transkrip_rp101_minggu+1_belajar+dari+tokoh-tokoh+perubahan+dunia+

16
Halaman 1 dari 16 RP 101 Change Management Transkrip Minggu 1: Belajar dari Tokoh-tokoh Perubahan Dunia Video 1: Perubahan yang Penuh Ketidakpastian Video 2: Perubahan, Gelombang Kebangkitan Video 3: Tantangan Perubahan Video 4: Kemampuan Beradaptasi Video 5: Berubah atau Resisten? Video 1: Perubahan yang Penuh Ketidakpastian Selamat datang di IndonesiaX. Saya Rhenald Kasali. Dan selama beberapa pekan kita akan membahas manejemen perubahan atau Change Management course. Kita akan membahas tentang pentingnya perubahan. Mengapa semua pemimpin di dunia ini saat ini bicaranya adalah perubahan. Dan mengapa bangsa-bangsa, termasuk bangsa kita sendiri mengalami kesulitan beradaptasi bahkan menyangkal dan kemudian menolak perubahan. Dan beranggapan bahwa segala sesuatu yang kelihatannya indah itu adalah baik bagi kita. Dan kemudian kita mendorong para pemimpin agar populis mau menjalankan apa yang mau kita kehendaki. Saudara-saudara kita akan membahas berbagai hal. Mulai dari apa yang menjadi penyebab perubahan, kemudian tips bagaimana mangatasi perubahan, bagaimana meng-handle resistensi dan tentunya strategi-strategi perubahan agar saudara berhasil. Kita mulai dulu dengan membahas perubahan – perubahan yang terjadi di seluruh dunia. Apakah itu di kerajaan-kerajaan Nusantara ataupun kerajaan di luar negeri kita. Yaitu di China atau di kerajaan-kerajaan di Eropa seperti Romawi dan sebagainya. Kemudian kita juga melihat perubahan-perubahan kontemporer. Apa yang terjadi selanjutnya setelah terjadi perang dunia dan lain sebagainya. Kita akan mulai dulu dari kerajaan Nusantara. Kita ketahui salah satu kerajaan penting di Indonesia, di Nusantara saat itu adalah kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan ini sempat pindah karena Merapi meletus, dari posisi di Jawa Tangah menjadi di Jawa Timur. Kemudian dari situ kita menyaksikan kerajaan ini berkembang justru sangat pesat di zaman rajanya yang sangat terkenal yaitu Erlangga. Nama Erlangga kemudian diabadikan menjadi sebuah universitas terkanal di Jawa Timur dan saya kira kita semua mengagumi sosok yang bernama Erlangga itu. Di jaman Erlangga pula kita menyaksikan terjadi kemajuan yang pesat di dalam dunia kebudayaan. Pada masa itu berkembanglah karya-karya pujangga terkenal. Tetapi kemudian kita juga ketahui kerajaan Mataram Kuno juga berakhir di era zaman Erlangga.

Upload: bambang-yudi-nugraha

Post on 06-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ma

TRANSCRIPT

Page 1: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 1 dari 16      

RP 101

Change Management

Transkrip Minggu 1: Belajar dari Tokoh-tokoh Perubahan Dunia Video 1: Perubahan yang Penuh Ketidakpastian Video 2: Perubahan, Gelombang Kebangkitan Video 3: Tantangan Perubahan Video 4: Kemampuan Beradaptasi Video 5: Berubah atau Resisten?   Video 1: Perubahan yang Penuh Ketidakpastian Selamat datang di IndonesiaX. Saya Rhenald Kasali. Dan selama beberapa pekan kita akan membahas manejemen perubahan atau Change Management course. Kita akan membahas tentang pentingnya perubahan. Mengapa semua pemimpin di dunia ini saat ini bicaranya adalah perubahan. Dan mengapa bangsa-bangsa, termasuk bangsa kita sendiri mengalami kesulitan beradaptasi bahkan menyangkal dan kemudian menolak perubahan. Dan beranggapan bahwa segala sesuatu yang kelihatannya indah itu adalah baik bagi kita. Dan kemudian kita mendorong para pemimpin agar populis mau menjalankan apa yang mau kita kehendaki. Saudara-saudara kita akan membahas berbagai hal. Mulai dari apa yang menjadi penyebab perubahan, kemudian tips bagaimana mangatasi perubahan, bagaimana meng-handle resistensi dan tentunya strategi-strategi perubahan agar saudara berhasil. Kita mulai dulu dengan membahas perubahan – perubahan yang terjadi di seluruh dunia. Apakah itu di kerajaan-kerajaan Nusantara ataupun kerajaan di luar negeri kita. Yaitu di China atau di kerajaan-kerajaan di Eropa seperti Romawi dan sebagainya. Kemudian kita juga melihat perubahan-perubahan kontemporer. Apa yang terjadi selanjutnya setelah terjadi perang dunia dan lain sebagainya. Kita akan mulai dulu dari kerajaan Nusantara. Kita ketahui salah satu kerajaan penting di Indonesia, di Nusantara saat itu adalah kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan ini sempat pindah karena Merapi meletus, dari posisi di Jawa Tangah menjadi di Jawa Timur. Kemudian dari situ kita menyaksikan kerajaan ini berkembang justru sangat pesat di zaman rajanya yang sangat terkenal yaitu Erlangga. Nama Erlangga kemudian diabadikan menjadi sebuah universitas terkanal di Jawa Timur dan saya kira kita semua mengagumi sosok yang bernama Erlangga itu. Di jaman Erlangga pula kita menyaksikan terjadi kemajuan yang pesat di dalam dunia kebudayaan. Pada masa itu berkembanglah karya-karya pujangga terkenal. Tetapi kemudian kita juga ketahui kerajaan Mataram Kuno juga berakhir di era zaman Erlangga.

Page 2: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 2 dari 16      

RP 101

Inilah yang kita kenal dengan bagaimana kerajaan-kerajaan, intitusi, lembaga-lembaga negara maupun perusahaan-perusahaan juga menjalani sebuah kurva, yang disebut sebagai Sigmoid Curve. Atau kurva yang berbentuk huruf “S”. Bentuknya seperti huruf “S” tertidur yang mula-mulanya adalah mengalami kenaikan tetapi kemudian mencapai puncaknya dan terakhir kemudian turun ke bawah. Sampai kemudian ada orang yang mau melakukan perubahan. Apakah perubahan itu pada saat sedang naik, atau perubahan sedang mengalami titik yang paling berat ketika yang disebut titik krisis. Nah, di era Kerajaan Erlangga itulah kita tidak tahu kapan sebetulnya akan berakhir. Dan setelah tahu ternyata berakhirnya di era puncaknya. Yaitu di zaman raja Erlangga. Yang kemudian setelah itu kerajaan terpecah menjadi dua, Kediri dan Daha. Masalah ini tidak hanya dihadap oleh Erlangga dengan kerajaan Mataram Kuno-nya itu. Tetapi juga dialami oleh Sriwijaya. Kita ketahui Sriwijaya mengalami kemajuan yang begitu pesat. Menjadi pusat perdagangan di Asia. Wilayah kekuasaanya demikian luas. Bahkan mereka sempat berdagang dengan China. China pada sisi lain ternyata melakukan strategi perubahan yang luar biasa. China kemudian menjadikan dirinya sebagai pusat yang kemudian membangun termasuk Sriwijaya, membangun kerajaan-kerajaan yang berada di asia ini sebagai hub dari kerajaan di China itu. Yang berakibat kerajaan di Sriwijaya itu tidak dapat lagi mengumpulkan pajak-pajak dari negara-negara atau kerajaan-kerajaan di sekitarnya dan akibatnya kemudian Kerajaaan Sriwijaya pun berangsur-angsur mengalami pemunahan. Berakhir justru di masa emasnya. Di Eropa bahkan juga di Asia. Ada kerajaan yang sangat besar. Kerajaan itu dikenal dengan Kerajaan Romawi. Tetapi kemudian waktu berangsur-angsur pada suatu ketika terjadilah fase penuaaan yang berakibat Kerajaan Romawi pun akan memasuki masa babak-babak terakhir. Padahal di era romawi itulah kita mengenal istilah Senat. Dimana raja Romawi sejak awal membangun kerajaannya dengan menciptakan kontrol. Dan kontrol itu kemudian dilakoni oleh sejumlah orang, semacam parlemen barangkali di sini, dewasa ini. Dan kemudian orang-orang itu memberikan advice, saran-saran untuk mambatasi dalam tanda kutip peran raja. Dan kemudian kita saksikan Kerajaan Romawi tumbuh besar bahkan menguasi banyak sekali wilayah dari Barat hingga ke Timur. Tetapi pada suatu ketika kerajaan romawi ini pun mengalami pemunahan. Lagi lagi kita melihat kurva S itu dijalani. Naik ke atas kemudian memudar ke bawah dan akhirnya turun. Kita ketahui pada sekitar abad 11, Byzantuim Timur kemudian mengalami serangan. Serangan dari Turki, Kerajaan Ottoman yang kemudian secara perlahan-lahan mengalami pemudaran era Eropa. Dan kita saksikan setelah itu kita saksikan terjadilah sesuatu yang barangkali sangat membekas sampai hari ini. Yang dikenal dengan istilah Perang Sabil atau Perang Salib bagi orang Eropa. Sejak saat itulah kemudian kerajaan-kerajaan di Eropa, Byzantium, meminta bantuan Paus. Dan Paus pun mengerahkan para raja di Eropa untuk menyerang Turki, menyerang Byzantium. Terjadilah pertempuran. Pertempuran itu mengakibatkan pusat dagang pun mengalami perubahan. Para pedagang Arab yang biasa bertemu dengan para pedagang Eropa dalam menjual rempah-rempah. Tentu saja tidak dapat lagi menemukan rempah-rempah yang mereka cari. Waktu berjalan secara perlahan lahan di Eropa kemudian terjadilah gerakan yang disebut Renaissance.

Page 3: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 3 dari 16      

RP 101

Renaissance adalah sebuah gerakan untuk memajukan kembali pemikiran-pemikiran melalui pendekatan intelektual. Yang lebih menarik di Itali Renaissance itu dimulai dengan perubahan secara kultural. Perubahan budaya yang sisanya kita bisa saksikan di Italy. Termasuk utamanya ada di Florence. Salah satu tokohnya yang sangat terkenal dan biasa kita dengar sampai hari ini adalah Leonardo Da Vinci. Lukisannya kecil saja, ada di sebuah museum di Prancis tetapi semua orang di museum itu bergerak menuju satu titik. Lukisannya Leonardo da Vinci. Yang sangat terkenal itu. Monalisa, tetapi Leonardo da Vinci tidak hanya terkenal dengan karya Monalisanya. Leonardo da Vinci juga terkenal karena karya-karyanya yang lain. Termasuk saat itu dia melakukan modernisasi pada karya lukis. Lukisan kala itu juga di perkaya dengan ilmu yang berkembang di masa itu, humanisme. Dan dari ilmu itu kita saksikan Leonardo Da Vinci kemudian menggambar dan memperkenalkan teknik membaca anotomi tubuh manusia. Bahkan ini dikenal sebagai cikal bakal lahirnya ilmu biologi. Dari situ kemudian kita saksikan berkembangnya ilmu-ilmu selanjutnya seperti filsafat, matematika dan lain sebagainya. Bahkan kalau Anda sekolah di Barat. Bahkan di negara-negara tetangga kita. Kuliah di kampus itu diwajibkan untuk mengambil rangkaian mata kuliah yang disebut Liberal Art. Liberal Art ini bukan mengajarkan teknik-teknik menjadi manusia liberal seperti yang kebanyakn orang suka pikirkan ketika mendengar kata liberal. Liberal Art itu adalah memajukan pikiran manusia agar tidak terikat dengan mitos-mitos tetapi mempunyai basis scientific dalam berpikir maupun bekerja. Karena sebelumnya manusia itu selalu berfikir atau bekerja dengan menggunakan mitos. Dengan dasar mitos itulah kemudian akhirnya kita berpikir menggunakan cara berpikir tradisional. Seakan-akan ada kekuatan lain yang tidak kita pahami. Padahal alam semesta ini ada kuncinya. Dan kuncinya itu harus di temukan melalui pendekatan scientific. Maka Liberal Art itu adalah serangkaian mata kuliah yang terdiri dari sejarah, seni dan kebudayaan, kemudian matematika, filsafat, geografi, astonomi. Ilmu-ilmu yang barangkali kita dulu pelajari pada waktu kita SD hingga SMA yang kita kembangkan dalam pendekatan scientific. Di era Renaissance itu berkembanglah metodologi penelitian. Yang basisnya kemudian berkembang sampai hari ini, dimana manusia tidak lagi sekadar membanding-bandingkan satu dengan yang lain tetapi melakukan kajian-kajian secara empiris dengan menggunakan pendekatan scientific. Kita menggunakan matematika, kita menggunakan filsafat, kita menggunakan landasan teori. Kita menghubungkan antara teori-teori yang ditemukan oleh pendahulu kita sebelumnya. Dan melakukan pengujian-pengujian empiris. Maka itu kemudian dunia terus berkembang dan terjadilah penghancuran-penghancuran karena dunia para ilmuan menemukan teori-teori baru.Salah satu tokoh yang fenomenal pada masanya adalah Copernicus, dan kita ketahui temuan-temuan santifik tidak selalu menyenangkan mereka yang percaya pada pendekatan-pendekatan di masa lalu.

Page 4: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 4 dari 16      

RP 101

Copernicus sendiri pada masa itu begitu asyik berada di atas menara gereja dan melakukan perhitungan mengenai perubahan yang terjadi antara bumi dengan tata surya. Di atas menara gereja karena dia seorang ahli hukum gereja yang juga memahami segala macam hal terkait dengan scientific karena pada saat itu belum ada spesialisasi. Copernicus kemudian akhirnya melakukan hitung-hitungan matematika dan menemukan ternyata pusat tata surya itu ada di matahari. Di luar dugaan Copernicus, ternyata temuannya itu menimbulkan pandangan yang berbeda dari para ulama gereja.Tokoh-tokoh gereja kemudian mempergunjingkan temuan Copernicus. Karena kalau tata surya itu bukan di bumi melainkan di matahari maka dikhawatikan akan terjadi perubahan mendasar pada pola pikir manusia khususnya adalah pada kitab penciptaan. Dan kita ketahui kemudian selama dua abad karya Copernicus kita saksikan dilarang untuk dipalajari oleh gereja. Apa yang dipelajari oleh Copernicus oleh para penerus-penerusnya. Termasuk Galileo Galilei. Yang kemudian kita ketahui apa yang terjadi dengan Galileo Galilei, perubahan-perubahan ini tidak hanya berhenti di situ. Landasan pendekatan saintifik juga di teruskan oleh tokoh berikutnya yaitu Issac Newton. Newton kemudian terkenal dengan pandangan kritisnya. Ketika ia sedang pulang kampung dan duduk di bawah pohon apel dan tiba-tiba ia kejatuhan apel di kepalanya. Kalau pertanyaan ini diajukan kepada masyarakat pada zaman itu mungkin anda akan mengatakan hal yang sama. Yaitu, “Ya terang sajalah, masa jatuhnya ke atas. Apel jatuhnya ya harus ke bawah.” Tapi Issac Newton kemudian melakukan kajian-kajian lebih jauh. Dengan pendekatan kritisnya kemudian lahirlah teori-teori baru tentang gravitasi misalnya. Tetapi teori-teori yang dikembangkan oleh Newton begitu kuat di masa itu. Sehingga kemudian pada abad berikutnya ketika dunia mengenal tokoh lain yang bernama Albert Einstein, yang sangat terkenal itu, ia melakukan kajian kajian dan kemudian akhirnya menemukan teori-teori baru dan kemudian dikenal rumusnya yang spesial yang kita kenal sampai hari ini. E = mc². Rumus yang dikembangkan oleh Einstein itu tidak dinyana begitu simpel. Tetapi karena kesimpelan kesederhanaannya itulah dunia menjadi mudah memahami cara berfikir Albert Einstein. Tetapi jangan berpikir Einstein melakukan ini dengan mudah. Ketika kemudian ia menemukan teori-teori itu pada awal-awal temuannya. Tidak banyak orang bisa menerimanya. Orang masih asyik dengan teori Issac Newton. Albert Einstein pada saat itu masih dianggap sebagai pendatang baru dan banyak yang mempertanyakan, “Masak teori atau rumus cuma sesederhana itu?” Padahal Albert Einstein memang ingin menyederhanakan. Karena pada masa itu timbul pemberharu-pemberharu yang selalu ingin menyederhanakan rumus-rumus. Dan pada masa itulah Albert Einstein karena mengalami penolakan akhirnya kemudian berfilsafat dan terkenal dengan ucapannya, “Kita tidak dapat memecahkan masalah-masalah baru dengan cara-cara yang lama. Karena cara-cara yang lama itu hanya cocok pada masanya.” Dan ia mengharapkan semua orang harus berubah. Tetapi karena banyak sekali orang yang tidak mau berubah dan asyik dengan landasan teori Issac Newton. Kemudian ia kemudian mengeluarkan sebuah pandangan baru dan ini sangat terkenal pula.Dia mengatakan demikian, “Ukuran kecerdasan manusia adalah pada kemampuannya untuk berubah.”

Page 5: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 5 dari 16      

RP 101

Selain Albert Einstein kita juga mengenal tokoh fenomenal lain yaitu Robert Malthus. Malthus terkenal dengan kajiannya yang kemudian ditulis dalam sebuah esai yang berjudul ‘An Essay on the Principle of Population as It Affects the Future Improvement of Society’. Apa yang dilakukan oleh Malthus saat itu adalah ia melakukan kajian dan berhitung secara statistik dan akhirnya menemukan bahwa ‘the power of earth’, yaitu kemampuan bumi untuk menghasilkan bahan pangan bagi umat manusia akan kalah menghadapi the power of population, yaitu kecepatan tumbuhnya populasi manusia. Ini dikenal kemudian dengan sangat sederhana yang satu disebut akan tumbuh mengikuti deret ukur yaitu manusia dan kemudian pangannya semata-mata tumbuh mengikuti deret hitung. Artinya kalah cepat. Tetapi ramalan Malthus rupanya ini disikapi dengan begitu bijak oleh masyarakat Inggris. Yang kemudian berakibat meraka melakukan temuan-temuan berbagai teknologi mereka kembangkan. Pertama adalah revolusi hijau. Mereka ingin agar umat manusia tidak lagi kelaparan seperti yang terjadi di masa-masa lalu. Oleh karena itu maka diperlukan revolusi hijau untuk menghasilkan pangan dengan kecepatan yang lebih cepat daripada pertumbuhan manusia. Sejak itulah dunia mengenal pestisida, benih unggul, dan lain sebagainya. Tapi kemudian juga dilakukan pengembangan-pengembangan teknologi pada alat-alat transportasi. Sehingga kemudian penduduk Inggris berhasil menemukan tempat-tempat baru untuk kehidupan. Di situlah muncul teknologi transportasi. Sehingga dengan demikian barangkali pada masa itu orang dengan mudah mencibir dan mengatakan, “Tuh kan, nggak terbukti.” Ramalan Malthus tidak terbukti. Padahal tidak terbuktinya itu adalah karena adanya warning dari Robert Malthus. Malthus memberikan warning kemudian manusia berikhtiar. Manusia berusaha. Dan akhirnya tidak terjadilah yang namanya petumbuhan penduduk yang begitu cepat di masa itu. Video 2: Perubahan, Gelombang Kebangkitan Malthus memberikan warning kemudian manusia berikhtiar. Manusia berusaha. Dan akhirnya tidak terjadilah yang namanya petumbuhan penduduk yang begitu cepat pada masa itu. Saudara, jika ditahun 2005 saya menulis buku ini yang berjudul ‘Change!’ yang kemudian berdampak pada munculnya kegiatan-kegiatan transformasi di Indonesia. Maka sebetulnya di tahun 2015 ini juga ada sebuah buku bagus yang berjudul ‘No Ordinary Disruption” yang ditulis oleh tiga orang ahli, yang menggambarkan empat perubahan besar dunia yang pernah terjadi. Dan salah satu perubahannya itu adalah demografi. Lagi-lagi demografi atau penduduk, the power of population, yang dulu pernah dibahas oleh Malthus kembali dibahas kembali di tahun 2015.

Page 6: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 6 dari 16      

RP 101

Padahal menjelang akhir abad 20 dulu, seorang penulis lainnya juga telah meramalkan bahwa demografi akan menimbulkan dampak yang luar biasa. Kita di Indonesia mengalami hal yang sebaliknya.Di dunia populasi itu sedang mengalami perlambatan. Thailand misalnya, tingkat percepatan penduduknya mengalami penurunan dari beberapa tahun yang lalu, 1 pasangan melahirkan 5 keturunan maka sekarang hanya melahirkan 1 setengah atau mendekati 2. Maka pendekatan populasinya sudah 2 dengan 2. Artinya akan mengalami stagnasi. Tetapi di Indonesia kita mengalami apa yang disebut dengan bonus demografi. Urbanisasi itu juga termasuk proses yang pernah terjadi. Maka empat hal yang dibahas dalam buku ini selain penduduk dan urbanisasi adalah terjadinya perubahan lokus ekonomi yang tadinya terjadi di negara-negara yang kita kira luar biasa begitu besar, termasuk di Barat, sekarang lokus ekonominya bergeser ke China termasuk di negara-negara berkembang lainnya. Dimana tidak hanya terjadi pada negaranya tetapi juga terjadi pada pusat-pusat kotanya. Tadinya kita mengenal negara-negara dengan penduduk banyak itu adalah negara-negara yang padat, dengan kota-kota yang luar biasa seperti Meksiko City, Tokyo, dan sebagainya. Tetapi sekarang kita mengenal misalnya disebutkan juga kota-kota seperti yang namanya adalah Mumbai, Dubai, kemudian juga Shanghai. Tetapi juga belakangan disebutkan ada negara lain yang barangkali ini luput dari pemahaman kita. Jarang kita dengar. Tetapi ini muncul dan ketiga penulis ini menyebutkan dua buah kota lain yang jarang kita dengar. Yang pertama itu adalah Hsinchu. Hsinchu adalah sebuah kota yang mengalami petumbuhan yang luar biasa. Dan ini adalah sebuah kota di Taiwan Utara yang menjadi kota ke empat dengan poulasi yang kuat tetapi juga karena produksi elektronik yang begitu menonjol. Di samping Hsinchu di Taiwan, juga ada kota lain di China, 120 kilometer dari Beijing ke arah Selatan. Yang dikenal dengan nama Tianjin. Ini juga sebuah kota yang mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Dan kemudian diikuti oleh kota lain lagi di Brazil. Dan kota ini adalah disebut sebagai Santa Catarina yang letaknya di perbatasan dengan Uruguay. Nah, kota-kota sepeti ini mengalami perubahan yang luar biasa termasuk kalau Anda lihat, keliling Indonesia. Maka Anda akan menyaksikan Manado yang dulu tenang tiba-tiba menjadi sangat padat dan bahkan mengalami banjir bandang karena tiba-tiba kedatangan penduduk dari darerah-daerah konflik. Dan kemudian orang itu datang ke sana dengan membawa serta aset mereka, dan kemudan membeli properti dan tanah–tanah yang tadinya adalah daerah daerah yang dilindungi tiba-tiba menjadi pemukiman yang padat. Manado pun berubah. Tetapi itu tidak hanya terjadi di Sulawesi. Kalau dulu Anda mengatakan Malang sebagai kota yang sejuk dan dingin, maka sekarang kita saksikan Malang telah berubah menjadi kota yang crowded. Bahkan Ambon yang dulu sempat ditinggalkan di era krisis waktu terjadi konflik, kini pun telah berubah menjadi sebuah pulau yang amat padat dan kalau Anda pergi kesana Anda sudah mulai merasakan ada juga kemacetan di Ambon.

Page 7: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 7 dari 16      

RP 101

Dan ini bukan hanya terjadi pada kota-kota yang saya sebutkan tadi. Di berbagai penjuru dunia kita saksikan terjadi urbanisai dan juga terjadi migrasi penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain. Tetapi semua itu pasti ada pemicunya. Ada sebuah gerakan yang memulai yang mengakibatkan orang kemudian berdatangan ke sana. Dan ini juga pernah terjadi misalnya kalau anda lihat di daerah-daerah wisata. Dulu Bali hanya memiliki dua atau tiga tempat wisata yang kita kenal, yaitu sebut saja misalnya Kuta dan Sanur. Atau kalau mau ditambah, ditambah lagi dengan Nusa Dua barangkali dan kotanya Denpasar. Waktu berjalan tanpa kita sadari terjadilah perubahan di sebuah desa yang belakangan dikenal pula sebagai sebuah kota wisata, sebuah dewa pedesaan yang bernama Ubud. Ubud tidak menjadi tempat wisata begitu saja. Ubud menjadi pusat wisata yang berbeda dengan daerah lainnya. Ketika Bali menjual wisata pantai, tetapi Ubud adalah daerah pegunungan dengan kota seninya yang begitu indah. Di Ubud ini tentu saja karena ada orang yang melakukan perubahan. Orang ini dikenal dengan nama Tjok Raka Gde Agung Sukawati atau yang pada saat itu menjabat sebagai Raja Ubud. Tetapi kemudian dia juga melihat masyarakatnya mencintai lukisan. Tetapi lukisan-lukisannya hanyalah lukisan-lukisan terbatas pada hal-hal yang mereka ketahui dari kitab suci. Lukisan-lukisannya hanya terbatas pada kisah-kisah yang biasa kita temui dalam kitab Mahabharata dan Ramayana. Tetapi kemudian Raja Ubud, Tjok Raka Gde Agung Sukawati, kemudian berpikir untuk mendatangkan pelukis. Ketika ia menyaksikan ada seseorang membawa pikulan lukisan dan orang itu kemudian berkeliling Ubud mencari pembeli, maka kemudain orang itu ia tawarkan untuk tinggal di sana. Kelak orang ini dikenal sebagai pelukis yang sangat terkenal yaitu Affandi. Tetapi ia tidak berhenti pada Affandi. Ia juga mendatangkan pelukis-pelukis internasional yang belakangan kita kenal sebagai tokoh-tokoh besar, apakah itu Walter Spies, Blanco, Hans Snel, Arie Smit, Rudolf Bonnet, bahkan juga tokoh-tokoh lainnya yang barangkali menghiasi sejarah lukisan Bali dewasa ini. Nah, orang-orang itu seringkali dijemput oleh Raja Ubud di pelabuhan ketika ia mendengar ada pelukis besar mendarat di pelabuhan, maka ia tawarkan untuk tinggal di Ubud. Ia sediakan tempat dan mereka boleh melukis disana karena mereka merasakan sebuah ketenangan yang luar biasa. Tetapi ia memiki satu permintaan kepada pelukis-pelukis besar itu. “Tolong ajarkan anak-anak di Ubud melukis.” Sejak itulah teknik melukis di Bali berubah. Akhirnya sekarang kita lihat di Ubud dikenal sebagai sebuah desa yang kaya dengan karya lukisnya. Saya termasuk orang yang mengoleksi lukisan-lukisan mereka. Saudara-saudara sekalian, apa yang dilakukan Raja Ubud ini terus membekas. Dan kalau kita saksikan, kalau kita bersepeda keliling Ubud maka kita akan menyaksikan di sepanjang Desa Ubud terdapat karya-karya seni yang tidak habis-habisnya. Misalnya saja di Desa Penestanan, Pengosekan, dan Sukowati, maka di situ Anda akan menemukan kampung atau desa pelukis. Kalau Anda bergeser lagi pergi ke daerah sekitarnya, Anda akan sampai di desa yang disebut Celuk, di situlah terdapat seni kerajinan perak. Dan kalau Anda bergeser lagi ke Desa Batubulan, maka di situ Anda akan menyaksikan sebuah kesenian, sebuah desa dengan teknik stone carving.

Page 8: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 8 dari 16      

RP 101

Kemampuan untuk memahat yang luar biasa. Dan patung-patung karya seni yang luar biasa besar. Jadi sekali lagi, semua ini ada karena faktor pemicunya. Dan faktor pemicunya itu adalah adanya 1 orang yang terbebani. Orang yang terbebani inilah yang kemudian akan melakukan sesuatu gerakan yang tidak pernah dilakukan oleh orang-orang lain. Video 3: Tantangan Perubahan Jadi sekali lagi semua itu ada faktor pemicunya. Dan faktor pemicunya itu adalah ada satu orang yang terbebani. Orang yang terbebani inilah yang kemudian akan melakukan sesuatu gerakan yang tidak pernah dilakukan oleh orang-orang lain. Saya ambil contoh saja misalnya begini. Kalau Anda pergi ke daerah di Timur Tengah, maka Anda masih menyaksikan kebiasaan untuk melakukan perbudakan. Ini tentu mengkhawatirkan apalagi Indonesia banyak mengirim tenaga kerja perempuan ke sana untuk bekerja di rumah-rumah tangga di Timur Tengah. Dan karena mereka masih terbiasa dengan budaya perbudakan maka pembantu rumah tangga kalau tidak beruntung maka mereka akan bekerja di tangan sebuah keluarga yang akan memperlakukan mereka sebagai budak. Dan ini sudah sering kita bicarakan. Tetapi di Amerika ada seseorang yang terpanggil. Orang ini bernama Abraham Lincoln. Dia menyaksikan perbudakan ini luar bisa dan tidak pantas dilakukakan oleh umat manusia. Pada masa itu perbudakan dilakukan oleh orang kulit putih terhadap orang-orang kulit hitam. Maka kemudian Abraham Lincoln berjanji pada dirinya, “Untuk melakukan perubahan saya harus terbebani dan untuk itu saya harus menjadikan diri saya sebagai seorang presiden.” Ia pun kemudian terpilih menjadi presiden. Agak mirip dengan keinginan yang begitu kuat yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat, yaitu Obama. Dan saudara sekalian, ketika kemudian Lincoln terpilih sebagai presiden, salah satu program yang dilakukan adalah menghapuskan perbudakan. Lantas apakah yang dilakukan oleh Lincoln ini dapat diterima oleh masyarakatnya? Tentu saja tidak. Yang namanya perubahan selalu akan menghadapi kelompok yang menentang. Kelompok yang tidak senang terhadap adanya pembaharuan. Kelompok yang merasa terganggu karena ada kepentingan-kepentingan. Atau kelompok lain yang dibayar oleh orang-orang yang punya kepentingan. Atau barangkali orang-orang yang belum bisa membaca bahwa inilah saatnya untuk melakukan perubahan. Dan mereka kemudian bergerak melawan Abraham Lincoln. Dan kita tahu Lincoln kemudian tewas dibunuh, tertembak. Apa yang dilakukan oleh Lincoln ternyata masih membekas. Betul. perbudakan sudah dihapuskan.Tetapi yang kita saksikan ternyata masyarakat Amerika Serikat masih terbiasa saaat itu, terbiasa mempraktikkan apa yang disebut dengan segregasi. Pada tahun 60-an muncullah seorang anak muda yang masa kecilnya juga terbebani. Ia terbebani karena sejak kecil ia pernah bermain dengan rekannya. Sama-sama seorang anak kecil, yang adalah anak orang kulit putih. Ia adalah kulit hitam. Teman mainnya adalah anak kulit putih. Tetapi ketika asyik bermain, kemudian orangtua si kulit putih itu merampas dan mengambil anaknya sambil berucap, “Anak saya tidak pantas bermain dengan anak seorang budak.”

Page 9: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 9 dari 16      

RP 101

Kata-kata itu rupanya membekas pada anak muda ini yang kelak dikenal dengan nama Martin Luther King. Luther King kemudian bertanya kepada ibunya. Dan ibunya memberikan kata-kata yang cukup membekas bagi dirinya. Ketika ia bertanya, “Apa itu budak?” Ibunya begitu tersengat dengan kata itu dan kemudian menjelaskan budak itu adalah orang seperti yang kita kenal. Orang yang diperah tenaganya yang menjadi tawanan atau milik dari tuannya. Tetapi ibunya memberikan nasihat pada Martin Luther King. “Martin, kita tidak akan pernah diperlakukan sebagai budak kecuali kita sendiri menghendaki perbudakan ini terjadi. Seseorang tidak akan pernah tertindas kecuali orang itu memberikan kepalanya sendiri untuk ditindas.” Kata-kata itu begitu kuat rupanya dan akhirnya kemudian terjadilah sesuatu yang terus-menerus sepanjang hidupnya dialami oleh King. Ketika ia menjelang dewasa, ia ternyata menjadi juara pidato di sebuah gereja, dengan bangga ia membewa pulang pialanya. Tetapi ketika naik bis, bisnya kemudian perlahan-lahan penuh, kursi tempat duduknya diminta oleh pengemudi agar diberikan kepada orang kulit putih yang belakangan masuk. Martin Luther King tentu tidak bisa menerima keadaan ini. Karena ini adalah bagian dari apa yang disebut sebagai kelanjutan dari perbudakan yang harus sudah dihapuskan. Ia berontak sampai kemudiaan ia diturunkan. Dan kejadian itu sangat membekas bagi Martin Luther King. Diturunkan dari bis, diberhentikan di tengah jalan, dan kemudian ia harus berjalan kaki. Kejadian itu kemudian semakin mempertajam niatnya untuk melakukan gerakan ketika ada seorang perempuan yang juga diperlakukan sama ketika ia kemudian mencapai usia dewasa. Dan sejak itulah ia memimpin gerakan-gerakan untuk menghapuskan segregasi. Dan kita tahu pada saat itu ia mendapatkan dukungan dari Presiden Kennedy. Tetapi rupanya kelompok resisten begitu kuat melawannya. Selalu ada resistensi, selalu ada orang-orang yang menentang karena mereka sudah nyaman dengan segregasi. Masuk ke toilet mereka dapat prioritas, karena ini adalah toiletnya orang kulit putih, sedangkan orang kulit hitam toiletnya begitu kotor. Nelson Mandela berjuang cukup lama bahkan ia dipenjarakan sekitar 27 tahun karena memimpin sebuah gerakan untuk menghapuskan apartheid. Yaitu lagi-lagi adalah politik perbudakan, politik segregasi yang membedakan manusia berdasar warna kulit. Tetapi saya kira apa yang dilakukan oleh Nelson Mandela tidak lepas dari karya besar Martin Luther King. Ketika Martin Luther King mengalami masa kejayaannya. Apa yang terjadi? Martin Luther King pun mati ditembak. Dan pendukungnya pun, Kennedy, dengan kasus yang berbeda tentu juga mengalami hal yang tidak menguntungkan. Kennedy juga dikenal sebagai tokoh perubahan. Bukan karena aktivitasnya, tetapi karena visinya yang begitu berani untuk mengantarkan perubahan yang kita rasakan hari-hari ini. Kennedy adalah pendukung setia Martin Luther King. Sehingga kemudian mengkhawatirkan kalangan kulit putih konservatif saat itu. Tetapi Kennedy mempunyai visi yang luar biasa saat itu. Kennedy sangat dikenal dengan pidatonya yang merupakan isi visinya dia. Ketika ditanya oleh masyarakat apa visinya, di salah satu kampus Kennedy malah mengatakan, “Visi saya adalah mendaratkan manusia ke bulan dan membawa mereka kembali dengan selamat ke atas muka bumi ini.” Kapan? “Pada akhir dekade ini.”

Page 10: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 10 dari 16    

RP 101

Tahun 61 Kennedy berbicara seperti itu. Dan kemudian ia juga menghadapi serangan-serangan. Karena pada saat itu, banyak sekali orang yang belum bisa melihat. Apakah mungkin manusia bisa terbang ke bulan? Apa gunanya terbang ke bulan? Apakah sesederhana itu untuk terbang ke bulan? Apakah ada teknologinya? Apa kepentingan kita? Dan ketika itu terjadi, Kennedy kemudian menjelaskan visinya. Dia mengatakan begini, ada dua hal. Yang pertama, “Suatu bangsa tidak akan berubah menjadi bangsa yang besar kecuali bangsa itu mau melakukan hal–hal yang sulit.” Kalau kita hanya mau melakukan hal yang gampang saja, saya kira inilah yang terjadi di Indonesia belakangan ini karena kita dilimpahi oleh kelimpahan sumber daya alam dan kemudahan, maka kita tidak akan berubah menjadi bangsa yang besar. Kennedy menantang bangsa Amerika dan mengatakan, “Dulu kita sudah berhasil menyeberangi Atlantik. Dulu kita sudah berhasil pergi ke gunung yang tertinggi, Mount Everest. Maka umat manusia sekarang harus bisa menerbangkan anggota masyarakatnya ke bulan.” Kennedy mengalami tantangan yang luar biasa. Dan yang kedua Kennedy kemudian mengatakan, dan ini saya kira masuk akal pada saat itu dan menggelorakan masyarakat Amerika karena Amerika tengah dilanda kegelisahan menghadapi Uni Soviet yang saat itu sudah berhasil mengembangkan juga teknologi ruang angkasa. Dia mengatakan begini, “Kita harus menerbangkan manusia ke bulan karena kita tidak ingin negeri kita dilihat oleh Rusia, oleh Uni Soviet, dari bokong mereka. Nah, apa yang disampaikan oleh Kennedy ini tentu kita ketahui, belum menjadi kenyataan ketika kemudian tahun 1963 ia pun juga mati tertembak. Tetapi visi Kennedy terus berkembang, terus hidup, secara konsisten terus didalami. Menginspirasi banyak ilmuwan di NASA dan juga di berbagai space center di Amerika. Dan kemudian akhirnya pada tahun 1969 mendaratlah manusia pertama ke bulan yang tokohnya belum lama ini meninggal dunia, Neil Amstrong. Dan kita ketahui sejak saat itu Amerika Serikat kemudian menjadi pelopor, menjadi perintis, menjadi penguasa dalam teknologi kedirgantaraan. Sehingga kita saksikan Amerika begitu mudah berperang saat ini. Kemanapun mereka perang, mereka menggunakan teknologi ruang angkasa. Mereka menggunakan teknologi dari atas untuk menghancurkan lawan-lawannya. Ini adalah kemajuan yang begitu pesat karena mereka mau dan berani melakukan hal-hal yang sulit. Sementara kaum resisten tetap saja menjalankan perannya. Dulu, sekarang, maupun di masa depan, setiap tokoh perubahan akan menghadapi gerakan-gerakan resistensi. Mereka ini biasanya adalah terdiri dari orang-orang yang merasakan kenikmatan di masa lalu. Cara-cara lama. Atau mereka memang dibayar untuk melakukan itu, utnuk menghambat terjadinya perubahan karena adanya kelompok yang memiliki interest. Kelompok yang merasa terganggu dengan adanya perubahan. Di Rumah Perubahan saya mempunyai sebuah kata mutiara, bunyinya begini, “Perubahan belum tentu menjadikan segala sesuatu lebih baik. Tetapi tanpa perubahan sudah pasti tidak ada pembaharuan.”

Page 11: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 11 dari 16    

RP 101

Video 4: Kemampuan Beradaptasi Berbagai perubahan juga dilakukan oleh para artis kita. Kita ketahui belakangan para artis banyak mengeluh karena karya cipta mereka sekarang dibajak dimana-mana. Ini adalah fenomena yang sangat umum terjadi. Karena masyarakat begitu mudah melakukan copy paste. Copy satu video, copy satu lagu kemudian sebarkan kepada teman-temannya melalui pendekatan ponsel atau melalui internet. Dan semua itu tersedia begitu mudah di dunia maya. Kita bisa lakukan itu secara gratis. Ketika sebagaian artis-artis lama komplain dan protes kemudian mereka mendekati penegak hukum, mereka membentuk kolaborasi bersama-sama, dan kemudian mereka menyewa ahli hukum untuk menuntut dan menangkap pembajak. Perlahan-lahan sekelompok anak muda justru mengambil langkah yang sebaliknya. Mereka justru membuat CD dan membagikan CD itu hasil rekamannya kepada masyarakat. Terjadi perubahan, tadinya adalah orang mencari penghasilan dengan membuat rekaman, dan membagi-bagikan atau menjual rekaman itu. Tetapi generasi yang datang belakangan justru melihat kesempatan. CD menjadi murah. Rekaman menjadi murah dan mereka membagikannya cuma-cuma kepada masyarakat. (Kalau suka lagu ini nggak papa bajak aja dan bantu gua sebarkan ke seluruh negri!) Bajak lagu ini. Anda protes katanya rakyat memerlukan hiburan. Tetapi Anda kok protes ketika kemudian mereka membajak lagu-lagu Anda. Kurang lebih seperti itulah liriknya. Panji kemudian memilih untuk membagikan saja CD-nya. Dan ini pun sudah dilakukan atau terjadi secara sengaja atau tidak sengaja pada para penyanyi kita yang kemudian meledak menjadi terkenal. Salah satunya adalah fenomena yang terjadi sepuluh tahun yang lalu pada Inul Darasista yang terkenal dengan goyang ngebornya. Inul menjadi sangat terkenal. Kenapa? Karena di kaki lima ada banyak sekali orang yang menjajakan CD tentang gerakan Inul dan bagaimana dia menyanyikannya. Anda lihat Inul dalam persepsi saya, tidak memilki banyak lagu-lagu yang dinyanyikan sendiri khusus untuk dia, dan kemudian meledak. Tetapi ketika dia manggung off air, maka ribuan orang ingin menyaksikan Inul. Dan ternyata kita saksikan sekarang. Ternyata menjadi terkenal itu adalah sebuah berkah. Orang menggunakan fenomena itu untuk menjadi terkenal dan setelah terkenal kemudian mereka tampil diundang karena bisa mendatangkan massa. Dan kemudian mereka dibayar mahal di sana. Terjadi perubahan cara mencari income, yang tadinya adalah dari dapur rekaman yang kemudian menjual CD dan kemudian sekarang masuk kedalam dunia off air, dunia panggung, dengan bayaran yang luar biasa. Ini tengah terjadi di seluruh dunia. Di dunia Barat mereka memang dilindungi oleh Undang-undang Hak Cipta dan masyarakatnya sudah terbiasa melindungi hal seperti itu.

Page 12: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 12 dari 16    

RP 101

Video 5: Berubah atau Resisten? Kita saksikan juga perubahan yang terjadi di dalam dunia korporasi. Di dunia korporasi kita saksikan perubahan perlahan-lahan terjadi di banyak sekali badan usaha di Indonesia, termasuk di Badan Usaha Milik Negara. Ini menjadi sangat penting. Karena Badan Usaha Milik Negara pada dasarnya memiliki culture atau budaya pemerintah. Dan kita ketahui bisnis itu bisa maju jika ada rasa memilki. Tetapi karena usaha milik pemerintah atau milik negara biasanya tidak ada rasa memiliki, maka umumnya perusahaan milik negara tidak berkembang begitu baik. Di Barat, makanya pemimpin cenderung untuk tidak menghidupkan perusahaan milik negara. Karena tidak ada rasa memiliki. Belakangan di abad 21 kita bicara tentang entrepreneurship. Setiap pemimpin harus memiliki rasa memiliki. Entrepreneurship. Karena rasa memiliki mendorong orang untuk mampu melihat. Saya mempunyai sebuah contoh ini adalah benda yang saya dapatkan di Dubai yang semula dipajang seperti ini. Ditaruhnya seperti ini. Saya melihat biasa saja dan saya kemudian bertanya kepada orangnya, “Apa itu?” Kemudian salah satu anggota keluarga saya mengatakan, “Oh itu lumpang. Hanya untuk numbuk, numbuk obat.” Dan alat ini seringkali saya kemudian tunjukkan kepada mahasiswa saya, “Berapa kamu bersedia membeli benda ini?” Dan mereka mengatakan Rp 200.000, yang lain mengatakan Rp 225.000, Rp 300.000. Tapi tahukah Anda, penjual barang ini berhasil membujuk saya untuk membeli dengan harga Rp 3 juta. Dan ini saya beli di Dubai. Caranya adalah dia kemudian menurunkan benda ini dan mengajak saya melihat dari perspektif yang berbeda. Seorang yang melakukan perubahan mengajak kita melihat dari perpektif yang berbeda. Dan kemudian dia lakukan seperti ini. Dia menunjukkan seperti ini dan membuat bunyian kurang lebih seperti ini. Perhatikan. Saya teringat ini biasa terjadi di kuil-kuil, di vihara dimana para mong kemudian menggunakan ini sebagai alat untuk berdoa.Tetapi saya pikir ini masih hal yang biasa. Dan ketika saya anggap biasa dan saya akan meninggalkan. Dia panggil saya lagi, “Berapa kau bersedia beli?” Saya tidak tertarik. Tapi dia panggil saya lagi kemudian dia letakkan benda ini di tangan saya. “Coba taruh di tanganmu,” katanya seperti ini. Dia memberikan saya perspektif yang lain. Ini ditaruh di tangan saya seperti ini dan saya tidak boleh memegang begini tetapi saya harus begini. Harus lepas dan kemudian dia memutar ini seperti ini. Perhatikan. Dan ini rasanya sampai di sini sakitnya. Getarannya sampai ke sini. Coba kita saksikan bersama. Dia melakukan hal ini. Terjadi getaran di seluruh ruangan. Dan getaran itu terasa sampai di sini. Terasa sampai di sini. Dan saya pun merasakannya. Benda ini kemudian saya beli. Harganya Rp 3 juta tanpa rasa menyesal karena begitu pulang biasanya saya membawa oleh-oleh untuk anak-anak saya. Tapi kali ini perspektifnya adalah perspektif story telling. Perspektifnya saya ingin bercerita kepada mereka. Anak anak saya pada saat itu masih kecil dan bertanya, “Ayah bawa apa? “Ini oleh-oleh buat kamu, ini mainan untuk kamu. Sedangkan ini mainan kita bersama.” Dan sejak itulah saya memainkan ini dan bercerita apa ini.

Page 13: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 13 dari 16    

RP 101

Saya menggunakan ini untuk menjelaskan kepada mereka sebagai alat pendidikan supaya mereka memiliki perspektif yang lain. Dan ternyata, belakangan saya lihat, anak-anak saya juga senang menggunakan ini untuk menghadapi tamu-tamunya, teman–temannya yang datang ke rumah dan dia menggunakan ini untuk menjelaskannya. Mengubah cara berpikir adalah peranan penting dari para pemimpin. Sama seperti tadi artis-artis yang tadi berubah pikiran yang tadinya mengejar pembajak kemudian kemudian mereka menyadari, “Eh, teknologi ini enggak bisa dilawan. Teknologi ini sudah terjadi. Sudah merajalela dimana-mana. Dan teknologi inilah yang membuat kami terkenal.” Bukankah cara mencari income sudah berubah? Dari tadi lewat dapur rekaman, sekarang sudah berubah jadi dapur panggung. Berhadapan langsung dengan audience. Dan mereka membayar mahal. Para artis harusnya mensyukuri itu. Dan perspektif ini juga dilakukan oleh tokoh lain dari buku yang saya tulis tahun 2015 berjudul ‘Agility’. Di sini saya memberikan perspektif, Agility, dengan judul dibawahnya adalah bukan singa yang mengembik. Bukan singa yang mengembik. Anda lihat di sini ada gambar singa. Tetapi kenapa saya katakan bukan singa yang mengembik? Ini tidak lain adalah karena saya mengutip pendapat dari seorang diplomat Prancis yang bernama Charles Maurice de Talleyrand. Charles Maurice de Talleyrand mengatakan bahwa 100 kambing dipimpin oleh seekor singa akan jauh lebih berbahaya ketimbang 100 ekor singa yang dipimpin seekor kambing. Bahkan Napoleon dulu pernah mengatakan, “Aku tidak takut, pasukanku tidak takut berhadapan dengan 1.000 ekor singa sepanjang mereka dipimpin oleh seekor kambing.” Itu adalah singa yang mengembik. Maka buku ini kami beri judul bukan singa yang mengembik. Kita wajib takut terhadap pasukan-pasukan kambing yang dipimpin oleh seekor singa. Kalo kewirausahaan atau ownership menjadi hal yang sangat mendasar untuk melakukan perubahan di badan–badan usaha milik negara, di sini maupun di luar negeri, maka yang jadi pertanyaan adalah seperti apa karyawan yang kita miliki kalau tidak ada rasa memiliki di perusahaan itu? Perusahan-perusahaan milik negara kalau dulu dibayarnya dengan upah yang rendah, terima pegawainya tanpa selektif, tidak dilakukan seleksti dengan begitu kuat. Kemudian tidak ada pikiran bahwa perusahaan akan rugi dan tidak ada sanksi apa-apa. Maka yang terjadi adalah dalam tanda kutip perumpamaan ini pun akan terbentuk. Terbentuklah orang-orang pandai yang direkrut dari berbagai kampus di seluruh Indonesia. Orang-orang terbaik, orang-orang pandai dengan indeks prestasi yang tinggi. Tetapi mereka kemudian menjadi singa yang mengembik. Menjadi seperti seakan-akan seekor kambing. Tetapi akan sangat berbahaya kalau mereka kemudian berhasil mendapatkan seorang pemimpin. Dan pemimpin itu adalah seorang yang dalam tanda kutip menjadi singa. Kambing-kambing itu pun akan mengaum.

Page 14: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 14 dari 16    

RP 101

Dan itulah yang terjadi di beberapa badan usaha milik negara kita yang berhasil mendapatkan pemimpin-pemimpin hebat. Salah satu cerita di dalam buku ini adalah kisah tentang perpindahan bandara. Kita ketahui seringkali bandara, jalan tol dan segala macam infrastruktur di Indonesia bergeraknya lambat sekali. Ada yang mengatakan karena rakyat telah dipengaruhi oleh para calo. Dan calo itu kemudian ingin menjual tanahnya dengan harga yang sesuka hati. Maka jalan itu tidak bisa ditembus. Karena mereka ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Belakangan kita ketahui ternyata mereka juga berlindung pada kekuatan-kekuatan lain yang lebih besar. Mulanya adalah kekuatan agama, kemudiaan politik kemudian kekuatan-kekuatan lain yang mereka bisa bayar. Tetapi kita juga menyaksikan ada mentalitas broker di kalangan para pengembang yang berakibat semua itu bergerak lambat sekali. Di samping tentu saja mentalitas para pengambil keputusan yang cenderung cari aman dan tidak menghendaki terjadinya perubahan. Infrastrukur seperti bandara kemudian menjadi lambat sekali dibangun. Bahkan jarak antara desain sampai peresmian ada yang sampai 20 tahun lebih. Dan akibatnya beberapa bandara di antaranya begitu diresmikan langsung crowded. Tiba-tiba pengunjungnya lebih banyak daripada yang seharusnya. Mengapa demikian? Karena ia tertahan cukup lama dari waktu yang direncakan sampai saat diresmikan. Dan ini juga terjadi di Bandara Polonia. Di Medan, dulu kalau kita pergi ke sana kita mendarat di Bandara Polonia. Semula bandara ini cukup besar dan juga terletak jauh dari hunian penduduk. Tapi lambat laun maka bandara ini pun terkepung seperti Bandara Kemayoran dulu. Pemukiman padat kemudian masuk ke daerah situ. Dan akibatnya menjadi tidak layak lagi bagi pesawat terbang untuk come and go melalui bandara tersebut. Landing or take off sudah tidak menarik lagi, bahkan berbahaya. Karena sudah banyak sekali pemukiman-pemukiman dan gedung-gedung tinggi di sekitar bandara itu. Sampai kemudian terjadilah suatu peristiwa yang menggetarkan kita. Yaitu jatuhnya sebuah pesawat yang kebetulan ditumpangi oleh gubernur. Dan ketika pesawat itu jatuh itu pun menggetarkan wakil presiden. Wakil presiden kemudian datang kesana, mengunjungi keluarga korban dan kemudian bertanya, “Ini bandara sudah tidak layak kenapa kalian tidak pindah saja?” Dan mereka mengatakan, “Oh sudah pak.” Seperti biasa kita selalu akan bertemu dengan orang-orang yang perspektifnya melihatnya merasa dirinya sudah tahu. Mereka merasa lebih pandai daripada yang seharusnya. Dan mereka mengatakan sudah tetapi tidak ada gerakan apa-apa. “Sudah ke mana?” “Sudah pak. Kami sudah rencanakan ke Kualanamu.” “Ayo kita pergi,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika itu. JK pun pergi ke sana dan JK melihat ternyata pembebasan tanah saja belum rampung. Dan kemudian JK bertanya, “Kenapa tidak dibebaskan tanahnya?” Dan mereka semua mengatakan, “Karena rakyatnya tidak mau dengan ganti rugi sebesar itu.“

Page 15: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 15 dari 16    

RP 101

Setelah dihitung, dicek, Jusuf Kalla mengatakan, “Oh terang saja. Ini ganti ruginya terlalu rendah. Ini harus dinaikkan. Kita tidak boleh ganti rugi, harus ganti untung.” Dan kemudian mereka melihat dengan perspektif yang berbeda. Dari ganti rugi menjadi ganti untung. Tetapi mereka perlu penjelasan. Dan kemudian JK memberikan penjelasan. “Kalau kalian bayar ganti rugi sebesar ini mereka akan menjadi semakin miskin. Bukankah pembangunan tujuannya adalah menghapuskan kemiskinan? Kalau mereka dapat ganti rugi dan tidak bisa membeli tanah lagi, maka kita yang semakin kaya. Kita bisa mendarat di sana, kita punya instrustructur. Tetapi masyarakat yang punya tanah justru tambah miskin. Maka kita berikan ganti untung supaya mereka bisa membeli tanah lagi di sekitar sini.“ Itu yang pertama. Yang kedua landas pacunya kurang panjang. Maka kemudian JK bertanya, “Siapa pemiliknya?” Kebetulan adalah itu tanah milik negara, dikuasai oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara. Sebuah perkebunan. Dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat itu kemudian bercerita kepada saya. Dia mengatakan, “Saya kemudian pergi ke rumah dirut dari perusahaan perkebunan itu. Mengajaknya makan, bicara, dan setelah itu saya bertanya, ‘Bagaimana Pak Dirut, apakah sudah mengerti?’ Dan dia mengatakan, ‘Baik, Pak. Sudah beres, Pak. Silakan.” Padahal hal ini menjadi beku bertahun-tahun tidak bisa dibebaskan tanah itu.Pendekatan pribadi di Indonesia menjadi sangat penting sekali. Tentu saja ada faktor lain misalnya saja pembentukan atau penentuan mengenai desain. Dan Anda mungin bertanya, di Bandara Kualanamu kenapa tidak ada desain, desainnya bukan desain Melayu atau desain Batak, atau barangkali desain Jawa barangkali karena 30% penduduk Medan adalah orang dari Jawa yang kita kenal dengan Jawa Deli? Tetapi hal itu terjadi semua karena untuk menghindari kepentingan atau menghindari keburuhan dari kelompok yang berbeda-beda. Dicari jalan tengah dan JK kemudian menyarankan, “Sudah, kita pakai desain internasional saja.” Green building. Bandara internasional yang minimalis yang kemudian kita bisa saksiakan di berbagai kota di Indonesia. Inilah yang kemudian saya sebut sebagai ‘agility’. Ketangkasan. Perubahan membutuhkan pemimpin yang tangkas. Pemimpin yang berani. Berani membukakan mata.Berani membukakan perpektif. Mengajak orang melihat dengan perspektif yang berbeda seperti pedagang yang mengajak saya untuk melihat dengan perpektif yang berbeda. Dari tadinya saya melihat ini adalah benda biasa sepeti lumpang, menjadi sebuah benda yang bisa mengikat kita dalam percakapan. Dan saya kira ini pulalah yang melandasi perubahan yang terjadi di dunia kepolisian. Anda tahu dulu polisi itu berada di bawah TNI. Ya, di bawah TNI. Pangkatnya pun pangkat militer. Pendidikannya pun di akademi yang sama dengan tentara angkatan darat, laut, dan udara. Tetapi waktu berjalan, reformasi 1998 ternyata menyisakan sebuah kejadian yang memilukan bagi kita. Karena ada sejumlah anak-anak muda mahasiswa yang menjadi korban. Dan masyarakat kemudian menuding, siapakah yang melakukan penembakan? Apakah polisi? Ataukah militer? Kalau polisi mengapa mereka menggunakan senjata tajam? Dan kemudian terjadilah dialog-dialog uuntuk melakukan perubahan di kepolisian.

Page 16: Transkrip_RP101_Minggu+1_Belajar+dari+Tokoh-tokoh+Perubahan+Dunia+

           

Halaman 16 dari 16    

RP 101

Kita saksikan nama pangkat pun berubah. Tadinya kita melihat ada pangkat kolonel. Sekarang pangkatnya namanya kombes, komisaris besar. Dan tadinya tidak ada kata inspektur. Sekarang ada kata inspektur. Polisi pun mengubah perspektifnya yang tadinya sebagai bagian dari militer dengan senjata untuk mematikan sekarang mereka menjadi bagian dari masyarakat. Dari military police, polisi dengan pendekatan militer, dengan atribut militer dengan senjata untuk membunuh. Sekarang menjadi atribut-atribut sipil. Dengan tangan kanan memegang kitab HAM dan kemudian mereka pun harus memberikan senyum, memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kita bisa saksikan sekarang di televisi ada polisi yang cantik-cantik. Polisi yang bisa menjelaskan informasi lalu lintas dengan baik. Namanya pun kita ingat. Dan nama-namanya cukup menggoda kita, karena mereka adalah orang-orang yang cantik yang sehari-hari yang kita lihat. Yang kurang lebihnya bisa kita anggap melayani berkomunikasi dengan baik dengan orang lain. Polisi pun berubah. Senjatanya saja mereka ubah. Dari senjata untuk mematikan, untuk membunuh menjadi senjata, untuk sekedar melumpuhkan dengan kitab HAM di tangan kanan mereka. Mengubah perspektif adalah salah satu hal yang harus dilakukan oleh para pemimpin dalam melakukan perubahan.