transisi elektronik
TRANSCRIPT
1.1 Mekanisme Reaksi Transisi Elektron di orbital d dan f.
Kebanyakan ion-ion logam transisi mengabsorbbsi radiasi di daerah spektrum
ultraviolet atau sinar tampak. Pada deret lantanida dan aktinida, proses pengabsorpsian
menyebabkan transisi elektron 4f dan 5f. Sedangkan untuk deret pertama dan kedua logam
transisi menyebabkan transisi elektron 3d dan 4d.
a. Absorpsi oleh deret pertama dan kedua logam transisi (orbital d)
Unsur-unsur yang tergolong pada orbital d dapat menyerap sinar ultraviolet dan sinar
tampak (UV-Vis). Unsur-unsur transisi ini mempunyai pita absorpsi yang melebar
(Gambar 1). Salah satu contoh unsur transisi blok 3d yang berwarna yaitu Mn7+ dalam
senyawa KmnO4.
Gambar 1. Pita absorpsi KMnO4 dalam air yang melebar
Puncak-puncak absorpsi yang terbentuk dipengaruhi oleh lingkungan yang mengelilinginya
yaitu ligan. Teori medan kristal dapat memberikan informasi bahwa dengan adanya ligan,
orbital t2g (dxy, dyz,dzx) dan orbital eg terpecah sebesar ∆o.
(a)
(b)
Gambar 2. Perubahan energi akibat pembentukan ikatan π M-L (Logam-Ligan)
Besarnya splitting pada ligan dapat dilihat dalam deret spektrokimia berikut ini:
I- < Br- < Cl- < F- < OH- < oksalat2- < H2O < SCN- < NH3 < NO2- < CN-
Besarnya Δo berhubungan erat dengan posisi spektrum elektromagnetik, dan merupakan
faktor kunci dalam menentukan posisi ligan dalam deret spektrokimia. Ligan donor π
(halogen, aqua, dsb.) membuat panjang gelombang absorpsi lebih besar, dan ligan akseptor
π (karbonil, olefin, dsb.) memperpendek panjang gelombang absorpsi dengan kontribusi
dari ikatan π.
b. Absorpsi oleh ion-ion lantanida dan aktinida (orbital f)
Elektron-elektron pada orbital f menyerap sinar ultraviolet mengkibatkan terjadinya
transisi logam golongan f. Proses penyerapan pada unsur-unsur transisi dalam seperti
lantanida dan aktinida menyebabkan terjadinya transisi elektron pada 4f dan 5f. Berbeda
dengan sifat kebanyakan pengabsorpsi anorganik dan pengabsorpsi organik, spektra ion-ion
lantanida dan aktinida meruncing, jelas dan khas, yang sedikit dipengaruhi oleh jenis ligan
yang bergabung dengan ion logam tersebut (Gambar 3). Hal ini disebabkan karena orbital-
orbital dalam dihalangi oleh pengaruh luar elektron-elektron yang menempati bilangan
kuantum utama yang lebih tinggi.
Gambar 3. Spektrum absorpsi UV-Vis unsur Ce, Pr, Nd dan Sm
1.2 Mekanisme Absorpsi Transfer Muatan (charge transfer electrons)
Zat-zat yang menunjukan absorpsi transfer muatan sangat penting, karena
absorbtivitas molarnya sangat besar (εmak > 10.000). Hal ini meningkatkan kesensitifan
pendekatan dan penentuan zat-zat pengabsorpsi. Beberapa kompleks
anorganik memperlihatkan absorpsi perpindahan muatan dan karenanya disebut komplek
perpindahan muatan. Salah satu contohnya yaitu reaksi antara ion besi (II) dengan senyawa
5-nitro-6-amino-1,10-phenanthroline membentuk senyawa kompleks Tris(5-nitro-6-amino-
1,10- phenanthroline)iron(II). Senyawa kompleks ini memiliki absorpsi maksimum pada 520
nm dengan absorptivitas molar (ε) sebesar 1,39 x 104.
Gambar 4. Reaksi pembentukan senyawa kompleks
Tris(5-nitro-6-amino-1,10- phenanthroline)iron(II)
Suatu kompleks memperlihatkan spektrum transfer muatan, jika salah satu komponennya
mempunyai sifat penyumbang elektron (electron donor), maka komponen lain yang bersifat
penerima elektron (electron acceptor). Sehingga transisi transfer muatan diklasifikasikan
atas MLCT (metal (M) to ligand (L) charge-transfers) dan LMCT (ligand (L) to metal (M)
charge-transfers). Transfer muatan elektron dari ligan ke logam (LMCT) biasanya terjadi
pada kompleks dengan logam yang memiliki oksidasi yang cukup tinggi. Hal ini adalah
penyebab dari warna intens kompleks di logam. Transfer dari logam ke ligan (MLCT)
biasanya terjadi di kompleks dengan ligan akseptor π. Dengan π* kosong orbital pada ligan
menerima elektron dari logam pada penyerapan cahaya. Umumnya, di dalam charge-
transfer kompleks yang melibatkan ion logam, logam bertindak sebagai akseptor elektron.
Kecuali di dalam kompleks besi (II) o-fenantrolin atau tembaga (I) o-fenantrolin, ligan
merupakan akseptor elektron dan ion logam sebagai donor elektron .
2. Macam-Macam Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis
menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda
(terdispersi). Ada 2 macam monokromator yaitu :
a. Prisma
Komponen ini dibuat dari bahan quartz untuk daerah ultraviolet
(UV), visible,dan infra red (IR) dekat. Prisma dapat mendispersikan atau menyebarkan
suatu berkas cahaya putih menjadi spektrum, yang di dalamnya bermacam-macam warna
yang menyusun cahaya putih itu dapat dikenal secara terpisah. Dengan monokromator
prisma, suatu lebar celah tertentu tidak menghasilkan derajat monokromatis yang sama
pada seluruh spektrum.
Gambar 5. Monokromator prisma
Prinsip kerja suatu prisma adalah apabila seberkas sinar melewati dua medium yang
berbeda, maka berkas sinar tersebut akan mengalami pembelokan (refraksi). Besarnya
refraksi tergantung pada index bias ini berubah-ubah dengan panjang gelombang yang
berbeda, cahaya biru akan lebih dibelokkan dari pada cahaya merah.
Keuntungan prisma menghasilkan satu spektrum cahaya yang jelas (terang), tapi
nilainya tidak linear. Dispersi akan berkurang secara signifikan di daerah panjang
gelombang merah, dan analisis spektral selanjutnya memerlukan tiga referensi (pengukuran
ulang) untuk kalibrasinya.
b. Grating (kisi difraksi)
Dispersi radiasi ultraviolet dapat diperoleh dengan menjatuhkan sinar polikromatis
pada grating transmisi atau pada permukaan grating refleksi yang lebih praktis dan sering
digunakan. Tahap pertama pada pembuatan grating refleksi yaitu penyediaan master
grating yang tersusun dari lekukan paralel dengan jarak rapat disusun pada permukaan
keras yang telah dilapisi dengan peralatan seperti intan.
Gambar 6. Monokromator grating (kisi difraksi)
Kisi difraksi bekerja berdasarkan prinsip pemantulan cahaya. Kisi difraksi
mengandung banyak galur pada permukaannya (seperti aluminium, jumlah galur perinci ini
sebanyak 15000-30000 untuk daerah ultra violet dan sinar tampak yang berfungsi sebagai
pusat pemencar dan menghasilkan dispersi yang sama untuk semua panjang gelombang.
Kisi difraksi sukar untuk disiapkan dan kisi yang asli harganya sangat mahal.
Keuntungan menggunakan grating (kisi difraksi) adalah:
- Dispersi sinar merata
- Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama
- Dapat digunaka dalam seluruh jangkauan spektrum
- resolusi yang sangat baik
Kekurangan menggunakan kisi difraksi adalah dapat mendispersikan spektrum
visibel pada gambar. Hal ini berarti tidak semua spektrum cocok di bidang kamera,
mungkin diperlukan beberapa eksposur untuk menangkap gambar .
Monokromator terdiri dari susunan :
celah masuk – filter – kisi (grating difraksi) atau prisma – celah keluar.
Susunan monokromator
1. Celah masuk (slit)
• Celah monokromator adalah bagian dari suatu sistem optik monokromator pada
spektrofotometer uv-vis.
Fungsi : mempersempit radiasi masuk dari sumber radiasi ke zat
• Pengaturan celah (slit) berpengaruh terhadap terbentuknya radiasi monokromatis dan
resolusi panjang gelombang
2. Filter : mengubah sinar menjadi sinar sejajar
3. Kisi difraksi atau prisma
Kisi difraksi : pemantulan sinar (menghasilkan dispersi yang sama untuk semua λ).
Prisma : pembiasan (terpecahnya radiasi menjadi beberapa radiasi dengan λ tertentu)
4. Celah keluar: mengisolasi sinar, menghalangi sinar lain dna membiarkan sinar yang
diinginkan melewati zat.