trd

14
(LAPORAN III) (STOIKOMETRI KIMIA)

Upload: kangmasanwarsamsulpujangga

Post on 22-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

vtgf

TRANSCRIPT

Page 1: Trd

(LAPORAN III)

(STOIKOMETRI KIMIA)

Page 2: Trd

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Ilmub kimia adalah ilmu yang dikembangkan berdasarkan eksperimen

pendekatan ilmiah. Ilmu yang mempelajari perubahan zat baik secara fisik maupun

secara kimia. Perubahan yang menghasilkan zat baru yang jenis dan sifatnya

berbeda dari zat pembentuknya disebut sebagai perubahan kimia atau reaksi kimia.

Perubahan kimia ini dapat diamati dari terbentuknya hasil reaksi seperti timbulnya

gas, endapan, terjadinya perubahan warna dan perubahan kalor (Koesmadji, 2008).

Stoikiometri adalah hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terkait dalam

suatu reaksi kimia. Percobaan ini sendiri dilakukan untuk menentukan titik

maksimum dan titik minimum pada suatu sistem. Selain itu untuk menentukan

reaksi tersebut berlangsung stoikiometri asam-basa atau stoikiometri endapan. Pada

stoikiometri basa terjadinya perubahan suhu yang signifikan pada reaksi, sedangkan

stoikiometri endapan terjadinya endapan pada reaksi akibat ada salah satu senyawa

yang tidak larut (Setiawati, 2002).

Stoikiometri juga menyangkut perbandingan atom antara unsur-unsur dalam

suatu rumus kimia. Sistem konsentrasi digunakan untuk menghitung jumlah zat

dalam suatu larutan berdasarkan konsentrasi analitik. Sistem konsentrasi itu terdiri

dari molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Molalitas

menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap 1000 gram pelarut (Dea, 2010).

Dalam perhitungannya yaitu setelah susunan suatu senyawa ditentukan secara

eksperimen, senyawa tersebut bersama-sama dengan bobot-bobot atom yang

Page 3: Trd

kemudian diketahui, kemudian dapat digunakan untuk menghitung angka banding

tersederhana dari atom-atom dalam senyawa itu (Dea, 2010).

Untuk memudahkan dalam merancang suatu eksperimen, maka perlu

menuliskan persamaan reaksi kimia yang menunjukan zat-zat yang bereaksi dan

hasil reaksi untuk menunjukan bahwa reaksi setara diungkapkan dengan koefisien

reaksi. Koefisien reaksi merupakan konversi yang menunjukkan jumlah atom atau

molekul yang terlibat dalam reaksi atau menanyakan jumlah mol senyawa yang

bereaksi (Hiskia, 1985)..

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan koefisien reaksi berdasarkan

pembentukan endapan dan perubahan temperatur dan menetukan hasil reaksi

berdasarkan konsep mol.

Page 4: Trd

BAB II

METODE PERCOBAAN

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis 27 November 2014 di Laboratorium

Analisis Kimia dan Fisika Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lambung

Mangkurat.

2.2 Bahan dan Alat

Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah NaOH 0,1 M,

NaOH 1,0 M, CuSO4 0,1 M, HCL dan 1,0 M

Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Gelas Beker 50 ml,

Mistar Ukuran 20 cm dan Termometer.

2.3 Prosedur Praktikum

a. Stoikiometri Reaksi Pengendapan:

1. Sediakan dua buah gelas beker 50 ml ke dalam 1 gelas beker masukan 5 ml

NaOH 0,1 M. Pada gelas beker yang lain masukkan 25 ml CuSO4 0,1 M.

Campurkan kedua larutan itu kemudian kocok.

2. Biarkan campuran tersebut agar endapan yang terbentuk berada di dasar gelas

beker.

3. Ukur tinggi endapan yang terbentuk mengguakan mistar (agar akurat terapkan

satuan mili-meter)

Page 5: Trd

4. Lakukan cara yang sama dengan langkah (1-3) untuk percobaan berikut,

dengan mengubah volume pereaksi masing-masing tetapi volume total tetap 30

ml, yaitu:

10 ml NaOH 0,1 M dan 20 ml CuSO4M

15 ml NaOH 0,1 M dan 15 ml CuSO4M

20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml CuSO4M

25 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4M

5. Buat grafik yang menyatakan hubungan antara tinggi endapan (sumbu y) dan

volume larutan (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva

6. Dari grafik tentukan koefisien reaksi berdasarka titik optimum yang

diperoleh.Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi.

7. Bandingkan dengan koefisien reaksi yang diperoleh dari menyatakan persamaan

reaksi.

b. Stoikiometri Sistem Asam-Basa

1) Ke dalam gelas beker 50 ml, masukan 5 ml NaOH 1,0 M dan ke dalam gelas

beker lainnya masukan 25 ml HCL 1,0 M. Kemudian ukur tempratur kedua

larutan tersebut (TM) dan diusahakan agar sama (dapat dilakukan dengan

merendam kedua gelas beker tersebut dalam penangas air)

2) Campurkan kedua larutan tersebut hingga volume total 30 ml, ukur

temperatur campuran dan catat suhu maksimum yang konstan (TA)

3) Lakukan cara yang sama untuk percobaan berikut deanga mengubah volume

pereaksi masing-masing hingga volume total campuran adalah 30 ml, yaitu:

10 ml NaOH 0,1 M dan 20 ml CuSO4M

Page 6: Trd

15 ml NaOH 0,1 M dan 15 ml CuSO4M

20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml CuSO4M

25 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4M

4) Buat grafik yang menyatakan hubungan antara perubahan temperatur (sumbu y)

dan volume asam/basa (sumbu x)

5) Dari grafik tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum mnyatakan

perbandingan koefisien reaksi

6) Bandingkan dengan koefisien rekasi yang diperoleh dari menyetarakan

persamaan reaksi

Page 7: Trd

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Gambar Grafik Percobaan

1. Percobaan 2.a

NaOH (ml) CuSO4(ml) Tinggi endapan (mm) TM TA dT5 25 40 mm 26 27 110 20 76 mm 28 29 115 15 80 mm 28 30 220 10 66 mm 27 29 225 5 50 mm 29 30 1

5⁄25 10⁄20 15⁄15 20⁄10 25⁄50

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Konsentrasi

Ting

gi e

ndap

an

2. Percobaan 2.b

NaOH (ml) HCL (ml) TM TA dT5 25 28 28 010 20 27 28 115 15 28 28 020 10 27 27 025 5 27,5 28 0,5

Page 8: Trd

5⁄25 10⁄20 15⁄15 20⁄10 25⁄50

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

konsentrasi

dT

3.2 Pembahasan

Stoikiometri berasal dari kata stoihelon (unsur) dan materin (mengukur) yang

berarti mengukur unsur. Pengertian unsur-unsur dalam ini adalah partikel-partikel

atom, ion molekul/elektron yang terdapat dalam reaksi kimia. Stoikiometri yang

menyangkut cara untuk menimbang dan menghitung spesi-spesi kimia/dengan kata

lain, stoikiometri adalah kajian tentang hubungan-hubungan kuantitatif dalam reaksi

kimia (Achmad, 1996).

Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai fase padat dari larutan dari

larutan endapan dapat berupa kristal (kristolin) atau koloid dan dapat dikeluarkan

dari larutan dengan penyaringan atau sentri fungsi. Endapan terbentuk jika larutan

menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut. Kelarutan suatu endapan sama dengan

konsentrasi molar dari larutan jenuhnya kelarutan endapan bertambah besar dengan

Page 9: Trd

kenaikan suhu . Suhu adalah besaran yang menunjukan derajat panas suatu benda dan

alat yang digunakan untuk mengukur nya adalah termometer. (Sutrisno, 1986)

Page 10: Trd

BAB V

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Pada percobaan yang telah kami lakukan mengenai reaksi-reaksi kimia dan

stoikiometri seperti antara larutan NaOH dan CuSO4menunjukan nilai suhu

awal dan suhu gabungannya berbeda-beda. Serta memiliki suhu rata-rata yang

berbeda pula, hal ini karena dipengaruhi oleh jumlah volume larutan yang

digunakan, begitupun dengan reaksi berikutnya antara NaOH dan HCL yang

semakin kecil suhu campurannya maka nilai rata-ratanya akan semakin besar.

2. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan disimpulkan bahwa sistem

NaOH-HCL merupakan reaksi endoterm dan sistem NaOH-CuSO4adalah

reaksi eksoterm.

Page 11: Trd

DAFTAR PUSTAKA

aachmad. 1996. Stoikiometri Energitika Kimia. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

Sutrisno. 1986. Materi Padat Fisika. Jakarta.

Koesmadji. 2008. Teknik Laboratorium. FMIFA UPI : Bandung

Sitiawati. 2002. Biokimia. Gajah Mada University Press : Yogyakarta