trend dan prevalensi diabetes mellitus tipe 2 di …eprints.ums.ac.id/64856/6/naskah...

16
TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Program Studi Keperawatan Oleh : ARIESDA ISMI JANUARISTININGTYAS J210 144 002 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: phamhanh

Post on 12-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

1

TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI KOTA SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

pada Program Studi Keperawatan

Oleh :

ARIESDA ISMI JANUARISTININGTYAS

J210 144 002

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

i

HALAMAN PERSETUJUAN

TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI KOTA SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

ARIESDA ISMI JANUARISTININGTYAS

J 210.144.002

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Okti Sri Purwanti, S.Kep.,M.Kep.,Sp.KMB

NIK. 132311054

Page 3: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

ii

Page 4: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

iii

Page 5: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

1

TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI KOTA SURAKARTA

Abstrak

Pendahuluan: Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang

mengalami trend dan prevalensi yang berubah karena berhubungan dengan faktor

risiko DM tipe 2 apabila tidak tertangani sehingga tidak menutup kemungkinan

muncul insiden setiap tahunnya. Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui trend dan prevalensi DM tipe 2 di Kota Surakarta tahun 2017.

Metodelogi Penelitian: Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dengan 99

sampel melalui propotional random sampling. Analisis data menggunakan central

tendency dan analisa spasial ArcGIS versi 10.2. Hasil: Hasil penelitian diketahui

bahwa trend DM tipe 2 yaitu usia ≥ 46 tahun, berjenis kelamin perempuan, tingkat

pendidikan terakhir dari perguruan tinggi (D3/S1), pekerjaan sebagai ibu rumah

tangga (IRT), dan tidak memiliki riwayat hipertensi. Tingkat insiden tertinggi di

Kecamatan Jebres (430 kasus baru), sedangkan insiden terendah di Kecamatan

Pasarkliwon (121 kasus baru). Prevalensi tertinggi di Kecamatan Serengan (14,38

per 1.000 penduduk) dan terendah di Kecamatan Pasarkliwon (8,02 per 1.000

penduduk). Kesimpulan: Perubahan prevalensi dan insiden DM tipe 2 terjadi

setiap tahunnya, dan digambarkan persebarannya menggunakan analisa spasial

GIS dengan keterangan semakin terang hingga memudar pewarnaannya maka

prevalensi semakin tinggi hingga semakin rendah. Saran perlu upaya pencegahan

DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

menurunkan prevalensi atau insiden kasus DM tipe 2 di Surakarta.

Kata kunci : DM tipe 2, trend, prevalensi, insiden.

Abstract

Introduction: Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease that has a trend and

prevalence changes because its related to risk factor type 2 of DM if not handled

so any possibility of incident appear every year. Objective: The purpose of this

research is to know the trend and prevalence of DM type 2 in Surakarta City

2017. Research Methodology: This research is cross-sectional study with 99

samples through propotional random sampling. Data analysis use central

tendency and ArcGIS spatial analysis of version 10.2. Result: The results of the

study revealed that the trend of DM type 2 is age ≥ 46 years, female sex, recent

education level from college (D3 / S1), job as housewife (IRT), and has no history

of hypertension. The highest incidence rate in subdistrict Jebres (430 new case)

while the lowest incidence rate in subdistrict Pasarkliwon (121 new cases). The

highest prevalence in subdistrict Serengan (14,38 per 1.000 population) and the

Page 6: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

2

lowest prevalence in subdistrict Pasarkliwon (8,02 per 1.000 population).

Conclusion: Changes in the prevalence and incidence type 2 of DM every year

and describe the spread using GIS spatial analysis with brighter information until

fading colouration than the higher the prevalence to the lower. Prevention type 2

of DM such as screening is need to improve quality of life and reduce the

prevalence or incidence type 2 of DM cases in Surakarta.

Keywords: type 2 DM, trend, prevalence, incidence.

1. PENDAHULUAN

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan perawatan

medis yang lama dengan cara mengendalikan kadar gula darah untuk terjadinya

komplikasi diabetes (ADA, 2015). DM tipe 2 merupakan kelompok penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang disebabkan oleh kerja insulin,

sekresi insulin atau kedua-duanya (PERKENI, 2015).

Angka kejadian penderita diabetes mellitus pada tahun 2015 di seluruh

dunia mencapai 415 juta jiwa, dan di perkirakan pada tahun 2040 jumlah

penderita diabetes mellitus menjadi 642 juta jiwa (WHO, 2016). Menurut

International Diabetic Federation (IDF) penderita diabetes mellitus di Indonesia

menempati urutan ke-7 di seluruh dunia dengan 8,5 juta jiwa dan urutan ke-6

untuk kasus kematian sebelum berusia 70 tahun akibat diabetes mellitus (IDF,

2015). Menurut data Dinas Kesehatan Surakarta menyatakan kota Surakarta

memiliki prevalensi DM tipe 2 yang mengalami perubahan dalam 5 tahun

terakhir. Peningkatan DM tipe 2 atau non dependent diabetes mellitus dari 5.223

kasus pada tahun 2016 mencapai 6.579 kasus pada tahun 2017 (Dinkes Surakarta,

2017).

Peningkatan prevalensi DM tipe 2 di Kota Surakarta disebabkan karena

beberapa faktor risiko antara lain riwayat DM keluarga, usia > 45 tahun, pola

makan yang buruk, aktivitas fisik yang kurang, dan merokok (Sukmaningsih,

2016). Tekanan darah tinggi (hipertensi) dan kelebihan kadar kolesterol (obesitas)

(Tjekyan, 2014). Tingkat hemoglobin 6,9% atau kurang (Tancredi et al., 2015).

Faktor-faktor risiko tersebut dapat menyebabkan mempengaruhi perubahan

prevalensi DM tipe 2 di Kota Surakarta jika melihat pada kondisi masyarakat di

Kota Surakarta.

Page 7: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

3

Kota Surakarta merupakan kota terpadat di Jawa Tengah dengan jumlah

penduduk sebesar 570.876 jiwa. Secara administratif Kota Surakarta terbagi

menjadi 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan,

Kecamatan Pasarkliwon, Kecamatan Jebres dan Kecamatan Banjarsari. Kepadatan

penduduk tertinggi di Kecamatan Pasarkliwon dan terendah di Kecamatan Jebres

(Disdukcapil Surakarta, 2017).

Jumlah keluarga miskin yang terbilang besar tidak sebanding dengan status

kesehatan masyarakat. Ketidakseimbangan antara status kesehatan masyarakat

dengan pelayanan kesehatan yang diterima membuat angka kejadian DM tipe 2

dapat meningkat jika tidak tertangani karena DM tipe 2 hasil dari interaksi antara

faktor risiko genetik, lingkungan dan perilaku (Semenkovich et.al., 2015).

Perhitungan prevalensi dapat digunakan sebagai gambaran tingkat

keberhasilan program terhadap pemberantasan penyakit. Data Prevalensi

digunakan oleh perencana kesehatan untuk mengukur kebutuhan akan perawatan

dan pelayanan rumah sakit, bantuan dalam merencanakan fasilitas kesehatan dan

kebutuhan tenaga kerja (Hebel & McCarter, 2009). Angka kejadian (prevalence)

penyakit DM tipe 2 di Kota Surakarta yang terus berubah-ubah setiap tahunnya,

sangat membutuhkan upaya pengendalian terhadap kontrol faktor risiko penyakit

DM tipe 2. Namun karakteristik atau trend dari penyandang DM tipe 2 sendiri

perlu diketahui untuk mendukung program 4 pilar pengelolaan dan pencegahan

DM tipe 2 yang sudah ada.

Berdasarkan uraian diatas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian

tentang trend dan prevalensi diabetes mellitus tipe 2 di kota Surakarta.

2. METODE

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan

menggunakan pendekatan cross-sectional. Studi cross sectional merupakan jenis

penelitian untuk memperoleh prevalensi penyakit dalam populasi pada satu saat,

sehingga dapat juga disebut dengan studi prevalens (prevalence study)

(Sastroasmoro, 2011).

Populasi dalam penelitian ini penyandang DM tipe 2 di Kota Surakarta

tahun 2017 sebanyak 6.579 pasien. Pengambilan sampel menggunakan

Page 8: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

4

propotional random sampling menjadi 99 sampel. Pengumpulan data penelitian

menggunakan data sekunder dari Dinkes Surakarta bidang P2PTM dan melalui

SIMPUS di 17 Puskesmas.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Trend DM tipe 2 di Kota Surakarta tahun 2017

3.1.1. Usia

Tabel 1. Trend DM tipe 2 berdasarkan usia

Usia (tahun) Frekuensi Presentase (%)

≤ 45 23 23,2

≥ 46 76 76,8

Total 99 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel penyandang

DM tipe 2 berusia ≥ 46 tahun dengan presentase sebesar 76,8%.

Berdasarkan usia penyandang DM tipe 2 sebagian besar berusia ≥

46 tahun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sukmaningsih,

(2016) dan Purwanti, Yetti & Herawati (2016) bahwa penyandang

DM tipe 2 banyak pada kelompok umur 46 – 55 tahun. Hal ini sesuai

dengan teori yang menyatakan bahwa Semakin meningkatnya usia

seseorang maka sirkulasi darah ke arah daerah perifer menurun

(Fatimah, 2015). Kemungkinan lain karena sel-sel jaringan tubuh

tidak peka atau resisten terhadap insulin karena faktor usia (Tandra,

2017).

3.1.2. Jenis Kelamin

Tabel 2. Trend DM tipe 2 berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki – laki 38 38,4

Perempuan 61 61,6

Total 99 100

Page 9: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

5

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel berjenis kelamin

perempuan sebesar 61,6%.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penyandang DM

tipe 2 lebih banyak terjadi pada perempuan sejalan dengan penelitian

Rantung, Yetti, & Herawati (2015) dan Tamara, Bayhakki, & Nauli

(2014). Menurut Smeltzer & Bare (2013) mengemukakan secara fisik

perempuan memiliki peluang peningkatan indeks massa tubuh yang

lebih besar dari laki-laki. Ditambah akibat dari proses hormonal

seperti premenstrual syndrome dan pasca-menopause (Kautzky,

Herreiter, & Pacini, 2016). Peningkatan hormon estrogen dapat

menurunkan sensitivitas terhadap kerja insulin pada otot dan hati (Pelt

& Beck, 2012)

3.1.3. Tingkat Pendidikan

Tabel 3. Trend DM tipe 2 berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan Frekuensi Presentase (%)

Tidak sekolah 11 11,1

SD/sederajat 27 27,3

SMP/sederajat 8 8,1

SMA/sederajat 22 22,2

Perguruan Tinggi 31 31,3

Total 99 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel tingkat

pendidikan terakhir dari Perguruan tinggi (baik D3/S1) sebesar

31,%.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan penyandang

DM tipe 2 sebagian besar dari perguruan tinggi (D3/S1). Semakin

tinggi tingkat pendidikan bekemungkinan memiliki tingkat

kesibukan yang tinggi menyebabkan pola hidup tidak teratur seperti

kebiasaan makan cemilan atau makanan siap saji, konsumsi

makanan yang energi dan tinggi lemak, aktivitas fisik yang rendah

sehingga dapat mengubah keseimbangan energi dengan disimpannya

Page 10: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

6

energi sebagai lemak yang jarang digunakan. Biasanya gaya hidup

seperti ini terjadi pada masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan

(Gibney et al., 2009).

3.1.4 Jenis Pekerjaan

Tabel 4. Trend DM tipe 2 berdasarkan jenis pekerjaan

Jenis pekerjaan Frekuensi Presentase (%)

Ibu Rumah Tangga 47 47,5

Petani 0 0

Karyawan swasta 12 12,1

Wiraswasta 18 18,2

PNS 19 19,2

TNI/POLRI 3 3,0

Total 99 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa jenis pekerjaan tertinggi dari kalangan

ibu rumah tangga (IRT) sebesar 47,5%.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa jenis pekerjaan sebagian

penyandang DM tipe 2 adalah ibu rumah tangga (IRT) sejalan

dengan penelitian Zainuddin, Utoma, & Herlina (2015) dan Alam

Miah & Yousuf (2018). Namun IRT dengan pendapatan keluarga

yang tergolong sedang hingga tinggi dibantu oleh asisten rumah

tangga di daerah urban atau perkotaan (Parajuli et al, 2014). Seperti

penelitian Vaidya & Krettek (2014) masyarakat daerah urban

khususnya IRT di Nepal memiliki waktu luang yang banyak yang

digunakan untuk menonton tv, bergaul, bergosip maupun bermain

kartu mengikuti kaum muda atau budaya modern. Gaya hidup yang

dipengaruhi oleh perubahan sosial ekonomi dan selera makan dapat

mengakibatkan pola makan masyarakat yang cenderung menjauhkan

konsep makanan yang seimbang sehingga berdampak negatif pada

kesehatan dan gizi (Suiraoka, 2012).

Page 11: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

7

3.1.5 Riwayat Hipertensi

Tabel 5. Trend DM tipe 2 berdasarkan riwayat hipertensi

Riwayat hipertensi Frekuensi Presentase

Tidak ada 65 65,7

Ada 34 34,3

Total 99 100

Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel tidak

memiliki riwayat hipertensi sebesar 65,7%.

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar penyandang DM

tipe 2 tidak memliki riwayat hipertensi. Hipertensi merupakan salah

satu penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler termasuk

salah satu komplikasi kronis diabetes mellitus. Komplikasi kronis

diabetes mellitus seperti penyakit makrovaskuler (pembuluh darah

besar), penyakit mikrovaskuler (pembuluh darah kecil), dan

neuropati (Smeltzer & Bare, 2013). Sehingga dapat dikatakan

bahwa sampel pada penelitian ini belum terjadi komplikasi diabetes

3.2 Insiden DM tipe 2 di Kota Surakarta tahun 2017

Gambar 1. Insiden dan pasien lama DM tipe 2

Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa insiden tertinggi

berada di Kecamatan Jebres (430 kasus baru) dan terendah di

Kecamatan Pasarkliwon (121 kasus baru).

287 284 121

430 374 549 502 574

1554

1904

0

500

1000

1500

2000

Insiden

Pasien Lama

Page 12: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

8

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa insiden tertinggi berada di

Kecamatan Jebres. Berdasarkan wawancara dengan petugas perawat

PTM salah satu Puskesmas di Kecamatan Jebres bahwa insiden DM

tertinggi disebabkan karena kurang aktifnya masyarakat dalam

mengikuti program yang telah terjadwal (PROLANIS) dan kurangnya

kepatuhan dalam pengobatan DM tipe 2. Hal tersebut dapat

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain masyarakat tidak

meminum obat tepat waktu atau rutin cek gula darah, tidak menjaga

pola makan, menunda jadwal kontrol rutinan ke pelayanan kesehatan

atau Puskesmas (Fathurohman, Fadhilah, & Kunci, 2016).

Peningkatan insiden DM tipe 2 yang berhubungan dengan

pengendalian 4 pilar yang beberapa pasien belum tahu tentang edukasi

diabetes mellitus, melakukan pengaturan makan yang belum baik,

olahraga ≤ 3 kali seminggu dengan frekuensi > 30 menit, dan sebagian

besar penyandang tidak patuh melakukan pengobatan (Putra &

Berawi, 2015).

3.3 Prevalensi DM tipe 2 di Kota Surakarta tahun 2017

Gambar 2. Analisa Spasial Prevalensi DM Tipe 2.

Berdasarkan gambar 2 menjelaskan bahwa semakin terang

pewarnaannya maka semakin tinggi prevalensinya berada di

Page 13: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

9

Kecamatan Serengan sebesar 14,38. Sedangkan semakin pudar

pewarnaannya maka semakin rendah prevalensinya berada di

Kecamatan Pasarkliwon sebesar 8,02.

Hasil perhitungan dengan rumus prevalensi menunjukkan bahwa

prevalensi tertinggi berada di Kecamatan Serengan sebesar 14,38.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas perawat PTM di

puskesmas mengatakan bahwa 25% dari jumlah pasien DM tipe 2

tidak melakukan kontrol gula darah secara rutin. Kecamatan Serengan

dekat dengan pusat kota yang terdapat banyak jasa perdagangan,

restoran siap saji dan pusat perbelanjaan sehingga dapat berpengaruh

terhadap gaya hidup masyarakatnya. Menurut penelitian

Prabaningrum, Kusumawati, & Nugroho, 2014) mengemukakan

bahwa gaya hidup perkotaan memberikan pengaruh terhadap

perubahan pola makan yang buruk seperti kesukaan makanan asin,

makanan awetan, konsumsi cemilan dan konsumsi fast food, tingginya

konsumsi mie instan, penggunaan bumbu penyedap dan kurangnya

aktivitas fisik akibat kemajuan teknologi salah satunya ikon delivery

order baik makanan atau kebutuhan lain membuat masyarakat enggan

untuk bepergian atau beraktivitas.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan

bahwa trend DM tipe 2 di Kota Surakarta pada tahun 2017 antara lain usia ≥ 46

tahun, sebagian besar berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan terakhir

dari Perguruan Tinggi (D3/S1), memiliki pekerjaan ibu rumah tangga (IRT), dan

tidak ada riwayat hipertensi. Kemudian tingkat insiden tertinggi berada di

Kecamatan Jebres sedangkan prevalensi tertinggi berada di Kecamatan Serengan.

Saran dari peneliti yaitu masyarakat ikut berperan aktif dalam program

seperti PROLANIS untuk mencegah adanya komplikasi, pihak instansi pelayanan

kesehatan dapat melakukan skrinning pada pasien DM tipe 2, pasien dengan

komplikasi DM, atau pasien dengan penyakit hipertensi dan DM guna

meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan angka kejadian maupun kasus baru

Page 14: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

10

khususnya penyakit DM tipe 2, untuk peneliti selanjutnya adalah mengkaji lebih

mendetail untuk mengetahui faktor-faktor penyebab insiden tertinggi di

Kecamatan Jebres maupun prevalensi tertinggi di Kecamatan Serengan.

DAFTAR PUSTAKA

Alam Miah, M. B., & Yousuf, M. A. (2018). Analysis the significant risk factors

on type 2 diabetes perspective of Bangladesh. Diabetes and Metabolic

Syndrome: Clinical Research and Reviews.

https://doi.org/10.1016/j.dsx.2018.05.012.

American Diabetes Association (ADA). (2014). Diagnosis and classification of

diabetes mellitus. Diabetes Care, 37(SUPPL.1), 81–90.

https://doi.org/10.2337/dc14-S081.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta. (2016). Profil

Perkembangan Kependudukan Kota Surakarta 2016. Profil Perkembangan

Kependudukan Kota Surakarta, (2), 78. Retrieved from

http://dispendukcapil.surakarta.go.id/20XIV/images/pdf/GabunganProfil.pdf

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 48–49. Retrieved from

dinkesjatengprov.go.id/v2015/dokumen/profil2015/Profil_2015_fix.pdf

Dinas Kesehatan Kota Surakarta. (2017). Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun

2017. Surakarta : DKK Surakarta.

Fathurohman, I., Fadhilah, M., & Kunci, K. (2016). Gambaran Tingkat Risiko dan

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 di

Buaran , Serpong Description of Risk Level and Factors Related to Risk of

Type 2 Diabetes Mellitus in Buaran , Serpong, 24(3), 186–202.

Gibney, M. J., Margetts, B. M., Kearney, J. M., et al. 2009. Gizi Kesehatan

Masyarakat. Jakarta : EGC.

Hebel, J. R., & McCarter, R. J. (2009). A Study Guide to Epidemiology and

Biostatistics Ed. 6. USA: Jones and Bartlett Inc.

International Diabetes Federation. (2015). IDF Diabetes Atlas. International

Diabetes Federation. https://doi.org/10.1289/image.ehp.v119.i03.

Kautzky-Willer, A., Harreiter, J., & Pacini, G. (2016). Sex and gender differences

in risk, pathophysiology and complications of type 2 diabetes mellitus.

Endocrine Reviews, 37(3), 278–316. https://doi.org/10.1210/er.2015-1137.

Page 15: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

11

Parajuli, J., Saleh, F., Thapa, N., & Ali, L. (2014). Factors associated with

nonadherence to diet and physical activity among Nepalese type 2 diabetes

patients; a cross sectional study. BMC Res Notes, 7, 758.

https://doi.org/10.1186/1756-0500-7-758.

Pelt, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing Reseacrh: Generating and Assessing

Evidence for Nursing Practice Ed. 9th. USA : Mc.Graw-Hill.

PERKENI. (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus

Tipe 2 di Indonesia. 2015, (DM), 1–58.

Prabaningrum, R. (2014). Hubungan Antara Perilaku Pengendalian Hipertensi

Dengan Keberhasilan Penurunan Tekanan Darah Pada Kejadian Hipertensi

Esensial Di Puskesmas Kratonan Surakarta, 34 – 54.

Purwanti, O. S., Yetti, K., & Herawati, T. (2016). Duration of Diabetic Correlated

Diseases With Diabetic Foot Ulcers At Dr Moewardi Hospital, International

Conference on Health and Well-Being (ICHWB),359–363.

Putra, I. W. A., & Berawi, K. (2015). Empat Pilar Penatalaksanaan Pasien

Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Majority, 4(9), 8-12.

Semenkovich, K., Brown, M. E., Svrakic, D. M., & Lustman, P. J. (2015).

Depression in type 2 diabetes mellitus: prevalence, impact, and

treatment. Drugs, 75: 577. https://doi.org/10.1007/s40265-015-0347-4.

Smeltzer, S., & Bare, B. (2013). Translate of Brunner & Suddarth's Textbook of

Medical Surgical Nursing Ed. 8 Vol. 2. Jakarta: EGC.

Sukmaningsih, W. R. (2016). Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di

Wilayah Kerja Puskesmas Purwodiningratan Surakarta. Publikasi Ilmiah

Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 1, 16.

Tamara, E., Bayhakki, & Nauli, F. A. (2014). Hubungan Antara Dukungan

Keluarga dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe II di RSUD

Arifin Achmad Provinsi Riau. Jom Psik, 1 No. 2, 1–7.

Tancredi, M., Rosengren, A., Svensson, A.-M., Kosiborod, M., Pivodic, A.,

Gudbjörnsdottir, S., … Lind, M. (2015). Excess Mortality among Persons

with Type 2 Diabetes. New England Journal of Medicine, 373(18), 1720–

1732. https://doi.org/10.1056/NEJMoa1504347.

Tandra, H. (2017). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Daibetes.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Page 16: TREND DAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI …eprints.ums.ac.id/64856/6/NASKAH PUBLIKASI.pdf · DM tipe 2 dengan skrinning diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan

12

Tjekyan, R. M. S. (2014). Angka Kejadian Dan Faktor Risiko Hipertensi Di Kota

Palembang Tahun 2013, 401(1), 1–11. Retrieved from

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=471735&val=9692&titl

e=Angka Kejadian Dan Faktor Risiko Hipertensi Di Kota Palembang Tahun

2013.

Vaidya, A., & Krettek, A. (2014). Physical activity level and its

sociodemographic correlates in a peri-urban Nepalese population: A cross-

sectional study from the Jhaukhel-Duwakot health demographic surveillance

site. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity,

11(1). https://doi.org/10.1186/1479-5868-11-39.

World Health Organization. (2016). Global Report on Diabetes. Isbn, 978, 88.

https://doi.org/ISBN 978 92 4 156525 7.

Zainuddin, Utomo, W., & Herlina. (2015). Hubungan Stres dengan Kualitas

Hidup Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Journal of Medicine UNRI, 2(1),

890–898. Retrieved from

https://media.neliti.com/media/publications/188387-ID-hubungan-stres-

dengan-kualitas-hidup-pen.pdf.