translate jurnal css perio.doc
TRANSCRIPT
CSS MODUL 2
HUBUNGAN ANTARA OBESITAS PADA BAGIAN PERUT DAN TUBUH KESELURUHAN DAN PENYAKIT PERIODONTAL
PADA KALANGAN DEWASA MUDA
TRANSLATE
Diajukan Guna Melengkapi Syarat Kepaniteraan KlinikPada Bagian Periodontal
Disusun Oleh :
FADEL HIDAYAT, SKG 0910070110071
Dosen Pembimbing : drg. Nurhamidah
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS BAITURRAHMAH
P A D A N G2015
BAGIAN DENTAL PUBLIC HEALTHFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BAITURRAHMAHPADANG2015
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah Disetujui Translate Yang Berjudul :
HUBUNGAN ANTARA OBESITAS PADA BAGIAN PERUT DAN TUBUH KESELURUHAN DAN PENYAKIT PERIODONTAL
PADA KALANGAN DEWASA MUDA
Guna Melengkapi Persyaratan Kepaniteraan Klinik Pada Bagian Periodontal
Padang, November 2015
Disetujui OlehDosen Pembimbing
( drg. Nurhamidah )
HUBUNGAN ANTARA OBESITAS PADA BAGIAN PERUT DAN TUBUH KESELURUHAN DAN PENYAKIT PERIODONTAL
PADA KALANGAN DEWASA MUDA
A bstrak
Untuk mengetahui obesitas bagian perut dan seluruh tubuh dan hubungan
mereka dengan penyakit periodontal kalangan dewasa muda, BMI dan WC mengukur
kehilangan perlekatan klinis, indeks gingival dan daerah indeks periodontal celah
yang didapat. Sampel terdiri dari 380 dewasa (170 pria dan 210 wanita) umur sekitar
20-26 tahun. Terdapat hubungan yang signifikan antara BMI dan WC dengan
CAL,GI dan CPI pada wanita. Pada pria, hubungan yang signifikan hanya didapat
pada WC, GI dan CPI. Obesitas bagian perut secara keseluruhan pada perempuan
dewasa muda dan laki-laki terkait secara signifikan dengan penyakit periodontal.
PENDAHULUAN
Obesitas adalah salah satu resiko kesehatan yang signifikan pada zaman
modern dan sekarang diakui sebagai perhatian utama pada pada negara maju dan
negara berkembang. Prevalensi obesitas meningkat pada titik yang mengkhawatirkan,
mendekati proporsi epidemic. Terutama pada kalangan dewasa muda dan anak-anak
lingkungan, keadaan sosial dan metabolisme yang tidak normal sepertinya factor
penting resiko terjadinya obesitas .obesitas itu sendiri telah disebut sebagai resiko
utama untuk peyakit sistemik. Oleh karenaitu, penelitian tentang obesitas dapat
memberi informasi yang berguna tentang resiko dari berbagai penyakit.
Menganalisa efek variable nutrisi pada gingiva dan kesehatan periodontal
adalah bagian pembahasan dari obesitas dan kelebihan berat badan pada pathogenesis
penyakit periodontal. Ketidak seimbangan system imun pada umumnya terdeteksi
antara penderita obesitas dengan penyakit tertentu termasuk periodontitis. Pada
gilirannya, teori baru telah menunjukan bahwa penyakit periodontal dapat
membuktikan suatu pengaruh dari penyakit sistemik seperti pergantian darah dan
kenaikan mediator inflamator, mempengaruhi efek glukosa dalam darah dan dapat
meningkatkan resiko untuk penyakit kardifaskular, untuk itu disebutkan bahwa
kesehatan rongga mulut mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Baru-
baru ini, sebuah perhimpunan antara obesitas dan penyakit periodontal telah
diusulkan. Selain itu hasil survey ke tiga dari national health dan nutrition
examination yang diadakan di US Amerika menunjukkan bahwa besar pinggang dan
pinggul BMI, masa lemak bebas dan lemak subkutan berhubungan yang signifikan
dengan periodontitis, penjelasannya bahwa metabolisme gemuk yang tidak normal
dan menjadi factor penting pada pathogenesis penyakit periodontal. Namun sebuat
study menunjukkan hubungan antara obesitas dan penyakit periodontal dari negara
berkembang dengan kebiasaan makan dan tingkah laku sangat langka.
Tujuan hasil pembelajaran ini untuk menunjukkan hubungan antara obesitas
perut dan secara keseluruhan dengan penyakit periodontal pada kalangan dewasa
muda di mesir.
SAMPEL STUDI
Sebuah studi penelitian cross sectional telah didesain untuk menentukan
sebuah populasi antara obesitas dan macam-macam pengukuran penyaki-penyakit
periodontal diantara sampel-sampel studi.
Sampel studi dikumpul secara berurutan dari dewasa muda, 20-26 tahun
mengikuti pengobatan fisik dan obesitas pada Fakultas Kedokteran Universitas Tanta
Mesir mulai dari periode 1 juli 2007 – 30 september 2007. Perokok, wanita hamil,
pasien diabetes dan mereka yang memakai obat untuk penyakit endcrinal dikeluarkan
dari penelitian untuk menghindari efek pengganggu faktor resiko yang diketahui
untuk penyakit periodontal. Dan juga pada orang yang tidak menggunakan sikat biasa
atau sedang perawatan periodontal atau terapi antibiotik pada 6 bulan terakhir
sebelum di mulainya penelitian. Pada akhirnya didapatkan sampel 380 dewasa (170
pria dan 210 wanita) yang mana secara sukarela menjadi partisipan untuk penelitian
yang telah dipilih dari 620 orang yang memenuhi syarat.
PENILAIAN DARI OBESITAS
BMI mengkalkulasikan sebagai sebuah indicator dari adipositas secara
keseluruhan. Setiap pasien diklasifikasikan berat normal (BMI 18,5-24,9 kg/m2),
kelebihan berat badan (BMI 25-29,9 kg/m2) atau obesitas (BMI ≥ 30 kg/m2)
Lingkar pinggang digunakan untuk melihat adipositas abnormal. Hal ini
terbagi dalam 2 kategori, normal dan tinggi yang mana pointnya > 102cm untuk pria
dan > 88cm untuk wanita. Berdasarkan pedoman WHO semua pengukuran dilakukan
oleh perawat yang terlatih dengan pemeriksaan fisik dan klinik obesitas dibawah
pengawasan dokter yang berlisensi. Tes periodontal dilakukan di klinik periodontal
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Tanta dengan menggunakan kaca mulut dan
prob periodontal. Semua gigi permanen telah erupsi kecuali molar tiga yang akan
diperiksa dengan parameter periodontal.
Indeks gingival (GI) menurut loe dan silnes : gingival dinilai untuk gingivitis
dan skor individual dinyatakan sebagai nilai rata-rata gigi yang di periksa.
CAL : dinilai dari 6 titik dari masing-masing gigi menggunakan metode
pengukuran tidak langsung yang dikembangkan oleh ramford dan hanya nilai
yang terbesar yang dicatat.
CPI: indeks gigi pada masing-masing sextant telah diefaluasi dan masing-
masing skor CPI individu yang didefinisikan sebagai score sextant yang diuji.
Semua pemeriksaan periodontal dilakukan oleh satu penguji. Konsistensi
pemeriksa intra dinilai sebelum penelitian dengan memeriksa 20 kelompok dewasa
muda pada klinik gigi pada bagian periodontal sebanyak dua kali untuk mencapai
kesamaan dan penerapan kriteria.
Setelah pendaftaran, pertujuan dan informedconsen yang diperoleh dari
masing-masing peserta setelah menjelaskan prosedur penelitian.
Data yang dikumpulkan, dipersentasikan dan dihitung secara analisa
menggunakan SPSS, versi 13. Artinya standar deviasi (SDs) Spearman correlation
and chi-squared test cocok digunakan. Tingkat signifikan mencapai 5%.
HASIL
Rata-rata usia peserta pria dan wanita itu masing-masing 23,8 (sd 2,2) tahun
dan 22,1(sd 2,9) tahun. Pria dan wanita rata-rata berat masing-masing 93,6(sd 9,8) kg
dan 89,4(sd 12,4) kg dan 166(sd 7,2) cm. Menurut BMI, 26%, 42%, 32% pria
dan23%, 43% dan34% wanita masing-masingnya yang diklasifikasikan sebagai
normal, kelebihan berat badan dan obesitas. Menurut pengukuran WC, 35% pria dan
19% wanita yang diklasifikasikan sebagai normal (Tabel 1).
Normal, kelebihan berat badan dan obesitas wanita memiliki kehilangan
perlekatan rata-rata 0,2mm, 1,5mm dan 2,1mm masing-masing,dengan korelasi yang
signifikan secara statistik antara CAL dan BMI (r =0,9, P<0,001) (Tabel 2) . Wanita
dengan normal dan tinggi WC memiliki kehilangan perlekatan rata-rata 0.6mm dan
1.9mm masing-masing korelasi bermakna secara statistik (r =0,8, P=0,003).
Normal, kelebihan berat badan dan obesitas wanita memiliki GI rata-rata 0,3,
1,0 dan 1,8 masing-masing dengan korelasi yang signifikan secara statistik antara GI
dan BMI (r =0,9, P=0,01) (Tabel 2).
GI 0,4 dan 0,8 dicatat untuk pria dengan normal dan tinggi WC masing-
masing dan korelasi itu statis signifikan (r =0,6, P=0,01). Wanita dengan normal dan
tinggi WC memiliki GI rata-rata 0,5 dan 1,5 masing-masing, dengan korelasi
signifikan secara statistik antara GI dan WC (r =0,7, P=0,003).
Hubungan antara BMI dan skor CPI untuk wanita bermakna secara statistik
(X =18.9, P<0,01) (Tabel 3). Yang proporation pria dengan normal dan tinggi WC
yang memiliki nilai CPI 0-2 adalah 62,7% dan 39,6% masing-masing, sedangkan
37,3% dari mereka yang biasa WC dan 60,4% dari mereka yang tinggi WC memiliki
skor CPI 3-4; berbeda bermakna secara statistik(X2=8,2, P<0,01) (Tabel 3). Sama,
ada hubungan yang signifikan secara statistik antara WC dan CPI skor untuk wanita
(X2=9,5, P<0,01)
PE MBA
HASAN
Bukti meningkat cepat menunjukkan obesitas sebagai an-independent atau
faktor risiko yang memberatkan untuk beberapa penyakit, termasuk penyakit jantung
koroner, osteoarthritis dan diabetes melitus tipe 2. Mempelajari hubungan antara
obesitas dan penyakit periodontal, Oleh karena itu, penting karena hubungan ini lebih
lanjut bisa berkontribusi terhadap peningkatan mobilitas penyakit ini pada orang yang
kelebihan berat badan atau obesitas. Penelitian ini ditujukan untuk orang dewasa
muda karena hilangnya pengaruh obesitas terhadap penyakit periodontal pada
partisipan yang lebih tua mungkin dipengaruhi oleh faktor usia --- banyak orang tua
mendapatkan berat badan sebagai bagian dari proses penuaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi positif statis signifikan antara
obesitas dalam hal BMI dan WC dan pengukuran periodontal dari CAL, GI dan CPI
peserta perempuan. Hasil sesuai dengan temuan sebelumnya yang mendukung
korelasi positif antara obesitas dan penyakit periodontal pada wanita. Penelitian ini
juga menunjukkan korelasi positif antara penyakit periodontal dan WC yang diukur
dengan GI PI pada pria, yang setuju dengan penelitian saiti dkk . di Saudi Arabia Al-
Abdul Karim dkk. ditemukan obesitas secara bermakna dikaitkan dengan kehilangan
tulang alveolar di kalangan orang dewasa, dengan hubungan yang lebih kuat pada
wanita.
Obesitas dapat menghambat aliran ke jaringan periodontal. Hal ini
menyebabkan perkembangan dari penyakit periodontal. Selain itu, obesitas dapat
meningkatkan kerusakan imun atau inflamasi, yang mungkin menjadi alasan pasien
obesitas cenderung menunjukkan peningkatan status kelainan periodontal terhadap
individu yang non obesitas.
Hal yang dapat dilihat dari menghubungkan obesitas dengan infeksi
periodontal bahwa ketahanan insulin memediasi hubungan antara mereka. Diet bebas
asam lemak tidak hanya berperan untuk obesitas tetapi juga kepada ketahanan insulin
oleh hancurnya sel β oleh pankreas. Ketahanan insulin pada saatnya berperan untuk
tahap hyperinflamatori umum, termasuk penyakit periodontal khususnya yang dipicu
oleh kelainan oral. Selain itu adipositokines yang mana termasuk kepada faktor tumor
nekrosis disekresikan oleh peyakit adipose, muncul sebagai hubungan langsung
kerusakan periodontal.
Perbedaan hasil antara pria dan wanita pada studi ini dapat menjadi kaitan
dengan fakta bahwa semua obesitas pada pria, diukur oleh BMI, sangat signifikan
ditentukan oleh jumah otot dan berat tulang. Oleh karena itu skor tertinggi BMI pada
pria tidak bisa selalu dijadikan indikasi obesitas. Penelitian brochu sterling dan
thernof bahwa dalam teori BMI yang sama, pria dengan WC tertinggi memiliki resiko
tinggi untuk mendapatkan periodontitis. Namun pada wanita, BMI dapat menjadi
ukuran obesitas yang pasti dan tambahan distribusi lemak pada wanita mungkin dapat
mempengaruhi timbulnya penyakit periodontal. Obesitas perut dan tubuh bagian atas
pada umumnya ditemukan pada wanita, terutama terkait dengan penurunan
penyerapan insulin oleh hati dengan gangguan akibat metabolism lemak dan hasilnya
dislipidemik sistemik dalam meningkatkan penyakit periodontal telah disarankan
bahwa pola distribusi lemak dan hubungannya dengan pathogen periodontal diamati
dengan masalah kesehatan yang terkait dengan masalah obesitas lainnya seperti
hipertensi, diabetes tipe II, jumlah lemak visceral memainkan peran kunci dalam
meningkatkan kerentanan terhadap penyakit ini.
Hasil studi menimbulkan pertanyaan apakah obesitas mempengaruhi individu
terhadap penyakit periodontal atau penyakit periodontal mempengaruhi metabolisme
lipid atau keduanya.
Ada beberapa bukti bahwa sitokin seperti interleukin 1β (1c-1-β) dan
interferon γ dan gram negative lipopolisakarida, memproduksi dalam kuantitas yang
tinggi untuk merespon infeksi periodontal yang bisa mengganggu kepada metabolism
lipid. Hal ini dapat meningkatkan obesitas dan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan obesitas.
Meskipun pada studi ini hubungan secara signifikan ditemukan pada obesitas
dan penyakit periodontal, bukan tidak mungkin menimbulkan hubungan sebab dan
akibat. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menjawab pertanyaan tentang kausalitas
dan untuk menemukan faktor resiko yang jelas untuk penyakit periodontal, khususnya
pada populasi muda. Jika hal ini terbukti menjadi kasus, pencegahan penyakit
periodontal dapat dimasukkan dalam promosi yang dirancang untuk mencengah
penyakit periodontal. Sebaliknya pecegahan obesitas mungkin dapat meningkatkan
kesehatan periodontal.
Penghargaan
Penulis mengucapakan terimakasih sebesar - besarnya kepada Dr. Hanan M.
El-Saadany, Departemen obat-obatan, Fakultas Farmasi, Universitas Tanta, untuk
bantuan yang luar biasa selama studi ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Doll S, Paccaud F, Bovert B. Body mass index, abdominal adiposity and blood pressure: consistency of their association across developing and developed countries. International journal of obesity and related metabolic disorders, 2002, 26:48-57.
2. Freidmn G. Obesity in the new millennium. Nature, 2000, 404:632-4.
3. Genco RJ et al. A proposed model linking inflammatory to obesity, diabetes, and periodontal infections. Journal of periodontologi, 2005, 76(11Suppl.):2075-84.
4. Marti A, Marcos A, Martinez JA. Obesity and immune function relationships. Obesity reviews, 2001,2:131-40.
5. Wakai K et al. Associations of medical status and physical fitness and periodontal disease. Journal of clinical periodontologi, 1999, 26(10):664-72.
6. Hubert HB, Feinleib M, McNamara PM. Obesity as an independent risk factor for cardiovascular disease: a 26-year follow up of participants in the Framingham Heart Study. Circulation, 1983, 67:968-77.
7. Wood N, Johnson R, Streckfus F. Comparison of body composition and periodontal disease using nutritional assessment techniques. Journal of clinical periodontologi, 2003, 30:321-7.
8. Lamas O, Marti A, Martinez J. Obrsity and immunicompetence. European journal of clinical nutrition, 202, 56(Suppl.3):842-45).
9. Marchado AC, Quirino MR, Nascimento LF. Relation between chronic periodontal disease and plasmatic levels of triglycerides, total cholesterol and fractions. Brazilian oral research, 2005, 19(4):284-9.
10. Genco RJ et al. Overview of risk factor for periodontal disease and implications for diabetes and cardiovascular disease. Compendium of continuing education in dentistry, 2001, 22(2 Spec.No.): 21-3.
11. Manabu M, Masazomi H, Yuka K. Relationship between bood triglycerides level and periodontal status. Community dental health, 2004, 21:32-6.
12. National Institutes of Health. Clinical guidelines on identification, evaluation, and treatment of overweight and obesity in adults-the evidence report. Obesity research, 1998,6(Suppl.):51S-209S.
13. Obesity: prevention and management of the global epidemic. Report of WHO consulation on obesity. Geneva, World Health Organization, 1997.
14. Lӧe H. The gingival index, the plaque index and the retention index system. Jornal of periodontology, 1967, 38(6):610-6.
15. Ramfjord SP. Indices for prevelencwe and incidence of periodontal disease. Journal of periodontology, 1959,30-51.
16. Basic oral health survey, 4th ED. Geneva,World Health Organization, 1997.
17. Wilson PW et al. overweight and obesity as determinats of cardiovascular risk: the Framingham experience. Archives of interdental medicine, 2002,162(16):1867-72.
18. Tessari P. Changes in protein, carbohydrate, and fat metabolism with aging: possible role of insulin. Nutrition reviews, 2000,58:11-9.
19. Saiti T, Shimazaki Y, Sakamoto M. obesity and periodontitis. New England Journal of medicine, 1998, 339:482-3.
20. Dalla Vecchia CF et al. Overwight and obesity as risk indicators for periodontal in adults. Jornal of periodontology, 2005,76(10):1721-8.
21. Saiti T, Shimazaki Y, Koga T. relationship between upper body obesity and periodontitis. Jornal of dental research, 2001, 80:1631-6.
22. Alabdulkarim M et al. Alveolar bone loss in obese subjects. Journal of the international academy of peridontology, 2005, 7(2):34-8.
23. Shuldiner A, Yang R, Gong D. Resistin, obesity and insuin resistance-the emerging role of the adipocytes as an endocrine organ. New Engline jornal of medicine, 2001, 345:1345-6.
24. Naishida N, Tanaka M, Hayashi N. Determination of smoking and obesity as periodontitis risks using the classification and regression tree method. Jornal of peridontology, 2005,76:923-8.
25. Saiti T, Shimazaki Y, Yamashita Y. association between periodontitis and exercise capacity. Periodontal insights, 1999, 6:9-12.
26. Brochu M, Starling R, Tchornof A. Visceral adipose tissue is an independent correlate of glucose disposal in older postmenopausal women. Journal of clinical endocrinology and metabolism, 2000, 85:2378-84.