkan saja yang memandang dengan tatapan kosong.

"Aku tak peduli sudah berapa kali ia kauhubungi," seru Eleanor.

"Hubungi lagi dia. Katakan padanya ini cuma main-main!"

Jupe ingat bahwa ada telepon di lorong di samping

laboratorium. Eleanor tentu menggunakan telepon itu. "Kau

pembohong!" teriak Eleanor. "Kau bohong. Kau tidak peduli apa

yang terjadi padaku!" Sepi sejenak. Lalu Eleanor berkata lagi,

"Baik kalau begitu, tunggu saja balasanku." Telepon itu

dibanting.

Jupe menjauh dari jendela. Sedetik kemudian pintu depan

terbuka. Eleanor keluar. Tangannya mengepal dan bibirnya

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 96: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

dikatupkan rapat-rapat. Tanpa menengok ke kanan-kiri ia

melangkah menuju pintu gerbang.

Jupe mengikuti dari belakang dengan jarak yang cukup jauh.

Setengah jalan, ia melihat Eleanor membuka pintu gudang

McAfee. Pete dan Bob muncul di jendela loteng sewaktu pick-

up mundur keluar. Eleanor memutar, lalu mengebut menuju

kota.

Pete dan Bob keluar gudang ketika Jupe sampai di sana.

"Ke mana dia?" tanya Pete.

"Aku tak tahu," sahut Jupe. "Ia sedang marah. Nampaknya ia

nekat mau melakukan sesuatu."

"Bukan hanya dia yang nekat," kata Bob. "Newt McAfee juga.

Sepuluh menit yang lalu ia keluar dengan wajah tegang.

Istrinya marah-marah padanya. Ia bilang sudah cukup banyak

uang yang dikeluarkan untuk membiayai museum itu. McAfee

seolah tak mendengarnya. Ia berjalan terus menuju kota."

"Tebusan," ujar Jupe setelah terdiam sejenak. "Ia akan

membayar tebusan itu! Si pencuri menang juga akhirnya!"

Bab 16

KEJUTAN BESAR

"CEPAT!" seru Jupe. "Kita lihat bagaimana McAfee

menyerahkan uang tebusan itu!" Ia berlari-lari menuju kota.

"Bagaimana caranya?" tanya Pete sewaktu berhasil menyusul

Jupe. "Ia tak bawa mobil." "Itulah yang ingin kita lihat," jawab

Jupe sambil terengah-engah. "Kita harus cepat!"

Anak-anak sedang menyeberangi taman ketika mereka melihat

McAfee keluar dari Kantin Lazy Daze. Mr. Carlson, pemilik

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 97: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

kantin, menemaninya. Juga dua orang lagi. Jupe mengenali salah

satunya sebagai pemilik apotek. Keempat orang itu bergegas

menuju bank. Seseorang dari motel tampak datang bergabung

dengan tergopoh-gopoh.

"Tepat seperti dugaanku," ujar Jupe. "Seluruh pengusaha di

kota ini bergabung untuk membayar tebusan demi manusia gua

itu."

Jupe duduk di salah satu tempat duduk di taman. Melalui kaca

bank, Jupe masih dapat melihat manajer bank itu berbicara

dengan serius kepada kelima orang itu. Manajer itu berjabat

tangan dengan Newt, lalu mereka segera masuk ke sebuah

ruangan di dalam bank itu.

"Apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Bob.

"Menunggu saja," sahut Jupe. "Tidak akan lama kita menunggu."

Lima menit kemudian, saat jam gereja berdentang sepuluh kali,

Newt McAfee keluar dari bank. Ia membawa sekantung uang.

Pemilik kantin mendampinginya. "Aha!" seru Jupe.

McAfee dan pemilik kantin menuju pojok taman dekat kantin.

Mereka masuk ke sebuah mobil VW yang diparkir di situ, lalu

pergi.

"Firasatku mengatakan bahwa mereka tak akan lama pergi,"

kata Jupe. Ia memberi isyarat ke arah bank. Dua orang yang

menemani McAfee tadi keluar ditemani manajer bank. Mereka

menunggu di trotoar dengan gelisah. Lalu mereka masuk ke

Kantin Lazy Daze, dan duduk di dekat kasir.

Jam berdentang lagi. Jam sepuluh lima belas. Lalu jam sepuluh

tiga puluh. Saat itu Newt dan pemilik kantin kembali dengan

kendaraan yang sama. Mereka langsung masuk ke kantin.

McAfee sudah tidak lagi membawa kantung uang.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 98: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Jupe ragu-ragu untuk menemui mereka. Ia hanya mondar-

mandir di taman sambil sesekali melirik ke kantin. Bob dan Pete

hanya memandangi tingkah laku Jupe, menunggu apa yang

hendak dilakukannya.

"Percuma kita capek-capek kalau menemui mereka saja tidak

berani," seru Jupe sambil melangkah tegap ke arah kantin.

Kedua temannya segera menyusul.

Kecuali McAfee dan rekan-rekannya, hanya ada seorang kasir

dan seorang pelayan di kantin, ketika anak-anak masuk.

McAfee melihat anak-anak, lalu membuang muka. Jupe, Pete,

dan Bob mengambil meja di seberang meja McAfee. Sambil

tersenyum Jupe mengangguk ke arah McAfee.

"Anda sedang menunggu telepon dari si pencuri?" tanya Jupe

dengan yakin tapi sopan.

McAfee ternganga.

"Anda baru membayar tebusan itu, bukan?" Jupe melanjutkan.

McAfee melompat dari kursinya. Dengan kedua tangannya

dipegangnya kerah baju Jupe. "Dari mana kau tahu?" serunya

dengan nada mengancam. "Kau... kau pasti berkomplot dengan

pencuri itu! Kau memata-mataiku selama ini!" Jupe tidak

melawan. Dengan tenang ia berkata, "Aku tidak berkomplot

dengan siapa pun." "He, Newt, tenanglah," kata pemilik kantin.

McAfee menggeram, tetapi Jupe dilepaskannya juga.

"Perkara kriminal itu kegemaranku, dan juga kawan-kawanku,"

ujar Jupe kalem. "Bahkan lebih dari sekadar kegemaran. Ini

pekerjaan kami. Kami tidak pernah menyetujui perbuatan

kriminal. Malah kami mencoba memecahkannya. Sering kali

kami berhasil."

"Anak ingusan!" umpat McAfee.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 99: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Apakah pencuri itu akan memberi tahu di mana tulang-

belulang itu diletakkan?" lanjut Jupe tanpa memperhatikan

umpatan McAfee.

McAfee diam saja, tetapi pemilik kantin menjawab. "Kami...

kami tidak yakin. Kami cuma bisa berharap."

Jupe mengangguk-angguk. Ia mondar-mandir sambil

memandang ke bawah. Sesekali dipegangnya bibirnya. Memang

selalu begitu jika ia sedang berkonsentrasi.

"Andaikan seseorang menemukan uang itu," akhirnya manajer

bank itu berkata. "Andaikan seseorang yang sedang berpiknik

secara kebetulan menemukan uang itu dan..."

"Diam!" teriak McAfee. Ia tegang sekali. Keringat dingin mulai

mengucur dari wajahnya.

Sambil bertopang dagu Bob berpikir di mana kira-kira orang

menyembunyikan manusia gua. "Dalam bioskop," katanya.

"Penjahat selalu menyimpan barang curiannya justru di tempat

yang umum, seperti di terminal bis. Tidak akan ada orang yang

curiga. Tetapi di sini tidak ada terminal bis, ya."

"Ada stasiun kereta api!" seru Jupiter.

Untuk sesaat mereka tercengang. McAfee dan pemilik kantin

bergegas keluar dan melihat ke arah stasiun di salah satu

ujung taman. Tidak ada yang istimewa, stasiun begitu-begitu

saja penampilannya-kotor dan berdebu. "Astaga!" tiba-tiba

pemilik kantin berseru.

Yang di dalam kantin semua menyerbu keluar. Dipimpin McAfee

mereka berjalan menuju stasiun. Anak-anak mengikuti dari

belakang. Begitu sampai, McAfee melongok melalui jendela

yang dilapisi debu tebal. "Jangan!" seru Jupe. "Mungkin ada

sidik j ari!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 100: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

McAfee surut ke belakang. Ia menuju pintu stasiun yang sudah

lama tidak pernah dibuka. Dicobanya membuka pintu kayu itu.

Sia-sia. Ditekannya gagang pintu dengan seluruh badannya.

Gagang pintu itu malah patah.

Dalam sekejap orang datang berduyun-duyun. Para pelayan

supermarket, orang-orang di taman berlarian menuju stasiun.

James Brandon dan Philip Terreano yang kebetulan sedang

lewat segera memarkir mobilnya, lalu turun untuk melihat apa

yang terjadi. Elwood Hoffer hanya berdiri di depan apotek,

memperhatikan kerumunan orang di stasiun.

McAfee mendobrak pintu itu. Berulang kali. Akhirnya

terdengar suara berderak. Pintu itu terdobrak dan McAfee

tersuruk ke dalam.

Orang-orang menyerbu ke dalam stasiun.

"Diam di tempat!" teriak McAfee dengan suara menggelegar.

"Jangan sentuh apa-apa!" Semua terdiam.

Hanya ada sebuah kopor lusuh di dalam, tergeletak di lantai di

tengah-tengah ruangan. Di sekitarnya ada bekas-bekas yang

menunjukkan bahwa pembawa kopor itu masuk melalui jendela.

Pemilik kantin perlahan-lahan mendekati kopor. Dengan cepat

dibukanya kopor itu. "Ahh!" serunya tertahan.

James Brandon menyeruak di antara kerumunan. Ia melihat isi

kopor itu; tulang-tulang berserakan dan sebuah tengkorak

memandang ke atap stasiun.

Brandon terkejut. Mukanya pucat, lalu merah padam. Ia

mendorong McAfee. "Apa-apaan ini?" bentaknya.

McAfee mundur terdorong. Wajahnya memancarkan

kebingungan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 101: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Philip Terreano menggamit lengan Brandon. "Tenanglah, Jim,"

katanya, "biar aku yang mengurusnya." Ia menoleh pada

McAfee. "Ada suatu... kekeliruan fatal," katanya. "Sepanjang

pengetahuanku, tulang-tulang ini adalah hominid Afrika yang

dibawa Jim Brandon ke sini, dan..." "Kau mencoba menipuku!"

teriak McAfee. "Ini manusia guaku!"

Brandon menahan dirinya. Dengan geram ia berkata, "Ada

buktinya. Aku menempelkan label untuk menunjukkan tanggal

dan lokasi penemuannya."

"Mr. Carlson!" teriak seseorang dari luar. "Mr. McAfee!"

Orang-orang memberi jalan pada kasir kantin. "Seseorang

telah menelepon," lapornya. "Ia bilang Anda dapat menemukan

tulang-belulang itu di kopor yang" -ia tergagap melihat isi

kopor itu- "yang Anda temukan itu!"

"Benar, kan?" seru McAfee. "Tulang-belulang ini berasal dari

guaku. Tidak salah lagi. Pencurinya saja bilang begitu. Dari

mana lagi kalau bukan dari guaku. Kecuali... kecuali kalau semua

ini penipuan belaka!"

McAfee melotot dengan marah. "Penipuan!" teriaknya. "Dari

semula ini cuma penipuan! Semuanya!"

McAfee menerjang Brandon dan mencoba mencekiknya. "Kau

menaruh tulang-tulang itu di guaku!" jeritnya. "Kau cuma

berpura-pura menemukannya! Kau cuma ingin dikenal orang. Kau

memperalatku!"

Terreano melerai kedua orang itu. "Stop, stop!" serunya sambil

memegangi McAfee.

Kepala polisi masuk. Saat itu sekilas Jupe dapat melihat DR.

Hoffer di antara kerumunan orang. Hoffer sedang mengamati

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 102: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Brandon. Matanya yang kecil dan hitam tampak bersinar-sinar.

Senyum tersungging di bibirnya.

Bab 17

JUPE MEMECAHKAN PERSOALAN

"JAMES BRANDON telah mempunyai reputasi baik," ujar

Terreano. "Ia tidak perlu melakukan penipuan untuk

membuatnya terkenal. Ia sudah terkenal."

"Masa bodoh dengan tetek-bengek itu," kata McAfee dengan

sengit. "Siapa lagi selain pencuri itu yang tahu bahwa tulang-

belulang ini ada di sini?"

Jupiter melangkah maju. "Si pencuri memang yang meletakkan

tulang-tulang ini," katanya dengan tenang.

Brandon membelalak. "Jangan turut campur kau, Anak muda...."

"Dengar!" seru Jupe. "Dengar dulu! Ini jelas sekali! Ada dua set

fosil di kota ini. Benar?" "Benar," kata Brandon.

"Pada malam sebelum hari pembukaan museum, Mr. McAfee

menyewa seseorang yang biasa disebut John the Gypsy untuk

mengawasi museum. John the Gypsy berjaga-jaga di dekat

pintu masuk museum. Malam itu ia mengaku melihat manusia

gua gentayangan. Ia ketakutan setengah mati sehingga

membangunkan kami. Ia bilang manusia gua itu mengenakan

rambut yang acak-acakan.

"Apa pun yang dilihat John the Gypsy, itu pasti bukan manusia

gua. Aku yakin bahwa John the Gypsy salah lihat. Ia melihat

seseorang keluar dari gua, dan itu dikiranya manusia gua.

Orang itu pasti mempunyai kunci museum, mungkin dicurinya

pula dari dapur McAfee. Orang itu mengambil manusia gua dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 103: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

menukarnya dengan fosil hominid Afrika milik DR. Brandon

yang disimpan di kantor DR. Brandon. Orang itu mengunci pintu

kembali, lalu menghilang di hutan kecil di belakang rumah

McAfee sambil membawa manusia gua."

"Gila!" seru Newt McAfee. "Buat apa dia capek-capek berbuat

begitu?"

"Untuk mencemarkan DR. Brandon," sahut Jupe. "Cepat atau

lambat tulang-tulang itu akan diselidiki oleh para ahli. Mereka

akan segera menemukan bahwa tanda-tanda yang dibuat DR.

Brandon-menunjukkan bahwa itu adalah hominid Afrika. Dan itu

akan sangat mempermalukan DR. Brandon."

Terreano menggeleng-geleng. "Tapi Brandon telah memotret

manusia gua itu. Akan jelas terlihat bahwa memang ada dua set

tulang-tulang purbakala. Satu yang disimpan Brandon, dan satu

lagi yang dipotretnya di gua McAfee."

"Dapatkah foto-foto itu dijadikan bukti?" ujar Jupe.

"Tengkorak manusia gua itu sebagian masih terkubur. Foto

yang dihasilkan tidak akan jelas. Orang dapat saja mengatakan

DR. Brandon telah menaruh hominid Afrika-nya di sana."

"Dan itulah yang dilakukannya!" seru McAfee. "Ia menaruh

hominid-nya agar orang lain menemukannya. Aku dan kawan-

kawanku yang akhirnya kena getahnya-sepuluh ribu dolar

amblas begitu saja!"

Ia berpaling pada Brandon. "Akan kuseret kau ke pengadilan!"

ancamnya. Lalu pergi.

Brandon menatap tajam. Lalu ia berlutut untuk mengambil

tulang-tulang itu dari dalam kopor.

"Maaf, DR. Brandon," kata kepala polisi. "Anda tidak dapat

membawa tulang-tulang itu. Kami harus menahannya untuk

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 104: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

sementara, berikut dengan kopornya untuk dijadikan barang

bukti."

Brandon menjadi masam mukanya. Dengan kesal ia berbalik, lalu

pergi. Kerumunan orang mulai bubar. Trio Detektif juga keluar

dan berkumpul dijalan utama. Pete nyengir.

"Kau berhasil memecahkan problem ini!" serunya.

"Belum tuntas," kata Jupe. "Aku baru menyajikan satu

penjelasan. Masih banyak teka-teki yang harus dipecahkan.

Siapa yang menukar fosil itu? Siapa yang membius kota? Siapa

yang mengirim surat ancaman? Dan di mana fosil manusia gua

itu saat ini berada? Sebelum masalah itu terjawab, tugas kita

belum selesai."

Anak-anak berjalan pulang. Baru beberapa meter, mereka

dipanggil oleh Frank DiStefano. Ia sedang memarkir

kendaraannya di pinggir jalan sambil memandangi orang-orang

yang baru keluar dari stasiun.

"He, apa yang terjadi?" tanya DiStefano dari dalam mobil.

"Apakah mereka berhasil menangkap pencuri itu? Apakah

McAfee dan rekan-rekannya sudah membayar tebusan?"

"Tebusan sudah dibayar," kata Jupe, "pagi tadi."

DiStefano mengangguk. "Bagus," ujarnya. "Sekarang semua

pihak puas, kan?" "Tidak juga," sahut Jupe. "Ada beberapa

permasalahan baru yang timbul." Tiba-tiba Jupe mendapat

ilham. "Kau lihat Eleanor Hess?" tanyanya. DiStefano

menggeleng. "Tidak. Kenapa?"

"Ada yang ingin kutanyakan padanya," kata Jupe. "Mungkin ia

pergi ke Centerdale. Kau akan ke sana?" "Ya. Mau ikut?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 105: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

DiStefano membukakan pintu dari dalam. Pete dan Bob

meminggirkan peralatan selam yang terdapat di bangku

belakang, lalu duduk di sana. Jupe duduk di samping DiStefano.

DiStefano menghidupkan mesinnya, lalu mulai berjalan

perlahan-lahan menghindari penyeberang jalan yang keluar dari

stasiun. Setelah stasiun dilewati, ia mempercepat laju

kendaraannya. Mereka melewati toko-toko, lalu sebuah kolam

renang. Di menara luncur terlihat anak-anak kecil sedang

menunggu giliran meluncur dengan tak sabar.

"Senang sekali mereka," kata DiStefano. "Aku iri melihat

mereka pandai berenang, aku sendiri tak bisa berenang."

Sampai di batas kota DiStefano makin mempercepat

kendaraannya.

Jupe menengok ke belakang. Pete sedang memegang peralatan

selam dengan heran. Ketika mengangkat kepala, ia bertemu

pandang dengan Jupe. Jupe memberi kode dengan alisnya. Pete

meletakkan kembali peralatan selam itu, lalu menyandar di

bangkunya.

Jupe menoleh pada DiStefano. Orang itu seperti tersenyum

pada dirinya sendiri sembari mengemudi. Kadang-kadang ia

bersiul perlahan.

Ada beberapa benda di antara bangku Jupe dan DiStefano-

bungkus permen karet, kotak plastik tanpa tutup, kaleng

kosong, dan amplop terbuka dengan tulisan hijau menyala di

bagian belakang.

Jupe mengambil amplop itu. Isinya daftar pekerjaan yang

harus dilakukan DiStefano. "Pompa bensin" tercantum dalam

daftar itu. Juga "A & J Suplai, siap hari Selasa" dan "Servis

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 106: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Lab, Wadlee Road". Jupe meletakkan amplop itu kembali. "Kau

tidak bisa berenang," katanya pada DiStefano. "Tidak."

"Tapi kau punya peralatan selam, buat apa?" tanya Jupe lebih

lanjut. "Oh, itu. Itu bukan punyaku. Temanku menitipkannya

padaku."

"Oh, ya?" kata Jupe. Ada sesuatu dalam suaranya yang

membuat DiStefano menoleh padanya. Mereka sudah cukup

jauh dari kota. Di kiri-kanan jalan pohon-pohon besar berbaris.

DiStefano menginjak rem. Dengan perlahan dikuranginya

kecepatan. Kepalanya dimiringkan sedikit seperti hendak

mendengarkan sesuatu. "Suara apa itu?" katanya. "Apa?" tanya

Jupe.

"Suara mesin mobilku aneh," kata DiStefano. "Kau tak

mendengarnya?"

Ia meminggirkan kendaraannya, lalu berhenti. Setelah menarik

rem tangan, ia keluar.

Di belakang, Pete berkerut dahinya. "Aku tidak dengar apa-

apa," katanya.

"Mungkin kau tidak memperhatikan tadi," ujar DiStefano. Ia

berdiri di samping mobil. Sambil membungkuk melihat ke dalam

ia tersenyum sinis.

Jupe menghela napas. "Peralatan selam itu," desahnya. "Aku

paham sekarang. Ada zat anestesi di laboratorium DR.

Birkensteen-yang bereaksi cepat dan kuat sehingga dapat

membius seluruh kota. Zat itu mudah menguap sehingga tidak

meninggalkan bekas sama sekali. Orang tidak akan ikut terbius

jika ia mengenakan masker dan pakaian selam. Dia tidak

menghirup udara luar, dan kulitnya terlindung. John the Gypsy

mengira ia melihat monster bermata satu dan berbelalai.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 107: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Sebenarnya apa yang dilihatnya sekilas itu adalah masker

selam dan selang udara."

DiStefano memandang Jupe. Tatapannya dingin tanpa ekspresi.

"Eleanor mencari Anda tadi pagi," kata Jupe. "Di mana dia

sekarang?"

Tahu-tahu ada botol semprot plastik di tangan DiStefano.

Jupe menyadarinya. Namun terlambat. DiStefano telah

menyemprotkannya pada Jupe.

Pete berteriak. Ia segera bergerak meraih pegangan pintu di

sisinya.

DiStefano tak memberi ampun. Disemprotkannya isi botol itu

ke wajah ketiga anak itu.

DiStefano membanting pintu mobil, lalu melangkah mundur

menjauh. Lutut Jupe terasa lemas. Lalu ia roboh ke samping.

Kegelapan menyelimuti pandangannya, seperti kabut tebal.

Makin lama makin tebal. Makin gelap, dan gelap, dan gelap.

Namun ada sesuatu yang menggembirakannya.

Sekarang ia tahu jawabannya!

Bab 18

TERPERANGKAP-LALU MENANGKAP!

JUPE tersadar. Tercium bau lumpur. Di dekatnya ada sesuatu

yang bergerak. Bernapas. Namun sekelilingnya tetap gelap!

Tangan Jupe meraba-raba tanah di sekitarnya. Lembab. Tiba-

tiba ia menyentuh sesuatu yang bergerak. "Siapa itu?" kata

Jupe. Ia mencoba memegangnya. Terdengar suara teriakan.

"Eleanor?" panggil Jupe. "Eleanor Hess?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 108: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Jangan!" seru Eleanor dengan ketakutan. "Jangan ganggu

saya!" Terdengar erangan Pete dan gumaman Bob.

"Tenanglah, Eleanor," kata Jupe dengan kalem. "Aku temanmu-

Jupiter Jones. Pete, di mana kau? Bob?" "Aku... aku di sini,"

sahut Pete. "Di mana kita?" "Bob?" panggil Jupe. "Oke," sahut

Bob.

"Eleanor, kau tahu di mana kita berada?" tanya Jupe.

"Di ruang bawah tanah gereja kuno," jawab Eleanor. "Tempat

ini sudah lama tidak didatangi orang. Bangunannya sudah rapuh,

bisa rubuh sewaktu-waktu. Dan ruang bawah tanah ini biasa

digunakan untuk menyimpan... menyimpan mayat-mayat!"

Ia mulai menangis. Tangisnya menyedihkan dan menyayat. "Kita

tak bisa keluar! Tidak ada yang akan menolong kita!"

"Aduh, gawat!" seru Pete.

"Ruang bawah tanah," kata Jupe, "di gereja kuno. Tapi... tapi

lewat mana kita masuk sini, Eleanor?" "Ruang ini mempunyai

tingkap, di atas jalan tangga itu," kata Eleanor sambil terisak.

"Tapi dikunci. Aku melihatnya sebentar sewaktu Frank

membukanya. Tapi ia membuatku pingsan lagi." "Dengan botol

semprot itu," kata Jupe.

Eleanor berusaha menghentikan tangisnya. Ia menarik napas

panjang beberapa kali.

"Aku marah sekali pada Frank," katanya. "Aku mencarinya tadi

pagi. Kuancam dia. Kubilang padanya akan kutelepon polisi bila

ia tidak mengembalikan manusia gua itu. Ia akan dipenjara. Lalu

dia bilang, aku akan ikut dipenjara bila ia dipenjara. Tapi aku

tak peduli!"

"Oo, karena itu kau dibiusnya dengan semprotan itu?" tanya

Pete.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 109: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Ya. Dan ketika sadar, aku sudah berada di sini. Aku takut

sekali. Aku berteriak-teriak. Tapi tidak ada yang datang. Aku

ngeri. Bergerak pun aku tak berani. Takut kalau-kalau ada

lubang perangkap atau ular. Semuanya gelap. Beberapa lama

kemudian Frank datang dan membuka tingkap itu. Saat itu aku

baru sadar di mana aku berada. Aku menaiki jalan tangga itu.

Tapi Frank membiusku lagi. Kukira saat itu ia hendak

menjebloskan kalian kemari."

"Formula yang digunakan Frank ditemukan oleh DR.

Birkensteen, kan?" tanya Jupe.

"Ya. Ia menyebutnya 4-23 karena pertama kali ia memakainya

pada bulan April tanggal 23. Ia bilang simpanse-simpansenya

terlalu pendek umurnya. DR. Birkensteen berharap formula itu

dapat memperpanjang umur mereka. Tetapi kenyataannya itu

cuma membuat simpanse-simpanse itu pingsan. Ia kecewa. Lalu

ia berniat menghubungi seorang ahli di Rocky Beach. Katanya

mungkin formula yang ditemukannya dapat berguna bagi suatu

operasi bedah, karena efek sampingannya tidak ada."

"Jadi itulah tujuannya menemui ahli anestesi di Rocky Beach,"

kata Jupe. "Kasihan, dia telah meninggal sebelum keinginannya

tercapai. Selebihnya kami sudah dapat menduga. Kau memberi

tahu DiStefano tentang formula itu. Dan salah satu di antara

kalian punya ide untuk membius seluruh kota dengan formula

itu, lalu mencuri manusia gua."

Jupe mengira Eleanor akan menangis lagi, namun ternyata ia

keliru.

"Tadinya aku cuma ingin memperoleh uang secukupnya saja,"

kata Eleanor. "Aku cuma perlu beberapa ratus dolar untuk

membiayai hidupku sendiri sampai aku mendapat pekerjaan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 110: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

yang memadai. Tapi Frank menipuku. Sejak awal harusnya aku

sudah tahu itu. Ia memang curang. Aku mendapat banyak

pelajaran dari pengalamanku ini. Aku memang salah. Tapi kalau

ada yang berani-berani mempermainkanku lagi, tak akan kuberi

ampun!"

"Hebat kau, Eleanor!" kata Pete. "Sekarang yang penting

adalah bagaimana kita keluar dari sini."

Ia bangkit. Dengan hati-hati ia melangkah. Baru beberapa

langkah ia sudah tersandung. Untung tidak terjatuh.

"Jalan tangga!" katanya.

"Tunggu aku," kata Bob. Ia lalu meraba-raba mencari posisi

Pete. "Bob, kau di depan, ya!" pinta Pete.

Bob meletakkan tangan Pete di pundaknya. Kedua anak itu

menaiki tangga perlahan-lahan. Tangan kanan Bob memegangi

dinding ruang bawah tanah itu, sedang tangan kirinya meraba-

raba ke depan. Pete mengikuti dari belakang sambil memegang

pundak Bob erat-erat. Tiba-tiba kepala Bob terbentur.

"Aduh!" seru Bob seraya terjongkok. "Ini pasti tingkapnya." Ia

lalu mencoba mendorongnya ke atas. Tingkap itu tidak

bergeming sedikit pun. "Pete, bantu aku!" katanya.

Pete segera membantu. Mereka berjongkok dengan kedua

tangan ke atas mendorong tingkap. "Satu, dua, tiga!" Pete

memberi aba-aba. "Uuhh!" erang Pete sambil mengerahkan

tenaganya. Beberapa kali mereka melakukan itu, namun sia-sia.

Tingkap itu tetap tak bergerak.

"Percuma," kata Bob. "Kita cari jalan lain saja."

"Tidak ada jalan lain," kata Eleanor dengan nada putus asa. Ia

tidak menangis, tetapi suaranya bergetar. "Kita akan terkurung

terus. Kalau Frank tidak kembali pasti kita akan... akan..."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 111: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Jangan takut," kata Jupe, "ia pasti kembali." Jupe berkata

begitu hanya untuk menghibur Eleanor. Ia sendiri tak yakin

apakah DiStefano akan kembali.

"Mana mungkin ia kembali!" seru Pete. Rupanya Pete tak

menangkap maksud Jupe itu. "Kalau ia kembali untuk

membebaskan kita kan seluruh rahasianya akan terbongkar."

"He, Pete!" ujar Bob. "Kau pegang ini. Ada bagian tembok yang

sudah rapuh."

Pete tidak menyahuti. Tapi kedua anak itu segera meraba-raba

tembok itu. Memang, di suatu bagian ada tembok yang sudah

rapuh. Semen pelapisnya telah lepas sehingga mereka bisa

merasakan bata di dalamnya. Mereka memukul-mukul tembok

itu. Semen di sekitarnya mulai berjatuhan.

Bob makin bersemangat. Ia mencakar-cakar tembok itu dengan

kedua tangannya. Pete, yang bertenaga lebih besar dari Bob,

menggunakan sisi tangannya untuk mengkarate tembok itu.

Kemudian, "Bata ini mulai longgar!" seru Bob sambil

mempercepat cakaran-cakarannya. "Ayo, sedikit lagi!"

Bob mencakari semen di pinggir-pinggir batu bata itu sampai

didapat pegangan yang cukup kuat. Lalu dengan sekuat tenaga

ditariknya bata itu.

"Berhasil!" teriaknya.

Semen di sekeliling bata itu ambrol dan sebagian meluncur ke

bawah. Dari bawah Jupe berteriak, "Aduh, hati-hati dong!"

"Maaf," kata Bob. Ia mencengkeram bata berikutnya,

mengorek semen di sekitarnya dan menariknya sampai terlepas.

Pete tak mau ketinggalan. Dengan meniru cara Bob, ia berhasil

mencopot dua buah bata. Pekerjaan selanjutnya lebih mudah,

karena sudah terdapat bagian yang bolong.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 112: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Kini Pete mulai menggunakan kakinya. "Ciaaat!" serunya

menirukan gaya karateka. Dengan sekali tendang dua bata

ambrol.

Eleanor dan anak-anak mulai melihat sinar matahari!

Beberapa bata lagi berhasil dicopot oleh Bob dan Pete. Mereka

terus bekerja sampai didapat lubang yang cukup untuk Bob.

Bob menyusup keluar melalui lubang itu. Wajahnya tampak

kotor dan jari-jarinya berdarah.

Tak lama kemudian terdengar suara di atas tingkap. Bob

sedang menggeser batu-batu yang diletakkan DiStefano di

atas tingkap. Seraya menunggu Bob membuka tingkap, Jupe

memperhatikan keadaan ruang bawah tanah dengan bantuan

sinar yang menerobos melalui lubang tadi. Ruang itu panjang

sempit dan tidak terlalu besar. Sepanjang dinding bagian

dalam, terdapat lekukan-lekukan yang tentunya bekas tempat

menyimpan peti mayat. Ia merinding ketika membayangkan

bahwa mereka sendiri hampir menjadi mayat di sana.

Akhirnya Bob berhasil membuka tingkap. Ketiga temannya

keluar dari ruang bawah tanah.

Wajah Eleanor kotor dan matanya sembab. Celana panjang

yang dikenakannya sobek di bagian lututnya. Namun ia tampak

yakin dan dapat menguasai diri. Baru kali ini anak-anak melihat

rasa percaya diri Eleanor begitu besar.

"Oke," kata Eleanor seraya berjalan ke luar gereja kuno. "Kita

harus menangkap Frank sebelum ia melarikan diri. Kalau sampai

lolos, ia berbahaya. Ia mencuri catatan DR. Birkensteen. Dan ia

punya formula 4-23!"

"Maksudmu ia dapat membuat sendiri zat pembius itu?" kata

Pete.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 113: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Tentu. Kalau kau tahu caranya tak akan ada masalah. Lebih-

lebih lagi Frank pernah mempelajari kimia sebelum ia

dikeluarkan dari college. " "Wah, gawat!" seru Pete.

Mereka berlari menembus hutan kecil dan melalui padang

rumput. Sesampainya di gudang McAfee, mereka melihat mobil

McAfee di dalam dengan kunci tergantung di tempat kontak.

Rupanya Thalia McAfee baru kembali dari berbelanja, karena

masih terdapat beberapa bungkus bahan makanan di dalam

mobil.

Eleanor masuk ke kursi pengemudi, dan menghidupkan mesin.

"He, tunggu!" teriak Pete. Ia membuka pintu belakang lalu

melompat masuk. Bob menyusulnya di belakang. Sementara

Jupe berlari mengitari mobil dan mengambil tempat di samping

Eleanor.

Thalia McAfee muncul di teras belakang. Ia berteriak-teriak

ketika melihat Eleanor berada di balik kemudi mobil. Eleanor

tidak mengacuhkannya. Ia menekan pedal gas dalam-dalam. Ban

berdecit-decit ketika Eleanor menjalankan mobil itu. Ia ngebut

menuju kota.

"Ke mana kita?" tanya Jupe.

Kali itu Eleanor tampak bingung. Ia mengurangi kecepatan dan

memandang Jupe dengan panik. "Aku... aku pikir sebaiknya ke

Centerdale," katanya kemudian.

Jupe ragu-ragu. "Frank mungkin sudah kabur dari sana,"

katanya. "Ia tentu takut kalau-kalau kita berhasil meloloskan

diri."

"Tidak!" tukas Eleanor. "Justru ia tidak akan terburu-buru. Ia

tidak menyangka bahwa kita bisa lolos secepat ini. Tapi kita

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 114: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

harus cepat. Ia dapat memproduksi zat pembius itu secara

besar-besaran."

Eleanor berhenti di tempat parkir dekat kantin. "Aku akan

menghubungi polisi," katanya. "Aku harus memperingatkan

polisi agar berhati-hati."

"Sebentar," kata Jupe. Ia memejamkan matanya, mencoba

mengingat apa yang dilihatnya di amplop dalam mobil

DiStefano.

"Apa lagi?" tanya Eleanor tak sabar. "Cepat, jangan membuang-

buang waktu!" serunya sambil mengguncang-guncang lengan

Jupe.

"Jangan ganggu dia!" Pete memperingati. "Jupe sedang

berusaha mengingat sesuatu." "Wadlee Road," kata Jupe. "Di

mana Wadlee Road?" "Itu daerah industri kecil di Centerdale."

"Itu dia!" seru Jupe. "Ada tulisan itu di amplopnya Servis Lab.

Mungkin itu berarti Servis Laboratorium. Mestinya itu nama

sebuah perusahaan yang menjual zat-zat kimia. DiStefano akan

membeli zat-zat untuk memproduksi formula itu."

"Oh!" kata Eleanor. Bergegas ia keluar mobil sambil merogoh-

rogoh kantungnya mencari uang logam. "Ini!" Bob berdiri di

sampingnya seraya menyodorkan beberapa keping uang logam.

Sekeping uang logam dicemplungkan ke dalam telepon umum,

lalu Eleanor memutar nomor telepon polisi. Ketika diangkat

Eleanor berkata, "Saya Eleanor Hess, keponakan McAfee.

Pencuri manusia gua Citrus Groove ialah Frank DiStefano.

Sekarang mungkin ia berada di Servis Lab di Wadlee Road

Centerdale. Ia akan membeli zat-zat kimia yang dapat

dijadikan formula pembius. Hati-hati! Pembius itu sangat

ampuh!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 115: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Eleanor menggantung telepon. Ia dan Bob berlari masuk ke

mobil. Kembali Eleanor menancap gas menuju Centerdale.

"Mudah-mudahan polisi itu tidak terkecoh oleh Frank," kata

Eleanor dengan waswas. "Ya, ya," Jupe mengiyakan.

Mereka berada di luar kota sekarang. Pedal gas diinjak habis

oleh Eleanor. Pohon-pohon di kiri-kanan jalan tampak

berkelebat ketika mobil melewatinya. Ketika melalui tikungan

tajam ban mendecit-decit. Anak-anak menahan napas sambil

menyandar erat ke kursi.

Tidak seorang pun berkata-kata sampai di batas kota

Centerdale. Eleanor mendadak menginjak rem membuat anak-

anak terhenyak ke depan. Kecepatan mobil dikurangi sampai

batas yang diizinkan.

"Pasang mata baik-baik," kata Eleanor. "Barangkali saja kita

berpapasan dijalan dengan Frank."

Mereka membelok setelah melewati supermarket. Tak lama

kemudian mereka melihat suatu kompleks industri. Eleanor

membelok lagi.

"Ini Wadlee Road," kata Eleanor. "Tapi mana mobil polisinya?"

"Itu dia!" kata Jupe sambil menunjuk ke suatu gedung. Di

depan gedung itu ada sebuah mobil polisi. Mobil DiStefano

diparkir tak jauh dari situ. DiStefano sedang berdiri di

samping mobil polisi sambil memegang botol semprot.

Ketika melihat mereka, DiStefano terkejut. Ia lari menuju

mobilnya.

Eleanor membelok masuk ke jalan yang menuju gedung. Anak-

anak sempat melihat bahwa si polisi terkulai lemas pada kemudi

mobilnya. Sementara DiStefano sedang berusaha

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 116: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

menghidupkan mesin mobilnya. Wajahnya tampak gugup.

Berkali-kali dikontakkan kuncinya. Mesin tidak mau hidup.

Akhirnya DiStefano berhasil. Mobilnya melompat mendecit-

decit ketika ia menginjak gas dalam-dalam. Asap mengepul dari

ban yang bergesekan dengan aspal.

Eleanor nekat mengarahkan kemudinya ke mobil DiStefano

dengan kecepatan penuh.

Kedua mobil itu bertabrakan. Logam-logam yang berbenturan

dan kaca-kaca yang pecah menimbulkan bunyi yang

memekakkan. Eleanor berhasil menubruk sisi kiri mobil

DiStefano. DiStefano terlonjak ke samping.

DiStefano menyumpah-nyumpah sambil keluar dari mobilnya. Ia

lari menyerbu ke arah Eleanor. Di tangannya tergenggam botol

semprot.

Secepat kilat Pete keluar dari kursi belakang. Tangannya

meraih suatu benda yang keras dan bundar. Ia melemparnya

sekuat tenaga. Tepat mengenai kepala DiStefano.

DiStefano terhuyung-huyung. Botol semprot di tangannya

terlepas. Ia sendiri menggeloyor jatuh.

Sirene polisi meraung-raung dari kejauhan. Dalam sekejap

polisi tiba di tempat kejadian. Mobilnya direm mendadak,

beberapa meter saja dari tempat DiStefano tergeletak.

Dengan sigap mereka keluar dengan senjata di tangan. Mereka

melihat DiStefano, lalu menoleh pada Eleanor dan anak-anak.

"Ada barang-barang belanjaan di kursi belakang mobil," kata

Pete sambil nyengir. "Aku timpuk saja ia dengan keju Belanda!"

Bab 19

MUSUH DALAM SELIMUT

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 117: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

KEPALA POLISI duduk di teras, di belakang Yayasan Spicer

sambil memandang ke arah kolam renang yang berkilau-kilau

ditimpa sinar mentari pada Selasa pagi.

"Kami memiliki bukti-bukti yang memberatkan DiStefano,"

katanya. "Kami menemukan sidik jarinya pada kopor yang kalian

temukan di stasiun tua. Dan, kopor itu ternyata milik yang

empunya rumah di Centerdale. DiStefano menyewa kamar

padanya."

Polisi itu memandangi orang-orang yang duduk mengelilinginya.

Newt dan Thalia hadir setelah ditelepon Terreano. Eleanor

Hess duduk dekat Mrs. Coolinwood. Semalam ia menginap di

rumah Mrs. Coolinwood.

Jupiter, Pete, dan Bob sempat berbicara panjang-lebar dengan

polisi di Centerdale tadi malam. Mereka kembali ke Citrus

Groove bersama Eleanor.

Phillip Terreano dan James Brandon menyempatkan diri untuk

meninggalkan kantornya pagi itu. Dan DR. Hoffer, yang sedang

berenang ketika kepala polisi datang, segera naik dan

menyelimuti tubuhnya dengan kimono handuk. Ia bergabung

dengan tamu-tamu lainnya di teras.

"Mana manusia guaku?" kata McAfee. "Kapan aku bisa

memperolehnya kembali?"

"Tulang-tulang di kopor itu bukan kau punya!" bentak Brandon.

"Itu tulang-tulang hominid Afrika!"

"Memang ada dua fosil hominid, Mr. McAfee," kata Terreano.

"Dan yang telah ditemukan bukan manusia gua Citrus Groove."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 118: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Kalau begitu kausembunyikan di mana manusia guaku, Ellie?"

tanya McAfee sambil melotot pada Eleanor. "Kau yang

bertanggung jawab atas pencurian ini!"

Eleanor mengangkat dagunya. "Tidak!" katanya dengan garang.

"Aku tidak tahu apa-apa lagi. Semuanya sudah kukatakan pada

kalian."

"Kalau memang bukan kau pencurinya, mengapa kau dipenjara

sekarang?" sindir Thalia. Ia berpaling pada kepala polisi. "Kau

harus memberi hukuman berat. Ia telah berkomplot dengan

bajingan DiStefano itu." "Miss Hess sekarang bebas dengan

jaminan," kata kepala polisi.

"Jaminan?" gerutu McAfee. "Siapa yang mau menjamin dia?

Aku sendiri amit-amit! Buat apa?" "Aku yang menjamin dia,"

kata James Brandon dengan suara dingin. McAfee tergagap.

"Kau? Kau menjamin dia? Kenapa?"

"Karena aku mau," jawab Brandon singkat. "Penderitaan yang

dialaminya selama tinggal di rumahmu sudah cukup banyak."

Thalia McAfee bergetar karena marah. "Enak saja kau bicara!"

jeritnya. "Kami tidak melakukan kesalahan apa-apa. Dia yang

bersalah! Padahal kami telah susah-payah mengurusnya!"

Eleanor balas memandang Thalia dengan tajam. "Aku cuma ingin

mengambil apa yang jadi milikku! Aku akan meninggalkan

tempat ini untuk bekerja di San Diego dan melanjutkan sekolah

di sana. Selama ini kalian merampas apa-apa yang jadi milikku.

Aku tak punya apa-apa, semuanya kalian makan sendiri!"

Thalia McAfee mendengarkan dengan perasaan kecut.

"Tadinya tak banyak yang kuinginkan," kata Eleanor. "Cuma

sekitar lima ratus dolar. Well, sekarang aku sudah lebih

mengerti. Aku akan meminta pengacara untuk mengurus apa

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 119: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

yang sebenarnya kumiliki." "Memangnya kau punya apa?" seru

Thalia. "Kau tak punya apa-apa!"

"Mendiang ayahku mendapat asuransi kecelakaan, bukan?" kata

Eleanor sambil bangkit mendekati Thalia. Thalia membuang

muka, tak berani membalas tatapan tajam Eleanor

"Dan rumah di Hollywood itu sebenarnya warisan dari orang

tuaku," lanjut Eleanor. "Itu juga milikku, bukan? Ke mana

larinya uang sewanya selama bertahun-tahun? Aku tak pernah

menerima sepeser pun!"

Newt McAfee berdehem. "Baik, baik, Ellie," katanya. "Kita

selesaikan urusan ini sendiri saja. Kita kan masih bersaudara,

mengapa harus pakai pengacara segala? Kalau kau mau

bersekolah di San Diego, atau di Oceanside, akan kami carikan

apartemen. Kau akan kami beri beberapa ratus dolar. Beres,

kan?"

"Beberapa ratus?" seru Eleanor. "Kalian pikir aku bodoh mau

ditipu begitu saja?"

"Iya deh, seribu," kata Thalia. "Dua ribu. Dua ribu."

Eleanor membelalak pada Thalia.

"Lima ribu?" kata Thalia.

"Sepuluh!" kata Eleanor dengan tegas.

"Baik, baik, Ellie," kata Newt. "Sepuluh ribu. Kau akan

menerimanya. Nah, sebenarnya kami baik hati, kan?" Eleanor

duduk kembali. "Seharusnya sudah lama aku lakukan ini,"

katanya. "Cuma dulu aku masih takut-takut dan pemalu."

"Bagus, Eleanor," kata Terreano. "Kau harus berani. Tak

seorang pun akan berani mempermainkanmu lagi." "Sekarang

bagaimana dengan tulang-tulang itu," kata Newt McAfee,

"kapan aku bisa membawanya pulang. Aku ingin..."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 120: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Untuk sementara ini tulang-tulang dalam kopor itu akan kami

tahan untuk diperiksa," kata kepala polisi. "Baik kau maupun

Mr. Brandon tidak bisa membawanya pulang sampai kasus ini

dituntaskan."

"Apakah Anda ingin memeriksa fosil yang satu lagi?" tanya

Jupiter pada kepala polisi. "Fosil manusia gua Citrus Groove?"

Semua orang menoleh pada Jupe.

"Itu ada di ruang bawah tanah di gereja tua, bukankah

demikian, DR. Hoffer?" kata Jupe. Hoffer terdiam seribu

bahasa.

"Anda ingin mencemarkan nama DR. Brandon," Jupe

melanjutkan. "Anda ingin mendapat penghargaan Spicer. Namun

Anda bersaing dengan tidak sehat. Anda berusaha

menyingkirkan saingan Anda-DR. Brandon-dengan cara

mencemarkan namanya. Andalah yang memasuki museum pada

malam menjelang hari pembukaannya. Anda merencanakannya

dengan baik sekali. Anda tak lupa untuk mengambil kunci pintu

museum dari dapur McAfee dan membuat tiruannya. Lalu Anda

menukar manusia gua dengan hominid Afrika milik DR. Brandon.

Anda dengan teliti menghapus jejak-jejak yang terdapat di

gua.

"Sewaktu Anda keluar membawa manusia gua, John the Gypsy

terbangun dan melihat Anda. Perhitungan Anda tidak meleset.

Dengan cerdik Anda sudah mempersiapkan mantel dari bulu

binatang dan wig panjang. John the Gypsy lalu menyangka ia

melihat manusia gua gentayangan."

Hoffer menyeringai. "Tak masuk akal!" cemoohnya.

"Mula-mula aku tak mencurigai Anda," Jupe meneruskan.

"Namun ketika yang ditemukan di stasiun itu ternyata hominid

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 121: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Afrika, aku sekilas melihat Anda tersenyum penuh kepuasan.

Itu sudah cukup buatku untuk mencurigai Anda.

"Aku ingat bahwa terdapat lusinan bulu binatang di yayasan.

Begitu pula, pada hari dicurinya manusia gua, wig panjang milik

Mrs. Coolinwood hilang dan siangnya ditemukan lagi. Itu

menunjukkan pelakunya adalah orang yayasan.

"Sewaktu Pete, Bob, dan aku melintasi padang rumput

mengikuti jejak sampai di gereja tua itu, Anda melihat kami.

Anda kuatir kalau-kalau rahasia Anda terbongkar. Jadi Anda

mengikuti kami, dan pura-pura kaget. Lalu Anda duduk tepat di

atas tingkap agar kami tak menyangka bahwa ada ruang bawah

tanah di situ."

Hoffer tersenyum kecut. "Siapa yang mau percaya dongengan

anak-anak ingusan ini?" katanya sambil melihat berkeliling.

"Anak muda, kalau kau tak ingin berurusan denganku,

berhentilah berkhayal. Aku sama sekali tidak punya urusan

dengan manusia gua."

"Sebagian dari cerita itu memanghasil imajinasi kami," tukas

Jupe. "Namun kami juga punya barang bukti. Anda bekerja

dengan teliti sekali Mr. Hoffer, tetapi justru itu kelemahan

Anda. Manusia gua bertelanjang kaki, jadi Anda malam itu juga

bertelanjang kaki. Dengan kaki telanjang Anda berjalan melalui

padang rumput McAfee. Jejak Anda ada yang tertinggal di

sana. Aku sudah membuat cetakannya. Aku jadi tahu bahwa si

pencuri memiliki kaki kecil, dan salah satu jarinya terangkat."

Semua mata melihat ke kaki Hoffer yang tak bersepatu. Tanpa

disadarinya Hoffer berusaha menyembunyikan kakinya di

bawah kursi. Tetapi ia lalu menyadari bahwa percuma ia

berbuat begitu. Ia bangkit seraya mengangkat kaki kanannya,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 122: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

memperlihatkan jari-jarinya. "Silakan lihat kakiku ini, indah

bukan?" tantangnya. "Aku akan panggil pengacaraku."

"Hoffer, tega benar kau," kata Terreano. Suaranya tegas,

tetapi wajahnya sedih.

Hoffer menghindari pandangan Terreano. Ia langsung masuk ke

dalam, diikuti kepala polisi.

Brandon menyeringai riang. "Aku juga akan panggil

pengacaraku," ujarnya. "Mungkin saja aku akan diberi

kesempatan untuk menyelidiki manusia gua itu sebelum kau

memamerkannya lagi, McAfee." Brandon bangkit. Ia masuk ke

ruang tamu sambil tersenyum puas. "Kau tak mempunyai hak

secuil pun!" seru McAfee. "Itu milik-ku!"

"Belum tentu, McAfee," kata Terreano. "Kecuali kalau kau dan

manusia gua itu bersaudara!"

Bab 20

MR. SEBASTIAN TERKESAN

BEBERAPA hari setelah Trio Detektif kembali ke Rocky Beach,

mereka mengunjungi suatu tempat di Cypress Canyon Drive di

Malibu. Tempat itu dulunya sebuah restoran bernama Charlie's

Place. Kini Hector Sebastian yang memilikinya dan menyulapnya

menjadi rumah yang nyaman.

Sebelum menjadi penulis cerita misteri, Mr. Sebastian bekerja

sebagai detektif. Sejak kecelakaan yang membuat kakinya luka

parah, ia berganti profesi menjadi penulis. Trio Detektif

senang berkunjung ke sana untuk mendengar pengalamannya

selama menjadi detektif. Tak jarang pula mereka yang

bercerita mengenai kasus-kasus yang berhasil mereka

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 123: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

pecahkan. Meskipun sibuk, Mr. Sebastian selalu bersedia

meluangkan waktunya untuk mereka.

Jupe, Pete, dan Bob memasuki ruangan besar yang dulunya

adalah ruang makan utama Charlie's Place. Mereka diantar

Hoang Van Don, pelayan berkebangsaan Vietnam. Mr.

Sebastian tidak nampak di sana, tetapi anak-anak mendengar

suara halus seperti suara mesin tik.

"Hai, Anak-anak! Mari ke sini!" sapa Mr. Sebastian dari balik

rak buku pemisah ruangan.

Di meja Mr. Sebastian, mereka melihat sebuah mesin

berukuran sebesar tas kantor yang kelihatan seperti setengah

mesin tik dan setengah televisi. Ia dengan asyik mengetik. Di

layar muncul huruf-huruf yang diketiknya. "Komputer!" seru

Jupe. "Kecil sekali ukurannya?"

"Hebat ya!" kata Mr. Sebastian. "Ini komputer portable-mudah

dibawa-bawa. Sebenarnya sudah lama aku ingin membeli

komputer, tetapi aku masih sayang dengan mesin tik tuaku.

Akhirnya ketika mesin tik itu bolak-balik rusak, aku beli juga

komputer. Aku cukup beruntung, karena model ini baru keluar

dan amat cocok dengan kebutuhanku. Keyboard-bagian yang

seperti mesin tik itu-dan layarnya dapat dilipat ke dalam

sehingga membentuk tas kecil. Beratnya cuma empat kilogram!

Mudah dibawa ke mana-mana, padahal kemampuannya sama

dengan komputer biasa. Selain itu praktis sekali, dapat

menggunakan baterai atau listrik di rumah."

"Wah!" seru Peter kagum.

"Komputer ini amat membantu dalam penyusunan naskah

cerita-cerita yang kubuat. Aku dapat mengubah-ubah

formatnya sesuai dengan kebutuhan, dapat memperbaiki

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 124: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

kesalahan dengan mudah, dapat memindahkan satu kalimat atau

paragraf dengan cepat semuanya tanpa harus mengetik ulang

secara keseluruhan. Naskahku cukup disimpan dalam disket

penyimpan data berbentuk piringan tipis dan kecil. Praktis

sekali!"

"Lalu bagaimana orang lain dapat membaca naskah itu kalau ia

tidak punya komputer?" tanya Jupe.

"Ooo, mudah," sahut Mr. Sebastian dengan tersenyum. "Kalau

naskahku sudah beres, aku dapat mencetaknya di kertas biasa.

Perhatikan ini."

Ada sebuah mesin lain di samping komputer. Mr. Sebastian

mengetikkan sesuatu pada keyboard. Dan... hup! Mesin itu mulai

bekerja. Dengan gerakan bolak-balik yang cepat mesin itu

mencetak apa yang telah diketik Mr. Sebastian pada

komputernya.

"Hiii, lucu!" kata Bob. "Mesin itu juga dapat mencetak dari

kanan ke kiri!"

"Itulah bedanya," kata Mr. Sebastian. "Mesin tik biasa

umumnya digunakan untuk mencetak dari kiri ke kanan, bukan?"

"Ck ck ck!" Pete hanya bisa berdecak kagum.

"Baik, sekarang giliran kalian menceritakan pengalaman kalian,"

Mr. Sebastian melanjutkan. "Bagaimana kisah kalian dengan

manusia gua Citrus Groove itu?"

Bob menyerahkan catatan yang sudah dilengkapinya dalam dua

hari belakangan ini. Mr. Sebastian membaca dengan penuh

perhatian.

"Bukan main!" katanya begitu selesai membaca. "Menyeramkan

juga! Hampir saja DiStefano lolos!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 125: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Jupiter mengangguk. "Meskipun ceroboh, hampir saja ia

berhasil lolos. Mungkin ia menganggap dirinya cerdik dengan

menyobek catatan harian DR. Birkensteen, padahal justru itu

yang membuatku curiga. Ketika kutanyakan pada Eleanor, ia

menjawab tidak tahu-menahu tentang catatan itu. Tetapi aku

yakin ia sebenarnya tahu."

"Kasihan Eleanor," kata Mr. Sebastian. "Menurutmu apakah

DiStefano berniat membebaskan kalian dari ruang bawah tanah

itu?"

"Entah, ya," sahut Jupe sambil mengangkat bahu. "Kelihatannya

ia sudah tak peduli lagi dengan nasib kami."

"Cara kerja DiStefano acak-acakan," kata Pete. "Ia amat

ceroboh. Masa peralatan selamnya dibawa-bawa terus di

mobilnya, padahal ia tidak bisa berenang. Begitu juga penanya

yang bertinta hijau menyala."

"Dialah yang mengambil uang tebusan dari suatu tempat di

antara Citrus Groove dan Centerdale," kata Bob. "Kantung uang

itu digeletakkan begitu saja dalam bagasi mobilnya. Sepatu

olahraganya ditemukan polisi di kolong tempat tidurnya di

Centerdale. Tapaknya cocok dengan foto jejak yang diambil

polisi di gua."

"Sebenarnya apa yang membuat kalian mencurigai dia?" tanya

Mr. Sebastian.

"Banyak alasan yang memberatkan dia," Jupe menyahuti. "Siang

hari itu ia tiba-tiba muncul di yayasan, padahal katanya paginya

ia baru sakit. Tak nampak tanda-tanda ia baru sakit waktu itu.

Dan pada saat orang-orang meributkan penemuan tulang-tulang

itu di stasiun tua, ia tenang-tenang saja melihatnya dari jauh.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 126: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Wajarnya kan orang akan tertarik dan ikut berkerumun di

stasiun.

"Lalu ia kenal dengan Eleanor sehingga ia bisa tahu banyak

tentang zat pembius yang ditemukan DR. Birkensteen. Dan

dengan mudah ia dapat mencuri kunci gua dari dapur McAfee

karena mendapat informasi dari Eleanor."

"Kalau begitu bagaimana DR. Hoffer bisa masuk ke gua malam

sebelumnya?" tanya Mr. Sebastian.

"DR. Hoffer jauh lebih cerdik dari DiStefano," kata Jupe.

"Jauh-jauh hari ia sudah mencurinya. Setelah membuat

tiruannya ia lalu mengembalikan kunci itu ke tempat semula. Ia

begitu cepat kerjanya sehingga tidak ada orang yang sadar

bahwa kunci itu pernah dicuri."

"Lalu bagaimana dengan kesaksian ibu kost DiStefano di

Centerdale?" tanya Mr. Sebastian lebih lanjut. "Ia kan melihat

DiStefano terbaring sakit."

"Aku sempat bingung ketika mendengar berita itu dari Pete,"

kata Jupe. "Tapi ibu kost itu kan tidak melihat DiStefano

secara langsung. Ia mengatakan bahwa DiStefano menyelimuti

tubuhnya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Itu tipuan

yang mudah sekali dibuat. Yang lebih membingungkan ialah

suara bersinnya DiStefano. Ternyata itu pun tidak terlalu sulit.

DiStefano membuat rekaman suara bersinnya sendiri. Ia

menyalakannya pagi itu untuk mengelabui ibu kostnya, lalu

menyelinap keluar lewat jendela.

"Ia lalu pergi ke waduk di bagian utara Citrus Groove. Mungkin

ia mengambil jalan memutar supaya tak terlihat. Dicampurnya

air waduk dengan anestesi itu. Ia menyetel alat penyiram

otomatis agar menyala pada pukul sepuluh lewat dua puluh.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 127: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Segera setelah alat penyiram otomatis itu menyala ia pergi ke

museum gua sambil mengenakan perlengkapan selam. Dibiusnya

John the Gypsy, diambilnya kunci museum dari dapur, dan

dicurinya tulang-tulang yang ada di sana. Ia tak sadar bahwa

tulang-tulang itu telah ditukar oleh DR. Hoffer malam

sebelumnya. Dimasukkannya tulang-tulang itu ke dalam kopor

tua yang dibawanya, lalu ditaruhnya di stasiun. Ia telah keluar

lagi dari stasiun melalui jendela, sebelum orang-orang

tersadar.

"Ini semua merupakan kesimpulan kami. Walaupun DiStefano

sama sekali tidak mau buka mulut, ada beberapa fakta yang

mendukung kesimpulan kami ini. Pertama, ada orang yang

melihat mobil DiStefano diparkir dekat waduk pada pagi hari

itu. Dan kedua, Eleanor melihatnya membawa perlengkapan

selam sore-sore, sehari sebelum pencurian itu.

"Eleanor sangat terkejut dan ketakutan ketika mendengar

bahwa DiStefano meminta uang tebusan sebanyak itu. Tapi ia

juga takut untuk memperingatkan DiStefano."

"Kasihan gadis itu!" kata Mr. Sebastian lagi. "Bagaimana

nasibnya?"

"Ia akan menjadi saksi utama di pengadilan," sahut Pete. "Ia

menjalani masa percobaan sekarang ini, tetapi tidak dipenjara."

"Ia juga sudah berani mengungkapkan seluruh isi hatinya

tentang perlakuan McAfee padanya," tambah Jupe.

"Sebenarnya ia amat menghormati paman dan bibinya itu, tapi

ia benci diperlakukan semena-mena oleh mereka. Ia tak berani

melawan selama ini. Dan yang paling menyedihkan ialah, ia tak

diperkenankan bersekolah lagi sejak umur delapan tahun!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 128: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Mr. Sebastian menggeleng-geleng. "Orang tua macam apa itu?"

gumamnya. "Mereka seharusnya dipenjara juga seperti

DiStefano."

"Memang," sahut Bob menimpali, "mereka juga patut mendapat

hukuman. Tapi Ibu bilang orang semacam itu tidak tenang

hidupnya."

"Siapa yang mempunyai ide mencuri fosil itu?" kata Mr.

Sebastian. "Eleanor atau DiStefano? Mungkinkah Eleanor ingin

membalas dendam terhadap perlakuan pamannya?"

"Eleanor tidak ingat siapa yang mula-mula mengusulkan ide itu,"

kata Jupiter. "Ketika ia memberi tahu DiStefano tentang

penemuan DR. Birkensteen, DiStefano sambil bercanda

mengatakan anestesi itu dapat dimanfaatkan untuk mencari

uang.

"Eleanor menyangka DiStefano memang bergurau waktu itu. Ia

ingat ia sendiri pernah berkata, 'Kita bius Paman Newt, lalu

kita curi manusia guanya. Kalau kita jual ke suatu museum, kita

bisa dapat uang.' Eleanor benar-benar bercanda sewaktu

mengatakan hal itu. DiStefano menimpali dengan berkata, 'Tak

usah dijual, cukup kita sandera saja untuk dimintai uang

tebusan.'

"Eleanor masih menganggapnya main-main kala itu. Namun

lama-kelamaan pembicaraan menjadi serius. Eleanor menjadi

takut. Ia tahu bahwa perbuatan itu salah, dan ia sendiri

sebenarnya tidak suka dengan DiStefano yang tidak simpatik

itu. Tetapi DiStefano nyerocos saja dengan idenya. Malah ia

memanas-manasi Eleanor agar memberontak melawan

pamannya. 'Kapan lagi kau bisa balas dendam terhadap Paman

Newt?' katanya pada Eleanor. Akhirnya Eleanor terpengaruh

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 129: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

juga sehingga menyetujui rencana DiStefano. Meskipun

demikian ia sama sekali tidak menyangka bahwa DiStefano

akan meminta tebusan sebesar itu."

"DiStefano pantas diganjar hukuman berat," kata Bob. "Ia

melakukan beberapa kejahatan sekaligus. Pencurian,

pemerasan, dan penculikan. Tidak ada kata ampun baginya."

"Ya, dia memang pantas dihukum berat," Mr. Sebastian

mengiyakan. "Bagaimana dengan DR. Hoffer? Di mana dia?"

"Ia keluar dari Yayasan Spicer-dipecat dengan tidak hormat,"

ujar Jupe. "Mungkin ia hanya dikenakan denda saja, namun

reputasinya telah jatuh. Yang jelas, ia tak bakal meraih

penghargaan Spicer. Pengurus yayasan memutuskan tak ada

yang memperoleh penghargaan itu tahun ini."

"Ironisnya, kalau saja ia tidak berbuat begitu, ia berpeluang

besar untuk meraih penghargaan itu. Penelitiannya sangat

berharga."

"Fosil-fosil itu diapakan sekarang?" tanya Mr. Sebastian.

"Dua-duanya ditahan polisi sampai kasus ini dituntaskan,"

jawab Jupe. "McAfee menjadi berang karena tidak dapat

memamerkan manusia guanya. Sementara itu DR. Brandon pergi

ke Sacramento menemui gubernur untuk meminta agar

diperkenankan meneliti manusia gua itu dan menyelidiki kalau-

kalau ada fosil lain di sekitar bukit itu.

"Eleanor Hess pindah ke rumahnya di Hollywood. Kebetulan

sekali rumah itu sudah selesai masa kontraknya. Eleanor

menjadikan rumah itu sebagai penginapan bagi wanita yang

ingin tinggal di kota itu. Ia akan mendapat uang dan sekaligus

teman di sana."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 130: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

"Hm, tentunya ia akan menjalani hidup yang lebih

menyenangkan di sana," ujar Mr. Sebastian. "Lalu siapa

sekarang yang menyimpan formula anestesi itu?"

"Formula itu berada dalam perut DiStefano sekarang!" kata

Bob. "Ketika borgolnya dilepas di sel penjara, ia menelan

catatan DR. Birkensteen. Kelihatannya itu catatan tentang

formula anestesi DR. Birkensteen. Lenyaplah sudah karya

ilmiah yang menakjubkan itu!"

"Ia datang bagai angin, dan hilang bagai asap," kata Mr.

Sebastian berdeklamasi.

"Sayang, ya," kata Jupe. "Padahal manfaatnya bagi

kemanusiaan belum diketahui."

"Dua pertanyaan lagi, Jupe," kata Mr. Sebastian. "Dari mana

kau tahu tempat Hoffer menyembunyikan manusia gua?"

"Dari sini," kata Jupe sambil menunjuk kepalanya. "Ia tidak

mungkin menyembunyikannya di yayasan, dan tidak mungkin

pula menguburkannya di suatu tempat di tengah malam itu.

Dengan menggunakan logika aku menyimpulkan bahwa manusia

gua itu disembunyikan di ruang bawah tanah gereja kuno itu."

"Kesimpulanku ternyata tepat," lanjutnya. "Polisi menemukan

fosil manusia gua itu di salah satu lekukan di ruang bawah

tanah gereja kuno. Lekukan itu dulunya tempat menyimpan peti

mati. Sewaktu gereja itu ditinggalkan, mayat-mayat

dikuburkan di Centerdale."

"Mr. Sebastian," kata Jupe kemudian, "sebelum Anda

mengajukan pertanyaan yang terakhir, aku ingin meminta

sesuatu. Maukah Anda menuliskan kata pengantar untuk kisah

misteri kami kali ini?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 131: Trio Detektif 34 - Misteri Manusia Gua

Mr. Sebastian tersenyum. "Dengan segala senang hati, Trio

Detektif. Apalagi kini aku punya komputer. Ingat! Lain kali tak

usah pakai tanya segala, aku bangga bisa menulis kata

pengantar itu.

"Dan sekarang giliranku lagi. Pertanyaanku yang terakhir

adalah," kata Mr. Sebastian lambat-lambat, "maukah kalian

kutraktir Marvin Marvellous Burger?"

"Mau! Mau!" seru anak-anak kegirangan.

TAMAT

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia